• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU SUMBERDAYA GURU DI SD ISLAM AL-HABIBAH DESA TELAGA SARI KECAMATAN SUNGGAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU SUMBERDAYA GURU DI SD ISLAM AL-HABIBAH DESA TELAGA SARI KECAMATAN SUNGGAL"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU SUMBERDAYA GURU DI SD ISLAM

AL-HABIBAH DESA TELAGA SARI KECAMATAN SUNGGAL Umar Mukhtar Siregar dan Usup Munthe

Dosen Stai Darul Arafah Abstract

Research conducted by researchers at Al-Habibah Islamic Elementary School, that the success of education is identicalto the succes of the principal, every educational institution needs teachers / teaching staff who are qualified in their respective fields, quality teachers / staff will produce quality education, quality education will produce quality education. Data collection throught: interviews, obsevation and documentation. The data analysis technique uses three channels, namely: data presentation, data reduction and conclusion drawing. The principal is tasked with guiding teachers, education personnal, giving good role models, creating a good working climate, a conducive environment that will increase the enthusiasm of teachers in educating. The quality of teachers who teach in Islamic elementary schools Al-Habibah is quate qualified because the teachers have met the requirements to become competent teachers as stated in the UUD. Principals play an important role in advanciving teacher resources by providing adequate educational facilities. Various ways taken by the principal in improving the quality of teacher resources, such as holding seminars, training, workshops, comparative studies and so on.

Keywords: Leadership, Quality, Teacher Pendahuluan

Pendidikan merupakan sebuah institusi yang dapat dikatakan bersifat kompleks. Bersifat kompleks, karena pendidikan merupakan sebuah organisasi yang di dalamnya terdapat keterkaitan berbagai dimensi untuk menuju pencapaian komitmen. Sedangkan keunikan institusi pendidikan didasarkan pada karakteristik tertentu yang tidak dimiliki oleh organisasi lain. Adapun karakteristik tersebut adalah adanya proses belajar mengajar sebagai pemberdayaan umat manusia.

Kompleksitas dan keunikan yang dimiliki oleh pendidik menurut Wahjosumidjo yaitu adanya peran kepala sekolah yang sangat fundamental dalam mewujudkan pencapaian tujuan pendidikan. Dapat disimpulkan bahwa keberhasilan pendidikan lebih identik dengan keberhasilan kepala sekolah. (Wahjosumidjo. 2007 : 81)

Kepala sekolah mempunyai peran yang sangat penting, dengan adanya kepala sekolah maka suatu lembaga pendidikan dapat terorganisir dengan baik. Sebagaimana tercantum dalam Departemen Pendidikan Nasional

(2)

Tahun 2006 tentang Peran Kepala Sekolah, bahwa peran kepala sekolah diantaranya sebagai manajer, leader, educator, administrator, innovator, motivator dan supervisor. Maka kepala sekolah berhak dalam menentukan suatu keputusan atau kebijakan dalam pengelolaan suatu proses pendidikan.

Kepala sekolah sebagai manajer, yaitu kepala sekolah dapat merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengevaluasi kegiatan, melaksanakan pengajaran, mengadakan rapat, menentukan kebijakan, mengambil keputusan, mengatur proses belajar mengajar, administrasi dan sarana prasarana serta mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat dan instansi terkait.

Istilah kepemimpinan atau leadership berasal dari kata “pemimpin” atau “leader”. Menurut Ngalim Purwanto, bependapat: “kepemimpinan adalah sekumpulan kemampuan dan sifat kepribadian, termasuk kewibawaan untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan orang-orang yang dipimpinnya agar melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela

dan penuh rasa tanggung jawab. (Hasan dan Nanang 2015 : 12)

Menurut Soekarto Indra fahcrudi, dkk. Kepemimpinan adalah kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan dan kalau perlu memaksa orang lain agar ia menerima pengaruh itu dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian sesuatu maksud atau tujuan tertentu. (Syukri. 2012 : 17)

Kepemimpinan dalam satu situasi terlihat adanya unsur-unsur sebagai berikut:

a. Orang yang dapat mempengaruhi orang lain di satu pihak

b. Orang yang mendapat pengaruh di lain pihak

c. Adanya maksud-maksud atau tujuan-tujuan tertentu yang hendak dicapai

d. Adanya serangkaian tindakan tertentu untuk mempengaruhi dan untuk mencapai maksud atau tujuan-tujuan itu.

Kemampuan seseorang untuk mempengaruhi, mendorong, mengajak, membimbing, mengarahkan atau memaksa orang lain untuk berbuat itu

(3)

terlihat di dalam proses memimpin yang terjadi dalam hubungan antar manusia dengan manusia lain, maupun antara individu dengan kelompok individu yang terorganisir secara temporer atau permanen dalam suatu wadah yang disebut organisasi, lembaga, kantor atau bentuk-bentuk kelompok lainnya.

Menurut Robbins, kepemimpinan

adalah kemampuan untuk

mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai suatu tujuan. (Hasan dan Nanang. 2015 : 12)

Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. (Handoko. 2009 : 294)

Sedangkan menurut Winardi, dalam teori path goal theory of leadership atau teori kepemimpinan jalur tujuan, Mengulas tentang gaya kepemimpinan yang berorientasi kepada tugas. Teori ini mengemukakan empat tipe atau gaya kepemimpinan sebagai berikut: (Winardi. 1995 : 47 )

a. Kepemimpinan yang memberikan pengarahan. Ciri kepemimpinan ini yaitu memberitahukan kepada bawahan apa yang di harapkan

dari mereka dan menjelaskan bagaimana menghadapi dan melaksanakan tugas.

b. Kepemimpinan yang bersifat membantu. Ciri kepemimpinan ini yaitu memberikan perhatian terhadap kebutuhan bawahan, dan berusaha agar pekerjaan lebih menyenangkan serta bersikap bersahabat dan mudah diajak bicara.

c. Kepemimpinan partisan. Ciri atau gaya kepemimpinan ini yaitu pimpinan aktif melakukan konsultasi dan memberikan saran-saran dan pendapat kepada bawahannya.

d. Kepemimpinan yang berorientasi kepada hasil. Ciri atau gaya kepemimpinan ini yaitu pimpinan menitik beratkan keunggulan dalam kinerja dan yakin bahwa bawahannya akan bersikap penuh tanggung jawab dan berupaya untuk mencapai tujuan yang bersifat menantang.

Menurut Khatib Pahlawan Kayo, tipe kepemimpinan ada enam sebagai berikut: (Kayo. 2005 : 54- 69)

(4)

Kepemimpinan tradisional dapat diartikan sebagai suatu kepemimpinan yang lahir di tengah–tengah masyarakat primitif atau masyarakat yang

baru tumbuh. Corak

kepemimpinan ini adalah bentuk feodal, karena siapa yang mempunyai keberanian akan tampil ke depan, dan sekali

merebut akan tetap

mempertahankan bahkan mewariskan kepada keturunannya. b. Kepemimpinan kharismatik

Pemimpin seperti ini lahir karena pemimpin tersebut mempunyai kelebihan yang bersifat psikis dan mental, serta kemampuan tertentu, sehingga apa yang diperintahkannya akan di turuti oleh bawahannya, dan kadangkala tanpa memerhatikan rasionalitas dari perintah tersebut. Jika dilihat lebih jauh seakan-akan antara pemimpin dengan bawahannya seperti ada daya tarik yang bersifat magic.

c. Pemimpin Rasionalitas

Salah satu ciri kepemimpinan rasionalitas adalah keseimbangan perasaan (emotional stability) dalam interaksi dan pergaulan

antara pemimpin dan bawahannya yang bebas dari prasangka dan jauh dari sifat dengki. Sebab jika pemimpin cepat emosional melihat tingkah laku bawahannya yang tidak berkenan di hatinya, maka nilai kepemimpinannya akan menurun.

d. Kepemimpinan Otoriter

Kepemimpinan otoriter di dominasi oleh kekuasaan yang di bungkus oleh nilai-nilai kebohongan yang membuat bawahannya merasa ketakutan. Kepemimpinan seperti ini, komunikasinya hanya berlangsung satu arah, sehingga bawahannya tak bisa berinisiatif apalagi mengembangkan kreativitasnya. e. Kepemimpinan Demokratis

Kepemimpinan demokratis adalah tipe yang tepat dan ideal untuk dikembangkan dalam organisasi yang modern. Karena sesuai dengan fitrah manusia dan mudah diterapkan dalam semua lapisan, baik masyarakat desa maupun masyarakat kota. Dilihat dari segi ajaran Islam kepemimpinan demokratis itu mendapat tempat yang luas, sehingga mudahtumbuh dan

(5)

berkembang, karena Nabi Muhammad saw., sendiri adalah seorang pemimpin yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai demokratis.

f. Tipe Kepemimpinan Kolektif Kepemimpinan kolektif diwarnai oleh nilai-nilai kolektivitas yang berbasis rasa keikhlasan dalam bertanggung jawab untuk melaksanakan amanah. Dalam kepemimpinan ini tidak ditemukan adanya watak dan karakter yang keras dan kasar apalagi yang tidak bertanggung jawab.

Tipe kepemimpinan yang penulis kemukakan dari para ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tipe-tipe kepemimpinan yang dapat diterapkan oleh seorang guru adalah tipe kepemimpinan demokratis. Tipe kepemimpinan ini sejalan dengan tujuan pendidikan yakni peserta didik beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat ilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dari berbagai pengertian kepemimpinan yang telah penulis paparkan di atas maka penulis mengambil kesimpulan bahwa kepemipinan adalah bagaimana seorang pemimpin mampu memberikan pengaruh terhadap tingkah laku orang yang dipimpinnya. Dengan demikian diharapkan oleh seorang pemimpin dalam lingkungan sekolah, ia diharapkan mampu mengkoordinir semua sumber daya yang ada untuk kepentingan pengembangan lembaga pendidikan yang dipimpinnya.

Metodologi Penelitian

Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Metode penelitian kualitatif sering disebut dengan metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting) disebut sebagai metode kualitatif karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif

Pembahasan

Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Sumberdaya Guru Di SD Islam Al-Habibah

Berangkat dari latar belakang perilaku kepemimpinan kepala sekolah

(6)

dalam mengembangkan mutu sumber daya guru, peneliti mencoba menelusuri sejauh mana peran yang dimainkan kepala sekolah ibu Dariyani, S.Pd dalam mengembangkan mutu sumber daya guru di SD Islam Al-Habibah .

Berdasarkan hasil wawancara, dokumen dan observasi yang diperoleh peneliti menemukan tujuh peran utama kepala sekolah yang dijalankan di SD Islam Al-Habibah, yaitu: edukator, manajer, supervisor, administrator, leader, inovator, dan motivator.

1) Kepala sekolah sebagai educator (pendidik)

Dalam melakukan fungsinya sebagai edukator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkanprofesionalisme tenaga kependidikandi sekolahnya. Menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan nasehat kepada warga sekolah, memberikan dorongan kepada seluruh tenaga kependidikan, serta melaksanakan model pembelajaran yang menarik, seperti team teaching, dan moving class.

Sebagai educator, kepala sekolah harus senantiasa berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh para guru. Dalam

hal ini factor pengalam akan sangat mempengaruhi profesionalisme kepala sekolah, terutama dalam mendukung terbentuknya pemahaman tenaga kependidikan terhadap pelaksanaan tugasnya. Dalam satu wawancara dengan ibu Ade Ninda selaku staf pengajar mengatakan:

“Saya sebagai kepala sekolah tentunya sudah mengetahui apa peran saya sebagai kepala sekolah, yaitu sebagai educator (pendidik), manajerial, administrator, supervisor, leader, innovator, serta motivator. Semua ini sudah terprogram dengan jelas dalam rincian tugas operasional sekolah SD Islam Al-Habibah Telaga Sari Kec. Sunggal. Bahkan bukan hanya kepala sekolah tetapi seluruh staf dan guru-guru juga wajib mengetahui tugasnya masing-masing untuk dijalankan sebagaimana mestinya”

Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah dalam rangka menjalankan perannya sebagai edukator, khususnya dalam peningkatkan kinerja tenaga kependidikan danprestasi belajar

(7)

peserta didik. Adapun upaya tersebut adalah sebagai berikut:

Pertama; mengikutsertakan guru-guru dalam penataran untuk menambah wawasan para guru. Kepala sekolah juga harus memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dangan belajar kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. Misalnya memberikan kesempatan kepada guru yang belum mencapai jenjang sarjana untuk mengikuti kuliah di universitas terdekat yang pelaksanaannya tidak mengganggu kegiatanbelajar mengajar.

Kedua; Kepala sekolah juga hendaknya berusaha untuk mencari beasiswa bagi paraguru yang melanjutkan pendidikan melalui kerja sama dengan masyarakat, dunia usaha atau kerjasama dengan pihak lain yang tidak mengikat.

Ketiga; menggunakan waktu belajar efektif di sekolah, dengan cara mendorong para guru untuk memulai dan mengakhiri pembelajaran sesuai waktu yang telah ditentukan dengan sebaik-baiknya.

Hal ini diperkuat oleh Ibu Ade Ninda dalam suatu wawancara mengatakan:

“Kualitas akademik para guru memang perlu ditingkatkan seiring dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, hal yang kami lakukan adalah dengan memberikan kelonggaran dan memotivasi guru untuk melanjutkan studinya kejenjang yang lebih tinggi baik biaya sendiri maupun dengan merekomendasikan para guru kepada dinas/ instansi yang terkait untuk mendapatakan program beasiswa pendidikan studi lanjut kejenjang yang lebih tinggi”.

Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan dan guru merupakan pelaksana dan pengembang utama kurikulum di sekolah. Kepala sekolah yang menunjukan komitmen tinggi dan fokus terhadap pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya tentu saja akan sangat memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki gurunya, sekaligus juga akan senantiasa berusaha memfasilitasi dan mendorong agar para guru dapat secara terus menerus meningkatkan kompetensinya,

(8)

sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

Hal isi sesuai dengan pernyataan Ibu Dariyani, S.Pd sebagai kepala sekolah dalam suatu wawancara dengan peneliti menjelaskan:

“Untuk meningkatkan kinerja

guru, pihak sekolah

mengikutsertakan para guru dalam penataran, pelatihan, workshop, seminar yang relevan serta dibiayai oleh sekolah”. Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan Ibu Ratih Pupita Jannah, dalam suatu wawancara mengatakan :

“Kegiatan pengembangan mutu guru di SD Islam Al-Habibah yakni melalui rapat rutin yaitu rapat kerja rutin disekolah, kemudian mengikutsertakan pendidikan dan pelatihan-pelatihan seperti seminar, workshop, beasiswa studi lanjut, MGMP dan lain-lain”. Sebagaimana penjelasan kepala sekolah di atas menurut pengamatan peneliti bahwa guru-guru di SD Islam Al-Habibah diikutsetakan dalam pelatihan-pelatihan dan mengadakan minimal dua kali pelatihan, mengikutkan MGMP (musyawarah

guru mata pelajaran), penataran atau diklat, workshop baik dalam kota maupun luar kota.

Usaha kepala sekolah

mengikutsertakan guru dalam pelatihan-pelatihan agar semua guru berkembang atau meningkat pengetahuan dalam bidang pendidikan. kepala sekolah bertanggung jawab terhadap segala kelancaran pendidikan terutama untuk peningkatan mutu guru dalam hubungannya dengan penbinaan kegiatan belajar mengajar.

Sehingga para guru bisa mendapatkan ilmu baru dengan mengikuti pelatihan dan melaksanakan tugasnya menjadi lebih baik. Semua itu tidak terlepas dari motivasiyang diberikan oleh kepala sekolah agar setiap guru dapat meningkatkan kinerja dan lebih professional.

2) Kepala sekolah sebagai manajer Manajemen pada hakekatnya merupakan suatu proses merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, memimpin dan mengendalikan usaha para anggota organisasi serta mendayagunakan seluruh sumber-sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dikatakan suatu proses, karena semua manajer denga ketangkasan dan

(9)

keterampilan yang dimilkinya mengusahakan dan mendayagunakan berbagai kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan.

Kepala sekolah sebagai manager hendaknya dafat memfasilitasi dan memberikan kesempatan yang luas kepada guru untuk dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan pengembangan profesi melalui berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan, baik yang dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah.

Apa yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam kapasitasnya sebagai seorang manager merupakan perpaduan antara konsep dan tujuan dengan tercermin dari wujud kemampuan seorang kepala sekolah dalam mengorganisasikan sumber daya manusia yang dimilikinya untuk pencapaian suatu tujuan bersama.

Seorang manager untuk mencapai tujuan pasti melibatkan orang lain. Oleh karena itu seorang manajer harus mampu mengarahkan, memotivasi atau menyelesaikan hal-hal sulit yang dialami stafnya sehingga tujuan organisasi dapat dicapai dengan baik.

Melakukan manajemen secara efektif dimungkinkan jika manajer itu memiliki keterampilan manajemen

dengan baik. Keterampilan itu dimaksudkan agar dapat mengelola sumber daya yang dimiliki organisasi baik sumber daya manusia maupun sumberdaya yang lain secara efektif dan efisien.

Selain itu sumber-sumber tersebut tidak selalu tersedia dalam organisasi sehingga harus ada usaha-usaha manajer untuk mengadakan atau mencari alternatif pemecahan masalah berkenaan dengan sumber daya tersebut. Agar sumber daya uang dapat bekerja secara efektif dan efisien maka perlu pendistribusian tugas.

Selain yang peneliti sebutkan diatas kepala sekolah harus mempunyai tiga keterampilan ataukemampuan yang harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah, yaitu:

1) keterampilan konseptual yaitu kemampuan mental untuk mengkoordinasi dan memadukan semua kepentingan dan kegiatan organisasi. Ini mencakup kemampuan manajer untuk melihat organisasi sebagai suatu keseluruhan dan memahami bagaimana perubahan pada setiap bagian dapat mempengaruhi keseluruhan organisasi.

(10)

2) keterampilan manusiawi yaitu kemampuan untuk bekerja dengan orang lain dan memotivasi orang lain baik sebagai individu maupun kelompok.

3) Keterampilan teknis yaitu kemampuan menggunakan alat-alat, prosedur dan tehnik suatu bidang khusus. Bapak Ilham Syukran, SHI dalam suatu wawancara mengatakan:

“Kepala sekolah selalu memberikan motivasi dan semangat dalam segala hal, khususnya yang berkaitan dengan pembelajaran baik itu secara individu mapun ketika rapat bulanan”.

Selain itu juga ditambahkan oleh ibu Ade Ninda, selaku staf mengajar dalam suatu wawancara menjelaskan:

“Dalam mengembangkan mutu guru, strategi yang dilakukan ibu kepala sekolah adalah dengan cara mengadakan pelatihan-pelatihan serta memberi bimbingan pada guru yang memiliki kesulitan dalam penerapat metode belajar mengajar, baik dengan berdiskusi atau bahkan kepala sekolah juga memberikan atau menyarakan

kepada guru-guru agar mengajar menggunakan berbagai metode yang sesuai dan yang dapat dipahami oleh gru itu sendiri”.

Hal ini senada dengan apa yang

disampaikan oleh umi

Misbahulkahiriah, S.Pd.I selaku guru PAI dalam sebuah wawancara mengatakan:

“Kami khususnya saya, bahwasanya kepala sekolah menempatkan guru sesuai dengan latar belakang pendidikan dan kemampuannya masing-masing, contohnya saya pribadi ditempatkan kepala sekolah di kelas tinggi (kelas V SD)”.

Sedanglan dari hasil obsevasi yang peneliti amati bahwa upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu sumberdaya guru selain dengan cara mengikutsertakan guru-guru pada pelatihan-pelatihan, ibu kepala sekolah juga menempatkan guru bidang studi sesuai dengan latar belakang pendidikan masing-masing.

3) Kepala sekolah sebagai administrator

Kata administrasi berasal dari bahasa latin yang terdiri atas kata ad

(11)

dan ministrare. Kata ad mempunyai arti yang sama dengan kata to dalam bahasa Inggris, yang berarti “ke” atau “kepada”. Dan ministrare sama artinya dengan to serve atau to conduct yang berarti “melayani, membantu atau mengarahkan”. Dalam bahasa Inggris to administer berarti pua mengatur memelihara dan mengarahkan.

Jadi, kata administrasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan usaha untuk membantu, melayani, mengarahkan, atau mengatur semua kegiatan di dalam mencapai suatu tujuan. (Purwanto. 2010 : 1-2)

Kepala sekolah sebagai administrasi sudah seharusnya

mampu mengarahkan,

membantu, melayani, dan mengatur baik itu administasi keungan, administrasi pembelajaran dan sebagainya. Pengelolaan pengajaran merupakan titik sentraldari kegiatan pengelolaan yang lain. Pengelolaan ini merupakan dasar kegiatan dalam melaksanakan tugas poko.

Keberhasilan suatu sekolah tercermin dari sifat

kepemimpinan yang dijalankan oleh kepala sekolah. Salah satu keberhasilan itu tercermin bagaimana kepala sekolah dapat melakukan restrukturisasi dan perbaikan terhadap managemen administrasi yang diterapkan di sekolah, sehingga dapat tertib dalam pelaksanaan administrasi sekolah, hal ini bertujuan untuk meningkatkan mutu sekolah. Karena itu pengelolaan pengerjaan ini harus direncanakan dengan sebaik-baiknya.

Kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan ini antara lain: menyususun program sekolah untuk satu tahun, menyusun jadwal pelajaran, mengatur kegiatan penilaian, melaksanakan norma-norma kenaikan kelas, mencatat dan melaporkan hasil kemampuan belajar murid-murid kepada atasannya, mengkoordinir kegiatan bimbingan sekolah, mengkoordinir program non kurikuler, merencanakan pengadaan, memelihara

dan mengembangkan buku

perpustakaan sekolah, alat-alat pelajaran dan sebagainya.

(12)

Dalam hal ini bapak Ilham Syukran selaku OPS dalam suatu wawancara mengatakan:

“Semua pihak yang bersangkutan dengan pendidikan tanpa terkecuali harus memenuhi administrasiny masing-masing, baik administrasi seperti persiapan mengajar (RPP), prosem, prota, atau alat pendukung berlangsungnya pembelajaran, maka harus ada setiap sebelum pembelajaran dimulai”.

Kepala sekolah memberikan penjelasan tentang keharusan masing-masing guru dalam melengkapi administrasi pembelajaran terutama dalam perencanaannya, yang berupa silabus, RPP, program tahunan dan program semester. Ibu kepala sekolah Dariyani, S.Pd ketika diwawancarai peneliti menjelaskan:

“Setiap kegiatan awal tahun pelajaran guru-guru sudah harus

membuat perangkat

pembelajaran yang akan dijadikan sebagai acuan dalam melaksanakan pembelajaran dikelas agar guru dalam mengajar sesuai dengan program

kurikulum yang telah

direncanakan. Seperti program tahunan, program semester, silabus, daftar nilai, daftar pelajaran dan lain-lain”.

Hal ini juga diperkuat oleh Ibu Misbahulkhairiah, S.Pd. I selaku guru PAI yang mengatakan dalam satu wawancara:

“Ya, saya sudah siapkan RPP sebelum saya mengajar di kelas. Karena selain itu diharuskan oleh kepala sekolah. Itu juga sangat diperlukan dalam proses mengajar saya nantinya di kelas. Karena rencana sudah ada, maka nanti di kelas tinggal melaksanakan rencana yang sudah saya buat tadi. Memang tidak hanya RPP saja, tapi guru-guru juga diharuskan membuat prota dan prosem”.

Tugas wajibseorang pimpinan adalah mengadministrasikan dan mengatur keseluruhan fasilitas material, perlengkapan dan alat-alat sekolah untuk kelancaran kegiatan pendidikan dan pengajaran serta hasil-hasil maksimal yang dapat dicapai oleh sekolah.

(13)

Berdasarkan pengamatan peneliti kegiatan aministrasi kelas sudah dilakukan oleh setiap masing-masing guru, di awal tahun ajaran baru setiap guru menyetorkan administrasi ke pihak kepala sekolah untuk ditanda tangani. Selain merupakan tanggung jawab guru menyiapkan perangkat pembelajaran untuk melengkapi administrasi kelas akan mempermudah mengelola proses pembelajran di kelas.

4) Kepala sekolah sebagai leader (pemimpin)

Kepemimpinan menurut Ngalim Purwanto yaitu kepribadian seseorang yang mendatangkan keinginan pada kelompok orang-orang untuk mencontohnya atau menikutinya, kekuatan atau wibawa sedemikian rupa sehingga membuat sekelompok orang bersedia melakukan kehendaknya. (saifullah : 141)

Kepala sekolah sebagai leader, harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan dalam meningkatkan tenaga kependidikan, membuke komunikasi dua arah, dan mendelegasikan tugas. Kemampuan harus diwujudkan kepala sekolah sebagai leader dapat dianalisis dari kepribadian, pengetahuan terhadap pendidikan, visi dan misi sekolah,

kemampuan pengambilan keputusan, kemampuan berkomunikasi.

Gaya kepemiminan kepala sekolah seperti apakah yang dapat menumbuh-suburkan kreativitas sekaligus dapat mendorong terhadap peningkatan kompetensi guru? Dalam teori kepemimpinan setidaknya kita mengenal dua gaya kepemimpinan yaitu kepemimpinann yang berorientasi pada tugas dan kepemimpinan yang berorientasi pada manusia. Dalam rangka meningkatkan kompetensi guru, seorang kepala sekolah dapat menerapkan kedua gaya kepemimpinan tersebut secara tepat dan fleksibel, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang ada.

Mulyasa menyebutkan

kepemimpinan seseorang sangat berkaitan dengan kepribadian, dan kepribadian kepala sekolahsebagai pemimpin akan tercermin dari sifat-sifat sebagai berikut : (1) jujur; (2) percaya diri; (3) tanggung jawab; (4) berani mengambil resiko dan keputusasaan; (5) berjiwa besar; (6) emosi yang stabil; (7) teladan.

Hal ini tercermin dalam menetapkan suatu keputusan, beliau selalu melakukan musyawarah untuk

(14)

mufakat. Kepala sekolah ketika di wawancarai menjelaskan:

“Saya memang pemimpin di sekolah ini, saya yang memutuskan segala hal kebijakan untuk kebaikan sekolah, namun perlu di ketahui bahwa setiap saya mau mengambil suatu keputusan terlebih dahulu saya tanyakan pada seluruh staf guru-guru dan karyawan agar keputusan dan tanggung jawab yang saya ambilmenjadi kemaslahatan bagi seluruh warga yang ada di sekolah yang saya pimpin”.

Dalam hal ini, Ibu Ade Ninda sebagai salah satu guru tetap di sekolah Al-Habibah dalam suatu wawancara dengan peneliti menjelaskan:

“Dalam setiap rapat dengan kepala sekolah dan Bapak Yayasan kepala sekolah selalu memberikan kesempatan kepala seluruh guru dan staf untuk memberikan saran dan juga masukan untuk kebaikan para guru dan juga untuk kemajuan sekolah itu sendiri”.

Kepala sekolah bukan hanya pemimpin dalam hal musyawah, akan tetapi kepala sekolah harus menjadikan

dirinya contoh pemimpin terbaik dalam hal displin waktu dengan datang kesekolah tepat waktu. Bukan hanya itu saja, kepala sekolah harus bisa menjadi pemimpin dalam hal kerapian diri, kebersihan, tata cara bicara yang baik dan benar agar kepala sekolah bisa dijadikan suritauladan yang baik bagis semua pihak.

Dalam hal ini kepala sekolah Ibu Dariyani, S.Pd menjelaskan dalam satu wawancara:

“Guru-guru memang diwajibkan datang sebelum bel pelajaran jam pertama dimulai, yaitu sebelum jam 07.00 pagi dan selambat-lambatnya jam 07.15 upacara atau baris di lapangan sudah berbunyi, artinya guru-guru disini harus disiplin dengan waktu begitu juga dengan saya harus mencontohkan yang baik kepada guru-guru dan para pegawai yang lain”.

Pernyataan diatas senada dengan ibu Hasnun Nisa,S.s selaku guru staf guru tetap, dalam satu wawancara menjelaskan:

“Guru-guru di Sd Islam Al-Habibah, termasuk saya sendiri memang diwajibkan datang tepat waktu yaitu sebelum jam

(15)

pelajaran pertama dimulai. Hal ini tentunya akan melatih kedisiplinan guru itu sendiri serta memberika teladan bagi siswanya. Bagi guru-guru yang izin sakit, atau ada kepentingan di luar sekolah maka juga harus ada izin, agar tugas-tugas yang ditinggalkan tetap dapat diselesaikan oleh yang lain”. Kedisiplinan guru-guru di Sd Islam Al-Habibah dilakukan dalam segala hal. Hal yang paling sederhana diterapkan adalah dibiasakannya untuk datang ke sekolah dan pulang secara tepat waktu yaitu datang pada jam 07-00 pagi dan pulang bersama dengan anak didik pada pukul 12.30 siang. Hal ini tentunya juga akan memberi keteladanan pada peserta didik.

Hal tersebut sangat sesuai dengan apa yang diinginkan kepala sekolah khusunya dan sekolah pada umunya yaitu kedisiplinan sangat diutamakan oleh kepala sekolah ternyata semua guru menyadari semua itu. Disini kepala sekolah sebagai leader sudah memberikan teladan yang baik terutama dalam hal kedisiplinan baik itu disiplin seragam maupun displin waktu.

Dari pernyataan kepala sekolah dan beberapa guru diatas dapat diketahui bahwa berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan pada pukul 06.40 hari senin tanggal 23 maret 2020 kepala sekolah sudh hadir dan beberapa gurulainnya untuk bersalaman dengan siswa-siswinya. Hal ini terbukti bahwa kepala sekolah telah menjalankan tugasnya sebagai pemimpin yang baik dan bisa jadi teladan untuk bawahannya.

Tugas dan tanggung jawab merupakan suatu hal yang harus dilaksanakan oleh seseorang dalam memangku suatu jabatan. Demikian pula dengan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah. Berkembangnya semanagt kerja, kerjasama yang harmonis, kedisiplinan dalam bekerja, suasanan kerja yang menyenangkan dan perkembangan mutu professional di antara guru, banyak ditentukan oleh kualitas kepemimpinan kepala sekolah.

Kepala sekolah SD Islam AL-Habibah merupakan salah satu dari sekian kepala sekolah yang komitmen dengan kedisiplinan yang dibuat oleh pihak sekolah. Dengan demikian kepala sekolah adalah salah satu kunci keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuannya dan akan menjadi salah satu media untuk meningkatkan mutu sumberdaya guru.

(16)

5) Kepala sekolah sebagai inovator

Dalam melaksankan tugas, kepala sekolah ditintutuntuk mempunyai inovas-inovasi demi mengembangkan lembaga sekolah yang dipimpinnya. Peran kepala sekolah sebagai innovator antara lain melaksanakan pembaruan-pembaruan dibidang KBM, BK, Ekstrakurikuler dan pengadaan, mengadakan pembinaa terhadap guru dan karyawan, serta melakukan pembaruan dalam upayamenggali sumber dana untuk meningkatkan kinerja gur dan kemajuan sekolah.

Begitu juga yang dilakukan oleh guru di SD Islam Al-Habibah selalu melakukan diskusi dengan sesame guru terkait adanya masalah-masalah dalam pembelajarannya. Hal ini di ketahui oleh penjelasan Ibu Ratih Puspita Jannah selaku salah satu staf dalam wawancara menjelaskan:

“Guru-guru juga sering berdiskusi, saling sharing atau bertukar pikiran jika ada suatu masalah disekolahterutama terkait bahan ajar ataupun tentang sikap seorang siswa. Bila berkaitan dengan bahan ajar siswa yang tidak ada di buku ajar, maka siswa diajak untuk

untuk menggunakan media lain seperti, Koran, majalah, hp, tumbuhan dll”.

Berdasarkan hasil yang diperoleh bahwa kepala sekolah SD Islam Al-Habibah telah memposisikan dirinya sebagai seorang inovator yang telah melakukan tindakan kerja secara nyata, mengelola tugas dan tanggung jawab sebagai kepala sekolah sebaik mungkin dengan berbagai kendala yang dihadapi dengan berusaha melakukan perubahan dan pembaharuan baik itu yang sifatnya internal dan struktur kerja sesuai dengan SOP maupun eksternal sifatnya melakukan langkah-langkah terobosan baru, inovasi baru dengan mencontoh model-model sekolah lain yang lebih maju untuk diterapkan di sekolah.

Dalam hal ini kepala sekolah Ibu Dariyani, S.Pd memberikan penjelasan tentang tindakan inovasi yang dilakukan oleh guru-guru di SD Islam Al-Habibah dalam suatu wawancara mengatakan:

“Pada waktu kunjungan kelas yang saya lakukan kita para guru saling bantu, bahu membahu dalam membantu tindakan-tindakan inovasi guru dalam dalam pembelajaran. Sehingga

(17)

pembelajaran yang dilakukan

tidak menoton dan

membosankan, menarik minat peserta didik untuk mau belajar. Dalam forum rafat guru-guru juga selalu memberikan masukan kepada guru lain khususnya kepada saya sendiri, saya piker ini bagus untuk kemajuan bersama terutama kemajuan sekolah”.

Kemampuan kepala sekolah sebagai innovator memiliki aspek-aspek antara lain: kemampuan mencari atau menemukan gagasan baru untuk pembaharuan sekolah, kemampuan melaksanakan pembaharuan di sekolah. Perubahan yang terjadi harus bersifat inovasi, sebab dengan inovasi akan lahir hal-hal baru yang dapat diaplikasikan untuk memajukan lembaga pendidikan. Dengan demikian kepala sekolah harusmampu membimbing, mendorong dan mengorganisasikan staf dengan baik.

Dari pernyataan diatas dapat diketahui berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan guru-guru selalu sharing ataupun berdiskusi dengan ibu kepala sekolah terkait proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Kepala sekolah juga selalu menerapkan kepada

guru untuk saling berkomunikasi apapun yang terkait dengan kegiatan disekolah.

6) Kepala sekolah sebagai motivator

Apa yang dilakukan oleh kepala sekolah sesungguhnya telah melakukan usaha memberikan dorongan atas apa yang di nyatakan sebagai kepala sekolah sebagai motivator. Upaya itu terlihat dari saat kapan pun dan dalam keadaan apapun selalu melakukan pendampingan. Memberikan semangat dan spirit terhadap tenaga pendidik atau para Pembina dalam kegiatan untuk tetap semangat dalam bekerja, pantang menyerah.

Spirit ini diberikan atas dasar agar tenaga pendidik dapat bekerja sesuai dengan tujuan bersama. Motivasi yang diberikan pun dapat berupa suri tauladan atau contoh yang baikkepada bawahan, guna menumbuhkembangkan prestasi kerja bawahan terutama agar guru dapat meningkatkan mutu pendidikan.

Dengan adanya kebijakan untuk meningkatkan motivasi kerja guru ini, maka para guru SD Islam Al-Habibah mempunyai semangat dan motivasi yang tinggi dalam bekerja,mempunyai rasa amanah, komitmen dan loyalitas

(18)

yang tinggi, kepedulian yang tinggi terhadap mutu pendidikan. Hal ini yang dikatakan oleh Ibu Dariyani S.Pd selaku kepala sekolah dalam satu wawncara menjelaskan:

“Sekolah menginginkan guru yang mempunyai semangat dan motivasi yang tinggi dalam bekerja, produktivitas kerja yang tinggi, mempunyai tanggung jawab yang besar dalam bekerja, mempunyai rasa amanah, komitmen dan loyalitas yang tinggi, kepedulian yang tinggi terhadap mutu pendidikan, sehingga kepala sekolah menjadwalkan setiap hari jumat siang megadakan kajian keagamaan dan mengadakan rapat bulanan sekaligus evaluasi untuk memperkuat komitmen”. Motivasi kerja guru yang tinggi, mempertinggi produktivitas kerja para guru, yaitu menghasilakn sesuatu yang lebih baik dari hasil kerjanya dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

7) Kepala sekolah sebagai supervisor

Apa yang dilakukan kepala sekolah SD Islam Al-Habibah dalam kaitannya dengan supervisi adalah usaha melakukan pengawasan secara

berkala dan optimal atas kerja-kerja guru dalam memenuhi standart mutu guru dan standart pembelajaran yang ada di lembaga tersebut. Ada banyak hal yang sudah dilakukan oleh kepala sekolah SD Islam Al-Habibah dalam kegiatan supervisornya, anatar lain: a) Melakukan kunjungan kerja secara

berkala di tiap kelas

b) Memberikan bimbingan terhadap para tenaga pengajar dan siswa c) Melakukan tindakan simulasi

pendidikan untuk mengukur keberhasilan siswa menerima materi ajar yang diberikan oleh tenaga pendidik atau guru.

Apa yang dilakukan oleh kepala sekolah SD Islam Al-Habibah itu tidak lain sebagai bentuk pemberian pelayanan yang lebih baik terhadap pengguna layanan pendidikan agar lembaga pendidikan bertambah kualitasnya.

Adapun yang berkaitan dengan peran kepemimpinan kepala sekolah dalam melakukan supervise pendidikan dalam mengembangkan mutu guru di sekolah SD Islam Al-Habibah ini, satu wawancara dengan Ibu Dariyani S.Pd sebagai kepala sekolah menjelaskan:

“Mengenai supervisi terhadap para guru dalam proses

(19)

pembelajaran di dala kelas adalah pertama, saya masuk kelas, untuk mengamati proses belajar dan mengajar dengan tujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan guru dalam mengajar, kedua, biasanya saya sambil jalan atau keliling kelas mengamati para guru yang sedang melakukan kegiatan belajar mengajar. Dengan cara yang kedua ini guru tidak merasa canggung dan saya bisa mengetahui kekurangan dan kelebihan mereka.Dari hasil

pengamatan proses

pembelajaran ini saya sedikit banyak mengetahui kelebihan dan kekurangan guru tersebut”.

Dalam hal ini, Ibu

Misbahulkhairiah, S.Pd.I selaku guru mata pelajaran agama Islam menjelaskan:

“Kepala sekolah selalu melakukan pengawasan atau supervise langsung dengan cara keliling kelas untuk melihat guru, dan bahkan masuk ke dalam kelas untuk melihat secara langsung apa yang telah dilakukan oleh guru di kelasnya masing-masing”.

Dari hasil supervisi ini, dapat diketahui kelemahan seakligus keunggulan guru

dalam melaksanakan

pembelajaran, tingkat penguasaan kompetensi guru yang bersangkutan, selanjutnya diupayakan solusi, pembinaan dan tindak lanjut tertentu sehingga guru dapat memperbaiki kekurangan yng ada sekaligus mempertahankan

keunggulan dalam

melaksanakan pembelajaran. Kesimpulan

1. Dalam penelitian saya ini, bahwa kepala sekolah sudah menjalankan perannya di SD Islam Al-Habibah yaitu sebagai edukator, supervisor dan motivator. Dengan terlaksananya peran kepala sekolah tersebut, diharapkan bahwa mutu sumberdaya guru di SD Islam-Habibah akan terus meningkat.

2. Untuk menjadi seorang guru yang bermutu, maka guru harus memiliki 4 (empat) yaitu : Kompetensi padagogik, kompetensi professional,

(20)

Kompetensi kepribadian dan Kompetensi sosial. Adapun guru yang sudah bersertifikasi bukanlah jadi jaminan seseorang itu professional secara subtansial, maka setiap pekerjaan harus ditunjang dengan penuh keikhlasan. Guru yang mengajar di SD Islam Al-Habibah hanya satu orang yang sudah memiliki sertifikasi, namun kepala sekolah sendiri tidak bosan memberikan semangat agar guru dan staf sekolah bisa lebih baik kedepannya.

3. Strategi kepala sekolah dalam

meningkatkan mutu

sumberdaya guru ialah dengan mencarikan beasiswa untuk studi lanjut, diklat, MGMP, Workshop, studi banding, seminar, dll. Kepala sekolah juga memberikan fasilitas yang cukup seperti ruang perpustakaan, alat-alat rebana dan ruangkomputer guna mendukung peningkatan mutu sumberdaya guru. Diluar dari itu setiap hari jumat kepala sekolah mengadakan pengajian bersama dengan

seluruh staf, baik itu guru-guru, karyawan dan tata usaha guna meningkatkan mutu sumberdaya guru dan juga menambah pengetahuan dalam hal bidang agama.

Daftar Pustaka

Purwanto, M. Ngalim. Administrasi dan supervisi pendidikan Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2010

Saifullah, U. . Manajemen pendidikan islam Bandung : Pustaka Setia

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007

Hasan, Basri dan Tatang S, Kepemimpinan Pendidikan . Bandung: Pustaka Setia, 2015 Syukri, Peranan Kepemimpinan

Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Pada SMP Nurul Ihsan Kabupaten Tolitoli Sulawesi Tengah. Tesis Pascasarjana UIN Alauddin Makassar, 2012.

Handoko, T. Hani .Manajemen.

Yogyakarta:

BPFE-Yogyakarta, 2009

Winardi, Manajemen Supervisi. Bandung: CV. Mandar Maju, 1995

Khatib Pahlawan Kayo, Kepemimpinan Islam dan Dakwah. Jakarta: Amzah, 2005

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Tipologi permukiman adat Sabu dibagi menjadi dua bagian yang pertama mengenai visual bentuk yang mencakup bentuk pola permukiman, bentuk pemanfaatan ruang

Iradat Konsultan yang sedang berjalan adalah adanya pertukaran data yang tidak efisien antara gedung kantor pusat dan kantor cabang yang belum terhubung secara fisik,

Patenkinamo lygmens mokiniai dažnai iš viso nespr esdavo šios srities uždavini u arba sprend˙e tik paprasˇciausius pasirenkamojo atsakymo uždavinius.. Paaišk˙ejo, jog jie

"emupukan diusahakan memberikan man+aat yang sebesar-besarnya dengan dampak yang sekecil- kecilnya, serta memenuhi lima tepat= tepat jenis, yaitu jenis pupuk

Salah satu metode yang banyak digunakan dalam mengukur estimasi ukuran dari perangkat lunak adalah Function Point Analysis (FPA) [2][3].. FPA pertama kali dikenalkan

Kajian ini dilaksanakan bagi mendapatkan maklumat tentang tahap penggunaan komputer di kalangan guru-guru di beberapa buah sekolah menengah di daerah Seremban,

Pada tanggal28 Mei 2013 Mahkamah Konstitusi membatalkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012, karena Mahkamah Konstitusi menganggap undang-undang ini bertentangan dengan UUD