• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENGEMBANGKAN RPP KURIKULUM 2013 MELALUI PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 BIREUEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENGEMBANGKAN RPP KURIKULUM 2013 MELALUI PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 BIREUEN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

19

UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENGEMBANGKAN RPP KURIKULUM 2013 MELALUI

PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DI SMA NEGERI 2 BIREUEN

Edimizwar

Institut Agama Islam Al Muslim Aceh Email: edimizwar72@gmail.com

Abstrak

Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan di SMA Negeri 2 Bireuen, diperoleh informasi bahwa kompetensi atau kemampuan guru dalam mengembangkan RPP Kurikulum 2013 masih rendah. Untuk meningkatkan kompetensi atau kemampuan guru dalam mengembangkan RPP Kurikulum 2013 di SMA Negeri 2 Bireuen, maka penulis merasa perlu untuk melakukan sebuah penelitian. Alternatif pemecahan masalah yang penulis pilih dalam pelaksanaan penelitian ini adalah dengan cara melaksanakan kegiatan supervisi akademik. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan jenis Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). Data yang dikumpulkan dari penelitian ini adalah berupa hasil penilaian terhadap hasil kerja guru dalam mengembangkan RPP kurikum 2013, hasil observasi, dan hasil wawancara. Sedangkan yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah guru SMA Negeri 2 Bireuen tahun pelajaran 2019/2020 yang berjumlah 8 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi guru dalam mengembangkan RPP Kurikulum 2013 dapat ditingkatkan melalui pelaksanaan supervisi akademik di SMA Negeri 2 Bireuen tahun pelajaran 2019/2020. Hal ini terlihat dari persentase keberhasilan hasil kerja guru, dimana pada pelaksanaan kegiatan pratindakan diperoleh persentase sebanyak 25% meningkat menjadi 62,5% pada pelaksanaan siklus I, kemudian meningkat lagi menjadi 87,5% pada pelaksanaan siklus II. Selanjutnya hasil observasi yang dilakukan oleh 2 orang pengamat dalam pelaksanaan penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas peneliti (kepala sekolah) dan guru dalam mengembangkan RPP Kurikulum 2013 dapat ditingkatkan melalui pelaksanaan supervisi akademik di SMA Negeri 2 Bireuen tahun pelajaran 2019/2020. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi yang dilakukan oleh 2 orang pengamat yang merupakan mitra peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian. Hasil observasi pada pelaksanaan siklus I diperoleh persentase rata-rata 70,18% dan pada pelaksanaan siklus II diperoleh persentase rata-rata 87,01%. Kemudian hasil wawancara yang penulis lakukan dengan responden penelitian menunjukkan bahwa respon guru terhadap pelaksanaan supervisi akademik dalam mengembangkan RPP Kurikulum 2013 di SMA Negeri 2 Bireuen tahun pelajaran 2019/2020 sangat positif.

Kata Kunci: Kompetensi Guru, Mengembangkan RPP Kurikulum 2013, Supervisi Akademik

(2)

20

A. Pendahuluan

Keberhasilan tujuan pendidikan tidak terlepas peran serta seorang guru. Kompetensi atau kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru akan sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Dalam konteks penyelenggaraan kegiatan pembelajaran, guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajaran secara sistematis dan berpedoman pada seperangkat aturan dan rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Guru merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dan sebagai pemegang peranan utama dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 disebutkan bahwa Penilaian kinerja guru adalah penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karir, kepangkatan, dan jabatannya1. Pelaksanaan tugas utama guru tidak dapat dipisahkan dari kemampuan seorang guru dalam penguasaan pengetahuan, penerapan pengetahuan, dan keterampilan sebagai kompetensi yang dibutuhkan sesuai amanat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru.2

Penguasaan kompetensi dan penerapan pengetahuan serta keterampilan guru, sangat menentukan tercapainya kualitas proses pembelajaran atau pembimbingan peserta didik, dan pelaksanaan tugas tambahan yang relevan bagi sekolah. Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru seorang guru dalam melaksanakan tugasnya terdiri dari empat kompetensi, yaitu yang kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional.

1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14. Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

Jakarta : Cemerlang

2 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar

(3)

21

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam mengolah pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.

Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan di SMA Negeri 2 Bireuen, diperoleh informasi bahwa kompetensi atau kemampuan guru dalam mengembangkan RPP Kurikulum 2013 masih rendah. Hal ini disebabkan karena minat guru dalam mengembangkan RPP Kurikulum 2013 masih rendah. Di simping itu faktor lain yang dapat menyebabkan rendahnya kompetensi atau kemampuan guru dalam mengembangkan RPP Kurikulum 2013 adalah teknik sepervisi yang dilakukan selama ini belum berjalan dengan optimal.

Dari permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka penulis merasa perlu untuk melakukan sebuah penelitian yang bertujuan untuk untuk meningkatkan kemampuan guru SMA Negeri 2 Bireuen dalam mengembangkan RPP Kurikulum 2013. Alternatif pemecahan masalah yang penulis pilih dalam pelaksanaan penelitian ini adalah dengan cara melaksanakan kegiatan supervisi akademik. Supervisi akademik merupakan kegiatan pembinaan dengan memberi bantuan teknis kepada guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

(4)

22

Pelaksanaan kegiatan supervisi akademik dalam pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi atau kemampuan guru dalam mengembangkan RPP Kurikulum 2013. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penulis menetapkan judul penelitin ini adalah ”Upaya Meningkatkan Kompetensi Guru dalam Mengembangkan RPP Kurikulum 2013 Melalui Pelaksanaan Supervisi Akademik di SMA Negeri 2 Bireuen Tahun Pelajaran 2019/2020.”

Dari latar belakang dan indentifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Bagaimanakah peningkatan kompetensi guru dalam mengembangkan RPP

Kurikulum 2013 melalui pelaksanaan supervisi akademik di SMA Negeri 2 Bireuen tahun pelajaran 2019/2020?

2) Bagaimanakah peningkatan aktivitas kepala sekolah dan guru dalam mengembangkan RPP Kurikulum 2013 melalui pelaksanaan supervisi akademik di SMA Negeri 2 Bireuen tahun pelajaran 2019/2020?

3) Bagaimanakah respon guru terhadap pelaksanaan supervisi akademik dalam mengembangkan RPP Kurikulum 2013 di SMA Negeri 2 Bireuen tahun pelajaran 2019/2020?

Ada beberapa manfaat yang diharapkan dari hasil pelaksanaan penelitian ini. Adapun manfaat tersebut antara lain adalah sebagai berikut: 1) Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kompetensi

atau kemampuan peneliti dalam melakukan kegiatan supervisi, khusunya supervisi akademik.

2) Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi atau kemampuan guru dalam mengembangkan RPP Kurikulum 2013 melalui pelaksanaan supervisi akademik.

3) Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan mutu sekolah khususnya SMA Negeri 2 Bireuen dalam melengkapi administrasi pembelajaran, sehingga akan berdampak pada prestasi belajar siswa.

(5)

23

B. Landasan Teoritis 1. Kompetensi Guru

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia disebutkan bahwa Kompetensi adalah kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan suatu hal. Pengertian dasar kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan.3 Berkaitan dengan pengertian kompetensi yang telah dikemukakan di atas, Hamzah B. Uno mengemukakan bahwa Kompetensi merupakan karakteristik yang menonjol bagi seseorang dan menjadi cara-cara berperilaku dan berfikir dalam segala situasi, dan berlangsung dalam periode waktu yang lama4. Dari pendapat tersebut dapat dipahami bahwa kompetensi menunjuk pada kinerja seseorang dalam suatu pekerjaan yang bisa dilihat dari pikiran, sikap, dan perilaku. Menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bahwa Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.5

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan seperangkat penguasaan kemampuan, ketrampilan, nilai, dan sikap yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai guru yang bersumber dari pendidikan, pelatihan, dan pengalamannya sehingga dapat menjalankan tugas mengajarnya secara profesional.

Lebih lanjut Suparlan menjelaskan bahwa Standar kompetensi guru adalah ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan perilaku perbuatan bagi seorang guru agar berkelayakan untuk menduduki jabatan fungsional sesuai dengan bidang tugas, kualifikasi dan jenjang pendidikan.6

3 Poerwadarminta. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia pustaka utama, 2009,

hal 225

4 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya : Analisis di Bidang Pendidikan, Jakarta:

Bumi Aksara, 2007, hal 45

5 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14. Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

Jakarta : Cemerlang

(6)

24

Dalam hubungannya dengan tenaga kependidikan, kompetensi merujuk pada perbuatan yang bersifat rasional dan memenuhi sertifikasi tertentu dalam melaksanakan tugas kependidikan. Tenaga kependidikan dalam hal ini adalah guru. Guru harus memilki kompetensi yang memadai agar dapat menjalankan tugas dengan baik.

Menurut Sahertian mengemukakan bahwa Kompetensi guru adalah kemampuan melakukan tugas mengajar dan mendidik yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan7. Selanjutnya menurut Suparlan berpendapat bahwa Kompetensi guru melakukan kombinasi kompleks dari pengetahuan, sikap, ketrampilan dan nilai-nilai yang ditujukkan guru dalam konteks kinerja yang diberikan kepadanya.

Berdasarkan uraian di atas kompetensi guru dapat diartikan sebagai kemampuan/kecakapan seorang guru berupa pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai-nilai yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan sehingga dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.

Kompetensi guru perlu ditingkatkan secara terprogram, berkelanjutan melalui berbagai sistem pembinaan profesi, sehingga dapat meningkatkan kemampuan guru tersebut. Hal tersebut berkaitan dengan peran strategis guru terutama dalam pembentukan watak siswa melalui pengembangan kepribadian di dalam proses pembelajaran di sekolah. Sesuai PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasioanal Pendidikan pasal 28 (3) menyatakan bahwa kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru sebagai agen pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai kompetensi yang dimilikinya.

7 Sahertian, Piet A. Konsep-Konsep dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka

(7)

25

2) Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

3) Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.

4) Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.8

2. Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang pernah diujicobakan pada tahun 2004. KBK atau (Competency Based Curriculum) dijadikan acuan dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan untuk mengembangkan berbagai ranah pendidikan (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan, khususnya pada jalur pendidikan sekolah9

Kurikukum yang baru diterapkan ini dilandasi dengan keprihatinan atas hilangnya akhlak mulia, rendahnya moral dan etika berbangsa, menguatnya radikalisme, dan melemahnya toleransi. Dan juga didorong oleh beberapa hasil studi Internasional tentang kemampuan peserta didik Indonesia dalam kancah internasional masih rendah, tertinggal dan terbelakang. Dalam kerangka inilah perlunya dilakukan perubahan dan pengembangan kurikulum dengan menerapkan kurikulum berbasis kompetensi dan karakter. Harapan dari adanya kurikulum baru tersebut adalah untuk menyiapkan generasi yang handal, inovatif dan berkarakter serta siap mengarungi tantangan di masa yang

8 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, No 19 Tahun 2005 Tentang Standar

Nasional Pendidikan

9 Mulyasa, E. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 2004,

(8)

26

akan datang. Namun semua itu juga tergantung oleh dukungan masyarakat dan khususnya pelaku pendidikan itu sendiri seperti guru, kepala sekolah, peserta didik, dan orang tua anak didik.

Dengan adanya pengembangan kurikulum 2013 ini diharapkan akan menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif, melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Dalam hal ini, pengembangan kurikulum difokuskan pada pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik, berupa paduan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya secara kontekstual.

Konsep kurikulum 2013 berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan aliran atau teori pendidikan yang dianutnya. Konsep kurikulum 2013 ini dinilai sudah pernah muncul dalam kurikulum yang dulu pernah digunakan. Ada tiga konsep tentang kurikulum 2013. Adapun ketiga konsep tersebut antara lain adalah sebagai berikut:10

1) Kurikulum Sebagai Substansi.

Kurikulum dipandang sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi murid-murid di sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai. Konsep ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan konsep kurikulum sebelumnya, namun dalam kurikulum 2013 ini lebih bertumpu kepada kualitas guru sebagai implementator di lapangan.

2) Kurikulum sebagai suatu sistem

Sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem persekolahan, sistem pendidikan, bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem kurikulum mencakup struktur personalia, dan prosedur kerja bagaimana cara menyusun suatu kurikulum adalah tersususnya suatu kurikulum, dan fungsi dari sistem kurikulum adalah bagaimana memelihara kurikulum agar tetap dinamis.

10Novaliza. 2013. Analisis Pengembangan Kurikulum 2013 (online)

(9)

27

Konsep ini juga dapat dipastikan mengalami perubahan dari konsep kurikulum yang sebelumnya, sebab wacana pergantian kurikulum dalam sistem pendidikan memang merupakan hal yang wajar, mengingat perkembangan alam manusia terus mengalami perubahan. Namun, dalam menentukan sistem yang baru diharapkan para pembuat kebijakan jangan asal main rubah saja, melainkan harus menentukan terlebih dahulu kerangka, konsep dasar maupun landasan filosofis yang mengaturnya.

3) Kurikulum sebagai suatu bidang studi

Ini merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum. Mereka yang mendalami bidang kurikulum, mempelajari konsep-konsep dasar tentang kurikulum. Melalui studi kepustakaan dan berbagai kegiatan penelitian dan percobaan, mereka menemukan hal-hal baru yang dapat memperkaya dan memperkuat bidang sudi kurikulum.

Titik berat kurikulum 2013 adalah bertujuan agar peserta didik atau siswa memiliki kemampuan yang lebih baik dalam melakukan:

1. Observasi

2. Bertanya (wawancara) 3. Bernalar, dan

4. Mempresentasikan apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran.

C. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Jenis yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) adalah penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti (umumnya juga praktisi) di sekolah untuk membuat peneliti lebih profesional terhadap pekerjaannya, memperbaiki

(10)

28

praktik-praktik kerja, dan melakukan inovasi sekolah serta mengembangkan ilmu pengetahuan terapan (professional knowledge).

Rancanan pelaksanaan penelitian tindakan sekolah terdiri berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Adapun rancangan pelaksanaan penelitian tindakan sekolah adalah sebagaimana dikemukakan oleh Sugiarti, yaitu planning (perencanaan), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi).11

2. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti dalam penelitian ini sangat diutamakan, karena dalam pelaksaan penelitian ini peneliti bertindak sebagai instrumen utama. Peneliti sebagai instrumen utama dimaksud disini adalah sebagai perencana, pelaksana tindakan. Selain itu peneliti dalam penelitian ini bertindak sebagai pengumpul data, penganalisi data, dan sekaligus pembuat laporan hasil penelitian ini yang telah dilakukan.

D. Data dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan dari penelitian ini adalah berupa hasil tes yang meliputi penilaian terhadap hasil kerja guru dalam mengembangkan RPP kurikum 2013, hasil observasi, dan hasil wawancara. Sedangkan yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah guru PNS di SMA Negeri 2 Bireuen tahun pelajaran 2019/2020 yang berjumlah yang berjumlah 8 orang.

3. Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa kegiatan yang peneliti lakukan dalam rangka pengumpulan data dalam penelitian ini. Adapun kegiatan-kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Penilaian hasil kerja guru

Penilaian terhadap hasil kerja guru dalam mengembangkan RPP kurikulum 2013 dalam penelitian dilakukan dalam 2 tahapan yaitu tahap awal dan tahap akhir. Penilaian pada tahap awal dilakukan sebelum pelaksanaan

11 Sugiarti, Titik. Penelitian Tindakan Sekolah. Makalah disampaikan pada Pelatihan

(11)

29

kegiatan supervisi akademik dilakukan yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan awal yang dimiliki oleh guru dalam mengembangkan RPP Kuriklum 2013. Sedangkan penilaian pada tahap akhir dilakukan setelah pelaksanaan kegiatan supervisi akademik dilakukan yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan guru dalam mengembangkan RPP Kuriklum 2013.

2. Observasi

Pelakasanaan observasi dilakukan oleh 2 orang yang merupakan mitra peneliti dalam pelaksanaan penelitian ini. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi observasi kegiatan peneliti dan kegiatan guru dengan menggunakan pedoman observasi yang telah disediakan.

3. Wawancara

Pelaksanaan wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan guru di SMA Negeri 2 Bireuen yang merupakan subjek penelitian dalam penelitian ini. Wawancara dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui respon guru terhadap pelaksanaan kegiatan sepervisi akademik yang telah dilakukan.

4. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil pekerjaan guru, observasi, wawancara di analisis dengan menggunakan analisis kualitatif yang terdiri dari (1) mereduksi data, (2) penyajian data, dan (3) menyimpulkan data.

5. Tahap-Tahap Penelitian

Ada beberapa tahap yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan penelitian ini. Adapun tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Kegiatan yang oleh penulis lakukan pada tahap perencanaan dalam penelitian ini adalah menyiapkan instrumen penelitian yang meliputi lembar kerja guru dalam mengembangkan kurikulum 2013, lembar observasi, serta format wawancara.

(12)

30 b. Pelaksanaan

Pelaksanaan supervisi akademik dalam penelitian ini dilakukan peneliti sendiri dan dibantu oleh 2 orang pengamat yang merupakan mitra peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian.

c. Observasi

Observasi yang dilaksanakan dalam penelitian meliputi observasi kegiatan peneliti dan observasi kegiatan guru. Dalam pelaksanaan observasi ini penulis dibantu oleh 2 orang pengamat. Kedua pengamat tersebut bertugas mengamati kegiatan sepervisi dengan menggunakan pedoman observasi yang telah disediakan.

d. Refleksi

Pelaksaan refleksi dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan tindakan sudah berhasil atau belum. Adapun kriteria keberhasilan yang digunakan dalam penelitian adalah jika hasil observasi telah mencapai skor ≥ 80%, sedangkan kriteria hasil adalah jika ≥ 80% dari jumlah guru memperoleh nilai sesuai dengan kriteria kerhasilan yang telah ditetapkan. Apabila kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan di atas tidak tercapai, maka peneliti akan melakukan pengulangan siklus sampai kriteria tersebut tercapai.

D. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian

Hasil Pelaksanaan Pratindakan

Kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan pratindakan dalam penelitian ini adalah memeriksa hasil kerja guru dalam mengembangkan RPP kurikulum 2013. Pemeriksanaan hasil kerja guru pada pelaksanaan pratindakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan awal yang dimiliki oleh guru SMA Negeri 2 Bireuen dalam mengembangkan RPP kurikulum 2013.

Berdasarkan pemeriksaan hasil kerja guru dalam mengembangkan RPP kurikulum 2013 di SMA Negeri 2 Bireuen pada pelaksanaan pratindakan dalam

(13)

31

penelitian ini, menunjukkan bahwa hanya 25% dari jumlah guru yang memperoleh nilai sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan, sedangkan 75% lainya memperoleh nilai dibawah kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan.

Hasil Pelaksanaan Siklus I

Hasil observasi yang dilakukan oleh 2 orang pengamat terhadap kegiatan peneliti (kepala sekolah) diperoleh persentase 71,15% dan hasil observasi terhadap kegiatan guru diperoleh persentase 69,22%, dengan demikian diperoleh persentase rata-rata hasil observasi terhadap kegiatan peneliti (kepala sekolah) dan guru pada pelaksanaan siklus I adalah 70,18%. Disamping itu ditinjau dari segi pemeriksaan hasil kerja guru dalam mengembangkan RPP kurikulum 2013 terlihat bahwa guru memperoleh nilai sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan sebanyak 62,5%, sedangkan guru memperoleh nilai dibawah kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan sebanyak 37,5%.

Adapun kriteria keberhasilan yang digunakan dalam penelitian adalah jika hasil observasi telah mencapai skor ≥ 80%, sedangkan kriteria hasil adalah jika ≥ 80% dari jumlah guru memperoleh nilai sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil pelaksanaan siklus I tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan siklus I belum berhasil dan masih perlu dilakukan pengulangan siklus.

Hasil Pelaksanaan Siklus II

Hasil observasi yang dilakukan oleh 2 orang pengamat terhadap kegiatan peneliti (kepala sekolah) diperoleh persentase 88,45% dan hasil observasi terhadap kegiatan guru diperoleh persentase 85,57%, dengan demikian diperoleh persentase rata-rata hasil observasi terhadap kegiatan peneliti (kepala sekolah) dan guru pada pelaksanaan siklus II adalah 87,01%. Disamping itu ditinjau dari segi pemeriksaan hasil kerja guru dalam mengembangkan RPP kurikulum 2013 terlihat bahwa guru memperoleh nilai sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan sebanyak 87,5%,

(14)

32

sedangkan guru memperoleh nilai dibawah kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan sebanyak 12,5%.

Kriteria keberhasilan yang digunakan dalam penelitian adalah jika hasil observasi telah mencapai skor ≥ 80%, sedangkan kriteria hasil adalah jika ≥ 80% dari jumlah guru memperoleh nilai sesuai dengan kriteria kerhasilan yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil pelaksanaan siklus II tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan sudah berhasil sehingga tidak perlu lagi dilakukan pengulangan siklus.

Hasil Wawancara

Untuk mengetahui respon guru SMA Negeri 2 Bireuen terhadap pelaksanaan kegiatan supervisi akademik dalam mengembangkan RPP Kurikulum 2013, maka peneliti melakukan wawancara. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti laksanakan menunjukkan bahwa guru SMA Negeri 2 Bireuen menyukai pelaksanaan kegiatan supervisi akademik yang dilakukan. Karena menurut mereka pelaksanaan kegiatan supervisi akademik dapat memudahkan mereka dalam mengembangkan RPP Kurikulum 2013.

2. Pembahasan

Berdasarkan uraian yang telah peneliti kemukakan di atas berkaitan dengan hasil pelaksanaan tindakan mulai pemeriksaaan hasil kerja guru, hasil observasi, dan hasil wawancara terhadap responden penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan kegiatan supervisi akademik dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan RPP Kurikulum, aktivitas peneliti dan guru, serta mendapat respon yang positif dari guru SMA Negeri 2 Bireuen. Hal ini terlihat dari pemeriksanaan hasil kerja guru, observasi yang dilakukan oleh 2 orang pengamat, serta hasil wawancara dengan guru.

Berdasarkan pemeriksanaan hasil kerja guru yang peneliti lakukan menunjukkan bahwa pelaksanaan supervisi akademik dapat meningkatkan kompetensi/kemampuan guru dalam mengembangkan RPP Kurikulum. Hal ini terlihat dari persentase keberhasilan hasil kerja guru, dimana pada pelaksanaan kegiatan pratindakan diperoleh persentase sebanyak 25%

(15)

33

meningkat menjadi 62,5% pada pelaksanaan siklus I, kemudian meningkat lagi menjadi 87,5% pada pelaksanaan siklus II.

Kemudian berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh 2 orang pengamat yang merupakan mitra peneliti selama melaksanakan kegiatan penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan supervisi akademik dapat meningkatkan aktivitas peneliti dan guru dalam mengembangkan RPP Kurikulum 2013. Hasil observasi yang dilakukan oleh 2 orang pengamat pada pelaksanaan siklus I terhadap kegiatan peneliti (kepala sekola) diperoleh persentase 71,15% dan hasil observasi terhadap kegiatan guru diperoleh persentase 69,22%, dengan demikian diperoleh persentase rata-rata hasil observasi terhadap kegiatan peneliti (kepala sekolah) dan guru pada pelaksanaan siklus I adalah 70,18%. Sedangkan hasil observasi yang dilakukan oleh 2 orang pengamat pada pelaksanaan siklus II terhadap kegiatan peneliti (kepala sekolah) diperoleh persentase 88,45% dan hasil observasi terhadap kegiatan guru diperoleh persentase 85,57%, dengan demikian diperoleh persentase rata-rata hasil observasi terhadap kegiatan peneliti (kepala sekolah) dan guru pada pelaksanaan siklus II adalah 87,01%

Sementara itu ditinjau dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan responden penelitian menunjukkan bahwa respon guru SMA Negeri 2 Bireuen terhadap pelaksanaan supervisi akademik sangat positif. Hal ini terlihat dari hasil pelaksanaan wawancara yang peneliti lakukan. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan diperoleh informasi bahwa guru SMA Negeri 2 Bireuen menyukai pelaksanaan kegiatan supervisi akademik yang dilakukan. Karena menurut mereka pelaksanaan kegiatan supervisi akademik dapat memudahkan mereka dalam mengembangkan RPP Kurikulum 2013.

Dengan demikian pelaksanaan supervisi akademik merupakan sebuah teknik sepervisi yang dapat digunakan oleh kepala sekolah dalam rangka meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan RPP Kurikulum 2013. Hal ini terbukti dari hasil pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan di SMA Negeri 2 Bireuen tahun pelajaran 2019/2020.

(16)

34 E. Penutup

1. Kesimpulan

a) Kompetensi guru dalam mengembangkan RPP Kurikulum 2013 dapat ditingkatkan melalui pelaksanaan supervisi akademik di SMA Negeri 2 Bireuen tahun pelajaran 2019/2020. Hal ini terlihat dari persentase keberhasilan hasil kerja guru, dimana pada pelaksanaan kegiatan pratindakan diperoleh persentase sebanyak 25% meningkat menjadi 62,5% pada pelaksanaan siklus I, kemudian meningkat lagi menjadi 87,5% pada pelaksanaan siklus II.

b) Aktivitas kepala sekolah dan guru dalam mengembangkan RPP Kurikulum 2013 dapat ditingkatkan melalui pelaksanaan supervisi akademik di SMA Negeri 2 Bireuen tahun pelajaran 2019/2020. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi yang dilakukan oleh 2 orang pengamat yang merupakan mitra peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian. Hasil observasi pada pelaksanaan siklus I diperoleh persentase rata-rata 70,18% dan pada pelaksanaan siklus II diperoleh persentase rata-rata 87,01%.

c) Respon guru terhadap pelaksanaan supervisi akademik dalam mengembangkan RPP Kurikulum 2013 di SMA Negeri 2 Bireuen Tahun pelajaran 2019/2020 sangat positif. Hal ini terlihat dari hasil pelaksanaan wawancara yang peneliti lakukan. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan diperoleh informasi bahwa guru SMA Negeri 2 Bireuen menyukai pelaksanaan kegiatan supervisi akademik yang dilakukan. Karena menurut mereka pelaksanaan kegiatan supervisi akademik dapat memudahkan mereka dalam mengembangkan RPP Kurikulum 2013

2. Saran

a) Hasil pelaksanaan penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi/ kemampuan guru dalam mengembangkan RPP Kurikulum 2013 dapat ditingkatkan melalui pelaksanaan supervisi akademik di SMA Negeri 2

(17)

35

Bireuen tahun pelajaran 2019/2020. Oleh karena itu peneliti menyarankan kepada pengawas dan kepala sekolah agar dapat menggunakan teknki supervisi akademik dalam mengembangkan RPP Kurikulum 2013.

b) Pelaksanaan supervisi akademik membutuhkan waktu yang agak relatif lama, oleh sebab itu kepada pengawas dan kepala sekolah yang ingin menggunakan teknik supervisi ini diharapkan dapat memanfaatkan waktu dengan seefisien mungkin.

c) Dengan adanya beberapa keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian ini, maka peneliti menyarankan agar ada peneliti lain yang melakukan penelitian sejenis pada jenjang pendidikan yang berbeda.

(18)

36

DAFTAR PUSTAKA

Hamzah B. Uno. 2007, Teori Motivasi dan Pengukurannya : Analisis di Bidang Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyasa, E. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: Remaja Rosdakarya Offset

Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya

Novaliza. 2013. Analisis Pengembangan Kurikulum 2013 (online)

http://novalia28.blogspot.co.id/2013/10/analisis-pengembangan-kurikulum-2013.html

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, No 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru

Pidarta, Made, 2009. Supervisi Pendidikan Kontekstual, Jakarta: Rineka Cipta Poerwadarminta. 2009. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia pustaka

utama

Prasojo, L.D., & Sudiyono. 2011. Supervisi Pendidikan. Yogyakarta: Gava Media Subana M, Sudrajat. 2006. Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, Bandung : Pustaka Setia Sudjana, Nana. 2012. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung : Rosda

Karya

Sugiarti, Titik. 2007. Penelitian Tindakan Sekolah. Makalah disampaikan pada Pelatihan Peningkatan Kualifikasi Guru S1 PGSD. Universitas Jember Suparlan. 2006. Guru Sebagai Profesi, Yogyakarta : Hikayat

Sahertian, Piet A. 2000. Konsep-Konsep dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

(19)

37

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14. Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Jakarta : Cemerlang

Referensi

Dokumen terkait

1) Orang miskin adalah orang yang mempunyai sebagian harta untuk menutupi kebutuhannya, sedangkan fakir adalah orang yang tidak mempunyai sesuatu. 2) Kelompok fuqarâ

Kegiatan belajar mengajar tentunya juga seorang guru harus memberikan materi-materi yang sesuai dengan kurikulum yang sedang berjalan oleh karena itu guru harus selalu

(Ageratum conyzoides L).Pada penelitian ini dilakukan ekstrak daun siamih (Ageratum conyzoides L) sebagai antioksidan pada tubuh manusia, dengan menggunakan pengujian fitokimia

Tidak adanya Kejadian Nyaris Cidera (KNC) dalam Pemberian Obat oleh perawat Angka kejadian pasien, penunggu pasien dan karyawan jatuh di pelayanan rumah

Jaman dulu sistem pengapian menggunakan sistem konfensional yaitu platina, seiring berjalannya waktu sistem ini mulai tidak di jaman sekarang , pada pengguna motor baru

“Saya melihat Berkurangnya tanah Hutan Larangan Adat kenagarian Rumbio Ini adalah unsur Batas luas tanah yang tidak jelas dari dulunya, dan samapai sekarang

menentukan menyunting informasi iklan, slogan, dan poster sesuai bahasa yang baik dan benar.. Pertemuan Kedua

Hasil pengamatan dan hasil analisis pengaruh interaksi antara konsentrasi pupuk pelengkap cair (PPC) terhadap pertumbuhan dan hasil beberapa genotip krisan hasil