• Tidak ada hasil yang ditemukan

PREGNANCY RATE, SEMEN ANALYSIS AND VARICOCELE PROFILE IN SURABAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PREGNANCY RATE, SEMEN ANALYSIS AND VARICOCELE PROFILE IN SURABAYA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PREGNANCY RATE, SEMEN ANALYSIS AND VARICOCELE PROFILE IN SURABAYA

Fikri Rizaldi, Sabilal Alif

ABSTRACT

Introduction : Varicoceles have clasically been described to induce a stress pattern

semen analysis. Improvement in semen parameters after varicocelectomy had been the main outcome of most studies, but the results were different. Objective : To assess varicocele information from Soetomo and Ramelan Navy Hospital including patient’s detail, semen analysis before-after operation and pregnancy rate. Material and Methode

: We reviewed medical records of patients retrospectively who underwent

Varicocelectomy January 2007-December 2010 in Soetomo and Ramelan Navy Hospital. The data collected and classified based on patient’s age, chief complaint, type of varicocele, severity, semen analysis and pregnancy rate. There were 151 patients in both hospital, but only 18 patients had information about pregnancy and 24 patients had information about semen analysis after operation. Result : In four years there were 151 varicocele patients who underwent varicocelectomy. Most of them were 20-30 years old (61%), complained testicular discomfort (88.7%), unilateral (84.1%), grade II (55%) and had stress pattern of sperm analysis before operation (95.4%). Azoospermia in 7.3%. Overall pregnancy rate was 44.4%. Post operative sperm analysis improved 12/24 (50%) patients and normospermia 4/24 (16.7%) patients.

Keywords : varicocele, semen analysis, pregnancy rate.

Korespondensi (correspondence) : dr. Fikri Rizaldi, c/o: Bagian/SMF Urologi FKUA/ RSU Dr. Soetomo Surabaya. Jl. Prof. Dr. Moestopo 6-8 Surabaya 60286

Sembilan Puluh persen varikokel pada sisi kiri.1,2 Insidensinya 4,4-22,6% dari populasi umum, 21-41% dari laki-laki dengan infertilitas primer dan 75-81% laki-laki dengan infertilitas sekunder.8 Varikokel lebih sering pada posisi kiri karena vena spermatika interna kiri lebih panjang daripada kanan, vena spermatika interna kiri masuk ke vena renalis dengan posisi tegak lurus sementara kanan langsung masuk ke vena cava inferior dengan insersi yang lebih oblique. Hal ini menyebabkan tekanan vena spermatika interna kiri lebih tinggi dan terjadi aliran darah balik ke plexus pampiniformis.2

Varikokel bilateral dapat ditemukan pada 2% populasi.1

Patofisiologi disfungsi testikular oleh varikokel melalui beberapa mekanisme antara lain refluks metabolit renal,

hipertermia, hipoksia,

ketidakseimbangan hormon testikular lokal, dan cedera hiperperfusi intratestikular.1 Efek toksik varikokel menyebabkan gangguan perkembangan testis, abnormalitas semen, disfungsi sel Leydig, dan perubahan histologis (penebalan tubulus, fibrosis interstitial, penurunan spermatogenesis, berhentinya maturasi). Evaluasi histologis testis pasien varikokel unilateral menunjukkan

(2)

variasi kerusakan testis antara lain penurunan spermatogenesis, maturasi terganggu, penebalan tubulus dan abnormalitas sel Leydig.1 Evaluasi histologi biopsi testis bilateral dari 30 pasien varikokel infertil yang dilakukan sebelum dan sesudah varikokelektomi. Biopsi sebelum operasi menunjukkan penurunan spermatogenesis dengan berhentinya proses maturasi, rusaknya epitel spermatogenesis, peningkatan volume sel Leydig. Setelah terapi, spermatogenesis & regenerasi epitel membaik pada 22 pasien. Kuantitas sel Leydig menjadi normal pada 18 pasien.9 Beberapa penelitian sudah dilakukan untuk mengetahui mekanisme bagaimana varikokel dapat mengganggu spermatogenesis dan infertilitas. Sebagian menyebutkan adanya gangguan aliran darah testis, peningkatan temperatur skrotum dan stres oksidatif sehingga terjadi perubahan hormon seks, refluks hormon adrenal dan autoimunitas.8 Jung & Schuppe menggambarkan laki-laki dengan varikokel dan penurunan kualitas semen mempunyai temperatur skrotum lebih tinggi dibanding pasien varikokel dengan kualitas semen normal. Mereka juga menjelaskan terapi varikokel dapat menurunkan temperatur testis.10 Hal ini dipengaruhi juga oleh faktor-faktor lain yang menyebabkan suhu skrotum meningkat antara lain posisi tidur, duduk dalam waktu lama dan paparan suhu tinggi. 11

Diagnosis

Varikokel usia remaja umumnya asimtomatis, sehingga sebagian besar terdeteksi ketika dilakukan pemeriksaan fisik seperti saat masuk sekolah, pembuatan Surat Ijin Mengemudi atau perlombaan sekolah.1 Terkadang pasien mengeluh nyeri pada testis setelah

olahraga atau bekerja.2 Pemeriksaan fisik dilakukan di ruangan hangat dengan posisi berdiri-tidur terlentang dengan dan tanpa manuver Valsalva. Pemeriksaan fisik ditemukan massa tidak nyeri diatas atau di sekitar testis yang berkurang ketika berbaring dan meningkat denga manuver Valsalva.1,2 Varikokel dibagi menjadi tiga derajat berdasar karakteristik fisik.

• Derajat I (ukuran kecil, hanya teraba dengan manuver Valsalva).

• Derajat II (ukuran sedang, teraba tanpa manuver Valsalva)

• Derajat III (ukuran besar, terlihat pada kulit skrotum)1

Meskipun pengukuran volume testis sangat subyektif, pengukuran secara akurat dapat dilakukan menggunakan orchidometer Prader. Dalam praktek klinis, volume testis kiri dibandingkan dengan testis kanan. Ketika hasil pemeriksaan fisik meragukan, ultrasonografi Doppler warna resolusi tinggi menjadi alat diagnostik pilihan. Pemeriksaan ultrasonografi preoperatif dilakukan bila terdapat varikokel onset akut, varikokel kanan satu sisi dan varikokel yang tidak berkurang saat posisi berdiri. 2

Diagnosis varikokel dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti venografi, angiografi, thermografi dan ultrasonografi, akan tetapi pemeriksaan standar saat ini menggunakan USG doppler resolusi tinggi dengan probe 7-10 MHz. Ultrasonografi doppler warna menggambarkan anatomi dan fisiologi varikokel. Warna yang tampak menggambarkan aliran darah dan alur varikokel. Karakteristik aliran varikokel ditandai dengan aliran darah yang terbalik dan waktu mengalir yang lama.7 Behre dan Nashan melaporkan bahwa

(3)

pengukuran testis menggunakan ultrasonografi lebih akurat dibanding menggunakan orchidometer. Paduch and Niedzielski melaporkan perbandingan volume testis 36 anak laki-laki dengan dan tanpa varikokel. Hasilnya terdapat perbedaan signifikan volume testis secara statitistik yang menandakan varikokel mempunyai efek merugikan terhadap testis anak laki-laki. Ukuran testis normal dewasa dan anak-anak sama kanan-kiri, dengan perbedaan tidak lebih dari 2 ml atau 20% volume testis. Sebagian besar ahli menyatakan bahwa jika testis ipsilateral varikokel mempunyai ukuran berbeda dari normal, maka sangat dianjurkan dilakukan terapi operatif.1 Kriteria diagnostik varikokel dari ultrasonografi adalah diameter plexus pampiniformis > 3 mm dan atau aliran darah balik vena saat dilakukan manuver Valsalva.2

Venografi adalah alat diagnostik paling akurat untuk mendiagnosis varikokel. Palpasi mampu mendeteksi varikokel 30-40% laki-laki subfertil, sementara venografi dapat mendeteksi 70% pasien. Alat diagnostik ini invasif, melalui kanulisasi perkutan vena jugularis interna atau vena femoralis komunis. Kriteria diagnostik varikokel dari venografi adalah adanya perpindahan material kontras dari vena renalis menuju plexus pampiniformis skrotalis pada saat dilakukan manuver Valsalva. Tes ini mahal dan tergantung operator, indikasi dilakukan venografi adalah pemandu embolisasi varikokel perkutan atau diagnosis varikokel rekuren setelah operasi.2 Perkembangan testis umumnya kembali normal setelah diberikan terapi. Kass dan Belman melaporkan penurunan volume testis sekitar 70% pada 20 remaja dengan varikokel stadium II dan III. Perkembangan volume testis (50-104 %,

dengan rata-rata 91%) didapatkan pada 16 dari 20 pasien setelah ligasi varikokel, sisa pasien terdapat perkembangan volume testis tetapi tidak signifikan secara statistik. Gershbein melaporkan 6 bulan pasca ligasi varikokel pada 42 remaja dengan umur rata-rata 14,7 tahun. Didapatkan perkembangan dari volume testis kecil menjadi hipertrofi testis (ukuran ≥ 10% dari testis kontralateral) pada 38% pasien. Meskipun tidak signifikan secara statistik, hipertrofi lebih sering pada anak laki-laki usia lebih muda dengan varikokel lebih ringan. Dapat disimpulkan bahwa penurunan volume testis lebih dari 2 ml adalah salah satu indikasi dilakukan ligasi varikokel.1 Metodologi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di RSUD Dr. Soetomo dan RSAL Dr. Ramelan pada bulan Januari 2007 – Desember 2010. Penelitian ini merupakan penelitian secara deskriptif retrospektif. Sampel pada penelitian ini adalah semua pasien dengan varikokel yang dilakukan operasi dan dirawat di RSUD Dr.Soetomo dan RSAL Dr. Ramelan dari bulan Januari 2007 sampai Desember 2010. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mencari nomor registrasi pasien-pasien dengan diagnosis varikokel yang dirawat di RSUD Dr.Soetomo dan RSAL dr. Ramelan dari bulan Januari 2007 sampai Desember 2010. Kemudian mencatat identitas pasien, keluhan, derajat varikokel, analisis semen sebelum dan sesudah operasi, tipe operasi, dan angka kehamilan dari catatan rekam medik di bagian Rekam Medik. Data penelitian yang diperoleh akan dianalisis secara deskriptif. Setelah itu hasil analisis data akan disajikan dalam bentuk tabel dan naratif.

(4)

Hasil dan Pembahasan

Selama periode Januari 2007 sampai Desember 2010 di kedua Rumah Sakit didapatkan 151 pasien varikokel dengan karakteristik seperti tabel 1

  Karakteristik Ju mla h Pro sen tase Kelompok Umur < 20 tahun 20-30 tahun > 30 tahun Keluhan Testicular discomfort Infertilitas Tipe varikokel Unilateral Bilateral Derajat Varikokel I II III Analisis Semen Astenoteratozoospermia Astenozoospermia Azoospermia Ekstreme Oligoastenoteratozoospermia Ekstreme Oligoastenozoospermia Ekstreme Oligozoospermia Oligoastenoteratozoospermia Oligoastenozoospermia Oligoteratospermia Oligozoospermia Operasi Palomo S Palomo D/S Angka Kehamilan Jumlah Data Berhasil Gagal

Analisis Semen setelah Operasi Data Perbaikan Tanpa Perbaikan 26 92 33 134 17 127 24 43 83 25 11 14 7 5 31 8 14 35 3 23 132 19 19 8 11 24 12 12 17,2 61 21,8 88,7 11,3 84,1 15,9 28,5 55 16,5 7,3 9,3 4,6 3,3 20,5 5,3 9,3 23,2 2 15,2 87,4 12,6 42,1 57,9 58,3 41,7 151 100      

Umur pasien varikokel saat dilakukan operasi di RSUD Dr.Soetomo

dan RSAL Dr. Ramelan Surabaya periode Januari 2007 sampai Desember 2010 paling muda berumur 16 tahun dan paling tua berumur 43 tahun. Terbanyak pada rentang umur 20-30 tahun yaitu sebanyak 92 pasien (61%) dan paling sedikit pada rentang umur <20 tahun, yaitu terdapat 26 orang (17 %). Penelitian dari Zucchi mengatakan umur rata-rata pasien varikokel di Italia adalah 25,1 tahun. 25 Oster melaporkan insiden varikokel 0% pada laki-laki kurang dari 10 tahun, 16,2 % pada 10-19 tahun. Penelitian lain mengatakan insiden varikokel 10-17 tahun berada diantara 9-25,8%, dengan insiden pada orang dewasa 15%.1

Terdapat   dua   keluhan   pada   pasien  Varikokel  periode  Januari  2007   –  Desember  2010.  Keluhan  terbanyak   adalah   Rasa   tidak   nyaman   testis   (testicular   discomfort)   dirasakan   oleh   134   pasien   (88,7   %),   sedangkan   keluhan   infertilitas   dikeluhkan   oleh   17  pasien  (11,3  %)  

Sebagian besar pasien Varikokel di RSUD Dr. Soetomo dan RSAL Dr. Ramelan periode Januari 2007 sampai Desember 2010 adalah tipe unilateral (satu sisi) yaitu sebesar 84% atau 127 orang. Kemudian diikuti dengan tipe bilateral (kedua sisi) yaitu sebesar 16% atau 24 orang. Hal ini sedikit berbeda dengan literatur yang kami dapatkan, insiden varikokel bilateral < 10% dari orang normal, meningkat menjadi 20% dari populasi subfertil. 1

Sebagian besar pasien, yaitu sebanyak 83 pasien atau 55 % pasien Varikokel periode Januari 2007 sampai Desember 2010 mempunyai varikokel derajat II. Sekitar 43 orang atau 28% pasien mempunyai varikokel derajat I. Kemudian 17 % pasien atau 24 orang mempunyai varikokel derajat III. Sementara Kevin melaporkan varikokel

(5)

derajat I 1%, derajat II 24 %, derajat III 75 % pada penelitiannya yang dilakukan di Amerika.26 Hal ini kemungkinan disebabkan oleh perbedaan kultur dan geografis.

Hasil analisis semen pada pasien varikokel periode Januari 2007 sampai Desember 2010 sebagian besar menunjukkan pola stress yakni variasi oligoastenoteratozoospermia sebanyak 95,4 % atau 144 pasien. Variasi ini terdiri dari astenoteratozoospermia (7,3%), astenozoospermia (9,3%), ekstreme oligoastenoteratozoospermia (3,3%), ekstreme oligoastenozoospermia (20,5%), ekstreme oligozoospermia (5,3%), oligoastenoteraozoospermia (9,3%), oligoastenozoospermia (23,2 %), oligoteratozoospermia (2%), dan oligozoospermia (15,2%). Hanya 7 pasien atau 4,6% yang mempunyai analisis semen azoospermia

Delapan puluh tujuh persen pasien varikokel pada penelitian ini dilakukan operasi Palomo Kiri, sedangkan 19 orang atau 12,6 % pasien dilakukan operasi Palomo Bilateral.

Dari data awal 151 orang dari RSU Dr Soetomo dan RSAL Dr Ramelan, terdapat 24 orang yang mempunyai analisis semen setelah operasi dan 18 orang yang dapat diketahui perkembangan infertilitasnya. Angka Kehamilan pasien varikokel dalam penelitian ini adalah 42,1 % (8 pasien). Sementara perbaikan analisis semen terjadi pada 50 % (12 dari 24 pasien)

Penelitian dari Magdar tentang perbedaan angka kehamilan pasien varikokel operatif dan non operatif menyatakan 60% pasien memperoleh kehamilan satu tahun setelah operasi varikokelektomi, sementara hanya 10% pasien memperoleh kehamilan pada pasien non operatif. 4 Penelitian dari Marks mengatakan adanya perbaikan motilitas semen 41% dan morfologi 21% paska varikokelektomi, sementara Pryor dan Howards mengatakan perbaikan semen setelah varikokelektomi 51-78%.1

 

Daftar Pustaka

1. Patrick  CW,  Alan  RB,  Joseph  GB.   Male  in  Infertility.  Campbell’s   Urology,  Eight  Edition,  Saunders,   Philadelphia,  page  2384-­‐2388   2. Jack  WM  et  al.  Smith’s  general   Urology.  15th  ed.  Philadelphia:   McGraw-­‐Hill;  2008  

3. Braude  P,  Taylor  A.  ABC  of   Subfertility.  1st  ed.  BMJ;  2002.   4. Graham  SD  Jr  et  al.  Glenn’s  Urologic  

Surgery.  7th  ed.  Philadelphia:   Lippincot  William  &  Wilkins;  2010.   5. Dubin  L,  Amelar  RD.  Etiologic  

factors  in  1294  consecutive  cases   of  male  infertility.  Fertil  Steril   1971;22:469–74.  

6. Gat  Y,  Bachar  GN,  Zukerman  Z,  

Belenky  A,  Gornish  M.  Varicocele:  a   bilateral  disease.  Fertil  Steril.  Feb   2004;81(2):424-­‐9.    

7. Alif  S  et  al.  Varikokel  pada  siswa   pria  dari  beberapa  SMP  dan  SMA  di   Banda  Aceh.  Lab/UPF  Ilmu  Bedah   RSU  Zainoel  Abidin  FK  Unsyiah   1993.  

8. Matthew  AW,  Jason  S,  Mikkel  F,   Jens  S,  Gregory  MC,  Dana  O.  The   great  debate:  varicocele  treatment   and  impact  on  fertility.  Fertil   Steril  2011;  95:841-­‐852  

9. Abdelrahim  F,  Mostafa  A,  Hamdy   A,  Mabrouk  M,  el-­‐Kholy  M,  Hassan   O.  Testicular  morphology  and   function  in  varicocele  patients:   pre-­‐operative  and  post-­‐operative  

(6)

histopathology.  Br  J  Urol   1993;72:643–7  

10. Jung  A,  Schuppe  HC.  Influence  of   genital  heat  stress  on  semen   quality  in  humans.  Andrologia   2007;39:203–15.  

11. Zorgniotti  AW,  MacLeod  J.  Studies   in  temperature,  human  semen   quality,  and  varicocele.  Fertil   Steril  1973;24:854–63.  

12. World  Health  Organization.  WHO   Laboratory  Manual  for  the  

Examination  of  Human  Semen  and   Sperm-­‐Cervical  Mucus  

Interaction,  5th  edition.  

Cambridge:  Cambridge  University   Press,  2010.  

13. Smith  K.  Rodriguez-­‐Rigau  L,   Steinberger  E.  Relationship  

between  indices  of  semen  analysis   and  pregnancy  rate  in  infertile   couples.  Fertil  Steril  1977;   28:1314.  

14. Boman  JM,  Libman  J,  Zini  A.  

Microsurgical  varicocelectomy  for   isolated  asthenospermia.  J  Urol   2008;180:2129–32.  

15. Bostofte  E,  Serup  J,  Rebbe  H.   Relation  between  sperm  count   and  semen  volume  and  

pregnancies  obtained  during  a   twenty  year  follow-­‐up  period.  Int  J   Androl  1982;  5:267  

16. Vazquez-­‐Levin  MH,  Friedmann  P,   Goldberg  SI,  Medley  NE,  Nagler   HM.  Response  of  routine  semen   analysis  and  critical  assessment  of   sperm  morphology  by  Kruger   classification  to  therapeutic   varicocelectomy.  J  Urol   1997;158:1804–7.  

17. Cayan  S,  Shavakhabov  S,  Kadioglu   A.  Treatment  of  palpable  

varicocele  in  infertile  men:  a   meta-­‐analysis  to  define  the  best  

technique.  J  Androl  2009;30:33– 40.  

18. Dunphy  B,  Neal  L,  Cooke  I.  The   clinical  value  of  conventional   semen  analysis.  Fertil  Steril  1989;   51:324.  

19. MacLeod  J.  Seminal  cytology  in  the   presence  of  varicocele.  Fertil   Steril  1965;  16:735-­‐757  

20. Matkov  TG,  Zenni  M,  Sandlow  J,   Levine  LA.  Preoperative  semen   analysis  as  a  predictor  of  seminal   improvement  following  

varicocelectomy.  Fertil  Steril   2001;75:63–8.  

21. Kamal  KM,  Jarvi  K,  Zini  A.  

Microsurgical  varicocelectomy  in   the  era  of  assisted  reproductive   technology:  influence  of  initial   semen  quality  on  pregnancy  rates.   Fertil  Steril  2001;75:1013–6.   22. Fujisawa  M,  Dobashi  M,  Yamasaki  

T,  Okada  H,  Arakawa  S,  Kamidono   S.  Therapeutic  strategy  after   microsurgical  varicocelectomy  in   the  modern  assisted  reproductive   technology  era.  Urol  Res  

2002;30:195–8.  

23. Matthews  GJ,  Matthews  ED,   Goldstein  M.  Induction  of   spermatogenesis  and  

achievement  of  pregnancy  after   microsurgical  varicocelectomy  in   men  with  azoospermia  and  severe   oligoasthenospermia.  Fertil  Steril   1998;70:71–5.  

24. White  WM,  Kim  ED,  Mobley  JD.   Varicocele.  

http://emedicine.medscape.com/ar ticle/43851-­‐overview.  Feb2011.   25. Zucchi  A  et  al.  Treatment  of  

Varicocele:  Randomized   Prospective  Study  on  open   Surgery  Versus  Tauer  Antegrade   Sclerotherapy.  Journal  of  

(7)

Andrology  2005;  26:3.  

26. Kevin  MF,  Evan  JK.  Varicocelectomy   in  Adolescent  Boys:  Long-­‐Term   Experience  With  the  Palomo  

Procedure.  The  Journal  of  Urology   2008;  180:1657-­‐1660.  

Referensi

Dokumen terkait

Standar sarana yang belum ada terdiri dari 1 judul di bidang lalu lintas dan angkutan laut, 2 judul di bidang perkapalan dan kepelautan, 16 judul di bidang pelabuhan

menyesuaikan dengan perubahan yang ada dengan cara mengelola perubahan mela lui inovasi dan meraih keunggulan kompetitif agar dapat memenangkan persaingan dalam

Selain faktor iklim, faktor- faktor yang dapat memicu terjadinya peningkatan populasi penggerek batang adalah terjadinya perubahan biologi hama, dari yang tadinya

Pengalaman Erupsi Merapi pada tahun 2010 telah menjadi latar belakang penelitian ini, di mana para aktor penanggulangan bencana menyadari bahwa manusia tidak hanya

Puslit KIM-LIPI telah mengembangkan suatu sistem pengukuran acuan daya AC untuk laboratorium standar nasional dengan ketelitian pengukuran yang lebih baik dari 75

Faktor-faktor kesesuaian dangat erat kaitannya dengan keberagaman keiatan dan kebutuhan penduduk di Kecamatan Klaten Selatan karena kebutuhan antara satu penduduk

Secara umum buku ini memuat potensi sumber daya mineral, potensi energi (air, panas bumi maupun sumber energi dari PT. PLN), airtanah (potensi airtanah, jumlah wajib pajak,

Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumbernya langsung.Data primer digunakan sebagai data utama yang dianalisis untuk menjawab permasalahan dalam