• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Perusahaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Perusahaan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Berdasarkan data internal perusahaan, PT. Pembina Hyose Industry berdiri sejak tahun 1989, didirikan berdasarkan akte nomer 3 pada tanggal 5 Oktober 1989. Sesuai dengan izin yang dimiliki perusahaan mulai beroperasi dan dapat memproduksi pada tahun 1990. Perusahaan ini bergerak dalam bidang usaha pembuatan dan penjualan berbagai jenis bola yaitu seperti: bola sepak, bola voli, bola basket, dan bola futsal, yang diberi nama PESPEX. Perusahaan juga memproduksi bola sesuai dengan pesanan buyer (customer). (Sumber: data internal PT.Pembina Hyose Industry)

Pertama kali perusahaan ini berdiri berlokasi di Jl. Wahab Affan, Pondok Ungu, Kota Bekasi. Awalnya perusahaan hanya memproduksi 2 jenis bola, yaitu bola sepak dan bola voli. Pada awal tahun 1990, PT. Pembina Hyose Industry mulai mengekspor barang ke berbagai negara seperti: Amerika Serikat dan Amerika Latin. Namun perusahaan hanya beroperasi selama 3 tahun, karena habisnya kontrak perusahaan pada lahan tersebut dan mengharuskan perusahaan pindah lokasi. (Sumber: data internal PT.Pembina Hyose Industry)

Pada tahun 1993, PT. Pembina Hyose Industry pindah lokasi yang bertempat di Jl. Narogong KM 22,5 Cileungsi, Bogor dengan status lahan milik sendiri dengan luas tanah 1500 . Seiring berkembangnya zaman, perusahaan memproduksi berbagai produk bola. Pada tahun 1996, PT. Pembina Hyose Industry memperlebar area ekspor ke negara di Timur Tengah seperti: Sudan, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi. Sesuai dengan perkembangan dan persaingan serta permintaan customer, dan pada tahun 2006 akhir, PT. Pembina Hyose Industry memproduksi bola jahit mesin, yang selama ini customer lokal membeli bola dari China. (Sumber: data internal PT.Pembina Hyose Industry)

(2)

Khusus pembuatan bola jahit tangan, selama ini PT. Pembina Hyose Industry bekerja sama dengan pengerajin secara keseluruhan, tetapi mulai tahun 2008, bola jahit tangan seluruhnya diambil alih sendiri dengan perakitan nya di out sourching dengan mengikuti spec sheet yang sudah kita tetapkan dan proses finishing di perusahaan supaya kualitasnya lebih terkontrol. Pada Tahun 2008, PT. Pembina Hyose Industry mengikuti perkembangan dan selera customer yaitu mengembangkan bola laminasi yang sentuhannya lembut, yaitu membuat bola laminasi pakai carcas kain (selama ini carcas karet). Pada tahun 2009 akhir, PT. Pembina Hyose Industry mengembangkan lagi bola laminasi yang super soft touch, yaitu (Carcas Kain dan Panel di Backing EVA sponge ) untuk dijual khusus ke PSSI. (Sumber: data internal PT.Pembina Hyose Industry)

Berdasarkan dari data internal perusahaan, berikut ini adalah profil singkat dari PT. Pembina Hyose Industry,

Nama Perusahaan : PT. Pembina Hyose Industry Managing Director : Amarta Imron

Bentuk Badan Hukum : Perseroan Terbatas Akte Pendirian : No. 3 tgl 5 Okt 1989

Bank : HSBC, OCBC NISP

Pemasaran : Luar Negeri ( Timur Tengah, Amerika Latin, Eropa, Asia , Australia )

Dalam Negeri ( Seluruh Indonesia.)

E-mail : www.pespex.com dan amarta@pespex.com Alamat Perusahaan : Jl.Raya Narogong Km22,5 Cileungsi –

Bogor, Jawa Barat (16820) Telepon : 021- 82493778 / 021-82497625

Fax : 021 - 8234701

Luas Tanah : ± 1500

(3)

Gambar 1.1 Logo PT. Pembina Hyose Industry dan Merek Produk (Sumber: Data Internal PT. Pembina Hyose Industry)

Bersumber dari data internal perusahaan, dalam menerapkan Sistem Manajemen Mutu sesuai dengan ISO 9001, perusahaan mempunyai moto “Bermain dengan Bola Pespex bukan dengan Kelapa“ untuk itu manajemen Perusahaan Bola PT. Pembina Hyose Industry bertekad untuk menerapkan Sistem Manajemen Mutu secara konsisten. PT. Pembina Hyose Industry mempunyai visi yaitu “Perusahan sport kelas dunia dan salah satu penggerak dunia olah raga Internasional“. Untuk mencapai visi tersebut, PT. Pembina Hyose Industry menetapkan misi :

1. Kami adalah team pembelajar, bersama para pemasok, meningkatkan dan mensejahterakan SDM untuk menghasilkan produk dan pelayanan yang baik, berharga, dan tepat waktu.

2. Kami adalah team yang inovatif, berorientasi pasar dan selalu memberikan solusi kepada customer.

3. Melayani pengguna produk yang berorientasi pada mutu dan mempunyai pandangan kedepan bahwa dunia adalah dinamis, selalu berubah.

4. Menjadi bagian penggerak kemajuan dunia olah raga, memperbaiki kualitas atlet-atlet nasional dan aktif dalam pembinaan olah raga masyarakat pada umumnya.

Perusahaan memiliki tujuan yang pasti, yaitu: Dapat membangun awareness merek PESPEX sebagai salah satu merek pilihan di Indonesia. Dan menyebarkan penggunaan produk PESPEX keseluruh Indonesia. (Sumber: data internal PT.Pembina Hyose Industry)

1.1.2 Struktur Organisasi

PT.Pembina Hyose Industry memiliki sebuah struktur organisasi, dimana bertujuan untuk menyampaikan informasi kepada seluruh anggotanya akan

(4)

kejelasan tanggung jawabnya, kedudukannya, tugasnya dan juga jalur hubungannya agar berjalan dengan baik. Berikut adalah struktur organisasi dari

PT.Pembina Hyose Industri:

Gambar 1.2 Struktur Organisasi PT.Pembina Hyose Industry (Sumber: Data Internal PT. Pembina Hyose Industry)

1.2 Latar Belakang Penelitian

Seperti yang kita ketahui dunia bisnis sangat mempengaruhi dalam pembangunan perekonomian dunia, perekonomian adalah bagian terpenting dari kemajuan suatu negara. Berdasarkan artikel yang dikeluarkan oleh website sindonews.com, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan, dari 17 sektor ekonomi, terdapat lima sektor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia kuartal I/2015, dimana sektor industri menyumbang pengaruh utama. Salah satu faktor dalam membangun perekonomian negara adalah pada sektor industri. Ini dapat dilihat dari Tabel 1.1 yang ada di bawah.

(5)

Tabel 1.1

Perkembangan Ekspor Kelompok Hasil Industri Karet (Dalam ribuan US$) Tahun 2012-2016

Tahun

Hasil Industri Karet (Dalam ribuan US$)

2012 11.820.210,7 2013 10.737.709,5 2014 8.474.758,9 2015 7.156.423,8 2016 6.855.377,2 Peran Tahun 2016 6,24%

(Sumber: Website Kemenperin.go.id, 2017)

Menurut Tabel 1.1, kelompok hasil industri karet yang ada di Indonesia menyumbangkan 6,24% peran ekspor pada tahun 2016. Industri karet masuk dalam peringkat ke 5, dalam kelompok hasil industri terhadap total ekspor hasil industri dengan nilai ekspor terbesar menurut Kementrian Perindustrian Republik Indonesia (Sumber: Website Kemenperin.go.id, 2017). Hal ini menandakan bahwa sebenarnya industri ekspor bidang karet di Indonesia memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia saat ini. Untuk menghasilkan kualitas dan kuantitas yang diinginkan, suatu organisasi industri pasti memerlukan pengolahan sumber daya yang baik. Hal ini dikarenakan agar industri dapat berjalan dengan baik.

Salah satu sumber daya yang terpenting adalah pengolahan sumber daya manusianya, demi tercapainya tujuan perusahaan. Hasibuan (2012:10) menyatakan bahwa, manajemen sumber daya manusia adalah ilmu seni yang mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.

Hal ini juga disampaikan oleh Mathis dan Jackson (2011), sumber daya manusia merupakan proses manajemen untuk memastikan potensi yang dimiliki

(6)

manusia dimanfaatkan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan.

Oswald (2012) mengemukakan bahwa karyawan adalah bagian terpenting di dalam suatu organisasi. Saat karyawan memiliki kinerja yang bagus, tentu membuat organisasi dapat melangsungkan hidupnya ke arah yang lebih baik. Hal ini juga terjadi pada PT. Pembina Hyose Industry, dimana perusahaan memerlukan kinerja karyawan yang bagus dan bermutu terutama kinerja karyawan bidang produksi untuk mencapai tujuan perusahaan.

Mathews dan Khann (2016) mengatakan bahwa karyawan merupakan aset berharga, di mana kinerjanya dapat memerankan peran penting untuk perusahaan sehingga perusahaan dapat berkompetisi dengan lawan bisnisnya. Adapun data penilaian kinerja karyawan bidang produksi PT. Pembina Hyose Industry dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 1.2

Penilaian Kinerja Karyawan Bidang Produksi pada PT. Pembina Hyose Industry

Periode Tahun 2014-2016

No Departemen

Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017

Jumlah Karyawan Rata-rata Nilai Jumlah Karyawan Rata-rata Nilai Jumlah Karyawan Rata-rata Nilai Jumlah Karyawan Rata-rata Nilai 1 Staff Roll 18 7.48 20 7.58 20 7.29 20 7.50 2 Staff Bladder 30 7.24 30 7.52 30 7.22 29 7.56 3 Staff Carcass 30 7.35 30 7.57 30 7.34 30 7.47 4 Staff Cutting 10 7.51 10 7.60 10 7.32 10 7.29 5 Staff Emboss 39 7.45 40 7.70 40 7.45 39 7.58

Rata-rata nilai per

tahun 7.41 7.69 7.39 7.48

Jumlah Total

Karyawan 127 130 130 128

(Sumber : Data Internal PT. Pembina Hyose Industri)

Berdasarkan Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa penilaian kinerja karyawan mengalami fluktuatif. Penilaian kinerja karyawan bidang produksi pada PT.

(7)

Pembina Hyose Industry dalam periode tahun 2014 dan 2016 mengalami hasil yang kurang optimal dibandingkan dengan tahun 2015 dan 2017. Terjadinya penurunan hasil kinerja, mengindikasikan bahwa kurang maksimal dan optimalnya kinerja karyawan bidang produksi pada PT. Pembina Hyose Industry dipengaruhi oleh faktor tertentu.

Setiap karyawan memiliki pemahaman, apabila lingkungan kerja yang ditempati nyaman, tentu akan membuat kinerja menjadi lebih baik dan optimal. Sunyoto (2012:215) mengatakan, stres yang dialami oleh karyawan akibat lingkungan yang dihadapinya akan mempengaruhi kinerja dan kepuasan kerjanya. Sehingga manajemen perlu meningkatkan mutu lingkungan organisasional bagi karyawan.

Ginanjar (2013) menyampaikan bahwa, lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada disekitar tempat kerja, yang dapat mempengaruhi kondisi fisik dan psikologi karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan kepadanya, baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga lingkungan kerja dapat dikatakan baik apabila karyawan dapat bekerja dengan optimal, tenang dan, memiliki produktifitas yang tinggi.

Hal ini juga disampaikan oleh Sarode dan Shirsath (2014) bahwa kinerja karyawan sangat dipengaruhi secara langsung oleh lingkungan kerja. Lingkungan kerja perlu diperhatikan sekali, terutama dari bangunan, penataan ruang kerja, pencahayaan, getaran, dan kualitas udara.

Ningrum et al. (2014) mengatakan bahwa, lingkungan kerja mempunyai kontrubusi yang cukup besar terhadap kinerja karyawan. Unsur lingkungan kerja yang perlu diperhatikan seperti, penerangan, udara, suara, dekorasi ruangan, struktur tugas dan hubungan komunikasi.

Hal ini juga dikatakan oleh Cintia dan Gilang (2016) bahwa kinerja karyawan dipengaruhi secara langsung oleh lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik, seperti, peralatan kerja, ventilasi, kebisingan, pencahayaan, tata letak, dan hubungan kerja atasan kepada bawahan, maupun antara sesama karyawan.

(8)

Peneliti melakukan wawancara pada tanggal 27 April 2017 dan 23 Oktober 2017, untuk mendapatkan sedikit informasi tentang fenomena yang terjadi pada perusahaan, hal ini dilakukan dengan berdasarkan pada teori Sedarmayanti (2011:27) mengenai lingkungan kerja fisik dan non fisik, dan mengacu pada beberapa pertanyaan penelitian terdahulu. Beberapa karyawan perusahaan mengemukakan pendapat mereka tentang lingkungan kerja fisik maupun non fisik yang ada di dalam perusahaan. Adapun pendapat karyawan tentang lingkungan kerja di PT. Pembina Hyose Industry dapat dilihat dibawah ini.

Tabel 1.3

Pendapat Karyawan tentang Lingkungan Kerja pada PT. Pembina Hyose Industry Tahun 2017

No Nama Posisi Keterangan

1 AM Manajer QMS

Lingkungan kerja yang ada di perusahaan memiliki efek yang sangat kuat kepada kinerja karyawan. Seperti yang kita dirasakan saat ini, suara-suara bising mesin, udara kotor dan bau disekitar perusahaan, membuat karyawan mengeluh ketika melakukan tugasnya, dan terkadang saya tidak terlalu menanggapi keluhan-keluhan bawahan saya.

2 JM Manajer Produksi

Saat ini, kerja dari karyawan produksi tidak maksimal, banyak karyawan yang tidak bisa memenuhi targetnya. Saya rasa hal ini disebabkan karena beberapa hal. Ada beberapa karyawan yang mengeluh karena ruang kerjanya kurang terang,

(9)

Tabel 1.3 (Sambungan)

No Nama Posisi Keterangan

adanya bau menyengat, karena lingkungan perusahaan dipenuhi bahan kimia seperti bau lem, cairan latex, karbon karet dll, dan karyawan disini juga ada yang memiliki masalah pribadi antara para karyawan dalam pekerjaannya.

3 S Karyawan Produksi

Selama saya bekerja disini, saya sering merasa tidak nyaman dengan sikap rekan kerja saya, karena disaat saya meminta bantuan ada saja rekan saya yang tidak menanggapi, dan hal ini sering terjadi dengan saya.

4 M Karyawan Produksi

Udara pada bagian ruang kerja saya memang dirasa kurang baik, saya sering merasa kekurangan oksigen, saya rasa selain udaranya agak kotor, disini juga ventilasinya tidak ada, penerangan juga sangat redup, mata menjadi agak buram ketika bekerja. Sebenarnya paling berisik itu suara mesin roll dan cutting. Sebaiknya perusahaan segera perbaiki suara-suara mesin tersebut.

5 SM Karyawan Produksi

Diruangan bagian saya bekerja ini suhunya panas, karena seperti yang kita lihat selain dari uap mesin-mesin produksi, disini banyak kipas angin yang tidak berfungsi, karena rusak.

(10)

Tabel 1.3 (Sambungan)

No Nama Posisi Keterangan

Tidak begitu bermasalah untuk kerja disini, tetapi terkadang atasan-atasan disini banyak yang membuat bawahannya tidak nyaman, karena pendapat kita sering tidak ditanggapi. (Sumber : Hasil Wawancara Penulis Dengan Karyawan PT.Pembina Hyose

Industry)

Berdasarkan informasi hasil wawancara seperti tabel di atas, maka dapat dikatakan bahwa lingkungan kerja yang ada di perusahaan memiliki masalah. Sehingga lingkungan kerja fisik maupun non fisik yang ada di perusahaan perlu ditingkatkan agar kinerja karyawan juga meningkat. Hal ini berdasarkan pada teori Sedarmayanti (2011:27) mengenai lingkungan kerja fisik dan non fisik.

Pada dasarnya karyawan sangat bergantung pada kondisi lingkungan disekitarnya, hal ini dapat mempengaruhi dalam menjalankan tugas yang diembankan kepadanya (Nitisemito dalam Nuraini, 2013:97). Hal ini juga dikatakan oleh Bennett et al. dalam (Oswald 2012) dimana lingkungan kerja dibagi menjadi 2 hal, yaitu lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik. Lingkungan fisik dianggap sebagai penentu utama dalam kinerja karyawan.

Penelitian sebelumnya banyak yang meneliti tentang pengaruh suhu, pencahayaan, kebisingan suara, dan sirkulasi udara terhadap kinerja karyawan, seperti dalam penelitian Mathews dan Khann (2013) menyatakan faktor-faktor lingkungan kerja fisik yang mempengaruhi kinerja karyawan diantaranya, pencahayaan, suara bising, udara, dan furniture terdapat pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan.

Ollukkaran dan Gunaseelan (2012) juga meneliti beberapa faktor lingkungan kerja fisik yaitu, pencahayaan, kebisingan, dekorasi, sirkulasi udara dan furniture memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

(11)

Lingkungan kerja non fisik juga memiliki pengaruh kuat yang berhubungan dengan psikologi pekerja dengan kinerja karyawan dimana sub variabel hubungan komunikasi antara atasan dengan bawahan memiliki pengaruh sebesar r=0,547 dengan kinerja karyawan (Samson et al. 2015).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kristanti (2017) lingkungan kerja non fisik terbagi menjadi 2 faktor yaitu hubungan kerja dengan atasan dan hubungan antar karyawan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan.

Rahmawati, et al. (2014) dalam penelitiannya mengemukakan faktor lingkungan kerja non fisik yaitu, hubungan kerja dengan atasan dan hubungan antar karyawan mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Seorang atasan harus melakukan pengontrolan kepada karyawannya agar karyawan dapat selalu memahami peran dan tanggung jawabnya untuk meningkatkan kinerja karyawan sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan.

Lingkungan kerja memainkan peran penting terhadap kinerja karyawan, dengan lingkungan kerja yang baik, maka karyawan akan nyaman sehingga kinerja mereka akan meningkat (Lankeshwara, 2016).

Para peneliti terdahulu yang membahas tentang adanya pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan telah menghasilkan kesimpulan, sebagai berikut: dalam penelitian Mathews dan Khann (2016) pada PT Karyawan di Sektor Manufaktur di India, dengan judul “The Impact of Work Environment on Performance of Employees in Manufacturing Sector in India” dalam jurnalnya tersebut mengatakan, Kualitas dan kuantitas pekerjaan yang dihasilkan oleh karyawan dipengaruhi oleh lingkungan kerja, sedangkan kondisi lingkungan yang buruk dapat menyebabkan produktivitas pekerja yang tidak efisien, sekaligus mengurangi kepuasan kerja mereka.

Ollukkaran dan Gunaseelan (2012) telah meniliti dengan judul “A Study On The Impact Of Work Environment On Employee Performance”, studi kasus di Organizational Climate Measure (OCM) India. Menyatakan bahwa adanya hubungan positif antara lingkungan kerja dengan kinerja karyawan yang ada.

(12)

Keseimbangan dalam bekerja perlu dicapai, agar keuntungan dapat dicapai oleh pihak organisasi maupun pihak karyawan.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Jayaweera (2015) dengan judul “Impact of Work Environmental Factors on Job Performance, Mediating Role of Work Motivation: A Study of Hotel Sector in England”, menghasilkan bahwa hubungan antara faktor-faktor lingkungan kerja dengan kinerja karyawan memiliki hubungan positif.

Berdasarkan semua penjelasan dan data-data serta hasil penelitian-penelitian yang sudah disampaikan di atas, menunjukan bahwa lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja nonfisik memiliki keterkaitan terhadap kinerja karyawan. Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“PENGARUH LINGKUNGAN KERJA FISIK DAN LINGKUNGAN KERJA NON FISIK TERHADAP KINERJA KARYAWAN BIDANG PRODUKSI PADA PT. PEMBINA HYOSE INDUSTRY ”.

1.3 Perumusan Masalah

Hasil industri karet yang ada di Indonesia menyumbangkan 6,24% peran ekspor pada tahun 2016. Industri karet masuk dalam peringkat ke 5, dalam Kelompok Hasil Industri dengan Nilai Ekspor Terbesar menurut Kementrian Perindustrian Republik Indonesia. Dimana PT.Pembina Hyose Industry adalah salah satu perusahaan penghasil industri hasil karet di Indonesia. Dalam mencapai tujuan suatu perusahaan, dibutuhkan pengelolaan sumber daya manusia yang baik. Namun PT.Pembina Hyose Industry saat ini mengalami permasalahan dalam mencapai tujuannya.

Masalah yang sedang terjadi pada PT.Pembina Hyose Industry adalah pada bagian produksi dimana kinerja karyawan produksi mengalami penurunan sebesar 0,30 point dari rata-rata penilaian kerja yang dilakukan perusahaan pada 3 tahun terakhir. Hal ini membuat perusahaan tidak dapat mencapai terget dalam produksi. Beberapa karyawan produksi telah menyampaikan pendapatnya dimana kondisi lingkungan kerja baik fisik mauapun non fisik pada PT.Pembina Hyose Industry yang kurang baik membuat kinerja karyawan menurun. Berdasarkan

(13)

data-data yang telah disampaikan, penelitian ini akan berfokus terhadap kinerja karyawan PT.Pembina Hyose Industry. Dan selanjutya adalah dengan meneliti pada lingkungan kerja sebagai faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan pada perusahaan.

1.4 Pertanyaan Penelitian

Dari uraian masalah pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana lingkungan kerja fisik karyawan bidang produksi pada PT. Pembina Hyose Industry?

2. Bagaimana lingkungan kerja non fisik bidang produksi pada PT. Pembina Hyose Industry?

3. Seberapa besar pengaruh lingkungan kerja fisik terhadap kinerja karyawan bidang produksi pada PT.Pembina Hyose Industry?

4. Seberapa besar pengaruh lingkungan kerja non fisik terhadap kinerja karyawan bidang produksi pada PT.Pembina Hyose Industry?

5. Seberapa besar pengaruh lingkungan kerja fisik dan non fisik secara simultan terhadap kinerja karyawan bidang produksi pada PT. Pembina Hyose Industry?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini memiliki beberapa tujuan, sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui lingkungan kerja fisik karyawan bidang produksi pada PT. Pembina Hyose Industry.

2. Untuk mengetahui lingkungan kerja non fisik karyawan bidang produksi pada PT. Pembina Hyose Industry.

3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh lingkungan kerja fisik terhadap kinerja karyawan bidang produksi pada PT. Pembina Hyose Industry.

4. Untuk mengetahui besarnya pengaruh lingkungan kerja non fisik terhadap kinerja karyawan bidang produksi pada PT. Pembina Hyose Industry.

(14)

5. Untuk mengetahui besarnya pengaruh lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan bidang produksi pada PT. Pembina Hyose Industry

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat pada pihak terkait, diantaranya :

1. Aspek Teoritis

Manfaat secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap ilmu pengetahuan mengenai manajemen sumber daya manusia, khususnya mengenai lingkungan kerja dan beberapa faktor yang mempengaruhinya guna meningkatkan efektivitas kinerja karyawan.

2. Aspek Praktis a. Bagi perusahaan

penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi untuk menigkatkan manajemen sumber daya manusia, dengan menjadikannya sebagai bahan referensi untuk perusahaan agar di masa yang akan datang perusahaan dapat lebih tepat dalam membuat suatu kebijakan yang berhubungan dengan pekerjaan, dan untuk lebih lanjut meningkatkan kinerja karyawan akan pekerjaan yang mereka lakukan dengan lebih memperhatikan lingkungan kerjanya.

b. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi guna menambah wawasan, khususnya pada bidang manajemen sumber daya manusia tentang lingkungan kerja dan pengaruhnya terhadap kinerja karyawan pada suatu perusahaan. Dan penelitian ini diharapkan dapat membantu untuk peneliti-peneliti sejenis di masa yang akan datang.

1.7 Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian dengan mengambil populasi dan sampel pada karyawan PT. Pembina Hyose Industry yang berlokasi

(15)

di Jl. Raya Narogong KM 22,5, Cileungsi-Bogor, Jawa Barat dan dari hasil penelitian ini, bertujuan agar dapat membantu PT. Pembina Hyose Industri dalam mengetahui bagai mana meningkatkan kinerja karyawan dengan lebih memperhatikan lingkungan kerja di perusahaan dan dapat mengimplementasikannya pada perusahaan untuk lebih lanjut kedepannya.

1.8 Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Sistematika penulisan ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dilakukan, sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini, dikemukakan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dari penelitian dan juga kegunaan penelitian. Data dan fakta disajikan pula dibab ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN

Bab ini berisi tentang tinjauan terhadap obyek studi, latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sitematika penulisan.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian, metode pengumpulan data serta teknik analisis data untuk mencapai tujuan penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang hasil penelitian secara sistematis kemudian dianalisis dengan teknik analisis yang ditetapkan dan selanjutnya dilakukan pembahasan tentang hasil analisis tersebut.

(16)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bagian Penutup mencakup dua subbab, di antaranya Kesimpulan dan Saran. Bab ini berisi penarikan kesimpulan atas hasil analisis dan pembahasan sebelumnya, disertai dengan saran yang bermanfaat untuk penelitian yang akan datang.

Gambar

Gambar 1.2 Struktur Organisasi PT.Pembina Hyose Industry  (Sumber: Data Internal PT. Pembina Hyose Industry)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan perbandingan lima format modulasi dengan efek linier dan non-linier pada kabel kaca urutan nilai Q factor dari yang terbesar adalah NRZ, RZ, RZ-DPSK, CSRZ dan RZ-DQPSK

Semua responden mengaku bahwa prilaku mereka sangat berubah membaik setelah adanya PKSA, karena mereka telah bisa mematuhi orang tua dan menghargai teman-teman

Berdasarkan Gambar 5, diketahui bahwa pada daun chaya, proses perebusan menyebabkan penurunan kadar abu (termasuk di dalamnya semua mineral); kadar protein; dan

Metode yang digunakan dalam proses pengamatan terkait perancangan Fasilitas wisata Jantur Inar adalah wawancara, observasi, dokumentasi, & studi literatur melalui buku dan

Populasi dalam penelitian ini adalah Laporan keuangan perusahaan sektor manufaktur yang go publik di BEI dari periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2010. Teknik sampel

dapatkan dari sumber yang terpercaya sampai 25 Juni 2018, dosen UIN Antasari Banjarmasin yang telah berinvestasi saham syariah dan pernah mengikuti Sekolah Pasar Modal dari

Selain data diatas penulis juga menemukan hasil dari wawancara dengan konsumen PT MPI Tbk cabang Bandung, menurut konsumen tersebut biasanya mereka memesan produk yang

Apabila lingkungan kerja non fisik yang terjadi dalam perusahaan terlaksana dengan baik, hubungan antar karyawan, atasan dengan bawahan terjalin hubungan yang baik