BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Umum
4.1.1. Santosa International Bandung Hospital
Lokasi penelitian dilakukan di Santosa International Bandung Hospital (SBIH) di Jl. Kebonjati nomor 38 di kawasan Central Business District (CBD) Bandung, Jawa Barat, dengan ketinggian berkisar 709 mdpl. Tapak berupa tiga healing garden: dua taman terletak di lantai empat dan satu taman di lantai sembilan. Curah hujan rata kota Bandung adalah 190,2 mm/bulan, suhu rata-rata adalah 27,8oC, dan Thermal Humidity Index (THI) adalah 26. Batas dari SBIH adalah sebagai berikut:
a. Utara : Jl. Stasiun Barat, rel kereta api (Perumka) b. Selatan : Jl. Kebonjati, pertokoan dan perkantoran c. Barat : Pertokoan Pusat Tekstil Bandung
d. Timur : Pemukiman penduduk
Gambar 4.1 Peta dan Tampak Atas SBIH Pusat
Tekstil Bandung
Sumber: Situs SBIH dan Google Maps, April (2009) Stasiun Bandung
U
Pemukiman Penduduk Tanpa Skala
28
4.1.2. Sejarah dan Struktur Organisasi
Rumah sakit yang berdiri di atas lahan seluas 1.3 Ha dengan total luas bangunan 36.000 m2 ini dibangun mulai dari tahun 2002, dan diresmikan oleh Menteri Kesehatan RI Dr. dr. Siti Fadilah Supari, SpJP(K) pada tanggal 4 November 2006, sedangkan healing garden yang ada di rumah sakit ini sudah diselesaikan pelaksanaannya sejak 2004. Proses pembangunannya menggunakan bantuan konsultan dari Australia, Dr. Roger Boyd, dan konsultan mutu dari SES (Senior Experten Service) Germancentre. Pemilik sekaligus Presiden Direktur dari SBIH adalah Drs. Jahja Santoso, Apt. Struktur organisasi dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut.
Gambar 4.2 Struktur Organisasi SBIH yang berhubungan dengan taman President Director Director Medical Advisory Council K3RS Committees Marketing Quality
Chief Medical Officer Chief Operating Officer
IT
ISS Laundry Apartment Garden
Ambulatory
Medical Service
SM Nursery SM Medic SM HR-GA SM Finance
Manager Medikolega Manager HRD Manager Housekeeping Manager GA Maintenance Training Education Finance Accounting Keterangan: IT : Information Technology
K3RS : Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit
SM : Senior Manager
HR-GA : Human Resources and General Affairs HRD : Human Resources Development
ISS : Integrated Service Solution (Outsource maintenance)
4.1.3. Visi, Misi, dan Tujuan
Visi dari SBIH ini adalah untuk menjadi rumah sakit internasional unggulan di Indonesia. Misinya adalah memberikan pelayanan medis, keperawatan, dan perhotelan dengan standar profesional yang setinggi mungkin, ikut berpartisipasi dalam pendidikan dan riset di bidang kedokteran, serta memberikan suasana pelayanan rumah sakit yang nyaman, aman, ramah, efisien, dan efektif. Tujuannya adalah menjadi rumah sakit unggulan dalam pelayanan medis khususnya bidang jantung dan saraf. Motto dari SBIH adalah “Friendly and Caring”.
4.1.4. Fasilitas
SBIH terdiri dari sembilan lantai dan dua basement untuk parkir. Dilengkapi dengan peralatan medis yang canggih dan didukung oleh lebih dari 50 dokter full time dan 120 dokter spesialis part time, tenaga medis dan paramedis, serta 400 tempat tidur dengan standar internasional. Fasilitas lainnya yang tersedia di SBIH adalah studio apartment untuk keluarga pasien, healing garden (taman penyembuhan), dan helipad untuk evakuasi pasien melalui udara (Gambar 4.3).
Sumber: Survei, Agustus (2009)
(a) Pintu masuk depan SBIH Sumber: Survei, Agustus (2009) (b) Tampak depan SBIH
Sumber: Situs SBIH, April (2009)
(c) Helipad Sumber: Situs SBIH, April (2009) (d) Studio apartment Gambar 4.3 Fasilitias dan Layanan Unggulan SBIH
30
4.1.5. Layanan Unggulan
Terdapat banyak layanan spesialis atau sub-spesialis yang tersedia di SBIH dengan layanan unggulannya berupa Neuroscience Centre (Pusat Pengobatan Penyakit Saraf & Stroke), Cardiac Centre (Pusat Pengobatan Penyakit Jantung & Pembuluh Darah), Minimally Invasive Surgery (Bedah Laparoskopi), dan Skin Health & Beauty Centre. SBIH telah mendapatkan sertifikat 'Penuh Tingkat Lengkap' dari Departemen Kesehatan RI.
4.1.6. Rekan Kerja dan Perusahaan
SBIH bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, dan juga menjalin kolaborasi dengan institusi/rumah sakit di luar negeri seperti Singapore dan Australia. Selain itu, juga terdapat kerja sama dengan bank, rumah sakit dalam negeri, perusahaan asuransi, hotel, dan perusahaan-perusahaan lainnya.
4.2. Tapak Healing Garden
Terdapat tiga healing garden di SBIH yang menjadi tempat penelitian, yaitu dua taman yang berada di lantai empat, pada bagian utara dan selatan gedung, serta healing garden yang berada di lantai sembilan atau lantai paling atas dari SBIH. Berikut akan dibahas mengenai aspek desain dan fisik dari ketiga taman tersebut, aspek pengguna dan pengelola dari taman, dan keberadaan aspek terapi berdasarkan masing-masing healing garden.
4.2.1. Aspek Fisik dan Desain a. Data fisik tapak
Luasan ketiga tapak adalah sebagai berikut: taman lantai empat bagian utara kurang lebih 857,03 m2, taman lantai empat bagian selatan kurang lebih 474,09 m2, dan taman lantai sembilan kurang lebih 823,64 m2. Letaknya yang berada di lantai atas membuat healing garden ini tergolong sebagai roof garden atau taman atap, dengan batas tapak sekelilingnya berupa dinding gedung atau ujung gedung itu sendiri. Pada taman lantai empat bagian utara, batas sisi utara dan timur merupakan ujung gedung; pada sisi selatan dan barat berbatasan dengan dinding gedung rumah sakit yang merupakan unit ruang perawatan bagi ibu bersalin (Gambar 4.4 dan Gambar 4.5).
Berbeda dengan bagian utara, batas taman lantai empat bagian selatan sisi utara dan timurnya berbatasan dengan gedung rumah sakit yang merupakan area unit bersalin dan kamar bayi, serta sisi selatan dan baratnya merupakan ujung gedung. Pada taman lantai sembilan, sisi utara dan selatan berbatasan dengan pintu darurat A dan B, serta ujung gedung, dan sisi timur dan sebagian dari sisi barat merupakan ujung dari gedung, serta sebagian sisi barat lainnya berbatasan dengan gedung rumah sakit.
Berdasarkan aksesibilitas dan lokasi tapaknya, pada taman lantai empat bagian utara dan selatan, pintu masuk hanya terdapat satu buah serta terdapat pintu di dalam taman yang menuju area pekerja maintenance taman (Gambar 4.6 dan Gambar 4.7). Terdapat pintu darurat yang berada di dekat pintu masuk pada kedua taman tersebut, tetapi kedua taman ini berada di area khusus, yaitu bagian kamar bersalin untuk bagian selatan dan bagian kamar bayi untuk bagian utara. Akses dari tangga dan lift tidak langsung menuju taman, sehingga untuk mencapai taman harus melalui bagian tersebut. Selain itu, pintu masuk pada kedua taman tersebut kurang mengundang minat pengunjung selain disebabkan oleh letaknya yang kurang strategis, pintu masuk ini tidak terlalu menarik pengguna untuk datang dan masuk ke area taman serta tidak semua pengguna mengetahui tentang taman di lantai empat karena dari media informasi yang ada hanya mempromosikan healing garden di lantai sembilan. Pada taman yang berada di lantai sembilan, akses dari lift ataupun tangga langsung menuju taman melalui pintu masuk utama yang letaknya tidak terlalu jauh dari lift dan tangga, terdapat dua pintu darurat, yang salah satu pintu darurat tersebut terhubung dengan pintu darurat yang berada pada lantai empat dekat taman bagian utara (Gambar 4.8).
36
Sumber: Survei, Agustus (2009)
(a) Akses lift di lantai empat (b) Akses tangga di lantai empat Sumber: Survei, Agustus (2009)
Sumber: Survei, Agustus (2009)
(c) Akses lift di lantai sembilan (d) Akses tangga di lantai sembilan Sumber: Survei, Agustus (2009) Gambar 4.8 Lokasi dan Aksesibilitas
Akses pada taman di lantai empat dan sembilan juga tersedia bagi pengguna taman yang handicap. Hal ini dapat tercapai dengan adanya ramp dari pintu masuk taman dan di area sekitar tempat duduk yang mengakomodasi pasien dengan keterbatasan fisik sehingga kenyamanan dan keamanannya dapat terjamin (Gambar 4.9).
Sumber: Survei, Agustus (2009) (a) Jalur ramp di area tempat duduk
Sumber: Survei, Agustus (2009) (b) Jalur ramp di pintu masuk Gambar 4.9 Jalur ramp pada taman
Healing garden
b. Ruang dan area
Area yang terdapat di ketiga taman relatif nyaman dilihat dengan meratanya material hijau, yaitu tanaman-tanaman yang berada di sepanjang sisi-sisi taman. Hanya saja bagian tengah area pada taman lantai empat bagian utara terlalu kosong dan luas tanpa adanya tanaman sehingga menimbulkan kesan kurang nyaman dan lebih panas jika dibandingkan dengan kedua healing garden lainnya. Mengenai aspek luasan taman secara visual, pada taman lantai empat bagian utara, area yang terlalu kosong membuat jarak penglihatan taman terlalu luas dan kurang nyaman; pada taman lantai empat bagian selatan, area yang cukup luasannya, tidak terlalu luas ataupun terlalu sempit membuat jarak penglihatan di taman nyaman untuk dinikmati; dan pada taman di lantai sembilan bentuk area yang memanjang menjadikan jarak penglihatan taman cenderung mengarah hanya ke satu sisi.
Bentuk tapak pada ketiga healing garden yang berbeda tidak terlalu membuat perbedaan pada ruang tapak yang ada di masing-masing taman. Taman pada lantai empat memiliki bentuk tapak yang relatif menyerupai persegi, sedangkan taman lantai sembilan bentuknya menyerupai persegi panjang. Ruang-ruang yang ada pada taman-taman tersebut umumnya terbagi menjadi area bagi pengunjung dan area untuk maintenance (Gambar 4.10). Ruang untuk maintenance merupakan tempat para pekerja mempersiapkan alat-alat dalam pelaksanaan pemeliharaan taman, tetapi pada area ini terdapat deretan pohon yang masih dapat dilihat oleh pengunjung melalui pembatas kaca tebal. Ruang bagi pengunjung terbagi menjadi ruang untuk kegiatan aktif dan ruang untuk kegiatan pasif. Kegiatan aktif yang terlihat, antara lain, berjalan-jalan mengelilingi taman, berolahraga ringan untuk menggerakkan badan, berfoto, berjalan sambil mengobrol, serta berjalan di atas jalur refleksi. Sedangkan kegiatan pasifnya berupa duduk-duduk, melihat pemandangan sekeliling, mengobrol, membaca, berjemur matahari pagi/sore, dan menunggu. Pada kedua taman yang berada di lantai empat, area bagi kegiatan pasifnya berada pada area bangku-bangku taman berada karena hampir semua area yang dapat dilalui berupa perkerasan. Antara area kegiatan aktif dan dengan kegiatan pasif tidak terlalu memiliki batasan yang jelas. Apalagi dengan bangku taman yang bisa dipindah sewaktu-waktu, menjadikan area ruang pasifnya juga berpindah.
38
Sumber: Survei, Agustus (2009) (a) Ruang pengguna taman lantai
empat bagian utara
Sumber: Survei, Agustus (2009) (b) Ruang maintenance taman lantai
empat bagian utara
Sumber: Survei, Agustus (2009) (c) Ruang pengguna taman lantai
empat bagian selatan
Sumber: Survei, Agustus (2009) (d) Ruang maintenance taman lantai
empat bagian selatan
Sumber: Survei, Agustus (2009) (e) Ruang pengguna taman lantai
sembilan
Sumber: Survei, Agustus (2009) (f) Ruang maintenance taman lantai 9 Gambar 4.10 Ruang dalam taman
c. Kualitas tapak
Kualitas yang diamati di healing garden ini berupa kualitas visual, kualitas audio, dan kualitas aromatik. Kualitas visual taman pada lantai empat bagian utara terlalu terbuka dengan jarak pandang yang jelas dan luas karena area yang terlalu kosong pada bagian tengah namun terdapat good view ke arah pegunungan dan berlatarkan langit terbuka yang luas sehingga pada saat cuaca cerah pemandangannya bagus, lalu terdapat beberapa good view lainnya yang mengarah
ke taman. Bad view yang terdapat pada taman disebabkan oleh banyaknya mesin AC yang merusak keindahan pemandangan taman. Taman lantai empat bagian selatan ditunjang dengan kondisi taman yang didominasi oleh hijauan dan dengan jarak pandang yang cukup nyaman, tidak terlalu jauh ataupun terlalu luas. Good view mengarah ke dalam tapak diperoleh dari pemandangan taman dan terdapat bad view yang mengarah keluar tapak karena kondisi sekeliling yang tidak mendukung seperti adanya pembangunan gedung atau gedung yang tidak terawatt (Gambar 4.11).
Kualitas visual pada taman di lantai sembilan didukung dengan pemandangan lantai paling atas yang dapat melihat ke berbagai arah dan good view berupa pegunungan namun terdapat pula bad view karena terhalang oleh gedung. Pada taman di lantai ini, pemandangan di dalam tamannya cenderung mengarah ke satu sisi karena bentuk tapaknya yang memanjang. Selain itu, terdapat visual bayangan cahaya matahari pada pagi dan siang hari dari ketiga taman. Pandangan bayangan ini berpotensi sebagai rangsangan indera penglihatan sebagai bagian dari proses terapi ruang luar. Akan tetapi, pada malam hari pencahayaan di taman sangat kurang sehingga untuk malam hari tidak ada rangsangan bagi indera penglihatan (Gambar 4.12).
42
Kualitas audio pada taman lantai empat bagian utara didominasi dengan suara bising dari stasiun yang berada dekat dengan SBIH. Pada taman lantai empat bagian selatan, pada waktu-waktu tertentu terdengar suara bising yang berasal dari mesin AC yang membuat tidak nyaman dan suara bising kendaraan dari jalan raya yang berada di bagian depan SBIH. Secara spasial, kualitas audio pada kedua taman lantai empat dapat dilihat pada Gambar 4.13. Pada taman lantai sembilan, suara bising samar terdengar dengan suara bising dari stasiun yang tetap mendominasi. Namun, pada ketiga taman tersebut suara alami seperti angin yang bertiup, daun yang bergesekan dan kicauan burung masih dapat terdengar dan dapat menjadi potensi yang masih dapat dikembangkan lagi. Selain itu, pada taman lantai sembilan, di dalam bangunan peneduh terdapat speaker yang memasang lagu-lagu tradisional sunda dan musik klasik, hal ini menjadi potensi dalam merangsang indera pendengaran yang bersifat menenangkan. Bentuk spasial dari kualitas audio pada taman lantai sembilan dapat dilihat pada Gambar 4.14.
Kualitas aromatik taman tidak tercapai di taman ini. Aspek aroma dari tanaman sendiri tidak terasa, padahal terdapat tanaman aromatic seperti Pandanus sp. Hal ini disebabkan oleh kurang tepatnya penempatan desain tanaman. Tanaman aromatic diletakkan secara terpisah dari jangkauan mengindra sehingga aromanya tidak cukup kuat untuk menstimulasi indera penciuman. Oleh karena itu, diperlukan penataan tanaman yang ada dengan tepat.
d. Konsep dan desain
Melihat desain yang ada pada ketiga healing garden, dapat disimpulkan bahwa taman ini mengambil konsep lanskap di daerah timur, yaitu negeri Cina. Hal tersebut dapat dilihat dari desain dan penataan lanskap tamannya yang mengandung harmonisasi alami pada pola yang formal, terdapat kombinasi antara garis geometri dan natural menunjukkan bahwa manusia adalah bagian dari alam yang merupakan sebuah filosofi lanskap di negeri bagian timur (Arifin, 2008). Taman di Cina sendiri memiliki salah satu fungsi yaitu sebagai area kontemplasi seperti untuk bermeditasi sehingga cocok untuk diterapkan sebagai konsep bagi healing garden di area rumah sakit dimana pengguna yang mengunjungi taman menginginkan area yang tenang bagi fisik yang membutuhkan kesembuhan.
Desain tamannya yang berbukit dan bergelombang, serta adanya batu-batu yang tersebar di beberapa titik dan batu-batuan kecil yang disusun menjadi suatu aliran menggambarkan lanskap daerah Cina yang terdiri dari dataran yang luas, lembah dan pegunungan, serta sungai-sungai besar seperti pada zaman dulu. Adanya gazebo yang memiliki arsitektur pavilion Cina memperkuat kesan tersebut (Gambar 4.15).
Gambar 4.15 Taman dengan Konsep Taman Cina
Penggunaan elemen keras (hard material) juga sesuai dengan konsep dimana batu-batuan berukuran kecil yang disusun menyerupai aliran sungai dan batu hias yang menggambarkan elemen alam, namun terdapat juga beberapa elemen keras yang tidak sesuai dengan konsepnya, seperti tempat sampah dan lampu taman yang terkesan terlalu minimalis untuk konsep taman Cina. Bentukan sculpture yang berupa lentera, manusia dan hewan lainnya seperti angsa, penyu
Sumber: Survei, Agustus (2009) (a) Arsitektur gazebo menyerupai
pavilion Cina
Sumber: Survei, Agustus (2009) b) Desain taman yang menggambarkan lanskap Cina
46
dan kodok menggambarkan makhluk hidup yang harmonis dengan alam, seperti yang dapat dilihat pada Gambar 4.16.
Gambar 4.16 Elemen keras
Elemen lunak (soft material) yang terdapat pada taman secara umum berupa tanaman yang mencirikan lanskap di Cina, namun terdapat beberapa tanaman yang tidak sesuai dengan konsep tersebut seperti Agave (Agave attenuata), Dracaena sp., dan Palem Botol (Mascarena lagenicaulis). Tanaman yang tidak cocok dengan konsep taman Cina tersebut umumnya terdapat pada taman dengan konsep taman country, mediterania, minimalis atau taman kering (Lestari dan Kencana, 2008). Selain itu, beberapa vegetasi mengalami penyesuaian terhadap lokasi area yang merupakan taman atap sehingga beberapa tanaman, terutama pohon, tidak sesuai dengan spesifikasi seperti tinggi dan percabangannya. Tanaman yang sesuai dengan konsep antara lain tanaman air Lotus (Nelumbo nucifera) dan pohon Pinus (Pinus merkusii), dapat dilihat pada Gambar 4.17.
Sumber: Survei, Agustus (2009) (a) Susunan batuan yang menyerupai
aliran sungai
Sumber: Survei, Agustus (2009) (b) Sculpture lentera
Sumber: Survei, Agustus (2009)
Gambar 4.17 Elemen lunak
Mengenai konsep pemakaian oleh pengguna, dari pengamatan yang dilakukan dapat dilihat bahwa pemakaian taman pada lantai sembilan bersifat lebih publik dan terbuka untuk umum, umum di sini adalah pasien yang menjalani rawat jalan, membeli obat di apotek, dan pengunjung pasien. Hal ini juga terlihat pada media promosi yang disampaikan lebih memperkenalkan healing garden bagi para pengunjung SBIH di lantai sembilan. Pada kedua healing garden di lantai empat, walaupun dapat dikunjungi oleh siapa saja, keberadaan yang terletak di ruang perawatan dan unit bagian khusus membuat kedua taman tersebut tidak terlalu banyak dikunjungi selain dari pasien dari ruang perawatan dari lantai yang sama. Taman bagian utara yang terletak di unit perawatan bayi diperuntukkan agar dapat menjemur bayi pada pagi dan sore hari.
4.2.2. Aspek Pengguna dan Pengelola a. Pengguna Berdasarkan Kuesioner
Letaknya yang berada di rumah sakit menjadikan taman ini merupakan taman khusus dengan pengguna yang terbatas berada di SBIH. Pengguna healing garden yang ada di rumah sakit ini antara lain pasien rawat inap, pasien rawat jalan, pengunjung, dan staff rumah sakit. Pembagian kuesioner dengan jumlah responden 42 orang yang terdiri dari 22 laki-laki dan 20 perempuan dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis karakteristik pengguna healing garden SBIH. Responden merupakan pengguna taman yaitu pasien, baik yang rawat inap maupun rawat jalan, dan pengunjung pasien. Pada kuesioner tersebut, bagian awal mendata dan menanyakan kondisi umum pengguna, seperti jumlah kedatangan dari pengguna di tiap taman dan umur dari pengguna.
Sumber: Survei, Agustus (2009)
48
Berdasarkan hasil kuesioner tersebut, taman yang paling sering didatangi dari ketiga taman tersebut adalah taman yang berada di lantai sembilan, lalu selanjutnya taman lantai empat bagian selatan dan terakhir adalah taman lantai empat bagian utara, untuk hasil persentasenya dapat dilihat pada Tabel 4.1. Hal ini menunjukkan pengguna taman lebih menyadari keberadaaan taman di lantai sembilan, dibandingkan dengan kedua taman yang di lantai empat, penyebabnya berkaitan dengan promosi ataupun pemberitahuan taman lantai sembilan sebagai healing garden melalui brosur ataupun situs SBIH sendiri, dibandingkan dengan taman lantai empat yang berada khusus di bagian unit persalinan ibu dan bayi yang baru dilahirkan.
Tabel 4.1 Dominasi Taman yang Sering Didatangi
Pengguna taman didominasi oleh pengguna dengan usia berkisar 20-29 tahun jika melihat karakteristik pengunjung berdasarkan usianya, dan paling sedikit oleh pengguna dengan usia berkisar 40-49 dan lebih dari 50 tahun. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.2. Mengenai informasi dari mana para pengguna mengetahui tentang healing garden, mayoritas menjawab bahwa mereka mengetahuinya dari media informasi rumah sakit berupa brosur, signboard yang berada di ruang tunggu, ataupun website SBIH. Hal ini menunjukkan betapa besarnya pengaruh media informasi dari rumah sakit terhadap kedatangan pengguna taman. Karena taman yang dipromosikan berupa healing garden yang di lantai sembilan, maka mayoritas pengguna lebih menyadari keberadaan taman tersebut dibanding kedua taman lainnya. Jawaban responden lainnya mengenai informasi tentang keberadaan taman lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.2. Ketika ditanya apakah para pengguna tersebut pernah berkunjung sebelumnya atau tidak, yang menjawab belum lebih dari setengah dari jumlah keseluruhan responden, alasannya sebagian besar karena memang baru pertama kali dirawat atau mengunjungi SBIH. Responden yang menjawab pernah mendatangi healing garden sebelumnya beralasan karena pernah dirawat juga pernah mengunjungi kerabat yang sebelumnya dirawat di rumah sakit tersebut.
Letak Taman Persentase (%) n
Lantai 9 78,57 33
Lantai 4 bagian Selatan 16,67 7
Selanjutnya, pada bagian berikut dari kuesioner, ditanyakan mengenai aktivitas yang biasa dilakukan di taman, elemen yang terdapat di taman dan kendala atau permasalahan yang ditemui di taman. Untuk bagian aktivitas yang dipilih dapat lebih dari satu pilihan dan terdapat kesempatan untuk mengisi jawaban sendiri. Berdasarkan pilihan aktivitas yang diberikan, mayoritas pengguna lebih memilih untuk duduk dan bersantai di taman. Kemudian diikuti dengan sesuai banyaknya pilihan responden yaitu berjalan mengelilingi taman, mengobrol, berinteraksi dengan pasien atau pengguna taman yang lain, dan menikmati waktu untuk sendiri. Pengguna yang menjawab kegiatan lainnya yaitu berupa tidur-tiduran, padahal di taman (pada lantai sembilan) terdapat papan peringatan agar para pengunjung taman untuk tidak tidur-tiduran. Pada Tabel 4.2 dijelaskan secara rinci mengenai persentase pengguna terhadap pilihan aktivitas.
Sementara itu, untuk data frekuensi dan waktu kunjungan ke taman, mayoritas para pengguna lebih banyak datang ke taman dengan frekuensi yang cukup rendah, dimana kurang dari seminggu sekali. Hal ini berkaitan dengan waktu rawat inap bagi pasien rawat inap yang tergolong tidak terlalu lama, dan waktu kunjungan ke rumah sakit bagi pasien rawat jalan dan pengunjung orang yang dirawat inap. Hasil keseluruhan frekuensi kedatangan para pengguna taman dapat dilihat di Tabel 4.2. Lalu untuk jam kunjungan ke taman, jumlah para pengguna tidak berbeda jauh tersebar dalam waktu kunjungan pada pukul antara 06.00 – 10.00, 10.00 – 14.00, dan 14.00 – 18.00, dan hanya sebagian kecil dari pengguna yang berkunjung pada pukul antara 18.00 – 21.00, seperti yang dapat dilihat pada Tabel 4.2. Hal ini menunjukkan bahwa hampir tiap waktu taman memiliki pengunjung, yang mayoritas juga berada di lantai sembilan karena pengguna lebih menyadari keberadaan taman pada lantai tersebut. Mengenai waktu lamanya berada di taman, sebagian besar pengguna berada di taman selama 10 – 19 menit (lihat Tabel 4.2).
50
Tabel 4.2 Kondisi dan Aktivitas Pengunjung Healing Garden SBIH
Hasil Kuesioner Persentase (%) n
Karakteristik Pengguna Berdasarkan Usia < 20 tahun 19.05 8 20-29 tahun 28.57 12 30-39 tahun 19.05 8 40-49 tahun 16.67 7 > 50 tahun 16.67 7
Perolehan Informasi Tentang Taman
Media informasi RS 40,48 17
Teman atau keluarga 26,19 11
Dokter/perawat/staf RS 16,67 7
Lainnya 16,67 7
Kunjungan ke Healing Garden SBIH Sebelumnya
Tidak pernah 69,05 29
Pernah 30,95 13
Frekuensi Kedatangan ke Taman
<1 kali seminggu 64,29 27
1 kali seminggu 16,67 7
1-3 kali seminggu 14,29 6
1 kali sehari 0 0
>1 kali sehari 4,76 2
Jam Kedatangan ke Taman
06.00 – 10.00 26,19 11
10.00 – 14.00 35,71 15
14.00 – 18.00 33,33 14
18.00 – 21.00 4,76 2
Lama Keberadaan di Taman
< 10 menit 11,9 5 10 – 19 menit 45,24 19 20 – 29 menit 21,43 9 > 30 menit 14,29 6 > 60 menit 7,14 3 Aktivitas Pengguna
Duduk dan bersantai 73,81 31
Berjalan mengelilingi taman 38,1 16
Mengobrol 28,57 12
Berinteraksi dengan pengguna
lain di taman 19,05 8
Menikmati waktu sendiri 16,67 7
Lalu mengenai pendapat para pengguna tentang healing garden yang dapat menghilangkan stress, sebanyak 95,24% dari keseluruhan pengguna menyetujui bahwa dengan datang ke taman, stressnya hilang sementara 4,76% merasa tidak yakin (Tabel 4.3). Sedangkan ketika ditanya apakah merasakan efek positif dari kedatangan di taman, sebanyak 90,48% berpendapat bahwa mereka merasakan efek positif dari kedatangan ke taman ini, dan sisanya 9,52% merasa tidak yakin (Tabel 4.3). Efek positif yang dirasakan oleh pengguna dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Kondisi Pengunjung Setelah Kunjungan ke Healing Garden SBIH
Sementara, dalam pertanyaan mengenai elemen di taman yang membuat keadaan tubuh menjadi lebih baik secara fisik, spiritual ataupun sosial, pilihan elemen tanaman, pepohonan, dan nuansa alami merupakan elemen yang dipilih oleh mayoritas responden, selanjutnya memilih karena pemandangannya, bunyi-bunyian dan udara segarnya, lalu fungsinya sebagai tempat untuk privasi atau berkumpul dengan kerabat, dan yang menjawab pilihan lainnya karena kondisi rumah sakitnya yang mendukung dari adanya fasilitas pemeliharaan yang baik, kenyamanan yang diperoleh di taman, serta semua hal yang ada di taman. Lalu, sebagian kecil memilih karena fitur yang ada di taman (bangku taman, gazebo,
Hasil Kuesioner Persentase (%) n
Stress Hilang Setelah Datang ke Taman
Ya 95,24 40
Tidak Yakin 4,76 2
Tidak 0 0
Merasakan Efek Positif dengan Datang ke Taman
Ya 90,48 38
Tidak Yakin 9,52 4
Tidak 0 0
Efek Positif yang Dirasakan Setelah Datang ke Taman
Lega, rileks - 13
Badan menjadi lebih segar - 13
Lebih tenang - 6
Pikiran jernih - 6
Nyaman - 4
Tidak stress - 1
52
sculpture). Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.4. Sementara itu, berdasarkan elemen taman yang dirasakan mirip dengan taman yang lain dengan nuansa yang sama (bersifat menenangkan dan menyembuhkan), mayoritas memilih tanaman, pepohonan, dan nuansa alami kemudian memilih pemandangan atau area tertentu, dan bunyi dan udara yang segar dengan nilai yang sama. Nilai persentase yang sama juga dipilih oleh pengunjung untuk tidak terdapatnya elemen taman yang dirasa sama dengan taman lain dengan nuansa yang sama. Selain itu, elemen taman sebagai fungsinya untuk berkumpul dan fitur lainnya memperoleh jumlah suara yang kecil. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Sementara itu, untuk preferensi pengunjung terhadap warna yang ingin ditambahkan ke dalam taman, warna hijau dipilih oleh mayoritas responden, menyusul dengan yang menjawab pilihan lainnya yang semua menjawab tidak ada warna yang ingin ditambahkan. Warna putih, biru, dan merah dipilih dengan nilai yang sama yaitu sebesar 11,9%. Warna ungu sebesar 9,52%, dan warna jingga dan kuning dengan nilai yang sama yaitu sebesar 7,14%. Warna yang mayoritas dipilih menunjukkan bahwa responden menginginkan ketenangan dan area yang bersifat kontemplatif karena warna hijau dapat menenangkan secara fisik dan mental, mengurangi rasa deperesi, gugup dan cemas, serta penekanan terhadap aspek alami dengan warna hijau yang menyimbolkan ekologi yaitu tumbuhan dan memang merupakan warna yang menempati ruang banyak dalam spektrum sinar tampak dalam penglihatan manusia (Smith, 2009). Persentase untuk pilihan warna lainnya dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Bagi faktor permasalahan yang ditemui di taman, mayoritas responden berpendapat bahwa tidak adanya permasalahan yang ditemui pada taman, menunjukkan bahwa mereka cukup puas dengan keadaan taman yang sekarang. Sedangkan ada yang merasa akses menuju taman sulit dan info yang ada kurang, lalu selanjutnya merasa bahwa polusi udara dan suara masih menjadi masalah. Sedangkan responden yang menjawab pilihan lainnya berupa area yang sempit, tanaman yang terlalu rimbun, dan area yang kurang luas, serta sisanya merasa keamanan di area taman masih kurang. Rinciannya dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Elemen Taman dan Permasalahan di Healing Garden SBIH
Pada bagian selanjutnya dari kuesioner dinilai bagaimana persepsi mengenai pentingnya keberadaan taman bagi penggunanya, responden diminta untuk memilih nilai dengan kisaran satu sampai lima, dengan kisaran satu hingga dua bernilai “tidak penting hingga kurang penting”, angka tiga bernilai “agak
Hasil Kuesioner Persentase (%) n
Elemen Taman yang Dirasakan Memenuhi Kebutuhan
Tanaman, pepohonan, nuansa alami 61,9 26
Pemandangan tertentu (good view) 28,57 12
Bau-bauan,bunyi, udara segar 21,43 9
Tempat privasi/kumpul dengan teman atau
kerabat 9,52 4
Lainnya 7,14 3
Fitur taman; bangku, gazebo, sculpture 2,38 1 Elemen Taman yang Dirasakan Sama dengan Taman
Bertema Sama
Tanaman, pepohonan, nuansa alami 52,38 22
Pemandangan tertentu (good view) 16,67 7
Bau-bauan,bunyi, udara segar 16,67 7
Tidak ada 16,67 7
Fitur taman; bangku, gazebo, sculpture 2,38 1 Tempat privasi/kumpul dengan teman atau
kerabat 2,38 1
Lainnya 0 0
Warna yang Ingin Ditambahkan ke Taman
Hijau 40,48 17
Lainnya; tidak ada 16,67 7
Merah 11,9 5 Biru 11,9 5 Putih 11,9 5 Ungu 9,52 4 Jingga 7,14 3 Kuning 7,14 3 Merah muda 0 0
Permasalahan yang Ditemui di Taman
Tidak ada 52,38 22
Akses sulit dicapai/kurang informasi 26,19 11
Polusi udara dan suara (bising) 16,67 7
Lainnya 7,14 3
Keamanan kurang, berbahaya 2,38 1
54
penting”, dan kisaran empat hingga lima bernilai “penting hingga sangat penting”. Hasilnya seperti yang tertera pada Tabel 4.5, seluruh responden setuju bahwa keberadaan healing garden di SBIH penting. Lalu para responden diminta menuliskan apa yang menurut mereka menjadi nilai kepentingan dari keberadaan healing garden di rumah sakit ini, tidak semuanya mengisi pendapat mereka, tetapi yang memberi gambaran nilai penting taman di mata penggunanya sebagaimana yang disajikan pada Tabel 4.6.
Tabel 4.5 Nilai Penting Taman
Tabel 4.6 Penjelasan Pasien tentang Nilai Penting Taman
Selanjutnya, responden diminta menilai lagi berdasarkan kisaran nilai satu hingga lima seperti pada Tabel 4.5 sebelumnya, mengenai beberapa fungsi yang terdapat dari taman dan seberapa pentingnya nilai fungsi tersebut. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.7. Melihat tabel tersebut, terlihat secara keseluruhan bahwa fungsi taman untuk mendapatkan waktu seorang diri atau pribadi memiliki kisaran nilai paling tinggi menurut pengguna di antara fungsi lainnya dalam kisaran nilai satu sampai dua yang bernilai “kurang penting hingga tidak penting”. Sementara dalam kisaran nilai empat sampai lima yang bernilai “penting hingga sangat penting”, nilai tertinggi diperoleh dalam fungsi taman untuk berada di luar
Hasil Kuesioner Persentase (%) n
Persepsi Mengenai Pentingnya Keberadaan Taman
4-5 (sangat penting – penting) 100 42
3 (agak penting) 0 0
1-2 (kurang penting – tidak penting) 0 0
Hasil Kuesioner n
Nilai Penting Taman
Agar pasien tidak bosan di kamar 6
Mengurangi stress 5
Agar lebih tenang 3
Membantu pasien dari segi psikologis 2
Rekreasi 1
Menikmati keindahan 1
Mendapat sirkulasi udara dari RTH 1
Dapat digunakan untuk pengunjung 1
Menyegarkan 1
Sebagai bagian dari proses terapi 1
ruangan dan agar merasa tenang, hal ini menunjukkan bahwa pengguna yang datang ke healing garden ini mencari kesegaran di ruangan terbuka hijau dan merasa rileks karenanya. Tetapi, secara keseluruhan pada tiap fungsi taman, hampir dari setengah responden berpendapat bahwa fungsi-fungsi tersebut termasuk dalam kisaran penilaian empat sampai lima, yang menunjukkan bahwa pengguna merasakan semua fungsi taman dengan baik.
Selain itu, terdapat penilaian terhadap elemen-elemen di taman yaitu cahaya, warna, suara atau bunyi-bunyian, wangi, dan tanaman, dengan penilaian berdasarkan nilai “sangat penting, penting dan tidak begitu penting”, hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.7. Elemen yang menunjukkan nilai tertinggi pada penilaian “sangat penting” adalah elemen tanaman, menegaskan bahwa elemen tanaman yang membuat pengguna merasakan nilai vital tanaman sebagai elemen taman. Sementara nilai tertinggi dalam kisaran nilai “tidak begitu penting” adalah elemen wangi, hal ini menunjukkan bahwa para pengguna tidak begitu mempermasalahkan perlunya wangi yang harum, selama bau-bauan yang ada tidak mengganggu atau tidak sedap
Tabel 4.7 Persepsi terhadap Nilai Fungsi dan Elemen Taman
Hasil Kuesioner Persentase (%)
Persepsi terhadap Nilai Fungsi Taman 1-2 Kisaran Nilai 3 4-5 Memiliki suasana yang berbeda dari
indoor 2,48 23,81 73,81
Untuk dilihat dari jendela/ruangan 7,14 30,95 61,9 Untuk dikunjungi ketika cuaca
cerah/kondisi baik 7,14 14,29 78,57
Untuk dikunjungi bersama
keluarga/teman 4,76 23,81 71,43
Untuk mendapatkan waktu seorang
diri/pribadi 21,43 26,19 52,38
Untuk berada di luar ruangan&merasa
tenang 2,38 9,52 88,1
Untuk merasakan sinar matahari, angin
56
Lanjutan Tabel 4.7
Hasil Kuesioner Persentase (%)
Persepsi terhadap Nilai Elemen Taman
Kisaran Nilai Tidak begitu penting Penting Sangat penting Cahaya 0 54,76 45,24 Warna 7,14 61,9 30,95 Suara/bunyi 16,67 47,62 35,71 Wangi 23,81 57,14 19,05 Tanaman 0 14,29 85,71
Selain kuesioner dengan pilihan ganda, para pengguna yang diminta kesediaannya sebagai responden juga diminta menuliskan kesannya terhadap taman ini untuk melihat bagaimana persepsi mereka terhadap taman secara umum. Lalu pesan dan harapan para pengguna bagi healing garden di SBIH ini juga diminta untuk melihat bagaimana para responden tersebut melihat taman ini untuk ke depannya. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Kesan dan Pesan Pengunjung Taman
Hasil Kuesioner n
Kesan Pengunjung
Bagus 15
Nyaman 9
Perasaan jadi tenang dan rileks 7
Indah dan menyejukkan 5
Belum ada taman seperti ini di RS lain yg dikunjungi 5
Tidak terlalu bising 4
Berkumpul dengan teman dan keluarga 4
Baik sebagai sarana untuk menunjang proses pemulihan pasien 4
Taman tampak rapi dan terawat baik 3
Udaranya segar 2
Alami dan asri 2
Waktu menunggu lift lama 2
Jalur refleksi nyaman untuk digunakan 2
Memberi udara segar daripada hanya diam di kamar 2 Area relatif sempit tapi nyaman untuk jalan-jalan 1 Tempat untuk rekreasi dan santai bagi pasien dan pengunjung 1
Tanaman dan bunga kurang jumlahnya 1
Tenang karena berada di lantai atas yang relatif jauh dari bising 1 Tidak mengganggu pasien lain ketika ada keluarga berkunjung 1
Lanjutan Tabel 4.8
Hasil Kuesioner n
Harapan dan Pesan Pengunjung
Memperluas taman 13
Menambahkan kolam ikan atau fitur air lainnya 5
Memperbanyak jenis pohon dan tanaman 5
Menjaga kebersihan dan kerapihan 5
Menambah variasi bunga agar indah dan wangi serta sejuk 5
Menambah fasilitas toilet 3
Memberi informasi tentang taman kepada pasien yang di kamar 3
Meningkatkan keindahan dan sarana-prasarana 3
Menambah pohon bunga yang dapat menarik hewan (kupu-kupu,
burung) 2
Menambah tanaman untuk mengusir nyamuk 1
Memasang AC di gazebo karena siang hari panas 1
Membuat taman lebih nyaman dan bagus 1
Menambah pohon sebagai tempat berteduh 1
Menjaga agar tetap bagus dan terbaik 1
Menambah pepohonan agar lebih rimbun 1
a. Pengamatan Pengguna Taman
Setelah bagian kuesioner, dibahas mengenai perilaku penggunanya berdasarkan observasi lapang yang telah dilakukan. Perilaku yang diamati antara lain adalah pola pergerakan, pola berkumpulnya para pengguna di titik-titik tertentu, serta aktivitas yang dilakukan di dalam taman (Gambar 4.18 dan 4.19). Dalam pola pergerakan, umumnya setelah memasuki taman para pengguna berjalan mengelilingi taman terlebih dahulu sambil melihat-lihat dengan santai, kemudian duduk di salah satu bangku taman yang tersedia pada taman, ada pula yang sebaliknya. Dominasi pergerakan tersebut terlihat pada ketiga healing garden, pada kedua taman lantai empat, pengguna mengelilingi area tempat duduk yang berada di pusat taman yang memiliki ketinggian level yang berbeda dengan area sekitarnya sehingga membentuk jalur melingkar. Sedangkan pada lantai sembilan para pengguna menyusuri jalan kemudian berputar mengelilingi bak tanaman yang berada di tengah pada bagian ujung taman lalu kembali menyusuri jalan yang sama.
Sementara itu, untuk pola berkumpulnya pengguna pada titik tertentu, terlihat bahwa umumnya berkumpul pada lantai empat bagian utara, pengguna banyak berada di area tempat duduk yang terlindung oleh bayang-bayang gedung,
58
hal ini dikarenakan area tempat duduk yang terletak di tengah taman terlalu terbuka yang menimbulkan rasa tidak nyaman ketika duduk karena angin yang kuat ataupun matahari yang terlalu panas dan menyilaukan. Pada bagian selatan, pengguna berkumpul di area tempat duduk yang berada di bagian tengah taman dan di samping pintu masuk maintenance bagi karyawan, lalu titik dimana dapat memandang sculpture utama pada taman dengan jelas, serta titik untuk duduk di pinggiran taman yang ternaungi oleh bayangan gedung. Pada lantai sembilan, mayoritas penggunanya berkumpul di gazebo dan sekitar fasilitas refleksi, serta di dalam gedung yang terdapat tempat duduk. Terdapat pengguna lainnya yang duduk-duduk di pinggiran taman pada beberapa titik.
b. Pengelola
Ketika SBIH dibangun, pihak pengusul, perencana, dan perancang taman berasal dari SBIH sendiri. Hal ini menunjukkan adanya pemahaman pihak pemilik akan pentingnya keberadaan ruang terbuka hijau sebagai bagian integral dari fasilitas rumah sakit melalui penyediaan healing garden. Penempatan fasilitas yang berupa taman atap merupakan siasat dalam penggunaan lahan yang terbatas dan memberi suasana yang berbeda dari rumah sakit lainnya.
Pembangunan taman menggunakan jasa kontraktor. Setelah pembangunan taman dan gedung rumah sakit selesai, dilakukan pengecekan ulang terlebih dahulu terhadap taman agar ketika rumah sakit sudah beroperasi taman dan healing garden dapat digunakan pula. Aktivitas pemeliharaan dilakukan oleh perusahaan jasa ISS (Integrated Service Solution) yang merupakan perusahaan outsource dalam pengelolaan keseluruhan di SBIH. Perusahaan tersebut memiliki tim konsultan lanskap dalam melakukan pengelolaan taman. Pada pemeliharaan fisik, satu orang pekerja bertanggung jawab dalam menangani satu healing garden. Selama masa pengelolaan, terdapat perubahan khususnya desain penanaman tanaman, dengan tetap berusaha memperhatikan tema dan konsep taman pada awalnya. Terdapat pula kendala dalam masa pengelolaan ini, antara lain, hama yang resisten terhadap insektisida yang diberikan, dan payung penaung pada taman lantai empat bagian utara yang beberapa kali terjatuh karena tiupan angin kencang. Kendala mengenai payung diatasi dengan membuat penyangga yang permanen agar tidak terjatuh lagi.
4.2.3. Aspek Terapi
Aspek terapi yang terdapat pada healing garden SBIH ini dapat ditinjau dari fasilitas terapi yang ada pada tamannya. Tidak terdapat fasilitas terapi yang tersedia di taman-taman lantai empat, sedangkan pada taman lantai sembilan terdapat jalur refleksi dan elemen suara. Desain yang memiliki unsur ketenangan dan keakraban seperti elemen air belum tersedia dalam ketiga taman tersebut.
Pada tahap perawatan (care), pasien akan dirujuk dari bagian spesialis ke bagian rehabilitasi medik1. Unit rehabilitasi medik merupakan gerbang akhir dari rumah sakit tempat pasien yang menjalani rawat inap ataupun rawat jalan
62
menjalani pemulihan. Agar proses adaptasi dari kondisi penyembuhan (cure) dan perawatan (care) dapat berjalan baik, diperlukan program pemulihan yang dapat dilakukan di healing garden ataupun ruang luar lainnya. Namun, program ini belum dilaksanakan sebagai bagian dari terapi di SBIH, kecuali atas inisiatif dari dokter rehabilitasi yang menyarankan atau keinginan dari pasien tersebut2. Tidak terdapatnya program terapi yang dilakukan di luar luar di SBIH tidak menutup kemungkinan disusunnya program tersebut, terutama dengan adanya permintaan dari beberapa pasien yang lebih nyaman dalam menjalankan terapi di healing garden.
Proses pemulihan bagi pasien terdiri dari beberapa tahap. Banyaknya tahap ini bergantung pada kondisi pasien tersebut, semakin lama waktu pasien berbaring, tahap pemulihan dimulai dari paling dasar. Tahapan pemulihan tersebut dimulai dari latihan mobilisasi untuk bangun atau berdiri yang merupakan tahap dasar, latihan di dalam ruang, kemudian berpindah ke gym khusus di unit rehabilitasi medik untuk melatih pergerakan motorik secara keseluruhan hingga sembuh total. Selain fasilitas ruang gym, tersedia juga kursi roda, berbagai macam jenis alat bantu berjalan (kruk), dan bola sebagai alat bantu melatih pergerakan motorik. Kondisi pasien menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan dalam menjalani terapi. Pasien harus berada dalam kondisi yang stabil, mampu berkomunikasi dan sadar, serta tanda-tanda kondisi tubuhnya yang tidak membahayakan. Selain itu, terdapat koordinasi dengan spesialis bidang lain yang menyatakan bahwa kondisi pasien tersebut dapat menjalankan terapi2.
4.2.4. Elemen Taman
Secara umum, elemen taman terbagi menjadi dua, yaitu soft materials atau elemen lunak yang berupa tanaman, dan hard materials atau elemen keras seperti perkerasan, dan sebagainya. Tanaman yang ada disesuaikan dengan konsep taman yang spesifikasinya sebagai tanaman yang dapat digunakan pada taman atap. Daftar elemen lunak dan elemen keras yang terdapat pada ketiga healing garden dapat dilihat pada Tabel 4.9 dan Tabel 4.10.
Tabel 4.9. Daftar Elemen Lunak di Ketiga Healing Garden
Nama Lokal Nama Latin Jumlah Jenis
Lantai empat bagian utara
Aliander Nerium oleander 50 Semak
Anggrek tanah Spathoglottis plicata 20 Penutup tanah Anggrek tanah Spathoglottis plicata 30 Penutup tanah Azalia Rose Rhododendron mucronatum 49 Semak Bougenville Bougenvilia spectabilis 3 Semak Bunga sepatu Hibiscus rosa sinensis 15 Semak
Cyclop Agave angustifolia 3 Semak
Euphorbia Euphorbia milii 10 Semak
Helikonia Heliconia spp. 10 Semak
Kristiamon Chrysanthemum sp. 23 Semak Lantana hibrida Lantana hibrida 20 Semak
Lili madia Hymenocalis sp. 20 Semak
Lili paris Chlorophytum comosum 27 Penutup tanah
Lotus Nelumbo nucifera 7 Tanaman air
Mentomori Brunfelsia aniflora 13 Semak
Miana Coleus hybrid 30 Penutup tanah
Nanas merah Ananas bracteatus 2 Semak
Pacar Impatiens sp. 63 Semak
Palem Buditia Mascarena lagenicaulis 18 Pohon Pandan bali Pandanus tectona 30 Pohon Philodendron Philodendron melanochrysum 40 Merambat Porty laka Portulaca grandiflora 75 Penutup tanah Puring Brazil Codiaeum variegatum 12 Semak
Pusaka Hamelia patens 11 Semak
Rumput Manila Zoysia matrella 43 Penutup tanah
Soka Holland Ixora japanica 9 Semak
Taiwan beauty Cuphea sp. 2 Penutup tanah Tree colour Dracaena treecolour 90 Semak Walisongo Schefflera actinophylla 32 Pohon Yucca king Yucca aloifolia 11 Pohon
Lantai empat bagian selatan
Aglaonema Aglonema sp. 10 Penutup tanah
Aliander Nerium oleander 15 Semak
Air Mancur Russelia equisetiformis 29 Semak
Airis Kuning Iris sp. 5 Tanaman air
Anggrek Tanah Spathoglottis plicata 3 Penutup tanah Azalea Rose Rhododendron mucronatum 70 Semak Bougenville Bougenvilia spectabilis 50 Semak Bunga Sepatu Hibiscus rosa sinensis 3 Semak
64
Lanjutan Tabel 4.9
Nama Lokal Nama Latin Jumlah Jenis
Cemara Piramid Cupressus sp. 124 Pohon
Cyclop Agave angustifolia 50 Semak
Heliconia Heliconia spp. 93 Semak
Kaca Piring Gardenia augusta 3 Semak
Kamboja Bali Plumeria exotica 5 Pohon
Kana Canna indica 42 Semak
Kastuba Euphorbia pulcherrima 6 Semak Kecubung Kuning Datura metel 39 Pohon Lantana Hybrida Lantana Hybrida 32 Semak
Lili Madia Hymenocalis sp. 3 Semak
Lili Paris Chlorophytum comosum 35 Penutup tanah
Lotus Nelumbo nucifera 20 Tanaman air
Mentomori Brunfelsia aniflora 7 Semak
Miana Coleus hybrid 2 Penutup tanah
Nanas Merah Ananas bracteatus 1 Semak Palem Botol Mascarena lagenicaulis 5 Pohon Palem Kuning Chrysalidocarpus lutescens 31 Pohon
Pandan Bali Dracaena draco 12 Pohon
Pasif Flora Passiflora foetida 90 Merambat Philodendron Philodendron melanochrysum 25 Merambat Puring Brazil Codiaeum variegatum 100 Semak
Pusaka Hamelia patens 6 Semak
Rumput Manila Zoysia matrella 16 Penutup tanah
Sikas Cycas revoluta 2 Semak
Soka Holland Ixora japanica 150 Semak Song Of India Pleomele reflexa 11 Semak Taiwan Beauty Cuphea sp. 3 Penutup tanah Tree Colour Dracaena treecolour 8 Semak Tree Colour Dracaena treecolour 6 Semak Walisongo Schefflera actinophylla 15 Pohon
Wihwa Dracaena sp. 2 Semak
Yucca King Yucca aloifolia 3 Pohon
Lantai sembilan
Airis Kuning Iris sp. 66 Tanaman air
Alamanda Allamanda cathartica 3 Merambat
Aliander Nerium oleander 19 Semak
Anggrek Tanah Spathoglottis plicata 81 Penutup tanah Azalea Rose Rhododendron mucronatum 80 Semak Bougenville Bougenvilia spectabilis 60 Semak Bunga Sepatu Hibiscus rosa sinensis 3 Semak
Lanjutan Tabel 4.9
Nama Lokal Nama Latin Jumlah Jenis
Cemara Piramid Cupressus sp. 90 Pohon
Cyclop Agave angustifolia 30 Semak
Euphorbia Euphorbia milii 50 Semak
Helikonia Heliconia spp. 18 Semak
Hortensia Hydrangea macrophylla 21 Semak
Kaca Piring Gardenia augusta 3 Semak
Kamboja Bali Plumeria exotica 25 Pohon Kamboja Jepang Adenium obesum 3 Semak Kastuba Euphorbia pulcherrima 20 Semak Kristiamon Chrysanthemum sp. 90 Semak Lantana Hybrida Lantana hybrida 3 Semak
Lili Madia Hymenocalis sp. 7 Semak
Lili Paris Chlorophytum comosum 81 Penutup tanah
Lotus Nelumbo nucifera 3 Tanaman air
Miana Coleus hybrid 30 Semak
Mentomori Brunfelsia aniflora 130 Semak Nanas Merah Ananas bracteatus 28 Semak Palem Buditia Mascarena lagenicaulis 45 Pohon
Pandan Bali Pandanus sp. 6 Pohon
Pinus Pinus merkusii 12 Pohon
Poenix Phoenix roebelenii 34 Pohon
Puring Brazil Codiaeum variegatum 17 Semak
Pusaka Hamelia patens 123 Semak
Rumput Axonopus compressus 30 Penutup tanah
Soka Holland Ixora japanica 12 Semak
Song Of India Pleomele reflexa 5 Semak Sutra Bombay Portulaca grandiflora 200 Penutup tanah Taiwan Beauty Cuphea sp. 50 Penutup tanah
Taiwan Leaf Cuphea sp. 1 Semak
Walisongo Schefflera actinophylla 4 Pohon
Yucca King Yucca aloifolia 4 Pohon
Total 3387 (individu)
66
Tabel 4.10. Daftar Elemen Keras di Ketiga Healing Garden
No. Nama Elemen Jumlah Kondisi Keterangan Taman Lantai 4 Utara
1 Tempat sampah 1 Baik Kelompok
2 Bangku taman (single) 2 Baik Kelompok 3 Bangku taman (double) 3 Baik Kelompok
4 Meja 1 Baik Kelompok
5 Lampu taman 1 Cukup Baik Tiang 6 Perkerasan (paving) 238,97 Cukup Baik m2
7 Patung (sculpture) 3 Baik Kelompok
8 Pot tanaman air 6 Baik Kelompok
9 Papan rambu 2 Baik Kelompok
10 Saluran air 14,2 Baik m2
Taman Lantai 4 Selatan
1 Tempat sampah 1 Baik Kelompok
2 Bangku taman (single) 4 Baik Kelompok 3 Bangku taman (double) 1 Baik Kelompok
4 Meja 1 Baik Kelompok
5 Lampu taman 1 Baik Tiang
6 Perkerasan (paving) 166,05 Baik m2
7 Patung (sculpture) 3 Baik Kelompok 8 Pot tanaman air 10 Baik Kelompok 9 Papan rambu 1 Cukup Baik Kelompok
10 Saluran air 14,6 Baik m2
Taman Lantai 9
1 Tempat Sampah 2 Baik Kelompok
2 Bangunan peneduh 1 Baik Kelompok
3 Bangku 1 Baik Kelompok
4 Lampu Taman 2 Cukup Baik Tiang 5 Perkerasan (paving) 279,55 Baik m2
6 Patung (sculpture) 3 Baik Kelompok 7 Pot tanaman air 10 Baik Kelompok
8 Papan rambu 3 Baik Kelompok
9 Saluran air 35,96 Baik m2
10 Jalur Reflexi 3,96 Cukup baik m2
Sumber: Inventarisasi Lapang(2009).
4.2.5. Fasilitas
Tidak terdapat fasilitas khusus atau tertentu pada kedua taman di lantai empat. Fasilitas yang terdapat di taman lantai sembilan berupa fasilitas jalur refleksi yang terdapat handrail di sepanjang salah satu sisinya untuk memudahkan
pengguna dalam berpijak dan bangunan peneduh atau gazebo dengan tempat duduk, speaker untuk mendengarkan lagu yang dilengkapi dengan tombol volume suara yang dapat diatur dan lampu.
Sumber: Survei, Agustus (2009)
(a) Jalur refleksi (b) Speaker dengan tombol pengatur Sumber: Survei, Agustus (2009) volume
Gambar 4.20 Fasilitas di Taman Lantai Sembilan 4.3. Evaluasi
Pada saat pengamatan di lapang, dilakukan evaluasi penilaian pada kondisi aktual taman dengan menggunakan tabel penilaian kriteria standar menurut McDowell dan McDowell (1998), Marcus (1999, 2000), serta Stigsdotter dan Grahn (2002). Ketiga tapak dinilai masing-masing secara terpisah sehingga akan dapat dilihat taman yang lebih sesuai dengan konsep dan desain dari healing garden. Evaluasi pada healing garden SBIH ini dilakukan untuk mendapatkan nilai KPI (Key Performance Index) dari keterkaitan komponen dan kualitas standar healing garden terhadap pemanfaatan atau penggunaannya pada taman aktual. Nilai lapang yang didapatkan memiliki kisaran yang menentukan apakah nilai tersebut sesuai atau tidak dengan kriteria standar. Kemudian dari nilai lapang tersebut akan dibagi dengan nilai standar untuk mendapatkan nilai KPI yang menentukan apakah taman tersebut sudah memenuhi standar healing garden. Terdapat kisaran nilai yang menentukan kesesuaian taman. Kisaran tersebut memiliki kriteria kesesuaian standar, dimana nilai 0,33 ≤ KPI < 0,67 berarti “Tidak sesuai kriteria standar”, dan kisaran nilai KPI ≥ 0,67 berarti “Sesuai dengan standar”. Evaluasi penilaian kondisi aktual terhadap ketiga healing garden dapat dilihat pada Tabel 4.11, Tabel 4.12, dan Tabel 4.13 berikut.
68
Tabel 4.11 Penilaian Kondisi Aktual Healing Garden Lantai Empat Bagian Utara Berdasarkan Kriteria Standar
No
Kompo-nen Indikator Kualitas Standar
Nilai Lapang
Nilai
Standar KPI* 1. Fisik Aksesibilitas Akses yang mudah dicapai,
aksesibilitas 2 3
Pintu masuk khusus yang mengundang dan mengajak
pengunjung ke taman 1 3 Tidak berbahaya, dapat dilalui
oleh pengunjung dengan
keterbatasan fisik 3 3
Area Penekanan (emphasis) terhadap aspek alami, bersentuhan dengan alam dan meratanya material hijau
2 3
Luasan Tidak terlalu sempit, jarak
penglihatan pada taman 2 3
Jumlah 10 15 0,67
2. Kualitas
tapak Pemandang-an Penekanan (emphasis) terhadap aspek alami 2 3 Menyediakan pengalihan yang
positif, menstimulasi kelima
panca indra 3 3
Pencahayaan Tidak terlalu gelap/terang, bayangan alami dan sinar
matahari cukup/tidak berlebihan 1 3 Penggunaan warna dan
pencahayaan yang kreatif 1 3 Warna Tidak monoton, perpaduan yang
kreatif dengan kualitas lain 1 3 Penciuman Menimbulkan wangi yang
menenangkan 1 3
Menyediakan pengalihan yang positif, menstimulasi kelima
panca indra 1 3
Pendengaran Tidak gaduh, suara alami 2 3 Menyediakan pengalihan yang
positif, menstimulasi kelima
panca indra 2 3
Perabaan Tekstur dari material yang
beragam, 1 3
Menyediakan pengalihan yang positif, menstimulasi kelima
panca indra 1 3
Keamanan Memberi rasa aman, tidak
membahayakan 3 3
Bebas vandalisme 3 3
Lanjutan Tabel 4.11
No
Kompo-nen Indikator Kualitas Standar
Nilai Lapang
Nilai
Standar KPI*
Kenyamanan Suhu nyaman, kenyamanan
fisiologis 1 3
Desain jelas dan tidak abstrak, meminimalisasi ketidakjelasan (ambigu) 3 3 Ketenangan, keakraban 2 3 Jumlah 31 51 0,61 3. Ruang-ruang taman Desain area
dan ruang Desain yang jelas dan tidak abstrak, tidak disorientasi 2 3 Jenis/macam Kesempatan untuk membuat
pilihan dan mencari ruang privasi 2 3 Kesempatan yang mendukung
untuk bersosialisasi 2 3 Keragaman ruang, kesempatan
untuk pergerakan fisik dan gerak tubuh, mengakomodasi kegiatan aktif dan pasif
2 3
Luasan Tidak sempit, nyaman 2 3 Sirkulasi Nyaman, tidak panas 1 3
Jumlah 11 18 0,61
4. Elemen
taman
Soft material Jenis tanaman lokal 2 3 Bentuk ornamental dan tidak
abstrak 2 3
Pertumbuhan sepanjang tahun 3 3 Aman, tidak toksik, tidak berduri 3 3 Lokasi sesuai dengan fungsinya 2 3
Mudah dipelihara 1 3
Hard material
Jenisnya berupa jalur jalan dan site furniture (bangku taman, tempat
sampah, dll.) 3 3
Bentuk ornamental, bertekstur,
tidak abstrak 2 3
Aman, tidak licin, dilengkapi
handrails 1 3
Tidak memantulkan cahaya panas,
tidak mudah pecah 1 3
Adanya fasilitas terapi (jalur
refleksi, dll.) 1 3
Elemen
pendukung Elemen air untuk efek psikologi, spiritual, dan fisik 1 3 Penggabungan dengan seni, benda
seni yang tidak abstrak dan ambigu 2 3
Jumlah 24 39 0,61
5. Sosial
dan aktivitas
Jenis
pengunjung Mempertimbangkan siapa pengguna utama dan tingkat kekuatan mentalnya (pasien, pengunjung dan karyawan)
3 3
Jenis
aktivitas Mendukung aktivitas aktif dan pasif 2 3
Jumlah 5 6 0,83 Total Komponen (1+2+3+4+5) 81 129 0,63
70
Tabel 4.12 Penilaian Kondisi Aktual Healing Garden Lantai Empat Bagian Selatan Berdasarkan Kriteria Standar
No
Kompo-nen Indikator Kualitas Standar
Nilai Lapang
Nilai
Standar KPI* 1. Fisik Aksesibilitas Akses yang mudah dicapai,
aksesibilitas 2 3
Pintu masuk khusus yang mengundang dan mengajak
pengunjung ke taman 1 3 Tidak berbahaya, dapat dilalui oleh
pengunjung dengan keterbatasan
fisik 3 3
Area Penekanan (emphasis) terhadap aspek alami, bersentuhan dengan
alam dan meratanya material hijau 2 3 Luasan Tidak terlalu sempit, jarak
penglihatan pada taman 2 3
Jumlah 10 15 0,67
2. Kualitas
tapak Pemandang-an Penekanan (emphasis) terhadap aspek alami 2 3 Menyediakan pengalihan yang
positif, menstimulasi kelima panca
indra 3 3
Pencahayaan Tidak terlalu gelap/terang, bayangan alami dan sinar matahari
cukup/tidak berlebihan 2 3 Penggunaan warna dan
pencahayaan yang kreatif 1 3 Warna Tidak monoton, perpaduan yang
kreatif dengan kualitas lain 1 3 Penciuman Menimbulkan wangi yang
menenangkan 1 3
Menyediakan pengalihan yang positif, menstimulasi kelima panca
indra 1 3
Pendengaran Tidak gaduh, suara alami 2 3 Menyediakan pengalihan yang
positif, menstimulasi kelima panca
indra 2 3
Perabaan Tekstur dari material yang
beragam, 1 3
Menyediakan pengalihan yang positif, menstimulasi kelima panca
indra 1 3
Keamanan Memberi rasa aman, tidak
membahayakan 3 3
Bebas vandalisme 3 3
Lanjutan Tabel 4.12
No
Kompo-nen Indikator Kualitas Standar
Nilai Lapang
Nilai
Standar KPI*
Kenyamanan Suhu nyaman, kenyamanan
fisiologis 3 3
Desain jelas dan tidak abstrak, meminimalisasi ketidakjelasan (ambigu) 3 3 Ketenangan, keakraban 2 3 Jumlah 34 51 0,67 3. Ruang-ruang taman Desain area
dan ruang Desain yang jelas dan tidak abstrak, tidak disorientasi 2 3 Jenis/macam Kesempatan untuk membuat
pilihan dan mencari ruang privasi 2 3 Kesempatan yang mendukung
untuk bersosialisasi 2 3 Keragaman ruang, kesempatan
untuk pergerakan fisik dan gerak tubuh, mengakomodasi kegiatan aktif dan pasif
2 3
Luasan Tidak sempit, nyaman 3 3 Sirkulasi Nyaman, tidak panas 3 3
Jumlah 14 18 0,77
4. Elemen
taman
Soft material Jenis tanaman lokal 2 3 Bentuk ornamental dan tidak
abstrak 2 3
Pertumbuhan sepanjang tahun 3 3 Aman, tidak toksik, tidak berduri 3 3 Lokasi sesuai dengan fungsinya 2 3
Mudah dipelihara 1 3
Hard material
Jenisnya berupa jalur jalan dan site furniture (bangku taman, tempat
sampah, dll.) 3 3
Bentuk ornamental, bertekstur,
tidak abstrak 2 3
Aman, tidak licin, dilengkapi
handrails 1 3
Tidak memantulkan cahaya panas,
tidak mudah pecah 1 3
Adanya fasilitas terapi (jalur
refleksi, dll.) 1 3
Elemen
pendukung Elemen air untuk efek psikologi, spiritual, dan fisik 1 3 Penggabungan dengan seni, benda
seni yang tidak abstrak dan ambigu 2 3
Jumlah 24 39 0,61
5. Sosial
dan aktivitas
Jenis
pengunjung Mempertimbangkan siapa pengguna utama dan tingkat kekuatan mentalnya (pasien, pengunjung dan karyawan)
3 3
Jenis
aktivitas Mendukung aktivitas aktif dan pasif 2 3
Jumlah 5 6 0,83 Total Komponen (1+2+3+4+5) 87 129 0,67
72
Tabel 4.13 Penilaian Kondisi Aktual Healing Garden Lantai Sembilan Berdasarkan Kriteria Standar
No
Kompo-nen Indikator Kualitas Standar
Nilai Lapang
Nilai
Standar KPI* 1. Fisik Aksesibilitas Akses yang mudah dicapai,
aksesibilitas 3 3
Pintu masuk khusus yang mengundang dan mengajak
pengunjung ke taman 2 3 Tidak berbahaya, dapat dilalui oleh
pengunjung dengan keterbatasan
fisik 3 3
Area Penekanan (emphasis) terhadap aspek alami, bersentuhan dengan
alam dan meratanya material hijau 2 3 Luasan Tidak terlalu sempit, jarak
penglihatan pada taman 2 3
Jumlah 12 15 0,8
2. Kualitas
tapak Pemandang-an Penekanan (emphasis) terhadap aspek alami 2 3 Menyediakan pengalihan yang
positif, menstimulasi kelima panca
indra 3 3
Pencahayaan Tidak terlalu gelap/terang, bayangan alami dan sinar matahari
cukup/tidak berlebihan 3 3 Penggunaan warna dan
pencahayaan yang kreatif 2 3 Warna Tidak monoton, perpaduan yang
kreatif dengan kualitas lain 1 3 Penciuman Menimbulkan wangi yang
menenangkan 1 3
Menyediakan pengalihan yang positif, menstimulasi kelima panca
indra 1 3
Pendengaran Tidak gaduh, suara alami 2 3 Menyediakan pengalihan yang
positif, menstimulasi kelima panca
indra 2 3
Perabaan Tekstur dari material yang
beragam, 1 3
Menyediakan pengalihan yang positif, menstimulasi kelima panca
indra 1 3
Keamanan Memberi rasa aman, tidak
membahayakan 3 3
Bebas vandalisme 3 3
Lanjutan Tabel 4.13
No
Kompo-nen Indikator Kualitas Standar
Nilai Lapang
Nilai
Standar KPI*
Kenyamanan Suhu nyaman, kenyamanan
fisiologis 2 3
Desain jelas dan tidak abstrak, meminimalisasi ketidakjelasan (ambigu) 3 3 Ketenangan, keakraban 2 3 Jumlah 35 51 0,69 3. Ruang-ruang taman Desain area
dan ruang Desain yang jelas dan tidak abstrak, tidak disorientasi 3 3 Jenis/macam Kesempatan untuk membuat
pilihan dan mencari ruang privasi 2 3 Kesempatan yang mendukung
untuk bersosialisasi 3 3 Keragaman ruang, kesempatan
untuk pergerakan fisik dan gerak tubuh, mengakomodasi kegiatan aktif dan pasif
2 3
Luasan Tidak sempit, nyaman 2 3 Sirkulasi Nyaman, tidak panas 2 3
Jumlah 14 18 0,78
4. Elemen
taman Soft material Jenis tanaman lokal Bentuk ornamental dan tidak 2 3
abstrak 2 3
Pertumbuhan sepanjang tahun 3 3 Aman, tidak toksik, tidak berduri 3 3 Lokasi sesuai dengan fungsinya 2 3
Mudah dipelihara 1 3
Hard material
Jenisnya berupa jalur jalan dan site furniture (bangku taman, tempat
sampah, dll.) 3 3
Bentuk ornamental, bertekstur,
tidak abstrak 2 3
Aman, tidak licin, dilengkapi
handrails 3 3
Tidak memantulkan cahaya panas,
tidak mudah pecah 1 3
Adanya fasilitas terapi (jalur
refleksi, dll.) 3 3
Elemen
pendukung Elemen air untuk efek psikologi, spiritual, dan fisik 1 3 Penggabungan dengan seni, benda
seni yang tidak abstrak dan ambigu 2 3
Jumlah 28 39 0,71
5. Sosial
dan aktivitas
Jenis
pengunjung Mempertimbangkan siapa pengguna utama dan tingkat kekuatan mentalnya (pasien, pengunjung dan karyawan)
3 3
Jenis
aktivitas Mendukung aktivitas aktif dan pasif 2 3
Jumlah 5 6 0,83 Total Komponen (1+2+3+4+5) 93 129 0,72
74
4.3.1 Evaluasi Aspek Fisik
Aksesibilitas pada taman lantai empat bagian utara dan selatan kurang strategis. Hal ini disebabkan oleh letaknya yang tidak dapat langsung diakses melalui lift dan tangga, melainkan harus melalui unit bagian perawatan bayi pada taman bagian utara dan unit perawatan ibu bersalin bagi taman bagian selatan. Nilai yang diberikan adalah 2 untuk masing-masing taman. Selain itu, penilaian terhadap pintu taman yang kurang mengundang pengunjung untuk masuk mendapat nilai 1 untuk masing-masing taman karena kurang menarik.
Aksesibilitas yang terdapat pada taman lantai sembilan strategis karena akses sangat mudah dicapai dan letak pintu masuk khusus sangat dekat dengan lift dan tangga. Selain itu, pada lantai ini pintu hanya terdapat dua, yang mengarah ke taman dan yang mengarah ke helipad, sehingga pengguna taman lebih mudah diarahkan. Taman lantai sembilan cukup sesuai dengan kriteria McDowwel dan McDowwel (1998) karena pintu masuk ke sebuah healing garden harus dapat memudahkan untuk diakses dan mengundang pengguna untuk masuk ke dalamnya, nilainya 3. Namun, pintu taman masih agak kurang mengundang sehingga pada penilaiannya mendapat nilai 2.
Sementara itu, jalur dari pintu masuk yang aman dan memadai bagi pengguna yang menggunakan kursi roda karena adanya ramp pada beberapa titik di taman, mendapat penilaian sebesar 3 pada ketiga taman. Pada aspek area, perkerasan pada taman lantai empat bagian utara terlihat lebih mendominasi dibandingkan dengan kedua taman lainnya. Hal tersebut membuat taman menjadi lebih panas pada siang hari karena kurangnya naungan oleh tanaman. Terdapat upaya dalam penekanan aspek alami, namun masih terasa kurang bersentuhan dengan alam karena adanya larangan untuk menginjak rumput serta kurangnya variasi karena area hijau (tanaman) hanya ada di pinggiran saja pada ketiga taman sehingga mengurangi nilai ketiga taman dalam penekanan terhadap aspek alami (McDowwel dan McDowwel, 1998). Nilai yang diberikan adalah 2.
Luasan pada taman lantai empat bagian utara cukup besar, namun dengan area yang kosong pada bagian tengahnya membuat jarak pandang di taman ini terlalu luas, sedangkan pada bagian selatan luas taman tidak terlalu besar namun cukup variatif dengan adanya tanaman yang berada di tengah perkerasan, serta