• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN REALISASI ANGGARAN Per 31 Desember 2015 (Dalam Rupiah)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN REALISASI ANGGARAN Per 31 Desember 2015 (Dalam Rupiah)"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH KOTA BANDUNG

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

Per 31 Desember 2015 (Dalam Rupiah)

Urusan Pemerintahan : 1 . 20 Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Unit Organisasi : 1 . 20 . 37 Kecamatan Panyileukan

Kode

Rekening Uraian Anggaran Realisasi Lebih/ Kurang

5 BELANJA 17.492.268.644 17.113.197.238 (379.071.406)

5.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 5.326.777.406 5.140.068.216 (186.709.190)

5.1.1 Belanja Pegawai 5.326.777.406 5.140.068.216 (186.709.190)

5.2 BELANJA LANGSUNG 12.165.491.238 11.973.129.022 (192.362.216)

5.2.1 Belanja Pegawai 1.008.500.000 993.575.000 (14.925.000) 5.2.2 Belanja Barang dan Jasa 7.210.837.732 7.092.634.436 (118.203.296) 5.2.3 Belanja Modal 3.946.153.506 3.886.919.586 (59.233.920)

SURPLUS / DEFISIT (17.492.268.644) (17.113.197.238 379.071.406

SISA LEBIH/KURANG PEMBIAYAAN TAHUN BERJALAN (17.492.268.644) (17.113.197.238 379.071.406

Bandung, 31 Desember 2015 Camat Panyileukan

Dra. Hj. UUM SUMIATI ,M.Si Pembina Tingkat I NIP. 19691022 198803 2 001

(2)

PEMERINTAH KOTA BANDUNG

NERACA

Per 31 Desember 2015 dan 2014 (Dalam Rupiah)

Urusan Pemerintahan : 1 . 20 Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Unit Organisasi : 1 . 20 . 37 Kecamatan Panyileukan

KD. REK URAIAN 2015 2014 1 ASET 1 . 1 ASET LANCAR 1 . 1 . 1 Kas 0,00 0,00

1 . 1 . 2 Investasi Jangka Pendek 0,00 0,00

1 . 1 . 3 Piutang 0,00 0,00

1 . 1 . 4 Piutang Lainnya 0,00 0,00 1 . 1 . 5 Persediaan 18,591,950.00 23,206,500.00 JUMLAH ASET LANCAR 18,591,950.00 23,206,500.00

1 . 2 INVESTASI JANGKA PANJANG

1 . 2 . 1 Investasi Non Permanen 0,00 0,00 1 . 2 . 2 Investasi Permanen 0,00 0,00 JUMLAH INVESTASI JANGKA PANJANG 0,00 0,00

1 . 3 ASET TETAP

1 . 3 . 1 Tanah 1.018.059.000,00 1.018.059.000,00 1 . 3 . 2 Peralatan dan Mesin

5,299,415,515.10

3,108,795,639.10 1 . 3 . 3 Gedung dan Bangunan 7,419,304,170.00 5,723,004,460.00 1 . 3 . 4 Jalan, Jaringan dan Instalasi 189.217.790,00 189.217.790,00 1 . 3 . 5 Aset Tetap Lainnya 32.885.550,00 32.885.550,00 1 . 3 . 6 Konstruksi dalam Pengerjaan 0 0 1 . 3 . 7 Akumulasi Penyusutan 0 0 JUMLAH ASET TETAP 13,958,882,025.10 10,071,962,439.10

1 . 4 DANA CADANGAN

1 . 4 . 1 Dana Cadangan 0,00 0,00

JUMLAH DANA CADANGAN 0,00 0,00

1 . 5 ASET LAINNYA

1 . 5 . 1 Tagihan Piutang Penjualan Angsuran 0,00 0,00 1 . 5 . 2 Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah 0,00 0,00 1 . 5 . 3 Kemitraan dengan Pihak Ketiga 0,00 0,00 1 . 5 . 4 Aset Tidak Berwujud 4.886.906,00 4.886.906,00 1 . 5 . 5 Aset Lain-lain 0,00 0,00 1 . 5 . 6 Aset Rusak Berat/ Proses Penghapusan 91.505.000,00 91.505.000,00 JUMLAH ASET LAINNYA 96.391.906,00 96.391.906,00

(3)

KD. REK URAIAN 2015 2014

2 KEWAJIBAN

2 . 1 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

2 . 1 . 1 Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) 0,00 0,00

2 . 1 . 2 Utang Bunga 0,00 0,00

2 . 1 . 3 Utang Pajak 0,00 0,00

2 . 1 . 4 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang 0,00 0,00 2 . 1 . 5 Pendapatan Diterima Dimuka 0,00 0,00 2 . 1 . 6 Utang Jangka Pendek Lainnya 0,00 0,00 JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 0,00 0,00 2 . 2 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

2 . 2 . 1 Utang Dalam Negeri 0,00 0,00 2 . 2 . 2 Utang Luar Negeri 0,00 0,00 JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 0,00 0,00

JUMLAH KEWAJIBAN 0,00 0,00

3 EKUITAS DANA

3 . 1 EKUITAS DANA LANCAR

3 . 1 . 1 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) 0,00 0,00 3 . 1 . 2 Cadangan untuk Piutang 0,00 0,00 3 . 1 . 3 Cadangan untuk Persediaan 18,591,950.00 23,206,500.00 3 . 1 . 4 Dana yang harus disediakan untuk pembayaran Utang Jangka Pendek 0,00 0,00 3 . 1 . 5 Pendapatan yang Ditangguhkan 0,00 0,00 JUMLAH EKUITAS DANA LANCAR 18,591,950.00 23,206,500.00

3 . 2 EKUITAS DANA INVESTASI

3 . 2 . 1 Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang 0,00 0,00 3 . 2 . 2 Diinvestasikan dalam Aset Tetap 13,958,882,025.10 10,071,962,439.10 3 . 2 . 3 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya (Tidak termasuk Dana Cadangan) 96.391.906,00 96,391,906.00 3 . 2 . 4 Dana yang harus disediakan untuk pembayaran hutang Jangka Panjang 0,00 0,00 JUMLAH EKUITAS DANA INVESTASI 14,055,273,931.10 10,168,354,345.10

3 . 3 EKUITAS DANA CADANGAN

3 . 3 . 1 Diinvestasikan dalam Dana Cadangan 0,00 0,00 JUMLAH EKUITAS DANA CADANGAN 0,00 0,00 JUMLAH EKUITAS DANA 14,073,865,881.10 10,191,560,845.10

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 14,073,865,881.10 10,191,560,845.10

Bandung, 31 Desember 2015 Camat Panyileukan

Dra. Hj. UUM SUMIATI ,M.Si Pembina Tingkat I NIP. 19691022 198803 2 001

(4)

PEMERINTAH KOTA BANDUNG

LAPORAN OPERASIONAL

Per 31 Desember 2015 (Dalam Rupiah)

Urusan Pemerintahan : 1 . 20 Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Unit Organisasi : 1 . 20 . 37 Kecamatan Panyileukan

No. Urut Uraian Saldo 2015 (Penurunan) Kenaikan/ %

5 PENDAPATAN – LO

5.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) – LO

5.1.1 Pendapatan Pajak Daerah – LO

Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan – LO

Lain-lain PAD Yang Sah – LO

PENDAPATAN TRANSFER – LO

Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat –LO

Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya – LO Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah Lainnya – LO Bantuan Keuangan – LO

LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH - LO

Pendapatan Hibah – LO Dana Darurat – LO Pendapatan Lainnya – LO

SURPLUS NON OPERASIONAL – LO

Surplus Penjualan Aset Non Lancar – LO

Surplus Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang – LO Surplus dari Kegiatan Non Operasional Lainnya – LO

PENDAPATAN LUAR BIASA – LO

Pendapatan Luar Biasa – LO

BEBAN

BEBAN OPERASI

Beban Pegawai – LO Beban Barang dan Jasa Beban Bunga

Beban Subsidi Beban Hibah

Beban Bantuan Sosial

Beban Penyusutan dan Amortisasi Beban Penyisihan Piutang Beban Lain-lain

(5)

No. Urut Uraian Saldo 2015 (Penurunan) Kenaikan/ % BEBAN TRANSFER

Beban Transfer Bagi Hasil Pajak Daerah Beban Transfer Bagi Hasil Pendapatan Lainnya Beban Transfer Bantuan Keuangan ke Pemerintah Daerah Lainnya

Beban Transfer Bantuan Keuangan ke Desa Beban Transfer Bantuan Keuangan Lainnya Beban Transfer Dana Otonomi Khusus

DEFISIT NON OPERASIONAL

Defisit Penjualan Aset Non Lancar – LO

Defisit Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang – LO Defisit dari Kegiatan Non Operasional Lainnya – LO

BEBAN LUAR BIASA

Beban Luar Biasa

SURPLUS/ DEFISIT LO

Bandung, 31 Desember 2015 Camat Panyileukan

Dra. Hj. UUM SUMIATI ,M.Si Pembina Tingkat I NIP. 19691022 198803 2 001

(6)

PEMERINTAH KOTA BANDUNG

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Per 31 Desember 2015 (Dalam Rupiah)

Urusan Pemerintahan : 1 . 20 Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Unit Organisasi : 1 . 20 . 37 Kecamatan Panyileukan

Uraian 2015 2014

EKUITAS AWAL SURPLUS/DEFISIT-LO

DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN KEBIJAKAN/KESALAHAN MENDASAR:

Koreksi Nilai Persediaan Selisih Revaluasi Aset Tetap Koreksi ekuitas lainnya EKUITAS AKHIR

Bandung, 31 Desember 2015 Camat Panyileukan

Dra. Hj. UUM SUMIATI ,M.Si Pembina Tingkat I NIP. 19691022 198803 2 001

(7)

BAGIAN I PENDAHULUAN

I.1. Maksud Dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan

Dalam aspek pengelolaan keuangan daerah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagai implementasi dari Undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, Camat Panyileukan selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan yang meliputi:

1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) 2. Neraca

3. Laporan Operasional (LO)

4. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) 5. Catatan Atas Laporan Keuangan (CaLK)

Laporan dimaksud sesuai dengan Sistem Akuntansi Pemerintahan. Adapun maksud dari penyusunan Laporan Keuangan ini adalah: a. Menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan

seluruh transaksi yang dilakukan oleh Kecamatan Panyileukan Kota Bandung selama satu periode pelaporan.

b. Menyajikan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dalam rangka meningkatkan keterbandingan laporan keuangan baik terhadap anggaran antar periode maupun antar entitas.

c. Menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, dan kinerja keuangan sebagai bahan evaluasi dan pengambilan keputusan mengenai alokasi sumber daya.

Sedangkan tujuan penyusunan laporan adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukan akuntabilitas entitas atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya, dengan:

a. Menyediakan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan mengenai sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya ekonomi;

(8)

b. Menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap anggarannya;

c. Menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya;

I.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan

Landasan hukum penyusunan laporan keuangan Kecamatan Panyileukan Kota Bandung:

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbandaharaan Negara; 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;

5. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

10. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 03 Tahun 2014 tentang Penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bandung Tahun Anggaran 2014;

11. Peraturan Walikota Bandung Nomor 542 Tahun 2008 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Walikota Bandung Nomor 1053

(9)

Tahun 2011 tentang Perubahan Keenam Peraturan Walikota Bandung Nomor 542 Tahun 2008 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah;

12. Peraturan Walikota Bandung Nomor 193 Tahun 2015 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bandung Tahun Anggaran 2015;

I.3. Sistematika Laporan Keuangan

I. PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB PENGGUNA ANGGARAN II. NERACA KOMPARATIF SKPD

III. LAPORAN REALISASI ANGGARAN (LRA) IV. CATAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CaLK)

Bagian I Pendahuluan

Bagian II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan, Dan Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD

Bagian III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan SKPD Bagian IV Kebijakan Akuntansi

Bagian V Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan

Rincian dan Penjelasan Masing-Masing Pos-Pos Pelaporan Keuangan

Bagian VI Penjelasan Atas Informasi-Informasi Non Keuangan Bagian VII Penutup

(10)

BAGIAN II

EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN, DAN INDIKATOR PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD

II.1. Ekonomi Makro

Program-program di bidang pengelolaan keuangan daerah telah berhasil meningkatkan dan mendukung tujuh agenda prioritas Kota Bandung, hal ini terlihat dengan adanya berbagai upaya yang dilakukan oleh Kecamatan Panyileukan Kota Bandung, diantaranya:

a) Di Bidang Pendidikan, mengadakan Rapat Koordinasi setiap 3 bulan, dengan melibatkan berbagai potensi masyarakat Tingkat Kecamatan; b) Di Bidang Kesehatan, diantaranya Pembinaan, Pelayanan rutin

kesehatan, pelaksanaan Imunisasi, upaya lainnya dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat baik melalui Rumah Sakit Pemerintah maupun swasta, bagi Keluarga miskin diupayakan untuk memperoleh Askesos, Pembuatan SKTM, bantuan untuk Posyandu

c) Di Bidang Kemakmuran, diantaranya peningkatan sarana prasarana ekonomi, penambahan Permodalan, mengembangkan UKM, mengikutsertakan UKM dalam Pameran dan Pelatihan kewirausahaan. d) Di Bidang Lingkungan Hidup, diantaranya mengoptimalkan GP4LH,

OPSIH, JUMSIH-HAT, Penegakan Perda K-3, P2BN, Penghargaan bagi yang Peduli Lingkungan Hidup

e) Di Bidang Olah raga, Diantaranya Mengiventarisir potensi dan elemen olah raga, mengadakan kegiatan keolah ragaan baik yang bersifat persahabatan maupun kompetensi.

f) Di Bidang Seni Budaya, diantaranya menginpentarisir potensi seni budaya, memberikan bantuan sarana dan prasarana kesenian dan mengembangkan potensi seni budaya dengan mengikutsertakan dalam pameran, perlombaan dan pelatihan.

g) Di Bidang Agama diantaranya melakukan upaya penertiban administrasi status kepemilikan tempat ibadah, mengoptimalkan kegiatan pengajian rutin, peringatan hari besar keagamaan, mengadakan kegiatan kegiatan lain dalam upaya mewujudkan kerukunan umat beragama dan peningkatan pengelolaan administrasi DKM.

(11)

II.2. Kebijakan Keuangan

Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang di nilai dengan uang, termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah dalam kerangka Anggaran, Belanja dan Pembiayaan. Hal tersebut menjadikan Keuangan Daerah merupakan salah satu factor penentu dalam penyelenggaraan fungsi-fungsi Pemerintahan, Pelaksanaan Pembangunan dan Pelayanan kepada Masyarakat.

Kebijakan keuangan daearah diarahkan untuk meningkatkan struktur keuangan yang lebih baik melalui peningkatan kemampuan keuangan daearah, pengelolaan keuangan daerah dan pengawasan keuangan daerah. Kebijakan tersebut diharapkan meningkatkan kontribusi pendapatan asli daerah terhadap APBD. Hal tersebut ditempuh melalui peningkatan target penerimaan daerah. Untuk belanja dapat melakukan efisiensi terhadap belanja administrasi umum dan operasional/pemeliharaan, selektif dalam belanja modal serta memacu investasi pada daerah yang diprioritaskan. Untuk pembiayaan mengoptimalkan pemanfaatan sumber penerimaan daerah dalam menutupi deficit tahun anggaran berjalan dan pengeluaran lainnya.

Kebijakan keuangan meliputi komponen-komponen dan kinerja pelayanan yang diharapkan pada setiap kewenangan Pemerintah Daerah yang akan dilaksanakan dalam satu tahun anggaran.

II.2.a Pendapatan

Pendapatan asli daerah

Kecamatan Panyileukan Kota Bandung bukan merupakan SKPD penghasil jadi tidak terdapat kontribusi pendapatan asli daerah baik dari retribusi maupun dari sumber pendapatan lainnya.

II.2.b Belanja

Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan peningkatan pelayanan public, pengaturan alokasi belanja diupayakan untuk efisien, efektif dan proporsional. Sesuai amanat Undang-undang nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang menyatakan bahwa belanja daerah diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah.

Belanja pada dasarnya untuk membiayai kegiatan pada Kecamatan Panyileukan Kota Bandung yang dibiayai oleh APBD Kota Bandung tahun anggaran 2015 (Belanja Langsung) sebesar Rp. 7.182.400.000,00., dengan

(12)

realisasi sebesar Rp. 6.987.456.040.00., dengan kondisi belanja tersebut di atas prosentase penyerapan anggaran sebesar 97,39 %.

II.3. Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD

Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, urusan wajib yang dilaksanakan oleh Kecamatan Panyileukan Kota Bandung tahun anggaran 2015 adalah Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian, adapun tabel pencapaian kinerja terlampir.

Tabel 2.1.1

Tujuan, Sasaran, Indikator Dan Target Kinerja Kecamatan Panyileukan Kota Bandung

TUJUAN INDIKATOR TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN SATU- AN

TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE-

1 2 3 4 5 Meningkatkan Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan publik di Kecamatan Panyileukan Indeks Kepuasan Masyarakat Meningkatnya kualitas pelayanan publik di Kecamatan Panyileukan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Nilai 75 80 82,5 85 87,5 Persentase Keluhan/ pengaduan pelayanan administratif yang ditindaklanjuti % 100 100 100 100 100 Nilai Standar kepatuhan pelayanan publik versi ombudsman RI Nilai 825 850 875 900 925 Meningkatnya kinerja penyelenggara an Tugas Umum Pemerintahan Kecamatan Persentase pelayanan administrasi kependudukan tepat waktu % 60 95 96 97 98 Persentase waktu pelayanan adm. Umum lainnya tepat waktu

% 60 95 96 97 98

Persentase Kelurahan yang memenuhi standar kriteria baik

% 25 75 100 100 100

Persentase RW Juara % 20 50 60 70 80 Persentase Lembaga

kemasyarakatan Aktif % 60 70 75 80 85 Rasio Anggota Linmas Rasio 1 : 0,7 1 : 1 1 : 1,2 1 : 1,5 1 : 2

(13)

BAGIAN III

IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN SKPD

III.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan SKPD

Sebagaimana dikemukakan pada bagian terdahulu bahwa struktur APBD telah mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah bahwa dalam Catatan Atas Laporan Keuangan harus menyajikan iktisar pencapaian kinerja APBD yang berisi gambaran realisasi pencapaian efektifitas dan efisiensi program dan kegiatan selama pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2015.

Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan dapat diuraikan melalui program dan kegiatan dari masing-masing urusan tersebut disajikan sebagai berikut:

Realisasi Anggaran Program dan Kegiatan

NO PROGRAM DAN KEGIATAN ANGGARAN (Rp.) REALISASI (Rp.) %

BELANJA 11,582,400,000 11,280,479,973 97.39%

BELANJA TIDAK LANGSUNG 4,400,000,000 4,293,023,933 97.57%

BELANJA LANGSUNG 7,182,400,000 6,987,456,040 97.29%

01 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 849.878.960 807.456.246 96.84%

01.02 Kegiatan Penyediaan jasa komunikasi, sumber

daya air dan listrik 99.010.000 80.005.800 94.96% 01.08 Kegiatan Penyediaan jasa kebersihan kantor 98.473.660 97.712.900 97.01% 01.09 Kegiatan Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan

Kerja 25.000.000 21.282.500 99.77% 01.10 Kegiatan Penyediaan Alat Tulis Kantor 54.040.000 53.962.900 99.94% 01.11 Kegiatan Penyediaan Barang Cetakan dan

Penggandaan 48.040.000 47.145.500 99.43% 01.12 Kegiatan Penyedian Komponen Instalasi Listrik /

Penerangan Bangunan Kantor 26.600.000 26.420.500 100.00% 01.13 Kegiatan Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan

Kantor 316.854.000 306.624.500 97.87% 01.14 Kegiatan Penyediaan Peralatan Rumah Tangga 17.050.000 16.905.000 99.10% 01.15 Kegiatan Penyediaan Bahan Bacaan dan

Peraturan Perundang-undangan 12.750.000 12.145.000 99.00% 01.17 Kegiatan Penyediaan Makanan dan Minuman 55.400.000 51.851.500 99.81%

01.18 Kegiatan Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi

keluar daerah 76.661.300 76.400.146 85.69% 01.19 Penyediaan Jasa tenaga Pendukung/

Administrasi Perkantoran/ Teknis Perkantoran

20.000.000 17.000.000

85,00%

(14)

NO PROGRAM DAN KEGIATAN ANGGARAN (Rp.) REALISASI (Rp.) % 02 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana

Aparatur 3.731.723.828 3.632.217.576

99.17%

02.03 Kegiatan Penyediaan Pembangunan gedung

kantor 1.509.825.710 1.478.169.210

99.46%

02.05 Kegiatan Pengadaan Kendaraan

dinas/operasional 275.150.000 272.240.000

100.00%

02.07 Kegiatan pengadaan perlengkapan gedung

kantor 611.793.796 604.538.976

97.50%

02.10 Kegiatan Pengadaan Pengadaan Mebelair 93.700.000 92.205.400 97.09%

02.22 Kegiatan pemeliharaan rutin/berkala gedung

kantor 879.398.070 861.589.990

100.00%

02.24 Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala

Kendaraan Dinas Operasional 361.856.252 323.474.000

98.28%

03 Program Peningkatan Disiplin Aparatur 73.111.500 72.460.500 98.40%

03.02 Kegiatan Pengadaaan pakaian dinas beserta

perlengkapan 30.111.500 30.111.500 0.00% 03.05 Kegiatan Pengadaan pakaian khusus hari-hari

tertentu 43.000.000 42.349.000 98.40%

05 Program Peningkatan Kapasitas Sumber

Daya Aparatur 38.470.000 37.562.000

91.49%

05.04 Kegiatan Pembinaan Kinerja Aparatur 38.470.000 37.562.000 91.49%

06 Program Peningkatan Peran Kecamatan dan

Kelurahan 51,251,000.00 51,251,000.00 100.00%

06.01 Kegiatan penyusunan laporan capaian kinerja

dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD 4,892,000.00 4,892,000.00 100.00% 06.04 Kegiatan penyusunan pelaporan keuangan

akhir tahun 46,359,000.00 46,359,000.00 100.00%

22 Program Inovasi pembangunan dan

Pemberdayaan Kewilayahan 5,358,350,000.00 5,325,661,500.00 99.39%

22.01 Kegiatan Fasilitasi Pemberdayaan lingkup RW 4,153,350,000.00 4,132,650,000.00 99.50%

22.02 Kegiatan Fasilitasi Pemberdayaan lingkup PKK 400,000,000.00 398,230,000.00 99.56%

22.03 Kegiatan Pemberdayaan lingkup Karang

Taruna 405,000,000.00 398,530,000.00 98,40% 22.04 Kegiatan Fasilitasi Pemberdayaan lingkup LPM 400,000,000.00 396,251,500.00 99.06%

30 Program Peningkatan Peran Kecamatan dan

Kelurahan 2,101,931,950.00 2,085,746,200.00 99,23%

30.01 Kegiatan Fasilitasi Peningkatan Perekonomian

Masyarakat Kecamatan dan Kelurahan 72,675,000.00 72,613,050.00 99,91% 30.02 Kegiatan Fasilitasi Peningkatan Kualitas

Kehidupan Kemasyarakatan Kecamatan dan Kelurahan

(15)

NO PROGRAM DAN KEGIATAN ANGGARAN (Rp.) REALISASI (Rp.) %

30.03 Kegiatan Peningkatan Infrastruktur dan Lingkungan Hidup Tingkat Kecamatan dan Kelurahan

1,192,338,950.00 1,184,793,450.00 99,37%

30.04 Kegiatan Peningkatan Kualitas Penanganan Ketentraman dan Ketertiban Tingkat Kecamatan dan Kelurahan

247,475,000.00 245,020,150.00 99,01%

30.05 Kegiatan Fasilitasi Peningkatan Pemerintahan

Umum Kecamatan dan Kelurahan 74,698,000.00 74,406,950.00 99,61% 30.07 Kegiatan Fasilitasi Peningkatan Pelayanan

Kepada Masyarakat 123,900,000.00 121,492,450.00 98,06%

III.2. Hambatan dan Kendala yang ada dalam Pencapaian Target yang telah Ditetapkan dan solusi pemecahan masalah

Berdasarkan evaluasi, secara umum permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian target kinerja adalah sebagai berikut: 1. Kuantitas dan Kualitas SDM yang ada di lingkungan Kecamatan

Panyileukan masih perlu ditingkatkan lagi.

2. Terbatasnya anggaran yang dikelola Kecamatan Panyileukan untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi.

3. Penyelenggaraan pelayanan belum optimal.

4. Belum adanya standar pelayanan minimal kecamatan.

Solusi pemecahan masalah

Secara umum dalam upaya pencapaian sasaran ditetapkan strategi adalah sebagai berikut:

1. Komitmen internal dan sinergi aparatur Pemerintah Kecamatan dan warga Kecamatan Panyileukan.

2. Ketertiban dan keamanan di Kecamatan Panyileukan yang terjamin.

3. Kepemimpinan Kecamatan Panyileukan yang ditunjang kemampuan manajerial yang unggul, dan mampu menjadi motivator dan dinamisator lingkungan kecamatan.

4. Sumber Daya Manusia (pegawai) Kecamatan Panyileukan yang menjunjung profesionalisme, berkomitmen kuat terhadap tujuan organisasi serta memiliki dedikasi dan integritas tinggi dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya.

(16)

5. Kebijakan kecamatan yang terintegrasi dengan kebijakan kota, mampu menjamin kesinambungan program dan berbasis pada kebutuhan lokal.

6. Adanya mekanisme dan standar kerja yang mampu memacu peningkatan kinerja setiap pegawai.

7. Tersedianya prasarana dan sarana kantor yang dapat dimanfaatkan secara optimal dan terpelihara.

(17)

BAGIAN IV

KEBIJAKAN AKUNTANSI

IV.1. Entitas Akuntansi/Entitas Pelaporan Keuangan Daerah

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 beserta perubahannya tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yaitu bahwa Camat Panyileukan sebagai entitas akuntansi menyusun pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2014 berupa Laporan Keuangan SKPD yang terdiri dari Laporan Realisasi APBD, Neraca dan Catatan Atas Laporan Keuangan.

IV.2. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan

a. Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan Kecamatan Panyileukan adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan basis akrual untuk pengakuan asset, kewajiban, dan ekuitas dana dalam Neraca.

b. Basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran berarti bahwa pendapatan dan penerimaan pembiayaan diakui pada saat kas diterima oleh kas daerah serta belanja dan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat kas dikeluarkan dari kas daerah.

c. Basis akrual untuk Neraca berarti bahwa asset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan Pemerintah Kota Bandung, bukan pada saat kas diterima atau dibayar oleh kas daerah.

d. Asas bruto berarti pengakuan serta pencatatannya tidak diperkenalkan secara neto, penerimaan setelah dikurangi pengeluaran pada suatu unit organisasi.

(18)

IV.3. Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan

Beberapa informasi penting yang perlu disajikan, sehubungan dengan basis pengukuran yang mendasari Penyusunan Laporan Keuangan adalah sebagai berikut:

a. Penyusunan Neraca Kecamatan Panyileukan Kota Bandung menganut substansi mengungguli bentuk formalnya (substansi

overform).

b. Asas yang digunakan adalah akrual yang dimodifikasi (modified

accrual basis) / kas yang dimodifikasi (modified cash basis).

c. Periode akuntansi yang digunakan dalam penyusunan Neraca Kecamatan Panyileukan Kota Bandung adalah tahun anggaran 2014 (Periode 1 Januari sampai 31 Desember 2014).

d. Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial dimasa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.

e. Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di Bank yang setiap saat dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan.

(1) Pencatatan kas menggunakan asas dasar kas (cash basis). (2) Kas dinyatakan dalam Rupiah. Apabila dalam kas terdapat

valuta asing maka valuta asing tersebut dikonversikan terlebih dahulu berdasarkan nilai kurs pada tanggal transaksi. Pada akhir tahun, saldo kas dalam valuta asing dikonversi ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs pada tanggal neraca.

(3) Nilai kas pada tanggal neraca adalah hasil kas opname di masing-masing Bendahara.

f. Piutang adalah hak atau klaim kepada pihak ketiga yang diharapkan dapat dijadikan kas dalam satu periode akuntansi.

(19)

(1) Piutang dapat berupa tagihan hasil penjualan barang, kewajiban pihak ketiga yang belum dilunasi, seperti pajak/restribusi atau pinjaman uang yang belum dilunasi pada saat pencatatan.

(2) Piutang dinilai serta disajikan di neraca sebesar nilai nominal.

(3) Piutang diakui pada saat timbulnya hak atas piutang tersebut.

(4) Piutang Pajak / Retribusi diakui sebagai piutang apabila telah diterbitkan dasar ketetapan pajak / retribusi yaitu Surat Keputusan Pajak Daerah / Surat Keputusan Retribusi Daerah (SKPD/SKRD).

g. Persediaan adalah barang yang diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah daerah dan atau untuk dijual/diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

(1) Persediaan pada akhir periode akuntansi dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik persediaan. Saldo persediaan dinilai dan disajikan dalam neraca berdasarkan: a) Harga pembelian terakhir apabila diperoleh dengan

pembelian.

b) Harga standar atau biaya produksi bila diperoleh dengan memproduksi sendiri.

c) Harga wajar atau estimasi harga pasar, bila persediaan diperoleh dengan cara lain seperti donasi.

(2) Jenis-jenis persediaan:

a) Persediaan Pakai Habis, adalah barang-barang yang bekas penggunaannya tidak dapat digunakan kembali, misalnya ATK.

b) Persediaan Tak Habis Pakai, adalah persediaan yang dapat digunakan berulang kali, misal kotak file.

c) Persediaan untuk dijual, misal aspal dalam drum, obat-obatan, alat-alat kedokteran, bibit tanaman, benih ikan dan sebagainya.

(20)

h. Penyertaan Modal Pemerintah Daerah adalah jumlah yang dibayar oleh pemerintah daerah untuk penyertaan modal dalam Badan Usaha Milik Negara/Daerah atau lembaga keuangan lainnya dimana pemerintah daerah memiliki kepentingan yang dinyatakan dalam perjanjian. Penyertaan Modal Pemerintah Daerah dicatat dalam neraca sebesar nilai nominal.

i. Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi untuk digunakan dalam kegiatan kepemerintahan dan atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Aset tetap dapat diperoleh melalui pembelian dan atau pembangunan yang sumber dananya baik sebagian atau seluruhnya berasal dari APBD, hibah atau donasi, pertukaran dengan aset lainnya dan dari sitaan atau rampasan. Aset tetap dicatat dengan nilai historis. Untuk keperluan penyusunan neraca awal suatu entitas, biaya perolehan aset tetap yang digunakan adalah nilai wajar pada saat neraca awal tersebut disusun. Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah tidak memenuhi definisi aset tetap dan harus dipindahkan ke pos aset lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya. Nilai tercatat (carrying

amount) aset adalah nilai buku aset, yang dihitung dari biaya

perolehan suatu aset setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Kebijakan penilaian asset tetap telah mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang menyatakan bahwa penyusunan Neraca Awal menggunakan nilai wajar pada saat penyusunan. Dalam hal penyusutan asset tetap, penerapan akuntansi penyusutan belum dilakukan karena kebijakan akuntansi mengenai masa manfaat asset dan metode penyusutan belum ditetapkan.

j. Konstruksi Dalam Pengerjaan dicatat berdasarkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) yang diterbitkan atas pekerjaan tersebut. Apabila penilaian konstruksi dalam pengerjaan berdasarkan SP2D yang diterbitkan tidak memungkinkan, maka konstruksi dalam pengerjaan dicatat berdasarkan harga perolehan yang diestimasikan. Apabila biaya perolehan suatu konstruksi dalam pengerjaan dinyatakan dalam valuta asing, penyajian dalam

(21)

neraca dicatat dengan nilai rupiah berdasarkan nilai tukar ( kurs tengah BI ) pada saat perolehan.

k. Dana Bergulir adalah program berupa bantuan pinjaman penyaluran dana kepada pihak ketiga sesuai dengan program Pemerintah Daerah. Pengelolaan dana tersebut diserahkan kepada Tim Teknis/Bank Jabar Banten Cabang Kota Bandung. Jumlah yang dicatat di neraca adalah sebesar dana yang telah diserahkan dari Pemerintah Daerah ke Tim Teknis/Bank Jabar Banten Cabang Kota Bandung.

l. Kewajiban Jangka Pendek adalah kelompok kewajiban yang diselesaikan dalam waktu kurang dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.

Kewajiban jangka pendek dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam valuta asing (valas) dikonversikan ke dalam Rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI) pada tanggal transaksi. Kewajiban jangka pendek terdiri dari:

(1) Bagian Lancar Kewajiban Jangka Panjang Kepada Pemerintah Pusat. Merupakan bagian kewajiban jangka panjang kepada Pemerintah Pusat, yang telah jatuh tempo dalam satu periode akuntansi.

(2) Kewajiban Perhitungan Fihak Ketiga. Merupakan kewajiban jangka pendek kepada fihak ketiga yang akan jatuh tempo dalam satu periode akuntansi.

(3) Kewajiban Bunga, Denda, dan Commitment Fee.

a) Kewajiban Bunga adalah bagian beban bunga yang telah jatuh tempo dan harus dibayar dalam suatu periode akuntansi. Kewajiban bunga dicatat sebesar persentase tertentu sesuai ketentuan yang ditetapkan dalam perjanjian.

b) Denda adalah kewajiban yang timbul sebagai akibat dari kewajiban pokok pinjaman dan atau bunganya yang tidak dapat dilunasi tepat waktu sesuai perjanjian.

(22)

c) Commitment Fee adalah kewajiban yang harus dibayar sebesar persentase tertentu terhadap jumlah pinjaman yang belum atau tidak ditarik sampai batas waktu yang telah disepakati dalam perjanjian pinjaman.

m. Kewajiban Jangka Panjang merupakan kewajiban yang harus dibayar kembali atau jatuh tempo lebih dari satu periode akuntansi. Kewajiban jangka panjang dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Kewajiban jangka panjang dicatat pada saat dana tersebut diterima sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam valuta asing (valas) dicatat berdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI) pada tanggal transaksi.

Kewajiban jangka panjang terdiri dari:

(1) Kewajiban Kepada Pemerintah. Kewajiban jangka panjang kepada pemerintah adalah bagian kewajiban kepada pemerintah pusat yang akan jatuh tempo lebih dari satu periode akuntansi.

(2) Kewajiban Bunga dan Jasa Bank Jangka Panjang. Kewajiban bunga dan jasa bank jangka panjang merupakan kewajiban atas bunga pinjaman serta jasa bank jangka panjang yang akan jatuh tempo lebih dari satu periode akuntansi.

n. Ekuitas dana adalah kekayaan bersih pemerintah daerah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban.

Ekuitas dana terdiri dari:

(1) Ekuitas Dana Lancar adalah selisih antara aset lancar dan kewajiban jangka pendek. Ekuitas dana lancer terdiri atas Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA), cadangan untung piutang, cadangan untuk persediaan dan dana yang harus disediakan untuk pembayaran hutang jangka pendek.

(2) Ekuitas dana investasi, mencerminkan kekayaan pemerintah yang tertanam dalam investasi jangka panjang, aset tetap, aset lainnya dikurangi dengan kewajiban jangka panjang. Ekuitas dana yang diinvestasikan merupakan selisih antara jumlah nilai investasi jangka panjang, asset tetap, asset lainnya (tidak termasuk dana cadangan) dengan

(23)

jumlah nilai hutang jangka panjang. Ekuitas dana yang diinvestasikan meliputi dana yang diinvestasikan dalam investasi permanen, diinvestasikan dalam asset tetap, dinvestasikan dalam asset tetap lainnya, dan sebagai pemikiran yang mengurangi (contra account) adalah dana yang harus disediakan untuk pembayaran hutang jangka panjang.

(3) Ekuitas dana cadangan, mencerminkan kekayaan pemerintah yang dicadangkan untuk tujuan tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

IV.4. Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan dengan Ketentuan yang ada dalam Standar Akuntansi Pemerintahan

a. Kebijakan akuntansi anggaran

(1) Kebijakan akuntansi anggaran bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi anggaran mencakup definisi, pengakuan dan pengukuran/penilaian.

(2) Anggaran merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanakan Pemerintah Kota Bandung meliputi rencana pendapatan, belanja dan pembiayaan yang diukur dalam satuan mata uang rupiah dan disusun menurut klasifikasi tertentu secara sistimatis untuk satu periode.

(3) Akuntansi anggaran merupakan teknik pertanggungjawaban dan pengendalian manajemen yang digunakan untuk membantu pengelolaan pendapatan, belanja dan pembiayaan. (4) Anggaran diakui pada saat ditetapkan oleh Kepala Daerah atau

pejabat yang berwenang selaku pejabat/pelaksana tugas Kepala Daerah tentang penjabaran APBD, serta pada saat anggaran dialokasikan.

b. Kebijakan akuntansi pendapatan

(1) Kebijakan akuntansi pendapatan bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi pendapatan mencakup definisi, pengakuan, pengukuran/penilaian dan pengungkapan pendapatan.

(24)

(2) Pendapatan adalah semua penerimaan kas daerah yang menambah ekuitas dana dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak Pemerintah Kota Bandung, dan tidak perlu dibayar kembali oleh Pemerintah Kota Bandung.

(3) Pendapatan diklasifikasikan menurut sumber dan pusat pertanggungjawaban. Sumber pendapatan dirinci berdasarkan kelompok, jenis dan objek pendapatan, sedangkan pusat pertanggungjawabannya dirinci berdasarkan bagian atau fungsi dan unit organisasi Pemerintah Kota Bandung.

(4) Pendapatan mencakup pendapatan asli daerah (PAD), dana perimbangan dan lain-lain pendapatan yang sah.

(5) Akuntansi dan pembukuan pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto dan tidak mencatat jumlah nettonya.

(6) Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang (recurring) atas penerimaan pendapatan pada periode pendapatan maupun periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang pendapatan periode berkenaan.

(7) Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non

reccuring) atas penerimaan pendapatan yang terjadi pada

periode penerimaan pendapatan dibukukan sebagai pengurang pendapatan pada periode yang sama.

(8) Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non

reccuring) atas penerimaan pendapatan yang terjadi pada

periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang ekuitas dana lancer pada periode ditemukan koreksi dan pengembalian tersebut.

(9) Pendapatan diukur dengan mata uang rupiah pada saat kas diterima. Apabila pendapatan diukur dengan mata uang asing, maka harus dikonversikan ke dalam mata uang rupiah berdasarkan kurs tengah BI pada saat terjadi pendapatan.

(25)

c. Kebijakan akuntansi belanja

(1) Kebijakan akuntansi belanja bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi belanja mencakup definisi, pengakuan, pengukuran/penilaian dan pengungkapan belanja.

(2) Belanja adalah semua pengeluaran kas daerah yang mengurangi ekuitas dana dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh Pemerintah Kota Bandung atau sebagai penurunan aktiva dan atau kenaikan utang yang digunakan untuk berbagai kegiatan pemerintahan dalam suatu periode akuntansi.

(3) Belanja diklasifikasikan menurut urusan pemerintahan sebagai urusan wajib dan urusan pilihan, serta menurut fungsi dan pusat pertanggungjawaban. Penggunaan belanja dirinci berdasarkan kelompok, jenis, objek dan rincian objek belanja, sedangkan pusat pertanggungjawabannya dirinci berdasarkan bidang atau fungsi dan unit organisasi Pemerintah Kota Bandung.

(4) Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Kas Daerah yang menjadi beban daerah dan pada saat SPJ disahkan.

(5) Kelompok belanja tidak langsung merupakan belanja administrasi umum yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan pemerintahan pada SKPD berkenaan.

(6) Kelompok belanja langsung merupakan belanja yang dianggararkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan pemerintahan pada saat SKPD berkenaan.

(7) Belanja barang dan jasa digunakan untuk pengeluaran pembelian/pengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua belas) bulan dan atau pemakaian jasa dalam melaksanakan program dan kegiatan Pemerintahan Daerah. (8) Belanja modal digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan

(26)

tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan Pemerintahan Daerah.

(9) Belanja barang dan jasa serta belanja modal diakui pada saat aktiva atau jasa yang dibeli telah diterima dan/atau hak kepemilikannya telah berpindah.

(10) Koreksi atas pengeluaran belanja (penerimaan kembali belanja) yang terjadi pada periode pengeluaran belanja dibukukan sebagai pengurangan belanja. Apabila diterima pada periode berikutnya dibukukan sebagai penambah ekuitas dana lancer (menambah pendapatan lainnya).

(11) Belanja diukur dengan menggunakan mata uang rupiah pada saat terjadi pengeluaran kas. Belanja yang diukur dengan mata uang asing harus dikonversikan ke dalam mata uang rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia pada saat terjadinya belanja.

d. Kebijakan akuntansi asset

(1) Kebijakan akuntansi asset bertujuan mengatur perlakuan akuntansi asset meliputi defines, pengakuan, pengkuran/penilaian, dan pengungkapan asset.

(2) Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai/dimiliki oleh Pemerintah Kota Bandung sebagai akibat peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi/social dimasa depan diharapkan dapat diperoleh baik oleh Pemerintah Kota Bandung maupun masyarakat serta dapat diukur dalam satuan uang. Dalam pengertian ini yang dimaksud asset Pemerintah Kota Bandung tidak mencakup hutan alam, kekayaan dalam laut, maupun kandungan tambang yang belum diolah oleh Pemerintah Kota Bandung.

(3) Aset disini mencakup juga asset-aset yang dikuasai Pemerintah Kota Bandung namun belum didukung dengan bukti kepemilikan formal yang sah termasuk sumber-sumber daya yang dipelihara karena alas an sejarah dan budaya. Tujuannya

(27)

untuk menjaga kelengkapan, keamanan, dan kelestarian asset agar semua asset terdaftar dan terawasi.

(4) Aset bersejarah tidak harus diungkap dalam neraca namun asset tersebut harus diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan, nilai perolehan ataupun nilai wajar tidak harus diungkapkan namun biaya rekonstruksi, pemeliharaan harus dibebankan sebagai belanja tahun terjadinya pengeluaran. (5) Suatu asset dapat diakui dan dicatat dalam akuntansi apabila

asset tersebut mempunyai manfaat masa depan dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. (6) Semua asset yang tercatat dalam neraca harus diukur nilainya

dengan satuan uang rupiah, jika terdapat asset yang diperoleh dengan mata uang asing harus dikonversikan ke dalam mata uang rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia.

(7) Untuk pertanggungjawaban, asset dinilai dengan menggunakan biaya perolehan, dimana jika biaya perolehan tidak diketahui digunakan penaksiran atau nilai wajar atas biaya perolehan asset yang bersangkutan sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan.

(8) Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar yang diberikan untuk memperoleh suatu asset pada saat perolehan atau suatu konstruksi mencerminkan seluruh biaya yang dikeluarkan sampai dengan asset tersebut dalam kondisi dan tempat siap untuk dipergunakan.

(9) Aset tidak dicatat dan tidak diakui jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak mungkin diperoleh Pemerintah Kota Bandung setelah periode akuntansi berjalan.

(10) Aset diakui pada saat timbulnya, diterimakan atau diserahkan hak kepemilikannya dan/atau pada saat penguasaannya berpindah.

(11) Aset dicatat sebesar pengeluaran kas atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh asset tersebut.

(28)

Pengakuan asset dalam akuntansi terjadi bersamaan dengan perolehan asset yang bersangkutan.

(12) Aset diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat atau fungsinya dalam aktifitas operasi Pemerintah Kota Bandung.

(29)

BAGIAN V

PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN

(Rincian dan Penjelasan Masing-Masing Pos-Pos Pelaporan Keuangan)

Berdasarkan Laporan Realisasi Anggaran sampai dengan 31 Desember 2015, diketahui realisasi pendapatan sebesar Rp. 0,00 atau mencapai 0.00% dari target tahun 2015 sebesar Rp. 0,00. Realisasi belanja sebesar Rp. 17.113.197.238,00. atau mencapai 97,83% dari anggaran tahun anggaran 2015 sebesar Rp. 17.492.268.644,00.

Neraca Kecamatan Panyileukan Kota Bandung per 31 Desember 2015 menyajikan informasi mengenai posisi aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Neraca Kecamatan Panyileukan Kota Bandung per 31 Desember 2015 ditutup dengan jumlah aset sebesar Rp.

14,346,570,876.10 atau naik sebesar 37,32% dibandingkan dengan

posisi per tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp. 10.464.265.840,10 Nilai aset sebesar Rp. 14,346,570,876.10 tersebut terdiri dari asset lancar sebesar Rp. 18,591,950.00, asset tetap sebesar Rp.

14,231,587,020.10 dan Aset Lainnya Rp. 96.391.906,00 sedangkan

dari sisi kewajiban dan ekuitas dana yang terdiri dari kewajiban jangka pendek ditutup sebesar Rp. 0,00, ekuitas dana lancar Rp.

18,591,950.00 dan ekuitas dana yang diinvestasikan sebesar Rp. 14,327,978,926.10 Dengan demikian jumlah kewajiban dan ekuitas

dana yang dimiliki Kecamatan Panyileukan Kota Bandung per 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp. 14,346,570,876.10.

Rincian dan Penjelasan masing-masing Pos Laporan Keuangan V.1. Pendapatan

Realisasi pendapatan periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2015 sebesar Rp. 0,00. (Kecamatan Panyileukan Kota

(30)

V.2. Belanja

Struktur belanja dalam APBD Kota Bandung Tahun 2015 pada Kecamatan Panyileukan Kota Bandung sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Belanja daerah terdiri dari dua bagian yaitu Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung.

Realisasi Belanja periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp. 17.113.197.238,00. Terdiri dari:

a. Belanja Operasi sebesar : Rp. 13,226,277,652.00 ,yaitu: - Belanja Pegawai : Rp. 6,133,643,216.00

- Belanja Barang dan Jasa : Rp. 7,092,634,436.00 Jumlah : Rp. 13,226,277,652.00

b. Belanja Modal sebesar : Rp. 3,886,919,586.00 ,yaitu: - Belanja Peralatan dan

Mesin

: Rp. 2,190,619,876.00 - Belanja Bangunan dan

Gedung

: Rp. 1,696,299,710.00 Jumlah : Rp. 3,886,919,586.00

V.3. Pembiayaan

Kecamatan Panyileukan Kota Bandung merupakan SKPD yang hanya mempunyai anggaran pendapatan dan belanja, khusus untuk pembiayaan ada di SKPKD. V.4. Aset 31 Desember 2015 31 Desember 2014 V.4.1 Kas di Bendahara Penerimaan 0,00 0,00

Nilai saldo kas di Bendaharan Penerimaan per 31 Desember 2015 sebesar Rp. 0.00, dan nilai saldo per 31 Desember 2014 adalah

(31)

Rp. 0.00, kas di Bendaharan Penerimaan per 31 Desember 2015 sebesar Rp. 0.00,

V.4.2 Kas di Bendahara

Pengeluaran 0,00 0,00

Saldo kas tersebut telah sesuai dengan Berita Acara Opname Kas dan Register Penutupan Kas tanggal 31 Desember 2015.

V.4.3 Piutang Retribusi 0,00 0,00

Piutang Retribusi per 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp. 0.00, dan nilai saldo per 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp. 0.00, Piutang Retribusi per 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp. 0.00,

V.4.4 Persediaan 18,591,950.00 23,206,500.00

Saldo Persediaan per 31 Desember 2015 sebesar Rp. 18,591,950.00, dan saldo persediaan per 31 Desember 2014 sebesar Rp. 23,206,500.00

Saldo Persediaan per 31 Desember 2015 sebesar Rp. 18,591,950.00, yang terdiri dari:

- Persediaan Pakai Habis (ATK, materai dan alat kebersihan)

: Rp. 5,855,000.00 - Persediaan Untuk Dijual /

Diserahkan

: Rp. 0.00

- Persediaan Barang Cetakan : Rp. 2,441,000.00 - Alat Kebersihan Rp. 10,295,950.00 Jumlah : Rp. 18,591,950.00 Saldo per 31 Desember 2015 sebesar Rp. 18,591,950.00, telah sesuai dengan Berita Acara Opname Persediaan tanggal 31 Desember 2015

a) Persediaan Habis Pakai

- Saldo Akhir Tahun 2014 Persediaan Habis Pakai

(32)

- Penambahan selama Tahun

2015 : Rp. 749,136,950.00

Jumlah : Rp. 769,610,450.00 - Dikeluarkan selama Tahun

2015

: Rp. 753,459,500.00

Saldo Akhir per 31 Desember 2015

: Rp. 16,150,950.00

b) Persediaan Untuk Dijual /Diserahkan Rp. 0,00, tidak

terdapat persediaan untuk dijual/ diserahkan.

c) Persediaan Cetakan

- Saldo Akhir Tahun 2014 : Rp. 2.733.000,00 - Penambahan selama Tahun

2015 : Rp. 132.457.000,00

Jumlah : Rp. 135,190,000.00

- Dikeluarkan selama Tahun 2015

: Rp. 132,749,000.00

Saldo Akhir per 31 Desember 2015

: Rp. 2,441,000.00

*Catatan: Perincian lihat lampiran Berita Acara Opname Persediaan

V.4.5 Aset Tetap 14.231.587.020,10 10.344.667.434,10

Saldo Aset Tetap per 31 Desember 2015 sebesar Rp.

14.231.587.020,10, dan saldo Aset Tetap per 31 Desember 2014 sebesar Rp. 10.344.667.434,10

Adapun Saldo Aset Tetap per 31 Desember 2015 sebesar Rp. 14.231.587.020,10, yang terdiri dari:

- Saldo Aset Tetap per 31 Desember 2014 : Rp 10.344.667.434,10 - Mutasi Penambahan Aset Tahun 2015 : Rp 3.886.919.586,00

- Saldo per 31 Desember 2015 : Rp 14.231.587.020,10

(33)

Penambahan Aset Tetap Tahun 2015 sebesar Rp. 3,886,919,586.00

, yang terdiri dari

- Peralatan dan Mesin : Rp. 2,190,619,876.00

- Gedung dan Bangunan Rp. 1,696,299,710.00

- Jalan, Jaringan dan Instalasi Rp. 0,00

- Aset Tetap Lainnya : Rp. 0,00

Jumlah : Rp. 3,886,919,586.00

*Catatan: Nilai aset tetap peralatan dan Mesin merupakan penjumlahan Saldo aset tetap tahun 2014 dan belanja modal peralatan dan mesin dengan rincian berikut ini:

Saldo Aset Tetap Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2015 terdiri dari:

- Saldo Aset Tetap peralatan dan

mesin per 31 Desember 2014

: Rp. 3,381,500,634.10

- Belanja modal peralatan dan mesin

tahun 2015

: Rp. 2.190.619.876,00

Jumlah : Rp. 5.572.120.510,10

- Mutasi dari SKPD lain : Rp. 0.00

Saldo per 31 Desember 2015 : Rp. 5.572.120.510,10

V.4.6 Aset Lainnya 96.391.906,00 96.391.906,00

Saldo Aset Lainnya per 31 Desember 2014 sebesar Rp. 96.391.906,00,

Penambahan Aset Tahun 2014 sebesar Rp. 96.391.906,00, yang terdiri dari :

- Aset Rusak Berat/ Proses Penghapusan

: Rp. 91.505.000,00

- Aset Tidak Berwujud :

Rp. 4.886.906,00

(34)

*Catatan: Penambahan Nilai aset Lainnya merupakan pengurangan dari Aset Tetap Peralatan dan Mesin dikarenakan terdapat 1 (satu) unit kendaraan (mutasi dari SKPD lain) yang hilang dan pada saat ini masih dalam proses penghapusannya

V.5. Kewajiban

31 Desember

2015 31 Desember 2014

V.5.1 Uang Muka dari BUD 0,00 0,00

Saldo uang muka dari BUD per 31 Desember 2015 sebesar Rp. 0.00, merupakan saldo yang berasal dari:

- UYHD sebesar

Telah disetor ke kas daerah bulan Desember 2015

: Rp. 0,00

- Realisasi Penerimaan SP2D untuk kegiatan belanja selama tahun 2015

: Rp. 0,00

Jumlah : Rp. 0,00 V.5.2 Pendapatan yang

ditangguhkan 0,00 0,00

Saldo Pendapatan yang ditangguhkan per 31 Desember 2015 sebesar Rp. 0.00, tidak ada pendapatan bunga bank atau pendapatan bunga bank sebesar Rp. 0.00,

V.6. Ekuitas Dana

31 Desember

2015 31 Desember 2014

V.6.1 SiLPA/SiKPA 0,00 0,00

Saldo SiLPA/SiKPA per 31 Desember 2014 sebesar Rp. 0,00,. Sehingga saldo SiLPA/SiKPA per 31 Desember 2015 sebesar Rp. 0,00

(35)

V.6.2 Cadangan Persediaan 18,591,950.00 23,206,500.00

Saldo Cadangan Persediaan per 31 Desember 2015 sebesar

Rp. 18,591,950.00 , merupakan saldo persediaan berdasarkan opname persediaan per 31 Desember 2015 dengan rincian sebagai berikut:

- Persediaan Pakai Habis (ATK, materai dan alat kebersihan)

: Rp. 5,855,000.00 - Persediaan Untuk Dijual /

Diserahkan

: Rp. 0,00

- Persediaan Barang Cetakan : Rp. 2,441,000.00 - Persediaan Alat Kebersihan : Rp. 10,295,950.00 Jumlah : Rp. 18,591,950.00

V.6.3 Ekuitas Dana Diinvestasikan Dalam Aset Tetap

14.231.587.020,10 10.344.667.434,10

Saldo Ekuitas Dana Diinvestasikan Dalam Aset Tetap per 31 Desember 2015 sebesar Rp. 14.231.587.020,10

, dan saldo per 31 Desember 2014 sebesar Rp. 10.344.667.434,10

, Adapun saldo aset tetap per 31 Desember 2015 sebesar Rp.

14.231.587.020,10, yang berasal dari:

- Saldo Aset Tetap per 31 Desember 2014

: Rp. 10.344.667.434,10

- Mutasi Penambahan Aset Tahun 2015

: Rp. 3,886,919,586.00

(36)

BAGIAN VI

PENJELASAN ATAS INFORMASI-INFORMASI NON KEUANGAN

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah membawa dampak terhadap perubahan Struktur Organisasi pada Pemerintah Kota Bandung yaitu dengan lahirnya Peraturan Daerah nomor 14 tahun 2007 tentang struktur Organisasi Kecamatan dan Kelurahan di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung.

VI.1. Susunan Organisasi Kecamatan Panyileukan Kota Bandung

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2007 Tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Kelurahan dan Kecamatan di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung, Kecamatan Panyileukan memiliki susunan organisasi sebagai berikut :

1. Camat

a. Sekretaris Kecamatan

b. Sub bagian Umum dan Kepegawaian c. Sub bagian Program dan Keuangan 2. Seksi-seksi sebagai unsur Lini terdiri dari :

a. Seksi Pemerintahan

b. Seksi Keamanan dan Ketertiban

c. Seksi Pendidikan dan Kemasyarakatan

d. Seksi Ekonomi, Pembangunan dan Lingkungan Hidup e. Seksi Pelayanan

3. Kelompok Jabatan Fungsional 4. Lurah

5. Sekretaris Kelurahan

6. Seksi-seksi sebagai unsur Lini terdiri dari : a. Seksi Pemerintahan

b. Seksi Kemasyarakatan

c. Seksi Ekonomi, Pembangunan dan Lingkungan Hidup d. Seksi Pelayanan

(37)

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SKRETARIS KECAMATAN SUB.BAG. KEUANGAN & PROGRAM SUB.BAG. UMUM & KEPEGAWAIAN

KELURAHAN CIPADUNG KULON

KELURAHAN CIPADUNG WETAN

KELURAHAN CIPADUNG KIDUL

KELURAHAN MEKARMULYA CAMAT SEKSI PEMERINTAHAN SEKSI KETENTRAMAN & KETERTIBAN

SEKSI PENDIDIKAN & KEMASYARAKATAN SEKSI EKONOMI PEMBANGUNAN & LINGKUNGAN HIDUP SEKSI PELAYANAN

Bagan Struktur Organisasi Kecamatan Panyileukan sebagai berikut:

VI.2. Keadaan Pegawai Kecamatan Panyileukan Kota Bandung

Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kecamatan Panyileukan Kota Bandung keadaan sampai dengan per 31 Desember 2014 sebanyak 55 orang, adapun rinciannya sebagai berikut:

NO Unit Kerja Eselon Fungsional Pelaksana Jumlah II III IV IV III II I 1. Kecamatan Panyileukan 2 7 1 13 1 24 2. Kelurahan Cipadung Kulon 6 1 7 3. Kelurahan Cipadung Wetan 6 3 9 4. Kelurahan Cipadung Kidul 6 1 7 5. Kelurahan Mekarmulya 6 1 1 8

(38)

VI.3. Tugas Dan Fungsi Kecamatan Panyileukan Kota Bandung

Berdasarkan Peraturan Walikota Bandung Nomor 250 Tahun 2008 maka Rincian Tugas Pokok Dan Fungsi Satuan Organisasi Kecamatan sebagai berikut :

Camat

- Camat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kewenangan Pemerintah yang dilimpahkan Walikota kepada Camat untuk menangani sebagian urusan Otonomi Daerah. - Untuk melaksanakan tugas poko dimaksud, Camat

mempunyai fungsi:

a. Mengkoordinasikan Pemberdayaan Masyarakat

b. Mengkoordinasikan Ketentraman dan Ketertiban Umum c. Mengkoordinasikan Penerapan Penegakan Peraturan

Perundang-undangan

d. Mengkoordinasikan Pemeliharaan Prasarana dan fasilitas Pelayanan Umum

e. Membina Pemerintahan Kelurahan diwilayah Kerjanya Sekretaris Kecamatan

- Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kecamatan dibidang Kesekretariatan.

- Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Sekretariat mempunyai fungsi:

a. Pelaksanaan penyusunan rencana Program kegiatan Kecamatan

b. Pelaksanaan Pelayanan Administrasi Kesekretariatan Kecamatan dan Kelurahan

c. Pelaksanaan Pengkoordinasian penyusunan rencana, program, evaluasi dan pelaporan kegiatan Kecamatan dan Kelurahan

d. Pengkoordinasian penyelenggaraan tugas seksi

e. Fasilitasi dan Pengkoordinasian kegiatan Kecamatan dengan instansi terkait dalam pelaksanaan tugas poko dan fungsi Kecamatan

(39)

f. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, pelaporan dan pengendalian administratif kegiatan kesekretariatan dan Kecamatan

g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Camat sesusai dengan tugas pokok dan fungsinya

Sub.Bag.Umum dan Kepegawaian

- Sub.Bag.Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas secretariat kecamatan dibidang umum dan kepegawaian

- Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Sub.Bag.Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi:

a. Penyusunan bahan rencana dan program pengelolaan lingkup administrasi umum dan kepegawaian

b. Pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian yang meliputi pengelolaan naskah dinas, penataan kearsipan Kecamatan, penyelenggaraan kerumahtanggaan Kecamatan,pengelolaan perlengkapan dan administrasi perjalanan dinas serta pelaksanaan administrasi kepegawaian

c. Pelaporan kegiatan lingkup administrasi umum dan kepegawaian

Sub.Bag.Program dan Keuangan

- Sub.Bag.Program dan Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas secretariat Kecamatan dibidang Program dan Keuangan

- Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Sub.Bag.Program dan Keuangan mempunyai fungsi :

a. Penyusunan rencana dan program pengelolaan administrasi program dan keuangan Kecamatan

b. Pelaksanaan pengendalian program meliputi kegiatan penyiapan bahan penyusunan rencana kegiatan

(40)

Kecamatan, koordinasi penyusunan rencana dan program serta penyusunan laporan akuntabilitas kinerja Kecamatan c. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi

kegiatan penyiapan bahan penyususnan rencana anggaran, koordinasi penyusunan anggaran, koordinasi pengeloaan dan pengendalian keuangan dan menyusun laporan keuangan Kecamatan

d. Pengkoordinasian pelaporan lingkup kegiatan pengelolaan administrasi program dan Keuangan Kecamatan

Seksi Pemerintahan

- Seksi pemerintahan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kecamatan dibidang Pemerintahan

- Untuk meaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Seksi Pemerintahan mempunyai fungsi :

a. Penyusunan data dan materi bahan lingkup Pemerintahan b. Pembinaan rukun warga dan rukun tetangga

c. Pelayanan administrasi pertanahan

d. Pembinaan administrasi Pemerintahan Kelurahan

e. Fasilitasi dan pengkoordinasian kegiatan Pemerintahan dengan Instansi terkait

f. Pelaporan pelaksanaan lingkup Pemerintahan Seksi Ketentraman Dan Ketertiban

- Seksi Ketentraman dan Ketertiban mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kecamatan dibidang Ketentraman dan Ketertiban

- Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Seksi Ketentraman dan Ketertiban mempunyai fungsi :

a. Penyusunan data dan bahan materi lingkup ketentraman dan ketertiban

b. Pembinaan ketentraman dan ketertiban c. Pembinaan potensi perlindungan masyarakat

d. Pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan bencana

(41)

e. Fasilitasi dan pengkoordinasian kegiatan Ketentraman dan Ketertiban dengan Instansi terkait

f. Pelaporan pelaksanaan lingkup ketentraman dan ketertiban

Seksi Pendidikan Dan Kemasyarakatan

- Seksi Pendidikan dan Kemasyarakatan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kecamatan dibidang Pendidikan dan Kemasyarakatan

- Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Seksi Pendidikan dan Kemasyarakatan mempunyai fungsi : a. Penyusunan data dan bahan materi lingkup Pendidikan dan

Kemasyarakatan

b. Inventarisasi dan fasilitasi masalah social Kemasyarakatan c. Inventarisasi potensi bidang pendidikan formal dan informal d. Pembinaan terhadap lembaga kemasyarakatan ditingkat

Kecamatan dan Kelurahan

e. Fasilitasi pembinaan bidang Keagamaan, Ketahanan Keluarga, Partisipasi dan Pemberdayaan Perempuan serta generasi muda

f. Fasilitasi dan pengkoordinasian kegiatan bidang pendidikan dan kemasyarakatan dengan Instansi terkait

g. Pelaporan pelaksanaan lingkup bidang pendidikan dan kemasyarakatan

Seksi Ekonomi, Pembangunan Dan Lingkungan Hidup

- Seksi ekonomi, Pembangunan dan Lingkungan Hidup mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kecamatan dibidang ekonomi, pembangunan dan lingkungan hidup

- Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, seksi Ekonomi, Pembangunan dan Lingkungan Hidup mempunyai fungsi :

a. Penyusuna data dan bahan materi lingkup ekonomi, pembangunan dan lingkungan hidup

(42)

b. Fasilitasi pembinaan bidang Koperasi, usaha kecil dan menengah

c. Inventarisasi potensi ekonomi masyarakat dan pembangunan

d. Fasilitasi pembangunan sarana dan prasarana fisik, fasilitas umum dan fasisilitas sosial

e. Fasilitasi pemberdayaan masyarakat dalam upaya pelestarian lingkungan hidup

f. Fasilitasi dan pengkoordinasian kegiatan ekonomi dan ketahanan pangan, pembangunan serta lingkugan hidup dengan Instansi terkait

g. Pelaporan pelaksanaan lingkup ekonomi, pembangunan dan lingkungan hidup

Seksi Pelayanan

- Seksi Pelayanan mempunyai tugas Pokok melaksanakan sebagian tugas Kecamatan dibidang Pelayanan

- Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Seksi Pelayanan mempunyai fungsi :

a. Penyusunan data dan bahan materi lingkup pelayanan b. Pelayanan data dan informasi Kecamatan

c. Pelayanan administrasi kependudukan d. Pelayanan administrasi umum lainnya

e. Fasilitasi dan pengkoordinasian kegiatan pelayanan dengan Instansi terkait Pelaporan pelaksanaan lingkup Pelayanan.

(43)

BAGIAN VII P E N U T U P

Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) yang merupakan salah satu bagian Laporan Keuangan APBD Kota Bandung Tahun Anggaran 2014 disusun dengan mengacu kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagai implementasi dari Undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

Namun demikian, Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) ini disusun dengan mengungkapkan beberapa penjelasan terhadap Laporan Keuangan secara keseluruhan sehingga diharapkan dapat dengan mudah dibaca dan dipahami oleh pembaca secara luas atau oleh pemeriksa baik intern maupun ekstern ataupun oleh manajemen entitas pelaporan lainnya.

Semoga dengan tersusunnya Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) ini dapat memberikan penjelasan dan informasi yang berguna sebagai media pertanggungjawaban serta sebagai upaya untuk lebih meningkatkan kinerja keuangan di lingkup Pemerintah Kota Bandung pada umumnya dan Kecamatan Panyileukan Kota Bandung pada khususnya.

Bandung, 24 Februari 2016 CAMAT PANYILEUKAN

Dra. Hj. UUM SUMIATI, M.Si

Pembina Tingkat I

Referensi

Dokumen terkait

Bangunannya seluas 1.020 meter persegi dan didominasi warna merah. Menurut cerita, saat Laksamana Cheng Ho

Oleh sebab itu, adanya direct experience dalam bangunan terhadap alam, secara umum hanya dapat dilakukan pada area yang bersifat publik yang tidak

(2) Penyusunan rancangan rencana pengelolaan sumber daya air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan tata cara penyusunan sebagaimana tercantum

Sesuai dengan teori diatas interaksi yang tidak seimbang antara manusia (host) dengan lingkungan dalam hal ini tanah, makanan atau minuman yang disebabkan karena

Simulation analysis based on contact stress, contact width, and force per unit length according to surface roughness of flange for two kinds of metal gasket, which is design based

Organisasi Materi Perte muan Ke Kemampuan Akhir yang Diharapkan Indikator 9 dan 10 Mampu menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran.. Mendefinisikan

Laporan Khusus dari PBB mengenai “Kekerasan terhadap Wanita” telah mendefinisikan KDRT dalam bingkai gender sebagai “kekerasan yang dilakukan di dalam lingkup rumah tangga

Kunjungan kerja spesifik Komisi III DPR RI ke Provinsi Jawa Tengah ini bermaksud untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan penegakan hukum di wilayah Jawa Tengah