• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH DINAMIKA POPULASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH DINAMIKA POPULASI"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengetahuan tentang populasi sebagai bagian dari pengetahuan ekologi telah berkembang menjadi semakin luas. Dinamika populasi tampaknya telah berkembang menjadi pengetahuan yang dapat berdiri sendiri. Dalam perkembangannya pengetahuan itu banyak mengembangkan kaidah-kaidah matematika terutama dalam pembahasan kepadatan dan pertumbuhan populasi. Pengembangan kaidah-kaidah matematika itu sangat berguna untuk menentukan dan memprediksikan pertumbuhan populasi organisme di masa yang akan datang. Penggunaan kaidah matematika itu tidak hanya memperhatikan pertumbuhan populasi dari satu sisi yaitu jenis organisme yang di pelajari, tetapi juga memperhatikan adanya pengaruh dari faktor-faktor lingkungan, baik biotik maupun abiotik. Pengetahuan tentang dinamika populasi menyadarkan orang untuk mengendalikan populasi dari pertumbuhan meledak ataupun punah.

Populasi juga mempunyai sejarah hidup dalam arti mereka tumbuh, mendadakan pembedaan dan memelihara diri seperti yang di lakukan organisme. Di samping itu populasi juga mempunyai organisasi dan struktur yang dapat dilukiskan. Tetapi ada kalanya dalam praktek sehari-hari, pengertian populasi itu dinyatakan dalam pengertian heterospesies dan polispesies.

Masalah yang akan di bahas dalam makalah yang berjudul “Dinamika Populasi” ini meliputi dinamika populasi, pengertian populasi, ciri-ciri populasi, kerapatan populasi, parameter utama populasi, distribusi individu dalam populasi, penyebab persebaran, sarana persebaran, hambatan persebaran dan pertumbuhan populasi.

(2)

2 B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Dinamika Populasi ? 2. Apa pengertian Populasi ?

3. Bagaimana ciri-ciri dasar populasi ?

4. Bagaimana Kerapatan Populasi dan Cara Pengukurannya ? 5. Bagaimana Parameter Utama Populasi ?

6. Bagaimana Distribusi Individu dalam Populasi ? 7. Bagaimana Penyebab persebaran ?

8. Bagaimana Sarana Persebaran ? 9. Bagaimana Hambatan Persebaran ? 10. Bagaimana Pertumbuhan Populasi ?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian Dinamika Populasi. 2. Mengetahui pengertian Populasi.

3. Mengetahui ciri-ciri dasar populasi.

4. Mengetahui Kerapatan Populasi dan Cara Pengukurannya 5. Mengetahui Parameter Utama Populasi

6. Mengetahui Distribusi Individu dalam Populasi 7. Mengetahui Penyebab Persebaran

8. Mengetahui Sarana Persebaran 9. Mengetahui Hambatan Persebaran 10. Mengetahui Pertumbuhan Populasi

(3)

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Dinamika Populasi

Dinamika populasi merupakan ilmu yang mempelajari pertumbuhan serta pengaturan populasi.Suatu tegangan terdapat di antara kecenderungan suatu populasi untuk tumbuh dan batas terhadap pertumbuhan tersebut yang ditentukan oleh lingkungan. Hal ini tentu berkaitan dengan parameter populasi.Khusus di dalam pengaturan kerapatan populasi dikenal adanya mekanisme “density dependent” (mekanisme yang bergantung kepada kerapatan) dan mekanisme “density independent” (mekanisme yang tak bergantung pada kerapatan).

Secara umum, aspek-aspek yang dipelajari dalam dinamika populasi adalah: 1. Populasi sebagai komponen dari sistem lingkungan.

2. Perubahan jumlah individu dalam populasi.

3. Tingkat penurunan, peningkatan, penggantian individu dan proses yang menjaga

kestabilan jumlah individu dalam populasi.

4. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perubahan jumlah individu dalam

populasi.

B. Pengertian Populasi

Populasi adalah kumpulan individu dari suatu jenis organisme.Pengertian ini dikemukakan untuk menjelaskan bahwa individu- individu suatu jenis organisme dapat tersebar luas di muka bumi, namun tidak semuanya dapat saling berhubungan untuk mengadakan perkawinan atau pertukaran informasi genetik, karena tempatnya terpisah. Individu- individu yang hidup disuatu tempat tertentu dan antara sesamanya dapat melakukan perkawinan sehingga dapat mengadakan pertukaran informasi genetik dinyatakan sebagai satu kelompok yang disebut populasi.

Dalam penyebarannya individu-individu itu dapat berada dalam kelompok-kelompok, dan kelompok-kelompok itu terpisah antara satu dengan yang lain.

(4)

4

Pemisahan kelompok-kelompok itu dapat dibatasi oleh kondisi geografis atau kondisi cuaca yang menyebabkan individu antar kelompok tidak dapat saling berhubungan untuk melakukan tukar menukar informasi genetik.

C. Ciri-Ciri Dasar Populasi

Ada dua ciri dasar populasi, yaitu :ciri biologis, yang merupakan ciri-ciri yang dipunyai oleh individu-individu pembangun populasi itu, serta ciri-ciri statistik, yang merupakan ciri uniknya sebagai himpunan atau kelompok individu-individu yang berinteraksi satu dengan lainnya

1. Ciri- ciri biologi

Seperti halnya suatu individu, suatu populasi pun mempunyai ciri- ciri biologi, antara lain :

a. Mempunyai struktur dan organisasi tertentu, yang si fatnya ada yang konstan dan ada pula yang berfluktuasi dengan berjalannya waktu (umur)

b. Ontogenetik, mempunyai sejarah kehidupan (lahir, tumbuh, berdiferensiasi, menjadi tua = senessens, dan mati)

c. Dapat dikenai dampak lingkungan dan memberikan respons terhadap perubahan lingkungan

d. Mempunyai hereditas

e. Terintegrasi oleh faktor- faktor hereditaa oleh faktor- fektor herediter (genetik) dan ekologi (termasuk dalam hal ini adalah kemampuan beradaptasi, ketegaran reproduktif dan persistensi. Persistensi dalam hal ini adalah adanya kemungkinan untuk meninggalkan keturunanuntuk waktu yang lama.

2. ciri- ciri statistic

Ciri- ciri statistik merupakan ciri- ciri kelompok yang tidak dapat di terapkan pada individu, melainkan merupakan hasil perjumpaan dari ciri- ciri individu itu sendiri, antara lain:

(5)

5

a. Kerapatan (kepadatan) atau ukuran besar populasi berikut parameter- parameter utama yang mempengaruhi seperti natalitas, mortalitas, migrasi, imigrasi, emigrasi.

b. Sebaran (agihan, struktur) umur

c. Komposisi genetik (“gene pool” = ganangan gen) d. Dispersi(sebaran individu intra populasi

D. Kerapatan Populasi dan Cara Pengukurannya

Kerapatan populasi adalah ukuran besar populasi yang berhubungan dengan satuan ruang (area), yang umumnya diteliti dan dinyatakan sebagai jumlah (cacah) individu dan biomasa persatuan luas, persatuan isi( volume) atau persatuan berat medium lingkungan yang ditempati. Misalnya, 50 individu tikus sawah per hektar, 300 individu keratela sp (zooplankton) per meter kubik air, 3 ton udang per hektar luas permukaan tambak, atau 50 individu afik( kutu daun) per daun.

Pengaruh populasi terhadap komunitas dan ekosistem tidak hanya tergantung kepada jenis apa dari organisme yang terlibat tetapi tergantung kepada jumlahnya atau kerapatan populasinya kadang kala penting untuk membedakn kerapatan kasar dari kerapatan ekologi ( kerapatan spesifik).

Kerapatan kasar adalah kerapatan yang didasarkan atas kesatuan ruang total, sedangkan kerapatan ekologi adalah kerapatan yang didasarkan atas ruang yang benar- benar (sesungguhnya) ditempati (mikrohabitat). Contoh : kerapatan afik (kutu daun) per pohon dibandingkan dengan kerapatan afik per daun,

Lebih lanjut, kerapatan populasi suatu hewan dapat dinyatakan dalam bentuk kerapatan mutlak (absolut) dan kerapatan nisbi ( relatif). Pada penafsiran kerapatan mutlak diperoleh jumlah hewan per satuan area, sedangkan pada penafsiran kerapatan nisbi nisbi hal itu tidak diperoleh, melainkan hanya akan menghasilkan suatu indeks kelimpahan (lebih banyak atau sedikit, lebih berlimpah atau kurang berlimpah).

Pengukuran kerapatan populasi kebanyakan dilakukan dengan sensus atau metode menggunakan sample (sampling).

(6)

6

1. Kerapatan mutlak

Pengukuran kerapatan mutlak dapat dilakukan dengan cara: a. Pencacahan Total (perhitungan menyeluruh)

Metode ini disebut juga sensus yang digunakan untuk mengetahui jumlah nyata dari individu yang hidup dari suatu populasi. Metode ini biasanya diterapkan kepada daerah yang sempit pada hewan yang hidupnya menetap,misalnya porifera dan binatang karang. Metode ini juga dapat digunakan untuk menentukan populasi hewan yang berjalan lambat, misalnya jenis hewan dari coelenterata, siput air dan lain- lain

b. Metode Sampling (cuplikan)

Pada metode ini, pencacahan dilakukan pada suatu cuplikan (sample), yaitu suatu proporsi kecil dari populasi dan menggunakan hasil cuplikan tersebut untuk membuat taksiran kerapatan (kelimpahan) populasi.

Pemakaian metode ini bersangkut paut dengan masalah penentuan ukurann dan jumlah cuplikan, oleh karena itu bersangkut paut pula dengan metode- metode statistik.beberapa metode pencuplikan yang digunakan antara lain:

1) Metode kuadrat

Pencuplikan dilakukan pada suatu luasan yang dapat berbentuk bujur sangkar, persegi enam, lingkaran dan sebagainya.Prosedur yang umum dipakai disini adalah menghitung semua individu dari beberapa kuadrat yang diketahui ukurannya dan mengekstrapolasikan harga rata- ratanya untuk seluruh area yang diselidiki.

2) Metoda menangkap- menandai- menangkap ulang

Metode ini dinamakan juga dengan “mark-recapture”, metode ini mengambil tiga asumsi pokok, yaitu:

a. Individu- individu yang tidak bertanda maupun yang bertanda ditangkap secara acak.

b. individu- individu yang diberi tanda mengalami laju mortalitas yang sama seperti yang tidak bertanda.

(7)

7

c. tanda- tanda yang dikenakan pada individu tidak hilang ataupun tidak tampak.

3) Metode removal (pengambilan)

Metode ini umum digunakan untuk menaksir besar populasi mamalia kecil. Asumsi- asumsi dasar yang digunakan dalm metode pengambilan adalah sebagai berikut:

a. populasi tetap stasioner selama periode penangkapan.

b. peluang setiap individu populasi untuk tertangkap pada setiap perioda panangkapan adalah sama.

c. probabilitas penangkapan individu dari waktu selama perioda penangkapan adalah sama.

2. Pengukuran kerapatan nisbi (relatif)

Beberapa diantara pengukuran kelimpahan relatif adalah sebagai berikut : a. Menggunakan perangkap

b. Menggunakan jala

c. Menghitung jumlah felet faeses

d. Frekuensi vokalisasi, indeks kelimpahan populasi dinyatakan sebagai frekuensi bunyi persatuan waktu

e. Tangkaan persatuan usaha f. Jumlah artifakta

g. Daya makan h. Kuesioner i. Sensus tepi jalan j. Umpan manusia

(8)

8 E. Parameter Utama Populasi

1. Natalitas

Merupakan kemampuan populasi untuk bertambah atau ntukmeningkatkan jumlahnya, melalui produsi individu baru yang dilahirkan atau ditetaskan dari teliu melalui aktifitas perkembangan.

Laju natalitas: jumlah individu baru per individu atau per betina per satuan waktu.

Ada dua aspek yang berkaitan dengan natalitas ini antara lain : a. Fertilitas

Tingkat kinerja perkembangbiakan yang direalisasikan dalm populasi, dan tinggi rendahnya aspek ini diukur dari jumlah telur yang di ovovivarkan atau jumlah anak yang dilahirkan.

b. Fekunditas

Tingkat kinerja potensial populasi itu untuk menghasilkan individu baru. Dalam ekologi dikenal dua macam natalitas yaitu:

1) Natalitas maksimum= n. mutlak (absolut)=n.

2) Natalitas ekologi= pertambahan populasi dibawah kondisi lingkungan yang spesifik atau sesungguhnya.

2. Mortalitas

Menunjukkan kematian individu dalam populasi. Juga dapat dibedakan dalam dua jenis yakni:

a. Mortalitas ekologik = mortalitas yang direalisasikan yakni,matinya individu dibawah kondisi lingkungan tertentu.

b. Mortalitas minimum(teoritis), yakni matinya individu dalam kondisi lingkunganyang ideal, optimum dan mati semata- mata karena usia tua.

3. Emigrasi, imigrasi dan migrasi.

Ketiga istilah diatas bersangkut paut dengan perpindahan. a. Emigrasi : perpindahan keluar dari area suatu populasi.

b. Imigrasi : perpindahan masuk ke dalam suatu area populasi dan mengakibatkan meningkatkan kerapatan

(9)

9

c. Migrasi : menyangkut perpindahan (gerakan) periodik berangkat dan kembali dari populasi.

F. Distribusi Individu dalam Populasi

Distribusi individu dalam populasi, sering kali disebut sebagai dispersi atau pola penjarakan (pola penyebaran) secara umum dapat di bedakan atas 3 pola utama yaitu:

a. Acak (Random)

Merupakan pola persebaran dimana kehadiran suatu individu tidak mempengaruhi atau dipengaruhi individu lainnya. Penyebaran secara acak jarang terjadi di alam dan dapat terjadi apabila lingkungan sangat seragam dan tidak ada kecendrungan untuk berkelompok. Pada pola sebaran ini peluang suatu individu untuk menempati sesuatu situs dalam area yang di tempati adalah sama, yang memberikan indikasi bahwa kondisi lingkungan bersifat seragam.

Contoh : laba-laba serigala yang muncul dimana saja. Kutu beras, remis dalam lumpur. Hal ini terjadi karena lingkungan sangat homogen.

b. Teratur (Seragam, unity)

Merupakan persebaran seragam; pola persebaran dalam ruang dimana jarak individu dan pengamatannya teratur antara satu dengan yang lainnya.

Pola sebaran ini terjadi apabila diantara individu-individu dalam populasi terjadi persaingan yang keras atau ada antagonisme positif oleh adanya teritori-teritori terjadi penjarakan yang kurang lebih merata. Pola sebaran teratur ini relatif jarang terdapat di alam. Penyebaran seragam (uniform) terjadi apabila kompetisi antar individu sangat hebat atau ada organisme positif yang mendorong pembagian ruang yang sama. Berkelompok dengan bermacam derajat merupakan pola yang paling umum ddalam populasi dan hampir merupakan aturan apabila dipandang dari sudut individu. Akan tetapi harap diperhatikan bahwa penyebaran berkelompok mendekati acak.

(10)

10 c. Mengelompok (Teragregasi, Clumped)

Merupakan pola sebaran yang relatif paling umum terdapat di alam pengelompokan itu sendiri dapat terjadi oleh karena perkembangbiakan, adanya atraksi sosial dan lain-lain. Penyebaran secara berkelompok terutama disebabkan oleh respon dari organisme terhadap perbedaan habitat secara lokal, respon dari organisme terhadap perubahan cuaca musiman, akibat dari cara atau proses produksi/regenerasi, sifat-sifat organisme dengan organ vegetatifnya yang menunjang untuk terbentuknya kelompok atau koloni. Kecendrungan organisme untuk berkelompok misalnya waktu berbiak, membentuk koloni

Contoh : semut, rayap.

Selanjutnya Hutchinson menyebutkan beberapa factor penyebab perbedaan pola sebaran sebagian anggota populasi adalah:

a. Faktor vektorial yang timbul dari gaya-gaya eksternal, seperti arah angin, arah aliran air, dan intensitas cahaya.

b. Faktor reproduktif yaitu faktor yang berkaitan dengan cara berkembang biak, misalnya tumbuhan yang berbiji seperti kemiri sangat lambat menyebar jauh dari pohon induknya.

c. Faktor sosial sebagai sifat yang dimiliki oleh spesies tertentu, misalnya perilaku territorial.

d. Faktor koaktif yang timbul karena persaingan intra jenis.

e. Faktor stokastik karena adanya keragaman acak dalam salah satu faktor di atas. Pengaruh penyebaran pada populasi akan mengkibatkan :

a. Kecil, apabila individu yang masuk atau keluar populasi sedikit tau populasinya besar.

b. Besar, apabila penyebaran yang terjadi secara massal (sangat besar jumlahnya) dan terjadi dalam waktu yang pendek.

Penyebaran populasi dipengaruhi oleh :

(11)

11

2. Vigalitas atau kemampuan gerak organisme.

Umumnya organisme dengan vigalitas tinggi akan memudahkan penyebaran, misalnya: burung, serangga. Penyebaran merupakan sarana dimana daerah baru atau lahan yang kosong yang semula tidak dihuni akan menjadi dihuni sehingga terbentuk suatu keseimbangan baru, disamping itu penyebaran juga penting untuk gene flow dan pembentukan species baru.

G. Penyebab Persebaran

a. Tekanan Populasi, dengan bertambahnya jumlah populasi di dunia ini, maka tumbuhan dan hewan akan berpindah dari tempat yang satu ke tempat yang lain dan menyebabkan jumlah mereka tersebar di dunia

b. Persaingan, persaingan yang dimaksudkan disini adalah perebutan wilayah kekuasaan. Nah, tumbuhan yang kuat mempertahankan wilayahnya akan menghasilkan populasi besar sehingga ia menyebar.

c. Perubahan Habitat, berubahnya lingkungan tempat tinggal dapat menyebabkan ketidakmampuan dalam beradaptasi terhadap perubahan tersebut dan menjadi merasa tidak cocok untuk terus menempati daerah asal.

H. Sarana Persebaran

a. Udara, dalam hal ini digunakan oleh hewan untuk terbang. Sedangkan hewan menggunakan tekanannya dalam bentuk perpindahan benih dari satu tempat ke tempat yang lain.

b. Air, kemampuan hewan dalam berenang terutama hewan-hewan air menyebabkan perpindahan mudah terjadi. Benih tumbuhan dapat terangkut dan berpindah tempat dengan menggunakan media aliran air sungai atau arus laut.

c. Tanah, sudah jelas. Hewan dan tumbuhan membutuhkan tanah untuk persebaran.

(12)

12

d. Pengangkutan Manusia, baik secara sengaja ataupun tidak manusia dapat menyebabkan perpindahan tumbuhan dan hewan. Seperti tikus yang terperangkap di dalam tas seseorang, atau mungkin benih kembang sepatu yang melengket si baju seseorang.

I. Hambatan Persebaran

1. Hambatan Iklim, keadaan iklim terutama yang bersifat ekstrim dapat dapat menghambat persebaran misalnya kondisi temperatur, kelembaban udara dan curah hujan.

2. Hambatan Edafik (tanah), tanah sangat berpengaruh bagi tanaman/tumbuhan karena sangat memerlukan unsur-unsur penting dalam tanah yaitu unsur hara, udara, kandungan air yang cukup. Lapisan tanah yang tipis dan keras membuat hewan-hewan yang terbiasa menggali tanah dan bertempat tinggal di dalam tanah memilih mencari daerah yang lapisan tanahnya tebal dan gembur.

3. Hambatan Geografis, bentang alam muka bumi dapat menghambat persebaran tumbuhan dan hewan seperti samudera, padang pasir, sungai dan pegunungan. 4. Hambatan Biologis, kondisi lingkungan yang cocok untuk hidup serta

persediaan bahan makanan yang melimpah menjadi faktor penghambat tumbuhan dan hewan dalam bermigrasi. Hal ini berkaitan dengan kecocokan dengan kondisi alam.

J. Pertumbuhan Populasi

Suatu populasi akan mengalami pertumbuhan, apabila laju kelahiran di dalam populasi itu lebih besar dar laju kematian, dengan mengasumsikan bahwa laju emigrasi.

Dikenal dua macam bentuk pertumbuhan populasi, yakni bentuk pertumbuhan eksponensial ( dengan bentuk kurva J) dan bentuk pertumbuhan sigmoid (dengan bentuk kurva S).

(13)

13

1. Pertumbuhan Eksponensial

Pertumbuhan populasi bentuk eksponensial ini terjadi bilamana populasi ada dalam sesuatu lingkungan ideal baik, yaitu ketersediaan makanan, ruang dan kondisi lingkungan lainnya tidak beroperasi membatasi, tanpa da persaingan dan lain sebagainya.Pada pertumbuhan populasi yang demikian kerapatan bertambah dengan cepat secara eksponensial dan kemudian berhenti mendadak saat berbagai faktor pembatas mulai berlaku mendadak.

2. Pertumbuhan Sigmoid

Pada pertumbuhan populasi yang berbentuk sigmoid ini, populasi mula-mula meningkat sangat lambat (fase akselerasi positif). Kemudian makin capet sehingga mencapai laju peningkatan secara logaritmik (fase logaritmik), namun segera menurun lagi secara perlahan dengan makin meningkatnya pertahanan lingkungan, misalnya yang berupa persaingan intra spesies (fase akselerasi negatif) sehingga akhirnya mencapai suatu tingkat yang kurang lebih seimbang (fase keseimbangan). Tingkat populasi yang merupakan asimptot atas dari kurva sigmod, yang menandakan bahwa populasi tidak dapat meningkat lagi di sebut daya dukung (K= suatu konstanta). Jadi daya dukung suatu habitat adalah tingkat kelimpahan populasi maksimal (kerapatan jumlah atau biomasa) yang kelulus hidupannya dapat di dukung oleh habitat tersebut.

Faktor pembatas pertumbuhan populasi :

a. Tergantung kepadatan : makanan dan ruangan b. Tidak tergantung kepadatan :iklim dan bencana alam

Faktor pembatas menyebabkan spesies menerapkan strategi untuk bertahan hidup.

Kelangkaan Hewan Kelangkaan suatu hewan dapat ditinjau dari aspek kelimpahan, tepatnya intensitas (kerapatan) dan prevalensi menunjukkan jumlah atau ukuran area-area yang di tempati spesies itu atau cacah dan besarnya daerah yang dialami oleh makhluk di dalam kawasan secara keseluruhan. Suatu spesies hewan yang prevalensinya tinggi (= prevalen) dapat lebih sering dijumpai, sebab daerah

(14)

14

penyebarannya luas, maka lebih sering dijumpai, sebab daerah penyebarannya luas, maka lebih mudah di jumpai dimana-mana. Berbada halnya dengan suatu spesies yang prevalensinya rendah, karena daerah penyebarannya sempit hanya dapat di jumpai pada tempat-tempat tertentu saja (= terlokalisasi). Adapun faktor-faktor penyebab punahnya hewan yang berkaitan dengan tindakan manusia itu antara lain sebagai berikut:

a. Habitat hilang atau mengalami degradasi Manusia banyak mengganggu habitat dalam melakukan tindakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Gangguan habitat itu ada yang sampai menyebabkan habitat hilang, ada yang mengalami degradasi dan paling tidak ada habitat yang terganggu. Beberapa contoh habitat yang hilang, rusak atau terganggu karena terganggu oleh perbuatan manusia adalah sebagai berikut.

1) Hutan di tebang untuk di jadikan daerah pemukiman. Ini merupakan contoh hilangnya habitat. Perubahan hutan menjadi daerah perumahan, terutama perumahan di daerah perkotaan menyebabkan pohon-pohonan dan tumbuhan lain di tebang habis.

2) Kerusakan terumbu karang karena ledakan dinamit yang di gunakan orang untuk menangkap ikan. Penangkapan ikan dengan menggunakan dinamit pada umumnya di lakukan di daerah yang dangkal yang banyak di huni oleh hewan-hewan karang. Ledakan dinamit di tempat tersebut dapat merusak terumbu karang

b. Fragmentasi habitat Pembuatan jalan, pengembangan daerah pertanian dan pembuatan daerah pemukiman di lingkungan habitat yang luas tidak menghilangkan habitat secara keseluruhan. Jalan, perkebunan, dan kota yang di bangun orang menyebabkan habitat terpisah-terpisah. Pemisahan itu menyebabkan habitat terpecah menjadi kecil-kecil, sehingga menyebabkan hewan terkungkung pada lingkungan sempit yang tidak memungkinkan hewan tumbuh dan berkembangbiak secara optimal.

(15)

15

c. Pemburuan komersial. Pemburuan komersial adalah pemburuan binatang sebagai upaya untuk memperoleh penghasilan bukan untuk rekreasi.

d. Faktor lain Di negara-negara yang wilayahnya luas, misalnya Amerika Serikat, jalan raya yang menghubungkan kota dengan kota lain amat panjang. Jalan itu melintasi tempat-tempat yang masih di huni oleh hewan liar, masalnya hutan dan padang rumput. Jalan itu memisahkan kawasan tersebut menjadi dua bagian, yaitu di kiri dan di kanan jalan. Hewan-hewan liar yang hidup di kawasan itu sering kali menyeberang jalan pada malam hari. Di antara hewan-hewan itu banyak yang terlindas kendaraan yang melintas di jalan tersebut.

(16)

16

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dinamika populasi adalah pengetahuan yang mempelajari pertumbuhan populasi organisme. Populasi adalah individu-individu yang hidup disuatu tempat tertentu dan antara sesamanya dapat melakukan perkawinan sehingga dapat mengadakan pertukaran informasi genetik dinyatakan sebagai satu kelompok.

Ada dua ciri dasar populasi, yaitu :ciri biologis, yang merupakan ciri-ciri yang dipunyai oleh individu-individu pembangun populasi itu, serta ciri-ciri statistik, yang merupakan ciri uniknya sebagai himpunan atau kelompok individu-individu yang berinteraksi satu dengan lainnya

Ukuran populasi menyatakan banyaknya individu anggota populasi di suatu daerah tertentu. Jika daerah penyebaran populasi luas sehingga pengukuran populasi secara menyeluruh sulit di lakukan, besarnya ukuran populasi yang di gunakan adalah kepadatan populasi, yang menyatakan individu persatuan luas tertentu.Ukuran dan kepadatan populasi dapat di ukur dengan metode sensus, sampling atau pengukuran nisbi.Populasi dapat tumbuh cepat atau lambat.Kecepatan pertumbuhan populasi di tentukan dengan perbedaan angka kelahiran dan angka kematian.Kecepatan pertumbuhan populasi itu di pengaruhi oleh jumlah kematian sebelum mencapai umur reproduktif, dan ketahanan hidup pada umur tertentu.

B. Saran

Makalah yang kami buat belum sempurna sesuai yang diharapkan, karena kami hanya manusia biasa yang tidak luput dari khilaf/kesalahan, kelebihan itu hanya milik Allah SWT semata. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak atau pembaca demi perbaikan di masa mendatang.

(17)

17

DAFTAR PUSTAKA

Anon. 2001. Ekologi. Jakarta. PT Balai Pustaka Jakarta.

Hamid,Syamsudin. 2010. Kamus Lengkap Biologi. Jakarta. Gama Press.

Soetjipta, Drs, M.Pd. 1994. Dasar- Dasar Ekologi Hewan. Jakarta :Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Surapaty, Surya Chandara.1990. Kependudukan : Menuju Suatu Ilmu Kemanuisaan Terpadu. Jurnal Populasi. Vol 2 (1).

Susanto, Pudyo. 2000. Ekologi Hewan. Jakarta :Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Suwarni, Joeharnani Tresnati, Dkk. 2015. Pendugaan Beberapa Parameter Dinamika Populasi Ikan Layang di Teluk Bone, Sulawesi Selatan. Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan. Vol 25 (1)

Tim Dosen. 2008. Dasar-Dasar Ekologi Hewan. Medan : FMIPA UNIMED

Zulkifli, Hilda. 1996. Biologi Lingkungan. Jakarta : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tabel 3.3 dapat dilihat bahwa besar cadangan Illinois untuk tahun ke-0 bernilai negatif, hal ini dikarenakan perusahaan asuransi belum menerima pembayaran premi

Setelah data yang berbentuk nilai biner tersebut diterima oleh mikrokontroller maka data hasil output per frekuensi tersebut akan diletakkan secara berurutan di dalam memori

S : Ibu mengatakan merasa mules pada perutnya. O : Keadaan ibu:baik, kesadaran: composmentis, kontraksi uterus baik, 19) Memakai sarung tangan streril pada kedua tangan.

Apabila budaya antikorupsi tersebut sudah terpatri di dalam diri seluruh aparat penegak hukum dan seluruh lapisan masyarakat, maka budaya suap-menyuap yang merupakan salah satu bentuk

Mereka juga mengatakan bahwa Allah Maha mengetahui dengan zat-Nya, Maha hidup dengan zat-Nya, Mahakuasa dengan zat-Nya, bukan dengan pengetahuan, kekuasaan dan kehidupan,

Rukiyem, tiada kata terindah yang dapat saya ucapkan melainkan rasa syukur dan terima kasih kepada Allah SWT yang tidak terhingga karena telah menitipkan saya kepada kedua orang

Proses pengambilan keputusan dalam lingkungan yang melibatkan resiko dan ketidak pastian umumnya tidak terjadi secara rutin dengan demikian tingkat kepentingan yang terjadi

Pompa adalah suatu alat mekanis yang digunakan untuk memindahkan fluida dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan dengan cara menambahkan