• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOAL AKUNTANSI UNIVERSITAS.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SOAL AKUNTANSI UNIVERSITAS.docx"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Nama

Nama :Citrawati :Citrawati Baby Baby LitoneLitone Kelas

Kelas : : AA

NIM

NIM : : 1203011742008012030117420080 Dosen

Dosen Pengampu Pengampu : : Dr. Dr. Warsito Warsito Kawedar, Kawedar, Ak, Ak, CACA

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

RESUME MATERI RESUME MATERI

AKUNTANSI UNTUK INSTITUSI PADA PERGURUAN TINGGI AKUNTANSI UNTUK INSTITUSI PADA PERGURUAN TINGGI (UNIVERSITAS

(UNIVERSITAS) YANG BERSTATUS ) YANG BERSTATUS BADAN LAYANAN UMUM (BLU)BADAN LAYANAN UMUM (BLU)

1.

1. Mengapa otonomi perguruan tinggi sering menimbulkan beberapa masalah yangMengapa otonomi perguruan tinggi sering menimbulkan beberapa masalah yang  bertentangan

 bertentangan dengan dengan misi misi PTN PTN dalam dalam pembangunan pembangunan nasional nasional serta serta berikanberikan solusinya?

solusinya? Jawaban: Jawaban: Akhir

Akhir –  –  akhir ini banyak bermunculan demonstrasi mahasiswa yang memprotes akhir ini banyak bermunculan demonstrasi mahasiswa yang memprotes kenaikan uang sumbangan pembinaan pendidikan (SPP). Besar kemungkinan kenaikan uang sumbangan pembinaan pendidikan (SPP). Besar kemungkinan masalah kenaikan uang SPP itu untuk mengantisipasi otonomi perguruan tinggi masalah kenaikan uang SPP itu untuk mengantisipasi otonomi perguruan tinggi negeri (PTN) yang terlanjur hidup tergantung subsidi pemerintah, di kelolah negeri (PTN) yang terlanjur hidup tergantung subsidi pemerintah, di kelolah sebagai perpanjangan dari birokrasi pemerintahan yang kaku dan tidak ramah sebagai perpanjangan dari birokrasi pemerintahan yang kaku dan tidak ramah terhadap perubahan.

terhadap perubahan.

Menurut Anderson dan Johnson (1997), otonomi universitas merupakan suatu Menurut Anderson dan Johnson (1997), otonomi universitas merupakan suatu kebebasan bagi perguruan tinggi untuk mengelola universitas tanpa campur kebebasan bagi perguruan tinggi untuk mengelola universitas tanpa campur tangan pemerintah. Dalam evaluasi DIKTI 1999 / 2000, di sebutkan bahwa pada tangan pemerintah. Dalam evaluasi DIKTI 1999 / 2000, di sebutkan bahwa pada dasarnya tujuan umum azaz otonomi di perguruan tinggi adalah dasarnya tujuan umum azaz otonomi di perguruan tinggi adalah  penyelenggaraan

 penyelenggaraan manajemen manajemen yang yang di di tujuhkan tujuhkan kreatifitas, kreatifitas, kemurnian kemurnian dandan  produktivitas dari civitas akademika dapat menghasilkan kinerja yang

 produktivitas dari civitas akademika dapat menghasilkan kinerja yang tinggi.tinggi. Tujuan dari perguruan tinggi sudah mengalami pergeseran yang mengarah pada Tujuan dari perguruan tinggi sudah mengalami pergeseran yang mengarah pada  penguasaan

 penguasaan skill skill dari dari lulusannya, lulusannya, dan dan tidak tidak sematasemata  –  –   mata hanya  mata hanya mengembangkan ilmu pengetahuan. Selanjutnya dari pasal 38 PP No.152 tahun mengembangkan ilmu pengetahuan. Selanjutnya dari pasal 38 PP No.152 tahun 2000, dapat di simpulkan bahwa dengan adanya kewenangan yang lebih besar di 2000, dapat di simpulkan bahwa dengan adanya kewenangan yang lebih besar di upayakan pendanaan non pemerintah yang lebih besar dan universitas juga di upayakan pendanaan non pemerintah yang lebih besar dan universitas juga di tuntut untuk meningkankan akuntabilitasnya dalam hal penyelenggaraan, kinerja tuntut untuk meningkankan akuntabilitasnya dalam hal penyelenggaraan, kinerja

(2)

Beberapa masalah yang timbul sebagai dampak dari adanya otonomi perguruan Beberapa masalah yang timbul sebagai dampak dari adanya otonomi perguruan tinggi yang memerlukan penanganan secara dini dengan memperhatikan misi tinggi yang memerlukan penanganan secara dini dengan memperhatikan misi PTN dalam pembangunan nasional yaitu :

PTN dalam pembangunan nasional yaitu : 1.

1. Otonomi universitas dapat diterjemahkan menjadi otonomi fakultas, bahkanOtonomi universitas dapat diterjemahkan menjadi otonomi fakultas, bahkan  program

 program studi/jurusan, studi/jurusan, jurusan jurusan atau atau fakultas fakultas yang yang hanya hanya akan akan mencarimencari  penghasilan

 penghasilan yang yang sebesarsebesar  –  –   besarnya yang tidak akan jujur dalam  besarnya yang tidak akan jujur dalam menyampaikan institutional fee meskipun dana tersebut merupakan subsidi menyampaikan institutional fee meskipun dana tersebut merupakan subsidi  bagi lembaga dan unit penun

 bagi lembaga dan unit penunjang universitas.jang universitas. 2.

2. Universitas cenderung akan membuka program studi yang laku di pasaranUniversitas cenderung akan membuka program studi yang laku di pasaran dan menutup program studi yang tidak menguntungkan.

dan menutup program studi yang tidak menguntungkan. 3.

3. Akan terdapat kecenderungan untuk menaikan SPP dan disertai denganAkan terdapat kecenderungan untuk menaikan SPP dan disertai dengan “dana pengembangan universitas.” Yang tidak terjangkau oleh sebagian “dana pengembangan universitas.” Yang tidak terjangkau oleh sebagian  besar

 besar masyarakat masyarakat (berpenghasilan (berpenghasilan rendah), rendah), sehingga sehingga misi misi “ “ PendidikanPendidikan Tinggi

Tinggi untuk Mencerdaskan Bangsa “ akan terabaikan (disebut dengan jaluruntuk Mencerdaskan Bangsa “ akan terabaikan (disebut dengan jalur khusus).

khusus). 4.

4. Citra kampus sebagai pengantar Reformasi Nasional dapat menjadi pudarCitra kampus sebagai pengantar Reformasi Nasional dapat menjadi pudar karena berubah dari kampus rakyat menjadi menjadi kampus elit dengan karena berubah dari kampus rakyat menjadi menjadi kampus elit dengan menara Gadingnya.

menara Gadingnya.

Otonomi perguruan tinggi memerlukan pimpinan yang mampu memadukan Otonomi perguruan tinggi memerlukan pimpinan yang mampu memadukan antara tuntutan bisnis. Kemampuan akademik di perlukan agar perguruan tinggi antara tuntutan bisnis. Kemampuan akademik di perlukan agar perguruan tinggi dapat di kembangkan sebagai pusat ilmu, teknologi, dan kebudayaan. Sedangkan dapat di kembangkan sebagai pusat ilmu, teknologi, dan kebudayaan. Sedangkan kemampuan manajemen bisnis diperlukan agar perguruan tinggi dapat lebih kemampuan manajemen bisnis diperlukan agar perguruan tinggi dapat lebih tanggap terhadap perubahan dan responsif terhadap tuntutan pasar,serta mampu tanggap terhadap perubahan dan responsif terhadap tuntutan pasar,serta mampu menjamin kerja sama dengan dunia bisnis dan industri.

menjamin kerja sama dengan dunia bisnis dan industri.

Selanjutnya perguruan tinggi akan mampu menghasilkan sarjana yang dapat Selanjutnya perguruan tinggi akan mampu menghasilkan sarjana yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan atau sarjana professional. Masyarakat tidak menciptakan lapangan pekerjaan atau sarjana professional. Masyarakat tidak akan segan

akan segan  –  –   segan memenuhi tuntutan uang SPP berapapun besarnya, asal  segan memenuhi tuntutan uang SPP berapapun besarnya, asal sebanding dengan mutu kesarjanaan yang di perolehnya dan sesuai dengan sebanding dengan mutu kesarjanaan yang di perolehnya dan sesuai dengan kebutuhan dunia bisnis dan industri. Bukan untuk menjadi sarjana perguruan kebutuhan dunia bisnis dan industri. Bukan untuk menjadi sarjana perguruan yang membebani dirinya dan masyarakat, hingga menjadi ancaman dan yang membebani dirinya dan masyarakat, hingga menjadi ancaman dan gangguan stabilitas kehidupan sosial.

(3)

2. Mengapa kerjasama mutualisme harus dilakukan perguruan tinggi dalam  penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas di masa yang akan datang?

Jawaban:

Kerjasama merupakan upaya bersama yang dilakukan dengan dengan sadar dengan saling mendukung dan saling menguatkan sehingga dicapai sinergi yang  baik. Adanya sinergi ini dapat ditengarai dengan adanya hasil yang lebih baik  bila dibandingkan kalau bekerja sendiri. Kerjasama yang baik adalah kerjasama yang mutualistik atau saling menguntungkan. Kerjasama mutualisme yang harus dilakukan perguruan tinggi dalam mengatasi keterbatasan penyelenggaraan  pendidikan secara berkualitas di masa yang akan datang dapat di lakukan dalam  berbagai bentuk. Salah satu bentuk yang potensial dalam model Zinser yang

memperkenalkan kemitraan perguruan tinggi.

Untuk memperoleh sumber  –  sumber pendanaan di luar uang SPP, perguruaan tinggi harus melakukan kerja sama dengan dunia bisnis dengan menjual jasa  pelayanan keilmuan. Di samping itu, kerja sama bisnis dalam kegiatan  pemasaran produk  –   produk ilmu dan teknologi yang berorientasi pada riset. Sedangkan kerja sama industri di sektor riil, dengan mendirikan industri skala  besar.

Untuk kerja sama bisnis dan industri skala besar, maka perguruan tinggi tidak  perlu menyetor sahamnya karena dapat memberatkan perguruan tinggi itu sendiri. tetapi dapat dikompensasikan dengan berbagai riset, penyusunan studi kelayakan serta sumber daya manusia unggul yang di miliki oleh perguruan tinggi itu sendiri. di samping itu, dapat digunakan menjadi tempat praktikum mahasiswanya, agar mereka dapat mengetahui dunia kerja secara konkret.

Perguruan tinggi dan dunia usaha merupakan aset nasional yang sangat menentukan bagi kemajuan bangsa. Apalagi jika di antara keduanya terdapat semacam simbiosis mutualisme (kerjasama yang saling menguntungkan), atau kemitraan. Bagaimanapun, sebuah perguruan tinggi dengan berbagai  perlengkapannya dapat menunjang perkembangan dunia. Sebaliknya, dunia

usaha pun dapat menopang kemajuan sebuah perguruan tinggi.

(4)

manajemen, akuntansi, gugus kendali mutu, dan yang lainnya juga bisa dilayani oleh perguruan tinggi. Kerjasama perguruan tinggi dengan dunia usaha juga bisa dikembangkan lebih lanjut dalam bidang pengabdian masyarakat. Umpamanya sebuah perusahaan besar dengan bantuan sebuah perguruan tinggi bisa membantu masyarakat di sekitarnya, yakni melalui program bapak angkat, di mana masyarakat yang berusaha baik dibidang industri kecil, kerajinan, atau yang lainnya, memperoleh bantuan teknologi dan pemasaran. Dalam  pelaksanaan corporate social responsibility (CSR) dunia usaha bisa bermitra

dengan perguruan tinggi.Pertumbuhan sebuah perusahaan dan perkembangan sebuah perguruan tinggi, juga harus bisa dinikmati oleh masyarakat di sekitarnya.

Satu hal yang sangat penting, sebagai efek dari adanya kerjasama perguruan tinggi dengan dunia usaha, yakni meningkatnya profesionalisme. Profesionalisme yang memiliki ciri-ciri keahlian (expertise), tanggung jawab (responsibility) dan kesejawatan (corporateness), merupakan bentuk nilai tambah atau pengembangan dari pekerjaan (vocation).

Konsep-konsep manajemen usaha yang lahir di perguruan tinggi lantas diaplikasikan dalam dunia usaha. Sebaliknya, kasus yang muncul dalam dunia usaha bisa dikaji lebih lanjut melalui perguruan tinggi. Keterpaduan itu pada akhirnya akan meningkatkan dan mengoptimalkan fungsi masing-masing pihak.

3. Mengapa dalam akutansi dana untuk Universitas perlu dipisahkan antara restricted funds dan unrestricted fund ?

Jawaban:

Akuntansi dana untuk universitas serupa dengan akuntansi dana untuk unit  –  unit pemerintah, akan tetapi terdapat perbedaan di antara keduanya dalam hal dana yang diterima. Sumber dana pendidikan untuk kegiatan penyelenggaraan  pendidikan (educational enterprise) di dapatkan dari berbagai sumber. Sebagai mana di sebutkan bahwa sumber  –   sumber yang di maksud terdiri dari  pemerintah, masyarakat dan orang tua. Bagi perguruan tinggi, dapat diperoleh dari luar negeri, sedangkan mengenai dana pendidikan di Indonesia yang berasal dari pemerintah mengandalkan masukan pajak. Pajak yang di maksudkan di

(5)

 peroleh dari rakyat, pajak pendapatan berbagai perusahaan dan industri, sedangkan dari luar negeri berupa bantuan atau pinjaman.

Perguruan tinggi umum mendapatkan dana dari empat sumber utama, yaitu  bantuan badan legislatif, uang sekolah dan pengajaran, hibah, atau bantuan dari  pemerintah pusat dan daerah, dan bantuan perorangan. Selain apropriasi  dari  badan legislatif, sumber dana yang sama juga diberikan ke perguruan tinggi swasta. Bagi sebagian perguruan tinggi negeri, sumber dana utama berasal dari  Apropriasi dan Legislatif.

Sekolah tinggi dan universitas menggolongkan penggunaan dana menurut fungsinya. Pengelompokan penggunaan dana menurut fungsinya berguna untuk tujuan perbandingan, tetapi sistem pengelompokan ini terlalu luas untuk kepentingan manajerial. Banyak data intern manajemen di hasilkan dari program yang bisa menghilangkan kendala fungsional. Dalam program, pengeluaran di golongkan berdasarkan kode obyek pengeluaran, seperti gaji dan upah, alat tulis kantor, sewa, dan asuransi.

Oleh karena itu, akuntansi dana untu universitas harus memisahkan antara dana terikat dan dana tidak terikat, dimana pembatasan yang dimaksud berasal dari  pihak eksternal universitas.

- Dana lancar tidak terikat

Dana lancar tidak terikat mencatat dana yang dapat dibelanjakan untuk menjalankan aktivitas utama dari universitas dan yang penggunaannya tidak dibatasi untukt ujuan tertentu. Tujuannya serupa dengan Dana Umum pada entitas pemerintah.

Dasar akuntansinya menggunakan dasar akrual. Namun, sebagai ganti laba  bersih (net income), selisih antara pendapatan dan belanja dicatat sebagai  perubahan bersih atas saldo dana (net change to fund balance). Rincian anggaran disiapkan menurut fungsi objek, departemen dan kelompok  belanja.Untuk pencatatannya serupa dengan akuntansi pemerintah. Pencatatan ayat jurnal untuk anggaran ini serupa dengan yang diacatat dalam akuntansi pemerintah dengan format sebagai berikut :

(6)

Anggaran pendapatan xxxxx

Estimasi belanja xxxxx

Saldo dana xxxxx

Ayat jurnal tersebut ditutup pada akhir periode. Dalam akuntansi dana universitas juga menggunakan sistem Encumbrance untuk mencatat pesanan  pembelian yang jadi setiap kali ada pesanan pembelian, maka jurnalnya

adalah :

Cadangan Beban Belanja xxxxx

Beban belanja xxxxx

Belanja xxxxx

Kas xxxxx

- Dana lancar terikat

Dana dalam dana lancar terikat dapat digunakan untuk tujuan operasional dari universitas sesuai batasan yang ditetapkan pihak eksternal yang mensponsori dana tersbut. Penerimaan dana dengan pembatasan (restriction) dicatat sebagai peningkatan dalam kas dan saldo dana, namun tidak diakui sebagai pendapatan sampai ketentuan yang membatasi pengunaan dana itu dipenuhi dan dana dibelanjakan sesuai dengan cara yang telah ditetapkan. Jadi dalam dana lancar terikat, pendapatan tidak diakui sampai belanja yang sesuai dengan tujuan tertentu telah dilaksanakan. Format jurnal penerimaan dana dalam dana lancar terikat sebagai berikut:

Kas xxxxx

Saldo Dana xxxxx

Format ayat jurnal ketika dana dibelanjakan sebagai berikut:

Belanja xxxxx

Saldo dana xxxxx

Kas xxxxx

Pendapatan xxxxx

Dalam dana lancar terikat pendapatan tidak diakui sampai belanja yang sesuai dengan tujuan tertentu telah dilakukan:

(7)

- Balanja dan pengurangan saldo lainnya - Transaksi lainnya

4. Mengapa dalam mengelola keuangan, BLU (Badan Layanan Umum) lebih menerapkan pola keuangan yang memberikan fleksibilitas, jelaskan maksud dari  pernyataan tersebut dan apa saja asas –  asas BLU?

Jawaban:

Definisi Badan Layanan Umum (BLU) berdasarkan Peraturan Pemerintah  Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum adalah instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk memberikan  pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang

dijual tanpa mengutamakan keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisien dan produktivitas.

Dalam mengelola keuangannya, BLU menerapkan pola keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktik –  praktik  bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pola pengelolaan keuangan ini disebut dengan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK –  BLU). Pola Pengelolaan Keuangan BLU (PPK  –  BLU) diterapkan oleh setiap instansi pemerintah yang secara fungsional menyelenggarakan kegiatan yang bersifat operasional. Instansi yang dimaksud dapat berasal dari dan berkedudukan pada berbagai jenjang eselon atau noneselon. Penetapan sebagai BLU adalah terkait pengelolaan keuangannya,  bukan dalam kelembagaannya. Sehingga pengertian BLU yang menjelaskan “instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk” tidak berarti suatu instansi  pemerintah yang akan menerapkan PK BLU harus membentuk satuan kerja

(satker) yang baru.

BLU bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangka dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas serta penerapakan praktik bisnis yang sehat.

(8)

Sedangkan asas –  asas BLU adalah sebagai berikut:

1) BLU beroperasi sebagai unit kerja kementerian negara/lembaga untuk tujuan  pemberi layanan umum yang pengelolaannya berdasarkan kewenangan yang

didelegasikan oleh instansi induk yang bersangkutan

2) BLU merupakan bagian perangkat pencapaian tujuan kementerian negara/lembaga dan karena status hukum BLU tidak terpisah dari kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah sebagai instansi induk

3) Menteri/pimpinan lembaga bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan  penyelenggaraan pelayanan umum yang didelegasikannya kepada BLU dari

segi manfaat layanan yang dihasilkan

4) Pejabat yang ditunjuk mengelola BLU bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan pemberian layanan umum yang didelegasikan kepadanya oleh menteri/pimpinan lembaga

5) BLU menyelenggarakan kegiatannya tanpa mengutamakan pencarian keuntungan

6) Rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja BLU disusun dan disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja kementerian negara/lembaga

7) BLU mengelola penyelenggaraan layanan umum sejalan dengan praktik  bisnis yang sehat

5. Mengapa dalam penyusunan laporan keuangan, Badan Layanan Umum diwajibkan untuk menyusun dua laporan keuangan sekaligus dengan  berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan dan Standar Akuntansi Pemerintah serta sebutkan beberapa implikasi yang akan dihadapi oleh perguruan tinggi Universitas dalam menerapkan sistem BLU ?

Jawaban:

BLU diharuskan untuk menyusun laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh organisasi profesi. Namun sebagai entitas pemerintah yang termasuk dalam kekayaan negara yang tidak dipisahkan laporan keuangan BLU akan dikonsolidasikan dengan LK kementerian lembaga

(9)

yang membawahinya. Untuk keperluan konsolidasi ini entitas BLU harus menyusun LK dengan menggunakan SAP (Standar Akuntansi Keuangan Pemerintah).

Mengonsolidasikan laporan keuangan yang bersumber dari dana Rupiah Murni (DIPA) dan PNBP. Dana DIPA dilaporkan dengan cara Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yang mengacu Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), sedangkan dana masyarakat atau PNBP dilaporkan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

PMK No 76/PMK.05/2008 secara detil mengatur tentang bagaimana pelaporan keuangan BLU sehingga dapat memenuhi ketentuan UU 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan PP 23 2005 tentang Pengelolaan BLU. PMK tersebut mengatur tentang sistem akuntansi dan tata caara penyusunan laporan keuangan. Akuntansi dan pelaporan keuangan BLU yang berdasarkan SAK sesuai yang diterbitkan oleh Asosiasi Profesi Akuntansi Indonesia. Laporan keuangan tersebut terdiri dari laporan realisasi anggaran/laporan operasional, neraca, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan dan laporan kinerja. Sedangkan laporan keuangan BLU yang berdasarkan SAP terdiri dari laporan realisasi anggaran, neraca, dan catatan atas laporan keuangan. Berikut dijelaskan uraian terkait LK K/L berdasarkan SAP dan SAK sebagai berikut:

(10)

Implikasi penerapan BLU terhadap aplikasi akuntansi

Terdapat beberapa implikasi yang akan dihadapi oleh perguruan tingi universitas dalam menerapkan sistem Blu tersebut, berikut beberapa implikasinya :

1. Keuangan dan Anggaran

Dana masyarakat yang diterima perguruan tinggi tersebut akan menjadi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNPB), dengan demikian maka  pengelolaannya harus mengikuti aturan Undang –  Undang Keuangan Negara dan penyimpangan atas pengelolaan PNPB dapat dikategorikan merugikan keuangan negara. Selanjutnya, anggaran yang disusun oleh perguruan tinggi harus dikonsolidasikan dengan anggaran Kemdikdub (pemerintah).

Pengonsolidasian dua metode ini merupakan kesulitan tersendiri karena masing  –   masing mempunyai kode akun yang berbeda dan tata cara  pengakuannya juga berbeda. DIPA mengacu pada pencatatan berbasis kas

sedangkan PNBP berbasis akrual. 2. Pengelolaan Aset

Aset yang dioperasional di Universitas akan masuk sebagai kategori barang milik negara dan pengelolaannya harus mengikuti aturan yang diterbitkan negara yaitu PP No. 6 Tahun 2006 tentang Barang Milik Negaran yang menjelaskan bahwa pengelolaan barang milik negara meliputi perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan,  pengamanan, dan pemeliharaan, penghapusan, pemindahtanganan,  penatausahaan, pembinaan, dan pengawasan serta pengendalian. Masing  – 

masing kegiatan tersebut memiliki dampak baik secara teknis  pengelolaannya maupun secara akuntansi pencatatannya.

3. Pengelolaan Piutang dan Utang

Pada prinsipnya pengelolaan piutang BLU mengikuti aturan  –   aturan yang  berlaku pada satuan kerja pemerintah lainnya. Dalam pengelolaan keuangannya, BLU dapat memberikan piutang terkait dengan tagihan sedangkan terkait dengan penghapusannya harus berdasarkan PP No. 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara atau Daerah. Sedangkan untuk pembayaran utang BLU pada prinsipnya juga menjadi tanggung jawab BLU itu sendiri. Pengelolaan utang harus sesuai dengan

(11)

 peruntukannya yaitu utang jangka pendek untuk belanja operasional dan utang jangka panjang untuk menutupu belanja modal. Hal tagih atas utang BLU kedaluwarsa setelah lima tahun sejak utang tersebut jatuh tempo, kecuali diterapkan lain oleh peraturan yang ada (undang –  undang).

4. Pengelolaan Investasi

Satuan kerja BLU tidak diperkenankan melakukan investasi jangka panjang kecuali atas persetujuan Menteri Keuangan. Meskipun demikian, dapat dijelaskan bahwa investasi jangka panjang yang dimaksud antara berupa  penyertaan modal, pemilikan obligasi jangka panjang, misalnya pendirian  perusahaan. Namun, apabila satuan kerja BLU mendirikan atau membeli  badan usaha yang berbadan hukum, maka kepemilikannya berada pada Menteri Keuangan, tetapi keuntungan yang diperoleh menjadi pendapatan satuan kerja BLU.

6. Mengapa dalam akuntansi dana untuk Universitas perlu memperhatikan  beberapa hal sehubungan dengan pendapatan dan belanja ?

Jawaban :

Universitas merupakan salah satu bentuk perguruan tinggi selain akademik,  politeknik dan institute. Dalam aplikasi akuntansi dana dalam praktiknya dapat dilihat dari praktik akuntansi universitas sebagai salah satu jenis organisasi nirlaba. Akuntansi dana untuk universitas serupa dengan akuntansi unit  –   unit  pemerintah. Keduanya mencatat pendapatan dan belanja untuk masing –  masing dana, menggunakan anggaran untuk merencanakan dan memonitor operasi, juga menggunakan sistem beban pemesanan untuk mencatat pesanan pembelian yang dilakukan, memiliki transaksi dan transfer antar dana serta menyajikan neraca serta laporan operasi untuk periode berjalan.

Sehubungan dengan pendapatan dan belanja dalam akuntansi dana untuk universtas terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:

a. Remisi uang kuliah dan piutang tak tertagih

Uang Kuliah atau SPP (tuition and fees) adalah sumber pendapatan utama dari Dana Lancar Tidak terikat. Jumlah uang kuliah yang seharusnya

(12)

Beasiswa dan remisi (potongan) uang kuliah termasuk piutang tak tertagih dicatat sebagai belanja, hal ini hanya berlaku untuk beasiswa yang disponsori langsung oleh universitas.

Kas xxxx

Pendapatan belanja xxxxx  b. Pengembalian Uang Kuliah

Pengembalian uang kuliah (untuk mahasiswa yang mengundurkan diri) dicatat sebagai pengurangan pendapatan. Ketika pengembalian disetujui, universitas mendebit pendapatan dari uang kuliah dan mengkredit kas atau  piutang.

Pendapatan uang SPP xxxxx

Kas xxxxx

c. Sesi Perkuliahan yang berlangsung pada Dua periode

Suatu sesi perkuliahan mungkin dimulai pada satu periode berjalan namun  baru diselesaikan pada perode berikutnya. Akuntansi dana untuk universitas mengharuskan bahwa uang kuliah yang dipungut untuk sesi perkuliahan tersebut diakui sebagai pendapatan pada periode dimana sesi perkuliahan tersebut paling sering dilaksanakan, bersama dengan seluruh belanja yang  berhubungan dengan sesi perkuliahan tersebut. Jika uang kuliah dipungut  pada periode berjalan sedangkan perkuliahan dilaksanakan pada periode  berikutnya maka akan dijurnal sebagai berikut :

Kas xxxxx

Pendapatan tangguhan xxxxx d. Transfer dan Penyisihan Dana

Transfer Wajib (mandatory transfer ) adalah transfer dari Dana Lancar ke dana lainnya untuk memenuhi ketentuan dari pihak eksternal dalam suatu  perjanjian. Sedangakan Transfer Tidak Wajib (nonmandotory transfer )

adalah transfer serupa namun ditentukan sendiri oleh pihak universitas untuk  berbagai tujuan.

Penyisihan atau dana yang penggunannya ditetapkan oleh dewan (b oard-designated funds) adalah penyisihan internal, serupa dengan penyisihan laba

(13)

ditahan. Manajemen dapat menetapkan atau mencabut penyisihan menurut kebijakannya sendiri.

e. Investasi

Dilaporkan pada nilai wajar dalam neraca suatu instuisi publik. Pendapatan investasi, termasuk perubahan dalam nilai wajar untuk periode berjalan, harus dilaporkan sebagai pendapatan dalam laporan operasi entitas yang sesuai.

f. Sumbangan

Universitas mencari pemasukan dari alumni, perusahaan dan lembaga eksternal. Selain itu, universitas juga mencari pendapatan tambahan dari lembaga-lembaga internalnya. Untuk sumbangan ini yang perlu diperhatikan yaitu adanya pemisahan antara sumbanagn yang mengikat dengan sumbangan yang tidak mengikat.Sumbangan yang mengikat yang diterima dan dicatat dalam Dana Lancar Teikat dan dibelanjakan sesuai dengan  batasannya. Sumbangan yang tidak mengikat dalam Dana Lncar Tidak terikat dan dibelanjakan sesuai dengan kebutuhan universitas yang telahditentukan.

Pemasukan yang berupa property diakui sebagai pendapatan pada nilai wajarnya. Untuk pemasukan yang berupa jasa, seperti jasa dari mahasiswa lama untuk melaksanakan program orientasi bagi mahasiswa baru, biasanya tidak dicatat oleh universitas.

g. Depresiasi

Depresiasi harus dilaporkan sebagai belanja (expenditure) dalam dana yang menggunkan aktiva bersangkutan selama periode berjalan.

h. Pendapatan

Pendapatan universitas diperoleh dari mahasiswa yang membyaar uang kuliahnya.

i. Belanja

Belanja yang dilakukan universitas adalah menyangkut persediaan dan  perlengkapan yang digunakan universitas dalah kegiatan operasinya.

(14)

Transfer dana yang terjadi di universitas memiliki tujuan yang beragam, seperti: pembayaran hutang, penambahan dana, perbaikan dan penggantian aktiva, pemenuhan ketentuan kontrak, pembagian keuntungan investasi, dll

7. Mengapa masalah pembiyaan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan kehidupan suatu organisasi seperti halnya lembaga  –   lembaga  pendidikan?

Jawaban:

Pendidikan adalah faktor penting untuk mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Kenyataannya, tidak semua orang dapat memperoleh  pendidikan yang wajar karena mahalnya biaya yang harus dikeluarkan. Kondisi inilah kemudian mendorong dimasukkan aturan tentang pendidikan dalam amandemen UUD 1945. Konstitusi mengamanatkan kewajiban pemerintah untuk mengalokasi biaya pendidikan 20% dari APBN maupun APBD agar masyarakat dapat menikmati pelayanan pendidikan. Dengan diadakannya 20% alokasi pembiayaan dari APBN dan APBD seharusnya mampu digunakan secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, salah satu aspek penting dalam proses  penyelenggaraan pendidikan baik dari tingkat kementerian pendidikan, dan kebudayaan, kementeriaan agama sampai dengan tingkat satuan pendidikan adalah pembiayaan. Manajemen pembiayaan pendidikan adalah segenap kegiatan yang berkenaan dengan penataan sumber penggunaan dan  pertanggungjawaban dana pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan sehingga manajemen keuangan dapat dipahami sebagai tindakan  pengurusan/ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan, perencanaan,  pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan.

Dengan demikian masalah keuangan sangat erat berhubungan dengan  pembiayaan, itulah sebabnya setiap awal tahun bapak Presiden sebagai Kepala  Negara telah mengajukan rencana pendapatan dan belanja Negara di depan anggota DPR sebagai wakil rakyat Indonesia untuk pembiayaan tahun anggaran yang akan datang. Dalam pengertian umum keuangan, kegiatan pembiayaan meliputi tiga hal, yaitu:

(15)

- Budgeting : penyusunan anggaran - Accounting : pembukuan

- Auditing : pemeriksaan 1. Budgeting

Istilah anggaran seringkali dianggap sebagai pengertian suatu perencanaan.  Namun dalam bidang pendidikan sering dijumpai dua istilah yaitu RAPEN (rencana anggaran dan pendapatan belanja Negara) dan RAPES (rencana anggaran dan pendapatan belanja sekolah). Dalam dua istilah tersebut “anggaran” bukanlah suatu rencana. Istilah “rencana” telah memberikan  penekanan atas pemakaian istilah “anggaran” sebagai suatu rencana. Setiap organisasi tentu memerlukan anggaran untuk menunjang kegiatannya. Oleh karena anggaran ini sifatnya masih rencana dan menyangkut keperluan orang  banyak, maka anggaran baru sah bila mendapatkan pengesahan dari atasan yang  berwenang.

2. Accounting (pembukuan)

Kegiatan kedua dari akuntabilitas pembiayaan adalah pembukuan atau kegiatan  pengurusan keuangan. Pengurusan ini meliputi dua hal yaitu, pertama  pengurusan yang menyangkut kewenngan menentukan kebijakan menerima at au mengeluarkan uang. Pengurusan ini dikenal dengan istilah pengurusan ketatausahaan. Pengurusan kedua menyangkut urusan tindak lanjut dari urusan  pertama yakni, menerima menyimpan dan mengeluarkan uang.

3. Auditing (pemeriksaan)

Yang dimaksud auditing adalah semua kegiatan yang menyangkut  pertanggungjawaban penerimaan, penyimpanan dan pembayaran atau  penyerahan uang yang dilakukan bendaharawan kepada pihak  –   pihak yang  berwenang. Bagi unit  –   unit yang ada di dalam departemen, mempertanggungjawabkan urusan keuangan ini kepada BPK melalui departemen masing –  masing.

(16)

Karakteristik Pembiayaan Pendidikan

Beberapa hal yang merupakan karakteristik atau ciri  –   ciri pembiayaan  pendidikan adalah :

1. Biaya pendidikan selalu naik. Perhitungan pembiayaan dinyatakan dalam satuan unit COST (Unit Satuan Terkecil : Cost = Biaya)

Tinjauan unit cost bisa bermacam  –   macam menurut luasnya faktor yang diperhitungkan. Unit cost lengkap yaitu perhitungan unit Cost berdasarkan fasilitas yang dikeluarkan untuk penyelenggaraan pendidikan termasuk gedung halaman sekolah, lapangan, gaji guru, gaji personil, pembiayaan  bahan dan alat (teori, praktek, laboratorium) dihitung keseluruhan program  baik yang tergolong dalam kurikulum maupun ekstra kurikuler.

- Unit cost lengkap, yaitu perhitungan unit cost berdasarkan semua fasilitas yang dikeluarkan untuk penyelenggaraan pendidikan

- Unit cost setengah lengkap, hanya memperhitungkan biaya kebutuhan yang berkenaan dengan bahan dan alat yang berangsur habis walaupun  jangka waktunya berbeda

- Unit cost sempit yaitu unit cost yang diperoleh hanya dengan memperhitungkan biaya yang langsung berhubungan dengan memperhitungkan biaya yang lain yang berhubungan dengan kegatan  belajar mengajar

2. Biaya terbesar dalam pelaksanaan pendidikan adalah biaya pada faktor manusia. Pendidikan dapat dikatakan sebagai “ Human Investmen” yang artinga biaya terbesar diserap oleh tenaga manusia

3. Unit cost pendidikan akan naik sepadan dengan tingkat sekolah

4. Unit cost pendidikan dipengaruhi oleh jenis lembaga pendidikan. Biaya sekolah kejuruan lebih besar daripada biaya untuk sekolah umum

5. Komponen yang dibiayai dalam sistem pendidikan hampir sama dari tahun ke tahun

8. Mengapa masalah anggaran pendidikan pada era otonomi pengelolaan lembaga  pendidikan perlu disusun dengan pendekatan kinerja?

(17)

Jawaban:

Seiring dengan tuntutan good corporate governance dan reformasi pengelolaan sektor publik yang ditandai dengan munculnya era new public management , dengan tiga prinsip utamanya yang berlaku secara universal yaitu profesional, transparansi, dan akuntabilitas. Telah mendorong adanya usaha untuk meningkatkan kinerja di bidang pengelolaan keuangan, dengan mengembangkan  pendekatan yang lebih sistematis dalam penganggaran sektor publik. Penganggaran berbasis kinerja atau  performance budgeting merupakan suatu  pendekatan dalam penyusunan anggaran yang berorientasi pada kinerja atau  prestasi yang ingin dicapai.

Anggaran berbasis kinerja dapat dikatakan merupakan hal baru karena pusat  perhatian diarahkan pada upaya pencapaian hasil, sehingga menghubungkan alokasi sumber daya atau pengeluaran dana secara eksplisit dengan hasil yang ingin dicapai. Dengan demikian pengalokasian sumber daya didasarkan pada aktivitas untuk pencapaian hasil yang dapat diukur secara spesifik, melalui  proses perencanaan strategis dengan mempertimbangkan isu kritis yang dihadapi

lembaga, kapabilitas negara, dan masukan dari stakeholder .

Adanya tuntutan reformasi merupakan tantangan dan prospek bagi lembaga  pendidikan guru untuk merevitalisasi manajemen pendidikan guru. Walaupun dalam prakteknya, penyelenggaraan otonomi pengelolaan lembaga pendidikan  bagi sebagian Perguruan Tinggi malah menjadi beban tersendiri, karena otonomi  pengelolaan perguruan tinggi sebagai BHMN (Badan Hukum Milik Negara) tidak dapat dilepaskan dari isu kapasitas keuangan perguruan tinggi, dan seringkali dikaitkan dengan prinsip automoney, sehingga kemandirian perguruan tinggi dalam menyelenggarakan kewenangannya diukur dari kemampuannya menggali sumber –  sumber pendapatan sendiri.

Implikasi dari penerapan prinsip automoney ini kemudian mendorong perguruan tinggi untuk meningkatkan pendapatan internal, antara lain melalui  pengembangan model penerimaan mahasiswa baru yang tidak hanya sebatas SMPTN, tetapi juga melalui berbagai jalur khusus lainnya seperti ujian masuk (UM) PTN, yang pada intinya adalah peningkatan penerimaan SPP dan DPP.

(18)

 pendidikan telah mengalami pergeseran, sejalan dengan adanya keputusan Mahkamah Agung yang membatalkan UU tentang BHP dan cenderung bergerak ke arah Badan Layanan Umum (BLU). Namun pada kenyataannya kapasitas keuangan lembaga pendidikan masih dititik beratkan pada kemampuan menggalli pendapatan internal dari sektor SPP dan DPP, yang justru menimbulkan beban baru, antara lain menimbulkan biaya ekonomi dan memberatkan bagi mahasiswa dan masyarakat. Kondisi inilah yang kemudian mendorong berkembangnya wacana mengenai perlunya dilakukan reformasi anggaran, karena sistem anggaran yang selama ini digunakan yaitu sistem lineitem budgeting dan zero based budgeting atau incremental, dalam  penerapannya ternyata memiliki berbagai kelemahan yang memberi peluang

terjadinya pemborosan dan penyimpangan anggaran.

Kelemahan dari sistem anggaran tersebut antara lain: (1) orientasi pengelolaan anggaran lebih terpusat pada pengendalian pengeluaran berdasarkan penerimaan, dengan prinsip balance budget, sehingga akuntabilitas terbatas pada  pengendalian anggaran, bukan pada pencapaian hasil atau outcome. (2) Adanya dikotomi antara anggaran rutin dan pembangunan yang tidak jelas; (3) Implementasi basis alokasi yang tidak jelas dan hanya terfokus pada ketaatan anggaran.

Melalui penerapan anggaran berbasis kinerja, lembaga pendidikan dituntut untuk membuat standar kinerja pada setiap anggaran kegiatan, sehingga jelas kegiatan apa yang akan dilakukan, berapa biaya yang dibutuhkan, dan apa hasil yang akan diperoleh . Klasifikasi anggaran dirinci mulai dari sasaran strategis sampai  pada jenis belanja dari masing –  masing kegiatan atau program kerja, sehingga memudahkan dilakukannya evaluasi kinerja. Dengan demikian, diharapkan  penyusunan dan pengalokasian anggaran dapat lebih disesuaikan dengan skala  prioritas dan preferensi lembaga pendidikan bersangkutan, dengan

memperhatikan prinsip ekonomis, efisiensi dan efektivitas.

9. Mengapa pendanaan perguruan tinggi dalam rangka membiayai aktivitasnya harus diterapkan pada asas  good university goovernance  yang mengandung

(19)

 prinsip kemandirian, transparansi dan akuntabilitas menjadi salah satu fenomena dalam suatu tata kelola layanan publik?

Jawaban :

Perguruan Tinggi Negara (PTN) merupakan salah satu lembaga sosial yang  bertugas mengembangkan ilmpu pengetahuan dan teknologi. Dunia usaha,  pemerintah, dan masyarakat menuntut PTN untuk memenuhi kebutuhan mereka akan ilmu pengetahuan dan teknologi yang lebih tinggi. Konsekuensinya, PTN harus mengikuti perubahan. Untuk memenuhi tuntutan yang semakin global dan kompleks tersebut, PTN memerlukan pendanaan dalam rangka membiayai aktivitasnya dengan menekankan pada asas  good university governence yang mengandung prinsip transparansi, akuntabilitas, dan mampu menerapkan  pengelolaan keuangan yang fleksibel dengan menonjolkan produktivitas,

efisiensi, dan efektivitas.

Sebagaimana dipahami bahwa  good corporate governance merujuk pada tata kelola perusahaan yang baik. Menurut Aristo (2005 : 2) mengemukakan wacana konsep serupa untuk perguruan tinggi, yaitu  good governance. Konsep  good corporate governance  sebenarnya merupakan turunan dari konsep tata  pemerintahan yang lebih umum, yaitu good governance.

Definisi yang dikutip dari OECD (Organisation for Economic Cooperation and  Development ) memberikan penjelasan yang lebih lanjut bahwa struktur corporate governance  memberikan spesifikasi tentang distribusi hak dan tanggung jawab antara berbagai peserta dalam perusahaan, seperti direksi, manajer, pemegang saham, dan anggota stakeholder lainnya, dan menjelaskan aturan dan prosedur tentang pengambilan keputusan dalam perusahaan. Dengan ini, maka corporate governance memberikan struktur melalui tujuan perusahaan dapat dicapai, dan dengan cara apa pencapaian tujuan tersebut dan dengan apa kinerja perusahaan dapat dimonitor. Corporate governance  adalah sistem manajemen yang berprinsip pada kejelasan tanggung jawab dan tugas, keadilan, transparansi, tanggung jawab dan akuntabilitas. Semua entitas yang perlu  pengelolaan dan dimana stakeholder-nya menyangut masyarakat luas, memerlukan  good corporate governance. Oleh karena itu, sudah sejak lama

(20)

 perguruan tinggi di negara  –  negara maju sadar akan hal itu dan melaksanakan corporate governance di universitas masing –  masing.

Kemandirian

Sesuai dengan Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) (2009 : 124) yaitu perguruan tinggi berkaitan dengan aspek kemandirian, rektor, dan senat memiliki pendapat yang independen dalam setiap keputusan yang diambil. Sedangkan penerapan kemandirian di bidang SDM dapat dilakukan dalam penunjukan pejabat di tingkat tertentu. Kandidat yang terpilih ( short listed candidates) ditentukan melalui  job tender , sidang jabatan dan assesment tools melalui assesment center , dengan memperhaikan hasil nilai kinerja individu, assesment online dan assesment center .

Pelaksanaan kemandirian di perguruan tinggi meliputi :

a. Masing –  masing unit kerja di perguruan tinggi telah menghindari terjadinya dominasi oleh pihak manapun, tidak terpengaruh oleh kepentingan tertentu,  bebas dari benturan kepentingan dan dari segala pengaruh dan tekanan,

sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan secara obyektif.

 b. Masing  –   masing unit kerja di perguruan tinggi telah melaksanakan fungsi dan tugasnya sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan perundang  –  undangan, tidak saling mendominasi dan atau melempar tanggung jawab antara satu dengan yang lain sehingga terwujud sistem pengendalian internal yang efektif.

Transparansi

Perguruan tinggi bertanggung jawab atas kewajiban keterbukaan informasi serta menyediakan informasi bagi stakeholders sehingga posisi dan pengelolaan  perguruan tinggi dapat mencerminkan kondisi rill dan harapan terhadap  perguruan tinggi di masa yang akan datang. Pelaksanaan transparansi di  perguruan tinggi meliputi :

a. Perguruan tinggi telah menyediakan informasi secara tepat waktu, memadai,  jelas, akurat, dan dapat diperbandingkan serta mudah diakses oleh pemangku

(21)

 b. Prinsip ketebukaan yang dianut oleh perguruan tinggi tidak mengurangi kewajiban untuk memenuhi ketentuan kerahasiaan universitas sesuai dengan  peraturan perundang –  undangan, rahasia jabatan, dan hak –  hak pribadi c. Kebijakan perguruan tinggi telah tertulis dan secara proporsional

dikomunikasikan kepada pemangku kepentingan

Misalnya, transparansi dalam proses pengambilan keputusan antara lain melalui  pengembangan infrastruktur informasi berupa intranet, knowledge management, yang merupakan sarana karyawan dalam menyampaikan berbagai informasi  berupa tulisan, ide-ide atau gagasan. Transparansi kepada mitra kerja dapat menerapkan aplikasi e-procurement dan e-tender (e-auction) dan implementasi modul pemasok manajemen dalam proses pengadaan barang dan jasa. Transparansi penilaian kinerja pegawai dengan menggunakan kompetensi assesment tools, melalui assesment online  penilaian dilakukan secara langsung yang melibatkan pegawai yang bersangkutan, atasan langsung, rekan sekerja, dan bawahan serta dokumen nilai kinerja individu.

Akuntabilitas

Salah satu kebijakan yang di tuangkan pada PP No.61 Tahun 1999 terkait dengan pengelolaan perguruan tinggi adalah akuntabilitas yang tercantum pada  pasal 20 yang intinya adalah dalam waktu lima bulan setelah tahun buku di tutup, pimpinan dan majelis wali amanat wajib menyampaikan laporan tahunan kepada menteri, berupa laporan keuangan dan laporan akademik yang setelah mendapat pengesahan menteri, menjadi informasi public. Laporan tahunan keuangan maupun laporan akademik tahuan di tandatangani oleh semua angota  pimpiann perguruan tinggi dan disampaikan ke majelis wali amanat.

10. Mengapa Sistem Penilaian Kinerja (SPK) menjadi hal yang sangat penting dilakukan dan dibutuhkan tidak hanya dunia bisnis tetapi juga di dunia  pendidikan yaitu perguruan tinggi baik negeri maupun swasta?

Jawaban:

Terselenggaranya  good governance  merupakan prasyarat bagi setiap institusi untuk mewujudkan cita  –   cita pengelolaan dan mencapai tujuan yang

(22)

sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur dan legitimate sehingga  penyelenggaraan kegiatan dan usaha –  usaha pengembangan dapat berlangsung

secara berdayaguna, berhasil guna, dan bertanggung jawab.

Pentingnya penilaian kinerja di dunia pendidikan membuat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) memasukkan penilaian kinerja kedalam format manajemen baru untuk peningkatan mutu, penilaian kinerja (akreditasi) dan evaluasi kinerja sebuah perguruan tinggi baik negeri maupun swasta.

Kementerian Pendidikan Nasional mengawasi dan membina mutu pendidikan tinggi membentuk sebuah badan yang disebut Badan Akreditasi Nasional (BAN) yang salah satu tugasnya melakukan penilaian kinerja (akreditasi) perguruan tinggi. Sistem Penilaian Kinerja (SPK) dari BAN lebih menekankan pada  penilaian terhadap kriteria pelaksanaan perguruan tinggi dan dan persyaratan  perizinan, sehingga lebih bersifat administrasi. Dengan kata lain menekankan  pada dampak eksternal.

Laporan akuntabilitas kinerja ini lebih menekankan pada dampak internal dan tidak hanya bersifat administrasi serta memiliki peran yang besar terhadap  pencapaian visi dan misi tetapi juga memiliki korelasi dengan strategi maka

laporan ini dibangun berdasarkan visi, misi, dan strategi yang telah disepakati. Perguruan tinggi sebagai sebuah institusi perlu membentuk Sistem Penilaian Kinerja demi terciptanya visi dan misi sebagai bagian dari sistem penjaminan mutu. Sistem Penilaian Kinerja yang baik haruslah terintegrasi untuk semua unit dan aktivitas di Perguruan Tinggi. Indikator kinerja yang terbentuk tidak hanya  berupa indikator kinerja finansial (keuangan) tetapi juga indikator kinerja

nonfinansial.

Pengukuran indikator kinerja dirumuskan berdasarkan sasaran yang direalisasikan pada program/kegiatan. Sasaran dan program/kegiatan yang dimaksud pada rencana kinerja ini adalah sasaran dan program/kegiatan sebagaimana dimuat dalam dokumen renstra dan rencana operasional.

Referensi

Dokumen terkait

Article n+1: The water administration department with the State Council shall, together with the forestry administration department and other related departments of the State

“Setiap orang yang dengan sengaja memiliki, menguasai, membawa, dan/atau menggunakan alat penangkap ikan dan/atau alat bantu penangkapan ikan yang mengganggu dan

1) Kebijakan daerah maupun pusat yang tidak jarang bertentangan dengan kebijakan lembaga SMK Migas. 2) Sorotan dari LSM (Lembaga Sosial Masyarakat) yang menganggap serius

Kondisi putaran motor dan gerak robot terhadap input

Kepada seluruh peserta Pengadaan Jasa Konsultansi yang merasa keberatan atas ditetapkannya pemenang tersebut di atas, dapat mengajukan sanggahan secara online kepada Pokja

Karyawan dengan tingkat ko- mitmen organisasi yang tinggi lebih mau menunjukkan usaha dalam proyek peru- bahan dan lebih bersedia mengembangkan sikap positif terhadap

The Gene Ontology analysis using GO Slim also showed a clear variation across treatments in the function of the genes associated with sporulation ( Fig. 5 A and B), with the

Al-Kailani dalam membahas Al- Qawa’id Al -Maqashidiah melengkapinya dengan penjelasan kaidah, dalil-dalil dan wajh al-dilalah yang menjadi dasar hukumnya, sikap