• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan kasus LBP e.c HNP Rien Novia Maulida.ppt

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan kasus LBP e.c HNP Rien Novia Maulida.ppt"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

L

APORAN

KASUS

L

OW

BACK

PAIN

E

.

C

SUSP

HNP

Rien Novia Maulida

(2)

I

DENTITAS

PASIEN

Nama

: Tn.R

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Umur

: 58 tahun

Alamat

: Panawangan, Ciamis

Pekerjaan

: Buruh

(3)

Anamnesa (allonamnesis)

Keluhan Utama : Nyeri Punggung

Riwayat Penyakit Sekarang

Tn. R dating ke IGD RSUD “45” Kabupaten Kuningan

dengan keluhan nyeri punggung sejak 1 bulan yang lalu.

Keluhan nyeri punggung dirasakan terus-menerus dan nyeri

dirasakan semakin memberat sejak 1 minggu yang lalu. Pasien

merasa nyeri punggung seperti ditusuk-tusuk. Pasien

mengatakan nyeri tidak berkurang ketika pasien duduk atau

berbaring , sehingga pasien hanya bias tidur dengan posisi

miring untuk mengurangi rasa nyerinya.

(4)

membungkuk. Keluhan ini juga menyebabkan pasien susah berjalan krena nyeri dirasakan menjalar hingga ke kaki kanan.

 Keluhan ini sebelumnya sudah pernah dirasakan sejak 1 tahun yang lalu. Pasien juga sudah pernah berobat ke dokter umum untuk mengobati nyeri punggungnya.

 Pasien Memiliki riwayat pekerjaan mengangkat beban berat di pabrik selama bertahun-tahun.

Riwayat Penyakit Dahulu

 Pasien sudah pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya sejak 1 tahun yang lalu

Riwayat Penyakit Keluarga

 Dikeluarga pasien tidak ada yang memiliki keluhan seperti ini sebelumnya

(5)

Pemeriksaan Fisik ( 25 September 2013) Status Generalis Kesadaran : Composmentis  Vital sign Tekanan darah : 130/80 mmhg Nadi : 88 x/ menit Respirasi : 36 x/ menit Suhu : 37 C

(6)

 Leher : Tidak ada kelainan

 Cor : Tidak ada kelainan

 Pulmo : Tidak ada kelainan

 Abdomen : Tidak ada kelainan

 Genital : Tidak dilakukan pemeriksaan

(7)

S

TATUS

NEUROLOGI

Meningeal sign

Kaku kuduk

: negatif

Brudzinski I

: tidak dilakukan

Brudzinski II

: tidak dilakukan

Brudzinski III

: tidak dilakukan

Kernig sign

: -/-

(8)

N. Craniales

 Nervus I Olfaktorius : dalam batas normal

 Nervus II Optikus : dalam batas normal

 Nervus III Okulomotorius : dalam batas normal

 Nervus IV Trochlearis : dalam batas normal

 Nervus V Trigeminus : dalam batas normal

 Nervus VI Abdusens : dalam batas normal

 Nervus VII Fasialis : dalam batas normal

 Nervus IX Glossopharyngeal : dalam batas normal

 Nervus X vagus : dalam batas normal

(9)

Extrmitas superior :

Nyeri tekan : (-/-)

Kontur otot : eutrofi (+ = +) Tonus otot : normal (+ = +) Kekuatan otot (gerakan aktif) : (5/5)

Ekstrmitas inferior :

Nyeri tekan : (-/-)

Kontur otot : eutrofi (+ = +) Tonus otot : normal ( + = +) Kekuatan otot (gerakan aktif) : (5/5)

(10)

Gerakan involunter :

Tremor : (-) Distonia : (-) Spasme : (-) Tic : (-) Fasikulasi : (-) 

Sistem sensorik

Eksterossptif :  rasa nyeri : (+) rasa raba : (+

)

(11)

Refleks fisiologis

 Reflek biceps : (+/ + )

 Reflek triceps : (+/ + )

Reflek patella : ( / + )  Reflek tendon achilles : ( / + )

Reflek patologis  Reflek Babinski : ( - / - )  Chaddock : ( - / - )  Gordon : ( - / - )  Oppenheim : ( - / - )  Gonda : ( - / - )  Schaefer : ( - / - )  Hoffman trommer : ( - / -)

(12)

Fungsi vegetatif

Miksi

: (+) normal

Defekasi

: (+) normal

(13)

Pemeriksaan Penunjang (23 September 2013)

Hb : 12 gr%

 Ht : 36,9

 Leukosit : 5800 / mm3

(14)

R

OENTGEN

CERVICAL

L

UMBAL

(15)

Diagnosa fungsional : Low Back Pain non spesifik

Diagnosa anatomis : hernia nucleus pulposus L4-L5

(16)

Penatalaksanaan

Medikamentosa :

Analgetik 3x1 tab

Muscle Relaxan 2x1 tab

Non medikamentosa

 Bedrest  Fisioterapi

(17)

Prognosis

Quo ad vitam

: Dubia ad Bonam

Quo ad functionam

: Dubia ad Bonam

(18)

HERNIA NUCLEUS PULPOSUS

Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah menonjolnya nucleus

pulposus ke dalam kanalis vertebralis akibat degenerasi annulus

fibrosus korpus vertebralis yang merupakan penyebab tersering

nyeri pugggung bawah yang bersifat akut, kronik atau berulang.

HNP mempunyai banyak sinonim antara lain Herniasi Diskus

(19)

b) Etiologi

HNP terjadi karena proses degeneratif diskus intervetebralis.

Keadaan patologis dari melemahnya annulus merupakan kondisi yang diperlukan untuk terjadinya herniasi.

 Penyebab utama terjadinya HNP adalah cidera, cidera dapat terjadi karena terjatuh tetapi lebih sering karena posisi menggerakkan tubuh yang salah.

Bisa juga terjadi karena adanya spinal stenosis, ketidakstabilan vertebra karena salah posisi, mengangkat, pembentukan osteophyte, degenerasi dan degidrasi dari kandungan tulang rawan annulus dan nucleus mengakibatkan berkurangnya elastisitas sehingga mengakibatkan herniasi dari nucleus hingga annulus

(20)

Faktor Risiko

Faktor risiko yang tidak dapat dirubah

Umur: makin bertambah umur risiko makin tinggi.

Jenis kelamin: laki-laki lebih banyak dari wanita.

Riwayat cidera punggung atau HNP sebelumnya.

Faktor risiko yang dapat dirubah

Pekerjaan dan aktivitas: duduk yang terlalu lama,

mengangkat atau menarik barang-barang serta, sering

membungkuk atau gerakan memutar pada punggung,

latihan fisik yang berat, paparan pada vibrasi yang

konstan seperti supir

(21)

K

LASIFIKASI

HNP

Menurut lokasi penonjolan Nucleous Pulposus, terdapat

3 tipe :

Central, tidak selalu didapatkan gejala radikular. Dapat

menimbulkan gangguan pada banyak akar saraf bila mengenai

cauda equina atau nielopati apabila mengenai medula spinalis.

Posterolateral, pada umunya terjadi pada vertebra lumbalis

sehubungan dengan menipisnya ligamentum longitudalis posterior pada daerah tersebut, misal HNP vertebra L4-L5 akan menimbulkan iritasi pada akar saraf L5.

Far-laterall foraminal, tidak selalu didapatkan gejala nyeri

punggung bawah. Mengenai akar saraf yang terekat, misal HNP vertebra L4-L5 akan mengenai akar saraf L4

.

(22)

Berdasarkan lesi terkenanya terbagi atas :

Hernia Lumbosacralis

Hernia Servikalis

(23)

Patofisiologi HNP

 Protrusi atau ruptur nukleus pulposus biasanya didahului dengan perubahan degeneratif yang terjadi pada proses penuaan.

 Kehilangan protein polisakarida dalam diskus menurunkan kandungan

air nukleus pulposus. Perkembangan pecahan yang menyebar di anulus melemahkan pertahanan pada herniasi nukleus.

 Melengkungnya punggung ke depan akan menyebabkan menyempitnya atau merapatnya tulang belakang bagian depan, sedangkan bagian belakang merenggang, sehingga nucleus pulposus akan terdorong ke belakang.

Prolapsus discus intervertebralis, hanya yang terdorong ke belakang

yang menimbulkan nyeri, sebab pada bagian belakang vertebra terdapat serabut saraf spinal serta akarnya, dan apabila tertekan oleh prolapsus

discus intervertebralis akan menyebabkan nyeri yang hebat pada bagian

pinggang, bahkan dapat menyebabkan kelumpuhan anggota bagian bawah.

(24)

M

ANIFESTASI

K

LINIS

Gejala klasik dari HNP lumbal adalah :

nyeri punggung bawah yang diperberat dengan posisi

duduk dan nyeri menjalar hingga ekstremitas bawah.

Nyeri radikuler atau sciatica, biasanya digambarkan

sebagai sensasi nyeri tumpul, rasa terbakar atau tajam,

disertai dengan sensasi tajam seperti tersengat listrik

yang intermiten

(25)

L3 : Nyeri, kemungkinan parestesia atau hipalgesia pada

dermatom L3, parestesia otot quadrisep femoris, reflex tendon

kuadrisep (reflex patella) menurun atau menghilang.

L4 : Nyeri, kemungkinan parestesia atau hipalgesia pada

dermatom L4, parestesia otot kuadrisep dan tibialis anterior

dan tibialis anterior, reflex patella berkurang.

L5 : Nyeri, kemungkinan parestesia atau hipalgesia pada

dermatom L5, parestesis dan kemungkinan atrofi otot

ekstensor halusis longus dan digitorium brevis, tidak ada

reflex tibialis posterior.

S1 : Nyeri, kemungkinan parestesia atau hipalgesia pada

dermatom S1, paresis otot peronealis dan triseps surae,

hilangnya reflex triseps surae (reflex tendon Achilles).

(26)

PENATALAKSANAAN

Terapi Konservatif :

a. Tirah baring selama 2-4 hari

b. Medikamentosa

Analgetik dan NSAID.

Pelemas otot: digunakan untuk mengatasi spasme otot.

Kortikosteroid oral: pemakaian masih menjadi kontroversi namun

dapat dipertimbangkan pada kasus HNP berat untuk mengurangi inflamasi.

(27)

Terapi Fisik

a. Traksi pelvis

b. Diatermi atau kompres panas/dingin c. Korset lumbal

Pembedahan

Tindakan operatif HNP harus berdasarkanalasan yang kuat yaitu berupa:

Defisit neurologik memburuk.

Gangguan otonom (miksi, defekasi, seksual). Paresis otot tungkai bawah

(28)

Referensi

Dokumen terkait

Pasien belum minum obat untuk mengurangi rasa nyeri di bagian

Aktifitas yang terjadi terus menerus dan berlebihan pada punggung bagian bawah dapat menyebabkan trauma, overuse, serta pergeseran tulang vertebra bahkan karena

BAGIAN KAKI BELAKANG : Kaki-kaki belakang berotot baik dengan tulang panjang, vertikal dan paralel terhadap satu dengan lainnya dengan angulasi yang baik pada sambungan hip, dengkul

Gerakan bagian punggung belakang yang kurang baik dapat menyebabkan kekakuan dan spasme yang tiba-tiba pada otot punggung, mengakibatkan terjadinya trauma punggung

Komposisi posisi kerja dari setiap bagian tubuh pada stasiun kerja penjemuran dapat diketahui bahwa untuk bagian tubuh tulang belakang, gerakan yang sering

Penyebab dari sindrom ini adalah malformasi persimpangan lumbosakral (kecil bagian belakang dan bagian belakang panggul) yang kecil, sendi facet tidak kompeten, yang dapat

Ganong (1995) yang menyatakan bahwa hematopoesis ekstra medular dapat terjadi pada usia dewasa akibat adanya penyakit yang menyebabkan fibrosis atau kerusakan sumsum

Gerakan bagian punggung belakang yang kurang baik dapat menyebabkan kekakuan dan spasme yang tiba-tiba pada otot punggung, mengakibatkan terjadinya trauma punggung