A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Ibnu Sina Padang1
Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang – Yarsi Sumbar
bertempat di Jl. Gajah Mada Gunung Pangilun Padang.
Pertamakali Pendirian RS pada tanggal 30 Mei 1972 masih dalam
bentuk Balai Kesehatan yang terletak dijalan Rasuna Said dengan
status gedung kontrak. Pada Januari 1981 sampai dengan 1985,
Balai kesehatan“Ibnu Sina” berpindah dan menyewa tempat di
Jalan Sudirman Nomor 13, ditempat baru ini status berubah
menjadi rumah sakit dengan izin Depkes, dengan kapasitas 15
tempat tidur. Kemudian pada Bulan Oktober 1986 RSI. “Ibnu
Sina” Padang bepindah lokasi ke Jalan Proklamasi No. 63 dengan
memakai gedung wakaf dari Ny. Hj. Badariah Roesma, dengan
kapasiitas 40 tempat tidur. Seiring dengan perkembangan
pelayanan Rumah Sakit yang mana bangunan tidak memadai untuk
menambah fasilitas rawat inap sehingga awal tahun 1989 pihak
yayasan memutuskan untuk membeli sebidang tanah seluas
6.796,00 M2 yang berlokasi di Jl. Gajah Mada Gunung Pangilun
Padang, yang pemakaiannya diresmikan pada tanggal 22 Desember
1989 oleh Bapak Menteri Azwar Anas dengan kapasitas tempat
tidur saat itu sebanyak 50 tempat tidur, yang saat ini perkembangan
pelayanannya cukup pesat dimana jumlah tempat tidur saat ini
sudah menjadi 99 tempat tidur.
Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Pada merupakan salah satu
dari 6 ( enam ) Rumah Sakit dibawah naungan Yayasan Rumah
Sakit Islam ( YARSI ) Sumatera Barat. Dalam rangka
meningkatkan pelayanan yang berorientasi pada Customer
Satisfaction salah satunya Pasien Safety, pada tanggal 29 Oktober
2007 RSI ”Ibnu Sina” Padang dengan tipe madya terdaftar sebagai
Rumah Sakit Terakreditasi Penuh Tingkat Dasar dengan
keputusan Menkes RI No. YM.01.10/III/1149/2007.
RSI ”Ibnu Sina” Padang telah menyediakan beberapa
fasilitas yang memadai guna menunjang pelayanan kepada
masyarakat dan perusahaan langganan pada khususnya. Pelayanam
kesehatan pada RSI ”Ibnu Sina” Padang terdiri dari pelayanan
rawat jalan, rawat inap, serta didukung oleh penunjang medis
lainnya.
Pada tanggal 30 November 2007 dioperasional gedung baru
Zam – zam untuk VIP Khusus dengan kapasitas 4 tempat tidur,
kemudian pada tanggal 28 November 2009 dioperasionalkan
penambahan ruangan VIP Khusus dengan kapasitas 3 tempat tidur
November 2016 diresmikan rawat inap Mulatazam sehingga
sampai sekarang kapasitas ruang Rawat Inap menjadi 102 tempat
tidur.
2. Visi dan Misi Rumah Sakit Ibnu Sina Padang
Visi : Mewujudkan Rumah Sakit Islam Ibnu SinaYarsi Sumbar
Padang menjadi tipe B dengan pelayanan professional dan Islami
tahun 2017.
Misi :
a. Meningkatkan kwantitas dan kualitas sumberdaya manusia
sesuai dengan standar tipe B
b. Membangun loyalitas SDM yang professional dan berbudaya
kerja Islami
c. Melakukan peningkatan mutu secara terus menerus
d. Menerapkan nilai-nilai Islami kedalam seluruh aspek pelayanan
maupun pengelolaan RS
e. Melengkapi fasilitas, sarana dan prasarana pelayanan sesuai
B. Hasil Penelitian
Dasar Pelaporan Keuangan Rumah Sakit Ibnu Sina Padang
Berikut laporan keuangan Rumah Sakit Ibnu Sina Padang Tahun 2015
Tabel 4.1
Rumah SakitIslam “Ibnu Sina” Padang
Yarsi Sumatera Barat Neraca
31 Desember 2015 (Dinyatakan Dalam Rupiah)
2014 2015 ASET
Aset Lancar
Kas dan setara kas Rp xx.xxx Rp xx.xxx. Piutang Pasien Rp xx.xxx Rp xx.xxx. Piutang Antar cabang Rp xx.xxx Rp xx.xxx. Piutang lain-lain Rp xx.xxx Rp xx.xxx. Persediaan Rp xx.xxx Rp xx.xxx. Biaya dibayar dimuka Rp xx.xxx Rp xx.xxx. R/K kantor pusat Rp xx.xxx Rp xx.xxx.
Jumlah Aset Lancar Rp xx.xxx Rp xx.xxx.
Aset Tidak Lancar
Aset tetap bersih Rp xx.xxx Rp xx.xxx. Aset tidak lancar lainnya – bersih Rp xx.xxx Rp xx.xxx.
Jumlah Aset Tidak Lancar Rp xx.xxx Rp xx.xxx.
JUMLAH ASET Rp xx.xxx Rp xx.xxx.
Kewajiban dan Aset Bersih
Pembiayaan murabahah jangka pendek Rp xx.xxx Rp xx.xxx. Hutang usaha Rp xx.xxx Rp xx.xxx. Hutang biaya Rp xx.xxx Rp xx.xxx. Pendapatan diterima dimuka Rp xx.xxx Rp xx.xxx. Dana titipan Rp xx.xxx Rp xx.xxx. Hutang lain-lain Rp xx.xxx Rp xx.xxx.
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek Rp xx.xxx Rp xx.xxx.
Kewajiban Jangka Panjang
Hutang kantor pusat Rp xx.xxx Rp xx.xxx. Pembiayaan murabahah jangka panjang Rp xx.xxx Rp xx.xxx.
Jumlah Kewajiban Jangka panjang Rp xx.xxx Rp xx.xxx.
ASET BERSIH
Terikat permanen Rp xx.xxx Rp xx.xxx. Tidak terikat Rp xx.xxx Rp xx.xxx. Jumlah aset bersih Rp xx.xxx Rp xx.xxx.
Jumlah kewajiban dan aset bersih Rp xx.xxx Rp xx.xxx.
* Disajikan kembali, lihat catatan 3
Catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
Tabel 4.2
Rumah SakitIslam “Ibnu Sina” Padang
Yarsi Sumatera Barat Laporan Aktivitas 31 Desember 2015 (Dinyatakan Dalam Rupiah)
PENDAPATAN TIDAK TERIKAT
Jasa layanan Rp xx.xxx Rp xx.xxx. Jasa lain-lain Rp xx.xxx Rp xx.xxx.
Jumlah Pendapatan Tidak Terikat Rp xx.xxx Rp xx.xxx.
BEBAN TIDAK TERIKAT
Beban bahan terpakai dan jasa medis Rp xx.xxx Rp xx.xxx. Beban sumber daya Rp xx.xxx Rp xx.xxx. Beban administrasi dan umum Rp xx.xxx Rp xx.xxx. Beban lain-lain Rp xx.xxx Rp xx.xxx.
Jumlah Beban Tidak Terikat Rp xx.xxx Rp xx.xxx.
Kenaikan / (Penurunan) Aset Neto Rp xx.xxx Rp xx.xxx. Aset Neto Awal Tahun Rp xx.xxx Rp xx.xxx. Modal sumbangan (waqaf) Rp xx.xxx Rp xx.xxx.
ASET NETO AKHIR TAHUN Rp xx.xxx Rp xx.xxx.
C. Hasil Analisis
Komponen Pelaporan yang Digunakan
Tabel 4.3 Analisis Komponen Pelaporan yang Digunakan Rumah Sakit
Ibnu Sina Padang sakit Ibnu Sina Padang terdiri dari neraca, laporan
analisis laporan keuangan Rumah Sakit Ibnu Sina Padang pada indikator pertama
yaitu komponen pelaporan yang digunakan terdiri dari neraca, laporan aktivitas,
laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Hal ini telah sesuai dengan
PSAK No. 45 yang berisi laporan keuangan organisasi nirlaba meliputi laporan
posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan
keuangan. Secara umum komponen pelaporan yang digunakan telah sesuai,
keuangan Rumah Sakit Ibnu Sina Padang digunakan istilah Neraca sedangkan
pada PSAK No. 45 digunakan istilah laporan posisi keuangan.
Tabel 4.4. Analisis Klasifikasi aktiva dan kewajiban Rumah Sakit Ibnu Sina
Padang berdasarkan PSAK No. 45
No Klasifikasi Aktiva dan Kewajiban - Aset lancar terdiri dari kas dan setara kas, piutang pasien, piutang antar cabang, piutang lain-lain, persediaan, biaya dibayar dimuka, R/K kantor pusat - aset tidak lancar terdiri dari aset tetap bersih dan asaet tidak lancar lainnya bersih
Kewajiban
Diklasifikasikan menjadi 2: - kewajiban jangka pendek - Kewajiban jangka
panjang
Informasi likuiditas diberikan dengan cara sebagai berikut :
a. Menyajikan aset berdasarkan urutan likuiditas dan liablitas berdasarkan tanggal jatuh tempo
b. Mengelompokkan aset berdasarkan lancar dan tidak lancar dan
liabilitas kedalam jangka pendek dan jangka panjang
c. Mengungkapkan informasi
mengenai likuiditas aset atau saat jatuh temponya liabilitas, termasuk pembatasan penggunaan aset pada catatan atas laporan
keuangan.
Berdasarkan hasil penelitian di Rumah Sakit Ibnu Sina Padang dapat
diketahui bahwa analisis laporan keuangan Rumah Sakit Ibnu Sina Padang pada
Tabel 4.5. Analisis klasifikasi aktiva bersih terikat dan tidak terikat
ketiga yaitu klasifikasi aktiva bersih terikat dan tidak terikat sudah sesuai dengan
PSAK No. 45. Perbedaanya hanya terletak pada pembagian aktiva bersih, jika di
PSAK No. 45 ada tiga macam, yaitu aktiva bersih tidak terikat, aktiva bersih
keuangan Rumah Sakit Ibnu Sina Padang yang dicantumkan hanya dua, yaitu aset
bersih tidak terikat, dan terikat permanen. Terikat temporer tidak dicantumkan
karena nilainya adalah nol karena semua aset bersih terikat temporer dimasukkan
kedalam aset bersih terikat permanen.
Tabel 4.6 Analisis Perubahan Kelompok Aktiva Bersih Rumah Sakit Ibnu Sina
Padang berdasarkan PSAK No 45
No Perubahan Kelompok Aktiva Bersih
Laporan Keuangan Rumah Sakit Ibnu Sina Padang
Sesuai atau Tidak Sesuai
4 PSAK No 45 :
Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan aktiva bersih
terikat permanen, terikat temporer, dan tidak terikat dalam suatu periode.
Rumah Sakit
Dalam laporan aktivitas
menyajikan pendapatan tidak terikat, beban tidak terikat
Sesuai
Hasil penelitian di Rumah Sakit Ibnu Sina Padang menunjukkan bahwa
analisis laporan keuangan Rumah Sakit Ibnu Sina Padang pada indikator keempat
yaitu perubahan Kelompok Aktiva Bersih sudah sesuai dengan PSAK No. 45.
Dimana laporan keuangan Rumah Sakit Ibnu Sina Padang memakai penerapan
PSAK No. 45 tentang laporan aktivitas bentuk A yang terdiri dari pendapatan dan
penghasilan tidak terikat, aset bersih yang dibebaskan dari pembatasan, beban dan
kerugian, pemenuhan program pembatasan, perubahan dalam aset bersih terikat
Padang dengan PSAK No. 45 yaitu pada Rumah Sakit hanya ada komponen
pendapatan tidak terikat dan beban terikat, namun demikian secara keseluruhan
antara pelaporan Rumah Sakit Ibnu Sina Padang dengan PSAK No. 45 terkait
dengan laporan aktivitasnya sudah sama.
Tabel 4.7. Analisis Informasi pendapatan dan beban Rumah Sakit Ibnu Sina yaitu : jasa layanana dan jasa lain-lain
Sesuai
Menurut hasil penelitian di Rumah Sakit Ibnu Sina Padang dapat dilihat
bahwa analisis laporan keuangan Rumah Sakit Ibnu Sina Padang pada indikator
kelima yaitu informasi pendapatan dan beban sudah sesuai dengan PSAK No. 45,
tetapi Rumah Sakit Ibnu Sina Padang tidak memiliki pendapatan dari investasi
Dimana ada dua pendapatan jasa dari Rumah Sakit Ibnu Sina Padang yaitu
jasa layanan dan jasa lain-lain
a) Jasa layanan, terdiri dari :
1) Pendapatan rawat jalan, terdiri dari poli umum, poli gigi, poli akut,
poli konsultasi, gizi, ruhis, poli spesial, poli penyakit dalam, poli anak,
poli bedah, poli kebidanan, poli mata, poli THT, poli syaraf, poli
paru-paru, poli penyakit kulit dan kelamin, poli jantung, poli orthopedia,
poli psikiater, poli ankhologi, poli uroligi, poli bedah anak, poli bedah
vasculer, poli bedah mulut, poli bedah syaraf, poli digestif, dan poli
bedah plastik.
2) Pendapatan rawat inap, terdiri dari pendapatan rawatan arafah,
pendapatan rawatan shafa, pendapatan rawatan marwa, pendapatan
zam-zam, perawatan ICU/ICCU, pendapatan rawatan perinatologi.
3) Pendapatan tindakan medis, terdiri dari pendapatan UGD, pendapatan
kamar operasi, pendapatan kamar bersalin, instalasi farmasi,
laboratorium (PA), radionostik, pendapatan ECG, tredmilll,
pendapatan audiogram, pendapatan CTG, pendapatn fisiotherapi,
pendapatan medical check up.
4) Pendapatan operasional lainnya, terdiri dari pendapatan ambulance,
pendapatan medical recoret, pendapatan administrasi / surat
keterangan, pendapatan sewa, pendapatan gizi, pendapatan pelayanan
b) Pendapatan jasa lain-lain, terdiri dari pendapatan non operasional lainnya
dan pendapatan bagi hasil.
Jika dilihat dari sisi ekonomi syariahnya, ada tida prinsip umum
akuntansi Islam, berdasarkan Surat Al-Baqarah 282 :
1. Prinsip Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban selalu berkaitan dengan konsep amanah. Wujud
pertanggungjawaban biasanya dalam bentuk laporan akuntansi.
Hubungan prinsip pertanggungjawaban disini dengan laporan
keuangan rumah sakit Ibnu Sina Padang adalah bagaimana para-para
pihak yang telah diberikan amanah untuk mempertanggungjawabkan
semua dana yang sudah diberikan oleh para donatur untuk
memperlancar aktivitas bisnisnya dalam memperoleh sumber daya.
2. Prinsip Keadilan
Dalam konteks akuntansi, menegaskan, kata adil dalam ayat 282 surat
Al-Baqarah, secara sederhana dapat berarti bahwa setiap transaksi
yang dilakukan oleh perusahaan harus dicatat dengan benar.
Hubungan prinsip keadilan dengan laporan keuangan Rumah Sakit
Ibnu Sina Padang adalah bagaimana pihak yang melakukan pencatatan
atas laporan keuangan harus diatur dan dicatat sedemikian rupa sesuai
dengan standar akuntansi yang berlaku dan standar akuntansi yang
berlaku di Rumah Sakit adalah PSAK No. 45.
Dalam akuntansi selalu dihadapkan pada masalah pengakuan dan
pengukuran laporan. Aktivitas ini akan dapat dilakukan dengan baik
apabila dilandaskan pada nilai kebenaran. Kebenaran ini akan dapat
menciptakan nilai keadilan dalam mengakui, mengukur, dan
melaporkan transaksi-transaksi dalam ekonomi.
Hubungan prinsip kebenaran dengan laporan keuangan Rumah Sakit
Ibnu Sina Padang adalah dengan adanya pihak audit untuk memeriksa
kembali apakah pelaporan keuangan Rumah Sakit Ibnu Padang sudah
dicatat dengan benar sebagai bahan pertanggungjawaban terhadap dana