• Tidak ada hasil yang ditemukan

DO A KHATMIL QUR AN DALAM LAMPIRAN MUSHAF STANDAR INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DO A KHATMIL QUR AN DALAM LAMPIRAN MUSHAF STANDAR INDONESIA"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag.)

Oleh:

Wisnu Imam Baihaqi 1113034000063

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)
(3)

dc

PENGESAHAN SIDANG MUNAQASYAH

Skripsi yang berjudul 'DO'A KHATMIL QUR'AN DALAM LAMPIRAN MUSHAF STANDAR INDONESIA telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal28 Agustus 2020. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag) pada Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir.

Jakarta, 1 Oktober 2020 Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

Dr. Eva Nugraha, M. Ag Fahrizal Mahdi, Lc. MIRKH NIP. 19710217 199803 1 002 NIP. 19820816 201503 1 004

Anggota,

Penguji I, Penguji II,

Dr.Abdul Hakim Wahid,M.A Drs.Harun Rasyid,M.Ag NIP. 19780424 201503 1 001 NIP. 19600902 198703 1 001

Pembimbing,

Dr. Eva Nugraha, M. Ag NIP. 19710217 199803 1 002

(4)
(5)

iv Wisnu Imam Baihaqi 1113034000063.

Do’a Khatmil Qur’an dalam Lampiran Mushaf Standar Indonesia.

al-Qur’ān berisikan wahyu Allah yang menjadi pedoman bagi umat Islam, lantaran bukan saja peraturan, ajaran tauhid, ibadah, kisah, dan akhlak mulia saja. al-Qur’ān juga membahas tentang peristiwa dan kisah-kisah di masa lalu. Sehingga tidak bisa dipungkiri muslimin/ muslimat untuk mempelajari dan beinteraksi dengan al-Qur’ān.disini penulis ingin mensajiakan bagaimana Do’a khotil Qu’ran dalam mushaf standrar Indonesia?dan apa sumber Do’a khatmil Qu an yang di gunakan?hal ini yang mejadi dasar sebagai penuntun kehidupan bagi umat manusi, menjadi cahaya bagi kehidupan di dunia umat muslim serta sebagai rizki dan hidayah yang mampu membuat kehidupan para pembaca yang mengamlakannya sebagai pembawa rahmah dalam kehidupan dunia, maupun akhirat.

Adapun dalam penelitian skripsi ini, penulis menggunakan data penelitian ini adalah penelitian milik Ali Mustofa yang termotivasi untuk meneliti informasi tentang bacaan Qur’ān dan tradisi khataman al-Qur’ān bersama. Selain data Primer, penelitian ini juga didukung dengan data sekunder yaitu berupa buku-buku ataupun bacaan-bacaan yang ada kaitannya dengan kebiasaan, serta faidah-faidah mengamalkan sunah-sunah yang dijalaninya.

Do’a tersebut dipercaya memberikan Syafaat jika dilakukan secara berurutan, yakni mulai dari juz 1 hingga juz 30. dan barakah dari adanya khataman al-Qur’ān. Khataman juga sebagai bentuk agar tali silaturrahmi sesama menjadi semakin erat dengan adanya pertemuan dalam khataman berjamaah tersebut. kajian ini adalah lampiran Mushaf al-Qur’ān Standar Indonesia, mulai dari tahun 1997-2000, dan lampiran Mushaf al-Qur’ān standar Indonesia tahun 2000-2005.

(6)

v

ميحهرلا نحمهرلا هللّا مسب

Segala puji hanya bagi Allah Tuhan semesta alam, shalawat dan salam kepada junjungan besar Rasulullah SAW juga rahmat serta kasih sayang-nya, sahabat dan seluruh kaum muslimin yang menjadi sumber inspirasi bagi umat Islam. Tiap kalimat, kata, dan bahkan huruf memiliki pengertian yang harus ditelaah dan dikaji karena kedalamannya. Tidak ada alasan untuk tidak menjadikan al-Qur'an sebagai landasan sekaligus benteng di setiap lini kehidupan.

Selama proses penulisan skripsi ini, penulis sadar bahwa akhirnya skripsi yang penulis selesaikan ini masih banyak sekali kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Selama penulisan skripsi ini, tidak terlepas dari adanya bantuan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, moril maupun materil, jasmani maupun rohani, lahir maupun batin. Oleh karena itu, dari lubuk hati yang paling dalam penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., MA selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan menuntut ilmu pada Program Sarjana Jurusan Studi Ilmu al-Qur'an dan Tafsir (IQTAF) di Fakultas Ushuluddin.

2. Dr. Yusuf Rahman, M.A. selaku Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Eva Nugraha, MA selaku ketua Jurusan di Fakultas Ushuluddin pada bidang Ilmu al-Qur'an dan Tafsir yang telah membantu dan memberi saya kesempatan dalam penyusunan Skripsi.Fahrizal Mahdi,

(7)

vi

4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tidak bisa saya sebutkan Namanya satu persatu dan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada beliau-beliau, yang sudah dengan tulus memberikan ilmu pengetahuan serta wawasan yang luas mengenai segala aspek keilmuan dari awal masuk perkuliahan hingga sekarang

5. Dr. Eva Nugraha, MA sebagai Dosen pembimbing yang senantiasa meluangkan waktunya, perhatian, motivasi, serta sabar memberi arahan serta bimbingan dalam pengerjaan skripsi, hingga diselesaikannya skripsi ini.

6. Kholik Ramdan Mahesa selaku orang yang membantu Sekretaris Jurusan, yang telah banyak meluangkan waktunya untuk (IQTAF).

7. Teman teman Ilmu al-Qur'an dan Tafsir seperjuangan yang sudah berkenan membantu dan memberikan semanagt dalam perjalanan ini.

Jakarta, 27 Agustus 2020

Wisnu Imam Baihaqi NIM 1113034000063

(8)

vii

Kebudayaan Republik Indonesia

Nomor: 158 tahun 1987 dan Nomor: 0543 b/u/1987

1. Padanan Aksara

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

ا

Tidak dilambangkan

ب

b Be

ت

t Te

ث

ṡ es dengan titik atas

ج

J Je

ح

ḥ ha dengan titik bawah

خ

kh ka dan ha

د

d De

ذ

Ż zet dengan titik atas

ر

r Er

ز

z Zet

س

s Es

ش

sy es dan ye

(9)

viii

ط

ṭ te dengan titik bawah

ظ

ẓ zet dengan titik bawah

ع

„ Koma terbalik di atas hadap

kanan

غ

gh ge dan ha

ؼ

f Ef

ؽ

q Qi

ؾ

k Ka

ؿ

l El

ـ

m Em

ف

n En

ك

w We

ق

h Ha

ء

‟ Apostrof

ي

y Ye 2. Vokal

Vokal terdiri dari dua bagian, yaitu vokal tunggal dan vokal rangkap. Berikut ketentuan alih aksara vokal tunggal:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

(10)

ix

ﹹ u Ḍammah

Adapun vokal rangkap ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ي

ai a dan i

ك

au a dan u

3. Vokal Panjang

Ketentuan alih aksara vokal panjang dalam bahasa Arab dilambangakan dengan harkat dan huruf, yaitu:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

َى

Ā a dengan topi di atas

يِى

Ī i dengan topi di atas

وُـى

Ū u dengan topi di atas

4. Kata Sandang

Kata sandang, yang dalam system aksara Arab dilambangkan dengan huruf اؿ dialih aksarakan menjadi huruf „l‟ baik diikuti huruf syamsiyah maupun huruf qamariyah. Contoh: al-rijāl bukan ar-rijāl.

5. Syaddah (Tasydīd)

Syaddah atau tasydīd yang dalam system tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda (ﹽ), dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah

(11)

x

Misalnya, kata

ةركرضلا

tidak ditulis ad-ḍarūrah tapi al-ḍarūrah.

6. Tā’ Marbūṭah

Kata Arab Alih Aksara Keterangan

ةقيرط

Ṭarīqah Berdiri sendiri

ةيلماسلإا ةعملاجا

Al-jāmi„ah al-

islāmiyyah

Diikuti oleh kata sifat

دوجولا ةدحك

waḥdat al-wujūd Diikuti oleh kata

benda

7. Huruf Kapital

Meskipun dalam system tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, alih aksara huruf kapital ini juga digunakan, dengan mengikuti ketentuan yang berlaku dalan Ejaan Bahasa Indonesia (EBI), antara lain untuk menuliskan permukaan kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama seseorang, dan lain-lain. Jika nama seseorang didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital adalah huruf awal nama tersebut. Misalnya: Abū ‘Abdullāh Muhammad al-Qurṭubī bukan Abū

‘Abdullāh Muhammad Al-Qurṭubī

Berkaitan dengan judul buku ditulis dengan cetak miring, maka demikian halnya dengan alih aksaranya, demikian seterusnya. Jika terkait nama, untuk nama-nama tokoh yang berasal dari dunia Nusantara sendiri, disarankan tidak dialih aksarakan meskipun akar katanya berasal dari bahasa Arab. Contoh: Nuruddin al-Raniri tidak ditulis dengan Nūr al-Dīn al-Rānīrī.

(12)

xi 8. Cara Penulisan Kata

Setiap kata, baik kata kerja, kata benda, maupun huruf ditulis secara terpisah. Berikut contohnya dengan berpedoman pada ketentuan-ketentuan diatas:

Kata Arab Alih Aksara

اَن ـثَر وَأَو

َم وَق لٱ

َنيِذَّلٱ

Wa auraṡnal-qaumallażīna

اَمَو

اوُناَك

َنوُشِر عَـي

Wa mā kānụ ya'risyụn

ُديِرُنَو

نَأ

َّنَُّنَّ

Wa nurīdu an namunna

ُمُهَلَع َنََو

َيِثِرََٰو لٱ

Wa naj'alahumul-wāriṡīn 9. Singkatan

Huruf Latin Keterangan

Swt, Subḥāh wa ta‘ālā

Saw, Ṣalla Allāh ‘alaih wa sallam

QS. Quran Surah

M Masehi

H Hijriyah

(13)

xii

COVER ... i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

PEDOMAN TRANSLITERASI ... vii

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi, Batasan dan Rumusan Masalah ... 10

1. Identifikasi Masalah ... 10

2. Batasan Masalah ... 10

3. Rumusan Masalah ... 10

C. Tujuan dan Manfaat ... 10

1. Tujuan ... 10

2. Manfaat Penelitian ... 11

D. Kajian Pustaka ... 11

E. Metodeologi Penelitian ... 13

F. Sistematika Pembahasan ... 14

BAB II GAMBARAN UMUM MUSHAF INDONESIA DAN DO’A DALAM QUR’ĀN ... 16

A. Mushaf Indonesia ... 16

1. Sejarah Mushaf Setandar Indonesia ... 17

(14)

xiii

2. Dasar Khotmil Qur’ān ... 21

3. Proses Khotmil Qur’ān ... 25

BAB III PROFIL MUSHAF DAN LAMPIRAN ... 26

A. Profil Mushaf ... 26

B. Varian Lampiran Do’a Khatmil Qur’ān ... 31

1. Varian Pendek ... 31

2. Varian Sedang ... 34

3. Varian Panjang ... 37

BAB IV KLASIFIKASI STRUKTUR DAN ISI DO’A KHOTMIL QUR’ĀN STRUKTUR DO’A ... 44

A. Lafadz dan Wasilah Do’a ... 44

1. Varian Pendek ... 47

2. Varian Sedang ... 47

3. Varian Panjang ... 48

B. Isi Permohonan Do’a ... 49

1. Varian Pendek ... 49 2. Varian Sedang ... 50 3. Varian Panjang ... 50 C. Rujukan ... 50 D. Analisis. ... 54 1. Riwayat Ulama ... 56

2. Sanad dan Ijazah ... 58

BAB V PENUTUP ... 72

A. Kesimpulan ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 73 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(15)

xiv

Tabel 3.1 Mushaf Tahun 1970-1980 ... 29

Tabel 3.2 Mushaf Tahun 2005-2014 ... 32

Tabel 4.1 Lafaz Do’a Varian Pendek ... 49

Tabel 4.2 Lafaz Do’a Varian Sedang ... 50

Tabel 4.3 Lafaz Do’a Varian Panjang ... 50

Tabel 4.4 Mushaf al-Qur’ān ... 55

Tabel 4.5 Mushaf al-Qur’ān ... 56

Tabel 4.6 Mushaf al-Qur’ān ... 57

(16)

xv

Gambar 3.1 Mushaf Tahun 1970 ... 30

Gambar 3.2 Mushaf Tahun 1970 ... 31

Gambar 3.3 Lampiran Do’a Khatmil Qur’ān ... 34

Gambar 3.4 Lampiran Do’a Khatmil Qur’ān ... 34

Gambar 3.5 Lampiran Do’a Khatmil Qur’ān ... 37

Gambar 3.6 Lampiran Do’a Khatmil Qur’ān ... 37

Gambar 3.7 Lampiran Do’a Khatmil Qur’ān ... 40

Gambar 3.8 Lampiran Do’a Khatmil Qur’ān ... 40

Gambar 3.9 Lampiran Do’a Khatmil Qur’ān ... 41

Gambar 3.10 Lampiran Do’a Khatmil Qur’ān ... 41

(17)

1 A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur’ān adalah kalamullah, merupakan kitab suci bagi umat Islam yang berisikan wahyu Allah. Al-Qur’ān merupakan pedoman bagi umat Islam.1 Sehingga seluruh muslimin/ muslimat berusaha mempelajari dan beinteraksi dengan al-Qur’ān.2

Kata Qur’ān terdapat 70 kali dalam al-Qurān,3 di antaranya pada ayat 17 dan 18 dalam surat al-Qiyāmah, ayat 4 surat al-Muzammil. Selain itu al-Qur’ān juga bisa disebut dengan al-Kitāb,4 al-Żikr,5 al-Furqān,6 al-Haqq,7 al-Hudā,8 al-Syifā,9 al-Bayyinah,10 dan al-Tanzīl.11

1 Banyak ayat yang menjelaskan tentang definisi al-Quran bahwa al-Quran

merupakan kitab yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad dan di antaranya adalah Surat al- An’ām : 155, al-Furqān : 6, al-Zūmar : 1, Al-Sajdah: 2, dan al-Najm : 4

2 Fildzah Nida, “Skripsi Kisah Dzulqarnain dan Ya'juj wa Ma'juj dalam kajian

tafsir Al-Qur’ān (menurut M. Quraish Shihab, al-Maragi, dan Buya Hamka)” (Skripsi

Fakultas Ushuluddin, Jurusan Ilmu Al-Qur’ān dan Tafsir, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta 2020), 1.

3 M. Adnan Salim dkk, A Dictionary of the words of the great Quran: Mu’jam

Kalimat al-Qurān al-Aẓm (Dār al-Fikr al-Muaṣṣir, 1998), 787-789.

4 Nama al-Kitab yang berarti “Buku Catatan” menunjukkan bahwa al-Quran

adalah firman atau wahyu Allah yang bisa ditulis dalam bentuk huruf dan kalimat, dalam al-Quran kata al-Kitab ditulis sebanyak 74 kali di antaranya (1) al-Baqarah/2: 2 (2) Al-Ankabūt: 47, 48, dan 51 (3) Fāṭir: 29 (4) al-Zumar: 1 (5) Fuṣṣilat: 3

5 Nama al-Żikr yang berarti “Peringatan” menunjukkan bahwa al-Quran menjadi

peringatan bagi manusia agar tetap berada di jalan yang benar, dan diridhoi Allah. Nama tersebut disebut sebanyak 55 kali dalam al-Quran, (1) ayat 6 dan 9 surat al-Hijr, (2) ayat 44 surat al – Naḥl, (3) ayat 41 surat Fuṣṣilat, (4) ayat 50 surat al-Ambiyā‟ (5) ayat 8 surat

Ṣād, (6) ayat 3 surat Tāhā.

6 Nama al-Furqān yang berarti “Pembeda” menunjukkan bahwa al-Quran menjadi

patokan untuk membedakan yang benar dari yang bathil. Dalam al-Quran nama tersebut disebutkan dalam ayat 1 dan 7 surat al-Furqān dan ayat 4 surat Ali Imrān.

7 Nama al-Haqq yang berarti “Kebenaran” menunjukkan bahwa al-Quran

memiliki ajaran yang benar. Al-Ḥaqq juga berarti “keadilan dan pertengahan” maksudnya kebenaran al-Quran itu berada pada sisi pertengahan antara dua hal yang ekstrem, yakni memperhatikan kehidupan dunia dan akhirat, memperhatikan kepentingan individual dan akhirat, tidak terlalu mengikat tetapi tidak terlalu bebas, mengedepankan yang hak dan kewajiban, ada pahala ada dosa. Nama Haqq disebutkan sebanyak 61 kali dalam

(18)

al-Berinteraksi dengan al-Qur’ān secara rutin merupakan hal yang berharga bagi seorang muslim, pengamalan dan penerapan membaca al-Qur’ān setiap hari belum sepenuhnya menjadi kebiasaan bagi umat muslim di indonesia, akan tetapi kehebatan al-Qur’ān masih tetap mempesona bagi seluruh ummat muslim diseluruh dunia sampai kapanpun. Semakin dikaji lebih mendalam, al-Qur’ān semakin mengagumkan dan selalu memberikan jawaban yang mengesankan bagi semua kalangan yang mengkajinya.12 Salah satu masalah terkait al-Qur’ān adalah kurangnya pengajaran, keseriusan, juga motivasi dalam membaca, dan mengamalkan al-Qur’ān.13

Quran, antara lain pada (1) ayat 84 dan 108 surat Yūnus, (2) ayat 170 surat al-Nisā’, (3) ayat 83 dan 84 surat al-Mā’idah, (4) ayat 5 surat al-An’ām, (5) ayat 17 surat Hūd

8 Nama al-Hudā yang berarti “petunjuk” menunjukkan bahwa al-Quran

merupakan petunjuk bagi manusia yang meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Siapa saja yang memepelajari al-Quran dan menjadikannya petunjuk hidup akan menemukan kemajuan hidup, sebaliknya siapapun yang menyalahi aturan al-Quran akan mengalami kesengsaraan, nama al-Hudā dalam al- Quran sebanyak 47 kali, (1) ayat 89 surat al-Naḥl, (2) ayat 85 surat al-Qaṣaṣ, (3) ayat 33 surat al-Taubat, (4) ayat 55 surat al-Kahfi, (5) ayat 97 surat al-Baqarah, (6) ayat 28 surat al-Fath,(7) ayat 138 surat Alī Imran.

9 Nama Al-Syīfā yang berarti “Obat” menunjukkan bahwa al-Quran merupakan

obat, yakni merupakan obat hati untuk mendapatkan ketenangan, nama al-Syīfā disebutkan pada ayat 57 surat Yūnus, ayat 83 surat al-Isrā’, dan ayat 44 surat al-Fuṣṣilat.

10 Nama al-Bayyinah yang berarti “bukti” menunjukkan bahwa al-Quran

merupakan bukti dari kenabian Nabi Muhammad. Dalam agama ada dua hal yang tidak bisa dipisahkan, yaitu ajaran agama dan penyampaian ajaran itu untuk menyelaraskan ajaran agama sesuai dengan karakter manusia bukan malaikat. Nama tersebut dalam Quran telah disebutkan sebanyak 30 kali, (1) ayat 6 surat Ṣaffāt, (2) ayat 159 surat Baqarah, (3) ayat 34 dan 46 surat Nūr, (4) ayat 7 surat Aḥqāf, (5) ayat 1 surat

al-Hijr, (6) ayat 66 surat al-Mu’min.

11 Nama al-Tanzīl yang berarti “yang diturunkan” menunjukkan bahwa al-Quran

diturunkan dari Allah kepada nabi Muhammad, bukan sesuatu yang di anjurkan, dikirimkan atau ditemukan, melainkan diresapkan atau dimasukkan kedalam hati nurani atau sanubari Nabi Muhammad secara berangsur-angsur, Nama al-Tanzîl disebutkan dalam al-Quran sebanyak 142 kali, antara lain, (1) ayat 2 surat Luqmān, (2) ayat 2 dan 26 surat Muhammad, (3) ayat 6 surat sabā’, (4) ayat 42 surat Fuṣṣilat, (5) ayat 43 surat

al-Ḣaqqah, (6) ayat 44 surat al-Mā’idah.

12 Muhammad Hadi Ma’rifat, Sejarah al-Qur’ān (Jakarta: Al-Huda, 2007), 1.

13 Fazat Laila, Praktek Khataman al-Qur’ān Berjama'ah di Desa Suwaduk

Wedarijaksa Pati (Kajian Living Hadis), (Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Humaniora,

(19)

Lembaga pesantren14, jama'ah majlis, serta pacuan umat muslim di

indonesia berusaha mentransmisikan gerakan membaca ayat al-Qur’ān sehari minial satu ayat dengan cara Khotmil Qur'ān baik dilakukan secara sendiri maupun bersama-sama. Itu merupakan cara untuk memotivasi orang untuk mengkhatamkan al-Qur’ān.15 Al-Qur’ān diturunkan kepada Muhammad SAW sebagai sebuah mukjizat sebagai pedoman hidup bagi umat muslim, dan menjadi salah satu bukti yang tak terbantahkan akan kebenaran Muhammad sebagai Rasulullah sekaligus kebenaran Islam sebagai agama yang penuh rahmatan lil alamin.16 Kemukjizatan al-Qur’ān terletak pada janji Allah SWT yang akan menjamin dengan dirinya sendiri memelihara dan menjaga-Nya, sebagaimana dalam firman Allah SWT. :

ُهحل انَِّإحو حرْكِ ذلٱ احنْلازح ن ُنْحنَ انَِّإ

حنوُظِفَٰححل ۥ

“Sesungguhnya kami-lah yang menurunkan al-Qur’ān dan sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya.” 17

Sesungguhnya Allah tidak serta merta menurunkan Al-Qur’ān begitu saja secara sia-sia, Allah menyerukan dan memerintahkan kepada umatnya untuk membaca, mengkaji, dan mengamalkan al-Qur’ān. Al-Qur’ān memiliki beberapa unsur di dalamnya, Pertama, unsur bacaan yang dibahas oleh ilmu qiraat,18 Kedua, unsur Kandungan yang dibahas oleh

14Pesantren secara etimologis berasal dari kata pe-santri-an, yang berarti

“tempatnya santri”. Santri dan murid pada umumnya sangatlah berbeda yaitu mendapat pendidikan dari pimpinan pesantren yang biasa disebut (kiai) dan oleh para guru (ulama atau ustadz). Pelajaran didalamnya mencakup tentang berbagai pengetahuan Islam. Lihat: Mahfred Ziemek, Pesantren dalam Perubahan Sosial, 16.

15 Fazat Laila, Praktek Khataman al-Qur’ān Berjama'ah di Desa Suwaduk

Wedarijaksa Pati (Kajian Living Hadis), (Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Humaniora,

Jurusan Tafsir dan Hadis: Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang), 8.

16 Zaenab Lailatul Badriyah, Praktik Khataman al-Qur’ān di Hotel Grasia (Studi

Living Qur’ān), (Skripsi Ushuluddin dan Humaniora, Jurusan Ilmu Al-Qur’ān dan Tafsir Universitas Islam Negeri Walisongo: Semarang 2018), 1-5.

17 Departemen Agama RI, Al-Qur’ān dan Terjemahnya. QS. Al-Hijr [15]: 9.

18 Caa membedakan sistem Qiroat yang menyimpang dengan yang benar para

ulama membuat patokan bahwa qiraat yang benar harus terdiri dari 3 syarat, 1. Sesuai dengan salah satu mushaf yang dinashkan oleh Utsman ibn Affan, 2. Sesuai dengan kaidah bahasa arab, 3. Benar isnadnya, sekalipun lebih dari tujuh atau sepeuluh orang

(20)

ilmu tafsir,19 dan Ketiga, unsur tulisan yang dibahas oleh ilmu rasm.

Mushaf Standar Indonesia terbagi menjadi tiga, pertama, Mushaf Standar Utsmani, Kedua, Mushaf Standar Bbahriyah, Ketiga, Mushaf Standar Braille.20

Terkait pada pembacaan, pengkajian, serta pengamalan al-Qur’ān sebagai pedoman, tidak sedikit orang berbondong-bondong mengkaji al-Qur’ān, baik kajian atas Mushaf al-Qur’ān di Indonesia yang ditulis oleh Ahmad Jaeni,21 Hasrul.22 Kajian tentang ilmu Rasm Utsmani Dalam Mushaf Standar Utsmani Indonesia oleh Eva Nugraha,23 dan Zainal Arifin.24 Kajian tentang resepsi al-Qur’ān seperti Fahmi Riyadi dengan judul “Resepsi Umat Atas al-Qur’ān: Membaca Pemikiran Navid Kermani Tentang Teori Resepsi al-Qur’ān”.25 Ahmad Yafik Mursyid dengan judul “Resepsi Estetis Terhadap al-Qur’ān (Implikasi Teori Resepsi Estetis

dari pada ulama ahli qiraat yang tersohor, lihat di Subhi al-Ṣālih, Membahas Ilmu-Ilmu

al-Quran (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1990), 360.

19 Al-Żahabī mendifinisikan tafsir sebagai penjelasan tentang arti atau penjelasan

firman- firman Allah sesuai dengan kemampuan Manusia. Lihat di Anshori, Ulumul

Quran: Kaidah- Kaidah Memahami Firman Tuhan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2014), 173.

20 Zainal Arifin, “Mengenal Mushaf al-Qur‟an Standar Usmani Indonesia”, Jurnal

Suhuf, 2011, 1-2.

21 Ahmad Jaeni, Aplikasi Braille dalam Penulisan Al-Qur’ān Kajian Mushaf

Standar Braille Indonesia (SUHUF, Jurnal Pengkajian Al-Qur’ān dan Budaya, 2015), 19-33.

22 Hasrul, Kajian Mushaf Al-Qur’ān di Indonesia (Institut Perguruan Tinggi

Ilmu Al-Qur’ān, 2013), 1.

23 Eva Nugraha, Konsep al-Nabī al-Ummī dan implikasinya terhadap Rasm,

artikel Refleksi, Volume 13, Nomor 2, April 2012, 268.

24 Zainal Arifin, Kajian Ilmu Rasm Utsmani Dalam Mushaf Al-Qur’ān Standar

Utsmani Indonesia (SUHUF), Jurnal Pengkajian al-Qur’ān dan Budaya, 2015), 35-56.

25 Fahmi Riyadi, Resepsi Umat Atas al-Qur’ān: Membaca Pemikkiran NAvid

Kermani Tentang Teori Resepsi al-Qur’ān (Skripsi S1 Universitas IAIN Antasari

(21)

Navid Kermani Terhadap Dimensi Musikal al-Qur’ān)”.26 Serta kajian

tentang pengamalan dan khotmil Qur’ān.

Tidak hanya penelitian, banyaknya lembaga serta aktifitas pendidikan Islam seperti Pondok pesantren baik Modern, Salafi, maupun Tahfiz yang mendasari pendidikannya dengan al-Qur’ān sebagai pedomannya. Adapun cara yang digunakan lembaga keislaman untuk memotivasi anggotanya dengan mempraktikan, mengamalkan adab membaca Qur’ān, serta melakukan kegiatan khotmil Qur’ān.27 Seperti sabda Nabi Muhammad SAW:

ُلوُقح ي حمالحسحو ِهْيحلحع ُاللَّا ىالحص ِاللَّا حلوُسحر ُتْعِحسَ حلاحق هنع الله يضر يِلِهاحبْلا حةحماحمُأ بيأ نع

:

حنحأْرُقلْا ُءحرْ قِإ

حمْوح ي ْتيْحيَ ُهحنِإحف

ِباححْصحِلِاًعْ يِفحش ِةحماحيِقْلا

“Bacalah Al-Qur’ān, karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai penolong bagi orang-orang yang membacanya”28

Ayat tersebut di atas merupakan ajakan untuk membaca al-Qur’ān secara rutin, salah satu gerakan yang dilakukan lembaga pesantren29, jama'ah majlis, serta lembaga-lembaga islam untuk mentransmisikan

26 Achmad Yafik Mursyadi, Resepsi Estetis Terhadap al-Qur’ān (Implikasi

Teori Resepsi Estetis Navid Kermani Terhadap Dimensi Musikalik al-Qur’ān)

(Yogyakarta: 2014), 3.

27 Nur Hitmah, Pelaksanaan Kegiatan Sema''an Al-Qur’ān sebagai Sarjana

Meningkatka Hafalam al-Qur’ān santri di pondok Pesanren Mangkuyudan Laweyan Surakarta Tahun 2018/2019, (Skripsi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah

Institut Agama Negeri Surakarta: Surakarta 2019), 6.

28 HR. Muslim dari Abu Umamah Bahili, dalam penjelasannya, syafaat

al-Qur’ān pada hari kiamat ialah nyata dan tidak terbantahkan, untuk mendapatkan syafaat Al-Qur’ān, seseorang harus memiliki hati yang terikat kuat dan menjadikan al-Qur’ān sebagai bacaan utama dan berpegang teguh pada isi kandungannya.

29Pesantren secara etimologis berasal dari kata pe-santri-an, yang berarti

“tempatnya santri”. Santri dan murid pada umumnya sangatlah berbeda yaitu mendapat pendidikan dari pimpinan pesantren yang biasa disebut (kiai) dan oleh para guru (ulama atau ustadz). Pelajaran didalamnya mencakup tentang berbagai pengetahuan Islam. Lihat: Mahfred Ziemek, Pesantren dalam Perubahan Sosial, 16.

(22)

pembacaan ayat al-Qur’ān dengan melakukan Khotmil Qur’ān secara bersama-sama, sebagai motivasi untuk mengkhatamkan al-Qur’ān.30

Kegiatan Khotmil Qur’ān biasanya memiliki ritualnya,tatacaranya yang beragam. Biasanya mereka memulai bacaan dari al-Fatihāh, sampai an-nas, yang kemudian dilanjutkan dengan membaca Do'a khatmil Qur’ān yang terdapat di akhir halaman Mushaf, yang dilanjutkan dengan ritual yang berbeda-beda setiap daerah.

Terkait pada Do'a khotmil Qur’ān yang terdapat dalam al-Qur’ān berbeda-beda. Ada yang versi pendek, sedang, dan panjang. Alasan yang mendasari Do'a khotmil Qur’ān yakni sebagai sebuah ijazah atau penghargaan bagi seorang yang telah berhasil membaca ayat al-Qur’ān dari awal sampai akhir dengan sungguh-sungguh, hal tersebut juga menjadi motivasi bagi yang lain agar mampu menyelesaikan sampai tahap tersebut. Adapun salah satu contoh do'a Khotmil Qur’ān yang terdapat dalam al-Qur’ān varian pendek Syamil al-Qur’ān Terjemah Ushul Fiqih adalah sebagai berikut:

امُهَٰ للحأ

ِنْححَْرا

ِنآْرُقْلِبِ

,

ُهْلحعْجاحو

ِل

ًاماحمِإ

,

ًارْوُ نحو

,

ىًدُهحو

ًةحْحَحرحو

,

امُهَٰ للحأ

ِنْرِ كحذ

ُهْنِم

احم

ُتْيِسحن

,

ِنْمِ لحعحو

ُهْنِم

احم

ُتْلِهحج

,

ِنْقُزْراحو

ُهحتحو حلَِت

حءحنَّآ

ِلْياللا

,

حفحرْطحأحو

ِراحها نلا

,

ُهْلحعْجاحو

ِل

ًةاجُح

حي

ابحر

امُهاللا .حْيِْمحلاحعْلا

ْحِلْصحأ

ِل

ِنيِد

يِذالا

حوُه

ُةحمْصِع

،يِرْمحأ

ْحِلْصحأحو

ِل

حياحيْ نُد

ِتالا

احهيِف

،يِشاحعحم

ْحِلْصحأحو

ِل

ِتيحرِخآ

ِتالا

احهيِف

،يِداحعحم

ِلحعْجاحو

حةاحيحْلا

ًةحدحيِز

ِل

ِف

ِ لُك

،ٍْيْحخ

ِلحعْجاحو

حتْوحمْلا

ًةححاحر

ِل

ْنِم

ِ لُك

ٍ رحش

امُهاللا

ْلحعْجا

حرْ يحخ

يِرْمُع

ُهحرِخآ

،

حرْ يحخحو

يِلحمحع

ُهحِتِاحوحخ

،

حرْ يحخحو

يِمايحأ

حمْوح ي

حكاحقْلحأ

.

امُهاللا

ِ نإ

حكُلأْسأ

ًةحشيِع

،ًةايِقحن

ًةحتيِمو

،ًةايِوحس

ًا دحرحمو

حرْ يحغ

ٍزْحمَ

لاو

امُهاللا .ٍحِضاف

ِ نِإ

حكُلحأْسحأ

حرْ يحخ

حرْ يحخحو،ِةحلحأْسحمْلا

،ِءاحعُّدلا

حرْ يحخحو

،ِحاحجانلا

حاجنلاحرْ يحخحو

و

وملعلايْخ

يْخ

حرْ يحخحو،ِلحمحعْلا

30 Fazat Laila, Praktek Khataman Al-Qur’ān Berjama'ah di Desa Suwaduk

Wedarijaksa Pati (Kajian Living Hadis), (Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Humaniora,

(23)

حرْ يحخحو، ِباحوا ثلا

،ِةاحيحْلا

حرْ يحخحو

، ِتاحمحمْلا

، ِنْت ِبحثحو

لِ قح ثحو

، ِنيِزاحوحم

ْقِ قحححو

، ِناحيمِإ

ْعحفْراحو

، ِتياحجحرحد

ْلابحقح تحو

، ِتيحلَحص

ْرِفْغاحو

، ِتحئيِطحخ

حكُلحأْسحأحو

ِتاحجحرادلا

حلَُعلا

حنِم

امُهاللا .ِةانحْلْا

انَّإ

حكُلأْسحن

ُم

ِتاب ِجو

،حكِتحْحَحر

حمِئازحعحو

،حكِتحرِفْغحم

حةحملَاسلاو

ْنِم

ِ لُك

،ٍثمإ

حةحميِنحغلاو

ْنِم

ِ لُك

،ٍ رِب

حزْوحفلاو

،ِةانحلْبِ

حةاجانلاو

حنِم

مهللا .ِراانلا

ْنِسْحأ

احنح تح بِقاحع

ِف

ِروُمُلِا

،احهِ لُك

حنَّْرِجأحو

ْنِم

ِيْزِخ

احيْ نُّدلا

ِباحذحعحو

امُهاللا .ِةحرِخلآا

ْمِسْقا

احنحل

ْنِم

حكِتحيْشحخ

احم

ُلوُحتَ

ِهِب

احنح نْ يح ب

حْيْح بحو

،حكيِصاحعحم

ْنِمحو

حكِتحعاحط

احم

احنُغِ لح بُ ت

ِهِب

،حكحتا نحج

حنِمحو

ِيِْقحيْلا

احم

ُنِ وحهُ ت

ِهِب

احنْ يحلحع

حبِئاحصحم

احيْ نُّدلا

احنْعِ تحمو

،احنِعاحْسَحِبِ

ِراحصْبحأحو

،حنَّ

احنِتااوُ قحو

احم

،احنح تْ يح يْححأ

ُهْلحعْجاحو

حثِراحوْلا

،اانِم

ْلحعْجاحو

حنَّحرْحثَ

ىحلحع

ْنحم

،احنحمحلحظ

حنَّْرُصْناحو

ىحلحع

ْنحم

،حنَّاحداحع

حلاحو

ْلحعْحتَ

احنح تح بيِصُم

ِف

،احنِنيِد

حلاحو

ِلحعْحتَ

احيْ نُّدلا

حرح بْكحأ

،احنِ حه

حلاحو

حغحلْ بحم

،احنِمْلِع

حلاحو

ْطِ لحسُت

احنْ يحلحع

ْنحم

حلا

امُهاللا .احنُححَْرح ي

حلا

ْعحدحت

احنحل

اًبْ نحذ

الاِإ

ُهحتْرحفحغ

حلاحو

اًّحه

الاِإ

ُهحتْجارح ف

حلاحو

ًةحجاحح

الاِإ

احهح تْ يحضحق

ابحرحي

احنا بحر .حْيِْمحلاحعْلا

احنِتآ

ِف

احيْ نُّدلا

ًةحنحسحح

ِفحو

ِةحرِخ ْلآا

ًةحنحسحح

احنِقحو

حباحذحع

ِراانلا

ىالحصحو

ُاللَّا

ىحلحع

حنَِّدِ يحس

ٍدامحُمُ

ىحلحعحو

ِهِلآ

اِهِبْححصحو

رايحلاا

ْمِ لحسحو

اًميِلْسحت

ايْثك

.

31

“Ya Allah, karuniakanlah rahmat kepada ku dengan al-Qur’ān,dan jadikan al-Qur’ān sebagai pemimpin, cahaya, petunjuk, dan rahmat bagiku… Ya Allah, ingatkan aku terhadap apa yang telah aku lupakan dari Al-Qur’ān.ajarilah aku apa-apa yang belum aku ketahui dari al-Qur’ān. anugerahilah aku kemampuan untuk senantiasa membacanya sepanjang malam dan siang. jadikanlah al-Qur’ān hujah bagiku (yang dapat menyelamatkanku) wahai Tuhan seru sekalian alam. Ya Allah benahilah (pengetahuan & pengamalan) agamaku, yang akan menjadi penjaga urusanku. benahilah duniaku, tempat aku mencari penghidupan.benahilah (kehidupan) akhiratku, tempat aku kembali. Jadikan hidupku sebagai tempat untuk melaksanakan segala kebaikan, dan jadikan matiku sebagai pemutus segala keburukan. Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku (agar menjadi yang terbaik) di akhir usiaku.hariku yang terbaik adalah hari disaat aku bertemu dengan-Mu kelak.Ya Allah, aku memohon hidup yang nyaman, mati yang tenang, dan tempat kembali (akhirat) yang tidak mem alukan dan menghinakan. Ya Allah, aku meminta sebaik-baik permintaan, permohonan, keberhasilan, ilmu, amal, pahala, kehidupan, kematian, dan

31 Lajnah Pentahshihan al-Qur’ān, Mushaf famy bi iuyaquni Al-quran dan

terjemahan Mushaf Al-Qur’ān Standar Indonesia. Forum pelayanan al-Qur’ān (yayasan

pelayanan al-quran), Cetakan ke-12, rajab 1439 H/ April 2018 M, Cet. 1, Muharam 1434 H/ Desmber 2012 M.

(24)

tetapkanlah aku dalam semua kebaikan itu.beratkanlah timbangan (amal baikku), kukuhkanlah imanku, tinggalkanlah derajatku, terimalah shallatku, ampunilah kesalahan-kesalahanku, dan aku memohon surga yang paling tinggi kepada-Mu. Ya Allah, pastikanlah aku memperoleh rahmat-Mu, meraih ampunan-Mu, terbebas dari segala dosa, mendapat manfaat dari segala kebaikan, meraup keuntungan berupa surga, dan terlepas dari siksa neraka. Ya Allah, baguskanlah akhir semua amal kami serta jauhkanlah kami dari hinanya dunia dan siksa akhirat. Ya Allah, berilah kami rasa takut kepada-Mu yang akan menghalangi kami dari berbuat maksiat. anugerahilah kami ketaatan kepada-Mu yang akan menghantarkan kami (memasuki) surga-Mu. Curahkanlah keyakinan sehingga meringankan musibah hidup yang menimpa kami. limpahkanlah kami kepuasan dengan pendengaran penglihatan, dan kesehatan selama Engkau menghidupkan kami, serta jadikanlah semua itu sebagai warisan bagi kami. hadirkanlah semua penuntut bagi siapa saja yang menzalimi kami.tolonglah kami dalam menghadapi orang-orang yang memusuhikami. janganlah Engkau musibah dalam agama kami.janganlah Engkau jadikan dunia sebagai tujuan utama kami, dan tidak pula tujuan ilmu kami. janganlah Engkau tempatkan kami di bawah kekuasaan orang-orang yang tak menyayangi kami. Ya Allah, janganlah Engkau sisakan secuil dosa pun (bagiku) melainkan Engkau ampuni semuanya,janganlah Engkau tinggalkan sebersit keraguan pun (bagiku) melainkan Engkau hilangkan semuanya,janganlah Engkau tinggalkan sepeser utang pun (bagiku) melainkan Engkau lunasi semuanya, janganlah Engkau abaikan semuanya.. wahai Dzat Yang Maha Pengasih dari segala pengasih. Ya Tuhan kami,anugerahilah kami kebaikan di dunia dan akhirat, serta jagalah kami dari siksa api neraka. semoga Allah mengabulkan shalawat atas nabi kita Muhammad, keluarganya, dan para sahabatnya yang terpilih, serta salam yang berlimpah ruah”.32

Dari jumlah mushaf al-Qur’ān yang di dapatkan , maka penulis memilih dua puluh lima penerbit mushaf yang melampirkan Do'a Khotmil Qur’ān di antaranya: PT. Qomari Firman Publisher,9 PT. Wahyumedia,10 PT. al- Ma’arif,11 PT. Bumi Restu,12 CV. Toha Putra,13 CV. Nurcahya,14 CV. Sinar Baru,15 Radar Jaya,16 kemudian ada juga penerbit yang tidak mencantumkan perihal lampiran adab, dan Do'a

32 Lajnah Pentahshihan al-Qur’ān, Mushaf famy bi iuyaquni al-quran dan

terjemahan Mushaf Al-Qur’ān Standar Indonesia. Forum pelayanan al-Qur’ān (yayasan

pelayanan al-quran), Cetakan ke-12, rajab 1439 H/ April 2018 M, Cet. 1, Muharam 1434 H / Desmber 2012 M.

(25)

Khotmil Qur’ān di antaranya: PT. Mumtaz Media Islam,17 PT. Adi Aksara

Abadi.18 Penulis berharap data dari al-Qur’ān di tersebut dapat

mempermudah dalam melacak dan menemukan data-data terkait Do'a khotmil Qur’ān, data-data tersebut penulis peroleh dari perpustakaan mini di rumah dosen Fakultas Ushuluddin yakni bapak Dr. Eva Nugraha M. Ag. Beda Mushaf beda pula isi Do'a yang terdapat didalamnya mushaf al-Qur’ān terbitan dari timur tengah contohnya mushaf dari madinah,19

penulis menemukan lampiran terntang tata cara atau adab sopan santun dalam membaca Al-Qur’ān, dan Do'a Khotmil Qur’ān.33

Dalam kitab Al-musannaf34 dalam bab Fadhoil Qur’ān yang diriwatkan dari Abu Ja’far dari Nabi Muhammad SAW, Abu Ja’far berdoa kepada Allah, ketika memohon setelah membaca al-Qur’ān :

ُتْرحرحم : حلاحق ٍ يِلحع ُنْب ُدْيحز ِنحثادحح حلاحق ٍدامحُمُ ِنْب ِرحفْعحج ْنحع ٍ يِلحع ُنْب ُْيْحسُح احنح ثادحح

ِبيحِبِ

امُهاللا ِنآْرُقْلِبِ ِنْححَْرا امُهاللا ِنآْرُقْلِبِ ِل ْرِفْغا امُهاللا : ُلوُقح ي حوُهحو ِهِراحد ِف حوُهحو ٍرحفْعحج

ِنآْرُقْلِبِ ِنْقُزْرُا امُهاللا ِنآْرُقْلِبِ ِنِدْها

“Doa Abu Ja`far : Ya Allah ampunilah hamba dengan sebab Al-qur`an, Ya Allah sayangilah hamba dengan sebab Al-qur`an, Ya Allah berilah hamba petunjuk dengan sebab Al-qur`an, Ya Allah berilah hamba rizki dengan sebab Al-qur`an."35

Berdasarkan latar belakang perbedaan versi Do'a khotmil Qur’ān dalam Mushaf Standar Indonesia, maka penulis akan melakukan penelitian Skripsi yang berjudul: “Lampiran Do'a Khotmil Qur’ān Dalam Mushaf Standar Indonesia”

33 Rozali Hidayatullah, Penulisan Lampiran Adab Membaca al-Qur’ān dalam

Mushaf Terbitan Indonesia (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019), 6.

34 Kitab al-Mushannaf adalah kitab hadits bagi ahlusunnah wal jamaah, yang

disusun oleh Imam Abdurrazzaq Ash-Shan’ani dengan nama lengkap, Abu Bakar Abdurrazzaq bin Hammam bin Nafi al-Humairi al-Yamnai Ash-Shan’ani, kitab ini merupakan salah satu kitab periwayatan haditd yang pertama dalam sejarah Islam.

(26)

B. Identifikasi, Batasan dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, saya memfokuskan identifikasi, batasan, dan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada judul Skripsi di atas, yakni “DO'A KHATMIL

QUR’ĀN DALAM LAMPIRAN MUSHAF STANDAR

INDONESIA”. Mengkaji dan meneliti permasalahan yang ada yakni

terdapatnya ragam bentuk Do'a Khotmil Qur’ān yang dilampirkan di Mushaf Standar Indonesia.

2. Batasan Masalah

Pembatasan masalah hanya pada Do'a Khotmil Qur’ān saja, yang berdasarkan pada Do'a Khatmil Qur’ān dalam Mushaf Standar Indonesia. Adapu ruang lingkupnya hanya pada kegiatan yang dilakukan pada majelis, dan pusat keagamaan lainnya.

3. Rumusan Msalah

Masalah utama dalam penelitian ini adalah tentang pembacaan Do'a Khatamil al-Qur’ān dalam Mushaf Indonesia:

a) Bagaimana Do'a Khotmil Qur’ān disajikan dalam Mushaf Standar Indonesia?

b) Apa sumber Do’a Khatmil Qur’ān dalam Mushaf Standar Indonesia?

C. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan

a) Sebagai penuntun kehidupan bagi umat manusia. b) Sebagai cahaya bagi kehidupan di dunia Umat muslim

(27)

c) Sebagai Rizki Spiritual/ Hidayah yang mampu membuat kehidupan para pembaca dan yang mengamalkannya.

d) Sebagai pembawa Rahmah dalam kehidupan dunia, maupun akhirat.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini secara teoritis, penelitian ini mampu memberikan kontribusi dan mempeluas keilmuan umat Islam dalam kajian Do'a Khotmil Qur’ān yang terdapat dalam Mushaf Standar Indonesia dan bisa menjadi rujukan terkait masalah penggunaan do'a yang mana yang sebaiknya dipakai.

Adapun secara praktis, penelitian ini diharapkan bisa menjadi rujukan apabila masih ada kesalah pahaman pelajar tentang Do'a Khotmil Qur’ān dalam Standar Mushaf Indonesua yang digunakan sebagai Ijazah atau motivasi bagi umat muslim, serta mampu memberikan kontribusi terhadap Studi Ilmu Al-Qur’ān dan Tafsir dalam bentuk pemahaman yang lebih luas dan mendalam mengenai Do'a Khotmil Qur’ān dalam Mushaf Standar Indonesia.

D. Kajian Pustaka

Adapun usaha yang dilakukan penulis dalam penyusunan skripsi ini, penulis mencari dan meneliti tentang kajian terdahulu yang satu tema dengan skripsi ini, baik dalam bentuk buku, skripsi, tesis, disertasi, maupun artikel-artikel yang temanya masih ada keterkaitan dengan penulisan, di antaranya adalah:

Latjnah Pentahsihan Mushaf al-Qur’ān, yang bekerja sama dengan kemetrian agama RI, menuliskan Do'a Mushaf al-Qur’ān dengan tujuan menjadikannya sebagai Do'a atau rasa syukur karena sudah mampu mngkhatamkan al-Qur’ān dalam jangkan waktu yang tdak

(28)

ditentukan pada setiap orang yang membacanya.

Zainal Arifin, Jurnal Suhuf yang berjudul Mengenal Mushaf Standar Indonesia “Studi Komparatif atas Mushaf Rasm Usmani tahun 1983 dan 2002, dalam jurnal tersebut dijelaskan tentang ciri has yang berbeda antara Mushaf yang ditulis pertama pada tahun 1983 dengan Mushaf hasil tulisan kembali pada tahun 2002.

Eva Nugraha dalam Skripsinya yang berjudul Kaidah Rasm Utsmani Pada Mushaf al-Qur’ān Standar Indonesia, dalam skripsi tersebut dijelaskan tentang Mushaf al-Qur’ān Standar Indonesia yang mana menurutnya bahwa tidak semua ayat dalam Mushaf Standar Indonesia mengikuti rasm yang sudah ditetapkan oleh Ulama rasm.

Ali Mustofa dalam karya Jurnal yang berjudul “Kontribusi Khotmil Qur’ān dalam meningkatkan motivasi belajar membaca al-Qur’ān di MA Darul Faizin Salafiyah Catak Gayam Mojowarno Jombang.36” Pada dasarnya penelitian ini bersifat living Qur’ān yang menekankan pentingnya motivasi belajar membaca al-Qur’ān di salah satu MA di Jombang, mereka melakukukan kegiatan khataman al-Qur’ān berasama-sama dan terstruktur. Setiap santri yang mampu mengakhatamkan al-Qur’ān dalam waktu tertentu akan mendapatkan Penghargaan atau Hadiah atas usahanya sebagai salah satu motivasi bagi yang lain untuk giat dalam membaca al-Qur’ān.Penulis Skripsi bernama Zaenal Lailatul Badriah dalam skripsinya " Praktik Khataman al-Qur’ān di Hotel Grasia"37 merupakan suatu kajian dalam Studi Living Qur’ān, yang mana beliau mengadakan Survei ke Hotel Grasia dalam kegiatan religi yang sering dilakukan hotel

36 Ali Mustofa, “Kontribusi Khotmil Qur’ān dalam meningkatkan motivasi belaja

membaca Al-Qur’ān di MA Darul Faizin Salafiyah Catak Gayam Mojowarno Jombang”

(Skripsi S1., Tarbiyah Urwatul Wusto jombang: Jombang, 2019).

37 Zaenal Lailatul Badriah, “Praktik Khataman al-Qur’ān di Hotel Grasia”

(29)

tersebut. Hotel tersebut menetapkan peraturan one day one juz dan kemudian di akhir bulan atau setiap bulannya mengadakan khataman Qur’ān bersama.38

E. Metodeologi Penelitian

Adapun dalam penelitian skripsi ini, penulis menggunakan jenis pendekatan, data dan sumber data, langkah penelitian, dan analisis data sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Adapun jenis penelitian yang di gunakan dalam peneliti yang ditulis oleh Penulis mengunakan pendekatan penelitian kualitatif jenis penelitian deskriptif analisis.

2. Data dan Sumber Data

Data merupakan sumber infomasi yang memberikan gambaan tentang ada tdaknya masalah yang akan diteliti. Sementara itu,, yang dimaksudkan dengan sumber data adalah subjek di mana data dapat diperoleh.

Adapun data primer dalam penelitian ini adalah penelitian milik Ali Mustofa yang termotivasi untuk meneliti informasi tentang bacaan al-Qur’ān dan tradisi khataman al-al-Qur’ān bersama.

Selain data Primer, penelitian ini juga didukung dengan data sekunder yaitu berupa buku-buku ataupun bacaan-bacaan yang ada kaitannya dengan kebiasaan, serta faidah-faidah mengamalkan sunah-sunah yang dijalaninya.

3. Langkah Penelitian

Langkah dalam penelitian ini adalah dengan meneliti berbagai Mushaf al-Qur’ān standar Indonesia yang mana di halaman terakhir al-Qur’ān

38 Zaenal Lailatul Badriah, Praktik Khataman al-Qur’ān di Hotel Grasia (Skripsi

(30)

sering terdapat Do'a Khatman al-Qur’ān, dan mencari kosa kata Do'a tersebut.

Dalam penelitian yang dilakukan Ali Mustofa memungkinkan terkumpulnya inormasi tatacara pelaksanaan khataman Qur'ān dan cara memotivasi orang-orang untuk mengkhatamkan al-Qur’ān dan mengamalkan do'a khataman al-Qur’ān.

4. Metode Pengumpulan Data

Jenis penelitian ini merupakan penelitian pustaka (Library Research), penelitian yang mengambil dan mengolah data yang berasal dari buku-buku yang ada kaitan dan relevansinya dengan penelitian yang sedang disusun, kemudian mencatat bagian-bagian penting dari bahan pustaka tersebut. Kemudian mencatat data yang terkumpul untuk dianalisa dengan mengklasifikasikan lembaran mushaf yang memiliki Do'a Khotmil Qur’ān di akhir mushafnya.

Sumber data dari kajian ini adalah lampiran Mushaf al-Qur’ān Standar Indonesia, mulai dari tahun 1997-2000, dan lampiran Mushaf al-Qur’ān standar Indonesia tahun 2000-2005.

5. Metode Analisis Data

Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis39 secara deskriptif,40

kemudian diperbandingkan satu kitab tafsir dengan kitab tafsir yang lain.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika penulisan tersebut dimaksudkan sebagai gambaran yang akan menjadi pokok bahasan dalam penulisan skripsi, sehingga dapat

39Analisis, adalah metode yang dimaksudkan sebagai pemikiran dengan

konseptual atau makna yang terkandung dari istilah yang dipergunakan, kemudian diklarifikasi sesuai dengan permasalahan, dengan tujuan mendapatkan kejelasan makna. Anton Baker dan Achmad Charris Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat (Yogyakarta: Kansius, 1990), 62.

40Deskriptif, adalah mengumpulkan data yang ada, menafsirkan dan mengadakan

analisa yang interpretative. Anton Baker dan Achmad Charris Zubair, Metodologi

(31)

memudahkan dalam memahami dan mencerna masalah-masalah yang akan dibahas. Adapun sistematika penulisan adalah sebagai berikut :

Bab I, merupakan pendahuluan yang berisi uraian secara global, kemudian dirinci kedalam bab yang tersendiri dari latar belakang, identifikasi masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka serta sistematika penulisan.

Bab II, bab ini merupakan penjelasan mengenai Mushaf Indonesia meliputi Sejarah Mushaf Standar Idonesia, Model lampiran Mushaf, Khotmil Qur’ān, Pengertian Khotmil Qur’ān, daasar khotmil Qur’ān, hadis, (1) dan (2) do'a mustajab, Adab membaca Qur’ān, Proses Khotmil Qur’ān

Bab III, bab ini merupakan penjelasan mengenai Profil Mushaf dan Lampiran, Jenis Lampiran Mushaf.

Bab IV, Bab ini menguraikan terkait Klasifikasi Struktur dan Isi Do'a Khotmil Qur’ān.model Do'a Khotmil Qur’ān, rujukan dalam Do'a khatmil Qur’ān struktur isi do'a Khatmil Qur’ān dan Analisis

Bab V, Bab ini merupakan akhir dari pembahasan berupa penutup dan kesimpulan.

(32)

16 QUR’ĀN

Kajian seputar teks al-Qur’ān tidak hanya terhenti pada bagaimana cara membaca, menulis, serta hukum bacanya tetapi juga seputar kajian teks al-Qur’ān yang mampu melahirkan beraneka corak kitab tafsir, dan berbagai disiplin ilmu keislaman. Sebagai teks berbahasa Arab, kajian seputar teks al-Qur’ān juga mendorong upaya penerjemahan kedalam bahasa lain, baik di kalangan muslim maupun orientalis yang tentunya dengan tendensi berbeda. Kata-kata dalam al-Qur’ān memiliki berbagai arti tergantung pada konteks, sehingga untuk membuat sebuah terjemahan yang akurat amatlah sulit. Namun, terlepas dari problematika yang muncul, usaha penerjemahan al-Qur’ān sedikit banyak telah membantu umat Islam memahami kitab sucinya.

Adapun Mushaf Standar Indonesia yang resmi ditulis dengan rasm usmani riwayat, Asim.1 Adapun Pembahasan Tentang Mushaf Standar Indonesia adalah Sebagai Berikut:

A. Mushaf Indonesia

Berangkat dari peran mushaf al-Qur’ān standar indonesia dalam membangun peradaban islam dan kemanusiaan yang diharapkan. Peranan Mushaf al-Qur’ān terhadap persoalan kemanusiaan, kemasyarakatan dan kebangsaan sanggatlah penting. Pemerintah Indonesia memberikan perhatian yang sangat besar terkait pelayanan kitab suci, bukan hanya dengan berupaya keras menjamin kesahihan teksnya, tetapi juga kesahihan maknanya. Dalam memberikan pelayanan kitab suci al-Qur’ān, terkait pentashihan dan

1 Abd. Rahman, Perbandingan Rasm Usmani Antara Mushaf Standar Indonesia dan

Mushaf Pakistan Perspektif al-Dānī “Analisis Kaidah Hażf al-Harf dalam Rasm Usmani@

(33)

pengawasan peredaran mushaf al-Qur’ān pemerintah menetapkan sejumlah regulasi. Sebagai pedoman dalam pentashihan, pada tahun 1984 pemerintah melalui Menteri Agama telah menetapkan Mushaf al-Qur’ān Standar Indonesia yang menjadi pedoman penerbitan al-Qur’ān di Indonesia.

1. Sejarah Mushaf Setandar Indonesia

Berbicara mengenai sejarah ringkas penerbitan mushaf al-Qur’ān di Indonesia, pada tahun 1951 sudah ada al-Qur’ān yang di tashih oleh sebagian ulama, salah satunya al-Qur’ān yang di tashih oleh Muhammad Adnan akan tetapi belum adanya Standar peresmian dari Indonesia. Sebenarnya Mushaf al-Qur’ān di Indonesia pertamakali di cetak oleh Abdullah bin Affif Cirebon pada tahun 1930-an, bersamaan dengan Sulaiman Mar’i yang berpusat di Singapuar dan Penang serta salim bin Sa’ad Nabhan Surabaya.2

Usaha percetakan Mushaf al-Qur’ān disusul oleh penerbit al-Ma’ārif Bandung yang didirikan oleh Muhammad bin Umar Bahartha pada tahun 1948.3 Pada tahun 1960 terjadi pentashihan di luar lajnah, yaitu pada waktu al-Qur’ān dicetak di Jepang sebanyak 6.000.000 naskah.4

Lahirnya Mushaf al-Qur’ān Standar Indonesia tidak lepas dari keberadaan Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’ān (LPMQ)5 yang selanjutnya sering

2 Rozali Hidayatullah, “PenulisanLampiran Adab Membaca Al-Qur’ān dalam

Mushaf Terbitan Indonesia” (Skripsi S1.,UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019),50.

3 Ali Akbar, “Perkembangan Penerbitan Mushaf Di Indonesia” artikel diakses

pada 06 juni 2011.

4 Ahmad Fathoni, “Sejarah Perkembangan Rasm Usmani” (Tesi.,S2 Sekolah

Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1999), 75.

5 Secara teknis lajnah sebelum menjadi satuan kerja tersendiri, dalam emlakukan

tugas- tugasnya diatur oleh peraturan-peraturan menteri agama, peraturan Kementerian Agama No 1 tahun 1957 yang mengatur tentang pengawasan terhadap penerbitan dan pemasukan al-Qur’ān yang ditetapkan oleh menteri agama waktu itu K.H Muhammad Iljas, kemudian berdasarkan Peraturan Menteri Agama No.1 tahun 1982 ditegaskan bahwa Lajnah adalah lembaga pembantu Menteri Agama dalam bidang pentashihan Mushaf al-Qur’ān, Terjemahan, Tafsir, Rekaman, dan penemuan elektronik lainnya yang berkaitan dengan al-Qur’ān.

(34)

disebut “Lajnah”6. Lembaga ini ditetapkan berdasarkan keputusan

kementerian agama NO.B.III/2-0/7413. Pada tanggal 17 Desember 1971 Berdasarkan keputusan presiden RI NO.44 lajnah berada pada unit Puslitbang Lektur Agama yang dijabarkan melalui keputusan kementerian agama No 18 tahun 1975.7

Namun sejak sekian lama Lajnah berdiri belum mempunyai buku pedoman sebagai rujukan utama dalam pentashihan Mushaf al-Qur’ān Standar Indonesia, sehingga pada tanggal 16-17 Desember 1972 dilaksanakanlah rapat kerja di Ciawi Bogor untuk menyusun suatu konsep naskah untuk pedoman Pentashihan Mushaf al-Qur’ān. Dan konsep tersebut dibahas dalam MUKER ulama pada tanggal 5-9 Februari 1974 di Ciawi Bogor dan naskah tersebut yang akan menjadi pedoman Lajnah dalam melakukan pentashihan mushaf al-Qur’ān.8

Berdasarkan Peraturan Menteri Muda Agama No.11 Tahun 1959 yang diperkuat dengan Keputusan Menteri Agama No.1 Tahun 1982 menyatakan bahwa tugas-tugas Lajnah, yaitu:

1. Meneliti dan menjaga kemurnian mushaf al-Qur’ān, rekaman, bacaan, terjemahan, dan tafsir al-Qur’ān secara preventif dan represif

2. Mempelajari dan meneliti kebenaran mushaf al-Qur’ān bagi orang biasa (awas) dan bagi tunanetra (Qur’ān Braille), rekaman bacaan al-Qur’ān dalam kaset, piringan hitam, dan penemuan elektronik lainnya yang

6 Sejarah mengatakan bahwa jauh sebelum lahirnya lajnah sesungguhnya kegiatan

pentashihan mushaf al-Qur’ān telah dilakukan oleh para ulama dan lembaga, di antaranya cetakan Mat’ba’ah al-Islāmiyah Bukit Tinggi tahun 1933 M yang ditashih oleh Syeikh Sulaimān al-Rasūli dan Haji Abdul Malik dan Mushaf al-Qur’ān cetakan Abdullah bin Afif Cirebon tahun 1933 M yang tashih oleh H. Muhammad Usman dan H. Ahmad Baidawi Kaliwungu, Kendal Jawa Tengah.

7 Zaenal Arifin dkk, Sejarah Penulisan Mushaf al-Qur’ān Standar Indonesia

(Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’ān Balitbang, 2013), 2.

8 Hisyami, “Penulisan dan Pemberian Tanda Baca Mushaf Standar Indonesia Cetakan

Tahun 2002” (Disertasi.,S3 Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), 126.

(35)

beredar di Indonesia

3. Memberhentikan pengedaran mushaf yang belum ditashih oleh Lajnah.9

2. Model Lampiran Mushaf

Adapun proses pewujudkan Mushaf Standar Indonesia yang terdiri dari tiga macam yaitu, Pertama Mushaf Usmani atau yang biasa disebut dengan mushaf standar biasanya al-Qur’ān ini digunakan untuk orang-orang yang normal. Kedua Mushaf Bahriah atau yang biasa disebut dengan mushaf pojok, biasanya mushaf ini digunakan untuk menghafal al-Qur’ān, dan ketiga yaitu mushaf Braille yaitu mushaf yang biasa digunakan untuk orang yang menyandang tunanetra. Ini berdasarkan pada Keputusan Menteri Agama Nomor 25 Tahun 1984 tentang Penetapan Mushaf Standar. Adapun Lampiran Mushaf tersebut sebagai berikut:

Pertama, Mushaf al-Qur’ān Rasm Usmani. Penetapan mushaf ini berdasarkan mushaf cetakan Bombay, karena model tanda baca dan hurufnya telah dikenal luas oleh umat Islam di Indonesia sejak puluhan tahun sebelumnya, bahkan jika dihitung sejak awal peredaranya di Nusantara telah mencapai satu abad lebih.

Kedua, Mushaf al-Qur’ān “Bahriyah”10 yang cenderung memiliki rasm ilma’i. Mushaf ini modelnya diambil dari mushaf cetakan Turki yang kaligrafinya sangat indah. Jenis mushaf ini juga telah digunakan secara luas oleh umat Islam di Indonesia, khususnya di kalangan para penghafal al-Qur’ān, dengan ciri setiap halamannya diakhiri dengan akhir ayat.

Ketiga, Mushaf al-Qur’ān Braille, yaitu mushaf bagi para tunanetra. Mushaf ini menggunakan huruf Braille Arab sebagaimana diputuskan oleh

9 E. Badri Yunardi, “Mushaf Standar Indonesia”, Lektur, Vol.3 (2): 279-300,

2005, 280.

10 “Bahriyah” adalah percetakan milik Angkatan Laut Turki Utsmani yang

(36)

konferensi Internasional Unesco tahun 1951, yaitu al-Kitābah al-Arabiyyah al-Nafirah. Dalam penulisannya, jenis mushaf ini menggunakan prinsip-prinsip rasm usmani dalam batas-batas tertentu yang bisa dilakukan.

B. Khotmil Qur’ān

Al-Qur’ān adalah kitab suci yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW., sebagai salah satu rahmat yang tidak ada taranya bagi alam semesta. Di dalamnya terkumpul Wahyu Ilahi yang menjadi petunjuk, pedoman dan pelajaran bagi siapa yang mempercayai serta mengamalkannya. Bukan itu saja, al-Qur’ān itu adalah Kitab Suci yang paling penghabisan diturunkan Allah, yang isinya mencakup segala pokok-pokok syariat yang terdapat di dalam Kitab-kitab Suci yang diturunkan sebelumnya. Karena itu, setiap orang yang mempercayai al-Qur’ān, akan bertambah cinta kepadanya, cinta untuk membacanya, untuk mempelajari dan memahaminya serta untuk mengamalkan dan mengajarkannya sampai merata rahmatnya dirasai dan dikecap oleh penghuni alam semesta.

Setiap Mu’min harus yakin, bahwa membaca al-Qur’ān saja sudah termasuk amal yang sangat mulia dan akan mendapat pahala yang berlipat ganda. Sebab, yang dibacanya itu adalah Kitab Suci Ilahi. Al-Qur’ān adalah bacaan yang paling baik bagi seorang Mu’min. Baik dikala senang maupun susah, di kala gembira ataupun sedih. Malahan membaca al-Qur’ān itu bukan saja menjadi amal dan ibadah, tetapi juga menjadi obat dan penawar bagi orang yang gelisah jiwanya.

Sudah tentu kita mempunyai kewajiban dan tanggung jawab terhadap al-Qur’ān. Di antara kewajiban dan tanggung jawab itu ialah mempelajarinya dan mengajarkannya. Belajar dan mengajarkan al-Qur’ān adalah kewajiban suci dan mulia.

)هملعو نآرقلا ملعت نم مكيرخ ( ملسو هيلع الله ىلص الله لوسر لاق

(37)

)

Rasulullah saw, telah mengatakan: ”Yang sebaik-baik kamu ialah orang yang mempelajari al-Qur’ān dan mengajarkannya.”

Jadi belajar al-Qur’ān itu merupakan kewajiban yang utama bagi setiap mu’min , begitu juga mengajarkannya. Dari uraian di atas penulis ingin membahas lebih jauh mengenai hal ini.

1. Pengertian Khotmil Qur’ān

Khotmil Qur’ān atau biasa disebut khatam Qur’ān adalah sebuah istilah bagi ritual yang mentradisi dan berisi pembacaan ayat-ayat al-Qur’ān mulai dari surat al-fatihah hingga surat an-naas sesuai dengan urutan yang terdapat dalam mushaf. Istilah ini diambil dari bahasa Arab Khatm yang berarti membaca hingga akhir atau membaca seluruhnya.5

Khotmil Qur’ān adalah kegiatan membaca al-Qur’ān yang dimulai dari surat al-Fatihāh hingga surat al-Nās, yang bisa dilakukan secara berurutan, yakni mulai dari juz 1 hingga juz 30 atau dilakukan secara serentak atau bersamaan yakni 30 juz dibagi sesuai jumlah peserta.11

2. Dasar Khotmil Qur’ān

Adapun dasar khotmil Qur’ān meliputi tiga hal yakini: a) Qur’ān

Allah Swt memerintahkan umatnya untuk membaca Qur’ān:

ْرَ ي ًةَيِن َلََعَو اًّرِس ْمُهََٰنْ قَزَر اَِّمِ ۟اوُقَفنَأَو َةَٰوَلَّصلٱ ۟اوُماَقَأَو َِّللَّٱ َبََٰتِك َنوُلْ تَ ي َنيِذَّلٱ َّنِإ

نَّل ًةَرََِِٰ َنوُجُ

َروُبَ ت

(

٩٢

ْمُهَديِزَيَو ْمُهَروُجُُأ ْمُهَ يِِّفَوُ يِل )

( ٌروُكَش ٌروُفَغ ُهَّنِإ ِهِلْضَف ْنِم

٠٣

(

12

.

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka

11 Kontrbusi Khotmil Qur’ān dalam meningkatkan Motivasi Belajar Membaca

al-Qur’ān di MA Darul Faizin Assalafiyah Catak Gayam Mojowarno, (Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah al-Urwatul Wutsqo Jombang: Jombang, 2019) Volume 15, No 2, 77.

(38)

itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi”. “Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS. Fāṭir [35]: 29-30).13

b) Hadis, (1) dan (2) do'a Mustajab

Kata doa diartikan sebagai kegiatan yang menggunakan kata-kata baik secara terbuka bersama-sama atau secara pribadi untuk mengajukan tuntutan-tuntutan (petitions) kepada Tuhan.14 Ibnu Arabi memandang doa sebagai bentuk komunikasi dengan Tuhan sebagai satu upaya untuk membersihkan dan menghilangkan nilai-nilai kemusrikan dalam diri.15

Menurut Zakiyah Darajat yang dikutip oleh Dadang Ahmad fajar doa merupakan suatu dorongan moral yang mampu melakukan kinerja terhadap segala sesuatu yang berada diluar jangkauan teknologi. Doa merupakan suatu bentuk penyadaran tingkat tinggi guna mencapai kesuksesan ruhani seseorang. Di kalangan awam, doa muncul ketika mereka berada dalam keadaan cemas akan menuju sebuah keadaan fana’ (kehancuran). Dalam hal ini, doa merupakan wujud penyadaran atas diri yang tidak mempunyai daya upaya dalam diri ini, selanjutnya akan terpancar keyakinan bahwa Yang Maha Esa dan Maha Benar itu pasti ada.

Doa adalah permohonan kepada Allah yang disertai kerendahan hati untuk mendapatkan suatu kebaikan dan kemaslahatan yang berada di sisi-Nya. Sedangkan sikap khusyu’ dan tadharru’ dalam menghadapkan diri kepada-Nya merupakan hakikat pernyataan seorang hamba yang sedang mengharapkan tercapainya sesuatu yang dimohonkan. Itulah pengertian doa secara syar’i yang sebenanya. Doa dalam pengertian pendekatan diri kepada Allah dengan sepenuh hati, banyak juga dijelaskan dalam ayat-ayat

13 al-Qur’ān.

14 Robert H. Thouless, Pengantar Psikologi Doa, Cet. Ketiga, (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2000), 165.

(39)

Qur’ān. Bahkan al-Qur’ān banyak menyebutkan pula bahwa tadharu’ (berdoa dengan sepenuh hati) hanya akan muncul bila di sertai keikhlasan. Hal tesebut merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh orang-orang shalih. Allah Berfirman dalam QS. al-Kahfi [18]: 28

ْمُه ْ نَع ََاَنْ يَع ُدْعَ ت َََو ُهَهْجَُو َنوُدي ِرُي ِِّىِشَعْلٱَو ِةَٰوَدَغْلٱِب مُهَّ بَر َنوُعْدَي َني ِذَّلٱ َعَم َكَسْفَ ن ِْبِْصٱَو

اًط ُرُ ف ُهُرْمَأ َناَكَو ُهَٰىَوَه َعَبَّ تٱَو َنَِرْك ِذ نَع ُهَبْلَ ق اَنْلَفْغَأ ْنَم ْعِطُت َََو اَيْ نُّدلٱ ِةَٰوَ يَْلْٱ َةَنيِز ُديِرُت

“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharapkan keridhaan-Nya, dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mengharapkan perhiasan kehidupan dunia, dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (QS. al-Kahfi [18]: 28).

Dan dalam QS. al-A’rāf [7]: 55-56 yang artinya:

ُهَّنِإ ۚ ًةَيْفُخَو اًعُّرَضَت ْمُكَّبَر اوُعْدا

اَهِح َلَْصِإ َدْعَ ب ِضْرَْلْا ِفِ اوُدِسْفُ ت َََو َنيِدَتْعُمْلا ُّبُِيُ ََ

ۚ اًعَمَطَو اًفْوَخ ُهوُعْداَو

ِإ

َيِنِسْحُمْلٱ َنِِّم ٌبيِرَق َِّللَّٱ َتَْحَْر َّن

“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri (tadharu’) dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Allah memperbaikinya, dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut akan tidak diterima dan penuh harapan untuk dikabulkan. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. al-A’rāf [7]: 55-56).

Adapun Hadis Terkait Do’a adalah Sebagai Berikut terkait pada Mustajabnya sebuah Do’a terdapat dalam al-Qur’ān dan Hadis. Adapun ayat dan Hadisnya adalah sebagai berikut:

َنيِرِخاَد َمَّنَهَجُ َنوُلُخْدَيَس ِتَِداَبِع ْنَع َنوُِبِْكَتْسَي َنيِذَّلا َّنِإ ْمُكَل ْبِجَتْسَأ ِنِوُعْدا

“Berdoalah kepada-Ku, Aku akan kabulkan doa kalian. Sungguh orang-orang yang menyombongkan diri karena enggan beribadah kepada-Ku, akan dimasukkan ke dalam neraka Jahannam dalam keadaan hina dina” (QS. Ghafir [40]: 60).

Gambar

Gambar 3.1  Mushaf Tahun 1970
Gambar 3.2  Mushaf Tahun 1970
Tabel 4.5  Mushaf al-Qur’ān  No  Nama
Tabel 4.6  Mushaf al-Qur’ān  No  Nama

Referensi

Dokumen terkait

Al- Qur’an adalah kitab suci bagi umat Islam yang diturunkan dengan bahasa Arab dan sebagai mukjizat terbesar yang diberikan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW

Al-Qur‟an adalah kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan perantaraan malaikat jibril, dimulai dengan surat Al- Fatihah dan diakhiri dengan

Sebagai kitab suci bagi umat Islam dan mukjizat kubro bagi Nabi Muhammad saw, al-Qur’an telah menjadi bagian dari realitas kehidupan masyarakat muslim yang

“ Al-Qur’an adalah firman Allah swt yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw, yang memiliki kemukjizatan lafal, membacanya bernilai ibadah, diriwayatkan secara mutawatir,

kata ini digunakan sebagai salah satu nama bagi kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, karena al- Qur’an terdiri dari sekumpulan surah dan ayat,

Allah menurunkan wahyu al Qur‟an kepada nabi Muhammad saw dengan cara sedikit demi sedikit (Qs. 76:23), maka Allah memberikan peringatan agar manusia jangan

Selanjutnya, kata tersebut digunakan sebagai salah satu nama kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW., karena Al-Qur’an terdiri atas sekumpulan surah dan ayat yang

Dari pengertian tersebut di atas dapatlah disimpulkan bahwa al-Qur‟an adalah kalam Allah berupa Mu‟jizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad yang berisi