• Tidak ada hasil yang ditemukan

HIBUALAMO Seri Ilmu-ilmu Sosial dan Kependidikan Volume 3 Nomor 2 Tahun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HIBUALAMO Seri Ilmu-ilmu Sosial dan Kependidikan Volume 3 Nomor 2 Tahun"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

E-ISSN 2621-0363

http://journal.unhena.ac.id

PERAN PENGELOLAAN ADMINISTRASI TERHADAP PENINGKATAN

KEKUATAN ORGANISASI UNTUK MENCAPAI KEUNTUNGAN BISNIS PADA

KOPERASI PEMBARUAN GMIH DI TOBELO

Randi Roland Kukihi, Jois Aloisa Mariane Duan

Program Studi Administrasi Bisnis Hein Namotemo University, Jalan Kompleks Pemerintahan Halmahera Utara Villa Vak I, Tobelo – Halmahera Utara 97762

E-mail: randi@unhena.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan hubungan antara pengelolaan organisasi yang baik dengan peningkatan kekuatan organisasi dalam mencapai keuntungan bisnis. Asumsi utama yang hendak diuji adalah bahwa sebuah organisasi yang memiliki tata kelola yang baik akan dengan sendirinya mampu untuk mengoptimalkan setiap fungsi dan bagian dalam organisasi. Optimalisasi itu pada gilirannya akan mendorong organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan. Berdasarkan asumsi itu, penelitian ini dilakukan pada organisasi koperasi pembaruan GMIH. Pemilihan objek penelitian pada suatu organisasi koperasi dilakukan dengan pertimbangan bahwa koperasi sering kali dikelola dengan manajemen organisasi seadanya. Hal ini membuat koperasi sulit untuk berkembang. Pemilihan koperasi pembaruan GMIH didasarkan pada pertimbangan bahwa koperasi ini memiliki kemajuan yang cukup signifikant dengan pertumbuhan modal yang baik. Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa administrasi yang baik telah menghasilkan kekuatan organisasi yang pada gilirannya memberi keuntungan pada usaha yang dilakukan.

Kata Kunci : Koperasi, Administrasi Bisnis, Kekuatan Organisasi, Keuntungan Bisnis, Abstract

This study aims to show the relationship between good organizational management and increased organizational strength in achieving business profits. The main assumption to be tested is that an organization that has good governance will automatically be able to optimize every function and part of the organization. This optimization will in turn encourage the organization to achieve the expected goals. Based on that assumption, this research was conducted at the organization of Koperasi Pembaruan GMIH. The selection of research objects in a cooperative organization is done with the consideration that cooperatives are often managed with improvised organizational management. This makes it difficult for cooperatives to develop. The selection of Koperasi Pembaruan GMIH is based on the consideration that these cooperatives have significant progress with good capital growth. This research succeeded in proving that good administration has produced organizational strength which in turn benefits the effort done.

Keywords: Cooperative, Business Administration, Organizational Strength, Business Benefits

1. PENDAHULUAN

Ekonomi kerakyatan memiliki kekuatan tersendiri dalam menghadapi berbagai kirisis ekonomi. Salah satu model ekonomi kerakyatan yang berkembang cukup pesat adalah koperasi. Koperasi menjadi lembaga ekonomi kerakyatan yang berpegang pada asas kebersamaan dan dengan tujuan untuk mesejahterakan anggotanya. Dengan tujuan itu, maka semboyan koperasi adalah dari, oleh dan untuk anggota. Kekuatan utama koperasi yang bertumpu pada anggotanya membuat koperasi mengandalkan pendidikan dan pelatihan. Pendidikan

dan pelatihan ini dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan anggotanya tentang koperasi. Selain itu, pelatihan dan pendidikan dimaksudkan agar anggota memiliki keterampilan dalam meningkatkan ekonomi melalui usaha yang mereka lakukan. Tumbuh dan berkembangnya koperasi akan sangat terkait dengan kemampuan dari setiap anggotanya untuk mendukung tujuan bersama dari pendirian koperasi itu. Bahwa dengan hal itu maka urgensi penelitian ini adalah pada usaha untuk memahami dengan lebih baik hubungan antara penerapan administrasi yang baik dengan perkembangan bisnis dari koperasi. Dengan kepentingan penelitian seperti ini, penelitian ini

(2)

diharapkan juga memberikan perspektif baru terhadap penerapan ilmu administrasi bisnis pada lembaga seperti koperasi.

Koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Gerakan ekonomi ini dianggap sebagai model penguatan ekonomi yang dianggap dapat membela kepentingan rakyat dalam berhadapan dengan perusahaan-perusahaan besar. Persoalannya adalah bahwa seringkali gerakan koperasi ini diidentikan dengan kalangan ekonomi lemah. Padahal, beberapa koperasi telah memiliki omzet yang cukup besar. Persoalan yang sering melanda koperasi adalah terkait dengan manajemen organisasi yang tidak profesional. Pertumbuhan awal yang baik biasanya tidak dibarengi dengan upaya melakukan penguatan sistem dan manajemen organisasi. Akibat tidak tertatanya bisnis proses pada koperasi, seringkali perkembangan yang mulai baik justru menjadi awal dari kehancuran koperasi itu. Hal ini menurut hemat penulis disebabkan tidak adanya pemahaman yang cukup tentang tata cara pengelolaan koperasi yang baik. Prinsip koperasi dengan pemahaman penekanan pada kekeluargaan justru menjadi titik lemah koperasi karena dengan semboyan ini segala sesuatu tidak dilakukan dengan profesional. Dengan kenyataan itu maka peneliti tertarik untuk melakukan peneltian terhadap Koperasi Pembaruan GMIH (KPG) yang ada di Tobelo. Pemilihan koperasi ini dilakukan karena sesuai dengan amatan awal bahwa pertumbuhan koperasi ini cukup pesat. Peneliti hendak mengamati apakah ada secara khusus faktor yang memengaruhi proses bisnis di dalam koperasi itu.

Penelitian ini akan dilakukan dibawa terang ilmu administrasi bisnis. Ilmu administrasi bisnis secara filosofis merupakan ilmu yang berupaya memahami bahwa tujuan dari sebuah organiasai bisnis adalah pencarian keuntungan. Keuntungan itu tidak dapat diraih tanpa sebuah perumusan tujuan dan mekanisme pencapaian yang jelas. Administrasi bisnis sebagai sebuah disiplin ilmu memberikan pengetahuan pada usaha pengelolaan administrasi yang baik demi pencapaian keuntungan. Dengan kata lain, ilmu administrasi bisnis memahami bahwa tanpa sebuah penataan yang baik terhadap administrasi suatu unit bisnis maka mustahil akan dicapai tujuan bisinis yaitu mencapai keuntungan maksimal. Jadi bagi adminitrasi bisnis, tidak ada keuntungan jika tidak dilakukan penataan yang cukup baik terhadap administrasi. Dengan hal ini maka tujuan penelitian ini adalah untuk: 1) Mengetahui manajemen pengelolaan koperasi pembaruan GMIH; 2) Mengetahui hubungan antara kekuatan organisasi dengan penerapan manajemen organisasi. Tujuan penelitian yang demikian sejalan dengan tujuan dari skema penelitian dosen pemula. Skema penelitian dosen pemula memberikan kesempatan kepada dosen baru untuk melatih kemampuan meneliti dan sekaligus membangun kepakaran melalui penelitian.

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Koperasi

Dasar pendirian koperasi adalah Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Koperasi dipahami sebagai seuah gerakan ekonomi rakyat yang memiliki peran untuk terlibat dalam usaha mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur. Pada pasal 4 UU tersebut memperlihatkan dengan cukup tegas bahwa fungsi dari koperasi adalah untuk memperkuat ekonomi dari para anggotanya. Prinsip ini menjadi prinsip dasar dari koperasi yaitu dari, oleh dan untuk anggota. Partomo (2009:71) mengungkapkan bahwa koperasi memiliki kontribusi yang cukup besar bagi pembangunan ekonomi ketika koperasi itu dikelola secara baik dan efisien. Orientasi pada kesejahteraan anggota dengan sendirinya mendorong setiap anggota untuk melakukan upaya terbaik demi mendorong kemajuan koperasi. Tentunya dalam hal ini, kekuatan koperasi tidak hanya dilihat dari segi daya dukung anggotan saja. Sebagai lembaga yang melaksanakan kegiatan ekonomi, kesejahteraan anggota akan terlihat dari kemampuan koperasi untuk menjalankan bisnis untuk mendapatkan keuntungan. Dengan kata lain, agar tetap beroperasi dengan baik dan tetap berdampak baik pada anggotanya, sebuah koperasi perlu berupaya untuk juga mencari keuntungan dari usaha yang dilakukan. Koperasi dapat dikatakan baik apabia asset yang dimilikinya terus berkembang. Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009 tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi terdapat 9 aspek penting yang menentukan kesehatan dari sebuah koperasi, yaitu: permodalan, kualitas, aktiva produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian, pertumbuhan dan jati diri koperasi. Dari sembilan aspek penting tersebut, menjadi jelas juga bahwa salah satu aspek penting adalah aspek manajemen koperasi. Bajo, Claudia Sanches and Reolants, Bruno (2011:101) mengungkapkan aspek penting dari koperasi sebagai sistem ekonomi yang berbeda dan dapat mengatasi persoalan kuangan yang terjadi pada sistem ekonomi lain. Menurutnya, koperasi menawarkan sebuah sistem dengan nilai moral berbeda. Nilai moral ekonomi koperasi bersumber dari kebutuhan setiap anggotanya untuk bersama. Karena itu, koperasi pada dirinya mengandung nilai demokrasi, keadilan, kesetaraan, solidaritas, keramahan, dan kepedulian sosial. Penekanan utama koperasi adalah pada pendidikan dan pelatihan. Dengan memahami penjelasan di atas maka setidaknya ada dua hal penting dari koperasi yaitu koperasi sebagai kekuatan ekonomi alternatif yang tumbuh dan berkembang dari masyarakat dan yang kedua adalah bahwa agar bertumbuh dan terus memberi dampak pada anggotanya dibutuhkan pengelolaan yang baik terhadap koperasi itu sendiri. Dengan kata

(3)

lain, meskipun orientasi koperasi itu bukan pada keuntungan namun tetap dibutuhkan pencapaian keuntungan agar dengan hal itu tujuan dari koperasi dalam mensejahterakan anggotanya dapat tercapai. 2.2. Administrasi Bisnis Sebagai Kunci Penguatan

Manajemen Koperasi.

Llyod Morey (1939:68-74) mengungkapkan bahwa Administrasi bisnis muncul sebagai akibat dari semakin kompleksnya proses bisnis sehingga membutuhkan sebuah pengelolaan yang lebih tertata. Pengelolaan berbagai output dari transaksi bisnis seperti pembayaran, voucher, buku bank, pelaporan, dan berbagai dokumen lainnya membuat para pemikir saat itu melihat pentingnya sebuah sistem keilmuan yang mampu menjawab tantangan saat itu. Tujuan dari proses administrasi dalam bisnis adalah mendukung pengambilan keputusan bisnis yang tujuannya tidak lain adalah memperoleh keuntungan. Dengan hal ini maka jelas bahwa pelaksanaan administrasi bisnis dilakukan agar suatu badan usaha dapat menghasilkan keuntungan secara maksimal. Dengan hal itu pula, maka bagi Morey, fungsi utama yang penting dalam pengelolaan administrasi bisnis adalah adanya kantor dan pengelola yang berfungsi sebagai pusat dari seluruh komando bisnis.

John C. Christensen (1934:17-23) mengungkapkan bahwa wilayah dari administrasi bisnis akan terkait dengan dua hal yaitu Manajemen Bisnis dan Manajemen Invetasi. Pada Manjemen Bisnis ada 7 aspek penting yaitu Akuntansi dan kontrol keuangan, pembelian dan penyimpanan, rencana operasi dan pemeliharaan, Pengelolaan bisnis, Bisnis kontrol, Pengawasan, dan pengembangan bisnis. Secara umum Manajemen Bisnis hendak menjelaskan apa yang harus dipahami oleh setiap lembaga yang menjalankan bisnis. Pada manjemen bisnis lebih pada investasi yang memberikan kekuatan tambahan pada sebuah organisasi. Dengan hal yang diungkapkan oleh Christensen ini terlihat bahwa wilayah administrasi bisnis tidak hanya terkait dengan penyimpanan bukti transaksi, tetapi lebih dari pada itu, adminitrasi bisnis menyangkut seluruh proses dalam suatu organisasi. Dengan kata lain sebenarnya administrasi bisnis sangat terkait dengan bisnis proses. Bisnis proses akan sangat terkait dengan tujuan dari suatu organisasi. Bisnis proses menentukan arah dari sutau organisasi dimana dengan arah tersebut semua sumberdaya organisasi akan diarahkan untuk mendukung tercapainya tujuan organisasi. Penjelasan yang demikian kemudian memperlihatkan dengan cukup jelas bahwa adminitrasi bisnis melingkupi seluruh proses organisasi baik dalam penyimpanan maupun pada upaya pengembangan organisasi.

3. METODE PENELITIAN

Bouckaert (2010:3-15) mengungkapkan tantangan baru dalam model penelitian administrasi. Menurutnya, perkembangan dunia yang semakin

pesat mendorong terjadinya perubahan dalam dunia administrasi termasuk didalamnya adminitrasi publik dan adminitrasi bisnis. Perkembangan dunia dewasa ini telah memperluas wilayah yang menjadi cakupan penelitian administrasi. Dengan hal itu maka metode penelitian adminitrasi juga berkembang seiring dengan munculnya persoalan baru yang perlu mendapat perhatian.

Phelps (1947:81-114) menjelaskan bahwa pendekatan penelitian administrasi bisnis tidak lagi dapat dilakukan dengan satu metode. Metode penelitian administrasi bisnis harus disesuaikan dengan tujuan dari dilaksanakannya penelitian tersebut. Untuk itu menurut Phelps, penelitian administrasi bisnis perlu mengubungkan konsep teoritis dengan kondisi yang terjadi dilapangan penelitian. Hal ini perlu dilakukan mengingat kondisi dilapangan akan selalu berubah mengikuti perkembangan terbaru. Untuk itu hal utama yang perlu dilakukan sebelum menentukan metode penelitian adalah dengan melihat kebutuhan dari penelitian itu sendiri. Apakah penelitian itu dimaksudkan untuk memberikan kontribusi bagi peningkatan keahlian pada pelaksana administrasi ataukah pada peningkatan pemahaman/pengetahuan. Jika meliahat tujuan dari penelitian yang akan dilakukan ini , maka maksud dari penelitian adalah untuk meningkatkan pengetahuan terkait penerapan adminitrasi bisnis pada koperasi simpan pinjam Pembaruan GMIH. Dengan tujuan penelitian ini maka penilitian ini akan dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif berupaya mendekati masalah penelitian melalui pendekatan langsung dalam bentuk pengamatan maupun melalui wawancara mendalam terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan koperasi ini. Pemilihan metode kualitatif dianggap tepat karena sasaran dari penelitian ini adalah pada pelaksana atau manajemen dari koperasi simpan pinjam pembaruan GMIH. Selain wawancara, peneliti juga akan memeriksa dokumen-dokumen yang dimiliki oleh koperasi tersebut untuk melihat pola penerapan kebijakan pada koperasi tersebut. 4. PEMBAHASAN

4.1. Sejarah Singkat Koperasi Pembaruan GMIH Koperasi pembaruan GMIH (KPG) didirikan pada tahun 2014 di Tobelo. Pendirian koperasi ini oleh para pendirinya didasarkan pada kenyataan bahwa warga Gereja Masehi Injili di Halmahera (GMIH) masih cukup banyak yang memiliki kesulitan dalam bidang keuangan. Pada sisi yang lain gereja-gereja anggota GMIH justru memiliki saldo keuangan yang cukup memadai namun dibiarkan mengendap pada rekening-rekening bank. Menyadari bahwa tujuan gereja selain untuk membina kehidupan iman jemaat, gereja juga terpanggil untuk membantu warga gereja keluar dari kesulitan keuangan melalui usaha-usaha khusus yang dilakukan. Berdasarkan kepedulian itu maka Badan Pekerja Harian Sinode GMIH bersama

(4)

beberapa tokoh gereja mencanangkan pendirian sebuah koperasi yang mendukung upaya peningkatan ekonomi jemaat melalui penghimpunan modal yang ada dalam setiap anggota GMIH.

4.2. Manajemen Pengelolaan Koperasi

Sebagaimana yang telah disebutkan di atas bahwa KPG didirikan oleh pribadi-pribadi yang terikat pada GMIH untuk mendukung pengembangan ekonomi warga gereja. Dengan pemahaman itu maka pengelo-laan koperasi pada awal berdirinya disepakati untuk mengangkat Ir. Ferry Patiasina,M.Si., sebagai Ketua pengurus Koperasi sekaligus sebagai manajer kopera-si. Manajer koperasi sebagai penanggungjawab utama dalam seluruh aktifitas koperasi tersebut merupakan representasi dari kehadiran Sinode GMIH dalam pen-gelolaan koperasi. Pelaksanaan operasional harian di-lakukan oleh Manajer yang bertugas memantau dan melaksanakan setiap kebijakan yang telah diaturank-an.

4.3. Perkembangan Koperasi Pembaruan GMIH Pada saat berdiri tahun 2014, KPG memiliki 86 orang anggota. Tahun 2018 tercatat jumlah anggota koperasi adalah 512 anggota. Dengan jumah tersebut terjadi peningkatan yang cukup besar dari sisi keang-gotaan koperasi tersebut. Dari segi kekayaan, pada ta-hun 2014, kekayaan KPG adalah Rp. 1,17 Miliar, dan pada tahun 2018 kekayaan yang dimiliki oleh koper-asi tersebut telah menjadi Rp. 7,58 Miliar (Koperkoper-asi Pembaruan GMIH, 2019:6). Jumlah kekayaan terse-but memperlihatkan peningkatan yang sangat besar dalam kurun waktu lima tahun. Peningkatan jumlah kekayaan koperasi juga sejalan dengan pengemban-gan yang terus dilakukan oleh pengurus dan mana-jer. Laporan manajemen KPG pada sidang tahunan majelis sinode GMIH tahun 2019 menjelaskan bahwa peningkatan kekayaan koperasi tidak dapat dilepas-kan dari perkembangan anggota koperasi dalam bi-dang ekonomi. Peminjaman anggota ke koperasi tidak serta merta hanya meminjam namun pihak koperasi juga melakukan pendampingan kepada anggota dalam mengembangkan usaha yang dilakukan. Selain itu dengan menjadikan koperasi ini sebagai milik bersa-ma dari gereja-gereja dalam sinode GMIH membuat setiap anggota gereja akan dengan sungguh-sungguh mengembalikan tanggungjawab pinjaman yang di-lakukan oleh anggota.

Laporan KPG pada Sidang Sinode Tahunan ke III GMIH memperlihatkan peningkatan jumlah anggota koperasi dari 86 orang anggota di tahun 2014 menjadi 840 anggota di tahun 2019. Peningkatan jumlah ang-gota tersebut jika dihubungkan dengan rencana strat-egis dari KPG belum memenuhi target. Target jumlah anggota yang diharapkan pada tahun 2019 adalah pen-capaian 1000 anggota. Meskipun belum mencapai tar-get yang diharapkan namun peningkatan jumlah ang-gota memperlihatkan adanya perkembangan dari KPG

4.4. Penerapan Manajemen Organisasi pada Koperasi Pembaruan GMIH

Koperasi Pembaruan GMIH telah menetapkan rencana strategis 2017 -2022 dengan salah satu startegi yang hendak dicapai adalah meningkatkan kualitas pembinaan anggota pada aspek ekonomi, sosial da budaya. Untuk melaksanakan itu beberapa kegiatan telah dilakukan di antaranya telah melaksanakan pelatihan keanggotaan yang indikator pencapaiannya adalah pada peningkatan jumlah pinjaman dan pengurangan angka kredit bermasalah. Pelatihan itu meliputi kegiatan pelatihan manajemen usaha dan pengelolaan keuangan yang baik. Kegiatan itu telah berdampak dengan cukup signifikant dalam peningkatan jumlah pinjaman dan pengurangan nilai kredit macet. Indikator capaian yang dipaparkan ini hanya merupakan contoh dari sejumlah program dan kegiatan yang dilaksanakan. Keberhasilan tersebut dapat dimaknai sebagai keberhasilan proses penerapan organisasi yang baik dengan kejelasan terhadap alur proses dan struktur kerja pada KPG.

Aspek lain yang diteliti adalah pada manajemen kerja antar bagian. Fungsi manajerial yang dilaksanakan oleh manajer KPG berjalan efektif dengan mengarahkan sumber daya yang ada pada pencapaian maksimal dari tujuan organisasi. Peningkatan jumlah modal dari 2 milyar rupiah ke 7 milyar rupiah dalam kurun waktu 2 tahun sejak berdiri mengindikasikan dua hal yaitu pertama peningkatan kepercayaan dari anggota dan masyarakat kepada KPG, yang kedua manajemen pengelolaan yang baik yang meminimkan penyimpangan keuangan

Selain pada manajemen kerja, dari penelitian dokumen terlihat juga peningkatan jumlah program yang dijalankan oleh KPG. Tahun 2017, KPG berjalan dengan program utama pada simpan pinjam anggota. Tahun 2019, program yang dijalankan telah mencapai 4 program utama diantaranya Dana Pendidikan dan Gerakan Dana Abadi. Dua program utama ini merupakan program jangka panjang yang dilaksanakan oleh KPG dengan tujuan menghimpun dana anggota dengan waktu penerimaan manfaat dengan kurun waktu tertentu. Pelaksanaan program ini memperlihatkan usaha KPG dalam menghimpun modal yang dapat diputar untuk memperkuat sektor lain yang mendatangkan keuntungan dalam waktu dekat.

4.5. Pengelolaan Administrasi pada Koperasi Pembaruan GMIH

Pengelolaan administrasi pada KPG saat ini dilakukan dengan komputer yang terhubung dengan LAN. Untuk pengelolaan keuangan, KPG sudah menggunakan perangkat lunak yang diperoleh dari induk koperasi dimana KPG bernaung. Penggunaan perangkat lunak khusus tersebut telah membantu

(5)

pengelolaan unit simpan pinjam dalam mengelola data dari setiap anggota yang melaksanakan urusan keuangan baik pengembalian pinjaman maupun yang melakukan penyimpanan.

Data dari setiap anggota selain dikelola oleh unit simpan pinjam juga dapat diakses oleh bagian peminjaman dari KPG. Dengan data tersebut bagian administrasi peminjaman memiliki data yang akurat tentang pinjaman dari setiap anggota. Data pinjaman itu kemudiann dianalisis secara rutin oleh bagian pinjaman untuk kemudian mendata setiap pinjaman yang bermasalah atau mengalami kegagalan dalam pengembalian. Setiap bulan, bagian peminjaman akan melakukan kontak dengan anggota yang belum membayar angsuran pinjaman. Setelah tiga bulan maka bagian peminjaman akan mengundang anggota yang mengalami persoalan dalam pengembalian pinjaman. Jika anggota tidak datang, maka tim dari KPG akan melakukan kunjungan langsung ke rumah anggota. Tujuan dari undangan dan kunjungan ini tidak lain adalah untuk mencari solusi bersama degan anggota terhadap persoalan yang mereka hadapi. Metode ini ternyata cukup efektif untuk mendorong anggota dalam melakukan pembayaran kembali dari pinjaman yang ada.

5. ANALISIS

Sebagaimana telah diungkapkan pada bagian sebelumnya, bahwa tujuan pelaksanaan administrasi pada sebuah organisasi bisnis tidak saja ditujukan untuk menata penyimpanan dari suatu organisasi, namun lebih dari pada itu, tujuan dari pelaksanaan administrasi adalah pada upaya pengembangan organisasi. Proses administrasi yang baik sebagaimana yang diungkapkan oleh Christensen (1934:17-23) mencakup tujuh aspek penting yang berada dalam alur proses perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring. Alur proses yang demikian memperlihatkan bahwa suatu organisasi dalam bentuk apapun tidak dapat berkembang jika salah satu alur tersebut tidak dilaksanakan. Adanya proses perencanaan memperlihatkan keinginan yang kuat dari suatu organisasi untuk mengarahkan jalannya organisasi pada target-target yang jelas. Perencanaan tersebut sekaligus menjadi pandu bagi seluruh bagian organisasi dalam tahap pelaksanaan. Monitoring merupakan bentuk pengawasan yang mengawal jalannya suatu organisasi untuk tetap berada pada jalur yang ditentukan.

KPG sebagai salah satu koperasi simpan pinjam telah memperlihatkan pengembangan usaha melalui penataan administrasi yang baik. Penataan administrasi tersebut bukan saja pada proses keuangan melalui unit simpan pinjam, namun lebih luas dipahami bahwa administrasi yang dilakukan oleh KPG adalah administrasi dalam pengembangan program, pengelolaan organisasi, dan pelaporan. Dengan melakukan hal tersebut, KPG memiliki data yang cukup akurat tentang pergerakan organisasinya dan pergerakan keuangan organisasi. Perencanaan

yang baik juga mendorong KPG memiliki data untuk menentukan arah pergerakan trend keuangan masyarakat dan dengan itu KPG kemudian menyiapkan program-program baru dalam menangkap peluang yang ada.

Hal penting lainnya adalah, pengelolaan administrasi yang baik telah juga mendorong peningkatan kepercayaan masyarakat untuk menitipka modalnya pada KPG. Dengan kepercayaan yang demikian KPG dapat memiliki kekuatan modal untuk menggerakan program-program lainnya yang pada gilirannya mendatangkan keuntungan bagi KPG. 6. KESIMPULAN

Pengelolaan administrasi bukanlah sesuatu yang dapat dikesampingkan dalam pengelolaan suatu usaha bisnis. Administrasi bisnis menjamin ketersediaan data kekuatan dan kelemahan dari setiap organisasi bisnis. Ketersediaa data itu memampukan setiap pelaku bisnis untuk memiliki perencanaan yang dapat menangkap peluang yang pada gilirannya mendatangkan keuntungan pada organisasi bisni yang ada.

Penelitian ini telah juga memperlihatkkan bahwa KPG melakukan pengelolaan administrasi yang baik yang diawali dengan perencanaan, pengelolaan, evaluasi, dan pelaporan. Proses tersebut membuat KPG berada dalam alur perkembangan yang sudah ditentukan. Meski juga harus diakui bahwa dalam beberapa program terdapat kendala, namun secara keseluruhan perkembangan koperasi ini memperlihatkan trend peningkatan.

DAFTAR PUSTAKA

Bajo, Claudia Sanches and Reolants, Bruno, 2011, Capital and the Debt Trap: Learning from Cooperatives in the Global Crisis, England:Palgrave Macmillan

GEERT BOUCKAERT, 2010, Research In Public Administration For The Future, Society and Economy, Vol. 32, No. 1 (June 2010), pp. 3-15 John C. Christensen, 1934, An Efficient Business

Administration, The Journal of Higher Education, Vol. 5, No. 1 (Jan., 1934), pp. 17-23 Published by: Taylor & Francis, Ltd. Koperasi Pembaruan GMIH, Laporan pada Rapat

Umum Tahunan Anggota tahun 2017

Koperasi Pembaruan GMIH, Laporan pada Rapat Umum Tahunan Anggota tahun 2018

(6)

Koperasi Pembaruan GMIH, Laporan pada Sidang Sinode Tahunan GMIH tahun 2019

Morey, Lloyd, 1939, A Philosophy of Business Administration, The Journal of Higher Education, Vol. 10, No. 2 (Feb., 1939), pp. 68-74

O. W. Phelps, Academic Research in Business Administration, The Journal of Higher Education, Vol. 18, No. 2 (Feb., 1947), pp. 81-89+114 Published by: Taylor & Francis, Ltd.

Partomo, Tiktik Sartika, 2009, Ekonomi Koperasi, Jakarta: Gahlia Indonesia Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil

Menengah Republik Indonesia Nomor 14/Per/M.KUKM/ XII/2009 tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi

Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil bimbingan teknis yang telah dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Maluku Utara pada tujuh kabupaten dan kota tersebut, sebanyak 733 desa telah mengimplementasikan

Hamzah Qatha‟ berupa Hamzah yang selalu diucapkan dengan ber-harkah fathah, dhammah atau kasrah.Tidak gugur pengucapannya baik di awal permulaan kalimat atau ditengah-tengah

Dengan demikian untuk para investor di Bursa Efek Indonesia sebelum mengambil keputusan dalam membeli saham disarankan untuk mempertimbangkan frekuensi perdagangan

Sebuah penelitian (disertasi) yang menulis tentang analisa akar sejarah metode susastra dalam tradisi Islam. Tulisan ini mengulas wacana susastra Alqur’an abad ke

Untuk menguji keberhasilan proses registrasi yang telah dilakukan, maka dapat dilakukan pencarian identitas pasien tersebut menggunakan Menu Pencarian Data Pasien Lama,

Rusdiyanto (2010), dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Kinerja dengan Pendekatan Balance Scorecard pada PDAM Kabupaten Semarang” menjelaskan tentang

Berdasarkan penelitian yang diteliti dari 24 item pernyataan kuesioner yaitu variabel budaya organisasi rata-rata sebesar 4,17 kategori tinggi, yang berarti bahwa

Kesimpulan yang dapat di hasilkan dari penelitian tentang harga diri pada wanita yang menopause yang mengungkapkan pengalaman dan yang dialaminya saat ini adalah yaitu harga diri