ACCIDENT INVESTIGATION
ACCIDENT INVESTIGATION
((Investigasi
Investigasi Kecelakaan
Kecelakaan))
By :
By :
Adi
INDUSTRI MIGAS
•
Ciri – cirinya adalah :
1. Padat Technology
2. Padat Modal
3. Padat Resiko
DIOPERASIKAN SDM – KOMPETEN
(PER.MEN ESDM NO 20 – THN.2008 SKKNI MIGAS – WAJIB)
1. K
2. S
3. A
1.
A
2.
S
3.
K
1. KOMPETENSI DASAR 2. KOMPETENSI POKOK 3. KOMPETENSI TERAPANKEGIATAN / AKTIFITAS
KEGIATAN / AKTIFITAS
RESIKO
RESIKO
RESIKO
RESIKO
INTRODUKSI / PENGANTAR
INTRODUKSI / PENGANTAR
KEGIATAN INDUSTRI
KEGIATAN INDUSTRI
KEGIATAN INDUSTRI
KEGIATAN INDUSTRI
RESIKO
RESIKO
RESIKO
RESIKO
INDUSTRI MIGAS
INDUSTRI MIGAS
INDUSTRI MIGAS
INDUSTRI MIGAS
RESIKO
RESIKO
RESIKO
RESIKO KECELAKAAN / KEBAKARAN
KECELAKAAN / KEBAKARAN
MENGAPA HARUS DICEGAH ?
MENGAPA HARUS DICEGAH ?
RESIKO
RESIKO KECELAKAAN / KEBAKARAN
KECELAKAAN / KEBAKARAN
MENGAPA HARUS DICEGAH ?
MENGAPA HARUS DICEGAH ?
•• KERUGIAN
KERUGIAN
( JIWA & MATERIAL )
( JIWA & MATERIAL )
(KHUSUS PERUSAHAAN)
(KHUSUS PERUSAHAAN)
•• KERUGIAN
KERUGIAN
( JIWA & MATERIAL )
( JIWA & MATERIAL )
(KHUSUS PERUSAHAAN)
(KHUSUS PERUSAHAAN)
RESIKO
RESIKO
1.
RESIKO MURNI
2.
RESIKO SPEKULATIF
1.
RESIKO MURNI
2.
RESIKO SPEKULATIF
RESIKO MURNI
RESIKO MURNI
• KECELAKAAN
• KEBAKARAN
• BIAYA ASURANSI
• KECELAKAAN
• KEBAKARAN
• BIAYA ASURANSI
RESIKO SPEKULATIF
RESIKO SPEKULATIF
• KEGAGALAN USAHA
• KEGAGALAN PROMOSI
• SALAH PERHITUNGAN
• KEGAGALAN USAHA
• KEGAGALAN PROMOSI
• SALAH PERHITUNGAN
BAGAIAMAN CARA MELAKUKANNYA ?
BAGAIAMAN CARA MELAKUKANNYA ?
MEMAHAMI PENYEBABNYA
(MELAKUKAN TINDAKAN)
MEMAHAMI PENYEBABNYA
PERKEMBANGAN PENANGANAN
PERKEMBANGAN PENANGANAN
KESELAMATAN KERJA
KESELAMATAN KERJA
NASIB (ACTS OF GOD)KEADAAN TAK AMAN (UNSAFE COND.) TINDAKAN TAK AMAN (UNSAFE ACT,) KETIMPANGAN MANAJEMEN & PEREKAYASAAN KETIMPANGAN SISTEM Revolusi Industri 1900 Workman Compensation Law 1930 Teori Domino Heinrich 1960 1980 KETERANGAN
KETERANGAN ERAERA
SEBELUM SEBELUM REVOLUSI REVOLUSI INDUSTRI INDUSTRI SESUDAH SESUDAH REVOLUSI REVOLUSI INDUSTRI INDUSTRI MODERN MODERN PERANAN AHLI KES. KERJA
Tidak ada Inspector KK, (pemasangan sarana pengaman )
Inspector KK, (Polisi ditempat kerja)
- Loss Control Adv/Mgr. - Safety Eng. - AhliErgonomi - Analis Sistem Kes. Kerja - Mgr. resiko - Hazard Analyst (Safety Eng.) PROGRAM DAN
TEKNIK KES. KERJA
Yang terorganisir secara baik, belum ada - Pelindung Mesin - Sarana pengaman - Standar KK - Promosi & Pend. KK. - Pelatihan Kes. Kerja - Peraturan& Pengawasan Kes. Kerja - LossControl& Safety Mgm. - Loss Prev. - Product Safety - System safety - Human Factor - Analisa Bhy. - Penekanan resiko - Rekayasa KK. (Safety Eng.) KONSEP SEBAB INSIDEN
KONSEP INSIDEN
KONSEP INSIDEN –
– PENDEKATAN SISTEM
PENDEKATAN SISTEM
TUGAS SISTEM TERCAPAI SISTEM MANAJEMEN MANUSIA PERALATAN & LINGKUNGA N PRESTASI TINGGI PENYIMPANGA N BAHAYA
SEJARAH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
MASA LALU
1760 SEBELUM MASEHI:
RAJA HAMURABI PENDIRI DYNASTI BABYLONIA MENYUSUN UU DAN PERATURAN TENTANG HAK-HAK MILIK, HAK
PERORANGAN DAN HUTANG
PIUTANG. CONTOH:
Jika seorang pembangun membangun rumah untuk seseorang dan tidak
membangunnya secara tepat, kemudian rumah tersebut runtuh dan
menewaskan pemiliknya, maka pembangun harus dihukum mati.
Jika pembuat kapal membuat perahu untuk seseorang dan tidak membuatnya dengan kuat, jika selama tahun yang sama perahu tersebut rusak, maka pembuat kapal harus memperbaikinya dengan biayanya sendiri. Kapal yang telah diperbaiki tersebut harus diberikan kepada pemiliknya.
SEJARAH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
400 SEBELUM MASEHI:
HYPPOCRATES AHLI FISIKA YUNANI
• BERUSAHA MENANGANI TETANUS. • MEMBANTU MEMERIKSA WABAH DI
SEKITAR ATHENA.
• MEMBERIKAN PANDUAN CIDERA DI KEPALA YANG DISEBABKAN KECELAKAAN.
SEJARAH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
AWAL ABAD PERTENGAHAN :
BERBAGAI BAHAYA DIIDENTIFIKASI TERMASUK EFEK PAPARAN TIMBAL DAN MERCURY, KEBAKARAN DALAM RUANG TERBATAS, SERTA KEBUTUHAN ALAT PELINDUNG DIRI NAMUN BELUM ADA STANDAR DAN PERATURAN YANG DITETAPKAN. JADI MASIH BERTANGGUNG JAWAB SENDIRI-SENDIRI.
SEJARAH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
AWAL ABAD 18 DAN PADA SAAT TERJADINYA REVOLUSI INDUSTRI : BEARDINI RAMAZINI MENULIS “DISCOURSE ON DISEASE
OF WORKERS”
DIKENAL SEBAGAI BAPAK PENGOBATAN PEKERJA
• MENGGAMBARKAN PENYEBAB PENYAKIT PEKERJA YANG BEKERJA DI LABORATORIUM.
SEJARAH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
AKHIR TAHUN 1700:
BANYAK RESIKO KECELAKAAN DI INDUSTRI DIANGGAP SEBAGAI BAGIAN DARI INDUSTRI KARENA PERUSAHAAN HANYA MEMIKIRKAN UNTUNG – RUGI. MASALAH K3 TIDAK DIPERHATIKAN.
SEJARAH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
AKHIR TAHUN 1800:
REVOLUSI INDUSTRI MELANDA AMERIKA.
MENEKANKAN PENGURANGAN BIAYA BANYAK TENAGA KERJA MIGRAN DAN ANAK-ANAK.
UNDANG-UNDANG MENGUNTUNGKAN PENGUSAHA. TIDAK ADA KOMPENSASI UNTUK PENYAKIT ATAU CIDERA. TIDAK ADA STANDAR KESELAMATAN KERJA.
SEJARAH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
AKHIR TAHUN 1887:
KECELAKAAN MENINGKAT KOMPENSASI DIMULAI, NAMUN DITOLAK DENGAN BERBAGAI ALASAN.
ABAD 20 :
AWAL PERHATIAN KESELAMATAN KERJA MASUK KE ARENA POLITIK.
SEJARAH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
TAHUN 1908 :
THEODORE ROOSEVELT MENGATAKAN : “JUMLAH KECELAKAAN YANG MENYEBABKAN KEMATIAN PEKERJA SEMAKIN MENINGKAT”. DIIKUTI DENGAN PERSYARATAN WORKERS COMPENSATION SECARA FEDERAL. STANDAR-STANDAR KESELAMATAN MENGENAI PELINDUNG MESIN MULAI DITERBITKAN.
TAHUN 1931 :
USAHA-USAHA KESELAMATAN DAN KESEHATAN DIARAHKAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN KONDISI PABRIK.
SEJARAH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
SAAT INI:TAHUN 1970 :
TAHUN 1970, OCCUPATIONAL SAFETY AND HEALTH ACT (OSHA) DISAHKAN DAN MENJADI UNDANG-UNDANG FEDERAL.
• PEMBAHARUAN PADA KESELAMATAN KENDARAAN RALPH NADER MEMBUAT BUKU “UNSAFE AT ANY SPEED”.
• K3 MENJADI ELEMEN PENTING PADA SEBAGIAN BESAR INDUSTRI MANUFAKTURING.
• STANDAR-STANDAR K3 TELAH DIMULAI.
• MANAJEMEN MULAI MENGERTI BAHWA KEUNTUNGAN PERUSAHAAN AKAN TERPENGARUH LANGSUNG BILA PEKERJA MENGALAMI KECELAKAAN.
• UU MEMBERIKAN SANKSI TERHADAP KETIDAKSESUAIAN DENGAN PERSYARATAN MENYEDIAKAN TEMPAT KERJA YANG BEBAS BAHAYA LETAK ALAT PEMADAM.
• ADANYA STANDAR MANAJEMEN KESELAMATAN PROSES PENAKARAN RESIKO TENTANG KESELAMATAN PABRIK KIMIA.
• STANDAR KESELAMATAN LISTRIK, STANDAR PERLINDUNGAN KEBAKARAN DAN STANDAR PERLENGKAPAN PERLINDUNGAN PERORANGAN.
• DAN PETERSEN MENULIS JUGA TENTANG “TECHNIQUES OF SAFETY MANAGEMENT” UNSAFE ACT, UNSAFE CONDITIONS DAN KECELAKAAN ADALAH GEJALA MENGENAI KESALAHAN SISTEM MANAJEMEN.
MASA DEPAN:
PARTISIPASI PEKERJA TENTANG K3.
AUDIT NON PEMERINTAH BADAN SERTIFIKASI ISO 18001.
Dr. THOMAS KRAUSE MENULIS “THE BEHAVIOR BASED SAFETY PROCESS”. PROGRAM KESELAMATAN AKAN MENCAKUP USAHA-USAHA YANG DIARAHKAN PADA PERILAKU MASING-MASING PEKERJA.
KETRAMPILAN YANG DIPERLUKAN : AHLI DI BIDANG SAFETY UNTUK MENCEGAH KECELAKAAN MENGGUNAKAN ANALISA KUANTITATIF DAN KUALITATIF TERHADAP PRODUK YANG SEDERHANA DAN KOMPLEKS, SISTEM, OPERASI, IDENTIFIKASI BAHAYA, FISIKA, KIMIA, BIOLOGI, MATEMATIKA, PERILAKU, BISNIS, ENGINEERING, PELATIHAN.
SEPERTI : AMERICAN INDUSTRIAL HYGIENE ASSOCIATION AMERICAN SOCIETY OF SAFETY ENGINEER.
ORGANISASI FIRE & SAFETY DI SUATU PERUSAHAAN
KARENA KEGIATANNYA TOP – DOWN, BIASANYA DI BAWAH TOP MANAGER. DIMANAPUN PEKERJA BERADA, SAFETY HARUS DIPERHATIKAN DUDUK DI KURSI, DI PERJALANAN (CONTOH BUS BHINEKA ADA PENUMPANG MEMBAWA BAHAN PELEDAK).
ELEMEN-ELEMEN SAFETY : PLAN, DO, CHECK, ACT.
OSHA : 1. KEPEMIMPINAN, MANAJEMEN DAN PARTISIPASI PEKERJA 2. PENAKARAN BAHAYA
• Era Sebelum Revolusi Industri
• Era Revolusi Industri (abad 18)
– Perubahan sistem kerja
– Penggunaan tenaga mesin
– Pengenalan metode baru pengolahan bahan baku
– Pengorganisasian pekerjaan
– Muncul penyakit yg berhubungan dengan pemajanan
• Era industrialisasi
– Perkembangan K3 mengikuti penggunaan teknologi
(APD, safety device dan alat-alat pengaman)
• Era Manajemen
– Heirich (1931), teori domino
– Bird and German, teori Loss Causation Model
– ISO, SMK3 dll
Definisi K-3
Definisi K-3
Filosofi
Pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan :
- tenaga kerja dan manusia pada
umumnya, baik jasmani maupun
rohani,
- hasil karya dan budaya menuju
masyarakat adil, makmur dan
sejahtera;
Definisi K-3
Definisi K-3
» Keilmuan
Suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya
dalam
upaya
mencegah
kecelakaan,
kebakaran, peledakan, pencemaran, penyakit,
dll
PENGERTIAN
PENGERTIAN
1. SAFETY (Keselamatan)
2. HAZARD (Potensi Bahaya)
3. RISK (Risiko)
KESELAMATAN (SAFETY)
KESELAMATAN (SAFETY)
• PERSEPSI
UMUM
MENGENAI
KESELAMATAN
(SAFETY)
ADALAH
KEADAAN
BEBAS
DARI
BAHAYA, DAN DIARTIKAN SECARA MUTLAK
(ABSOLUT).
• PENGERTIAN KESELAMATAN DALAM OPERASI
INDUSTRI ADALAH PENGERTIAN RELATIF.
Keselamatan (Safety)
1. Mengendalikan
kerugian
dari
kecelakaan
(control of accident loss)
2. Kemampuan untuk mengidentifikasikan dan
menghilangkan (mengontrol) resiko yang tidak
bisa diterima (the ability to identify and
eliminate unacceptable risks)
Aman (safe) adalah suatu
kondisi dimana atau kapan
munculnya sumber bahaya
telah dapat dikendalikan ke
tingkat yang memadai, dan
ini adalah lawan dari bahaya
(danger).
Merupakan tingkat bahaya dari suatu
kondisi
dimana
atau
kapan
muncul
sumber bahaya.
Danger adalah
lawan dari aman atau
selamat.
Kesehatan (Health)
Derajat / tingkat keadaan fisik dan
psikologi individu (the degree of
physiological and psychological well
being of the individual)
• KESELAMATAN ADALAH
• KEADAAN
RELATIF
BEBAS
DARI
BAHAYA,
KECELAKAAN MAUPUN KERUSAKAN.
• OPERASI YANG RELATIF DAPAT DITERIMA DITINJAU
DARI SEGI RISIKO DAN KERUGIAN.
• PERATURAN
MENGENAI
KESELAMATAN
MENGHARUSKAN ADANYA STANDARD MINIMUM
KESELAMATAN
YANG
DAPAT
DITERIMA
BERDASARKAN STANDARD YANG DISEPAKATI.
KESELAMATAN KERJA
• KEBEBASAN MANUSIA DARI BAHAYA YANG
DAPAT MERUGIKAN PERUSAHAN BAIK DARI
SEGI
KESELAMATAN,
KESEHATAN,
KEAMANAN
DAN
PENCEMARAN
LINGKUNGAN.
• SEBAGAI
MINIMASI
KONTAK
ANTARA
MANUSIA DAN BAHAYA, DAN TERUTAMA
DIHUBUNGKAN
DENGAN
PENCEGAHAN
ORANG TERHADAP BAHAYA YANG DAPAT
BAHAYA (HAZARD)
• KONDISI
ATAU
AKTIVITAS
ATAU
PERUBAHAN KEADAAN YANG MEMPUNYAI
POTENSI
ADANYA
KECELAKAAN,
KESAKITAN ATAU KERUSAKAN BANGUNAN
DAN LINGKUNGAN.
• SEMUA
KEADAAN
YANG
MEMPUNYAI
POTENSI
PENYEBAB
KERUSAKAN
PADA
ORANG, FASILITAS, HAK MILIK, EKONOMI,
ATAU LINGKUNGAN
RISIKO (RISK)
• MERUPAKAN
KEADAAN
YANG
TAK
DIINGINKAN ATAU KONSEKUENSI NEGATIF
DARI SUATU KEJADIAN
• UKURAN
KEBOLEHJADIAN
DAN
KONSEKUENSI/AKIBAT
DARI
SEMUA
AKTIVITAS ATAU KONDISI BAHAYA.
• SECARA
KUANTITATIF
RESIKO
ADALAH
BERUPA HASIL KALI ANTARA KEJADIAN DAN
BESARNYA POTENSI KERUGIAN
INSIDEN (INCIDENT)
• SUATU KEJADIAN / PERISTIWA YANG TIDAK
DIRENCANAKAN
DENGAN
KEMUNGKINAN
BESAR
MENIMBULKAN
KONSEKUENSI-KONSEKUENSI YANG TIDAK DIINGINKAN DAN
DAPAT MERUGIKAN PERUSAHAAAN
KECELAKAAN (ACCIDENT)
• SEBAGAI
SUATU
PERISTIWA
YANG
TIDAK
DIHARAPKAN, TIDAK DIRENCANAKAN, DAPAT
TERJADI KAPAN SAJA DAN DI MANA SAJA,
DALAM
RANGKAIAN
PERISTIWA
YANG
TERJADI KARENA BERBAGAI SEBAB, YANG
MENGAKIBATKAN
KERUGIAN
FISIK
(LUKA
ATAU
PENYAKIT)
TERHADAP
SESEORANG,
RUSAKNYA
HARTA
MILIK
PERUSAHAAN,
TERJADINYA GANGGUAN USAHA ATAU SETIAP
KOMBINASI DARI EFEK TERSEBUT.
KECELAKAAN KERJA
• KECELAKAAN
YANG
DIALAMI
OLEH
SEORANG
KARYAWAN,
SEMENJAK
IA
MENINGGALKAN
RUMAH
KEDIAMANNYA
MENUJU KE TEMPAT PEKERJAAN, SELAMA
JAM
KERJA
DAN
ISTIRAHAT,
MAUPUN
SEKEMBALINYA DARI TEMPAT KERJANYA
MENUJU RUMAH KEDIAMANANYA DENGAN
MELALUI JALAN YANG BIASA DI TEMPUH
ATAU WAJAR
KERUGIAN (LOSS)
KERUGIAN (LOSS)
• DEGRADASI
ATAU
KERUSAKAN
SUATU
SISTEM ATAU KOMPONEN
• KERUGIAN
DAPAT
MELIPUTI
KEMATIAN
ATAU
KARYAWAN
YANG
CACAT,
KERUSAKAN FASILITAS ATAU MESIN-MESIN
DAN
PERALATAN,
BAHAN
BAKU
YANG
TERLEPAS, DAN TERTUNDANYA PRODUKSI
YANG TAK DAPAT DIHINDARKAN.
SISTEM (SYSTEM)
• KESELURUHAN
FAKTOR,
KOMPONEN,
KEGIATAN
YANG
SALING
TERGANTUNG
ATAU BERDIRI SENDIRI YANG BERINTERAKSI
DALAM BATASAN-BATASAN TERTENTU
SISTEM KESELAMATAN
(SAFETY SYSTEM)
• PENERAPAN
REKAYASA
/
TEKNIK
DAN
MANAJEMEN SISTEM UNTUK PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN KERUGIAN ATAU RESIKO PADA
SUATU SISTEM YANG KOMPLEKS.
Tujuan
1. Melindungi para pekerja dan orang lain di tempat kerja
2. Menjamin agar setiap sumber
produksi dapat dipakai secara aman dan efisien
3. Menjamin proses produksi berjalan lancar
$
1
$
5
HINGGA$
50
BIAYA DALAM PEMBUKUAN: KERUSAKAN PROPERTI
(BIAYA YANG TAK DIASURANSIKAN)
$
1
HINGGA$
3
BIAYA LAIN YANG TAK DIASURANSIKAN
BIAYA KECELAKAAN DAN PENYAKIT
•Pengobatan/ Perawatan
•Gaji (Biaya Diasuransikan)
• Kerusakan gangguan • Kerusakan peralatan dan perkakas
• Kerusakan produk dan material • Terlambat dan ganguan produksi
• Biaya legal hukum • Pengeluaran biaya untuk penyediaan
fasilitas dan peralatan gawat darurat
• Sewa peralatan • Waktu untuk penyelidikan
• Gaji terusdibayar untuk waktu yang hilang • Biaya pemakaian pekerja pengganti dan/
atau biaya melatih
• Upah lembur
• Ekstra waktu untuk kerja administrasi
General Safety – rev.0 - 2008 Data dilaporkan dan tercatat
PIRAMIDA KECELAKAAN
Kematian/ Kec.Serius Kecelakaan Ringan Kerusakan Properti Nyaris Celaka • Perbuatan & Kondisi Tidak Aman • BahayaBAHAN
ALAT
TENAGA
KERJA
KESEHATAN
KESELAMATAN
PROSES
Beberapa definisi……
• ATTITUDE
• Pola Pikir, Keyakinan, Cara Pandang
• BEHAVIOUR
• Perbuatan/Tindakan
• CULTURE
• Cara/kebiasaan kita melakukan segala sesuatu di lingkungan sekitar kita If, A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z Equals, 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 Then, K + N + O + W + L + E + D + G + E 11 + 14 + 15 + 23 + 12 + 5 + 4 + 7 + 5 = 96% And, H + A + R + D + W + O + R + K 8 + 1 + 18 + 4 + 23 + 15 + 18 + 11 = 98% Both are important, but the total falls just short of 100% But,
A + T + T + I + T + U + D + E
Coincident or Not ?
Coincident or Not ?
Triple Bottom Line concept
Economical success
Environmentally friendly
Socially acceptable DEVELOPMENTSUSTAINABLE
WCSD
World Council for Sustainable Development
Moral
Legal
Financial
Foundations of the Modern Business
PERKEMBANGAN
PERKEMBANGAN
1949 : GORDON
1967 : HADDON
1970 : Frank Bird JR
1972 : Wigglesworth
1976 : Bird and Loftus
1978 : Petersen
1980 : Johnson
Logika terjadinya kecelakaan
Setiap kejadian kecelakaan, ada hubungan mata rantai sebab-akibat (Domino Squen)
LOSSES
INSIDENT
IMMIDIATE CAUSES BASIC CAUSESLACK OF
CONTROL
LEMAHNYA KONTROL SEBAB DASAR PENYEBABLANGSUNG INSIDEN(Kontak)
PROGRAM TAK SESUAI STANDAR TAK SESUAI KEPATUHAN PELAKSANAAN FAKTOR PERORANGAN FAKTOR KERJA PERBUATAN TAK AMAN & KONDISI TAK AMAN <KEJADIAN> KONTAK DENGAN ENERGI ATAU BAHAN/ ZAT KECELAKAAN ATAU KERUSAKAN YANG TAK DIHARAPKAN
THE ILCI LOSS CAUSATION MODEL
LEMAHNYA
KONTROL PENYEBABDASAR LANGSUNGPENYEBAB INSIDEN KERUGIAN
K E R UG IA N LEMAHNYA
KONTROL PENYEBABDASAR LANGSUNGPENYEBAB INSIDEN KERUGIAN
S
ID
E
N
STRUCK AGAINST menabrak/bentur benda diam/bergerak STRUCK BY terpukul/tabrak oleh benda bergerak
FALL TO jatuh dari tempat yang lebih tinggi FALL ON jatuh di tempat yang datar CAUGHT IN tusuk, jepit, cubit benda runcing
CAUGHT ON terjepit,tangkap,jebak diantara obyek besar CAUGHT BETWEEN terpotong, hancur, remuk
LEMAHNYA
KONTROL PENYEBABDASAR LANGSUNGPENYEBAB INSIDEN KERUGIAN
S E B A B L A N G S UN G
PELINDUNG/PEMBATAS TIDAK LAYAK
APD KURANG, TIDAK LAYAK
PERALATAN RUSAK
RUANG KERJA SEMPIT/TERBATAS
SISTEM PERINGATAN KURANG
BAHAYA KEBAKARAN
KEBERSIHAN KERAPIAN KURANG
KEBISINGAN
TERPAPAR RADIASI
TEMPERATUR EXTRIM
PENERANGAN TIDAK LAYAK
VENTILASI TIDAK LAYAK
LINGKUNGAN TIDAK AMAN
OPERASI TANPA OTORISASI
GAGAL MEMPERINGATKAN
GAGAL MENGAMANKAN
KECEPATAN TIDAK LAYAK
MEMBUAT ALAT PENGAMAN TIDAK BERFUNGSI
PAKAI ALAT RUSAK
PAKAI APD TIDAK LAYAK
PEMUATAN TIDAK LAYAK
PENEMPATAN TIDAK LAYAK
MENGANGKAT TIDAK LAYAK
POSISI TIDAK AMAN
SERVIS ALAT BEROPERASI
BERCANDA, MAIN-MAIN
MABOK ALKOHOL, OBAT
GAGAL MENGIKUTI PROSEDUR
LEMAHNYA
KONTROL PENYEBABDASAR LANGSUNGPENYEBAB INSIDEN KERUGIAN
S E B A B D A S A R PENGAWASAN / KEPEMIMPINAN ENGINEERING PENGADAAN (PURCHASING) KURANG PERALATAN MAINTENANCE STANDAR KERJA
KEMAMPUAN FISIK ATAU
PHISIOLOGI TIDAK LAYAK
KEMAMPUAN MENTAL TIDAK
LAYAK
STRESS FISIK ATAU PHISIOLOGI
LEMAHNYA
KONTROL PENYEBABDASAR LANGSUNGPENYEBAB INSIDEN KERUGIAN
LA C K O F C O N T R O
L PROGRAM TIDAK SESUAI
STANDARD TIDAK SESUAI KEPATUHAN TERHADAP STANDAR
1.
KENALI
2.
EVALUASI
3.
RENCANAKAN
4.
LAKSANAKAN
5.
MONITOR
PENGENDALIAN POTENSI BAHAYA
( HAZARDS )
1.
SIKAP MANAJEMEN YG TAK PEDULIKAN K3
2.
ORGANISASI
YG
BURUK,
PELIMPAHAN
TANGGUNG JAWAB TIDAK JELAS
3.
PROSEDUR KERJA YANG BERLAKU TIDAK
JELAS / TEGAS
4.
SISTEM KOORDINASI TIDAK JELAS
5.
INSPEKSI PERALATAN TIDAK DIJALANKAN
DOMINAND TERJADINYA KECELAKAAN KERJA
6.
KURANGNYA PENGAWASAN
7.
TIDAK ADA AUDIT / MONITORING SEHINGGA
TIMBUL KETIMPANGAN
8.
DOKUMENTASI SEMRAWUT / TIDAK TERATUR
9.
TIDAK PERNAH ADA LAPORAN KECELAKAAN
---TAKUT KONDITE
AKIBAT KECELAKAAN DAPAT MENYEBABKAN
1.
KEBAKARAN
2.
PENCEMARAN LINGKUNGAN
3.
KERUSAKAN PERALATAN
4.
HILANGNYA KEPERCAYAAN
MASYARAKAT
5.
DLL
POTENSI BAHAYA
POTENSI BAHAYA UTAMA YANG DAPAT
UTAMA YANG DAPAT
MENJADI PENYEBAB KECELAKAAN KERJA
MENJADI PENYEBAB KECELAKAAN KERJA
1.
BAHAYA PSIKOSOSIAL
2.
BAHAYA FISIKA
3.
BAHAYA KIMIA
4.
BAHAYA BIOLOGI
5.
BAHAYA ERGONOMI
KECELAKAAN
Kecelakaan dapat terjadi bila
seseorang
berada
pada
paparan bahaya
Hazard + Exposure
Accident
Hazard + Exposure
Accident
Bahaya + Paparan
Kecelakaan
Bahaya + Paparan
Kecelakaan
10.Engineering / Rancangbangun 10-1 Rancangan Teknis tidak memadai •design input kadaluarsa •design input salah •design input tidak ada •design output
tidak cukup •design input tidak mudah dikerjakan •design output tidak jelas •design output salah •design output tidak kosekwen •design review bukan oleh pihak lain 10-2 Standar, spesifikasi
dan kreteria desain tidak cukup memadai 10-3 Penilaian potensi berbahaya tidak memadai 10-4 Desain belum ergonomik 10-5 Pemantauan konstruksi belum baik 10-6 Penilaian kesiapan
operasi tidak baik 10-7 Pemantauan pelaksanaan operasi tidak baik 10-8 Evaluasi dan dokumentasi perubahan operasi tidak baik 9.Seleksi Kontraktor & Pengawasan 99--11Prakualifikasi Kontraktor, tidak ada.
99--22Prakualifikasi Kontraktor kurang memadai 99--33Seleksi Kontraktor tidak memadai 99--44Memakai Kontraktor yang tidak diakui
99--55Tidak ada tgg jawab pengawasan pek. 99--66Kurang tgg jawab pengawasan pek. 9-7 Dll Tidak bisa diterapkan
8.Mgt / Supervisi / Leadership
8-1Konflik tugas / tanggung jawab •Hubungan pelaporan
yg tdk jelas •Hubungan pelaporan
yang bertentangan •Tugas dari tanggung jawab tidak jelas •Tugas dari tanggung
jawab bertentangan •Penyerahan wwenang tidak jelas / cukup 8-2Pimpinan lemah : •Tidak ada / dibuat standard prestasi •Tidak cukup pertanggung jawaban •Tidak cukup / salah umpan balik prestasi •Tidak cukup inspeksi lapangan •Tidak cukup promosi
safety. 8-3Koreksi bahaya kerja &
kecelakan tidak cukup 8-4Tidak cukup identifikasi tempat / bahaya kerja 8-5Tidak cukup sistem manajemen perubahan 8-6Sistem pelaporan dan investigasi kecelakan tidak memadai 8-7Tidak cukup safety
meeting 8-8Tidak cukup pengukuran
dan penilaian prestasi 8-9Dll Tidak bisa diterapkan
11. Rencana Kerja
11-1 Rencana kerja tidak baik 11-2 Perawatan Pemeliharaan tidak baik
• Perkiraan keperluan • Lubrikasi / service • Menyetel / merakit • Penyucian /pembersihan 11-3 Reparasi kurang baik • Order perbaikan yg diperlukan • Jadwal kerja • Pengujian parts • Penggantian parts 11-4 Keausan, kerusakan berlebihan • Rencana penggunaan kurang baik • Penundaan perawatan • Salah mengangkat • Dipakai oleh orang tidak ahli • Salah penggunaan 11-5 Referensi material dan publikasi kurang 11-6 Audit / inspeksi / monitoring • Tidak ada dokumen • Tidak ada tanggung jawab melkukan
koreksi • Tidak ada kewajiban
mengkoreksi 11-7 Penempatan pegawai
tidak tepat • Persyaratan orang
tidak ditentukan • Tidak ada orang
2. Kondisi Fisik 2-1 Luka / penyakit sebelumnya 2-2 Kelelahan •Beban kerja •Kurang istirahat •Beban pikiran berlebihan 2-3 Kurang primaKurang prima •Karena suhu ekstrim •Kekurangan oxigen •Karena perubahan tekanan atmospher 2-4 Kekurangan gula darah 2-5 Kelemahan fisik akibat alkohol dan obat bius 2-6 Dll Tidak bisa diterapkan 1.Kemampuan Fisik 1-1 Penglihatan lemah penglihatan 1-2 Pendengaran lemah 1-3 Pancaindera lemah
1-4 Nafas tidak kuat 1-5 Cacat tubuh tetap 1-6 Cacat sementara 1-7 Ketidak mampuan menopang posisi tubuh 1-8 Kemampuan gerak tubuh terbatas 1-9 Bahan2 sensitif atau alergi 1-10 Ukuran / kekuatan
tubuh tidak cukup 1-11 Turun kemampuan karena obat 1-12 Dll Tidak bisa diterapkan
KEMUNGKINAN FAKTOR AKAR PENYEBAB
DAFTAR LENGKAP PENYEBAB KECELAKAAN / INSIDEN DAFTAR LENGKAP PENYEBAB KECELAKAAN / INSIDENDAFTAR LENGKAP PENYEBAB KECELAKAAN / INSIDEN DAFTAR LENGKAP PENYEBAB KECELAKAAN / INSIDENDAFTAR LENGKAP PENYEBAB KECELAKAAN / INSIDEN DAFTAR LENGKAP PENYEBAB KECELAKAAN / INSIDENDAFTAR LENGKAP PENYEBAB KECELAKAAN / INSIDEN DAFTAR LENGKAP PENYEBAB KECELAKAAN / INSIDEN
ALAT MENGANALISA PENYEBAB DASAR ( ROOT CAUSE ) ALAT MENGANALISA PENYEBAB DASAR ( ROOT CAUSE )ALAT MENGANALISA PENYEBAB DASAR ( ROOT CAUSE ) ALAT MENGANALISA PENYEBAB DASAR ( ROOT CAUSE )ALAT MENGANALISA PENYEBAB DASAR ( ROOT CAUSE ) ALAT MENGANALISA PENYEBAB DASAR ( ROOT CAUSE )ALAT MENGANALISA PENYEBAB DASAR ( ROOT CAUSE ) ALAT MENGANALISA PENYEBAB DASAR ( ROOT CAUSE ) TAHAP PENERAPAN PENELITIAN:
PENGUMPULAN BUKTI-BUKTI MANUSIA e SOLUSI BUKTI FISIK POSISI DOKUMEN
• Mencatat jenis / tingkat keparahan kejadian • Termasuk : siapa / apa / kapan /
dimana / bagaimana – yang diketahui pada saat kejadian
URAIAN KEJADIAN
• Mengumpulkan semua bukti yang ada relevansinya dengan kejadian • Tahap Penerapan = bukti langsung ( tempat kejadian dan saksi mata) • Tahap Penelitian = bukti tidak langsung (sunber-sumber tertulis)
• Pertimbangan : Manusia / Bukti fisik / Posisi / Dokumen
TAHAPAN ANALISA:
IDENTIFIKASI FAKTOR-2 UTAMA (KRITIKAL)
• Menyusun bahan / barang bukti • Memetakan fakta2, bahan / barang bukti.
• Mengenali faktor-2 kritikal • Menggunakan Daftar ini menemukan Sebab Langsung dan Sebab
Dasar. 13. Perkakas & Peralatan 13-1 Kurang kajian terhadap kebutuhan dan resiko 13-2 Kurang pertimbangan pada faktor manusia / ergonomik 13-3 Standards / spesifikasi tidak memadai 13-4 Pengadan tdk cukup 13-5 Kurang penyetelan/ reparasi / perawatan 13-6 Penyelamatan & reklamasi lemah 13-7 Tidak mencopot / mengganti barang yg tak cocok 13-8 Tidak ada hystory
record peralatan. 13 13--99 Catatan sejarah peralatan tidak lengkap. 13-10Lain2 Tidak cocok
FAKTOR MANUSIA FAKTOR PEKERJAAN
1.Ketaatan pada Prosedure
1-1Pelanggaran oleh perorangan 1-2Pelanggaran oleh kelompok 1-3Pelanggaran oleh supervisor 1-4Menggunakan peralatan tanpa wewenang
1-5Posisi atau postur salah / tidak tepat 1-6Memakai tenaga melebihi kapasitas kemampuan tubuh. 1-7Kecepatan kerja/gerak yang salah/tidak aman
1-8Cara mengangkat yang salah/tidak tepat 1-9Cara memuat barang salah/tidak tepat
1-10 Ambil jalan pintas 1-11 Dll.
2.Penggunaan Perkakas atau Peralatan
2-1Salah cara menggunakan peralatan 2-2Salah cara menggunakan perkakas 2-3Memakai peralatan rusak ( disadari ) 2-4Memakai perkakas rusak ( disadari ) 2-5Keliru menempatkan/memilih perkakas, peralatan atau materials 2-6Kecepatan menjalankan peralatan tidak
wajar / tepat 2-7Kerja perbaikan pada mesin yang hidup
2-8Dll.
3.Penggunaan Metoda Pengamanan
3-1Kurang pengetahuan terhadap bahaya kerja 3-2Tidak memakai alat pelindung diri 3-3Salah memakai alat pelindung diri yang benar 3-4Bekerja pada peralatan ber-energy (meledak,
listrik, dsb) 3-5Peralatan or materials tidak terlindungi / terjaga
3-6Rusak/ tidak berfungsi dari pagar/tutup pelindung, sistem peringatan/alarm & alat2
pengaman. 3-7Tidak ada/dicopot/hilang alat pelindung, siatem
alarm atau alat2 pengaman 3-8Alat Pelindung Diri tidak tersedia
3-9Dll.
4.Kelalaian / Kurang Kewaspadaan
4-1Keputusan keliru / kurang pertimbangan 4-2Dipengaruhi oleh kepentingan yang lain. 4-3Kurang memperhatikan lantai berpijak /
lingkungan 4-4Berkelakar 4-5Tindakan kekerasan / menyimpang
4-6Kegagalan memperingatkan 4-7Pengaruh alkohol atau obat2an / narkoba. 4-8Bekerja rutine tanpa banyak berpikir karena
sudah biasa. 4-9Dll
5.Sistem Pengaman
5-1Pelindung atau alat proteksi tidak sempurna 5-2Pelindung atau alat proteksi rusak. 5-3Alat Pelindung Diri tidak memadai / cukup
5-4Alat Pelindung Diri rusak 5-5Sistem peringatan bahaya tidak memadai.
5-6Sistem peringatan rusak 5-7Sistem Isolasi & peralatan tidak memadai /
cukup 5-8Alat pengaman kurang semourna. p 5-9Alat pengaman rusak/tidak berfungsi.
5-10 Dll
6.Perkakas, Peralatan & Kendaraan
6-1Peralatan rusak 6-2Peralatan tidak memadai 6-3Persiapan peralatan tidak memadai
6-4Perkakas rusak 6-5Perkakas tidak cukup 6-6Persiapan perkakas tidak memadai
6-7Kendaraan rusak 6-8Kendaraan tidak memenuhi kebutuhan 6-9Kendaran yang dipakai tidak memadai/
6-10 Dll
7.Kegiatan terpapar oleh :
7-1Kebakaran & ledakan 7-2Kebisingan 7-3Energy bertenaga listrk 7-4Sistem2 bertenaga selain listrik
7-5Radiasi 7-6Temperatur ekstrim 7-7Bahan kimia berbahaya 7-8Bahaya2 mekanis 7-9Kekacauan, reruntuhan 7-10 Badai atau bencana alam 7-11 Lantai & gang lain
7-12 Dll
8.Lingkungan Tempat Kerja / Tata Letak
8-1Penuh sesak / ruang gerak terbatas 8-2Penerangan tidak cukup atau berlebihan
8-3Ventilasi tidak memadai 8-4Tempat tinggi/puncak tak terlindung 8-5Tata letak tempat kerja tidak memadai • Tidak dapat dikontrol i • Displey kurang memadai • Label2 kurang memadai • Lokasi tidak terjangkau atau terlihat • Ada informasi yang saling bertentangan.
8-6Dll
KEMUNGKINAN SEBAB-SEBAB LANGSUNG
TINDAKAN TIDAK AMAN KONDISI TIDAK AMAN
Berikan tanda lingkaran, pada katagori faktor
6. Tingkat Keahlian 6-1 Kelemahan pada menilai kecakapan 6-2 Kelemahan dalam praktek keahlian 6-3 Jarang menampilkan keahlian 6-4 Kurang pelatihan ketrampilan. 6-5 Kurang kajian memantabkan keahlian 6-6 Dll Tidak bisa dipakai
12.Pembelian, Penanganan & Kontrol Material 12 12--11Item diterima, salah
•Spesifikasi ke vendor tidak jelas •Spesifikasi pada permohoan tidak jelas •Perubahan order tidak terkontrol •Penggantian tidak resmi •Persyaratan penerimaan barang lemah. •Tidak dilakukan pengecekan barang yang diterima 12 12--22Penelitian terhadap barang/alat kurang 12 12--33Cara pengiriman & route
angkutan kurang tepat.
12 12--44Penanganan material
kurang baik
12 12--55Penyimpangan material
& spare parts kurang baik.
12 12--66Pengepakan material
kurang baik.
12 12--77Terlalu lama tersimpan
di rak 12 12--88Material berbahaya tidak teridentifikasi 12 12--99Penyelamatan /pembuangan barang berguna / tak berguna
12-10Data keselamatann dan kesehatan tidak ada / kurang
7. Pelatihan / Alih Pengetahuan
7-1 Tidak cukup alih pengetahuan • Tidak mampu memahami • Instruktur tidak memenuhi persyaratan • Peratan training tdk memadai • Instruksi tidak dimengerti 7-2 Material training tidak
mengingatkan: • Training tidak memperkuat kemahiran kerja • Frekuensi latihan penyegaran tidak memadai 7-3 Upaya training tidak
memadai • Rancangan program
tidak memadai • Sasaran/tujuan training tidak jelas • Orientasi pekerja baru tidak cukup • Training awal tidak memadai • Tidak mendapatkan
pelatih ahli kerja 7-4 Tidak ada pelatihan • Kebutuhan training tidak diperhatikan. • Rekod training salah atau tidak berlaku • Pekerjaan baru tanpa pelatihan • Keputusan yg 4.Tekanan Mental 4-1 Terlilit masaalah 4-2 Frustrasi 4-3 Petunjuk / permintaan yang membingungkan 4-4 Petunjuk & permintaan saling bertentangan 4-5 Kegiatan hina / tidak bermartabat 4-6 Emosi berlebihan 4-7 Keputusan/ permintaan yang
sulit & berat 4-8 Konsentrasi atau pemahaman hebat 4-9 Sangat bosan 4-10 Dll Tidak bisa dipakai
3.Kondisi Mental 3-1 Llemah membuat keputusan 3-2 Ingatan lemah 3-3 Koordinasi lemah / reaksi lamban 3-4 Emosi terganggu 33--55 Kekuatiran / penyakit ketakutan 3-6 Kecerdasan mekanis rendah 3-7 Kemampuan belajar rendah 3-8 Pengaruh obat2an 3-9 Dll Tidak bisa dipakai
14.Aturan Kerja / Kebijakan / Standard/Prosedure (PSP)
14-1Aturan & Prosedur Kerja (PSP) lemah • Penetapan tanggung jawab
PSP lemah. •JSA lemah. • JSA tidak lengkap 14-2Pengembangan PSP lemah.
•Lemah koordinasi dgn perlengkapan / proses. • Lemahnya keterlibatan pekerja pada pengembangan • Pelaksanaan tindak perbaikan tidak jelas. • Tidak ada pola yang memberi
kemudahan 14-3Kurang pelaksanaan PSP karena
kelemahan2 sbb : •Persyaratan yg berbeda •Pola kerja membingungkan •Setiap langkah lebih dari satu kegiatan •Tidak memberi ruang gerak
•Urutan kerja tidak akurat •Instruksi membingungkan •Kesalahan teknis/ kehilangan
langkah •Referensi berlebihan •Situasi poptensial tidak
tertangkap 14-4Lemah penekanan PSP
•Pemantauan kerja lemah •Pengetahuan kepemimpinan
kurang •Penekanan kurang •Penyimpangan tidak dikoreksi 14-5Lemahnya komuniikasi PSP
•Kurang sosialisai •Bahasa tuidak cocok •Revisi kadaluarsa tetap
dipakai
15. Komunikasi
15-1Komunikasi horizontal individu lemah. 15-2Komunikasi vertikal,
pimpinan bawahan lemah. 15-3Komunikasi antar
organisasi berbeda setara lemah. 15-4Komunikasi antar
kelompok kerja lemah 15-5Komunikasi antar shift kerja lemah. 15-6Metoda komunikasi tidak
memadai. 15-7Samasekali tidak ada
metoda komunikasi. 15-8Instruksi salah. 15-9Tidak ada komunikasi
timbang terima kerja. 15-10 Lemahnya komunikasi SHE, peraturan &
petunjuk 15-11 Istilah2 standard tidak
dipakai. 15-12 Verifikasi / teknik check
ulang tidak dilakukan. 15-13 Pesan terlalu panjang 15-14 Percakapan terganggu 15-15 Lain2 Tidak bisa diterapkan.
5.Perilaku
5-1 Memberi penghargaan kepada penampilan yang tidak patut • Pokoknya jadi • Kerja seenaknya • Minta perhatian 5-2 Contoh pengawasan yang tidak baik 5-3 Mengidentifikasi prilaku2 aman yang kritikal, lemah. 5-4 Penguatan prilaku2
aman kritikal tidak memadai. • Tindakan/prestasi yang benar malah dicela/dikritik • Tekanan dari pimpinan tidak tepat • Umpan balik prestasi tidak baik • Proses disiplin tidak baik 55--55 Bertindak agresif tidak pada tempatnya/tepat. 5-6 Penggunaan insentip
produksi kurang tepat. 5-7 Pengawas yang terburu-buru 5-8 Pekerja merasa terburu-buru 5-9 Dll Tidak bisa diterapkan.
Motto
Motto
One minutes to write a safety rule
One hour to hold a safety meeting
One week to plan a safety program
One month to put it in operating
One year to win a safety award
One life time to make a safety worker
But it takes only :
But it takes only :
Takes
Takes
One second to destroy it all with an accident
One second to destroy it all with an accident
CARA MENGHADAPI BAHAYA
1.
HILANGKAN BAHAYA SEDINI MUNGKIN
2.
PASANG ALAT PENGAMAN PADA MESIN
3.
PASANG
ALAT
PELINDUNG
PADA
THREE STAGES OF CONTROL
PRE-CONTACT
Lack of control - Management. Basic cause - Origin Immediate cause - Symptoms
CONTACT
Incident
POST-CONTACT
Loss - P. E. M. E
.
FOUR MAJOR SOURCES OF LOSS & CONTROL
FOUR MAJOR SOURCES OF LOSS & CONTROL
Management System System
Equipment
Material
Environment
People
DASAR
DASAR –
– DASAR KESELAMATAN KERJA MIGAS
DASAR KESELAMATAN KERJA MIGAS
1.
1.
PANCASILA
PANCASILA
2.
2.
U
U..U
U..D
D.. 1945
1945
3.
3.
MIJN
MIJN POLITIE
POLITIE REGLEMENT
REGLEMENT (MPR)
(MPR) L/N
L/N #
# Thn
Thn..
1930
1930..
4.
4.
UNDANG
UNDANG –
– UNDANG
UNDANG N
N0
0..1
1 TAHUN
TAHUN 1970
1970
TENTANG
TENTANG KESELAMATAN
KESELAMATAN KERJA
KERJA..
5.
5.
UNDANG
UNDANG –
– UNDANG
UNDANG 1
1 TAHUN
TAHUN 1973
1973 TENTANG
TENTANG
LANDAS
LANDAS KONTINGEN
KONTINGEN INDONESIA
INDONESIA..
6.
6.
PERATURAN
PERATURAN PEMERINTAH
PEMERINTAH NO
NO.. 19
19 TAHUN
TAHUN 1973
1973
TENTANG
TENTANG PENGATURAN
PENGATURAN DAN
DAN PENGAWASAN
PENGAWASAN
K
K--3
3 DI
DI BIDANG
BIDANG PERTAMBANAGAN
PERTAMBANAGAN..
7.
7.
PERATURAN
PERATURAN PEMERINTAH
PEMERINTAH NO
NO.. 17
17 TAHUN
TAHUN 1974
1974
TENTANG
TENTANG
PENGAWASAN
PENGAWASAN
PELAKSANAAN
PELAKSANAAN
EKSPLORASI
EKSPLORASI DAN
DAN EKSPLOATASI
EKSPLOATASI MINYAK
MINYAK DAN
DAN
GAS
GAS BUMI
BUMI DI
DI DAERAH
DAERAH LEPAS
LEPAS PANTAI
PANTAI..
8.
8.
P
P..P
P.. NO
NO.. 11
11 TAHUN
TAHUN 1979
1979 TENTANG
TENTANG K
K--3
3 PADA
PADA
PEMURNIAN
PEMURNIAN DAN
DAN PENGOLAHAN
PENGOLAHAN MINYAK
MINYAK DAN
DAN
GAS
GAS BUMI
BUMI..
9.
Per.Menaker
No.
186/1999
-
Pelaporan
Kecelakaan..
1.
1. VEILIGHEIDS
VEILIGHEIDS REGLEMENT
REGLEMENT 1910
1910 (VR
(VR 1910
1910,, Stbl
Stbl No
No.. 406
406))
sudah
sudah tidak
tidak sesuai
sesuai lagi
lagi
2.
2. Perlindungan
Perlindungan tenaga
tenaga kerja
kerja tidak
tidak hanya
hanya di
di industri/
industri/
pabrik
pabrik
3.
3. Perkembangan
Perkembangan teknologi/
teknologi/ IPTEK
IPTEK serta
serta kondisi
kondisi dan
dan
situasi
situasi ketenagakerjaan
ketenagakerjaan
4.
4. Sifat
Sifat refresif
refresif dan
dan polisional
polisional pada
pada VR
VR.. 1910
1910 sudah
sudah tidak
tidak
sesuai
sesuai lagi
lagi
LATAR BELAKANG
Memberikan upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat dan agar setiap sumber produksi perlu dipakai dan digunakan secara aman dan efisien
PENGERTIAN
Secara Etimologis :
Secara Etimologis :
Suatu konsep berfikir dan upaya nyata untuk menjamin kelestarian tenaga kerja dan setiap insan pada umumnya beserta hasil karya dan budaya dalam upaya mencapai adil, makmur dan sejahtera
Secara Filosofi :
Secara Filosofi :
Secara Keilmuan :
Secara Keilmuan :
DASAR HUKUM -
1
Peraturan Pelaksanaan
Peraturan Khusus
PP; Per.Men ; SE;
Pasal 5, 20 dan 27 ayat (2) UUD 1945
Pasal 86, 87 Paragraf 5 UU Ketenagakerjaan
UU No.1 Tahun 1970 PENGENDALIAN ENERGI SARANA PROTEKSI KEBAKARAN MANAJEMEN K3
PERATURAN
PERATURAN
PERATURAN
PERATURAN
K3
K3
K3
K3
PENANGGULANGAN
PENANGGULANGAN
PENANGGULANGAN
PENANGGULANGAN
KEBAKARAN
KEBAKARAN
KEBAKARAN
KEBAKARAN
A. Bahwa
setiap
tenaga
kerja
berhak
mendapat
perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan
pekerjaan
untuk
kesejahteraan
hidup
dan
meningkatkan
produksi
serta
produktivitas
Nasional;
B. Bahwa setiap orang lainnya yang berada di tempat
kerja perlu terjamin pula keselamatannya;
C. Bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan
dipergunakan secara aman dan effisien;
•• PasalPasal 2727 ayatayat ((22)) UUDUUD 19451945 ::
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
•• UUUU NoNo..1414 TahunTahun 19691969 tentangtentang KetentuanKetentuan--ketentuanketentuan PokokPokok MengenaiMengenai ketenagakerjaan
ketenagakerjaan Pasal
Pasal 33
Tiap tenaga kerja berhak atas pekerjaan dan penghasilan yang layak bagi kemanusiaan
Pasal Pasal 99
Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama
Pasal Pasal 1010
•
Pasal 86
(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas :
•
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
•
b. moral dan kesusilaan; dan
•
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat
manusia
•
serta nilai-nilai agama;
•
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna
mewujudkan produktivitas kerja yang optimal
diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja
•
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) dilaksanakan
Paragraf 5
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
UU Ke-TK-an
(baru)
•
Pasal 86
(1) Cukup jelas
•
(2)
Upaya
keselamatan
dan
kesehatan
kerja
dimaksudkan untuk memberikan jaminan keselamatan
dan
meningkatkan
derajat
kesehatan
para
pekerja/buruh dengan cara pencegahan kecelakaan
dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di
tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan
rehabilitasi.
•
(3) Cukup jelas
•
Pasal 87
(1) Setiap
perusahaan
wajib
menerapkan
sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang
terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan
(2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen
keselamatan
dan
kesehatan
kerja
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan
Pemerintah
•
Pasal 87
(1) Yang
dimaksud
dengan
sistem
manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja adalah bagian dari
sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan
yang
meliputi
struktur
organisasi,
perencanaan,
pelaksanaan, tanggung jawab, prosedur, proses dan
sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan
penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan
kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam
rangka pengendalian risiko yang berkaiatan dengan
kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang
aman, efisien, dan produktif.
•
Pasal 190
(1) Menteri atau pejabat yang ditunjuk mengenai sanksi
administratif atas pelanggaran ketentuan-ketentuan
sebagaimana diatur dalam Pasal 5, Pasal 6, Pasal 15,
Pasal 25, Pasal 38 ayat (2), Pasal 45 ayat (1), pasal 47
ayat (1), Pasal 48, Pasal 87, Pasal 106, Pasal 126
ayat (3), dan Pasal 160 ayat (1) dan ayat (2)
Undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya.
BAB XVI
Bagiaan Kedua
Sanksi Administratif
Pasal 190
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berupa :
a. teguran;
b. peringatan tertulis;
c. pembatasan kegiatan usaha;
d. pembekuan kegiatan usaha;
e. pembatalan persetujuan;
f. pembatalan pendaftaran;
g. penghentian sementara ssebagian atau seluruh alat
produksi;
•
•
Tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan
Tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan
atas keselamatan dalam pekerjaannya
atas keselamatan dalam pekerjaannya
•
•
Orang lain yang berada di tempat kerja perlu
Orang lain yang berada di tempat kerja perlu
menjamin keselamatannya
menjamin keselamatannya
•
•
Sumber
Sumber--sumber produksi dapat dipakai secara
sumber produksi dapat dipakai secara
aman dan efisien
aman dan efisien
TUJUAN
1.
1. Kampanye
Kampanye
2.
2. Pemasyarakatan
Pemasyarakatan
3.
3. Pembudayaan
Pembudayaan
4.
4. Kesadaran dan kedisiplinan
Kesadaran dan kedisiplinan
Untuk melaksanakan tujuan dengan melalui :
(1)
(1) Tempat kerjaTempat kerja 1.
1. Ruangan/ lapanganRuangan/ lapangan 2.
2. Tertutup/ terbukaTertutup/ terbuka 3.
3. Bergerak/ tetapBergerak/ tetap (2)
(2) Pengurus Pengurus →→pucuk pimpinan (bertanggung jawab/ kewajiban)pucuk pimpinan (bertanggung jawab/ kewajiban) (3)
(3) PengusahaPengusaha
orang/ badan hukum yg menjalankan usaha atau tempat orang/ badan hukum yg menjalankan usaha atau tempat kerja
kerja (4)
(4) Direktur Direktur
pelaksana UU No. 1/1970 (Kepmen No. 79/Men/1977) pelaksana UU No. 1/1970 (Kepmen No. 79/Men/1977) (5)
(5) Pegawai pengawasPegawai pengawas
UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
BAB I - ISTILAH Pasal 1
Unsur tempat kerja, ada : (1) Pengurus
(2) Sumer bahaya (3) usaha
(1)
(1) Tempat kerja, dalam wilayah hukum R.I :Tempat kerja, dalam wilayah hukum R.I : a.
a. Darat, dalam tanahDarat, dalam tanah b.
b. Permukaan air, dalam airPermukaan air, dalam air c.
c. Udara Udara (2)
(2) Rincian tempat kerja, terdapat sumber bahaya yg berkaitan Rincian tempat kerja, terdapat sumber bahaya yg berkaitan dengan :
dengan : a.
a. Keadaan mesin/ alat/ bahanKeadaan mesin/ alat/ bahan b.
b. Lingkungan kerjaLingkungan kerja c.
c. Sifat pekerjaanSifat pekerjaan d.
d. Cara kerjaCara kerja e.
e. Proses produksiProses produksi (3)
(3) Kemungkinan untuk perubahan atas rincian tempat kerjaKemungkinan untuk perubahan atas rincian tempat kerja
UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
BAB II - RUANG LINGKUP Pasal 2
Catatan : peraturan pelaksana digolongkan untuk bidang teknis dan sektoral
(1)
(1) Arah dan sasaran yang akan dicapai melalui syaratArah dan sasaran yang akan dicapai melalui syarat--syarat K3syarat K3 (2)
(2) Pengembangan syaratPengembangan syarat--syarat K3 di luar ayat (1) syarat K3 di luar ayat (1) →→IPTEKIPTEK
UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
Pasal 3 Pasal 3
(1)
(1) Penerapan syaratPenerapan syarat--syarat K3 syarat K3 →→ sejak tahap perencanaan s/d sejak tahap perencanaan s/d pemeliharaan
pemeliharaan (2)
(2) Mengatur prinsipMengatur prinsip--prinsip teknis tentang bahan dan produksi prinsip teknis tentang bahan dan produksi Pasal 4
Pasal 4
Pasal 3 ayat (1).
Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat syarat
keselamatan kerja untuk:
DASAR HUKUM
K3
PENANGGULANGAN
KEBAKARAN
• mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran, • mencegah, mengurangi peledakan
• memberikan kesempatan jalan menyelamatkan diri dalam bahaya kebakaran • pengendalian penyebaran
asap, gas dan suhu
UU NO 1 TH 1970
(1)
(1) Direktur sebagai pelaksana umumDirektur sebagai pelaksana umum (2)
(2) Wewenang dan kewajiban :Wewenang dan kewajiban :
–– direktur (Kepmen No. 79/Men/1977)direktur (Kepmen No. 79/Men/1977)
–– Peg. Pengawas (Permen No. 03/Men/1978 dan Permen No. Peg. Pengawas (Permen No. 03/Men/1978 dan Permen No. 03/Men/1984)
03/Men/1984)
–– Ahli K3 (Permen No. 03/Men/1978 dan Permen No. Ahli K3 (Permen No. 03/Men/1978 dan Permen No. 4/Men/1992)
4/Men/1992)
UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
Pasal 5 Pasal 5
Pasal
Pasal 6 6 PanitiaPanitia banding (banding (belumbelum didi aturatur)) Pasal 7
Pasal 7 RetribusiRetribusi Pasal 8
Pasal 8 (1)
(1)
(1) Pengurus wajib menunjukan dan menjelaskan Pengurus wajib menunjukan dan menjelaskan →→TK baruTK baru (2)
(2) Dinyatakan mampu dan memahami Dinyatakan mampu dan memahami →→pekerjapekerja (3)
(3) Pengurus wajib Pengurus wajib →→pembinaanpembinaan (4)
(4) Pengurus wajib memenuhi dan mentaati syaratPengurus wajib memenuhi dan mentaati syarat--syarat K3syarat K3
UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
Pasal 9
Pasal 9 -- PembinaanPembinaan
Pasal 10
Pasal 10 -- Panitia Pembina K3 (Permenaker No. 04/Men/1984)Panitia Pembina K3 (Permenaker No. 04/Men/1984) Pasal 11
Pasal 11 -- KecelakaanKecelakaan (1)
(1) Kewajiban pengurus untuk melaporkan kecelakaanKewajiban pengurus untuk melaporkan kecelakaan (2)
(2) Tata cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan Tata cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan (permen No. (permen No. 03/Men/1998)
03/Men/1998)
a.
a. Memberi keterangan yang benar (peg. Pengawas dan ahli K3)Memberi keterangan yang benar (peg. Pengawas dan ahli K3) b.
b. Memakai APDMemakai APD c.
c. Memenuhi dan mentaati semua syaratMemenuhi dan mentaati semua syarat--syarat K3syarat K3 d.
d. Meminta kepada pengurus agar dilaksanakan syaratMeminta kepada pengurus agar dilaksanakan syarat--syarat K3syarat K3 e.
e. Menyatakan keberatan kerja bila syaratMenyatakan keberatan kerja bila syarat--syarat K3 tidak syarat K3 tidak dipenuhi dan APD yang wajib diragukan
dipenuhi dan APD yang wajib diragukan
UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
Pasal 12
Pasal 12 –– Hak dan Kewajiban TKHak dan Kewajiban TK
Pasal 13
Pasal 13 –– Kewajiban memasuki tempat kerjaKewajiban memasuki tempat kerja
Barangsiapa akan memasuki suatu tempat kerja diwajibkan Barangsiapa akan memasuki suatu tempat kerja diwajibkan mentaati K3 dan APD
mentaati K3 dan APD Pasal 14
(1)
(1) Pelaksanaan ketentuan pasalPelaksanaan ketentuan pasal--pasal di atur lebih lanjut pasal di atur lebih lanjut dengan peraturan perundangan
dengan peraturan perundangan (2)
(2) Ancaman pidana atas pelanggaran :Ancaman pidana atas pelanggaran : •
• Maksimum 3 bulan kurungan atauMaksimum 3 bulan kurungan atau •
• Denda maksimum Rp. 100.000Denda maksimum Rp. 100.000 (3)
(3) Tindak pindana tersebut adalah pelanggaranTindak pindana tersebut adalah pelanggaran
UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
Pasal
Pasal 15 15 –– KetentuanKetentuan PenutupPenutup
Pasal Pasal 1616 Kewajiban
Kewajiban pengusahapengusaha memenuhimemenuhi ketentuanketentuan undangundang--undangundang iniini paling paling lama
lama setahunsetahun (12 (12 JanuariJanuari 1970)1970) Pasal
Pasal 1717 Aturan
Aturan peralihanperalihan untukuntuk memenuhimemenuhi keselamatankeselamatan kerjakerja →→VR 1910 VR 1910 tetap
tetap berlakuberlaku selamaselama tidaktidak bertentanganbertentangan Pasal
Pasal 1818 Menetapkan
Menetapkan UU No. 1/ 1970 UU No. 1/ 1970 sebagaisebagai undangundang--undangundang keselamatankeselamatan kerja
kerja dalamdalam LNRI No. : 1918 LNRI No. : 1918 mulaimulai tanggaltanggal 12 12 JanuariJanuari 19701970
BAB VII
KECELAKAAN
Pasal 11 :
1) Pengurus diwajibkan melaporkan tiap kecelakaan
yang terjadi dalam tempat kerja yang dipimpinnya
pada pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga
Kerja.
2) Tata cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan
oleh pegawai termaksud ayat (1) diatur dengan
peraturan perundangan.
BAB VIII
KEWAJIBAN DAN HAK TENAGA KERJA
Pasal 12 :
Dengan Peraturan Perundangan diatur kewajiban dan atau
hak tenaga kerja untuk
a. Memberikan keterangan yang benar bila diminta
oleh pegawai pengawas dan atau ahli keselamatan
kerja.
b. Memakai alat-alat pelindung diri yang diwajibkan.
c. Memenuhi dan mentaati syarat-syarat keselamatan
kerja dan kesehatan kerja yang diwajibkan.
d. Meminta kepada pengurus agar dilaksanakan semua
syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang
diwajibkan.
e. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana
syarat keselamatan dan kesehatan kerja serta
alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan diragukan
olehnya kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain
oleh pegawai pengawas dalam batas-batas yang
masih dipertanggungjawabkan.
BAB IX
KEWAJIBAN BILA MEMASUKI TEMPAT KERJA
Pasal 13 :
Barang siapa akan memasuki suatu tempat
kerja, diwajibkan mentaati semua petunjuk
keselamatan kerja dan memakai alat-alat
perlindungan diri yang diwajibkan.
BAB X
KEWAJIBAN PENGURUS
Pasal 14 :
Pengurus diwajibkan :
a. Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja
yang dipimpinnya, semua syarat-syarat keselamatan
kerja yang diwajibkan, sehelai Undang-undang ini
dan semua peraturan pelaksanaannya yang berlaku
bagi tempat kerja yang bersangkutan, pada
tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca dan menurut
petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan
kerja.
b. Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya
semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan
dan semua bahan pembinaan lainnya, pada
tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut
petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan
kerja.
c. Menyediakan
secara
cuma-cma,
semua
alat
perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga kerja
berada di bawah pimpinannya dan menyediakan bagi
setiap orang lain yang memasuki tempat kerja
tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang
diperlukan menurut pegawai pengawas dan ahli
keselamatan kerja.
UU No. 1 Tahun 1970
TEMPAT KERJA SDM BAHAN PERALATAN PROSES PRODUKSI CARA KERJA SIFAT PEKERJAAN LINGKUNGAN KERJA FAKTOR PENYEBAB AMAN SEHATMGT
Prod’sACCIDENT / INCIDENT
ACCIDENT / INCIDENT
INVESTIGATION
INVESTIGATION
ACCIDENT / INCIDENT
ACCIDENT / INCIDENT
INVESTIGATION
INVESTIGATION
PENDAHULUAN
• Obyektif Pelatihan untuk materi ini :
Memberikan dasar-dasar teknis untuk investigasi
kecelakaan (Accident/Incident Investigation) secara
sistematis sehingga dapat dicegah terulangnya insiden sejenis.
PENDAHULUAN
Dari kasus insiden kecelakaan, masih ada yang dapat diambil
hikmahnya, yaitu seperti dikatakan oleh Ichak Adizes dengan motto berikut :
“Smart people learn from experience, wise people learn from experience of others”
(Ichak Adizes, Word Executives Digest framable No. 115).
Kita dapat belajar dari sesuatu yang kita alamai, tetapi akan
lebih baik lagi jika kita dapat belajar dari kejadian yang dialami orang lain, terutama jika dikaitkan dengan kejadian insiden atau kecelakaan yang merugikan.
Apakah kita telah belajar dari insiden-insiden yang terjadi????
Banyak kasus insiden di kilang minyak dan petrokimia
Bidang Pengolahan dengan penyebab yang sama telah terulang berkali kali.
Banyak kasus insiden yang tidak diinvestigasi secara
komprehensif.
PENDAHULUAN
DEFINISI.
Insiden (Incident) adalah :
suatu kejadian yang tidak direncanakan dengan
disertai konsekwensi yang tidak diinginkan.
Insiden mencakup kasus hampir celaka (near-miss
events),
kebakaran
(fires),
ledakan
(explosions),
penyebaran
uap
beracun
(releases
of
toxic
or
hazardous substances).
Kecelakaan (Accident) adalah :
PENDAHULUAN
DEFINISI.
Incident Investigation adalah :
proses penyelidikan kejadian dengan tujuan untuk
mengungkap penyebab-penyebabnya sehingga dapat
ditetapkan langkah-langkah pencegahan agar kejadian sejenis tidak terulang.
Cause (Penyebab) adalah :
suatu kejadian (event, situation, or condition) yang
merupakan penyebab baik secara langsung atau tidak langsung terhadap terjadinya suatu ‘incident’.
DEFINISI INCIDENT INVESTIGATION.
Penyebab Dasar (Root Causes) adalah :
• alasan utama yang menyebabkan terjadinya suatu ‘incident’, seperti kelemahan sistem manajemen (pekerja kurang trampil, prosedur kerja yang tidak memadai) yang mengarah pada munculnya tindakan tak aman (unsafe act) dan kondisi tak aman (unsafe condition).
• akar Penyebab (Root Causes) disebut juga dengan istilah lain seperti : Penyebab Dasar (Basic Causes), Sebab tersembunyi (Underlying Causes).
Jika ‘root causes’ disingkirkan, maka suatu insiden mungkin tidak akan terjadi.
PENDAHULUAN
Accident / Incident Investigation adalah salah satu bagian dari
kegiatan safety program.
Tujuan melakukan Accident/Incident Investigation sering kali
kurang dimengerti.
Ada yang mencari kesalahan pekerja.
Ada yang mencari penyebab langsung (bukan penyebab
sesungguhnya). dll.
Accident akan terjadi dan terjadi lagi, kecuali ada investigasi
yang baik untuk memperbaiki penyebab dasarnya (basic causes).
PENDAHULUAN Prinsip Dasar (Principle)
Penyelidikan
kejadian/kecelakaan
yang
efektip,
pelaporan dan tindak lanjutnya sangat diperlukan
untuk meningkatkan keselamatan unit operasi. Dari
laporan
penyelidikan
kecelakaan
akan
diperoleh
pelajaran sehingga dapat dilakukan koreksi untuk
mencegah terulangnya kecelakaan sejenis.
Terdapat sistem untuk melaporkan, menginvestigasi kecelakaan, hampir celaka (incident and near-misses) serta tindak lanjutnya (follow up actions).
Terdapat prosedur untuk mengivestigasi, menganalisa dan memberikan rekomendasi jika terjadi kecelakaan dan hampir celaka, serta menindak lanjuti rekomendasi hasil investigasi kecelakaan.
Hasil investigasi kecelakaan mencakup identifikasi penyebab dasar dan faktor pendukung (identify root causes and contributing factors) dan rekomendasi yang harus dilakukan untuk mengurangi risiko atau mencegah terjadinya insiden sejenis. Terdapat sistem untuk menyebar luaskan hasil investigasi
sehingga pekerja terkait dapat belajar dari kasus insiden tersebut (tukar menukar informasi hasil investigasi kecelakaan/hampir celaka antar unit operasi).
OBYEKTIF INCIDENT INVESTIGATION
Investigasi yang efektif dapat :
1. Menjelaskan apa yang sesungguhnya terjadi.
2. Mengidentifikasi penyebab-penyebabnya (causal factors). 3. Mencegah terulangnya kejadian sejenis di masa datang.
4. Mengembangkan langkah-langkah pengendalian untuk mengoreksi penyebab sesungguhnya (merupakan kesempatan untuk memperbaiki sistem manajemen, bukan untuk menyalahkan seseorang).
5. Menetapkan trend accident/incident dari analisa laporan kecelakaan. 6. Menunjukkan perhatian/concern tentang bahaya yang dapat terjadi pada
PROACTIVE VS REACTIVE PROCESSES
Tindakan atau
kondisi Tak Aman
(Unsafe Acts or
Conditions
Hampir Celaka
(Near Misses) Kecelakaan (Accidents)
Proaktif (Proactive Processes) Kecelakaan (Accidents) • Pre-Job Planning. • Pre-Job Inspection. • Pre-Employment. • Training. • Drug/Accohol Testing. • Preventive Maintenance. • Job Safety Analysis. • Engineering. • Auditing.
• Accident Investigation. • Workman’s Compensation.
OBYEKTIF INCIDENT INVESTIGATION
Obyektif tersebut dapat dicapai melalui penerapan sistem
manajemen, yaitu :
Mengidentifikasi dan mengevaluasi penyebab (root causes
and contributing causes).
Mengidentifikasi dan mengevaluasi rekomendasi untuk mencegah terulangnya kejadian sejenis (probabilitas dan akibatnya).
Melaksanakan rekomendasi hasil incident investigation.