BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Suatu negara pada hakikatnya memiliki keinginan dan harapan untuk
mewujudkan masyarakat yang berkualitas dan berdaya guna, tentunya dengan
tidak mengesampingkan karakter yang dimiliki tiap individunya sebagai warga
negara. Sebagai seorang warga negara, manusia sudah selayaknya berupaya secara
optimal untuk berkontribusi aktif dalam lingkungan sekitarnya. Karena sebagai
anggota dari suatu negara sekaligus bagian dari masyarakat yang demokratis,
partisipasi sangat penting dan dibutuhkan terutama dalam menghadapi persaingan
di era global.
Partisipasi dalam kehidupan bernegara harus didasari oleh pengetahuan
dan keterampilan intelektual serta keterampilan berperan serta. Keterampilan ini
lebih jauh lagi ditingkatkan melalui pengembangan watak yang dapat mendukung
warga negara. Pengembangan watak inilah yang dinamakan watak
kewarganegaraan atau karakter kewarganegaraan. Sebagaimana yang
diungkapkan Winataputra dan Budimansyah (2012, hlm. 35) sebagai berikut:
warga negara yang ideal seyogyanya tampil sebagai informed and reasoned decision maker” atau pengambil keputusan yang cerdas dan bernalar. Untuk itu diperlukan “knowledge” atau pengetahuan atau wawasan, “beliefs: civic virtues” atau kepercayaan berupa kebajikan warganegara, dan “skills: civic participation” yakni keterampilan partisipasi sebagai warga negara. Saling penetrasi antara ketiga kluster kemampuan tersebut akan menghasilkan tumbuhnya individu warganegara yang competent atau berkemampuan, confident berkeyakinan diri, dan commitment atau kesediaan untuk berbakti dan mengabdikan diri.
Dewasa ini globalisasi telah merasuki hampir seluruh aspek kehidupan
manusia, termasuk di dalamnya kehidupan bernegara. Para pakar berargumen bahwa “proses globalisasi telah memperlemah atau melongsorkan bentuk-bentuk identitas kultural suatu bangsa” Kalidjernih (2010, hlm. 55). Realitas di atas
memang terasa hingga di kalangan mahasiswa yang seakan lupa akan hakikatnya
sebagai social control maupun agent of change dari kalangan intelek.
Beberapa kasus mahasiswa, seperti halnya mencederai nilai-nilai
sesuai dengan prosedural, dan yang lainnya merupakan sebuah degradasi moral
ditengah harapan masyarakat yang menginginkan mahasiswa sebagai patron bagi
pemuda bangsa dalam pembentukan karakter kewarganegaraan. Mahasiswa
seyogyanya mampu memberikan contoh karakter publik dan karakter privat yang
mencerminkan saling menghargai martabat manusia dan senantiasa bertanggung
jawab dalam setiap tindakan. Seharusnya dalam menghadapi suatu permasalahan
bukanlah dengan jalan anarkisme seperti yang terjadi saat ini. Adanya oknum
sedikit banyak memberikan citra buruk di masyarakat mengenai sikap mahasiswa
dalam menjalankan kehidupannya.
Fakta di atas menunjukan begitu tragisnya citra mahasiswa ditengah hiruk
pikuk kondisi bangsa Indonesia yang membutuhkan kader bangsa yang
berkarakter guna memperbaiki kondisi bangsa Indonesia yang mengalami
berbagai macam problematika. Proses globalisasi memang dirasa perlu dalam
pembangunan sebuah negara, namun jika tidak dibarengi dengan pengetahuan dan sikap „menyaring‟ globalisasi yang akan terjadi adalah kekacauan.
Berdasarkan realitas di atas, perlu adanya perbaikan moral dalam tubuh
mahasiswa seperti pakar berpendapat bahwa sehingga mahasiswa mampu
meminimalisir terjadinya konflik dan diharapkan mampu mengembalikan hakikat
mamhasiswa sebagai kaum intelek yang selalu berpikir ilmiah. Selain itu ada
beberapa faktor pembentuk karakter anak seperti yang di ungkapkan Karman
(Jejen, 2012, hlm. 145), yaitu :
Lingkungan pembentuk karakter anak, yaitu:
a. Lingkungan keluarga (bi’ah al-ailah) b. Lingkungan sekolah (bi’ah al-madrasah) c. Lingkungan masyarakat (bi’ah al-mujtama)
Bisa dilihat dari faktor di atas dalam zaman globalisasi dan westresnisasi
mampu mengubah karakter kewarganegaraan mahasiswa sejatinnya mahasiswa
dianggap sebagai kaum intelek pada saat ini fenomena mahasiswa berkelahi, main
ke tempat-tempat prostitusi, membakar foto presiden dan menghambat jalan ini
menunjukan faktor-faktor keluarga, sekolah dan mansyarakat sangat menentukan
budaya yang baik. Sebagaimana yang dikatakan oleh Agus Zaenal Fitri (2012,
hlm. 45) sebagai berikut:
Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.
Dengan adanya teori di atas marupakan pendidikan karakter yang ada
didalam Resimen Mahasiswa dengan adanya karakter yang digali oleh
sangpencipta terhadap makhluk hidupnya melalui lingkungan, budaya, dan adat
istiadat yang melahirkan hukum, tata krama yang bertujuan untuk menjaga
keamanan, dan juga karakter yang terbentuk didalam Resimen Mahasiswa
Batalyon XI UPI.
Berdasarkan pra penelitian di Resimen Mahasiswa (Menwa) Batalyon XI
UPI, peneliti mendapatkan sebuah program kerja yang diharapkan mampu
memberikan dampak positif sekaligus memupuk dan mengembangkan karakter
kewarganegaraan. Salah satu program kerja yang membangun karakter
kepemimpinan adalah program kerja BINKIJA (Pembinaan Kompi Remaja)
melalui kegiatan-kegiatan interaktif seperti pelatihan administrasi organisasi,
latihan baris-berbaris, mountenering, bela diri militer dan yang lainnya.
Program kerja yang ditawarkan, hampir mayoritas dari setiap sub program
kerja BINKIJA selalu ada pembinaan kewarganegaraan, seperti halnya dalam
kegiatan baris-berbaris yang harus mematuhi apa yang dikatakan komandan
secara tidak langusng melatih kita bagaimana cara kita memimpin dan dipimpin.
Adapun Menwa merupakan salah satu organisasi yang bahu membahu
dengan organisasi mahasiswa lainnya dalam membangun karakter
kewarganegaraan terhadap setiap kadernya yang diharapkan bisa menularkannya
terhadap mahasiswa lainnya seperti BEM dan Senat. Dengan membangun
karakter kepemimpinan diharapkan mampu memberikna ekses positif terhadap
citra mahasiswa yang saat ini mengalami regresif terutama dalam hal moral.
Berdasarkan data dan fakta di atas, maka peneliti berasumsi bahwa dirasa
perlu dilakukannya penelitian secara mendalam guna memperoleh data yang
karakter kewarganegaraan mahasiswa yang sejatinya mahasiswa adalah kaum
intelektual maka dengan adanya tabel berikut ini bisa dilakukan pemetaan
terhadap subyek penelitian sebagai berikut:
Tabel 1.1
Tabel Permasalahan Krakter Anggota dalam Kegiatan BINKIJA
N0. Masalah Kondisi Ideal
1 Disersi Masuk dalam Kegiatan BINKIJA
2 Apatis terhadap rekan-rekan Empati kepada rekan-rekan
3 Sifat iri dengan kemampuan khusus rekan
Membantu rekan untuk
mentransformasikan ilmu
4 Takut berbuat salah Berani dalam memperaktikan kegiatan tersebut
5 Kurang adanya keinginan dalam
berorganisasi Loyal terhadap organisasi
Sumber: diolah oleh peneliti tahun 2014
Penelitian ini juga memiliki kesamaan dalam tujuan sebagai mahasiswa
PKn yang di proyeksikan untuk membentuk warganegara yang baik, bertanggung
jawab, dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional terutama dalam
ranah pembentukan karakter. Disamping itu tujuan utama Pendidikan
Kewarganegaraan seperti halnya yang diungkapkan Kalidjernih(2010, hlm. 167),
yaitu:
Tujuan utama pendidikan kewarganegaraan bentuk apapun adalah mempersiapkan „seorang warga negara yang baik‟. Secara tradisional, warganegara yang baik adalah individu yang paham dan dapat melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai anggota masyarakat dan dapat berpartisipasipasi secara baik pula dalam masyarakat.
Dengan pendapat di atas sudah jelas pendidikan kewarganegaran dapat
mempersiapkan setiap warganegara untuk berlaku baik di negaranya sendiri
karena itu pendidikan kewarganegaran harus diemban dengan baik oleh para guru
di satuan pendidikan masing-masing.
Penelitian ini difokuskan terhadap proses atau implementasi sebuah
mahasiswa. Maka dari itu peneliti merumuskan penelitian ini dengan judul,
IMPLEMENTASI PROGRAM KERJA BINKIJA DALAM PEMBENTUKAN
KARAKTER KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di Resimen Mahasiswa
Batalyon XI UPI).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan pada latar belakang di atas, maka penulis merumuskan satu masalah pokok dalam penelitian ini yaitu, “Bagaimana program Pembinaan Kompi Remaja (Binkija) dapat Membentuk Karakter Kewarganegaraan mahasiswa?”
Agar masalah penelitian lebih terinci, maka peneliti merumuskan
pertanyaan penelitian sebagai berikut
1. Bagaimana program Pembinaan Kompi Remaja (Binkija) yang
diselenggarakan di Menwa Yon XI UPI Bandung dalam membentuk
karakter anggota Menwa Yon XI UPI Bandung?
2. Bagaimana kendala yang terjadi dalam Pembinaan Kompi Remaja
(Binkija) yang diselenggarakan di Menwa Yon XI UPI Bandung?
3. Bagaimana upaya yang terjadi dalam meningkatkan Pembinaan Kompi
Remaja (Binkija) yang di selenggarakan di Menwa Yon XI UPI
Bandung?
1.3 Tujuan
Penelitian ini secara umum bertujuan memberikan informasi dan gambaran
umum mengenai proses pelaksanaan program Binkija dalam membentuk karakter
kewarganegaraan mahasiswa anggota Menwa Yon XI UPI. Adapun secara khusus
penelitian ini bertujuan untuk menganalisis, mengorganisasikan informasi, dan
memberikan gambaran mengenai:
1. Program Pembinaan Kompi Remaja (Binkija) yang diselenggarakan di
Menwa Yon XI UPI Bandung dapat membentuk karakter publik dan
karakter privat anggota Menwa Yon XI UPI Bandung
2. Kendala terjadi dalam Pembinaan Kompi Remaja (Binkija) yang
3. Upaya yang terjadi dalam meningkatkan Pembinaan Kompi Remaja
(Binkija) yang diselenggarakan di Menwa Yon XI UPI Bandung
1.4 Manfaat
1.4.1 Dari Segi Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih keilmuan PKn,
khususnya berkenaan dengan perkembangan pendidikan karakter
kewarganegaraan pada mahasiswa.
1.4.2 Dari Segi Praktis a. Bagi anggota Menwa
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman pentingnya
menumbuhkan karakter kewarganegaraan di Menwa Batalyon XI UPI Bandung
b. Bagi mahasiswa UPI
Penelitian ini diharapkanmampu meningkatkan peran mahasiswa dalam
proses mengembalikan hakikat mahasiswa sebagai agent of change melalui
pembentukan karakter kewarganegaraan.
1.4.3 Dari Segi Kebijakan
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman bahwa
pendidikan karakter dirasa sangat penting dalam membangun mahasiswa yang
unggul dan berdaya guna.
1.4.4 Dari Segi Isu
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pencerahan atau inspirasi
dalam kegiatan ataupun aksi yang mengajak mahasiswa untuk mensosialisasikan
pentingnya penanaman dan pembentukan karakter kewarganegaraan bagi
mahasiswa sebagai warga negara muda.
1.5 Struktur Organisasi Skripsi
Sistematikapenulisandalampenelitianskripsimerupakanfaktorpentingdalam
memperlancarpenulisanskripsi yang akandilakukan.
1. Bab I Pendahuluan, didalamnyatercakupmengenailatarbelakangpenelitian,
rumusanmasalahpenelitian, tujuanpenelitian,
manfaatpenelitiandanstrukturorganisasipenulisanskripsi.
2. Bab II KajianPustaka, didalamnyamemuatlandasanteori yang
mendukungdanrelevandenganpermasalahandalampenelitianini.
3. Bab III MetodePenelitian, didalamnyatercakuppendekatanpenelitian,
desainpenelitian, partisipandantempatpenelitian, teknikpengumpulan data,
danteknikanalisis data penelitian.
4. Bab IV HasilPenelitiandanPembahasan,
didalamnyatercakuplaporanhasilpenelitian, deskripsihasilpenelitian,
analisishasilpenelitian, danpembahasanhasil-hasil yang
diperolehdalampenelitian.
5. Bab VKesimpulandanRekomendasi,
didalamnyamemuatkesimpulanberdasarkanhasilpenelitian yang
dilakukandanrekomendasi yang membangunbagiinstitusi yang