PERCEPATAN KOMERSIALISASI BAGI PARA
INVENTOR/INOVATOR
Semarang, 16 FEBRUARI 2017
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
REPUBLIK INDONESIA
SANTOSA YUDO WARSONO
Direktur Inovasi Industri
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi
Disampaikan dalam
Sosialisasi Lomba Kreativitas Dan Inovasi Masyarakat
Provinsi Jawa Tengah
16/02/2017 2
16/02/2017 2
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti
Mewujudkan
masyarakat Indonesia
yang mandiri, maju,
adil dan makmur
melalui percepatan
pembangunan di
segala bidang dengan
struktur
perekonomian yang
kokoh berlandaskan
keunggulan
kompetitif
Menata kembali
NKRI, membangun
Indonesia yg aman
dan damai, yg adil
dan demokratis
dengan tingkat
kesejahteraan yang
lebih baik
Memantapkan
penataan kembali
NKRI, meningkatkan
kualitas SDM,
membangun
kemampuan iptek,
memperkuat daya
saing perekonomian
RPJMN
Tahun 2005-2009
RPJMN
Tahun 2015-2019
RPJMN
Tahun 2020-2024
Memantapkan
pembangunan secara
menyeluruh dengan
menekankan
pembangunan
keunggulan kompetitif
perekonomian yang
berbasis SDA yang
tersedia, SDM yang
berkualitas, serta
kemampuan iptek
RPJMN
Tahun 2010-2014
VISI
Pembangunan
2025
Penciptaan nilai tambah
berbasis keunggulan kompetitif
(SDA + SDM + IPTEK)
Arah Pembangunan Nasional Jangka Panjang
Kerangka Logis Rencana Strategis
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
DAYA
SAING
LEMBAGA YANG
BERKUALITAS
INOVASI
SUMBERDAYA
BERKUALITAS
TENAGA KERJA
TERAMPIL DIKTI
PENELITIAN DAN
PENEMBANGAN
16/02/2017 4
16/02/2017 4
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti 4
UU 18/2002 memaknai inovasi sebagai “kegiatan penelitian,
pengembangan, dan/atau perekayasaan yang bertujuan
mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu
pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke
dalam
produk atau proses produksi
”
Sedangkan RUU memaknai inovasi sebagai “kegiatan
penelitian, pengembangan, pengkajian, penetapan dan/atau
perekayasaan yang menghasilkan kebaruan yang diterapkan
dan
bermanfaat secara komersial, ekonomi dan atau
sosial budaya
16/02/2017 6
16/02/2017 6
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti
INNOVATION
Innovation I
ITERATION
Business Model, Supply
Chain, Manufacturing
Market Need and
Application
New and Old S&T
SPIN-OUT STRATEGY
Research Group Head
Senior Scientist
Support
Scientists
Finance and Adm.
Scientists
Sales and Marketing.
Production
Research Director
Managing Director.
UNIVERSITY
NEW COMPANY
moves
16/02/2017 8
16/02/2017 8
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti
Penghasil Teknologi
Kesenjangan
Pengguna Teknologi
“LEMBAH KEMATIAN”
DUNIA USAHA
• Ditjen Pembelajaran • Ditjen Iptekdikti • Ditjen Sumber Daya
AKADEMISI + R&D
Sinergi consulting
PENGUATAN INOVASI
Mempertemukan “SUPPLY” dan “DEMAND” dalam Inovasi dan Teknologi
Empowering
Regulating
Facilitating
UJI ALPHA (α)
1. Pengembangan purwarupa (prototype) 2. Replikasi 3. Uji laboratoriumUJI BETA (β)
1. Uji Lapangan (lingkungan pengguna/nyata) 2. Pengembangan LanjutDIFUSI
1. Aplikasi di pengguna 2. Komersialisasi awal 3. Pengembangan pasar 4. Komersialisasi lanjutEKSPLORASI
1. Ide/Konsep 2. Riset Eksplorasi 3. Feasibility/ScanningPenguatan
Inovasi
Penguatan Inovasi Industri PT
Temuan
baru
Penyempurnaan Prototipe Industri
Pengujian
Sertifikasi
Penyesuaian Standar
Alih Teknologi
Audit Teknologi
Pendaftaran HKI Ijin Produksi/Ijin Edar
16/02/2017 10
16/02/2017 10
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kotelnikov , Techno – Ventures, modified Kementerian Ristek dan Dikti
Fi
nancial
Ex
penditure
Id
eas
to
com
m
erc
ia
liz
ed
-
Steps
Trial Production MaturityTime
Pilot Scale - up Prototype Idea Certification Trial MarketBuss. Feasibility Study
IPO, Acquisition Bankable Patent Maintenance
- Profit Centre
- Private/Bank/Venture Capital
Research Commercially Valuable- Cost Centre;
- Gov’t support and facilitation
Dukungan Pembiayaan
(Ide ke Komersial)
Pendanaan
Inovasi
Sumber : The Valuation of Technology : business and financial issues in R&D (F. Peter Boer 1999)
Ilustrasi :
Tingkat Keberhasilan Tahapan R n D Inovasi
Concept Stage
Advance
to Feasibility Stage
(33% probability)
Terminate
(67% probability)
Advance to
Development Stage
(50% probability)
Terminate
(50% probability)
Advance to Early
Commercialization Stage
(75% probability)
Terminate
(25% probability)
Advance to FULL
Commercialization
(83% probability)
Terminate
(17% probability)
Low Case
Commercial
(25% probability)
Base Case
Commercial
(50% probability)
High Case
Commercial
(25% probability)
16/02/2017 12
16/02/2017 12
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti
EXECUTING
1.
Pengembangan
Roadmap Produk Inovasi
sebagai National Flagship pada 7
Bidang Fokus, utamanya (pangan, energi, Kesehatan) dengan memperkuat:
a. Mata rantai Industri Inti
b. Substitusi Impor
c. Enabler Technology (ICT, Bioteknologi, Nanoteknologi, Material Maju)
2.
Fasilitasi Pendanaan Inovasi
a. Penerapan Teknologi di Industri
b. Inovasi Perguruan Tinggi di Industri
c. Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi
d. Inovasi Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi di Perguruan Tinggi
3.
Pengembangan Teaching Industri
4.
Pengembangan Konsorsium Inovasi
5.
Pengembangan Wahana Interaksi Lembaga Litbang, Peguruan Tinggi dan
Industri (STP, Klaster Inovasi)
16/02/2017 14
16/02/2017 14
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti
1. Pengembangan Perusahaan Pemula
Berbasis Teknologi (PPBT)
LATAR BELAKANG
Peran Iptek Bagi Kemajuan
Suatu Bangsa
-
Iptek memberikan kontribusi
sangat besar terhadap
kemajuan suatu Bangsa dan
Negara;
- Penguasaan iptek yang
mumpuni bagi suatu bangsa
pada kenyataannya
mencerminkan tingkat daya
saing ekonomi Negara
secara otomatis mengurangi
ketergantungan terhadap
produk-produk dari luar
Peranan Iptek Bagi
Kemajuan industri
- Mendorong
pertumbuhan ekonomi
yang semakin tinggi
- Terjadinya pertumbuhan
industri
- Produktivitas dunia
industri semakin
meningkat
Peran Pemerintah
Menumbuhkan Perusahaan
Pemula Berbasis Teknologi
(PPBT)
Inkubator Bisnis Teknologi
adalah upaya akselerasi
alih
teknologi/komersialisasi
teknologi melalui
pematangan konsep bisnis
dan teknisnya
Program Inkubasi Bisnis
Teknologi (IBT)
16/02/2017 16
16/02/2017 16
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti
TUJUAN
- Penguatan Peran
Inkubator Bisnis
Teknologi;
- Penumbuhan tenant yang
dibina untuk menjadi
Perusahaan Pemula
Berbasis teknologi;
- Pemodelan inkubasi
wirausaha baru berbasis
inovasi teknologi melalui
Inkubator Bisnis Teknologi
Tumbuhnya tenant yang
dibina untuk menjadi
perusahaan pemula
bebasis teknologi
Adanya tenant yang
dibina untuk menjadi
Perusahaan Pemula
Berbasis Teknologi
SASARAN
LUARAN
Program Inkubasi Bisnis
Teknologi (IBT)
1. PROSES PEMBENTUKAN PPBT
INVENTOR
INOVATOR
INVESTOR
INKUBATOR
START UP
(PPBT)
Peneliti/Dosen
Peneliti/Dosen/
Enterpreneur
Penyedia Dana
16/02/2017 18
16/02/2017 18
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti
CONTOH PROSES PEMBENTUKAN PPBT
INVENTOR
(UI)
INOVATOR
(UI)
INVESTOR
(PT. Gunung
Mas)
PT.
JURAGAN
KAPAL
(PPBT)
Peneliti/Dosen/Mahasiswa
Peneliti/Dosen/
Enterpreneur
Penyedia Dana
CONTOH PROSES PEMBENTUKAN PPBT
INVENTOR
(MASYARAKAT)
INOVATOR
(MASYARAKAT)
INVESTOR
(INSENTIF)
INKUBATOR
(IKITAS)
START UP
(PPBT)
Peneliti/Dosen/Masyarakat
Peneliti/Dosen/
Enterpreneur
Penyedia Dana
16/02/2017 20
16/02/2017 20
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti
ADS-B
SMART CARD
IMPLAN
TULANG
PABRIK ENZIM
PLASTIK
KOMPOSIT
SMELTER
NIKEL
16/02/2017 22
16/02/2017 22
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti
Computer Based
Interlocking (CBI)
Rubber Air Bag
Sepeda Motor Listrik
Inverter
PASCA SKEMA PROGRAM
Konsorsium Inovasi
Lembaga
Litbang/PT
Industri
Kemenristekdikti
End User
Sektor Terkait
Produksi Masal
Initial Production
Roadmap
Inovasi
Fasiitasi Pendanaan: Alih
Teknologi, Pengujian,
Srtifikasi, Standarisasi,
Initial Production
Dok: alih tek, pengujian,
sertifikasi, standarisasi, initial
production
Intermediasi, Diseminasi
Harmonisasi Kebijakan
Kesiapan Inovasi, Kesiapan SDM, Infrastuktur, Industri , PasarPROGRAM PENERAPAN/INOVASI TEKNOLOGI
DI INDUSTRI (3)
16/02/2017 24
16/02/2017 24
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti
2.a. PENERARAPAN TEKNOLOGI DI INDUSTRI
Tujuan
Mempercepat Hilirisasi
hasil-hasil R & D
Focus
ICT; Hankam; Pangan; Kesehatan;
Energi; Transportasi; Material
maju
Sinergi
Kerjasama ABG untuk mengembangkan Produk InovasiPendanaan Inovasi
Penyempurnaan Prototipe Industri, Pengujian,
Penyesuaian Standar, Sertifikasi, Audit Teknologi, Alih
Teknologi, Trial Production
Output/Outcome
Supply-Chain: Inovasi Teknologi Implan Tulang Stainless Steel
(PT. Zenith Almart dan PTM-BPPT)
PT. Zenith PTM-BPPT Riset trial production Testing PT. Zenith PTM-BPPT Prosedur standar produksi ALKES Pembangunan fasilitas produksi PT. Zenith BPPT Trial produksi perdana implan PT. Zenith PTM-BPPT Dinkes Jatim RS Orthopedi Sampling produk untuk sertifikasi Ijin produksi implan Dinkes Jatim PT. Zenith Uji produk ke pasien bedah tulang PT. Zenith Distributor Alkes LKPP
/
Penjualan produk ke RS seluruh Indonesia Penjualan produk untuk pasien BPJSUJI ALPHA (α)
1. Pengembangan purwarupa (prototype) 2. Replikasi 3. Uji laboratoriumUJI BETA (β)
1. Uji Lapangan (lingkungan pengguna/nyata) 2. Pengembangan LanjutDIFUSI
1. Aplikasi di pengguna 2. Komersialisasi awal 3. Pengembangan pasar 4. Komersialisasi lanjut16/02/2017 26
16/02/2017 26
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti
OPTIMALISASI PROSES PENGALENGAN
MAKANAN TRADISIONAL SKALA IKM
LATAR BELAKANG
DESKRIPSI TEKNOLOGI
KEUNGGULAN TEKNOLOGI
Gudeg adalah salah satu makanan tradisional yang menjadi unggulan DI Yogyakarta. Untuk menambah nilah tambah makanan tradisional gudeg, sehingga lebih praktis dan tahan lama, maka diperlukan dukungan teknologi, seperti teknologi pengalengan. Saat ini, peralatan proses pengalengan dibuat dalam kapasitas besar, sehingga tidak dapat digunakan oleh industri skala IKM.
Skala produksi disesuaikan kapasitas IKM dalam memproduksi makanan tradisional. Penerapan teknologi disesuaikan dengan kebiasaan IKM memproduksi makanan tradisional. Penerapan teknologi di IKM dilengkapi dengan SOP (Standard Operational Procedure) dan IK (intruksi kerja) untuk setiap tahapan proses dan peralatan teknis sehingga operator akan lebih mudah
mengoperasikannya. Alur proses disesuaikan dengan Cara Produksi Pangan yang Baik (CPPB) sehingga makanan tradisional dengan kemasan kaleng yang dihasilkan dapat memenuhi Standar BPOM RI dan Halal LPOM MUI. Pengoperasian teknologi yang diterapkan masih dapat dilakukan dengan padat karya karena pada tahapan tertentu teknologi masih memerlukan tenaga manusia, hal ini efek dari kekhasan suatu makanan tradisional yang kalengkan.
- Dapat digunakan oleh IKM
(kapasitas hanya 1000 kaleng/hari) - Kestabilan bahan penyusun gudeg - Tanpa menggunakan bahan pengawet - Tanpa MSG
PANG
AN
Output 2016 :
• Trial produk varian (5 varian) • Dokumen standardisasi
• Dokumen pendukung standardisasi (4 SOP dan 10 IK)
• Proses Pendaftaran MD (BPOM) • Dokumen uji preferensi konsumen
Potensi Pasar :
Adanya kebutuhan pasar terhadap permintaan dan kebutuhan varian produk
Penjualan PT. RISQUNA DEWAKSARA saat ini dilakukan di 5 outlet gudeg yu djum dengan penjualan 1000 kaleng per bulan/per outlet (5.000 kaleng/bulan); harga jual (HET) : Rp 30.000,- untuk 3 porsi (ukuran 300gr)
Permintaan PT. MAN 7200 kaleng/bulan stakeholder
Dokumen SOP :
1. SOP proses pengalengan 2. SOP proses sterilisasi 3. SOP sanitasi alat dapur 4. SOP sanitasi alat proses
Dokumen Intruksi Kerja (DIK) :
1. DIK bahan baku 2. DIK proses pemasakan 3. DIK penyiapan kaleng 4. DIK pengisian bahan 5. DIK proses pengalengan 6. DIK menghidupkan boiler 7. DIK sterilisai
8. DIK sanitasi alat kerja 9. DIK sanitasi alat dapur 10. DIK tenaga kerja
Tindak Lanjut :
• Perlu dilakukan analisa segmentasi pasar • Koordinasi dengan BPOM untuk proses MD
16/02/2017 28
16/02/2017 28
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti
2.b. INOVASI INDUSTRI DI PERGURUAN TINGGI
Tujuan
Membangun Industri berbasis
teknologi yang berfungsi
sebagai sarana pembelajaran
dan pengembangan produk
inovasi
Focus
ICT; Hankam; Pangan;
Kesehatan; Energi;
Transportasi; Material
Maju
Teaching
Industry
Kriteria Seleksi
Kelayakan Pembelajaran; Kelayakan
Bisnis (Industry); Kesiapan dan
Rekam Jejak Peneliti; Luaran, Resiko
dan Dampak
Output/Outcome
Pembelajaran,
Industri dan Produk
Inovasi
Konsep
Teaching Industry di ITB (Design Center Elektronika)
Design Center Eletronika (BTS & Smartphone 4G)
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN
TINGGI
Institut Teknologi
Bandung
BTS :
PT. LEN (Produsen) Telkomsel (User)SMARTPHONE :
PT. INDI (Marketing & Distribution) PT. TSM (Produsen)
Koperasi Digital (User)
Insentif pajak Pemenuhan kebutuhan anggaran market driven,
foresight technology., revenue
SDM ahli, teknologi, kebutuhan spesifik
order/load kapasitas
Peran PT/Litbang :
1.Memenuhi fixed cost
2.Teknologi dan SDM ahli
3.Kapasitas produksi/ “fabrication lab”
Nilai Tambah Nasional
1. Pemenuhan kebutuhan dalam negeri
2. Peningkatan TKDN (daya saing dan kemandirian industri)
3. Pengembangan dan pemenuhan tenaga kerja trampil
4. Peningkatan ekspor produk DN
Peran Industri :
1.Pemberi order (load)
2.Quality control
3.“Bapak angkat”
4.Informasi dinamika pasar
Pengadaan pemerintah Pengadaan pemerintah Regulasi TKDN
16/02/2017 30
16/02/2017 30
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti
SUPPLY-CHAIN INDUSTRI SMARTPHONE DIGICOOP
(SUMBER: PUSAT MIKROELEKTRONIKA ITB)
Dami, Leadcore, others PT TSM, PT INDI, PT SDS, ITB PT VS Technology, PT TSM PT Jalawave Integra, KDIM Koperasi Digital Indonesia Mandirii PCB, ID Design, Mech. Design OS, Platform, Applications Component Vendors & Suppliers SMT, Moulding & Dies, Plastic Injection Assembling, Logistic, QC Investment, Bussiness Model
Customer Relationship Manag., Logistics, Service Centers
Market Research
Konsep
Teaching Industri di UNHAS (Maiwa Breeding Center)
Maiwa
Breeding Center
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN
TINGGI
UNHAS
Fakultas Peternakan
Industri Sapi Potong
/Peternak
Insentif Program/ Kegiatan Pemenuhan kebutuhan anggaran market driven,foresight technology., revenue
SDM ahli, teknologi, pembibitan sapi
order/load kapasitas
Peran UNHAS :
1.Memenuhi fixed cost
2.Teknologi dan SDM ahli
3.Kapasitas produksi/ “fabrication lab”
Nilai Tambah Nasional
1. Pemenuhan kebutuhan bibit sapi potong dan daging dalam negeri
2. Peningkatan daya saing dan kemandirian industri sapi potong 3. Pengembangan dan pemenuhan tenaga kerja trampil
pembibitan sapi potong
4. Ekspor sapi/daging sapi (future)
Industri Sapi Potong/Peternak :
1.Pemberi order (load)
2.Quality control
3.“Bapak angkat”
4.Informasi dinamika pasar
Pengadaan Sarana dan Prasarana Pengadaan pemerintah Pelatihan Pembibitan Sapi di Industri/LN
16/02/2017 32
16/02/2017 32
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti
PASAR
MODEL PENGEMBANGAN INDUSTRI PERBIBITAN SAPI LOKAL BERBASIS
IPTEK DI MAIWA BREEDING CENTRE UNHAS
PROSES PRODUKSI BIBIT INDUSTRI PUPUK ORGANIK INDUSTRI PAKAN INDUSTRI OLAHAN INOVASI PEMASARAN
MBC
INTRODUKSI TEKNOLOGI: -RECORDING -INTRODUKSI IB SEXING -SELEKSI -EARLY NUTRITION PETERNAK PEMBIBIT: Barru : 500 Soppeng : 100 Enrekg: 200 , MBC 200 SAPI BIBIT 1000 EKOR REARING DI MBC: ENREKANG: 250 HA DAN SOPPENG 80 HA REARING DI PETERNAK: BARRU, ENREKANG SOPENG (Bagi Hasil60%-40%) KLP TANI MITRA MBC BANK FECES RUMAH KOMPOS MBC RUMAH ORGANIK MBC PENGOLAHAN PUPUK ORGANIK MBC PERTANIAN ORGANIK BISNIS TERNAK dan DIVERSIFIKASI
INSTANSI
PEMERINTAH
PERHOTELAN
RESTORAN
CATERING
UMUM
INTRODUKSI TEKNOLOGI: -GREEN CONCENTRAT -PAKAN KOMPLIT ISI ULANG -FORMULASI EARLY NUTRITION DAN EARLY FEEDINGINDUSTRI PAKAN
MBC (SOPPENG)
SUPLAI BAHAN BAKU DARI MITRA
INDUSTRI OLAHAN
DI MBC
PLAN MARKETING
PENJUALAN TIDAK LANSUNG PENJUALAN LANGSUNGKLP TANI MITRA
MBC
UMKM
BINAAN
Konsep
Teaching Industri di IPB (Seed Center)
Seed
Center
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
IPB
Departemen AGH
Industri Benih
(Asbenindo)
Insentif Program/ Kegiatan Pemenuhan kebutuhan anggaran market driven,foresight technology., revenue
SDM ahli, teknologi, perbenihan
order/load kapasitas
Peran IPB :
1.Memenuhi fixed cost
2.Teknologi dan SDM ahli
3.Kapasitas produksi/ “fabrication lab”
Nilai Tambah Nasional
1. Pemenuhan kebutuhan benih dalam negeri
2. Peningkatan daya saing dan kemandirian industri benih
3. Pengembangan dan pemenuhan tenaga kerja trampil
perbenihan
4. Ekspor benih (future)
Peran Industri Benih (Asbenindo) :
1.Pemberi order (load)
2.Quality control
3.“Bapak angkat”
4.Informasi dinamika pasar
Pengadaan Sarana dan Prasarana Pengadaan pemerintah Pelatihan Perbenihan di Industri/LN
PT BLST
16/02/2017 34
16/02/2017 34
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti
START UP
INDUSTRI BENIH PADI IPB 3S UNTUK
MENDUKUNG SWASEMBADA PANGAN NASIONAL
Lembaga Pelaksana : IPB
Lembaga Litbang/Indutri/PT : PT. BLST dan ASBENINDO
Ouput :
Launching Kegiatan Oleh Menristekdikti
Sosialisasi, persiapan tanam dan penanaman
Upgrading Seed Teaching Industry IPB
Telah dihasilkan benih sumber sebanyak 250
Ton
Pelatihan SDM (Alih Teknologi Produksi Benih
dan Teknologi IPB Prima)
Produk
s
i Beni
h
Kom
ersi
al
CONTOH : REVITALISASI INDUSTRI BENIH SUMBER
(PROGRAM BENIH DASAR
)
Program
Beni
h
Das
ar
Pemuliaan
Nucleus Seed
(Benih Inti)
Pre – BS
(Original Seed)
BS
Pemeliharaan Varietas
Initial Seed Production
BS
FS
ES
SS
FS
Label kuningPemulia/Lembaga Pemulia Tanaman
Label Putih BB Padi/UPBS Prov
BS : Breeder Seed /Benih Penjenis
FS : Foundation Seed /Benih Dasar
SS : Stock Seed/Benih Pokok
Label Ungu
UPBS Kab/BUMN/Swasta
Label Biru
BUMN/Swasta/Penangkar
Seed Center
16/02/2017 36
16/02/2017 36
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH BERSERTIFIKAT PADI
TOLERAN SALIN “INPARI UNSOED 79 AGRITAN” UNTUK LAHAN MARGINAL
LATAR BELAKANG
DESKRIPSI TEKNOLOGI
KEUNGGULAN TEKNOLOGI
Masalah pengembangan areal pertanian salin adalah 1)
instruksi air laut, dan atau peningkatan kadar garam pada
musim kemarau. Salinitas adalah kendala pertumbuhan
tanaman. tinggi kadar garam, maka semakin menurun
potensi air medium tumbuh sehingga penyerapan air oleh
tanaman menjadi terbatas. 2) akumulasi ion-ion tertentu
yang menyebabkan tanaman menjadi keracunan. 3).
Tingginya pH, defisiensi Zn, N, P, Bo dan Z sehingga
diperlukan varietas unggul padi tahan salin.
Persilangan antara varietas padi tahan salin : atomita-2, Kelimutu, dan Galur GH 159 dengan varietas padi berdaya saing tinggi Memberano, Cisadane, IR 64 menghasilkan UNSOED-7, UNSOED-8, UNSOED-9, UNSOED 10. Sudah lolos menjadi varietas unggul berdasarkan surat keputusan Menteri Pertanian No. 1251/KPTS/SR.120/12/2014 tgl 5
Desember 2014 dengan nama Inpari Unsoed79 Agritan.
-
Sudah diseleksi dari plasma nutfah padi toleran
salin
-
Uji multi lokasi di 18 lokasi menghasilkan 3.28 –
3.94 ton/Ha GKG.
STAKEHOLDER
Faperta Unsoed; CV. Gemilang Karya Sentosa (CV. GKS) Dinas Pertanian dan BPTP Jawa Tengah; Petani
PANG
AN
Output 2016 :
• Benih Padi bersrtifikat Lebel Ungu 19,330 Ton • Manual Produksi Benih Sebar Bermutu Bersertifikat • Draft MoU antara Unsoed, CV. GKS dan 4 Kabupaten
(Cilacap, Kebumen, Tegal dan Pemalang)
Tindak Lanjut :
• Penandatangan MoU dengan 4 Kabupaten • Rencana tanam di 4 kabupaten di lahan salin • (18 Ton di @ 100/Ha/Kabupaten)
• Tanam Januari 2017 : Tegal
• Tanam Maret 2017 : Cilacap, Pemalang dan Kebumen • Uji pasar (1,3 Ton)
POTENSI PASAR : Lahan salin tersebar di daerah utada dan
selatan Jawa, pantai timur Sumatera dan selatan Kalimantan, dengan luas 39.4 juta Ha.