• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJIAN TENGAH TRIWULAN TAKE HOME MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM) DOSEN : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc (CS)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UJIAN TENGAH TRIWULAN TAKE HOME MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM) DOSEN : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc (CS)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1

UJIAN TENGAH TRIWULAN

TAKE HOME

MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM)

DOSEN : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc (CS)

PENERAPAN E-BUSINESS DI INDONESIA

OLEH

Laksmi Wijayanti

P056100593.36E

PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penerapan sitem informasi manajemen telah menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan yang cukup signifikan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen baik pada tingkat operasional maupun pimpinan pada semua tingkatan. Perkembangan ini juga telah menyebabkan perubahan-perubahan peran para manajer dalam pengambilan keputusan, karena mereka selalu dituntut untuk dapat memperoleh informasi yang lebih akurat dan terkini yang dapat digunakan digunakan dalam pengambilan keputusan

Meningkatnya penggunaan teknologi informasi, khususnya internet telah membawa setiap orang dapat melaksanakan berbagai aktivitas dengan lebih akurat, berkualitas dan tepat waktu. Setiap organisasi dapat memanfaatkan internet dan jaringan teknologi informasi untuk menjalankan berbagai aktivitas secara elektronik.

Saat ini banyak perusahaan yang menggunakan teknologi informasi untuk mengembangkan sistem lintas fungsi perusahaan terintegrasi, yang melintasi berbagai batas fungsi tradisional bisnis agar dapat merekayasa ulang dan meningkatkan proses bisnis yang penting di semua lintas fungsi perusahaan . Organisasi (perusahaan) melihat sistem perusahaan lintas fungsi sebagai cara strategis untuk menggunakan teknologi informasi dalam berbagai sumber daya informasi dan untuk meningkatkan efisiensi serta efektivitas proses bisnis , dan mengembangkan hubungan strategis dengan para pelanggan, pemasok dan mitra bisnis (O’ Brien,2008).

B. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menguraikan mengenai penerapan e-business di Indonesia

(3)

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. E-BUSINESS

Terdapat banyak definisi mengenai e-business, dalam Wikipedia.org e-business atau

electronis business didefinisikan sebagai aktivitas yang berkaitan secara langsung

maupun tidak langsung dengan proses pertukaran barang dan/atau jasa dengan memanfaatkan internet sebagai medium komunikasi dan transaksi,dan salah satu aplikasi teknologi internet yang merambah dunia bisnis internal, melingkupi sistem, pendidikan pelanggan, pengembangan produk, dan pengembangan usaha. Secara luas sebagai proses bisnis yang bergantung pada sebuah sistem terotomasi. Pada masa sekarang, hal ini dilakukan sebagian besar melalui teknologi berbasis web memanfaatkan jasa internet. Terminologi ini pertama kali dikemukakan oleh Lou Gerstner, CEO dari IBM.

Menurut O’Brien (2008), e-business tidak sama dengan e-commerce. E-business jauh lebih luas lingkupnya, lebih dari sekedar transaksi karena mengarah pada penggunaan yang signifikan atas Net, dengan kombinasi teknologi serta bentuk lainnya dari komunikasi elektronik, untuk memungkinkan dilakukannya jenis aktivitas bisnis apapun. E-business meliputi e-commerce yang melibatkan pembelian dan penjualan, serta pemasaran dan pelayanan produk, jasa dan informasi melalui internet dan jaringan lainnya.

B. Proses Bisnis Lintas Fungsi

Saat ini banyak perusahaan yang menggunakan teknologi informasi untuk mengembangkan sistem lintas fungsi perusahaan terintegrasi, yang melintasi berbagai batas fungsi tradisional bisnis agar dapat merekayasa ulang dan meningkatkan proses bisnis yang penting di semua lintas fungsi perusahaan . Organisasi (perusahaan) melihat sistem perusahaan lintas fungsi sebagai cara strategis untuk menggunakan teknologi informasi dalam berbagai sumber daya informasi dan untuk meningkatkan efisiensi serta efektivitas proses bisnis , dan

(4)

4

mengembangkan hubungan strategis dengan para pelanggan, pemasok dan mitra bisnis. O’ Brien mengilustrasikan proses bisnis lintas fungsi dalam gambar sebagai berikut :

C. Arsitektur Aplikasi Perusahaan

Dalam gambar tersebut digambarkan mengenai arsitektur aplikasi perusahaan yang mengilustrasikan hubungan antara aplikasi perusahaan lintas fungsi yang banyak dimiliki perusahaan atau yang banyak dipasang saat ini. Arsitektur aplikasi ini juga menunjukkan berbagai peran yang dimainkan sistem bisnis dalam mendukung pelanggan , pemasok, mitra dan karyawan perusahaan.

(5)

5

Aplikasi perusahaan difokuskan untuk untuk menyelesaikan berbagai proses bisnis dasar bersama dengan para pelanggan pemasok, mitra dan karyawan sebagai pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan (stakeholder). Sehingga perencanaan sumberdaya perusahaan (enterprise resource planning-ERP) berfokus pada efisiensi produksi internal perusahaan , distribusi dan proses keuangannya. Manajemen hubungan pelanggan (customer relationship management-CRM) berfokus atas proses mendapatkan dan mempertahankan pelanggan yang berharga melalui proses pemasaran,penjualan dan layanan. Manajemen hubungan mitra (partner relationship management – PRM) bertujuan untuk mendapatkan dan memelihara para mitra yang dapat meningkatkan penjualan dan distribusi produk serta layanan perusahaan Manajemen rantai pasokan (supply chain management – SCM) berfokus pada pengembangan sumber dan proses mendapatkannya yang paling efisien dan efektif dengan para pemasok untuk berbagai produk serta jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan. Aplikasi manajemen pengetahuan ( knowledge

management – KM) berfokus untuk memberi para karyawan perusahaan berbagai

alat untuk mendukung kerjasama kelompok dan pengambilan keputusan. ERP bertindak sebagai tulang punggung lintas fungsi perusahaan yang mengintegrasikan dan mengotomatisasi banyak proses internal dan sistem informasi dalam fungsi produksi , logistik, distribusi, akuntansi, keuangan dan sumber daya manusia perusahaan. ERP saat ini dianggap sebagai bahan penting yang dibutuhkan perusahaan untuk bisa mendapatkan efisiensi, kelincahan, dan responsivitas yang dibutuhkan dalam mencapai keberhasilan di lingkungan bisnis yang dinamis saat ini.

(6)

6

BAB III

PEMBAHASAN

A. Penerapan e-business pada perusahaan

Kesuksesan e-business sangat ditentukan oleh komitmen perusahaan terhadap peran dan tanggung jawab kepemimpinan dalam e-business, peran cross functional team, dan struktur manajemen sehingga top manajemen perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang perubahan teknologi yang cepat, dan mengkomunikasikan nilai e-business ke seluruh organisasi. Pertimbangan utama yang harus diperhatikan oleh setiap perusahaan agar dapat secara efektif berhasil menerapkan konsep-konsep berbasis TI, seperti ERP, SCM, atau CRM adalah kemauan masing-masing pihak terkait (SDM perusahaan) untuk berubah. Paling tidak melakukan revolusi pemikiran dalam menghadapi persaingan ketat dan dinamika bisnis yang terjadi belakangan ini. Perubahan tersebut menyangkut dua hal, yaitu berhubungan dengan aspek informasi dan teknologi. Perusahaan harus dapat memahami dan memperoleh keyakinan bahwa informasi merupakan faktor produksi yang penting di samping faktor 4M lainnya (materials, machines, money, dan men). Apabila suatu perusahaan telah memiliki 4 M namun tidak memiliki informasi yang akurat mengenai keadaan industri, kebutuhan pasar, dan perilaku pelanggannya, bisa-bisa semua sumber daya fisik yang dimiliki dapat lenyap dalam waktu singkat dan perusahaan dapat bangkrut dalam waktu cepat.

Aplikasi ERP, SCM, dan CRM pada dasarnya bekerja berdasarkan proses yang berkaitan dengan mekanisme penciptaan informasi dan penyeberannya ke berbagai entiti organisasi yang membutuhkannya. Di bagian muka (front office) yang berhadapan langsung dengan pelanggan, terdapat aplikasi CRM yang bertujuan agar perusahaan dapat menjalin relasi/hubungan intim dengan customer-nya, sehingga yang bersangkutan akan menjadi pelanggan yang loyal.

Sementara itu, berdasarkan kebutuhan pelanggan tersebutlah maka perusahaan harus menerapkan konsep ERP, yang pada dasarnya, memberikan keleluasaan kepada perusahaan untuk dapat melakukan pengelolaan terhadap seluruh sumber

(7)

7

daya yang dimilikinya agar efektif, efisien, dan terkontrol secara menyeluruh (holistik) dan terintegrasi (berbasis proses dan lintas fungsi). Karena merupakan suatu kenyataan, bahwa dalam usahanya untuk menciptakan produk dan jasanya perusahaan tidak dapat bekerja sendiri, alias membutuhkan kehadiran mitra bisnis yang menyediakan berbagai sumber daya yang dibutuhkan (bahan mentah, material, finansial, dsb.), maka perlu dikembangkan suatu sistem yang mengintegrasikan proses perusahaan tersebut dengan para mitra pemasoknya.

Dengan melihat keseluruhan contoh pengukuran kinerja tersebut jelas terlihat konsep teknologi informasi yang relevan untuk penerapan e-business di sebuah perusahaan atau industri tertentu. Jika pemakaian sebuah aplikasi, sistem informasi, software, perangkat keras, network, intranet, dan produk-produk teknologi informasi lainnya secara langsung ada maupun tidak langsung memberikan kontribusi positif dan signifikan terhadap ukuran kinerja bisnis seperti yang dijelaskan di atas, maka jelas peranannya akan sangat berarti bagi perkembangan perusahaan.

B. Peraturan Pemerintah Mengenai Teknologi Informasi di Indonesia

Saat ini kemajuan teknologi dan informasi berjalan dengan sangat cepat. Kemajuan teknologi ini tentunya mempunyai dampak positif dan dan dampak negatif. Dampak positifnya antara lain mudahnya memperoleh informasi kapanpun dan dimanapun, meningkatkan perdagangan dan pertumbuhan ekkonomi, menciptakan lapangan pekerjaan, sebagai media pembelajaran dan sebagai media yaang memungkinkan siapapun untuk berpartisipasi di dalamnya untuk keperluan apapun dan lain sebagainya. Sedangkan dampak negatifnya yaitu membuka ruang terjadinya perdagangan gelap, penipuan dan pemalsuan, dapat merusak moral bangsa melalui situs-situs tertentu, menurunkan rasa nasionalisme, penyalahgunaan yang tidak memandang nilai-nilai agama dan sosial budaya dapat menimbulkan perpecahan dan sebagainya.

(8)

8

Pemerintah Republik Indonesia bersama dengan DPR telah mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan buruk yang ditimbulkan oleh Internet.Setelah melalui proses pertimbangan, pada tanggal 21 April 2008 diundangkanlah Undang-Undang

No.11 tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yang lebih dikenal dengan UU ITE.

Dalam Pasal 3 UU ITE disebutkan bahwa Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik dilaksanakan berdasarkan asas kepastian hukum, manfaat, kehati-hatian, itikad baik dan kebebasan memilih teknologi atau netral teknologi. Dalam pasal 4 disebutkan bahwa Pemanfaatan Teknologi informasi dan Transaksi Elektronik dilaksanakan dengan tujuan untuk:

a. Mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian dari masyarakat informasi dunia

b. Mengembangkan perdagangan dan perekonomian nasioanal dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat

c. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik

d. Membuka kesempatan seluas-luasnya kepada setiap orang untuk memajukan pemikiran dan kemampuan di bidang penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi seoptimal mungkin dan bertanggung jawab

e. Memberikan rasa aman dan keadilan, dan kepastian hukum bagi pengguna dan penyelenggara teknologi informasi

C. Prospek E-business di Indonesia

Di Indonesia , peningkatan GDP Indonesia dan Pengguna Internet sejak tahun 2000 sampai dengan 2010 mengalami kenaikan yang cukup signifikan, sehingga memberikan peluang kepada setiap perusahaan untuk memperbesar wilayah penjualan dan pemasaran produknya.

Peristiwa “crashnya perusahaan-perusahaan berbasis internet (dotcom) pada kuartal pertama tahun 2000 dan krisis ekonomi dunia belakangan ini yang telah berpengaruh terhadap turunnya semarak industri teknologi informasi mendatangkan pertanyaan di kalangan praktisi manajemen mengenai prospek konsep e-bussines di tanah air. Cara termudah mereka-reka prospek e-business di masa mendatang adalah dengan dengan

(9)

9

cara melakukan analisa trend yang terjadi di lingkungan masyarakat bisnis di Indonesia. Secara umum trend yang terjadi terkait erat dengan kecenderungan perkembangan e-business pada negara-negara lain di dunia. Namun demikian ada beberapa aspek unik yang terjadi sepanjang 5 (lima) tahun terakhir dapat disimpulkan berbagai kecenderungan yang dapat menggambarkan paling tidak 10 (sepuluh) prospek e-business di Indonesia.

10 ( sepuluh) prospek e-bisnis di Indonesia ( http://dasmitz.blogspot.com/2007/12/10-prospek-e-business-di-indonesia.html) :

1. E-business type

Dilihat dari jenis e-business, nampaknya perkembangan pemakaian alat-alat elektronik dan digital sebagai medium komunikasi dan relasi bisnis (digital relationship) jauh lebih cepat dibandingkan dengan penggunaan cara yang sama untuk melakukan perdagangan atau transaksi jual beli (e-commerce). Berdasarkan fenomena ini, prospek atau peluang bisnis nampak bagi perusahaan-perusahaan yang dapat membantu manajemen perusahaan dalam mengimplementasikan berbagai jenis komunikasi, kolaborasi, dan kooperasi digital yang terjadi pada backoffice. Sebutlah misalnya konsep backoffice semacam e-Procurement, e-Supply Chain, ERP, dan lain sebagainya yang pada prinsipnya dipergunakan perusahaan untuk meningkatkan kualitas komunikasi antara divisi maupun antara perusahaan dengan mitra bisnisnya. Kecenderungan meningkatnya jenis e-business ini didasarkan pada suatu riset yang mengatakan bahwa ternyata kurang lebih 40% dari biaya total perusahaan habis dialokasikan untuk mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan lalu lintas informasi secara konvensional.

2. Community

Berdasarkan pengalaman, agaknya lebih mudah menciptakan kebutuhan (demand creation) kepada kalangan generasi muda, dibandingkan dengan usaha untuk merubah pola hidup para generasi dewasa dan tua untuk mulai menggunakan berbagai teknologi informasi berbasis internet. Dengan kata lain, sukses terbesar lebih mudah diperoleh bagi mereka yang berkonsentrasi pada e-Business untuk menciptakan produk atau jasa yang dapat dijual kepada kalangan baru ini (net generation) karena teknologi informasi telah merupakan bagian

(10)

10

yang tak terpisahkan dari hidup mereka. Jika perusahaan tetap ingin mencoba untuk menjual produk atau jasa kepada pasar lama (pengguna dewasa dan generasi lama), maka harus mencoba menggunakan medium teknologi konvensional untuk menjualnya, seperti melalui telepon atau faksimili. Contohnya adalah dengan menjual fasilitas jasa semacam chatting atau game kepada para mahasiswa dan remaja; sementara untuk para orang tua ditawarkan fasilitas SMS (Short Message System) melalui medium handphone.

3. Content

Dengan adanya internet, ternyata yang paling banyak mengeruk keuntungan secara finansial bukanlah para pengguna individual (end users), melainkan sejumlah perusahaan yang membutuhkan berbagai informasi yang tersedia di internet sebagai bahan baku langsung maupun tidak langsung terhadap produk atau jasa yang diciptakan perusahaan tersebut. Contohnya adalah menjamurnya berbagai koran-koran yang terbit di daerah-daerah tingkat dua di tanah air, yang sebagian besar beritanya ternyata diambil dari informasi yang didapat oleh para wartawannya melalui internet. Contoh lain yang telah mendatangkan industri tersendiri adalah penjualan ribuan CD (Compact Disc) yang berisi program-program gratis (freeware) yang dapat didownload dengan mudah dan cuma-cuma dari situs semacam www.download.com. Dengan dipergunakannya internet sebagai medium infomediary ini, maka jelas terbuka peluang bagi e-Business yang dapat memberikan isi atau jenis data maupun informasi (content) yang eksklusif bagi yang membutuhkan dan menjualnya dengan harga premium (semacam Reuters, AOL, atau Compuserve). Content yang dijual tersebut dapat diperjual-belikan dalam bentuk data mentah, maupun yang telah diolah menjadi informasi dan/atau knowledge yang memiliki value atau nilai tinggi.

4. Technology Devices

Lambat laun, teknologi berkomunikasi digital melalui PC akan ditinggalkan karena peralatan tersebut dinilai cukup sulit untuk dipelajari dan digunakan oleh kaum awam. Sebagai penggantinya, sejumlah teknologi pervasive computing (barang elektronik dengan teknologi digital dan mikroprosesor di dalamnya) yang mudah dibawa kemana-mana (mobile) akan secara luas dipasarkan. Yang belakangan ini telah menjadi trend adalah PDA (Personal Digital Assistant) atau Palm OS

(11)

11

Organizer yang memungkinkan pengguna untuk melakukan hubungan langsung ke internet dan melakukan browsing dari alat-alat tersebut. Dengan kata lain, peluang eBusienss terbuka lebar bagi mereka yang bergerak pada penyediaan berbagai perlengkapan teknologi, hardware maupun software, yang berkaitan langsung dengan kebutuhan di atas. Sebutlah misalnya teknologi berbasis WAP (Wireless Application Protocols) akan menjadi primadona dalam waktu dekat ini; terlebih-lebih jika melihat geografis Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia.

5. Access Chanels

Berkembangnya teknologi informasi (komputer dan telekomunikasi) semacam internet dan website menawarkan berbagai keuntungan bagi perusahaan yang berniat mengimplementasikan kanal akses tersebut. Dengan mempertimbangkan bahwa teknologi tersebut masih tergolong baru dikenal di negara berkembang, maka perusahaan cenderung memperlakukan teknologi tersebut sebagai media alternatif dalam berkomunikasi (internal maupun eksternal) disamping media konvensional lain yang masih efektif dipergunakan. Jika pada akhirnya mereka yang berkepentingan secara perlahan-lahan beralih mempergunakan teknologi yang baru, maka perusahaan akan secara gradual mulai meninggalkan media konvensional yang cenderung lebih lambat dan mahal. Contohnya adalah ATM yang dipergunakan oleh industri perbankan yang masih “co-exist” dengan kehadiran teller dan kantor cabang. Namun di beberapa tempat dimana pelanggan mulai terbiasa melakukan transaksi melalui ATM, maka keberadaan kantor cabang dapat mulai ditiadakan. Melihat kenyataan ini, maka perusahaan e-business yang dapat menyediakan berbagai cara untuk menunjang pengembangan kanal akses-kanal akses baru akan memiliki pasar yang relatif besar di industri.

6. Regulation

Dengan berpegang pada prinsip bahwa e-Business berkaitan erat dengan serangkaian aktivitas pencarian laba finansial (wealth maximization), maka pemerintah Indonesia akan mengikuti negara-negara maju lainnya dalam menerapkan prinsip-prinsip pengaturan (regulasi) e-business yang kondusif. Seperti yang terjadi di Indonesia, e-business akan sepenuhnya menjadi tanggung

(12)

12

jawab para pelaku bisnis yang mayoritas dipegang oleh industri swasta. Karena mekanisme peraturan akan sangat bergantung dan ditentukan oleh mayoritas pelaku bisnis, maka perusahaan-perusahaan yang sejauh ini bergantung pada perlindungan pemerintah harus mulai merubah strateginya. Dalam sebuah arena dimana peraturan akan ditentukan oleh pasar (self regulated market), maka peluang sukses terbesar hanya akan dimiliki oleh perusahaan-perusahaan e-business yang benar-benar memiliki keuggulan kompetitif (competitive advantage) dibandingkan dengan para pesaingnya.

7. Organization

Kajian yang mendalam terhadap fenomena e-business di tanah air memperlihatkan bahwa tantangan implementasi konsep baru ini lebih dikarenakan alasan-alasan sosiologis dibandingkan dengan aspek teknologinya. Artinya, faktor-faktor budaya, pendidikan, sosial, dan perilaku memegang peranan penting yang menentukan sukses tidaknya sosialisasi penggunaan teknologi informasi di dalam perusahaan. Dengan berpegang pada prinsip “old habit is hard to die” dan “people are hard to change”, maka aspek manajemen perubahan (change management) harus benar-benar diperhatikan pelaksanaannya. Kenyataan ini sebenarnya merupakan prospek e-business yang sangat besar untuk digarap, karena terbukti bahwa mereka yang mampu membantu perusahaan untuk dapat secara efektif bertransformasi ke konsep e-business akan dipercaya oleh manajemen dalam mengembangkan konsep tersebut di perusahaannya. Artinya, peluang besar akan diperoleh oleh perusahaan yang memiliki pendekatan dan metodologi e-business yang sesuai dengan tantangan sosiologis yang terdapat pada perusahaan-perusahaan tradisional.

8. Change Strategy

Transformasi dari model bisnis konvensional menuju eBusiness adalah permasalahan metodologi perubahan. Perusahaan-perusahaan di negara-negara berkembang, karena alasan budaya dan aspek-aspek lainnya, lebih memilih metode evolusi dibandingkan dengan revolusi dalam mengimplementasikan perubahan tersebut. Yang menjadi pertimbangan utama tidak saja dari segi efektif tidaknya penerapan konsep baru di dalam organisasi, namun lebih jauh

(13)

13

berkaitan dengan besar-kecilnya resiko yang harus dihadapi perusahaan dalam masa transisi tersebut (misalnya berkaitan dengan model bisnis baru yang ingin diimplementasikan). Hal ini berarti merupakan prospek besar bagi dan memiliki resiko kegagalan yang kecil. Dalam kaitan ini, seringkali perusahaan e-Business bekerja-sama dengan perusahaan konsultan manajemen untuk membangun metodologi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan tertentu.

9. Business Process

Dari sekian banyak perusahaan e-Business yang berkembang di tanah air, terbukti bahwa perusahaan yang sukses ternyata diraih oleh mereka yang mampu mengawinkan konsep traditional physical value chain (rangkaian proses bisnis konvensional) dengan virtual value chain (rangkaian proses bisnis virtual). Di mata pelanggan e-Business, ada tiga alur yang sangat penting, yaitu alur produk atau barang yang dibeli, alur informasi dokumen jual-beli, dan alur pembayaran transaksi. Dapat dilihat di sini bahwa alur produk atau barang biasanya ditangani oleh rangkaian proses bisnis konvensional (gudang dan distribusi), sementara untuk alur informasi dan pembayaran ditangani secara virtual (melalui internet). Untuk dapat sukses, perusahaan harus handal dalam menangani ketiga alur entiti tersebut. Prospek besar tersedia bagi mereka yang memiliki produk atau jasa berkaitan dengan penggabungan traditional physical value chain dengan virtual value chain seperti yang dikemukakan di atas.

10. System Approach

Aspek terakhir yang tidak kalah pentingnya untuk dipertimbangkan adalah kenyataan bahwa e-business baru dapat berkembang jika komponen-komponen lain dalam lingkungan sistem e-business turut tumbuh dan berkembang secara serentak. Apalah artinya sebuah komunitas internet yang besar dan kebutuhan transaksi e-Commerce yang tinggi misalnya, namun tidak dibarengi dengan kesiapan infrastruktur, ketersediaan hukum, dan jaminan keamanan yang memadai bagi para pelaku e-business. Dengan kata lain, kesempatan berbisnis masih terbuka lebar bagi mereka yang dapat menutupi kepincangan-kepincangan perkembangan sistem e-business secara keseluruhan ini, terutama yang menyangkut mengenai infrastruktur dan suprastruktur e-business di Indonesia.

(14)

14

BAB IV

KESIMPULAN

1. Di Indonesia saat ini perkembangan e-bussiness sudah cukup berkembang walaupun tidak begitu cepat.

2. Pemerintah memiliki peran yang cukup besar dalam mengatur pemanfaatan dan pelaksanaan teknologi informasi yaitu dengan ditetapkannya Undang-Undang No.11 tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yang lebih dikenal dengan UU ITE.

3. Agar perusahaan di Indonesia dapat sukses atau berprospek baik dalam melakukan e-businessnya maka paling tidak harus memperhatikan 10 aspek yaitu tepat dalam menentukan tipe e-business, content, technology devices, access chanels, regulation, organization, change strategy , business process dan system approach yang sesuai.

(15)

15

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Asas-asas dan tujuan UU nomor 11 tahun 2008, Internet dan Trransaksi Elektronik , http://www.lawangpost.com/ diakses tanggal 9 juli 2011

http://dasmitz.blogspot.com/2007/12/10-prospek-e-business-di-indonesia.html diakses tanggal 10 juni 2011

O’Brien, J.A., 2008, Pengantar Sistem Informasi :Perspektif Bisnis dan Manajerial, Penerbit Salemba Empat Jakarta

http://www.ebizzasia.com/0111-2003/focus,0111,04.htm diakses tanggal 20 Juni 2011

http://www.ebizzasia.com/0111-2003/focus,0111,04.htm diakses tanggal 5 Juli 2011 Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

Referensi

Dokumen terkait

Ide coffee table pada transformasi desian 2 saling menopang satu dengan yang lain dan memikirkan keefesienan bahan yang dipakai. Untuk material nakas ini menggunakan multiplek

Esrawati Jurusan PLB FIP UNP 97 kemampuan fisik, mental dan sosial penyandang cacat agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar sesuai dengan bakat,

Sumberdaya manusia yang digunakan dalam tahap output terdiri dari sumberdaya spesialis yaitu teknisi, sedangkan users dalam tahap output adalah agen reservasi/

menunjukkan volume ekspor Indonesia pada periode t, adalah nilai tukar riil dalam bentuk rasio mata uang Indonesia per USD pada periode t, dan adalah pendapatan

Pengertian kata kiasan perulangan/penegasan adalah kata-kata kias yang menyatakan penegasan untuk meningkatkan kesan dan. pengaruh kepada pendengar

kelompok untuk memaparkan kelompok untuk memaparkan  jawaban yang telah mereka  jawaban yang telah mereka. diskusikan se"ara kelompok  diskusikan

Dapat dilakukan oleh penggugat ataupun tergugat, meskipun perkara yang bersangkutan sedang dalam pemeriksaan.. Jawaban yang disarankan

Ia memulai bisnisnya tanpa modal, dan sekarang kurang lebih sudah 3 tahun dari mulai bisnis ini, omzetnya cukup besar, karyawannnya ada beberapa orang, ia bisa beli rumah,