• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PEMENUHAN KEBUTUHAN OKESIGEN

N/A
N/A
Mesakh onesimus Mewalo

Academic year: 2024

Membagikan "MAKALAH PEMENUHAN KEBUTUHAN OKESIGEN "

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PEMENUHAN KEBUTUHAN OKESIGEN

OLEH KELOMPOK III

Mesakh Onesimus Mewalo Akbar Saleh Sain Kasmi Permatasari

Sitti Risna Wati Nur Hijriawati Suci Ramadani Muh. Faisal

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR D3 KEPERAWATAN GIGI

T.A 2022/2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pemenuhan Kebutuhan Oksigen”.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliahKebutuhan Dasar Manusia. Di samping itu, penulis juga berharap makalah ini mampu memberikan kontribusi dalam menunjang pengetahuan berbagai pihak khususnya para mahasiswa.

Dengan terselesaikannya makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Amin Ya Rabbal Alamin

.

Makassae, Mei 2023

Penulis

ii

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii BAB I ... iii PENDAHULUAN ...

a Latar Belakang ... v b Rumusan Masalah ...

BAB II ... vii PEMBAHASAN ...

A. Pengertian Oksigenasi ... vii B. Tujuan Oksigenasi ...

C. Proses Oksigenasi ...

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigen ... ix E. Alat-Alat yang dibutuhkan untuk Melakukan Oksigenasi ... xi BAB III ... xiii PENUTUP...

DAFTAR PUSTAKA ... xiv

iii

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

a

Latar Belakang

Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan manusia. Dalam tubuh, oksigen berperan penting di dalam proses metabolisme sel. Kekurangan oksigen akan menimbulkan dampak yang bermakna bagi tubuh, salah satunya kematian. Karenanya, berbagai upaya perlu selalu dilakukan untuk menjamin agar kebutuhan dasar ini terpenuhi dengan baik.

Dalam pelaksanaannya, pemenuhan kebutuhan dasar tersebut masuk ke dalam bidang garapan tenaga medis. Karenanya, setiap tenaga medis harus paham dengan manifestasi tingkat pemenuhan oksigen pada kliennya serta mampu mengatasi berbagai masalah yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan tersebut. Untuk itu, tenaga medis perlu memahami secara mendalam konsep oksigenasi pada manusia.

b

Rumusan Masalah

1. Apa pengertian oksigenasi?

2. Apa tujuan oksigenasi?

3. Bagaimana proses oksigenasi?

4. Apa sajakah faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen?

5. Apa sajakah alat yang dibutuhkan untuk melakukan oksigenasi?

.

(5)
(6)
(7)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Oksigenasi

Oksigenasi adalah proses penambahan O2 ke dalam sistem (kimia atau fisika).

Oksigen (O2) merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi, penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap aktivitas sel.

B. Tujuan Oksigenasi

Fungsi utama oksigenasi adalah untuk memperoleh O2 agar dapat digunakan oleh sel-sel tubuh du an mengeluarkan CO2 yang dihasilkan oleh sel. Saat bernapas, tubuh mengambil O2 dari lingkungan untuk kemudian diangkut ke seluruh tubuh (sel- selnya) nelalui darah guna dilakukan pembakaran. Selanjutnya, sisa pembakaran berupa CO2 akan kembali diangkut oleh darah ke paru-par untuk dibuang ke lingkungan karena tidak berguna lagi oleh tubuh.

C. Proses Oksigenasi

1.

Oksigenasi Eksternal

Oksigenasi/ pernapasan eksternal (pernapasan pulmoner) mengacu pada keseluruhan pertukaran O2 dan CO2 antara lingkungan eksternal dan sel tubuh. Secara umum, proses ini berlangsung dalam tiga langkah, yakni ventilasi pulmoner, pertukaran gas alveolar, serta transpor oksigen dan karbon dioksida.

1) Ventilasi pulmoner. Saat bernapas, udara bergantian masuk-keluar paru-paru melalui proses ventilasi sehingga terjadi pertukaran gas antara lingkungan eksternal dan alveolus. Prosesn ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jalan napas yang bersih, sistem saraf pusat dan sistem pernapasan yang utuh, rongga toraks yang mampu mengembang dan berkontraksi dengan baik, serta komplians paru yang adekuat.

2) Pertukaran gas alveolar. Setelah oksigen memasuki alveolus, proses pernapasan berikutnya adalah difusi oksigen dari alveolus ke pembuluh

(8)

darah pulmoner. Difusi adalah pergerakan molekul dari area berkonsentrasi atau bertekanan tinggi ke area berkonsentrasi atau bertekanan rendah. Proses ini berlangsung di alveolus dan membran kapiler, dan dipengaruhi oleh ketebalan membran serta perbedaan tekanan gas.

a

Transpor oksigen dan karbon dioksida. Tahap ketiga pada proses pernapasa

adalah transpor gas-gas pernapasan. Pada proses ini, oksigen diangkut dari paru-paru menuju jaringan dan karbon dioksida diangkut dari jaringan kembali menuju paru.

a

Transpor O2. Proses ini berlangsung pada sistem jantung dan paru-paru.

Normalnya, sebagian besar oksigen (97%) berikatan lemah dengan hemoglobin dan diangkut ke seluruh jaringan dalam bentuk oksihemoglobin (HbO2), dan sisanya terlarut dalam plasma. Proses ini dipengaruhi oleh ventilasi (jumlah O2 yang masuk ke paru) dan perfusi (aliran darah ke paru dan jaringan). Kapasitas darah yang membawa oksigen dipengaruhi oleh jumlah O2 dalam plasma, jumlah hemoglobin (Hb), dan ikatan O2 dengen Hb.

b. Transpor CO2. Karbon dioksida sebagai hasil metabolisme sel terus-menerus

diproduksi dan diangkut menuju paru dalam tiga cara: (1) sebagian

besar karbon dioksida (70%) diangkut dalam sel darah merah dalam bentuk bikarbonat ( 3

); (2) sebanyak 23% karbon dioksida berikatan dengan hemoglobin membentuk karbaminohemoglobin ( 2); dan (3) sebanyak 7%

diangkut dalam bentuk larutan di dalam plasma dan dalam bentuk asam karbonat.

2. Oksigenasi Internal

Pernapasan internal (pernapasan jaringan) mengacu pada proses metabolisme intrasel yang berlangsung dalam mitokondria, yang menggunakan O2 dan menghasilkan CO2 selama proses penyerapan energi molekul nutrien. Pada proses ini, darah yang banyak mengandung oksigen dibawa ke seluruh tubuh hingga mencapai kapiler sistemik. Selanjutnya terjadi pertukaran O2 dan CO2 antara kapiler sistemik dan sel jaringan. Seperti di kapiler paru, pertukaran ini juga melalui proses difusi pasif mengikuti penurunan gradien tekanan parsial.

(9)

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigen

1. Faktor Fisiologis

Gangguan pada fungsi fisiologis akan berpengaruh terhadap kebutuhan oksigen seseorang. Kondisi ini lambat laun dapat memengaruhi fungsi pernapasannya.

a. Penurunan kapasitas angkut O2. Secara fisiologis, daya angkut hemoglobin untuk membawa O2 ke jaringan adalah 97%. Akan tetapi, nilai tersebut dapat berubah sewaktu-waktu apabila terdapat kegangguan pada tubuh. Misalnya, padapenderita anemia atau pada saat terpapar zat beracun. Kondisi tersebut dapat mengakibatkan penurunan kapasitas pengikatan O2.

b. Penurunan konsentrasi O2 inspirasi. Kondisi ini dapat terjadi akibat penggunaan alat terapi pernapasan dan penurunan kadar O2 lingkungan.

c. Hipovolemia. Kondisi ini disebabkan oleh penurunan volume sirkulasi darah akibat kehilangan cairan ekstraseluler yang berlebihan (misalnya pada penderita shock atau dehidrasi berat).

d. Peningkatan laju metabolik. Kondisi ini dapat terjadi pada kasus infeksi dan demam yang terus menerus yang mengakibatkan peningkatan laju metabolik. Akibatnya, tubuh mulai memecah persediaan protein dan menyebabkan penurunan massa otot.

e. Kondisi lainnya. Kondisi yang memengaruhi pergerakan dinding dada seperti kehamilan, obesitas, abnormalitas muskuloskeletal (misalnya pectus excavatum dan kifosis), trauma, penyakit otot, penyakit susunan saraf, gangguan saraf pusat, dan penyakit kronis.

2. Status Kesehatan

Pada orang yang sehat, sistem pernaqpasan dapat menyediakan kadar oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi, pada kondisi sakit tertentu, proses oksigenasi tersebut dapat terhamba sehingga dapat mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh. Kondisi tersebut antara lain gangguan pada sistem pernapasan dan kardiovaskular, penyakit kronis, penyakit obstruksi pernapasan atas, dll.

3. Faktor Perkembangan

Tingkat perkembangan menjadi salah satu faktor penting yang memengaruhi sistem pernapaan individu.

a. Bayi prematur. Bayi yang lahir prematur beresiko menderita penyakit membran hialin yang ditandai dengan berkembangnya membran serupa

(10)

hialin yang membatasi ujung saluran pernapasan. Kondisi ini disebabkan oleh produksi surfaktan yang masih sedikit karena kemampuan paru dalam menyintesis surfaktan baru berkembang pada trimester akhir.

b. Bayi dan anak-anak. Kelompok usa ini beresiko mengalami infeksi saluran napas atas, seperti faringitis, influenza, tonsilitis, dan aspirasi benda asing (misalnya makanan, permen, dll).

c. Anak usia sekolah dan remaja. Kelompok usia ini beresiko mengalami infeksi saluran napas akut akibat kebiasaan buruk, seperti merkokok.

d. Dewasa muda dan parubaya. Kondisi stres, kebiasaan merokok, diet yang tidak sehat, kurang berolahraga, merupakan faktor yang dapat meningkatan resiko penyakit jantung dan paru pada kelompok usia ini.

e. Lansia. Proses penuaan yang terjadi pada lansia menyebabkan perubahan pada fungsi normal pernapasan, seperti penurunan elastisitas paru, pelebaran alveolus, dilatasi saluran bronkus, dan kifosis tulang belakang yang menghambat ekspansi paru sehingga berpengaruh pada penurunan kadar O2.

4. Faktor Perilaku

Perilaku keseharian individu dapat berpengaruh terhadap fungsi pernapasannya. Status nutrisi, gaya hidup, kebiasaan olahraga, kondisi emosional, dan penggunaan zat-zat tertentu secara tidak langsung akan berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh.

a. Nutrisi. Kondisi berat badan berlebih atau obesitas dapat menghambat eskpansi paru, sedangkan malnutrisi berat dapat mengakibatkan pelisutan otot pernapasan yang akan mengurangi kekuatan kerja pernapasan.

b. Olahraga. Latihan fisik akan meningkatkan aktifitas metabolik, denyut jantung, dan kedalaman serta frekuensi pernapasan yang akan meningkatkan kebutuhan oksigen.

c. Ketergantungan zat adiktif. Penggunaan alkohol dan obat-obat berlebihan dapat mengganggu proses oksigenasi. Hal ini terjadi karena: (1) alkohol dan obat-obatan dapat menekan pusat pernapasan dan susunan saraf pusat sehingga mengakibatkan penurunan laju dan kedalaman pernapasan. ; (2) penggunaan narkotika dan analgesik terutama morfin dan meperidin, dapat mendepresi pusat pernapasan sehingga menurunkan laju dan kedalaman pernapasan.

(11)

d. Emosi. Perasaan takut, cemas, dan marah yang tidak terkontrol akan merangsang aktivitas saraf simpatis. Kondisi ini menyebabkan peningkatan denyut jantung dan frekuensi pernapasan sehingga kebutuhan oksigen meningkat. Selain itu, kecemasan juga dapat meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan.

e. Gaya hidup. Kebiasaan merokok dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan oksigen seseorang. Merokok dapat menyebabkan gangguan vaskularisasi perifer dan penyakit jantung. Selain itu, nikotin yang terkandung dalam rokok mengakibatkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan koroner..

5. Faktor Lingkungan

Kondisi lingkungan, seperti ketinggian, suhu serta polusi udara dapat memengaruhi proses oksigenasi.

a. Suhu. Faktor suhu (panas atau dingin) dapat berpengaruh terhadap afinitas atau kekuatan ikatan Hb dan O2. Dengan kata lain, suhu lingkungan juga bisa memengaruhi kebutuhan oksigen seseorang.

b. Ketinggian. Pada dataran yang tinggi akan terjadi penurunan pada tekanan udara sehingga tekanan oksigen juga ikut turun. Akibatnya, orang yang tinggal di dataran yang tinggi cenderung mengalami peningkatan frekuensi pernapasan dan denyut jantung. Sebaliknya, pada dataran yang rendah akan terjadi peningkatan tekanan oksigen.

c. Polusi. Polusi udara seperti asap atau debu sering kali menyebabkan sakit kepala, pusing, batuk, tersedak, dan berbagai gangguan pernapasan lain pada orang yang menghisapnya. Para pekerja di pabrik abses atau bedak tabur beresiko tinggi menderita penyakit paru akibat terpapar zat-zat berbahaya.

E. Alat-Alat yang dibutuhkan untuk Melakukan Oksigenasi

1. Flow meter : Alat yang digunakan untuk mengetahui adanya sesuatu aliran material dalam suatu jalur aliran, dengan segala aspek aliran itu sendiri, yang meliputi kecepatan aliran dan total massa atau volume dari material yang mengalir dalam jangka waktu tertentu. Dosis pemberiam oksigen (ukuran oksigen yang diberikan 1-10)

2. Humidifier : Alat untuk menambah jumlah uap air di udara dalam suatu ruangan atau aliran udara.alat ini berisi air DTT / Aquades.

(12)

3. Tabung Oksigen : Sebuah alat bantu yang berisi gas oksigen dan diberikan untuk mereka yang sedang mengalami gangguan pernafasan akibat penyakit tertentu.

4. Manometer : alat yang berfungsi untuk mengukur tekanan udara dalam ruang tertutup.

Angka 0 menunjukkan oksigen dalam tabung habis atau belum dinyalakan.

5. Nasal Kanula : Alat yang dapat memberikan oksigen dengan aliran 1-6 liter per menit dan kosentrasi oksigen sebesar 24% - 44%. Alat ini memberikan oksigen langsung ke hidung melalu 2 cabang kecil, karena digunakan di dalam dan pediatrik pasien dewasa sama sebagai suatu jenis dukungan pernafasan.

6. Non Rebreathing Mask : Non rebreathing mask menggunakan alat serupa dengan partial rebreathing mask, ada kantong penampung, namun pada alat ini juga terpasang dua katup satu arah (one way valves). Katup pertama antara kantong penampung dan masker, katup kedua pada pintu keluar di kedua sisi masker.

Tujuan kedua katup tersebut adalah agar gas yang dihembuskan tidak masuk ke kantong penampung saat ekspirasi, dan mencegah udara luar masuk kemasker saat inspirasi.

7. Ambubag : Alat yang digunakan untuk memberikan tekanan pada sistem

pernafasan pasien yang henti nafas atau yang nafasnya tidak kuat.

(13)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dari makalah ini, dapat disimpulkan beberapa hal mengenai pemenuhan kebutuhan oksigen, yaitu sebagai berikut:

Oksigenasi adalah proses penambahan O2 ke dalam sistem (kimia atau fisika). Oksigen (O2) merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel.

Pemenuhan kebutuhan oksigenasi dalam tubuh meliputi beberapa factor yaitu : factor fisiologis, factor status kesehatan, factor lingkungan, dan factor perilaku

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Cria, Sri. 2011.

AsuhanKeperawatanOksigenasi.

(http://siyulopecri.co.id/2011/09/akep-oksigenasi.html , diakses 24 September 2017.

(Online),

Mubarak, Wahit Iqbal. 2008. Kebutuhan Dasar Manusia. Gresik: EGC.

Referensi

Dokumen terkait

Kecukupan RTH diperoleh berdasarkan pemenuhan kebutuhan oksigen dengan membandingkan kebutuhan oksigen dari kendaraan bermotor dan penduduk dengan ketersediaan oksigen

Perubahan fungsi jantung yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi yaitu gangguan konduksi jantung seperti disritmia (takikardia/bradikardia), menurunnya cardiac output seperti

Berdasarkan pengelolaan asuhan keperawatan pada pasien asma dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi dengan masalah keperawatan pola napas tidak efektif berhubungan

Kesimpulan dari studi kasus ini adalah pengelolaan asuhan keperawatan pada pasien tuberkulosis paru dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi dengan masalah bersihan jalan

KESIMPULAN DAN SARAN Asuhan keperawatan pada anak bronkopneumonia dalam pemenuhan kebutuhan fisiologis : oksigenasi dengan masalah keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif yang

KESIMPULAN Berdasarkan pengelolaan asuhan keperawatan pada pasien asma dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi dengan masalah keperawatan pola napas tidak efektif berhubungan dengan

KESIMPULAN Berdasarkan pengelolaan asuhan keperawatan pada pasien asma dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi dengan masalah keperawatan pola napas tidak efektif berhubungan dengan

Hasil studi kasus menunjukkan bahwa pengelolaan asuhan keperawatan pada pasien Tuberkulosis Paru dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi yang dilakukan tindakan keperawatan terapi