• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN DAN FUNGSI MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN SMA MUHAMMADIYAH DI KABUPATEN BANDUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAN DAN FUNGSI MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN SMA MUHAMMADIYAH DI KABUPATEN BANDUNG"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN DAN FUNGSI

MAJELIS PENDIDIKAN DASAR

DAN MENENGAH DALAM

MENINGKATKAN MUTU

PENDIDIKAN

SMA MUHAMMADIYAH DI

KABUPATEN BANDUNG

(Study Kasus di SMA Muhammadiyah 2,3,4 Kab. Bandung)

oleh Yeni Andriani, Sutaryat Trisnamansyah, Yosal Iriantara

Muhammadiyah High School (SMA) in Bandung district quite a lot, but unfortunately not

all schools that have the same quality. There are some schools whose students are less due

to inadequate facilities and infrastructures. Diklismen Training as the party responsible for

the improvement of school quality is considered not working optimally. The purpose of this

study is to know the planning, organizing, implementation, evaluation, collective collegia,

overweight, and efforts made by the Majlis. This study uses the theory of progresivism and

reconstructionalism. The method used is descriptive analytical with qualitative approach. The

research techniques using observation techniques, interviews and documentation as a means

of data collection. The conclusion of this research is that the Dikdasmen Muhamadiyah has

performed its role and function well, although not maximally in accordance with the program

that has been targeted.

Key Words:

Roles, functions, Majlis, Dikdasmen, Muhammadiyah.

(2)

PENDAHULUAN

Agama Islam khususnya sangat kaya atas nilai etika dan moral yang dapat membawa pada kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.Sejalan dengan paradigma di atas, telah turut berperan berbagai lembaga dalam pengembangan bidang pendidikan. Lembaga tersebut diantaranya lembaga pemerintahan, yaitu kementerian agama, kementrian pendidikan nasional, dan juga dari lembaga ataupun organisasi sosial diluar pemerintahan seperti Nahdhotul ulama’, Al-Irsyad dan Muhammadiyah.

Muhammadiyah merupakan sebuah gerakan dakwah Islam amar makruf nahi munkar. “Dakwah dilakukan melalui penyelenggaraan berbagai bentuk pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, antara lain di bidang kesehatan, pendidikan, bidang sosial lainnya, dan bidang pelayanan keagamaan langsung” (Anwar, 2003: 35).

Muhammadiyah menjalankan berbagai macam kegiatan seperti pengajian, khutbah, tabligh akbar, dan lain sebagainya. Hal ini dapat terlihat dengan banyaknya amal usaha yang telah dilakukan, berupa pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah, panti asuhan, pengajian rutin, khotbah serta pengelolaan zakat dan shodaqah. Masyarakat di Kabupaten Bandung pun menyambut kegiatan-kegiatan tersebut dengan baik, serta masyarakat lebih marak dalam pengamalan ibadah dan semangat dalam menuntut ilmu pengetahuan agama. Hal ini terlihat dari semangat masyarakat mengikuti dan berperan serta dalam kegiatan-kegiatan Daerah di Kabupaten Bandung.

Adapun salah satu majelis yang akan di bahas oleh peneliti yaitu majelis Pendidikan Dasar dan Menengah. (1) majelis ini sangat membantu pimpinan yang bertanggung jawab penuh terhadap persoalan pendidikan di Muhammadiyah. yang telah dicapai; (2) mempersiapkan SDM yang kompeten dan mampu bersaing dalam

pasar global; (3) sistem pendidikan nasional dituntut untuk melakukan perubahan dan penyesuaian sehingga dapat mewujudkan proses pendidikan yang lebih demokratis memperhatikan keragaman, kebutuhan daerah dan peserta didik, serta mendorong partisipasi masyarakat.

Majelis pendidikan dasar dan menengah pimpinan daerah Muhammadiyah memiliki peran dan tugas sama dengan majelis pimpinan wilayah, dan pimpinan pusat. Akan tetapi ruang gerak majelis pendidikan dasar dan menengah Muhammadiyah daerah menurut pengamatan peneliti telah menunjukkan kiprahnya di bidang pendidikan melalui majelis pendidikan dasar dan menengah Muhammadiyahnya. Hal tersebut terbukti dengan banyaknya lembaga pendidikan yang diselenggarakan, seperti SD Muhammadiyah, SMP Muhammdiyah dan SMA Muhammadiyah yang tersebar di seluruh Kabupaten Bandung.

Sekolah Muhammadiyah di Kabupaten Bandung berjumlah 29 sekolah, tingkat dasar 13, menengah pertama 10, menengah atas 6. Namun dari sisi kualitas, ada yang tinggi dan ada juga yang masih rendah. Dilihat dari sarana dan prasarana, keadaan SDM yang minim terutama dalam bidang teknologi. Penyebaran jumlah siswa yang dimana ada sekolah yang jumlah siswanya hampir seribu orang, tapi sekolah lain jumlah siswanya tidak sampai lima puluh orang.

Berbagai asumsi muncul sebagai penyebab kondisi jumlah siswa yang sangat fluktuatif tersebut. Salah satunya adalah Majlis Dikdasmen Muhammadiyah sebagai lembaga yang bertanggungjawab dalam menyelenggarakan pendidikan dasar dan menengah tidak bekerjanya secara optimal.

Berdasarkan latar belakang di atas maka menarik untuk dikaji tentang upaya yang dilakukan oleh Majlis Pendidikan

(3)

Dasar dan Menengah (Dikdasmen) daerah kabupaten Bandung dalam meningkatkan kualitas Aekolah Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah, maka penulis melakukan penelitian yang berjudul “Peran dan Fungsi Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan SMA Muhammadiyah di Kabupaten Bandung.”

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan adalah deskriptif analitis dengan pendekatan kualitatif. Menurut Moleong (2008: 4), metode deskriptif analitik ini sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupakata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Adapun teknik penelitiannya dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi sebagai alat pengumpulan data. Sumber datanya terdiri dari data primer dan data skunder. Langkah analisis data dalam penelitian ini adalah : Display data, reduksi data Pengambilan Kesimpulanan dan Verifikasi Data triangulasi.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Kerja Majelis Dikdasmen dalam meningkatkan mutu pendidikan merujuk pada Perencanaan Program dan sasaran jangka panjang 5 tahun (2015-2020), serta pada program perserikatan yang mempunyai prinsif Ketauhidan, Kerahmatan, Kekhalifahan, Kerisalahan, Kemaslahatan, Kemajuan, Rasionalitas dan Keilmuan, Kreativitas Lokal dan Desentralisasi Proporsional, pleksibilitas, Efektivitas dan Efisiensi dan Prinsip Hukum dan Keadilan.

Penanggung jawab kegiatan adalah para

pengurus majlis Dikdasmen Muhmadiyah Kabupaten Bandung. Bentuk kegiatannya berupa Worksop, DIKSUSPALA (pendidikan khusus kepala), Diklat, saresehan, diskusi, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, pembinaan dan kerjasama dengan majlis lain. Pesertanya adalah para Kepala Sekolah, wakasek, para guru bidang studi.

Hasil yang diharapkan para kepala sekolah, wakasek dan guru dapat meningkatkan profesionalisme kerja, keterampilan dan wawasan mereka sehingga memenuhi delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP) sehingga dapat meningkatkan mutu sekolahnya masing-masing.

Selepas 2015, program kerja mengalami kevakuman dikarenakan ada krisis re-generasi. Beberapa alasan yaitu, Berbicara kepemimpinan berarti kita berbicara masalah prilaku, gaya atau cara. Ada 3 ciri pokok dari masalah kepemimpinan yang dihadapi oleh majlis Dikdasmen Kabupaten Bandung,yaitu: Persepsi sosial, Kemampuan berpikir abstrak, dan Keseimbangan emosional. (wawancara dengan ketua majlis Dikdasmen Muhamadiyah nopember 2017) Tiga hal inilah yang ada kaitannya dengan krisis Kepemimpinan yang terjadi di majlis Dikdasmen Muhamadiyah Kabupaten Bandung. Permasalahan yang terdapat pada setiap kegiatan dalam program kerja lima tahun bahwa dalam pembiayaannya dikosongkan. Karena memang di majelis dikdasmen Muhamadiyah Kabupaten Bandung belum memiliki sarana prasarana gedung khusus yang permanen untuk setiap pengadaan kegiatan. Jadi selama ini sifatnya kondisional misalnya, di SMA-SMA Muhamadiyah yang ada di kabupaten Bandung berdasarkan kesepakatan kepala sekolah dan pengurus majlis untuk menentukan tempat dan waktunya.

Struktur Persyarikatan Muhammadiyah, di tiga sekolah SMA Muhamadiyah hampir sama, yaitu pola kepemimpinan laizzes faire.

(4)

Pengorganisasianya dibagi kepada tiga tahapan yaitu: di tingkat majlis, sekolah, dan tingkat amal usaha.

Fakta posistif yang dimiliki memberikan optimisme yang tinggi akan pergerakan persyarikatan Muhammadiyah lebih dinamis. Secara keseluruhan setiap kecamatan telah memiliki Pimpinan Cabang dan setiap kelurahan memiliki ranting dan jamaah.

Sekolah/madrasah itu bisa menjadi modal kekuatan, tetapi juga bisa menjadi beban yang sangat berat. Potret lembaga pendidikan dasar dan menengah Muhammadiyah di Kabupaten Bandung tersebut sangat beragam kualitasnya, sebagian kecil telah menunjukkan dirinya sebagai sekolah/madrasah unggulan dengan berbagai prestasi yang diraihnya.

Sementara itu sebagian besar kondisinya masih belum menggembirakan, mereka masih perlu kerja keras untuk mengejar ketertinggalan dari sekolah/ madrasah yang sudah maju. Suprastruktur organisasi ini adalah pilar utama gerakan menuju tujuan persyarikatan, yaitu: Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Perkembangan pendidikan, kesehatan, dan ekonomi masyarakat adalah salah satu objek program Muhammadiyah. Membangkitkan semangat dalam bidang-bidang tersebut di atas dan khususnya bidang ekonomi melalui semangat kewirausahaan bagi warga Muhammadiyah memerlukan keterampilan manajerial yang tidak sederhana dan karenanya memerlukan pengerahan kekuatan yang integratif.

Menurut Pasal 4 Qa’idah Majlis Pendidikan Dasar dan Menengah Muhammadiyah Kabupaten Bandung mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Prapenyelenggaraan:

a) Mempelajari, meneliti, serta menyiapkan pendidikan lembaga Dikdasmen Muhammadiyah.

b) Penelitian dan Pengembangan (Litbang)

c) Meneliti perkembangan dunia pendidikan untuk perkembangan Dikdasmen Muhammadiyah.

d) Penyelenggaraan

e) Menyelenggarakan lembaga Dikdasmen Muhammadiyah.

b. Pengaturan:

a) Mengatur pengangkatan dan pemberhentian pimpinan dan tenaga pendidikan lembaga Dikdasmen Muhammadiyah.

b) Mengatur pelaksanaan penerimaan siswa lembaga Dikdasmen Muhammadiyah.

c) Membuat dan menyiapkan kurikulum lembaga Dikdasmen Muhammadiyah.

d) Membuat pedoman hari sekolah dan hari libur sekolah lembaga Dikdasmen Muhammadiyah.

e) Membuat pedoman penyelenggaraan keuangan lembaga Dikdasmen Muhammadiyah.

f) Membuat pedoman laporan penyelenggaraan lembaga Dikdasmen Muhammadiyah.

c. Pembinaan dan pengawasan:

Membina dan mengawasi lembaga pendidikan dasar dan menengah Muhammadiyah. Pelaksanaan tugas dan fungsi majelis dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMA terindikasi belum mencapai target secara maksimal, hal ini terlihat dari keluhan mayoritas para kepala sekolah dasar dan menengah berkisar pada kurangnya arahan, bimbingan, dan evaluasi terhadap sekolah. Keluhan lainnya adalah minimnya fasilitas, sarana dan prasarana sekolah, hingga minimnya gaji guru dan kepala sekolah, sehingga membuat kinerja mereka tidak maksimal. Seharusnya Majlis Dikdasmen Kabupaten Bandung bekerja untuk meningkatkan mutu/kualitas sekolah SMA Muhammadiyah Kabupaten Bandung dengan cara melengkapi sarana-sarana dan prasarana-sarana yang sesuai dengan perkembangan zaman.

(5)

Evaluasi Sekolah Unggul Muhammadiyah dengan menggunakan instrumen yang diadopsi dari instrumen akreditasi sekolah/madrasah dan diadaptasi dengan kebutuhan Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah, yang ditambahi dengan budaya mutu dan al-Islam Kemuhammadiyahan. Adapun dalam mengevaluasi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di SMA Muhamadiyah di kabupaten Bandung, yaitu mengacu pada : a. Program

Menurut ketua Dikdasmen bahwa dalam Penilaian keberhasilan dalam melaksanakan program dengan cara penilaian secara struktural sebagai penilaian evaluasi kinerja kepala sekolah dengan mengacu pada instrument-instrumen yang dibuat oleh majlis Dikdasmen. Dengan penilaian yang mengacu pada standar ini diharapkan para kepala sekolah dan guru SMA Muhamadiyah yang ada di Kabupaten Bandung memiliki kompetensi professional yang memadai.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan Evaluasi Penilaian sekolah/madrasah untuk meningkatkan mutu pendidikan SMA di Kabupaten Bandung, yang unggul diselenggarakan oleh Majelis Dikdasmen Pimpinan Kabupaten Bandung. Kegiatan penilaian sekolah/madrasah tingkat SMA unggul ini diikuti oleh seluruh sekolah Muhamadiyah Kabupaten bandung, yang berlangsung setiap tahun mulai tahun 2008 sampai dengan tahun 2012, setelah tahun 2012 kegiatan penilaian sekolah unggul dirancang dua tahun sekali.

c. Kegiatan

Dalam pelaksanaanya evaluasi teterbagi kepada dua tife/model kegiatan, yaitu ada tife/model sentralisasi dan desentralisasi , namun dalam hal ini yang terjadi di kepengurusan Majelis dikdasmen Muhamadiyah Kabupaten

Bandung termasuk kepada tife/model Sentralisasi, yaitu semua petunjuk dan kegiatan diserahkan kepada pusat, segala bertumpu kepada pemimpin pusat. Organisasi menjadi lebih ramping dan efisien, karena seluruh aktivitas organisasi terpusat sehingga pengambilan keputusan lebih mudah. Perencanaan dan pengembangan organisasi lebih terintegrasi. Pengurangan redundancies aset dan fasilitas lain, dalam hal ini satu aset dapat dipergunakan secara bersama-sama tanpa harus menyediakan aset yang sama untuk pekerjaan yang berbeda-beda.

Kebijakan yang diambil melalui kebersamaan seluruh pengurus dan anggota harus terlibat. Kolektif artinya bersama-sama. Kolegial berarti akrab sebagaimana layaknya teman sejawat. Kolegial mensyaratkan keadaan kebersamaan. Melakukan kerja secara kolektif atau koligial diperlukan hati yang tulus untuk bersama-sama tanpa dihalangi oleh sentimen tertentu. Kolektif kolegia majelis yaitu dengan bersinergi dan menjalin kerjasama dengan majlis yang lain seperti : majlis gerakan Islam dakwah amar makruf nahi mungkar dan tajdid, Tapak Suci, IPM, Hizbul Wathan, bidang ekonomi, pendidikan kader dan pemberdayaan masyarakat untuk menopang keberhasilan program.

Kelemahan di sekolah yang dikelola Dikdasmen Muhmadiyah kabupaten Bandung adalah profesionalisme dan wawasan kepala sekolah serta guru yang masih kurang, dan fasilitas pendukung proses pendidikan yang belum memadai.

Analisis kompetensi kepala sekolah dilakukan sebulan sekali. Namun belum berjalan teratur dan terjadwal. Minimal setahun sekali para pengawas mengadakan kunjungan ke sekolah-sekolah ketika kepala sekolah-sekolah bertugas secara bergantian. Tujuannya agar para

(6)

pengawas dikdasmen memperoleh data tentang keadaan sebenarnya mengenai kemampuan dan keterampilan kepala sekolah dalam memimpin. Para pengawas dapat menganalisis kesulitan-kesulitan yang dihadapi kepala sekolah untuk kemudian mencari alternatif pemecahannya dengan baik, sehingga situasi pekerjaan dapat ditingkatkan ke arah yang lebih baik.

Kelebihan Majelis Dikdasmen yaitu: beradaptasi dengan lingkungan kerja, seperti idealisme, motivasi, kualifikasi pendidikan, koordinasi dan kerja sama yang baik antar kepala sekolah, guru, pembina serta peran masyarakat. Penghambatnya, yaitu keadaan sekolah yang belum sepenuhnya kondusif, belum adanya penghargaan yang seimbang, masih rendahnya kesejahteraan yang diterima oleh kepala sekolah dan guru, serta terbatasnya sarana prasarana.

Ada beberapa strategi pokok yang dilaksanakan oleh majlis Dikdasmen Muhamadiyah Kabupaten Bandung yang diantaranya adalah :

a. Benchmarking (patok duga)

Menentukan sekolah lain baik negeri maupun swasta yang lebih maju untuk dijadikan standar. Dalam memilih dan menentukan sekolah sebagai standar tidak harus meliputi semua unsur tetapi bisa tiap unsur (Imtaq, Iptek atau Ikhtiar).

b. Pengembangan/Peningkatan Kualitas SDM Kepala Sekolah dan Guru

Peningkatan kualitas SDM kepala sekolah dan Guru dapat direalisasikan dengan cara sebagai berikut: Mengikutsertakan mereka dalam pembinaan, pelatihan, workshof, penelitian dan pengabdian serta Diksuscapala para kepala sekolah dan guru SMA Muhmadiyah secara berkesinambungan dalam rangka meningkatkan mutu dan menambah pengetahuan dan profesionalismenya. c. Improvement atau tahap pengembangan

1) Quantum Learning

2) Pelatihan classroom management

SIMPULAN DAN

REKOMENDASI

Simpulan

Majlis Dikdasmen sebagai salah satu unsur pembantu pimpinan yang bertanggungjawab penuh terhadap persoalan pendidikan Muhammadiyah berperan penting meningkatkan kualitas sekolah. Kemajuan dan kemunduran sekolah Muhammadiyah sesungguhnya tidak lepas dari peran dan fungsi Majlis Dikdasmen Muhammadiyah.

Tugas Majlis Dikdasmen hampir sama dengan Dinas Pendidikan, yaitu sama-sama memiliki peran dan fungsi sebagai penanggungjawab penuh terhadap proses pendidikan yang ada di kabupaten/kota, dan juga memiliki kesamaan dalam hal penanggungjawab terhadap sumber daya manusia/tenaga pendidik dan kependidikan di semua tingkat satuan pendidikan, termasuk juga bertanggungjawab terhadap kesejahteraan guru/karyawan di sekolah.

Majlis Dikdasmen Muhamadiyah Kabupaten Bandung sudah menjalankan peran dan fungsinya secara baik dengan mengacu pada Program dan sasaran jangka panjang 5 tahun (2015-2020) serta merujuk pada program perserikatan. Namun pada belum sesuai target. Hal ini dapat dilihat dari keluhan mayoritas para kepala sekolah dasar dan menengah berkisar pada kurangnya arahan, bimbingan, dan evaluasi terhadap sekolah. Keluhan lainnya adalah minimnya fasilitas, sarana dan prasarana sekolah, hingga minimnya gaji guru dan kepala sekolah.

Rekomendasi

1. Untuk Pemerintah Kabupaten Bandung Kepada pemerintah, agar mengupayakan

anggaran untuk peningkatan pelaksanaan mutu pendidikan di lingkungan majlis Dikdasmen kabupaten Bandung, pemenuhan sarana prasarana dan kesejahteraan bagi kepala sekolah,

(7)

guru .serta stap TU. 2. Untuk Majlis Dikdasmen

Dalam penyusunan program kegiatan majlis Dikdasmen perlu memperhatikan kebiasaan kegiatan yang terjadi di lingkungan sekolah-sekolah SMA Muhamadiyah masing-masing, agar pelaksanaan kegiatan tidak terganggu oleh kegiatan kemasyarakatan yang ada. Kemudian para kepala sekolah yang aktif dalam kegiatan memperoleh piagam dan cindramata yang dihargai sebanding dengan mengikuti penataran selama 30 jam, maka dalam setiap pelaksanaan kegiatan harus tertib administrasi dan pengurus mengkoordinir pembuatan usulan kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung.

3. Untuk Kepala Sekolah

Peran kepala sekolah dalam mengimplementasikan program kegiatan majlis Dikdasmen, akan lebih berhasil jika kepala sekolah lebih berkomitmen dalam optimalisasi program majlis yang didasari gebrakan manajerial yang handal. Figur style kepala sekolah yang mempunyai kapabilitas, kredibilitas, dan daya juang yang tinggi untuk peningkatan kualitas pelaksanaan penilaian kinerja guru di sekolahnya.

4. Untuk Guru-guru SMA Muhammadiyah Kabupaten Bandung.

a. Hendaknya para guru SMA Muhammadiyah lebih aktif mengikuti setiap kegiatan yang telah ditentukan dalam program majlis Dikdasmen. Selain itu juga diharapkan agar selalu meningkatkan motivasi diri untuk dapat bekerja secara profesional. b. Untuk meningkatan partisipasi aktif

dan semangat para guru dalam pelaksanaan kegiatan program majlis perlu lebih mengaktifkan model tutor sebaya, dalam pelaksanaan kegiatan lebih bervariasi, perlu juga mendatangkan narasumber dari lembaga lain yang terkait.

c. Dalam kegiatan belajar mengajar oleh guru SMA Muhammadiyah strategi pembelajaran dan metode yang digunakan perlu lebih bervariasi, dengan mempertimbangkan materi ajar yang disampaikan sehingga siswa tidak jenuh dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

5. Untuk Peneliti Lain

Bagi para peneliti selanjutnya, semoga hasil penelitian ini dijadikan bahan penelitian yang lebih mendalam lagi, baik dari segi isi maupun yang lainnya.

Daftar Pustaka:

Ali, H. 2007. Filsafat Pendidikan. Yogyakarta : Kota Kembang.

Anwar, 2005. Kebijakan Pendidikan di Indonesia, Proses, Produk dan Masa Depannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Imron. A. 2002. Kebijakan Pendidikan di Indonesia, Proses, Produk dan Masa Depannya. Jakarta: Bumi Aksara.

S. Barnadib, 2007, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis. Yogyakarta: Andi Offset.

Nazir Moh, 2009, Metode Penelitian,

Jakarta: Ghalia Indonesia Cet. Ke-4. L.J. Moleong, 2006, Metodollogi Penelitan

Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Fokus Media

Soekanto (2009:212-213) Soekanto Soerjono, 2009, Pengantar Penelitian Hukum, Penerbit Universitas Indonesia Press, Jakarta.

(8)

Referensi

Dokumen terkait

 Site ini berada dekat dengan Monumen Jogja Kembali, yang merupakan suatu tempat pendidikan dan rekreasi.  Kawasan tersebut merupakan kawasan yang

Pada saat uji oleh ahli materi ada catatan penting berkaitan dengan kemampuan komu- nikasi matematis siswa yang dapat difasilitasi oleh LKPD yang dikem- bangkan, dimana

Sentriol adalah organel yang berperan penting dalam pembelahan sel melalui proses yang disebut mitosis.. Sentriol hanya ditemukan pada

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL KELAS VII DI

[Diisi akumulasi jumlah penghasilan neto pada setiap Formulir 1721-A1 dan/atau 1721-A2 yang dilampirkan atau Bukti Potong Lain]. 2 PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI

Dengan demikian hipotesis penelitian dapat dibuktikan (teruji); (4) persepsi karyawan terhadap learning organization memandang baik atau sangat pentingnya learning

Jam Prime Time adalah waktu penayangan paling baik , yaitu pada jam 19.30 21.00 yang dimana pemirsa televisi dapat menyaksikan program acara pada jam tersebut Tetapi

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya disparitas pemidanaan terhadap pelaku tindak pidana pornografi adalah, faktor perundang- undangan, yaitu adanya kebebasan