SALINAN
PRES IDEN
REPU BLIK TNDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2016
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATUMN PEMERINTAH NOMOR 37 TAHUN 1998 TENTANG PERATURAN JABATAN PF^IABAT PEMBUAT AKTA TANAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
: a.
batrwa
untuk
meningkatkan peranan
Pejabat Pembuat-
Akta Tanah sertauntuk
meningkatkan pelayanan kepadamasyarakat
atas
pendaftaran
tanah,
perlu
melakukanperubahan terhadap beberapa ketentuan
dalamPeraturan Pemerintah Nomor
37 Tahun
1998
tentangPeraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah;
.
b.
bahwa
berdasarkan pertimbangan
sebagaimanadimaksud dalam
huruf a,
perlu
menetapkan PeraturanPemerintah
tentang
Perubahan
Atas
PeraturanPemerintah Nomor
37
Tahun
1998 tentang
PeraturanJabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah;
Mengrnga.t
: 1.
Pasal5
ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945;
2.
Undang-Undang Nomor 5Tatrun
1960 tentang PeraturanDasar Pokok-Pokok
Agraria
(kmbaran
Negara RepublikIndonesia
Tahun
1960 Nomor 104, Tambahankmbaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2043);3.
Peraturan Pemerintah Nomor
24
Tahun
1997
tentangPendaftaran Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun
1997 Nomor
59,
Tambahan
Iembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3696);4.
Peraturan Pemerintah Nomor
37
TahunPeraturan
Jabatan
Pejabat
Pembuat(kmbaran
Negara
Republik
IndonesiaNomor
52,
Tambahan Lembaran
Negara Indonesia Nomor 3746);1998
tentangAkta
TanahTahun
1998Republik
--'h(? 9,",'.
$.*,p
-*s>19
PRES IDEN
REPUELIK INDONESIA
-2-MEMUTUSKAN:
MenetapKan
:
PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERUBAHAN ATASPERATURAN PEMERINTAH
NOMOR
37
TAHUN
1998 TENTANG PERATURAN JABATAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH,Pasal
I
Beberapa
ketentuan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 37Tahun
1998 tentang Peraturan Jabatan Pejabat PembuatAkta
Tanah (lembaran
NegaraRepublik Indonesia
Tahun
1998Nomor
52,
Tambahan Lembaran NegaraRepublik
Indonesia Nomor 3746) diubah sebagaiberikut:
1.
Ketentuan PasalI
angka7
dihapus dan angka9 diubah
sehingga Pasal
I
berbunyi sebagai berikut:Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah
ini
yang dimaksud dengan:1.
Pejabat PembuatAkta
Tanah, selanjutnya
disebut PPAT, adalah pejabat umum yang diberi kewenanganuntuk
membuat
akta-akta
otentik
mengenaiperbuatan
hukum
tertentu mengenai hak atas tanah atau HakMilik
Atas Satuan Rumah Susun.PPAT Sementara
adalah
Pejabat Pemerintah yangditunjuk
karena jabatannya
untuk
melaksanakantugas
PPAT dengan membuatd<ta
PPATdi
daerah yang belum cukup terdapat PPAT.PPAT
Khusus adalah
pejabat
Badan
PertanahanNasional
yang
ditunjuk
karena jabatannya
untuk
melaksanakan
tugas
PPATdengan membuat akta
PPAT
tertentu
khusus dalam rangka
pelaksanaan program atau tugas Pemerintah tertentu.Akta
PPATadalah
akta
yang
dibuat
oleh
PPATsebagai
but<ti
telah
dilaksanakannya
perbuatanhukum tertentu
mengenaihak
atastanah atau
HakMilik
Atas Satuan Rumah Susun. 2.3.
4.
.,.rlSt a..r'"
q*iu
*rtqutl{:
PRES IDEN]
REPUELIK IN DOI!ESIA
-3-5.
Protokol
PPATadalah
kumpuLan
dokumen
yangharus
disimpan
dan
dipelihara
oleh
PPAT yangterdid
dari daftar akta, akta asli, warkah pendukung akta, arsip laporan, agenda dan surat-surat lainnya.6.
Warkah
adalah
dokumen
yang
dijadikan
dasar pembuatan akta PPAT.7.
Dihapus.8.
Daerah
kerja
PPATadalah
suatu
wilayah
yangmenunjukkan
kewenangan
seonangPPAT
untuk
membuat
akta
mengenaihak
atas tanah dan
HakMilik
Atas Satuan Rumah Susun yang terletak di
dalamnya.
9.
Menteri
adalah
menteri
yang
menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang agraria/pertanahan.
2.
Ketentuan Pasal
6
diubah
sehinggaberbunyi
sebagaiberikut:
Pasal 6
(1)
Syaratuntuk
dapat diangkat menjadi PPAT adalah:a.
Warga Negara Indonesia;b.
berusia paling rendah 22 (duapuluh
dua) tahun;c.
berkelakuan baik yangdinyatakan
dengansurat
keterangan yang
dibuat
olehInstansi
Kepolisian setempat;d.
tidak
pemah
d{atuhi
pidana
penjaraberdasarkan
putusan
penga.dilanyang
telahmemperoleh
kekuatan
hukum
tetap
karena melakukantindak
pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima)tahun
atau lebih;e.
sehat jasmani dan rohani;f.
beriiazah
sarjana
hukum dan
lulusan
jenjangstrata
dua
kenotariatan
atau
lulusan
pnogrampendidikan khusus
PPATyang
diselenggarakanoleh
kementerian
yang
menyelenggarakanurusan
pemerintahanagraria/pertanahan;
di
bidang,rj$?. ri.},t,.
ff*#
-a>g
trRESll-JEl.l
REFI.IBLIK II{DONESIA
-4-g.
Lulus ujian yang
diselenggarakan
olehkementerian
yang
menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang agraria/ pertanahan; dan
h.
telah menjalani
magangatau
nyata-nyata telahbekeda sebagai karyawan
pada
kantor
PPATpaling
sedikit
1
(satul
tahun,
setelah lulus
pendidikan kenotariatan.
(2)
Ketentuan
lebih
la4jut
mengenaitata
cara
ujian,
magmg,
dan
pengangkatan
PPATdiatur
dengan Peraturan Menteri.3.
Ketentuan Pasal
7
diubah
sehinggaberbunyi
sebagaiberikut:
Pasal 7
(1)
PPATdapat
merangkapjabatan
sebagaiNotaris di
tempat kedudukan Notaris.
(21
PPAT dilarang merangkap jabatart atau profesi:a.
advokat, konsultan atau penasehathukum;
b.
pegawai
negeri,
pegawai
badan usaha
milik
negara, pegawai
badan usaha
milik
daerah, pegawai swasta;c.
pejabat negaraatau
Pegawai Pemerintah dengan Peq'anjian Keda (PPPK) ;pimpinan
pada sekolah, perguruantinggi
negeri,atau perguruan
tings
swasta; surveyor berlisensi;penilai tanah;
mediator;
dan/atau
jabatan
lainnya
yang
dilarang
oleh
peraturanperundang-undangan.
4.
Ketentuan Pasal
8
diubah
sehinggaberbunyi
sebagaiberikut:
Pasal 8
(1)
PPAT berhenti menjabat sebaCai PPAT karena:a.
meninggal dunia;b.
teLah mencapai usia 65 (enampuluh
lima)tahun;
atau
c.
diberhentikan
oleh
Menteri sesuai
ketentuand*lem
Peraturan Pemerintahini.
e.
f. c. h.
rrRESlDEl.l
REPI lElLll( I I'lDol'll:lilA
-5-(21
Ketentuan usia sebagaimana dimaksud pada ayat(l)
huruf
b
dapat
diperpanjang
paling lama
2
(dua)tahun
sampai denganusia
67
(enampuluh
tujuh)
tahun
dengan mempertimbang!<an kesehatan yang bersangkutan.(3)
PPAT
Sementara
dan
PPAT
Khusus
berhentimelaksanakan
tugas
PPAT
apabila
tidak
lagi memegangjabatan
sebagaimanadimaksud
dalam Pasal5 ayat
(3)huruf a
dan
b,
atau
diberhentikanoleh Menteri.
(4)
Ketentuan lebihlar{ut
mengenai perpanjangan masajabatan
dan
penganglatan
kembali
PPATsebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diatur
dengan Peraturan Menteri.5.
Ketentuan
Pasal9
diubah
sehinggaPasal
9
berbunyisebagai berikut:
Pasal 9
(1)
PPATyang
merangkapjabatan
sebagaiNotaris di
kabupaten/kota
selain
pada
tempat
kedudukansebagai
PPATwajib
mengqiukan
pindah
tempatkedudukan
PPATpada tempat kedudukan
Notarisatau
berhenti
sebagai
Notaris
pada
tempat kedudukan yang berbeda tersebut.(21
Ketentuan
lebih
lanjut
mengenaisyarat
dan
tata
cara
perpindahan
PPATdiatur
dengan
Peraturan Menteri.6.
Ketentuan Pasal
1Odiubah
sehinggaberbunyi
sebagaiberikut:
Pasal 1O
(1)
PPAT yang diberhentikan oleh Menteri sebagaimanadimaksud dalam
Pasal8
ayat
(1)
huruf c,
terdiri
atas:
a.
diberhentikan dengan hormat;b.
diberhentikan dengantidak
hormat; danc.
diberhentikan sementara.ffi
*#t>*,,#
(21
PRES IDEN
REPUBLIl( INDOI\IESIA
-6-PPAT
diberhentikan dengan
hormat
sebagaimanadimaksud pada ayat (1)
huruf
a, karena:a.
permintaan sendiri;b.
tidak lagi
mampu menjalankan tugasnya karenakeadaan
kesehatan
badan
atau
kesehatanjiwanya,
setelatrdinyatakan oleh
tim
pemeriksakesehatan
ytrLg
berwenang
atas
permintaan Menteri/Kepala atau pejabat yangditunfuk;
c.
merangkap
jabatan
sebagaimana
dimaksuddalam Pasal
7
ayat (21;d.
dinyatakan
pailit
berdasarkan
putusan
pengadilan
yang
telah
memperoleh
kekuatanhukum
bt"p;
dan/atau
e.
berada
di
bawah
pengampuan secara
terusmenerus lebih dari 3 (tiga) tahun.
PPAT
diberhentikan
dengan
tidak
hormat
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat (1)
huruf
b, karena:a.
melakukan pelanggaran berat terhadap laranganatau kewajiban sebagai PPAT;
dan/atau
b.
ditjatuhi
pidana
penjara berdasarkan putusan
pengadilan
yang
telatr
memperoleh
kekuatanhukum
tetap karena melakukan
tindak
pidanayang diancam
denganpidana penjara
5
[ima)
tahun
atau lebih.PPAT
diberhentikan sementara
sebagaimanadimaksud pada ayat (1)
huruf
c, karena:a.
sedangdalam
pemeriksaanpengadilan
sebagai terdakrvasuatu
perbuatan pidana yang diancamdengan
hukuman kurungan
atau
penjara selama-lamanya 5 (lima)tahun
atau lebih berat;b.
tidak
melaksanakanjabatan
PPAT secara nyatauntuk jangka waktu
60
(enam
puluh)
hari
terhitung
sejak tanggal pengambilan sumpah;c.
melakukan pelanggaran
ringan
terhadap larangan atau kewajiban sebagai PPAT;d.
diangkatdan
mengangkat sumpatrjabatan
ataumelaksanakan
tugas
sebagai
Notaris
dengantempat
kedudukan
di
kabupaten/kota
yanglain
daripada tempat kedudukan sebagai PPAT;
(3)
(4)
ffi
7. 8.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-7
-e.
dalam
prosespailit
atau
penundaan
kewajibanpembayaran utang;
f.
berada di bawah pengampuan;dan/atau
g.
melakukan perbuatan tercela.(5)
PPATyang
diberhentikan
sementaxa sebagaimanadimaksud pada ayat (4)
huruf
a, berlaku sampai adaputusan
pengadilan
yang
telah
memperolehkekuatan
hukum
terap.(6)
Pemberhentian PPATkarena alasan
sebagaimanadimaksud
pada
ayat
(2),
ayat
(3),
dan ayat
(4)dilakukan setelah
PPATyang bersangkutan
diberikesempatan
untuk
mengajukan pembelaan
diri
kepada Menteri.(71
PPATyang berhenti atas permintaan sendiri
dapat diangkat kembali menjadi PPAT.(8)
Ketentuan
lebih
lanjut
mengenai
tata
carapemberhentian
PPAT
diatur
dengan
Peraturan Menteri.Pasal
ll
dihapus.Ketentuan ayat (1) Pasal 12 diubah dan
ditambah
I
(satu)ayat
yakni
ayat
(3) sehingga Pasal 12berbunyi
sebagaiberikut:
Pasal 12
Daerah kerja PPAT adalah satu wilayah provinsi.
Daerah
ke{a
PPAT Sementaradan
PPAT Khususmeliputi wilayah
kerjanya
sebagai
Pejabat Pemerintah yang menjadi dasar penunjukannya. Ketentuanlebih
lanjut
mengenai daerahkerja
PPATdiatur
dengan Peraturan Menteri.(1)
(2t
(3)
ffi
PRESIDEI.I
REt-II.I BLIK I I.IDOTJESIA
-8-9.
Di antara Pasal 12 dan Pasal 13 disisipkan 2 (dua) pasal,yalcni Pasal 12A
dan
Pasal
12B,
sehingga
berbunyisebagai
berikut:
Pasal 12A
PPAT mempunyai tempat
kedudukan
di
kabupaten/kota
di provinsi yang menjadi bagran dari daerah keg'a. Pasal 12B
(1)
PPAT
dapat
berpindah
tempat
kedudukan
dandaerah kerja.
(21
Dalamhal
PPAT akan berpindah alamatkantor
yangmasih dalam
kabupaten/kota
tempat
kedudukanPPAT,
wajib
melaporkan
kepada Kepala
KantorPertanahan kabupaten/kota
tempat
kedudukan PPAT.(3)
Dalamhd
PPAT akan berpindah tempat kedudukanke
kabupaten/kota pada daerah kerja yang
samaatau
berpindah daerah
kerja,
wajib
mengajukanpermohonan
perpindahan tempat kedudukan
ataudaerah kerja kepada Menteri.
10.
Ketentuan
Pasa113
diubah
sehinggaberbunyi
sebagaiberikut:
Pasal 13
(l)
Dalamhal
teq'adi pemekarankabupaten/kota
yangmengakibatkan
teg'adinya perubahan
tempatkedudukan
PPAT,maka tempat kedudukan
ppATtetap
sesuai dengan
tempat
kedudukan
yangtercantum
datramkeputusan pengangkatan
PPATatau
PPAT
yang
bersangkutan
mengajukan permohonan pindah tempat kedudukan yang sesuai.(21
Dalam
hal
terjadi
pemekaran
provinsi
yangmengakibatkan
te{adinya perubahan daerah
keg'a PPAT, maka daerahkerja
PPATtetap
sesuai dengandaerah ke4'a
yang
tercantum
dalam
keputusan pengangkatan PPATatau
PPATyang
bersangkutan mengajukan permohonan pindah daerah kerja.,.,r&?. +ii;.
{:*i+
-*9,4'#
PRESIDEN
REPUBLIK IN DOI.J ESIA
11.
12,
-9-(3)
PPAT
yang
bersangkutan
wajib
mengajukanpermohonan
secara
tertulis
kepada
Menterimengenai perubahan tempat
kedudukan
PPAT ataudaerah keq'a
PPAT
karena alasan
selagaimanadimaksud
padaayat
(l)
dan
ayat (21 dalamjangka
wa-ktu
paling lama
90
(sembilan
puluh)
hari
terhitung
sejak tanggaf
Undang-Undang mengenai pemekaran wilayah diundangkan.(4)
Dalam masaperalihan
selama90
(sembilan puluh)hari
sebagaimanadimaksud pada
ayat
(3),
PPATyang
bersangkutan berwenang
membuat
alda
mengenai
hak
atas tanah
atau Hak
Milik
AtasSatuan Rumah
Susun yang terletak
di
tempat kedudukan yang baru uraupun yang lama.(5)
Ketentuan
lebih
lar{ut
mengenaisyarat
dan
tata
cara
permohonanperpindahan tempat
kedudukan atau daerah keqiadiatur
dengan Peraturan Menteri. Pasal 14 dihapus.Ketentuan ayat (1) dan ayat (3) Pasal 15
diubah
sehinggaberbunyi sebn gai berikut:
Pasal 15
(1)
PPATdan
PPAT Sementarasebelum
menjalankan jabatannya wqiib mengangkat sumpahjabatan
PPATdi hadapan Menteri atau pejabat yang
ditunjuk.
l2l
PPAT Khusus selegeirnnns dimaksud dalam Pasal 5ayat
(3)huruf
b
tidak
perlu
menganglat
sumpahjabatan
PPAT.(3)
PPAT
yang
tempat
kedudulcan/daerah
kerjanyadisesuaikan
karena
pemekaran
wilayahkabupaten/kota
atau
provinsi
sebagaimanadirnaksud dalarn Pasal 13 ayat (1) dan ayat (2)
tidak
perlu
mengangkat sumpah
jabatan
PPATuntuk
melaksanakan tugasnya
di
tempat kedudukan/daerah kerjanya yang baru.ffi
-*ay-a,#
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-10-13.
Ketentuan Pasal 19
diubah
sehinggaberbunyi
sebagaiberikut:
Pasal 19
(1)
Dalarn
waktu
60
(enam
puluh)
hari
setelahpengambilan
sumpah
jabatan
sebaga.imanadimaksud dalam Pasal 15, PPAT wajib:
a.
menyampaikanalamat kantornya, contoh
tandatangan, contoh paraf,
dan
teraan
cap/stempel jabatannya kepada KepataIGntor
Wilayah BadanPertanahan Nasional,
Bupati/Walikota,
KetuaPengadilan
Negeri,
dan
Kepala
KantorPertanahan
yang
wilayahnya
meliputi
daerah kerl'a PPATyangbersanglutan;
danb.
melaksanakan jabatannya secara nyata.l2l
Ketentuan
sebagaimanadimaksud
pada
ayat
(1)huruf
a dikecualikan bagi PPAT Khusus.14.
Ketentuan ayat (1) Pasal 20 diubah dan di antara ayat (1)dan
ayat
(2) disisipkan
1
(satu) ayat,
yakni
ayat
(1a)sehingga Pasal 2O berbunyi sebagai berikut:
Pasal 20
(1)
PPATwajib
mempunyai hanyasatu kantor, yaitu di
tempat kedudukannya.
(la)
PPATyang
merangkap
jabatan
sebagai
Notaris,harus
berkantor
yang
sanna
dengan
tempat kedudukan Notaris.(21 PPAT
wajib
memasang
papan nama
danmenggunakan stempel yang
bentuk dan ukurannya
ditetapkan oleh Menteri.
PR ES ID Et!
REPUBLI
K
INDOI!ESI/-..-
11-15.
Ketentuanayat (1)
Pasat27
diubah
sehingga berbunyisebqgai berikut:
Pasal 27
(1)
PPAT
yang
berhenti
menjabat
karena
alasansebagaimana
dimaksud
dal,am
Pasal
8
ayat
(1)huruf
b
dan
huruf
c,
diwajibkan
menyerahkanprotokol PPAT kepada PPAT di daerah keq'anya.
(21
PPAT
Sementara
yang
berhenti
sebagai
PPATSementara menyerahkan
protokol
PPAT
kepa.daPPAT Sementara yang menggantinya.
(3)
PPATKhusus yang berhenti
sebagai PPAT Khusus menyerahkanprotokol
PPATkepada
PPAT Khususyang menggantinya,
(4)
Apabila
tidak
ada
PPAT penerima
protokol gelagaimanadimaksud
padaayat
(2)dan ayat
(3),protokol
PPATdiserahkan kepada Kepala
KantorPertanahan setempat.
16.
Ketentuan ayat (1) dan ayat (3f Pasaf 31diubah
sehinggaberbunyi sebagai berikut:
Pasal
3l
Selama
PPAT
diberhentikan
untuk
sementarasebagaimana
dimalsud
dalam
Pasal
10
ayat
(1)huruf
c atau
menjalanicuti
sebagaimana dimaksud dalam Pasal30,
tugasdan
kewenangan PPAT dapat dilaksanakan oleh PPAT pengganti atas permohonanPPAT yang bersangkutan.
PPAT pengganti
sebagaimana
dimalsud
pada ayat(l)
diusulkan oleh PPAT yang bersangkutan dandiangkat oleh
pejabatyang
berwenang menetapkanpemberhentian sementa.ra
atau
persetujuancuti
di
dalam
keputusan
mengenai
pemberhentiansementara
atau
keputusan persetujuan
cuti
yangbersangkutan serta
diambil
sumpahnya oleh KepalaKantor Pertanahan setempat.
(1)
t2)
,;*t?
ir,...{tp
-*c>1,#''
FRESIDEI.IREI]UELII( INDOI{ESI/\
_t2_
(3)
Persyaratanuntuk
menjadi
PPAT penggantiterdiri
atas:
a.
telahlulus
pnogram pendidikan kenotariatan dantelah menjadi pega.wai
kantor
PPAT paling sedikitselama
I
(satu)tahun;
ataub.
telah
lulus
program
pendidikan
}ihusus
PPATyang
diselenggarakanoleh
kementerian
yangmenyelenggarakan
urusan
pemerintahan
di
bidang agraria/ pertanahan.
17.
Ketentuan Pasal 32 ditambah2
(dua) ayat,yalni
ayat (5) dan ayat (6) sehingga berbunyi sebagaiberikut:
Pasal 32
(1)
Uangjasa
(honorarium) PPATdan
PPAT Sementara,termasuk
uangjasa
(honorarium) saksitidak
bolehmelebihi
17o (satu persen)dari
harga transaksi yangtercantum di dalam akta.
(21
PPATdan
PPAT Sementarawajib
memberikanjasa
tanpa memungut biaya kepada seseorang yangtidak
mampu.
(3)
Di
dalam
melaksanakan tugasnya, PPATdan
PPAT Sementaradilarang melakukan pungutan
di
luar
ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(4)
PPAT Khusus
melaksanalan
tugasnya
tanpamemungut biaya.
(5)
Pelanggaran
terhadap ketentuan
sebagaimanadimaksud pada
ayat (1)
sampai dengan
ayat
(4)dikenakan sanksi arl m i nisg'asi.
(6)
Ketentuan lebihlanjut
mengenai sanksi administrasidiatur
dengan Peraturan Menteri.18.
Ketentuan Pasal 33ditambah
1 (satu) ayat,yakni
ayat(2)sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 33(1)
Menteri melaksanakan pembinaandan
pengawasan terhadap pelaksanaan tugas PPAT.l.
2.
3.
4.
5.
ffi
-rlp4€
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-13-l2l
Tata cara pembinaandan
pengawasan sebagaimanadimaksud
padaayat
(l)
diatur
lebih
lanjut
dengan Peraturan Menteri.Pasal
II
PPAT
yang
merangkapjabatan
sebagaikonsultan
atau penasehathukum
wajib memilih jabatan
sebagai PPATatau konsultan/penasehat hukum
dalamjangka waktu
3
(tiga)
bulan
sejak
Peraturan Pemerintah
ini
mulai
berlaku,
denganketentuan
apabila dalamjangka waktu
tersebutpilihan tidak dilakukan
maka diberhentikandari
jabatannya sebagai PPAT sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah
ini.
Pemberhentian
PPAT
sebagaimana
dimaksud
padaangla
I
dilakukan dengan Keputusan Menteri.PPAT
wajib melakukan
penyesuaiantempat
kedudukandan
daerahke{a
PPAT dafamjangka waktu
paling lama6
(enam)bulan
sejakberlakunya
Peraturan Pemerintahini.
Semua
frasa kabupaten/ko
sebagaimanadimaksud
dalam
Peraturan Pemerintah
Nomor
37Tahun
1998 tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah, harus dimaknai dengan kabupaten/kota.Semua ketentuan
mengenai
formasi
sebagaimanadimaksud
dalam
Peraturan
Pemerintah
Nomor
37Tahun
1998 tentang Peraturan Jabatan Pejabat PembuatAkta Tanah dan peraturan pelaksanaannya,
dicabut
dandinyatakan
tidak
berlaku;Peraturan
Pemerintahini
mulai
berlaku pada
tanggaldiundangkan.
6.
,i,,:'(?
*],,
qtlr
*r*pr4@
PIlESIDEITI
REPUElLtt( ll.tDO htF:S tA
-14-Aggr
setiap orang
mengetahuinya,
memerintahkanpengundangan
Peraturan
Pemerintah
ini
dengan penempatannya dalam Irembaran Negara Republik Indonesia.Ditetapkan di
Jakarta
pada tanggal 22
Juni20t6
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
JOKO WIDODO
Diundangkan di
Jakarta
pada tanggal 27
Juni20l6
MENTERI
HUKt'M
DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,ttd.
YASONNA H, LAOLY
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 NOMOR 120
Salinan sesuai dengan aslinya
KEMENTERIAN SEKRETAzuAT NEGARA RI Asisten Deputi Bidang Perekonomian,
dan Perundang-undangan,
ffi
-$gyrq#
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2016
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 37 TAHUN 1998 TENTANG PERATURAN JABATAN PE.IABAT PEMBUAT AKTA TANAH
I.
UMUMDalam
rangfu
mendukung
prograrn
kebljal<an
deregulasi
bidangagraria/pertanahan
ddam
rangka
percepatan pelaksanaan
PaketKebljakan Ekonomi Pemerintah
perlu
diadakan perubahan
terhadapPeraturan Pemerintah Nomor 37
Tahun
1998 tentang Peraturan JabatanPejabat Pembuat Akta Tanah.
Ruang
lingkup
Perubahan
terhadap
Peraturan Pemerintah
tersebut meliputi:1.
Persyaratanuntuk
dapat diangkat PPAT antara lain:a.
usia calon PPAT; danb.
kewajiban msgang sebelumcdon
PPAT di angkat.2.
Penambahan masakerja
PPAT semula65
(enampuluh
lima) tahun
dapat diperpanjang menjadi 67 (enam
puluh tujuh)
tahun.3.
Penambahanjenis
pemberhentian terhadap PPAT.4.
Perluasan daerah keq'a semula 1 (satu) wilayah ke4'akabupaten/kota
menjadi
I
(satu) wilayah kerja provinsi.5.
Penambahan larangan ranglap jabatan.il.
PASALDEMIPASALPasal
I
Angka 1
Pasal 1
Cukup jelas.
Angka 2 Pasal 6
Cukup jelas.
,Q
*.
,'!'i')!'-1"1i:'!\
$.*ii
-$p4#
PRESIDEI.I
REPUBLIK II!DOI.JESIA.
-2-Angka 3 Pasal 7
Cukup jelas.
Angka 4
Pasal 8 Ayat (1)
Keadaan sebagaimana
dimaksud pada
huruf
a
danhuruf
b
menyebabkanyang
bersangkutan
berhenti dengan sendirinya sebagai PPATdan
untuk
itu
tidak
diperlukan keputusan
pemberhentian.
Yang bersangkutantidak
berhak lagi membuat akta.Ayat (2)
Perpanjangan
.liajukan
sesuai syarat
dan
tata
cara perpanjangan masa jabatan PPAT.Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (a)
Cukup jelas.
Angka 5 Pasal 9
Cukup jelas.
Angka 6 Pasal 10
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas,
PRESIDEI.I
REPUBLIK II\IDONESIA
-3-Ayat (3)
Huruf
aYang dimaksud dengan pelanggaran berat antara lain:
1.
membantu melakukan
permuliakatan jahat
yang
mengakibatkan sengketa
atau
konflik
pertanahan;
2.
melakukan pembuatan
akta
sebagaipermufakatan
jahat
yang
mengakibatkansengleta atau
konflik
pertanahan;3.
melakukan pembuatan
akta
di
luar
wilayahkedanya
kecuali karena
pemekarankabupaten/kota,
pemekaran
provinsi,
ataumembuat
akta tukar
menukar,
akta
pemasukan
ke dalam
perusahaan,atau akta
pembagian bersama mengenai beberapa
hak
atas
tanah/Hak
Milik
Atas
Satuan
RumahSusun
yang
tidak
semuanyaterletak
dalamwilayah ke4'anya;
4.
memberikan keteranganyang
tidak
benar di
dalam
akta yang
mengakibatkan
sengketaatau
konflik
pertanahan;5.
membukakantor
cabang atau perwakilan ataubentuk lainnya
di
dalam
dan/atau
di
luar
wilayah kerjanya;
6.
melanggar sumpahjabatan
sebagai PPAT;7.
membuatakta
PPATtanpa dihadiri
oleh parapihak;
8.
membuatakta
mengenaihak
atastanah/Hak
Milik
Atas
Satuan Rumah Susun
yang obyeknya masih sengketa;9.
PPATtidak
membacakanakta
yang dibuatnya di hadapan para para pihak;IO.PPAT
membuat
akta
di
hadapan para pihak
yang berwenang melakukan perbuatan
hukum
sesuai akta yang dibuatnya;
dan/atau
ll.PPAT
membuat
akta
dalam masa
dikenakansanksi
pemberhentian
dengan
hormat,pemberhentian
sementara,
atau
dalam keadaan cuti.PRESIDEN
REPLJ B
t.II(
INDONESIA-4-Hurufb
Cukup jeLas.
Ayat (4)
Huruf
aCukup jelas.
Huruf
bYang
dimaksud dengan
tidak
melaksanakanjabatan
PPAT secara nyatauntukjangka waktu
60(enam
puluh)
hari
adalah
dihitung
secarakumulatif
selamaI
(satu) tahun.Huruf
cYang dimaksud dengan pelanggaran ringan antara lain:
1.
memungut
uang
jasa
melebihi
ketentuan peraturan perundang-undangan;2. dalam
waktu
2
(dua)
bulan
setelahberakhirnya
cuti tidak
melaksanakan tugasnya kembali;3.
tidak
menyampaikan
laporan
bulananmengenai akta yang dibuatnya;
dan/atau
4.
merangftapjabatan.Huruf
dCukup jelas.
Huruf
eCukup jelas.
Huruf
f
Cukup jelas.
Huruf
gCukup jelas. Ayat (5)
Cukup jelas. Ayat (6)
Cukup jelas.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-5-Ayat (7)
Cukup jelas.
Ayat (8)
Cukup jelas.
Angka 7
Cukup jelas.
Angka 8 Pasal 12
Cukup jelas.
AnCka 9
Pasal 12A
Cukup jelas.
Pasal 12B
Cukup Jelas.
Angka 1O
Pasal 13
Cukup jeLas.
Angka 11
Cukup jelas.
Angka 12
Pasal 15
Cukupjelas.
Angka 13
Pasal 19
Ayat (1)
Huruf
aMaksud
dari
penyerahancontoh
tanda
tangan,contoh paraf,
dan
teraan
cap/stempel jabatan
PPAT
adalah
agar
pada Kantor
Pertanahansetempat
tersedia
pembanding
jika
te{adi
perbdaan tanda
tangan,
paraf,
atau
teraancap/stempel,
apabila
terjadi
perkara
mengenai keabsahan akta PPAT yang bersangkutan.Hurufb
Cukup jelas.
PRESIDEN
REPUELIK INDONESIA
-6-Ayat (2)
Cukup jeLas. Angka 14
Pasal 20
CukupjeLas.
Angka 15
Pa.sal2T
Cukup jelas.
Angka 16
Pasal 31
Cukup jelas.
Angka 17
Pasal 32 Ayat (1)
Cukup jelas. Ayat (2)
Cukup jelas. Ayat (3)
Cukupjelas.
Ayat (4)
PPAT
Khusus
melaksanakantugas pembuatan akta
PPAT sebagai
bagian
dari
tugasnya
di
bidangpendaftaran
tanah, maka
pembuatan
akta
tersebut dilakukan dengan cuma-curna.Ayat (5)
Cukup jelas. Ayat (6)
Cukup jelas.
Angka
l8
Pasal 33
Cukup jelas. Pasal
II
Cukup jelas.