• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

A. Latar Belakang

Proses pendidikan melibatkan banyak hal seperti peserta didik, guru, interaksi edukatif, tujuan pendidikan, materi pendidikan, alat dan metode, dan lingkungan pendidikan. Guru merupakan salah satu unsur pendidikan yang sangat penting dalam terselenggaranya pendidikan di masyarakat. Guru yang menentukan apa yang harus diketahui oleh siswa (learning to know), apa yang harus dilakukan oleh siswa (learning to do), akan menjadi apakah siswa nantinya melalui mata pelajaran yang diajarkan (learning to be), dan mengajarkan siswanya untuk hidup di masyarakat melalui mata pelajaran tersebut (learning to live together). Semua hal tersebut, yang dikenal sebagai empat pilar pendidikan yang dicetuskan oleh UNESCO, akan kembali kepada guru selaku orang yang membimbing siswa.

Para calon guru idealnya menempuh pendidikannya di Perguruan Tinggi, khususnya Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Salah satu FKIP di Indonesia ialah FKIP Universitas Lambung Mangkurat di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Adapun visi dan misi FKIP Universitas Lambung Mangkurat ialah; (1) Visi FKIP adalah menjadikan FKIP Universitas Lambung Mangkurat sebagai LPTK yang berkualitas dan mampu menghasilkan tenaga kependidikan yang bertaqwa, mempunyai kompetensi akademik tinggi, profesional, inovatif, serta adaptif terhadap perkembangan dunia pendidikan atau pembangunan umumnya; (2) Misi FKIP salah satunya adalah menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang dilandasi oleh profesionalitas, etika akademik, serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Jadi, diharapkan lulusan atau keluaran FKIP Universitas Lambung Mangkurat adalah tenaga kependidikan yang profesional, memiliki kompetensi akademik tinggi, etika akademik dan mengikuti

(2)

perkembangan pendidikan dan teknologi (Borang Akreditasi Prodi Sejarah FKIP Universitas Lambung Mangkurat, 2011:6).

Salah satu Program Studi FKIP Universitas Lambung Mangkurat yaitu Program Studi Pendidikan Sejarah. Lulusan Program Studi Pendidikan Sejarah diharapkan dapat menjadi lulusan yang memiliki kemampuan mempraktikkan konsep-konsep pembelajaran sejarah/IPS dan konsep-konsep ilmu sejarah. Lebih lanjut mampu melakukan penelitian di lapangan dalam bidang sejarah dan pendidikan sejarah (Evaluasi Diri Prodi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Lambung Mangkurat, 2011: 5). Sebagian lulusan Prodi Sejarah FKIP Universitas Lambung Mangkurat mengajar di SMA, SMP, dan SD. Bahkan adapula yang bekerja dipemerintahan seperti Dinas Balitbangda, LPPM, dan museum daerah. Adapula yang bekerja di media massa cetak dan elektronik, berwirausaha seperti menjadi agen travel, menjadi pegawai bank, bekerja di perusahaan swasta, dan sebagainya.

Para lulusan baik yang menjadi tenaga pendidik maupun tidak, semuanya berusaha untuk menjaga eksistensi dalam dunia pekerjaan. Meskipun disayangkan jika lulusan tidak menjadi seperti yang diharapkan. Kesulitan yang dihadapi ialah kurang dapat bersaing dalam dunia pekerjaan, khususnya dunia pendidikan. Lulusan FKIP Universitas Lambung Mangkurat, khususnya Prodi Sejarah harus bersaing dengan lulusan LPTK lainnya yang berstatus swasta.

Melihat keadaan alumni di lapangan, maka diperlukan sebuah persiapan bagi para calon guru agar memiliki kompetensi dalam mempraktikkan konsep-konsep pembelajaran sejarah/IPS dan konsep-konsep-konsep-konsep ilmu sejarah. Guna mempersiapkan para calon guru tersebut, maka dibutuhkanlah serangkaian upaya berupa pengembangan dan penggunaan sumber pembelajaran, alat bantu pembelajaran, media pembelajaran yang kreatif, metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa, dan model pembelajaran yang beragam pada perkulihan.

Menurut Minandar (2014:74) yang melakukan penelitian pada mahasiswa STKIP-PGRI Pontianak, Kalimantan Barat bahwa selama ini proses

(3)

perkuliahan yang dilakukan dosen di kelas cenderung menggunakan teacher-center yaitu perkulihan yang berpusat pada dosen. Metode yang digunakan seperti ceramah, presentasi media powerpoint, tanya jawab, diskusi adalah metode yang dilaksanakan dalam perkuliahan. Gambaran metode yang digunakan adalah brain stroming (curah pendapat) dan diskusi. Sebagian besar mahasiswa dapat berinteraksi dengan baik saat perkulihan berlangsung. Sebagian besar mahasiswa pasif, dan berbicara ketika ditunjuk untuk mengungkapkan pendapatnya. Keadaan seperti ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan mahasiswa dalam menguasai materi yang diberikan. Keterbatasan sumber belajar seperti buku dan lain-lain juga menjadi masalah bagi mahasiswa (Minandar, 2014:74-75).

Penggunaan model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) dapat menjadi salah satu solusi guna menarik minat mahasiswa terhadap pembelajaran sejarah. Menurut Joyce, Weil & Calhoun (2011:31), model-model pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok yang memiliki orientasi pada sikap manusia dan bagaimana mereka belajar. Pertama, kelompok model pengajaran memproses informasi (the information-processing family). Kedua, kelompok model pengajaran sosial (the sosial family). Ketiga, kelompok model pengajaran person (the person family). Keempat, kelompok model pengajaran sistem perilaku (the behavioral systems familly). Selain model-model tersebut adapula jenis model-model lain seperti model kooperatif, inkuiri, CTL, PBL, dan lainnya. Dengan demikian, dosen harus mampu menyesuaikan materi ajar dengan model-model pembelajaran tersebut agar dapat dicapainya tujuan dan makna pembelajaran sejarah.

Salah satu tujuan penting pembelajaran sejarah ialah cara berpikir historis (historical thinking). Hal ini dikarenakan adanya kesinambungan pada masa lalu yang membentuk masa kini, dan adanya perubahan unsur-unsur, nilai dan tatanan masyarakat sebagai bentuk reinterpretasi terhadap perubahan zaman (Susanto: 24-59). Beberapa negara di Barat, juga berpandangan bahwa berpikir historis (historical thinking) sebagai tujuan yang penting dalam pembelajaran sejarah. Di Kanada, para peneliti melakukan penelitian dengan pendekatan berpikir historis

(4)

(historical thinking) yang disebutkan dengan Proyek Benchmark. Para peneliti telah mengidentifikasi “struktural” konsep sejarah yang menjadi dasar berpikir historis (historical thinking). Menurut Seixas (2006: 1-2), terdapat enam konsep berpikir historis yang berbeda tetapi saling berkaitan erat, dimana siswa dituntut dapat; (1) membangun makna sejarah (historical significance); (2) menggunakan bukti sumber utama (primary sources); (3) mengidentifikasi kesinambungan dan perubahan (continuity and change); (4) menganalisis penyebab dan konsekuensi (cause and consequence); (5) mengambil perspektif sejarah (historical perspective); dan (6) memahami dimensi moral dari interpretasi sejarah (moral or ethical dimension).

Berdasarkan struktural berpikir historis (historical thinking) tersebut, maka dengan berpikir historis (historical thinking); (1) pembelajaran sejarah dapat lebih bermakna dan tidak sekedar hapalan; (2) melatih mahasiswa menggunakan bukti dari sumber utama; (3) dapat memahami perubahan dari waktu ke waktu; (4) mampu menganalisis penyebab dan konsekuensi; (5) memiliki perspektif sejarah; dan (6) memiliki dimensi moral dari interpretasi sejarah.

Berpikir historis (historical thinking) dapat dilatih dengan model pembelajaran yang berbasis pada masalah seperti inkuiri (penelitian ilmiah dan latihan penelitian) dan PBL (Problem Based Learning). Model pembelajaran tersebut dapat berbasis pada arsip koran sebagai sumber belajar alternatif. Pemilihan koran dikarenakan terbit beriringan dengan revolusi, tekanan dan kondisi politik yang berbeda-beda. Sehingga sejarah koran dapat diartikan sebagai sketsa dari kisah bangsa Indonesia (Smith, 1983: 61).

Koran terus terbit sejak 1651 hingga sekarang sebagi media komunikasi massa yang memuat beragam berita sesuai masanya (Smith, 1983: 61). Koran dapat membantu mahasiswa untuk berpikir historis dengan memilah-milah berita yang ada, baik dari hardcopy atau softcopy dengan menggunakan metode sejarah. Artikel-artikel pada arsip koran akan digunakan untuk membangun peristiwa-peristiwa yang merangsang berpikir mahasiswa. Peristiwa-peristiwa-peristiwa tersebut akan dijadikan sebagai situasi permasalahan yang dapat berupa pernyataan

(5)

permasalahan (problem statement) atau lembaran fakta/bukti (fact sheet) (Joyce, dkk, 2011:210).

Dari latar belakang yang diuraikan diatas, maka dibutuhkanlah model pembelajaran yang berpusat kepada mahasiswa dengan menggunakan koran sebagai sumber belajar. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Model Pembelajaran Sejarah Lokal Berbasis Arsip Koran untuk Meningkatkan Berpikir Historis (Historical Thinking) (Studi Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Lambung Mangkurat)”. Penelitian dan pengembangan ini menggunakan model pengembangan 4D yang dikemukakan oleh Thiagarajan, dkk. Model ini dipilih karena kepraktisan dan kedetailan langkah pengembangan yang dikemukakan dan sangat cocok untuk digunakan dalam pengembangan model pembelajaran dalam sampel kelas yang terbatas.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana pembelajaran sejarah lokal di Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP

Universitas Lambung Mangkurat?

a. Bagaimana pembelajaran sejarah lokal selama ini?

b. Bagaimana penggunaan model pembelajaran sejarah lokal?

c. Bagaimana penggunaan koran sebagai sumber pembelajaran dan sejarah? d. Bagaimana pemahaman tentang berpikir historis mahasiswa?

2. Bagaimana desain hasil pengembangan model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran untuk meningkatkan berpikir historis (historical thinking)?

a. Bagaimana hasil uji validasi model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran oleh tim ahli?

b. Bagaimana uji coba model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran dilaksanakan?

3. Bagaimana efektivitas penggunaan model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran untuk meningkatkan berpikir historis (historical thinking)?

(6)

a. Bagaimana efektivitas penggunaan model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran (historical thinking) dilaksanaan?

b. Bagaimana draf akhir model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran untuk meningkatkan berpikir historis (historical thinking)?

C. Tujuan Penelitian Pengembangan

Berdasarkan dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Mendeskripsikan pembelajaran sejarah lokal di Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Lambung Mangkurat.

2. Mendeskripsikan desain hasil pengembangan model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran untuk meningkatkan berpikir historis (historical thinking). 3. Mengetahui efektivitas penggunaan model pembelajaran sejarah lokal berbasis

arsip koran untuk meningkatkan berpikir historis (historical thinking). D. Manfaat Penelitian Pengembangan

Penelitian pengembangan (Reserch and Development) ini memiliki manfaat yang besar baik secara teoritis maupun praktis, yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran berguna membantu mahasiswa berpikir historis (historical thinking) agar pembelajaran sejarah lebih bermakna dan tidak sebatas hapalan saja. Selain itu, mahasiswa juga menambah sumber pembelajaran yang berupa arsip koran.

2. Manfaat Praktis a. Bagi dosen

Penggunaan model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran, sehingga diharapkan dosen dapat mengajarkan berpikir historis (historical thinking) kepada mahasiswa. Dosen juga dapat memanfaatkan koran sebagai bahan ajar dalam pembelajaran sejarah sehingga tidak hanya terpaku pada buku-buku babon yang ada.

(7)

b. Bagi mahasiswa

Mahasiswa diharapkan dapat berpikir historis (historical thinking) dengan menggunakan model pembelajaran sejarah lokal berbasis arsip koran, sehingga pembelajaran sejarah tidak sekedar hapalan saja. Selain itu juga memberikan pengetahuan bahwa arsip koran dapat menjadi sumber sejarah pada pembelajaran sejarah.

c. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat menjadi bahan yang relevan bagi penelitian pengembangan (Reserch and Development) selanjutnya yang berkaitan dengan pengembangan model pembelajaran sejarah pada tingkat Perguruan Tinggi.

E. Spesifik Produk yang Diharapkan

Produk yang dikembangankan dalam penelitian pengembangan ini ialah model pembelajaran sejarah. Model yang dikembangakan tersebut memiliki spesifikasi sebagai berikut:

1. Berpusat kepada siswa.

2. Berbasis arsip koran sebagai sumber pembelajaran dan sejarah. 3. Menggunakan model latihan penelitian (inquiry training model).

4. Sasaran yang dicapai adalah untuk meningkatkan berpikir historis (historical thinking).

Model pembelajaran yang dihasilkan merupakan perpaduan antara model latihan penelitian yang berbasis arsip koran. Materi yang diajarkan ialah proses Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 yaitu arsip koran pada tahun 1942-1945. Artikel pada arsip koran akan digunakan untuk membangun peristiwa-peristiwa yang merangsang berpikir mahasiswa. Peristiwa-peristiwa-peristiwa tersebut akan dijadikan sebagai situasi permasalahan yang dapat berupa pernyataan permasalahan (problem statement) atau lembaran fakta/bukti (fact sheet).

F. Definisi Istilah

Pada penelitian dan pengembangan model pembelajaran sejarah ini, terdapat beberapa definisi istilah, antara lain:

(8)

1. Model pembelajaran sejarah lokal, adalah perencanaan dari mata kuliah atau ilmu yang mempelajari kejadian masa lampau manusia maupun kelompok masyarakat yang berada lokalitas tertentu, serta memiliki prosedur sistematik antara lain sintak, sistem sosial, tugas atau peran guru, sistem dukungan, dan pengaruh yang berupa intruksional dan pengiring yang diiukuti pada kegiatan pembelajaran. 2. Arsip koran, dapat diartikan sebagai dokumen tertulis berupa surat kabar harian

yang digunakan sebagai referensi. Arsip koran berisikan pandangan-pandangan politik, ekonomi, sosial, dan sebagainya, serta dapat disebut sebagai kronik dari kejadian-kejadian terakhir yang terbit setiap hari.

3. Berpikir historis (historical thinking), adalah cara berpikir untuk memahami tentang perubahan dari waktu ke waktu yang berupa konsep perubahan dan kontinuitas atau kesinambungan pada masa lalu yang membentuk masa kini.

Referensi

Dokumen terkait

terapi musik instrumental 82% depresi ringan, 18% depresi berat, 2) setelah melakukan terapi musik instrumental 88% tidak depresi dan 12% depresi ringan, 3) hasil

[r]

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK & MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI

Analisis data kualitatif dilakukan terhadap data yang diperoleh dari lembar observasi aktivitas siswa dan lembar observasi aktivitas guru di setiap siklus. Lembar observasi

Pada Bab II diuraikan mengenai konsep landasan teori yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian, yaitu propensity score stratification menggunakan regresi logistik

bisnis inti dapat memacu potensi bagi terciptanya hubungan perencanaan strategis dengan sumber daya manusia yang semakin integratis karena. memungkinkan

Informasi pada Iklan Layanan Masyarakat #WAKTUNYAKITA ini menarik untuk diteliti karena iklan tersebut mengingatkan kepada kita bahwa pada saat ini kita hidup di jaman

Proses pembuatan jamu yang dilakukan oleh ketiga penjual jamu di wilayah Ngawen dapat dikatakan sebagian besar prosedur pembuatannya telah sesuai dengan Cara Pembuatan