PENINGKATAN NILAI JUAL PADA PRODUK GELEK DENGAN PEMBERIAN LABELLING
Sukirman1), Dhea Ahimsa2), Sigit Aji Pamungkas3), Muhammad Ichsan Fajri4) Chairunnisa5), Fatma Kurnia Koto6), Saffanah Hanung Safitri7),
Niken Nasti Nurliza Nizam8), Ria Monika Wulandari9)
Universitas Islam Indonesia Email:13423056@students.uii.ac.id
ABSTRAK
Tumbuhnya semangat kewirausahaan sangat terasa di kawasan Dusun Katonan. Hal ini terlihat dari semangat warga dalam mengikuti pelatihan kewirausahaan dan distribusi hingga pemasaran produk. Namun strategi kewirausahaan kebanyakan hanya menjadi sekedar pengetahuan yang belum termanfaatkan dengan maksikmal. Sehingga penulis menginginkan warga dusun katonan dapat memanfaatkan pengetahuan kewirausahaanya semaksimal mungkin. Maka dari itu diadakanlah pembimbingan terpadu terkait kemampuan teknis untuk mengembangkan kemampuan kewirausahaan umkm yang ada di Dusun Katonan Pembimbingan terpadu meliputi, pelatihan dan pemberian labelling untuk produk Gelek, pelatihan coreldraw, dan sosialisasi pembuatan proposal kewirausahaan kepada perangkat Dusun Katonan. Hal ini dilakukan agar warga Dusun Katonan lebih mudah menuangkan strategi mereka kedalam langkah – langkah teknis yang sistematis.
Kata Kunci: Kewirausahaan, Ekonomi
ABSTRACT
The growth of the entrepreneurial spirit is very pronounced in the area of the hamlet Katonan. This is evident from the spirit of the people in entrepreneurship training and distribution to marketing the product. But the most entrepreneurial strategy becomes a mere untapped knowledge with maksikmal. So the author wants villagers kewirausahaanya katonan can utilize knowledge as possible. Therefore diadakanlah integrated guidance related technical capability to develop entrepreneurial abilities of SMEs in the hamlet Katonan integrated Mentoring includes, training and labeling for products Gelek, coreldraw training, and socialization of making proposals to the Dusun Katonan entrepreneurship. This is done so Hamlet Katonan easier pouring their strategy into action - a systematic technical measures.
Keywords: Entrepreneurship, Economics
PENDAHULUAN
Persaingan usaha di Indonesia dewasa ini semakin kompetitif. Menghadapi persaingan
yang semakin kompetitif, setiap wirausahaan dari skala kecil hingga besar haruslah memiliki
strategi yang mumpuni. Strategi yang kompetitif dewasa ini tidak hanya berasal dari kualitas
produk. Rantai pasokan, tampilan kemasan, strategi sumber daya manusia hingga strategi
negosiasi dapat menjadi sumber untuk mempertahankan posisi suatu usaha agar tetap bisa
bersaing dengan competitor lain.
Katonan sangatlah besar. Dilihat dari beberapa usaha pemangku Dusun disana yang sering
mengikuti beberapa pelatihan kewirausahaan yang kelak informasi tersebut dapat dilanjutkan
warga Dusun lainnya. Namun ditengah kemauan yang besar ini warga Dusun Katonan masih
menghadapi beberapa kendala untuk merealisasikan strategi yang telah mereka susun.
Contohnya UMKM gelek yang ingin memperluas pasarnya hingga bisa dipasarkan diluar
wilayah Dusun Katonan.
Beberapa kendala teknis dan krusial yang dihadapi oleh UMKM di Dusun Katonan
seperti kurangnya inspirasi dan pengetahuan tentang pentingnya kemasan dalam suatu produk.
Masalah yang jelas tergambar dari observasi yang penulis lakukan, bahwa penggerak UMKM
di Dusun Katonan mengetahui bahwa kemasan itu penting, namun tidak bisa menjabarkan
seberapa penting suatu kemasan yang menarik dan bagaimana isi konten yang tepat dalam
suatu kemasan agar konsumen teredukasi dengan produk yang ada. Masalah kedua yang
menjadi kendala perkembangan iklim kewirausahaan di Dusun Katonan ialah terbatasnya
sumber dana untuk dijadikan modal usaha. Baik itu yang akan digunakan sebagai modal kerja
maupun yang akan ditukarkan dalam bentuk assest.
Mengingat bahwa UMKM di Dusun Katonan telah memiliki pasar yang cukup loyal dengan produk yang mereka produksi, yaitu makanan ringan yang sering disebut “Gelek” penulis akan berfokus untuk meningkatkan bargaining UMKM di Dusun Katonan dalam menuangkn dan memaksimalkan strategi pemasaran untuk produk Gelek Prima Rasa dari
Dusun Katonan.
Gelek Sendiri bukanlah cemilan asing yang jarang kita temui di tempat lain. Gelek
terbuat dari campuran tepung terigu, telur, maizena, blueband dan bahan lain yang dilengkapi
dengan taburan wijen. Beberapa tempat di Indonesia juga telah mengenal panganan ini.
Seperti di daerah sumatera sekitarnya cemilan ini biasa disebut kue wijen. Gelek bisa dibilang
kembaran kue wijen. Sebab mulai dari bentuk yang sama – sama bulat, tekstur yang garing,
dan rasa manis dan gurih bercampur menjadi satu. Dusun Katonan memiliki kelompok
UMKM yang mampu memproduksi Gelek dalam waktu tertentu hingga mencapai 150
kwintal. Pengerjaan Gelek sebanyak ini masih mungkin dilakukan oleh tenaga 2 hingga 3
orang sumber daya manusia.
Melihat potensi ini, berdasarkan wawancara dan analisa yang penulis lakukan di
lapangan, bahwa langkah paling dini untuk segera meningkatkan nilai jual gelek di mata
konsumen, yaitu dengan cara memperbarui kemasan. Dimana, menurut Suharto (2000),
kemasan suatu produk. Dimana kemasan meliputi tiga komponen yang terdiri dari merk,
kemasan itu sendiri dan label.
Kemasan dinilai dapat meningkatkan nilai suatu barang. Kemasan dapat memberi citra
bahwa produk tersebut berasal dari sumber atau bahan yang aman dan layak dikonsumsi.
Melalui kemasan, produsen dapat bercerita baik secara tersurat maupun tersirat makna dan
nilai produk yang dihasilkan. Misalnya produk makanan yang memiliki kemasan berwarna
merah dengan ornament sederhana namun berkelas diletakkan dalam satu rak dengan produk
cemilan kiloan yang berada dalam baskom. Konsumen yang mementingkan kualitas sudah
dipastikan akan memilih produk yang masih tertutup rapid an dianggap higienis dari pada
harus membeli produk yang kurang meyakinkan tampilannya. Dalam dunia pemasaran
kepedulian konsumen kelompok tertentu terhadap kemasan sangat diperhitungkan. Karena hal
tersebut mampu membangun positioning produk yang prestige dibenak konsumen. Untuk mewujudkan hal tersebut, UMKM di Dusun Katonan, khususnya UMKM Gelek harus
dipantik perhatiannya agar mulai memperhatikan kemasan yang digunakan dalam
mendistribusika Gelek.
Disisi lain, Gelek bukanlah cemilan “kosong” tanpa manfaat. Gelek diselimuti biji wijen. Dimana manfaat biji wijen belum diketahui oleh khalayak ramai. Melalui pembaruan
labelling dan juga dapat mengedukasi konsumen, UMKM Gelek dapat menampilkan manfaat
Gelek sebagai isi konten di dalam label.
UMKM yang berada di Dusun Katonan biasanya menjual produk cemilan dalam
kuantitas yang besar per porsinya. Ini salah satu kekeliruan dalam teknik pengemasan. Jika
pasar yang dituju adalah wisatawan, agar Gelek bisa dijadikan buah tangan, maka menjual
Gelek dengan ukuran yang tidak terlalu besar yaitu 150-200 gram adalah takaran yang pas.
Coreldraw adalah aplikasi design grafis yang digunakan untuk membuat berbagai macam design seperti logo, kartu nama, kalender, poster, stiker dan lain-lain yang terkenal dalam dunia
digital. Pendampingan dimulai dengan praktek langsung oleh penanggung jawab pemasaran
UMKM ini, yaitu saudara Anggita sari. Selanjutnya pendampingan berupa transfer
pengetahuan kepada UMKM dimulai dengan mengajarkan cara membuat logo – logo sederhana
yang bisa digunakan sebagai label suatu produk. Kemudian dari proses tersebut target pendampingan distimulasi untuk mencari referensi dari sumber – sumber yang ada di internet.
sehingga jika dirasa bahwa target telah cukup mumpuni menggunakan aplikasi coreldraw
UMKM Prima Rasa bisa terus mengembangkan label hingga desain kemasan yang sesuai
dengan pasar yang dituju.
Target yang dituju dalam program ini adalah UMKM cemilan yang ada di Dusun
Katonan, khususnya UMKM Gelek. Metode yang digunakan dalam mengedukasi UMKM ini
yaitu pendampingan mandiri terhadap penanggung jawab pemasaran yang berwenang di
UMKM ini. Namun keterlibatan pemangku Dusun seperti ibu Dusun dan Ketua UMKM ini
juga selalu diperlukan untuk menyesuaikan antara kemampuan penerimaan dari target dengan
kemampuan yang dimiliki penulis.
Pendampingan mandiri ini hanya berfokus bagaimana cara memperbarui label dan
kemasan agar dapat bersaing diantara buah tangan yang lainnya. Pendampingan ini dilakukan
kurang lebih dua hari dengan beberapa kali diskusi untuk menggali dan menyinkronkan antara
keinginan UMKM dan selera pasar.
Pendampingan dimulai dengan diskusi bersama ibu Sriyanti sebagai ketua kelompok
PKK di Dusun Katonan, dan Ibu Mujiah sebagai penanggung jawab produksi produk Gelek.
Setelah dapat menyimpulkan apa tantanga yang dihadapi UMKM ini, selanjutnya penulis
melakukan pembuatan skema materi yang akan disampaikan untuk pendampingan penggunaan
software coreldraw.
HASIL & PEMBAHASAN
Gelek Prima Rasa adalah potensi kewirausahaan yang ada Dusun Katonan dan harus
selalu dikembangkan. Tidak hanya sebagai camilan, biji wijen yang ada di permukaa Gelek
memiliki banyak manfaat. Itu sebabnya dalam proses labelling UMKM ini harus mampu mengemukakan keunggulan biji wijen yang terkandung dalam Gelek Prima Rasa.
Kandungan fitosterol yang tinggi dalam biji wijen bermanfaat untuk menurunkan kadar
kolestrol di dalam tubuh. Selain itu biji wijen juga memiliki zat besi yang tinggi dan bagus
untuk kecantikan kulit. Sehingga trik trik seperti ini dapat dimanfaatkan oleh UMKM yang ada
di Dusun Katonan untuk mengkampanyekan cemilan sehat kepasa calon konsumen.
Dari pendampingan dan tahap diskusi sebagai metode yang dipilih, UMKM Dusun
Katonan juga telah dibekali trik – trik untuk menyiasati biasa kemasan yang tinggi. Dengan
keahlian memperbarui label dan percetakan sticker hasil akhir dari produk Gelek yang ada di
Dusun Katonan tidak kalah dengan produk yang beredar di pasar swalayan.
Harapan penulis dari diadakannya pendampingan ini, UMKM ini terus
mengembangankan jenis camilan sehat yang cocok dijadikan sebagai buah tangan dari kawasan
Magelang.
Gambar 4. Penyerahan sticker labelling
KESIMPULAN
Keunggulan kompetitif bisa diciptakan. Pendampingan intens terhadap keahlian teknis
disertai keinginan untuk mengembangkan diri dapat menciptakan keunggulan kompetitif
terbarui yang dimiliki oleh UMKM Prima Rasa.
REFERENSI