• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIS PADA SISWA KELAS VIII MTS. AISYIYAH SUNGGUMINASA KABUPATEN GOWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIS PADA SISWA KELAS VIII MTS. AISYIYAH SUNGGUMINASA KABUPATEN GOWA"

Copied!
196
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIS PADA SISWA KELAS VIII MTS. AISYIYAH

SUNGGUMINASA KABUPATEN GOWA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

NUR AMALIAH IBRAHIM NIM 105361117916

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA 2020

(2)
(3)

iii z

(4)

iv

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERNYATAAN

Nama : Nur Amaliah Ibrahim

Nim : 105361117916

Program Studi : Pendidikan Matematika

Judul Skripsi : Analisis Kemampuan Berpikir Kritis dalam Memecahkan Masalah Matematis pada Siswa Kelas VIII MTs. Aisyiyah Sungguminasa Kabupaten Gowa

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah asli hasil karya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Oktober 2020 Yang Membuat Pernyataan

Nur Amaliah Ibrahim NIM. 105361117916

(5)

v

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERJANJIAN

Nama : Nur Amaliah Ibrahim

Nim : 105361117916

Program Studi : Pendidikan Matematika

Judul Skripsi : Analisis Kemampuan Berpikir Kritis dalam Memecahkan Masalah Matematis pada Siswa Kelas VIII MTs. Aisyiyah Sungguminasa Kabupaten Gowa

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya yang menyusunnya sendiri (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam penyusunan skripsi ini saya selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penciplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi ini.

4. Apabila saya melanggar perjanjian saya seperti butir 1, 2, dan 3 maka saya bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang ada.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Oktober 2020 Yang Membuat Perjanjian

Nur Amaliah Ibrahim NIM. 105361117916

(6)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Tegarlah seperti batu karang.

Senyum manis di hadapan saudaramu adalah sedekah.

Jangan pergi mengikuti kemana jalan akan berujung.

Buatlah jalanmu sendiri dan tinggalkanlah jejak.

Kupersembahkan karya ini kepada:

Ibunda yang selalu mendoakan dan memberi

motivasi dan kupersembahkan untuk almahrum bapak

yang sudah tenang di alam sana, serta semua pihak yang

telah bertanya “kapan sidang?”, “kapan wisudah?” dan

pertanyaan lain sejenisnya.

Kalian adalah alasanku segera menyelesaikan tugas

akhir ini.

(7)

vii ABSTRAK

Nur Amaliah Ibrahim. 2020. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis dalam Memecahkan Masalah Matematis pada Siswa Kelas VIII MTs. Aisyiyah Sungguminasa Kabupaten Gowa. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Baharullah dan Pembimbing II Ilhamuddin.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa dalam memecahkan masalah operasi hitung bentuk aljabar pada kelas VIII MTs. Aisyiyah Sungguminasa. Indikator berpikir kritis dalam memecahkan masalah matematis pada penelitian ini yaitu interpretasi, analisis, evaluasi, dan inferensi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatak kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan tes tertulis, dan wawancara. Instrumen yang digunakan tes tertulis dengan jumlah 5 soal essay dan wawancara siswa yang terpilih guna memastikan kemampuan berpikir kritis yang dilakukan dalam menyelesaikan soal operasi hitung bentuk aljabar. Peneliti memilih 6 orang siswa untuk dijadikan subjek penelitian dari 17 siswa kelas VIIIb yang mengerjakan soal kemampuan berpikir kritis dipilih 6 subjek penelitian dari masing-masing 2 orang siswa tiap tingkatan (tinggi, sedang, dan rendah) untuk diwawancara. Teknik analisis data dilakukan dengan tahapan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Kemampuan berpikir kritis siswa mengacu pada 4 kategori yaitu: interpretasi, analisis, evaluasi dan inferensi. Hasil penelitian yang menjadi subjek wawancara yaitu subjek penelitian dari masing masing tingkatan, tinggi yaitu MFF dan MAZ, sedang RH dan MR, rendah MFT dan MFD.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Tiada kata lain selain mengucapkan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya skripsi ini yang berjudul “Analisis Kemampuan Berpikir Kritis dalam Memecahkan Masalah Matematis pada siswa kelas VIII MTs. Aisyiyah Sungguminasa Kabupaten Gowa” dengan baik. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk dapat mencapi gelar sarjana S1 pada program studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang peneliti dapatkan oleh karena itu dengan rendah hati penulis mohon maaf atas segala kekurangannya. Penyusunan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa ada bantuan dan kerjasama dari pihak lain. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tuaku Bapak Almarhum Ibrahim dan Ibunda Harismawati serta keluarga, terima kasih telah memberi dukungan baik spiritual maupun material, kasih sayang yang luar biasa, kalian adalah motivasiku, dan penulis juga ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan mendorong terwujudnya skripsi ini.

Segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ayahanda Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Ayahanda Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

(9)

ix

3. Ayahanda Mukhlis, S.Pd., M.Pd dan Ayahanda Ma’rup, S.Pd., M.Pd Selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. 4. Ayahanda Dr. Baharullah, M.Pd dan Ayahanda Ilhamuddin, S.Pd., M.Pd.

Selaku dosen pembimbing yang telah sabar membimbing, menasehati, memotivasi penulis selama penyusunan skripsi.

5. Ayahanda Wahyuddin, S.Pd., M.Pd. dan Ayahanda Fathrul Arriah, S.Pd.,M.Pd selaku validator yang telah memberikan arahan dan petunjuk terhadap instrumen penelitian.

6. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah mendidik dan mengajar penulis selama masa perkuliahan.

7. Seluruh staf Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah melayani dengan penuh sabar demi kelancaran proses perkuliahan.

8. Ibunda Hj Hasna R, S. Ag selaku kepala sekolah MTs. Aisyiyah Sungguminasa yang telah memberi izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

9. Ibunda Kapriana Eka Putri, S.Pd selaku guru MTs. Aisyiyah Sungguminasa yang telah membantu penulis dalam proses penelitian.

10. Siswa-siswi kelas VIIIb MTs. Aisyiyah Sungguminasa yang telah bekerja sama dalam melaksanakan penelitian ini.

11. Teman-teman kelas Algoritma’16 E yang telah bersedia menjadi teman penulis yang telah direpotkan dalam mengurus apapun selama perkuliahan.

(10)

x

12. Teristimewa kepada sahabat The Queen dan The king mendadak yang tidak sempat saya tulis satu-satu namanya dikarenakan anggotanya cukup banyak, yang sudah mau menjadi sahabat penulis yang bersedia menemani penulis dalam proses penelitian, memberi motivasi dan tarikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, serta persahabatan yang luar biasa.

13. Seluruh pihak yang tidak disebutkan satu persatu, yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelsaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT memeberikan balasan yang berlipat ganda kepada semuanya. Demi perbaikan selanjutnya saran dan kritik yang membangun akan penulis terima dengan senang hati. Penulis berhararap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Aamiin.

Makassar, Oktober 2020 Penulis

(11)

xi DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN ...ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...iii

SURAT PERNYATAAN ...iv

SURAT PERJANJIAN ...v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...vi

ABSTRAK ...vii

KATA PENGANTAR ...viii

DAFTAR ISI ...xi

DAFTAR TABEL ...xiii

DAFTAR GAMBAR ...xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ...1 B. Rumusan Masalah ...5 C. Tujuan Penelitian ...5 D. Manfaat Penelitian...6 E. Batasan Istilah ...7

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

A. Kajian Pustaka ...8

B. Penelitian yang Relevan ...21

C. Kerangka Pikir ...23

BAB III METODE PENELITIAN ...26

A. Jenis Penelitian ...26

(12)

xii

C. Subjek Penelitian ...27

D. Fokus Penelitian ...28

E. Prosedur Penelitian ...29

F. Instrumen Penelitian ...30

G. Teknik Pengumpulan Data ...31

H. Teknik Analisis Data ...33

I. Rencana Pengujian Keabsahan Data...34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ...35

A. Hasil Penelitian ...35

B. Pembahasan Penelitian ...103

C. Keterbatasan Peneliti ...112

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...113

A. Kesimpulan ...113 B. Saran ...113 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Tahapan Berpikir Kritis... 11

2.2 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis ... 19

2.3 Rubrik Penilaian Skor Tes Kemmpuan Berpikir Kritis ... 20

3.1 Kriteria Kemampuan Berpikir Kritis ... 27

4.1 Skor Hasil Tes yang diperoleh Siswa... 36

4.2 Subjek Penelitian ... 37 4.3 Pembahasan MFF ...103 4.4 Pembahasan MAZ ...105 4.5 Pembahasan RH ...106 4.6 Pembahasan MR ...108 4.7 Pembahasan MFT ...109 4.8 Pembahasan MFD ...111

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Hasil Pengerjaan Siswa ... 4

2.1 Tahapan Berpikir Kritis ... 10

4.1 Lembar Jawaban Pemecahan Masalah MFF Nomor 1 ... 38

4.2 Lembar Jawaban Pemecahan Masalah MFF Nomor 2 ... 41

4.3 Lembar Jawaban Pemecahan Masalah MFF Nomor 3 ... 43

4.4 Lembar Jawaban Pemecahan Masalah MFF Nomor 4 ... 45

4.5 Lembar Jawaban Pemecahan Masalah MFF Nomor 5 ... 47

4.6 Lembar Jawaban Pemecahan Masalah MAZ Nomor 1 ... 49

4.7 Lembar Jawaban Pemecahan Masalah MAZ Nomor 2 ... 52

4.8 Lembar Jawaban Pemecahan Masalah MAZ Nomor 3 ... 54

4.9 Lembar Jawaban Pemecahan Masalah MAZ Nomor 4 ... 56

4.10 Lembar Jawaban Pemecahan Masalah MAZ Nomor 5 ... 58

4.11 Lembar Jawaban Pemecahan Masalah RH Nomor 1 ... 60

4.12 Lembar Jawaban Pemecahan Masalah RH Nomor 2 ... 63

4.13 Lembar Jawaban Pemecahan Masalah RH Nomor 3 ... 65

4.14 Lembar Jawaban Pemecahan Masalah RH Nomor 4 ... 67

4.15 Lembar Jawaban Pemecahan Masalah RH nomor 5 ... 69

4.16 Lembar Jawaban Pemecahan Masalah MR Nomor 1 ... 71

4.17 Lembar Jawaban Pemecahan Masalah MR Nomor 2 ... 74

4.18 Lembar Jawaban Pemecahan Masalah MR Nomor 3 ... 76

4.19 Lembar Jawaban Pemecahan Masalah MR Nomor 4 ... 78

4.20 Lembar Jawaban Pemecahan Masalah MR Nomor 5 ... 80

4.21 Lembar Jawaban Pemecahan Masalah MFT Nomor 1 ... 82

4.22 Lembar Jawaban Pemecahan Masalah MFT Nomor 2 ... 84

4.23 Lembar Jawaban Pemecahan Masalah MFT Nomor 3 ... 87

4.24 Lembar Jawaban Pemecahan Masalah MFT Nomor 4 ... 89

4.25 Lembar Jawaban Pemecahan Masalah MFT Nomor 5 ... 91

4.26 Lembar Jawaban Pemecahan Masalah MFD Nomor 1 ... 93

(15)

xv

4.28 Lembar Jawaban Pemecahan Masalah MFD Nomor 3 ... 97 4.29 Lembar Jawaban Pemecahan Masalah MFD Nomor 4 ... 99 4.30 Lembar Jawaban Pemecahan Masalah MFD Nomor 5 ...101

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas hidup manusia secara berkelanjutan yang diharapkan mampu memberi bekal kemampuan mengaplikasikan pengetahuannya untuk kehidupan sehari-hari. Salah satu bidang pendidikan yang mempunyai pengaruh besar terhadap itu adalah matematika.

Mengacu pada pendapat National Research Council (Rizqiyani, 2014: 1) bahwa, “Matematika adalah kunci dari setiap kesempatan yang ada. Bukan hanya bahasa sains, matematika juga berkontribusi sebagai landasan dari bisnis, keuangan, kesehatan, dan pertahanan”, hal itu menunjukkan bahwa matematika sebagai ilmu yang selalu berkembang dalam merespon kebutuhan yang ada di masyarakat. Maka dari itu, pendidikan matematika diharapkan tidak hanya memberi bekal kemampuan untuk menerapkan rumus/pengetahuan saat mengerjakan soal tes, melainkan sanggup melibatkan kemampuan bernalar dan analisisnya saat memecahkan masalah sehari-hari. Hal ini selaras pada pendapat National Council of Teaching Mathematics NCTM (Abdullah, 2013: 3) yang menjadikan Pemecahan Masalah Matematis, Komunikasi Matematis, Penalaran Matematis, Koneksi Matematis, dan Representasi Matematis sebagai standar proses pada pembelajaran matematika. Kemampuan yang mencakup kelima kompetensi tersebut adalah kemampuan matematis.

(17)

2

Menghadapi dunia nan kaya persaingan dan tantangan masa sekarang, sangat diperlukan SDM yang memiliki kemampuan tinggi untuk menyelesaikan berbagai permasalahan, termasuk memecahkan masalah matematika. Seseorang yang mempunyai kemampuan tinggi mesti berpikir logis, rasional, kritis dan kreatif. Salah satu kemampuan berpikir yaitu kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan siswa yaitu dari aspek-aspek yang terkait, mengidentifikasi, mengevaluasi,menganalisis dan pemecahan masalah dalam berbagai masalah matematika.

Menurut Ennis (Siswono, 2018: 7) Berpikir kritis adalah metode yang dimaksud agar melakukan keputusan yang logis tentang apa yang harus dipercaya dan dilakukan. Glaser juga mengungkapkan pemikiran kritis sebagai kemampuan akan menerapkan metode pemeriksaan dan penalaran logis. Kemampuan berpikir kritis amat penting untuk dikuasai oleh siswa supaya siswa lebih terampil dalam mengarang argumen, memeriksa kredibilitas sumber/ mengambil keputusan. Fisher (Sulistianty & Masrukan, 2016: 2)

Keharusan siswa untuk memiliki kemampuan berpikir kritis sesuai dengan Depdiknas (Sulistianty & Masrukan, 2016: 2) mengatakan bahwa peningkatan kemampuan berpikir kritis merupakan inti pelajaran dan merupakan salah satu penunjang kelulusan siswa SMP dan SMA. Diinginkan lulusan SMP atau SMA, yang memiliki kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif, dan kemampuan kerja sama. Namun pada kenyataannya, pelaksanaan pembelajaran matematika di sekolah belum sempurna, siswa berpikir kritis. Hingga saat ini kesadaran pengembangan kemampuan berpikir kritis masih tergolong rendah sehingga terbuka peluang untuk menggali kemampuan berpikir kritis dan

(18)

pengembangannya. kemampuan berpikir kritis perlu dikembangkan untuk memecahkan masalah, dan membuat kesimpulan dari berbagai kemungkinan secara efektif.

Kowiyah (Kurniawati, 2017: 624), menjelaskan bahwa: “Kemampuan berpikir kritis adalah suatu kegiatan atau proses kognitif dan tindakan mental untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman dan keterampilan agar mampu menemukan jalan keluar dan melakukan keputusan secara deduktif, induktif dan evaluatif sesuai dengan tahapannya yang dilakukan dengan berpikir secara mendalam tentang hal-hal yang dapat dijangkau oleh pengalaman seseorang, pemeriksaan dan melakukan penalaran yang logis yang diukur melalui kecakapan interpretasi, analisis, pengenalan asumsi-asumsi, deduksi, evaluasi inferensi, eksplanasi/penjelasan, dan regulasi diri”.

Masalah matematis adalah suatu situasi yang melawan membutuhkan penyelesaian dimana sistem agar menyelesaikan tampak tidak jelas. Krulik dkk (Mairing 2018: 17). Masalah matematis sering ditemukan selama proses pembelajaran matematika, sehingga butuh kemampuan berpikir kritis dalam memecahkan masalah matematis.

Berlandaskan hasil wawancara dan observasi awal bersama guru matematika kelas VIIIb MTs. Aisyiyah Sungguminasa pada saat magang III pada bulan Juli – September 2019 tahun ajaran 2019/2020 diperoleh informasi bahwa kebanyakan siswa jika diberi contoh soal langsung mengerti tetapi jika diberikan soal baru dan mereka mengerjakan sendiri mereka langsung tidak mengerti. Hal ini juga dibenarkan oleh guru matematika yang diwawancarai Beliau menuturkan bahwa kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal operasi hitung bentuk aljabar

(19)

4

terkhususnya soal cerita. langsung menuliskan proses penyelesaian, untuk pemilihan operasi hitung dan model matematika sudah benar, namun siswa juga tidak menuliskan kesimpulan pada jawaban tersebut. Beliau juga menuturkan bahwa kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan dalam menyelesaikan masalah matematis pada materi operasi hitung bentuk aljabar.

Gambar 1.1 Hasil Pengerjaan siswa

Akar masalah dari persoalan yang dihadapi siswa di MTs. Aisyiyah Sungguminasa adalah pada faktor belajar mengajar, yaitu: 1) sebagian besar siswa sekedar mendengarkan, menuliskan penjelasan guru dan mempraktikkan soal-soal yang diberikan oleh guru, 2) siswa kurang ikut aktif dalam mengolah pesan, sehingga banyak siswa yang kurang peduli, cuek, kurang berani, dan kurang semangat dalam belajar. Jika masalah tersebut tidak segera diatasi dampak negatifnya adalah siswa terus-menerus berpandangan bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit, tidak menyenangkan dan cenderung membosankan serta akan membunuh tingkat berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan masalah matematika.

Untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis matematis siswa tersebut, yaitu diukur dengan menggunakan soal khusus atau soal yang memiliki pelajaran tertentu. Dilihat saat menyusun soal dan bisa jadi jawaban soal ini terbagi menjadi

(20)

dua, yaitu tes objektif dan tes essay. Sedangkan kemampuan berpikir kritis siswa memerlukan argumen dan sumber yang dijadikan referensi bagi siswa agar menjawab soal. Bentuk tes essay mampu memberikan kebebasan kepada siswa untuk memperoleh dan menyatakan kesimpulan masing-masing. Penilaian suatu tes essay biasanya dilakukan pada skor politomus, dimana skor bertingkat lebih dari dua bagian diberikan sebanding dengan kriteria tertentu (Gusrianti, 2018: 5).

Melalui penelitian ini, siswa akan diuji untuk memecahkan masalah matematis, kemudian dianalisis kemampuan berpikirnya. Karenanya, peneliti hendak melaksanakan penelitian yang berjudul “Analisis Kemampuan Berpikir Kritis dalam Memecahkan Masalah Matematis pada Siswa Kelas VIII MTs. Aisyiyah Sungguminasa Kabupaten Gowa”.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana kemampuan berpikir kritis dalam memecahkan masalah matematis pada siswa kelas VIII MTs. Aisyiyah Sungguminasa Kabupaten Gowa.

C. Tujuan Penelitian

Mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis dalam memecahkan masalah matematis pada siswa kelas VIII MTs. Aisyiyah Sungguminasa Kabupaten Gowa.

(21)

6

D. Manfaat Penelitian

Adapun beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang kemampuan berpikir kritis dalam menyelesaikan soal matematika khususnya operasi hitung bentuk aljabar.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru

Dengan penelitian ini, guru dapat menambah bahan ajar kemudian dapat memperhatikan kemampuan yang dimiliki siswa, sehingga dapat digunakan agar melatih kemampuan berpikir kritis siswa.

b. Bagi Siswa

Dari penelitian ini siswa dapat melihat setiap tingkat kemampuan hebatnya dalam proses berpikir kritis pada materi operasi hitung bentuk aljabar, sehingga siswa mampu lebih termotivasi demi meningkatkan kemampuannya dalam menyelesaikan masalah.

c. Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam menambah kualitas mengajar baik dari siswa maupun terhadap guru untuk meningkatkan kualitas sekolah. d. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi atau pembanding untuk penelitian berikutnya dan dapat dikembangkan lebih luas lagi

(22)

E. Batasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman judul penelitian, maka peneliti harus menjelaskan terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan judul penelitian “Analisis Kemampuan Berpikir Kritis dalam Memecahkan Masalah Matematis pada Siswa Kelas VIII MTs. Aisyiyah Sungguminasa Kabupaten Gowa”.

1. Analisis adalah pemeriksaan terhadap kejadian yang bertujuan agar memahami situasi yang sesungguhnya dari faktor yang ada.

2. Kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan untuk membuat/menarik kesimpulan dari semua informasi yang diketahuinya, dia bisa mengetahui bagaimana menggunakan informasi yang dia miliki untuk memecahkan masalah dan menemukan sumber informasi yang relevan untuk membantunya memecahkan masalah yang diaplikasikan dalam menilai situasi guna membuat pertimbangan dan keputusan yang baik.

3. Pemecahan masalah adalah suatu cara maupun usaha seseorang merespon atau menangani kesulitan ketika metode jawaban tidak tentu.

4. Masalah matematis adalah strategi penyelesaiannya tidak langsung terlihat atau tidak tampak jelas, sehingga dalam menyelesaikannya memerlukan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman yang telah dipelajari sebelumnya.

(23)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

1. Analisis

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh (Depdiknas, 2008: 60) analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa atau sesuatu yang mengetahui keadaan yang sebenarnya. Dalam kamus Bahasa Indonesia kontemporer karangan (Peter dan Yenni Salim, 2002) analisis adalah proses pemecahan masalah yang dimulai dengan hipotesis sampai terbukti kebenarannya. (Kholid, 2018: 43) analisis adalah cara mengenali apa yang dimaksud dan mengenali hubungan aktual yang mampu disimpulkan antara teori, pembahasan, deskripsi, pemberitahuan/bentuk lain pada deskripsi yang dimaksud hendak mengemukakan apa yang diyakini, hasil penilaian, pengetahuan yang dimiliki, argument, informasi/pendapat.

Berdasarkan pendapat para ahli dapat diartikan bahwa analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa yang bertujuan untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya dari sebab yang ada.

2. Kemampuan Berpikir Kritis a. Kemampuan

Di dalam kamus bahasa Indonesia (Kusumaningrum, 2017: 12) kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti kuasa (bisa, sanggup, melakukan sesuatu). Kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam melakukan sesuatu. Chaplin (Kusumaningrum, 2017: 12) kemampuan merupakan tenaga untuk melakukan suatu

(24)

perbuatan. Sedangkan menurut Robbins (Kusumaningrum, 2017: 12) kemampuan bisa merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil latihan atau praktek.

Berdasarkan pendapat para ahli dapat diartikan bahwa kemampuan adalah kecakapan atau potensi menguasai suatu keahlian yang merupakan bawaan sejak lahir atau merupakan hasil latihan atau praktek dan digunakan untuk mengerjakan sesuatu yang diwujudkan melalui tindakannya.

b. Berpikir

Menurut Ross (Kuswana, 2011: 2) berpikir merupakan aktivitas mental dalam istilah teori dasar objek psikologis. Menurut Garret (Kuswana, 2011: 2) berpikir merupakan perilaku yang sering kali tersembunyi/ terkadang dalam symbol/gambaran, ide, konsep seseorang. Menurut Gilmer (Kuswana, 2011: 2) berpikir merupakan suatu masalah dan proses berpikir/simbol suatu aktivitas yang muncul secara fisik. Selain itu, ia mendefinisikan bahwa berpikir merupakan suatu hari peristiwa dari penyajian peristiwa internal dalam kepemilikan eksternal, masa lalu, sekarang, dan masa depan yang saling berbagi proses.

Berdasarkan pendapat para ahli dapat diartikan bahwa berpikir adalah kegiatan mental untuk mempertimbangkan, memahami, merencanakan, memutuskan, memecahkan masalah dan menilai tindakan.

c. Berpikir Kritis

Menurut Ennis (Siswono, 2018: 7) berpikir kritis adalah suatu proses yang bertujuan membuat keputusan-keputusan yang masuk akal tentang sesuatu yang

(25)

10

dipercayai dan dilakukan. Menurut Epstein dan kernberger (Siswono: 2018: 8) berpikir kritis adalah pertimbangan atas apa yang harus di yakini tentang permintaan yang tepat/beberapa argumen yang bagus serta menyimpulkan argument yang baik. Menurut Halpern (Siswono, 2018: 8) berpikir kritis adalah sebutan lapang yang menggambarkan pemikiran secara terbuka dan dan solusi yang tak terbatas.

Dari uraian para ahli tersebut, dapat diartikan bahwa berpikir kritis adalah sebuah proses dalam menggunakan keterampilan berpikir secara efektif untuk membantu seseorang membuat sesuatu, mengevaluasi, dan mengaplikasikan keputusan sesuai dengan apa yang dipercaya atau dilakukan.

Tahapan berpikir kritis

Refleksi Bertanya Konstektual Evaluasi Analisis Observasi

(26)

Penjelasan untuk setiap tahapan berpikir kritis itu adalah sebagai berikut: Tabel 2.1 Tahapan berpikir kritis menurut Thyer (Sani, 2019:141) Tahapan

berpikir kritis

Deskripsi

Observasi

a. Menetapkan laporan apa yang bisa diperoleh b. Mendapatkan laporan melalui berbagai sumber c. Memilih laporan yang ada sekarang

d. Telusuri berbagai pandangan

e. Mengenali persamaan dan perbedaan

Analisis Membahas laporan kedalam tema/argument utama

Evaluasi

a. Mendiskriminasi skor pada laporan b. mementingkan laporan relevan c. memilah pendapat dan informasi kontekstualisasi

Kontekstualisasi laporan pada rangkaian menggunakan kisah, perilaku,strategi, tradisi, kawasan

Bertanya

a. Mendiskusikan alternative yang bisa jadi b. Meluaskan asumsi yang modern

Refleksi

a. Bertanya dan mengetes kesimpulan b. Penelitian hasil yang mungil

(Sumber: Sani, 2019: 141) Seseorang mengatakan mereka dapat berpikir kritis jika mereka memiliki kemampuan untuk:

a. pilih kata dan frase yang bermakna pada sebuah pernyataan dan hendak dideskripsikan dengan baik.

b. Ketetapan untuk mendukung kenyataan apabila dipaksa menerimanya. c. Menganalisis ketepatan tersebut lalu membedakan kebenaran pada hipotesis. d. Menetapkan hipotesis tertulis dan yang tidak tertulis untuk kebenaran

tersebut.

e. Hipotesis ini, terima hanya beberapa, dan tidak yang lain f. Pernyataan, menerima atau menolak jawabannya.

(27)

12

Mekanisme berpikir kritis ialah: a. Mengetahui keadaan.

Mengetahui situasi adalah mampu mengetahui apa yang terjadi pada situasi tersebut.

b. Mempertimbangkan pendapat sesuai dengan bukti, data, atau hipotesis. Mempertimbangkan pendapat sesuai dengan bukti, data, atau asumsi adalah mampu menyampaikan anggapan terkait situasi ataupun menganalisa situasi yang terjadi.

c. Memberikan argumentasi melampaui bukti.

Memberikan argumentasi melampaui bukti adalah mampu memberikan interpretasi dari situasi yang telah di analisa.

d. Melaporkan dan mendukung kesimpulan atau keputusan atau solusi.

Melaporkan dan mendukung kesimpulan atau keputusan atau solusi adalah mampu memberikan kesimpulan dari apa yang telah diterima ataupun mampu memberikan solusi dari situasi yang terjadi sebelumnya.

e. Mengaplikasikan kesimpulan atau keputusan atau solusi.

Mengaplikasikan kesimpulan atau keputusan atau solusi adalah mampu memberikan implementasi dari kesimpulan atau solusi yang didapatkan sebelumnya.

c. Kemampuan Berpikir Kritis

Kemampuan berpikir kritis sangat penting dalam dunia pendidikan. Menurut Prihatini dkk (2018: 52) menyatakan bahwa berpikir kritis sebagai kemampuan untuk menginterpretasikan, menganalisis, dan mengevaluasi ide dan

(28)

argumen. Kemampuan berpikir kritis saat ini sudah dianggap sebagai kemampuan dasar yang sangat penting untuk dikuasai seperti halnya kemampuan membaca dan menulis. Hardiyanti (2018: 26) mengemukakan bahwa berpikir kritis pada matematika merupakan berpikir secara wajar dengan mempertimbangkan/memikirkan pula semua masalah dalam permasalahan matematika sebelum mengumpulkan ketentuan yang didukung karena fakta yang sesuai, aktual, cukup, dan relevan. Siswa yang mempunyai kemampuan berpikir kritis matematika yang bagus bisa dilihat dari kemampuannya mengidentifikasi/merumuskan dan menyanggah pertanyaan atas pertimbangan secara logis, keputusan yang diambil dan mempertimbangkan keputusan penilaian. Adapun Farikhah (2014: 11) kemampuan berpikir kritis tidak berarti mengumpulkan kabar/bukti, terkadang seseorang yang memiliki daya ingat yang bagus dan mengetahui sejumlah kabar/bukti belum tentu pandai berpikir kritis. Ini dikarenakan seseorang yang berpikir kritis harus memiliki kemampuan untuk membuat atau menarik dari semua kabar/bukti yang diketahui, di juga dapat melihat bagaimana menggunakan kabar/bukti yang dia miliki untuk memecahkan masalah, dan mencari sumber informasi yang signifikan untuk membantunya memecahkan masalah.

Dari uraian para ahli tersebut, dapat diartikan bahwa kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan dalam membuat atau menarik kesimpulan dari segala informasi yang siswa ketahui, siswa pun dapat mengetahui bagaimana menggunakan informasi yang siswa punya untuk menyelesaikan sebuah permasalahan, dan mencari sumber informasi yang relevan untuk membantunya

(29)

14

menyelesaikan sebuah permasalahan yang diaplikasikan dalam menilai situasi guna membuat pertimbangan dan keputusan yang baik.

Indikator berpikir kritis menurut Adaptasi Facione (Putri, 2018: 797) sebagai berikut:

a. Interpretasi

Pahami permasalahan yang menentukan dengan cara menulis yang diketahui dan yang ditanyakan soal dengan benar.

b. Analisis .

Dapat menyusun model matematika dan benar dan memberi penjelasan dengan benar.

c. Evaluasi .

Menggunakan trik yang benar dalam menyelesaikan soal, lengkap dan tepat dalam melakukan perhitungan.

d. Inferensi

Menarik kesimpulan dari apa yang ditanyakan dengan tepat. e. Eksplanasi

1. Dapat menuliskan hasil akhir.

2. Dapat memberikan alasan tentang kesimpulan yang diambil. f. Self-Regultion

Dapat mereview ulang jawaban yang diberikan/didiskusikan.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, kemampuan berpikir kritis pada penelitian ini merupakan kemampuan yang digunakan siswa untuk menarik kesimpulan dari segala informasi dan mampu menyelesaikan sebuah permasalahan pada materi operasi hitung bentuk aljabar. Penelitian ini mengembangkan indicator

(30)

kemampuan berpikir kritis siswa yakni Interpretasi, Analisis, Evaluasi, dan Inferensi. Dalam penelitian ini, peneliti tidak menggunakan indikator Eksplanasi dan self-Regulation karena dari hasil survey peneliti akan teliti, siswa tidak dapat memberikan alasan tentang kesimpulan yang diambil dan penelitian dilakukan secara daring dikarenakan adanya pandemic Covid-19.

3. Pemecahan Masalah

(Siswono, 2018: 44) Pemecahan masalah adalah suatu proses atau usaha individu untuk merespon/mengatasi kendala/masalah ketika suatu metode jawaban/jawaban belum jelas. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan memecahkan masalah, yaitu sebagai berikut.

a. Pengalaman Awal

Pengalaman dengan tugas menyelesaikan pertanyaan cerita/pertanyaan aplikasi.

b. Latar Belakang Matematika

Pengalaman siswa tentang pendapat matematika yang bertentangan dapat menjelaskan kemampuan siswa saat memecahkan masalah.

c. Keinginan dan Motivasi

Keinginan yang keras dari dalam diri, karena membutuhkan kepercayaan aku “BISA”, atau secara eksternal, karena pertanyaan yang diberikan menarik, menantang, kontekstual,mampu memengaruhi hasil pemecahan masalah.

(31)

16

d. Struktur Masalah

Struktur masalah yang diberikan kepada siswa, sebagai pola secara verbal, kompleksitas, konteks, bahasa soal masalah satu sama lain mampu mengganggu kemampuan siswa memecahkan masalah.

(Siswono, 2018: 45) Dalam memecahkan masalah perlu keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki, yaitu sebagai berikut:

a. Keterampilan empiris (perhitungan, pengukuran)

b. Keterampilan aplikatif untuk menghadapi situasi yang umum (sering terjadi). c. Keterampilan berpikir untuk bekerja pada suatu situasi yang tidak biasa

(unfamiliar).

Langkah pemecahan masalah dijelaskan oleh polya (Siswono, 2018: 45) yang terdiri dari:

a. Memahami masalah

Memahami masalah ditunjukkan melalui jawaban atas pertanyaan berikut. 1. Apa yang anda cari?

2. Apakah datanya diketahui? 3. Kondisi yang dibutuhkan? 4. Kondisi yang sudah terpenuhi?

5. Apakah kondisi sudah cukup, berlebihan atau kontradiktif akan dicari yang ditanyakan?

6. Gambar model, simbol yang sesuai, dan pisahkan berbagai kondisi Apakah anda mampu menulisnya?

(32)

b. Membuat rencana penyelesaian

Memahami masalah ditunjukkan dari jawaban atas pertanyaan ini. 1. Apakah anda pernah mengetahui permasalahan ini sebelumnya?

2. Pernahkah anda mengetahui masalah yang sama namun dari bentuk berbeda?

3. Apakah anda memahami pertanyaan terkait?

4. Apakah anda memahami teorema yang bisa jadi bermanfaat?

5. Apakah anda tidak menyelesaikan permasalahan dan mencoba untuk memecahkan masalah terkait/masalah yang lebih sederhana/masalah analog?

6. Bagaimana rencana untuk menyelesaikan dengan tepat? c. Menyelesaikan rencana penyelesaian

Melaksanakan rencana penyelesaian diajukan dengan jawaban atas pertanyaan ini.

1. Apakah rencana yang dipilih sudah dilakukan? 2. Apakah anda melakukan strategi dengan tepat? 3. Bisakah anda membuktikan bahwa strategi ini tepat? d. Memeriksa kembali

Memeriksa Kembali dari jawaban tentang pertanyaan ini.

1. Sudahkah anda memeriksa semua hasil yang sudah diperoleh? 2. Apakah pertanyaan yang dicari telah kembali?

3. Mampukah anda mengecek jawaban?

4. Apakah argument yang digunakan sudah tepat? 5. Bisakah anda menyelesaikan hasil yang lain?

(33)

18

6. Apakah ada cara lain bisa mengatasinya?

7. Bisakah hasil/cara yang dilakukan untuk memecahkan masalah?

4. Masalah Matematis

Menurut Krulik dkk (Mairing 2018 : 17). Masalah adalah situasi yang menantang yang memerlukan penyelesaian kearah dimana perlu menyelesaikannya tidak jelas. Adapun Walle dkk (Mairing 2018 : 17). Masalah adalah kewajiban dimana siswa tidak memiliki formula dalam pikirannya/persepsi tertentu yang merupakan metode pemecahan pada dirinya. Adapun Posamenteir & Krulik (Mairing 2018 : 17). Masalah adalah suatu situasi yang menantang siswa yang membutuhkan solusi dimana jalannya untuk mencapai jawaban yang tidak diketahui oleh siswa.

Dari masing-masing definisi di atas penulis dapat mengartikan bahwa masalah matematis adalah strategi penyelesaiannya tidak langsung terlihat atau tidak tampak jelas, sehingga dalam menyelesaikannya memerlukan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman yang telah dipelajari sebelumnya.

5. Kemampuan Berpikir Kritis dalam Memecahkan Masalah Matematis Menurut (Purwati dkk, 2016: 1) Kemampuan berpikir yang sangat kritis perlu dimiliki, sebab berpikir kritis mampu digunakan untuk memecahkan masalah sebagai pedoman saat mengambil keputusan yang tepat. Berpikir kritis adalah sebuah sistem yang bertujuan agar melakukan keputusan yang tepat tentang sesuatu yang dipercaya dan sesuatu yang dilakukan dilakukan. Adapun Ruggiero (Siswono, 2018: 3) mengartikan berpikir sebagai suatu aktivitas untuk membantu

(34)

memformulasikan atau memecahkan suatu masalah, membuat suatu keputusan, atau memenuhi hasrat keingintahuan (fulfill a desire to understand). Pendapat ini menunjukkan bahwa ketikan seseorang merumuskan suatu masalah, memecahkan masalah, ataupun ingin memahami sesuatu, maka ia melakukan suatu aktivitas berpikir. Cahyono (2017: 23) menyatakan bahwa berpikir kritis dan pemecahan masalah sangat berkaitan erat. Kemampuan pemecahan masalah mempersyaratkan kemampuan berpikir kritis dalam mengesplorasi berbagai alternatif cara atau solusi. Sementara sebaliknya aktivitas pemecahan masalah menyediakan situasi problematik yang menjadi pemicu berkembangnya potensi berpikir kritis siswa.

Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis dengan pemecahan masalah merupakan satu kesatuan yang sangat erat kaitannya, sebab berpikir kritis dapat digunakan untuk memecahkan masalah matematis.

6. Indikator Kemampuan Berpikir Kritis dalam Memecahkan Masalah Matematis pada Materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar

Indikator kemampuan berpikir kritis dalam memecahkan masalah matematis pada materi operasi hitung bentuk aljabar adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis

No Indikator Deskripsi

1. Interpretasi Pahami permasalahan yang menentukan dengan cara menulis diketahui dan yang ditanyakan soal dengan benar 2. Analisis Dapat menyusun model matematika dan benar dapat

memberi penjelasan dengan benar

3. Evaluasi Gunakan trik yang benar ketika mengerjakan soal, lengkap, dan tepat saat lakukan perhitungan.

4. Inferensi

Dapat menarik kesimpulan dari apa yang ditanyakan dengan tepat

(35)

20

Tabel 2.3 Rubrik Penilaian Skor Tes Kemampuan Berpikir Kritis dalam Memecahkan Masalah Matematis pada Materi Operasi Hitung Bentuk

Aljabar

Indikator Rubrik Penilaian Skor

Interpretasi

Tidak mencatat diketahui maupun ditanyakan. 0 Mencatat diketahui maupun ditanyakan dengan tidak benar. 1 mencatat diketahui dengan benar atau ditanyakan dengan

benar. 2

mencatat diketahui dan ditanyakan atas pertanyaan dengan

benar namun kurang lengkap. 3

mencatat diketahui dan ditanyakan atas pertanyaan dengan

benar dan lengkap. 4

Analisis

Tidak menyusun model matematika atas pertanyaan yang

diberikan. 0

Menyusun model matematika atas pertanyaan yang

diberikan namun tidak benar. 1

Menyusun model matematika atas pertanyaan yang

diberikan dengan benar tanpa memberi pernyataan. 2 Menyusun model matematika atas pertanyaan yang

diberikan dengan benar namun terdapat kesalahan dalam pernyataan.

3

Menyusun model matematika atas pertanyaan yang

diberikan dengan benar dan memberi pernyataan yang benar dan lengkap.

4

(36)

Evaluasi

Gunakan trik yang tidak benar dan tidak lengkap saat

menyelesaikan pertanyaan. 1

Gunakan trik yang benar saat menyelesaikan pertanyaan, namun tidak lengkap atau gunakan trik yang tidak benar namun lengkap saat menyelesaikan pertanyaan.

2

Gunakan trik yang benar saat menyelesaikan pertanyaan,

lengkap namun salah saat perhitungan atau penjelasan. 3 Gunakan trik yang benar saat menyelesaikan pertanyaan,

lengkap dan tepat saat melakukan perhitungan/penjelasan. 4

Inferensi

Tidak menuliskan kesimpulan. 0

Menulis kesimpulan tidak benar dan tidak sesuai dengan

konteks pertanyaan 1

Menulis kesimpulan yang tidak benar namun disesuaikan

dengan konteks pertanyaan. 2

Menulis kesimpulan dengan benar, sesuai dengan konteks

namun tidak lengkap. 3

Menulis kesimpulan dengan benar, sesuai dengan konteks

pertanyaan dan lengkap 4

Adaptasi Facione (Putri, 2018:797)

B. Penelitian Yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Purwati, dkk. (2016). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam penelitian ini, siswa pada kemampuan berpikir kritis tinggi dapat memenuhi standar seluruh indikator berpikir kritis yang digunakan pada penelitian ini yaitu menginterpretasi, menganalisis,

(37)

22

mengevaluasi, dan mengiferensi. Siswa dengan kemampuan berpikir kritis sedang hanya dapat memenuhi indikator interpretasi dan menganalisis namun kurang mampu dalam memenuhi indikator mengevaluasi dan menginferensi. Sedangkan, siswa dengan kemampuan berpikir kritis rendah kurang mampu memenuhi indikator interpretasi karena siswa hanya bisa mengidentifikasi dengan jelas fakta yang diberikan dalam soal dan tidak bisa memenuhi indikator menganalisis, mengevaluasi serta menginferensi. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang kemampuan berpikir kritis dan indikator berpikir kritis sama. Perbedaan dari penelitian ini adalah pada penelitian relevan diatas menggunakan model creative problem solving sedangkan pada penelitian ini tidak menggunakan metode tersebut, dan pada subjek penelitian relevan diatas juga menggunakan subjek penelitian siswa kelas X SMKN 2 Jamber, sedangkan penelitian ini menggunakan subjek penelitian siswa kelas VIII MTs. Aisyiyah Sungguminasa serta perbedaannya juga terdapat di teknik pengumpulan data yang pertama yaitu penelitian relevan diatas menggunakan tes keterampilan sedangkan penelitian ini menggunakan tes tertulis essay pada materi operasi hitung bentuk aljabar.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Putri (2019). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian membuktikan bahwa untuk menyelesaikan masalah matematika siswa yang memiliki tingkat kecemasan ringan menguasai kemampuan berpikir kritis tinggi, untuk siswa yang mempunyai kecemasan sedang kemampuan berpikir sedang, serta siswa yang memiliki kecemasan berat menguasai kemampuan berpikir kritis rendah. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang kemampuan

(38)

berpikir kritis. Perbedaan dari penelitian ini adalah pada penelitian relevan diatas menggunakan variable dibedakan dari tingkat kecemasan sedangkan penelitian ini tidak menggunakan variable tersebut, dan indikator yang digunakan berbeda.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Cahyono, B. (2017). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menambah pengetahuan tentang berpikir kritis pada pendidikan tinggi dan berguna bagi para praktisi pendidikan dalam memfasilitasi pengembangan keterampilan berpikir kritis. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang kemampuan berpikir kritis. Perbedaan dari penelitian ini adalah pada penelitian relevan diatas menggunakan variable ditinjau dari perbedaan gender sedangkan pada penelitian ini tidak menggunakan variable tersebut, dan indikator yang digunakan penelitian relevan diatas terdiri dari 6 indikator yaitu focus (fokus), reason (alasan), inference (kesimpulan), situation (situasi), clarity (kejelasan), overview (gambaran) sedangkan pada penelitian menggunakan 4 indikator yaitu interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi.

C. Kerangka Pikir

Pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas hidup manusia secara berkelanjutan yang diharapkan mampu memberi bekal kemampuan menerapkan kemampuannya dalam kehidupan sehari-hari.

Matematika memiliki peran dalam berbagai dimensi kehidupan sehingga menjadikan matematika sebagai mata pelajaran yang menduduki posisi sangat

(39)

24

penting. Akan tetapi, kemampuan siswa dalam belajar matematika kurang karena sifat objek matematika yang abstrak dan membutuhkan pemahaman yang tepat untuk dapat memecahkan persoalan dengan baik dan benar.

Matematika akan sulit dipahami jika hanya dengan mengingat dan menghapalkan rumus, akan tetapi membutuhkan kemampuan berpikir, memahami dan mengolah kabar yang disampaikan oleh siswa. Kemampuan memahami merupakan salah satu kemampuan penting yang siswa miliki saat proses belajar terutama pemahaman konsep matematika yang diajarkan oleh guru. Siswa harus mempelajari matematika dengan pemahaman, secara aktif membangun pengetahuan baru dari pengalaman dan pengetahuan sebelumnya. Berdasarkan hal tersebut dalam mempelajari matematika yang harus ditetapkan kepada siswa adalah kemampuan berpikir kritisnya, sebab jika siswa tidak kritis maka siswa akan merasa sukar untuk menghadapi masalah matematis baik yang mudah hingga masalah matematis yang sulit.

Masalah matematis sering ditemukan pada saat proses pembelajaran matematika, sehingga butuh kemampuan berpikir kritis dalam memecahkan masalah matematis. Dalam proses pembelajaran di MTs. Aisyiyah Sungguminasa, kebanyakan siswa jika diberi contoh soal langsung mengerti tetapi ketika diberikan soal baru dan mereka mengerjakan sendiri mereka langsung tidak mengerti. Dalam hal ini peneliti mencoba untuk mencari tahu kemampuan berpikir kritis siswa dalam memecahkan masalah matematis, dengan harapan, guru dapat menindaklanjutinya.

(40)

26 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Penelitian kualitatif digunakan hendak meneliti pada keadaan objek aslinya.

Pendekatan penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang didasarkan atas filosofi/positivisme, digunakan untuk mengkaji keadaan suatu objek alamiah. Peneliti merupakan instrumen kuncinya. Mengambil sampel sumber informasi dilakukan secara purposive, dan snowball, metode pengumpulan melalui triangulasi analisis data yang bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna daripada generalisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis dalam memecahkan masalah matematis pada siswa kelas VIII MTs Aisyiyah Sungguminasa.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MTs. Aisyiyah Sunggumina yang terletak di Kabupaten Gowa. Sedangkan waktu penelitian ini pada semester ganjil tahun ajaran 2020/2021.

(41)

27

C. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian itu 17 siswa Kelas VIIIb MTs Aisyiyah Sungguminasa. Selanjutnya peneliti memilih 6 orang siswa dengan masing-masing 2 orang siswa di setiap tingkatan kemampuan (Tinggi, Sedang, Rendah), dengan kriteria penentuan subjek yaitu:

Tabel 3.1 Kriteria Kemampuan Berpikir Kritis

Nilai Tingkatan Kemampuan

0 ≤ NKBK ≤ 60 Rendah

60 < NKBK ≤ 75 Sedang

75 < NKBK ≤ 100 Tinggi

NKBK = Nilai Kemampuan Berpikir Kritis

Yusuf Ahmadi (Gusrianti, 2018:34) Pemilihan subjek ini dilakukan agar mendapatkan suatu hasil atau data penelitian yang valid, sesuai dengan peneliti harapkan.

Untuk menentukan subjek, akan digunakan teknik-teknik dibawah ini: 1. Memilih calon subjek

Pada langkah pertama yang dilakukan yaitu menetapkan kelas penelitian yaitu dengan cara mengkomunikasikan dengan salah satu guru mata pelajaran matematika di MTs. Aisyiyah Sungguminasa

2. Pemberian tes tertulis

Setelah peneliti memilih kelas VIIIb yang ingin dijadikan sebagai kelas dalam memperoleh subjek penelitian, maka siswa pada kelas tersebut diberi tes tertulis yang terdiri dari 5 soal. Dari hasil tes tertulis, siswa akan diklasifikasi menjadi tiga kategori. Kategori-kategori tersebut meliputi 6 orang siswa, yaitu masing-masing 2 orang siswa di setiap tingkatan kemampuan (Tinggi, Sedang, Rendah).

(42)

Siswa yang mempunyai perolehan skor 0-60 dikategorikan mempunyai kemampuan matematika rendah, siswa yang mempunyai perolehan skor 61-75 dikategorikan mempunyai kemampuan matematika sedang, dan siswa yang mempunyai perolehan skor 76-100 dikategorikan mempunyai kemampuan matematika tinggi.

3. Kriteria Siswa sebagai calon subjek penelitian

Beberapa kriteria siswa yang ditetapkan oleh peneliti dalam mengecek calon subjek penelitian yaitu:

a. Subjek penelitian terdiri dari 6 siswa, yaitu masing-masing 2 orang siswa di setiap tingkatan kemampuan (Tinggi, Sedang, Rendah).

b. Subjek penelitian dianggap mampu berkomunikasi dengan baik dan mampu mengekspresikan pikirannya. Dalam penelitian ini, keterbukaan siswa dalam wawancara dibutuhkan agar peneliti dapat mengidentifikasi informasi yang tidak dapat diperoleh melalui tes tertulis.

4. Subjek penelitian diperoleh

Dengan melakukan teknik penelitian 1, 2 dan 3 maka diperoleh subjek penelitian.

D. Fokus Penelitian

Fokus penelitian adalah untuk menganalisis kemampuan berpikir kritis siswa dalam memecahkan masalah matematis. Kemampuan berpikir kritis yang dimaksud pada penelitian ini adalah Interpretasi, Analisis, Evaluasi, dan Inferensi.

(43)

29

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian ini meliputi tiga tahap yaitu persiapan, pelaksanaan dan akhir. Setiap tahap dijelaskan yaitu:. 1. Tahap Persiapan

Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan persiapan yaitu:

a. Meminta izin kepada Kepala MTs. Aisyiyah Sungguminasa. b. Melakukan Observasi Pra penelitian.

c. Menyusun rancangan instrumen penelitian terdiri dari instrumen soal tes dan pedoman wawancara.

d. Melakukan validasi pada instrumen soal tes. 2. Tahap Pelaksanaan

Dalam tahap ini, peneliti melaksanakan penelitian sebagai berikut.

a. Menetapkan jadwal tes disekolah tempat tempat penelitian dilaksanakan. Soal tes diberikan kepada kelas VIIIb MTs. Aisyiyah Sungguminasa. b. Melakukan tes sesuai jadwal yang telah ditentukan melalui via daring. c. Memeriksa jawaban siswa dan menentukan subjek penelitian sesuai kriteria

yang akan diwawancarai. Masing-masing 2 di setiap tingkatannya (tinggi, sedang, rendah).

d. Melaksanakan wawancara dengan cara mendatangi siswa kerumahnya atau ditempat yang sudah disepakati untuk mengidentifikasi kemampuan berpikir kritis siswa.

(44)

3. Tahap Akhir

Setelah melakukan penelitian, selanjutnya yang akan dilakukan adalah menganalisis data melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen tes yang digunakan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa dalam memecahkan masalah matematis. Adapun instrumen pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah yaitu:

1. Instrumen Utama

Pada penelitian ini, instrumen utamanya adalah peneliti itu sendiri dikarenakan peneliti yang terjun di lapangan serta peneliti yang paham mengenai kondisi lapangan tersebut melalui observasi dan wawancara

2. Instrumen Pendukung a. Lembar Soal

Lembar soal diberikan kepada siswa dengan materi operasi hitung bentuk aljabar yang telah divalidasi oleh tim validator. Soal yang diberikan berjumlah lima (5) nomor dan waktu kerja 120 menit. Waktu pengerjaan disesuaikan dengan waktu yang dibutuhkan peneliti dalam mengerjakan soal tersebut yaitu 100 menit.

b. Pedoman Wawancara

Peneliti melakukan wawancara kepada siswa kelas VIIIb MTs Aisyiyah Sungguminasa sebagai subjek penelitian ini. Adapun subjek pada penelitian tersebut ialah masing-masing 2 orang siswa disetiap tingkatan

(45)

31

kemampuan (Tinggi, Sedang, Rendah). Dan telah memperoleh skor 0-60 dikategorikan memiliki kemampuan matematika rendah, siswa yang memiliki perolehan nilai 61-75 dikategorikan memiliki kemampuan matematika sedang, dan siswa yang memiliki perolehan skor 76-100 dikategorikan memiliki kemampuan matematika tinggi. Wawancara terkait dilakukan dengan faktor siswa mengambil trik penyelesaian dan kesulitan dalam mengerjakan soal yang diberikan sewaktu tes.

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu strategi/metode peneliti dalam menggunakan teknik pengumpulan data yang dibutuhkan saat penelitiannya. Pengumpulan data bertujuan mendapatkan materi, kenyataan selanjutnya berita yang mampu dipercaya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian yaitu:

1. Teknik Tes

Teknik tes pada penelitian ini merupakan cara pengumpulan data dengan cara memberikan serangkaian tugas berupa tes tertulis berbentuk essay yang diberikan kepada subjek yang diteliti agar mendapat suatu jawaban atau nilai, yang digunakan untuk mengetahui kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal atau masalah matematis

Pada tahap pelaksanaan tes, siswa diberi waktu untuk mengerjakan soal tersebut tanpa membuka buku. Pengawasan dilakukan agar siswa tidak melakukan kecurangan selama mengerjakan seperti bertanya kepada teman yang ada di sekitarnya, serta meminimalisir faktor lainnya. Tes tertulis ini

(46)

diupayakan dilaksanakan pada kondisi siswa dalam keadaan prima dalam menjawab soal atau masalah matematis, hal ini dilakukan agar pengambilan datanya dapat maksimal.

2. Teknik Wawancara

Langkah selanjutnya adalah wawancara dimana peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun secara sistematis kepada objek penelitian

Esterberg (Sugiyono, 2017:232). Mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu terstruktur, semistruktur, dan tidak terstruktur. Dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis.

Lincoln and Guba (Sugiyono, 2017:235) mengemukakan ada 7 tahapan saat menerapkan wawancara, wawancara dan analisis data saat penelitian kualitatif, yakni:

a. Putuskan terhadap siapa wawancara hendak dilakukan b. Siapkan permasalahan yang hendak menjadi materi diskusi. c. Memulai/membuka alur wawancara.

d. Mengkonfirmasi ikhtisar hasil wawancara dalam mengakhirinya. e. Mengkongfirmasi deskripsi umum dari hasil wawancara dan akhir. f. Hasil wawancara dimasukkan kedalam catatan lapangan

(47)

33

H. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif deskriftif dengan tahapan-tahapan yaitu:

1. Reduksi Data

Banyak data yang dapat diperoleh dari lapangan, sehingga perlu diketahui secara detail dan cermat. Mereduksi data berarti meringkas, memilih yang utama, fokus terhadap sesuatu yang relevan, tema dan pola yang dicari. Kemudian data yang sudah diringkas akan membagikan gambaran dengan jelas, dan memudahkan peneliti agar melaksanakan data berikutnya, dan mencari saat perlu.

2. Penyajian Data

Penyajian data, dalam penyajian data lalu data ditata, dan berpola hubungan, sehingga lebih gampang diimplementasikan. Dengan menampilkan data akan memudahkan dalam memahami apa yang sedang terjadi dalam perencanaan pekerjaan selanjutnya berdasarkan apa yang telah dilaksanakan. 3. Kesimpulan

Kesimpulan awal yang diajukan tidak berlaku lama, dan tidak akan menemukan bukti kuat untuk mendukungnya, pada langkah pengumpulan data selanjutnya. Dalam penelitian ini, kesimpulan awal peneliti hendak didukung karena data yang didapatkan peneliti di lapangan. Jawaban/hasil penelitian tersebut akan membagikan penjelasan dengan kesimpulan akan masalah penelitian yang dikaji pada penelitian ini.

(48)

I. Rencana Pengujian Keabsahan Data

Dalam rencana pengujian keabsahan data, salah satu teknik yang digunakan untuk memeriksa keabsahan data adalah dengan Triangulasi. Dalam teknik pengumpulan data, tringulasi diartikan sebagai teknik kumpulan data yang merupakan gabungan dari berbagai teknik kumpulan data data dengan sumber yang ada (Sugiyono, 2017: 242). Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan triangulasi teknik dimana triangulasi teknik, berarti peneliti memakai kumpulan data berbeda agar memperoleh data yang sama

(49)

35 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIIIb MTs. Aisyiyah Sungguminasa yang terdiri dari 17 siswa. Tes dilakukan pada hari Senin, 21 September 2020. Tahap pertama yang peneliti lakukan adalah menguji kemampuan berpikir kritis dengan cara memberikan tes yang berupa essay secara daring menggunakan aplikasi WhatsApp. Berdasarkan hasil tes berpikir kritis, peneliti menentukan enam siswa, yakni dua siswa yang menguasai kemampuan berpikir kritis tinggi, dua siswa yang menguasai kemampuan berpikir kritis sedang, lalu dua siswa yang menguasai kemampuan berpikir kritis rendah, selanjutnya tahap wawancara dilaksanakan pada hari kamis, 24 September 2020, terpaut sama hasil telah subjek tulis dengan mengeksplorasi berpikir kritis pada subjek.

Atas pertimbangan kelancaran wawancara, subjek penelitian yang komunikatif (mudah untuk diajak berkomunikasi) yang dipilih. Berdasarkan saran dan rekomendasi guru mata pelajaran matematika, maka dipilih 6 orang subjek penelitian yaitu 2 siswa dengan nilai tertinggi, 2 siswa dengan nilai sedang, dan 2 siswa dengan nilai terendah.

(50)

Tabel 4.1 Hasil Tes Pemecahan Masalah Siswa No Inisial Siswa Skor Tiap Butir Soal Total

Skor Nilai Kriteria 1 2 3 4 5 1. MFF 16 16 16 16 14 78 97,5 Tinggi 2. MAZ 14 14 16 16 16 76 95 Tinggi 3. VD 12 16 16 16 10 70 87,5 Tinggi 4 NH 12 12 16 16 12 68 85 Tinggi 5. M 14 12 14 16 12 68 85 Tinggi 6. SA 16 10 12 12 16 66 82,5 Tinggi 7. YP 12 12 12 12 12 60 75 Sedang 8. NS 12 10 12 14 10 58 72,5 Sedang 9. RH 12 12 12 12 10 58 72,5 Sedang 10. MR 14 8 12 12 10 56 70 Sedang 11. N 12 10 12 12 10 56 70 Sedang 12. MFD 4 8 8 8 8 36 45 Rendah 13. MFT 6 10 8 8 12 44 55 Rendah 14. NFS 6 8 6 8 6 34 42,5 Rendah 15. NBP 6 8 6 8 6 34 42,5 Rendah 16. MRS 6 8 6 8 6 34 42,5 Rendah 17. RA 6 8 6 8 6 34 42,5 Rendah

Tabel 4.1 dilihat 6 atas 17 siswa menguasai kemampuan berpikir kritis kategori tinggi, 5 atas 17 siswa menguasai kemampuan berpikir kritis kategori sedang, serta 6 atas 17 siswa menguasai kemampuan berpikir kritis kategori rendah. Berdasarkan hasil tes di atas, terpilih 6 siswa yang menjadi subjek penelitian yaitu dua siswa menguasai kemampuan berpikir kritis tinggi, dua siswa menguasai

(51)

37

kemampuan berpikir kritis sedang, serta dua siswa menguasai kemampuan berpikir kritis rendah.

Tabel 4.2 Subjek Penelitian

No Inisial Siswa

Skor Tiap Butir Soal Total

Skor Nilai Kriteria

1 2 3 4 5 1 MFF 16 16 16 16 14 78 97,5 Tinggi 2 MAZ 14 14 16 16 16 76 95 Tinggi 3 RH 12 12 12 12 10 58 72,5 Sedang 4 MR 14 8 12 12 10 56 70 Sedang 5 MFT 6 10 8 8 12 44 55 Rendah 6 MFD 4 8 8 8 8 36 45 Rendah

Alasan memilih subjek penelitian dikarenakan subjek memenuhi kriteria berpikir kritis dan subjek juga mudah diajak berkomunikasi serta subjek dapat mengidentifikasi informasi yang dapat diperoleh melalui tes tertulis.

Berdasarkan data hasil tes tertulis dan wawancara, maka akan di paparkan deskripsi tentang kemampuan berpikir kritis. Adapun deskripsi mengenai berpikir kritis siswa dalam memecahkan masalah dapat dilihat dari uraian berikut.

1. Analisis kemampuan berpikir kritis dalam menyelesaikan soal operasi hitung bentuk aljabar MFF kategori tinggi

a. Deskripsi kemampuan berpikir kritis MFF kategori tinggi dalam menyelesaikan soal operasi hitung bentuk aljabar nomor 1

(52)
(53)

39

Lembar jawaban MFF, bisa dilihat MFF dapat mengerjakan soal nomor 1 dengan sangat baik. Hal tersebut dapat dilihat bahwa MFF dapat menuliskan unsur yang diketahui dan unsur yang ditanyakan pada soal. Selanjutnya menuliskan kedua persamaan dengan benar yaitu (4B + 3P = 29, B + 3P = 14). Selanjutnya MFF mencari nilai B lalu mensubtitusikan persamaan 1 dengan mengganti nilai B untuk mendapatkan 1 pulpen cair, dan kemudian mensubtitusikan persamaan 1 dengan mengganti variabel P untuk mendapatkan 1 buku tulis. Kemudian, MFF juga menuliskan kesimpulan pada jawabannya. Untuk mendalami kemampuan berpikir kritis MFF, maka wawancara dilakukan. Adapun petikan wawancara MFF untuk soal nomor 1 adalah yaitu:

Keterangan:

PP = Pertanyan Peneliti MFF = Jawaban Subjek Pertama

PP : Kita mulai dari nomor 1. Coba adek baca kembali soalnya MFF : (membaca soal)

PP : Oke, dari soal yang diberikan, apa yang adik pahami pada soal tersebut?

MFF : Yang saya pahami kak, soal ini berbentuk soal cerita yang dicari harga 1 buku tulis dan harga 1 pulpen cair

PP : Dari soal ini apa yang adik ketahui?

MFF : Yang dikethui itu kak, saya misalkan B itu harga 1 buku tulis, dan P itu harga 1 pulpen cair, selanjutnya kak, saya tuliskan dalam bentuk persamaan 1 dan 2 yaitu persamaan 1: 4B + 3P = 29.000 dan persamaan 2: 1B + 3P = 14.000 kemudian saya sederhanakan mi kak jadi, 4B + 3P = 29 dan B + 3P = 14

(54)

MFF : 1 buku tulis dan 1 pulpen cair

PP : Bagaimana cara adik menyelesaikan soal ini?

MFF : Kan tadi saya misalkan B itu harga 1 buku tulis, dan P itu harga 1 pulpen cair, selanjutnya kak, saya tuliskan dalam bentuk persamaan 1 dan 2 yaitu persamaan 1 itu 4B + 3P = 29.000 dan persamaan 2 itu 1B + 3P = 14.000 kemudian saya sederhanakan mi kak jadi, 4B + 3P = 29 dan B + 3P = 14, kemudian saya mencari nilai B menggunakan persamaan 2 kak, (B + 3P = 14), lalu saya subtitusikan mi kepersamaan 1 kak dengan mengganti nilai B nya itu, pas kudapat mi nilai B nya kak, kucari lagi nilai P nya dengan cara ku subtitusikan ke persamaan 1 kak, setelah itu kudapatmi hasilnya kak

PP : Jadi, apa kesimpulan dari jawabanta itu?

MFF : Kesimpulannya itu kak hasil yang saya dapat itu harga 1 buku tulis adalah Rp 5.000 sedangkan harga 1 pulpen cair Rp 3.000 kak

Berdasarkan hasil wawancara diatas, dapat dilihat bahwa MFF dapat memahami apa saja yang diketahui pada soal, selain itu MFF juga dapat menjelaskan cara penyelesaian pada jawaban dan benar, kemudian MFF juga mengetahui hasil dari jawaban tersebut.

Berdasarkan hasil tes dan wawancara pada MFF nomor 1 menunjukkan bahwa MFF memenuhi keempat indikator berpikir kritis yaitu interpretasi, analisis, evaluasi, dan inferensi.

(55)

41

b. Deskripsi kemampuan berpikir kritis MFF kategori tinggi dalam menyelesaikan soal operasi hitung bentuk aljabar nomor 2

Gambar 4.2 Lembar Jawaban Pemecahan Masalah MFF Nomor 2 Lembar jawaban MFF, bisa dilihat MFF dapat mengerjakan soal nomor 2 dengan sangat baik. MFF dapat menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada soal. Kemudian MFF dapat menentukan uang saku perorang yang harus diberikan ibu, yaitu dengan cara menjumlahkan gaji ibu dan gaji ayah lalu mengurangi dengan kebutuhan belanja, kemudian menjumlahkan lagi uang untuk ditabung dengan kebutuhan kesehatan dan uang sekolah kedua

(56)

anaknya (2.000.000 + 4.000.000) – 1.000.0000 = 1.000.000 + 500.000 + 3.000.000 + (4 . 2x). 1 bulan sama dengan 4 pekan dan 2x adalah uang saku untuk 2 orang. Hal ini menunjukkan bahwa MFF memahami masalah pada soal dan siswa dapat menentukan uang saku tiap anak dalam sepekan, kemudian MFF juga menuliskan kesimpulan pada jawabannya. Untuk mendalami kemampuan berpikir kritis MFF, maka wawancara dilakukan. Adapun petikan wawancara MFF untuk soal nomor 2 adalah yaitu:

PP : Oke dek, lanjut soal nomor 2. Coba baca kembali soalnya MFF : (membaca soal)

PP : Coba sebutkan apa yang diketahui pada soal tersebut

MFF : Yang saya ketahui itu kak, gaji ibu sebesar Rp 2.000.000, gaji ayah sebesar Rp 4.000.000, kebutuhan belanja Rp 1.000.000, kebutuhan kesehatan Rp 500.000, uang sekolah kedua anaknya Rp 3.000.000, uang untuk ditabung Rp 1.000.000

PP : Apa yang di tanyakan pada soal tersebut?

MFF : Uang saku perorang yang harus ibu berikan untuk kedua anaknya kak

PP : Rumus apa yang adik gunakan dalam menyelesaikan soal tersebut? MFF : Yang kugunakan itu kak, menjumlahkan gaji ibu dan gaji ayah lalu mengurangi dengan kebutuhan belanja, kemudian menjumlahkan lagi uang untuk ditabung dengan kebutuhan kesehatan dan uang sekolah kedua anaknya (2.000.000 + 4.000.000) – 1.000.0000 = 1.000.000 + 500.000 + 3.000.000 + (4 . 2x). 1 bulan sama dengan 4 pekan dan 2x adalah uang saku untuk 2 orang.

PP : Disini adik menuliskan (4 . 2x). apa maksudnya itu dek?

MFF : 1 bulan sama dengan 4 pekan dan 2x adalah uang saku untuk 2 orang kak

PP : Jadi berapa jawabanta disitu dek?

MFF : Jawabanku itu kak, setiap anak dalam waktu sepekan mendapatkan uang saku sebanyak Rp 62.500 kak

(57)

43

Berdasarkan hasil wawancara diatas, dapat dilihat bahwa MFF dapat memahami apa saja yang diketahui pada soal, selain itu MFF juga dapat menjelaskan rumus apa yang dia gunakan dalam menjawab soal, kemudian subjek juga mengetahui hasil dari jawaban tersebut.

Berdasarkan hasil tes dan wawancara pada MFF nomor 2 menunjukkan bahwa MFF memenuhi keempat indikator berpikir kritis yaitu interpretasi, analisis, evaluasi, dan inferensi.

c. Deskripsi kemampuan berpikir kritis MFF kategori tinggi dalam menyelesaikan soal operasi hitung bentuk aljabar nomor 3

Gambar 4.3 Lembar Jawaban Pemecahan Masalah MFF Nomor 3

Lembar jawaban MFF, bisa dilihat MFF dapat mengerjakan soal nomor 3 dengan sangat baik. MFF dapat menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada soal dan benar. Kemudian MFF menuliskan model matematika yaitu (x + 8 + x = 44). Hal ini menunjukkan bahwa MFF memahami masalah soal. Selanjutnya MFF dapat menentukan umur Naila dan Rendi dengan benar. MFF juga menuliskan kesimpulan pada jawaban. Untuk

(58)

mendalami kemampuan berpikir kritis MFF, maka wawancara dilakukan. Adapun petikan wawancara MFF untuk soal nomor 3 yaitu:

PP : Kita lanjut lanjut nomor 3, coba adik baca soalnya MFF : (membaca soal)

PP : Dari soal yang dibaca apa saja yang diketahui?

MFF : Jadi saya misalkan dulu kak, umur Naila sekarang x tahun, maka umur Rendi (x – 8) tahun kak, selanjutnya 8 tahun kemudian umur Naila x + 8 dan umur Rendi (x – 8) + 8 = x tahun

PP : Apa yang ditanyakan dek?

MFF : Yang ditanyakan itu kak, berapa umur masing-masing Naila dan Rendi kak

PP : Bagaimana cara penyelesaianta untuk mendapatkan jawabannta dek?

MFF : Pertama-tama kak, ku jumlahkan dulu itu x + 8 + x = 44, lalu kujumlahkan ki dulu yang sama variabelnya kak jadi 2x + 8 = 44, selanjutnya kedua ruas saya kurangi 8 kak jadi 2x = 36, selanjutnya kak saya bagi 2 untuk kedua ruas jadi x = 18, itu untuk umur Naila kak, kalau untuk mencari umur Rendi saya kurangi umur Naila dikurangi 8 jadi 10 kak jadi 10 itu umurnya Rendi kak

PP : Coba kita simpulkan itu Jawabanta dek?

MFF : Jadi, kesimpulannya itu kak Umur Naila 18 tahun sedangkan umur Rendi itu 10 Tahun kak

Berdasarkan hasil wawancara diatas, dapat dilihat bahwa MFF dapat memahami apa saja yang diketahui pada soal, selain itu MFF juga dapat menjelaskan cara penyelesaian dalam menjawab soal, kemudian MFF juga mengetahui hasil dari jawaban tersebut.

Gambar

Gambar 1.1 Hasil Pengerjaan siswa
Gambar 2.1 Tahapan berpikir kritis menurut Thyer (Sani, 2019: 141)
Tabel 2.1 Tahapan berpikir kritis menurut Thyer (Sani, 2019:141)  Tahapan
Tabel 2.3 Rubrik Penilaian Skor Tes Kemampuan Berpikir Kritis dalam  Memecahkan Masalah Matematis pada Materi Operasi Hitung Bentuk
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen tentang peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis matematis siswa kelas VIII melalui

Kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang memperoleh metode. pembelajaranIMPROVE dibandingkan dengan siswa yang

Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis matematis, antara siswa yang menerima pembelajaran berbasis masalah dengan strategi konflik kognitif (PBLKK) dan

Data hasil jawaban tes kemampuan berpikir kritis serta angket self confidence dari siswa selanjutnya dilakukan analisis untuk melihat atau memperoleh suatu

Pendekatan PBL berperan aktif dalam mengembangkan keterampilan teknis atau kognitif siswa seperti pemecahan masalah, berpikir kritis dan kreatif dan penerapan

Profil proses berpikir kritis siswa MTs Qur’an Nurul Falah Trenggalek dengan gaya kognitif Field Dependent (FD) dalam memecahkan masalah matematika pada materi

Namun kenyataannya kemampuan berpikir kritis matematis siswa masih menunjukkan nilai yang rendah, dengan demikian dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis

Melalui artikel ini, penulis akan menjelaskan bagaimana pembelajaran konflik kognitif yang diterapkan pada pembelajaran matematika mampu meningkatkan kemampuan