• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI FUNGSI MODUL SINTESIS OTOMATIS DAN KARAKTERISASI 18 F-FDG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UJI FUNGSI MODUL SINTESIS OTOMATIS DAN KARAKTERISASI 18 F-FDG"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

UJI FUNGSI MODUL SINTESIS OTOMATIS

DAN KARAKTERISASI

18

F-FDG

Sulaiman, Chairuman, Yono Sugiharto, Karyadi, Enny Lestari

Pusat Radioisotop dan radiofarmaka, Kawasan PUSPIPTEK, Setu-Tangerang, 15310

Abstrak

UJI FUNGSI MODUL SINTESIS OTOMATIS DAN KARAKTERISASI 18F-FDG. Modul

sintesis otomatis adalah suatu sistem yang dirancang untuk mempercepat proses sintesis 18F-FDG sehingga 18F-FDG yang dihasilkan sebagai radiofarmaka Positron Emission Tomography dapat segera digunakan di rumah sakit. Telah dilakukan uji fungsi modul sintesis otomatis dan karakterisasi produk terhadap unjuk kerja dari modul TRACERlab MX FDG yang dimiliki PRR-BATAN. Uji fungsi dilakukan dengan mensimulasikan F dari NaF sebagai radionuklida 18F dan karakterisasi produk meliputi pH, kualitatif 18F-FDG, Kryptofix 222, sterilitas, pirogenitas, serta penentuan kadar asetonitril, etanol, dan eter. Percobaan yang telah dilakukan menghasilkan produk steril, bebas pirogen, pH 5, dengan konsentrasi pengotor kryptofix 222 kurang dari 50 µg/mL, asetonitril 0,0015%, etanol 0,0162%, dan eter 0,0004%, dengan demikian produk memenuhi spesifikasi yang telah diizinkan.

Katakunci: 18F-FDG, PET, radiofarmaka, 18F

Abstract

TEST OF THE AUTOMATIC SYNTHESIZER MODULE AND CHARACTERIZATION OF 18F-FDG. Automatic Synthesizer Module is a system designed to accelerate the synthesis of 18F-FDG thus

18F-FDG generated as Positron Emission Tomography radiopharmaceutical can be used in the hospital thouroughly. Function test of automated synthesizer modules and characterization have been carried out on the performance of a TRACERlab MX FDG module of PRR-BATAN. Function test was performed by simulating the F from NaF as the radionuclide 18F and characterization results covering: pH, qualitative 18F-FDG, Kryptofix 222, sterility, pyrogenity, and determine the concentration of acetonitrile, ethanol, and ether. The experiments produced sterile product, pyrogen-free, pH 5, with impurity concentration kryptofix 222 less than 50 ug / mL, acetonitrile 0.0015%, etanol 0.0162%, and ether 0.0004%, the product meets specifications which has been allowed.

Keyword: 18F-FDG, PET, radiopharmaceutical, 18F

PENDAHULUAN

Positron Emission Tomography (PET) adalah teknik pencitraan yang unik yang menyediakan atau memberikan informasi tentang molekul dan perubahan metabolik yang berhubungan dengan penyakit [1]. Pada pencitraan dengan PET digunakan

radionuklida pemancar positron, dengan memanfaatkan proses annihilasi antara positron dan elektron yang menghasilkan energi foton sebesar 511 KeV dengan arah yang saling berlawanan [2,3]. Teknik ini digunakan untuk mempelajari fungsi fisiologi, biologi dan farmakologi pada tingkat

molekular serta untuk mengukur secara kuantitatif proses biokimia dan

fungsi fisiologis yang terjadi di dalam tubuh manusia [3]. Teknologi ini telah ada lebih dari 30 tahun tetapi baru digunakan secara klinis sekitar 10-15 tahun belakangan ini. Pada saat ini, perkembangan teknologi ini sangat pesat, karena didukung oleh perkembangan teknologi siklotron dan ketersediaan bahan radiofarmaka. Salah satu bahan yang sering digunakan saat ini adalah 2-[18 F]-fluoro-2-deoxyglucose (18F-FDG) [1]. Dalam pembuatan 18F-FDG secara rutin sangat dibutuhkan

(2)

siklotron untuk menghasilkan radionuklida pemancar positron seperti 18F yang memiliki waktu paro 110 menit. Radionuklida 18F digunakan untuk penandaan senyawa bioorganik dengan cara subtitusi non isotopic.

Radiofarmaka PET yang paling banyak digunakan saat ini adalah 18F-FDG yang telah dijadikan sebagai Gold standard untuk pencitraan lesi tumor (tumour imaging) dalam bidang kedokteran nuklir serta onkologi, kardiologi, dan neurologi di seluruh dunia [1,2,3,4].

Prinsip penggunaan 18F-FDG berdasarkan pada sistem metabolisme glukosa di dalam jaringan tumor lebih besar dibanding jaringan normal. Pada jaringan sel normal ataupun tumor, 18F-FDG akan difosforilasi oleh hexokinase menjadi 18 F-FDG-6-fosfat dan pada sel normal akan mengalami metabolisme tahap selanjutnya. Pada sel tumor senyawa 18F-FDG-6-fosfat tersebut tidak mengalami metabolisme lagi tetapi terperangkap di dalam sel tumor atau kanker (Gambar 1). Banyaknya akumulasi 18F-FDG di dalam sel merefleksikan sebagai jumlah ambilan glukosa dan jumlah fosforilisasi sehingga akumulasi di dalam sel kanker dapat dinilai secara kuantitatif maupun semi kuantitatif. Keadaan ini dimanfaatkan oleh kalangan kedokteran untuk mengetahui letak tumor ataupun kanker di dalam tubuh manusia secara tepat. Disamping itu 18F-FDG juga dapat digunakan untuk diagnosa fungsi jantung dengan melihat metabolisme glukosa pada jantung [2].

Produksi 18F-FDG dapat dilakukan secara manual, tetapi sistem ini mulai ditinggalkan sebab sistem manual banyak kelemahan diantaranya membutuhkan waktu lebih lama dan tidak efisien, mengingat waktu paro dari 18F selama 110 menit. Oleh sebab itu sangat diperlukan suatu sistem produksi yang cepat dan efisien agar produk dapat segera dimanfaatkan di rumahsakit. Dewasa ini sistem manual telah dapat digantikan dengan menggunakan sistem kontrol proses berupa perangkat kompak modul sintesis otomatik.

Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR), BATAN telah memiliki dan menggunakan sistem kontrol proses berupa perangkat kompak modul sintesis otomatik dengan nama TRACERlab MX FDG. Fasilitas tersebut digunakan untuk menunjang tugas pokok dan fungsi dari PRR-BATAN yaitu sebagai pusat pelayanan atau penyedia radioisotop dan radiofarmaka. TRACERlab MX FDG adalah sistem modul otomatis untuk mengubah 18F-fluorida menjadi 2-[18F]-fluoro-2-deoxyglucose (18F-FDG) yang siap untuk pengendalian mutu, yang dapat digunakan dalam Positron Emission Tomography (PET) [ 6].

Gambar 1. Skema sistem metabolisme glukosa dan 18F-FDG dalam sel [5].

Modul TRACERlab MX FDG yang dimiliki PRR-BATAN tergolong baru dan telah pernah dioperasikan beberapa kali untuk pembuatan 18 F-FDG. Untuk lebih memaksimalkan fungsi modul TRACERlab MX FDG dan memaksimalkan keahlian pengoperasian dan dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang timbul saat proses berlangsung dengan tepat dan cepat sangat diperlukan pemahaman dengan pengalaman pengoperasian modul TRACERlab MX FDG yang lebih banyak.

Dalam penelitian ini dilakukan uji fungsi dari modul sintesis otomatis dan karakterisasi untuk 18 F-FDG. Radionuklida 18F disimulasikan dengan Fluorida non aktif dari natrium fluorida (NaF).

METODE

Bahan dan Peralatan

Bahan-Bahan Pereaksi Kimia Yang Digunakan Untuk Proses Disiapkan Dalam Bentuk Kit Steril Sekali Pakai Yang Mengandung Sejumlah Berat Atau Volume Tertentu Dan Diperoleh Dari Abx, Secara Rinci Ditampilkan Pada Tabel 1.

Peralatan Yang Digunakan Adalah Satu Paket Kaset Sekali Pakai Lengkap Dengan Tubing, Vial, Resin Retardasi Dan Three-Way Valve Steril, Kelengkapan Lainnya Adalah Kolom Penampung Konikal, Sep-Pak Penukar Anion Qma, Penyaring Bakteri Millex Fg, Jarum Ventilasi Yang Dilengkapi Filter, Siringe 30 Ml, Vial 20 Ml Penampung Produk Dan Botol 250 Ml Penampung Limbah Dan Satu Perangkat Modul Sintesis Otomatik Dari Tracerlab Mx Fdg Serta Perangkat Komputer Untuk Pengoperasian.

(3)

Tabel 1. Daftar pereaksi kimia yang digunakan dalam sintesis 18F-FDG.

Nama Pereaksi Wadah Berat atau volume

Campuran Pereaksi dari : Kriptofix Potasium karbonat Asetonitril air murni steril

Vial 1,2 mL

22 mg 7 mg 0,3 mL 0,1 mL

Asetonitril Vial 10 mL(seal biru ) 7 mL

Manosa triflat Vial 10 mL(seal merah) 25 mg

Etanol Vial 10 mL( seal kuning) 5 mL

Bufer sitrat, asam klorida 2 N

Vial 10 mL( seal hijau) 5 mL

1 mL

Natrium Hidroksida 2 N Siringe 3 mL 1 mL

Air murni steril kantong 150 mL

Potasium karbonat 0,5 M Vial 10 mL 10 mL

Tata Kerja

Persiapan sebelum proses

Sebelum proses sintesis 18F-FDG berlangsung terlebih dahulu dilakukan pengkondisian kartrid penukar anion QMA dengan cara kartrid penukar anion QMA dilewatkan 10 mL larutan K2CO3 0,5 M, lalu dibilas dengan 20 mL air murni. Kartrid QMA dikeringkan dengan cara melewatkan udara menggunakan siringe secara berulang-ulang sehingga tidak ada lagi air di dalamnya. Dilakukan penyiapan modul sintesis otomatik TRACERlab MX FDG dengan memeriksa bahwa modul telah terhubung dengan komputer serta saluran gas nitrogen maupun udara bertekanan. Kran gas nitrogen dan kran udara bertekanan dibuka dan diatur alirannya, untuk gas nitrogen berada pada tekanan antara 2-6 Bar sedangkan untuk udara bertekanan berada pada tekanan antara 6-10 Bar. Komputer dan modul dihidupkan atau pada posisi ”ON”, kemudian diperiksa status PLC. Tubing saluran 18F dipastikan telah terpasang sesuai katupnya, selanjutnya diperiksa bahwa botol limbah telah terpasang sesuai salurannya dan pada kondisi kosong.

Proses sintesis 18F-FDG

Tombol FDG supervisi shortcut pada desktop Window diklik dua kali dan tunggu beberapa saat sehingga muncul tampilan skema sintesis dari TRACER lab MX FDG (Gambar 3). Modul dalam keadaan stand-by mode dan dapat diakses melalui tiga pilihan About, Maintenance, dan synthesis. Kaset steril dan pereaksi dibuka dari kemasannya, kemudian dipasang pada modul dan disambungkan tubing-tubing sesuai pada petunjuk/gambar yang terdapat pada modul. Tubing inlet nitrogen yang telah dilengkapi filter MilliQ serta tubing exhaust kaset dihubungkan pada hole yang sesuai yang

dipasang/dihubungkan ke vial penampung 18OH2 (target air diperkaya). Vial tempat reaksi penandaan (reaktor) dan tubing output reactor dimasukkan pada hole vial reaktor yang terdapat pada modul. Vial tempat produk berikut tubing output produk yang telah dilengkapi dengan filter MilliQ serta filter untuk ventilasi dimasukkan pada hole vial produk yang terdapat pada modul. Diperiksa semua sambungan tiap tubing dan dipastikan semua telah terpasang dengan rapat .

Semua pereaksi dan kartrid (kriptofix, manosa triflat, metanol, buffer, asetonitril, kantong air murni, NaOH, kartrid QMA, kolom konikal dan siringe 30 mL) dipasang sesuai dengan pada posisi atau tempatnya yang dapat dilihat pada gambar atau skema yang terdapat pada modul. Dipasang penutup “stopper tubing inlet” untuk 18F. Semua pereaksi dan kartrid diperiksa dan dipastikan telah terpasang sesuai tempat dan posisinya.

Mengawali prosedur sintesis FDG dilakukan pengoperasian komputer dengan memilih secara berurutan pada menu “start test”, “kit test”, “Next”, jika semua kondisi dalam pemasangan pereaksi dan kaset dipenuhi maka akan muncul pernyataan “Module test is successful” kemudian “Kit test is successful” dan jika gagal maka perlu diperiksa terutama pada kerapatan pada sistem sambungan dan test diulangi lagi sampai berhasil. Tampilan “start synthesis”, diklik kemudian ditunggu beberapa saat sampai muncul permintaan untuk memasukkan 18F, diinjeksikan larutan 18F ditunggu sampai tidak ada peningkatan radioaktifitas yang terbaca pada monitor (18F disimulasikan dengan F dari larutan NaF sebanyak 0,5 mL dengan konsentrasi F 1 ppm), kemudian diklik “start synthesis”, maka proses sintesis mulai berlangsung, ditunggu sampai proses sintesis selesai dengan munculnya nyala lampu pivot FDG READY pada layar monitor. Produk 18F-FDG diambil dan diukur radioaktifitasnya. Dihitung perolehan hasil yield tanpa koreksi waktu peluruhan dari radioaktifitas hasil 18F-FDG di bagi dengan

(4)

radioaktifitas 18F yang diinjeksikan di kalikan 100%.

Gambar 2. Perangkat Modul sintesis otomatik TRACER lab MX FDG

Gambar 3. Panel skema proses sintesis 18F-FDG pada layar computer

Untuk mengakhiri proses sintesis pilih dan diklik secara berurutan Abort synthesis, Yes, Maintenance, Reset set up, stand by position, dan Exit.

Dengan modul TRACERlab MX FDG pembuatan 18F-FDG membutuhkan waktu sekitar 28 menit dengan hasil sekitar 17 mL berupa larutan jernih, tidak berwarna, netral, isotonic yang siap untuk uji kualitas.

Tahapan kerja dari modul TRACERlab MX FDG sampai menghasilkan pruduk 18F-FDG adalah sebagai berikut :

Pembuatan 18F-fluorida

Radionuklida 18F-fluorida dibuat dengan meradiasi 18

O dari H2O dengan akselerator proton (siklotron). Sebanyak 0,3 – 4 mL 18OH2 ditembak selama 2 jam, dengan energi proton 8-17 MeV yang menghasilkan aktivitas 18F-fluorida sekitar 600-6000 mCi (20-200 GBq), hasil ini harus segera dikirim ke modul sintesis TRACERlab MX FDG yang telah disiapkan dalam kondisi stand by.

Persiapan proses sintesis

Persiapan untuk proses sintesis 18F-FDG dilaksanakan paralel dengan proses iradiasi. Persiapan proses telah dilakukan selama proses iradiasi berlangsung yaitu pemasangan syringe yang disesuaikan dengan pengendali syringe dari modul, pemasangan vial reagen dan melakukan prosedur pelarutan reagen.

Pengolahan air yang diperkaya

Setelah 18OH2 diiradiasi lalu dimasukkan ke dalam modul sintesis TRACERlab MX FDG. Sintesis dimulai dengan melewatkan 18OH2 yang mengandung 18F-fluorida ke kartrid penukar anion (sep-pak light accell plus QMA dari waters) yang telah dikondisikan dan dirubah dengan bentuk karbonat dengan larutan K2CO3 0,5 M sebelumnya. Ion-ion 18F-fluorida akan ditangkap oleh kartrid dan air diperkaya dapat digunakan lagi setelah dimurnikan. Ion 18F dielusi dari kartrid dengan 7 mg natrium karbonat , 22 mg kryptofix 222, 300 µL air, dan 300 µL acetonitril. Waktu yang dibutuhkan pada tahap ini adalah 6 menit.

Penguapan pelarut

Setelah eluen berisi 18F dipindahkan ke dalam reaktor, kemudian diuapkan hingga hampir kering. Selama proses pengeringan ditambahkan acetonitril ke reaktor sebanyak 3 kali 80 µL. dengan suhu pengeringan 90oC yang dialiri nitrogen dan divakum. Waktu yang dibutuhkan pada tahap ini adalah 9 menit.

Proses pelabelan

Mannose triflat sebanyak 25 mg yang secara otomatis dilarutkan dengan 3,5 mL asetonitril (dilakukan sebelumnya) ditambahkan ke residu kering. Reaksi substitusi nukleofilik akan terjadi pada 85°C (dalam keadaan reaktor tertutup), di mana kelompok trifluoromethane sulfonate digantikan oleh ion 18F, dan membentuk 2-[18F] fluoro-1,3,4,6-tetra-O-asetil-D-glukosa. Reaksi pelabelan ini paling kritis, karena setiap sisa uap air, mannose triflat, asetonitril, eluent campuran dalam nitrogen, dalam kartrid pertukaran anion, atau dalam kaset bisa sangat berpengaruh pada yield pelabelan. Selama pelabelan berlangsung kartrid yang akan digunakan untuk hidrolisis dibilas dengan 10 mL air yang diambil dari kantong air. Kedua kartrid (yaitu kartrid hidrolisis dan pemurnian) yang dikondisikan dengan 3 mL etanol dan 22 mL air dinetralisasi dengan (5 mL buffer sitrat dan 1 mL HCl 2 N) kemudian diambil dengan syringe 30 mL dan dipindahkan ke dalam botol di sisi kanan modul.

(5)

Reaksi subtitusi nukleofilik membutuhkan waktu 4 menit.

Gambar 4. Reaksi substitusi nukleofilik

Pemurnial awal

Hasil berlabel dicampur dengan 26 mL air, sekitar 4 mL dari larutan encer pelabelan dikirim kembali ke tabung reaktor untuk mengambil hasil yang tersisa, lalu dilewatkan melaui kartrid (Sep-Pak Plus tC18, dari air) untuk hidrolisis. Senyawa 2-[18 F]fluoro-1,3,4,6-tetra-O-asetil-D-glukosa terperangkap di kartrid. Pelarut, ion 18F yang tidak bereaksi, Kryptofix, dan produk yang lain terbawa ke dalam botol limbah eksternal. Dalam kartrid tC18 terdapat produk setengah jadi (pra-dimurnikan). Kartrid dibilas empat kali menggunakan 10 mL, 10 mL, 13 mL, dan 13 mL air. Sebagian air digunakan untuk membilas tabung reaktor, untuk membersihkan sisa dalam tabung reaktor. Langkah ini membutuhkan waktu 5 menit.

Hidrolisis

Senyawa 2-[18 F]fluoro-1,3,4,6-tetra-O-asetil-D-glukosa, yang tertahan pada kartrid diubah menjadi 18

F-FDG dengan menggantikan 4 gugus pelindung asetil. Untuk menghilangkan gugus pelindung ini dilakukan dengan melalui hidrolisis basa. Hidrolisis dilakukan dalam kartrid tC18 pada suhu kamar dengan menggunakan 750 µL NaOH 2 N. Tahap hidrolisis membutuhkan waktu 2 menit.

Gambar 5. Reaksi hidrolisis

Pemurnian, pH dan penyesuaian osmolalitas

Setelah hidrolisis, larutan 18F-FDG yang bersifat basa dikumpulkan dalam 7 mL air dan dicampur dengan larutan 5 mL buffer sitrat dan 1 mL HCl 2 N. Larutan 18F-FDG yang dihasilkan dinetralkan, kemudian dimurnikan dengan cara melewatkannya melalui kartrid kedua tC18 (Sep-Pak Plus tC18, dari Waters) sebagian penahan senyawa hasil samping hidrolisis dan senyawa non-polar lainnya, selanjutnya dilewatkan ke kartrid Alumina N

(Sep-Pak Plus Alumina N, dari Waters) untuk menahan ion 18F-fluorida yang tidak bereaksi dan akhirnya larutan disaring dengan filter 0,22 µm. Hasil akhir ini siap untuk uji kualitas dan digunakan di rumah sakit. Tahap ini memerlukan waktu 2 menit.

Pengujian kualitas radiofarmaka 18F-FDG

Terhadap radiofarmaka 18F-FDG hasil sentesis dilakukan pengujian antara lain uji fisika-kimia, uji kualitatif terbentuknya 18F-FDG dengan prosedur uji kemurnian radiokimia, uji sterilitas, dan pirogenitas. Uji fisika-kimia yang dilakukan meliputi kejernihan larutan, pH larutan, dan kandungan kryptofix dilakukan dengan cara kromatografi lapis tipis (KLT) menggunakan silika gel 60 F254 (Merck) sebagai fasa diam dan campuran methanol : NH4OH 30%= 9:1 (v/v).

Pengujian kemurnian radiokimia terhadap hasil sintesis 18F-FDG dilakukan dengan cara kromatografi lapis tipis (KLT) menggunakan silica SG 60 F254 (Merck) sebagai fasa diam dan asetonitril : air = 95% : 5% sebagai fasa gerak dimana Rf untuk 18F-FDG pada ~ 0,45, sedangkan untuk 18F bebas pada posisi 0,0-0,1[8].

Pengujian sterilitas dilakukan dengan menggunakan media biakan bakteri FTG (thyoglycolate medium) (Difco) yang diinkubasi pada suhu 30-35°C dan diamati setiap hari sampai hari ke 7, untuk jamur atau kapang dengan menggunakan media biakan TSB (tryptone soyo brath) (Difco) yang diinkubasi pada suhu 20-25°C, sedangkan untuk pengujian pirogenitas dilakukan dengan model hewan percobaan kelinci.

Penentuan kadar asetonitril, etanol, dan eter dalam produk 18F-FDG dengan alat kromatografi gas (GC) dengan detector flame ionization.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah proses sintesis selesai pruduk 18F-FDG harus segera dilakukan pengujian kendali kualitas diantaranya pengujian pH larutan, pengujian kemurnian radionuklida, pengujian kemurnian radiokimia, pengujian kemurnian kimia meliputi penentuan aminopolyether (kryptofix 222), FDG, sisa pelarut (asetonitril, etanol, eter), uji sterilitas, dan pirogenitas. Dalam percobaan tidak menggunakan 18F dari siklotron karena siklotron yang dimiliki PRR-BATAN dalam masa perawatan, untuk keperluan percobaan ini 18F disimulasi dengan F dari NaF non aktif, dengan demikian tidak dapat dilakukan pengujian kemurnian radionuklida, pengujian kemurnian radiokimia, namun uji kualitatif 18F-FDG dilakukan dengan prosedur uji kemurnian radiokimia. Penentuan pengotor FDG juga tidak dapat dilakukan berhubung ketiadaan alat

(6)

HPLC khusus untuk karbohidrat dengan detector elektrokimia (PAD detector)[9]. Hasil pengujian yang dapat dilakukan ditampilkan pada Tabel 2. Produk yang dihasil berwarna jernih, bening, tidak bewarna, dan pH 5, dengan spesifikasi pH yang diizinkan 4,5-8,5. Uji kualitatif terbentuknya 18 F-FDG dilakukan dengan prosedur penentuan kemurnian radiokimia dimana Rf untuk 18F-FDG adalah 0,45 dan 18F bebas pada Rf 0,0 menggunakan KLT silica gel 60 F254 sebagai fasa diam dan fasa gerak asetonitril : air = 95% : 5% memakai pewarna uap I2 atau phosphomolibdic acid dalam ethanol. Dalam pengujian ini warna yang

terbentuk dari kedua pewarna cepat sekali hilang, dengan demikian harus segera ditandai dengan pensil atau sejenisnya seperti pada Gambar 6. Pada penentuan kadar kryptofix dalam produk hasil sintesis dengan metode KLT menggunakan silica gel 60 F254 sebagai fasa diam dan campuran methanol: NH4OH 30%= 9:1 (v/v) sebagai fasa gerak tidak terlihat adanya spot sebagai kryptofix sementara pada larutan kryptofix yang digunakan sebagai bahan sintesis terdapat spot, dengan demikian hasil produk sintesis memenuhi persyaratan yang diizinkan yaitu <50 µg/mL.

Tabel 2. Hasil Pengujian kualitas radiofarmaka 18F-FDG hasil produksi

No.

Pengujian kualitas radiofarmaka 18F-FDG

hasil produksi*

Hasil pengujian Persyaratan (spesifikasi) yang diizinkan

1 pH 5 4,5 – 8,5 2 Kualitatif 18 F-FDG** Ada terbentuk 18F-FDG 18F-FDG (Rf. ~ 0,45) 18 F (Rf. 0,0-0,1) 3 Kryptofix 222 Kryptofix 222 <50 µg/mL

Larutan harus <50 µg/mL kryptofix standar

4 Sterilitas Steril Steril

5 Pirogenitas Bebas pirogen Bebas pirogen

6 Penentuan kadar asetonitril, etanol, eter 0,0015% 0,0162% 0,0004% Asetonitril < 0,04% Etanol < 0,5% Eter < 0,5%

* Radionuklida 18F disimulasi dengan F (Fluorida) non aktif dari natrium fluorida (NaF)

** Non Aktif

Gambar 6. Uji kualitatif terbentuknya 18F-FDG memakai KLT dengan silica gel 60 F254 sebagai fasa

diam dan asetonitril : air = 95% : 5% sebagai fasa gerak

Apabila kadar krtptofix sama dengan 50 µg/mL maka spot akan berada pada Rf 0,9 sebagaimana ditampilkan pada Gambar 7. Pada uji sterilitas telah dilakukan pengamatan selama tujuh hari dan hasil pemantauan produk menyatakan steril (Gambar 8) dan uji pirogenitas selama tiga jam kenaikan suhu

a b

Gambar 7. Hasil penentuan kryptofix 222 dengan KLT silica gel 60 F254 sebagai fasa diam dan

metanol : NH4OH 30% = 9:1 sebagai fasa gerak (a.

hasil sintesis, b. standar kryptofix 222 dengan konsentrasi 25, 50, dan 60 µg/mL)

total tubuh kelinci sebesar 0,16°C. Spesifikasi menyatakan bahwa kenaikan suhu total harus dibawah 1,4°C maka produk hasil sintesis dapat dinyatakan bebas pirogen.

(7)

Gambar 8. Hasil uji sterilitas setelah tujuh hari inkubasi : a) menggunakan media biakan TSB, b)

menggunakan media biakan bakteri FTG. Dengan telah dilakukannya proses sintesis 18F-FDG menggunakan modul TRACERlab MX FDG dan karakterisasi pruduknya secara keseluruhan memenuhi persyaratan yang ditentukan sehingga hasil dapat di manfaatkan di rumah sakit. Diharapkan dengan pengalaman ini dapat diproduksi 18

F-FDG dengan efisien mengingat waktu paro dari 18

F yang sangat pendek.

KESIMPULAN

Percobaan yang telah dilakukan menghasilkan produk steril, bebas pirogen, pH 5, dengan konsentrasi pengotor kryptofix 222 kurang dari 50 µg/mL, asetonitril 0,0015%, etanol 0,0162%, dan eter 0,0004%, dengan demikian produk memenuhi spesifikasi yang telah diizinkan.

UCAPAN TERIMAKASIH

Terimakasih kami ucapkan kepada DIKTI yang telah membiayai penelitian ini dengan dana Block Grant 2009.

DAFTAR PUSTAKA

1. FLETCHER J. W., DJULBEGOVIC B., SOARES H. P., et al., Recommendations on the Use of 18F-FDG PET in Oncology, The Journal of Nuclear Medicine, Vol. 49, No. 3, March 2008, page 460-508.

2. AMETAMEY. SM and HONER. M., Pet Radiopharmaceuticals, alasbimn Journal, Center for Radipharmaceutical Science of ETH, PSI and USZ, CH-5232 Villigen-PSI, Switzerland, Year 5, Number 18, October 2002.

3. MARK M and RAINES. J., Positron Emission Tomography in Cancer Research and Treatment, Technology in cancer Research and Treatment,

ISSN 1533-0346, Vol. 1, No. 6, December, 2002.

4. HAMACHER K, BLESSING G. And NEBELING B., Computer-aided Synthesis (CAS) of No-carrier-added 2(18 F)-Fluoro-2Deoxy-D-Glucose : an Efficient Automated Sistem for the Aminipolyether Supported Nucleophilic Flourination. Journal Application Radiation, Isotope Vol. 41, No. 1, 1990, pg. 49-55.

5. ELGAZZAR. A. H., The Pathophysiologic Basis of Nuclear Medicine, Second Edition, Springer-Verlag Berlin Heidelberg 2006, pg. 50-66

6. TRACERlab MX FDG OPERATOR MANUAL, Version II – September 2004

7. TRACERlab MX FDG, Operator manual, Technical Publications, GE Medical Sistems Benelux s. a.

8. YU S., “Review of 18F-FDG synthesis and quality control”, Biomedical Imaging and Intervention Journal, 2006, 2(4) : e57

9. HUNG J. C., Comparison of Varius Requirementsof the Quality Assurance Procedures for 18F-FDG Injection, journal of Nuclear Medicine Vol. 43. No. 11 1495-1506, 2002.

TANYA JAWAB Pertanyaan:

1. Kenapa penelitian ini disimulasikan menggunakan NaF ?(Adang H.G.)

Jawaban:

1. Pada penelitian ini semestinya menggunakan radionuklida 18F-fluorida yang dibuat dengan meradiasi 18O dari H2O dengan akselerator proton (siklotron), saat penelitian ini berlangsung siklotron dalam masa perawatan sehingga tidak memungkinkan untuk mendapatkan 18F-fluorida

(8)

Gambar

Gambar 1. Skema sistem metabolisme glukosa  dan  18 F-FDG dalam sel [5].
Gambar 4.  Reaksi substitusi nukleofilik
Tabel 2. Hasil Pengujian kualitas radiofarmaka  18 F-FDG hasil produksi
Gambar 8. Hasil uji sterilitas setelah tujuh hari  inkubasi : a) menggunakan media biakan TSB, b)

Referensi

Dokumen terkait

Pengaduan terhadap Advokat sebagai teradu yang dianggap melanggar Kode Etik Advokat harus disampaikan secara tertulis disertai dengan alasan-alasannya kepada Dewan

Berdasarkan hasil uji validitas data, nilai reliabilitas dari soal pretest dan posttest adalah sebesar 0.764 (Lampiran 4.B), ini berarti hasil uji validitas data

ASET/BMN YANG TIDAK DIGUNAKAN UNTUK OPERASIONAL PTN TIDAK DIHAPUS BUKUKAN PEMBOROSAN BIAYA PEMELIHARAAN, PEMANFAATAN BMN TIDAK EFEKTIF RISIKO DAMPAK PROSES BISNIS SUMBER:

KOMINFO adalah kementrian yang memiliki program kerja yang berjalan dalam setahun penuh. Kami bergerak di dalam: Optimalisasi Media Sosial seperti Website, Twitter,

Sejarah mencatat, salah satu kontribusi penting yang disumbangkan para dokter Muslim dari zaman keemasan terhadap dunia medis modern adalah dalam bidang urologi.. Urologi

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

karbon rendah memiliki keuletan yang tinggi, sehingga dengan paduan logam lain. kadar karbonnya

Luaran penelitian yang dihasilkan yaitu purwarupa berupa sistem konversi energi Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut (PLTGL) – Sistem Multi Pendulum,