BUPATI KOTAWARINGIN BARAT
PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARATPETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR DAN
IZIN PEMANFAATAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 2 Tahun 2006 tentang Retribusi Izin Pembuangan Limbah Cair dan Izin Peman
Tanah (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2006 Nomor : 2), perlu diatur petunjuk pelaksanaannya;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a diatas, perlu menetapkan
Peraturan Bupati tentang
Nomor 2 Tahun 2006 tentang Retribusi Izin Pembuangan Limbah Cair dan Izin Pemanfaatan Limbah Cair Pada Tanah.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang
1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9) Sebagai Undang
Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik I
2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3685), sebagaimana telah diubah dengan Undang
Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1997 3699);
4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang
- 1 -
BUPATI KOTAWARINGIN BARAT
PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARATNOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR DAN
IZIN PEMANFAATAN LIMBAH CAIR PADA TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,
bahwa untuk melaksanakan Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 2 Tahun 2006 tentang Retribusi Izin Pembuangan Limbah Cair dan Izin Peman
Tanah (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2006 Nomor : 2), perlu diatur petunjuk pelaksanaannya;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a diatas, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 2 Tahun 2006 tentang Retribusi Izin Pembuangan Limbah Cair dan Izin Pemanfaatan Limbah Cair Pada Tanah.
Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-U
1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9) Sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820);
Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3685), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048);
Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang
PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT
PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR DAN
LIMBAH CAIR PADA TANAH
bahwa untuk melaksanakan Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 2 Tahun 2006 tentang Retribusi Izin Pembuangan Limbah Cair dan Izin Pemanfaatan Limbah Cair pada Tanah (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2006 Nomor : 2), perlu diatur bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a diatas, perlu menetapkan Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 2 Tahun 2006 tentang Retribusi Izin Pembuangan Limbah Cair dan Izin Pemanfaatan
Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959
ndonesia Nomor 1820);
Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia ng Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun
2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4493) yang telah ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 153);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
10. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 28 Tahun 2003 tentang Pedoman Teknis
Pengkajian Pemanfaatan Air Limbah Dari Industri Minyak Sawit Pada Tanah Di Perkebunan Kelapa Sawit;
11. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 29 Tahun 2003 tentang Pedoman, Syarat dan
Perizinan Pemanfaatan Air Limbah Industri Minyak Pada Tanah Di Perkebunan Kelapa Sawit;
12. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 111 Tahun 2003 tentang Pedoman Mengenai
Syarat dan Tatacara Perizinan Serta Pedoman Kajian Pembuangan Air Limbah Ke Air Atau Sumber Air;
13. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 24 Tahun 2000 tentang Rincian
Kewenangan Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Kotawaringin Barat (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2000 Nomor 14 Seri D);
14. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kelembagaan
Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2000 Nomor 15 Seri D), sebagaimana diubah pertama kali dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 29 Tahun 2000 (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2000 Nomor 19 Seri D), dan diubah untuk kedua kalinya dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 18 Tahun 2002 (Lembaran Daerah Tahun 2002 Nomor 6 Seri D);
15. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 2 Tahun 2006 tentang Retribusi Izin
Pembuangan Limbah Cair dan Izin Pemanfaatan Limbah Cair pada Tanah (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2006 Nomor : 2).
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR DAN IZIN PEMANFAATAN LIMBAH CAIR PADA TANAH
BAB I
KETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Kotawaringin Barat;
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah;
3. Bupati adalah Bupati Kotawaringin Barat;
4. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah yang selanjutnya disebut Bapedalda adalah
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat;
5. Pejabat adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas tertentu sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku;
6. Pemrakarsa adalah orang atau sekelompok orang atau badan hukum pemerintah maupun swasta
yang bertanggung jawab atas suatu usaha dan atau kegiatan yang membuang limbah cair ke lingkungan tanah dan air, dan atau memanfaatkan limbah cair pada tanah;
7. Air adalah semua air yang terdapat diatas dan dibawah permukaan tanah, kecuali air laut dan air
fosil;
8. Tanah adalah media tumbuh tanaman dan organisme lainnya yang mempunyai struktur pasir, liat
dan debu;
9. Badan Air adalah wadah air yang terdapat diatas dan dibawah permukaan tanah, termasuk dalam
pengertian ini yaitu air akuifer, mata air, sungai, rawa, danau, situ waduk dan muara sungai;
10. Limbah Cair adalah air limbah dalam wujud cair yang dihasilkan oleh suatu usaha/kegiatan yang
dibuang ke media lingkungan hidup dan dapat menurunkan kualitas lingkungan;
11. Baku Mutu Air adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang
ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yang dapat ditenggang/di toleransi keberadaannya di dalam air;
12. Baku Mutu Air Limbah adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemar dan atau jumlah unsur
pencemar yang ditenggang / di toleransi keberadaannya dalam air limbah yang akan dibuang atau dilepas ke dalam sumber air dari suatu usaha/kegiatan;
13. Pembuangan Limbah Cair adalah pelepasan air limbah secara menerus (continous discharge) dari
suatu usaha/kegiatan ke media air dan tanah;
14. Pemanfaatan Limbah Cair atau disebut Aplikasi Air Limbah (land application) adalah pelepasan
air limbah dari suatu usaha/kegiatan ke media tanah untuk diperoleh nilai manfaatnya (reuse);
15. Izin adalah Izin Pembuangan Limbah Cair dan atau Izin Pemanfaatan Limbah Cair Pada Tanah
yang diberikan kepada Pemrakarsa sebagai wajib retribusi;
16. Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut Retribusi adalah Pungutan Daerah sebagai pembayaran
atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh Bupati untuk kepentingan Orang Pribadi atau Badan;
17. Retribusi Perizinan Tertentu adalah retribusi atas kegiatan Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian izin kepada Pemrakarsa dengan maksud untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan.
BAB II
KETENTUAN PEMBERIAN IZIN Bagian Pertama
Izin Pembuangan Limbah Cair Pasal 2
(1) Setiap pembuangan limbah cair yang dilepaskan ke lingkungan sebagai akibat dari proses
produksi suatu usaha dan atau kegiatan industri, perhotelan, pelayanan kesehatan, restoran/rumah makan, permukiman (real estate), perusahaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), pertambangan dan sejenisnya wajib memiliki Izin tertulis dari Bupati.
(2) Untuk memperoleh Izin Pembuangan Limbah Cair sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
pemrakarsa mengajukan permohonan secara tertulis kepada Bupati melalui Kepala Bapedalda dengan melampirkan persyaratan permohonan Izin.
(3) Permohonan Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dilengkapi persyaratan teknis dan
administrasi sebagai berikut : a. Syarat Teknis :
1. volume penggunaan air baku per hari dan pembuangan air limbah per hari; 2. denah/tata letak instalasi pengolahan air limbah (IPAL); dan
3. jenis air limbah yang dibuang. b. Syarat Administrasi :
1. fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemrakarsa; 2. Izin lokasi/ domisili;
3. Izin usaha; dan
4. dokumen pengelolaan lingkungan (Amdal atau UKL/ UPL) atau Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan.
Pasal 3
(1) Jangka waktu pemberian Izin diterima atau ditolak Bupati paling lama 14 (empat belas) hari setelah permohonan izin diajukan.
(2) Proses pemberian Izin paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah permohonan disetujui oleh Bupati.
(3) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada pemohon hanya 1 (satu) lokasi
pembuangan limbah cair dalam 1 (satu) usaha dan atau kegiatan.
(4) Pedoman, Syarat dan Tata Cara Perizinan Pembuangan Limbah Cair adalah sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Peraturan Bupati ini dan sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini.
Bagian Kedua
Izin Pemanfaatan Limbah Cair Pada Tanah Pasal 4
(1) Setiap usaha dan atau kegiatan yang memanfaatkan limbah cair untuk dimanfaatkan atau
diaplikasikan pada tanah wajib memiliki Izin tertulis dari Bupati.
(2) Limbah cair dari setiap usaha dan atau kegiatan yang akan diaplikasikan pada tanah terlebih dahulu harus dilakukan pengolahan air limbah sehingga tidak melebihi baku mutu air limbah yang dipersyaratkan.
(3) Untuk memperoleh Izin Pemanfaatan Limbah Cair sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
pemrakarsa mengajukan permohonan kepada Bupati melalui Kepala Bapedalda dengan melampirkan persyaratan administrasi dan laporan hasil Pengkajian Pemanfaatan Limbah Cair Pada Tanah.
(4) Persyaratan administrasi yang diperlukan untuk memperoleh Izin yang dimaksud pada ayat (3),
yaitu :
a. Lembar pengesahan dokumen pengelolaan lingkungan (Amdal atau UKL/UPL) atau Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan.
b. tata letak instalasi pengolahan air limbah (IPAL). c. Izin usaha;
d. Izin lokasi;
e. Izin mendirikan bangunan (IMB) industri;
f. Persetujuan karyawan pabrik dan atau permukiman penduduk yang berada pada radius 250 meter dari rencana lokasi pemanfaatan limbah cair.
Pasal 5
(1) Pengkajian Pemanfaatan Limbah Cair pada Tanah dilaksanakan oleh pemrakarsa dengan
ketentuan pengkajian, yaitu :
a. Pengaruh terhadap pembudidayaan ikan, hewan dan tanaman;
b. Pengaruh terhadap kualitas tanah dan air tanah;
c. Pengaruh terhadap kesehatan masyarakat;
d. BOD (biochemical oxygen demand) tidak boleh melebihi 5000 mg/liter;
e. Nilai keasaman (pH) berkisar 6 – 9;
f. Dilakukan pada lahan selain lahan gambut;
g. Dilakukan pada lahan bepermeabilitas 1,5 cm/jam – 15 cm/jam;
h. Tidak boleh dilaksanakan pada lahan dengan kedalaman air tanah kurang dari 2 meter;
i. Areal pengkajian seluas 10 – 20 persen dari seluruh areal yang akan digunakan untuk
aplikasi air limbah;
j. Pembuatan sumur pantau;
k. Kemiringan lahan tidak melebihi 45 % (lahan tidak curam).
l. Jarak areal pemanfaatan air limbah sekurang-kurangnya 50 meter dari tepi sungai, danau dan
atau rawa (buffer area).
(2) Pelaksanaan pengkajian pemanfaatan limbah cair pada tanah minimal setelah kegiatan
pemanfaatan limbah cair pada tanah beroperasi 6 (enam) bulan dan hanya dilakukan 1 (satu) kali pada lokasi yang sama.
(3) Bupati melalui Kepala Bapedalda memberikan persetujuan pengkajian selambat-lambatnya 30
(4) Pedoman, Syarat dan Tata Cara Memperoleh Izin Pemanfaatan Limbah Cair Pada Tanah sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Bupati ini dan sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini.
BAB III
KETENTUAN PENUTUP Pasal 6
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat.
Ditetapkan di Pangkalan Bun pada tanggal 19 Januari 2008
BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, ttd
H. UJANG ISKANDAR, ST, MSI. Diundangkan di Pangkalan Bun
pada tanggal 21 Januari 2008.
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT,
ttd
Drs. KUSNAN ARIADY N. NIP. 010 072 420
LAMPIRAN
PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT
NOMOR 2 TAHUN 2008
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR DAN
IZIN PEMANFAATAN LIMBAH CAIR PADA TANAH PEDOMAN, SYARAT DAN TATA CARA PERIZINAN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR
I. PENDAHULUAN
Limbah cair yang dibuang dari suatu usaha/kegiatan mengandung bahan pencemar (pollutant) yang dapat menurunkan kualitas air pada sumber penerimanya baik air permukaan maupun air tanah. Oleh karena itu maka limbah cair yang akan dibuang harus memenuhi persyaratan tertentu yang disebut baku mutu air limbah. Secara umum, baku mutu air limbah diartikan sebagai batasan tentang mutu air limbah yang diizinkan secara administrasi, dibuang ke dalam lingkungan air dan tanah. Limbah cair merupakan ketentuan yang penaatannya merupakan kewajiban yang dipersyaratkan dalam perizinan suatu usaha/kegiatan.
Atas dasar pertimbangan karakteristik limbah cair dari suatu usaha/kegiatan berbeda dengan kegiatan lainnya, maka mutu limbah cair ditetapkan dengan mempertimbangkan aspek karakteristik limbah cair yang dihasilkan. Tidak semua parameter yang terdapat dalam limbah cair dijadikan parameter baku mutu air limbah, namun dapat juga ditentukan pembatasan pembuangan limbah cair ke lingkungan dengan memperhatikan :
- Debit limbah cair yang dibuang.
- Kadar maksimum dari unsur pencemar yang dominan dikandung air limbah.
- Bahan pencemar maksimum dari tiap parameter pencemar.
Dengan melihat karakteristik tersebut diatas dan untuk mengurangi risiko pencemaran lingkungan yang terjadi maka pembuangan limbah cair dilakukan sesuai dengan ketentuan pasal 37 dan 38 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 111 Tahun 2003 tentang Pedoman Mengenai Syarat dan Tatacara Perizinan serta Pedoman Kajian Pembuangan Air Limbah Ke Air atau Sumber Air dan seterusnya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 2 Tahun 2006 tentang Retribusi Izin Pembuangan Limbah Cair dan izin Pemanfaatan Limbah Cair Pada Tanah sesuai dengan kondisi nyata di Kabupaten Kotawaringin Barat.
Guna mempermudah pelaksanaan pemberian izin pembuangan air limbah dari Bupati, maka perlu disusun Pedoman Perizinan Pembuangan Limbah Cair.
II. PROSEDUR PERMOHONAN IZIN
1. Pemrakarsa menyampaikan permohonan izin kepada Bupati untuk melaksanakan pembuangan limbah cair. Pengajuan Permohonan Izin Pembuangan Limbah Cair setelah mengisi formulir dan daftar pertanyaan (kuesioner) yang mengacu pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 111 Tahun 2003 tentang Pedoman Mengenai Syarat dan Tatacara Perizinan serta Pedoman Kajian Pembuangan Air Limbah Ke Air atau Sumber Air, yang memuat :
a. volume kebutuhan air untuk produksi;
b. jenis dan frekuensi pembuangan air limbah;
c. denah/ tata letak saluran pembuangan air limbah atau instalasi pembuangan air limbah (IPAL);
d. prosedur penanggulangan keadaan darurat;
dan dengan melampirkan dokumen – dokumen berikut:
a. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemilik usaha dan atau kegiatan;
b. Izin lokasi/domisili;
c. Izin usaha;
d. Dokumen AMDAL / SEMDAL / DPL / UKL-UPL bagi rencana pelaksanaan pembuangan air limbah
suatu usaha/kegiatan baru.
2. Bupati memberikan penugasan kepada Bapedalda untuk melakukan evaluasi dan pemeriksaan lapangan
terhadap permohonan izin tersebut. Penugasan ini diberikan segera oleh Pejabat Bapedalda kepada bidang yang menangani perizinan setelah menerima permohonan dari pemrakarsa.
3. Bapedalda bertanggung jawab melakukan evaluasi terhadap kegiatan pembuangan limbah cair dan
membentuk Tim Operasional Izin dengan tugas memeriksa kondisi lapangan dan dokumen suatu usaha/kegiatan dengan berita acara pemeriksaan, yaitu meliputi kegiatan:
a. Pengecekan kelengkapan dokumen dan kondisi lapangan yang dilakukan segera setelah mendapatkan
penugasan dari Pejabat Bapedalda.
b. Jika dokumen yang diajukan kurang lengkap, pemrakarsa akan diberikan waktu untuk melengkapi
kekurangan dokumen setelah di evaluasi dan dinyatakan lengkap.
c. Verifikasi teknis untuk mengetahui kelayakan teknis dari permohonan izin tersebut. meliputi :
1) Jenis air limbah yang dibuang ke air dan atau tanah.
2) Volume atau debit limbah cair yang dibuang.
3) Ketersediaan instalasi pembuangan air limbah (IPAL).
4) Hasil verifikasi ini akan dicantumkan sebagai dasar pertimbangan dalam penetapan biaya dan
penerbitan izin pembuangan limbah cair.
d. Pengajuan Izin kepada Bupati. Izin ini disusun oleh Bapedalda sebagai hasil evaluasi dan verifikasi teknis terhadap permohonan izin dan merupakan laporan terhadap pelaksanaan penugasan yang diberikan oleh Bupati. Pengajuan izin oleh Bapedalda ini digunakan sebagai masukan untuk :
1) Penerbitan izin, apabila hasil permohonan izin menunjukkan layak administrasi ( kelengkapan
dokumen dan prosedur perizinan ) dan tidak menunjukkan adanya indikasi pencemaran dan atau kerusakan lingkungan dalam pelaksanaan pembuangan limbah cair; atau
2) Penolakan izin, apabila hasil evaluasi permohonan izin menunjukkan tidak layak administrasi dan
atau ada indikasi pencemaran dan atau kerusakan lingkungan.
e. Total waktu yang diperlukan untuk kegiatan verifikasi administrasi dan teknis adalah paling lama 14
(empat belas) hari kerja tergantung kelengkapan dokumen permohonan izin yang disampaikan pemrakarsa.
f. Penerbitan atau Penolakan izin sesuai dengan kelayakan administrasi dan teknis dari permohonan izin,
yaitu :
1) Izin diterbitkan oleh Bupati segera setelah ada pengajuan dari Bapedalda yang bertanggung jawab.
Proses permohonan izin pembuangan air limbah cair ini memerlukan waktu paling lama 30(tiga puluh) hari kerja sampai diterbitkannya izin pelaksanaan ataupun penolakan izin. Izin diterbitkan
dengan mencantumkan masa berlaku dan persyaratan – persyaratan yang harus dipenuhi oleh pemrakarsa dalam pelaksanaan pembuangan limbah cair, seperti luas tempat usaha, jenis limbah cair, volume atau debit limbah cair, kewajiban melakukan pemantauan, dan kewajiban lain yang diperlukan; atau
2) Penolakan Izin Pembuangan Air Limbah disampaikan oleh Bupati kepada pemrakarsa setelah
Bupati menerima laporan penolakan dari instansi yang bertanggung jawab. g. Bagan alir memperoleh Izin pembuangan Limbah Cair :
Kepala Bapedalda Kobar
Validitas persyaratan
Tim Verifikasi:
- Pemeriksaan lokasi
- Kesesuaian laporan dll..
Pemohon Ijin Pembuangan Limbah Cair: Syarat Teknis :
- Jenis dan volume kebutuhan air.
- Sifat limbah dan frekuensi pembuangan.
- Tataletak pembuangan limbah dan IPAL
- Prosedur penanggulangan darurat.
Syrat Administrasi :
- Fotokopi SPPL, UKL/UPL, atau AMDAL
- Fotokopi KTP pemiliknya. - Izin usaha Ya Tidak Tidak Layak Izin Rekomendasi
III. FORMULIR PERMOHONAN IZIN.
Formulir permohonan izin yang harus diisi oleh pemrakarsa disajikan pada tabel berikut :
I. Identitas Perusahaan 1. Nama Perusahaan/Pemilik : ……… 2. Alamat : ……… a. Jalan/Desa : ……… b. Kecamatan : ……… c. Kabupaten/Kota : ……… d. Pemerintah Propinsi : ……… e. Telepon/Faximile : ………
3. Tahun Mulai Beroperasi. : ………
4. Perizinan yang sudah diperoleh : ………
a. Izin Tetap Usaha : ………
b. Dokumen Lingkungan : ………
c. Izin Lokasi : ………
d. Izin Mendirikan Bangunan : ………
e. HO : ………
5. NPWP / NPWPD : ………
II. Industri
1. Jenis Industri : ………
2. Kapasitas Produksi : …………....
3. Penggunaan Air : …………m3/hari
4. Air Limbah Dihasilkan : …………m3/hari
5. Luas tempat usaha : …………m2
III. Pengolahan Air Limbah, kalau ada lampirkan Layout IPAL
1. Jenis Air Limbah (B3/Non B3) : ……….. 2. Kapasitas Pengolahan Limbah : …………..… 3. Perlengkapan tanggap darurat : ………. 3. Lampiran Hasil Analisis Limbah
Yang Dihasilkan : ………..
IV.Keterangan
Diisi sesuai kondisi nyata dan coret yang tidak perlu.
PEMOHON, ---
IV. BENTUK SURAT IZIN
BUPATI KOTAWARINGIN BARAT
KEPUTUSAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT
Dasar : 1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997
sebagaimana telah diubah dengan Undang
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
Pengendalian Pencemaran Air;
4. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat
Izin Pembuangan Limbah Cair dan Izin Pemanfaatan Limbah Cair Pada Tanah;
5. Peraturan Bupati Kotawaringin Barat Nomor …. Tahun 2007 tentang
Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 2 Tahun 2006 tentang Retribusi Izin Pembuangan Limbah Cair dan Izin Pemanfaatan Limbah Cair Pada Tanah.
Nama Perusahaan / Pemilik
Alamat
Luas Tempat Usaha
Jenis Usaha/Kegiatan Jenis Limbah Cair (B3/Non B3)
Volume Air Limbah
Masa Berlaku Izin
Dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Pemegang Izin menaati segala ketentuan peraturan perundang
2. Izin diberikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan didaftar ulang setiap 1 (satu) tahun sekali untuk
keperluan pembinaan.
3. Izin tidak dapat dipindah tangankan, kec
4. Izin dapat dicabut apabila terjadi pencemaran lingkungan atau melebihi baku mutu limbah cair.
5. Pelanggaran terhadap ketentuan pada angka 1 s/d 4 dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
Ditetapkan di Pangkalan pada tanggal
BUPATI KOTAWARINGIN BARAT
KEPUTUSAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR : ………
TENTANG
IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR
Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000;
Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup; Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air Pengendalian Pencemaran Air;
Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 2 Tahun 2006 tentang Retribusi Izin Pembuangan Limbah Cair dan Izin Pemanfaatan Limbah Cair Pada Tanah;
Peraturan Bupati Kotawaringin Barat Nomor …. Tahun 2007 tentang
Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 2 Tahun 2006 tentang Retribusi Izin Pembuangan Limbah Cair dan Izin Pemanfaatan Limbah Cair Pada
Diberikan Kepada : : ……… : ………
: ………. . m2
: ………
Jenis Limbah Cair (B3/Non B3) : ……….
: ………....……… m3/hari
: ………… s/d ……...……. berikut :
segala ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Izin diberikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan didaftar ulang setiap 1 (satu) tahun sekali untuk Izin tidak dapat dipindah tangankan, kecuali atas Izin tertulis dari Bupati.
Izin dapat dicabut apabila terjadi pencemaran lingkungan atau melebihi baku mutu limbah cair. Pelanggaran terhadap ketentuan pada angka 1 s/d 4 dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
Ditetapkan di Pangkalan Bun pada tanggal
BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,
( Nama Jelas, tanpa gelar dan pangkat) KEPUTUSAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Undang Nomor 34 Tahun 2000;
Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup; Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
2 Tahun 2006 tentang Retribusi Izin Pembuangan Limbah Cair dan Izin Pemanfaatan Limbah Cair Pada Tanah;
Peraturan Bupati Kotawaringin Barat Nomor …. Tahun 2007 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 2 Tahun 2006 tentang Retribusi Izin Pembuangan Limbah Cair dan Izin Pemanfaatan Limbah Cair Pada
undangan yang berlaku.
Izin diberikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan didaftar ulang setiap 1 (satu) tahun sekali untuk
Izin dapat dicabut apabila terjadi pencemaran lingkungan atau melebihi baku mutu limbah cair. Pelanggaran terhadap ketentuan pada angka 1 s/d 4 dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,
V. PEMBAYARAN RETRIBUSI
Tata cara pembayaran retribusi izin pembuangan limbah cair sebagaimana diatur pada ayat (3) Pasal 10 Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 2 Tahun 2006 tentang Retribusi Izin Pembuangan Limbah Cair dan Izin Pemanfaatan Limbah Cair Pada Tanah, namun dapat diangsur setiap triwulan dengan menggunakan Kartu Pembayaran.
Pemungutan retribusi atas izin yang telah diterbitkan dilaksanakan oleh Tim Operasional Retribusi Izin Pembuangan Limbah Cair dan Izin Pemanfaatan Limbah Cair Pada Tanah, dengan keputusan Kepala Bapedalda.
Bentuk Kartu Pembayaran sebagai berikut :
- 22 - - 22 - - 20 - KARTU PEMBAYARAN
NAMA PERUSAHAAN : ………..
NAMA PEMILIK / PEN.JAWAB : ………..
ALAMAT : ………..
NPWPD : ………..
KETETAPAN RETRIBUSI / TAHUN : Rp. ………
TAHUN : ……….. No. Triwulan Pembayaran Ansuran Retribusi Denda Adminsitrasi Paraf Petugas 1 2 3 4 I (Januari s/d Maret) II (April s/d Juni) III (Juli s/d September) IV (Okt s/d Des) Rp. …… Rp. …… Rp. …… Rp. …… Rp. …… Rp. …… Rp. …… Rp. …… ……… ……… ……… ……… Catatan :
1. Pembayaran dianggap sah bila ada paraf dan cap petugas. 2. Pada tanda terima harus diberi tanggal pelunasan pembayaran. 3. Kartu ini ditunjukan pada petugas setiap kali pembayaran. 4. Pembayaran setiap triwulan selambanya tanggal 15 pada bulan
terakhir triwulan.
5. Pembayaran setelah tanggal tersebut dikenakan sangsi denda administrasi sebesar 15 % per triwulan.
6. Pada Triwulan IV dikenakan biaya administrasi selama 1 tahun sebesar Rp.2000,- (berdasarkan Perda No.14 Tahun 2001).
VI. PEMANTAUAN
Bupati meminta kepada penanggung jawab usaha dan atau kegiatan untuk melakukan kegiatan pemantauan segera oleh pemrakarsa atau penanggung jawab usaha setelah memperoleh Surat Izin Pembuangan Limbah Cair. Hasil pemantauan tersebut wajib disampaikan kepada Bupati up. Bapedalda. Adapun pemantauan minimal yang wajib dilakukan oleh Bapedalda kepada pemrakarsa adalah air limbah, air permukaan dan atau air tanah.
VII. Format LAPORAN.
Penyusunan Laporan Pembuangan Air Limbah mengacu sebagai berikut :
I. Umum.
1. Nama atau Nama Laboratorium : ………
2. Nama Perusahaan : ………
3. Alamat : ………
4. Jenis Kegiatan Usaha : ………
5. Lokasi Pengambilan Contah : ………
6. Petugas Pengambilan Contah : ………
7. Tanggal/Jam Pengambilan Contoh : ………
8. Tanggal/Jam Penerimaan Contoh : …………....
9. Nama Pengirim Contoh : ….………..
II. Data Teknis Lapangan
1. Debit limbah cair rata – rata selama bulan pemantauan : …………... 2. Produksi/penggunaan bahan baku rata-rata selama sebulan: …………...
3. pH pada waktu pengambilan : ………...
4. Suhu pada waktu pengambilan : ………...
III. Hasil Pengujian. 1. Air Limbah.
Hasil Uji Laboratorium Baku Mutu Limbah Cair
No Parameter Kadar
(Mg/l) (Kg/ton) Beban No Parameter (Mg/l) Kadar (Kg/Ton) Beban
1 BOD 1 BOD 2 COD 2 COD 3 PH 3 PH 4 Minyak/lemak 4 Minyak/lemak 5 Pb 5 Pb 6 Cu 6 Cu 7 Cd 7 Cd 8 Zn 8 Zn
2. Air Permukaan dan atau Air Tanah
Hasil Uji Laboratorium Baku Mutu Limbah Cair
No Parameter Kadar
(Mg/l) (Kg/ton) Beban No Parameter (Mg/l) Kadar (Kg/Ton) Beban
1 BOD 1 BOD 2 Do 2 Do 3 PH 3 PH 4 NO3 sbg N 4 NO3 sbg N 5 NH3-N 5 NH3-N 6 Cd 6 Cd 7 Cu 7 Cu 8 Pb 8 Pb 9 Zn 9 Zn 10 Cl 10 Cl 11 SO4-2 11 SO4-2 IV. Kesimpulan
Uraian memenuhi baku mutu atau tidak memenuhi baku mutu limbah cair. Kepala Bapedalda Kab. Kotawaringin Barat,
VIII. EVALUASI PEMANTAUAN.
Evaluasi laporan hasil pemantauan pelaksanaan pembuangan limbah cair dilakukan oleh Bapedalda.
Evaluasi dilaksanakan dengan pengecekan ada tidaknya indikasi pencemaran dan atau perusakan lingkungan yang meliputi :
1. Kondisi Air Limbah.
Air limbah yang dibuang harus memperhatikan baku mutu limbah cair yang diperbolehkan oleh Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor KEP-51/MENLH/10/1995 Tanggal 23 Oktober 1995 tentang Baku Mutu Limbah cair Bagi Kegiatan Industri.
2. Kondisi Tanah.
Untuk mengetahui ada tidaknya indikasi pencemaran pada tanah di lokasi pembuangan maka evaluasi dilakukan dengan membandingkan antara kondisi tanah di lokasi pembuangan limbah cair dengan kondisi rona awal tanah di sekitar lokasi pembuangan.
3. Kondisi Air Permukaan dan atau Air Tanah.
Untuk mengetahui ada tidaknya pencemaran terhadap air tanah pada sumur rumah tangga, maka evaluasi dilakukan dengan membandingkan antara kondisi air tanah setempat dengan rona awalnya dan Standard baku mutu air minum sesuai dengan Lampiran II Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Syarat – syarat dan Pengawasan Kualitas Air.
4. Kondisi Kebauan.
Evaluasi terhadap kebauan dilakukan dengan membandingkan antara kondisi kebauan di lokasi pemanfaatan dengan baku mutu tingkat kebauan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 50/MENLH/11/1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebauan. Apabila kondisi kebauan di lokasi pembuangan melebihi baku mutu maka hal tersebut dapat digunakan sebagai indikasi adanya pencemaran. Apabila terjadi indikasi tersebut maka Bapedalda wajib meminta kepada pemrakarsa untuk mengurangi kebauan di lokasi pembuangan, jika pemrakarsa tidak melakukannya maka izin dapat dicabut.
5. Kondisi Tumbuhan Darat dan Biota Air.
Untuk mengetahui ada tidaknya pencemaran lingkungan maka evaluasi dilakukan dengan :
a. Pengamatan indikasi kondisi fisik tumbuhan dan biota air.
b. Melakukan uji laboratorium.
6. Kondisi air limbah yang dibuang.
Evaluasi dilakukan dengan membandingkan kualitas air limbah yang dibuang dengan kualitas air limbah yang dipersyaratkan dalam izin.
Apabila dari hasil evaluasi tersebut menunjukkan adanya indikasi pencemaran dan atau kerusakan lingkungan maka pelaksanaan pembuangan limbah cair harus dihentikan. Hal tersebut berarti izin dicabut dan pemrakarsa harus melakukan pemulihan kualitas lingkungan.
IX. PENUTUP.
Setiap orang/ badan yang akan melakukan pengurusan izin pembuangan limbah cair wajib menaati Pedoman ini.
IZIN PEMANFAATAN LIMBAH CAIR PADA TANAH
I. PENDAHULUAN
Limbah cair yang dihasilkan dari suatu industri khususnya industri pengolahan minyak sawit (crude palm oils / CPO) dapat dimanfaatkan sebagai pupuk pada lahan kebun kelapa sawit karena air limbah tersebut pada kondisi tertentu masih mengandung unsur hara yang bermanfaat untuk kesuburan tanaman. Pemupukan dengan limbah cair ini umumnya dilakukan dengan mengalirkan limbah cair dan atau dengan cara diangkut yang berasal dari kolam penanganan limbah ke lokasi / parit-parit yang ada di lahan. Akan tetapi di sisi lain, pemanfaatan air limbah pada tanah juga secara potensial menimbulkan pencemaran lingkungan atau bahkan akan menyebabkan kematian tanaman di kawasan pemanfaatan air limbah itu sendiri.
Dengan melihat kondisi tersebut diatas dan untuk mengurangi risiko pencemaran lingkungan yang terjadi maka pemanfaatan mengalirkan limbah cair ke tanah dapat dilakukan setelah pemrakarsa melakukan pengkajian dan mendapat izin dari Bupati. Hal ini sesuai dengan ketentuan pasal 35 dan 36 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
Guna mempermudah pelaksanaan pemberian izin pemanfaatan mengalirkan limbah cair ke tanah dari Bupati maka perlu disusun petunjuk pelaksanaan berupa Pedoman, Syarat dan Tatacara Memperoleh Izin Pemanfaatan Limbah Cair Pada Tanah.
X. PROSEDUR PERMOHONAN IZIN
Prosedur pemberian Izin Pemanfaatan Limbah Cair Pada Tanah, sebagai berikut :
1. Pemrakarsa menyampaikan permohonan izin kepada Bupati untuk melaksanakan pemanfaatan limbah cair
pada tanah. Pengajuan permohonan izin dilakukan setelah pemrakarsa selesai melakukan pengkajian pemanfaatan limbah cair pada tanah dan melampirkan dokumen berikut :
a. Laporan hasil pengkajian pemanfaatan limbah cair pada tanah ( land application).
b. Lembar pengesahan dokumen pengelolaan lingkungan (Amdal atau UKL/UPL).
c. Tata letak instalasi pengolahan air limbah (IPAL).
d. Izin usaha.
e. Izin lokasi perkebunan (HGU).
f. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Pabrik/Industri;
g. Persetujuan Karyawan Pabrik dan Masyarakat yang berada pada radius 500 meter dari rencana lokasi
pemanfaatan limbah cair.
2. Bupati memberikan penugasan kepada Bapedalda untuk melakukan evaluasi terhadap permohonan izin
tersebut. Penugasan ini diberikan segera oleh Pejabat Bapedalda kepada bidang yang menangani perizinan setelah menerima permohonan dari pemrakarsa.
4. Bapedalda melakukan evaluasi terhadap usulan kegiatan pemanfaatan limbah cair pada tanah dan
membentuk Tim Teknis Pengkajian Pemanfaatan Limbah Cair Pada Tanah dengan tugas memeriksa kondisi lapangan dan dokumen Pengkajian Pemanfaatan Limbah Cair dengan berita acara pemeriksaan, yang meliputi kegiatan :
a. Pengecekan kelengkapan dokumen dan kondisi lapangan yang dilakukan segera setelah mendapatkan
penugasan dari Pejabat Bapedalda.
b. Jika dokumen yang diajukan kurang lengkap, pemrakarsa akan diberikan waktu untuk melengkapi
kekurangan dokumen setelah di evaluasi dan dinyatakan lengkap, pemrakarsa akan diminta untuk memberi penjelasan perbaikan dokumen mengenai pengkajian pemanfaatan limbah cair.
c. Verifikasi teknis untuk mengetahui kelayakan teknis dari permohonan izin tersebut, meliputi kegiatan :
1) Evaluasi kesesuaian muatan materi yang ditulis dalam dokumen dan atau ketentuan yang tertuang
lapangan. Hasil evaluasi ini akan dicantumkan sebagai dasar pertimbangan dalam pemberian rekomendasi.
2) Evaluasi terhadap muatan teknis laporan hasil pengkajian pemanfaatan limbah cair termasuk
ketepatan teknis analisis dan teknis evaluasi data.
3) Evaluasi terhadap muatan teknis laporan hasil pengkajian pemanfaatan limbah cair dengan
persyaratan dalam persetujuan pengkajian, meliputi media yang harus dipantau, parameter yang harus dipantau, metode analisis, dll.
4) Hasil evaluasi ini akan dicantumkan sebagai dasar pertimbangan dalam pemberian rekomendasi.
d. Kunjungan lapangan dan pengambilan sampel. Kunjungan lapangan ini dimaksudkan untuk mengecek
kondisi lapangan dan kesesuaiannya dengan hal-hal yang tertuang dalam dokumen pengkajian pelaksanaan pemanfaatan limbah cair termasuk titik pemantauan, kondisi titik pemantauan, dan sampel yang diambil. Kegiatan pengambilan sampel dilakukan untuk mengetahui apakah ada indikasi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan aplikasi serta validasi terhadap data yang dicantumkan dalam dokumen.
e. Penyusunan Rekomendasi kepada Bupati. Rekomendasi ini disusun oleh Bapedalda sebagai hasil
evaluasi terhadap permohonan izin dan merupakan laporan terhadap pelaksanaan penugasan yang diberikan oleh Bupati. Rekomendasi Bapedalda ini digunakan sebagai masukan untuk :
1) Penerbitan izin, apabila hasil permohonan izin menunjukkan layak administrasi ( kelengkapan
dokumen dan prosedur perizinan diikuti ) dan tidak menunjukkan adanya indikasi pencemaran dan atau kerusakan lingkungan dalam pelaksanaan pemanfaatan air limbah; atau
2) Penolakan izin, apabila hasil evaluasi permohonan izin menunjukkan tidak layak administrasi dan
atau ada indikasi pencemaran dan atau kerusakan lingkungan.
f. Total waktu yang diperlukan untuk kegiatan verifikasi teknis adalah 21 (dua puluh satu) hari kerja tergantung kelengkapan dokumen permohonan izin yang disampaikan pemrakarsa.
g. Penerbitan atau Penolakan izin sesuai dengan kelayakan teknis dari permohonan izin, yaitu :
1) Izin diterbitkan oleh Bupati segera setelah ada rekomendasi dari Bapedalda. Pemrosesan
permohonan izin pemanfaatan limbah cair ini memerlukan total waktu kurang lebih 90 ( sembilan puluh ) hari kerja sampai diterbitkannya izin pelaksanaan ataupun penolakan izin. Izin diterbitkan dengan mencantumkan masa berlaku dan persyaratan – persyaratan yang harus dipenuhi oleh pemrakarsa dalam pelaksanaan pemanfaatan limbah cair pada tanah, seperti baku mutu limbah cair yang dimanfaatkan, kewajiban melakukan pemantauan, melaporkan hasil pemantauannya kepada Bapedalda, dll; atau
2) Penolakan Izin Pemanfaatan air limbah pada tanah disampaikan oleh Bupati kepada pemrakarsa
h. Bagan alir memperoleh Izin Pemanfaatan Limbah Cair Pada Tanah (land application / LA) :
- 28 -
BAPEDALDA
PEMOHON BUPATI
Permohonan Izin Penugasan Evaluasi Evaluasi Dokumen
Melengkapi kekurangan dokumen
Presentasi Surat permintaan presentasi diadakan presentasi Rekomendasi
Verifikasi teknis dan evaluasi lapangan
Layak teknis
Rekomendasi penolakan izin Surat penolakan izin
Tidak dapat dilaksanakan LA
Rekomendasi pemberian izin Penerbitan surat izin
Melaksanakan LA
Penugasan pengawasan LA dan evaluasi laporan
pemantauan Pemantauan Laporan Pengawasan LA dan evaluasi laporan pemantauan Indikasi pencemara Rekomendasi meneruskan LA Rekomendasi menghentikan LA Kegiatan LA berlanjut
Surat pencabutan izin Stop kegiatan LA
Surat tugas
Dokumen tidak lengkap
Dokumen lengkap Lengkapi dokumen Tidak Ya Tidak ada ada
XI. FORMULIR PERMOHONAN IZIN.
Formulir permohonan izin yang harus diisi oleh pemrakarsa disajikan pada tabel berikut :
- 32 - - 30 - - 29 - I. Identitas Perusahaan 1. Nama Perusahaan/Pemilik : ……….. 2. Alamat : ……….. a. Jalan/Desa : ……….. b. Kecamatan : ……….. c. Kabupaten/Kota : ……….. d. Pemerintah Propinsi : ……….. e. Telepon : ……….. f. Faximile : ………..
3. Tahun Mulai Beroperasi. : ………..
4. Perizinan yang sudah diperoleh : ………..
a. Izin Usaha Tetap : ………....………..
b. Dokumen Lingkungan : ………..
c. Izin Lokasi : ………..
d. Izin Mendirikan Bangunan : ………..
II.Industri
1. Jenis Industri : ………..
2. Kapasitas Produksi : ………...………...
3. Penggunaan Air : ………… m3/hari
4. Air Limbah Dihasilkan : ………… m3/hari
III.Pengolahan Air Limbah (lampirkan Layout IPAL )
1. Jenis Pengolahan Limbah : ………..
2. Kapasitas Pengolahan Limbah : …..………
3. Lampiran Hasil Analisis Limbah
Yang Dihasilkan : ……….. IV.Karakteristik Lahan
1. Jenis Tanah :………..
2. Topografi/Kontur wilayah (lampirkan peta lokasi lahan aplikasi )
3. Sifat Fisik-Kimia Tanah ( lampirkan data analisis yang meliputi : pH, Kadar C Organik, KTK, Tekstur, Porositas dan Logam Berat )
Aplikasi Air Limbah ( Lampirkan Peta )
1. Luas Lahan Perkebunan : ………ha
2. Luas Lahan Aplikasi Air Limbah : ………ha
3. Luas Lahan Kontrol : ………ha
4. Tahun Mulai Aplikasi Air Limbah : ………
5. Air Limbah Yang Diaplikasikan : …………. m3/hari
6. Rotasi pengolahan Air Limbah : ……....……....hari
7. Dosis Pemakaian Air Limbah : ………
8. Persen Peningkatan Hasil :%
( lampirkan data pendukung diisi bila perkebunan telah melakukan pemanfaatan air limbah). PEMOHON,
XII. BENTUK SURAT IZIN
KEPUTUSAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT
IZIN PEMANFAATAN LIMBAH
Menimbang : a. bahwa sebelum pemberian izin
pengkajian dampak air limbah industri minyak sawit terhadap kualitas tanah, air tanah dan air limbah;
b. bahwa berdasarkan penilaian terhadap hasil pengkajian pemanfaatan limbah cair pada tanah
dilakukan oleh ………. dianggap telah memenuhi syarat
yang diperlukan dalam pemberian izin pemanfaatan limbah cair pada tanah;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b diatas, perlu
menetapkan Keputusan Bupati tentang Izin Pemanfaatan Limbah Cair Pada Tanah ……….
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang
Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Nega Indonesia Tahun 1953 Nomor 9) Sebagai Undang
Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembar Negara Nomor 3699);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesi Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 38, Tamb Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4493) yang telah ditetapkan dengan Undang Undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);
4. Peraturan Pemerintah Nomor
Pencemaran Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 153, Lembaran Negara RI Nomor 4161);
5. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 28 Tahun 2003 tentang Pedoman
Pengkajian Pemanfaatan Air Limbah Dari Industri Minyak Sawit Pada Tanah Di Perkebunan Kelapa Sawit;
6. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 29 Tahun 2003 tentang Pedoman Syarat
Dan Tatacara Perizinan Pemanfaatan Air Limbah Industri Minyak Perkebunan Kelapa Sawit;
7. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 2 Tahun 2006 tentang Retribusi Izin
Pembuangan Limbah Cair Dan Izin Pemanfaatan Limbah Cair Pada Tanah (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2006
BUPATI KOTAWARINGIN BARAT KEPUTUSAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT
NOMOR : ……….. TENTANG
PEMANFAATAN LIMBAH CAIR PADA TANAH ………. BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,
bahwa sebelum pemberian izin aplikasi atau pemanfaatan air limbah pada tanah, harus dilakukan pengkajian dampak air limbah industri minyak sawit terhadap kualitas tanah, air tanah dan air bahwa berdasarkan penilaian terhadap hasil pengkajian pemanfaatan limbah cair pada tanah dilakukan oleh ………. dianggap telah memenuhi syarat-syarat dan ketentuan yang diperlukan dalam pemberian izin pemanfaatan limbah cair pada tanah;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b diatas, perlu an Keputusan Bupati tentang Izin Pemanfaatan Limbah Cair Pada Tanah ……….
Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang
Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Nega
Indonesia Tahun 1953 Nomor 9) Sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820);
Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembar Negara Nomor 3699);
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesi Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang
Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 38, Tamb Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4493) yang telah ditetapkan dengan Undang Undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 153,
Lembaran Negara RI Nomor 4161);
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 28 Tahun 2003 tentang Pedoman
Pengkajian Pemanfaatan Air Limbah Dari Industri Minyak Sawit Pada Tanah Di Perkebunan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 29 Tahun 2003 tentang Pedoman Syarat Dan Tatacara Perizinan Pemanfaatan Air Limbah Industri Minyak
Perkebunan Kelapa Sawit;
Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 2 Tahun 2006 tentang Retribusi Izin Pembuangan Limbah Cair Dan Izin Pemanfaatan Limbah Cair Pada Tanah (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2006, Nomor : 2).
CAIR PADA TANAH ……….
aplikasi atau pemanfaatan air limbah pada tanah, harus dilakukan pengkajian dampak air limbah industri minyak sawit terhadap kualitas tanah, air tanah dan air bahwa berdasarkan penilaian terhadap hasil pengkajian pemanfaatan limbah cair pada tanah yang syarat dan ketentuan–ketentuan yang diperlukan dalam pemberian izin pemanfaatan limbah cair pada tanah;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b diatas, perlu an Keputusan Bupati tentang Izin Pemanfaatan Limbah Cair Pada Tanah
Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820);
Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembar Negara Nomor 3699);
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4493) yang telah ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108,
82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 28 Tahun 2003 tentang Pedoman Teknis Pengkajian Pemanfaatan Air Limbah Dari Industri Minyak Sawit Pada Tanah Di Perkebunan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 29 Tahun 2003 tentang Pedoman Syarat Dan Tatacara Perizinan Pemanfaatan Air Limbah Industri Minyak Sawit Pada Tanah Di Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 2 Tahun 2006 tentang Retribusi Izin Pembuangan Limbah Cair Dan Izin Pemanfaatan Limbah Cair Pada Tanah (Lembaran Daerah
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
PERTAMA : Memberikan Izin Pemanfaatan Limbah Cair Pada Tanah kepada :
Nama Perusahaan : ………
Nama Unit Usaha/ Pabrik : ………
Alamat Pabrik : ………
Jenis Industri : ………
Izin Usaha Tetap : ………
Nomor Akte Pendirian : ………
Penanggung Jawab : ………
KEDUA : Penanggung jawab sebagaimana dimaksud pada diktum PERTAMA wajib menaati segala
persyaratan dan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Lampiran Keputusan ini.
KETIGA : Keputusan pemberian Izin Pemanfaatan Limbah Cair Pada Tanah ini berlaku selama tidak ada
kejadian pencemaran pada lingkungan dengan kewajiban daftar ulang setiap tahun untuk keperluan pembinaan.
KEEMPAT : Izin Pemanfaatan Limbah Cair Pada Tanah sebagaimana dimaksudkan dalam Diktum KETIGA
dapat dicabut jika terjadi kejadian pencemaran lingkungan, kemudian dapat mengajukan kembali permohonan izin aplikasi air limbah kepada Bupati Kotawaringin Barat dengan melampirkan hasil pengkajian kualitas dan kuantitas air limbah, kualitas tanah dan air tanah.
KELIMA : Dengan diberlakukannya keputusan ini maka perusahaan wajib mematuhi Peraturan Daerah
Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 2 Tahun 2006 tentang Retribusi Izin Pembuangan Limbah Cair Dan Izin Pemanfaatan Limbah Cair Pada Tanah.
KEENAM : Apabila dikemudian hari terjadi pelanggaran terhadap kewajiban dan larangan sebagaimana
dimaksud dalam Lampiran Keputusan ini, akan diberikan sangsi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
KETUJUH : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan apabila terdapat kekeliruan dalam
keputusan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di Pangkalan Bun
pada tanggal
BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,
(Nama jelas, tanpa gelar dan pangkat) Tembusan :
Yth. 1. Kepala Bapedalda Kab. Ktw. Barat di Pangkalan Bun. 2. Kepala Dinas Perkebunan Kab. Ktw. Barat di Pangkalan Bun.
Lampiran : Keputusan Bupati Kotawaringin Barat Nomor : ... tentang Izin Pemanfaatan Limbah Cair Pada Tanah ……….
KEWAJIBAN DAN LARANGAN BAGI PERUSAHAAN
I. Kewajiban:
1. Batas kualitas limbah cair yang keluar dari Instalasi Pengolahan Air Limbah sebagai berikut :
a. Air limbah untuk aplikasi pada tanah, BOD tidak boleh melebihi 5.000 mg/liter. b. Air limbah yang dibuang ke badan air, BOD tidak boleh melebihi 200 mg/liter.
2. Seluruh air limbah yang dihasilkan dengan kualitas sebagaimana dimaksud pada butir 1.a. harus dapat
dimanfaatkan untuk ………
3. Air Limbah :
Melakukan pemantauan air limbah yang keluar dari ………sebelum air limbah tersebut diaplikasikan ke lahan dengan parameter, frekuensi pemantauan dan metode analisis (sesuai teknologi dan alat yang tersedia) sebagai berikut :
Parameter Frekuensi Metode
Debit Harian Current Meter
BOD Bulanan Winkler/DO meter
COD Bulanan
pH Harian pH Meter
Minyak/lemak Bulanan Soklet
Pb Bulanan AAS
Cu Bulanan AAS
Cd Bulanan AAS
Zn Bulanan AAS
4. Air Tanah:
Melakukan pemantauan terhadap air tanah pada sumur pantau di lahan ……….. dengan parameter, frekuensi dan metode analisis (sesuai teknologi dan alat yang tersedia) sebagai berikut :
Parameter Frekuensi Metode
BOD 6 Bulan Sekali Winkler/DO meter
DO 6 Bulan Sekali DO Meter
pH 6 Bulan Sekali pH Meter
NO3 sebagai N 6 Bulan Sekali
NH3-N 6 Bulan Sekali Colorimetrik
Cd 6 Bulan Sekali Colorimetrik
Pb 6 Bulan Sekali AAS
Zn 6 Bulan Sekali AAS
Cl 6 Bulan Sekali Titrimetrik
5. Tanah :
Melakukan pemeriksaan kualitas tanah ada lahan ……… kedalaman 0 – 20, 20 – 40, 60 – 80, 80 – 100, 100 – 120 sentimeter (6 lapis) dengan parameter, frekuensi dan metode analisis (sesuai teknologi dan alat yang tersedia) sebagai berikut :
Parameter Frekuensi Metode
pH dalam air 1 tahun sekali pH Meter
C-organik 1 tahun sekali Welklye-Back
N total 1 tahun sekali Kjeldhal
P tersedia 1 tahun sekali Bray I
Kation dpt ditukar Ka, NA, Ca, Mg 1 tahun sekali NH4OAc pH : 7
Kapasitas Tukar Kation 1 tahun sekali Diukur dgn atomic absorbsion
speetrophotometer
Kejenuhan basa 1 tahun sekali (Ca+Mg+K+Na)/KTK*100%
Logam-logam berat (Pb, Cu, Zn, Cd) 1 tahun sekali Distribusi Basah
Tekstur (pasir, debu, liat) 1 tahun sekali Pipet
Minyak /Lemak 1 tahun sekali Soklet
6. Menyampaikan laporan kepada Bupati Kotawaringin Barat up. Kepala Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat tentang :
a. Hasil pemantauan sebagaimana dimaksud pada Angka 3 setiap 1 (satu) bulan sekali.
b. Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada Angka 4 setiap 6 (enam) bulan sekali.
c. Hasil Pemantauan sebagaimana dimaksud pada Angka 5 setiap 1 (satu) tahun sekali.
II. Larangan :
1. Dalam pelaksanaan pemanfaatan air limbah di perkebunan kelapa sawit, adanya air larian (run off) ke sungai
atau lingkungan lain yang dilarang
2. Pemrakarsa dilarang melakukan pengenceran air limbah yang akan dimanfaatkan.
3. Pemrakarsa dilarang membuang air limbah pada tanah di luar wilayah yang telah ditetapkan dalam keputusan
ini.
4. Pemrakarsa dilarang membuang limbah ke sungai atau badan air lainnya bila kualitas air limbah melebihi baku
mutu air limbah yang berlaku.
BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,
XIII. PEMBAYARAN RETRIBUSI
Tata cara pembayaran retribusi izin pemanfaatan air limbah industri minyak sawit ke tanah sebagaimana diatur pada ayat ……. Pasal …….. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 2 Tahun 2006 tentang Retribusi Izin Pembuangan Limbah Cair dan Izin Pemanfaatan Limbah Cair Pada Tanah ini dilaksanakan setiap triwulan dengan menggunakan Kartu Pembayaran.
Pemungutan retribusi atas izin yang telah diterbitkan dilaksanakan oleh Tim Operasional Retribusi Izin Pembuangan Limbah Cair dan Izin Pemanfaatan Limbah Cair Pada Tanah Di Kabupaten Kotawaringin Barat dengan keputusan Kepala Bapedalda. Bentuk Kartu Pembayaran sebagai berikut :
- 24 - - 24 -
XIV. PEMANTAUAN
A. Mekanisme Pemantauan
Bupati meminta kepada penanggung jawab usaha dan atau kegiatan untuk melakukan kegiatan pemantauan segera oleh pemrakarsa atau penanggung jawab usaha setelah memperoleh Surat Izin Pemanfaatan Limbah Cair Pada Tanah. Hasil pemantauan tersebut wajib disampaikan kepada Bapedalda Adapun pemantauan minimal yang wajib dilakukan oleh Bapedalda kepada pemrakarsa adalah :
2. Air Limbah
a. Lokasi pengambilan sampel
Sampel air limbah diambil di outlet terakhir menuju ke lahan pemanfaatan air limbah (titik terakhir sebelum dimanfaatkan ke lahan).
KARTU PEMBAYARAN
NAMA PERUSAHAAN : ………..
NAMA PEMILIK / PEN.JAWAB : ………..
ALAMAT : ………..
NPWPD : ………..
KETETAPAN RETRIBUSI / TAHUN : Rp. ………...
TAHUN : ………..
No. Triwulan Pembayaran Ansuran Retribusi Denda Adminsitrasi Paraf Petugas 1 2 3 4 I (Januari s/d Maret) II (April s/d Juni) III (Juli s/d September) IV (Oktober s/d Desember) Rp. ……… Rp. ……… Rp. ……… Rp. ……… Rp. ……… Rp. ……… Rp. ……… Rp. ……… ……… ……… ……… ……… Catatan :
1. Pembayaran dianggap sah bila ada paraf dan cap petugas. 2. Pada tanda terima harus diberi tanggal pelunasan pembayaran. 3. Kartu ini ditunjukan pada petugas setiap kali pembayaran.
4. Pembayaran setiap triwulan selambanya tanggal 15 pada bulan terakhir triwulan.
5. Pembayaran setelah tanggal tersebut dikenakan sangsi denda administrasi sebesar 15 % per triwulan.
6. Pada Triwulan IV dikenakan biaya administrasi selama 1 tahun sebesar Rp.2000,- (berdasarkan Perda No.14 Tahun 2001).
b. Frekuensi, metode dan parameter
Frekuensi, metode dan parameter minimal yang harus diukur untuk sampel air limbah disajikan pada tabel berikut :
No. Parameter Frekuensi Metode
1. Debit Harian
2. BOD Bulanan Winkler
3. COD Bulanan
4. pH Bulanan pH meter
5. Minyak/Lemak Harian Soklet
6. Pb Bulanan AAS
7. Cu Bulanan AAS
8. Cd Bulanan AAS
9. Zn Bulanan AAS
3. Air Tanah
a. Lokasi pengambilan air tanah
Sampel air tanah diambil dari sumur pantau yang harus dibuat di lahan kontrol, lahan yang diaplikasi dengan air limbah pada tanah dan sumur penduduk terdekat yang lokasinya lebih rendah dan diperkirakan memiliki peluang tercemar limbah.
i. Frekuensi, metode dan parameter
Frekuensi, metode dan parameter minimal yang harus diukur untuk sampel air tanah disajikan pada tabel berikut :
No. Parameter Frekuensi Metode
1. BOD 6 bulan sekali Winkler
2. COD 6 bulan sekali
3. pH 6 bulan sekali pH meter
4. NO3 6 bulan sekali Colorimetrik
5. NH3-N 6 bulan sekali Colorimetrik
6. Cd 6 bulan sekali AAS
7. Cu 6 bulan sekali AAS
8. Pb 6 bulan sekali AAS
9. Zn 6 bulan sekali AAS
10. Cl 6 bulan sekali Titrimetrik
11. SO4 6 bulan sekali Colorimetrik
3. Tanah
a. Lokasi
Tanah yang dianalisa adalah tanah di lahan sekitar lokasi pemanfaatan air limbah, rorak (saluran/parit yang digenangi air limbah), dan antar rorak (antar parit dan tanaman) pada enam kedalaman, yaitu: 0-20 cm; 0-20-40 cm;40-60 cm; 60-80 cm; 80-100cm dan 100-10-20 cm. Pengambilan sampel tanah di parit dilakukan setelah kerak limbah yang menumpuk dipermukaannya dibuang atau disisihkan dari parit.
b. Frekuensi, metode dan parameter
Frekuensi, metode dan parameter minimal yang harus diukur untuk sampel tanah disajikan pada tabel berikut :
No. Parameter Frekuensi Metode
1. pH dalam air 1 tahun sekali pH meter
2. C-organik 1 tahun sekali Welky Back
3. N total 1 tahun sekali Kjeldhal
4. P tersedia 1 tahun sekali Bray I
5. Kation tertukar K, Na, Ca, Mg 1 tahun sekali NH4O ac pH:7
6. Kapasitas Tukar Kation 1 tahun sekali Atomic absorbsion Spectrophotometer
7. Kejenuhan basa 1 tahun sekali (Ca+Mg+K+Na)/KTK x 100 %
8. Logam berat (Pb, Cu, Zn, Cd) 1 tahun sekali Distribusi Basah
9. Tekstur pasir, debu, liat 1 tahun sekali Pipet
10. Minyak/lemak 1 tahun sekali Soklet
c. Pengambilan sampel
Untuk meneliti sifat-sifat kimia dan fisik tanah diperlukan dua jenis sampel tanah yaitu sampel tanah terganggu dan sampel tanah utuh.
- Sampel tanah terganggu adalah sampel tanah yang dapat diambil dengan menggunakan skop,
spatula atau bor tanah mineral dan digunakan untuk mengukur parameter seperti pH, Kapasitas Tukar Kation (KTK), kadar nitrogen, C-organik, fosfat, dan unsur-unsur tertentu serta struktur tanah (kandungan pasir, debu dan liat atau lempung). Untuk sampel tanah yang terganggu diambil dengan menggunakan bor tanah mineral, sampel tanah diambil pada setiap 20 cm sedalam 120 cm atau 6 (enam) lapis. Berat sampel tanah terganggu yang diambil masing-masing sebanyak ± 0,5 kg. Sampel tanah tersebut dimasukkan ke dalam kantong plastik rangkap 2 (dua). Dengan diberi label yang jelas sesuai lokasi dan kedalamannya.
- Sampel tanah utuh adalah sampel tanah yang diambil dengan menggunakan ring sampler dan
digunakan untuk mengukur bobot isi, porositas dan permeabilitas. Pengambilan sampel tanah utuh dilakukan dengan ring sampler pada kedalaman 0-30 cm dan 30-60 cm, masing-masing 2 (dua) sampel. Satu sampel digunakan untuk mengukur porositas dan bobot isi, sedang sampel lainnya digunakan untuk mengukur permeabilitas
XV. Format Laporan.
Bupati meminta kepada pemrakarsa yang telah mendapat izin air limbahnya untuk berkewajiban menyampaikan laporan hasil pemantauan pelaksanaan pemanfaatan air limbah secara berkala kepada instansi yang bertanggung jawab dengan tembusan kepada Bupati. Penyusunan Laporan Pemantauan Pemanfaatan Air Limbah mengacu sebagai berikut :
A. Umum.
1. Nama atau Nama Laboratorium : ……….………..
2. Nama Perusahaan : ……….….
3. Alamat : ………..
4. Jenis Kegiatan Usaha : ………
5. Lokasi Pengambilan Contoh : ………..
6. Petugas Pengambilan Contoh : ……….….
7. Tanggal/Jam Pengambilan Contoh : ………
8. Tanggal/Jam Penerimaan Contoh : ………
9. Nama Pengirim Contoh : ……….……….
B. Data Industri
1. Debit limbah cair rata – rata selama bulan pemantauan : ………..
2. Produksi/penggunaan bahan baku rata-rata selama sebulan : ……...…
3. pH pada waktu pengambilan : ………..
C. Hasil Pengujian.
1. Air Limbah.
Hasil Uji Laboratorium Baku Mutu Limbah Cair
( Sesuai persyaratan izin yang ditetapkan ) No Parameter Kadar (Mg/l) Beban (Kg/ton) No Parameter Kadar (Mg/l) Beban (Kg/Ton) 1 BOD 1 BOD 2 COD 2 COD 3 PH 3 PH 4 Minyak/
lemak 4 Minyak/ lemak
5 Pb 5 Pb
6 Cu 6 Cu
7 Cd 7 Cd
8 Zn 8 Zn
2. Air tanah
Hasil Uji Laboratorium Baku Mutu Limbah Cair
( Permenkes ) No Parameter Kadar (Mg/l) Beban (Kg/ton) No Parameter Kadar (Mg/l) Beban (Kg/Ton) 1 BOD 1 BOD 2 Do 2 Do 3 PH 3 PH 4 NO3 sbg N 4 NO3 sbg N 5 NH3-N 5 NH3-N 6 Cd 6 Cd 7 Cu 7 Cu 8 Pb 8 Pb 9 Zn 9 Zn 10 Cl 10 Cl 11 SO4-2 11 SO4-2 3. Tanah.
Hasil Uji Laboratorium N o Parameter Kadar (Mg/l) Beban (Kg/ton) 1 pH dalam Air 2 C-Organik 3 N total 4 P-tersedia
5 Kation dapat ditukar Ka,Na,Ca,Mg
6 Kapasitas tukar kation
7 Kejenuhan Basa
8 Logam – logam berat
(Pb,Cu,Zn,Cd)
10 Minyak/Lemak
III.Kesimpulan
Uraian memenuhi baku mutu atau tidak memenuhi baku mutu limbah cair.
……….…, ……….. Pemrakarsa Usaha/Kegiatan
(Nama jelas )
XVI. EVALUASI PEMANTAUAN.
Evaluasi laporan hasil pemantauan pelaksanaan pemanfaatan air limbah diperkebunan kelapa sawit dilakukan oleh instansi yang bertanggung jawab dibidang lingkungan hidup.
Evaluasi dilaksanakan dengan pengecekan ada tidaknya indikasi pencemaran dan atau perusakan lingkungan yang meliputi :
1. Kondisi Tanah.
Untuk mengetahui ada tidaknya indikasi pencemaran pada tanah di lokasi pemanfaatan maka evaluasi dilakukan dengan membandingkan antara kondisi tanah di lokasi pemanfaatan dengan kondisi tanah pada rona awal dan kondisi tanah di sekitar lokasi pemanfaatan.
2. Kondisi Air Tanah.
Untuk mengetahui ada tidaknya pencemaran terhadap air tanah pada sumur pantau, maka evaluasi dilakukan dengan membandingkan antara kondisi air tanah setempat dengan rona awalnya dan Standard baku mutu air minum sesuai dengan Lampiran II Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Syarat – syarat dan Pengawasan Kualitas Air.
3. Kondisi Kebauan.
Evaluasi terhadap kebauan dilakukan dengan membandingkan antara kondisi kebauan di lokasi pemanfaatan dengan baku mutu tingkat kebauan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 50/MENLH/11/1996 tentang baku mutu tingkat kebauan. Apabila kondisi kebauan di lokasi pemanfaatan melebihi baku mutu maka hal tersebut dapat digunakan sebagai indikasi adanya pencemaran. Apabila terjadi indikasi tersebut maka instansi yang bertanggung jawab wajib meminta kepada pemrakarsa untuk memperbaiki kualitas kebauan di lokasi pemanfaatan jika pemrakarsa tidak melakukan perbaikan kualitas kebauannya maka izin pemanfaatan air limbahnya dapat dicabut.
4. Kondisi tanaman.
Untuk mengetahui ada tidaknya pencemaran dan atau kerusakan tanaman pokok akibat pencemaran maka evaluasi dilakukan dengan :
a. Pengamatan indikasi kondisi fisik tanaman tersebut.
b. Melakukan pengecekan terhadap produktivitas tanaman tersebut c. Melakukan uji laboratorium tanaman tersebut.
5. Kondisi air limbah yang dimanfaatkan.
Evaluasi dilakukan dengan membandingkan kualitas air limbah yang dimanfaatkan dengan kualitas air limbah yang dipersyaratkan dalam izin.
Apabila dari hasil evaluasi tersebut menunjukkan adanya indikasi pencemaran dan atau kerusakan lingkungan maka pelaksanaan pemanfaatan air limbah harus dihentikan. Hal tersebut berarti izin dicabut dan pemrakarsa harus melakukan pemulihan kualitas lingkungan.
XVII. PENUTUP.
Setiap orang/ badan yang akan melakukan pengurusan izin pemanfaatan limbah cair pada tanah wajib menaati Pedoman ini.
BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, Cap/ttd