• Tidak ada hasil yang ditemukan

S IND 1104705 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S IND 1104705 Chapter3"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015

EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Meode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

Metode eksperimen kuasi atau eksperimen semu yang digunakan bertujuan

untuk mencari pengaruh dari perlakuan dari penggunaan metode peta pikiran

dengan media video wawancara terhadap pembelajaran mengubah teks

wawancara menjadi narasi peserta didik. Subana dan Sudrajat (2001: 103)

menjelaskan bahwa tujuan penelitian eksperimen ini ialah untuk

memperkirakan kondisi-kondisi eksperimen sungguhan dalam keadaan di

masa tidak memungkinkan untuk mengontrol dan atau memanipulasi semua

variabel yang relevan. Terdapat dua variabel yang diteliti dalam penelitian ini,

yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang

memengaruhi perubahan variabel terikat (dependen). Sedangkan variabel

terikat adalah variabel yang dipengaruhi karena adanya variabel bebas.

Variabel bebas (X) dari penelitian ini adalah penerapan metode peta pikiran,

sedangkan variabel terikat (Y) dari penelitian ini adalah keterampilan menulis

teks tanggapan deskriptif.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kuasi atau eksperimen semu. Eksperimen kuasi atau eksperimen semu ini

bertujuan untuk menerapkan perlakuan yang akan dilakukan pada siswa. Pada

penelitian eksperimen ini dilaksanakan pada dua kelompok, satu kelompok

eksperimen dan satu kelompok kontrol. Pada kedua kelompok tersebut

diberikan perlakuan yang berbeda, kelompok eksperimen diberikan metode

peta pikiran, sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan metode

melainkan hanya metode biasa yang sering dipakai oleh guru.

Adapun rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Nonequivalent Control Grup Design. Desain ini hampir sama dengan

(2)

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015

EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

maupun kelompok kontro tidak dipilih secara acak (Sugiyono, 2013: 116).

Alasan penulis menggunakan rancangan Nonequivalent Control Grup Design

ini adalah penelitian ini tidak memilih siswa secara acak, tetapi hanya

perlakuan yang diberlakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol saja. Perlakuan diberikan terhadap kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol sebagai pembanding yang tidak diberikan perlakuan secara

khusus. Rancangan penelitian Nonequivalent Control Grup Design ini adalah

sebagai berikut.

Tabel 3.1

Pretest-Postest Nonequivalent Control Grup Design

(Sugiyono, 2013: 116)

Keterangan:

O : Test awal kelompok eksperimen

O : Test akhir kelompok eksperimen

O : Test awal kelompok kontrol

O : Test akhir kelompok kontrol

X : Perlakuan pada kelompok eksperimen dengan metode peta pikiran.

Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberikan dua kali test, yaitu

sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Pada kelas eksperimen test awal

dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengubah teks

O X O

(3)

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015

EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM

wawancara menjadi narasi sebelum diterapkan metode peta pikiran dengan

media video wawancara. Setelah itu, siswa akan diberikan perlakuan berupa

penerapan media peta pikiran dalam pembelajaran mengubah teks wawancara

menjadi narasi. Selanjutnya, test akhir dilakukan pada kelas eksperimen

tujuannya agar siswa terlihat apakah mengalami perubahan atau tidak. Pada

kelas kontrol, siswa diberikan test awal dan test akhir. Namun, pada kelas

kontrol tidak diberikan perlakuan penerapan metode peta pikiran. Perbedaan

pencapaian hasil antara kelas eksperimen dan kelas kontrol akan dibandingkan

setelah keberhasilan metode peta pikiran dalam pembelajran berhasil

dilaksanakan tujuannya untuk mengukur keberhasilan dalam proses

pembelajaran di kelas terhadap metode yang digunakan.

3.2Prosedur Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, diperlkukan adanya gambaran tentang

langkah-langkah melakukan penelitian yang bisa disebut dengn prosedur

penelitian. Adapun langkah-langkah prosedur penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1) Persiapan, tahap ini merupakan tahapan perencanaan sebelum

dilaksanakannya penelitian. Tahapan persiapan ini meliputi perumusan

masalah, studi kepustakaan, perumusan hipotesis, dan penentuan model atau

desain penelitian yang sekaligus dilengkapi dengan instrumen penelitian.

2) Pelaksanaan, tahap ini merupakan tahapan dilaksanakannya penelitian untuk

mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan melalui pemberian

perlakuan terhadap subjek penelitian dan pemberian tes yang bertujuan untuk

mengetahui kemampuan siswa setelah diberi perlakuan, baik pretes maupun

postes. Adapun pelaksanaan penelitian ini meliputi tahap sebagai berikut.

(a) Pemberian pretest tes awal berupa mengubah teks wawancara menjadi

narasi berdasarkan dengan ketentuan-ketentuan yang telah dipaparkan

dalam lembar soal. Pretes ini diberikan pada kedua kelas dalam penelitian

(4)

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015

EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

kelas kontrol. Pemberian pretes ini bertujuan untuk mengetahui

kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan.

(b) Pemberian perlakuan dalam pembelajaran mengubah teks wawancara

menjadi narasi dengan menerapkan Metode Peta Pikiran dengan media

video wawancara pada kelas eksperimen dan menerapkan pendekatan

konvensional pada kelas kontrol. Pemberian perlakuan sebanyak dua kali.

Selain itu, pada tahapan ini, peneliti meminta bantuan teman sejawat

(critical friend) untuk menjadi observer penelitian yang akan

mengobservasi aktivitas guru dan siswa pada saat pemberian perlakuan di

kelas eksperimen.

(c) Pemberian posttest berupa mengubah teks wawancara menjadi narasi

dengan menggunakan instrumen soal yang sama pada saat pretes. Postes

ini diberikan pada kedua kelas dalam penelitian ini, yakni kelas VII B

sebagai kelas eksperimen dan kelas VII C sebagai kelas kontrol.

Pemberian postes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa

dalam mengubah teks wawancara menjadi narasi berdasarkan kemampuan

baru yang dimilikinya setelah mendapatkan perlakuan sebelumnya.

3) Pengolahan data, tahap ini merupakan tahapan setelah dilakukan penelitian,

yakni mengolah data penelitian. Tahapan ini meliputi pengolahan dan

penyajian informasi, analisis data, pembuatan kesimpulan, serta pembuatan

laporan hasil penelitian.

3.3Partisipan

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 44 Bandung. SMP Negeri

44 Bandung ini terletak di Jalan Cimanuk No.1 Kota Bandung. Pemilihan

partisipan dan lokasi penelitian ini karena lingkungan sekolah yang berada di

daerah perkotaan, yang biasanya terdiri atas beragam kalangan siswa sehingga

tepat dipilih sebagai populasi untuk menerapkan metode peta pikiran. Selain

itu, SMP Negeri 44 bandung merupakan salah satu sekolah yang memiliki

kualitas sekolah baik dan diharapkan daoat menjadi salah satu acuab baik

(5)

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015

EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM

Penelitian ini akan dilakukan pada dua kelas, yaitu kelas VII B sebagai

kelas eksperimen dan kelas VII C sebagai kelas kontrol. Jumlah siswa pada

kelas eksperimen sebanyak 35 orang, yang terdiri atas 18 orang laki-laki dan

17 orang perempuan. Sementara itu, jumlah siswa pada kelas kontrol sebanyak

35 orang, yang terdiri dari 18 orang laki-laki dan 17 orang perempuan. Jumlah

total siswa yang digunakan sebagai sampel adalah sebanya 70 orang dari

populasi sebanyak 354 siswa.

Obserbver dalam penelitian ini berjumlah tiga orang, yaitu Siti Restu

Marian, Cindy Tri Ardiyani, dan Nurul Nur’aeni. Observer pertama dan kedua

merupakan mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

sedangkan observer ketiga merupakan mahasiswa peneliti dari jurusan

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Ketiga observer ini telah memahami

dan menguasai konsep metode peta pikiran dengan media video wawancara

dalam pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi sehingga dapat

mengobservasi dan mengawasi aktivitas siswa dan guru dalam proses

pembelajaran yang akan di laksanakan dalam penelitian ini dengan baik.

Selain itu, dalam penelitian ini juga dilibatkan tim penilai. Adapun tim

penilai dalam penelitian ini terdiri atas tiga orang, yaitu Siti Restu Marian, Cindy Tri Ardiyani, dan Nurul Nur’aeni. Observer pertama dan kedua merupakan mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

sedangkan observer ketiga merupakan mahasiswa peneliti dari jurusan

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Ketiga penilai ini telah memahami

dan menguasai teks narasi sehingga memiliki kemampuan untuk menilai hasil

tes awaldan tes akhir kemampuan mengubah teks wawancara menjadi narasi

siswa.

3.4Sumber Data Penelitian

3.4.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subyek yang

(6)

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015

EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyomo, 2013: 117). Jadi, populasi

adalah sekumpulan orang atau siswa yang mempunyai karakteristik tertentu yang

akan diteliti. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP

Negeri 44 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015 yang terdiri dari 10 kelas. Penulis

memilih siswa kelas VII SMP Negeri 44 Bandung karena siswa dituntuk

memahami dan mengubah teks wawancara menjadi narasi sesuai dengan

karakteristik teks baik secara lisan maupun tulisan. Jumlah seluruh siswa kelas

VII SMP Negeri 44 Bandung adalah 354 siswa. Berikut ini adalah data sebaran

siswa kelas VII SMP Negeri 44 Bandung.

Tabel 3.2

Jumlah Siswa Kelas VII SMPN 44 Bandung

No Kelas Jumlah Jumlah

Keseluraham Laki-laki Perempuan

1 VII A 17 19 36

2 VII B 18 17 36

3 VII C 18 17 35

4 VII D 16 18 34

5 VII E 17 19 36

6 VII F 16 19 35

8 VII G 16 20 36

9 VII H 17 19 36

10 VII I 17 18 35

Jumlah Siswa 354

(sumber: Bagian Tata Usaha SMP Negeri 44 Bandung )

3.4.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2013: 118). Jadi, sampel merupakan bagian dari

(7)

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015

EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM

untuk dijadikan kelas kontrol dan satu kelas untuk dijadikan kelas eksperimen.

Pada penelitian ini peneliti akan mengambil sampel purposif, menurut Subana dan

Sudrajat (2011, hlm.126) pada sampel purposif penarikan sampel secara purposif

menekankan pada pertimbangan karakteristik tertentu dari subjek penelitiannya.

Sampel purposif ini bersifat nonrandom, hingga peneliti dapat menentukan kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Sample dalam penelitian ini, yaitu kelas VII B

sebagai kelas eksperimen dan kels VII C sebagai kelas pembanding. Kedua kelas

tersebut dipilih sebagai sampel penelitian karena kedua kelas tersebut memiliki

karakteristik yang sama, yaitu rendah dalam membuat sebuah karangan khususnya

dalam pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi. Adapun data

sebaran siswa yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 3.3

Sampel Penelitian

Sample Jumlah Sample Keseluruhan

Laki-laki Perempuan

Kelas

Eksperimen 18 17 35

Kelas kontrol 18 17 35

3.5Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling penting dalam

memeroleh data yang ingin didapatkan. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan

data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data

yang ditetapkan (Sugioyono, 2013: 208).

Dalam teknik pengumpulan data akan dijelaskan teknik pengumpulan data

yang akan digunakan dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini yaitu menggunakan teknik test. Test yang diberikan dalam

(8)

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015

EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Format test digunakan pada test awal dan test akhir untuk mengetahui dan

mengukur nilai rata-rata siswa berupa pembelajaran mengubah teks wawancara

menjadi narasi sebelum dan sesudah penerapan pembelajaran dengan metode peta

pikiran dengan media video pentingnya pendidikan.

Selain itu, dalam penelitian ini digunakan tiga instrumen penelitian, yaitu

instrumen perlakuan, instrumen tes, dan instrumen penilaian. Peneliti

menggunakan instrumen perlakuan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), instrumen tes berupa soal, dan instrumen penilaian berupa kriteria

penilaian siswa. Adapun penjelasannya akan dijabarkan sebagai berikut.

3.5.1 Tes

Tes yang dilakukan pada penelitian ini berupa tes awal dan tes akhir yang

bertujuan untuk memperoleh kemampuan awal dan kemampuan akhir peserta

didik sebelum dan sesudah melakukan pembelajaran dengan menggunakan

metode peta pikiran dengan media video wawancara. Tes yang digunakan dalam

penelitian ini memiliki fungsi sebagai alat untuk mengukur bagaimana pengaruh

kemampuan menulis narasi peserta didik setelah mendapat perlakuan yang

dilakukan dalam penelitian.

Tes yang dilakukan penelitian ini berupa dua kali tes. Pertama, tes akhir

yaitu untuk mengukur seberapa besar kemampuan peserta didik sebelum

diterapkan metode peta pikiran dengan media video wawancara, dan yang kedua

tes akhir yang merupakan tes yang diberikan kepada peserta didik setelah diberi

perlakuan dengan menerapkan metode peta pikiran dengan media video

wawancara.

Instrumen tes Instrumen tes yang diberikan pada peserta didik tersebut

berbentuk soal yang harus dikerjakan. Soal yang menjadi instrumen tes dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

Lembar Soal

Nama :

No Absen :

SOAL

1. Simaklah video wawancara Kick Andy “Pentingnya Pendidikan” dan

(9)

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015

EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM .

Tabel 3.4

Pedoman Penilaian Pembelajaran Mengubah Teks Wawancara menjadi

Narasi

No Aspek yang

dinilai

Kriteria dan Skor

(10)

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015

EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

(11)

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015

(12)

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015

EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

3. Ketegasan

(Diadaptasi dari Tresna, 2012: 75-78)

Hasil penilaian dihitung dengan rumus:

Pada tahap selanjutnya, nilai yang telah diperoleh dikategorikan

berdasarkan tabel kategori penilaian tes keterampilan mengubah teks wawancara

menjadi narasi.

Tabel 3.5

Kategori Penilaian Mengubah Teks Wawancara menjadi Narasi

No. Kategori Nilai

1. Sangat Baik 86-100

2. Baik 76-85

3. Cukup 61-75

(13)

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015

EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM

4. Kurang 41-60

5. Sangat Kurang 0-40

3.5.2 Observasi

Instrumen observasi dalam penelitian ini berupa lembar observasi aktivitas

guru dan lembar observasi aktivitas siswa. Observasi dilakukan untuk mengetahui

dan memperoleh informasi mengenai sikap dan perilaku siswa dan guru, kegiatan

yang dilakukan, tingkat partisipasi dalam suatu kegiatan, dan hasil yang diperoleh

dari kegiatan yang telah dilakukan. Observasi ini dilakukan oleh observer atau

pengamat untuk mengamati dan menilai kegiatan belajar mengajar menggunakan

metode peta pikiran dengan media video wawancara dalam pembelajaran

mengubag teks wawancara menjadi narasi kelas VII SMP Negeri 44 Bandung

tahun ajara 2014/2015. Observer mengisi lembar observasi dengan memberikan

catatan pada kolom-kolom yang telah disediakan. Pengisian catatan ini

berdasarkan kondisi yang nyata dan faktual yang terjadi saat proses

belajar-mengajar.

3.5.2.1 Lembar Observasi Aktifitas Guru

Tabel 3.6

Format Observasi Aktivitas Guru

Berilah tanda (√) pada salah satu kolom untuk setiap pernyataan yang sesuai dengan pendapat Anda.

No Aktivitas yang diamati

Penilaian

(14)

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015

EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

1

Penerapan Metode Peta Pikiran dengan

Media Video Wawancara

a. Guru menyajikan video wawancara

untuk meningkatkan imajinasi dan

semangat siswa dalam pembelajaran

b. Guru memberikan contoh pembelajaran

mengubah teks wawancara menjadi

narasi menggunakan metode peta

pikiran dengan media video wawancara

berdasarkan contoh video yang telah

diperlihatkan sebelumnya

c. Guru meminta siswa untuk mengubah

teks wawancara menjadi narasi dengan

menggunakan metode peta pikiran

dengan media video wawancara

d. Guru melakukan demonstrasi untuk

membuat peta pikiran

e. Guru menempatkan gambar di tengah.

Gambar tersebut diganti dengan nama

(tema) dari beberapa hal-hal penting

video yang diperlihatkan.

f. Guru membuat cabang-cabang yang

akan dihubungkan ke pusat (tema).

Cabang-cabang tersebut diarahkan

dengan garis lengkung.

g. Guru mengarahkan siswa untuk

menemukan kata-kata kunci pada setiap

garis yang tepat sesuai dengan video

wawancara sebagai kata-kata

(15)

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015

EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM h. Guru memberikan pertanyaan untuk

menentukan kata-kata kunci tersebut

bersama-sama. Kata-kata tersebut sesuai

dengan video wawancara yang telah

ditayangkan

i. Guru mengajak siswa untuk merangkai

kalimat sesuai dengan turunan yang

telah ditentukan sebelumnya. Rangkaian

tersebut berbentuk sebuah teks narasi

hasil karya siswa.

Bandung, ...

Observer

3.5.2.2 Lembar Observasi Aktifitas Siswa

Tabel 3.7

Format Observasi Aktivitas Siswa

Berilah tanda (√) pada salah satu kolom untuk setiap pernyataan yang sesuai dengan pendapat Anda.

No Aspek yang diobservasi Ya Tidak Keterangan

1

Kegiatan pembelajaran

dmengguanakan metode peta

pikiran dengan media video

wawancara

a. Siswa mendengarkan dengan

(16)

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015

EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

b. Siswa menyimak pembelajaran

mengubah teks wawancara

menjdi narasi.

c. Siswa melihat beberapa video

yang disajikan guru

d. Siswa menyimak penjelasan

mengenai pembelajaran

mengubah teks wawancara

menjadi narasi menggunakan

metode peta pikiran dengan

media video wawancara

e. Siswa melihat kembali

tayangan video yang

ditayangkan gur

f. Siswa mengubah teks

wawancara menjadi narsai

menggunakan metode peta

pikiran dengan media video

wawancara

g. Siswa membuat peta pikiran

terlebih dahulu

h. Siswa menempatkan gambar di

tengah Gambar tersebut diganti

dengan nama (tema) dari

beberapa gambar yang

diperihatkan.

i. Siswa membuat cabang-cabang

yang akan dihubungkan ke

pusat (tema). Cabang-cabang

(17)

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015

EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM Bandung,...

Observer

3.5.3 Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) dengan materi pokok pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi

narasai dan video wawancara pentingnya pendidikan. RPP (Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran) ini berisikan pedoman pembelajaran yang di dalamnya terdapat

langkah-langkah pembelajaran yang dapat memberikan gambaran yang jelas

mengenai proses pembelajaran yang akan berlangsung. Sementara itu, video lengkung.

j. Siswa menentukan kata-kata

kunci pada setiap garis yang

tepat sesuai gambar sebagai

kata-kata turunan dari pusat

(tema).

k. Siswa menentukan kata-kata

kunci tersebut secara

bersama-sama. Kata-kata kunci tersebut

sesuai dengan video wawancara

yang telah diperlihatkan.

l. Siswa merangkai kalimat sesuai

turunan yang telah ditentukan

sebelumnya. Rangakaian

tersebut berbentuk sebuah teks

(18)

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015

EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

wawancara pentingnya pendidikan digunakan sebagai media pembelajaran dalam

penelitian ini.Rencana Pelakasanaan Pembelajaran pada penelitian ini terdiri dari

dua, RPP kelas eksperimen dan RPP kelas kontrol. Adapun RPP (Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran) yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP KELAS EKSPERIMEN)

Sekolah : SMP Negeri 44 Bandung

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : VII

Alokasi Waktu : 4 x 40

A. Standar Kompetensi

12. mengungkapkan berbagai informasi dalam bentuk narasi dan pesan

singkat.

B. Kompetensi Dasar

12.1 Mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan memperhatikan

cara penulisan kalimat langsung dan tak langsung.

C. Indikator

 Mampu mengidentifikasi hal-hal penting dalam wawancara.

 Mampu menemukan perbedaan kaliamt langsung dan tak langsung.

 Mampu mengubah wawancara menjadi narasi dengan emnggunakan

kalimat efektif.

D. Tujuan Pembelajaran

(19)

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015

EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM

 Peserta didik mampu menemukan perbedaan kaliamt langsung dan tak

langsung.

 Peserta didik mampu mengubah wawancara menjadi narasi dengan emnggunakan kalimat efektif.

E. Materi Pembelajatan

Mengubah teks wawancara menjadi bentuk narasi dapat diartikan sebagai

suatu kegiatan memaparkan suatu dialog dalam bentuk tulisan. Pada wawancara

biasanya kalimat yang diujarkan merupakan kalimat langsung. Ditinjau dari

penggunaan ujarannya, kalimat dapat dibedakan menjadi kalimat langsung dan

kalimat tidak langsung.Kalimat langsung adalah kalimat yang diucapkan dalam

ujaran langsung. Kalimat ini ditandai dengan ciri tanda koma (,) atau tanda titik dua (:) dan sebelum ujaran langsung terdapat tanda petik ganda (“...”) di antara ujaran langsung.

Ciri-ciri kalimat langsung diantaranya:

1. Kalimat langsung ditulis di antara tanda petik (“...”).

2. Kalimat langsung ditulis dengan tanda titik dua (:)

3. Huruf pertama pada petikan langsung ditulis dengan menggunakan huruf

kapital.

4. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan

langsung.

5. Bagian pengiring dan petikan langsung dipisahkan dengan tanda koma (,)

Contoh kalimat langsung:

Evy S : “Mengapa cabai ini disebut sebagai cabai kathur, Pak?”

Sartono : “Karena buahnya tumbuh menjulang menantang langit (ngathur,

Jawa, red).”

(20)

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015

EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Sartono mengatakan bahwa cabai ini disebut sebagai cabai kathur karena buahnya

tumbuh menjulang menantang langit (ngathur, Jawa, red).

Perlu dicermati lagi, bahwa wawancara biasanya berupa kalimat langsung. Jika

dinarasikan maka kalian harus mengubah kalimat tersebut menjadi tidak langsung.

Cara mengubah teks wawancara menjadi narasi

 Membaca teks wawancara atau menonton video wawancara dengan cermat.

 Mencatat pokok-pokok masalah dalam teks wawancara.

 Mengubah pokok-pokok masalah dalam bentuk kalimat langsung menjadi

kalimat tidak langsung

 Merangkai pokok-pokok masalah itu menjadi sebuah narasi yang utuh.

F. Metode Pembelajaran Peta Pikiran (Mind Mapping)

1. Metode peta pikiran

2. Tanya jawab

3. Penugasan

G. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan Ke-1

Kegiatan Deskripsi Alokasi

Waktu

A.Pendahuluan 1. Peserta didik menjawab sapaan pendidik,

berdoa, dan mengondisikan diri siap belajar.

2. Pendidik menyampaikan kaitan materi

pelajaran sebelumnya dengan materi yang akan

berlangsung tentang wawancara.

3. Pendidik menyampaikan kompetensi dasar dan

tujuan pembelajaran.

4. Pendidik memberikan satu buah video

wawancara.

5. Pendidik menugaskan siswa secara mandiri

untuk menarasikan video wawancara yang telah

10

(21)

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015

EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM disimak sebagai salah satu test awal untuk

mengetahui kemampuan siswa.

B.Inti 1. Siswa diberi penjelasan mengenai materi apa

yang akan disampaikan dan tujuan

pembelajaran.

2. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jawab

kembali kepada guru dan guru menjelaskan

kembali mengenai gambar yang diperlihatkan

serta kaitannya dengan materi.

3. Kepada siswa diperlihatkan beberapa gambaran

yang berhubungan dengan wawancara.

4. Siswa bertanya jawab dengan guru mengenai

pengalaman siswa yang berkaitan dengan

gambar yang diperlihatkan.

5. Siswa diajak untuk membuat peta pikiran

terlebih dahulu.

6. Siswa diajak untuk menempatkan gambar di

tengah. Gambar tersebut diganti dengan nama

(tema) dari beberapa gambar yang diperihatkan.

7. Siswa diarahkan membuat cabang-cabang yang

akan dihubungkan ke pusat (tema).

Cabang-cabang tersebut diarahkan dengan garis

lengkung.

8. Siswa diarahkan untuk menentukan kata-kata

kunci pada setiap garis yang tepat sesuai

gambar sebagai kata-kata turunan dari pusat

(tema).

9. Siswa diberi pertanyaan untuk menentukan

kata-kata kunci tersebut secara bersama-sama.

Kata-kata kunci tersebut sesuai dengan

60

(22)

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015

EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

wawancara.

10.Siswa diminta untuk merangkai kalimat yang

sesuai dengan turunan yang telah dibuat

sebelumnya. Rangkaian tersebut berbentuk

sebuah teks narasi hasil karya siswa.

11.Kepada siswa diperlihatkan video dengan tema ”kegiatan cocok tanam di sekolah” yang dikaitkan dengan pengalaman siswa yang

mungkin pernah mereka dengar, saksikan dan

bahkan alami.

12.Siswa diminta untuk menulis narasi

berdasarkan video tersebut.

13.Siswa diajak untuk membuat peta pikiran

terlebih dahulu.

14.Siswa diajak untuk menempatkan gambar di

tengah. Gambar tersebut diganti dengan nama

(tema) dari beberapa gambar yang diperihatkan.

15.Siswa diarahkan membuat cabang-cabang yang

akan dihubungkan ke pusat (tema).

Cabang-cabang tersebut diarahkan dengan garis

lengkung.

16.Siswa diarahkan untuk menentukan kata-kata

kunci pada setiap garis yang tepat sebagai

kata-kata turunan dari pusat (tema).

17.Siswa diberi pertanyaan untuk menentukan

kata-kata kunci tersebut secara bersama-sama.

Kata-kata kunci tersebut sesuai dengan video

wawancara.

18.Siswa diminta untuk merangkai kalimat sesuai

(23)

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015

EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM Rangkaian tersebut berbentuk teks narasi hasil

karya siswa.

C.Penutup 1. Siswa diajak bersama – sama untuk

menyimpulkan materi pembelajaran yang telah

dipelajari.

2. Siswa saling memberikan umpan balik hasil

evaluasi pembelajaran yang telah dicapai.

10

menit

Pertemuan Ke-2

Kegiatan Deskripsi Alokasi

Waktu

A. Pendahuluan 1. Siswa menjawab sapaan guru, berdoa, dan

mengondisikan diri siap belajar.

2. Guru memberi kesempatan pada siswa untuk

bertanya mengenai materi yang akan di pelajari.

10

menit

B.Inti 1. Siswa diberikan video wawancara

dengan tema anak prestasi

2. Siswa diberi pertanyaan mengenai

beberapa gambar video yang dimungkinkan

pernah lihat pada kehidupan nyata.

3. Siswa diminta untuk membuat

sebuah narasi berdasarkan video tersebut.

Siswa diajak untuk membuat peta pikiran

terlebih dahulu secara berkelompok.

4. Siswa diajak untuk menempatkan

gambar di tengah. Gambar tersebut diganti

dengan nama (tema) dari beberapa gambar yang

diperihatkan.

5. Siswa diarahkan membuat

cabang-cabang yang akan dihubungkan ke pusat (tema).

60

(24)

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015

EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Cabang-cabang tersebut diarahkan dengan garis

lengkung.

6. Siswa diarahkan untuk menentukan

kata-kata kunci pada setiap garis yang tepat

sesuai gambar sebagai kata-kata turunan dari

pusat (tema).

7. Siswa diberi pertanyaan untuk

menentukan kata-kata kunci tersebut secara

bersama-sama. Kata-kata kunci tersebut sesuai

dengan video wawancara..

8. Secara mandiri siswa diminta untuk

merangkai kata-kata sesuai turunan yang telah

ditentukan sebelumnya bersama kelompok

masing-masing. Rangkaian tersebut berbentuk

sebuah teks narasi hasil karya siswa.

6. Penutup 1. Guru dan siswa bersama – sama menyimpulkan

materi pembelajaran yang telah dipelajari.

2. Siswa saling memberikan umpan balik hasil

evaluasi pembelajaran yang telah dicapai.

10

menit

H. Sumber/Bahan/Alat Pembelajaran

Sumber dan Bahan Pembelajaran:

Buku pelajaran bahasa Indonesia kelas VII

Maryati & Sutopo. (2008). Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP/Mts Kelas

VII. Jakarta: Pusat Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Annindyarini & Ningsih. (2008). Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP/Mts

Kelas VII. Jakarta: Pusat Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

(25)

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015

EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM

 Laptop;

 LCD;

Power point menarasikan wawancara;

 Video wawancara Kick Andy tentang Pentingnya Pendidikan.

(26)

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015

EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Hasil penilaian dihitung dengan rumus:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP KELAS KONTROL)

Sekolah : SMP Negeri 44 Bandung

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : VII

Alokasi Waktu : 4 x 40

A. Standar Kompetensi

12. mengungkapkan berbagai informasi dalam bentuk narasi dan pesan singkat.

B. Kompetensi Dasar

12.2 Mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan memperhatikan

cara penulisan kalimat langsung dan tak langsung.

 Peserta didik

mampu mengubah

wawancara menjadi

narasi dengan

emnggunakan

kalimat efektif.

Tes

Tes

tertulis

langsung?

3. Tuangkan isi

wawancara yang

kalian simak ke

dalam bentuk

narasi?

(27)

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015

EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM

C. Indikator

 Mampu mengidentifikasi hal-hal penting dalam wawancara.

 Mampu menemukan perbedaan kaliamt langsung dan tak langsung.

 Mampu mengubah wawancara menjadi narasi dengan emnggunakan

kalimat efektif.

D. Tujuan Pembelajaran

 Peserta didik mampu mengidentifikasi hal-hal penting dalam wawancara.  Peserta didik mampu menemukan perbedaan kaliamt langsung dan tak

langsung.

 Peserta didik mampu mengubah wawancara menjadi narasi dengan

emnggunakan kalimat efektif.

E. Materi Pembelajatan

Mengubah teks wawancara menjadi bentuk narasi dapat diartikan sebagai

suatu kegiatan memaparkan suatu dialog dalam bentuk tulisan. Pada

wawancara biasanya kalimat yang diujarkan merupakan kalimat langsung.

Ditinjau dari penggunaan ujarannya, kalimat dapat dibedakan menjadi

kalimat langsung dan kalimat tidak langsung.

Kalimat langsung adalah kalimat yang diucapkan dalam ujaran langsung.

Kalimat ini ditandai dengan ciri tanda koma (,) atau tanda titik dua (:) dan sebelum ujaran langsung terdapat tanda petik ganda (“...”) di antara ujaran langsung. Ciri-ciri kalimat langsung diantaranya:

1. Kalimat langsung ditulis di antara tanda petik (“...”).

2. Kalimat langsung ditulis dengan tanda titik dua (:)

3. Huruf pertama pada petikan langsung ditulis dengan menggunakan

huruf kapital.

4. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan

(28)

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015

EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

5. Bagian pengiring dan petikan langsung dipisahkan dengan tanda koma

(,)

Contoh kalimat langsung:

Evy S : “Mengapa cabai ini disebut sebagai cabai kathur, Pak?”

Sartono : “Karena buahnya tumbuh menjulang menantang langit (ngathur,

Jawa, red).”

Kalimat tidak langsung merupakan kalimat yang diucapkan dalam ujaran

tidak langsung. Kalimat ini ditandai dengan kata bahwa untuk menggantikan tanda koma (,) dan tanda titik dua (:) serta petik ganda (“...”) yang mengapit ujaran langsung.

Contoh kalimat tidak langsung:

Sartono mengatakan bahwa cabai ini disebut sebagai cabai kathur karena

buahnya tumbuh menjulang menantang langit (ngathur, Jawa, red).

Perlu dicermati lagi, bahwa wawancara biasanya berupa kalimat langsung.

Jika dinarasikan maka kalian harus mengubah kalimat tersebut menjadi tidak

langsung. Cara mengubah teks wawancara menjadi narasi

 Membaca teks wawancara atau menonton video wawancara dengan

cermat.

 Mencatat pokok-pokok masalah dalam teks wawancara.

 Mengubah pokok-pokok masalah dalam bentuk kalimat langsung

menjadi kalimat tidak langsung

 Merangkai pokok-pokok masalah itu menjadi sebuah narasi yang utuh.

Kalimat Langsung Kalimat Tidak Langsung

Bu Salim : “Halim tolong sampaikan kepada Andi besok ibu tidak bisa

menajar karena besok ibu akan pergi ke

Bu Salim berkata pada Halim bahwa

besok ia tidak akan mengajar karena

(29)

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015

EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM jakarta.”

Halim : “Baiklah bu nanti akan saya sampaikan.”

Andi menjawab pesan bu salim bahwa

ia akan menyampaikannya pada Andi.

Contoh menarasikan wawancara:

Wartawan : “Wah hebat! Adik telah berhasil menjadi juara pertama Olimpiade Matematika.”

Pelajar : “ Terima Kasih.”

Wartawan : “ Berapa lama Adik mempersiapkannya?”

Pelajar : “ Yah, kira-kira satu tahun.”

Jika diubah menjadi narasi akan seperti ini!

E. Metode Pembelajaran Terlangsung

Metode yang digunakan dalam pembelajaran ini yaitu metode tanya jawab dan demontrasi. Metode Tanya jawab adalah metode yang melibatkan peserta didik untuk aktif berbicara dengan menjawab pertanyaan dari pendidik. Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan sesuatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan (Muhibbin Syah, 2000). Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).

F. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pertemuan Pertama

Kegiatan Deskripsi Alokasi

Waktu Seorang pelajar telah berhasil menjadi juara pertama Olimpiade Matematika. Persiapan yang dibutuhkan untuk mengikuti lomba tersebut adalah selama satu

(30)

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015

EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

A. Pendahuluan 7. Peserta didik menjawab sapaan pendidik,

berdoa, dan mengondisikan diri siap belajar.

8. Pendidik menyampaikan kaitan materi

pelajaran sebelumnya dengan materi yang akan berlangsung.

9. Pendidik menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran.

10.Pendidik menyampaikan pokok-pokok/ cakupan materi pembelajaran.

11.Pendidik bertanya jawab tentang kalimat langsung dan tak langsung.

10 menit

B.Inti 1. Salah satu peserta didik membacakan teks

wawancara di depan kelas.

2. Pendidik bertanya jawab dengan peserta didik tentang teks wawancara tersebut.

3. Pendidik dan peserta didik bersama-sama mengidentifikasi kalimat langsung yang terdapat dalam teks wawancara.

4. Pendidik menjelaskan materi tentang kalimat langsung dan tak langsung.

5. Peserta didik mengubah kalimat langsung yang telah diidentifikasi menjadi kalimat tak langsung.

6. Pendidik membimbing peserta didik untuk mengubah kalimat langsung menjadi kalimat tak langsung.

7. Beberapa peserta didik bersama-sama

menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis. 8. Pendidik dan peserta didik bersama-sama

mengoreksi pekerjaan yang telah ditulis di papan tulis.

60 menit

C.Penutup a. Pendidik dan peserta didik bersama-sama

menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari.

b. Pendidik dan peserta didik melakukan refleksi pembelajaran.

c. Peserta didik ditugaskan untuk mengubah kalimat langsung dalam wawancara menjadi kalimat tak langsung.

(31)

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015

EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM Pertemuan Kedua

Kegiatan Deskripsi Alokasi

Waktu A.Pendahuluan 1. Peserta didik menjawab sapaan pendidik,

berdoa, dan mengondisikan diri siap belajar. 2. Pendidik bertanya jawab mengenai tugas yang

diberikan pada pertemuan sebelumnya.

10 menit

B.Inti 1. Pendidik menjelaskan tentang narasi.

2. Pendidik mencontohkan cara mengubah teks wawancara menjadi bentuk narasi.

3. Pendidik menayangkan sebuah video

wawancara.

4. Pendidik menampilkan teks wawancara dari video tersebut.

5. Peserta didik mengubah teks wawancara

tersebut menjadi bentuk narasi berdasarkan perubahan kalimat langsung menjadi kalimat tak langsung.

60 menit

C.Penutup 1. Pendidik dan peserta didik bersama-sama

menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari.

2. Pendidik dan peserta didik melakukan refleksi pembelajaran.

10 menit

G. Sumber/Bahan/Alat Pembelajaran

Sumber dan Bahan Pembelajaran:

Buku pelajaran bahasa Indonesia kelas VII

Maryati & Sutopo. (2008). Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP/Mts Kelas

VII. Jakarta: Pusat Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Annindyarini & Ningsih. (2008). Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP/Mts

Kelas VII. Jakarta: Pusat Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Media/Alat Pembelajaran:

 Laptop;

 LCD;

(32)

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015

EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

.

3.6Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis dengan

mengguanakan teknik pengolahan data kuantitatif. Dalam penelitian kuantitatif,

analisis data merupakan kegiatan setelah data penelitian telah terkumpul. Teknik

analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik (Sugiyono, 2013:

207).

Data yang diolah merupakan data yang telah terkumpul dari hasil pretest

dan postest mengunah teks wawancara menjadi narasi dengan menggunakan

metode peta pikiran. Data yang telah diperoleh dari hasil pretest dan posttest ini

akan di analisis dan digunakan penulis untuk menjawab pertanyaan yang ada

dalam rumusan masalah. Teknik pengolahan data ini dilakuakan untuk mengubah

data mentah menjadi data yang lebih spesifik.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam mengolah data penelitian ini

adalah sebagai berikut.

1) Menilai dan menganalisis data tes awal dan akhir. Langkah-langkah analisis

datanya adalah sebagai berikut.

a. Menganalisis hasil tulisan siswa.

b. Menentukan skor tes awal dan tes akhir, kemudian menentukan nilai

dengan rumus:

Nilai skor =

c. Mendeskripsikan hasil tes awal dan tes akhir.

2) Uji reliabilitas antarpenimbang

Hasil analisis data dilakukan oleh tiga orang penimbang. Uji reliabilitas

dilakukan untuk menghindari adanya penilaian secara subjektif. Untuk

mengetahui ketepatan analisis data yang dilakukan oleh tiga penimbang

tersebut, dilakukan uji sebagai berikut. ∑dt2

(33)

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015

EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM SSt∑dt2

= jumlah kuadrat siswa

SSp∑d2

p = jumlah kuadrat penguji/penimbang

SStot∑p2

t = jumlah kuadrat total

SSkk∑d2

kk = jumlah kuadrat kekeliruan

Setelah itu, hasil data-data dimasukkan ke dalam format ANAVA.

Reliabilitas antar penimbang dilakukan dengan rumus berikut.

Kemudian nilai dicocokkan dengan tabel Guilford berikut.

Tabel 3.8

Tingkat Korelasi Guiltford

Interval Koefisien Tingkat Korelasi

˂ 0,20 tidak ada korelasi

0,20 – 0,40 korelasi rendah

0,40 – 0,60 korelasi sedang

(34)

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015

EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

0,80 – 0,90 korelasi tinggi sekali

1,00 korelasi sempurna

(Subana, dkk, 2005 : 104)

3) Mengukur indeks gain. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui seberapa

besar pengaruh yang diberikan dari perlakuan pembelajaran di kelas

ekperimen dan kelas kontrol. Indeks gain dihitung dengan rumus.

Indeks Gain =

Tabel 3.9

Kriteria Indeks Gain

Indeks Gain Kriteria

Indeks gain ˂ 0,30 Rendah

0, 30 ≤ Indeks gain ≤ 0,70 Sedang

Indeks gain ≥ 0,70 Tinggi

4) Melakukan uji normalitas nilai tes awal dan tes akhir menulis teks prosedur

kompleks peserta didik. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal

atau tidaknya distribusi nilai tes awal dan tes akhir. Uji normalitas dicari

menggunakan rumus Chi kuadrat (x2) dengan kriteria distribusi nilai normal

apabila x2 hitung < x2tabel.. Berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah uji

normalitas menggunakan rumus Chi kuadrat (Sugiyono, 2013, hlm. 241).

a) Merangkum data seluruh variabel yang akan diuji normalitasnya;

b) Menentukan jumlah kelas interval;

c) Menentukan panjang kelas interval (p), dengan rumus (data terbesar – data

terkecil) dibagi dengan jumlah kelas interval;

d) Menyusun ke dalam distribusi tabel frekuensi, sekaligus merupakan tabel

penolong untuk menghitung harga Chi kuadrat;

e) Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh), dengan cara mengalikan

(35)

Nurul Nur’aeni Hermawati, 2015

EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM

f) Memasukkan harga-harga fh ke dalam tabel kolom fh, sekaligus menghitung

harga-harga (fo - fh) dan kemudian menjumlahkannya. Harga

adalah harga Chi Kuadrat (x2).

Keterangan:

fo = Frekuensi observasi atau pengamatan

fh = Frekuensi ekspektasi (yang diharapkan)

5) Melakukan uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan untuk

mengetahui homogenitas variasi populasi sampel. Dapat dicari

dengan rumus:

F =

Keterangan:

Fhitung = nilai yang dicari

Vb = varian terbesar

Vk = varian terkecil

Jika Fhitung < Ftabel, maka dapat dikatakan variasi homogen, namun apabila

Fhitung > Ftabel, maka variasi tidak homogen.

(Subana dkk., 2005, hlm. 171-172).

6) Melakukan uji hipotesis. Apabila skor tes awal dan skor tes akhir berdistribusi

normal dan homogen, digunakan statistik parametrik dengan uji-t. Akan tetapi,

jika data yang berdistribusi normal dan tidak homogen, maka digunakan

Gambar

Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Tabel 3.5
+7

Referensi

Dokumen terkait

Efektifitas Metode Mnemonik Dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa pada Ilmu Tajwid.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Yuyetta, Etna Nur Afri dan Sandiba Giwang Permata Dewi,2014.” Pengaruh Kualitas Audit dan Tenure Audit terhadap Audit Report Lag (ARL) dengan Spesialisasi Auditor

ةلك نم فاد ااف , :ىلي ام ثحبلا اذ.. ةقيرط مادختسا لبق ديوجتلا ملع ديماتلا ميلعش ةجيتن ةفرع.

Dasar-Dasar Akuntansi, Penerjemah Soemarso SR, Edisi Revisi, Penerbit Rineka Cipta; Jakarta.. Pengangkutan intermodal Ekspor Impor, Edisi Keempat, Penerbit PPM;

ANALISIS KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA D I SMAN KOTA BAND UNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

 Terdiri dari 3 level user yaitu Pejabat Pembuat Komitmen ( PPK ), Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan ( PPHP ), dan Penyedia Barang/Jasa.  Mengakomodasi 3 (tiga) jenis

Fakultas memberikan dana penelitian kepada dosen yang proposal penelitiannya telah lolos seleksi di tingkat Jurusan/ Program Studi. Jurusan/Program Studi menentukan

Pengelolaan Anggaran pada Dinas Kesejahteraan dan Sosial Pemerintah Provinsi Sumatera Utara ” dapat terselesaikan dengan baik guna memenuhi salah satu persyaratan akademik