IV GAMBARAN
UMUM
4.1 Keadaan Wilayah
Kota Palangka Raya secara astronomi terletak pada 113o30’ - 114o04’ Bujur Timur dan 1o30’ - 2o24’ Lintang Selatan. Secara administrasi Kota Palangka Raya berbatasan dengan Kabupaten Gunung Mas di sebelah Utara, Kabupaten Pulang Pisau di sebelah Timur dan Selatan serta Kabupaten Katingan di sebelah Barat. Kota ini memiliki wilayah seluas 2.678.51 km2 (1,56% luas Provinsi Kalimantan Tengah) dan dibagi menjadi lima kecamatan, yaitu Kecamatan Pahandut, Jekan Raya, Sebangau, Bukit Batu dan Rakumpit dengan luas masing-masing sebesar 117,25 km2, 352,62 km2, 583,50 km2, 572,00 km2 dan 1.053,14 km2.
Berdasarkan data Bappeda Kota Palangka Raya (2007), sebagian besar wilayah Kota Palangka Raya berupa kawasan hutan, yaitu seluas 1.780,51 km2 (66,47%). Penggunaan kawasan lainnya yaitu: tanah pertanian seluas 12,65 km2 (0,47%), tanah pekarangan/pemukiman seluas 300,06 km2 (11,20%), tanah perkebunan seluas 6,09 km2 (0,22%), rawa seluas 400,03 km2 (14,93%), sungai seluas 100,09 km2 (3,73%), danau seluas 13,63 km2 (0,50%) dan kawasan lain yang dapat dikonversi dan penggunaan lainnya seluas 65,45 km2 (2,44%).
Wilayah Kota Palangka Raya terletak pada ketinggian + 13 – 97 m di atas permukaan laut (dpl) dengan daerah berbukit, lipatan dan patahan di bagian utara. Sebagian besar wilayah perbukitan Kota Palangka Raya berada di Kecamatan Bukit Batu di Kelurahan Banturung dengan ketinggian berkisar 118-197 m dpl. Terdapat sembilan bukit yang mendonimasi perbukitan, yaitu Bukit Tangkiling dengan ketinggian 197 m dpl, Bukit Baranahu (183 m dpl), Bukit Buhis (149 m dpl), Bukit Liau (144 m dpl), Bukit Kalalawit (148 m dpl), Bukit Tunggal (179 m dpl), Bukit Tisin (151 m dpl), Bukit Bulan (135 m dpl) dan Bukit Tabala (135 m dpl). Namun. kelas lereng secara keseluruhan termasuk datar yaitu rata-rata <3%.
Sebagaimana wilayah Indonesia pada umumnya, Kota Palangka Raya merupakan daerah yang beriklim tropis dengan rata-rata suhu bulanan berkisar antara 23,1-32,1oC dan rata-rata curah hujan sebesar 266 mm/tahun dan kecepatan angin sekitar 1,7 knot. Musim kering terjadi antara bulan Agustus sampai dengan
bulan Juli. Pancaroba bulan kering/kemarau terjadi pada bulan Juni dan pancaroba bulan basah/hujan terjadi pada bulan Oktober.
Wilayah Kota Palangka Raya dilintasi oleh Sungai Kahayan, Rungan, Sebangau dan anak-anak sungai lainnya. Sungai-sungai tersebut berfungsi sebagai penunjang dan alternatif transportasi darat untuk angkutan barang dan penumpang. Pentingnya peranan sungai ini disebabkan oleh terbatasnya dan atau terganggunya prasarana transportasi darat. Selain itu, sebagian pemukiman penduduk masih berada di daerah aliran sungai.
Pemerintahan Kota Palangka Raya terdiri dari 5 kecamatan dan 30 kelurahan definitif. Dari jumlah kelurahan tersebut sebanyak 6 kelurahan berada di Kecamatan Pahandut, 7 kelurahan berada di Kecamatan Bukit Batu, 4 kelurahan berada di Kecamatan Jekan Raya, 6 kelurahan berada di Kecamatan Sebangau dan 7 kelurahan berada di Kecamatan Rakumpit.
Jumlah penduduk Kota Palangka Raya pada tahun 2006 sebanyak 182.802 jiwa dengan kepadatan penduduk rata-rata 68,25 jiwa/km2. Penyebaran penduduk menurut wilayah kecamatan tidak merata. Sebagian besar penduduk (85,68%) terkonsentrasi di dua kecamatan, yaitu sebanyak 92.220 jiwa (50,45%) di Jekan Raya dan 64.404 jiwa (35,23%) di Pahandut. Sisanya tersebar di Sebangau sebanyak 12.369 jiwa (6,77%), di Bukit Batu sebanyak 11.063 jiwa (6,06%) dan di Rakumpit sebanyak 2.737 jiwa (1,49%). Sebagian besar (74,49%) penduduk Kota Palangka Raya bekerja di sektor jasa, perdagangan dan konstruksi sebagaimana disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6 Lapangan pekerjaan penduduk umur 10 tahun ke atas
Lapangan Pekerjaan Laki-laki Perempuan Jumlah %
Pertanian 4.915 786 5.710 9,09
Pertambangan dan Penggalian 895 - 895 1,43
Industri 1.716 511 2.227 3,55
Listrik, Gas & Air 292 73 365 0,58
Konstruksi 7.530 292 7.822 12,47
Perdagangan 8.359 7.082 15.441 24,61
Transportasi Dan Komunikasi 3.924 438 4.362 6,95
Keuangan 1.514 876 2.391 3,81
Jasa 14.720 8.752 23.472 37,41
Lainnya 73 - 73 0,12
Jumlah 43.939 18.810 62.749 100,00
4.2 Infrastruktur, Sarana dan Prasarana Publik
Mobilitas keluar, masuk dan sirkulasi barang, jasa dan penumpang di Kota Palangka Raya dapat dilakukan melalui darat, sungai dan udara. Ketiga sarana transportasi tersebut sama-sama penting dan saling menguatkan. Masing-masing memiliki keunggulan karena untuk satu rute tertentu umumnya hanya menggunakan satu jenis transportasi. Dominannya penggunaan suatu sarana transportasi untuk rute tertentu dikarenakan lebih murah, lebih cepat, lebih mudah, lebih aman atau karena hanya sarana transportasi itu yang tersedia.
4.2.1 Transportasi Darat
Panjang keseluruhan jalan di Kota Palangka Raya adalah 828,43 km dengan perincian jalan perkotaan sepanjang 717,63 km dan jalan pedesaan sepanjang 110,80 km. Sebagian besar jalan tersebut dalam kondisi rusak ringan dan rusak berat. Perinciannya adalah: kondisi baik sepanjang 105,67 km (12,75%); kondisi sedang sepanjang 188,24 km (22,72%); kondisi rusak ringan sepanjang 289,89 km (34,99%); dan kondisi rusak berat sepanjang 244,63 km (29,53%). Dengan demikian, sampai akhir tahun 2006 panjang jalan yang mantap dan dapat dilalui dengan baik sepanjang tahun mencapai 293,91 km (35,47%). Disamping jalan perkotaan, terdapat 8 kelurahan di wilayah Kota Palangka Raya yang belum dapat dilintasi melalui jalan darat dan terdapat 5 kelurahan lainnya yang agak terganggu pada musim hujan karena tergenang air.
Kondisi jalan tersebut sangat dipengaruhi oleh cuaca. Pada musim kemarau umumnya jalan dapat dilalui dengan lancar. Namun pada musim hujan kondisi jalan berubah menjadi rusak. Hal ini disebabkan konstruksi jalan belum seluruhnya dilapisi aspal sehingga rentan terhadap erosi air. Panjang jalan yang telah dilapisi aspal mencapai 453,24 km. Sedangkan panjang jalan yang ditutupi tanah mencapai 347,73 km dan yang dilapisi kerikil mencapai 27,46 km. Stabilitas kondisi jalan juga dipengaruhi oleh kelas jalan itu sendiri dan tonase kendaraan yang melintas di atasnya. Pada periode 2002-2006 tidak ada peningkatan panjang untuk kelas jalan I dan II, yaitu masing-masing 58,65 km dan 27,50 km. Sedangkan panjang kelas jalan IIIA dan IIIB sedikit meningkat menjadi 85,60 km dan 64,04 km. Perkembangan panjang jalan menurut jenis permukaan, kondisi dan kelas jalan disajikan pada Lampiran 3.
Kelancaran distribusi arus penumpang dan barang antar kecamatan dalam Kota dan dari/menuju kabupaten-kabupaten terdekat di wilayah Kalimantan Tengah ditunjang oleh 3 buah terminal mini/perintis, yaitu Terminal Mining Manasa (TMM) dan Terminal Datah Manuah (TDM) di Kecamatan Jekan Raya dan Terminal Beringa Seberang (TBS) di Pahandut Seberang. Sedangkan transportasi antar kota dalam dan luar propinsi ditunjang dengan 2 terminal regional yaitu Terminal Cilik Riwut (TCR) dan Terminal Bundarang Burung (TBB).
4.2.2 Transportasi Sungai
Keterbatasan transportasi darat menjadikan transportasi sungai sebagai andalan bagi masyarakat baik untuk mengangkut penumpang, barang kebutuhan pokok, hasil pertanian dan hasil bumi. Jenis angkutan yang banyak digunakan adalah kapal/bus air, kelotok, speed boat/long boat, dan lain-lain. Prasarana transportasi sungai pada beberapa wilayah Kota Palangka Raya masih memegang peranan penting untuk beberapa daerah, terutama sungai Runga dalam wilayah Kecamatan Bukit Batu dan Kecamatan Rakumpit. Sungai Kahayan yang melintas di tengah Kota Palangka Raya menjadi urat nadi transportasi menuju dan dari Banjarnasin dan Kabupaten Kapuas ketika transportasi darat terputus.
Jumlah dermaga penunjang kegiatan perdagangan serta angkutan manusia dan barang ada 5 buah, yaitu Dermaga Rambang, Dermaga Flamboyan, Dermaga Kereng Bengkirai, Dermaga Tangkiling dan Dermaga Bukit Pinang. Dermaga Rambang merupakan dermaga utama sebagai prasarana transportasi keluar Kota. Peranan dermaga ini tampak jelas ketika Jembatan Layang Tumbang Nusa di Kabupaten Kapuas belum selesai dikerjakan pada tahun 2000. Pada tahun tersebut jumlah kapal keluar dan masuk Kota Palangka Raya sebanyak 2.831 dan 2.814. kemudian turun drastis menjadi 514 dan 551 pada tahun 2001. Jumlah penumpang yang diangkut keluar dan masuk dari dan menuju Dermaga Rambang pada tahun 2000 sebanyak 56.060 dan 59.576 orang, kemudian turun menjadi 11.028 dan 10.819 orang pada tahun 2001. Pada tahun-tahun selanjutnya jumlah kapal dan penumpang yang keluar dan masuk dermaga tersebut terus menurun seiring dengan semakin baik dan lancarnya transportasi darat.
4.2.3 Transportasi Udara
Transportasi udara merupakan salah satu jenis transportasi yang memegang peranan cukup penting, teruma untuk daerah yang memiliki keterbatasan akses melalui darat dan air. Terlebih bagi Kota Palangka Raya yang merupakan ibukota Provinsi Kalimantan Tengah dimana banyak kegiatan ekonomi, birokrasi dan bisnis yang harus dilakukan dengan cepat. peningkatan sarana transportasi udara mutlak diperlukan. Sayangnya, transportasi udara ini baru mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Hal itu disebabkan terbatasnya jumlah dan rute penerbangan sehingga para penumpang yang akan menuju Palangka Raya harus melalui Bandara Syamsuddin Noor di Banjarmasin kemudian melanjutkan dengan perjalanan darat menuju Palangka Raya.
Kota Palangka Raya memiliki bandar udara terbesar di Kalimantan Tengah, yaitu Bandara Tjilik Riwut yang mampu didarati jenis pesawat Boeing 737 dan CASA. Pada tahun 2006 pesawat yang datang ke bandara tersebut berjumlah 1.968 dengan mengangkut penumpang sebanyak 109.191 orang atau rata-rata 5,4 pesawat/hari dengan jumlah penumpang sebanyak 55 orang/kedatangan. Pada tahun yang sama jumlah pesawat terbang yang berangkat sebanyak 1.971 buah dengan mengangkut penumpang sebanyak 107.820 orang atau rata-rata 5,4 pesawat/hari dengan jumlah penumpang sebanyak 55 penumpang/keberangkatan. Jumlah penerbangan ini hanya meningkat jika dibandingkan dengan penerbangan pada tahun 2000 yaitu sebanyak 1.572 penerbangan datang dan berangkat.
4.2.4 Pos dan Telekomunikasi
Sarana telekomunikasi umum yang ada di Kota Palangka Raya yaitu 1 buah Kantor Pos Besar, 3 buah Kantor Pos Tambahan, 17 buah Kantor Pos Pembantu, 7 buah Rumah Pos dan 995 buah Kotak Pos. Keberadaan kantor pos digunakan masyarakat terutama sebagai sarana pengiriman barang ke daerah-daerah pedalaman. Selain itu terdapat juga Wartel yang tersebar di berbagai penjuru kota. Pada tahun 2005 terdapat 16.229 satuan sambungan telepon (SST). Perkembangan komunikasi semakin pesat dengan tersedianya sarana dan prasana telepon selular dan internet di dalam kota. Namun demikian masih terdapat 1 Kecamatan yang belum mendapat akses telekomunikasi telepon kabel, telepon
selular dan internet yaitu Kecamatan Rakumpit, dikarenakan jaraknya yang cukup jauh dengan pusat kota dan populasi yang lebih sedikit dibandingkan dengan kecamatan lainnya.
4.2.5 Listrik
Tenaga listrik untuk wilayah Kota Palangka Raya disalurkan dari pembangkit listrik yang ada di Kalimantan Selatan dan PLTD Kahayan. Tenaga listrik yang disalurkan ke pelanggan terus meningkat setiap tahun sementara produksi listrik tidak mengalami peningkatan yang signifikan. Jaminan kontinuitas produksi listrik di Kota Palangka Raya agak terganggu karena pasokan listrik dari Kalimantan Selatan sangat tergantung kondisi muka air di waduk Riam Kanan. Selain itu sharing tenaga listrik juga dipengaruhi peningkatan permintaan listrik di Kalimantan Selatan. Akibatnya sering terjadi pemadaman bergilir pada saat beban puncak, baik pada siang hari maupun malam hari.
4.3 Produk Unggulan Daerah
Salah satu kebijakan pemerintah dalam rangka pemberdayaan usaha kecil, menengah dan koperasi (UKMK) adalah dengan memberikan bantuan modal berupa hibah maupun pinjaman dengan syarat ringan. Kebijakan tersebut diimplementasikan sejak dikeluarkannya surat Menteri Negara Pemberdayaan BUMN No: 396/M.PBUN/1998 tanggal 21 Oktober tentang Program Kredit Modal Kerja Usaha Kecil dan Menengah (KMK-UKM) dan surat Direksi Bank Indonesia No: 31/54/Dir/Uk tanggal 21 Desember 1998 perihal KMK-UKM dan Kredit Penerapan Teknologi Produk Unggulan Daerah (KPT-PUD). Bantuan ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemerintah daerah melalui produk unggulan daerah yang dimanfaatkan menggunakan penerapan teknologi.
Berkaitan dengan hal tersebut, Pemerintah Kota Palangka Raya telah melakukan penelitian untuk mengidentifikasi produk-produk unggulan daerah pada masing-masing sektor/subsektor ekonomi, baik yang sudah tercipta melalui mekanisme pasar, maupun yang belum (produk bayangan), namun diprediksi dapat menjadi produk unggulan untuk 5-10 tahun mendatang. Penelitian
dilakukan pada tahun 2006 dengan mengambil lokasi di kelurahan-kelurahan pada setiap kecamatan. Tim Peneliti melakukan wawancara kepada sejumlah pelaku ekonomi, kepala dinas instansi terkait, tokoh masyarakat setempat dan mengamati aktifitas ekonomi masyarakat secara umum. Kriteria penentu keunggulan suatu produk ditetapkan sesuai surat Dirjend Bangda Nomor 671/2413/Bangda tanggal 4 November 1999, yaitu: (1) mempunyai kandungan lokal yang cukup menonjol dan inovatif, baik di sektor pertanian, industri dan jasa, (2) mempunyai daya saing tinggi di pasaran, baik dari ciri, kualitas, harga yang kompetitif serta jangkauan pemasaran yang luas, (3) mempunyai ciri khas daerah yang melibatkan banyak tenaga kerja setempat, (4) mempunyai jaminan dan kandungan bahan baku lokal yang cukup banyak, stabil dan berkelanjutan, (5) produk memiliki nilai tambah tinggi, baik kemasan maupun pengolahannya, (6) secara ekonomi menguntungkan dan bermanfaat untuk meningkatkan pendapatan dan kemampuan sumberdaya manusia masyarakat setempat, dan (7) ramah lingkungan, berkelanjutan serta tidak merusak budaya setempat.
Penelitian tersebut menghasilkan 5 produk yang dinyatakan sebagai produk unggulan Kota Palangka Raya, yaitu karet dan zirkon di Kecamatan Rakumpit, taman hiburan kota jalan Yos Sudarso di Kecamatan Jekan Raya, meubel kayu di Kecamatan Pahandut dan Jekan Raya, dan sapi di Kecamatan Sebangau. Penetapan karet sebagai produk unggulan daerah berdasarkan beberapa pertimbangan, yaitu: (1) keret mempunyai kandungan lokal yang cukup menonjol, (2) mempunyai daya saing tinggi di pasar, (3) mempunyai ciri khas daerah dan melibatkan banyak tenaga kerja setempat, (4) adanya jaminan bahan baku yang cukup banyak, stabil dan berkelanjutan karena tersedia lahan yang cukup dan telah diusahakan oleh penduduk setempat secara turun-temurun dan (5) memiliki nilai tambah tinggi. Sedangkan keunggulan Taman Hiburan adalah: (1) ciri khas daerah dan melibatkan banyak tenaga kerja, (2) memiliki nilai tambah tinggi karena telah dikemas dengan baik, (3) secara ekonomi menguntungkan dan bermanfaat untuk meningkatkan pendapatan dan (4) ramah lingkungan dan tidak merusak budaya setempat.
Zirkon ditetapkan sebagai produk unggulan daerah karena pertimbangan: (1) mempnyai daya saing yang tinggi di pasar, baik dari ciri kualitas, harga serta
jangakauan pemasaran yang luas, (2) mempunyai jaminan bahan baku lokal yang cukup banyak, stabil dan berkelanjutan dan (3) secara ekonomi menguntungkan dan bermanfaat untuk meningkatkan pendapatan dan kemampuan sumberdaya manusia masyarakat setempat. Sementara sapi ditetapkan sebagai produk unggulan Kota Palangka Raya karena: (1) memiliki nilai tambah tinggi dan harganya stabil, (2) secara ekonomi menguntungkan dan bermanfaat untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, (3) berasal dari suatu kawasan pengembangan atau areal yang telah ditetapkan, (4) ramah lingkungan, (5) mendapat perlakuan dari pemerintah melalui deregulasi dan debirokratisasi dan (6) mendapat pembinaan dari pemerintah daerah melalui bimbingan dan penyuluhan.
Keunggulan produk meubel kayu sehingga dinyatakan sebagai produk unggulan Kota Palangka Raya adalah: (1) produk tersebut dapat dengan mudah dan cepat didistribusikan, (2) produk tersebut dapat diproduksi dengan biaya total yang lebih rendah karena cukup tersedia bahan baku lokal dan tenaga kerja terampil untuk mengerjakannya, (3) dibuat di lokasi yang strategis dimana akses ke jalan, jembatan, dan pelabuhan relatif lancar dan murah, (4) dihasilkan oleh suatu unit usaha kecil milik masyarakat dengan citra baik, (5) mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak, (6) sumber tenaga kerja tersedia banyak dalam wilayah setempat, (7) produk tersebut dapat dikirim menggunakan kapal dan mobil angkutan barang, (8) memiliki prospek yang sangat baik karena telah ditetapkan suatu kawasan pengembangannya yaitu di kelurahan Menteng, (9) ramah lingkungan karena berada dalam suatu areal/kawasan sehingga dapat dengan mudah dikontrol oleh pemerintah, dan (10) mendapatkan pembinaan dari pemerintah daerah melalui bimbingan dan penyuluhan.
Dari kelima produk unggulan tersebut, Taman Hiburan dan furniture kayu berada di Kecamatan Jekan Raya dan Pahandut yang merupakan daerah konsentrasi penduduk dan kegiatan birokrasi. Kedua produk tersebut juga lebih mudah diakses oleh penduduk lokal dan pengunjung dari luar kota karena letaknya yang berada di pusat kota. Dengan demikian pengembangan kedua produk unggulan itu perlu dilakukan dengan lebih baik sehingga benar-benar dapat menjadi ikon produk Kota Palangka Raya.