• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok remaja, melalui penggunaan internet (digital interaktif. maupun perangkat mobile) bentuk perlakuanya antara lain dihina,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. sekelompok remaja, melalui penggunaan internet (digital interaktif. maupun perangkat mobile) bentuk perlakuanya antara lain dihina,"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Cyberbullying merupakan istilah saat seseorang anak atau remaja mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan oleh seorang anak atau sekelompok remaja, melalui penggunaan internet (digital interaktif maupun perangkat mobile) bentuk perlakuanya antara lain dihina, diancam, dipermalukan, disiksa, atau dijadikan targert bulan-bulanan. Istilah Cyberbullying tidak digunakan bila ada keterlibatan orang dewasa yang melakukan tindak penindasan terhadap seseorang. Cyberbullying ini juga banyak terkena kepada Public Figure yang ada di indonesia.1

Public Figure sendiri adalah kata yang berasal dari bahasa Inggris yang dalam penerjemahanya memiliki arti sosok atau tokoh yang dikenal secara luas oleh masyarakat umum. Namun di indonesia sendiri penggunaan kata sosok atau tokoh masyarakat lebih cenderung dipakai untuk menggambarkan atau menyebut pejabat, pemuka adat, kepala suku, atau orang-orang dari instansi pemerintahan. Sedangkan kata Public Figure cenderung digunakan oleh masyarakat sebagai sebutan kepada artis, penyanyi, pemain sinetron dan mereka yang lainnya yang sering muncul di layar kaca.2

1Donegan,Richard “Bullying and Cyberbullying:History Statics, LAW, Prevention and analysis,” The elon Journal of Undergraduate Research In Communications 3, no.1 (spring 2012):33-42 2

Sigit Surahman, Public Figure sebagai Virtual Opinion Leader dan Kepercayaan Infomasi

(2)

2

Seiring perkembangan zaman mengikut sertakan perkembangan teknologi informasi dan dapat memudahkan manusia untuk beraktifitas melihat berita, mencari berbagai informasi yang beredar di dunia maya. Keunggulan komputer atau perangkat-perangkat lainya yang berupa kecepatan dan ketelitian dalam menyelesaikan pekerjaan sehingga dapat menekan jumlah tenaga kerja memperkecil biaya serta memperkecil setiap kesalahanya. Akan tetepai disini manusia menjadi ketergantungan pada komputer atau perangkat lainnya yang mampu mengakses di cyberspace atau dunia maya.

Teknologi informasi, melalaui internet juga banyak ditemukan komunitas komersial yang turut serta menjadi bagian terbesar dan pertumbuhannya yang sangat pesat hingga mampu menembus berbagai batas negara. Bahkan melalui jejaring ini kegiatan pasar di dunia dapat diketahui selama 24 jam. Melalui dunia internet atau disebut cyberspace apapun dapat dilakukan di dalamnya. Adapun saat ini, banyaknya penggunaan kata “maya” sebagai pengganti “cyber” karena dalam definisi KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) “maya” berarti hanya tampaknya ada, akan tetapi nyata tidak ada. Sedangkan “cyber” dalam terminologi adalah gambaran aktivitas yang nyata, rill, meskipun dalam bentuk virtual.

Segi positif dari dunia cyber sendiri tentu saja salah satunya untuk trend di kalangan anak muda tentang segala macam bentuk perkembangan teknologi di dunia dan juga segala macam kreatifitas yang dibuat oleh manusia. Jika dilihat dari sisi positifnya kita benar-benar bisa

(3)

3

mensyukurinya karena segala macam yang kita butuhkan kemungkinan mulai dari pelajaran, berdagang, atau membuat suatu kreatifitas dan sebagainya. Akan tetapi tidak dapat dipungkiri dalam dunia cyber juga banyak sekali kejahatan yang dilakukan oleh orang yang pahan dengan internet mulai dari illegal content, carding, dan sebagainya. Maka dari itu cyber crime sendiri adalah kejahatan yang mana orang itu melakukan kejahatan menggunakan jaringan internet memakai perangkat komputer maupun perangkat lain yang dapat menggunakan internet dan masuk ke dalam situ atau web tanpa seizin yang membuat situs tersebut. Ini adalah penjelasan delik formil nya sedangkan delik materilnya yang mana dapat membuat seseorang mengalami kerugian.

Contoh yang akan dititik beratkan oleh penulis pada kajian ini adalah Cyberbullying terhadap Public figure. Yaitu salah satu bentuk intimidasi yang dilakukan seseorang atau lebih untuk menyudutkan, memojokkan, mediskreditkan orang melalui dunia atau jejaring cyber. Intimidasi disini tidak sembarang, sebab terkadang ada orang yang sangat berlebihan untuk mengintimidasi orang hingga menyebabkan orang tersebut depresi, hingga dapat menyebabkan kematian menjadi akhir dari Cyberbullying. Karakteristik aktivitas di dunia cyber yang bersifat lintas batas yang tidak lagi tunduk pada batasan-batasan teritorial dan hukum tradisonal memerlukan hukum yang responsif, sebab pasal-pasal tertentu KUHP dianggap kurang memadai untuk menjawab persoalan-persoalan

(4)

4

hukum yang muncul akibat aktivitas di dunia cyber. Pasal KUHP yang kurang relevan terhadap Cyberbullying adalah pasal 310 dan 311 KUHP.

Ada beberapa contoh kasus cyberbullying terhadap Public Figure, yang pertama ada Prilly Latuconsina melaporkan beberpa akun Haters (pembenci) di mediasosialnya, karena melakukan komentar yang berbau SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan) dan beberapa akun juga menyebarkan foto vulgar yang diedit menggunakan wajah Prilly Latuconsina. Akhirnya Prilly melaporkan kepada POLDA Metro Jaya dengan pasal 27 Ayat (1) dan Ayat (3).3Yang kedua ada Ruben Onsu, dia juga melpaorkan Haters (Pembenci) karena melakukan komentar berbau SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan) yang membuat Ruben Onsu memberikan laporan kepada pihak kepolisian dengan pasal pasal 27 ayat (3), pasal 4 dan 5 UU ITE.4

Sedangkan dalam isi pasal 27 ayat (3) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Infomasi dan Transaksi Elektronik berbunyi “Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik”

3 Sugiyarto, https://www.tribunnews.com/seleb/2015/08/01/prilly-latuconsina-laporkan-haters-ke-polisi, 2015, diakses pada tanggal 5 Februari 2020

4

Alan Pamungkas, https://celebrity.okezone.com/read/2015/08/14/33/1196494/dihina-haters-ruben-onsu-ikut-lapor-polisi, 2015, diakses pada tanggal 5 Februari 2020

(5)

5

. Dari uraian tersebut di atas saya mengambil judul “TINJAUAN

YURIDIS TINDAK PIDANA CYBER BULLYING TERHADADAP PUBLIC FIGURE”

B. Rumusan Masalah

1. Perbuatan apa yang memenuhi unsur subjektif dan objektif tindak pidana Cyberbullying?

2. Apakah unsur “Public Figure” memberi pengaruh dalam penerapan pasal Cyberbullying pada Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan peraturan pelaksanaanya?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan 1) Tujuan Penulisan

Tujuan merupakan target yang ingin dicapai untuk pemecahann atas masalah yang diteliti. Tujuan Penulisan ini diperlukan karena berkaitan dengan rumusan masalah yang digunakan untuk memberikan arah yang tepat dalam penulisan agar dapat berjalan sesuai dengan keinginan. Adapun tujuan penulisan ini dibuat adalah :

1. Untuk mengetahui, memahami, dan dapat menjalaskan perbuatan yang memenuhi unsur materiil dan formil tindak pidana Cyberbullying menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan peraturan pelaksanaannya

(6)

6

2. Untuk mengetahui, memahami, dan dapat menjalaskan unsur “Public Figure” memberi pengaruh dalam penerapan pasal Cyberbullying pada Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan peraturan pelaksanaanya

2) Manfaat Penulisan

Penulisan yang dilakukan oleh penulis ini diharapkan bukan hanya memberikan manfaat bagi penulis saja, tetapi juga dapat memberikan manfaat bagi pihak lain. Adapun manfaat yang diperoleh dari dibuatnya penulian ini adalah :

1. Mengetahui, memahami, dan dapat menjalaskan perbuatan yang memenuhi unsur materiil dan formil tindak pidana Cyberbullying menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan peraturan pelaksanaannya

2. Mengetahui, memahami, dan dapat menjalaskan unsur “Public Figure” memberi pengaruh dalam penerapan pasal Cyberbullying pada Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan peraturan pelaksanaanya

D. Metodologi Penulisan

Dalam penyusunan skripsi ini untuk memberikan kebenaran dari penulis, maka diperlukan metode penulisan yang tepat, karena hal itu

(7)

7

sangat penting dalam penulisan skripsi ini karena sebagai pedoman dalam pelaksanaan analisa terhadap data-data untuk menghasilkan jawaban atas permasalahan yang dikaji. Metode dalam penyusunan skripsi ini menggunakan penelitian hukum normatif.

1. Metode Pendekatan

Penelitian dalam skripsi ini menggunakan metode pendekatan yuridis normatif, artinya penelitian hukum ini dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka. Dalam penulisan skripsi ini, akan mengkaji undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang ditangani, yang dalam hal ini berkaitan dengan tinjauan yuridis terhadap perlindungan hukum terhadap anak pelaku tindak pidana aborsi.

2. Bahan Hukum

Bahan Hukum yang digunakan dalam penulisan ini meliput sumber dari bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder.

a. Bahan Hukum Primer

1) Kitab Undang-undang Hukum Pidana

2) Undang-undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

3) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

(8)

8

4) Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2014 tentang Penanganan Situs Internet Bermuatan Negatif.

5) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) b. Bahan Hukum Sekunder Yaitu bahan yang memberikan

penjelasan bagi bahan hukum primer, yang terdiri dari:

1) Buku atau hasil penelitian yang membahas tentang Tindak Pidana Cyberbullying.

2) Majalah-majalah, dokumen, jurnal hukum, serta artikel yang berkaitan dengan Tindak Pidana Cyberbullying. c. Bahan Hukum Tersier (non hukum) merupakan bahan hukum

yang relevan memberikan petunjuk dan penjelasan seperti Kamus Hukum, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Hukum, serta kamus lain yang masih relevan.

3. Cara Memperoleh Bahan Hukum

Metode Pengumpulan Data Library Research (penelitian kepustakaan). Penulis mencari referensi yang mendukung dan berkaitan dengan isi penelitian ini dengan membaca berbagai sumbner bacaan yang berasal dari buku, pendapat para sarjana, website, atau artikel yang diperoleh melalui internet yang berkaitan dengan pembahasan penelitian.

(9)

9

Untuk mengolah data primer dan data skunder seperti yang telah dijabarkan di atas, agar menjadi sebuah karya ilmiah (skripsi) yang terpadu dan sistematis diperlukan suatu tehnik analisis yang dikenal dengan analisis Deskriftif Kualitatif karena peneliti ingin menggambarkan atau melukiskan fakta-fakta atau keadaan ataupun gejala yang tampak dalam tindak pidana Cyberbullying terhadap Public Figure.

E. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut :

1) BAB I : berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, dan metodologi penulisan.

2) BAB II : berisi tinjauan pustaka yang berguna untuk menunjang dan mendukung penulisan skripsi ini, adapun tinjauan pustaka tersebut terdiri dari: Pengertian Cyber Law, pengertian Bullying, Faktor-Faktor Penyebab Bullying, Pengertian CyberBullying, Dampak dari Cyberbullying.

3) BAB III : berisi analisis dan pembahasan dimana

4) BAB IV : berisi penutup yang meliputi kesimpulan dan saran dari garis-garis besar pokok pembahasan.

Referensi

Dokumen terkait

Data sekunder pada penelitian antara lain adalah Peta Penggunaan Lahan, Peta dan Data Kependudukan, Peta Administrasi, Peta Pola Sungai, Peta Jaringan Jalan, Peta Ket- inggian, Peta

Bagian pertama tentang pendekatan dalam kajian etika komunikasi yaitu pendekatan kultural guna menganalisis perilaku pelaku profesi komunikasi dan pendekatan strukrural

aureus resisten terhadap antibiotik ciprofloxacin (15%), cefotaxime (31%), dan cefadroxil (8%), sedangkan bakteri Gram negatif yang mengalami resistensi tertinggi

Kesimpulan yang diperoleh dari teori perkembangan remaja di atas adalah untuk merencanakan dan membangun suatu bangunan yang diperuntukan bagi para remaja kita harus terlebih

Penyusunan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro dalam

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pemasaran, peran lembaga dan motivasi peternak terhadap perubahan perilaku peternak itik Tegal.. Penelitian ini dilaksanakan

Terima kasih kepada ibu karena telah ikut berpartisipasi dalam penelitian skripsi saya tentang Analisis Pengaruh Karakteristik Sosial Ketenagakerjaan Pada Perempuan

Kelemahan tersebut, seperti: (1) keharusan menulis identitas, sedangkan desain yang peruntukkan siswa awas yang hanya melingkari atau menghitamkan bulatan-bulatan utnuk