Seri Modul Pelatihan
PENGELOLAAN KEUANGAN ORGANISASI NIRLABA
Chapter 5
Pendahuluan ... 2
1. Pentingnya Akuntansi ... 2
2. Definisi Akuntansi ... 2
3. Elemen Dasar Akuntansi ... 3
4. Sifat-sifat yang terkandung dalam akuntansi ... 4
5. Kebijakan (Prinsip) Akuntansi ... 5
Akuntansi di Organisasi Nirlaba ... 6
1. Basis Pencatatan Akuntansi ... 6
2. Persamaan Dasar Akuntansi Organisasi Nirlaba ... 6
3. Chart of Account (CoA) ... 7
4. Tahapan Proses Akuntansi ... 8
5. Fungsi dan Tu gas Akunting ... 9
Laporan Akuntansi Organisasi Nirlaba ... 11
1. Laporan Posisi Keuangan ... 11
2. Laporan Aktivitas dan Perubahan Aktiva Bersih ... 13
3. Laporan Arus Kas ... 15
Penerimaan dan Pemasukan Uang Ka s ... 18
1. Pencatatan Pendapatan ... 19
Pendahuluan
1.
Pentingnya Akuntansi
Organisasi apapun yang mengelola uang dalam kegiatannya selalu saja harus membuat keputusan yang dipengaruhi oleh kondisi keuangannya, dan juga akan mempengaruhi kondisi keuangan organisasi. Keputusan yang demikian dikenal dengan istilah Keputusan Ekonomi.
Karena itulah para pengambil keputusan dan pihak-pihak berkepentingan memerlukan informasi tentang kinerja ekonomi dan kondisi organisasi, yang dikenal dengan istilah Informasi Ekonomi. Maka tentu diperlukan kegiatan di bidang keuangan yang bertugas mengolah dokumen ekonomi sehingga bisa menghasilkan informasi ekonomi yang memadai bagi para pengambil keputusan dan pihak-pihak yang berkepentingan.
Misalnya pada organisasi nirlaba laporan akuntansi dapat digunakan untuk :
a. Direktur Eksekutif memutuskan apakah akan merancang program baru atau menggeser program-program yang kurang efektif.
b. Manajer menggunakan untuk melakukan penganggaran.
c. Penanggungjawab organisasi (Board) memutuskan apakah akan merekomendasikan penggantian pengurus dan pelaksana.
d. Stakeholder mengetahui apakah kinerja organisasi memadai atau tidak.
e. Kantor Pajak mengetahui jumlah pembayaran pajak.
f. Auditor untuk menilai kewajaran penyajian dan kesesuaian dengan standar yang berlaku umum suatu laporan keuangan.
Kegiatan mengolah dokumen ekonomi menjadi informasi ekonomi itulah yang kemudian dikenal sebagai Akuntansi.
2.
Definisi Akuntansi
Ada banyak definisi mengenai Akuntansi. Mari kita lihat beberapa diantaranya :
a. Menurut American Institute of Certified Public Accountant (AICPA): “Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi, dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan
hasil-hasilnya,”
b. Menurut buku A Statement of Basic Accounting Theory (ASO-BAT) “Proses mengidentifikasikan, mengukur, dan manyampaikan informasi
ekonomi sebagai bahan informasi dalam hal mempertimbangkan berbagai
c. Menurut Accounting Principle Board (APB)
“Akuntansi sebagai suatu kegiatan jasa, fungsinya adalah memberikan
informasi kuantitatif umumnya dalam ukuran uang mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi, sebagai dasar memilih diantara beberapa alternative,”
Maka akuntansi merupakan tool of management, ia membantu fungsi-fungsi manajemen. Dalam fungsi perencanaan, informasi akuntansi sangat berguna terutama sebagai penyedia data historis yang menjadi dasar penyusunan anggaran atau perencanaan. Dalam fungsi pengawasan tugas akuntansi sangat strategis sebagai alat pembanding dengan perencanaan untuk mengetahui penyimpangan yang terjadi, dengan demikian manajemen dapat melakukan usaha-usaha koreksi dan perbaikan lebih awal.
3.
Elemen Dasar Akuntansi
a. Accounting Entity (Organisasi)
Yang menjadi fokus perhatian akuntansi adalah entity (organisasi) tertentu yang harus jelas terpisah dari entity (organisasi) yang lain.
b. Going Concern (Kelangsungan hidup)
Dalam menyusun laporan akuntansi harus menganggap bahwa organisasi (entity) akan terus beroperasi di masa-masa akan datang, tidak ada asumsi bubar. Namun untuk organisasi nirlaba, going concern lebih terkait dengan kuatnya manajemen menggalang dana dan mengatur dana program untuk menjaga kelangsungan usaha, agar tidak “Habis Donasi maka Organiasasi
Gulung Tikar.”
c. Measurement (Pengukuran)
Akuntansi adalah sebagai pengukuran sumber-sumber ekonomi (economic resources) dan kewajiban (liability) beserta perubahannya yang dimiliki organisasi.
d. Time Period (Periode Akuntansi)
Laporan keuangan menyajikan informasi untuk suatu waktu atau suatu periode tertentu.
e. Monetary Unit (Pengukuran dalam bentuk uang)
Transaski organisasi dilaporkan dalam ukuran moneter.
f. Accrual (Akrual)
Penentuan pendapatan dan biaya dari posisi harta dan kewajiban
ditetapkan tanpa melihat apakah transaksi kas telah dilakukan atau tidak.
g. Exchange Price (Nilai Tukar)
Nilai yang terdapat dalam laporan keuangan umunya didasarkan pada harga pertukaran.
h. Approximation (Penaksiran)
i. Judgement (Pertimbangan)
Dalam menyusun laporan keuangan banyak diperlukan pertimbangan-pertimbangan berdasarkan keahlian yang dimiliki akuntan.
j. General Purpose (Tujuan Utama)
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang dihasilkan akuntansi ditujukan buat pemakai secara umum, bukan pemakai khusus.
k. Interrelated Statement (Keterkaitan antar Laporan)
Laporan Posisi Keuangan, Laporan Aktivitas, dan Laporan Arus Kas mempunyai hubungan yang sangat erat dan berkaitan satu sama lain.
l. Substance Over Form (Substansi mengungguli bentuk)
Akuntansi lebih menekankan kenyataan ekonomis suatu kejadian dari pada bukti legalnya.
m. Materiality (Materialitas)
Laporan keuangan hanya memuat informasi yang dianggap penting, dan dalam setiap pertimbangan yang dilakukannya tetap melihat
signifikansinya. Batasan nilai yang signifikan.
4.
Sifat-sifat yang terkandung dalam akuntansi
a. Laporan Historis
Laporan keuangan pada hakikatnya mencatat informasi yang sudah terjadi. Tidak mencatat transaksi yang akan terjadi.
b. Classification (Klasifikasi)
Informasi melalui laporan keuangan diklasifikasikan sesuai dengan kepentingan manajemen, board, dan pemakai lainnya.
c. Summarization (Ringkasan)
Transaksi dan kejadian-kejadian yang sama dalam organisasi
dikelompokkan dan diikhtisarkan menurut metode tertentu sesuai pola yang sudah mapan dalam akuntansi.
d. Measurement Basis (Dasar Pengukuran)
Dasar pengukuran dalam akuntansi ada bermacam-macam seperti Cost Market, Locom (lower of cost on market), Realizable Value dan lain-lain.
e. Verifiability (Bisa Dibuktikan)
Setiap informasi dalam laporan keuangan harus dapat dibuktikan melalui bukti-bukti yang syah.
f. Conservatism (Kehati-hatian)
5.
Kebijakan (Prinsip) Akuntansi
Adalah prinsip khusus, dasar, konvensi, peraturan, dan praktik yang diterapkan organisasi dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan. Kebijakan akuntansi dapat dibuat oleh manajemen dengan merujuk pada PSAK. Dengan membuat kebijakan akuntansi sendiri, maka manajemen dapat mengatur hal-hal khusus sesuai dengan karakter dan dinamika organisasi. Namun, jika
manajemen tidak membuat kebijakan akuntansi maka dapat atau dianggap menggunakan kebijakan akuntansi yang diatur dalam PSAK. Jadi baik organisasi nirlaba maupun organisasi bisnis, penyusunan dan penerapan kebijakan akuntansi hampir tidak berbeda.
Kebijakan akuntansi dibuat untuk memastikan bahawa laporan keuangan menyajikan informasi :
a. Relevan terhadap kebutuhan para pengguna laporan untuk pengambilan keputusan.
b. Dapat diandalkan, dengan pengertian :
Mencerminkan kejujuran penyajian hasil dan posisi keuangan organisasi,
Menggambarkan substansi ekonomi dari suatu kejadian atau transaksi dan tidak semata-mata bentuk hukumnya,
Netral yaitu bebas dari keberpihakan,
Mencerminkan kehati-hatian
Mencakup semua hal yang material
c. Mengikuti prinsip-prinsip dan standar akuntansi yang diterima secara umum, seperti :
Prinsip Obyektivitas (Objectivity)
Laporan yang dapat diandalkan, laporan harus dapat diuji/diverifikasi, yaitu terdapat dokumen atau bukti pendukungnya agar informasi yang dihasilkan dapat diandalkan (reliable).
Prinsip Konsistensi (Consistency)
Menetapkan metode akuntansi yang sama dari tahun ke tahun.
Prinsip Materialitas (Materiality)
Jumlah/nilai yang cukup manfaatnya atau cukup besar akan dicatat dan dilaporkan.
Prinsip Pengungkapan yang Memadai (Full Disclosure)
Akuntansi di Organisasi Nirlaba
1.
Basis Pencatatan Akuntansi
Ada 2 (dua) macam basis akuntansi yaitu Basis Kas dan Basis Akrual, yang secara luas digunakan :
a. Basis Kas (Cash Basis)
Dalam akuntansi basis kas, pencatatan transaksi dilakukan apabila ada aliran uang yang diterima atau dikeluarkan. Pencatatan penerimaan pada kas atau bank apabila ada aliran uang ke dalam kas atau bank yang diperlakukan sebagai pendapatan dan pengeluaran kas atau bank apabila ada aliran uang ke luar dari kas atau bank diperlakukan sebagai beban atau biaya. Kelamahan akuntansi berbasis kas kurang menggambarkan kejadian ekonomis laporan keuangan.
Akuntansi basis kas banyak diterapkan oleh organisasi nirlaba karena alasan kepraktisan, tanpa mengetahui lebih dalam pengaruh atas penggunaan basis kas. Dengan pilihan basis kas banyak sekali kejadian transaksi yang terjadi tetapi belum dikeluarkan / diterima uangnya yang tidak dicatat dan rawan terhadap kesalahan.
b. Basis Akrual (Acrual Basis)
Akuntansi basis akrual, pencatatan suatu transaksi tanpa memperhatikan apakah terdapat aliran uang masuk atau keluar pada saat kejadian transaksi, pengaruh dari suatu kejadian transaksi langsung diamati pada saat terjadinya. Contohnya Pengiriman invoice atau tagihan akan dicatat pengakuan pendapatan dan pembelian barang secara kredit akan dicatat pengakuan biayanya.
Menurut PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan), organisasi diasumsikan akan hidup terus (going concern) untuk jangka waktu yang
panjang, sehingga pencatatan yang dilakukan harus menggunakan basis akrual. Perubahan kebiasaan pencatatan dari basis kas ke basis akrual murni bisa disiasati dengan cara mencatat transaksi rutin dengan basis kas, dan kemudian lakukan penyesuaian catatan dengan basis akrual pada saat akan menerbitkan informasi keuangan.
2.
Persamaan Dasar Akuntansi Organisasi Nirlaba
Dalam akuntansi, sistem pencatatan dan pengklasifikasian transaksi disebut sistem pembukuan berganda (double entry accounting system). Dinamakan berganda sebab setiap transaksi dianalisis lalu dicatat pada dua sisi yaitu sisi sebelah kiri (debit) dan sisi sebelah kanan (kredit). Model pencatatan ini dikenal dengan istilah persamaan akuntansi.
Perkiraan Laporan Posisi Keuangan terdiri dari Aktiva, Kewajiban, dan Aktiva Bersih. Sedangkan perkiraan Laporan Aktivitas terdiri dari Penerimaan dan Biaya.
Model persamaan akuntansi secara mudah dipahami seperti berikut : kedua sisi kiri dan kanan, dari persamaan akuntansi jumlahnya harus selalu sama. Hal tersebut karena hak atas seluruh aktiva ada pada kreditur dan juga Donatur. Kita perlu menggaris bawahi bahwa pengaruh suatu transaksi terhadap sisi kiri dan kanan harus seimbang, demikian juga hasil akhir/saldonya harus seimbang.
AKTIVA = KEWAJIBAN + AKTIVA BERSIH
Ilustrasi berikut memperlihatkan hubungan dalam persamaan akuntansi secara lebih jelas.
Posisi normal perkiraan dapat diilustrasikan sebagai berikut :
Perkiraan Penambahan Pengurangan Saldo
3.
Chart of Account (CoA)
CoA adalah alat bantu akuntansi berupa kode yang unik yang dilambangkan dengan deret karakter (digit) bisa angka atau huruf, yang digunakan untuk mempermudah akunting dalam mengolah (mengklasifikasikan,
menge-lompokkan, mengikhtisarkan, dan menjumlahkan) dokumen atau data ekonomi menjadi laporan atau informasi ekonomi.
Prinsip CoA
a. Yang lazim terdiri dari 2 (dua) komponen, yaitu sederet angka dan nama yang mengiterpretasikan suatu transaksi.
b. Didesain menggunakan klasifikasi yang seragam untuk menginterpretasikan transaksi keuangan
d. Memungkinkan adanya perluasan akun tanpa harus mengadakan perubahan struktur kode.
e. Mudah diingat
f. Mudah bagi pengguna
Komponen yang di-kode-kan dalam Chart of Account (COA)
a. Klasifikasi Pelaporan menurut PSAK45 :
Aktiva (Lancar dan Tidak Lancar), Kewajiban (Lancar dan Jangka Panjang), Aktiva Bersih, Penerimaan (Pendapatan, Penghasilan, AB Berakhir Batasannya) dan Pengeluaran (Administrasi & Umum, Program, Pencarian Dana)
Sifat Sumber Dana : Tidak Terikat, Terikat Sementara, dan Terikat Permanen
Golongan Transaksi masing-masing Aktiva, Kewajiban, Aktiva Bersih, Penerimaan dan Pengeluaran
Jenis Transaksi masing-masing Golongan Transaksi
Rincian Transaksi
b. Klasifikasi Tambahan :
Klasifikasi Nama Lembaga Donor atau Sumber Dana,
Klasifikasi Kegiatan atau Program,
Klasifikasi Divisi dalam Organisasi dan/atau Wilayah Operasi
Pertimbangan-pertimbangan pembuatan CoA
a. Model laporan yang ingin dihasilkan seberapa rinci, sehingga akan menentukan seditil mungkin CoA yang dibuat dan jumlah digit yang diperlukan.
b. Jenis batasan CoA sesuai batasan dari sumber dana apakah tidak terikat, terikat sementara, atau terikat permanent
c. Mudah untuk menginterpretasikan transaksi, sehingga penjurnalannya tepat
4.
Tahapan Proses Akuntansi
Berikut diilustrasikan tahapan atau yang lazim disebut dengan siklus Akuntansi
a. Dokumen Transaksi
Adalah bukti-bukti atas kejadian atau transaksi yang dilakukan oleh lembaga baik kepada pihak intern ataupun dengan pihak luar.
Contoh : Bukti penerimaan, bukti pembayaran, invoice, faktur pajak, daftar aktiva tetap, daftar gaji, dan bukti transaksi lainnya.
b. Jurnal
Adalah cara pencatatan transaksi yang dilakukan oleh lembaga, dalam akuntansi menggunakan Sistem Pencatatan dua kali yaitu pencatatan pada dua posisi debet dan kredit, dimana pencatatan pada suatu akun akan berpengaruh terhadap akun yang lain.
c. Penggolongan
Adalah suatu proses akuntansi terhadap jurnal yang dicatat menggunakan double entry system akan dikelompokkan ke dalam masing-masing akun yang berupa Buku Besar.
d. Buku Besar
Sering juga disebut perkiraan, akun atau pos. Buku ini adalah media untuk menampung transaksi yang telah diklasifikasikan menggunakan jurnal dengan proses penggolongan.
e. Pengikhtisaran :
Proses peringkasan hasil dari pengelompokan yang berupa Buku Besar masing-masing akun kemudian diikhtisarkan nilai saldo setiap Buku Besar ke dalam Neraca Percobaan.
f. Neraca Saldo
Adalah media yang berisi ringkasan seluruh akun-akun yang dimiliki lembaga dengan nilai saldo akhirnya. Nilai saldo ini berasal dari buku besar.
g. Laporan Keuangan
Adalah hasil akhir dari tahapan atau siklus akuntansi, dimana akuntansi menyajikan laporan keuangan bersifat umum untuk semua pemakai.
Standar pelaporan untuk organisasi nirlaba telah diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no 45, yang terdiri dari :
Laporan Posisi Keuangan (LPK), Laporan Aktivitas (LA), Laporan Perubahan Aktiva Bersih (LPAB), Laporan Arus Kas (LAK), dan Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK).
5.
Fungsi dan Tugas Akunting
Berdasarkan definisi akuntansi, maka berikut fungsi dan tugas yang harus diemban oleh seorang akunting dalam organisasi :
a. Sebagai penjaga asset atau kekayaan organisasi
b. Melakukan catatan setiap transaksi ekonomi lembaga sesuai prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia
c. Menyajikan laporan keuangan organisasi atau informasi sesuai standar pelaporan PSAK no. 45 yang mudah dibaca dan dimengerti oleh pemakai untuk mengambil keputusan
a.
PEKERJAAN ALAT BANTU
1.
Memverifikasi data keuangan atau dokumen ekonomi organisasi sesuai dengan prosedur yang berlaku di organisasi dan kelengkapan dokumen
Dokumen Transaksi
2. Mencatat dokumen ekonomi secara double
entry system (sistem pencatatan akuntansi) Form Jurnal
3. Mengelompokan sesuai dengan jenis transaksi
ke dalam masing-masing buku besar Buku Besar
4. Mengklasifikasikan buku besar sesuai dengan
klasifikasi akuntansi Neraca Saldo
5. Melakukan Rekonsiliasi dan penyesuaian bersama kasir
Buku kas, buku bank, rekening Koran/buku tabungan, daftar aktiva tetap dan transaksi moneter lainnya.
6.
Menyusun laporan atau informasi keuangan sesuai standar pelaporan akuntansi dan kebutuhan para pemakai internal
Laporan Akuntansi Organisasi Nirlaba
Setelah transaksi dicatat secara harian, digolongkan dan diikhtisarkan pada waktu-waktu tertentu (bulanan), sistem akuntansi harus menghasilkan informasi akuntansi yang akan didistribusikan kepada para pihak yang berkepentingan. Informasi akuntansi disebut juga laporan keuangan. Komponen laporan keuangan organisasi nirlaba menurut PSAK no. 45 ada 5 (lima) macam yaitu : Laporan Posisi Keuangan, Laporan Aktivitas, Laporan Perubahan Aktiva Bersih, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
1.
Laporan Posisi Keuangan
Klasifikasi Aktiva dan Kewajiban
Informasi likuiditas diberikan dengan cara sebagai berikut :
a. Menyajikan aktiva berdasarkan urutan likuiditas, dan kewajiban berdasarkan tanggal jatuh tempo,
b. Mengelompokkan aktiva ke dalam lancar dan tidak lancar, dan kewajiban ke dalam jangka pendek dan jangka panjang, dan
c. Mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aktiva atau saat jatuh temponya kewajiban termasuk pembatasan penggunaan aktiva, pada catatan atas laporan keuangan.
Klasifikasi Aktiva Bersih Terikat atau Tidak Terikat
Laporan posisi keuangan manyajikan jumlah masing-masing kelompok aktiva bersih berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan oleh penyumbang, yaitu :
a. Aktiva Bersih Terikat Permanen, adanya pembatasan sumber daya secara permanent dari penyumbang dalam pemanfaatan atau penggunaan oleh organisasi, tetapi organisasi diizinkan untuk menggunakan sebagian atau semua penghasilan atau manfaat ekonomi lainnya yang berasal dari sumber daya tersebut.
b. Aktiva Bersih Terikat Temporer, pembatasan penggunaan sumber daya oleh penyumbang yang menetapkan agar sumber daya tersebut dipertahankan sampai dengan periode tertentu atau sampai dengan terpenuhinya keadaan tertentu.
c. Aktiva Bersih Tidak Terikat, sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi untuk tujuan tertentu oleh penyumbang.
Berikut ilustrasi contoh Laporan Posisi Keuangan
Laporan Posisi Keuangan Yayasan PERDIKAN Per Tanggal : 31 Desember 20X1
Rupiah
Piutang usaha (pihak III) XXX Piutang karyawan XXX Piutang komitmen XXX
Uang muka XXX
Biaya dibayar di muka XXX Investasi lancar XXX
Persediaan XXX
Total Aktiva Lancar XXX
Aktiva Tidak Lancar
Aktiva tetap – harga perolehan XXX Aktiva tetap – akumulasi penyusutan XXX Aktiva tidak berwujud – perolehan XXX Aktiva tidak berwujud – akumulasi amorti XXX Rekening antar akun (inter account) XXX Aktiva tidak lancar lainnya XXX
Total Aktiva Tidak Lancar XXX
TOTAL AKTIVA XXX
KEWAJIBAN DAN AKTIVA BERSIH KEWAJIBAN
Kewajiban Lancar
Hutang usaha XXX
Hutang karyawan XXX
Hutang pajak XXX
Biaya yang masih harus dibayar XXX
Pendapatan diterima di muka XXX
Penghasilan diterima di muka XXX
Hutang lainnya XXX
Total Kewajiban Lancar XXX Kewajiban Jangka Panjang
Hutang Pihak III XXX
Rekening antar akun (inter account) XXX
Hutang jangka panjang lainnya XXX
Total Kewajiban Jangka Panjang XXX Total Kewajiban XXX
AKTIVA BERSIH
Aktiva Bersih Tidak Terikat XXX
Aktiva Bersih Terikat Sementara XXX
Aktiva Bersih Terikat Permanen XXX
Total Aktiva Bersih XXX
2.
Laporan Aktivitas dan Perubahan Aktiva Bersih
Tujuan dan fokus laporan aktivitas
Laporan aktivitas difokuskan pada organisasi secara keseluruhan dan
menyajikan perubahan jumlah aktiva bersih selama suatu periode. Perubahan aktiva bersih dalam laporan aktivitas tercermin pada aktiva bersih dalam laporan posisi keuangan.
Perubahan kelompok aktiva bersih
Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan aktiva bersih terikat permanen, aktiva bersih terikat temporer, dan aktiva bersih tidak terikat dalam suatu periode.
Klasifikasi Pendapatan, Beban, Keuntungan dan Kerugian
Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambahan aktiva bersih tidak terikat, kecuali jika penggunaanya dibatasi oleh penyumbang, dan menyajikan beban sebagai pengurang aktiva bersih tidak terikat.
Sumbangan disajikan sebagai penambahan aktiva bersih tidak terikat, terikat permanent, atau terikat temporer, tergantung pada ada tidaknya pembatasan. Dalam hal sumbangan terikat yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang sama, dapat disajikan sebagai sumbangan tidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi. Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari
investasi dan aktiva lainnya (atau kewajiban) sebagai penambahan aktiva bersih tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi.
Informasi Pendapatan dan Beban
Laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapartan dan beban secara bruto. Namun demikian pendapatan investasi, dapat disajikan secara neto dengan syarat beban-beban terkait, seperti beban penitipan dan beban penasihat investasi, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
Informasi pemberian jasa
Berikut ilustrasi contoh Laporan Aktivitas
Laporan Aktivitas Yayasan PERDIKAN
Periode : 1 Januari 20X1 s/d 31 Desember 20X1 Tidak
Donasi/Hibah Swadaya XXX XXX XXX
Total Pendapatan XXX XXX XXX
Aktiva Bersih yang Berakhir Batasannya
Berakhir karena program XXX XXX XXX
Berakhir karena waktu XXX XXX XXX
Total Aktiva Bersih yang Berakhir
Batasannya XXX XXX XXX
Penerimaan Lainnya
Bunga bank XXX XXX XXX
Laba Selisih Kurs XXX XXX XXX
Total Penerimaan Lainnya XXX XXX XXX
TOTAL PENERIMAAN XXX XXX XXX
PENGELUARAN
Biaya Administrasi dan Umum
Operasional Swadaya XXX XXX XXX
Total Biaya Administrasi dan Umum XXX XXX XXX Biaya Program
Capacity Building XXX XXX XXX
Village Database Management System XXX XXX XXX
Build and Develop STE XXX XXX XXX
Biaya Pencarian Dana
Total Biaya Pencarian Dana XXX XXX XXX Biaya Lain-lain
Total Biaya Lain-lain XXX XXX XXX
TOTAL PENGELUARAN XXX XXX XXX
AKTIVA BERSIH XXX XXX XXX
Berikut ilustrasi contoh Perubahan Aktiva Bersih
Keterangan Tidak Terikat Terikat
Sementara
Terikat Permanen
Aktiva Bersih Awal Tahun XXX XXX XXX
Aktiva Bersih Berjalan XXX XXX XXX
Penyesuaian Aktiva Bersih XXX XXX XXX
3.
Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai perubahan saldo dana Kas dan Setara Kas pada suatu periode aktivitas sesuai dengan tanggal Laporan Posisi Keuangan.
Klasifikasi Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kas
Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK no. 2 tentang laporan arus kas dengan tambahan berikut :
a. Aktivitas Pendanaan
Penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk jangka panjang.
Penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang penggunaannya dibatasi untuk memperoleh, pembangunan dan pemeliharaan aktiva tetap, atau peningkatan dana abadi (endowment), dan
Bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang.
b. Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan nonkas: sumbangan berupa bangunan atau aktiva investasi.
Berikut ilustrasi contoh Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas
Yayasan PERDIKAN
Periode : 1 Januari 2XX1 s/d 31 Januari 2XX1
Rupiah
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Penerimaan dari pemakai jasa dan penyumbang
Donasi/Hibah FORD XXX Donasi/Hibah Swadaya XXX Hasil jasa layanan XXX
Hasil investasi XXX
Hasil penjualan aktiva XXX Donasi/Hibah NOVIB XXX Laba Selisih Kurs NOVIB XXX Laba Selisih Kurs FORD XXX Aktiva Bersih Berakhir karena program XXX Aktiva Bersih Berakhir karena waktu XXX Laba Selisih Kurs XXX
Total Penerimaan dari Pemakai Jasa dan Penyumbang XXX
Pembayaran Kepada Pemasok/Pelanggan dan Karyawan
Village Database Management System NOVIB XXX Build & Develop NOVIB XXX Public Facilities NOVIB XXX Operasional Swadaya XXX Capacity Building Perdikan NOVIB XXX Training Center NOVIB XXX Operational Cost NOVIB XXX
Deposito XXX
Piutang usaha (pihak III) XXX
Piutang komitmen XXX
Uang muka XXX
Biaya dibayar di muka XXX
Investasi lancar XXX
Persediaan XXX
Deposito PIPA XXX
Deposito FORD XXX
Piutang usaha (pihak III) NOVIB XXX Piutang usaha (pihak III) FORD XXX Piutang karyawan NOVIB XXX Piutang karyawan FORD XXX Piutang komitmen NOVIB XXX Piutang komitmen FORD XXX
Uang muka NOVIB XXX
Uang muka FORD XXX
Biaya dibayar di muka NOVIB XXX Biaya dibayar di muka FORD XXX Investasi lancar NOVIB XXX Investasi lancar FORD XXX
Persediaan NOVIB XXX
Persediaan FORD XXX
Hutang usaha XXX
Hutang karyawan XXX
Hutang pajak XXX
Biaya yang masih harus dibayar XXX Pendapatan diterima di muka XXX Penghasilan diterima di muka XXX
Hutang lainnya XXX
Hutang usaha NOVIB XXX Hutang usaha FORD XXX Hutang karyawan NOVIB XXX Hutang karyawan FORD XXX Hutang pajak NOVIB XXX Hutang pajak FORD XXX Biaya yang masih harus dibayar NOVIB XXX Biaya yang masih harus dibayar FORD XXX Pendapatan diterima di muka NOVIB XXX Pendapatan diterima di muka FORD XXX Penghasilan diterima di muka NOVIB XXX Penghasilan diterima di muka FORD XXX Hutang lainnya NOVIB XXX Hutang lainnya FORD XXX
Total Pembayaran Kepada Pemasok/Pelanggan dan
Karyawan XXX
Arus Kas Bersih dari/(Untuk) Aktivitas Operasi XXX
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Penerimaan dari bunga bank, jasa giro dan deposito
Bunga bank NOVIB XXX
Bunga bank FORD XXX
Bunga bank XXX
Total Penerimaan dari Bunga Bank, Jasa Giro dan
Penghapusan/(Penambahan) Aktiva Tetap
Aktiva tetap – harga perolehan XXX Aktiva tidak berwujud – perolehan XXX
Total Penghapusan/(Penambahan) Aktiva Tetap XXX
Perolehan Aktiva Lain-lain
Aktiva tidak lancar lainnya XXX
Total Perolehan Aktiva Lain-lain XXX
Arus Kas Bersih dari/(Untuk) Aktivitas Investasi XXX
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Pembayaran Kewajiban Jangka Panjang
Hutang Pihak III XXX
(Rekening antar akun) XXX Hutang jangka panjang lainnya XXX Hutang Pihak III NOVIB XXX Hutang Pihak III FORD XXX (Rekening antar akun) NOVIB XXX (Rekening antar akun) FORD XXX Hutang jangka panjang lainnya NOVIB XXX Hutang jangka panjang lainnya FORD XXX
Total Pembayaran Kewajiban Jangka Panjang XXX
Arus Kas Bersih dari/(Untuk) Aktivitas Pendanaan XXX
Kenaikan/(Penurunan) Dalam Kas dan Setara Kas XXX
Kas dan Setara Kas Awal Bulan XXX
Penerimaan dan Pemasukan Uang Kas
Penerimaan (revenue) organisasi nirlaba bisa berasal dari berbagai sumber, berbeda dengan organisasi bisnis dimana penerimaan berasal dari usaha organisasi dengan terlebih dahulu menghasilkan suatu jasa atau barang kepada para konsumen. Penerimaan Organisasi nirlaba terdapat batasan-batasan penggunaanya sesuai dengan batasan dari sumber dana untuk digunakan pada aktivitas tertentu dalam Organisasi nirlaba penerima.
Penerimaan organisasi nirlaba menurut PSAK no.45 dibagi menjadi 2 (dua) golongan besar yaitu Sumbangan dan non Sumbangan. Penerimaan yang berupa sumbangan/hibah/donasi yaitu berbagai jenis penerimaan organisasi dimana organisasi tidak perlu menghasilkan jasa atau barang kepada pemberi namun berupa program-program yang telah direncanakan oleh organisasi. Penerimaan yang tergolong non sumbangan organisasi nirlaba yaitu berbagai macam penerimaan dan berasal dari sumber manapun dimana organisasi melakukan suatu kegiatan jasa atau memproduksi suatu barang kepada pemberi untuk memperolehnya.
Berikut berbagai macam sumber penerimaan tergolong sumbangan:
a. Pemerintah (bantuan sosial, bantuan dana program, dan lain-lain);
b. Organisasi bisnis (program Coorporate Social Responsibility);
c. Donor local atau organisasi nirlaba lokal penyalur sumbangan;
d. Donor internasional;
e. Masyarakat (dompet peduli, donasi tetap, dan lain-lain)
Berikut berbagai macam sumber penerimaan tergolong non sumbangan:
a. Hasil usaha komersial di bawah Yayasan (dividen dari penyertaan modal, SHU koperasi yang didirikan oleh yayasan);
b. Hasil Investasi (bunga bank, bunga deposito, penjualan aktiva tetap yayasan, dan lain-lain);
c. Kegiatan fundrising (hasil dari penyelenggaraan pameran, penjualan buku, penyewaan aktiva tetap, kegiatan fasilitasi diluar program, dan lain-lain);
Perbedaan yang siknifikan berdasar batasan dari sumber penerimaan, menurut PSAK no.45 dibagi dalam 3 (tiga) golongan batasan :
a. Penerimaan Tidak Terikat
Merupakan jenis penerimaan organisasi nirlaba dimana tidak terdapat batasan peruntukan atau penggunaan dana tersebut dari pemberi, dengan demikian peruntukan atau penggunaan dana tersebut oleh pemberi diberikan kebebasan kepada manajemen organisasi untuk kegiatan yang telah direncanakan sesuai kebijakan manajemen organisasi.
b. Penerimaan Terikat Sementara
organisasi, biasanya berdasar kesepakatan (MoU) yang ditandatangi kedua belah pihak.
c. Penerimaan Terikat Permanen
Sumber dana/sumber daya yang masuk ke dalam organisasi dari
pemberi/penyumbang dimana terdapat batasan yang mutlak atas sumber
dana/sumber daya tersebut bahwa nilainya tidak boleh berkurang, dan biasanya yang boleh dipergunakan hanyalah nilai lebih atau hasil dari penggunaan sumber dana/sumber daya tersebut.
1.
Pencatatan Pendapatan
a. Pendapatan sumbangan/donasi
Tgl 19 April 2005 Yayasan menerima sumbangan/donasi dari perseorangan dan korporasi sebesar Rp 50juta via transfer bank (Bank Cari Artha) untuk korban bencana alam. (Cash Basis)
Tgl CoA Nama Akun Debet Kredit 19/4/05 Bank Cari Artha 50.000.000
19/4/05 Pend. Sumbangan 50.000.000
b. Pendapatan iuran anggota
Tgl 30 April 2005 Yayasan menerima iuran bulanan dari 15 orang anggota sebesar Rp 1juta per orang atau sebesar Rp15juta secara tunai. (Cash Basis)
Tgl CoA Nama Akun Debet Kredit 30/4/05 Kas di Tangan 15.000.000 30/4/05 Pend. Iuran Anggota 15.000.000
c. Pendapatan grant/hibah
Tgl 10 Juli 2005 Yayasan menerima MoU dari Lembaga Donor AA untuk program pemberdayaan anak usia sekolah di lingkungan Yayasan untuk 2 tahun dengan hibah sebesar Rp2M untuk periode 1 Juli 2005 – 30 Juni 2007. Hibah ini tidak boleh digunakan untuk kegiatan lain selain yang disepakati dalam MoU. (Accrual Basis)
Tgl CoA Nama Akun Debet Kredit 10/7/05 Piutang Komitmen AA 2.000.000.000 10/7/05 Pend. Grant/Hibah 500.000.000 10/7/05 Pend. Grant
Ditangguhkan 1.500.000.000
d. Penerimaan termin 1 donor AA
Tgl CoA Nama Akun Debet Kredit 15/7/05 Bank Cari Artha 500.000.000 15/7/05 Piutang Komitmen AA 500.000.000
e. Penerimaan bunga deposito
Yayasan memiliki Dana Abadi yang disimpan dalam bentuk Deposito di Bank Cari Artha sebesar Rp15milyar dan tidak boleh dicairkan. Tgl 30 April 2005 atau setiap akhir bulan Yayasan menerima bunga deposito sebesar Rp 1,5juta ke rekening bank. (Cash Basis)
Tgl CoA Nama Akun Debet Kredit 30/4/05 Bank Cari Artha 1.500.000 30/4/05 Pend. Hasil Investasi 1.500.000
f. Pendapatan sewa training center
Tgl 5 Agustus 2005 Yayasan menerima pembayaran sewa gedung Training Centre dari PT Aku Cinta Ilmu untuk 10 hari sebesar Rp10juta dipotong pajak 10% secara tunai. (Cash Basis)
Tgl CoA Nama Akun Debet Kredit 05/8/05 Kas di Tangan 9.000.000
05/8/05 PPh ps 4 (2) 1.000.000
05/8/05 Pend. Sewa Gedung 10.000.000
g. Penjualan buku sekolah
Tgl 10 Juli 2005 Yayasan menjual 500 buku pelajaran sekolah ke SD Maju Terus (unit usaha Yayasan) sebesar Rp50juta secara kredit (dibayar SD 2 kali angsuran).
Tgl CoA Nama Akun Debet Kredit 10/7/05 Piutang SD Maju Terus 25.000.000
10/7/05 Bank Cari Artha 25.000.000
10/7/05 Pend. Usaha 50.000.000
h. Pelunasan piutang
Pada tgl 10 Agustus 2005, SD Maju Terus melunasi piutang pembelian buku sekolah sebesar 25 juta via transfer bank Yayasan.
i. Pendapatan jasa giro
Tgl 5 Agustus 2005 Yayasan menerima printout rekening koran bank bulan Juli 2005 berisi penerimaan jasa giro Rp40.000,-setelah dikurangi pajak jasa giro Rp10.000. Serta biaya administrasi bank sebesar Rp6.000,-
Tgl CoA Nama Akun Debet Kredit 31/7/05 Bank Cari Artha 34.000
31/7/05 Biaya Administrasi Bank
6.000
31/7/05 Biaya Pajak Jasa Giro 10.000
31/7/05 Pend. Jasa Giro 50.000
2.
Pencatatan Beban Biaya
a. Biaya fundrising
Tgl 1 April 2005 Yayasan membuat kegiatan bazar dan pengumpulan dana untuk korban bencana alam sebagai berikut: Biaya cetak brosur 500 buah Rp1,5juta, biaya transportasi lokal ke bazar Rp500ribu, biaya sewa lokasi bazar Rp5juta. Untuk sewa tempat, Yayasan memungut pajak sebesar 10% atau Rp500ribu.
Tgl CoA Nama Akun Debet Kredit 01/4/05 By. Cetak Brosur 1.500.000
01/4/05 By. Transportasi Lokal 500.000 01/4/05 By. Sewa Lokasi Bazar 5.000.000
01/4/05 Hutang PPh ps.4 (2) 500.000 01/4/05 Kas di Tangan 6.500.000
b. Biaya program
Pada tgl 10 Agustus 2005, Yayasan mengeluarkan cek uang muka kerja untuk staf lapangan Lala dalam rangka realisasi kegiatan pemberdayaan anak sekolah sesuai MoU sebesar Rp50juta, dan staf lapangan Lulu untuk kegiatan pengadaan buku bacaan perpustakaan kampung Rp25juta.
Tgl CoA Nama Akun Debet Kredit 10/8/05 Uang Muka Kerja Lala 50.000.000
10/8/05 Uang Muka Kerja Lulu 25.000.000
10/8/05 Bank Cari Artha 75.000.000
c. Pertanggungjawaban progam
Tgl CoA Nama Akun Debet Kredit 25/8/05 By. Honor Panitia 10.000.000
25/8/05 By. Transportasi Lokal 25.000.000 25/8/05 By. Konsumsi dan
Akom 15.000.000 25/8/05 By. Dokumentasi 5.000.000
25/8/05 Hutang Karyawan-Lala 5.000.000 25/8/05 Uang Muka Kerja Lala 50.000.000
d. Pertanggungjawaban program
Pada tgl 28 Agustus 2005, staf lapangan Lulu melaporkan
pertangguungjawaban kegiatan pengadaan buku bacaan perpustakaan kampung Rp22,5juta.
Tgl CoA Nama Akun Debet Kredit 28/8/05 By. Pengadaan Buku 22.500.000
28/8/05 Piutang Karyawan-Lulu 2.500.000
28/8/05 Uang Muka Kerja-Lulu 25.000.000
e. Biaya kantor
Tgl 30 April 2005 Yayasan mengeluarkan biaya sebagai berikut: Gaji Direktur Rp10juta, Staf Keuangan Rp5juta, Sekretaris Rp3juta, 2 orang Staf Program masing-masing Rp4juta, biaya telepon kantor Rp750ribu, listrik Rp1,25juta, biaya transportasi kantor Rp 600ribu dan biaya rumah tangga kantor Rp 400ribu.
Kebijakan Direksi menyatakan bahwa untuk biaya kantor akan dialokasi sebagai berikut: Beban Program Bencana Alam 30%, Beban Program 50%, Beban Non Program 20%.
Tgl CoA Nama Akun Debet Kredit 30/4/05 By Gaji (Dir,Acc,Sekr)
PBA 5.400.000 30/4/05 By Gaji (Dir,Acc,Sekr) P 9.000.000 30/4/05 By Gaji (Dir,Acc,Sekr)
NP 3.600.000 30/4/05 By Gaji Staf Program 8.000.000 30/4/05 By Ktr (Tlp, List, Trspt,
RT) PBA 900.000 30/4/05 By Ktr (Tlp, List, Trspt,
RT) P 1.500.000 30/4/05 By Ktr (Tlp, List, Trspt,
RT) NP 600.000
f. Pembelian aktiva tetap
Tgl 1 April 2005 Yayasan membeli aset sebagai berikut: Meja Kelas 100 unit Rp10juta, Kursi Kelas 200 unit Rp10juta, Papan Tulis 5 unit Rp1juta dan Peralatan Laboratorium Rp 7,5juta.
Kebijakan Direksi menyatakan bahwa semua peralatan dan aktiva unit sekolah dicatat di Yayasan
.
Tgl CoA Nama Akun Debet Kredit 01/4/05 Meja Kelas 10.000.000
01/4/05 Kursi Kelas 10.000.000 01/4/05 Papan Tulis 1.000.000 01/4/05 Peralatan Laboratorium 7.500.000