• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KEUANGAN. PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KEUANGAN. PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk

LAPORAN KEUANGAN

UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR

PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2009 DAN 30 SEPTEMBER 2008

(TIDAK DIAUDIT)

(2)

Halaman Laporan Keuangan – Pada tanggal 30 September 2009 dan

30 September 2008 serta untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal tersebut.

Surat Pernyataan Direksi

N e r a c a 1–2

Laporan Laba Rugi 3

Laporan Perubahan Ekuitas 4

Laporan Arus Kas 5

(3)

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan

Catatan

2 0 0 9 2 0 0 8

Rp Rp

ASET

Kas dan setara kas 2c,3 7.141.748.005 5.918.662.834

Deposito berjangka 4 664.551.434 634.328.407

Piutang sewa pembiayaan – bersih,

setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp. 300.392.927

(2009) Rp 98.975.519 (2008) 2d,g,5 3.748.769.061 6.014.706.120

Piutang pembiayaan konsumen – bersih, setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu masing-masing

sebesar Rp 4.500.230.628

(2009), Rp 3.595.061.960 (2008) 2e,g,6 176.891.075.538 198.957.263.660

Pihak yang mempunyai hub.istimewa 116.210.911 -

Piutang lain-lain 2g,o,7,

25a

3.063.711.861 435.489.320

Biaya dibayar di muka 2h,8 4.402.923.363 3.236.277.278

Aset pajak tangguhan 2l,12c 1.797.093.398 1.348.423.537

Aset tetap – bersih, setelah dikurangi akumulasi penyusutan masing-masing

sebesar Rp.4.263.908.909

(2009), Rp 2.813.759.349 (2008) 2i,9 4.916.025.651 5.233.351.333

Aset lain-lain 2j,10 3.351.387.026 2.090.845.404

(4)

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang

Catatan

2 0 0 9 2 0 0 8

Rp Rp

KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN

Pinjaman bank 2f,11 76.714.532.335 157.452.596.986

Hutang pajak 2l,12a 2.875.177.857 2.417.535.822

Cadangan dana pensiun 2m,24 1.974.216.274 1.285.147.986

Biaya masih harus dibayar 13 2.953.963.957 3.865.461.005

Jumlah kewajiban 84.517.890.423 165.020.741.799

EKUITAS

Modal saham

Modal dasar – 2.200.000.000 saham (2009) dan 220.000.000.000 saham ( 2008 ) dengan nilai nominal Rp 100 per saham (2009) dan Rp 100 per saham (2008 )

Modal ditempatkan dan disetor – 1.000.000.000 saham (2009) dan 550.000.000 saham (2008 ) 14 100.000.000.000 55.000.000.000 Agio Saham 2.651.244.367 -Saldo laba 18.924.361.458 3.848.606.095 Jumlah ekuitas 121.575.605.825 58.848.606.095 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 206.093.496.248 223.869.347.893

(5)

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan

2 0 0 9 2 0 0 8

Rp Rp

PENDAPATAN

Sewa pembiayaan 2d,k 653.300.675 364.018.034

Pembiayaan konsumen 2e,k,18 42.233.740.029 37.160.814.676

Pendapatan administrasi 2k,19 15.580.761.669 16.821.089.440 Bunga 304.124.499 57.097.578 Pendapatan lain-lain 20 48.000.000 199.875.037 Jumlah pendapatan 58.819.926.872 54.602.894.765 BEBAN Beban keuangan 21 11.813.990.188 14.028.289.801

Beban umum dan administrasi 2m,22 28.042.269.180 26.688.385.835

Beban penyisihan piutang ragu-ragu 2g,5,6 1.343.928.159 1.658.314.933

Beban lain-lain 23 - -

Jumlah beban 41.200.187.527 42.374.990.569

LABA SEBELUM PAJAK 17.619.739.345 12.227.904.196

PENDAPATAN (BEBAN) PAJAK 2l,12d

Pajak kini (5.501.730.360) (4.317.469.400)

Pajak tangguhan 428.663.521 563.610.624

Jumlah beban pajak (5.073.066.839) (3.753.858.775)

LABA BERSIH 12.546.672.506 8.474.045.421

(6)

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang

Keterangan Catatan Modal saham Saldo laba Jumlah ekuitas

Rp Rp Rp

Saldo per 1 Januari 2008 40.000.000.000 10.374.560.674 50.374.560.674

Laba bersih tahun berjalan 11.003.128.278 11.003.128.278

Kapitalisasi saldo laba menjadi modal

Saham melalui Dividen 15.000.000.000 (15.000.000.000) -

Saldo Pada tanggal 31 Desember 2008 55.000.000.000 6.377.688.952 61.377.688.952

Laba bersih tahun berjalan - 12.546.672.506 12.546.672.506

Penambahan modal di setor dari

penawaran umum saham perdana 45.000.000.000 - 45.000.000.000

Agio Saham - 2.651.244.367 2.651.244.367

(7)

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan

2 0 0 9 2 0 0 8

Rp Rp

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari :

Transaksi pembiayaan 313.880.075.826 339.355.658.884

Pendapatan bunga 209.671.961 34.394.550

Piutang lain-lain -

Pembayaran kas untuk :

Transaksi pembiayaan (257.047.426.302) (334.944.369.209)

Beban operasional (27.335.501.138) (27.163.487.655)

Beban bunga (12.612.406.105) (14.284.883.958)

Pajak penghasilan badan (5.184.906.199) (3.790.758.725)

Hutang pajak 187.778.549 373.350.836

Piutang lain-lain (2.914.496.036) 103.636.300

Kas bersih digunakan untuk aktivitas operasi 9.182.790.556 (40.316.458.977)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Perolehan aset tetap (1.253.897.716) (3.675.284.859)

Hasil penjualan aset tetap 75.000.000 437.500.000

Perolehan aset lain-lain - (73.080.000)

Kas bersih digunakan untuk

aktivitas investasi (1.178.897.716) (3.310.864.859)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Perolehan pinjaman bank 184.758.334.810 288.996.650.871

Pembayaran hutang bank (237.400.236.677) (241.988.236.929)

Penambahan dari modal saham 47.651.244.367 (15.000.000.000)

Pembagian dividen - 15.000.000.000

Penjualan piutang - -

Kas bersih diperoleh dari

aktivitas pendanaan (4.990.657.500) 47.008.413.942

KENAIKAN (PENURUNAN)

BERSIH KAS DAN SETARA KAS 3.013.235.340 3.381.090.106

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 4.128.512.665 2.537.572.727

(8)

1. U M U M

a. Pendirian dan informasi Umum.

PT Batavia Prosperindo Finance Tbk (Perusahaan) didirikan berdasarkan akta No 186 tanggal 12 Desember 1994 dari Notaris Djedjem Widjaja SH. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-18791-HT.01.01.TH.94 tanggal 22 Desember 1994 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 12 tanggal 9 Pebruari 1996, Tambahan No. 1584. Dalam Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham pada tanggal 20 Oktober 1999 yang diaktakan oleh Notaris Djedjem Widjaja SH, MH dengan akta No 42 tanggal 21 Desember 1999, pemegang saham menyetujui perubahan nama Perusahaan dari PT Bira Multi Finance menjadi PT Bina Multi Finance. Perubahan itu telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-5143-HT.01.04.TH.2000 tanggal 6 Maret 2000. Dalam Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham yang diaktakan oleh Notaris Sugito Tedjamulja SH, dengan akta No 71 tanggal 16 Maret 2007, pemegang saham menyetujui perubahan nama Perusahaan dari PT Bina Multi Finance menjadi PT Batavia Prosperindo Finance. Perubahan itu telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. W7-03581.HT.01.04.TH.2007 tanggal 4 April 2007 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No 43 tanggal 29 Mei 2007. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan akta No 215 tanggal 24 September 2008 dari Notaris Dr Irawan Soerodjo, SH., Msi., mengenai perubahan nilai nominal saham, peningkatan modal dasar Perusahaan dan penerbitan saham baru. Perubahan itu telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-70476.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 6 Oktober 2008.

Berdasarkan akta No 180 tanggal 29 April 2008 dari Notaris Sugito Tedjamulja SH, anggaran dasar Perusahaan telah disesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan itu telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-32523.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 12 Juni 2008.

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diadakan pada tanggal 21 Oktober 2008 dan diaktakan oleh notaris Dr. Irawan Soerodjo, SH., Msi., No 156, rapat dengan musyawarah untuk mufakat menyetujui dan memutuskan untuk merubah seluruh anggaran dasar Perseroan, antara lain sehubungan dengan persetujuan atas perubahan nama Perseroan menjadi Perseroan Terbatas PT Batavia Prosperindo Finance Tbk; dalam rangka Penawaran Umum Saham kepada Masyarakat melalui Pasar Modal, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan peraturan yang berlaku di Pasar Modal. Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia pada tanggal 24 Oktober 2008 melalui Kep. No. AHU-78289.AH.01.02 Tahun 2008.

(9)

1. U M U M (Lanjutan)

Perusahaan beralamat di Gedung Plaza Chase Lantai 12, Jl. Jendral Sudirman Kav. 21, Jakarta. Pada tanggal 30 September 2009, Perusahaan mempunyai kantor pusat dan 15 (lima belas) kantor cabang yang berlokasi di Surabaya, Bandung, Palembang, Jambi, Denpasar, Medan, Pekan Baru, Samarinda, Banjarmasin, Malang, Lampung, Makasar, Manado, Balik papan dan Pontianak.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah di bidang sewa guna usaha, pembiayaan konsumen, anjak piutang, dan usaha kartu kredit. Perusahaan memperoleh izin usaha sebagai perusahaan pembiayaan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. 90/KMK.017/1995 tanggal 15 Pebruari 1995 dan mulai beroperasi secara komersial sejak tahun 1995.

Susunan direksi dan komisaris Perusahaan untuk tanggal 30 September 2009 adalah sebagai berikut :

Komisaris Utama : Irena Istary Iskandar Komisaris Independen : Rudi Setiadi Tjahjono Direktur Utama : Buntardjo Hartadi Sutanto Direktur Pemasaran : Markus Dinarto Pranoto Direktur Keuangan (Tidak Terafiliasi) : Indah Mulyawan

Susunan direksi dan komisaris Perusahaan untuk tanggal 30 September 2008 adalah sebagai berikut :

Komisaris : Irena Istary Iskandar Direktur Utama : Buntardjo Hartadi Sutanto Direktur Pemasaran : Markus Dinarto Pranoto

Ruang lingkup Direktur Utama mencakup bidang hukum dan sumber daya manusia, ruang lingkup Direktur Pemasaran mencakup bidang pemasaran dan operasional, dan ruang lingkup Direktur Keuangan (Tidak Terafiliasi) mencakup bidang akuntansi dan keuangan.

Jumlah karyawan Perusahaan pada tanggal 30 September 2009 dan 2008 masing-masing sebanyak 263 dan 264 karyawan (tidak diaudit).

b. Penawaran Umum Saham Perusahaan

Pada tanggal 19 Mei 2009, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM_LK) berdasarkan surat BAPEPAM LK No. S-4020/BL/2009 untuk melakukan penawaran umum atas 450.000.000 saham Perusahaan kepada masyarakat dengan nilai nominal per sahama sebesar Rp 100 dan harga penawaran persaham sebesar Rp 110. saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 1 Juni 2009.

(10)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI

Suatu ikhtisar kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh Perusahaan yang mempengaruhi penentuan posisi keuangan dan hasil usahanya, dijelaskan di bawah ini.

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dan Peraturan No VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) untuk perusahaan publik. Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep nilai historis dan atas dasar akrual, kecuali dinyatakan secara khusus.

Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung, yang mengklasifikasikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas mencakup kas, kas di bank, dan deposito berjangka yang jatuh tempo dalam waktu 3 bulan atau kurang, sepanjang deposito berjangka tersebut tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima serta tidak dibatasi penggunaannya.

Dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, dibutuhkan estimasi dan asumsi yang mempengaruhi :

- jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan, dan pengungkapan atas aset dan kewajiban kontijensi pada tanggal laporan keuangan,

- jumlah pendapatan dan beban yang dilaporkan selama periode pelaporan.

Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil aktual mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula.

Seluruh angka dalam laporan keuangan ini disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan khusus. b. Penjabaran Mata Uang Asing

(1) Mata Uang Pelaporan

Laporan keuangan dijabarkan dalam mata uang Rupiah, yang merupakan mata uang pelaporan Perusahaan.

(2) Transaksi dan Saldo

Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan dengan kurs yang berlaku pada tanggal neraca.

Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing, diakui pada laporan laba rugi.

(11)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

c. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas mencakup kas, simpanan yang sewaktu-waktu bisa dicairkan, dan investasi jangka pendek likuid lainnya dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang, sepanjang deposito berjangka tersebut tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima serta tidak dibatasi penggunaannya.

d. Akuntansi Sewa

Sebelum 1 Januari 2008, sewa dinilai dengan menggunakan metode sewa pembiayaan langsung apabila memenuhi seluruh kriteria yang ditetapkan dalam PSAK No 30 Akuntansi Sewa Guna Usaha.

Perjanjian sewa guna usaha yang diselenggarakan oleh Perusahaan dapat diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan dimana pendapatan atas sewa tersebut diakui berdasarkan metode pembiayaan. Berdasarkan metode pembiayaan, selisih antara piutang sewa pembiayaan ditambah nilai sisa (harga opsi), dengan harga perolehan aset sewaan diperlakukan sebagai pendapatan sewa pembiayaan yang ditangguhkan (unearned lease income), dimana pengakuannya sebagai pendapatan dilakukan secara konsisten sesuai dengan jangka waktu sewa pembiayaan tersebut. Pendapatan sewa pembiayaan yang ditangguhkan (unearned lease income) akan dihentikan pengakuannya apabila manajemen berpendapat bahwa ada indikasi lessee tidak dapat memenuhi angsuran pembayarannya yang telah jatuh tempo. Pendapatan sewa pembiayaan yang belum dicatat secara akrual sebagai pendapatan sewa pembiayaan yang ditangguhkan dialokasikan sebagai pendapatan pada Laporan Laba Rugi Perusahaan pada saat diterimanya pembayaran. Di tahun 2007, Dewan Standar Akuntansi Keuangan menerbitkan PSAK No 30 (Revisi 2007), “Sewa”, yang mengakibatkan perubahan kebijakan akuntansi. PSAK ini berlaku efektif untuk penyusunan laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2008. Sesuai dengan PSAK 30 (Revisi 2007), suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Suatu sewa yang tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi.

Di tahun 2008, Dewan Standar Akuntansi Keuangan menerbitkan Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 8, ”Penentuan Apakah Suatu Perjanjian Mengandung Suatu Sewa dan Pembahasan Lebih Lanjut Ketentuan Transisi PSAK No. 30 (Revisi 2007)”. Interpretasi tersebut memberikan pedoman untuk menentukan apakah suatu perjanjian adalah perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung suatu sewa sehingga harus diperlakukan sesuai dengan PSAK 30 (Revisi 2007). Interpretasi tersebut juga mengklarifikasi bahwa jika penerapan PSAK 30 (Revisi 2007) tidak retrospektif, saldo yang terkait dengan transaksi sewa pembiayaan yang sudah ada sebelumnya dianggap telah ditentukan secara tepat oleh lessor. Sehubungan dengan sewa operasi yang sudah ada sebelumnya, entitas diharuskan mengevaluasi sewa tersebut untuk .

(12)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

menentukan apakah sewa tersebut harus diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan menurut PSAK 30 (Revisi 2007). Jika suatu sewa operasi yang sudah ada sebelumnya adalah suatu sewa pembiayaan menurut PSAK 30 (Revisi 2007), entitas diperbolehkan untuk menerapkan PSAK 30 (Revisi 2007) secara retrospektif atau prospektif. Lessee yang memilih penerapan retrospektif harus menerapkan seolah-olah kebijakan akuntansi baru berdasarkan PSAK 30 (Revisi 2007) sudah berlaku terhadap semua perjanjian, sejak awal perjanjian. Lessee yang memilih penerapan prospektif harus menerapkan seolah-olah kebijakan akuntansi baru berdasarkan PSAK 30 (Revisi 2007) ini berlaku sejak awal periode sajian, terhadap semua perjanjian yang telah ada pada awal periode sajian.

d. Akuntansi Sewa (Lanjutan)

Penerapan PSAK 30 (Revisi 2007) dan ISAK 8 oleh Perusahaan tidak berdampak signifikan terhadap laporan keuangan yang sebelumnya dilaporkan.

e. Akuntansi Pembiayaan Konsumen Piutang pembiayaan konsumen

Piutang pembiayaan konsumen dinyatakan sebesar jumlah saldo angsuran dari pembiayaan konsumen dikurangi pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui dan penyisihan piutang ragu-ragu.

Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui merupakan perbedaan antara jumlah angsuran yang akan diterima dan jumlah pokok pembiayaan. Pendapatan yang belum diakui, diamortisasi dan diakui sebagai pendapatan sesuai dengan jangka waktu perjanjian pembiayaan konsumen dengan menggunakan tingkat pengembalian bunga efektif.

Perusahaan tidak mengakui pendapatan pembiayaan konsumen yang piutangnya telah jatuh tempo lebih dari 90 hari dan akan diakui sebagai pendapatan pada saat pembayaran piutang diterima. Pendapatan yang telah diakui atas piutang yang telah jatuh tempo namun belum tertagih, dibatalkan pengakuannya.

Pembiayaan bersama

Dalam pembiayaan bersama, Perseroan berhak menentukan tingkat bunga yang lebih tinggi kepada konsumen dibandingkan tingkat bunga yang ditetapkan dalam perjanjian pembiayaan bersama dengan penyedia fasilitas pembiayaan bersama.

Untuk pembiayaan bersama tanpa tanggung renteng (without recourse), hanya porsi jumlah angsuran piutang yang dibiayai Perseroan yang dicatat sebagai piutang pembiayaan konsumen di neraca (pendekatan neto). Pendapatan pembiayaan konsumen disajikan di laporan laba rugi setelah dikurangi dengan bagian yang merupakan hak pihak-pihak lain yang berpartisipasi pada transaksi pembiayaan bersama tersebut.

(13)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

f. Anjak Piutang

Anjak piutang tanpa recourse diperlakukan sebagai penjualan piutang. Selisih antara nilai piutang alihan dengan jumlah dana yang diterima ditambah retensi diakui sebagai kerugian atas transaksi anjak piutang. Kerugian atas transaksi anjak piutang tanpa recourse diakui sebagai beban pada saat transaksi dan disajikan dalam laporan laba rugi sebagai beban usaha.

Anjak piutang dengan recourse diakui sebagai kewajiban anjak piutang sebesar nilai piutang yang dialihkan. Selisih antara nilai piutang yang dialihkan dengan dana yang diterima ditambah retensi diakui sebagai beban bunga selama periode anjak piutang. Kewajiban anjak piutang disajikan dalam neraca sebesar nilai piutang yang dialihkan dikurangi retensi dan beban bunga yang belum diamortisasi.

g. Penyisihan Piutang Ragu-ragu

Penyisihan piutang ragu-ragu ditentukan berdasarkan hasil penelaahan berkala terhadap kolektibilitas piutang masing-masing pelanggan pada akhir periode. Piutang yang tidak tertagih dihapuskan pada saat dinyatakan tidak tertagih oleh manajemen Perusahaan. Penerimaan dari piutang yang telah dihapusbukukan diakui sebagai pendapatan lain-lain pada saat terjadinya.

h. Biaya Dibayar Di Muka

Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaatnya dengan menggunakan metode garis lurus.

i. Aset Tetap

Awalnya suatu aset tetap diukur sebesar biaya perolehan, yang terdiri dari harga perolehannya dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen, serta estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset.

Biaya-biaya setelah perolehan awal seperti penggantian komponen dan inspeksi yang signifikan, diakui dalam jumlah tercatat aset tetap jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan akan mengalir ke Perusahaan dan biaya tersebut dapat diukur secara andal. Sisa jumlah tercatat biaya komponen yang diganti atau biaya inspeksi terdahulu dihentikan pengakuannya. Biaya perawatan sehari-hari aset tetap diakui sebagai beban pada saat terjadinya.

Penyusutan diakui dengan menggunakan metode garis lurus (straight–line method) untuk menyusutkan nilai aset tetap.

(14)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

i. Aset Tetap (Lanjutan)

Estimasi masa manfaat aset tetap adalah sebagai berikut:

Tahun

Kendaraan bermotor 5

Inventaris kantor 4 – 5

Nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan di-review setiap akhir tahun buku untuk memastikan nilai residu, umur manfaat dan metode depresiasi diterapkan secara konsisten sesuai dengan ekspektasi pola manfaat ekonomis dari aset tersebut.

Ketika suatu aset dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya, biaya perolehan dan akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada, dikeluarkan dari akun tersebut. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap akan dimasukkan dalam laporan laba rugi.

Efektif sejak 1 Januari 2008, Perusahan menerapkan PSAK No. 16 tentang Aset Tetap (Revisi 2007), yang menggantikan PSAK No. 16 tentang Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain (1994) dan PSAK No. 17 tentang Akuntansi Penyusutan (1994). Berdasarkan PSAK yang telah direvisi, suatu entitas harus memilih antara model biaya atau model revaluasi sebagai kebijakan akuntansi dan menerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama. Jika entitas memiliki aset tetap yang direvaluasi sebelum penerapan revisi PSAK dan mengadopsi model biaya, maka nilai revaluasi dari aset tersebut dianggap sebagai biaya perolehan. Saldo selisih nilai revaluasi aset tetap pada saat penerapan pertama kali revisi PSAK ini harus direklasifikasikan ke saldo laba.

Perusahaan memilih untuk menerapkan model biaya, sehingga aset tetap Perusahaan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset, jika ada.

j. Aset yang Diambil Alih

Aset diambil alih dinyatakan berdasarkan nilai terendah antara nilai tercatat piutang pembiayaan konsumen terkait atau nilai realisasi bersih dari aset yang diambil alih. Selisih antara nilai tercatat dan nilai realisasi bersih dicatat sebagai penyisihan penurunan nilai wajar atas aset yang diambil alih pada akun “Penyisihan Penurunan Nilai Aset yang Diambil Alih” dan dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan.

Konsumen memberi kuasa kepada Perseroan untuk menjual agunan yang diambil alih ataupun melakukan tindakan lainnya dalam upaya penyelesaian piutang pembiayaan konsumen bila terjadi wanprestasi terhadap perjanjian pembiayaan. Konsumen berhak atas selisih lebih antara nilai

(15)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

penjualan dengan saldo piutang pembiayaan konsumen. Jika terjadi selisih kurang, kerugian yang terjadi dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan.

k. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pengakuan pendapatan atas transaksi sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen adalah sesuai seperti yang telah dijelaskan pada Catatan 2d dan 2e di atas. Beban diakui sesuai dengan masa manfaat periode yang bersangkutan dengan menggunakan akrual basis.

Pelunasan sebelum masa sewa pembiayaan atau masa pembiayaan konsumen berakhir dianggap sebagai suatu pembatalan perjanjian sewa pembiayaan atau perjanjian pembiayaan konsumen, dan laba atau rugi yang timbul diakui dalam laporan laba rugi tahun berjalan.

Pendapatan administrasi merupakan pendapatan yang diperoleh dari konsumen pada saat perjanjian sewa pembiayaan atau perjanjian pembiayaan konsumen pertama kali ditandatangani. Pendapatan selisih premi asuransi diakui berdasarkan akrual yaitu pada saat terjadinya penutupan asuransi. Pendapatan atas denda diakui berdasarkan penerimaan kas pada saat realisasi.

l. Pajak Penghasilan

Pajak penghasilan ditentukan berdasarkan laba kena pajak untuk tahun bersangkutan. Perusahaan melakukan penangguhan pajak (deferred income tax) atas perbedaan waktu pengakuan pendapatan dan beban antara laporan keuangan untuk tujuan komersial dan pajak. Perlakuan tersebut telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 46 tentang “Akuntansi Pajak Penghasilan”.

Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substantial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi tahun berjalan.

Aset pajak tangguhan diakui apabila terdapat kemungkinan besar bahwa jumlah laba fiskal pada masa datang akan memadai untuk mengkompensasi perbedaan temporer yang menimbulkan aset pajak tangguhan tersebut.

m. Imbalan Pasca Kerja

Perusahaan memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No 13/2003.

Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung

(16)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.

m. Imbalan Pasca Kerja (Lanjutan)

Jumlah yang diakui sebagai kewajiban imbalan pasti di neraca merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui dan biaya jasa lalu yang belum diakui.

Perusahaan menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 24 (Revisi 2004) mengenai Imbalan Kerja pada tahun 2006. Dampak atas penerapan pertama kali dari kebijakan akuntansi tersebut tidak material, karena itu Perusahaan membukukan beban imbalan kerja pada laporan keuangan tahun 2006.

n. Laba Bersih per Saham

Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 56, ”Laba per Saham”, laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.

o. Transaksi Hubungan Istimewa

Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan melakukan transaksi–transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.

Semua transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat harga, persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa diungkapkan dalam laporan keuangan.

p. Informasi Segmen

Informasi segmen dalam laporan keuangan disajikan berdasarkan segmen geografis. Sebuah segmen geografis menyediakan jasa di dalam lingkungan ekonomi tertentu yang memiliki risiko serta tingkat pengembalian yang berbeda dengan segmen operasi lainnya yang berada dalam lingkungan ekonomi lain.

Perusahaan tidak menyajikan informasi segmen berdasarkan usaha, karena kegiatan utama Perusahaan hanya pembiayaan dalam bentuk pembiayaan konsumen.

q. Penurunan Nilai dari Aset Tetap dan Aset Lainnya

Setiap tanggal neraca Perusahaan menelaah ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aset. Aset tetap dan aset lainnya, termasuk aset tak berwujud ditelaah untuk mengetahui apakah telah terjadi kerugian akibat penurunan nilai atau apakah telah terjadi perubahan keadaan yang

(17)

mengindikasikan bahwa nilai tercatat aset tersebut tidak dapat diperoleh kembali. Kerugian akibat penurunan nilai diakui sebesar selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tersebut. Nilai yang dapat diperoleh kembali adalah yang lebih tinggi di antara harga jual neto dan nilai pakai aset. Dalam rangka menguji penurunan nilai, aset dikelompokkan hingga unit terkecil yang menghasilkan arus kas terpisah.

r. Perubahan Kebijakan Akuntansi

Pada tahun 2008, Perusahaan mengadakan perubahan kebijakan akuntansi untuk laporan arus kas dari metode tidak langsung menjadi metode langsung. (Lihat Laporan Arus Kas).

3. KAS DAN SETARA KAS

2 0 0 9 2 0 0 8

Rp Rp

K a s 122.500.000 107.500.000

B a n k : Pihak ketiga :

PT Bank Central Asia Tbk

Rupiah 4.093.563.710 3.508.493.500

US Dolar - -

PT Bank Mandiri, Tbk 1.876.075.848 1.097.954.009

PT Bank Mega Tbk 123.179.582 295.986.536

PT Bank Internasional Indonesia Tbk 86.966.557 364.573.548

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk 401.446.420 240.756.471

PT Bank Bukopin 53.694.997 60.072.579

PT Bank CIMB Niaga Tbk 60.319.217 7.544.736

PT Bank Bumiputera Tbk 51.126.561 117.567.380

PT Bank Sinarmas

(d/h PT Bank Shinta Indonesia) 27.193.730 103.161.584

PT Bank NISP Tbk 4.685.034 4.685.034

PT Bank UOB Buana Indonesia Tbk

(d/h PT Bank Buana Indonesia Tbk) 3.904.369 4.055.668

PT Bank Permata Tbk 32.285.591 1.861.000

PT Bank Yudha Bakti 18.276.163 -

PT Bank Kesawan Tbk 1.992.043 1.992.043

PT Bank Eksekutif Internasional Tbk - 2.458.746

PT Bank Victoria International Tbk 104.546.792 -

PT Bank Swaguna 79.991.391 -

7.019.248.005 5.811.162.834

(18)

3. KAS DAN SETARA KAS (Lanjutan)

2 0 0 9 2 0 0 8

Tingkat bunga rekening giro per tahun

Rupiah 1% - 2.5% 1% - 2.5%

4. DEPOSITO BERJANGKA

2 0 0 9 2 0 0 8

Rp Rp

Pihak ketiga :

PT Bank Central Asia Tbk 664.551.434 634.328.407

664.551.434 634.328.407

2 0 0 9 2 0 0 8

Tingkat bunga per tahun (Rupiah)

PT Bank Central Asia Tbk 5.75 % 6.00 %

Deposito berjangka tersebut di atas digunakan sebagai jaminan atas fasilitas kredit yang diperoleh dari PT Bank Central Asia Tbk. (Catatan 27).

5. PIUTANG SEWA PEMBIAYAAN

2 0 0 9 2 0 0 8

Rp Rp

Pihak ketiga :

Piutang sewa pembiayaan 5.777.049.270 7.640.812.000

Pendapatan belum diakui (1.727.887.282) (1.527.130.361)

4.049.161.988 6.113.681.639

Jumlah Dikurangi :

Penyisihan piutang ragu-ragu

(300.392.927) (98.975.519)

(19)

Piutang sewa pembiayaan menurut tahun jatuh temponya pada tanggal 30 Sept 2009, 2008 adalah sebagai berikut :

2 0 0 9 2 0 0 8

Rp Rp

Jatuh tempo tahun

2008 - 530.232.000

2009 465.342.000 3.181.392.000

2010 1.455.012.000 3.929.188.000

2011 3.856.695.270 -

Jumlah 5.777.049.270 7.640.812.000

Pada tanggal 30 Sept. 2009, suku bunga efektif setahun untuk sewa pembiayaan berkisar antara 15-18,5%.

Analisa umur piutang sewa pembiayaan – bruto adalah sebagai berikut :

2 0 0 9 2 0 0 8

Rp Rp

Belum jatuh tempo 5.679.135.270 7.640.812.000

Sudah jatuh tempo :

1-30 hari 37.538.000 -

31-60 hari 60.376.000 -

61-90 hari - -

Lebih dari 90 hari - -

Jumlah 5.777.049.270 7.640.812.000

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang sewa pembiayaan adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut.

Perubahan penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut :

2 0 0 9 2 0 0 8

Rp Rp

Saldo awal -

Pembentukan penyisihan piutang ragu-ragu 300.392.927 98.975.519

(20)

6. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN

2 0 0 9 2 0 0 8

Rp Rp

Pihak ketiga :

Piutang pembiayaan konsumen

Pembiayaan sendiri 202.836.421.190 190.603.842.464

Pihak yg mempunyai hub.istimewa

Pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-pihak

lain without recourse 25.617.813.875 55.036.676.204

228.454.235.065 245.640.518.668

Dikurangi :

Pendapatan belum diakui

Pembiayaan sendiri (33.642.714.915) (41.646.060.651)

Pihak yg mempunyai hub.istimewa

Pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-pihak

lain without recourse (13.304.003.073 (1.442.132.397

(46.946.717.988) (43.088.193.048)

Jumlah 181.507.517.077 202.552.325.620

Dikurangi :

Penyisihan piutang ragu-ragu (4.500.230.628) (3.595.061.960)

Bersih 177.007.286.449 198.957.263.660

Angsuran piutang pembiayaan konsumen yang akan diterima dari pelanggan sesuai dengan tahun jatuh temponya pada tanggal-tanggal 30 Sept. 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut :

2 0 0 9 2 0 0 8

Rp Rp

Jatuh tempo tahun

2007 - 12.765.740.000 2008 13.399.418.000 24.716.821.000 2009 29.665.154.555 129.013.060.510 2010 127.115.172.510 65.325.278.000 2011 47.745.752.000 13.769.152.000 2012 dan selanjutnya 10.528.738.000 50.467.158 Jumlah 228.454.235.065 245.640.518.668

Pada tanggal 30 Sept. 2009, dan 2008 suku bunga efektif setahun untuk pembiayaan konsumen masing-masing berkisar antara 14 – 33.89 % (2009) dan 14–35,93 %, (2008)

(21)

Total piutang pembiayaan konsumen – bruto yang dikelola Perusahaan pada tanggal-tanggal 30 Sept. 2009, dan 2008 , termasuk piutang pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-pihak lain without

recourse adalah masing-masing sebesar Rp 451.958.215.723 dan Rp 461.254.955.784.

Kendaraan bermotor yang dibiayai oleh Perusahaan telah diasuransikan atas risiko kehilangan dan kerusakan kepada beberapa perusahaan asuransi pihak ketiga (Catatan 27)

Rincian umur dari angsuran piutang pembiayaan konsumen adalah sebagai berikut :

2 0 0 9 2 0 0 8

Rp Rp

Belum jatuh tempo 223.998.651.065 242.689.491.668

Sudah jatuh tempo :

1-30 hari 1.999.370.000 1.949.779.000

31-60 hari 695.069.000 463.455.000

61-90 hari 444.031.000 90.117.000

Lebih dari 90 hari 1.317.114.000 447.676.000

Jumlah 228.454.235.065 245.640.518.668

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang pembiayaan konsumen adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut. Piutang pembiayaan konsumen digunakan sebagai jaminan pinjaman yang diterima dari bank (Catatan 11).

Perubahan penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut :

2 0 0 9 2 0 0 8

Rp Rp

Saldo awal per 1 Januari 3.694.448.553 2.200.382.707

Pembentukan penyisihan piutang ragu-ragu 1.201.896.063 1.559.339.414

Penghapusan piutang (396.113.988) (164.660.161)

(22)

7. PIUTANG LAIN-LAIN

2 0 0 9 2 0 0 8

Rp Rp

Pihak ketiga :

Bunga masih harus diterima 46.550.525 34.017.430

Piutang lain-lain - 394.888.890

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa :

PT Batavia Prosperindo Sekuritas - -

Piutang karyawan 3.017.161.336 6.583.000

Piutang direksi - -

Jumlah 3.063.711.861 435.489.320

Perusahaan tidak membentuk penyisihan piutang ragu-ragu karena manajemen berkeyakinan bahwa seluruh piutang tersebut dapat ditagih.

8. BIAYA DIBAYAR DI MUKA

2 0 0 9 2 0 0 8 Rp Rp Pihak ketiga : Sewa 2.100.959.602 1.612.196.854 Provisi bank 720.023.355 1.147.121.803 Lainnya 1.581.940.406 476.958.621 Jumlah 4.402.923.363 3.236.277.278 9. ASET TETAP 2 0 0 9 2 0 0 8 Rp Rp Pemilikan langsung Biaya perolehan 9.179.934.560 8.047.110.682 Akumulasi penyusutan (4.263.908.909) (2.813.759.349)

(23)

Pemilikan langsung

2 0 0 9

1 Januari 30 Sept. 2009

Saldo awal Penambahan Pengurangan Saldo akhir

Rp Rp Rp Rp Biaya perolehan : Kendaraan bermotor 3.981.746.462 842.094.209 (180.000.000) 4.643.840.671 Inventaris kantor 4.124.393.420 411.700.469 - 4.536.093.889 Jumlah 8.106.139.882 1.204.463.678 (180.000.000) 9.179.934.560 Akumulasi penyusutan : Kendaraan bermotor (1.071.076.791) (643.499.721) 153.000.000 (1.561.576.512) Inventaris kantor (2.111.481.771) (590.850.626) (2.702.332.397) Jumlah 3.182.558.562 (1.234.350.347) (4.263.908.909) Nilai buku 4.923.581.320 4.916.025.651 2 0 0 8 1 Januari 30 Sept. 2008

Saldo awal Penambahan Pengurangan Saldo akhir

Rp Rp Rp Rp Biaya perolehan : Kendaraan bermotor 2.106.434.367 2.455.828.950 541.183.555 4.021.079.762 Inventaris kantor 2.733.494.977 1.292.535.943 - 4.026.030.920 Jumlah 4.839.929.344 3.748.364.893 541.183.555 8.047.110.682 Akumulasi penyusutan : Kendaraan bermotor (751.458.413) (452.772.127) 297.558.592 (906.671.948) Inventaris kantor (1.396.694.987) (510.392.414) - (1.907.087.401) Jumlah 2.148.153.400 (963.164.541) 297.558.592 (2.813.759.349) Nilai buku 2.691.775.944 5.233.351.333

Kendaraan bermotor telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya kepada PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk dengan jumlah pertanggungan masing–masing sebesar Rp 3.012.400.000 (2008) , PT Asuransi Wahana Tata sebesar Rp 20.000.000 (2008) , PT Asuransi Sinar Mas sebesar Rp 99.000.000 (2008) dan PT Asuransi Indrapura Rp 1.453.100.000 (2008) Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan asuransi kendaraan bermotor tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.

(24)

9. ASET TETAP (lanjutan)

Rincian laba (rugi) penjualan aset tetap adalah sebagai berikut :

2 0 0 9 2 0 0 8

Rp Rp

Hasil penjualan aset tetap 75.000.000 437.500.000

Nilai buku aset tetap 27.000.000 243.624.963

Laba penjualan aset tetap (Catatan 20) 48.000.000 193.875.037

10. ASET LAIN-LAIN 2 0 0 9 2 0 0 8 Rp Rp Pihak ketiga : Renovasi gedung 2.135.845.801 1.751.266.300 Dikurangi : amortisasi (570.829.734) (264.518.991) 1.565.016.067 1.486.747.309

Aset yang diambil alih 1.393.000.959 230.728.095

Uang jaminan sewa 393.370.000 373.370.000

3.351.387.026 2.090.845.404

Beban amortisasi dialokasikan pada beban umum dan administrasi masing-masing sebesar Rp. 570.829.734 (2009) dan Rp 264.518.991 (2008), (Catatan 22)

Pada tanggal 30 September 2009,dan 2008 Perusahaan tidak membentuk penyisihan penurunan nilai atas aset yang diambil alih karena manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat indikasi penurunan nilai atas aset yang diambil alih atau tidak dapat diperoleh kembalinya nilai tercatat aset tersebut.

11. PINJAMAN BANK

2 0 0 9 2 0 0 8

Rp Rp

Pihak ketiga :

PT Bank Victoria International Tbk 29.003.321.084 64.122.186.090

PT Bank Mega Tbk 20.016.912.472 45.198.602.172

PT Bank International Indonesia Tbk 11.293.943.526 36.453.637.252

PT Bank Sinarmas (d/h PT Bank Shinta Indonesia) 9.268.320.240 11.678.171.472

PT Bank Permata Tbk 4.754.667.997 -

PT Bank Swaguna 2.377.367.016 -

(25)

11. PINJAMAN BANK (Lanjutan)

PT Bank Victoria International Tbk

Berdasarkan akta notaris Eliwaty Tjitra, SH. No 86 tanggal 21 September 2006, Perusahaan dan PT Bank Victoria International Tbk menandatangani Perjanjian Kredit dengan plafond sebesar Rp 30 miliar. Perjanjian ini akan berakhir pada tanggal 21 September 2007. Atas pinjaman ini Perusahaan dikenakan bunga per tahun sebesar 16,5% pada tahun 2006 dan dijamin dengan semua tagihan Perusahaan dan kendaraan bermotor yang diikat secara fidusia. (Catatan 6).

Berdasarkan akta notaris Suwarni Sukiman, SH. No 20 tanggal 11 Juni 2007, Perusahaan dan PT Bank Victoria International Tbk menandatangani Perubahan I Perjanjian Kredit. Berdasarkan Perubahan Perjanjian tersebut, plafond kredit bertambah dari jumlah semula Rp 30 miliar menjadi Rp 50 miliar yang mulai berlaku sejak tanggal 11 Juni 2007 sampai dengan tanggal 21 September 2007.

Pada tanggal 21 September 2007, Perusahaan mengadakan Perjanjian Perpanjangan Kredit dengan PT Bank Victoria International Tbk. Perusahaan setuju untuk memperpanjang jangka waktu kredit yang diperpanjang terhitung mulai tanggal 21 September 2007 sampai dengan tanggal 30 Juli 2008. Pada tanggal 30 Juli 2007, PT Bank Victoria International Tbk menyetujui untuk memberikan fasilitas kedit Perusahaan untuk jenis dan plafond fasilitas Pinjaman Rekening Koran sebesar Rp 15 miliar yang akan digunakan untuk tujuan pembiayaan aktivitas consumer finance. Jangka waktu fasilitas sampai dengan 30 Juli 2008, dikenakan suku bunga per tahun sebesar 12% pada tahun 2007, dan merupakan fasilitas kredit modal kerja revolving.

Berdasarkan akta notaris Suwarni Sukiman, SH No. 51 dan 52 tanggal 16 Mei 2008, PT Bank Victoria International Tbk menyetujui untuk memberikan perpanjangan dan penambahan fasilitas Pinjaman Rekening Koran yang semula sebesar Rp 15 miliar menjadi Rp 20 miliar, suku bunga per tahun berkisar anatara 13 % sampai dengan 16 % (2008: 12,5 % - 15 %) Jangka waktu fasilitas sampai dengan 31 Juli 2009.

Tanpa persertujuan tertulis terlebih dahulu dari PT Bank Victoria International Tbk, Perusahaan tidak diperbolehkan untuk meminjam dari atau meminjamkan uang kepada pihak ketiga siapapun, selain yang bertalian dengan usaha sehari-hari, bertindak sebagai penjamin atas hutang pihak ketiga dan mengubah anggaran dasar, susunan anggota direksi dan komisaris serta susunan para pemegang saham. Berdasarkan surat permohonan dari Perusahaan pada tanggal 26 September 2008 PT Bank Victoria International Tbk telah menyetujui untuk mencabut negative covenant tersebut.

Pada tanggal 16 Juli 2009, PT.Bank Victoria International Tbk, telah menyetujui perpanjangan dan penambahan fasilitas kredit dalam bentuk pinjaman Modal kerja dan PRK sejumlah 50 miliar dan 20 miliar yang mulai berlaku sejak tanggal 31 Juli 2009 sampai dengan tanggal 31 Juli 2010 dengan tingkat suku bunga 14.5 %.

(26)

11. PINJAMAN BANK (lanjutan

PT Bank Mega Tbk

Berdasarkan akta notaris Meiyane Halimatussyadiah, SH. No. 6 tanggal 22 Mei 2007, Perusahaan dan PT Bank Mega Tbk menandatangani Perjanjian Kredit (Fixed Loan - Unrevolving) untuk tujuan modal kerja dengan jumlah pokok yang tidak lebih dari Rp 20 miliar. Jangka waktu fasilitas pinjaman adalah 3 tahun dengan jangka waktu penarikan maksimum selama 1 tahun. Atas pinjaman ini Perusahaan dikenakan bunga per tahun sebesar 14% - 15% pada tahun 2007 dan dijamin sampai dengan nilai penjaminan sebesar Rp 25 miliar atas piutang yang diikat secara fidusia berdasarkan akta notaris Meiyane Halimatussyadiah, SH. No. 7 tanggal 22 Mei 2007.

Berdasarkan akta notaris Meiyane Halimatussyadiah, SH. No 4 tanggal 5 Juni 2008, Perusahaan dan PT Bank Mega Tbk menandatangani Perubahan Perjanjian Kredit (Fixed Loan - Unrevolving). Perubahan menjadi sebagai berikut :

- Fixed Loan I selama 36 bulan, terhitung sejak tanggal 22 Mei 2007 dan akan berakhir pada tanggal 22 Mei 2011. Tingkat bunga tetap setiap tahunnya untuk Fixed Loan I sebesar 15% yang dihitung dari jumlah baki debet/outstanding fasilitas pinjaman. Denda keterlambatan untuk Fixed Loan I sebesar 3% per bulan.

- Fixed Loan II maksimal selama 48 bulan sejak tanggal penandatanganan akta ini termasuk availability period, akan berakhir pada tanggal 5 Juni 2012. Tingkat bunga tetap setiap tahunnya untuk Fixed Loan II sebesar 14% yang dihitung dari jumlah baki debet/outstanding fasilitas pinjaman. Denda keterlambatan untuk Fixed Loan II sebesar 4% per bulan.

- Jangka waktu penarikan Fixed Loan II untuk masing-masing penarikan (per batch) maksimal selama 36 bulan.

- Fixed Loan I sampai dengan jumlah pokok yang tidak lebih dari Rp 11.316.646.192,80 - Fixed Loan II dengan jumlah pokok yang tidak lebih dari Rp 50 milyar.

Atas Perubahan Perjanjian Kredit (Fixed Loan – Unrevolving) tersebut maka sesuai akte notaris Meiyane Halimatussyadiah, SH. No 5 tanggal 5 Juni 2008 disetujui untuk dilakukan Pengubahan Terhadap Akta Jaminan Fidusia menjadi sebagai berikut :

- Nilai penjaminan sebesar 125% dari outstanding pinjaman berdasarkan catatan Bank atau setinggi-tingginya Rp 62.500.000.000 atas objek jaminan fidusia.

- Berdasarkan Daftar Tagihan Piutang Perusahaan tertanggal 5 Juni 2008, nilai objek jaminan fidusia sebesar Rp 4.440.138.890.

Tanpa persertujuan tertulis terlebih dahulu dari PT Bank Mega Tbk, Perusahaan antara lain tidak diperbolehkan untuk melakukan penarikan modal disetor, mengubah anggaran dasar, struktur modal, pemegang saham dan pengurus, melakukan perubahan bidang atau jenis kegiatan usahanya, mengajukan permohonan pailit, penundaan kewajiban pembayaran utang, pembubaran, penggabungan, pengmbilalihan usaha dan peleburan usaha, memberikan pinjaman, menggadaikan dan mengalihkan saham, bertindak sebagai penjamin, mengalihkan usaha, melakukan pembayaran atas pinjaman pemegang saham, melakukan pembayaran dipercepat serta melakukan transaksi tak wajar (Catatan 28).

Berdasarkan Surat Pemberitahuan dari PT Bank Mega Tbk tanggal 4 Mei 2009, PT Bank Mega Tbk telah menyetujui untuk mencabut negative covenant dengan Perusahaan (Catatan 11).

(27)

PT Bank Internasional Indonesia Tbk

Berdasarkan akta notaris Veronica Nataadmadja, SH. No 63 tanggal 22 Juni 2006, Perusahaan dan PT Bank Internasional Indonesia Tbk menandatangani Perjanjian Kredit Pinjaman Berjangka (Term Loan) sebesar Rp 20 miliar untuk tujuan pembiayaan aktivitas consumer finance. Perjanjian ini akan berakhir pada tanggal 22 Desember 2009. Atas pinjaman ini Perusahaan dikenakan bunga per tahun sebesar SBI + 3,75% - 3,875% dan dijamin sampai dengan nilai penjaminan sebesar Rp 25 miliar atas daftar piutang tertanggal 22 Juni 2006 yang diikat secara fidusia berdasarkan akta notaris Veronica Nataadmadja, SH No. 64 tanggal 22 Juni 2006 (Catatan 6).

Berdasarkan akta notaris Veronica Nataadmadja, SH. No 7 tanggal 22 Pebruari 2007, Perusahaan dan PT Bank Internasional Indonesia Tbk menandatangani Perubahan Perjanjian Kredit Pinjaman Berjangka (Term Loan). Perubahan menjadi sebagai berikut :

- Term Loan I sampai jumlah maksimum Rp 20 miliar dengan outstanding per tanggal 22 Pebruari 2007 sebesar Rp 13.859.322.834 yang dimulai sejak tanggal 22 Juni 2006 dan akan berakhir pada tanggal 22 Desember 2009.

- Term Loan II sampai jumlah maksimum Rp 30 miliar yang dimulai sejak tanggal 22 Pebruari 2007 ditambah jangka waktu penarikan selama 6 bulan dan akan berakhir pada tanggal 22 Agustus 2010.

- Suku bunga per tahun diberikan dalam dua rate, yaitu bila piutang kurang dari atau sampai dengan 1 tahun maka suku bunga sebesar SBI + 3,75%, fixed rate, dan bila piutang lebih dari 1 tahun maka suku bunga sebesar SBI + 3,875%, fixed rate.

- Jumlah piutang yang diakui Perusahaan adalah sebesar Rp 43.859.322.834.

Atas Perubahan Perjanjian Kredit Pinjaman Berjangka (Term Loan) tersebut maka sesuai akte notaris Veronica Nataadmadja, SH No 8 tanggal 22 Pebruari 2007 disetujui untuk dilakukan Pengubahan Terhadap Akta Jaminan Fidusia menjadi sebagai berikut :

- Nilai penjaminan sebesar Rp 54.824.153.542,50 atas objek jaminan fidusia.

- Berdasarkan Daftar Piutang Perusahaan tertanggal 22 Pebruari 2007, nilai objek jaminan fidusia sebesar Rp 17.324.153.543.

Berdasarkan akta notaris Ny. Hari Suprapti Suwarno, SH No 1 tanggal 1 Nopember 2007, Perusahaan dan PT Bank Internasional Indonesia Tbk menandatangani Perubahan Perjanjian Kredit Pinjaman Berjangka (Term Loan). Perubahan menjadi sebagai berikut :

- Term Loan I sampai jumlah maksimum Rp 20 miliar dengan outstanding per tanggal 1 Nopember 2007 sebesar Rp 6.909.097.072,34 yang dimulai sejak tanggal 22 Juni 2006 dan akan berakhir pada tanggal 22 Desember 2009.

- Term Loan II sampai jumlah maksimum Rp 30 miliar dengan outstanding per tanggal 1 November 2007 sebesar Rp 23.051.747.104,50 yang dimulai sejak tanggal 22 Februari 2007 ditambah jangka waktu penarikan selama 6 bulan dan akan berakhir pada tanggal 22 Agustus 2010.

(28)

11. PINJAMAN BANK (lanjutan

PT Bank Internasional Indonesia Tbk

- Term Loan III sampai jumlah maksimum Rp 45.039.155.823,20 yang dimulai sejak tanggal 1 November 2007 ditambah jangka waktu penarikan selama 6 bulan dan akan berakhir pada tanggal 1 Mei 2011.

- Suku bunga per tahun diberikan dalam dua rate, yaitu bila piutang kurang dari atau sampai dengan 1 tahun maka suku bunga sebesar SBI + 3,75%, fixed rate, dan bila piutang lebih dari 1 tahun maka suku bunga sebesar SBI + 3,875%, fixed rate.

Atas Perubahan Perjanjian Kredit Pinjaman Berjangka (Term Loan) tersebut maka sesuai akte notaris Ny. Hari Suprapti Suwarno, SH No 2 tanggal 1 November 2007 disetujui untuk dilakukan Pengubahan Terhadap Akta Jaminan Fidusia menjadi sebagai berikut :

- Nilai penjaminan sebesar Rp 93.750.000.000 atas objek jaminan fidusia.

- Berdasarkan Daftar Piutang Perusahaan tertanggal 1 November 2007, nilai objek jaminan fidusia sebesar Rp 93.750.000.000.

Tanpa persertujuan tertulis terlebih dahulu dari PT Bank Internasional Indonesia Tbk, Perusahaan antara lain tidak diperbolehkan untuk melakukan perubahan susunan pengurus dan susunan pemegang saham, melakukan merger, konsolidasi dan akuisisi saham dalam badan usaha lain, melakukan pembayaran kepada pemegang saham dan atas pinjaman kepada pihak ketiga, mengajukan permohonan pailit atau penundahaan pembayaran hutang, melakukan pembubaran atau likuidasi, dan mengubah struktur permodalan. Berdasarkan Surat Pemberitahuan dari PT Bank Internasional Indonesia Tbk tanggal 24 November 2008, PT Bank Internasional Indonesia Tbk telah menyetujui untuk mencabut negative covenant tersebut.

PT Bank Sinarmas (d/h PT Bank Shinta Indonesia)

Berdasarkan akta notaris Sri Sulastri Anggarini, SH. MH No 20 tanggal 22 November 2006, Perusahaan dan PT Bank Shinta Indonesia menandatangani Perjanjian Kredit untuk tujuan modal kerja dengan fasilitas pinjaman Demand Loan I dan II sampai jumlah setinggi-tingginya sebesar Rp 10 miliar. Perjanjian ini berlaku selama 1 tahun untuk setiap kali droping dalam bentuk Demand Loan. Atas pinjaman ini Perusahaan dikenakan bunga per tahun sebesar 16,5% pada tahun 2006 dan dijamin sampai dengan nilai penjaminan sebesar Rp 11 milliar atas piutang yang diikat secara fidusia berdasarkan akta notaris Sri Sulastri Anggarini, SH. MH No. 23 tanggal 22 November 2006. (Catatan 6)

Pada tanggal 12 Desember 2007, PT Bank Sinarmas menyetujui untuk merubah struktur fasilitas dari Demand Loan menjadi Term Loan dan juga melakukan penambahan fasilitas kredit.

Fasilitas yang semula merupakan Demand Loan sebesar Rp 10 miliar diubah menjadi fasilitas Term Loan sebesar Rp 25 miliar dengan suku bunga yang semula sebesar 16,5% per tahun menjadi 13% per tahun. Untuk jangka waktu juga dilakukan perubahan, yang semula berlaku selama 1 tahun yaitu sampai dengan 22 November 2007 menjadi 3 tahun sejak akad kredit ditandatangani.

(29)

11. PINJAMAN BANK (lanjutan

PT Bank Permata Tbk

Pada tanggal 24 Oktober 2007, Perusahaan mengadakan Persetujuan Kerjasama Pembiayaan Consumer Asset Purchase dengan PT Bank Permata Tbk. Perusahaan setuju untuk menjual dan mengalihkan piutang pembiayaan konsumen kepada PT Bank Permata Tbk, dan PT Bank Permata Tbk setuju untuk membeli piutang Perusahaan tersebut sampai dengan jumlah maksimum Rp 30 miliar dengan jangka waktu 3 tahun. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2008, Pembiayaan Consumer Asset Purchase dengan PT Bank Permata Tbk tersebut belum digunakan.

P

PTTBBaannkk SSwwaagguunnaa

Pada tanggal 02 Juli 2009 , Bank Swaguna telah menyetujui untuk melakukan kerjasama berupa penyaluran kredit dengan jumlah maksimum Rp. 10 milyar. jangka waktu fasilitas 12 bulan , Perjanjian kerjasama ini akan berakhir pada tanggal Juli 2010.

12. PERPAJAKAN a. Hutang Pajak 2 0 0 9 2 0 0 8 Rp Rp Pajak penghasilan : Pasal 21 175.165.502 243.233.611 Pasal 23 1.878.308 5.723.395 Pasal 25 380.539.538 321.610.265 Pasal 29 2.317.594.509 1.762.605.236 Pasal 4(2) - 84.363.315

Pajak Pertambahan Nilai - -

(30)

12. PERPAJAKAN (lanjutan

b. Pajak penghasilan badan

Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi dengan taksiran laba fiskal yang dihitung oleh Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Sept. 2009, 2008 adalah sebagai berikut :

2 0 0 9 2 0 0 8

Rp Rp

Laba sebelum taksiran pajak

Penghasilan menurut laporan laba rugi 17.619.739.345 12.227.904.195

Perbedaan temporer

Penyisihan piutang ragu-ragu 805.782.075 1.394.679.253

Penyusutan aset tetap 50.159.072 34.022.828

Amortisasi perangkat lunak - -

Pencadangan dana pensiun 675.000.000 450.000.000

Jumlah 1.530.941.147 1.878.702.081

Perbedaan yang tidak dapat

diperhitungkan menurut fiskal 498.357.005 343.292.475

Laba kena pajak 19.649.037.497 14.449.898.751

Taksiran pajak penghasilan badan

2 0 0 9 2 0 0 8 Rp Rp 10% x 50.000.000 - 5.000.000 15% x 50.000.000 - 7.500.000 30% x 14.349.898.000 (2008) - 4.304.969.400 28% x 19.649.037.000 (2009) 5.501.730.499 -

Pajak dibayar di muka

Pajak penghasilan pasal 23 - -

Pajak penghasilan pasal 25 (3.182.135.851) (2.554.864.164)

Pajak fiskal (2.000.000) -

(31)

12. PERPAJAKAN (lanjutan

c. Pajak Tangguhan

Rincian asset pajak tangguhan adalah sebagai berikut :

2 0 0 9 31 Desember 2008

Dikreditkan ke

laporan laba rugi 30 Sept. 2009

Rp Rp Rp

Penyisihan piutang ragu-ragu 1.034.445.595 225.618.981 1.260.064.576

Penyusutan asset tetap (29.796.275) 14.044.540 (15.751.735)

Amortisasi perangkat lunak - - -

Pencadangan dana pensiun 363.780.557 189.000.000 552.780.557

Aset pajak tangguhan –bersih 1.368.429.877 428.663.521 1.797.093.398

2 0 0 8

31 Desember 2007

Dikreditkan (dibebankan) ke

laporan laba rugi 30 Sept. 2008

Rp Rp Rp

Penyisihan piutang ragu-ragu 660.114.812 418.403.776 1.078.518.587

Penyusutan aset tetap (125.846.294) 10.206.849 (115.639.446)

Pencadangan dana pensiun 250.544.396 135.000.000 385.544.396

Aset pajak tangguhan –bersih 784.812.913 563.610.624 1.348.423.537

c. Pajak Tangguhan (Lanjutan)

Rekonsiliasi antara beban pajak dan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak dengan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut :

2 0 0 9 2 0 0 8

Rp Rp

Laba sebelum taksiran pajak

Penghasilan menurut laporan laba rugi 17.619.739.345 12.227.679.253

Tarif pajak yang berlaku

10% x 50.000.000 - 5.000.000

15% x 50.000.000 - 7.500.000

30% x 12.127.679.253 (2008) - 3.638.303.776

28% x 17.619.739.345 (2009) 4.933.527.017 -

4.933.527.017 3.650.803.776

Pengaruh pajak atas beda tetap pada tarif pajak maksimum yang berlaku (30%)

(32)

Beban pajak 5.073.066.839 3.753.858.775

12. PERPAJAKAN (lanjutan

d. Penghasilan (beban) pajak

2 0 0 9 2 0 0 8 Rp Rp Pajak kini (5.501.730.360) (4.317.469.400) Pajak tangguhan 428.663.521 563.610.624 Jumlah (5.073.066.839) (3.753.858.775) e. Administrasi

Pada tanggal 2 September 2008, Pemerintah telah mengumumkan adanya perubahan terhadap pajak penghasilan yang akan berlaku sejak 1 Januari 2009, yang menyatakan bahwa pajak penghasilan untuk Perusahaan akan ditetapkan tarif tunggal sebesar 28% sejak 2009 dan akan berkurang menjadi 25% sejak 2010.

13. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR

2 0 0 9 2 0 0 8 Rp Rp Pihak ketiga : Premi asuransi 1.392.653.707 2.046.033.844 Tagihan 1.073.756.585 663.341.963 Bunga 412.384.378 861.672.673 Kesejahteraan Karyawan - 275.430.143 Lain-lain 75.169.287 18.982.382 Jumlah 2.953.963.957 3.865.461.005 14. MODAL SAHAM

Sesuai dengan akta Dr. Irawan Soerodjo, SH., Msi., No. 215 tanggal 24 September 2008, modal dasar perseroan ditingkatkan dari Rp 40.000.000.000 terbagi atas 40.000 saham dengan nilai nominal masing-masing Rp 1.000.000 per saham menjadi Rp 220.000.000.000 terbagi atas 2.200.000.000 saham dengan nilai nominal masing-masing Rp 100 per saham. Peningkatan modal ditempatkan dan disetor tersebut seluruhnya berasal dari pembagian dividen saham dengan jumlah sebanyak 150.000.000 saham dengan nilai nominal per saham sebesar Rp 100. Akta ini telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan AHU-70476.AH.01.02 Tahun 2008, tanggal 6 Oktober 2008, dan belum diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia. Modal ditempatkan dan disetor pada tanggal 31 Desember 2008 sebesar Rp 55.000.000.000 terbagi atas 550.000.000 saham dengan nilai nominal masing-masing Rp 100 per saham.

(33)

14. MODAL SAHAM (Lanjutan

Susunan pemegang saham Perusahaan pada tanggal 30 September 2009 adalah sebagai berikut :

Nama Pemegang saham Jumlah saham Persentase kepemilikan Jumlah modal saham

% Rp

PT Batavia Prosperindo Sekuritas 549.986.250 54.99 54.998.625.000

Masyarakat Umum 450.000.000 45.00 45.000.000.000

Bapak Rudy Johansen 13.750 0.001 1.375.000

Jumlah 1.000.000.000 100 100.000.000.000

Sesuai dengan akta Notaris Irawan Soerodjo, SH., No. 28 tanggal 5 Maret 1998, modal dasar perseroan adalah sebesar Rp 40.000.000.000, terbagi atas 40.000 saham dengan nilai nominal masing-masing Rp 1.000.000 per saham. Akta ini telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No C2–5.806 HT.01.04 TH.98, tanggal 3 Juni 1998, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 43 tanggal 28 Mei 2002, Tambahan No. 5142.

Susunan pemegang saham Perusahaan pada tanggal 30 September 2008 adalah sebagai berikut :

Nama Pemegang saham Jumlah saham Persentase kepemilikan Jumlah modal saham

% Rp

PT Batavia Prosperindo Sekuritas 549.986.250 99.997 54.998.625.000

Bapak Rudy Johansen 13.750 0,003 1.375.000

Jumlah 550.000.000 100 55.000.000.000

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa sebagaimana tercantum dalam akta No 29 tanggal 8 Desember 2006 dari Notaris Sugito Tedjamulja SH, para pemegang saham menyetujui peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari sebanyak 35.000 saham menjadi 40.000 saham. Peningkatan modal ditempatkan dan disetor sebanyak 5.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000.000 per saham atau sebesar Rp 5 milliar diambil seluruhnya oleh PT Batavia Prosperindo Sekuritas.

(34)

15. PEMBAGIAN DIVIDEN

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diadakan pada tanggal 24 September 2008 oleh notaris Dr. Irawan Soerodjo, SH., Msi., pemegang saham menyetujui pembagian dividen saham dengan jumlah sebanyak 150.000.000 saham dengan nilai nominal per saham sebesar Rp 100, yang merupakan kapitalisasi saldo laba ditahan sampai dengan tahun buku 2007 dan saldo laba tahun buku berjalan per tanggal 30 Juni 2008 dengan perincian sebagai berikut :

- sebanyak 100.000.000 dividen saham, yang merupakan kapitalisasi saldo laba ditahan sampai dengan tahun buku 2007 sebesar Rp 10.000.000.000.

- sebanyak 50.000.000 dividen saham, yang merupakan kapitalisasi saldo laba tahun buku berjalan per tanggal 30 Juni 2008 sebesar Rp 5.000.000.000.

Yang dibagikan kepada para pemegang saham Perusahaan secara proporsional dengan komposisi sebagai berikut :

- untuk dividen saham yang merupakan kapitalisasi saldo laba ditahan sampai dengan tahun buku 2007 dengan jumlah sebanyak 100.000.000 dividen saham, dibagikan kepada :

• PT Batavia Prosperindo Sekuritas, sebanyak 99.997.500 dividen saham, dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 9.999.750.000.

• Tuan Rudy Johansen, sebanyak 2.500 dividen saham, dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 250.000.

- untuk dividen saham yang merupakan kapitalisasi saldo laba tahun buku berjalan per tanggal 30 Juni 2008 dengan jumlah sebanyak 50.000.000 dividen saham, dibagikan kepada :

• PT Batavia Prosperindo Sekuritas, sebanyak 49.998.750 dividen saham, dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 4.999.875.000.

• Tuan Rudy Johansen, sebanyak 1.250 dividen saham, dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 125.000.

Sehingga sesuai dengan butir diatas, maka perincian jumlah seluruh dividen yang diterima oleh para pemegang saham adalah :

- PT Batavia Prosperindo Sekuritas, sebanyak 149.996.250 dividen saham, dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 14.999.625.000.

- Tuan Rudy Johansen, sebanyak 3.750 dividen saham, dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 375.000.

Berdasarkan Rapat Umum Tahunan Para Pemegang Saham pada tanggal 8 Desember 2006 yang didaftarkan pada notaris Sugito Tedjamulja, SH No. 28 pada tanggal 8 Desember 2006, pemegang saham menyetujui pembagian dividen sebesar Rp 5.000.000.000.

(35)

16. CADANGAN UMUM

Undang-undang No. 40 tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas mengharuskan Perusahaan-perusahaan untuk membuat penyisihan cadangan umum sekurang-kurangnya 20% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Undang-undang tersebut tidak mengatur jangka waktu untuk pembentukan penyisihan tersebut. Pada tanggal 31 Desember 2008, Perusahaan belum membentuk cadangan umum sebagaimana dinyatakan oleh Undang-undang. Sesuai dengan Catatan No 15 Perusahaan pada tanggal 24 September 2008 Perusahaan melakukan kapitalisasi saldo laba ditahan sampai dengan tahun buku 2007 berbentuk dividen saham sebesar Rp 10 milyar dan saldo laba tahun buku berjalan per tanggal 30 Juni 2008 sebesar Rp 5 milyar.

17. LABA PER SAHAM DASAR

Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan rata-rata tertimbang jumlah saham biasa yang beredar pada tahun yang bersangkutan.

2 0 0 9 2 0 0 8

Rp Rp

Laba bersih 12.546.672.506 8.474.045.421

Rata-rata tertimbang jumlah saham biasa yang beredar 750.000.000 150.040.000

Laba bersih per saham dasar 16,73 56,48

18. PEMBIAYAAN KONSUMEN

2 0 0 9 2 0 0 8

Rp Rp

Pendapatan pembiayaan konsumen

Pihak ketiga 61.994.604.715 47.247.257.956

Dikurangi :

Bagian pendapatan yang dibiayai bank-bank sehubungan dengan transaksi pembiayaan bersama, penerusan pinjaman dan

pengambilalihan piutang (19.760.864.686) (10.086.443.280) Jumlah 42.233.740.029 37.160.814.676 19. PENDAPATAN ADMINISTRASI 2 0 0 9 2 0 0 8 Rp Rp Asuransi 9.140.646.571 11.064.262.891 Administrasi 4.743.986.871 4.664.993.196 Denda 1.696.128.227 1.091.833.353 Jumlah 15.580.761.669 16.821.089.440

(36)

20. PENDAPATAN LAIN-LAIN

2 0 0 9 2 0 0 8

Rp Rp

Pendapatan administrasi kerjasama (Catatan 27) - -

Laba penjualan aset yang diambil alih - -

Laba penjualan aset tetap (Catatan 9) 48.000.000 193.875.037

Lainnya - 6.000.000 Jumlah 48.000.000 199.875.037 21. BEBAN KEUANGAN 2 0 0 9 2 0 0 8 Rp Rp Bunga pinjaman 11.096.642.704 13.030.112.738 Provisi bank 717.347.484 998.177.063 Jumlah 11.813.990.188 14.028.289.801

22. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI

2 0 0 9 2 0 0 8 Rp Rp Biaya pemasaran 8.163.094.811 10.738.411.844 Gaji karyawan 10.967.407.080 8.549.515.101 Telepon 1.026.647.635 486.133.644 Sewa 1.274.348.498 799.678.333

Honorarium tenaga ahli 596.511.631 669.113.341

Perjalanan dinas 313.177.355 476.786.864

Penyusutan aset tetap (Catatan 9) 1.234.350.347 963.164.541

Perlengkapan kantor 1.758.526.796 1.322.418.945

Perbaikan dan perawatan 636.031.960 919.988.327

Pencadangan dana pensiun 675.000.000 450.000.000

Asuransi 241.342.020 178.481.094 Administrasi 91.065.195 88.863.850 Representasi 124.892.872 153.361.255 Lain-lain 939.872.980 892.468.696 Jumlah 28.042.269.180 26.688.385.835 23. BEBAN LAIN-LAIN 2 0 0 9 2 0 0 8 Rp Rp

Biaya penarikan lainnya - -

Kerugian atas penjualan piutang (Catatan 27) - -

Biaya lainnya -

(37)

Pada tanggal 31 Desember 2006 Perusahaan membukukan kewajiban imbalan pasca kerja sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 24 (Revisi 2004) “Imbalan Kerja” dalam rangka memenuhi ketentuan Menteri Tenaga Kerja No. 150/2000 yang telah diganti dengan Undang–Undang Tenaga Kerja No 13 tahun 2003.

Pada tahun 2006 Perusahaan mulai membukukan imbalan pasca kerja imbalan pasti, untuk karyawan sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No 13/2003. Perhitungan imbalan pasca kerja dihitung oleh aktuaris independen PT Binaputera Jaga Hikmah. Perhitungan terakhir dilakukan bulan Januari 2009, Jumlah karyawan yang berhak memperoleh imbalan pasca kerja tersebut adalah 113, 146, karyawan pada tahun 2008, dan 2007.

Beban imbalan pasca kerja yang diakui di laporan laba rugi adalah :

2 0 0 8 2 0 0 7

Rp Rp

Beban jasa kini 395.921.029 345.448.513

Beban jasa tahun lalu - -

Beban bunga 73.034.768 39.947.483

Amortisasi biaya jasa lalu dan koreksi aktuarial (4.887.509) (479.839)

Jumlah 464.068.288 384.916.157

Kewajiban imbalan pasca kerja yang termasuk dalam neraca adalah sebagai berikut :

2 0 0 8 2 0 0 7

Rp Rp

Nilai kini kewajiban 1.219.966.481 663.952.438

Koreksi aktuarial yang belum diakui 79.249.793 171.195.548

Kewajiban bersih 1.299.216.274 835.147.986

Mutasi kewajiban bersih di neraca adalah sebagai berikut :

2 0 0 8 2 0 0 7

Rp Rp

Saldo awal 835.147.986 450.231.829

Beban (Catatan 22) 464.068.288 384.916.157

(38)

Mutasi kewajiban imbalan pasca-kerja untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 September

2 0 0 9 2 0 08

Rp Rp

Kewajiban imbalan pasca-kerja, awal tahun 1.299.216.274 835.147.986

Beban imbalan pasca-kerja

periode berjalan (Catatan 22) 675.000.000 450.000.000

Pembayaran imbalan pasca-kerja

Selama periode berjalan - -

Kewajiban imbalan pasca-kerja, akhir periode 1.974.216.274 1.285.147.986

25. TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA

Dalam kegiatan usaha normal, Perusahaan melakukan transaksi usaha dan keuangan dengan pihak– pihak tertentu yang mempunyai hubungan istimewa dan transaksi–transaksi tersebut adalah sebagai berikut :

Pihak–pihak yang mempunyai hubungan istimewa Sifat hubungan istimewa Transaksi

PT Batavia Prosperindo Sekuritas Perusahaan induk Piutang afiliasi

Indah Mulyawan Direksi Pinjaman Direksi

Transaksi–transaksi dan saldo kepada/dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut :

a. Saldo piutang lain-lain pada tanggal 30 Sept. 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut : (Catatan 7)

2 0 0 9 2 0 0 8

Rp Rp

PT Batavia Prosperindo Sekuritas - 394.888.890

Piutang karyawan 3.017.161.336 6.583.000

Piutang direksi 116.210.911 -

(39)

b. Perusahaan membayar jasa manajemen kepada PT Batavia Prosperindo Internasional pada tanggal 31 Desember 2008, 2007 dan 2006 masing-masing adalah sebesar Rp 540.000.000, Rp 210.000.000 dan Rp 180.000.000

26. INFORMASI SEGMEN

Kegiatan usaha Perusahaan dikelompokkan dalam segmen yang terdiri dari kantor pusat dan 13 kantor cabang yang terbagi menjadi 2 area, yaitu area Jawa (Malang, Surabaya dan Bandung) dan luar Jawa (Palembang, Jambi, Denpasar, Medan, Pekan Baru, Samarinda, Banjarmasin, Lampung, Makasar , Manado, Balikpapan dan Pontianak).

2 0 0 9 2 0 0 8

Rp Rp

Aset

Kantor Pusat 86.739.405.937 108.385.920.839

Area Jawa 20.938.268.199 26.987.749.782

Area Luar Jawa 98.415.822.112 88.495.677.272

Jumlah aset 206.093.496.248 223.869.347.893

Pendapatan pembiayaan konsumen

Kantor Pusat 11.103.654.337 14.904.199.184

Area Jawa 5.551.271.847 6.237.047.162

Area Luar Jawa 25.578.813.845 16.019.568.330

Jumlah pendapatan pembiayaan konsumen 42.233.740.029 37.160.814.676

Laba bersih

Kantor Pusat 2.583.739.525 1.523.528.495

Area Jawa 2.325.832.562 2.681.365.321

Area Luar Jawa 7.637.100.419 4.269.151.604

Referensi

Dokumen terkait

Secara umum, penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu dimulai dari studi literatur, perumusan masalah dan hipotesis, perancangan metode dan implementasi,

Selain itu penelitian yang menjadi rujukan tersendiri adalah hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan diantaranya adalah penelitian yang melakukan

Tu- juan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kejadian hipertensi berdasarkan karak- teristik responden dan menganalisis besar risiko kejadian hipertensi

Algoritma Pencarian Linear ( Linear Search ) adalah algoritma yang digunakan untuk mencari nilai pada sebuah array atau daftar nilai dengan cara memeriksa satu per satu [9]..

Kedelapan variable tersebut yaitu, Bimbingan pendiri terhadap suksesor, Pemahaman suksesor terhadap bisnis, Kemampuan suksesor dalam menentukan strategi, Suksesor mampu mengelola

Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektifitas pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan di sekolah (

Sindrom kompartemen adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan dalam suatu kompartemen sehingga mengakibatkan penekanan terhadap saraf, pembuluh darah

9 DLF cyber city phase III Gurgoan 122002 6th Floor Tower A Building No. 9 DLF cyber city phase III Gurgoan 122002 6th Floor Tower A