43
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan asosiatif. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk mendifinisikan berbagai kriteria serta mendefinisikan nilai-nilai variabel-variabel yang diteliti. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara 2 variabel atau lebih. Disain dari penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Disain Penelitian Jenis Penelitian Metode
Penelitian Unit Analisis Time Horizon
T-1 Asosiatif Survey Individu: Staf karyawan PT Wirajaya Anugrah Perkasa Cross Sectional T-2 Asosiatif Survey Individu: Staf karyawan PT Wirajaya Anugrah Perkasa Cross Sectional Keterangan:
T-1 Untuk mengetahui dan menganalisa seberapa besar pengaruh kepuasan kerja, loyalitas karyawan dan perilaku organisasi karyawan terhadap Organizational Citizenship Behavior pada PT Wirajaya Anugrah Perkasa secara individual maupun simultan
T-2 Untuk mengetahui dan menganalisa seberapa besar pengaruh kepuasan kerja, loyalitas karyawan dan perilaku organisasi karyawan, serta Organizational Citizenship Behavior
terhadap efektivitas organisasi pada PT Wirajaya Anugrah Perkasa secara individual maupun simultan
3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Ada lima variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel Kepuasan Kerja, Loyalitas Karyawan, Perilaku Organisasi, Organizational Citizenship Behavior (OCB), dan Efektivitas Organisasi. Pada Tabel 3.2 berikut akan diuraikan dimensi dan indikator dari masing-masing variabel, beserta instrumen pengukuran, skala, dan model pengukuran dari kelima variabel tersebut.
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Dimensi Indikator
Instrumen Pengukuran Skala Model Pengukuran Kepuasan Kerja (X1) Pekerjaan itu sendiri
Rasa suka karyawan terhadap pekerjaannya Kuesioner Ordinal, diubah menjadi interval Likert Task significance bagi
karyawan
Feedback atas hasil kerja
Imbalan
Gaji yang diterima sesuai
dengan tuntutan pekerjaan Kuesioner
Ordinal, diubah menjadi
interval
Likert Gaji sesuai keterampilan dan
kemampuan individu Kesempatan
promosi
Promosi jabatan diberikan
atas dasar prestasi karyawan Kuesioner
Ordinal, diubah menjadi
interval
Likert Proses kenaikan jabatan
yang terbuka Pengawasan
(penyelia)
Adanya hubungan fungsional yang positif Kuesioner Ordinal, diubah menjadi interval Likert Adanya hubungan
keseluruhan yang serupa Rekan kerja Terpenuhinya kebutuhan
sosial karyawan Kuesioner
Ordinal,
Rekan kerja yang kooperatif menjadi interval
Kondisi kerja
Kondisi ruang kerja
Kuesioner Ordinal, diubah menjadi interval Likert Ketersediaan fasilitas-fasilitas
yang menunjang aktivitas kerja
Variabel Dimensi Indikator Instrumen
Pengukuran Skala Model Pengukuran Loyalitas Karyawan (X2) Transparansi
Penyampaian informasi dan pengkomunikasian
kebijaksanaan dalam perusahaan sudah terbuka
Kuesioner Ordinal, diubah menjadi interval Likert Pengutaraan pendapat Job Description Penyesuaian pekerjaan dengan kemampuan Kuesioner Ordinal, diubah menjadi interval Likert Durasi waktu yang diberikan
sesuai dengan kemampuan karyawan.
Tingkat Kepercayaan
Perusahaan memberikan kepercayaan dan tanggung jawab kepada karyawan
Kuesioner Ordinal, diubah menjadi interval Likert Adanya ketergantungan karyawan terhadap perusahaan Motivasi
Dukungan dan motivasi dari perusahaan. Kuesioner Ordinal, diubah menjadi interval Likert Pemaksimalan dan penyelesaian pekerjaan akibat motivasi.
Variabel Dimensi Indikator
Instrumen
Pengukuran Skala
Model Pengukuran
Perilaku Organisasi
(X3)
Etika Kerja
Tata tertib Kerja dan Peraturan internal perusahaan Kuesioner Ordinal, diubah menjadi interval Likert Ketepatan waktu dalam kerja
dan proses pekerjaan
Komunikasi
Komunikasi vertikal dan horizontal yang berjalan
lancar Kuesioner Ordinal, diubah menjadi interval Likert Efektivitas Komunikasi yang
frequently
Budaya Organisasi
Suasana dan budaya
kekeluargaan di kantor Kuesioner
Ordinal, diubah menjadi
interval
Likert Adaptasi terhadap budaya
organisasi.
Variabel Dimensi Indikator
Instrumen Pengukuran Skala Model Pengukuran Organizati-onal Citizenship Behavior (Y) Altruism Bersedia membantu meringankan pekerjaan rekan kerjayang overload
Kuesioner Ordinal, diubah menjadi interval Likert Membantu pelanggan dan
tamu yang perlu bantuan Bersedia membantu karyawan baru beradaptasi
Courtesy
Memberikan informasi pada rekan kerja berhubungan dengan pekerjaan Kuesioner Ordinal, diubah menjadi interval Likert Bersedia dengan lapang dada
menerima kritikan
Sportsmanship
Toleransi pada situasi yang kurang ideal di tempat kerja
Kuesioner Ordinal, diubah menjadi interval Likert Tidak menyalahkan orang
Civic virtue
Membantu menjaga citra organisasi Kuesioner Ordinal, diubah menjadi interval Likert Menaruh perhatian pada
keberlangsungan organisasi
Conscientious-ness
Bersedia bekerja melebihi prasyarat minimum (Kerja
Lembur) Kuesioner Ordinal, diubah menjadi interval Likert Memakai jam kerja secara
maksimal untuk bekerja
Variabel Dimensi Indikator
Instrumen Pengukuran Skala Model Pengukuran Efektivitas Organisasi (Z) Sasaran Organisasi
Adanya penetapan sasaran sebagai tolak ukur karyawan dalam bekerja Kuesioner Ordinal, diubah menjadi interval Likert Adanya keinginan anggota
organisasi untuk mencapai sasaran organisasi
Tercapainya sasaran yang telah ditetapkan atas hasil kontribusi anggota organisasi Perusahaan melibatkan karyawan dalam proses penetapan sasaran
Proses Internal
Sistem kontrol yang efektif
Kuesioner Ordinal, diubah menjadi interval Likert Melaksanakan operasi secara
lancar dan efisien
Perusahaan bisa minimalisasi konflik internal
3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan sumber data berasal dari data primer maupun sekunder, seperti dapat dilihat pada Tabel 3.3 di bawah ini.
Tabel 3.3 Data dan Sumber Data Penelitian
Data Jenis Data Sumber Data Tujuan Penelitian
T-1 T-2
Dasar pengukuran variabel-variabel dalam penelitian ini
Kualitatif
Data sekunder dari studi kepustakaan
dan wawancara dengan dosen
√ √
Kepuasan yang dimiki karyawan PT Wirajaya Anugrah Perkasa terhadap pekerjaannya
Kualitatif Data primer dari
kuesioner karyawan √ √
Tingkat Loyalitas yang dimiki karyawan PT Wirajaya Anugrah Perkasa terhadap organisasi
Kualitatif Data primer dari
kuesioner karyawan √ √
Sejauh mana karyawan PT Wirajaya Anugrah Perkasa menerapkan perilaku Organisasi yang baik
Kualitatif Data primer dari
kuesioner karyawan √ √
Organizational Citizenship Behaviour yang dimiliki karyawan PT Wirajaya Anugrah Perkasa
Kualitatif Data primer dari
kuesioner karyawan √ √
Sejauh mana PT Wirajaya Anugrah Perkasa mencapai efektivitas organisasi dari sudut pandang karyawan
Kualitatif Data primer dari
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik, yaitu:
- Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data. Pelaksanaannya dapat dilakukan secara langsung berhadapan dengan yang diwawancarai, tetapi dapat juga secara tidak langsung seperti memberikan daftar pertanyaan untuk dijawab pada kesempatan lain (Umar, 2008, p51). Dalam penelitian ini, penulis melakukan wawancara langsung dengan pihak pimpinan PT Wirajaya Anugrah Perkasa secara semi-terstruktur mengenai 6 C (Customer, Competitor, Center, Channel, Company, dan Lingkungan Bisnis), jumlah karyawan, serta job description dari masing-masing pekerjaan.
- Kuesioner
Teknik angket (kuesioner) merupakan suatu pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan/pernyataan kepada responden dengan harapan memberikan respons atas daftar pertanyaan tersebut (Umar, 2008, p49).Dalam penelitian ini, kuesioner yang disebarkan kepada karyawan PT Wirajaya Anugrah Perkasa sebagai responden, dibuat dalam bentuk pernyataan dalam skala likert. Kuesioner yang dijawab responden digunakan untuk mengetahui kepuasan kerja, loyalitas karyawan, perilaku organisasi, Organizational Citizenship Behaviour pada karyawan PT Wirajaya Anugrah Perkasa, serta efektivitas organisasi yang dimiliki PT Wirajaya Anugrah Perkasa.
- Studi kepustakaan
Studi kepustakaan digunakan untuk memperoleh informasi-informasi yang berkaitan dengan penelitian ini sebagai landasan teori.Penulis melakukan studi kepustakaan melalui buku-buku, jurnal-jurnal, dan artikel-artikel di Internet.
3.5 Teknik Pengambilan Data
Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai karakteristik tertentu dan mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Sedangkan, sampel merupakan bagian kecil dari suatu populasi.(Umar, 2008, p77).
Teknik Sampling atau teknik pengambilan sampel adalah suatu cara mengambil sampel yang respresentatif dari populasi dimana pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili dan dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya (Riduwan dan Engkos, 2008, pp40)..
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sampling insidental yang mana teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2009, p67)
3.6 Teknik Pengolahan Sample
Dalam penelitian ini menggunakan rumus berdasarkan pendapat Surakhmad (Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro, 2008, p45) yang mengatakan bahwa apabila ukuran populasi sebanyak kurang lebih dari 100, maka pengambilan sampel sekurang-kurangnya 50% dari ukuran populasi. Apabila ukuran populasi sama dengan atau lebih dari 1000, ukuran sampel diharapkan sekurang-kurangnya 15% dari ukuran populasi, yang dirumuskan sebagai berikut:
S = 15% + 1000 – n . (50% - 15%)
1000 - 100 Keterangan :
S = Jumlah sampel yang diambil
n = Jumlah anggota populasi
Diketahui jumlah populasi karyawan PT Wirajaya Anugrah Perkasa sebesar n= 112 orang. Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel yang diambil (S)sebagai berikut:
S = 15% + 1000 – n (50% - 15%) 1000 - 100 S = 15% + 1000 – 112 (50% - 15%) 1000 – 100 S = 15% + 0.99 (35%) S = 15% + 34.53% S = 49.53%
Jadi, jumlah sampel sebesar 112 x 49.53% = 55.47 = 56 responden
3.7 Metode Analisis
Setelah data dikumpulkan, maka dilakukan uji validitas-reliabilitas terhadap data yang ada. Setelah data dipastikan valid dan reliabel, maka dilakukan analisis dengan menggunakan:
Tabel 3.4 Metode Analisis Data Tujuan
Penelitian
Metode Analisis
Jenis Penelitian Teknik Analisis
T-1 Asosiatif Path Analysis dan Pearson Correlation T-2 Asosiatif Path Analysis dan Pearson Correlation
3.7.1 Path Analysis
“Path analysis basically examines the direction of relationships through the postulation of some theoretical relationship between variables and then a test to see if the direction of these relationships is substantiated by the data” (Salkind, 2009, p326). Berdasarkan Wicaksono (2006, p152), analisis jalur (path analysis) merupakan alat analisis yang digunakan untuk menelusuri pengaruh (baik langsung maupun tidak langsung) variable bebas (independen) terhadap variabel tergantung (dependen). Sedangkan berdasarkan Riduwan dan Kuncoro (2007, p2), model path analysis digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar-variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen).
Model path analysis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model trimming. Model trimming adalah model yang digunakan untuk memperbaiki suatu model struktur analisis jalur dengan cara mengeluarkan dari model variabel eksogen yang koefisien jalurnya tidak signifikan (Riduwan dan Kuncoro, 2007, p127).
3.7.1.1 Asumsi-asumsi Path Analysis
Asumsi-asumsi dalam path analysis berdasarkan Riduwan dan Kuncoro (2007, p2-3): 1. Hubungan antar-variabel adalah bersifat linier, adaptif, dan bersifat normal
2. Hanya sistem aliran kausal ke satu arah, artinya tidak ada arah kausalitas yang berbalik 3. Variabel terikat (endogen) minimal dalam skala ukur interval dan rasio
4. Menggunakan sampel probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel
5. Observed variables diukur tanpa kesalahan (instrumen pengukuran valid dan reliable), artinya variable yang diteliti dapat diobservasi secara langsung
6. Model yang dianalisis dispesifikasikan (diidentifikasi) dengan benar berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep yang relevan, artinya model teori-teori yang dikaji atau diuji dibangun berdasarkan kerangka teoritis tertentu yang mampu menjelaskan hubungan kausalitas antar variabel yang diteliti.
3.7.1.2 Model dan Persamaan Struktural Path Analysis
Model struktural yaitu bila setiap variabel endogen (Y) secara unik keadaannya ditentukan oleh seperangkat variabel eksogen (X). Diagram jalur berikut menunjukkan struktur hubungan kausal antar variabel.
Sumber: Riduwan dan Kuncoro, 2007, p5
Gambar 3.1Diagram Jalur
Persamaan struktural untuk diagram jalur yaitu:
ρZX1 ρZY ρZX3 ρYX3 ρYX2 ρYX1 r23 r13 r12
X
1X
2X
3Y
Z
Y = ρYX1 X1 + ρYX2 X2 + ρYX3 X3 + ε1 Z = ρZX1 X1 + ρZX3 X3 + ρZY Y + ε2
Keterangan:
ρ= koefisien jalur (path coefficient), yang menunjukkan pengaruh langsung variabel eksogen terhadap variabel endogen
ε = faktor residual, yang menunjukkan pengaruh variabel lain yang tidak diteliti atau kekeliruan
pengukuran variabel
Kategori seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dalam Path Analysis dilihat dari nilai koefisien beta akan diuraikan pada Tabel 3.5 berikut ini:
Tabel 3.5 Kategori Pengaruh Variabel Dalam Path Analysis
Nilai Koefisien Beta Kategori Pengaruh
0,05 – 0,09 Lemah
0,10 – 0,29 Sedang
>0,30 Kuat Sumber: Riduwan dan Sunarto, 2007
3.7.2 Korelasi Pearson
Berdasarkan Sugiarto (2000, p269), koefisien korelasi Pearson digunakan untuk mengetahui tingkat (derajat) keeratan hubungan linier antara dua atau lebih variabel yang minimal berskala ukur interval. Bila variabel yang terlibat hanya dua, maka analisis korelasinya disebut korelasi sederhana.Bila variabel yang terlibat lebih dari dua, disebut analisis korelasi berganda.
Teknik korelasi Pearson Product Moment (PPM) termasuk teknik statistik parametrik yang menggunakan data interval dan ratio dengan persyaratan tertentu, misalnya data dipilih secara random, datanya berdistribusi normal, data yang dihubungkan berpola linier, dan data yang dihubungkan mempunyai pasangan yang sama sesuai dengan subjek yang sama (Riduwan dan Kuncoro, 2007, p61).
Berdasarkan Supranto Jilid 2 (2001, p201), koefisien korelasi Pearson dapat dihitung sebagai berikut:
Korelasi Pearson dilambangkan (r) dengan ketentuan r≥-1 dan r≤+1. Bila nilai r=-1, maka korelasinya negatif sempurna, sebaliknya, bila nilai r = +1, maka korelasinya positif sempurna. Sedangkan apabila nilai r=0, maka artinya tidak ada korelasi. Arti harga r akan diperlihatkan pada Tabel 3.6 berikut.
Tabel 3.6 Arti Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 – 1,000 Sangat kuat
0,60 – 0,799 Kuat
0,40 – 0,599 Cukup kuat
0,20 – 0,399 Rendah
0,00 – 0,199 Sangat rendah
Sumber: Riduwan dan Kuncoro, 2007, p62
Besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus Koefisien Determinan sebagai berikut:
KP = r2 x 100%
di mana KP adalah nilai koefisien determinasi, dan r adalah nilai koefisien korelasi (Riduwan dan Kuncoro, 2007, p62).
3.8 Rancangan Uji Hipotesis
Untuk T-1
• Pengujian secara keseluruhan Hipotesis:
Ho = Kepuasan Kerja Karyawan (X1),Loyalitas Karyawan (x2), dan Perilaku Organisasi (X3) karyawan tidak memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap OCB(Y) pada PT Wirajaya Anugrah Perkasa
Ha = Kepuasan Kerja Karyawan (X1),Loyalitas Karyawan (x2), dan Perilaku Organisasi (X3) karyawan memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap OCB(Y) pada PT Wirajaya Anugrah Perkasa
• Pengujian secara individual antara Kepuasan Kerja Karyawan (X1) dengan OCB (Y) Hipotesis:
Ho: Variabel Kepuasan Kerja Karyawan (X1) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel OCB (Y) karyawan pada PT Wirajaya Anugrah Perkasa
Ha: Variabel Kepuasan Kerja Karyawan (X1) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel OCB (Y) karyawan pada PT Wirajaya Anugrah Perkasa
• Pengujian secara individual antara Loyalitas Karyawan (X2) dengan OCB (Y) Hipotesis:
Ho: Variabel Loyalitas Karyawan (X2) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel OCB (Y) karyawan pada PT Wirajaya Anugrah Perkasa
Ha: Variabel Loyalitas Karyawan (X2) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel OCB (Y) karyawan pada PT Wirajaya Anugrah Perkasa
• Pengujian secara individual antara Perilaku Organisasi (X3) dengan OCB (Y) Hipotesis:
Ho: Variabel Perilaku Organisasi (X3) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel OCB (Y) karyawan pada PT Wirajaya Anugrah Perkasa
Ha: Variabel Perilaku Organisasi (X3) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel OCB (Y) karyawan pada PT Wirajaya Anugrah Perkasa
Untuk T-2
• Pengujian secara keseluruhan Hipotesis:
Ho = Kepuasan Kerja Karyawan (X1),Loyalitas Karyawan (X2), Perilaku Organisasi (X3), serta OCB(Y) karyawan tidak memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap Efektivitas Organisasi (Z) pada PT Wirajaya Anugrah Perkasa
Ha = Kepuasan Kerja Karyawan (X1),Loyalitas Karyawan (X2), Perilaku Organisasi (X3),serta OCB(Y) karyawan memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap Efektivitas Organisasi (Z) pada PT Wirajaya Anugrah Perkasa
• Pengujian secara individual antara Kepuasan Kerja Karyawan (X1) dengan efektivitas organisasi (Z)
Hipotesis:
Ho: Variabel Kepuasan Kerja Karyawan (X1) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Efektivitas Organisasi (Z) karyawan pada PT Wirajaya Anugrah Perkasa
Ha: Variabel Kepuasan Kerja Karyawan (X1) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Efektivitas Organisasi (Z) karyawan pada PT Wirajaya Anugrah Perkasa
• Pengujian secara individual antara Loyalitas Karyawan (X2) dengan efektivitas organisasi (Z) Hipotesis:
Ho: Variabel Loyalitas Karyawan (X2) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Efektivitas Organisasi (Z) karyawan pada PT Wirajaya Anugrah Perkasa
Ha: Variabel Loyalitas Karyawan (X2) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Efektivitas Organisasi (Z) karyawan pada PT Wirajaya Anugrah Perkasa\
• Pengujian secara individual antaraPerilaku Organisasi (X3) dengan efektivitas organisasi (Z) Hipotesis:
Ho:Variabel Perilaku Organisasi (X3) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Efektivitas Organisasi (Z) karyawan pada PT Wirajaya Anugrah Perkasa
Ha: Variabel Perilaku Organisasi (X3) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Efektivitas Organisasi (Z) karyawan pada PT Wirajaya Anugrah Perkasa
• Pengujian secara individual antara OCB (Y) dengan efektivitas organisasi (Z) Hipotesis:
Ho:Variabel OCB (Y) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Efektivitas Organisasi (Z) karyawan pada PT Wirajaya Anugrah Perkasa
Ha: Variabel OCB (Y) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Efektivitas Organisasi (Z) karyawan pada PT Wirajaya Anugrah Perkasa
Dasar Pengambilan Keputusan
Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%, sehingga tingkat kesalahan (α) sebesar 5% atau 0.05.
Bila sig ≥ 0.05 maka Ho diterima Bila sig < 0.05 maka Ho ditolak
3.9 Rancangan Implikasi Hasil Penelitian
Setelah semua data selesai diolah, maka diperoleh gambaran mengenai bagaimana tingkat kepuasan kerja karyawan PT Wirajaya Anugrah Perkasa, Loyalitas Karyawan, perilaku organisasi, dan apakah karyawan PT Wirajaya Anugrah Perkasa telah memiliki tingkat Organizational Citizenship Behaviour (OCB) yang tinggi, serta sejauh mana PT Wirajaya Anugrah Perkasa mencapai efektivitas organisasi. Bila hasilnya menunjukkan bahwa factor kepuasan kerja, loyalitas karyawan, perilaku organisasi, dan OCB karyawan PT Wirajaya Anugrah Perkasa masih rendah, perlu dicari penyebabnya dan diadakan usaha untuk memperbaikinya.
Setelah itu, dilakukan analisis terhadap data yang diperoleh dari kuesioner yang disebar kepada staf karyawan PT Wirajaya Anugrah Perkasa, untuk mengetahui apakah faktor kepribadian kepuasan kerja, loyalitas karyawan, dan perilaku organisasi mempunyai pengaruh terhadap tingkat OCB karyawan serta berdampak pada efektivitas organisasi. Bila didapatkan ternyata variabel-variabel tersebut berkontribusi terhadap OCB karyawan di PT Wirajaya Anugrah Perkasa, maka perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan OCB karyawan dan kemudian efektivitas organisasi melalui faktor-faktor tersebut, dilihat dari aspek-aspek yang merupakan indikator dari setiap variabel.