• Tidak ada hasil yang ditemukan

S FIS 1002431 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S FIS 1002431 Chapter5"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Dani Ramdani Badruzzaman, 2015

PROFIL KONSISTENSI REPRESENTASI DAN KONSISTENSI ILMIAH SISWA SMA NEGERI DI KOTA BANDUNG PADA MATERI KINEMATIKA GERAK LURUS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

70

BAB V

1SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap 395 sampel siswa

dari tiga SMA Negeri di Kota Bandung, yang masing-masing mewakili sekolah

cluster satu (passing grade tinggi), cluster dua (passing grade sedang), dan cluster

tiga (passing grade rendah), diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Tingkat konsistensi representasi siswa SMA Negeri di Kota Bandung pada

materi kinematika gerak lurus yakni 34% konsisten, 29% cukup konsisten,

dan 36% tidak konsisten. Adapun tingkat konsistensi representasi siswa

SMA Negeri di Kota Bandung pada tiap cluster yakni:

a. Cluster satu (tinggi): 43% konsisten, 30% cukup konsisten, dan 27%

tidak konsisten.

b. Cluster dua (sedang): 55% konsisten, 29% cukup konsisten, dan 16%

tidak konsisten.

c. Cluster tiga (rendah): 5% konsisten, 29% cukup konsisten, dan 66%

tidak konsisten.

Siswa-siswa pada sekolah cluster sedang lebih konsistensi representasi

daripada siswa-siswa sekolah cluster tinggi dan rendah.

2. Tingkat konsistensi ilmiah siswa SMA Negeri di Kota Bandung pada

materi kinematika gerak lurus yakni 13% konsisten, 25% cukup konsisten,

dan 62% tidak konsisten. Adapun tingkat konsistensi ilmiah siswa SMA

Negeri di Kota Bandung pada tiap cluster yakni:

a. Cluster satu (tinggi): 10% konsisten, 38% cukup konsisten, dan 52%

tidak konsisten.

b. Cluster dua (sedang): 28% konsisten, 28% cukup konsisten, dan 44%

(2)

71

Dani Ramdani Badruzzaman, 2015

PROFIL KONSISTENSI REPRESENTASI DAN KONSISTENSI ILMIAH SISWA SMA NEGERI DI KOTA BANDUNG PADA MATERI KINEMATIKA GERAK LURUS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Cluster tiga (rendah): 0% konsisten, 10% cukup konsisten, dan 90%

tidak konsisten.

Siswa-siswa pada sekolah cluster sedang lebih konsistensi ilmiah daripada

siswa-siswa sekolah cluster tinggi dan rendah.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara konsistensi representasi dan

konsistensi ilmiah dengan koefisien korelasi sebesar 0,881 untuk taraf

kesalahan 5%. Namun terdapat kecenderungan dimana siswa yang

konsistensi representasi belum tentu konsistensi ilmiah, tetapi siswa yang

konsistensi ilmiah pasti konsistensi representasi.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran

untuk penelitian selanjutnya antara lain sebagai berikut:

1. Untuk penelitian dalam bentuk tes, pengambilan data hendaknya dilakukan

setelah materi baru saja selesai dipelajari. Hal ini untuk menghindari

adanya bias materi. Bila rentang waktu pengambilan data dengan topik

materi yang akan diujikan cukup berjauhan, hendaknya peneliti meminta

guru yang bersangkutan untuk memberikan review materi terlebih dahulu.

Jika hal ini tidak memungkinkan, peneliti sebaiknya meminta guru yang

bersangkutan untuk memberitahukan siswanya bahwa pada hari tertentu

akan ada tes yang menguji pemahaman konsep siswa.

2. Pada penelitian ini, representasi yang disajikan pada soal dan pilihan

jawaban dibuat secara berurutan mulai dari representasi verbal (No.1-7),

gambar (No. 8-14), matematis (No. 15-21), hingga grafik (No. 22-28).

Untuk penelitian berikutnya, apabila seluruh soal akan diberikan sekaligus

kepada siswa dalam satu paket soal, hendaknya urutan representasi dan

pilihan jawaban dibuat acak. Hal ini untuk menghindari siswa menemukan

pola urutan jawaban.

3. Apabila urutan representasi tidak dibuat acak, pengambilan data

hendaknya dilakukan dengan cara pemberian salah satu format

(3)

72

Dani Ramdani Badruzzaman, 2015

PROFIL KONSISTENSI REPRESENTASI DAN KONSISTENSI ILMIAH SISWA SMA NEGERI DI KOTA BANDUNG PADA MATERI KINEMATIKA GERAK LURUS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tertentu. Setelah waktu habis, soal dan jawaban dikumpulkan, kemudian

soal berganti ke format representasi berikutnya.

4. Bila penelitian akan dilakukan di beberapa sekolah dengan tingkatan

cluster yang berbeda, hendaknya utamakan perizinan dari pihak sekolah

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Jadi Partai Komunis Indonesia lahir dalam zaman imperialisme, sesudah di Indonesia ada klas buruh, sesudah di Indonesia berdiri serikatburuh-serikatburuh dan Perkumpulan

Dengan demikian maka setiap rupiah dana yang tertanamkan didalam aktiva harus dapat dipergunakan seefisien mungkin untuk dapat menghasilkan tingkat keuntungan investasi

Teori Agensi yang dikembangkan oleh Jensen (1986) menjelaskan bahwa peningkatan penggunaan utang dalam struktur modal dapat mengurangi biaya keagenan dan membuat manajer

d Melaksanakan penyelenggaraan verifikasi administrasi, obyek dan penerbitan pelayanan non perizina; e Melaksanakan kegiatan dan kebijakan teknis Pelayanan Non Perizinan;.

Salah satu tujuan Tujuan mata pelajaran matematika yang tercantum dalam KTSP pada SD/MI yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan memahami konsep matematika (dalam

g Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan dan kebijakan teknis Pengendalian dan Pengawasan Perizinan Tata Ruang, Bangunan dan Lingkungan;. h Melaksanakan

”Hubungan Antara Leverage Keuangan dengan Tingkat Aktivitas Investasi Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”, Skripsi, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas