• Tidak ada hasil yang ditemukan

T PKN 1201000 Chapter6

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T PKN 1201000 Chapter6"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Rizwan Martiadi, 2015

PANDANGAN ELITE POLITIK TENTANG MAKNA PENDIDIKAN POLITIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Kesimpulan umum

Dari penelitian ini, diperoleh kesimpulanbahwa partai politik masih

kekurangan kader partai yang berkualitas, karena pemahaman elite partai politik

yang keliru tentang makna pendidikan politik. Mereka menganggap bahwa

kualitas partisipasi politik masyarakat ditentukan oleh tingkat partisipasi politik

masyarakat dalam pemilu dalam perolehan suara.Manusia akan bertindak terhadap

sesuatu berdasarkan makna sesuatu tersebut bagi mereka. Ia menyusun makna

melalui tindakan gabungan antara satu sama lain. Disamping itu elite politik

masih menggunakan money politics sebagai alat untuk mencapai kekuasaan,

karena mereka melihat budaya masyarakat yang pragmatis, yang melihat segala

sesuatu dari materi.

2. Kesimpulan khusus

Pendidikan politik memiliki arti penting bagi partai politik namun partai

politik belum melaksanakan pendidikan politik sesuai dengan yang diharapkan.

Partai politik perlu membenahi pendidikan politik untuk elite-elite politiknya.

Pendidikan politik yang diberikan kepada elite politik atau kader partai masih

berbentuk indoktrinasi. Kader partai hanya menerima ideologi partai, visi misi

partai serta program dan kepentingan partai politik tanpa daya kritisi dari

masing-masing elite politik.Mereka dituntut loyalitas terhadap partai politik, dan

dikenakan sanksi pencabutan keanggotaan legislatif bagi elite politik yang tidak

loyal terhadap partai politiknya.Pendidikan politik sangat berbeda dengan

propaganda yang membuat orang terlena dan dungu serta indoktrinasi yang

membuat orang kaku, berpandangan sempit, dan fanatik.Para elite politik masih

menganggap bahwa pendidikan politik bagi masyarakat adalah memberikan

pemahaman tentang pentingnya memilih sehingga mereka hanya bertumpu pada

(2)

Rizwan Martiadi, 2015

PANDANGAN ELITE POLITIK TENTANG MAKNA PENDIDIKAN POLITIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah bagaimana agar masyarakat melek politik. Media Reses yang seharusnya

sebagai salah satu media pendidikan politik, selain untuk sosialisasi

program-program pemerintah dan penyerapan aspirasi rakyat hanya digunakan untuk

manuver politik yaitu kampanye pribadi.

Partai politik masih kekurangan kader-kader yang berkualitas baik secara

pengetahuan, pengalaman, keterampilan maupun moral. Selain itu masih ada

elite-elite politik yang belum mendapatkan pendidikan kader, belum berpengalaman

dalam politik, belum terjun ketengah masyarakat namun ia berhasil duduk di

parlemen. Belum ada elite politik yang dapat dijadikan contoh dalam kehidupan

berpolitik. Mereka lebih banyak mengedepankan realita daripada idealisme.

Sangat jarang perdebatan tentang kepentingan rakyat di parlemen. Mayoritas elite

politik berorientasi kepada kekuasaan, kepentingan pribadinya dan golongan

(partai politik). Interaksi yang mereka lakukan lebih bernuansa pencitraan.

Bagaimana membuat dirinya baik dimata konstituen dan partai politik. Sehingga

mereka akan terpilih di periode berikutnya.

Konstruksi Pendidikan politik bagi elite politik yang diselenggarakan

partai politik masih belum memadai. Pendidikan politik berjalan secara beragam.

Akhirnya keberagaman itu menyebabkan terjadinyamissperception atau

kesenjangan persepsi tentang pendidikan politik antara politisi dan masyarakat.

Sehingga konstruksi pendidikan politik bagi elite politik perlu dibenahi, agar

mereka dapat bertanggung jawab dengan tugas dan fungsinya baik sebagai

legislatif maupun eksekutif. Sementara itu konstruksi pendidikan politik bagi

masyarakat harus memberikan pendidikan politik yang sebenarnya kepada

masyarakat. Mereka harus menkonstruksi pendidikan politik bagi masyarakat agar

masyarakat melek politik. Sehingga tujuan nasional yang tercantum dalam

pembukaan UUD NRI 1945 dapat tercapai.

B. Implikasi

Jika kondisi ini tidak segera dibenahi akan berdampak pada meningkatnya

(3)

Rizwan Martiadi, 2015

PANDANGAN ELITE POLITIK TENTANG MAKNA PENDIDIKAN POLITIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan janji-janji politik serta transaksi-transaksi politik yang tidak ditepati oleh

elite-elite politik.

Bagi masyarakat yang tidak melek politik akan beranggapan bahwa politik

itu adalah bagi-bagi uang, money politics adalah hal yang biasa dan wajar

dilakukan, masyarakat dapat beranggapan bahwa praktik money politics adalah

simbiosis mutualisme, win win solution, take and give yang dilakukan oleh elite

politik setiap lima tahun sekali.

C. Saran

1) Kepada pemerintah pusat dan DPR sebaiknya dikaji kembali tentang sistem

pemilihan umum proporsional terbuka, agar tidak menimbulkan konflik di

internal partai politik.

2) Kepada anggota DPRD provinsi Jawa Barat agar tidak menggunakan praktik

money politics dalam kegiatan kampanye. Gunakanlah sosialisasi program

partai didalam meraih simpati masyarakat. Manfaatkan media Reses sebagai

media pendidikan politik yang sebenarnya kepada masyarakat. Keberhasilan

pendidikan politik adalah masyarakat melek terhadap politik. Jangan terpaku

pada kampanye politik dan tingkat partisipasi politik masyarakat dalam

pemilu.

3) Kepada semua Partai politik agar melakukan

a) Re-Ideologisasi Pancasila. Walaupun sekarang Partai politik tidak

menganut asas tunggal lagi, karena Pancasila adalah ideologi dan

dasar negara walaupun tidak berbicara azas tunggal, semua Partai

politik harus berpijak pada Pancasila yang sesuai dengan pembukaan

UUD NRI 1945 dan UUD NRI 1945.

b) Re-konseptualisasi, mengkonsep ulang apa yang dimaksud pendidikan

politik. Pendidikan politik bukanlah semata-mata kampanye politik,

tetapi harus diartikan sebagai upaya yang terencana dan sistematis

dalam rangka masyarakat yang melek politik.

c) Re-Instrumenisasi, bagaimana struktur partai politik itu dibangun.

(4)

Rizwan Martiadi, 2015

PANDANGAN ELITE POLITIK TENTANG MAKNA PENDIDIKAN POLITIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

komprehensif. Bentuk pembelajaran pendidikan politik harus diubah

dari yang bernuansa indoktrinasi menjadi demokratis yang terbuka

terhadap berbagai kritisi dari elite- elite politik sepanjang tidak keluar

dari koridor Pancasila dan UUD NRI 1945.

4) Kepada civitas akademika khususnya Pendidikan Kewarganegaraan

merevitalisasi pendidikan politik untuk elite politik dan masyarakat, bekerja

sama dengan pemerintah dan partai politik agar terwujud sinergitas untuk

melakukan:

a) Re-Ideologisasi mendorong, menggiring, mengajak menuntun, seluruh

komponen bangsa ini, mulai individu, organisasi kemudian

lembaga-lembaga baik pemerintah maupun swadaya masyarakat kembali ke

patokan dasar yaitu ideologi Pancasila, memahami Pancasila

seutuhnya tidak hanya memahami Pancasila lewat kata-katanya saja.

Bukan hanya pengertian struktural bahwa Pancasila itu ada lima sila,

tetapi kita harus memaknai bahwa jika kita bicara kemanusiaan maka

kemanusiaan yang harus berketuhanan, kemanusiaan yang

berkesatuan indonesia, kemanusiaan yang mampu hidup

berdemokrasi, kemanusiaan yang berkeadilan sosial, jadi sila sila itu

harus ditempatkan didalam sentrumnya.

b) Re-Konseptualisasi, merekonsepsi, mengkonsep ulang apa yang

dimaksud pendidikan politik agar semua media pendidikan politik

menjalankan pendidikan politik yang sebenarnya, tidak hanya terjebak

dalam indoktrinasi, kampanye politik dan propaganda semata

c) Re-Instrumenisasi, alat-alatnya ditata ulang seperti ceramah-ceramah

dan pidato-pidatodari elite-elite politik maupun pejabat negara yang

memberikan muatan pendidikan politik dan tidak semata terjebak

dalam indoktrinasi dan kampanye politik sehingga masyarakat

memiliki kesadaran dan melek akan politik.Pembelajaran di kelas

yang lebih variatif dan aktual sumbernya sehingga peserta didik

(5)

Rizwan Martiadi, 2015

PANDANGAN ELITE POLITIK TENTANG MAKNA PENDIDIKAN POLITIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

seharusnya.Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang memberikan muatan

pendidikan politik sehingga masyarakat yang demokratis dan toleransi

dapat tercapai. Tayangan telivisi yang memberikan informasi yang

sesungguhnya, tidak terjebak dalam propaganda semata, serta

memberikan muatan pendidikan politik untuk tujuian smart and good

citizen.

d) Re-Praksisasi, membenahi kehidupan nyata. Akademisi PKN harus

mengawal jalannya pendidikan politik di masyarakat, memberikan

teladan yang baik, dan mampu menciptakan pendidikan politik yang

terencana dan sistematis kepada semua lapisan masyarakat agar

masyarakat sadar akan hak dan tanggung jawabnya sebagai warga

negara sehingga tidak menjadi objek politik semata. Menciptakan

masyarakat yang smart and good citizen.

5) Mengingat peneliti merasa masih banyak kekurangan dalam penelitian tesis ini, perlu peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk

melakukan penelitian yang mendalam tentang elite politik dan budaya

politik, mengingat kedua konsep ini begitu penting dalam menambah

khazanah keilmuan PKn yang belum banyak membahas tentang elite

politik dan budaya politik dalam rangka upaya pembangunan politik

Referensi

Dokumen terkait

Hasil wawancara yang dilakukan pada subjek S5 menunjukkan bahwa S5 mulai dengan mengamati kasus dan langsung mencari dan memprediksi pola dengan menggambar segi tiga

ULN yang terdiri atas utang publik (pemerintah dan bank sentral) dan swasta tumbuh sekitar 4,5% bila dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.. ULN pemerintah dan bank

Menurut pasal 1 Angka 25 UU Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan

Tinggi tentang Kelas Jabatan di Institut Seni Budayac.

Proses pelatihan mencakup proses penyajian sejumlah ikan latih (berupa citra berukuran m  n piksel) pada sistem, yang kemudian akan ditransformasikan dengan metode

Daerah utama penghasil karet di Indonesia adalah pesisir timur Sumatera mulai dari Aceh sampai dengan Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Kalimantan Barat,. KalimantanTimur,

sebagai pencengkaman atau dominasi sesuatu pihak ke atas pihak lain yang secara relatif lebih lemah, dari segi ekonomi, politik, dan sosial..  Merujuk kepada

Hasil analisis sensitivitas ini selaras dengan Ariningsih (2012) yang menyatakan bahwa usahatani salak pondoh di Desa Sukodono Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang,