• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkenankanlah saya sedikit menambah untuk memperjelas dan mempertegas tulisan bung So di Facebook tentang Diskriminasi dan Indonesia Asli ini:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perkenankanlah saya sedikit menambah untuk memperjelas dan mempertegas tulisan bung So di Facebook tentang Diskriminasi dan Indonesia Asli ini:"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 Perkenankanlah saya sedikit menambah untuk memperjelas dan mempertegas tulisan bung So di Facebook tentang Diskriminasi dan Indonesia Asli ini:

1. Bahwa DISKRIMINASI, khususnya terhadap Tionghoa sebenarnya sudah terjadi diawal kemerdekaan RI, konkritnya diawal 1950, Prof. Soemitro dan Asaat mengeluarkan politik BENTENG, dimana mereka berusaha meng-ASLI-kan atau pribumisasi ekonomi, berusaha keras menggantikan pengusaha yang ditangani Tionghoa itu menjadi diusahakan oleh yang dinamakan ASLI atau PRIBUMI itu. Sementara pejabat ketika itu masih saja meneruskan cara berpikir kolonial Belanda yang membagi-bagi warga berdasarkan ras, suku dan etnis. Hanya saja dengan membalik warga inlander yang dikatakan asli atau pribumi itu dari klas yang paling rendah dijaman kolonial, menjadi harus didahulukan, sedang etnis Tionghoa yang klas ke-2 harus dikebawahkan. Jadi, Pengusaha-pengusaha Tionghoa yang sudah maju lebih dahulu, hendak mereka ganti dengan pengusaha yang ASLI atau Pribumi. Pemikiran rasis demikian ini mencapai puncaknya dengan keberhasilan mereka mendesak Presiden Soekarno menandatangi PP10/1959, yang berakibat tergusurnya ratusan ribu Tionghoa dari kediaman mereka didesa-desa, pulang kembali kenegeri leluhur. Disatu pihak membuat penderitaan berat bagi ratusan ribu Tionghoa KORBAN penggusuran yang tidak manusiawi itu, dipihak lain juga tidak dapat disangkal mengakibatkan kerusakan/kerugian ekonomi-nasional yang cukup BERAT, membuat penderitaan RAKYAT banyak lebih parah. Karena hubungan ekonomi antar kota dan desa yang biasa dikelola pengusaha Tionghoa tiba-tiba berhenti-putus, sedang penggantinya BELUM SIAP! Ini membuktikan satu KEPUTUSAN pemerintah yang sangat tidak bijaksana dan tidak menguntungkan RAKYAT banyak!

Ternyata sementara pejabat rasis itu, yang dikenal dengan KENSI ketika itu, tidak menyadari bahwa tanpa tingkat kemakmuran Rakyat diperbaiki dalam arti daya beli Rakyat banyak dipertinggi, perusahaan-perusahaan import-eksport tidak mungkin bisa maju baik, sekalipun diusahakan “asli“ maupun “tidak asli“! Tanpa tujuan lebih dahulu memperbaiki daya beli Rakyat banyak, … bagaimana pengusaha import dan eksport “asli“ bisa menghadapi atau bersaing dengan kapitalis-komprador dan modal asing monopoli??? Sebaliknya pengusaha-pengusaha itu tentu akan meluncur menjadi komprador modal monopoli asing menjadi antek-antek korporasi multi nasional. Itulah yang terjadi menjadi kenyataan! Dan tentu sangat merugikan usaha pemerintah mewujudkan ekonomi nasional yang kuat dan BERDIKARI!

2. Dibidang pendidikan juga terjadi DISKRIMINASI terhadap Tionghoa sejak awal Kemerdekaan RI. Lagi-lagi sementara pejabat berpikiran rasis, sekalipun dibidang pendidikan belum sampai terjadi ketentuan pemerintah resmi, tapi didalam praktek

(2)

2 terjadi nyata, karena KETERBATASAN bangsu sekolah, dilaksanakan penerimaan siswa/mahasiswa sekolah negeri bagi Tionghoa TIDAK lebih dari 3-5%. Sampai-sampai seorang Bintang Pelajar ditahun 1957 tidak diterima di UI, semata-mata karena ke Tionghoaannya! Kenyataan pahit ini, mendorong BAPERKI ketika itu, turun tangan membantu pemerintah mendirikan sekolah-sekolah! Di tahun 1958 mendirikan Yayasan Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengasuh sekolah-sekolah yang didirikan BAPERKI, dari SR sampai Universitas. Untuk menampung dan mengasuh anak murid Tionghoa yang tersisihkan dari sekolah Negeri dan tidak berkemampuan menyekolahkan anak-anaknya keluarnegeri, … Hanya saja sayang, usaha-keras BAPERKI dibidang pendidikan, ikut aktif dalam pembangunan NASION Indonesia tidak berlangsung lama, pasca G30S, pertengahan Oktober 1965, dengan tuduhan terlibat G30S, BAPERKI termasuk digebug, dilarang dan dibubarkan, …

3. Indonesia ASLI! Berdasarkan pengertian saya, UU Kewarganegaraan No.12/2006 hanya mengenal SATU MACAM WARGANEGARA berdasarkan HUKUM, dengan TANDAS menyatakan SETIAP WARGA mempunyai hak dan kewajiban SAMA! Sedang di pasal 2, UU. 12/2006 itu dengan tegas dinyatakan: “Yang menjadi Warga Negara Indonesia adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.” Lalu dalam penjelasan siapa saja yang dimaksud dengan “orang-orang bangsa Indonesia asli”, dinyatakan adalah: orang Indonesia yang menjadi Warga Negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain atas kehendak sendiri. Jadi, dalam pengertian ini, setiap warga, termasuk TIONGHOA yang menjadi Warga Negara Indonesia sejak KELAHIRANNYA dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain atas kehendak sendiri, adalah ORANG INDONESIA ASLI! Salam, ChanCT So Wee Ming 19 Desember pukul 0:47

(3)

3 Diskriminasi dan Indonesia Asli .

DISKRIMINASI

... memang itu kata yang menakutkan buat sebagian besar orang, terutama dari warga keturunan Tionghoa yang selama era Soeharto mengalami Tindakan Represif dan Diskriminasi secara berlebihan dari Rezim ORBA yang berkuasa sa'at itu dan itu menyisakan trauma yang cukup mendalam pada diri kita yang mengalaminya , seperti contoh dengan adanya

1. Pembuatan Formulir K-1 & SBKRI yang Khusus untuk Warga Negara Indonesia Keturunan Tionghoa, sedangkan Warga Negara Keturunan dari Etnis lain tidak diharuskan, bahkan kalaupun kita pindah rumah walaupun masih 1 Kelurahan pun harus mengganti surat-surat tsb.

2. Dibentuknya BKMC ( Badan Koordinasi Masalah Cina ) pada Tahun 1967 oleh Rezim ORBA penuh bernuansa Diskriminarif karena bersifat khusus karena penugasan Badan ini antara lain mengikuti pergerakan dan memonitor para Warga Keturunan Tionghoa , ini sungguh Aneh dan Lucu warga negara biasa yang tidak mengerti apa2 pun termasuk yang diamati dan dimonitor , Apakah ini bukannya mereka yang membuat “ Masalah “ itu sendiri , kalau tidak salah sampai sa’at ini BKMC itu belumlah secara resmi dibubarkan kami pun tidak tahu apa alasan nya .

3. Dilarangnya Warga Keturunan Tionghoa untuk berkebudayaan ataupun mempertunjukan kebudayaan didepan umum bahkan penggunaan Bahasa dan Aksara Mandarin pun dilarang, ini adalah semacam “ genoside “ secara sistimatis.

Pada Kerusuhan Mei Tahun 1998 warga Keturunan Tionghoa juga menjadi "sasaran tembak" secara sistematis dan banyak yang menjadi korban baik secara fisik maupun materi dan ternyata sampai sekarang masalah itu tidak pernah bisa tuntas diungkap siapa2 pelaku dan dalangnya, hal ini disebabkan kurangnya Political Will dari berbagai pihak utamanya adalah Pemerintah yang mestinya bisa membantu mengungkap itu semua , sekarang ini kita berharap pada Pemerintahan baru Presiden Jokowi & JK akan menyelesaikan masalah Tragedi mei ’98 ini sampai Tuntas .

Kalau kita bicara soal korban tentu sangatlah banyak , baik dari warga keturunan Tionghoa maupun yg dan pada akhirnya kita sama2 tau ternyata lebih banyak dari korban jiwa nya adalah bukan dari warga keturunan Tionghoa tetapi tetaplah itu harus menjadi bahan renungan kita , Tragedi ini adalah sebuah Political Cost yang sangat mahal untuk

(4)

4

mewujudkan Reformasi dan Demokrasi , yang kita sayangkan Reformasi ini makin kehilangan bentuk & makna nya yg hakiki , Demokrasi pun lama2 malah menjurus kepada DemoCrazy, hal ini terlihat dgn alasan berdemokrasi maka Anggota DPR selama berbulan-bulan hanya berkonflik ria dan tetap terima Gaji , mereka berebut kuasa . Dalam kehidupan se-hari2 Diskrimasi itu memang ada dalam berbagai bentuk suatu contoh yang gamblang belakangan ini adalah Diskriminasi Keadilan buat rakyat kecil , ada Rakyat kecil yang mencuri 3 bj buah Kakao kena hukum 1,5 bulan dan yang lebih parah lagi ada kasus memakan 1 bh semangka juga kena hukum, bandingkan dengan para pejabat dan para Konglo Hitam yang berurusan dengan Hukum karena Korupsi ataupun menilep Uang Negara ( Uang Rakyat ) sampai Triyunan Rupiah, serta mereka2 yg telah membuat kelalaian sampai menyebabkan rakyat harus mederita di Sidoarjo gara2 Lumpur yang meluap , disini hukum terkesan lambat menindak mereka bahkan ada pihak yang sepertinya terkesan " kebal " .

Jadi dalam hal ini kita juga harus arief dalam menyikapi masalah diskriminasi yang terjadi terutama yang kerkenaan dengan eksistensi sebagai Warga Negara Keturunan Tionghoa, malahan seharusnya Warga Keturunan Tionghoa bisa berbuat lebih baik dari Warga Negara Keturunan / etnis lainnya, kita harus bisa membuktikan bahwa kita sebagai Warga Keturunan Tionghoa ini bukan hanya " Economic Animal " tetapi kita ini juga bisa " Care " dan paling tidak kita bisa " Do some thing " .

Caranya ... ? mulailah dari lingkungan terdekat dengan kita yaitu pada para tetangga , janganlah sampai kita terkesan " Lu lu - Gua gua ", cobalah mulai mendekat dan berbuat sesuatu yang positif, sikap dan sopan santun kita dijalan juga harus dijaga jangan menimbulkan image sok2 an , bergabung dengan organisasi sosial yang kita anggap cocok dengan pandangan kita, banyak bergerak dalam bidang sosial & kemasyarakatan, dengan ini semua paling tidak akan bisa mengurangi dampak buruk yang diakibatkan oleh perbuatan oknum2 yg dianggap negatif yg sebenarnya dilakukan hanya oleh segelintir warga keturunan dan para Konglo Hitam pengemplang BLBI.

Kita sebagai Warga Negara yang baik harusnya jangan lagi memperbesar dikotomi dalam hal perbedaan ( Pri - Non Pri ) yang benar menurut saya kita harus buktikan bahwa Warga Keturunan ini harus bisa masuk dalam " Arus Besar " ( Main Stream ) seperti yang sudah dibuktikan dua orang Warga Negara Keturunan Tionghoa yaitu Bapak Hasan Karman sebagai Walikota dan Bapak Basuki Purnama sebagai Bupati Belitung dan Gubernur DKI .

(5)

5

Inilah tantangan yang harus kita hadapi untuk mewujudkan Indonesia yang benar2 BHINEKA TUNGGAL IKA, tidak hanya mengandalkan pada UU Kewarganegaraan yang sudah disyahkan betapapun isi Undang-undang itu kalau kita tidak mengamalkannya secara konsisten dan ber-sama2 tetaplah hanya berupa tulisan2 didalam sebuah kitab saja.

INDONESIA ASLI .

yang pasti sih menurut UU no 12 tahun 2006 ttg Kewarganegaraan, Warga Negara Indonesia adalah:

A. Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/atau berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain sebelum Undang-Undang ini berlaku sudah menjadi Warga Negara Indonesia;

B. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia;

C. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga Negara Indonesia dan ibu warga negara asing;

D. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara asing dan ibu Warga Negara Indonesia;

E. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara Indonesia, tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut;

F. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya Warga Negara Indonesia;

G. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara Indonesia; H. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara asing yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara Indonesia sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin; I. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak jelas

(6)

6

status kewarganegaraan ayah dan ibunya;

J. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui;

K. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesiaapabila ayah dan ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya;

L. Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan;

M. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.

itu hanya sekedar batasan2 yang dikatakan sebagai Orang Indonesia Asli. Tinggal pilih kita ini masuk pada salah satu kriteria diatas atau ga? Kalau masuk, mau turunan bule, negro, tionghoa atau alien sekalipun, masih bisa diakui sebagai Orang Indonesia Asli. Sekian

Referensi

Dokumen terkait

Pengertian di atas mencakup esensi kewirausahaan yaitu tanggapan yang positif terhadap peluang untuk memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik

1) Tekanan positif merupakan tekanan hidrostatik yang terjadi akibat cairan dalam membran. Pada dialisis hal ini dipengaruhi oleh tekanan dialiser dan resisten vena

 yang terukur terukur sesuai sesuai dengan dengan standar standar kompetensi kompetensi kerja.Menunjukka kerja.Menunjukkan n keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji

Usai berkeliling ke sejumlah lantai Transmart MX Mall Malang, CT menggelar rapat terbatas dilobi ground floor (GF) dan berlangsung sekitar 10 menit.. lantai, dan setiap

Oleh karena itu, agar biaya pemakaian tidak membebani pemakai maka pada perangkat telepon dibuat aplikasi untuk pembatas pemakaian dengan cara user login dan

Objek-objek penelitian yang berasal dari data berupa percakapan telepon di radio dalam acara HR dianalisis dengan teori pragmatik dengan spesifikasi pada prinsip kerja sama,

Bahwa Hak Milik Tanah Adat/ Pasini dari Almarhum Louis Mantiri sesuai dengan Surat Pemindahan Hak Milik Tanggal 8 April 1974, Luas 5.023 M2, Surat Keterangan Nomor: 004/SK/M- II/1977

Gambaran mengenai kondisi transportasi khususnya berjalan kaki di kawasan Pendidikan Yogyakarta sebagaimana yang telah dijelaskan di atas menjadi dasar perlunya dilakukan