• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 3 Kerikil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab 3 Kerikil"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

PEMERIKSAAN BAHAN AGREGAT KASAR

1. ANALISA AYAKAN KERIKIL. A. Tujuan :

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan pembagian butir (gradasi) agregat kasar dengan menggunakan ayakan.

B. Kajian Teori :

Gradasi agregat kasar ialah distribusi ukuran butiran dari agregat kasar. Bila butir-butir agregat mempunyai ukuran yang sama ( seragam ) volume pori akan besar. Sebaliknya bila ukuran butiran bervariasi akan terjadi volume pori yang kecil. Hal ini karena butiran yang kecil mengisi pori di antara butiran yang lebih besar, sehingga pori-porinya menjadi sedikit.

Sebagai pernyataan gradasi dipakai nilai prosentase dari berat butiran yang tertinggal atau lolos di dalam suatu susunan ayakan. Susunan ayakan ialah ayakan dengan lubang 3 “, 2 ½ “, 2 “, 1 ½ “,1 “,3/4 “, ½ “, 3/8 “, no.4 (4,80 mm), 8 (2,40 mm), 16 (1,20 mm), 30 (0,60 mm), 50 (0,30 mm) 100 (0,15mm), pan.

Menurut peraturan di Inggris ( British Standart ) yang juga dipakai di Indonesia saat ini ( dalam SKSNI-T15-1991) kekasaran pasir dapat dibagi menjadi 3 kelompok menurut gradasinya, yaitu kerikil dengan butiran maks 10 mm, butiran 20 mm , butiran 30 mmdan butiran 40 mm.

Gradasi kerikil masuk pada kurva 1 dan 2 akan diperoleh adukan beton yang kasar diperlukan factor air semen yang rendah , bila gradasi kerikil masuk kurva 3 dan 4 akan diperoleh adukan beton yang halus diperlukan factor air semen yang tinggi, jadi sebaiknya gradasi yang baik adalah masuk dalam kurva 2 dan 3.

(2)

Tabel 3.1. Prosen butiran yang lolos ayakan , ukuran maks kerikil 40 mm.

Lubang (mm)

Kurva 1 Kurva 2 Kurva 3 Kurva 4

38 100 100 100 100 19 50 59 67 75 9,6 36 44 52 60 4,8 24 32 40 47 2,4 18 25 31 38 1,2 12 17 24 30 0,6 7 12 17 23 0,3 3 7 11 15 0,15 0 0 2 5

Tabel 3.2. Prosen butiran yang lolos ayakan , ukuran maks kerikil 30 mm.

Lubang (mm)

Kurva 1 Kurva 2 Kurva 3

38 100 100 100 19 74 86 93 9,6 47 70 82 4,8 28 52 70 2,4 18 40 57 1,2 10 30 46 0,6 6 21 32 0,3 4 11 19 0,15 0 1 4

Tabel.3.3.Prosen butiran yang lolos ayakan , ukuran maks kerikil 20 mm.

(3)

(mm) 19 100 100 100 100 9,6 45 55 65 75 4,8 30 35 42 48 2,4 23 28 35 42 1,2 16 21 28 34 0,6 9 14 21 27 0,3 2 3 5 12 0,15 0 0 0 2

Tabel.3.4.Prosen butiran yang lolos ayakan , ukuran maks kerikil 10 mm.

Lubang (mm)

Kurva 1 Kurva 2 Kurva 3 Kurva 4

9,6 100 100 100 100 4,8 30 45 60 75 2,4 20 33 46 60 1,2 16 26 37 46 0,6 12 19 28 34 0,3 4 8 14 20 0,15 0 1 3 6 C. Keselamatan Kerja :

 Bersihkan lantai kerja sebelum melaksanakan pemeriksaan bahan.

 Bersihkan bangku-bangku laboratorium dari kotoran-kotoran seperti sisa-sisa semen,pasir dan sebagainya.

 Jagalah alat-alat dan perlengkapan kerja secara teratur dan rapi.

(4)

 Hati-hatilah dalam bekerja dan konsentrasikan dalam perhatian kepada benda pekerjaan.

 Pergunakan alat sesuai dengan fungsinya dan hindarilah bekerja sambil bergurau.

 Hati-hati waktu menimbang kerikil jagalah dengan cermat jangan sampai ada yang hilang karena kurang hati-hati.

 Hati-hatilah melihat nomor hasil timbangan kerikilnya.

D.Peralatan dan Bahan : Alat-alat yang diperlukan :

 Timbangan halus dengan ketelitian 0,2 % dari berat benda uji.

 Satu set ayakan No.3”, 2 ½ “,2”,1 ½ “,1 “, ¾ “,1/2 “.3/8 “, 4,8,16,30,50,100 dan pan.

 Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai 110oC.

 Alat pemisah contoh atau cawan seng

 Mesin pengguncang saringan.

 Talam-talam.

 Kuas, sikat besi, sendok dan lainnya.

Benda uji :

Benda uji diperoleh dari alat pemisah contoh atau dengan cara perempatan

(5)

 Agregat kasar ukuran maksimum 2,5 “ , berat minimum 25 kg.

 Agregat kasar ukuran maksimum 2 “ , berat minimum 20 kg.

 Agregat kasar ukuran maksimum 1 ½ “ ,berat minimum 16 kg.

 Agregat kasar ukuran maksimum 1“ , berat minimum 12 kg.

 Agregat kasar ukuran maksimum ¾ “ , berat minimum 5 kg.

 Agregat kasar ukuran maksimum ½ “ , berat minimum 2,5 kg.

 Agregat kasar ukuran maksimum 3/8 “ , berat minimum 1 kg.

E.Langkah kerja dan hasil :

 Benda uji dikeringkan didalam oven dengan suhu 110oC sampai beratnya tetap.

 Saring benda uji lewat susunan ayakan dengan ukuran ayakan yang paling besar diatas dan paling kecil dibawah.

 Ayakan diguncang dengan tangan atau mesin penguncang selama 15 menit.

 Hitung prosentase berat benda uji yang tertahan diatas masing-masing ayakan terhadap berat total benda uji.

Tabel 3.5. Hasil Analisa ayakan kerikil :

Ayakan Tertinggal Komulatif

No Gram % Tertinggal Lolos

(6)

1” 0 0 0 0 ¾” 8691 54,32 60,53 39,47 1/2” 0 0 0 0 3/8 “ 4671 29,19 89,72 10,28 No.4 1436 8,98 98,70 1,30 8 209 1,30 100 0 16 0 0 100 0 30 0 0 100 0 50 0 0 100 0 100 0 0 100 0 Pan 0 0 0 0 Jumlah 16000 100 755,16 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0,15 0,30 0,60 1,20 2,40 4,80 9,60 19 40

Gambar 3.1. Grafik analisa ayakan kerikil. F.Kesimpulan :

Zone termasuk zone 2.

FM ( Fineness Modulus ) = 755,16 : 100 = 7,55 G. Evaluasi / Pembahasan :

(7)

Dari grafik diatas dapat dibaca bahwa gradasinya masuk kedalam zone 2 menurut PBI 71 halaman 25 menyebutkan bahwa untuk mencapai suatu kekuatan beton tertentu pada suatu nilai slump tertentu,pada umumnya diperoleh penghematan semen sebanyak 25 kg/m3 beton pada zone 2.

Nilai FM ( Fineness Modulus ) adalah dihasilkan = 755,16 : 100 = 7,55 ini menunjukkan baik karena menurut buku teknologi beton Kardijono Tjokrodimulyo adalah antara 3,00 – 8,00.

2. PEMERIKSAAN KEKERASAN KERIKIL. A.Tujuan : .

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan ketahanan agregat kasar terhadap keausan dengan menggunakan mesin Los Angeles Abration. Keausan tersebut dinyatakan dengan

(8)

perbandingan antara berat bahan aus lolos ayakan no.12 terhadap berat semula dalam prosen.

B.Kajian Teori :

Agregat untuk bahan bangunan sebaiknya dipilih yang memenuhi syarat sebagai berikut :

Butir-butirnya tajam,kuat dan bersudut. Ukuran kekuatan agregat dapat dilakukan dengan pengujian ketahanan aus dengan mesin uji Los Angeles atau dengan bejana Rudeloff. Persayaratan menurut standart bidang pekerjaan umum dapat dibaca dibawah ini.

Tabel 3.6.Persyaratan kekerasan agregat kasar

Kuat beton Bejana Rudeloff Mesin Los

Angeles 19-30 mm 9,5 – 19 mm Kelas I Sd 10 MPa 30 32 50 Kelas II 10-20MPa 22 24 40 Kelas III > 20 Mpa 14 16 27 C. Keselamatan Kerja :

 Bersihkan lantai kerja sebelum melaksanakan pemeriksaan bahan.

 Bersihkan bangku-bangku laboratorium dari kotoran-kotoran seperti sisa-sisa semen,pasir dan sebagainya.

 Jagalah alat-alat dan perlengkapan kerja secara teratur dan rapi.

(9)

 Hati-hatilah dalam bekerja dan konsentrasikan dalam perhatian kepada benda pekerjaan.

 Pergunakan alat sesuai dengan fungsinya dan hindarilah bekerja sambil bergurau.

 Hati-hati waktu mengisikan kerikil dalam bejana los angeles abration jagalah dengan cermat jangan sampai ada yang hilang karena angin.

 Hati-hatilah melihat nomor ukuran dalam timbangan.

D.Peralatan dan Bahan :

 Alat-alat yang diperlukan :

 Mesin los angeles, mesin terdiri dari silinder baja tertutup pada kedua sisinya dengan diameter 71 cm, panjang dalam 50 cm. Silinder bertumpu pada dua poros pendek yang tak meneruis berputar pada poros mendatar. Silinder berlubang untuk memasukkan benda uji. Penutup lubang terpasang rapat sehingga permukaan dalam silinder tidak terganggu.Dibagian dalam silinder terdapat bilah baja melintang penuh setinggi 8,9 cm.

 Ayakan no.12

 Timbangan dengan ketelitian 5 gram

 Bola-bola baja dengan diameter rata-rata 4,68 mm dan merat rata-rata 390 gram – 445 gram.

 Benda uji dan gradasi benda uji seperti tabel dibawah ini

 Bersihkan benda uji dan keringkan dalam oven 110oC sampai beratnya constant.

(10)

Ukuran ayakan Berat dan gradasi benda uji ( gram ) Lolos tertaha n A B C D E F G 76,2 63,5 50,8 38,1 25,4 19,1 12,7 9,51 6,35 4,75 63,5 50,8 38,1 25,4 19,1 12,7 9,51 6,35 4,75 2,36 1250 1250 1250 1250 2500 2500 2500 2500 5000 2500 2500 5000 5000 5000 5000 5000 Jumlah Bola 12 11 8 6 12 12 12 Berat Bola(gram) 5000 4584 3330 2500 5000 5000 5000

E.Langkah kerja dan Hasil :

 Benda uji dan bola-bola baja dimasukkan kedalam mesin Los Angeles.

 Putar mesin dengan kecepatan 30 – 33 rpm sebanyak 500 putaran.

 Setelah selesai pemutaran, keluarkan benda uji dari mesin kemudian saring dengan ayakan no.12. Butiran yang tertahan diatasnya dicuci bersih, selanjutnya dikeringkan dalam oven suhu 110oC.

Hasil :

(11)

 B = berat benda uji yang tertahan saringan = 3500 gram  Keausan = a b a x 100 %  Keausan = 5000 3500 5000 x 100 % = 30 % F.Kesimpulan :

Karena keausan yang diperoleh adalah 30 % dapat dikatakan baik karena , untuk bangunan struktur bangunan beton maksimum aus adalah 50 % dam untuk bangunan jalan raya maksimum keausan adalah 40 %.

G.Evaluasi / Pembahasan :

Seandainya yang diperoleh lebih besar dari 50 % keausan maka kerikil tidak boleh digunakan untuk bangunan beton dan apabila lebih kecil dari 50 % diperbolehkan untuk pengecoran bangunan beton.

3.BERAT JENIS DAN PENYERAPAN KERIKIL A.Tujuan :

(12)

 Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis kering permukaan jenuh ( saturated surface dry = ssd ),berat jenis kering oven, berat jenis semu dan penyerapan kerikil. B.Kajian Teori :

 Berat jenis kering permukaan jenuh ( SSD = saturated surface dry ) yaitu perbandingan antara berat agregat kering pemukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu.

 Berat jenis kering oven yaitu perbandingan antara berat agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu.

 Berat jenis semu yaitu perbandingan antara berat agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan kering pada suhu tertentu.

 Penyerapan ialah prosentase berat air yang dapat diserap pori terhadap berat agregat kering.

C. Keselamatan Kerja :

 Bersihkan lantai kerja sebelum melaksanakan pemeriksaan bahan.

 Bersihkan bangku-bangku laboratorium dari kotoran-kotoran seperti sisa-sisa semen,pasir dan sebagainya.

 Jagalah alat-alat dan perlengkapan kerja lainnya secara teratur dan rapi.

 Hati-hatilah dalam bekerja dan konsentrasikan dalam perhatian kepada benda pekerjaan.

(13)

 Hati-hati waktu mengisikan kerikil dalam cawan jagalah dengan cermat jangan sampai ada yang hilang karena kurang ketelitian.

 Hati-hatilah waktu menimbang hasil pengujian.

D.Peralatan dan Bahan : Alat-alat yang diperlukan :

 Keranjang kawat ukuran 3,35 mm atau 2,36 mm ( no.6 atau no.8) dengan kapasitas kira-kira 5 kg.

 Tempat air dengan kapasitas dan bentuk yang sesuai untuk pemeriksaan.

 Timbangan dengan kapasitas 5 kg dengan ketelitian 0,5 % dari berat contoh yang ditimbang dan dilengkapi dengan alat penggantung keranjang.

 Ayakan no 4

 Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai 110oC.

 Talam Bahan :

 Agregat kasar ( kerikil ) yang tertahan saringan no.4 diperoleh dari alat pemisah contoh cara peremapatan sebanyak 3000 gram

 Air PDAM secukupnya.

(14)

 Keringkan benda uji dalam oven pada suhu 110oC , sampai beratnya tetap, ambillah seberat 3000 gram lalu rendam dalam air selama mininam 24 jam.

 Buang air perendam hati-hati, jangan ada butiran yang hilang, tebarkan kerikil diatas talam, keringkan diudara panas dengan cara mengelap dengan kain pel satu persatu hingga kering permukaan

( SSD )

 Periksa keadaan kering permukaan jenuh dengan menggoreskan tembaga kedalam batu kalau kelihatan putih maka sudah dapat dikatakan kering udara.

 Segera setelah tercapai kering permukaan jenuh timbanglah 2500 gram( Bj ) masukkan benda uji ke dalam bejana dan timbanglah kerikil dalam air ( Ba ).

 Setelah ditimbang dalam air keluarkan kerikilnya dan keringkan oven dan timbanglah hasilnya ( Bk)

 Perhitungan : Berat jenis SSD = BjBjBa

 Berat jenis semu =

Ba Bk

Bk

 Berat Jenis Kering oven = BjBkBa

 Penyerapan = Bk Bk Bj x 100 % Hasil : 

(15)

 Berat kerikil kering permukaan jenuh Bj = 2500gram

 Berat kerikil dalam air Ba = 1550 gram

 Berat jenis SSD = ( 2500 ) : (2500-1450) = 2,38 gram / cc

 Berat jenis Kering oven = (2450 ): (2500-1450) = 2,33 gram/cc

 Berat jenis semu = (2450) : ( 2450-1450) = 2,45 gram/cc

 Penyerapan = ((2500 – 2450 ) : (2450)) x 100 % = 2,04 %

F.Kesimpulan :

 Berat Jenis kering permukaan jenuh = 2,38 gram/cc ini menunjukkan bahwa kerikil cukup baik karena mempunyai berat jenis antara 2,0 – 3,0 gram/cc dan penyerapan 2,04 % cukup baik karena antara 1- 5 %.

G.Evaluasi / Pembahasan :

 Berat jenis ssd menunjukkan hasil yang baik karena kalau dibawah 2,0 gram/cc menunjukkan kerikil ringan dan baik untuk beton ringan tetapi kalau hasilnya antara 2,0 – 3,0 baik untuk campuran beton.

 Penyerapan 2,04% menunjukkan bahwa lebih kecil dari 5 % baik untuk pembuatan beton karena terlalu besar dari 5 % biasanya untuk beton ringan.

(16)

4. BERAT ISI ATAU BERAT PER VOLUME KERIKIL. A.Tujuan :

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat isi kerikil, berat isi adalah perbandingan berat dan isi yang digunakan untuk mengkonversikan dari berat menjadi volume.

B.Kajian Teori :

Volume kerikil biasanya mengembang bila sedikit mengandung air. Pengembangan volume ini disebabkan karena adanya lapisan tipis air disekitar butir-butir kerikil. Ketebalan lapisan kerikil itu bertambah dengan bertambahnya kandungan air didalam kerikil, ini berarti pengembangan volume secara keseluruhan. Kerikil yang terlalu halus mengembang lebih banyak dari pada kerikil yang kasar. Besar pengembangan volume kerikil antara 25 – 40 persen dan kadar airnya antara 5 – 8 %.Berat isi kerikil antara 1 – 2 gram / cc.

C. Keselamatan Kerja :

 Bersihkan lantai kerja sebelum melaksanakan pemeriksaan bahan.

 Bersihkan bangku-bangku laboratorium dari kotoran-kotoran seperti sisa-sisa semen,pasir dan sebagainya.

 Jagalah alat-alat dan perlengkapan kerja secara teratur dan rapi.

 Hati-hatilah dalam bekerja dan konsentrasikan dalam perhatian kepada benda pekerjaan.

 Pergunakan alat sesuai dengan fungsinya dan hindarilah bekerja sambil bergurau.

(17)

 Hati-hati waktu mengisikan kerikil dalam silinder jagalah dengan cermat jangan sampai ada yang hilang karena angin.

 Hati-hatilah waktu menimbang hasil pengujian. D.Peralatan dan Bahan :

Alat-alat yang diperlukan :

 Timbangan dengan ketelitian 0,1 % berat contoh.

 Talam kapasitas cukup besar untuk mengeringkan agregat contoh.

 Tongkat pemadat diameter 15 mm, panjang 60 cm dengan ujung bulat sebaiknya terbuat dari baja tahan karat.

 Mistar perata.

 Wadah baja yang cukup kaku berbentuk silinder berdiameter 15 cm ketinggian 30 cm.

Bahan :

 Kerikil secukupnya dimasukkan kedalam oven untuk ditimbang supaya beratnya tetap atau constant.

E.Langkah kerja dan Hasil :

 Timbang dan catatlah beratnya silinder kosong = W1

 Masukkan kerikil dengan hati-hati agar tidak terjadi pemisahan butir –butir, dari ketinggian maksimum 5 cm ( 1/3 bagian silinder ) diatas wadah dengan menggunakan sekop sampai penuh.

 Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata.

 Timbang dan catatlah berat wadah dan benda ujinya = W2

(18)

 Perhitungan berat isi =

V W 3

 V = volume dari silinder

Hasil :

 Berat silinder W1 = 2600 gram

 Berat silinder + kerikil W2 = 6800 gram

 Berat pasir W3 = 6800 – 2600 = 4200 gram

 Volume takaran V = ¼ x 3,14 x 152x15 = 2649 cm3

 Berat isi = ( 4200 : 2649 ) = 1,58 gram / cc

F.Kesimpulan : Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kerikil tersebut baik karena dihasilkan antara 1,0 – 2,0.

G.Evaluasi / Pembahasan :

Bilamana berat isi terlalu ringan sebaiknya dapat digunakan untuk beton ringan dan bila berat isi mendekatai antara 1,5 – 2,0 maka sebaiknya dapat digunakan untuk beton normal.

(19)

5. KADAR LUMPUR DALAM KERIKIL. A.Tujuan :

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berapa banyaknya lumpur yang dikandung oleh kerikil .

B.Kajian Teori :

Agregat kasar atau kerikil tidak boleh mengandung Lumpur lebih dari 1 % ditentukan dari berat kering. Yang diartikan dengan Lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan no.200 atau 0,063 mm. Apabila kadar Lumpur melampoi 1 % , maka agregat halus harus dicuci. ( PBI 1971 hal.23 )

C. Keselamatan Kerja :

 Bersihkan lantai kerja sebelum melaksanakan pemeriksaan bahan.

 Bersihkan bangku-bangku laboratorium dari kotoran-kotoran seperti sisa-sisa semen,pasir dan sebagainya.

 Jagalah alat-alat dan perlengkapan kerja lainnya secara teratur dan rapi.

 Hati-hatilah dalam bekerja dan konsentrasikan dalam perhatian kepada benda pekerjaan.

 Pergunakan alat sesuai dengan fungsinya dan hindarilah bekerja sambil bergurau.

(20)

 Hati-hati waktu mencuci kerikil dalam talam dan menumpah ke ayakan no. 200 jagalah dengan cermat jangan sampai ada yang hilang karena guyuran air.

 Hati-hatilah waktu menimbang hasil pengujian.

D.Peralatan dan Bahan : Alat-alat yang diperlukan :

 Talam yang cukup besar

 Tempat mencuci kerikil, pakai timba plastic

 Saringan no. 200 atau 0,063 mm

 Neraca analitis

 Oven

Bahan : Kerikil dan air E.Langkah Kerja dan hasil :

 Kerikil diambil dan ditimbang sebanyak 2500 gram netto.( A )

 Pasir dicuci dengan air PDAM, yang keruh dituangkan kedalam ayakan no.200 dan kerikil yang tertinggal dalam ayakan dikembalikan lagi kedalam talam kerikil tadi dan diusahakan jangan ada yang berceceran.

 Pencucian dilakukan berkali-kali hingga air dalam kerikil jernih

 Kerikil hasil cucian yang telah bersih dioven selama 24 jam dengan suhu 110oC.

 Setelah 24 jam kerikil tersebut didinginkan , ditimbang beratnya.( B )  Kadar Lumpur = B B A x 100 %

(21)

Hasil :

 Berat kerikil mula-mula A = 2500 gram

 Berat kerikil bersih oven B = 2480 gram

 Kadar Lumpur = ((2500-2480) : (2480))x 100 = 0,80 % < 1 % …….. ok

F.Kesimpulan : Hasil kadar Lumpur 0,80 % < 1 % maka memenuhi persyaratan kerikil dapat langsung dipergunakan dalam pengecoran beton karena tidak melebihi persyaratan 1 %.

G.Evaluasi / Pembahasan :

Kadar Lumpur yang didapat < 1% kerikil dapat dikatakan baik dan dapat langsung digunakan dalam pengecoran beton. Dan apabila > dari 1 % maka kerikil harus dicuci dulu dengan air hingga kadar lumpurnya hilang, karena kalau beton mengandung Lumpur campuran tidak dapat lengket atau pastanya daya lekatnya berkurang, dengan demikian perlu diadakan test kadar Lumpur.

(22)

5. ANALISA AYAKAN CAMPURAN PASIR DAN KERIKIL. A.Tujuan :

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berapa prosen yang dibutuhkan untuk pasir dan berapa prosen untuk kerikil dalam suatu cam puran beton ( mix design ).

B.Kajian Teori :

Susunan gradasi campuran merupakan hal yang sangat penting.Susunan gradasi agregat tersebut akan menentukan sifat dari beton yaitu kemudahan pengerjaan, ekonomis dari campuran beton. Gradasi agregat dapat mempengaruhi hal-hal sebagai berikut : a). Jumlah pemakaian air, Bleeding,pengecoran beton,pemadatan beton. b) Penyelesaian beton dan sifat-sifat beton yang sudah mengeras.

Gradasi yang baik akan dapat mengahsilkan density maksimum dan minimum void ( porositas ) dan minimum luas permukaan agregat. Dalam pelaksanaan sedapat mungkin gradasi ini dipertahankan constant, karena ketidak seragaman gradasi akan mengakibatkan variasi kekuatan yang cukup besar.

Pada penjelasan ini tiadak dibahas mengenai criteria dan persyaratan dari bahan beton. Pembahasan ini hanya menyangkut metode penggabungan agregat kasar dan agregat halus yang optimal sehingga didapat campuran beton yang murah dan gampang dikerjakan. Walaupun demikian batasan-batasan gradasi

(23)

agregat akan ditampilkan sebagai pegangan batasan maksimum dan minimum untuk modulus kehalusan butiran.

Tabel 3.8.Pembatasan Modulus Kehalusan Type Agregat Diameter maks

Agregat ( mm ) Modulus Kehalusan Minimum Maksimum Agregat halus 4,76 2,0 3,5 Agregat kasar 20 40 75 6,0 6,9 7,5 6,9 7,5 8,0 Agregat campuran 20 25 32 40 75 4,7 5,0 5,2 5,4 5,8 5,1 5,5 5,7 5,9 6,3

Untuk penyelesaian analisa ayakan campuran ini sebetulnya banyak cara menganalisa seperti : cara Grafis, Cara Matematis dan cara Numerik. Untuk hal numeric memakai persamaan dasar yaitu : Yp . x Yk ( 100 – x )

A = --- + 100 100 Dimana :

Yp adalah komulatif yang tertinggal untuk pasir. Yk adalah komulatif yang tertinggal untuk kerikil.

Tabel 3.9. Nilai A untuk persamaan dasar

Diameter yang disamakan Nilai A

19mm 9,51mm 4,76mm 2,36mm 100% 55% 35% 28%

(24)

1,18mm 0,60mm 0,30mm 21% 14% 3% C. Keselamatan Kerja :

 Bersihkan lantai kerja sebelum melaksanakan pemeriksaan bahan.

 Bersihkan bangku-bangku laboratorium dari kotoran-kotoran seperti sisa-sisa semen,pasir dan sebagainya.

 Jagalah alat-alat dan perlengkapan kerja lainnya secara teratur dan rapi.

 Hati-hatilah dalam bekerja dan konsentrasikan dalam perhatian kepada benda pekerjaan.

 Pergunakan alat sesuai dengan fungsinya dan hindarilah bekerja sambil bergurau.

 Hati-hati menghitung prosentase baik dari bahan pasir maupun bahan kerikil.

 Hati-hatilah waktu menghitung hasilnya.

D.Peralatan dan Bahan:

 Kalkulator

 Buku skrip ( buku tulis )

 Data-data dari analisa ayakan pasir maupun kerikil.

 Tabel-tabel yang diperlukan.

 Buat perhitungan persamaan yang telah disiapkan.

(25)

E.Langkah kerja dan hasil :

 Siapkan data-data dari analisa ayakan pasir

Tabel 3.10. Hasil Analisa ayakan pasir

Ayakan Tertinggal Komulatif

No Gram % Tertinggal Lolos

4 38,90 7,78 7,78 92,22 8 30,10 6,02 13,80 86,20 16 43,40 8,68 22,48 77,52 30 120,55 24,11 46,59 53,41 50 220,40 44,08 90,67 9,33 100 41,90 8,38 99,05 0,95 Pan 4,75 0,95 0 0 Jumlah 500 100 280,37

Disiapkan data-data analisa ayakan kerikil

Tabel 3.11. Hasil Analisa ayakan kerikil :

Ayakan Tertinggal Komulatif

No Gram % Tertinggal Lolos

1 ½ “ 993 6,21 6,21 93,79 1” 0 0 0 0 ¾” 8691 54,32 60,53 39,47 1/2” 0 0 0 0 3/8 “ 4671 29,19 89,72 10,28 No.4 1436 8,98 98,70 1,30 8 209 1,30 100 0 16 0 0 100 0 30 0 0 100 0 50 0 0 100 0 100 0 0 100 0 Pan 0 0 0 0 Jumlah 16000 100 755,16

Direncanakan campuran pasir dan kerikil yang tertinggal pada ayakan 4,76 mm sebesar :

(26)

Yp = adalah agregat halus yang tertinggal pada ayakan 4,76mm =7,78 %

Yk = adalah agregat kasar yang tertinggal pada ayakan 4,76mm= 98,70% Persamaan dasar Yp . x Yk ( 100 – x ) A = --- + 100 100 7,78 x 98,70 ( 100 – x ) 35 = --- + 100 100 3500 = 7,78 x - 98,70 x + 9870 3500 = - 90,92 x + 9870 90,92 x = 6370 6370 x = 90,92 x = 70 %

Hasil : Prosentase pasir = 30 % Prosentase kerikil = 70 %

Sebelum diplot dalam grafik maka dihitung dulu kedalam tabel campuran antara pasir dan kerikil.

Tabel 3.12.Tabel analisa ayakan campuran Lubang ayakan Pasir Komulatif tinggal Kerikil Komulatif tinggal

Campuran pasir + Kerikil

Pasir Kerikil Jumlah

30 % 70 %

3”

11/2” 6,21 4,34 4,34

(27)

4,76mm 7,78 98,70 2,33 69,09 71,42 2,38mm 13,80 100 4,14 70 74,14 1,19mm 22,48 100 6,74 70 76,74 0,59mm 46,59 100 13,97 70 83,97 0,297mm 90,67 100 27,20 70 97,20 0,149mm 99,05 100 29,71 70 99,71 Pan 0 0 0 0 0 Jumlah 280,37 755,16 612,69 FM 2,80 7,55 6,12 F.Kesimpulan :

Berdasarkan tabel 3.8.tentang modulus kehalusan butir kerikil untuk diameter maksimum 11/2” maka FM minimum 5,40 dan untuk ini maka hasil dari campuran diatas termasuk baik karena 6,12 > 5,40 …. Oke.

G.Evaluasi / Pembahasan :

Yang perlu diperhatikan adalah analisa ayakan dari kedua bahan tersebut , apakah pada analisa ayakan pasir termasuk zone berapa, atau analisa ayakan kerikil pada daerah a,b,c,d.

Gambar

Tabel 3.2. Prosen butiran yang lolos ayakan , ukuran maks kerikil 30 mm.
Tabel 3.5. Hasil Analisa ayakan kerikil :
Gambar 3.1. Grafik analisa ayakan kerikil.
Tabel 3.6.Persyaratan kekerasan agregat kasar
+4

Referensi

Dokumen terkait

Berat jenis (bulk specific gravity) ialah perbandingan antara berat agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu

1) berat jenis curah ialah perbandingan antara berat agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu 25°C; 2) berat jenis

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat kering permukaan jenuh (SSD) dan penyerapan dari agregat. Ylli tll perbandingan antara berat agregat kering

Agregat yang digunakan dalam kondisi Saturated Surface-Dry (SSD) atau keadaan jenuh kering muka, karena fibre pada tahap ini tidak menyerap dan juga tidak menambah jumlah air

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis ( bulk ) berat jenis kering permukaan jenuh ( Saturated Surface Dry = SSD ), berat jenis semu ( apparent )

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis ( bulk ) berat jenis kering permukaan jenuh ( Saturated Surface Dry = SSD ), berat jenis semu ( apparent )

2) berat jenis permukaan jenuh yaotu perbandingan antara berat agregat kering permukaan jenuh dan berat air suling ang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada

adalah perbandingan antara berat agregat kering permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu 25°C..  berat