PERATURAN MENTERI KEHUTANAN
Nomor : P.40/ Menhut- I I / 2007
TENTANG
PERUBAHAN PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR P.6/ MENHUT- I I / 2007
TENTANG RENCANA KERJA DAN RENCANA KERJA TAHUNAN USAHA
PEMANFAATAN HASI L HUTAN KAYU DALAM HUTAN ALAM DAN RESTORASI
EKOSI STEM DALAM HUTAN ALAM PADA HUTAN PRODUKSI
MENTERI KEHUTANAN,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.6/
Menhut-I Menhut-I / 2007 telah ditetapkan Rencana Kerja dan Rencana Kerja Tahunan
Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Dalam Hutan Alam dan
Restorasi Ekosistem Dalam Hutan Alam Pada Hutan Produksi;
b. bahwa untuk efektivitas pelaksanaan inventarisasi hutan menyeluruh
berkala (I HMB), maka diperlukan penyempurnaan Peraturan Menteri
Kehutanan Nomor P.6/ Menhut-I I / 2007 tentang Rencana Kerja dan
Rencana Kerja Tahunan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Dalam
Hutan Alam dan Restorasi Ekosistem Dalam Hutan Alam Pada Hutan
Produksi dengan Peraturan Menteri Kehutanan.
Mengingat
: 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya;
2.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
3.
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan jo. Nomor
19 Tahun 2004;
4.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
5.
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
6.
Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan
Hutan;
7.
Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan
Hutan;
8.
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan
Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan dan
Penggunaan Kawasan Hutan;
9.
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi,
dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota;
~ 2 ~
10.
Keputusan Presiden Nomor 187/ M Tahun 2004 tentang Pembentukan
Kabinet I ndonesia Bersatu, yang telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Keputusan Presiden Nomor 31/ P Tahun 2007;
11.
Peraturan Presiden Republik I ndonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja
Kementrian Negara Republik I ndonesia sebagaimana telah beberapa
kali diubah, terakhir dengan Nomor 94 Tahun 2006;
12.
Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan
Tugas Eselon I Kementrian Negara Republik I ndonesia sebagaimana
telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Nomor 17 Tahun 2007;
13.
I nstruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2006 tentang Paket Kebijakan
Perbaikan I klim I nvestasi;
14.
Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.13/ Menhut-I I / 2005 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kehutanan sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terakhir dengan Nomor P.17/ Menhut-I I / 2007;
15.
Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.6/ Menhut-I I / 2007 tentang
Rencana Kerja dan Rencana Kerja Tahunan Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu Dalam Hutan Alam dan Restorasi Ekosistem Dalam Hutan
Alam Pada Hutan Produksi.
M E M U T U S K A N :
Menetapkan
:
PERUBAHAN PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR
P.6/ MENHUT- I I / 2007 TENTANG RENCANA KERJA DAN RENCANA
KERJA TAHUNAN USAHA PEMANFAATAN HASI L HUTAN KAYU
DALAM HUTAN ALAM DAN RESTORASI EKOSI STEM DALAM
HUTAN ALAM PADA HUTAN PRODUKSI
Pasal I
Mengubah beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.6/
Menhut-I Menhut-I / 2007 tentang Rencana Kerja dan Rencana Kerja Tahunan Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu Dalam Hutan Alam dan Restorasi Ekosistem Dalam Hutan Alam Pada Hutan
Produksi, menjadi sebagai berikut:
1.
Ketentuan Pasal 1 angka 10, diubah sehingga berbunyi sebagai berikut :
Pasal 1
10.
Rencana Produksi Tahunan Nasional adalah Target Produksi Kayu Bulat hutan
alam produksi yang ditetapkan oleh Menteri Kehutanan.
2. Ketentuan Pasal 4 ayat ( 1) huruf d, diubah, sehingga berbunyi sebagai
berikut :
Pasal 4
(1) Usulan RKUPHHK dalam Hutan Alam atau Restorasi Ekosistem dalam Hutan Alam
pada Hutan Produksi sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 ayat (2) disusun
berdasarkan :
d. Potensi tegakan berdasarkan I nventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala sesuai
ketentuan ;
/ 3. Ketentuan ...
~ 3 ~
3. Ketentuan Pasal 4 ayat ( 2) dihapus.
4. Ketentuan Pasal 6 ayat ( 1) diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut :
Pasal 6
(1) Direktur Jenderal atas nama Menteri menyetujui Usulan RKUPHHK dalam Hutan
Alam dan Restorasi Ekosistem dalam Hutan Alam pada Hutan Produksi
sebagaimana dimaksud dalam pasal 3, dan salinannya disampaikan kepada :
a. Kepala Dinas Provinsi;
b. Kepala Dinas Kabupaten/ Kota; dan
c. Kepala UPT.
5.
Ketentuan Pasal 13 ayat ( 2) diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut :
Pasal 13
(2) Direktur Jenderal atas nama Menteri melakukan penilaian atas kewenangan
pengesahan self approval sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
6. Ketentuan Pasal 16 ayat ( 1) dan ayat ( 2) diubah, sehingga berbunyi sebagai
berikut :
Pasal 16
(1) Untuk Usulan RKT dalam Hutan Alam pada Hutan Produksi, Kepala Dinas
Kabupaten/ Kota melaksanakan pemeriksaan lapangan dengan obyek meliputi
rencana blok/ petak tebangan,
timber cruising, Petak Ukur Permanen (PUP),
realisasi RKT berjalan dan sarana produksi yang berupa peralatan, TPn, Trase
Jalan, dan TPK/
Logpond yang hasilnya dibuat dalam satu Berita Acara
Pemeriksaan sebagai bahan pertimbangan teknis penilaian dan pengesahan
Usulan RKT.
(2) Pelaksanaan pemeriksaan lapangan dan sarana produksi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan secara bersamaan dan tidak dilakukan terpisah-pisah.
7.
Ketentuan Pasal 24 ayat ( 3) diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut :
Pasal 24
(3) BKUPHHK hanya dapat diberikan satu kali dan berlaku untuk jangka waktu paling
lama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal disahkan.
8. Ketentuan Pasal 30 ayat ( 3) dan ayat ( 4) diubah, sehingga berbunyi
sebagai berikut:
Pasal 30
(3) Terhadap RKUPHHK yang telah mendapat pengesahan sebelum berlakunya
Peraturan Menteri ini wajib menyusun RKUPHHK 10 (sepuluh) tahunan
berdasarkan I HMB dalam waktu selambat-lambatnya 2 (dua) tahun sejak
Peraturan tentang I HMB ditetapkan.
(4) Terhadap I UPHHK yang telah memiliki RKUPHHK yang sah dan waktu
berakhirnya izin kurang dari 5 (lima) tahun sejak Peraturan ini ditetapkan, maka
tidak wajib dilakukan revisi.
~ 4 ~
9. Menambah tiga ayat baru pada Ketentuan Pasal 30, yaitu ayat ( 6) , ayat ( 7)
dan ayat ( 8) sehingga berbunyi sebagai berikut :
Pasal 30
(6) Terhadap I UPHHK yang belum menyusun Usulan RKUPHHK, maka sambil
menunggu terbitnya pedoman I HMB dapat menyusun Usulan RKUPHHK
berdasarkan hasil inventarisasi yang telah dilaksanakan.
(7) Terhadap Usulan RKUPHHK yang telah diajukan sebelum terbitnya pedoman I HMB
dapat dilanjutkan proses pengesahannya.
(8) Terhadap usulan RKTUPHHK tahun 2008 dan 2009 dapat diproses penilaian dan
pengesahannya berdasarkan RKUPHHK yang telah disahkan.
10. Ketentuan Pasal 31 ayat ( 1) dihapus.
11. Ketentuan Pasal 31 ayat ( 2) , diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 31
(2) Penyusunan, penilaian dan pengesahan RKUPHHK dalam Hutan Alam dan
Restorasi Ekosistem pada Hutan Produksi 10 (sepuluh) tahunan diberi waktu
dalam jangka waktu 2 (dua) tahun sejak Peraturan Menteri ini diberlakukan.
12. Ketentuan – Ketentuan Lampiran 1, Lampiran 2, Lampiran 3, Lampiran 4,
Lampiran 5, dan Lampiran 6, diubah sehingga menjadi Lampiran 1,
Lampiran 2, Lampiran 3, Lampiran 4, Lampiran 5, dan Lampiran 6
sebagaimana tercantum dalam Peraturan ini.
Pasal I I
(1)
Ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.6/ Menhut-I I / 2007
dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak diubah dengan Peraturan ini.
(2)
Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : JAKARTA
Pada tanggal : 27 September 2007
MENTERI KEHUTANAN,
H. M.S. KABAN
Salinan Peraturan ini disampaikan kepada Yth.:
1.
Menteri Dalam Negeri;
2.
Pejabat Eselon I Lingkup Departemen Kehutanan;
3.
Gubernur seluruh I ndonesia;
4.
Bupati/ Walikota seluruh I ndonesia;
5.
Kepala Dinas Provinsi yang diserahi tugas dan tanggung jawab di bidang kehutanan di
seluruh I ndonesia;
6.
Kepala Dinas Kabupaten/ Kota yang diserahi tugas dan tanggung jawab di bidang
kehutanan di seluruh I ndonesia;