LAPORAN PRAKTIKUM
LAPORAN PRAKTIKUM
Percobaan 2
Percobaan 2
Pengukuran Gain, Pola Radiasi, dan Isolasi Silang
Pengukuran Gain, Pola Radiasi, dan Isolasi Silang
Disusun Untuk Me
Disusun Untuk Memenuhi Tugasmenuhi Tugas
Mata Kuliah Praktikum Antena dan Propagasi Mata Kuliah Praktikum Antena dan Propagasi
Semester IV Semester IV PEMIMING ! PEMIMING ! Koesmaridjanto, Koesmaridjanto, ST.ST.,MT,MT PEN"USUN ! PEN"USUN !
Sisca Arisa !arr
Sisca Arisa !arr Andhina Andhina
"##""$%%$& "##""$%%$&
'TD &A 'TD &A
PROGRAM STU#I
PROGRAM STU#I $ARINGAN TELEKOMUNIKASI
$ARINGAN TELEKOMUNIKASI
#IGITAL
#IGITAL
$URUSAN TEKNIK ELEKTRO
$URUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2%&'
2%&'
&( Tu)uan
"." Dapat melakukan pengukuran penguatan (gain) antena.
".& Dapat mengetahui pengaruh elemen*elemen antena terhadap penguatan antena. ".+ Dapat memahami karakteristik directional dan hal*po-er eam-idth antena. ".# Dapat menggamarkan diagram polar pola radiasi hori/ontal dan 0ertikal untuk
antena dari hasil pengukuran ang didapat.
".1 Dapat mengetahui diagram polar ang telah diplot,dapat menghitung sideloe attenuation dan ront*to*ack dari antena.
2( Perangka* +ang #igunakan
1. Signal generator : 1 Buah 2. Measuring receiver : 1 Buah 3. Antena dipole : 2 Buah 4. Antena under test : 1 Buah
(Antena TV VH! "agi #da $ ele%en&
'. Antena otater : 1 Buah ). Matching pad (*' + ! , '- + & : 1 Buah *. one/tor B0 0 : 1 Buah . one/tor %ale!%ale B0 : 1 Buah $. one/tor e%ale!e%ale B0 : 1 Buah 1-. a5el '- + (26'%& : 2 Buah 11. Tiang pen7angga. : 2 Buah
( Se* U- Perangka*
+." Signal 2enerator
". Pasang kael po-er signal generator pada jala*jala.
&. !idupkan signal generator dengan menekan tomol po-er. +. 'angan menekan tomol 34 seelum ean dipasang. #. Tunggu hingga "1 menit untuk pemanasan perangkat. 1. Atur rekuensi pada signal generator.
+.& Menentukan jarak antenna 35 dengan antenna T5
Ukur jarak antenna T5 dan 35, kemudian samakan pada setiap kali melakukan percoaan. 'arak ang kami gunakan dalan percoaan ini adalah #m
+.+ Menghitung panjang antenna dipole 67&
2unakan rumus λ=c
f untuk menentukan panjang antenna. Kemudian, gunakan
penggaris atau alat antu ukur lain untuk mengukur panjang antenna +.# Measuring 3ecei0er
". !idupkan po-er suppl lalu set tegangan seesar 8 "& V dengan menggunakan multimeter.
&. Kemudian eri input measuring recei0er dari po-er suppl dengan menggunakan kael dan nalakan selama "1 menit. Pasang kael jumper dari measuring recei0er ke antena lalu atur rekuensi pada measuring recei0er pada rekuensi acuan. Pada percoaan ini kami menggunakan rekuensi acuan seesar &%& M!/.
. Prosedur Percobaan
Pada pengukuran gain antena dalam praktikum ini, antena dipole pertama digunakan seagai antena pemancar, sedangkan antenna dipole kedua digunakan seagai antena standar ang erungsi seagai pemanding (dianggap seagai antena standar dengan gain &,"1 d9). Antena ang diukur (under test) adalah antena TV V!4. Antena ini adalah jenis :A2I UDA A33A: ; elemen, ang ekerja pada rentangan rekuensi "<# M!/ sampai &+% M!/.
.(& Mengukur Tegangan +ang #i*eri/a ole0 An*ena #i-ole Kedua &( Menghitung panjang gelomang =
f =202 MHz C =3 x10 8 m s λ=C f = 3 x108 m s 2,02 x108 Hz =1,485m=150c m 'adi, 1 2 λ= 150cm
2 =75c m dengan jarak antara antena " dan antena &
adalah #m.
Tentukan panjang kedua antenna dipole (67&) dengan menghitung panjang gelomang 6 pada rekuensi &%& M!/ dan tentukan jarak antara antenna dipole " (pemancar) dan antenna dipole & (penerima).
Susunlah diagram pengukuran seperti gamar di a-ah pada posisi hori/ontal. Atur posisi kedua antenna jarak garis lurus. 'arak eeder antenna " dan antenna & digunakan seagai jarak reerensi untuk pengujian erikutna.
+. !uungkan terleih dahulu output Signal 2enerator dengan memasang antenna dipole ang telah ditentukan panjang gelomangna. Kemudian >n kan Signal 2enerator pada rekuensi &%& M!/ dan le0el 34 out pada ?%d9@V. Kemudian matikan 34 output (>44).
#. 9eri catu daa pada Measuring 3ecei0er seesar 8 "& V ( perhatikan polaritas positi dan negatina).Atur Measuring 3ecei0er seagai erikut =
34 ATT = >
UITS = d9@V
43BC = &%& M!/
1. !idupkan 34 output (>) pada signal 2enerator
$. Atur arah antenna kedua (penerima) tepat menghadap antenna pertama (antenna pemancar ) dengan memutar rotator, sehingga input le0el Measuring 3ecei0er menunjukkan nilai maksimum dan atur rekuensi Signal 2enerator seperti pada tale. atat nilai ini seagai nilai B" pad.a
Tael ".
atatan = Setiap peruahan rekuensi, tekan tomol AE pada Measuring 3ecei0er.
<. 2antilah antenna kedua dengan antenna under test (antenna :agi) . Ulangi
langkah 1. atat nilai ini seagai nilai B& pada Tael ".
2(d9)F B& G B" H &,"1 d9.
.(2 Pengukuran Pola Radiasi An*ena A( Pola Radiasi orison*al
Susunlah diagram pengukuran seperti gamar di a-ah. ". Susunlah diagram pengukuran seperti gamar di a-ah
&. Pasanglah antenna dipole pertama pada pemancar, sedangkan antenna kedua adalah antenna :agi seagai antenna ang diukur pada agian penerima. Kedua antenna dipasang pada posisi hori/ontal.
+. Atur Signal 2enerator (erungsi seagai pemancar) 34 output ?%d9@V dan rekuensi &%% M!/. ilai rekuensi ini adalah rekuensi kerja antenna ang sudah diset.
#. Matikan 34 output dari Signal 2enerator.
1. !idupkan Measuring 3ecei0er (erungsi seagai penerima), atur 34 ATT = >, UITS = d9@V 7m dan rekuensi &%% M!/.
$. Atur 34 output Signal 2enerator >.
<. Pada agian penerima, arahkan dengan tepat antenna penerima ke antenna pemancar sampai le0el meter Measuring 3ecei0er menunjukkan harga maksimum. Aturlah posisi ini rotator control erada pada posisi % (nol) derajat. atatlah nilai maksimum ini pada tale A.
?. Putarlah antenna penerima (rotator control) searah dengan jarum jam setiap "%% sampai +$%%. atatlah harga le0el pada meter pada tale &.
&( Uah posisi kedua antenna (pemancar dan penerima) pada posisi 0ertical.
2( Ulangi langkah + sampai ?. atat hasilna pada tale +.
( Plot hasil pengukuran pada Tael + dengan menggunakan diagram Polar setelah dinormalisasikan
.( Pengaru0 Ele/en4ele/en -ada An*ena Arra+ 5"agi4Uda6
&( Atur kemali kedua antenna pada posisi hori/ontal dengan rekuensi &%& M!/ dan susunlah diagram pengukuran seperti langkah <. Ulangi langkah <. 2( Pada langkah erikut, lepas elemen satu persatu sesuai dengan nomor
elemen.
( Mencatat data pengukuran pada tael #.
.(. Pola Radiasi orison*al An*ena 7olded #i-ole
&( 2antilah antenna uji dengan antenna olded dipole dan atur kedua antenna pada posisi hori/ontal.
2( Ulangi langkah + sampai ? . atat hasilna pada tale 1.
.(8 Pola Radiasi orison*al An*ena 7olded #i-ole dan Re9lek*or
&( Pasang kedua elemen relector antenna penerima seperti pada gamer erikut.
&. Ulangi langkah + sampai ?. atat hasilna pada tael $.
.(' Pengukuran Isolasi Silang 5Cross Isolation6
Pada pengukuran antena :agi , polaradiasi hori/ontal (Tael A) dan polaradiasi 0ertikal (Tael 9) pada posisi %o ,catat nilai polaradiasi hori/ontal merupakan B
"
dan polaradiasi 0ertikal merupakan nilai B&.!itung nilai cross isolation , Bc"F B"*
B&.
Apa ang dimaksud isolasi silang (cross osilation)
Polarisasi silang isolasi atau Palang Polarisasi Discrinimation(PD) adalah peredaan dalam d9 tingkat sinal ang diterima(3SE) di penerima ketika pada
giliranna, pemancar memiliki polarisasi ang sama dan ereda dengan penerima. Seuah antena dengan nilai ang leih esar leih disukai.
Inormasi ini erguna dalam desain micro-ace ketika di -ilaah ang samakita dapat menggunakan rekuensi ang sama dengan polarisasi ang ereda. Seagai contoh=
T"= polarisasi 0ertikal***J3"= pol0ertikal. T&= pol horisontal. ***J3&= pol horisontal.
Mereka semua eroperasi direkuensi ang sama. Sinal dari T", T& akan dipisahkan sesuai dengan nilai PD.
8 #a*a Pengukuran
Tabel & asil Pengukuran Gain An*ena
7rekuensi 5 M: 6 E1
(
dBμV)
E2(
dBμV)
G 5d6"<# #1,$ 1#,& "%,<1
"?" #$,% 1#,< "%,?1
"?? #<,& 1<," "",#1
";1 #?,1 1?,# "&,%1
&%; 1%,< 1;,1 "%,;1 &"$ #;,& 1<,< "%,$1
&&+ #?,? 1$,; "%,&1
&+% #<,? 11,? "%,"1
Keterangan =
• E1 F Antena penerima olded dipole
• E2 F Antena penerima :agi Uda Arra ; elemen
160 170 180 190 200 210 220 230 240 0 10 20 30 40 50 60 70
Grafk Pengukuran Gain Antena
E1 E1 G (dB)
Gra9 ik & Pengukuran Gain An*ena
Tabel 2(& asil Pengukuran Pola Radiasi An*ena Peneri/a "agi orison*al 5dala/ sa*uan d;3</6
Sudu* Le=el Nor/alisasi Sudu* Le=el Nor/alisasi
% 63,1 0 ";% #",1 -21,6 "% 62,6 -0,5 &%% #&,1 -20,6 &% 62,1 -1 &"% ##," -19 +% 60,8 -2,3 &&% #1,% -18,1 #% 58,8 -4,3 &+% #$,$ -16,5 1% 55,1 -8 &#% #$,; -16,5 $% 53,9 -9,2 &1% #<,& -15,9 <% 53,4 -9,7 &$% #?,? -14,3 ?% 51,7 -11,4 &<% 1%,1 -12,6 ;% 50,7 -12,4 &?% #",; -21,2
"%% #;,< -13,4 &;% #",? -21,3 ""% #?,1 -14,6 +%% #?,& -14,9 "&% #1,? -17,3 +"% 1+,< -9,4 "+% ##,< -18,4 +&% 1?,+ -4,8 "#% #",? -21,3 ++% $%,# -2,7 "1% #%,< -22,4 +#% $",+ -1,8 "$% +;,& -23,9 +1% $&,& -0,9 "<% +?,% -25,1 +$% $&,# % "?% +<,< -25,4
&( #iagra/ Polar Pola Radiasi An*ena Peneri/a "agi orison*al 5dala/ sa*uan d;3</6 0 1020 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 230 240 250 260 270 280 290 300 310 320 330 340 350 -40 -20 0
!iagra" P#$ar P#$a %adia&i Antena Peneri"a 'agi #ri&#nta$ #ri&#nta$ (da$a" &atuan dB*+")
,#r"a$i&a&i
Tabel 2(& asil Pengukuran Pola Radiasi An*ena Peneri/a "agi orison*al 5dala/ sa*uan d;36
Sudu* Le=el Nor/alisasi Sudu* Le=el Nor/alisasi
% 53 0 ";% 31,7 -21,3 "% 52,1 -0,9 &%% 32 -21 &% 51,9 -1,1 &"% 34,3 -18,7 +% 50,7 -2,3 &&% 35,9 -17,1 #% 48,7 -4,3 &+% 36,8 -16,2 1% 45,9 -7,1 &#% 37 -16 $% 43,9 -9,1 &1% 37,5 -15,5 <% 43,2 -9,8 &$% 38,6 -14,4 ?% 42,1 -10,9 &<% 40,7 -12,3
;% 40,5 -12,5 &?% 31,6 -21,4 "%% 40,1 -12,9 &;% 34,8 -18,2 ""% 38 -15 +%% 37,3 -15,7 "&% 35,9 -17,1 +"% 43,5 -9,5 "+% 34 -19 +&% 48,2 -4,8 "#% 32,9 -20,1 ++% 50,1 -2,9 "1% 30,1 -22,9 +#% 51,2 -1,8 "$% 29,4 -23,6 +1% 51,6 -1,4 "<% 28,8 -24,2 +$% 51,8 % "?% 27,3 -25,7
2( #iagra/ Polar Pola Radiasi An*ena Peneri/a "agi orison*al 5dala/ sa*uan d;36 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 230 240 250 260 270 280 290 300 310 320 330 340 350 -40 -20 0
!iagra" P#$ar P#$a %adia&i Antena Peneri"a 'agi #ri&#nta$ (da$a" &atuan dB*)
n#r"a$i&a&i
Tabel asil Pengukuran Pola Radiasi An*ena Peneri/a "agi 3er*ikal
Sudu* Le=el Nor/alisasi Sudu* Le=el Nor/alisasi
% 1+,& 0 ";% #%,$ -12,6 "% 1",; -1,3 &%% +;,; -13,3 &% 1",? -1,4 &"% +;,$ -13,6 +% 1",$ -1,6 &&% +;,+ -13,9 #% 1",% -2,2 &+% #%,1 -12,7 1% #;,; -3,3 &#% #%,; -12,3 $% #;,# -3,8 &1% #",$ -11,6
<% #?,$ -4,6 &$% #",; -11,3 ?% #?," -5,1 &<% #+,$ -9,6 ;% #<,? -5,4 &?% ##,< -8,5 "%% #<,1 -5,7 &;% #$,? -6,4 ""% #<,% -6,2 +%% #<,? -5,4 "&% #$,$ -6,6 +"% #;,; -3,3 "+% #$,# -6,8 +&% 1%,+ -2,9 "#% #$,% -7,2 ++% 1",< -1,5 "1% #1,1 -7,7 +#% 1&,% -1,2 "$% ##,# -8,8 +1% 1&,& -1 "<% #",# -11,8 +$% 1+,% % "?% #",& -12
( #iagra/ Polar Pola Radiasi An*ena Peneri/a "agi 3er*ikal
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 230 240 250 260 270 280 290 300 310 320 330 340 350 -20 -10 0
!iagra" P#$ar P#$a %adia&i Antena Peneri"a 'agi *ertika$
n#r"a$i&a&i
Tabel . asil Pengukuran Pengaru0 Ele/en4ele/en -ada An*ena Arra+ 5"agi4 Uda6
No Ele/en +ang #ile-as Le=el
(
dBμV)
" 1",<
" & 1%,;
" & + #;,?
" & + # #?,?
" & + # 1 $ #<,? " & + # 1 $ ? #$,< " & + # 1 $ ? ; #1,#
Gra9ik 2 Pengaru0 Ele/en4ele/en -ada An*ena Arra+ 5"agi4Uda6
1 2 3 4 5 6 7 8 40 42 44 46 48 50 52 54 56 517 509 498 488 48 478 467 454 1 2 3 4 5 6 7 8
Grafk Pengaruh Pelepasan Elemen
.e/e$
Tabel 8 ail Pengukuran Pola Radiasi orison*al An*ena Peneri/a 7olded #i-ole
Sudu* Le=el Nor/alisasi Sudu* Le=el Nor/alisasi
% 1",# 0 ";% #<," -4,3
"% 1%,? -0,6 &%% #<,; -3,5
&% 1%,& -1,2 &"% #?,+ -3,1
+% #;," -2,3 &&% #?," -3,3 #% #?,1 -2,9 &+% #<,1 -3,9 1% #?,% -3,4 &#% #$," -5,3 $% #<,$ -3,8 &1% #1,+ -6,1 <% #$,+ -5,1 &$% #1,% -6,4 ?% #1,? -5,6 &<% ##,+ -7,1 ;% #1,# -6 &?% #+," -8,3 "%% #+,; -7,5 &;% ##,& -7,2 ""% #&,? -8,6 +%% #$,% -5,4 "&% #&,+ -9,1 +"% #$,< -4,7 "+% #+,? -7,6 +&% #<,+ -4,1 "#% ##,1 -6,9 ++% #?,1 -2,9 "1% #1,& -6,2 +#% #?,; -2,5 "$% #1,< -5,7 +1% #;,< -1,7 "<% #$,& -5,2 +$% 1%,& % "?% #$,$ -4,8
.( #iagra/ Polar Pola Radiasi orison*al An*ena Peneri/a 7olded #i-ole 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 230 240 250 260 270 280 290 300 310 320 330 340 350 -10 -5 0
!iagra" P#$ar P#$a %adia&i (#ri&#nta$ Antena Peneri"a #$ded !i#$e
,#r"a$i&a&i
Tabel ' ail Pengukuran Pola Radiasi orison*al An*ena Peneri/a 7olded #i-ole dan Re9lek*or
Sudu* Le=el Nor/alisasi Sudu* Le=el Nor/alisasi
% 1&,; 0 ";% #<,& -5,7 "% 1&,% -0,9 &%% #?,1 -4,4 &% 1",1 -1,4 &"% #$,$ -6,3 +% 1%," -2,8 &&% #1,? -7,1 #% #?,$ -4,3 &+% #1,1 -7,4 1% #<,< -5,2 &#% ##,; -8 $% #<," -5,8 &1% ##,1 -8,4 <% #$,& -6,7 &$% #+,< -9,2 ?% #1,? -7,1 &<% #&,; -10 ;% #+,# -9,5 &?% #+,# -9,5 "%% #",; -11 &;% ##," -8,8 ""% +?,? -14,1 +%% ##,; -8 "&% #+,? -9,1 +"% 1%,1 -2,4 "+% ##,% -8,9 +&% 1%,; -2 "#% ##,< -8,2 ++% 1",& -1,7 "1% ##,; -8 +#% 1",< -1,2
"$% #1,1 -7,4 +1% 1&,+ -0,6
"<% #1,$ -7,3 +$% 1+,% %
"?% #1,? -7,1
8( #iagra/ Polar Pola Radiasi orison*al An*ena Peneri/a 7olded #i-ole dan Re9lek*or 0 1020 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 230 240 250 260 270 280 290 300 310 320 330 340 350 -20 -10 0
!iagra" P#$ar P#$a %adia&i (#ri&#nta$ Antena Peneri"a #$ded !i#$e dan %eekt#r
,#r"a$i&a&i
'( Analisa
Pada sudut % ° dan +$% ° hasil pengukuran pola radiasi antena penerima agi
horisontal nilai le0elna erada pada posisi maksimum karena pada saat itu pancaran dari antena pemancar ke antena penerima memancar secara garis lurus tanpa penghalang.
Sedangkan pada ;% ° dan &<% ° nilai le0elna sama karena pada posisi terseut antena
penerima menjauhi antena pemancar seesar ;% ° dan terukti pada tael hasil pengukuran
Pada sudut % ° dan +$% ° hasil pengukuran pola radiasi antena penerima agi 0ertikal
nilai le0elna erada pada posisi maksimum karena pada saat itu pancaran dari antena pemancar ke antena penerima memancar secara garis lurus tanpa penghalang. ilai ang
dihasilkan pada sudut % ° dan +$% ° adalah 1+,& d9@V dan 1+,% d9@V mendekati
sama . Sedangkan pada ;% ° dan &<% ° nilai le0elna sama karena pada posisi terseut
antena penerima menjauhi antena pemancar seesar ;% ° dan terukti pada tael hasil
pengukuran hasilna mendekati sama aitu #<,? d9@V pada ;% ° dan #+,$ d9@V pada &<%
° .
Pada percoaan pengaruh elemen * elemen pada antena Arra (:agi * Uda) didapatkan data , ah-a semakin anak elemen ang di lepas gain semakin menurun. !al ini erarti elemen ang terdapat pada antena erpengaruh pada pementukan gain.
Pada sudut % ° dan +$% ° hasil pengukuran pola radiasi horisontal antena penerima
olded dipole nilai le0elna erada pada posisi maksimum karena pada saat itu pancaran dari antena pemancar ke antena penerima memancar secara garis lurus tanpa penghalang. ilai
ang dihasilkan pada sudut % ° dan +$% ° adalah 1",# d9@V dan 1%,& d9@V mendekati
sama . Sedangkan pada ;% ° dan &<% ° nilai le0elna sama karena pada posisi terseut
antena penerima menjauhi antena pemancar seesar ;% ° dan terukti pada tael hasil
pengukuran hasilna mendekati sama aitu #1,# d9@V pada ;% ° dan ##,+ d9@V pada &<%
° .
Pada sudut % ° dan +$% ° hasil pengukuran pola radiasi horisontal antena penerima
olded dipole dan relektor nilai le0elna erada pada posisi maksimum karena pada saat itu pancaran dari antena pemancar ke antena penerima memancar secara garis lurus tanpa
d9@V mendekati sama . Sedangkan pada ;% ° dan &<% ° nilai le0elna sama karena
pada posisi terseut antena penerima menjauhi antena pemancar seesar ;% ° dan terukti
pada tael hasil pengukuran hasilna mendekati sama aitu #+,# d9@V pada ;% ° dan #&,;
d9@V pada &<% ° . Peredaan antara tale 1 dengan tale $ adalah pada penamahan
relektor di antena olded dipole. Penamahan relektor mempengaruhi gain ang didapat. >( Kesi/-ulan
". 2ain pada antenna ereda dengan gain pada ampliier, gain antenna ukan esar penguatan daa keluaran disanding dengan daa masukan melainkan diperhitungkan
dari entuk polarisasina.
&. Blemen elemen antenna erpengaruh terhadap penguatan antenna. Semakin anak elemen ang dilepas maka gain ang dihasilkan akan semakin kecil.
+. !al po-er eam -idth (!P9L) adalah lear sudut ang memisahkan dua titik setengah daa pada pancaran utama dari pola radiasi dan ang mempunai sudut terkecil aitu pada antena olded dipole.
#. 9aik urukna penerimaan antena tergantung dari eerapa aktor, diantarana= a. Pola radiasi,
. Posisi antena eserta lingkunganna, c. Kesempurnaan antena.
d. Kelearan and-idth pancaran. e. Po-er.
1. Antena ang eisien adalah antena ang dapat mengeluarkan daa antena maksimum, arah antena, and-idth, dan polarisasi.