• Tidak ada hasil yang ditemukan

SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMA/SMK) MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMA/SMK) MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

i

SILABUS MATA PELAJARAN

SEKOLAH MENENGAH ATAS/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

(SMA/SMK)

MATA PELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

JAKARTA, 2016

(2)

ii

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN

A. Rasional

B. Kompetensi Setelah Mempelajari Pendidikan Agama Hindu dan

Budi Pekerti di Pendidikan Dasar dan Menengah

C. Kompetensi Setelah Mempelajari Pendidikan Agama Hindu dan

Budi Pekerti di Sekolah Menengah

D. Kerangka Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Hindu dan

Budi Pekerti Sekolah Menengah

E. Pembelajaran dan Penilaian

F. Kontekstualisasi Pembelajaran Sesuai dengan Kondisi Lingkungan

dan Peserta Didik

II. KOMPETENSI DASAR, MATERI PEMBELAJARAN, DAN KEGIATAN

PEMBELAJARAN

A. Kelas X

B. Kelas XI

C. Kelas XII

(3)

1

I. PENDAHULUAN

A. Rasional

Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dapat menghasilkan insan

Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui

penguatan sikap, keterampilan,dan pengetahuan yang terintegrasi.

Dalam rangka mewujudkan insan Indonesia tersebut, proses

pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik

untuk berpartisipasi aktif, serta memberkan ruang yang cukup bagi

prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Kompetensi, materi, dan pembelajaran Pendidikan Agama dan Budi

Pekerti dikembangkan melalui pertimbangan kepentingan hidup bersama

secara damai dan harmonis (to live together in peace and harmony).

Pembelajaran

dilaksanakan

berbasis

aktivitas

pada

kegiatan

intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Penumbuhan dan

pengembangan sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran,

pembiasaan, keteladanan, dan pembudayaan untuk mengembangkan

karakter peserta didik lebih lanjut. Sekolah sebagai taman yang

menyenangkan

untuk

tumbuh

berkembangnya

pengetahuan,

keterampilan, dan sikap siswa yang menempatkan pengetahuan sebagai

perilaku (behavior), tidak hanya berupa hafalan atau verbal.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang

Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan, disebutkan bahwa “

Pendidikan Agama berfungsi membentuk manusia Indonesia yang

beriman dan bertakwa kepada Sang Hyang Widhi Yang Maha Esa serta

berakhlak mulia dan mampu menjaga kedamaian dan kerukunan

hubungan inter dan antarumat beragama” (Pasal 2 ayat 1). Selanjutnya,

disebutkan bahwa “Pendidikan Agama bertujuan untuk berkembangnya

kemampuan peserta didik dalam memahami, menghayati, dan

mengamalkan nilai-nilai Agama yang menyerasikan penguasaannya

dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni” (Pasal 2 ayat 2).

Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang sangat cepat

menumbuhkan budaya-budaya baru dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara.Perkembangan yang pesat tersebut menimbulkan

perilaku-perilaku

yang

tidak

baik

mempengaruhi

berbagai

aspek

kehidupan.Pendidikan agama merupakan pendidikan yang berfungsi

untuk

membentuk

manusia

Indonesia

yang

beriman

dan

bertakwa.Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti memiliki berbagai

konsep yang dapat memberikan kendali atau kontrol pada umatnya

untuk mengendalikan diri dari pengaruh negatif perkembangan zaman.

Sebagai warga negara umat Hindu memiliki konsep Dharma Negara dan

Dharma Agama, yang telah tertuang dalam pesamuhan agung Parisadha

Hindu Dharma Indonesia, tersurat dan tersirat baik secara langsung

maupun tidak langsung, mendukung keuSang Hyang Widhi NKRI,

diantaranya :

(4)

2

1. Agama Hindu selalu mengajarkan konsep Tri Hita Karana (hubungan

antara manusia dengan Sang Hyang Widhi, hubungan manusia

dengan manusia, dan hubungan manusia dengan alam lingkungan.

2. Agama Hindu selalu menekankan ajaran Tat Twam Asi (Saling

menyayangi, menghargai, tolerensi antar sesama ciptaan Sang Hyang

Widhi)

3. Agama Hindu menanamkan sifat-sifat kejujuran (Satya)dan

persaudaraan (Vasudaiva Kutumbhakam).

4. Dengan demikian Agama Hindu tidak mengajarkan radikalisme dan

fanatisme.

Silabus ini disusun dengan format dan penyajian/penulisan yang

sederhana sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh guru.

Penyederhanaan format dimaksudkan agar penyajiannya lebih efisien,

tidak terlalu banyak halaman namun lingkup dan substansinya tidak

berkurang, serta tetap mempertimbangkan tata urutan (sequence) materi

dan kompetensinya. Penyusunan silabus ini dilakukan dengan prinsip

keselarasan antara ide, desain, dan pelaksanaan kurikulum; mudah

diajarkan oleh guru (teachable); mudah dipelajari oleh peserta didik

(learnable); terukur pencapainnya (measurable), dan bermakna untuk

dipelajari (worth to learn) sebagai bekal untuk kehidupan dan kelanjutan

pendidikan peserta didik.

Silabus ini bersifat fleksibel, kontekstual, dan memberikan kesempatan

kepada guru untuk mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran,

serta mengakomodasi keungulan-keunggulan lokal. Atas dasar prinsip

tersebut, komponen silabus mencakup kompetensi dasar, materi

pembelajaran, kegiatan pembelajaran. Uraian pembelajaran yang

terdapat dalam silabus merupakan alternatif kegiatan yang dirancang

berbasis aktivitas. Pembelajaran tersebut merupakan alternatif dan

inspiratif sehingga guru dapat mengembangkan berbagai model yang

sesuai dengan karakteristik masing-masing mata pelajaran. Dalam

melaksanakan silabus ini guru diharapkan kreatif dalam pengembangan

materi, pengelolaan proses pembelajaran, penggunaan metode dan model

pembelajaran, yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat

serta tingkat perkembangan kemampuan peserta didik.

B. Kompetensi Setelah Mempelajari Pendidikan Agama Hindu dan Budi

Pekerti di Pendidikan Dasar dan Menengah

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti di sekolah diharapkan dapat

menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan

alam sekitar. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti menekankan

pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan

kompetensi agar peserta didik mampu menjelajahi dan memahami alam

sekitar secara ilmiah.

Adapun kompetensi pendidikan Agama Hindu pada Jenjang Sekolah

Menengah Atas (SMA) pada ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan

sebagai berikut:

(5)

3

C. Kompetensi Setelah Mempelajari Pendidikan Agama Hindu dan Budi

Pekerti di Sekolah Menengah

Kompetensi Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Lulusan

Tingkat Sekolah Menengah Atas yaitu:

Kelas X Kelas XI Kelas XII

Menghayati dan bertanggung jawab terhadanilai-nilai Yajňa yang terkandung dalam kitab Rāmāyaṇa

Menerapkan Yoga Asanas menurut Susastra Hindu dalam kehidupan sehari-hari;

Memahami Klasifikasi Veda sebagai sumber Hukum Hindu;

Memahami ajaran

Upaveda sebagai Memahami hakekat Yajňa yang terkandung Memahami sejarah perkembangan •Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,

menumbuhkankembangkan dan meningkatkan kualitas

Sraddha, bhaktii, berilmu, percaya diri, rasa ingin tahu, santun, disiplin, jujur, mandiri, peduli, toleransi, bersahabat, dan

bertanggung jawab dalam hidup bermasyarakat, serta mencerminkan pribadi yang berbudi pekerti luhur dan cinta tanah air.

•Mencerminkan sikap bersyukur, ksama (pemaaf), disiplin, Satya (jujur), Ahimsa (tidak melakukan kekerasan), Karuna

(menyayangi), Sraddha (keyakinan) rajin, bertanggungjawab, tekun, mandiri, mampu bekerjasama, gotong royong dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya

Sikap

•Memiliki pengetahuan factual, konseftual, dan prosedural dengan cara mengamati(, mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu.

•Melalui materi tentang Kitab Suci Veda, Tattva (filsafat), Susila (etika), Acara dan Sejarah secara konseptual, dan prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan

peradaban terkait fenomena dan kejadian yang universal. Pengetahuan

•Memiliki kemampuanpikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret, dalam berdoa,

bersembahyang, berdharmagita (menyanyi, mekidung, bhajan, kirtan), bermeditasi, membuat sarana upakara, melaksanakan tirtayatra ketempat suci, beryoga, berdharma wacana,

berdharma tula, dan berjapa. Keterampilan

(6)

4 tuntunan hidup dalam Mahābhārata; kebudayaan Hindu di

dunia Memahami hakekat Wariga dalam kehidupan; Memahami pengetahuan konseptual bahwa Moksha sebagai tujuan akhir menurut agama Hindu

Menerapkan ajaran Yantra, Tantra dan Mantra;

Memahami ajaran Dharsana dalam agama Hindu

Memahami esensi Bhakti sejati dalam Rāmāyaṇa

Memahami ajaran Astangga Yoga untuk mencapai Moksha Mengamalkan pola

hidup sesuai dengan tingkatan dan ranah yang diamanatkan Catur Asrama; Memahami perilaku bertanggungjawab untuk menciptakan keluarga Sukhinah Mengamalkan ajaran Dasa Yama Bratha, dan Dasa Nyama Bratha dalam pergaulan hidup Menjalankan pola hidup

gotong royong dan kerjasama, serta berinteraksi secara efektif sesuai dengan tatanan ajaran Catur Warna

D. Kerangka Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Hindu dan

Budi Pekerti Sekolah Menengah

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti diberikan sejak SD sampai

SMA/SMK sebagai mata pelajaran. nilai-nilainya terintegrasi dalam

proses pembelajaran di sekolah. Nilai-nilai tersebut diperkuat melalui

pengkondisian aktivitas peserta didik di lingkungan sekolah, keluarga

dan masyarakat. Pada jenjang SMA/SMK kurikulum Pendidikan Agama

Hindu dan Budi Pekertimengembangkan dasar dasar agama dan budi

pekerti secara rasional.

Kerangka Pengembangan Kurikulum Agama Hindu dan Budi Pekerti

Kelas X sd XII mengikuti elemen pengorganisasi Kompetensdi Dasar

yaitu Kompetensi Inti.

Kompetensi Inti pada kelas X sd XII yaitu:

KI Kelas X Kelas XI Kelas XII

KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara

Menunjukkan perilaku jujur,

disiplin, bertanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara

Menunjukkan perilaku jujur,

disiplin, bertanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara

(7)

5 efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia

efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia

efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah KI 4 Mengolah, menalar,

dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan

metoda sesuai kaidah keilmuan

Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan

pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif,

dan mampu

menggunakan

metoda sesuai kaidah keilmuan

Ruang Lingkup Agama Hindu dan Budi Pekerti Pendidikan Dasar dan

Menengah mengajarkan konsep-konsep yang dapat menumbuhkan

keyakinan agama peserta didik. Konsep-konsep tersebut yakni; Kitab

Suci, Tattwa, Suśīla, Acara, dan Sejarah Agama Hindu

(8)

6

Aspek-aspek Pendidikan Agama Hindu dan Budhi Pekerti pada

Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan (SMA/SMK) sebagaimana

tertuang dalam Kurikulum 2013, meliputi:

1. Memahami Kitab Suci Veda yang menekankan kepada pemahaman

Veda sebagai Kitab suci melalui pemahaman akan Kitab Upaveda,

Rāmāyaṇa, Mahābhārata, Yantra, Tantra dan Mantra,

Sumber-sumber hukum Hindu

2. Tattwa merupakan pemahaman tentang Sraddha dan Bhakti dalam

agama Hindu meliputi memahami ajaran, Moksha, Nawa Widha

Bhakti, Dharsana, Yoga Asanas.

3. Suśīla yang penekanannya pada penguasaan tentang Catur Asrama,

Catur Warna, Dasa Yama Bratha, dan Dasa Nyama Bratha,

sehingga memiliki etika, moral yang baik sehingga tercipta

insan-insan Hindu yang Sadhu.

4. Acara yang penekanannya pada sikap dan praktik berYajňa seperti

melakukan Panca Yajña dan Wiwaha, Wariga, sehingga kehidupan

menjadi harmonis.

5. Sejarah Agama Hindu yang menekankan kepada Sejarah

perkembangan kebudayaan Hindu di dunia.

Peta Materi Pendidikan Agama Hindu dan Budhi Pekerti pada Sekolah

Menengah Atas dan Kejuruan (SMA/SMK)

Kelas X Kelas XI Kelas XII

1. Hakekat dan nilai-nilai Yajňa yang terkandung dalam kitab Rāmāyaṇa; 2. Ajaran Upaveda sebagai tuntunan hidup; 3. Hakekat Wariga dalam kehidupan; 4. Ajaran Dharsana dalam agama Hindu; 5. Pengetahuan konseptual tentang ajaran Catur Asrama; 6. Pengetahuan konseptual ajaran Catur Warna sesuai susastra Hindu;

1. Yoga Asanas menurut Susastra Hindu;

2. Hakekat Yajňa yang terkandung dalam Mahābhārata; 3. Pengetahuan konseptual bahwa Moksha sebagai tujuan akhir menurut agama Hindu;

4. Esensi Bhakti sejati dalam Rāmāyaṇa ; 5. Perilaku bertanggungjawab untuk menciptakan keluarga Sukhinah; 1. Klasifikasi Veda sebagai sumber Hukum Hindu; 2. Sejarah perkembangan kebudayaan Hindu di dunia; 3. Ajaran Yantra, Tantra dan Mantra; 4. Ajaran Astangga

Yoga untuk

mencapai Moksha; 5. Ajaran Dasa Yama Bratha, dan Dasa Nyama Bratha dalam kehidupan sehari-hari;

E. Pembelajaran dan Penilaian

1. Pembelajaran

Kerangka Pembelajaran Pendidikan Agama Hindu dan budi Pekerti,

mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor

59 Tahun 2014 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum

Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, Pendidikan Agama Hindu

dan Budi Pekerti yang tertuang dalam Kompetensi Inti 3 (KI-3) harus

diimplementasikan dalam kompetensi Inti 4 (KI-4) disesuaikan dengan

materi pokok yang diajarkan di setiap jenjang sesuai dengan Silabus

Kurikulum 2013.

Pendidik agar dapat mengaplikasikan nilai-nilai sikap yang tertuang

dalam Kompetensi Inti 1 (KI-1) dan 2 (KI-2) yang berkaitan dengan

(9)

7

materi pokok yang diajarkan sesuai dengan tingkat satuan pendidikan

dan jenjang masing-masing kelas

a. Mengamati yaitu pendidik memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk melakukan pengamatan dilingkungan sekitar sesuai

materi pokok pembelajaran.

b. Menanya yaitu pendidik memberi kesempatan kepada peserta didik

untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami terkait materi

pembelajaran yang sedang dibahas, maupun hal-hal yang berkaitan

dengan materi yang dibahas.

c. Mengeksplor yaitu pendidik memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk mendapatkan data-data yang diperlukan sesuai

dengan materi pembelajaran.

d. Mengasosiasi yaitu pendidik memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk menganalisis materi pembelajaran yang sedang

dibahas.

e. Mengkomunikasikan yaitu peserta didik dapat menyampaikan hasil

proses pembelajaran dari materi pembelajaran dalam tertulis

maupun lisan.

f. Pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning)

g. Pembelajaran kooperatif (cooperative learning)

h. Pembelajaran langsung (direct learning)

i. pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)

j. Pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian(discovery/inquiry

learning)

Selain metode di atas, dalam menyampaikan materi Pendidikan Agama

Hindu dan Budi Pekerti pada jenjang SMA menggunakan metode 6D.

Adapun keenam metode tersebut antara lain:

a.

Metode Dharma Wacana atau Metode Ceramah adalah metode

mengajar dengan ceramah secara oral, lisan, dan tulisan

diperkuat dengan menggunakan mediavisual. Pendidik berperan

sebagai sumber pengetahuan utama atau dominan. Belajar

dengan strategi Dharma Wacana dapat memperoleh ilmu agama.

Metode Dharma Wacana termasuk dalam ranah pengetahuan

dalam dimensi Kompetensi Inti 3.

b.

Metode Dharma Gītā adalah metode mengajar dengan pola

menyanyi atau melantunkan sloka, palawakya, dan tembang.

Pendidik dalam proses pembelajaran melibatkan rasa seni yang

dimiliki setiap peserta didik, terutama seni suara atau menyanyi,

sehingga dapat menghaluskan budi pekerti dan dapat memahami

ajaran Agama.

c.

Metode Dharma Tula atau metode diskusi adalah metode

mengajar dengan melibatkan dua atau lebih peserta didik, untuk

berinteraksi, seperti saling bertukar pendapat dan saling

mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga

didapatkan kesepakatan di antara mereka. Metode Dharma Tula

digunakan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik

yang

memiliki

kecerdasan

yang

berbeda-beda.

Dengan

menggunakan strategi Dharma Tula, peserta didik dapat

memberikan kontribusi dalam pembelajaran.

d.

Metode Dharma Yatra atau karya wisata adalah metode

pembelajaran dengan mengajak peserta didik mengunjungi suatu

tempat guna menambah wawasan peserta didik,

kemudian

membuat laporandan membukukan hasil kunjungan tersebut

dalam bentuk tugas. Mengunjungi tempat-tempat suci atau pergi

ke tempat-tempat yang dianggap terkait perkembangan Agama

(10)

8

Hindu. Strategi Dharma Yatra baik digunakan pada saat

menjelaskan materi tempat suci, hari suci, budaya, dan sejarah

perkembangan Agama Hindu.

e.

Metode Dharma Shanti adalah metode pembelajaran untuk

menanamkan sikap saling asah, saling asih, dan saling asuh yang

penuh dengan rasa toleransi. Metode Dharma Shanti dalam

pembelajaran memberikan kesempatan kepada peserta didik,

untuk saling mengenali temannya, sehingga menumbuhkan rasa

saling menyayangi.

f.

Metode Dharma Sadhana adalah metode pembelajaran untuk

menumbuhkan kepekaan sosial peserta didik melalui pemberian

atau pertolongan yang tulus ikhlas dan mengembangkan sikap

berbagi kepada sesamanya

2. Penilaian

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor

53 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada

Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, bahwa ruang lingkup

penilain mencangkup ranah Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan.

Penilaian Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti mengacu pada

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53 Tahun

2015. Adapun penilaian-penilaian tersebut antara lain:

a.

Penilaian sikap dimaksudkan sebagai penilaian terhadap perilaku

peserta didik dalam proses pembelajaran kegiatan kurikuler

maupun ekstrakurikuler, yang meliputi sikap spiritual dan sosial.

1) Sikap spiritual

Penilaian sikap spiritual antara lain: (1) ketaatan melakukan

sembahyang (puja Tri sandhya); (2) berperilaku sopan dan

santun; (3) berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan,

makan, tidur, bepergian; dan (4) toleransi dalam beribadah;

(5) konsentrasi/sadar penuh (duduk hening sebelum dan

sesudah pembelajaran, serta konsentrasi saat proses

pembelajaran).

2) Sikap Sosial

Penilaian sikap sosial (KI-2) meliputi: (1) jujur yaitu perilaku

yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai

orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan,

dan pekerjaan; (2) disiplin yaitu tindakan yang menunjukkan

perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan

peraturan; (3) tanggung jawab yaitu sikap dan perilaku

peserta didik untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya,

yang seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri,

masyarakat, lingkungan, negara dan Tuhan Yang Maha Esa;

(4) santun yaitu perilaku hormat pada orang lain dengan

bahasa yang baik; (5) peduli yaitu sikap dan tindakan yang

selalu ingin memberi bantuan kepada orang lain atau

masyarakat yang membutuhkan; (6) menghargai maksudnya

menghargai pendapat orang lain dan berbagai perbedaan yang ada;

(7) percaya diri yaitu suatu keyakinan atas kemampuannya

sendiri untuk melakukan kegiatan atau tindakan; (8) tekun

yaitu sikap dan perilaku peserta didik yang selalu berusaha

melakukan tugas dengan sungguh-sungguh; (9) mandiri yaitu

perilaku yang dapat mengatur dirinya sendiri tanpa harus

selalu diingatkan; dan (10) kerjasama yaitu perilaku peserta

didik yang memperlihatkan semangat kebersamaan.

(11)

9

Penilaian sikap menggunakan tehnik observasi, penilaian diri

dan penilaian antar teman. Penilaian pendidikan Agama

Hindu dan Budi Pekerti pada ranah sikap meliputi sikap

bersembahyang, perilaku toleran, jujur dalam berpikir,

berkata, dan berbuat, menunjukkan ketaatan dalam

menjalankan Yajňa, selalu mengucapkan syukur kehadapan

Sang Hyang Widhi.

b.

Penilaian Pengetahuan

Penilaian pengetahuan (KI-3) dilakukan dengan cara mengukur

penguasaan peserta didik yang mencakup pengetahuan faktual,

konseptual, dan prosedural dalam berbagai tingkatan proses

berpikir. Penilaian dalam proses pembelajaran berfungsi sebagai

alat untuk mendeteksi kesulitan belajar (assesment as learning),

penilaian sebagai proses pembelajaran (assessment for learning),

dan penilaian sebagai alat untuk mengukur pencapaian dalam

proses pembelajaran (assessment of learning). Melalui penilaian

tersebut diharapkan peserta didik dapat menguasai kompetensi

yang diharapkan. Untuk itu, digunakan teknik penilaian yang

bervariasi sesuai dengan kompetensi yang akan dinilai, yaitu tes

tulis, lisan, dan penugasan. Prosedur penilaian pengetahuan

dimulai

dari

penyusunan

perencanaan,

pengembangan

instrumen penilaian, pelaksanaan penilaian, pengolahan, dan

pelaporan, serta pemanfaatan hasil penilaian. Untuk mengetahui

ketuntasan belajar (mastery learning), penilaian ditujukan untuk

mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan (diagnostic) proses

pembelajaran. Hasil tes diagnostic, ditindaklanjuti dengan

pemberian umpan balik (feedback) kepada peserta didik,

sehingga hasil penilaian dapat segera digunakan untuk perbaikan

mutu pembelajaran. Penilaian KI-3 menggunakan angka dengan

rentang capaian/nilai 0 sampai dengan 100 dan deskripsi.

Deskripsi dibuat dengan menggunakan kalimat yang bersifat

memotivasi dengan pilihan kata/frasa yang bernada positif.

Deskripsi berisi beberapa pengetahuan yang sangat baik

dan/atau baik dikuasai oleh peserta didik dan yang

penguasaannya belum optimal. Teknik penilaian pengetahuan

menggunakan tes tulis, lisan, dan penugasan

Penilaian pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti pada ranah

kognitif meliputi aspek Kitab Suci, Tattva, Suśīla, Acara dan

Sejarah, yang tertuang dalam pembelajaran Upaveda, Rāmāyaṇa,

Mahābhārata, Yantra, Tantra dan Mantra Veda, Moksha, Nava

Widha Bhakti, Dharsana, Yoga Asanas, Catur Asrama, Catur

Warna, Bhakti Sejati, dan Dasa Yama Bratha, dan Dasa Nyama

Bratha, Panca Yajňa, Wiwaha, Wariga dan Sejarah perkembangan

Hindu di Dunia

c.

Penilaian Keterampilan

Penilaian keterampilan dilakukan dengan mengidentifikasi

karateristik kompetensi dasar aspek keterampilan untuk

menentukan teknik penilaian yang sesuai. Tidak semua

kompetensi dasar dapat diukur dengan penilaian kinerja,

penilaian proyek, atau portofolio. Penentuan teknik penilaian

didasarkan pada karakteristik kompetensi keterampilan yang

hendak diukur. Penilaian keterampilan dimaksudkan untuk

mengetahui penguasaan pengetahuan peserta didik dapat

digunakan untuk mengenal dan menyelesaikan masalah dalam

(12)

10

kehidupan sesungguhnya (dunia nyata). Penilaian keterampilan

menggunakan angka dengan rentangskor 0 sampai dengan 100

dan deskripsi.Teknik penilaian yang digunakan sebagai berikut.

1) Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja merupakan penilaian yang meminta

peserta didik untuk melakukan suatu tugas pada situasi

yang

sesungguhnya

dengan

mengaplikasikan

atau

mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan yang

dibutuhkan.

Pada

penilaian

kinerja,

penekanan

penilaiannya dapat dilakukan pada proses atau produk.

Penilaian kinerja yang menekankan pada produk disebut

penilaian produk, sedangkan penilaian kinerja yang

menekankan pada proses disebut penilaian praktik (praktik).

Penilaian praktik, misalnya; memainkan alat musik,

melakukan pengamatan suatu obyek dengan menggunakan

mikroskop, menyanyi, bermain peran, menari, dan

sebagainya. Penilaian produk, misalnya: poster, kerajinan,

puisi, dan sebagainya.

2) Penilaian Proyek

Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap

suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu

tertentu. Tugas tersebut berupa rangkaian kegiatan mulai

dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,

pengolahan, penyajian data, dan pelaporan. Penilaian

proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman,

kemampuan

pengumpulan

data,

kemampuan

mengaplikasikan, kemampuan inovasi dan kreativitas serta

kemampuan menginformasikan peserta didik pada muatan

tertentu secara jelas.

3) Penilaian Portofolio

Portofolio dapat berupa kumpulan dokumen dan teknik

penilaian. Portofolio sebagai dokumen merupakan kumpulan

dokumen yang berisi hasil penilaian prestasi belajar,

penghargaan, karya peserta didik dalam bidang tertentu

yang bersifat reflektif-integratif dalam kurun waktu tertentu.

Pada akhir periode, portofolio tersebut diserahkan kepada

guru pada kelas berikutnya dan orang tua sebagai bukti

otentik perkembangan peserta didik.

Portofolio sebagai teknik penilaian dilakukan untuk menilai

karya-karya peserta didik dan mengetahui perkembangan

pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Akhir suatu

periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh

guru bersama-sama dengan peserta didik. Berkaitan dengan

tujuan penilaian portofolio, tiap item dalam portofolio harus

memiliki suatu nilai atau kegunaan bagi peserta didik dan

bagi orang yang mengamatinya. Guru dan peserta didik

harus sama-sama memahami maksud, mengapa suatu item

(dokumen) dimasukkan ke koleksi portofolio. Selain itu,

sangat diperlukan komentar dan refleksi dari guru atas

karya yang dikoleksi.

Berdasarkan informasi perkembangan kemampuan peserta

didik yang dibuat oleh guru bersama peserta didik yang

bersangkutan, dapat dilakukan perbaikan secara terus

menerus. Dengan demikian portofolio dapat memperlihatkan

perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui

karyanya.

(13)

11

Penilaian pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti pada

ranah keterampilan meliputi keterampilan bercerita, menata

sarana dan prasarana sembahyang, melantunkan

sloka-sloka,

berdharma

wacana,

bermeditasi,

beryoga,

berdharmatula, berdharmagita, dan berjapa.

F. Kontekstualisasi Pembelajaran Sesuai dengan Kondisi Lingkungan

Peserta didik.

Sejalan dengan karakteristik pendidikan abad 21 yang memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi, pembelajaran Pendidikan Agama

Hindu dan Budi Pekerti dalam Kurikulum 2013 juga memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi sebagai media dan sumber belajar.

Pemanfaatan TIK mendorong peserta didik dalam mengembangkan

kreativitas dan berinovasi serta meningkatkan pemahaman dan

pengetahuan Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti.

Pembelajaran

Pendidikan

Agama

Hindu

dan

Budi

Pekerti

memanfaatkan berbagai sumber belajar seperti buku teks yang tersedia

dalam bentuk buku guru dan buku siswa. Sesuai dengan Karakteristik

Kurikulum 2013, buku teks bukan satu-satunya sumber belajar. Guru

dapat menggunakan buku pengayaan atau referensi lainnya dan

mengembangkan bahan ajar sendiri seperti LKS (Lembar Kerja Siswa).

Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti, LKS

bukan hanya kumpulan soal.

Pembelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti sesuai ruang

lingkup aspek materi yang diajarkan harus mampu menumbuhkan

sikap nasionalisme, mampu berkomitmen, berkontribusi, dan mampu

merancang

cita-citanya

sehingga

berhasil

dalam

hidup.

Kontekstualisasi pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

sebagai berikut:

1. Pembelajaran PAH-BP dilakukan dengan menyusun perencanaan

dengan membuat RPP, membuat media pembelajaran pendukung

yang sesuai kebutuhan tempat pengajar mengajar, sehingga materi

pelajaran dapat terserap dengan baik sesuai kompetensi dasar.

2. Pembelajaran PAH-BP diharapkan dapat membangun sikap bangga

terhadap agamanya, sehingga tumbuh sikap toleran, sehingga

terhindar dari sikap fanatisme sempit dan radikalisme. Guna

menumbuhkan sikap toleran (tat tvam Asi) melalui ruang lingkup

materi Kitab Suci Veda, Tattva (filsafat), Suśīla (etika), Acara dan

Sejarah. Pembelajaran yang dikembangkan dalam PAH-BP pada

akhirnya dapat menumbuhkan rasa nasionalisme.

3. Pembelajaran PAH-BP selalu berkomitmen untuk menumbuhkan

perilaku yang anti radikalisme yang meyimpang dari Dharma,

dengan memberikan porsi materi Suśīla atau etika sebesar 35%

dari materi-materi yang lain. Dengan memberikan pembelajaran

etika yang lebih banyak, dapat menumbuhkan sikap toleran dan

bersikap sesuai norma-norma yang berlaku di masyarakat. Peserta

didik yang memiliki etika yang bagus dapat menciptakan

keharmonisan di masyarakat.

4. Kontribusi PAH-BP mampu memberikan sumbangsih yang positif

terhadap agama, bangsa dan negara.

(14)

12

II. KOMPETENSI DASAR, MATERI PEMBELAJARAN, KEGIATAN

PEMBELAJARAN

A. Kelas X

Alokasi Waktu : 3 jam pelajaran/minggu

Kompetensi

Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran 1.1 Menghayati nilai-nilai Yajňa yang terkandung dalam kitab Rāmāyaṇa 2.1 Menghayati sikap bertanggung jawab terhadap nilai-nilai Yajňa yang terkandung dalam kitab Rāmāyaṇa 3.1 Memahami hakekat dan nilai-nilai Yajňa yang terkandung dalam kitab Rāmāyaṇa 4.1 Menyajikan nilai-nilai pelaksanaan Yajňa menurut kitab Rāmāyaṇa dalam kehidupan.

Hakekat dan nilai-nilai Yajňa yang terkandung dalam kitab Rāmāyaṇa Pengertian Yajňa Pembagian Yajňa Bentuk-Bentuk Pelaksanaan Yajňa dalam Kehidupan Sehari-Hari Ringkasan Cerita Rāmāyaṇa Nilai-Nilai Yajňa dalam Cerita Rāmāyaṇa

Menghayati nilai-nilai Yajňa yang terkandung dalam kitab Rāmāyaṇa melalui taat

sembahyang dan berdoa Mengembangkan sikap bertanggung jawab terhadap nilai-nilai Yajňa yang

terkandung dalam kitab Rāmāyaṇa.

Membaca buku teks pendidikan agama Hindu dan budi pekerti kelas X, tentang Nilai-nilai Yajňa dalam cerita Rāmāyaṇa

Mengamati tayang video Rāmāyaṇa dan mencatat

karakter tokoh-tokoh yang baik dan yang tidak baik

Melakukan study pustaka dan mencatat hal-hal yang penting yang berkaitan nilai-nilai Yajňa yang tertuang dalam cerita Rāmāyaṇa

Mencari informasi dengan mewawancarai beberapa narasumber di lingkungan sekolah berkaitan dengan nilai-nilai Yajňa yang tertuang dalam Rāmāyaṇa

Membentuk kelompok kecil untuk mendiskusikan tokoh-tokoh dalam ceritera Rāmāyaṇa, nilai-nilai Yajňa yang

terkandung dalam ceritera

Rāmāyaṇa, dan jenis-jenis Yajňa yang terdapat dalam kitab

Rāmāyaṇa

Menganalisis berbagai macam hal yang dihadapi dalam pemahaman Yajňa yang

bersumber pada kitab Rāmāyaṇa Mempresentasikan hasil diskusi masing-masing kelompok

Membuat ringkasan materi tentang tokoh-tokoh dalam ceritera Rāmāyaṇa, nilai-nilai Yajňa yang terkandung dalam ceritera Rāmāyaṇa, dan jenis-jenis Yajňa yang terdapat dalam kitab Rāmāyaṇa

Peserta didik membuat kliping tentang jenis-jenis Panca Yajňa,

(15)

13 Kompetensi

Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran 1.2 Mengamal-kan ajaran Upaveda sebagai tuntunan hidup; 2.2 Mengamal-kan ajaran Upaveda sebagai tuntunan hidup; 3.2 Memahami ajaran Upaveda sebagai tuntunan hidup; 4.2 Menyajikan bagian-bagian Upaveda sebagai tuntunan hidup; Ajaran Upaveda sebagai tuntunan hidup Pengertian Upaveda Kedudukan Upaveda dalam Veda Itihasa Purana Arthasastra Ayur Veda Gandharwa Veda

Menunjukkan sikap riligius mengamalkan ajaran Upaveda dalam kehidupan sehari-hari Menunjukkan rasa bhakti dan cinta kasih sebagai pegamalan ajaran Upaveda

Membaca buku teks bab Upaveda

Mengamati skema kodifikasi Veda

Mengumpulkan tugas yang bersumber dari beberapa

sumber seperti; buku reperensi, video, internet dsb

Mewawancarai beberapa narasumber(guru) yang ada di lingkungan sekolah, membahas yang berkaitan Upaveda

Mengidentifikasi tokoh penting yang terdapat dalam Rāmāyaṇa dan Mahābhārata, serta yang berperilaku Dharma dan Adharma

Mempresentasikan Upaveda Bermain peran seperti tokoh-tokoh yang berperilaku Dharma dan Adharma yang terdapat dalam ceritera Rāmāyaṇa dan Mahābhārata

Membuat, peta Konsep, Diagram bagian-bagian dari Upaveda 1.3 Menghayati hakekat Wariga dalam kehidupan 2.3Mengamalkan Wariga dalam kehidupan sehari-hari; 3.3 Memahami hakekat Wariga dalam kehidupan; 4.3Mempraktikka n cara menentukan Wariga dalam kehidupan umat Hindu; Hakekat Wariga dalam kehidupa Pengertian Wariga Hakekat Wariga Menentukan Wariga Macam-Macam Wariga Dampak dari Wariga

Meyakini Wariga sebagai

penuntun atau petunjuk dalam menentukan padewasaan Menunjukkan akibat baik dan buruk penerapan padewasan Membaca buku teks pendidikan agama Hindu dan budi pekerti kelas X, tentang Pedewasan Belajar menggunakan kalender Bali untuk mengenal hari baik dan buruk dalam setiap kegiatan Mewawancari beberapa

narasumber(guru) yang ada di lingkungan sekolah yang berkaitan dengan hakekat padewasan (wariga) dan cara menentukan padewasan (wariga) dalam kehidupan umat Hindu

Menghubungkan berbagai sumber yang dikumpulkan baik dari buku reperensi, kalender, majalah, internet, maupun dari narasumber

Menyampaikan hasil diskusi di depan kelas

(16)

14 Kompetensi

Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran yang bertema manfaat padewasan (wariga) dalam kehidupan sehari-hari 1.4 Mengamal-kan ajaran Dharsana dalam agama Hindu 2.4 Mengamal-kan kebenaran yang tertuang dalam ajaran Dharsana; 3.4 Memahami ajaran Dharsana dalam agama Hindu; 4.4 Menyajikan bagian-bagian ajaran Dharsana sabagai bagian dalam filsafat Hindu Ajaran Dharsana dalam agama Hindu

Sistem Filsafat Hindu

Sad Darsana

Mengamalkan ajaran Dharsana dalam agama Hindu

Menunjukkan sikap disiplin, jujur, dan bertanggungjawab di dalam menegakan kebenaran yang tersirat dalam ajaran Dharsana

Membaca Buku Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas X,tentang ajaran Dharsana Mengumpulkan beberapa

informasi dari berbagai sumber seperti; buku reperensi,

kalender, majalah, internet dan lain-lain

Membentuk kelompok kecil untuk mendiskusikan persamaan dan perbedaan pandangan dari masing-masing bagian sad Dharsana

Menganalisis berbagai macam hal yang dihadapi yang berkaitan dengan ajaran Dharsana

Mempresentasikan kesimpulan hasil diskusi di depan kelas

1.5 Menghayati ajaran Catur Asrama sebagai tingkatan hidup dalam masyarakat Hindu 2.5Mengamalkan pola hidup sesuai dengan tingkatan dan ranah yang diamanatkan Catur Asrama 3.5 Memahami pengetahuan konseptual tentang ajaran Catur Asrama 4.5 Menyajikan ajaran Catur Asrama dalam Pengetahun konseptual tentang ajaran Catur Asrama

1. Pengertian Catur Asrama

2. Bagian-Bagian Catur Asrama dan Kewajibannya

Membiasakan diri mentaati aturan Catur Asrama sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup

Menunjukkan sikap disiplin di dalam menjalankan ajaran catur asrama

Membaca Buku Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas X,tentang ajaran Catur Asrama

Menagamati tingkatan hidup manusia di masyarakat sesuai dengan ajaran Catur Asrama Berkunjung ke Perpustakaan mengamati buku yang berkaitan dengan ajaran Catur Asrama Mengumpulkan beberbagai informasi dari berbagai sumber buku, majalah, video, internet dan lain sebagainya yang berkaitan dengan ajaran Catur Asrama

Mewawancarai beberapa narasumber(guru) yang ada di lingkungan sekolah yang

(17)

15 Kompetensi

Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran tatanan hidup berkaitan dengan ajaran Catur

Asrama

Mencari informasi di masyarakat tentang kewajiban-kewajiban yang dilaksanakan pada masa Grhastha

Mendiskusikan kewajiban dan tanggung jawab dari bagian Catur Asrama

Menganalisa hubungan masing-masing bagian Catur Asrama dalam kehidupan masyarakat Menceritakan implementasi a jaran Catur Asrama dalam kehidupan. 1.6 Menghayati ajaran Catur Warna sesuai susastra Hindu 2.6Menjalankan pola hidup gotong royong dan kerjasama, serta berinteraksi secara efektif sesuai dengan tatanan ajaran Catur Warna 3.6 Memahami pengetahuan konseptual ajaran Catur Warna sesuai susastra Hindu 4.6 Menyajikan masing-masing fungsi Catur Warna dalam masyarakat Pengetahuan konseptual ajaran Catur Warna sesuai susastra Hindu Pengertian Catur Warna Bagian-bagian Catur Warna Kewajiban Masing-Masing Warna

Catur Warna dan Profesionalisme

Membiasakan diri untuk menjalankan hidup sesuai dengan keahlian masing-masing dengan mendasarkan ajaran catur warna

Menunjukkan sikap kerjasama dan gotong royong sesuai

dengan keahlian bidang masing-masing sehingga tercapai

keharmonisan

Membaca Buku Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas X,tentang Catur Warna sesuai susastra Hindu

Mengamati tatanan masyarakat sesuai dengan ajaran Catur Warna

Mengamati keahlian atau kelebihan yang dimiliki oleh teman sekelasnya seperti; menonjol dalam mata pelajaran ekonomi, agama, kepemimpinan (nitisastra) dan lain sebagainya Mengumpulkan beberbagai informasi dari berbagai sumber buku, majalah, video, internet dan lain sebagainya yang berkaitan dengan ajaran Catur Warna

Mencari informasi di masyarakat tentang hak dan kewajiban yang dimiliki oleh masing-masing bagian Catur Warna

Menghubungkan berbagai informasi yang diperoleh terkait dengan konsep ajaran Catur Warna

Mendiskusikan konsep ajaran Catur Warna di Indonesia dengan di India dilihat dari budaya adat istiadat, dan kehidupan global

(18)

16 Kompetensi

Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran hal yang dihadapi dalam

penerapan Catur Warna dalam masyarakat

Menyampaikan dalam bentuk tulisan peranan dan

tanggungjawab masing-masing Warna sesuai ajaran Catur Warna dalam masyarakat, adat budaya, hidup berbangsa dan bernegara

Membuat tugas projek dalam bentuk kliping yang

bertema”tugas dan fungsi Catur Warna”dilengkapi dengan

keterangan gambar-gambar/ foto

B. Kelas XI

Alokasi Waktu: 3 jam pelajaran/minggu

Kompetensi

Dasar Pelajaran Materi Pembelajaran Kegiatan 1.1 Menghayati Yoga Asanas secara teori dan praktik menurut Susastra Hindu; 2.1Mengamalkan perilaku disiplin melaksanaka n Yoga Asanas dalam kehidupan; 3.1 Menerapkan Yoga Asanas menurut Susastra Hindu 4.1 Menyajikan Yoga Asanas dalam kehidupan sehari-hari Yoga Asanas menurut Susastra Hindu Pengertian dan Hakikat Yoga Sejarah Yoga dalam Ajaran Hindu Mengenal dan Manfaat Ajaran Yoga Yogãsana dan Etika Mempraktikkan Sikap-sikap Yogãsana

Membiasakan diri hidup sehat jasmani dan rohani dengan melakukan yoga asanas Menunjukkan sikap disiplin melaksanakan aturan yoga asana untuk mencapai

kehidupan yang harmonis sehat jasmani dan rohani

Membaca Buku Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas XI,tentang Yoga Asanas menurut Susastra Hindu Mengamati beberapa gambar yoga asana yang dilengkapi dengan keterangan arah gerakan anggota tubuh

Mengamati tayangan audio visual salah satu gerakan surya namaskar melalui video

Mengumpulkan beberapa informasi dari berbagai sumber berkaitan yoga asana, astangga yoga, cara melatih yoga yang baik, dan manfaat latihan yoga Mengumpulkan data-data atau beberapa informasi yang

berkaitan manfaat

melaksanakan Astangga Yoga dalam kehidupan

Membentuk kelompok kecil untuk mendiskusikan’ Astangga Yoga dan Yoga Asana

Menganalisis berbagai macam hal yang dihadapi dalam

(19)

17 Kompetensi

Dasar Pelajaran Materi Pembelajaran Kegiatan penerapan Astangga Yoga maupun dalam praktik-praktik Yoga

Mempratikkan cara melakukan gerakan surya namaskar Membuat hasil laporan

pelaksanaan yoga baik kelompok maupun perorangan dan

membuat kesimpulan manfaat Yoga terhadap kesehatan jasmani dan rohani 1.2 Mengamal-kan nilai-nilai Yajňa sesuai dengan ajaran Mahābhārata 2.2 Mengamal-kan nilai-nilai Yajňa sejalan ajaran Mahābhārata dalam kehidupan sehari-hari 3.2 Memahami hakekat Yajňa yang terkandung dalam Mahābhārata 4.2 Menyajikan pelaksanaan Yajňa menurut Mahābhārata dalam kehidupan

Hakekat Yajňa yang terkandung dalam Mahābhārata Pengertian dan Hakikat Yajña Yajña dalam Mahābhārata dan Masa Kini Syarat-syarat dan Aturan dalam Pelaksanaan Yajña Mempraktikkan Yajña Menurut Kitab Mahābhārata dalam Kehidupan

Menerapkan nilai-nilai Yajňa dalam kehidupan sehari-hari yang tertuang dalam ajaran Mahābhārata

Menunjukkan sikap disiplin dalam menerapkan nilai-nilai Yajňa yang tertuang dalam ajaran Mahābhārata

Membaca Buku Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas XI,tentang hakekat Yajňa yang terkandung dalam

Mahābhārata

Mengamati pelaksanaan upacara Yajňa yang tertuang dalam ajaran Mahābhārata melalui tayangan audio visual Mengumpulkan berbagai

informasi dari berbagai sumber terkait dengan hakekat dan nilai-nilai Yajňa yang tertuang dalam ajaran Mahābhārata Mewawancarai beberapa narasumber(guru) yang ada di lingkungan sekolah terkait dengan hakekat dan nilai-nilai Yajňa yang tertuang dalam ajaran Mahābhārata

Membuat anilsa hubungan panca Yajňa dengan nilai-nilai Yajňa terkandung dalam Mahābhārata

Menyimpulkan hasil analisis berbagai macam hal yang dihadapi dalam pelaksanaan Yajňa 1.3 Menghayati ajaran Moksha sebagai tujuan akhir menurut agama Hindu 2.3 Menghayati Moksha sebagai Pengetahuan konseptual bahwa Moksha sebagai tujuan akhir menurut agama Hindu Ajaran Moksha Jalan Menuju Moksa Mewujudkan Tujuan Hidup

Menerapkan ajaran dharma, artha, kama sebagai sarana untuk mencapai kesempurnaan atau kebebasan

Menunjukkan sikap disiplin dalam menjalan ajaran Catur Marga untuk mencapai kesempurnaan

Membaca Buku Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas XI,tentang Moksa sebagai

(20)

18 Kompetensi

Dasar Pelajaran Materi Pembelajaran Kegiatan tujuan akhir menurut agama Hindu 3.3 Memahami pengetahuan konseptual bahwa Moksha sebagai tujuan akhir menurut agama Hindu 4.3 Menalar Moksha sebagai tujuan akhir menurut agama Hindu Manusia dan Tujuan Agama Hindu Tantangan dan Hambatan Dalam Mencapai Moksha Sesuai Dengan Zamannya “Globalisasi” Upaya-upaya Dalam Mengatasi Hambatan dan Tantangan Untuk Mencapai Moksha Menurut Zamannya Contoh-contoh Orang yang Dipandang Mampu Mencapai Moksha

tujuan akhir agama Hindu Mengumpulkan beberapa informasi dari berbagai sumber baik dari majalah, Koran, internet dan lain sebagainya Mewawancarai beberapa narasumber (orang suci) yang berkaitan dengan Moksa, tingkatan Moksa, dan jalan untuk mencapai Moksa

Menganalisa ajaran Moksha dan mengkorelasikan dengan ajaran Catur Marga

Membentuk kelompok kecil untuk berdiskusi terkait tentang Moksa, tingkatan Moksa, dan jalan untuk mencapai Moksa Menyimpulkan dari hasil analisis berbagai macam hal yang

dihadapi dalam upaya mencapai Moksa

Membuat karya tulis dengan tema” Catur Marga sebagai jalan untuk mencapai Moksa

1.4Mengamalkan esensi ajaran Bhakti sejati yang tertuang dalam Rāmāyaṇa pada kehidupan sehari-hari 2.4 Mengamal-kan esensi ajaran Bhakti sejati yang tercantumdal am Rāmāyaṇa di lingkungan terdekat 3.4 Memahami esensi Bhakti sejati dalam Rāmāyaṇa 4.4 Menyajikan esensi Bhakti sejati dalam Rāmāyaṇa

Esensi Bhakti sejati dalam Rāmāyaṇa Ajaran Bhakti Sejati Bagian-bagian Ajaran Bhakti Sejati Çloka Ajaran Bhakti sejati dalam Rāmāyaṇa Bentuk penerapan Bhakti Sejati dalam kehidupan Ajaran Bhakti Sejati sebagai dasar pembentukan budi pekerti yang luhur dalam zaman Global

Mengembangan perbuatan Nawa Wida Bhakti sehingga tercipta kedamaian dan keharmonisan Menunjukkan sikap disiplin dalam menjalan ajaran Nawa Wida Bhakti dengan meneladani prilaku Rama

Membaca Buku Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas XI,tentang esensi Bhakti sejati dalam Rāmāyaṇa

Mengamati tayangan audio visual Rāmāyaṇa yang berkaitan dengan ajaran Nawa Widha Bhakti

Mengumpulkan beberapa

informasi dari beberapa sumber terkait dengan esensi Bhakti sejati, Nawa Widha Bhakti, dan cara untuk melaksanakan Nawa Widha Bhakti

Membentuk beberapa kelompok masing-masing kelompok

beranggotakan 3 orang untuk mendiskusikan esensi Bhakti sejati, Nawa Widha Bhakti, dan cara melaksanakan ajaran Nawa Widha Bhakti

Menganalisis berbagai macam hal yang dihadapi dalam penerapan ajaran Nawa Widha Bhakti

Menyampaikan hasil belajar dalam bentuk tulisan hakekat

(21)

19 Kompetensi

Dasar Pelajaran Materi Pembelajaran Kegiatan ajaran Nawa Widha Bhakti Membuat ringkasan tentang materi Bhakti sejati, Nawa Widha Bhakti, dan cara melaksanakan ajaran Nawa Widha Bhakti 1.5 Menghayati 5 (lima) pilar keluarga Sukhinah untuk menciptakan keluarga yang rukun bahagia sejahtera, dan damai 2.5 Mengamal-kan 5 (lima) pilar keluarga Sukhinah menuju keluarga yang rukun bahagia sejahtera, dan damai 3.5 Memahami perilaku bertanggungj awab untuk menciptakan keluarga Sukhinah 4.5 Menyajikan perilaku bertanggungj awabuntuk menciptakan keluarga Sukhinah Perilaku bertanggungjawab untuk menciptakan keluarga Sukhinah Pengertian dan hakekat Keluarga Sukhinah Tujuan Wiwaha menurut Hindu Syarat Sah suatu Pawiwahan menurut Hindu Lima Pilar Keluarga Sukhinah

Menghayati lima pilar keluara sukhinah dalam kehidupan sehari –hari

Menunjukkan sikap disiplin dalam menjalan lima pilar keluarga sukhinah dan selalu menjaga kesehatan repruduksi Membaca Buku Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas XI,tentang 5 (lima) pilar keluarga Sukhinah

Mengamati tayangan audio visual prosesi sakralisasi wiwaha (pernikahan) secara Hindu

Mengumpulkan beberapa informasi dari berbagai sumber yang berkaitan dengan

tanggungjawab, keluarga yang rukun bahagia dan sejahtera sesuai ajaran Wiwaha

Mencari informasi dengan mewawancarai beberapa narasumber yang berkaitan dengan Keluarga Sukhinah Menganalisa masing-masing kewajiban suami,istri dan anak dalam Wiwaha (Perkawinan) Menyimpulkan hasil analisis berbagai macam hal yang dihadapi dalam Wiwaha (Perkawinan)

Menceritakan hasil belajar dalam bentuk tulisan manfaat pelaksanaan Wiwaha

(pernikahan)

C. Kelas XII

Alokasi Waktu: 3 jam pelajaran/minggu

Kompetensi

Dasar Pembelajaran Materi Pembelajaran Kegiatan 1.1 Menghayati Veda sebagai sumber Hukum Hindu yang tertuang Klasifikasi Veda sebagai sumber Hukum Hindu Perkembangan Hukum Hindu Sumber-Sumber Meningkatkan keyakinan terhadap kebenaran Veda Sruti dan Smerti sebagai sumber hukum agama hindu

Menunjukkan sikap disiplin dalam mempelajari Veda Sruti

(22)

20 Kompetensi

Dasar Pembelajaran Materi Pembelajaran Kegiatan dalam Veda Sruti dan Smrti

2.1

Menghayati perilaku disiplin ajaran Veda sebagai sumber Hukum Hindu

3.1

Memahami Klasifikasi Veda sebagai sumber Hukum Hindu 4.1 Menyajikan klasifikasi Veda sebagai sumber Hukum Hindu Hukum Hindu Sloka Kitab Suci yang Menjelaskan Sumber Hukum Hindu Hubungan Hukum Hindu Dengan Budaya, Adat-Istiadat, dan Kearifan Daerah Setempat

dan Smerti untuk mencapai kedamaian hidup

Membaca Buku Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas XII,tentang Klasifikasi Veda sebagai sumber Hukum Hindu

Mencari informasi dari berbagai sumber seperti; majalah,

internet, dan reperensi lain yang berkaitan dengan klasifikasi Veda

Mewawancarai beberapa narasumber (tokoh agama) di lingkungan terdekat terkait dengan klasifikasi Veda Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber yang berkaitan dengan Veda sebagai sumber hukum Hindu

Menganalisis persamaan dan perbedaan hukum Hindu dengan hukum Nasional

Menyajikan klasifikasi Veda sebagai sumber Hukum Hindu 1.2 Menghayati perkembang an kebudayaan Hindu di dunia

2.2

Mengamalka n perilaku peduli terhadap perkembang an sejarah kebudayaan Hindu di dunia

3.2

Memahami sejarah perkem-bangan kebudayaan Hindu di dunia 1.2 Menguraika n sejarah perkembang an kebudayaan Hindu di dunia Sejarah perkembangan kebudayaan Hindu di dunia Kebudayaan Prasejarah dan Sejarah Agama Hindudi Dunia Teori-teori Masuknya Agama Hindu ke Indonesia Bukti-bukti Menumental Peninggalan Prasejarah dan Sejarah Perkembangan Agama Hindu di Dunia Pelestarian Peninggalan Budaya Agama Hindu di Dunia Kontribusi Kebudayaan Hindu dalam Pembangunan Nasional dan Parawisata Indonesia Menuju EraGlobalisasi

Membiasakan diri untuk menghormati dan menghargai para leluhur sebagai pelaku sejarah dan hasil kebudayaan Menunjukkan sikap sisiplin dan bertanggungjawab melestarikan perkembangan kebudayaan Hindu di dunia

Membaca Buku Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas XII,tentang sejarah perkembangan kebudayaan Hindu di dunia

Mengumpulkan beberapa informasi dari berbagai sumber seperti; majalah, buku reperensi, internet dan lain sebagainya, yang berkaitan dengan sejarah perkembangan kebudayaan Hindu di dunia

Menganalisis perkembangan sejarah sebelum dan sesudah masuknya agama Hindu di Indonesia serta

perkembangannya di zaman sekarang ini

Menyimpulkan hasil analisis berbagai macam hal yang dihadapi dalam mendapatkan bukti-bukti masuknya dan peradaban sejarah agama Hindu di Indonesia dan dunia

(23)

21 Kompetensi

Dasar Pembelajaran Materi Pembelajaran Kegiatan

Menyampaikan hasil belajar dalam bentuk tulisan pengaruh perkembangan agama Hindu dan peran serta masyarakat Hindu terhadap pembangunan Nasional

Membuat Kliping tentang “sejarah perkembangan agama Hindu di dunia”

1.3

Mengamal-kan ajaran Yantra, Tantra dan Mantra dalam konsep Veda

2.3

Mengamal-kan ajaran Yantra, Tantra dan Mantra dalam kehidupan nyata

3.3

Menerapkan ajaran Yantra, Tantra dan Mantra

4.3

Menyajikan ajaran Yantra, Tantra dan Mantra

Ajaran Yantra, Tantra dan Mantra

Ajaran Tantra, Yantra, dan Mantra Fungsi dan

Manfaat Tantra, Yantra, dan Mantra dalamKehidupan dan Penerapan Ajaran Hindu Bentuk-bentuk Tantra,Yantra, dan Mantra yangDipergunakan DalamPraktik Kehidupan Sesuai AjaranAgama Hindu Cara Mempraktikkan Ajaran Tantra, Yantra, dan Mantra

Mengembangan perbuatan dharma dengan penghayatan terhadap Yantra, Tantra dan Mantra sehingga tercipta keharmonisan

Menunjukkan sikap disiplin dan bertanggungjawab dalam

menjalan ajaran yantra, tantra dan mantra untuk mencapai kedamaian

Membaca Buku Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas XII,tentang ajaran Yantra, Tantra dan Mantra

Mengamati tayangan audio visual Rāmāyaṇa, dimana

Indrajita melaksanakan upacara tantra pada saat berperang melawan Laksmana

Mencatat hal-hal penting dari pengamatan tayangan Rāmāyaṇa Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber seperti, buku reperensi, majalah, Koran, internet dan lain sebagainya, berkaitan dengan ajaran Yantra, Tantra, dan Mantra

Mencari informasi dengan mewawancarai beberapa narasumber yang ada di lingkungan sekolah terkait materi ajaran Yantra, Tantra, dan Mantra

Mendiskusikan materi yang berkaitan dengan ajaran Yantra, Tantra, dan Mantra

Menganalisis informasi yang telah dikumpulkan terkait ajaran Yantra, Tantra, dan Yantra

Menganalisis berbagai macam hal yang dihadapi dalam pemahaman ajaran Yantra, Tantra dan Mantra

Menyampaikan/mempresentasik an hasil diskusi dari perwakilan kelompok, dan kelompok yang lain memberi tanggapan

(24)

22 Kompetensi

Dasar Pembelajaran Materi Pembelajaran Kegiatan bentuk peper dengan tema” Manfaat Yantra, Tantra, dan Mantra

1.4

Menghayati konsep Astangga Yoga dalam upaya mencapai Moksha

2.4

Mengamal-kan Astangga Yoga dalam upaya mencapai Moksha;

3.4

Memahami ajaran Astangga Yoga untuk mencapai Moksha;

4.4

Menyajikan Astangga Yoga untuk mencapai Moksha. Ajaran Astangga Yoga untuk mencapai Moksha Ajaran Astangga Yoga Bagian-bagian Astangga Yoga Hambatan dan Tantangan dalam Penerapan Astangga Yoga Manfaat Ajaran Astangga Yoga untuk Kesehatan Jasmani dan Rohani Penerapan Astangga Yoga dalam Mencapai Moksha Astangga Yoga sebagai Dasar Pembentukan Budi Pekerti Luhur Dalam Zaman Globalisasi

Menghayati Astangga Yoga sebagai media untuk

mendekatkan diri dengan Sang Hyang Widhi

Menunjukkan sikap disiplin dan bertanggungjawab dalam

menjalankan ajaran Astangga Yoga agar dapat mewujudkan kehidupan sehat jasmani dan rohani

Membaca Buku Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas XII,tentang ajaran

Astangga Yoga untuk mencapai Moksha

Mengamati tokoh-tokoh atau orang yang melaksanakan ajaran Astangga Yoga Mengamati tayangan audio visual seorang Yogi

melaksanakan meditasi

Mengamati gambar-gambar masing-masing bagian Astangga Yoga

Mengumpulkan beberapa

informasi dari berbagai sumber, terkait ajaran Astangga Yoga Mencari informasi kepada orang yang menekuni (pelaku Yoga) Membentuk kelompok kecil untuk mendiskusikan ajaran Astangga Yoga

Menjelaskan contoh masing-masing bagian dalam Astangga Yoga

Menganalisis berbagai macam hal yang dihadapi dalam penerapan Astangga Yoga

maupun dalam praktek-praktek Yoga

Mempraktikan salah satu gerakan Astangga Yoga

Membuat hasil laporan manfaat melaksanakan Yoga terhadap kesehatan jasmani dan rohani 1.5 Mengahayati konsep ajaran yang tertuang dalam Dasa Yama Bratha, dan Dasa Nyama Bratha

Ajaran Dasa Yama Bratha, dan Dasa Nyama Bratha dalam kehidupan sehari-hari

Ajaran Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha Bagian-bagian Dasa Yama

Meningkatkan kualitas diri dengan melaksanakan ajaran Dasa Yama dan Dasa Nyama Bratha

Menunjukkan sikap disiplin dalam melaksanakan ajaran Dasa Yama dan Dasa Nyama untuk mencapai kedamaian yang abadi

(25)

23 Kompetensi

Dasar Pembelajaran Materi Pembelajaran Kegiatan 2.5 Mengamal-kan ajaran Dasa Yama Bratha, dan Dasa Nyama Bratha dalam pergaulan hidup 3.5 Menerapkan ajaran Dasa Yama Bratha, dan Dasa Nyama Bratha dalam kehidupan sehari-hari 4.5 Menguraikan contoh-contoh Dasa Yama Bratha, dan Dasa Nyama Bratha dalam kehidupan sehari-hari.

Bratha dan Dasa Nyama Bratha Tujuan dan Manfaat Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha dalam Pembentukan Kepribadian dan Budi Pekerti yang Luhur

Penerapan Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha Dalam kehidupan

Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas XII,tentang ajaran Dasa Yama Bratha, dan Dasa Nyama Bratha

Mengamati tayangan audio visual Mahābhārata, yang berkaitan dengan sabarnya panca pandawa terhadap hinaan Korawa

Mencatat hal-hal penting dalam tayangan Mahābhārata

Mengamati sikap perilaku temannya yang sesuai dengan ajaran Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha

Mengumpulkan data contoh sikap hidup sesuai dengan ajaran Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha

Mengumpulkan sumber-sumber/ buku untuk

mendukung terwujudnya Dasa Yama Bratha dan Nyama Bratha dan Nyama Bratha

Berkunjung ke Perpustakaan mencari materi yang berkaitan dengan ajaran Dasa Yama dan Dasa Nyama Bratha

Mendiskusikan hal-hal yang berkaitan dengan ajaran Dasa Yama dan Dasa Nyama Bratha Menganalisis berbagai macam hal yang dihadapi dalam penerapan Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha

Menyampaikan hasil diskusi di depan kelas berkaitan dengan manfaat mempelajari ajaran Dasa Yama dan Dasa Nyama Bratha

Membuat kliping berkaitan dengan ajaran Dasa Yama Brathha dan Dasa Nyama Bratha

Referensi

Dokumen terkait

Sekadar contoh, di antara nilai budi pekerti dalam agama Hindu dikenal dengan Tri Marga (bakti kepada Tuhan, orang tua, dan guru; karma, bekerja sebaik-baiknya untuk

Sekadar contoh, di antara nilai budi pekerti dalam agama Hindu dikenal dengan Tri Marga (bakti kepada Tuhan, orang tua, dan guru; karma, bekerja sebaik-baiknya untuk

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik dalam

3.1  Memahami kebesaran dan kekuasaan  Tian  atas  hidup dan kehidupan di  dunia  4.1 Menceritakan pengalaman spiritual akan kebesaran  dan kekuasaan  Tan  Penyebutan 

Manfaat/fungsi Kitab suci Veda sebagai sumber hukum agama Hindu Setelah kita membaca masing-masing pengertian dari kelima sumber hukum di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa

Sekadar contoh, di antara nilai budi pekerti dalam agama Hindu dikenal dengan Tri Marga (bakti kepada Tuhan, orang tua, dan guru; karma, bekerja sebaik-baiknya untuk

didik untuk bertanya dan mendiskusikan materi yang berkaitan dengan Tatwa, Suśīla, Ācara, kitab Suci dan sejarah agama Hindu, sehingga peserta didik mendapatkan jawaban

Penutup 3.1 Simpulan Strategi pembelajaran inkuiri yang menekankan pada keaktfian siswa mengkonstruski pengetahuan diterapkan di dalam pembelajaran Agama Hindu dan Budi Pekerti