• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

A. CABAI BESAR

 Produksi cabai besar segar dengan tangkai tahun 2012 sebesar 5.448 ton dengan luas panen cabai besar tahun 2012 sebesar 818 hektar, dan rata-rata produktivitas 6,71 ton per hektar. Dibandingkan tahun 2011, terjadi penurunan sebesar 1.203 ton (17,98 persen). Penurunan ini disebabkan penurunan produktivitas dari 7,92 ton per hektar menjadi 6,71 ton per hektar (15,27 persen) dan luas panen mengalami penurunan sebesar 27 hektar (3,20 persen) dibandingkan tahun 2011.

B. CABAI RAWIT

 Produksi cabai rawit segar dengan tangkai tahun 2012 sebesar 2.192 ton dengan luas panen cabai rawit tahun 2012 sebesar 592 hektar, dan rata-rata produktivitas 3,7 ton per hektar. Dibandingkan tahun 2011, terjadi penurunan produksi sebesar 312 ton (12,46 persen). Penurunan ini disebabkan penurunan luas panen sebesar 67 hektar (10,17 persen) dan penurunan produktivitas sebesar 0,1 ton ton per hektar (2,56 persen).

C. BAWANG MERAH

 Tidak ada panen umbi bawang merah pada tahun 2012 , tanaman ini baru dikembangkan kembali pada tahun 2013 ini setelah dilakukan uji coba pada tahun 2011 di Kabupaten Hulu Sungai Selatan sebanyak 1 hektar dengan hasil panen sebesar 7 ton.

No. 45/08/63/Th.XVII, 1 Agustus 2013

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH

TAHUN 2012, PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 5.448 TON, CABAI RAWIT SEBESAR

2.192 TON

1. PENDAHULUAN

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura, pasal 1 menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan hortikultura adalah segala hal yang berkaitan dengan buah, sayuran, bahan obat nabati, dan florikultura (tanaman hias). Data produksi tanaman hortikultura yang disajikan dalam Berita Resmi Statistik (BRS) ini hanya mencakup produksi dari tiga komoditas strategis yaitu cabai besar, cabai rawit, dan bawang merah. Data produksi yang disajikan setiap tahun untuk cabai besar, cabai rawit dan bawang merah merupakan realisasi laporan per bulan tahun 2012 (angka tetap).

(2)

2. METODOLOGI PENGUMPULAN DATA HORTIKULTURA

Pengumpulan data hortikultura dilakukan oleh Kepala Cabang Dinas (KCD)/Mantri Tani/Petugas Pengumpul Data Tingkat Kecamatan dengan metode perkiraan pengamatan lapang. Pengumpulan data menggunakan daftar register kecamatan dan daftar isian Statistik Pertanian Hortikultura (SPH). Pemeriksaan kelengkapan dan kebenaran isian dokumen SPH dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. Hasilnya diserahkan kepada BPS Kabupaten/Kota untuk diolah. Validasi data dilakukan dalam forum sinkronisasi hasil pengolahan dan pencatatan baik di tingkat kabupaten/kota, provinsi maupun pusat.

3. PRODUKSI CABAI BESAR

Produksi cabai besar Kalimantan Selatan tahun 2012 sebesar 5.448 ton yang ada di 12 Kabupaten/Kota selain Kota Banjarmasin.

Gambar 1

Persentase Produksi Cabai Besar 2012 menurut Kabupaten/Kota

Tahun 2012, persentase produksi cabai besar menurut wilayah di Kalimantan Selatan disuplai oleh Hulu Sungai Selatan sebesar 56,57 persen (3.104 ton), kemudian oleh HST, Banjarbaru, Tanah Laut dan Tabalong yang masing masing sebesar 10,16 persen (557 ton), 9,75 persen (535 ton), 6,87 persen (376 ton) dan 5,91 persen (324 ton). Sedangkan Kabupaten lainnya selain Kota Banjarmasin secara total menyumbangkan produksi sebesar 10,74 persen (589 ton).

HSS, 56.57 HST, 10.16 Banjarbaru, 9.75 Tanah Laut, 6.87 Tabalong, 5.91 Lainnya, 10.74

(3)

Tabel 1

Perkembangan Produksi,Luas Panen, dan Produktivitas Cabai Besar Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2010-2012

Uraian 2010 2011 2012 Perkembangan 2010-2011 2011-2012 Absolut (%) Absolut (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Produksi (ton) HSS 1853 4489 3104 2636 142,27% (1384) -30,84% HST 493 497 557 5 0,93% 60 12,12% Banjarbaru 1300 622 535 (678) -52,15- (87) -13,99% Tanah Laut 372,8 288 376 (85) -22,67% 89 30,73% Tabalong 361 323 324 (38) -10,53% (38) 0,46% Lainnya 630,2 472 589 (158) -25,10% (158) 24,94% Kalsel 5010 6692 5488 1.682 33,57% 1.682 -17,98%

Luas Panen (ha)

HSS 237 302 283 65 27,43% (19) -6,29% HST 98 98 99 - 0,00% 1 1,02% Banjarbaru 80 54 59 (26) -32,50% 5 9,26% Tanah Laut 53 45 54 (8) -15,09% 9 20,00% Tabalong 131 108 82 (23) -17,56% (26) -24,07% Lainnya 263 238 241 (25) -9,51% 3 1,26% Kalsel 862 845 818 (17) -1,97% (27) -3,20% Produktivitas (ton/ha) HSS 7,82 14,86 10,97 7,05 90,12% (3,89) -26,19% HST 5,03 5,08 5,64 0,05 0,93% 0,56 10,99% Banjarbaru 16,25 11,52 9,07 (4,73) -29,12% (2,45) -21,28% Tanah Laut 7,03 6,41 6,98 (0,63) -8,92% 0,57 8,94% Tabalong 2,76 2,99 3,96 0,24 8,53% 0,97 32,32% Lainnya 2,40 1,98 2,45 (0,41) -17,24% 0,46 23,38% Kalsel 5,81 7,92 6,71 2,11 36,26% 1,21 -15,27%

Keterangan: - bentuk hasilproduksi cabai besar adalah buah segar dengan tangkai - jumlah luas panen setahun bukan merupakan jumlah luas panen triwulanan

Dilihat dari pola produksi per triwulan menunjukkan pola yang berbeda-beda, namun produksi tertinggi polanya banyak terjadi pada triwulan IV, produksi terendah pada tahun 2012 terjadi pada triwulan IV sedangkan pada tahun 2011 terjadi pada triwulan II dan pada tahun 2010 pada triwulan II.

(4)

4. PRODUKSI CABAI RAWIT

Produksi cabai rawit tahun 2012 sebesar 2.192 ton dan tersebar di 12 Kabupaten/Kota kecuali Banjarmasin.

Gambar 3

Persentase Produksi Cabai Rawit 2012 menurut Kabupaten/Kota Gambar 2

Produksi Cabai Besar per triwulan , 2010–2012

HSS, 36.26 Tala, 19.33 Tapin, 6.54 Banjar, 6.36 HSU, 6.10 Banjarbaru, 5,46 Lainnya, 19.96 0 500 1000 1500 2000 2500 3000

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

(5)

Persentase produksi cabai rawit tahun 2012 sebesar 36,26 persen (794 ton) ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, kemudian 19,33 persen (423 ton) ada di Kabupaten Tanah Laut, Tapin, Banjar, HSU, Banjarbaru masing-masing sebesar 6,54 persen (143 ton), 6,36 persen (139 ton), 6,18 persen (133 ton) dan 5,46 persen (119 ton). Kabupaten/Kota yang lain kecuali Banjarmasin sebesar 19,96 persen (437 ton).

Tabel 2

Perkembangan Produksi,Luas Panen, dan Produktivitas Cabai Besar Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2010-2012

Uraian 2010 2011 2012 Perkembangan 2010-2011 2011-2012 Absolut (%) Absolut (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Produksi (ton) HSS 966 744 794 (222) -22,95% 50 6,74% Tala 938 709 423 (229) -24,40% (286) -40,27% Tapin 128 181 143 54 42,11% (39) -21,22% Banjar 156 111 139 (45) -28,89% (28) 25,59% HSU 36 123 133 86 235,42% (11) 8,53% Banjarbaru 411 193 119 (218) -52,95% (74) -38,19% Lainnya 553 440 437 (114) -20,49% (3) -0,68% Kalsel 3190 2503 2192 (687) -21,53% (311) -12,46%

Luas Panen (ha)

HSS 86 49 46 (37) -43,02% (3) -6,12% Tala 120 98 93 (22) -18,33% (5) -5,10% Tapin 98 106 80 8 8,16% (26) -24,53% Banjar 56 70 82 14 25,00% 12 17,14% HSU 6 22 25 16 266,67% 3 13,64% Banjarbaru 46 23 25 (23) -50,00% 2 8,70% Lainnya 356 291 241 (65) -18,26% (50) -17,18% Kalsel 768 659 592 (109) -14,19% (67) -10,17% Produktivitas (ton/ha) HSS 11,24 15,20 17,28 3,96 35,23% 2,08 13,70% Tala 7,82 7,24 4,56 (0,58) -7,43% -2,68 -37,06% Tapin 1,31 1,72 1,79 0,41 31,38% 0,08 4,38% Banjar 2,79 1,59 1,70 (1,20) -43,11% 0,11 7,21% HSU 6,12 5,60 5,34 (0,52) -8,52% -0,25 -4,49% Banjarbaru 8,94 8,41 4,78 (0,53) -5,91% -3,63 -43,14% Lainnya 1,56 1,51 1,81 (0,04) -2,73% 0,30 19,92% Kalsel 4,15 3,80 3,70 (0,36) -8,55% -0,10 -2,56%

Keterangan: - bentuk hasilproduksi cabai besar adalah buah segar dengan tangkai - jumlah luas panen setahun bukan merupakan jumlah luas panen triwulanan

Produksi cabai rawit dari pada tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 21,53 persen, dan pada tahun 2012 kembali turun sebesar 12,46 persen. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan luas panen dan penurunan produktivitas. Produktivitas tahun 2010 sebesar 4,15 ton per hektar pada tahun 2011 turun menjadi 3,80 ton per hektar (8,55 persen) yang kemudian mengalami penurunan kembali pada tahun 2012 menjadi 3,70 ton per hektar (2,56 persen). Dilihat produktivitas per kabupaten, produktivitas tertinggi ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan

(6)

sebesar 17,28 ton/hektar. Luas panen dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 juga mengalami penurunan, dari 768 hektar pada tahun 2010, menjadi 659 hektar pada tahun 2011 dan 592 hektar pada tahun 2012.

Dilihat dari pola panen per triwulan menunjukkan pola yang sama dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 dimana produksi tertinggi terjadi pada triwulan II dan produksi terendah pada triwulan IV. 0 200 400 600 800 1000 1200 1400

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

2010 2011 2012

Gambar 4

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dilakukan pengujian data sampel minat baca dan data sampel kemampuan menulis cerita pendek dapat disimpulkan bahwa data sampel yang diperoleh diambil secara

Perlakuan dosis penyiraman berbeda nyata pada tinggi tanaman ,jumlah daun, diameter batang, bobot kering akar, panjang akar, jumlah akar, bobot kering tajuk. Namun tidak berbeda

Hubungan Antara Waist-Hip Ratio dengan Derajat Nyeri Penyakit Osteoartritis Lutut pada Pasien di RSUP.H.Adam Malik.. NAMA :

Ari matéri poko mangrupa poko bahasan jeung subpoko bahasan tina kompeténsi dasar (KD) anu kudu dipimilik ku murid. Éta sababna, matéri pokok basa Sunda patali jeung

Mampu mengelola riset yang hasilnya berpotensi untuk diaplikasikan untuk menyelesaikan permasalahan manusia (khususnya permasalahan perkotaan) dengan menggunakan

Sifat penelitian dalam skripsi ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara tepat sifat–sifat suatu individu, keadaan, gejala atau

Berdasarkan uraian pada sebelumnya maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ Pengaruh Pelaksanaan Promosi terhadap Pengambilan Keputusan

Penelitian ini dilakukan pada PT.Bank BRI Syariah Pekanbaru dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan pembiayaan