Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
PENERAPAN MODEL PERMAINAN SCRAMBLE UNTUK
MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA
SISWA KELAS IV SDN 38 HULONTHALANGI
KOTA GORONTALO
JURNAL
Oleh
SITI SUMIATY ABAS
NIM : 151411031
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2015
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
LEMBAR PENGESAHAN JURNAL
Skripsi yang Berjudul Penerapan Model Permainan Scramble Untuk
Meningkatkan Penguasaan Kosakata Siswa Kelas IV
SDN 38 Hulonthalangi Kota Gorontalo.
Oleh Siti Sumiaty Abas
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Yusuf Jafar, M.Pd
Dra. Ratnarti Pahrun, M.Pd
NIP. 19570927 198603 1 003
NIP. 19590917 198703 2 002
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo
Dr. Hj Rusmin Husain S.Pd M.Pd
NIP.196004141987032001
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
PENERAPAN MODEL PERMAINAN SCRAMBLE UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA SISWA KELAS IV SDN 38
HULONTHALANGI KOTA GORONTALO
Siti Sumiaty Abas¹, Yusuf Djafar.², Ratnarti Pahrun ³
Siti Sumiaty Abas
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
sitiabas10@gmail.com
Yusuf Djafar
yussufdjafar@yahoo.co.id
Ratnarti Pahrun
Abstrak
Siti Sumiaty Abas, 2015. Penerapan Model Permainan Scrambel Untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata Siswa kelas IV SDN 38 Hulonthalangi Kota Gorontalo. Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I, Dr. Yusuf Jafar, M.Pd dan Pembimbing II, Dra. Ratnarti Pahrun M.Pd .Masalah dalam penelitian ini dirumuskan Apakah penguasaan kosakata dapat meningkat, dengan menerapkan model permainan Sramble Siswa Kelas IV SDN 38 Hulonthalangi Kota Gorontalo? Tujuan penelitian ini adalah untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata Siswa Kelas IV SDN 38 Hulonthalangi Kota Gorontalo dengan Menerapkan Model Permainan Scramble. Penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus, teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu observasi, tes, serta dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan secara deskripsi dengan teknik persentase. Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan prosedur penelitian yang dilaksanakan melalui 4 tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaanm, tahap pemantauan dan evaluasi, serta tahap analisis dan refleksi.Sesuai hasil penelitian observasi awal dari 24 orang siswa terlihat penguasaan kosakata siswa masih rendah yaitu sebesar 1,89%. Pada siklus I hasil penguasaan kosakata siswa yaitu 51 atau 2,13% mulai terlihat peningkatan akan tetapi belum mencapai KKM, maka dilanjutkan ke siklus II. Pada siklus II mengalami peningkatan dalam penguasaan kosakata yaitu sebesar 67,5 atau 2,81%. Terdapat peningkatan dari siklus I ke-II sebesar 0,68%. Dengan demikian Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model permainan scramble dapat meningkatkan penguasaan kosakata siswa di kelas IV SDN 38 Hulonthalangi Kota Gorontalo.
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
1. PENDAHULUAN
Model pembalajaran scramble adalah salah satu model pembelajaran cooperative
tipe scramble. Menurut Damayanti
(2010:3-7) model pembelajaran scramble
adalah model pembelajaran yang
menggunakan latihan soal yang dikerjakan secara berkelompok yang memerlukan
adanya kerja sama antara anggota
kelompok dengan berfikir kritis sehingga
dapat lebih mudah dalam mencari
penyelesaian soal. Dijelaskan juga model pembelajaran scramble dipakai untuk jenis permainan anak-anak yang merupakan latihan pengembangan dan peningkatan
wawasan pemikiran kosakata dan
penguasaan kosakata siswa.
Penguasaan kosakata merupakan suatu faktor utama dalam keberhasilan seseorang dalam terampil berbahasa, dan semakin mudah ia menerima informasi baik lisan maupun informasi tulisan. Seperti halnya
yang dikemukakan oleh Tarigan,
(2011:85) bahwa kosakata dapat
meningkatkan perkembangan kegiatan
menulis, berbicara, dan menyimak.
Penguasaan kosakata memiliki
karakteristik dalam kemampuanberbicara yakni menggunakan kosakata yang kata-katanya sesuai dengan kaidah dan ejaan
dalam bahasa Indonesia. Dalam
penguasaan kosakata yang biasa dilakukan oleh siswa sekolah dasar kelas IV berupa kosakata yang bersifat umum. Kosakata umum ini meliputi berbagai macam seperti kosakata sifat, kosakata kerja, kosakata benda, kosakata keterangan.
Masing-masing kosakata tersebut banyak
digunakan siswa dalam berkomunikasi. Dalam proses belajar mengajar, guru selalu dihadapkan oleh beberapa masalah, salah satunya yaitu rendahnya kemampuan siswa dalam menguasai kosakata. Hal ini tentu sulit bagi mereka untuk bisa memahami setiap kalimat yang diajarkan oleh guru. Ada beberapa kemungkinan penyebab rendahnya kemampuan siswa di dalam menguasai kosakata, antara lain
siswa tidak termotivasi dalam pelajaran
Bahasa Indonesia atau siswa tidak
memiliki biaya untuk membeli buku atau kamus. Selain itu mungkin kurangnya minat siswa dalam membaca atau mungkin metode mengajar guru yang monoton sehingga siswa merasa bosan dalan pembelajaran bahasa indonesia.
Sebagai salah satu cara yang digunakan guru agar siswa tidak jenuh dalam mengikuti pelajaran bahasa Indonesia yakni memotivasi aktivitas siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Yang berfokus pada peningkatan hasil belajar siswa. Salah satu cara yang digunakan guru adalah dengan menerapkan dan
mengkombinasikan berbagai model
pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SDN 38 Hulonthalangi diperoleh informasi dari beberapa siswa bahwa siswa beranggapan pelajaran bahasa Indonesia termasuk mata pelajaran yang sulit dan membingungkan dan hanya siswa tertentu saja yang aktif dan berani mengungkapkan pertanyaannya pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dari 24 siswa secara keseluruhan ada 16 orang siswa yang tidak bisa berkosakata dengan baik dan benar sedangkan 8 orang siswa sudah bisa dalam penguasaan kosakatanya. Hal inilah yang memberikan dampak pada hasil belajar siswa yang rendah pada mata
pelajaran bahasa Indonesia. Dengan
melihat kondisi nilai mata pelajaran bahasa indonesia yang dicapai siswa kelas IV yang rendah. Maka dari itu dibutuhkan strategi untuk meningkatkan pembelajaran bahasa Indoensia.
Berhubung masalah dalam penelitian ini adalah mengenai kemampuan siswa dalam pengguasaan kosakata maka sebagai
pemecahan masalahnya peneliti
menggunakan model pembelajaran yang merupakan model permainan yakni model
scramble dalam pembelajaran bahasa
Indonesia. tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata Siswa Kelas IV SDN 38 Hulonthalangi
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Kota Gorontalo dengan Menerapkan
Model Permainan Scramble.
2. KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal kegiatan sampai akhir kegiatan yang disajikan secara khas oleh pendidik di kelas. Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi siswa dengan cara mengkobinasikan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan
pendidik dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Menurut Sudrajat (dalam Rusman 2010:25), bahwa model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh pengajar. Jadi yang dimaksud dengan model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan sebagai
pedoman dalam melaksanakan
pembelajaran, merancang bahan dan
membimbing tindakan/aksi pendidik
dalam pengaturan pembelajaran di kelas.
Sedangkan
menurut
Harjanto
(dalam
Lindayani, dkk., 2011:34)mendefinisikan model pembelajaran
sebagai kerangka konseptual yang
digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Sedangkan menurut Joyce (dalam Trianto, 2007:6) mengartikan model pembelajaran sebagai suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk
menentukan perangkat-perangkat
pembelajaran termasuk didalamnya buku, film, komputer, kuruikulum, dan lain-lain. Sejalan dengan pendapat Lindayani, dkk (2011:34) bahwa model pembelajaran
disini diartikan sebagai kerangka
konseptual yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan pembelajaran.
Menurut Daud, (2010:10) istilah
scramble berasal dari bahasa Inggris yang
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti perebutan, pertarungan, perjuangan. Seperti yang diungkapkan oleh Fadmawati (2009:15) bahwa model pembelajaran
scramble adalah pembelajaran secara
berkelompok dengan mencocokkan kartu pertanyaan dan kartu jawaban yang telah disediakan sesuai dengan soal.
a. Pengertian Model Pembelajaran Scramble
Model permaianan scramble
merupakan model mengajar dengan
membagikan lembar soal dan lembar jawaban yang disertai dengan alternatif jawaban yang tersedia. Siswa diharapkan
mampu mencari jawaban dan cara
penyelesaian dari soal yang ada.
Dijelaskan juga model pembelajaran
scramble dipakai untuk jenis permainan
anak-anak yang merupakan latihan
pengembangan dan peningkatan wawasan
pemikiran kosakata dan penguasaan
kosakata siswa. Sesuai dengan sifat
jawabannya scramble terdiri atas
bermacam-macam bentuk
Bentuk- bentuk model pembelajaran
scramble yakni terdiri dari :
a. Scramble kata
Scramble kata yakni sebuah permainan
menyusun kata-kata dan huruf-huruf yang
telah dikacaukan letaknya sehingga
membentuk suatu kata tertentu yang bermakna misalnya :
alpjera = pelajar ktarsurt = struktur b. Scramble kalimat :
Scramble kalimat yakni sebuah permainan
menyusun kalimat dari kata-kata acak.
Bentuk kalimat hendaknya logis,
bermakna, tepat, dan benar. Contoh nya :
berasal – tradisional – seruling – music – alat - Bandung = alat music tradisional seruling bersal dari bandung.
c. Scramble wacana
Scramble wacana yakni permainan
menyusun wacana logis berdasarkan
kalimat-kalimat acak. Hasil susunan
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Berdasarkan uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa model scramble
merupakan model yang berbentuk
permainan acak kata, kalimat, atau
paragraf. Pembelajaran aktif model
scramble adalah sebuah metode yang
menggunakan penekanan latihan soal berupa permainan yang dikerjakan secara berkelompok.
b. Definisi Kosakata
Kosakata merupakan salah satu aspek
bahasa yang sangat penting
keberadaannya. Dalam kamus besar
bahasa Indonesia (Dekdikbut, 2006: 527),
Kosakata diartikan sebagai,
“Perbendaharaan kata”. Kosakata adalah semua kata yang terdapat dalam suatu bahasa, kekayaan kata yang dimiliki oleh seorang pembicara atau penulis, kata yang
dipakai dalam suatu bidang ilmu
pengetahuan. Daftar kata yang disusun seperti kamus disertai penjelasan secara singkat dan praktis. Kosakata Inggris (vocabulary) adalah himpunan kata yang diketahui oleh seseorang atau entitas lain, atau merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu.
Dowdowski (dalam Husen, 1994: 7) menyatakan bahwa kosakata merupakan keseluruhan kata yang terdapat dalam suatu bahasa serta kosakata adalah keseluruhan kata yang tersedia baik kosakata aktif yang digunakan oleh pembaca dan penulis maupun Kosakata fasif yang digunakan oleh pembaca dan pendengar.
Hurlock (dalam Tarigan 2011:71) mengemukakan jenis-jenis kosakata, yaitu: Kosakata umum terdiri dari kata benda, kata kerja, kata sifat, dan kata keterangan. Dan Kosakata Khusus terdiri dari kosakata warna, Kosakata jumlah, Kosakata waktu, Kosakata uang, Kosakata ucapan populer, dan Kosakata sumpah.Menurut Tarigan (2011:77) Penguasaan kosakata sangat penting dalam berbahasa, semakin kaya kosakata yang dimiliki oleh seseorang semakin besar pula keterampilan seseorang dalam berbahasa
Sedangkan menurut Swahnell (dalam Husen, 1994: 7) kosakata atau penggunaan kata dalam bahasa, buku, karangan atau cabang ilmu pengetahuan dan penyusunan kata dalam bahasa. Menurut Keraf (dalam
Husen, 1994: 7) kosakata atau
perbendaharaan kata adalah daftar kata-kata yang segera kita ketahui artinya, bila kita mendengar kembali walaupun jarang atau tidak pernah digunakan dalam percakapan atau tulisan kita sendiri.
Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kosakata dalam
penelitian ini didefinisikan sebagai
sekumpulan kata yang dimiliki dan digunakan oleh anak untuk berkomunikasi
dalam kehidupannya sehari-hari
menyangkut kata abstrak, kata kongkret, kata umum, kata khusus, kata popular, kata sinonim, kata antonim, kata teknis atau istilah, kata tunggal, kata jamak, maupun kata idiom yang dimana merupakan kata-kata yang memiliki suatu arti yang dimiliki oleh manusia untuk digunakan dalam
berbahasa dan berkomunikasi. Serta
kosakata adalah komponen suatu bahasa dan jumlah kata yang dimiliki oleh seseorang, profesi dan sebagainya, dalam suatu komunikasi dan segala aspek dari
kehidupan seperti perdagangan,
pendidikan, bisnis, sosial, politik, dan sebagainya. Kosakata adalah kenyataan
kata yang dimiliki seseorang yang
mengacu pada konsep tertentu, memiliki aturan serta kaidah-kaidah tertentu. Dan digunakan untuk memberi dan menerima informasi.
c. Kajian Penelitian Relevan
Kajian penelitian relevan terdiri dari 2 yaitu : (1) Heni Roneni. 2010. Penerapan teknik scramble untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman cerita anak pada siswa kelas V SDN Pasirhuni II
Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten
Sumedang. Penelitian ini menunjukan dari 25 siswa yang memiliki kemampuan membaca pemahaman yang baik 20 orag siswa dan yang kurang kemampuan membaca pemahaman yang baik 5 orang
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Penggunaan teknik scramble melalui
media gambar untuk meningkatkan
kemampuan membaca permulaan kalimat sederhana siswa kelas I SD negeri 3 Grogol Kecamatan Gunungjati Kabupaten
Cirebon Berdasarkan analisis data
penelitian, dapat disimpulkan adanya peningkatan kemampuan dalam membaca
permulaan kalimat sederhana dari
prasiklus, siklus I, dan siklus II. Pada
prasiklus nilai rata-rata kumulatif
membaca lancar dan pemahaman terhadap isi kalimat sederhana siswa sebesar 51,5 dengan kategori kurang. Pada siklus I setelah dilakukan tindakan nilai rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 62,31 dengan kategori cukup dan terjadi peningkatan sebesar 10,81 atau 20,1%. Pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 15,61 atau 25,05% dengan nilai rata-rata kumulatif 77,92 dalam kategori baik.
d. Hipotesis tindakan
Hipotesis yang digunakan dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah Jika
guru menerapkan model permainan
scramble dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia maka pengguasaan kosakata siswa kelas IV SDN No. 38 Hulonthalangi Kota Gorontalo akan Meningkat .
e. Indikator Kinerja
Keberhasilan dalam penelitian ini ditunjukan dengan adanya peningkatan penguasaan kosakata siswa dengan indikator kinerja siswa mencapai 75% dari 24 siswa yang dikenai tindakan dengan nilai ketuntasan minimal 75.
3. METODE PENELITIAN
Penelitian ini akan dilaksanakan dengan melibatkan guru kelas IV yang ada di SDN 38 Hulonthalangi Kota Gorontalo. Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai
guru yang melaksanakan proses
pembelajaran dan guru kelas sebagai pengamat selama proses pembelajaran berlangsung. Subjek penelitian yakni siswa kelas IV SD yang berjumlah 24 orang siswa yang memiliki karakteristik yang berbeda beda serta kemampuan ekonomi yang berbeda pula. Objek dalam penelitian
ini adalah peningkatan kosakata siswa dengan menerapkan model pembelajaran permainan scramble.
Variabel penelitian terdiri dari tiga variable yaitu: Variabel Input Adapun input dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 38 Hulonthalangi, pendidik yang akan menerapkan model scramble, rencana pembelajaran, teks pengumuman, materi pelajaran bahasa Indonesia, sumber belajar, buku pedoman, lingkungan sekitar. Variabel Proses, Pada variable proses
meliputi keterampilan guru dalam
menerapkan model scramble. Materi pelajaran mengenai penguasaan kosakata siswa di kelas IV SDN 38 Hulonthalangi Kota Gorontalo pada proses pembelajaran
bahasa Indonesia yang dilaksanakan
dengan dua siklus yakni siklus I dan siklus
II. Dan
Variabel Output
,Variabel
output yakni penilaian guru pada
siswa dalam penguasaan kosakata
dalam
menyusun
kalimat
dan
menjelaskan
kalimat
siswa
akan
meningkat minimal 75%. Nilai mata
pelajaran
bahasa
indonesia
yang
dicapai siswa baik.
Prosedur penelitian dilaksanakan dalam dua siklus meliputi 4 tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap pemantauan evaluasi dan tahap analisis dan refleksi.
1. Persiapan
Adapun beberapa tahap dalam persiapan awal peneliti adalah :
- Menghadap kepada kepala sekolah
untuk melaksanakan penelitian PTK di kelas IV SD yang akan direncanakan dengan 2 siklus.
- Konsultasi dengan dosen pembimbing
dalam hal penelitian
- Berkomunikasi dengan guru kelas
selaku mitra kerja
- Merencanakan kegiatan yang akan
dilakukan berhubungan dengan jadwal dari penelitian.
- Mempersiapkan perangkat
pembelajaran dari lembar pengamatan, observasi dan lembar penilaian yang akan digunakan
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
- Menetapkan waktu penelitian dengan
menjadwalkan pelaksanaan tindakan. 2. Pelaksanaan Tindakan
pada pelaksanaan tindakan guru
melakukan pembelajaran dengan
melaksanakan penelitian tindakan kelas pada siswa kelas IV. Pada tahap ini
peneliti melaksanakan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun sebelumnya dimana kegiatan
pembelajarannya dilaksanakan dengan
menerapkan model permainan scramble untuk meningkatkan penguasaa kosakata
siswa dalam pembelajaran bahasa
Indonesia.
3. Pemantauan dan Evaluasi
Tahap pemantauan dan evaluasi
berlansung dalam setiap siklus yang dilaksanakan dan hasilnya dibahas pada setiap analisis. Pada tahap ini penelitian dan evaluasi hasil belajar yang dicapai
oleh siswa. Untuk melaksanakan
pemantauan dan evaluasi penulis
menggunakan alat-alat atau instrument. 4. Analisis Dan Refleksi
Pada tahap ini merupakan tahap menganalisa dan menginterpretasikan data dari hasil observasi. Apakah tindakan telah mencapai target yang telah ditentukan atau belum sehingga dapat ditentukan rencana pembelajaran berikutnya. Analisa data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif data dianalisis berdasarkan hasil tes unjuk kerja siswa melalui tulisan dengan menggunakan media gambar. Sedangkan
secara kualitatif data dianalisis
berdasarkan hasil pengamatan langsung
terhadap siswa, untuk mengetahui
perubahan-perubahan perilaku siswa
setelah diberikan tindakan pada setiap siklus.
Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan sejak sebelum memasuiki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Namun dalam penelitian ini analisis data lebih
difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data.
Analisis data untuk pengajuan hipotesis penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kualitatif dan kuantitatif. Teknik
kualitatif digunakan untuk
menggambarkan aktivitas guru dalam mengajar dan aktivitas siswa dalam
pembelajaran. Sedangkan teknik
kuantitatif digunakan untuk menganalisis pencapaian prestasi belajar siswa. Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif untuk setiap siklusnya.
4. HASIL PEMBAHASAN a. Deskripsi Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas IV SDN 38 Hulonthalangi Kota
Gorontalo. Subjek dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV dengan jumlah 24 orang siswa. Adapun yang menjadi fokus penelitian ini yaitu penerapan model permainan scramble untuk meningkatkan penguasaan kosakata siswa dalam satu kelas yang terdiri laki-laki 13 orang siswa dan perempuan 11 orang siswa.
Penelitian ini dilaksakan dalam dua siklus. Siklus I dilakukan pada tanggal 30 April 2015 dan Pada pelaksanaan siklus II dilakasnakan pada tanggal 15 Mei 2015. Pada pelaksanaan siklus ini peneliti melakukan penelitian tindakan kelas yang menggunakan model scramble, dengan mengukur tingkat penguasaan kosa kata siswa dalam pengumuman di kelas IV.
Hasil nilai kemampuan siswa dalam penguasaan kosa kata disajikan dalam bentuk data kuantitatif yang berupa tabel, sedangkan hasil observasi disajikan dalam bentuk deskripsi. Berikut akan diuraikan hasil penelitian dari observasi awal, siklus I dan Siklus II.
Pelaksanaan observasi awal dilakukan pada awal pengamatan pada siswa kelas IV SDN 38 Hulonthalangi Kota Gorontalo. Dari data dapat dijelaskan bahwa hasil tindakan kelas pada siklus I pada aspek
penguasaan kosakata pada teks
pengumuman sudah ada peningkatan walaupun belum memenuhi indikator
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
pencapaian yang diharapkan. Pada
observasi awal dari 24 orang siswa, yang mampu hanya 5 orang siswa atau 21%, yang kurang mampu 5 orang siswa atau 21%, dan yang tidak mampu 14 orang siswa atau 58% diperoleh. Kemudian dilihat dari aspek penyusunan kosakata pada pengumuman, dari 24 orang siswa terdapat 2 orang siswa atau 8% yang mampu kemudian yang kurang mampu terdapat 16 orang siswa atau 67%, dan yang tidak mampu terdapat 6 orang siswa atau 25% . Pada aspek ketepatan dalam penerapan model permainan scramble dalam pengumuman dari 24 orang siswa yang mampu hanya 3 orang siswa atau
13%,kemudian yang kurang mampu
terdapat 13 orang siswa atau 54%, dan yang tidak mampu terdapat 8 orang siswa atau sekitar 33%. Pada aspek kerjasama dalam kelompok dari 24 orang siswa yang mampu hanya 5 orang siswa atau 21% kemudian yang kurang mampu terdapat 5 orang siswa atau 21%, dan yang tidak mampu terdapat 14 orang siswa atau sekitar 58%.
penguasaan kosakata siswa rendah
berdasarkan observasi awal dalam
penelitian ini disebabkan oleh kurannya literatur buku bahasa Indonesia yang sebagaimana sebagai sumber bacaan bagi siswa hal lainnya disebabkan oleh siswa kurang dilatih guru dalam berkosakata,
kemudaian membaca pengumuman,
relatifnya guru hanya lebih suka mendikte
dan menyalin bacaan sehingga
mengakibatkan minat baca siswa
cenderung kurang dan kosa katanya kurang dikembangkan.
b. Hasil Pelaksanaan Siklus I
Hasil pemantauan kegiatan guru dalam proses pembelajaran siklus I
Tabel Data Kegiatan Guru Pada Siklus I
No Kriteria Jumlah Persentase
1 P1 8 62%
2 P2 7 54%
Sumber : SDN 38 Hulonthalangi Kota Gorontalo
Dari data hasil pengamatan terhadap
aktivitas guru dalam kegiatan
menunjukkan bahwa dari 13 aspek yang diamati aktivitas guru, sebagian besar terlihat ada 8 aspek yang memenuhi kriteria, jadi sekitar 62% yang memenuhi. Hal ini menunjukkan dalam pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru terdapat beberapa aktivitas yang perlu diperbaiki cara penyampaian materi oleh guru serta guru memberikan kesimpulan
dalam pembelajaran sehingga perlu
diperbaiki untuk kegiatan di siklus berikutnya. Sedangkan pengamat kedua menjelaskan dari 13 aspek yang diamati peneliti mencapai 7 aspek atau 54 % memenuhi kriteria.
Hasil Pemantauan Kegiatan Siswa Dalam Proses Pembelajaran
Tabel Data Kegiatan Siswa Pada Siklus I
No Kriteria Jumlah Persentase
1 Sangat Baik 8 30,8% 2 Baik 10 38,5% 3 Cukup Baik 5 19,2% 4 Kurang Baik 3 11,5%
Sumber : SDN 38 Hulonthalangi Kota Gorontalo
Dalam lembar pengamatan kegiatan siswa yang diamati dan dinilai pada proses pembelajaran siklus I terdiri dari 26 aspek penilaian. Berdasarkan kegiatan aktivitas siswa pada proses pembelajaran siklus I tampak bahwa dari 26 aspek penilaian pemantauan kegiatan siswa dalam proses
pembelajaran, yang diamati pada
pembelajaran pada siklus I pada kriteria sangat baik terdapat 8 aspek atau 30,8% kemudian kriteria baik terdapat 10 aspek atau 38,5% dan kriteria cukup baik terdapat 5 aspek atau 19,2% dan kriteria kurang baik terdapat 3 aspek atau 11,5% dari hasil pengamatan kegiatan siswa siklus I.
Hasil Evaluasi Dalam Proses Pembelajaran Pada Siklus I
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Dari data dapat dijelaskan bahwa hasil tindakan kelas pada siklus I pada aspek
penguasaan kosakata pada teks
pengumuman sudah ada peningkatan walaupun belum memenuhi indikator pencapaian yang diharapkan. Pada siklus I dari 24 orang siswa, yang mampu 8 orang siswa atau 33% , yang kurang mampu 11 orang siswa atau 46%, dan yang tidak mampu 5 orang siswa atau 21% diperoleh.
Kemudian dilihat dari aspek
penyusunan kosakata pada pengumuman, dari 24 orang siswa terdapat 7 orang siswa atau 29% yang mampu, kemudian yang kurang mampu terdapat 13 orang siswa atau 54%, dan yang tidak mampu terdapat 4 orang siswa atau 17% .
Pada aspek ketepatan dalam penerapan
model permainan scramble dalam
pengumuman dari 24 orang siswa yang mampu 9 orang siswa atau 37,5%, kemudian yang kurang mampu terdapat 9 orang siswa atau 37,5%, dan yang tidak mampu terdapat 6 orang siswa atau 25%.
Pada aspek kerjasama dalam kelompok dari 24 orang siswa yang mampu 13 orang siswa atau 54% , kemudian yang kurang mampu terdapat 8 orang siswa atau 33%, dan yang tidak mampu terdapat 3 orang siswa atau sekitar 13%.
Kemudian dari penjelasan di atas,
secara umum terdapat peningkatan
penguasaan kosakata siswa terhadap suatu teks pengumuman dengan menerapkan model permainan scramble. Hal ini
ditandai dengan peningkatan nilai
persentasi pada masing-masing aspek.
c.
Hasil Pelaksanaan Siklus IIHasil Pemantauan Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran Siklus II
Tabel Data Kegiatan Guru Pada Siklus II
No Kriteria Jumlah Persentase
1 P1 12 92%
2 P2 10 77%
Sumber : SDN 38 Hulonthalangi Kota Gorontalo
Dari data hasil pengamatan terhadap
aktivitas guru dalam kegiatan
menunjukkan bahwa dari 13 aspek yang diamati aktivitas guru, sebagian besar terlihat ada 12 aspek yang memenuhi kriteria, jadi sekitar 92% yang memenuhi. Hal ini menunjukkan dalam pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru terdapat beberapa aktivitas yang perlu
diperbaiki cara guru memberikan
kesimpulan dalam pembelajaran sehingga perlu diperbaiki untuk kegiatan di siklus berikutnya. Sedangkan pengamat kedua menjelaskan dari 13 aspek yang diamati peneliti mencapai 10 aspek atau 77 % memenuhi kriteria.
Hasil Pemantauan Kegiatan Siswa Dalam Proses Pembelajaran Siklus II
Tabel Data Kegiatan Siswa Pada Siklus II
No Kriteria Jumlah Persentase
1 Sangat Baik 11 42,3% 2 Baik 10 38,5% 3 Cukup Baik 5 19,2% 4 Kurang Baik - 0%
Sumber : SDN 38 Hulonthalangi Kota Gorontalo
Dalam lembar pengamatan kegiatan siswa yang diamati dan dinilai pada proses pembelajaran siklus I terdiri dari 26 aspek penilaian. Berdasarkan kegiatan aktivitas siswa pada proses pembelajaran siklus II tampak bahwa dari 26 aspek penilaian pemantauan kegiatan siswa dalam proses
pembelajaran, yang diamati pada
pembelajaran pada siklus II pada kriteria sangat baik terdapat 11 aspek atau 42,3% kemudian kriteria baik terdapat 10 aspek atau 38,5% dan kriteria cukup baik terdapat 5 aspek atau 19,2% dan criteria kurang baik terdapat aspek atau 0% dari hasil pengamatan kegiatan siswa siklus II.
Hasil Evaluasi Siswa Dalam Proses Pembelajaran Pada Siklus II.
Jumlah % Jumlah Jumlah % Jumlah % % Mampu 33% 29% 37,5% 51 2,13 3 13% 25% 3 9 37,5% 8 33% Tidak Mampu 5 21% 4 17% 6 2 Kurang Mampu 11 46% 13 54% Jumlah rata-rata Individ ual Rata-rata keselur uhan 1 8 7 9 13 54% NO Kriteria
Aspek Yang Dinilai Rata-rata
Pengguasaan kosa kata pada teks pengumuman Penyusunan kosa kata pada pengumuman Ketepatan dalam penerapan model scramble Kerjasama kelompok
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Tabel Hasil Evaluasi Siswa Dalam Proses PembelajaranPada Siklus II
Dari data dapat dijelaskan bahwa hasil tindakan kelas pada siklus II pada aspek
penguasaan kosakata pada teks
pengumuman sudah ada peningkatan dan telah memenuhi indikator pencapaian yang diharapkan. Pada siklus II dari 24 orang siswa, yang mampu 19 orang siswa atau 79% , yang kurang mampu 4 orang siswa atau 17%, dan yang tidak mampu 1 orang siswa atau 4% diperoleh.
Kemudian dilihat dari aspek
penyusunan kosakata pada pengumuman, dari 24 orang siswa terdapat 18 orang siswa atau 75% yang mampu kemudian yang kurang mampu terdapat 2 orang siswa atau 8%, dan yang tidak mampu terdapat 4 orang siswa atau 17% .
Pada aspek ketepatan dalam penerapan
model permainan scramble dalam
pengumuman dari 24 orang siswa yang mampu hanya 18 orang siswa atau 75% kemudian yang kurang mampu terdapat 4 orang siswa atau 17%, dan yang tidak mampu terdapat 2 orang siswa atau sekitar 8% .
Pada aspek kerjasama dalam kelompok dari 24 orang siswa yang mampu hanya 20 orang siswa atau 83% , kemudian yang kurang mampu terdapat 3 orang siswa atau 13%, dan yang tidak mampu terdapat 1orang siswa atau 4%.
Dari penjelasan di atas, secara umum terdapat peningkatan penguasaan kosakata siswa terhadap suatu tekspengumuman dengan menerapkan model permainan
scramble hal ini ditandai dengan peningkatan nilai persentasi pada masing-masing aspek dari siklus I ke siklus II.
Dari hasil yang telah diuraikan di atas diperoleh data bahwa dari siklus I sampai
siklus II terdapat perubahan signifikan dari aktivitas yang dilakukan oleh guru yakni peningkatan nilai dari setiap aspek hal ini dapat dilihat dari perbedaan data yang menunjukan antara siklus I dan siklus ke II.
d. Pembahasan
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia tentang peningkatan
kemampuan penguasaan kosakata telah menunjukkan hasil yang sangat baik yang telah ditentukan.
Pada siklus I pada aspek penguasaan kosakata pada teks pengumuman sudah
ada peningkatan walaupun belum
memenuhi indikator pencapaian yang diharapkan.Pada siklus I dari 24orang siswa, yang mampu 8 orang siswa atau 33% ,yang kurang mampu 11 orang siswa atau 46%, dan yang tidak mampu 5 orang siswa atau 21% diperoleh.
Kemudian dilihat dari aspek
penyusunan kosakata pada pengumuman, dari 24 orang siswa terdapat 7 orang siswa atau 29% yang mampu, kemudian yang kurang mampu terdapat 13 orang siswa atau 54%, dan yang tidak mampu terdapat 4 orang siswa atau 17% .
Pada aspek ketepatan dalam penerapan
model permainan scramble dalam
pengumuman dari 24 orang siswa yang mampu 9 orang siswa atau 37,5% ,kemudian yang kurang mampu terdapat 9 orang siswa atau 37,5%, dan yang tidak mampu terdapat 6orang siswa atau25%.
Pada aspek kerjasama dalam kelompok dari 24 orang siswa yang mampu 13 orang siswa atau 54% ,kemudian yang kurang mampu terdapat 8 orang siswa atau 33%, dan yang tidak mampu terdapat 3 orang siswa atau sekitar 13%
Berdasarkan beberapa temuan-temuan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tindakan yang dilaksanakan pada siklus I belum berhasil dan belum optimal. Untuk mengatasi hal tersebut peneliti menempuh beberapa langkah-langkah berikut ini: 1. Peneliti lebih menekankan pada jenis
kesulitan yang dialami siswa pada saat
Jumlah rata-rata Individual Rata-rata keseluruh an
Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Mampu 83% 67,5 2,81 3 4% 3 13% Tidak Mampu 1 4% 4 17% 2 8% 1 75% 20 2 Kurang Mampu 4 17% 2 8% 4 17% 1 19 79% 18 75% 18 NO Kriteria
Aspek Yang Dinilai Rata-rata
Pengguasaan kosa kata pada teks pengumuman
Penyusunan kosa kata pada pengumuman Ketepatan dalam penerapan model scramble Kerjasama kelompok
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
mengembangkan kosakata dengan
Mencapai indikator yang ditentukan Dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar peneliti berusaha
menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan.
2. Lebih mengoptimalkan proses belajar
mengajar dengan memperhatikan
komponen kegiatan belajar mengajar yang masih memerlukan perbaikan.
Langkah-langkah ini diupayakan
sebaik mungkin agar dapat memperbaiki kendala atau kelemahan-kelemahan yang dialami pada siklus sebelumnya.
Padasiklus II pada aspek penguasaan kosakata pada teks pengumuman sudah ada peningkatan dan telah memenuhi
indikator pencapaian yang
diharapkan.Pada siklus II dari 24 orang siswa, yang mampu 19 orang siswa atau 79% ,yang kurang mampu 4 orang siswa atau 17%, dan yang tidak mampu 1 orang siswa atau 4% diperoleh.
Kemudian dilihat dari aspek
penyusunan kosakata pada pengumuman, dari 24 orang siswa terdapat 18 orang siswa atau 75% yang mampu kemudian yang kurang mampu terdapat 2 orang siswa atau 8%, dan yang tidak mampu terdapat 4 orang siswa atau 17% .
Pada aspek ketepatan dalam
penerapan model permainan scramble dalam pengumuman dari 24 orang siswa yang mampu hanya 18 orang siswa atau 75% kemudian yang kurang mampu terdapat 4 orang siswa atau 17%, dan yang tidak mampu terdapat 2 orang siswa atau sekitar 8% .
Pada aspek kerjasama dalam
kelompok dari 24 orang siswa yang mampu hanya 20 orang siswa atau 83% , kemudian yang kurang mampu terdapat 3 orang siswa atau 13%, dan yang tidak mampu terdapat 1 orang siswa atau 4%.
Melihat hasil Kemampuan penguasaan kosakata siswa pada siklus I dan siklus II ini, dapat disimpulkan bahwa dengan melalui model permainan scramble pada penguasaan kosakata siswa meningkat. Hal ini terlihat pada siklus I, bahwa jumlah
hasil Kemampuan penguasaan kosakata
siswa yaitu sebesar 2,13%.Setelah
diadakan refleksi dan perbaikan
pembelajaran kembali pada siklus II,
jumlah hasil penyusunan kosakata
meningkat menjadi 2,81%. Dengan
pengertian bahwa siklus I ke siklus II
mencapai peningkatan sebesar
0,68%.Dengan demikian hipotesis
penelitian tindakan kelas ini terbukti dan dapat diterima.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model permainan
scramble di dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia penguasaan kosakata siswa kelas IV SDN 38 Hulonthalangi Kota Gorontalo meningkat.
Hal ini terlihat pada siklus I, bahwa jumlah hasil penguasaan kosakata siswa yaitu sebesar 2,13%. Setelah diadakan
refleksi dan perbaikan pembelajaran
kembali pada siklus II, jumlah hasil penguasaan kosakata siswa meningkat menjadi 2,81%. Dengan pengertian bahwa siklus I ke siklus II mencapai peningkatan sebesar 0,68%.
6. REFERENSI
Daud. 2010. Model Pengajaran Membaca.
Online http://www-
daudp65.byethost4.com diakses pada tanggal 10 januari 2015
Hesti Damayanti. 2010. Model
Pembelajaran Scramble. (online) http://
beredukasi.blog.spot.com.2013/09/m odel-pembelajaran-scramble-html diakses pada tanggal 10 januari 2015.
Lindayani, dkk. 2011. Mananjemen
Pembelajaran Inovatif. Surabaya :
Arta Sarana Media
Lihin. 2015. Pengertian kosakata.http://-
Pengertian-Kosakata-Referensi-Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Makalah.html diakses pada tanggl 10 januari 2015
Rusman, 2010.Model- model
pembelajaran pengembangan profesionalisme guru.Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada.
Tarigan, Henry Guntur. 2011. Pengajaran
Kosakata.Bandung : ANGKASA
Tim Penyusun Kamus Bahasa.2008.Kamus
Besar Bahasa Indonesia.Jakarta :Balai
Pustaka
Trianto. 2007. Model Pembelajaran
Terpadu Dalam Teori Dan Praktek.
Jakarta: PRESTASI PUSTAKA PUBLISHER.
Winatapura, Udin S. (2005) Model –Model
pembelajaran Inovatif. Depdiknas.
Widodo, Rahmat. 2009. Model
pembelajaran cramble.
http://-Model-
Pembelajaran-Scramble-rachmadwidodo-weblog-html diakses pada tanggal 10 januari 2015