• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM INFORMASI AKUNTANSI"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

1 1

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

 Pengertian Sistem

Sistem adalah serangkaian dua atau lebih komponen yang saling terkait dan berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan (Romney,2015 :2).

Sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungan satu dengan yang lainnya, sehingga dengan ada sistem dan prosedur tersebut tujuan perusahaan dapat tercapai (Mulyadi, 2008).

Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Jogiyanto, 2005).

 Pengertian Informasi

Informasi adalah data yang telah dikelola dan diproses untuk memberikan arti dan memperbaiki proses pengambilan keputusan (Romney dan Steinbart , 2015:4).

Informasi adalah data yang diproses dan pemakai melakukan suatu tindakan yang dapat ia lakukan atau tidak dilakukan (Hall,2010:14).

 Pengertian Akuntansi

Menurut American Institute of Certified Public Accounting mendefinisikan akuntansi sebagai seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter transaksi dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya (Lubis,2009:43).

Menurut Accounting Principle Board mendefinisikan akuntansi sebagai suatu kegiatan jasa yang fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif umumnya dalam ukuran uang mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi sebagai dasar memilih alternatif.

 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Krismiaji (2015:5) sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk

(2)

2 2

merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis. Untuk dapat mengasilkan informasi yang diperlukan oleh para pembuat keputusan, system informasi akuntansi harus melaksanakan tugas-tugas sebagai berikut:

1. Mengumpulkan transaksi dan data lain dan memasukkanya ke dalam system 2. Memproses datatransaksi

3. Menyimpan data untuk keperluan dimasamendatang

4. Menghasilkan informasi yang diperlukan dengan memproduksi laporan, atau memungkinkan para pemakai untuk melihat sendiri data yang tersimpan di komputer

5. Mengendalikan seluruh proses sedemikin rupa sehingga informasi yang dihasilkan akurat dan dapatdipercaya.

 Prosedur menurut Mulyadi (2016:4)

Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang didalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

(3)

3 3

KONSEP SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT

Sistem akuntansi penjualan kredit menurut Mulyadi (2014:210) yaitu penjualan kredit dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai piutang kepada pembeli tersebut.

Jaringan prosedur yang membentuk sebuah sistem akuntansi penjualan kredit : 1. Prosedur order penjualan

2. Prosedur persetujuan kredit 3. Prosedur pengiriman barang 4. Prosedur penagihan

5. Prosedur pencatatan penjualan

Fungsi yang terkait dalam sistem penjualan kredit : 1. Fungsi Penjualan

Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima order dari pelanggan, meminta otorisasi kredit serta mengisi surat order pengiriman.

2. Fungsi Kredit

Fungsi ini bertanggung jawab meneliti status kredit pelanggan dan memberikan otorisasi pemberian kredit kepada pelanggan.

3. Fungsi Gudang

Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyimpan dan menyiapkan barang yang dipesan oleh pelanggan, serta menyerahkan barang ke fungsi pengiriman.

4. Fungsi Pengiriman

Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang kepada pelanggan. 5. Fungsi Penagihan

Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat dan mengirimkan faktur penjualan kepada pelanggan.

6. Fungsi akuntansi.

Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat piutang yang timbul dari transaksi penjualan kredit dan membuat laporan penjualan.

(4)

4 4

Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penjualan kredit : 1. Purchase Order (PO)

Dokumen yang diberikan oleh pelanggan dan diterima oleh bagian order penjualan saat proses penerimaan order dari pelanggan.

2. Surat Order Pengiriman (SOP)

Dokumen ini yang memberikan perintah kepada fungsi pengiriman untuk mengirimkan jenis barang dan jumlah barang yang dipesan pelanggan.

3. Surat Pengeluaran Barang (SPB)

Dokumen ini merupakan bukti pengeluaran barang yang dikeluarkan oleh fungsi gudang. 4. Surat Jalan (SJ)

Dokumen yang berisi rincian barang yang akan diterima oleh pelanggan. 5. Faktur Penjualan (FP)

Dokumen yang digunakan sebagai dasar untuk mencatat timbulnya piutang. 6. Laporan Penjualan Kredit (LPK)

Dokumen ini dibuat oleh fungsi akuntansi atas penjualan yang telah dilakukan. Catatan akuntansi yang akan digunakan dalam sistem penjualan kredit :

1. Jurnal Penjualan

Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat transaksi penjualan yang telah dilakukan.

2. Kartu Persediaan

Catatan akuntansi ini berisi rincian mutasi setiap jenis persediaan. 3. Kartu Gudang

Catatan ini diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat mutasi dan persediaan fisik barang yang disimpan di gudang.

4. Kartu Piutang

(5)

5 5

Flowchart adalah teknik dokumentasi yang digunakan untuk menggambarkan kegiatan yang terjadi di dalam sistem. Penggunaan flowchart lebih bermanfaat dibandingkan dengan uraian tertulis dalam menggambarkan suatu sistem.

Simbol-Simbol Flowchart Manual

(6)

6 6

(7)

7 7

(8)

8 8

(9)

9 9

(10)

1 0 10

(11)

1 1 11

KASUS 1

KONSEP SISTEM INFORMASI

AKUNTANSI

(12)

1 2 12

KASUS I

SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT

PT SEIN ELEKTRONIK yang terletak di Jakarta merupakan usaha yang bergerak di bidang elektronik. Dalam kegiatan usahanya, perusahaan ini menggunakan sistem penjualan kredit. Prosedur – prosedur yang terjadi dalam sistem penjualan kredit pada PT SEIN ELEKTRONIK adalah sebagai berikut :

BAGIAN ORDER PENJUALAN

Sistem akuntansi penjualan kredit dimulai dari Bagian Order Penjualan menerima order dari pelanggan. Kemudian membuat Surat Order Pengiriman (SOP) sebanyak 3 lembar. PO diarsip tetap berdasarkan tanggal. SOP 1, SOP 2, dan SOP 3 diserahkan ke bagian kredit. Bagian order penjualan menerima SOP 2 oto dari bagian gudang. Kemudian melakukan konfirmasi persetujuan kredit ke pelanggan via telepon. SOP 2 oto diarsip tetap berdasarkan tanggal.

BAGIAN KREDIT

Bagian kredit menerima SOP 1, SOP 2 dan SOP 3 dari bagian order penjualan. Selanjutnya memeriksa status kredit pelanggan. Kemudian mengotorisasi SOP dengan membubuhkan tanda tangan. SOP 1 oto diarsip tetap berdasarkan tanggal. SOP oto 2 dan SOP oto 3 dikirim ke bagian gudang.

BAGIAN GUDANG

Bagian gudang mengeluarkan Kartu Gudang (KG) dan menerima SOP 2 oto dan SOP 3 oto dari bagian kredit. Kemudian mencocokkan SOP 2 oto dan SOP 3 oto dengan KG. Jika tidak cocok, maka SOP 2 oto dan SOP 3 oto dikembalikan ke bagian kredit. Jika cocok, maka dilanjutkan ke kegiatan selanjutnya yaitu menyiapkan barang. Kemudian membuat Surat Pengeluaran Barang (SPB) sebanyak 2 lembar. SOP 2 oto dikirim ke bagian order penjualan. SOP 3 oto dan SPB 1 bersama barang dikirim ke bagian pengiriman. SPB 2 diarsip tetap berdasarkan tanggal dan dicatat kedalam Kartu Gudang.

(13)

1 3 13

BAGIAN PENGIRIMAN

Bagian pengiriman menerima barang beserta SOP 3 oto dan SPB 1 dari bagian gudang. Kemudian membuat Surat Jalan (SJ) sebanyak 3 lembar. SPB 1 dan SJ 2 diarsip tetap berdasarkan tanggal. SJ 1 diarsip sementara berdasarkan tanggal. SJ 3 dan SOP 3 oto dikirim ke bagian penagihan.

Bagian pengiriman menerima FP 1 dari bagian penagihan. Kemudian mencocokkan FP 1 dan SJ 1. Jika tidak cocok, FP 1 dikembalikan ke bagian penagihan. Jika cocok, FP 1 dan SJ 1 bersama barang dikirim ke pelanggan.

BAGIAN PENAGIHAN

Bagian penagihan menerima SJ 3 dan SOP 3 oto dari bagian pengiriman. Kemudian membuat Faktur Penjualan (FP) sebanyak 3 lembar. FP 1 dikirim ke bagian pengiriman. FP 2 diarsip tetap berdasarkan tanggal. FP 3, SOP 3 oto dan SJ 3 dikirim ke bagian akuntansi. BAGIAN AKUNTANSI

Bagian akuntansi menerima FP 3, SOP 3 oto dan SJ 3 dari bagian penagihan. Kemudian membuat Jurnal Penjualan (JP). Kemudian membuat LPK sebanyak 1 lembar. Setelah itu, FP 3, SOP 3 oto dan SJ 3 diarsip tetap berdasarkan tanggal. Laporan Penjualan Kredit (LPK) diserahkan ke Pimpinan. Jurnal Penjualan dicatat ke dalam Kartu Piutang dan Kartu Persediaan.

(14)

1 4 14

KASUS I

SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT TERKOMPUTERISASI

PT SEIN ELEKTRONIK yang terletak di jakarta merupakan usaha yang bergerak di bidang elektronik. Dalam kegiatan usahanya, perusahaan ini menggunakan sistem penjualan kredit. Prosedur – prosedur yang terjadi dalam sistem penjualan kredit pada PT SEIN ELEKTRONIK adalah sebagai berikut :

BAGIAN ORDER PENJUALAN

Sistem akuntansi penjualan kredit dimulai dari Bagian Order Penjualan menerima order dari pelanggan. Kemudian membuat Surat Order Pengiriman (SOP). Lalu mencetak SOP sebanyak 3 Lembar. PO diarsip berdasarkan tanggal. SOP 1, SOP 2 dan SOP 3 diserahkan ke bagian kredit.

Bagian order penjualan menerima SOP 2 oto dari bagian gudang. Kemudian melakukan konfirmasi persetujuan kredit ke pelanggan via telepon. SOP 2 oto diarsip berdasarkan tanggal.

BAGIAN KREDIT

Bagian kredit menerima SOP 1, SOP 2 dan SOP 3 dari bagian order penjualan. Lalu membuka database pelanggan dan menampilkan database pelanggan pada layar monitor pc. Kemudian memeriksa status kredit pelanggan. Selanjutnya mengotorisasi SOP dengan membubuhkan tanda tangan. SOP 1 oto diarsip berdasarkan tanggal. SOP 2 oto dan SOP 3 oto dikirim ke bagian gudang.

BAGIAN GUDANG

Bagian gudang mengeluarkan Kartu Gudang (KG) dan menerima SOP 2 oto dan SOP 3 oto dari bagian kredit. Kemudian mencocokkan SOP 2 oto dan SOP 3 oto dengan Kartu Gudang. Jika tidak cocok, maka SOP 2 oto dan SOP 3 oto dikembalikan ke bagian kredit. Jika cocok, maka dilanjutkan ke kegiatan selanjutnya yaitu menyiapkan barang. Kemudian membuka database barang. Setelah itu melakukan entry pada database barang. Lalu menampilkan database barang pada layar monitor pc. Selanjutnya membuat Surat Pengeluaran Barang (SPB). Lalu mencetak SPB sebanyak 2 lembar. SOP 2 oto dikirim ke

(15)

1 5 15

bagian order penjualan. SOP 3 oto dan SPB 1 bersama barang dikirim ke bagian pengiriman. SPB 2 diarsip berdasarkan tanggal dan dicatat kedalam Kartu Gudang (KG).

BAGIAN PENGIRIMAN

Bagian pengiriman menerima barang beserta SOP 3 oto dan SPB 1 dari Bagian Gudang. Kemudian membuat Surat Jalan (SJ). Lalu mencetak SJ sebanyak 3 lembar. SJ 1, SPB 1 dan SJ 2 diarsip berdasarkan tanggal. SJ 3 dan SOP 3 oto dikirim ke bagian penagihan. Bagian pengiriman menerima FP 1 dari bagian penagihan. Kemudian mencocokkan FP 1 dan SJ 1. Jika tidak cocok, FP 1 dikembalikan ke bagian penagihan. Jika cocok, FP 1 dan SJ 1 bersama barang dikirim ke pelanggan.

BAGIAN PENAGIHAN

Bagian penagihan menerima SJ 3 dan SOP 3 oto dari bagian pengiriman. Selanjutnya membuka database tagihan. Kemudian melakukan entry data tagihan. Lalu menampilkan database tagihan pada layar monitor pc. Lalu membuat Faktur Penjualan (FP). Selanjutnya mencetak FP sebanyak 3 lembar. FP 1 dikirim ke bagian pengiriman. FP 2 diarsip berdasarkan tanggal. FP 3, SJ 3 dan SOP 3 oto dikirim ke bagian akuntansi.

BAGIAN AKUNTANSI

Bagian akuntansi menerima FP 3, SJ 3 dan SOP 3 oto dari bagian penagihan. Kemudian membuat Jurnal Penjualan (JP). Lalu membuat Laporan Penjualan Kredit (LPK). Selanjutnya mencetak LPK sebanyak 1 lembar. FP 3, SJ 3, SOP 3 oto diarsip berdasarkan tanggal. Laporan Penjualan Kredit (LPK) diserahkan ke Pimpinan. Jurnal Penjualan dicatat ke dalam Kartu Piutang dan Kartu Persediaan.

(16)

1 6 16

DFD (Data Flow Diagram) adalah diagram aliran data untuk memisahkan secara jelas proses logis dalam analisis sistem dari proses fisik perancangan sistem.

Menurut Romney Data flow diagram atau yang disingkat dengan DFD adalah “cara menampilkan sistem dalam bentuk grafik, melalui media berbentuk simbol yang mengilustrasikan bagaimana data bisa mengalir lewat proses yang saling berhubungan dalam suatu sistem”. (Romney,2006).

Ada 3 jenis diagram dalam DFD, yaitu :

1. Diagram Konteks : Diagram yang menjelaskan gambaran umum/garis besar dalam suatu sistem.

2. Diagram Nol : Diagram yang menggambarkan proses dalam keseluruhan yang ada dalam Diagram Konteks.

3. Diagram Level : Diagram yang menggambarkan proses dalam keseluruhan yang ada dalam Diagram Nol.

Simbol-Simbol dalam DFD

Simbol Nama Simbol Shape Keterangan

Entity (External

Entity 1)

Miscellaneous

Orang atau organisasi yang mengirim data ke atau menerima data dari sistem yang mewakili terminal.

Proses (Devided Process 2)

Miscellaneous Menggambarkan pemrosesan data dalam sistem.

(17)

1 7 17 Arus Data Line/ Connector Tool

Menggambarkan arah arus data dalam sistem.

Data Store

Data Flow Diagram

Shapes

Tempat untuk menyimpan dan mengambil data dalam sistem.

(18)

1 8 18

KASUS 1

DFD SISTEM PENJUALAN KREDIT

Sistem Penjualan Kredit pada PT SEIN ELEKTRONIK diawali dari pelanggan memberikan purchase order (PO) kepada sistem. Lalu sistem memberikan Surat Jalan (SJ) dan Faktur Penjualan (FP) kepada pelanggan. Kemudian sistem memberikan Laporan Penjualan Kredit (LPK) kepada Pimpinan.

Dalam sistem Penjualan Kredit terdapat 6 proses, yaitu membuat Surat Order Pengiriman (SOP), otorisasi Surat Order Pengiriman (SOP oto), membuat Surat Pengeluaran Barang (SPB), membuat Surat Jalan (SJ), membuat Faktur Penjualan (FP), serta membuat Pencatatan Akuntansi. Dalam proses membuat Pencatatan Akuntansi terdapat proses lanjutan yaitu membuat Jurnal Penjualan (JP) dan membuat Laporan Penjualan Kredit (LPK).

Dalam proses membuat Surat Order Pengiriman (SOP) sistem menerima Purchase Order (PO) dari pelanggan. Lalu sistem menghasilan Surat Order Pengiriman (SOP) yang kemudian diserahkan ke proses selanjutnya yaitu proses otorisasi Surat Order Pengiriman (SOP oto).

Dalam proses otorisasi Surat Order Pengiriman (SOP oto) sistem menerima Surat Order Pengiriman (SOP) dari proses sebelumnya yaitu proses membuat Surat Order Pengiriman. Dalam mengotorisasi Surat Order Pengiriman (SOP) sistem membutuhkan DATA PELANGGAN untuk melakukan input data pelanggan. Lalu sistem menghasilkan Surat Order Pengiriman otorisasi (SOP oto) yang kemudian diserahkan ke proses selanjutnya yaitu proses membuat Surat Pengeluaran Barang (SPB).

Dalam proses membuat Surat Pengeluaran Barang (SPB), sistem menerima Surat Order Pengiriman otorisasi (SOP oto) dari proses sebelumnya. Dalam membuat Surat Pengeluaran Barang (SPB) sistem membutuhkan DATA BARANG untuk melakukan input dan update data barang. Lalu sistem menyerahkan Surat Order Pengiriman otorisasi (SOP oto) yang diterima dari proses sebelumnya kepada proses membuat Surat Order Penjualan (SOP). Selanjutnya sistem menghasilkan Surat Pengeluaran Barang (SPB) dan Surat Order

(19)

1 9 19

Pengiriman otorisasi (SOP oto) yang dikirim ke proses selanjutnya yaitu proses membuat Surat Jalan (SJ).

Dalam proses membuat Surat Jalan (SJ), sistem menerima Surat Pengeluaran Barang (SPB) serta Surat Order Pengiriman otorisasi (SOP oto) dari proses sebelumnya. Dalam proses membuat Surat Jalan (SJ), sistem menghasilkan Surat Jalan (SJ) bersama dengan Surat Order Pengiriman otorisasi (SOP oto) yang kemudian diserahkan ke proses selanjutnya yaitu proses membuat Faktur Penjualan (FP).

Dalam proses membuat Faktur Penjualan (FP), sistem menerima Surat Jalan (SJ) bersama dengan Surat Order Pengiriman otorisasi (SOP oto) dari proses sebelumnya. Dalam pembuatan Faktur Penjualan (FP) sistem membutuhkan DATA TAGIHAN untuk melakukan input dan update data tagihan. Kemudian sistem menghasilkan Faktur Penjualan (FP) yang kemudian diserahkan ke proses membuat Surat Jalan (SJ). Lalu sistem menyerahkan Faktur Penjualan (FP) bersama dengan Surat Jalan (SJ) dan Surat Order Pengiriman otorisasi (SOP oto) yang diterima dari proses sebelumnya ke proses selanjutnya yaitu proses Pencatatan Akuntansi.

Dalam proses membuat Surat Jalan (SJ), sistem menerima Faktur Penjualan (FP) dari proses membuat Faktur Penjualan (FP). Kemudian sistem mengirim Surat Jalan (SJ) dan Faktur Penjualan (FP) kepada pelanggan.

Dalam Proses Pencatatan Akuntansi, sistem menerima Faktur Penjualan (FP), Surat Jalan (SJ) dan Surat Order Pengiriman otorisasi (SOP oto) dari proses sebelumnya. Dalam proses ini sistem menghasilkan Laporan Penjualan Kredit yang kemudian diserahkan kepada Pimpinan.

Dalam proses Pencatatan Akuntansi terdapat proses lanjutan yaitu membuat Jurnal Penjualan (JP) dan membuat Laporan Penjualan Kredit (LPK). Pada kegiatan membuat Jurnal Penjualan (JP), sistem menerima Faktur Penjualan (FP), Surat Jalan (SJ) dan Surat Order Pengiriman otorisasi (SOP oto) dari proses sebelumnya. Selanjutnya sistem menghasilkan Jurnal Penjualan (JP) yang kemudian diserahkan pada kegiatan selanjutnya yaitu membuat Laporan Penjualan Kredit (LPK). Pada kegiatan membuat Laporan Penjualan Kredit (LPK)

(20)

2 0 20

sistem menerima Jurnal Penjualan (JP) dari kegiatan sebelumnya. Selanjutnya sistem menghasilkan Laporan Penjualan Kredit (LPK) yang kemudian diserahkan kepada pimpinan.

(21)

2 1 21

Basis data dapat didefinisikan sebagai himpunan kelompok data yang saling berhubungan yang diorganisasikan sedimikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah. (Priyanto Hidayatullah dan Jauhari Khairul Kawistara, 2015 : 147). Prinsip utamanya adalah pengaturan data dan tujuan utamanya adalah kemudahan dan kecepatan dalam pengambilan kembali data.

Sebelum kita membuat basis data, terlebih dahulu dilakukan perancangan. Tujuan perancangan basis data adalah mendapatkan skema basis data yang meminimalisasi terjadinya redudansi data. Metode perancangan yang digunakan berbasis pada model basis data relasional. Pada basis data relasional, data diatur melalui pembuatan tabel-tabel dan terdapat keterkaitan antara tabel yang satu dengan tabel yang lainnya (relasi).

Entity Relationship Diagram (ERD) adalah suatu teknik pemodelan yang sering digunakan untuk merancang basis data relasional. (Priyanto Hidayatullah dan Jauhari Khairul Kawistara, 2015 : 148).

 Simbol-simbol Entity Relationship Diagram

Nama Simbol Keterangan

Entity (Entitas)

Segalasesuatu yang informasinya Ingin dikumpulkan dan disimpan

Dalam organisasi. Entitas menggunakan huruf kapital.

Attribute (Atribut)

Suatui nformasi yang melengkapi Suatu entitas serta hubungan antar

entitas.

(22)

2 2 22

Relation (Hubungan)

Suatu hubungan yang terjadi antara satu entitas atau lebih.

(Priyanto Hidayatullah dan Jauhari Khairul Kawistara, 2015) Tahapan Membuat ERD

1. Mengidentifikasi dan menetapkan seluruh himpunan entitas yang akan terlibat. Entitas merupakan sebuah informasi yang dikumpulkan dari suatu sistem database yang didesain untuk membuat suatu tabel. Entitas dapat digambarkan dengan simbol persegi panjang seperti yang terdapat pada tabel.

2. Menentukan atribut-atribut key dari masing-masing entitas.

Atribut key adalah atribut yang menjadi identifier (pembeda/identitas) dalam suatu entitas.

3. Mengidentifikasi dan menetapkan himpunan relasi diantara himpunan entitas. Himpunan relasi merupakan informasi yang menghubungkan antar entitas. Himpunan relasi digambarkan dengan simbol relation (wajik) seperti pada table.

4. Menentukan derajat/kardinalitas relasi untuk setiap himpunan relasi.

Kardinalitas menunjukkan bagaimana perumpamaan dalam suatu entitas dapat menunjukkan berapa banyak transaksi yang dapat dihubungkan kesetiap individu dan sebaliknya.

Tiga jenis kardinalitas hubungan antar entitas dalam pembuatan ERD:

 Hubungan satu – ke – satu (One to One) (1:1), ini terjadi saat kardinalitas maksimum untuk setiap entitas adalah satu (1).

 Hubungan satu – ke - banyak (One to Many) (1:N), ini terjadi saat hubungan kardinalitas maksimum dari suatu entitas adalah satu dan hubungan kardinalitas maksimum entitas lainnya adalah lebih dari satu (N).

 Hubungan banyak – ke – banyak (Many To Many) (N:N), ini terjadi saat hubungan kardinalitas maksimum kedua entitas adalah lebih dari satu (N).

(23)

2 3 23

5. Melengkapi entitas dan relasi dengan atribut-atribut deskriptif (non key)

Langkah terakhir adalah menentukan atribut yang akan melengkapi informasi dari suatu entitas yang ingin disimpan. Atribut di simbolkan dengan bentuk oval yang dapat dilihat pada tabel (Priyanto Hidayatullah dan Jauhari Khairul Kawistara, 2015 : 153-154).

(24)

2 4 24

KASUS 1

SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT

DESKRIPSI KEGIATAN

Sistem penjualan kredit PT SEIN ELEKTRONIK diawali dari penerimaan order dari customer oleh fungsi penjualan. Lalu fungsi penjualan meminta persetujuan penjualan kredit kepada pembeli dari fungsi kredit. Fungsi pengiriman mengirimkan barang kepada pembeli sesuai dengan informasi dalam surat order pengiriman. Fungsi penagihan membuat faktur penjualan dan mengirimkannya kepada pembeli. Fungsi akuntansi mencatat tembusan faktur penjualan ke dalam kartu piutang.

Perusahaan akan merancang database dengan model diagram hubungan entitas (ERD). Langkah pertama, menetapkan seluruh himpunan entitas yang akan terlibat yaitu dengan menyusun 4 entitas customer, entitas pegawai, entitas penjualan kredit, dan entitas tagihan. Langkah kedua, menentukan atribut key dari masing-masing entitas seperti pada tabel dibawah ini:

Entitas Atribut

Customer Id_Customer Pegawai Id_Pegawai Penjualan Kredit No_Faktur

Tagihan No_Invoice

Langkah ketiga, mengidentifikasi dan menetapkan himpunan relasi diantara himpunan entitas yaitu dengan menyusun 4 entitas yaitu entitas yang memiliki 3 relasi yaitu menghubungi, melakukan,dan menghasilkan. Setelah itu, menentukan derajat/kardinalitas untuk setiap himpunan relasi dimana entitas customer dan entitas pegawai memiliki relasi menghubungi dengan kardinalitas one to one, entitas pegawai dan entitas penjualan kredit memiliki relasi melakukan dengan kardinalitas many to many, entitas penjualan kredit dan entitas tagihan memiliki relasi menghasilkan dengan kardinalitas many to many.

(25)

2 5 25

Langkah yang terakhir adalah melengkapi entitas dan relasi dengan atribut-atribut deskriptif (non key) seperti pada table dibawah ini:

Entitas/Relasi Atribut Customer Id_Customer Alamat_Customer Nama_customer No_Telp Pegawai Id_Pegawai Divisi Nama_Pegawai No_Telp Id_Customer Penjualan Kredit No_Faktur Nama_Barang Nama_Customer Harga_Barang Tagihan No_Invoice Jumlah_Tagihan Tanggal_Tagihan Melakukan Id_Pegawai No_Faktur Menghasilkan No_Faktur No_Invoice

Dari deskripsi diatas, perusahaan dapat membuat database sistem informasi pengendalian produksi dengan atribut sebagai berikut:

Berikut adalah struktur daftar table

Keterangan: (*) Sebagai Primary Key (**) Sebagai Secondary Key 1. Tabel Customer

Field Name Data Type Field size Format

*Id_Customer Text 10

Nama_Customer Text 45

Alamat_Customer Text 40

(26)

2 6 26

2. Tabel Pegawai

Field Name Data Type Field size Format

*Id_Pegawai Text 10 Nama_Pegawai Text 40 Divisi Text 20 No_Telp Text 15 **Id_Customer Text 10 3. Tabel Melakukan

Field Name Data Type Field size Format

**Id_Pegawai Text 10

** No_Faktur Text 10

4. Tabel Penjulan Kredit

Field Name Data Type Field size Format

*No_Faktur Text 10

Nama_Customer Text 45

Nama_Barang Text 20

Harga_Barang Currency “Rp”#,###

5. Tabel Menghasilkan

Field Name Data Type Field size Format

**No_Faktur Text 10

**No_Invoice Text 10

6. Tabel Tagihan

Field Name Data Type Field size Format

*No_Invoice Text 10

Tanggal_Tagihan Date/Time Medium Date

(27)

2 7 27

Berikut adalah daftar tabel yang diperlukan: 1. Tabel Customer

Id_Customer Nama_Customer Alamat_Customer No_Telp TBE-44 Toko Berkah Elektronik Jl. Pegangsaan No. 01,

Jakarta 021-78899 TRE-55 Toko Riang Elektronik Jl. Pattimura No. 22,

Bekasi 021-77789 TSE-66 Toko Sinjaya

Elektronik

Jl. Cendrawasih No.

13, Cikarang 021-88890 TME-77 Toko Mandiri

Elektronik

Jl. Setapak No. 19,

Cibaduyut 021-56789 TVE-88 Toko Vadla Elektronik Jl. Arteri N0. 55,

Citarum 021-54321 2. Tabel Pegawai

Id_Pegawai Nama_Pegawai Divisi No_Telp Id_Customer AHS-50 Aldika Herold Saki Penjualan 021-34375 TBE-22 AYS-77 Ayu Silvani Kredit 021-34389 TRE-33 EDS-67 Elvira Devisyah Pengiriman 021-34329 TSE-44

IAS-10 Irhash Auliady

Syaifulloh Penagihan 021-34357 TME-55 NJS-89 Nixon Joselino Suki Akuntansi 021-34369 TVE-66 3. Tabel Melakukan Id_Pegawai No_Faktur AHS-50 OVS-20 AYS-77 TVS-25 EDS-67 ACS-28 IAS-10 KS-50 NJS-89 TVS-40

4. Tabel Penjualan Kredit

No_Faktur Nama_Cust Nama_Brg Harga_Brg

OVS-20 Toko Berkah Elektronik OvenSamsung Rp.20.000.000 TVS-25 Toko Riang Elektronik TV Samsung Rp. 25.000.000 ACS-28 Toko Sinjaya Elektronik AC Samsung Rp. 28.000.000 KS-50 Toko Mandiri Elektronik Kulkas Samsung Rp. 50.000.000

(28)

2 8 28

TVS-40 Toko Vadla Elektronik TVSamsung Rp. 40.000.000 5. Tabel Menghasilkan No_Faktur No_Invoice OVS-20 DJVL-335 TVS-25 AWVS-445 ACS-28 AHAC-555 KS-50 PSKL-665 TVS-40 FSVL-775 6. Tabel Tagihan

No_Tagihan Tanggal_Tagihan Jumlah_Tagihan DJVL-335 2 Agustus 2019 Rp. 20.000.000 AWVS-445 2 Agustus 2019 Rp. 25.000.000 AHAC-555 2 Agustus 2019 Rp. 28.000.000 PSKL-665 2 Agustus 2019 Rp. 50.000.000 FSVL-775 2 Agustus 2019 Rp. 40.000.000

Dari yang diketahui diatas, tentukanlah :

1. Gambarlah Diagram Hubungan Entitas (ERD) dari kasus tersebut ! 2. Membuat Database dengan menggunakan Ms. Access !

(29)

2 9 29

NORMALISASI DATA

Menurut Marshall B. Romney dan Paul John Steinbart (2016:134) Normalisasidata merupakan proses menganalisis data untuk membuat struktur database yang paling efisien.Untuk melakukan normalisasi data, data diambil dan diletakan dalam tiga bentuk berbeda, yang disebut bentuk normal pertama (1NF), bentuk normal kedua (2NF), dan bentuk normal ketiga (3NF).

Berikut adalah Normalisasi sistem informasi akuntansi penjualan kredit: Bentuk yang Tidak Dinormalisasikan (UNF)

Nama_Customer No_Faktur Id_Customer Nama_Barang Alamat_Customer Harga_Barang Nama_Pegawai No_Invoice Id_Pegawai Tanggal_Tagihan Divisi Jumlah_Tagihan No_Telp

(30)

3 0 30

Bentuk Normalisasi Kesatu (1NF)

Bentuk Normalisasi Kedua (2NF)

Tabel Customer Tabel Pegawai Tabel Melakukan

*Id_Customer *Id_Pegawai Id_Pegawai

Nama_Customer Nama_Pegawai No_Faktur Alamat_Customer Divisi

No_Telp No_Telp

Tabel Tagihan Tabel Menghasilkan Tabel Penjualan Kredit

*No_Invoice No_Faktur *No_Faktur

Tanggal_Tagihan No_Invoice Nama_Customer

Jumlah Tagihan Nama_Barang

Harga Barang

Tabel Customer Tabel Pegawai Tabel Melakukan

*Id_Customer *Id_Pegawai **Id_Pegawai

Nama_Customer Nama_Pegawai **No_Faktur Alamat_Customer Divisi

No_Telp No_Telp

**Id_Customer

Tabel Tagihan Tabel Menghasilkan Tabel Penjualan Kredit

*No_Invoice **No_Faktur *No_Faktur

Tanggal_Tagihan **No_Invoice Nama_Customer

Jumlah Tagihan Nama_Barang

(31)

3 1 31

Bentuk Normalisasi ketiga (3NF)

Tabel Customer Tabel Pegawai Tabel Melakukan

*Id_Customer *Id_Pegawai **Id_Pegawai Nama_Customer Nama_Pegawai **No_Faktur Alamat_Customer Divisi

No_Telp No_Telp

**Id_Customer

Tabel Tagihan Tabel Menghasilkan Tabel Penjualan Kredit

*No_Invoice **No_Faktur *No_Faktur

Tanggal_Tagihan **No_Invoice Nama_Customer

Jumlah Tagihan Nama_Barang

(32)

3 2 32

Membuat Database dengan Menggunakan Ms.Access MEMBUAT TABEL

Langkah-langkah membuat tabel: [1] Pilih Blank Desktop Database

[2] Pada kotak isian File Name, ketik nama file database Nama-Kelas [3] Klik Create

[4] Lalu akan muncul kotak dialog seperti gambar dibawah ini. Pilih tool bar View dipojok kiri dan pilih Design View. Lalu isi table name dengan Tabel Customer. Klik OK.

(33)

3 3 33

[5] Setelah itu akan muncul kotak dialog seperti gambar dibawah ini. Isi Field Name, Data Type dan Field Size sesuai struktur Tabel Customer diatas.

[6] Kemudian untuk field Id_Customer dijadikan kunci utama (Primary Key). Untuk membuat suatu field yang akan menjadi kunci utama, klik field yang akan menjadi kunci utama, kemudian klik ikon primary key atau klik kanan pada field Id_Customer dan pilih Primary Key.

(34)

3 4 34

[7] Bila semua sudah selesai dikerjakan, maka simpanlah tabel yang telah dibuat dengan mengklik kanan pada Tabel Customer, kemudian pilih Save.

[8] Setelah itu masukkan record dengan cara mengetik manual isi data yang ada pada Tabel Customer dengan cara mengklik View pojok kiri atas pada menu bar, maka tabel akan tampil menjadi seperti dibawah ini:

Untuk langkah-langkah pembuatan Tabel Pegawai, Tabel Melakukan, Tabel Penjualan Kredit, Tabel Menghasilkan, dan Tabel Tagihan sama saja, yang membedakan hanya pada saat membuat beberapa field menjadi kunci utama (primary key).

 MERELASIKAN TABEL

Untuk menjaga integritas data maka perlu menghubungkan field-field dari satu tabel dengan tabel yang lain, hubungan antar tabel biasanya berdasarkan field-field yang sama (field penghubung). Model objek juga dapat dipakai untuk mengetahui hubungan antar tabel, hubungan antar tabel biasanya berdasarkan kunci utama (primary key).

(35)

3 5 35

Langkah-langkah merelasikan tabel :

[1] Close semua tabel, lalu pilih Database Tools pada menu bar, lalu klik Relationships.

(36)

3 6 36

[3] Sehingga akan tampil window seperti ini :

[4] Cara merelasikan fieldnya dilakukan secara manual yaitu dengan klik field kunci primary key yaitu Id_Customer dari tabel customer lalu Drag ke Id_Customer di tabel pegawai.

(37)

3 7 37

[5] Untuk merelasikan tabel berikutnya jangan lupa ceklis pada pilihan Enforce Referential Integrity.

(38)

3 8 38

Menurut Romney dan Steinbart ( 2000: 184 ) model Resource Event dan Agent (REA) adalah suatu alat pemodelan konseptual yang khusus dirancang untuk melengkapi struktur dalam perancangan database SIA. REA menyediakan panduan bagian desain database dengan mengidentifikasi entitas apa yang harus disertakan dalam database SIA dengan menentukan hubungan diantara entitas dalam database tersebut. Kardinalitas hubungan, yang digambarkan dalam diagram REA menspesifikasi jumlah waktu minimum dan maksimum satu entitas dapat ditautkan ke entitas lain yang berpartisipasi dalam hubungan itu. Kardinalitas juga menyediakan informasi mengenai kebjakan bisnis dasar yang sebuah organisasi ikuti. (Marshall B. Romney dan Paul John Steinbart, 2016)

MODEL REA Sumber: Romney

MENYUSUN DIAGRAM REA

Dalam rangka menyusun diagram REA diperlukan informasi tentang: resource,event, agent dan kebijaksanaan perusahaan. Informasi tersebut dapatdiperoleh dengan mewawancarai pihak manajemen. Karena aktivitas perencanaan, pengawasan, dan pengevaluasian yang ditangani manajemen untuk setiap perusahaan berbeda. Untuk

(39)

3 9 39

menggambarkan diagram REA, kertas dibagi tiga kolom, satu kolom untuk setiap entity. Gunakan kolom kiri untuk resource (sumber daya) adalah hal-hal yang memiliki nilai ekonomi bagi organisasi, kolom tengah untuk event (kegiatan) yaitu berbagai aktivitas bisnis yang informasinya ingin dikumpulkan perusahaan untuk tujuan perencanaan dan pengendalian,dan kolom kanan untuk agent (pelaku) yaitu orang-orang dan organisasi yang terlibat dalam kegiatan yang informasinya ingin didapatkan untuk tujuan perencanaan, pengendalian, dan evaluasi. Penggambaran event sebaiknya diurutkan dari atas ke bawah berdasarkan urutan aktivitas.

LANGKAH-LANGKAH UNTUK MENYUSUN DIAGRAM REAADALAH:

1. Identifikasi pasangan kegiatan pertukaran ekonomi yang mewakili hubungan dualitas dasar memberi-untuk-menerima.

2. Identifikasi sumber daya yang dipengaruhi oleh setiap kegiatan pertukaran ekonomi dan para pelaku yang terlibat (pelaku internal dan pelaku eksternal) dalam kegiatan tersebut. Model REA mensyaratkan bahwa setiap kegiatan dihubungkan paling tidak satu ke sumber daya, dan paling tidak dua pelaku.

3. Analisis setiap kegiatan pertukaran ekonomi untuk menetapkan apakah kegiatan tersebut harus dipecah menjadi suatu kombinasi dari satu atau lebih kegiatan komitmen dan kegiatan pertukaran ekonomi. Apabila perlu, ganti kegiatan pertukaran ekonomi aslinya dengan rangkaian kegiatan komitmen dan pertukaran ekonomi yang dihasilkan dari pemecahan kegiatan tadi. Pertukaran ekonomi adalah kegiatan yang secara langsung mempengaruhi jumlah sumber daya. Komitmen adalah mewakili janji untuk melakukan pertukaran ekonomi dimasa mendatang.

4. Tetapkan kardinalitas setiap hubungan.

Kardinalitas menunjukan bagaimana perumpamaan dalam satu entitas dapat dihubungkan ke perumpamaan tertentu dalam entitas lainnya. Kardinalitas menyajikan pasangan nomor disetiap entitas. Kardinalitas terdiri dari dua jenis, yaitu:

a) Nomor pertama adalah kardinalitas minimum, yaitu menunjukan apakah sebuah baris dalam tabel harus dihubungkan dengan paling tidak satu baris didalam tabel yang

(40)

4 0 40

letaknya berseberangan dalam hubungan tersebut. Didalam REA kardinalitas minimum dihubungkan dalam dua simbol hubungan, yaitu:

❖ Kardinalitas Minimun Nol (0), yaitu memiliki arti bahwa sebuah baris baru dapat ditambahkan ditabel tersebut tanpa harus dihubungkan dengan baris tertentu dalam tabel yang letaknya bersebrangan dalam hubungan tersebut. Artinya informasi tentang entitas baru dapat ditambahkan ke entitas lain tanpa harus dihubungkan ke suatu kegiatan transaksi.

❖ Kardinalitas Minimum Satu (1), yaitu memiliki arti bahwa setiap baris dalam suatu tabel harus dihubungkan ke paling tidak satu baris dalam tabel lainnya dihubungan tersebut.

b) Nomor kedua adalah kardinalitas maksimum, yaitu kardinalitas yang menunjukan apakah suatu baris dalam tabel dapat dihubungkan ke lebih dari satu baris dalam tabel lainnya.

❖ Kardinalitas Maximum Satu (1), yaitu setiap baris didalam tabel dapat dihubungkan ke paling banyak, hanya satu baris dalam tabel lainnya.

❖ Kardinalitas Maximum Banyak (N), yaitu setiap baris dalam tabel dapat dihubungkan ke lebih dari satu baris tabel lainnya.

ATURAN - ATURAN KARDINALITAS DALAM DIAGRAM REA 1. Aturan kardinalitas untuk hubungan Pelaku – Kegiatan

❖ Pelaku – Kegiatan (Kegiatan 1,1)

✓ Kardinalitas Minimum 1: Harus ada beberapa pelaku yang terlibatdalam kegiatan tersebut.

✓ Kardinalitas Maximum 1: Karna organisasi ingin ada seorang pelaku tertentu yang bertanggung jawab atas kegiatan tersebut.

(41)

4 1 41

❖ Pelaku – Kegiatan (Pelaku 0,N)

✓ Kardinalitas Minimum 0: Karna pada akhir tahun fiskal, isi tabel kegiatan biasanya akan diarsipkan dan tahun fiskal yang baru akan mulai dengan baris kosong dalam berbagai kegiatan, sebaliknya informasi mengenai pelaku bersifat permanen dan disimpan terus dari satu periode ke periode berikutnya.

✓ Kardinalitas Maximum N:

Pelaku internal : Organisasi ingin pegawai mereka akan terlibat dalam berbagai kegiatan.

Pelaku eksternal : Organisasi sering terlibat dalam transaksi berulang – ulang dengan pelaku internal.

2. Aturan Kardinalitas untuk hubungan Sumber Daya - Kegiatan ❖ Sumber Daya - Kegiatan (Sumber Daya 0,N)

✓ Kardinalitas Minimum 0: Karna pada akhir tahun fiskal, isi tabel kegiatan biasanya akan diarsipkan dan tahun fiskal yang baru akan mulai dengan baris kosong dalam berbagai kegiatan, sebaliknya informasi mengenai sumber daya bersifat permanen dan disimpan terus dari satu periode ke periode berikutnya.

✓ Kardinalitas Maximum N: Sumber daya terlibat dalam kegiatan yang berulang – ulang (terus-menerus).

❖ Sumber Daya – Kegiatan (Kegiatan 1, 1 / N)

✓ Kardinalitas Minimum 1 : Setiap kegiatan penjualan kredit harus disimpan ke dalam persediaan barang. Setiap kegiatan penjualan kredit harus memasukan paling tidak 1 baris dalam tabel penagihan piutang.

✓ Kardinalitas Maximum 1 : Setiap kegiatan penagihan piutang harus memasukan 1 baris dalam tabel piutang.

✓ Kardinalitas Maximum N : Setiap kegiatan penjualan kredit dan penjualan kredit via online langsung dapat dihubungkan dengan beberapa baris dalam persediaan barang.

(42)

4 2 42

3. Aturan Kardinalitas untuk hubungan Kegiatan – Kegiatan ❖ Kegiatan – Kegiatan ( 0 / 1 ,1)

✓ Kardinalitas minimal 0: Untuk kegiatan pertama adalah 0, karna pada saat kejadiannya kegiatan lain belum terjadi.

✓ Kardinalitas minimal 1: Kegiatan pertama harus terjadi terlebih dahulu.

✓ Kardinalitas maximum N: Satu kegiatan penagihan piutang dapat dihubungkan dengan banyak kegiatan pejualan kredit.

✓ Kardinalitas maximum 1: Satu kegiatan penjualan kredit via online hanya dapat dihubungkan dengan satu kegiatan penjualan kredit.

(43)

4 3 43

KASUS 1 (REA)

SISTEM PENJUALAN KREDIT

PT SEIN ELEKTRONIK dalam penjualan kreditnya melakukan penjualan kepada Customer secara langsung dan via online, berikut adalah langkah-langkah membuat diagram REA untuk satu siklus transaksi :

 Identifikasi Kegiatan Pertukaran Ekonomi

Berdasarkan pola dasar REA bahwa ada dua kegiatan pertukaran ekonomi dalam sistem Penjualan Kredit, yaitu kegiatan penjualan kredit dan penagihan piutang. Sepasang kegiatan tersebut akan ada yang mengurangi sumber daya dan ada yang akan menambah sumberdaya.

 Identifikasi Sumber Daya dan Pelaku

Pada kegiatan pertukaran ekonomi sistem Penjualan Kredit pada Toko Vadla Elekronik terdapat dua sumber daya yang saling mempengaruhi kegiatan ekonomi, yaitu sumber daya persediaan barang dan sumber daya piutang. Sementara pelaku yang terlibat adalah customer, staff penjualan, dan staff akuntansi. Sumber daya piutang dipengaruhi oleh kegiatan ekonomi penjualan kredit, staff penjualan menjadi pelaku internal yang melakukan kegiatan ekonomi penjualan kredit, sedangkan customer sebagai pelaku eksternal yang menerima persediaan barang atas kegiatan penjualan yang dilakukan perusahaan. Akibat dari kegiatan tersebut, sumber daya piutang bertambah melalui adanya penjualan kredit, customer menjadi pelaku eksternal yang memberikan kegiatan ekonomi penagihan piutang, sementara staff akuntansi menjadi pelaku internal yang melakukan pencatatan piutang.

 Masukan Kegiatan Komitmen

Pada kegiatan ekonomi yang ada pada Sistem Penjualan Kredit, yaitu kegiatan penjualan perlu entitas lain atau dibuat kombinasi kegiatan. Memecah kegiatan menjadi dua bagian, yaitu menambah kegiatan penjualan kredit via online atas kegiatan penjualan kredit, yang akan menambah piutang dimana customer sebagai pelaku eksternal dan staff penjualan sebagai pelaku internal. Kombinasi entitas event tersebut berdasarkan alur kegiatan bahwa ada beberapa kegiatan penjualan kredit yang dapat dilakukan. Oleh sebab itu, perlu ada kegiatan kombinasi yang mengarah pada kegiatan utama pada sistem Penjualan

(44)

4 4 44

Kredit.

 Menetapkan Kardinalitas (Cardinalities)Hubungan

Langkah terakhir dalam penggambaran diagram REA adalah dengan menetapkan informasi mengenai hubungan antar entitas. Dalam menetapkan kardinalitas antar entitas yang bersebrangan dengan menggunakan tiga jenis notasi yang dipakai, yaitu hubungan satu-ke-satu, satu-ke-banyak, dan banyak-ke-banyak. Menetapkan kardinalitas untuk menunjukan berapa banyak kejadian pada satu entitas dalam suatu hubungan.

Dari yang diketahui diatas, tentukanlah:

1. Tentukan entity-entity yang termasuk kedalam entity resources, events, danagents. 2. Gambarkan pola dasar Model REA PT SEIN ELEKTRONIK.

3. Buatlah komitmen diagram REA untuk sistem penjualan kredit

4. Buatlah tabel implementasi diagram REA dan jelaskan masing-masing tabel dan atribut yang digunakan dalam pembuatan database.

(45)

4 5 45

KASUS 2

KONSEP SISTEM INFORMASI

AKUNTANSI

(46)

4 6 46

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PRODUKSI

(SISTEM PENGAWASAN PRODUKSI) Sistem Akuntansi Pengawasan produksi

Sistem akuntansi pengawasan produksi ditujukan untuk mengawasi pelaksanaan order produksi yang dikeluarkan oleh fungsi produksi. Dalam perusahaan yang produksinya berdsarkan pesanan dari pembeli, order produksi erat hubunganya dengan order yang diterima oleh fungsi penjualan dari pembeli. (Mulyadi : 2016)

Jaringan prosedur yang membentuk sistem pengawasan produksi: 1. Prosedur order produksi.

2. Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang. 3. Prosedur produk selesai

4. Prosedur pencatatan produksi

Fungsi yang terkait dalam Sistem Pengawasan Produksi adalah: 1. Fungsi Penjualan

Fungsi penjualan bertanggung jawab atas penerimaan order dari pembeli dan meneruskan order tersebut ke fungsi produksi.

2. Fungsi Perencanaan dan Pengawasan Produksi

Fungsi ini bertanggung jawab untuk membantu fungsi produksi dalam merencanakan dan mengawasi kegiatan produksi.

3. Fungsi Produksi

Fungsi bertanggung jawab atas pelaksanaan produksi sesuai dengan perintah yang diberikan guna memenuhi permintaan produksi.

4. Fungsi Gudang

Fungsi gudang bertaanggung jawab atas pelayanan permintaan bahan baku, penolong dan barang lain yang digudangkan. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk menerima produk jadi.

(47)

4 7 47

5. Fungsi Akuntansi

Fungsi akuntansi bertanggung jawab untuk mencatat konsumsi berbagai sumber daya yang digunakan untuk memproduksi pesanan.

Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengawasan produksi: 1. Purchase Order (PO)

Dokumen yang diberikan oleh pelanggan dan diterima oleh bagian penjualan saat proses penerimaan order penjualan dari pelanggan.

2. Surat Order Produksi (SOP)

Dokumen ini dikeluarkan oleh bagian penjualan, yang ditujukan kepada bagian-bagian yang terkait dengan proses produksi pengolahan produk.

3. Daftar Kegiatan Produksi (DKP)

Dokumen ini merupakan daftar urutan jenis kegiatan dan fasilitas mesin yang diperlukan untuk kegiatan produksi yang dibuat oleh fungsi perencanaan dan pengawasan produksi.

4. Surat Perintah Produksi (SPP)

Dokumen ini merupakan surat perintah untuk memproduksi produk pesanan yang dikeluarkan oleh fungsi perencanaan dan pengawasan produksi.

5. Daftar Kebutuhan Bahan (DKB)

Dokumen ini berfungsi untuk memint bahan baku dan bahan penolong untuk memproduksi produk yang tercantum dalam surat order produksi.

6. Tanda Serah Terima Barang Jadi (TSTBJ)

Dokumen ini diserahkan ke fungsi gudang sebagai tanda terima bahwa barang jadi pesanan telah diterima.

7. Bukti Memorial (BM)

(48)

4 8 48

amortisasi aktiva tidak berwujud, dan pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.

8. Checksheet

Dokumen ini digunakan untuk mengumpulkan data pada saat real- time. Dokumen ini dibuat oleh Bagian Quality Control.

9. Laporan Produk Selesai (LPS)

Dokumen ini dibuat oleh fungsi produksi untuk mengabarkan bahwa produk pesanan tertentu telah selesai diproduksi.

Catatan yang digunakan dalam Sistem Pengawasan Produksi : 1. Buku Besar

Catatan ini terdiri dari rekening-rekening ysng digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya kedalam jurnal.

2. Jurnal Umum

Catatan ini digunakan untuk mencatatat depresiasi aktiva tetap, amortisasi aktiva tidak berwujud dan terpakainya biaya.

3. Kartu Harga Pokok Produk

Catatan ini merupakan buku pembantu yang merinci biaya produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik) yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu.

4. Kartu Biaya

Catatan ini digunakan untuk merinci biaya overhead pabrik, biaya administrasi umum, dan biaya pemasaran.

5. Kartu Gudang

(49)

4 9 49

KASUS 2

SISTEM AKUNTANSI PENGAWASAN PRODUKSI

SNSD KONVEKSI yang terletak di Bekasi merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan pakaian. Dalam kegiatan usahanya, perusahaan ini menggunakan Sistem Produksi. Prosedur-prosedur yang terjadi dalam proses produksi pada SNSD KONVEKSI adalah sebagai berikut:

BAGIAN PENJUALAN

Sistem pengawasan produksi diawali dari Bagian Penjualan menerima Purchase Order dari pelanggan. Kemudian membuat Surat Order Produksi sebanyak 2 lembar berdasarkan Purchase Order yang diterima. Setelah itu, SOP 1 dikirim ke Bagian Perencanaan, SOP 2 dikirim ke Bagian Produksi, dan PO diarsip tetap berdasarkan tanggal.

BAGIAN PERENCANAAN

Bagian Perencanaan menerima SOP 1 dari Bagian Penjualan. Kemudian merencanakan kegiatan produksi. Lalu menyiapkan jadwal produksi. Selanjutnya membuat Daftar Kegiatan Produksi sebanyak 2 lembar berdasarkan SOP 1. Kemudian membuat Daftar Kebutuhan Barang sebanyak 3 lembar. Setelah itu, bagian ini membuat Surat Perintah Produksi sebanyak 1 lembar. Lalu, SOP 1, DKP 1 dan DKB 1 diarsip tetap berdasarkan tanggal, DKB 2 dan DKB 3 dikirim ke Bagian Gudang, dan terakhir DKP 2 dan SPP dikirim ke Bagian Produksi.

BAGIAN GUDANG

Bagian Gudang menerima DKB 2 dan DKB 3 dari Bagian Perencanaan. Lalu mengecek ketersediaan bahan baku. Jika tidak tersedia, DKB 2 dan DKB 3 dikembalikan ke Bagian Perencanaan. Jika tersedia, DKB 2 dan DKB 3 dilanjutkan ke kegiatan selanjutnya yaitu menyiapkan bahan baku yang dibutuhkan untuk Bagian Produksi. DKB 3 bersama bahan baku dikirim ke Bagian Produksi, sedangkan DKB 2 diarsip tetap berdasarkan tanggal dan dicatat dalam kartu gudang.

Bagian Gudang menerima SOP 2, checksheet dan TSTBJ bersama barang jadi dari Bagian Quality Control. Lalu mencocokkan SOP 2, checksheet, TSTBJ beserta barang jadi.

(50)

5 0 50

Jika tidak cocok, SOP 2, checksheet dan TSTBJ bersama barang jadi dikembalikan ke Bagian Quality control. Jika cocok dilanjutkan ke kegiatan mengirim barang jadi ke Bagian Penjualan. SOP 2, Checksheet dan TSTBJ diarsip tetap berdasarkan tanggal.

BAGIAN PRODUKSI

Bagian Produksi menerima SOP 3 dari Bagian Penjualan, DKP 2 dan SPP dari Bagian Perencanaan, dan DKB 3 bersama bahan baku dari Bagian Gudang. Lalu mencocokkan SOP 2, DKP 2, SPP dan DKB 3 dengan bahan baku. Jika tidak cocok, SOP 2 dikembalikan ke Bagian Penjualan, DKP 2 dan SPP dikembalikan ke Bagian Perencanaan, dan DKB 3 bersama bahan baku dikembalikan ke Bagian Gudang. Jika cocok, dilanjutkan ke kegiatan selanjutnya yaitu menyiapkan alat produksi sesuai pesanan pelanggan. Kemudian melaksanakan kegiatan produksi. Selanjutnya membuat laporan produk selesai. DKP 2 dan SPP diarsip tetap berdasarkan tanggal, SOP 2 bersama barang jadi dikirim ke Bagian Quality control dan terakhir DKB 3 dan LPS dikirim ke Bagian Akuntansi.

BAGIAN QUALITY CONTROL

Bagian Quality Control menerima SOP 2 bersama barang jadi dari Bagian Produksi. Kemudian membuat checksheet. Lalu mengecek apakah barang jadi sudah sesuai dengan ketentuan. Jika tidak sesuai, SOP 2 bersama barang jadi dikembalikan ke Bagian Produksi . Jika sesuai, dilanjutkan dengan membuat Tanda Serah Terima Barang Jadi (TSTBJ). SOP 2, Checksheet, dan TSTBJ bersama barang jadi dikirim ke Bagian Gudang.

BAGIAN AKUNTANSI

Bagian Akuntansi menerima DKB 3 dan LPS dari Bagian Produksi. Lalu membuat kartu HPP berdasarkan DKB 3. Kemudian membuat bukti memorial berdasarkan LPS. Selanjutnya membuat Jurnal Umum. DKB 3 dicatat di Kartu HPP, setelah itu Kartu HPP dicatat di Kartu Biaya. BM dicatat di Jurnal Umum, setelah itu Jurnal Umum dicatat secara periodik di Buku Besar. DKB 3 dan BM diarsip tetap berdasarkan tanggal. Terakhir, LPS diberikan kepada pimpinan.

(51)

5 1 51

KASUS 2

SISTEM AKUNTANSI PENGAWASAN PRODUKSI TERKOMPUTERISASI SNSD KONVEKSI yang terletak di Bekasi, Depok merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan pakaian. Dalam kegiatan usahanya, perusahaan ini menggunakan Sistem Produksi. Prosedur-prosedur yang terjadi dalam proses produksi pada SNSD KONVEKSI adalah sebagai berikut:

BAGIAN PENJUALAN

Sistem pengawasan produksi diawali dari Bagian Penjualan menerima Purchase Order dari pelanggan. Lalu membuka Database Pelanggan. Dan melakukan entry data pelanggan kedalam Database Pelanggan. Selanjutnya menampilkan Database Pelanggan. Kemudian membuat Surat Order Produksi sebanyak 2 lembar berdasarkan Purchase Order yang diterima. Kemudian mencetak SOP sebanyak 2 lembar. Setelah itu, SOP 1 dikirim ke Bagian Perencanaan, SOP 2 dikirim ke Bagian Produksi, dan PO diarsip berdasarkan tanggal.

BAGIAN PERENCANAAN

Bagian Perencanaan menerima SOP 1 dari Bagian Penjualan. Kemudian merencanakan kegiatan produksi. Lalu menyiapkan jadwal produksi. Selanjutnya membuat Daftar Kegiatan Produksi sebanyak 2 lembar berdasarkan SOP1. Kemudian membuat Daftar Kebutuhan Barang sebanyak 3 lembar.Setelah itu, bagian ini membuat Surat Perintah Produksi sebanyak 1 lembar untuk Bagian Produksi. Kemudian mencetak DKP sebanyak 2 lembar, DKB sebanyak 3 lembar dan SPP sebanyak 1 lembar. Lalu, SOP 1, DKP 1 dan DKB 1 diarsip berdasarkan tanggal, DKB 2 dan DKB 3 dikirim ke Bagian Gudang, dan terakhir DKP 2 dan SPP dikirim ke Bagian Produksi.

BAGIAN GUDANG

Bagian Gudang menerima DKB 2 dan DKB 3 dari Bagian Perencanaan. Kemudian membuka Database Bahan Baku, dan menampilkan Database Bahan Baku. Lalu mengecek ketersediaan bahan baku. Jika tidak tersedia, DKB 2 dan DKB 3 dikembalikan ke Bagian Perencanaan. Jika tersedia, DKB 2 dan DKB 3 dilanjutkan ke kegiatan selanjutnya yaitu menyiapkan bahan baku yang dibutuhkan untuk Bagian Produksi. DKB 3 bersama bahan

(52)

5 2 52

baku dikirim ke Bagian Produksi, sedangkan DKB 2 diarsip berdasarkan tanggal dan dicatat dalam Kartu Gudang.

Bagian Gudang menerima SOP 2, checksheet dan TSTBJ bersama barang jadi dari Bagian Quality control. Lalu mencocokkan SOP 2, checksheet, TSTBJ beserta barang jadi. Jika tidak cocok, SOP 2, checksheet dan TSTBJ bersama barang jadi dikembalikan ke Bagian Quality control. Jika cocok dilanjutkan ke kegiatan mengirim barang jadi ke Bagian Penjualan. SOP 2, checksheet dan TSTBJ diarsip berdasarkan tanggal.

BAGIAN PRODUKSI

Bagian Produksi menerima SOP 2 dari Bagian Penjualan, DKP 2 dan SPP dari Bagian Perencanaan, dan DKB 3 bersama bahan baku dari Bagian Gudang. Lalu mencocokkan SOP 2, DKP 2, SPP dan DKB 3 dengan bahan baku. Jika tidak cocok, SOP 2 dikembalikan ke Bagian Penjualan, DKP 2 dan SPP dikembalikan ke Bagian Perencanaan, dan DKB 3 bersama bahan baku dikembalikan ke Bagian Gudang. Jika cocok, dilanjutkan ke kegiatan selanjutnya yaitu menyiapkan alat produksi sesuai pesanan pelanggan. Kemudian melaksanakan kegiatan produksi. Setelah itu membuka Database Produksi. Setelah itu melakukan entry data produksi kedalam Database Produksi. Lalu menampilkan Database Produksi. Selanjutnya membuat laporan produk selesai. Lalu mencetak Laporan Produk Selesai sebanyak 1 lembar. Setelah itu, DKP 2 dan SPP diarsip berdasarkan tanggal, SOP 2 bersama barang jadi dikirim ke Bagian Quality control, dan terakhir DKB 3 dan LPS dikirim ke Bagian Akuntansi.

BAGIAN QUALITY CONTROL

Bagian Quality Control menerima SOP 2 bersama barang jadi dari Bagian Produksi. Kemudian membuat checksheet quality control, lalu mencetak checksheet sebanyak 1 lembar. Selanjutnya, mengecek apakah barang jadi sudah sesuai dengan ketentuan, Jika tidak sesuai, SOP 2 bersama barang jadi dikembalikan ke Bagian Produksi . Jika sesuai, dilanjutkan dengan membuka Database Barang Jadi. Lalu melakukan entry data barang jadi kedalam Database Barang Jadi, Kemudian menampilkan Database Barang Jadi. Setelah itu membuat tanda serah terima barang jadi (TSTBJ), kemudian mencetak TSTBJ sebanyak 1 lembar. Setelah itu SOP 2, checksheet dan TSTBJ bersama barang jadi dikirim ke Bagian Gudang.

(53)

5 3 53

BAGIAN AKUNTANSI

Bagian Akuntansi menerima DKB 3 dan LPS dari Bagian Produksi. Lalu membuat kartu HPP berdasarkan DKB 3. Kemudian membuat bukti memorial berdasarkan LPS. Lalu mencetak Bukti memorial sebanyak 1 lembar. Selanjutnya membuat Jurnal Umum. Lalu mencetak Kartu HPP dan Jurnal Umum. Kemudian DKB 3 dicatat di Kartu HPP, setelah itu Kartu HPP dicatat di Kartu Biaya. BM dicatat di Jurnal Umum, setelah itu Jurnal Umum dicatat secara periodik di Buku Besar. DKB 3 dan BM diarsip tetap berdasarkan tanggal. Terakhir, LPS diberikan kepada Pimpinan.

(54)

5 4 54

KASUS 2

DFD SISTEM PENGAWASAN PRODUKSI

Sistem Pengawasan Produksi EXO diawali dari Pelanggan memeberikan Purchase Order (PO) kepada sistem. Lalu sistem menghasilkan Laporan Produk Selesai (LPS) yang akan diserahkan kepada Pimpinan.

Dalam Sistem Pengawasan Produksi terdapat 6 proses, yaitu Membuat Surat Order Produksi (SOP), Membuat Rencana Kegiatan Produksi, Mengecek Ketersediaan Bahan Baku, Membuat Laporan Produk Selesai (LPS), Mengecek Kualitas Barang, dan Pencatatan Akuntansi. Dalam Proses Membuat Rencana Kegiatan Produksi terdapat Proses Lanjutan yaitu Membuat Daftar Kegiatan Produksi (DKP), Membuat Daftar Kebutuhan Bahan (DKB) serta Membuat Surat Perintah Produksi (SPP). Selain itu dalam proses Mengecek Kualitas Barang terdapat proses lanjutan yaitu Membuat Checksheet serta Membuat TSTBJ (Tanda Serah Terima Barang Jadi). Pada proses pencatatan akuntansi terdapat proses lanjutan yaitu membuat Kartu Harga Pokok Produk (KHPP), Bukti Memorial (BM) dan Jurnal Umum (JU). Dalam Proses Membuat Surat Order Produksi (SOP) sistem menerima Purchase Order (PO) dari Pelanggan. Lalu sistem membutuhkan DATA PELANGGAN untuk menginput dan update data pelanggan, kemudian sistem menghasilkan Surat Order Pelanggan (SOP) yang akan diserahkan kepada Proses Membuat Rencana Kegiatan Produksi dan Proses Membuat Laporan Produk Selesai (LPS).

Dalam Proses Membuat Rencana Kegiatan Produksi sistem menerima Surat Order Produksi (SOP) dari proses sebelumnya. Lalu sistem menghasilkan Daftar Kebutuhan Bahan (DKB) yang akan diserah ke Proses Selanjutnya yaitu proses mengecek ketersediaan bahan baku serta menghasilkan Daftar Kegiatan Produksi (DKP) dan Surat Perintah Produksi (SPP) yang akan diserahkan ke Proses Membuat Laporan Produk Selesai (LPS).

Dalam Proses Mengecek Ketersediaan Bahan Baku, sistem menerima Daftar Kebutuhan Bahan (DKB) dari proses sebelumnya. Lalu sistem membutuhkan DATA BAHAN BAKU untuk menginput data bahan baku. Kemudian sistem memberikan Daftar Kebutuhan Bahan (DKB) ke proses selanjutnya yaitu proses membuat Laporan Produk

(55)

5 5 55

Dalam Proses Membuat Laporan Produk Selesai (LPS), sistem menerima Daftar Kebutuhan Bahan (DKB) dari proses sebelumnya yaitu proses mengecek ketersediaan bahan baku, lalu menerima Surat Order Produksi (SOP) dari Proses Membuat Surat Order Produksi (SOP), serta menerima Daftar Kegiatan Produksi (DKP) dan Surat Perintah Produksi (SPP) dari proses Membuat Rencana Kegiatan Produksi. Setelah itu sistem membutuhkan DATA PRODUKSI untuk menginput dan update data produksi, lalu sistem menghasilkan Surat Order Produksi (SOP) yang akan diserahkan ke proses selanjutnya yaitu proses mengecek kualitas barang, serta menghasilkan Laporan Produk Selesai (LPS) dan Daftar Kebutuhan Bahan (DKB) yang akan diberikan kepada proses Pencatatan Akuntansi.

Dalam Proses Mengecek Kualitas Barang, sistem menerima Surat Order Produksi (SOP) dari proses sebelumnya. Kemudian sistem membutuhkan DATA BARANG JADI untuk menginput dan update data barang jadi. Lalu sistem menghasilkan Checksheet, Surat Order Produksi (SOP) dan Tanda Serah Terima Barang Jadi (TSTBJ) yang akan diserahkan ke Proses Mengecek Ketersediaan Bahan Baku.

Dalam Proses Pencatatan Akuntansi, sistem menerima Laporan Produk Selesai (LPS) dan Daftar Kebutuhan Bahan (DKB) dari Proses membuat Laporan Produk Selesai (LPS). Lalu sistem menghasilkan Laporan Produk Selesai (LPS) yang akan diserahkan kepada pimpinan.

Dalam Proses Membuat Rencana Kegiatan Produksi, terdapat proses lanjutan yaitu Membuat Daftar Kegiatan Produksi (DKP), Membuat Daftar Kebutuhan Bahan (DKB), dan Membuat Surat Perintah Produksi (SPP). Pada Kegiatan Membuat Daftar Kegiatan Produksi (DKP), sistem menerima Surat Order Produksi (SOP) dari proses sebelumnya yaitu proses membuat Surat Order Produksi (SOP). Setelah itu sistem menghasilkan Daftar Kegiatan Produksi (DKP) yang akan diberikan kepada kegiatan selanjutnya. Pada kegiatan Membuat Daftar Kebutuhan Bahan (DKB) sistem menerima Daftar Kegiatan Produksi (DKP) dari kegiatan sebelumnya, lalu sistem menghasilkan Daftar Kegiatan Produksi (DKP) dan Daftar Kebutuhan Bahan (DKB) yang akan diberikan kepada kegiatan selanjutnya. Pada Kegiatan Membuat Surat Permintaan Produksi (SPP) sistem menerima Daftar Kegiatan Produksi (DKP) dan Daftar Kebutuhan Bahan (DKB) dari kegiatan sebelumnya, lalu sistem

(56)

5 6 56

menghasilkan Daftar Kebutuhan Bahan (DKB) yang akan diserahkan ke Proses Selanjutnya yaitu proses mengecek ketersediaan bahan baku, serta Daftar Kegiatan Produksi (DKP) dan Surat Perintah Produksi (SPP) diberikan kepada Proses Membuat Laporan Produksi Selesai (LPS).

Dalam Proses Mengecek Kualitas Barang, terdapat proses lanjutan yaitu Membuat Checksheet, serta Membuat TSTBJ (Tanda Serah Terima Barang Jadi). Pada Kegiatan Membuat Checksheet, sistem menerima Surat Order Produksi (SOP) dari proses sebelumnya. Kemudian sistem membutuhkan DATA BARANG JADI untuk menginput dan update data barang jadi yang dihasilkan. Setelah itu, sistem menghasilkan checksheet dan Surat Order Produksi (SOP) yang diberikan ke kegiatan selanjutnya. Pada kegiatan Membuat TSTSBJ, sistem menerima Checksheet dan Surat Order Produksi (SOP) dari kegiatan sebelumnya. Lalu sistem menghasilkan checksheet, Surat Order Produksi (SOP) dan Tanda Serah Terima Barang Jadi (TSTBJ) yang diserahkan ke proses Mengecek Ketersediaan Bahan Baku.

Dalam Proses Pencatatan Akuntansi, terdapat proses lanjutan yaitu Membuat Kartu Harga Pokok Produk (KHPP), Membuat Bukti Memorial (BM) dan Membuat Jurnal Umum (JU). Pada kegiatan Membuat Kartu Harga Pokok Produk (KHPP), sistem menerima Laporan Produk Selesai (LPS) dan Daftar Kebutuhan Bahan (DKB) dari proses membuat Laporan Produk Selesai (LPS). Kemudian sistem menghasilkan Kartu Harga Pokok Produk (KHPP) dan Laporan Produk Selesai (LPS) yang diserahkan ke kegiatan selanjutnya. Pada kegiatan Membuat Bukti Memorial (BM), sistem menerima Kartu Harga Pokok Produk (KHPP) dan Laporan Produk Selesai (LPS) dari kegiatan sebelumnya. Kemudian sistem menghasilkan Bukti Memorial (BM) dan Laporan Produk Selesai (LPS) yang diserahkan ke kegiatan Membuat Jurnal Umum (JU). Pada kegiatan Membuat Jurnal Umum (JU), sistem menerima Bukti Memorial (BM) dan Laporan Produk Selesai (LPS) dari kegiatan sebelumnya. Kemudian sistem menghasilkan Laporan Produk Selesai (LPS) yang diserahkan ke Pimpinan.

Tugas:

(57)

5 7 57

KASUS 2

SISTEM INFORMASI PELAYANAN PEMBUATAN SEPATU RUNNING DESKRIPSI KEGIATAN

Sistem pengawasan produksi perusahaan jasa pelayanan pembuatan sepatu running BTS SHOES diawali dari penerimaan order dari customer oleh fungsi penjualan. Lalu fungsi produksi menerima surat order produksi dari departemen produksi. Kemudian fungsi produksi meminta bahan baku kepada fungsi gudang untuk proses produksi. Setelah itu, merencanakan jam tenaga kerja langsung berdasarkan daftar kegiatan produksi dan yang terakhir mencatat produk selesai yang telah diproduksi dan diserahkan dari fungsin produksi ke fungsi gudang.

Perusahaan akan merancang database dengan model diagram hubungan entitas (ERD). Langkah pertama, menetapkan seluruh himpunan entitas yang akan terlibat yaitu dengan menyusun 5 entitas customer, entitas pegawai, entitas produksi, entitas bahan baku dan entitas barang jadi. Langkah kedua, menentukan atribut key dari masing-masing entitas seperti pada tabel dibawahini:

Entitas Atribut

Customer Id_Customer

Pegawai Id_Pegawai

Produksi Kd_Produksi Bahan Baku Kd_Bahan_Baku

Barang Jadi Kd_Barang_Jadi

Langkah ketiga, mengidentifikasi dan menetapkan himpunan relasi diantara himpunan entitas yaitu dengan menyusun 5 entitas yaitu entitas yang memiliki 4 relasi yaitu menghubungi, melakukan, mengolah, dan menjadi. Setelah itu, menentukan derajat/kardinalitas relasi untuk setiap himpunan relasi dimana entitas customer dan entitas pegawai memiliki relasi menghubungi dengan kardinalitas one to one, entitas pegawai dan entitas produksi memiliki relasi melakukan dengan kardinalitas many to many, entitas produksi dan entitas bahan baku memiliki entitas mengolah dengan

(58)

5 8 58

kardinalitas many to many, entitas bahan baku dan entitas barang jadi memiliki relasi menjadi dengan kardinalitas many to many.

Langkah yang terakhir adalah melengkapi entitas dan relasi dengan atribut- atribut deksriptif (non key) seperti pada tabel dibawah ini :

Entitas/Relasi Atribut Customer Id_Customer Alamat_Customer Nama_Customer No_Telp Pegawai Id_Pegawai Divisi Nama_Pegawai No_Telp Produksi Kd_Produksi Jumlah_Produksi Tanggal_Produksi Bahan Baku Kd_Bahan_Baku Jumlah_Bahan_Baku Nama_Bahan_Baku Barang Jadi Kd_Barang_Jadi

Jumlah_Barang_Jadi Nama_ Barang_Jadi Harga_Barang_Jadi

Melakukan Id_Pegawai Kd_Produksi Mengolah Kd_Produksi Kd_Bahan_Baku

Menjadi Kd_Bahan_Baku Kd_Barang_Jadi

Dari deskripsi diatas, perusahaan dapat membuat database sistem informasi pengendalian produksi dengan atribut sebagai berikut :

Dari deskripsi diatas, perusahaan dapat membuat database sistem informasi pengendalian produksi dengan atribut sebagai berikut:

Berikut adalah struktur daftar table

Keterangan: (*) Sebagai Primary Key (**) Sebagai Secondary Key

(59)

5 9 59

1. Tabel Customer

Field Name Data Type Field Size Format

*Id_Customer Text 10

Nama_Customer Text 45

Alamat_Customer Text 40

No_Telp Text 15

2. Tabel Pegawai

Field Name Data Type Field Size Format

*Id_Pegawai Text 10 Nama_Pegawai Text 40 Divisi Text 20 No_Telp Text 15 **Id_Customer Text 10 3. Tabel Melakukan

Field Name Data Type Field Size Format

**Id_Pegawai Text 10

**Kd_Produksi Text 10

4. Tabel Produksi

Field Name Data Type Field Size Format

*Kd_Produksi Text 15

Tanggal_Produksi Date/Time Medium Date Jumlah_Produksi Text 20

5. Tabel Mengolah

Field Name Data Type Field Size Format

**Kd_Produksi Text 15

(60)

6 0 60

6. Tabel BahanBaku

Field Name Data Type Field Size Format *Kd_Bahan_Baku Text 15

Nama_Bahan_Baku Text 35 Jumlah_Bahan_Baku Text 20

7. Tabel Menjadi

Field Name Data Type Field Size Format **Kd_Bahan_Baku Text 10

**Kd_Barang_Jadi Text 20 8. Tabel Barang Jadi

Field Name Data Type Field Size Format *Kd_Barang_Jadi Text 15

Nama_Barang_Jadi Text 45 Jumlah_Barang_Jadi Text 25

Harga_ Barang_Jadi Currency “Rp”#,###

Berikut adalah daftar table yang diperlukan : 1. Tabel Customer

Id_Customer Nama_Customer Alamat_Customer No_Telp DM-31 Dwi Mery Jl. Kenangan No. 01,

Jakarta 021-7367829 VY-11 Vidya Yunianti Jl. Rindu No. 99, Bekasi 021-8329438 RA-98 Rani Ariani Jl. Kangen No. 15, Depok 021-8475893 AR-20 Asa Risky Jl. Harapan No. 11,

Cengkareng 021-6563167 SW-89 Septi Widi Jl. Dusta No. 12, Depok 021-8378919

Gambar

Tabel Customer  Tabel Pegawai  Tabel Melakukan
Tabel Customer  Tabel Pegawai  Tabel Melakukan
Tabel Customer  Tabel Pegawai  Tabel Melakukan  Tabel Produksi
Tabel Customer  Tabel Pegawai  Tabel Melakukan  Tabel Produksi

Referensi

Dokumen terkait

• Sistem yang dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan perhitungan harga pokok produksi tiap model pakaian berdasarkan order, yang akan dipergunakan oleh pimpinan

Adapun sistem ini berisi data tentang pemasok, data barang, data purchase requisition, data surat permintaan penawaran harga, data purchase order, data bukti

Bagian produksi menginput data barang masuk yang berasal dari suplier kedalam sistem informasi stock, setelah raw material dari suplier ditimbang makan ikan akan

Sistem informasi akuntansi retur pembelian pada PT Herfinta Farm and Plantation Medan dimulai dari bagian gudang membuat surat pengembalian yang diserahkan ke bagian pembelian

Merupakan form yang digunakan untuk menginput data awal dari bahan baku yang digunakan untuk proses produksi pada perusahaan. Sebaiknya dilakukan pendataan

perangkat keras danperangkat lunak yang dirancang untuk mengubah data menjadi informasi....

Pertama, terkait dengan pelaksanaan kegiatan produksi, yang dari banyak produk kendaraan yang terdapat pada Surat Order Produksi, setiap kali produksi sepeda motor hanya

Tujuan dari sistem informasi akuntansi SIA adalah untuk memproses data keuangan dan akuntansi serta menghasilkan laporan keuangan yang dapat digunakan oleh manajer atau pihak lain yang