• Tidak ada hasil yang ditemukan

Himpunan Peraturan Pertanahan – Kotak Hitam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Himpunan Peraturan Pertanahan – Kotak Hitam"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

UN D AN G- UN D AN G REPU BLI K I N D ON ESI A Republik I ndonesia Tahun 1945 m engam anat k an diselenggar akan ot onom i seluas- luasny a dalam k er angk a Negar a Kesat uan Republik I ndonesia;

b. bahw a hubungan keuangan, pelayanan um um , pem anfaat an sum ber daya alam

penyelenggar aan ot onom i daer ah m elalui penyediaan sum ber - sum ber pendanaan ber dasar k an k ew enangan Pem er int ah Pusat , Desent r alisasi, Dekonsent rasi, dan Tugas Pem bant uan, per lu diat ur per im bangan keuangan ant ar a Pem er int ah Pusat dan Pem er int ahan Daer ah ber upa sist em keuangan yang diat ur ber dasar k an pem bagian kew enangan, t ugas, dan t anggung j aw ab yang j elas ant ar susunan pem er int ahan;

d. bahw a Undang- Undang Nom or 25 Tahun 1999 t ent ang Per im bangan Keuangan Ant ar a Pem er int ah Pusat dan Daer ah sudah t idak sesuai dengan per k em bangan keadaan, ket at anegar aan ser t a t unt ut an peny elenggar aan ot onom i daer ah, sehingga per lu digant i;

e. bahw a ber dasar k an per t im bangan pada hur uf a, hur uf b, hur uf c dan hur uf d, per lu dit et apk an Undang- Undang t ent ang Per im bangan Keuangan Ant ar a Pem er in-t ah Pusain-t dan Pem er inin-t ahan Daer ah;

I . UM UM

Negar a Kesat uan Republik I ndonesia m enyelenggar akan pem erint ahan Negar a dan pem bangunan nasional unt uk m encapai m asyar akat adil, m akm ur, dan m er at a ber dasar kan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negar a Republik I ndonesia Tahun 1945. Dalam rangka penyelenggaraan pem erint ahan, Negar a Kesat uan Republik I ndonesia dibagi at as daer ah-daer ah pr ovinsi dan ah-daer ah provinsi t er diri at as daerah- daer ah kabupat en dan kot a. Tiap- t iap daer ah t ersebut m em punyai hak dan kewaj iban m engat ur dan m engur us sendiri ur usan pem er int ahannya unt uk m eningk at k an efisiensi dan efek t ivit as penyelenggar aan pem erint ahan dan pelayanan kepada m asyar akat . Pasal 18A ayat ( 2) Undang- Undang Dasar Negar a Republik I ndonesia Tahun 1945 m engam anat kan agar hubungan keuangan, pelayanan um um , ser t a pem anfaat an sum ber daya alam dan sum ber daya lainnya ant ar a Pem erint ah dan Pem er int ah Daer ah diat ur dan dilaksanakan secar a adil dan selar as ber dasar kan Undang-Undang. Dengan dem ikian, Pasal ini m er upakan landasan filosofis dan landasan konst it usional pem bent ukan Undang- Undang t ent ang Perim bangan Keuangan ant ara Pem erint ah Pusat dan Pem erint ahan Daer ah.

(2)

Mengingat :

1. Pasal 1 ay at ( 1) , Pasal 18, Pasal 18A, Pasal 20, Pasal 21, Pasal 23, Pasal 23C, dan Pasal 33 Undang- Undang Dasar Negar a Republik I ndonesia Tahun 1945;

2. Undang- Undang Nom or 17 Tahun 2003 t ent ang Keuangan Negar a ( Lem bar an Negar a Republik I ndonesia Tahun 2003 Nom or 47, Tam bahan Lem bar an Negar a Republik I ndonesia Nom or 4286) ;

3. Undang- Undang Nom or 1 Tahun 2004 t ent ang Per bendahar aan Negar a ( Lem bar an Negar a Republik I ndonesia Tahun 2004 Nom or 5, Tam bahan Lem bar an Negar a Republik I ndonesia Nom or 4355) ;

4. Undang- Undang Nom or 15 Tahun 2004 t ent ang Pem er iksaan Pengelolaan dan Tanggung Jaw ab Keuangan Negar a ( Lem bar an Negar a Republik I ndonesia Tahun 2004 Nom or 66, Tam bahan Lem bar an Negar a Republik I ndonesia Nom or 4400) ;

5. Undang- Undang Nom or 32 Tahun 2004 t ent ang Pem er int ahan Daer ah ( Lem bar an Negar a Republik I ndonesia Tahun 2004 Nom or 125, Tam bahan Lem bar an Negar a

per ubahan yang ber sifat m endasar dan m enyelur uh t er hadap Undang-Undang Nom or 22 Tahun 1999 t ent ang Pem erint ahan Daer ah dan Undang-Undang Nom or 25 Tahun 1999 t ent ang Perim bangan Keuangan ant ar a Pem erint ah Pusat dan Daer ah. Sej alan dengan am anat TAP MPR t ersebut ser t a adanya per kem bangan dalam per at ur an perundang- undangan di bidang Keuangan Negar a yait u Undang- Undang Nom or 17 Tahun 2003 t ent ang Keuangan Negara, Undang- Undang Nom or 1 Tahun 2004 t ent ang Per bendahar aan Negar a, dan Undang- Undang Nom or 15 Tahun 2004 t ent ang Pem eriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jaw ab Keuangan Negar a, m enyebabkan t er j adinya per ubahan yang ber sifat m endasar dan m enyelur uh dalam sist em Keuangan Negar a. Dengan dem ikian, Undang- Undang Nom or 25 Tahun 1999 per lu diperbahar ui ser t a diselar askan dengan Undang- Undang Nom or 32 Tahun 2004 t ent ang Pem erint ahan Daer ah.

(3)

dalam penent uan dasar- dasar perim bangan keuangan ant ar a Pem erint ah dan Pem erint ahan Daer ah. Dalam r angka penyelenggar aan ot onom i daer ah, penyerahan, pelim pahan, dan penugasan ur usan pem erint ahan kepada Daer ah secar a nyat a dan ber t anggung j aw ab har us diikut i dengan pengat ur an, pem bagian, dan pem anfaat an sum ber daya nasional secar a adil, t erm asuk perim bangan keuangan ant ar a Pem erint ah dan Pem erint ahan Daer ah. Sebagai daer ah ot onom , penyelenggar aan pem erint ahan dan pelayanan t er sebut dilakukan ber dasar kan prinsip- prinsip t r anspa-r ansi, paanspa-r t isipasi, dan akunt abilit as. Pendanaan penyelenggaraan pem erint ahan agar t erlaksana secar a efisien dan efekt if ser t a unt uk m encegah t um pang t indih at aupun t idak t er sedianya pendanaan pada suat u bidang pem erint ahan, m aka diat ur pendanaan penyelenggar aan pem erint ahan. Penyelenggar aan pem erint ahan yang m enj adi kew enangan Daer ah dibiayai dari APBD, sedangkan penyelenggar aan kew enangan pem erint ahan yang m enj adi t anggung j aw ab Pem er int ah dibiayai dari APBN, baik kew enangan Pusat yang didekonsent r asikan kepada Guber nur at au dit ugaskan kepada Pem erint ah Daer ah dan/ at au Desa at au sebut an lainnya dalam rangka Tugas Pem bant uan.

(4)

ber t uj uan unt uk m engur angi ket im pangan sum ber pendanaan pem erint ahan ant ar a Pusat dan Daer ah ser t a unt uk m engur angi kesenj angan pendanaan pem erint ahan ant ar - Daer ah. Ket iga kom ponen Dana Perim bangan ini m er upakan sist em t r ansfer dana dar i Pem erint ah ser t a m er upakan sat u kesat uan yang ut uh. DBH adalah dana yang bersum ber dari pendapat an APBN yang dibagihasilkan kepada Daer ah ber dasar kan angka per sent ase t er t ent u. Pengat ur an DBH dalam Undang- Undang ini m er upakan penyelar asan dengan Undang- Undang Nom or 7 Tahun 1983 t ent ang Paj ak Penghasilan sebagaim ana t elah beber apa kali diubah, t er akhir dengan Undang- Undang Nom or 17 Tahun 2000. Dalam Undang- Undang ini dim uat pengat ur an m engenai Bagi Hasil penerim aan Paj ak Penghasilan ( PPh) Pasal 25/ 29 Waj ib Paj ak Or ang Pribadi Dalam Negeri dan PPh Pasal 21 ser t a sekt or per t am bangan panas bum i sebagaim ana dim aksud dalam Undang- Undang Nom or 27 Tahun 2003 t ent ang Panas Bum i. Selain it u, dana r eboisasi yang sem ula t erm asuk bagian dari DAK, dialihkan m enj adi DBH.

(5)

m em biayai kebut uhan sar ana dan pr asar ana pelayanan dasar m asyar akat yang belum m encapai st andar t er t ent u at au unt uk m endor ong per cepat an pem bangunan Daer ah.

Undang- Undang ini j uga m engat ur hibah yang berasal dari pem erint ah negar a asing, badan/ lem baga asing, badan/ lem baga int er nasional, Pem erint ah, badan/ lem baga dalam negeri at au perseor angan, baik dalam bent uk devisa, rupiah, m aupun dalam bent uk bar ang dan/ at au j asa t er m asuk t enaga ahli, dan pelat ihan yang t idak perlu dibayar kem bali.

Dalam lain- lain pendapat an selain hibah, Undang- Undang ini j uga m engat ur pem berian Dana Dar ur at kepada Daer ah kar ena bencana nasional dan/ at au perist iw a luar biasa yang t idak dapat dit anggulangi dengan dana APBD. Di sam ping it u, Pem erint ah j uga dapat m em berikan Dana Dar ur at pada Daer ah yang m engalam i krisis solvabilit as, yait u Daer ah yang m engalam i krisis keuangan berkepanj angan. Unt uk m enghindari m enur unnya pelayanan kepada m asyar akat set em pat , Pem erint ah dapat m em berikan Dana Dar ur at kepada Daer ah t ersebut set elah dikonsult asikan t erlebih dahulu dengan Dew an Per w akilan Rakyat . Pinj am an Daer ah m er upakan salah sat u sum ber Pem biayaan yang ber t uj uan unt uk m em percepat per t um buhan ekonom i Daer ah dan m eningkat kan pelayanan kepada m asyar akat . Pem biayaan yang ber sum ber dari pinj am an har us dikelola secar a benar agar t idak m enim bulkan dam pak negat if bagi Keuangan Daer ah sendiri ser t a st abilit as ekonom i dan m onet er secar a nasional. Oleh kar ena it u, Pinj am an Daer ah perlu m engikut i kr it eria, per syar at an, m ekanism e, dan sanksi Pinj am an Daer ah yang diat ur dalam Undang- Undang ini.

(6)

lain pihak, Pinj am an Daer ah t idak hanya dibat asi unt uk m em biayai pr asar ana dan sar ana yang m enghasil-kan penerim aan, t et api j uga dapat unt uk m em biayai pr oyek pem bangu-nan pr asar ana dasar m asyar akat w alaupun t idak m enghasilkan penerim aan. Selain it u, dilakukan pem bat asan pinj am an dalam rangka pengendalian defisit APBD dan bat as kum ulat if pinj am an Pem erint ah Daer ah.

Daer ah j uga dim ungkinkan unt uk m ener bit kan Obligasi Daer ah dengan per syar at an t er t ent u, ser t a m engikut i per at ur an perundang- undangan di bidang pasar m odal dan m em enuhi ket ent uan nilai ber sih m aksim al Obligasi Daer ah yang m endapat kan per set uj uan Pem erint ah. Segala bent uk akibat at au r isiko yang t im bul dar i pener bit an Obligasi Daer ah m enj adi t anggung j aw ab Daer ah sepenuhnya.

Pengelolaan keuangan dilakukan secar a t er t ib, t aat pada per at ur an per undang- undangan, efisien, ek onom is, efekt if, t r anspar an, dan dapat diper t anggungj aw abkan kepada par a pem angku kepent ingan yang sudah m enj adi t unt ut an m asyarakat . Sem ua penerim aan dan pengeluar an yang m enj adi hak dan kew aj iban Daer ah dalam t ahun anggar an yang ber sangkut an har us dim asukkan dalam APBD. Dalam pengadm inis-t r asian Keuangan Daer ah, APBD, Perubahan APBD, dan pert anggung j aw aban pelaksanaan APBD set iap t ahun dit et apkan dengan Per at ur an Daer ah.

(7)

dilakukan m elalui m ekanism e APBN, sedangkan pengadm inist r asian Dana Desent r alisasi m engikut i m ekanism e APBD. Hal ini dim aksudkan agar penyelenggar aan pem bangunan dan Pem erint ahan Daer ah dapat dilakukan secar a efek t if, efisien, t r anspar an, dan akunt abel.

Dalam r angka m eningkat kan pelaksa-naan Desent ralisasi ber dasar kan prinsip t r anspar ansi dan akunt abilit as, diperlukan adanya dukungan Sist em I nfor m asi Keuangan Daer ah. Sist em t er sebut ant ar a lain dim aksudkan unt uk per um usan kebij akan dan pengendalian fiskal nasional.

Ber dasar kan pem ikir an sebagaim ana diur aikan di at as, m aka pokok- pokok m uat an Undang- Undang ini adalah sebagai berikut :

a. Penegasan prinsip- prinsip dasar perim bangan keuangan Pem erint ah dan Pem erint ahan Daer ah sesuai asas Desent r alisasi, Dekonsent rasi, dan Tugas Pem bant uan;

b. Penam bahan j enis Dana Bagi Hasil dar i sekt or Per t am bangan Panas Bum i, Paj ak Penghasilan ( PPh) Pasal 25/ 29 Waj ib Paj ak Orang Pribadi Dalam Negeri dan PPh Pasal 21; c. Pengelom pokan Dana Reboisasi

yang sem ula t er m asuk dalam kom ponen Dana Alokasi Khusus m enj adi Dana Bagi Hasil;

d. Penyem pur naan pr insip pengalokasian Dana Alokasi Um um ; e. Penyem pur naan pr insip

pengalokasian Dana Alokasi Khusus; f. Penam bahan pengat ur an Hibah dan

Dana Dar ur at ;

g. Penyem pur naan per syar at an dan m ekanism e Pinj am an Daerah, t er m asuk Obligasi Daer ah;

h. Pengat ur an pengelolaan dan per t anggungj aw aban keuangan; i. Penegasan pengat ur an Sist em

I nfor m asi Keuangan Daer ah; dan j . Prinsip akunt abilit as dan

r esponsibilit as dalam Undang-Undang ini diper t egas dengan pem berian sank si.

BAB I KETEN TUAN UM UM

I I . PASAL D EM I PASAL

Pa sa l 1 Pasal 1

Cuk up j elas Dalam Undang- Undang ini yang dim ak sud

(8)

1. Pem er int ah Pusat , yang selanj ut nya disebut Pem er int ah, adalah Pr esiden Republik I ndonesia yang m em egang kekuasaan pem er int ahan Negar a Republik I ndonesia sebagaim ana dim ak sud dalam Undang- Undang Dasar Negar a Republik I ndonesia Tahun 1945.

2. Pem er int ahan Daer ah adalah

peny elenggar aan ur usan pem er int ahan oleh Pem er int ah Daer ah dan DPRD m enur ut asas ot onom i dan Tugas Pem bant uan dengan pr insip ot onom i seluas- luasnya dalam sist em dan pr insip Negar a Kesat uan Republik I ndonesia sebagaim ana dim ak sud dalam Undang-Undang Dasar Negar a Republik I ndonesia Tahun 1945.

3. Per im bangan keuangan ant ar a

Pem er int ah dan Pem er int ahan Daer ah adalah suat u sist em pem bagian keuangan y ang adil, pr opor sional, dem ok r at is, t r anspar an, dan efisien dalam r angk a pendanaan penyelenggar aan Desent r ali-sasi, dengan m em per t im bangkan pot ensi, kondisi, dan kebut uhan daer ah, ser t a besar an pendanaan peny elenggar aan Dekonsent r asi dan Tugas Pem bant uan. 4. Pem er int ah Daer ah adalah guber nur ,

bupat i, at au w alikot a, dan per angkat Daer ah sebagai unsur penyelenggar a Pem er int ahan Daer ah.

5. Daer ah ot onom , selanj ut ny a disebut Daer ah, adalah kesat uan m asyar akat hukum yang m em punyai bat as- bat as w ilayah ber w enang m engat ur dan m engur us ur usan pem er int ahan dan k epent ingan m asy ar ak at set em pat m enur ut pr akar sa sendir i ber dasar kan aspir asi m asyar akat dalam sist em Negar a Kesat uan Republik I ndonesia.

6. Kepala Daer ah adalah guber nur bagi daer ah pr ov insi at au bupat i bagi daer ah kabupat en at au w alikot a bagi daer ah k ot a.

7. Dew an Per w ak ilan Rak y at Daer ah y ang selanj ut nya disebut DPRD adalah lem baga per w akilan r aky at daer ah sebagai unsur penyelenggar a Pem er int ahan Daer ah.

(9)

dalam sist em Negar a Kesat uan Republik I ndonesia.

9. Dek onsent r asi adalah pelim pahan w ew enang dar i Pem er int ah kepada guber nur sebagai w akil Pem er int ah.

10. Tugas Pem bant uan adalah penugasan dar i Pem er int ah kepada Daer ah dan/ at au desa at au sebut an lain dengan kew aj iban m elapor kan dan m em per t anggung j aw abk an pelak sanaanny a k epada y ang m enugaskan.

11. Pener im aan Daer ah adalah uang y ang m asuk ke kas daer ah.

12. Pengeluar an Daer ah adalah uang yang k eluar dar i k as daer ah.

13. Pendapat an Daer ah adalah hak Pem er int ah Daer ah yang diakui sebagai penam bah nilai kekayaan ber sih dalam per iode t ahun ber sangk ut an.

14. Belanj a daer ah adalah sem ua kew aj iban Daer ah yang diakui sebagai pengur ang nilai k ek ay aan ber sih dalam per iode t ahun anggar an yang ber sangkut an. 15. Pem biayaan adalah set iap pener im aan

yang per lu dibayar kem bali dan/ at au pengeluar an y ang akan dit er im a k em bali, baik pada t ahun anggar an yang ber sangk ut an m aupun t ahun- t ahun anggar an ber ik ut nya.

16. Anggar an Pendapat an dan Belanj a Negar a, selanj ut nya disebut APBN adalah r encana keuangan t ahunan pem er int ahan Negar a yang diset uj ui oleh Dew an Per w akilan Rak y at .

17. Anggar an Pendapat an dan Belanj a Daer ah, selanj ut nya disebut APBD adalah r encana keuangan t ahunan Pem er int ahan Daer ah yang dibahas dan diset uj ui ber sam a oleh Pem er int ah Daer ah dan Dew an Per w ak ilan Rakyat Daer ah, dan dit et apkan dengan Per at ur an Daer ah. 18. Pendapat an Asli Daer ah, selanj ut nya

disebut PAD adalah pendapat an yang diper oleh Daer ah yang dipungut ber dasar kan Per at ur an Daer ah sesuai dengan per at ur an per undang- undangan. 19. Dana Per im bangan adalah dana yang

ber sum ber dar i pendapat an APBN yang dialokasikan kepada Daer ah unt uk m endanai kebut uhan Daer ah dalam r angk a pelak sanaan Desent r alisasi.

(10)

dialokasikan k epada Daer ah ber dasar kan angka per sent ase unt uk m endanai kebut uhan Daer ah dalam r angka pelak sanaan Desent r alisasi.

21. Dana Alokasi Um um , selanj ut nya disebut DAU adalah dana y ang ber sum ber dar i pendapat an APBN yang dialokasikan dengan t uj uan pem er at aan kem am puan keuangan ant ar - Daer ah unt uk m endanai kebut uhan Daer ah dalam r angka pelak sanaan Desent r alisasi.

22. Celah fiskal dihit ung ber dasar kan selisih ant ar a k ebut uhan fiskal Daer ah dan kapasit as fiskal Daer ah.

23. Dana Alokasi Khusus, selanj ut nya disebut DAK, adalah dana yang ber sum ber dar i pendapat an APBN yang dialokasikan kepada Daer ah t er t ent u dengan t uj uan unt uk m em bant u m endanai kegiat an khusus yang m er upakan ur usan Daer ah dan sesuai dengan pr ior it as nasional. 24. Pinj am an Daer ah adalah sem ua t r ansak si

yang m engakibat kan Daer ah m ener im a sej um lah uang at au m ener im a m anfaat yang ber nilai uang dar i pihak lain sehingga Daer ah t er sebut dibebani k ew aj iban unt uk m em bay ar k em bali. 25. Obligasi Daer ah adalah Pinj am an Daer ah

yang dit aw ar kan kepada publik m elalui penaw ar an um um di pasar m odal.

26. Dana Dekonsent r asi adalah dana yang ber asal dar i APBN y ang dilak sanak an oleh guber nur sebagai w akil Pem er int ah yang m encakup sem ua pener im aan dan pengeluar an dalam r angka pelak sanaan Dek onsent r asi, t idak t er m asuk dana y ang dialok asik an unt uk inst ansi v er t ik al pusat di daer ah.

27. Dana Tugas Pem bant uan adalah dana yang ber asal dar i APBN yang dilak sanakan oleh Daer ah yang m encakup sem ua pener im aan dan pengeluar an dalam r angka pelaksanaan Tugas Pem bant uan.

28. Hibah adalah Pener im aan Daer ah y ang ber asal dar i pem er int ah negar a asing, badan/ lem baga asing, badan/ lem baga

int er nasional, Pem er int ah, badan/ lem baga dalam neger i at au

(11)

29. Dana Dar ur at adalah dana y ang ber asal dar i APBN y ang dialok asikan kepada Daer ah y ang m engalam i bencana nasional, per ist iw a luar biasa, dan/ at au k r isis solv abilit as.

30. Rencana Ker j a Pem er int ah Daer ah, selanj ut nya disebut RKPD, adalah dok um en per encanaan daer ah pr ov insi, kabupat en, dan kot a unt uk per iode 1 ( sat u) t ahun.

31. Rencana Ker j a Sat uan Ker j a Per angk at Daer ah, selanj ut nya disebut Renj a SKPD, adalah dokum en per encanaan Sat uan Ker j a Per angk at Daer ah unt uk per iode 1 ( sat u) t ahun.

32. Rencana Ker j a dan Anggar an Sat uan Ker j a Per angkat Daer ah, selanj ut nya disebut RKA SKPD, adalah dok um en per encanaan dan penganggar an yang ber isi pr ogr am dan k egiat an Sat uan Ker j a Per angk at Daer ah y ang m er upak an penj abar an dar i Rencana Ker j a Pem er int ah Daer ah dan r encana st r at egis Sat uan Ker j a Per angk at Daer ah y ang ber sangk ut an dalam sat u t ahun anggar an, ser t a anggar an yang diper lukan unt uk m elaksanak annya.

33. Pengguna Anggar an adalah pej abat pem egang k ew enangan penggunaan anggar an kem ent er ian negar a/ lem baga/ Sat uan Ker j a Per angkat Daer ah.

34. Pengguna Bar ang adalah pej abat pem egang k ew enangan penggunaan bar ang m ilik Negar a/ Daer ah.

BAB I I PRI N SI P KEBI JAKAN PERI M BAN GAN KEUAN GAN

Pa sa l 2 Pasal 2

( 1) Per im bangan Keuangan ant ar a Pem er int ah dan Pem er int ahan Daer ah m er upakan subsist em Keuangan Negar a sebagai konsekuensi pem bagian t ugas ant ar a Pem er int ah dan Pem er int ah Daer ah.

Ayat ( 1)

Perim bangan Keuangan ant ar a Pem erint ah dan Pem erint ahan Daer ah m er upakan bagian pengat ur an yang t idak t er pisahkan dari sist em Keuangan Negar a, dan dim aksudkan unt uk m engat ur sist em pendanaan at as kewenangan pem erint ahan yang diser ahkan, dilim pahkan, dan dit ugasbant ukan kepada Daer ah. ( 2) Pem ber ian sum ber keuangan Negar a

k epada Pem er int ahan Daer ah dalam r angk a pelak sanaan Desent r alisasi

Ayat ( 2)

(12)

didasar k an at as peny er ahan t ugas oleh Pem er int ah kepada Pem er int ah Daer ah dengan m em per hat ikan st abilit as dan keseim bangan fiskal.

Yang dim aksud dengan keseim bangan fiskal pada ayat ini adalah keseim ba-ngan fiskal ant ar a Pem erint ah dan Pem erint ahan Daer ah ser t a ant ar -Daer ah.

( 3) Per im bangan Keuangan ant ar a Pem er int ah dan Pem er int ahan Daer ah m er upakan suat u sist em yang m eny elur uh dalam r angka pendanaan peny elenggar aan asas Desent r alisasi, Dekonsent r asi, dan Tugas Pem bant uan.

Ayat ( 3)

Perim bangan keuangan dilaksanakan sej alan dengan pem bagian kew enangan ant ar a Pem erint ah dan Pem erint ahan Daer ah. Dengan dem ikian, pengat ur an perim bangan keuangan t idak hanya m encakup aspek Pendapat an Daer ah t et api j uga m engat ur aspek pengelolaan dan per t anggungj aw abannya.

Pa sa l 3 Pasal 3

( 1) PAD ber t uj uan m em ber ikan kew enangan kepada Pem er int ah Daer ah unt uk m endanai pelaksanaan ot onom i daer ah sesuai dengan pot ensi Daer ah sebagai per w uj udan Desent r alisasi.

Cuk up j elas

( 2) Dana Per im bangan ber t uj uan m engur angi kesenj angan fiskal ant ar a Pem er int ah dan Pem er int ahan Daer ah dan ant ar -Pem er int ah Daer ah.

( 3) Pinj am an Daer ah ber t uj uan m em per oleh sum ber pem biay aan dalam r angk a peny elenggar aan ur usan Pem er int ahan Daer ah.

( 4) Lain- lain Pendapat an ber t uj uan m em ber i peluang kepada Daer ah unt uk m em per oleh pendapat an selain pendapat an sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 1) , ayat ( 2) , dan ayat ( 3) .

BAB I I I D ASAR PEN D AN AAN PEM ERI N TAH AN D AERAH

Pa sa l 4 Pasal 4

( 1) Peny elenggar aan ur usan Pem er int ahan Daer ah dalam r angka pelaksanaan Desent r alisasi didanai APBD.

Ayat ( 1) Cuk up j elas ( 2) Peny elenggar aan ur usan Pem er int ah yang

dilak sanakan oleh guber nur dalam r angk a pelak sanaan Dek onsent r asi didanai APBN.

Ayat ( 2) Cuk up j elas ( 3) Peny elenggar aan ur usan Pem er int ah yang

dilak sanakan oleh guber nur dalam r angk a Tugas Pem bant uan didanai APBN.

Ayat ( 3) Cuk up j elas ( 4) Pelim pahan k ew enangan dalam r angka

pelak sanaan Dekonsent r asi dan/ at au penugasan dalam r angka pelak sanaan

Ayat ( 4)

(13)

Tugas Pem bant uan dar i Pem er int ah kepada Pem er int ah Daer ah diik ut i dengan pem ber ian dana.

yang dilim pahkan dan/ at au Tugas Pem bant uan yang diberikan.

BAB I V

SUM BER PEN ERI M AAN D AERAH

Pa sa l 5 Pasal 5

( 1) Pener im aan Daer ah dalam pelak sanaan Desent r alisasi t er dir i at as Pendapat an Daer ah dan Pem biay aan.

Cuk up j elas

( 2) Pendapat an Daer ah sebagaim ana dim ak sud pada ayat ( 1) ber sum ber dar i: a. Pendapat an Asli Daer ah; b. Dana Per im bangan; dan c. Lain- lain Pendapat an.

( 3) Pem biay aan sebagaim ana dim ak sud pada ay at ( 1) ber sum ber dar i:

a. sisa lebih per hit ungan anggar an Daer ah;

b. pener im aan Pinj am an Daer ah; c. Dana Cadangan Daer ah; dan

d. hasil penj ualan kekayaan Daer ah yang dipisahkan.

BAB V

PEN D APATAN ASLI D AERAH

Pa sa l 6 Pasal 6

Ayat ( 1) ( 1) PAD ber sum ber dar i:

a. Paj ak Daer ah; Hur uf a

Cuk up j elas

b. Ret r ibusi Daer ah; Hur uf b

Ter m asuk hasil dar i pelayanan Badan Layanan Um um ( BLU) Daer ah. c. hasil pengelolaan kekayaan Daer ah

yang dipisahkan; dan

Hur uf c Cuk up j elas d. lain- lain PAD y ang sah. Hur uf d

Cuk up j elas ( 2) Lain- lain PAD yang sah sebagaim ana

dim ak sud pada ayat ( 1) hur uf d, m eliput i: a. hasil penj ualan kekayaan Daer ah

y ang t idak dipisahk an; b. j asa gir o;

c. pendapat an bunga;

d. keunt ungan selisih nilai t ukar r upiah t er hadap m at a uang asing; dan e. k om isi, pot ongan, at aupun bent uk

lain sebagai ak ibat dar i penj ualan dan/ at au pengadaan bar ang dan/ at au j asa oleh Daer ah.

(14)

Pasal 7 Pa sa l 7

Dalam upaya m eningkat kan PAD, Daer ah dilar ang:

a. m enet apkan Per at ur an Daer ah t ent ang pendapat an yang m eny ebabk an ekonom i biaya t inggi; dan

Hur uf a

Yang dim aksud dengan Per at ur an Daer ah t ent ang pendapat an yang m enyebabkan ekonom i biaya t inggi adalah Per at ur an Daer ah yang m engat ur pengenaan Paj ak dan Ret ribusi oleh Daer ah t er hadap obj ek-obj ek yang t elah dikenakan paj ak oleh Pusat dan Pr ovinsi, sehingga m enyebabkan m enur unnya daya saing Daer ah.

b. m enet apkan Per at ur an Daer ah t ent ang pendapat an y ang m engham bat m obilit as penduduk, lalu lint as bar ang dan j asa ant ar daer ah, dan kegiat an im por / ekspor .

Hur uf b

Cont oh pungut an yang dapat m engham bat kelancar an m obilit as penduduk, lalu lint as bar ang dan j asa ant ar - Daer ah, dan kegiat an im por / ekspor ant ar a lain adalah Ret ribusi izin m asuk kot a dan Paj ak/ Ret ribusi at as pengeluar an/ pengir im an bar ang dar i suat u daer ah ke daer ah lain.

Pa sa l 8 Pasal 8

Ket ent uan m engenai Paj ak Daer ah dan Ret r ibusi Daer ah sebagaim ana dim ak sud dalam Pasal 6 ayat ( 1) hur uf a dan hur uf b dilak sanakan sesuai dengan Undang- Undang.

Ket ent uan m engenai Paj ak Daer ah dan Ret ribusi Daer ah diar ahkan unt uk m em berikan kew enangan yang lebih besar kepada Daer ah dalam per paj akan dan Ret ribusi Daer ah m elalui perluasan basis Paj ak dan Ret ribusi dan pem berian diskr esi dalam penet apan t arif Paj ak dan Ret ribusi t er sebut .

Perluasan basis Paj ak t er sebut ant ar a lain dengan m enam bah j enis Paj ak dan Ret ribusi bar u dan diskr esi penet apan t arif dilakukan dengan m em berikan kew enangan sepenuhnya kepada Daer ah dalam m enet apkan t ar if sesuai t ar if m aksim al yang dit et apkan dalam Undang- Undang.

Pa sa l 9 Pasal 9

Ket ent uan m engenai hasil pengelolaan k ek ay aan Daer ah y ang dipisahk an sebagaim ana dim ak sud dalam Pasal 6 ay at ( 1) hur uf c dit et apkan ber dasar kan per at ur an per undang- undangan.

(15)

BAB V I D AN A PERI M BAN GAN

Ba gia n Ke sa t u Je n is

Pa sa l 1 0 Pasal 10

( 1) Dana Per im bangan t er dir i at as: a. Dana Bagi Hasil;

b. Dana Alokasi Um um ; dan c. Dana Alokasi Khusus.

Ayat ( 1)

Dana Perim bangan yang t erdiri at as 3 ( t iga) j enis sum ber dana, m erupakan pendanaan pelaksanaan Desent r alisasi yang alokasinya t idak dapat dipisahkan sat u dengan yang lain kar ena m asing- m asing j enis Dana Perim bangan t ersebut saling m engisi dan m elengkapi.

( 2) Jum lah Dana Per im bangan sebagaim ana dim ak sud pada ayat ( 1) dit et apkan set iap t ahun anggar an dalam APBN.

Ayat ( 2)

Pencant um an Dana Perim bangan dalam APBN dim aksudkan unt uk m em berikan kepast ian pendanaan bagi Daer ah.

Ba gia n Ke du a D a n a Ba g i H a sil

Pa sa l 1 1 Pasal 11

( 1) Dana Bagi Hasil ber sum ber dar i paj ak dan sum ber daya alam .

Cuk up j elas ( 2) Dana Bagi Hasil yang ber sum ber dar i

paj ak sebagaim ana dim ak sud pada ay at ( 1) t erdir i at as:

a. Paj ak Bum i dan Bangunan ( PBB) ; b. Bea Per olehan Hak at as Tanah dan

Bangunan ( BPHTB) ; dan

c. Paj ak Penghasilan ( PPh) Pasal 25 dan Pasal 29 Waj ib Paj ak Or ang Pr ibadi Dalam Neger i dan PPh Pasal 21. ( 3) Dana Bagi Hasil yang ber sum ber dar i

sum ber day a alam sebagaim ana dim ak sud pada ayat ( 1) ber asal dar i:

a. kehut anan;

b. per t am bangan um um ; c. per ikanan;

d. per t am bangan m iny ak bum i; e. per t am bangan gas bum i; dan f. per t am bangan panas bum i.

Pa sa l 1 2 Pasal 12

( 1) Dana Bagi Hasil dar i pener im aan PBB dan BPHTB sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 11 ay at ( 2) hur uf a dan hur uf b dibagi ant ar a daer ah pr ovinsi, daer ah kabupat en/ kot a, dan Pem er int ah.

(16)

( 2) Dana Bagi Hasil dar i pener im aan PBB sebesar 90% ( sem bilan puluh per sen) unt uk Daer ah dengan r incian sebagai ber ikut :

a. 16,2% ( enam belas dua per sepuluh per sen) unt uk daer ah pr ov insi yang ber sangk ut an dan disalur kan ke Rekening Kas Um um Daer ah pr ovinsi;

b. 64,8% ( enam puluh em pat delapan per sepuluh per sen) unt uk daer ah kabupat en/ kot a yang ber sangkut an dan disalur kan ke Rek ening Kas Um um Daer ah kabupat en/ kot a; dan selur uh daer ah kabupat en dan kot a yang didasar kan at as r ealisasi pener im aan PBB t ahun anggar an ber j alan, dengan im bangan sebagai ber ikut :

Ayat ( 3)

a. 65% ( enam puluh lim a per sen) dibagikan secar a m er at a kepada selur uh daer ah kabupat en dan kot a; dan

Hur uf a

Pem bagian t ersebut dim aksudkan dalam r angka pem erat aan kem am puan keuangan ant ar - Daer ah. b. 35% ( t iga puluh lim a per sen)

dibagikan sebagai insent if kepada daer ah k abupat en dan k ot a y ang realisasi t ahun sebelum ny a m encapai/ m elam paui r encana pener im aan sek t or t er t ent u.

Hur uf b

Pem berian insent if ini dim aksudkan unt uk m endor ong int ensifikasi pem ungut an PBB. Yang dim aksud dengan sekt or t er t ent u adalah penerim aan PBB dari sekt or per kot aan dan perdesaan.

( 4) Dana Bagi Hasil dar i pener im aan BPHTB adalah sebesar 80% ( delapan puluh per sen) dengan r incian sebagai ber ik ut : a. 16% ( enam belas per sen) unt uk

daer ah pr ovinsi yang ber sangkut an dan disalur kan ke Rek ening Kas Um um Daer ah pr ovinsi; dan

b. 64% ( enam puluh em pat per sen) unt uk daer ah kabupat en dan kot a penghasil dan disalur kan ke Rekening Kas Um um Daer ah kabupat en/ kot a.

Ayat ( 4)

Yang dim aksud dengan Rekening Kas Um um Daer ah adalah r ekening t em pat penyim panan uang Daer ah yang dit ent ukan oleh guber nur / bupat i/ w alikot a unt uk m enam pung selur uh Penerim aan Daer ah dan m em bayar selur uh Pengeluar an Daer ah pada bank yang dit et apkan. Rekening Kas Um um Daer ah ini dikelola oleh Kepala sat uan ker j a pengelola Keuangan Daer ah selaku Bendahar a Um um Daer ah.

( 5) 20% ( dua puluh per sen) bagian Pem er int ah dar i pener im aan BPHTB dibagikan dengan por si yang sam a besar unt uk selur uh kabupat en dan kot a.

Ayat ( 5)

Pem bagian t ersebut dim aksudkan dalam r angka pem erat aan kem am puan keuangan ant ar - Daer ah. ( 6) Penyalur an Dana Bagi Hasil PBB dan

BPHTB sebagaim ana dim ak sud pada ayat ( 3) dan ay at ( 4) dilak uk an sesuai dengan per at ur an per undang- undangan.

(17)

Pa sa l 1 3 Pasal 13 ( 1) Dana Bagi Hasil dar i pener im aan PPh

Pasal 25 dan Pasal 29 Waj ib Paj ak Or ang Pr ibadi Dalam Neger i dan PPh Pasal 21 sebagaim ana dim ak sud dalam Pasal 11 ayat ( 2) hur uf c yang m er upakan bagian Daer ah adalah sebesar 20% ( dua puluh per sen) .

Ayat ( 1) Cuk up j elas

( 2) Dana Bagi Hasil dar i pener im aan PPh sebagaim ana dim ak sud pada ayat ( 1) dibagi ant ar a Pem er int ah Daer ah pr ov insi dan kabupat en/ kot a.

Ayat ( 2) Cuk up j elas

( 3) Dana Bagi Hasil dar i pener im aan PPh Pasal 25 dan Pasal 29 Waj ib Paj ak Or ang Pr ibadi Dalam Neger i dan PPh Pasal 21 sebagaim ana dim ak sud pada ayat ( 1) dibagi dengan im bangan 60% ( enam puluh per sen) unt uk kabupat en/ kot a dan 40% ( em pat puluh per sen) unt uk pr ovinsi.

Ayat ( 3)

Bagian Daerah dari penerim aan PPh Pasal 25 dan Pasal 29 dan PPh Pasal 21 unt uk kabupat en/ kot a sebesar 60% ( enam puluh per sen) dan bagian pr ovinsi sebesar 40% ( em pat puluh per sen) dit et apkan oleh Ment eri Keuangan.

( 4) Penyalur an Dana Bagi Hasil sebagaim ana dim ak sud pada ayat ( 3) dilak sanakan secar a t r iw ulanan.

Ayat ( 4) Cuk up j elas

Pa sa l 1 4 Pasal 14

Pem bagian Pener im aan Negar a yang ber asal dar i sum ber daya alam sebagaim ana dim ak sud dalam Pasal 11 ayat ( 3) dit et apk an sebagai ber ikut :

a. Pener im aan Kehut anan yang ber asal dar i pener im aan I ur an Hak Pengusahaan Hut an ( I HPH) dan Pr ovisi Sum ber Daya Hut an ( PSDH) yang dihasilkan dar i w ilayah Daer ah yang ber sangkut an dibagi dengan im bangan 20% ( dua puluh per sen) unt uk Pem er int ah dan 80% ( delapan puluh per sen) unt uk Daer ah.

Hur uf a Cuk up j elas

b. Pener im aan Kehut anan yang ber asal dar i Dana Reboisasi dibagi dengan im bangan sebesar 60% ( enam puluh per sen) unt uk Pem er int ah dan 40% ( em pat puluh per sen) unt uk Daer ah.

Hur uf b Cuk up j elas

c. Pener im aan Per t am bangan Um um yang dihasilkan dar i w ilayah Daer ah yang ber sangk ut an, dibagi dengan im bangan 20% ( dua puluh per sen) unt uk Pem er int ah dan 80% ( delapan puluh per sen) unt uk Daer ah.

Hur uf c Cuk up j elas

d. Pener im aan Per ikanan yang dit er im a secar a nasional dibagi dengan im bangan 20% ( dua puluh per sen) unt uk

(18)

Pem er int ah dan 80% ( delapan puluh per sen) unt uk selur uh k abupat en/ k ot a. e. Pener im aan Per t am bangan Minyak Bum i

y ang dihasilk an dar i w ilay ah Daer ah y ang ber sangk ut an set elah dikur angi kom ponen paj ak dan pungut an lainnya sesuai dengan per at ur an per undang-undangan, dibagi dengan im bangan:

1. 84,5% ( delapan puluh em pat set engah per sen) unt uk Pem er int ah; dan

2. 15,5% ( lim a belas set engah per sen) unt uk Daer ah.

Hur uf e Cuk up j elas

f. Pener im aan Per t am bangan Gas Bum i y ang dihasilk an dar i w ilay ah Daer ah y ang ber sangk ut an set elah dikur angi kom ponen paj ak dan pungut an lainnya sesuai dengan per at ur an per undang-undangan, dibagi dengan im bangan: 1. 69,5% ( enam puluh sem bilan

set engah per sen) unt uk Pem er int ah; dan

2. 30,5% ( t iga puluh set engah per sen) unt uk Daer ah.

Hur uf f Cuk up j elas

g. Per t am bangan Panas Bum i yang dihasilkan dar i w ilayah Daer ah yang ber sangk ut an yang m er upak an Pener im aan Negar a Buk an Paj ak , dibagi dengan im bangan 20% ( dua puluh per sen) unt uk Pem er int ah dan 80% ( delapan puluh per sen) unt uk Daer ah.

Hur uf g

Ber dasar kan ket ent uan per undang-undangan yang berlaku, Penerim aan Negar a Bukan Paj ak dari hasil pengusahaan sum ber daya panas bum i t er diri at as:

1) Penerim aan Negar a Bukan Paj ak dar i kont r ak pengusahaan panas bum i yang dit andat angani sebelum Undang- Undang Nom or 27 Tahun 2003 t ent ang Panas Bum i dit et apkan, berasal dari set or an bagian Pem erint ah set elah dikur angi dengan kew aj iban perpaj akan dan pungut an- pungut an lainnya sesuai dengan per at ur an per undang-undangan.

2) Penerim aan Negar a Bukan Paj ak dar i kont r ak pengusahaan panas bum i yang dit andat angani sesudah Undang- Undang Nom or 27 Tahun 2003 t ent ang Panas Bum i dit et apkan, ber asal dari I ur an Tet ap dan I ur an Pr oduksi.

Pa sa l 1 5 Pasal 15

( 1) Dana Bagi Hasil dar i pener im aan I HPH yang m enj adi bagian Daer ah sebagaim ana dim ak sud dalam Pasal 14 hur uf a, dibagi dengan r incian:

a. 16% ( enam belas per sen) unt uk pr ovinsi; dan

(19)

b. 64% ( enam puluh em pat per sen) unt uk kabupat en/ kot a penghasil. ( 2) Dana Bagi Hasil dar i pener im aan PSDH

yang m enj adi bagian Daer ah sebagaim ana dim ak sud dalam Pasal 14 hur uf a, dibagi dengan r incian:

a. 16% ( enam belas per sen) unt uk pr ov insi y ang ber sangk ut an;

b. 32% ( t iga puluh dua per sen) unt uk kabupat en/ kot a penghasil; dan

c. 32% ( t iga puluh dua per sen) dibagikan dengan por si yang sam a besar unt uk k abupat en/ kot a lainnya dalam pr ov insi yang ber sangk ut an.

Pa sa l 1 6 Pasal 16

Dana Bagi Hasil dar i Dana Reboisasi sebagaim ana dim ak sud dalam Pasal 14 hur uf b:

Cuk up j elas

a. 60% ( enam puluh per sen) bagian Pem er int ah digunakan unt uk r ehabilit asi hut an dan lahan secar a nasional; dan b. 40% ( em pat puluh per sen) bagian daer ah

digunakan unt uk kegiat an r ehabilit asi hut an dan lahan di kabupat en/ kot a penghasil.

Pa sa l 1 7 Pasal 17

( 1) Pener im aan Per t am bangan Um um sebagaim ana dim ak sud dalam Pasal 14 hur uf c t er dir i at as:

Ayat ( 1)

a. Pener im aan I ur an Tet ap ( Land- r ent ) ; dan

Hur uf a

Yang dim aksud dengan Penerim aan I ur an Tet ap ( Land- r ent ) adalah selur uh penerim aan iur an yang dit erim a Negar a sebagai im balan at as kesem pat an Penyelidikan Um um , Eksplor asi, at au Eksploit asi pada suat u w ilayah Kuasa Per t am bangan. b. Pener im aan I ur an Ek splor asi dan

I ur an Ek sploit asi ( Roy alt i) .

Hur uf b

Yang dim aksud dengan Penerim aan I ur an Ekplor asi dan Eksploit asi ( Royalt i) adalah I ur an Pr oduksi yang dit erim a Negar a dalam hal Pem egang Kuasa Per t am bangan Eksplor asi m andapat hasil ber upa bahan galian yang t er gali at as kesem pat an Eksplor asi yang diberikan kepadanya ser t a at as hasil yang diper oleh dari usaha per t am bangan eksploit asi ( Royalt i) sat u at au lebih bahan galian. ( 2) Dana Bagi Hasil dar i Pener im aan Negar a

I ur an Tet ap ( Land- r ent ) y ang m enj adi bagian Daer ah sebagaim ana dim ak sud

(20)

pada ayat ( 1) hur uf a, dibagi dengan r incian:

a. 16% ( enam belas per sen) unt uk pr ovinsi yang ber sangk ut an; dan b. 64% ( enam puluh em pat per sen)

unt uk kabupat en/ kot a penghasil. ( 3) Dana Bagi Hasil dar i Pener im aan Negar a

I ur an Ek splor asi dan I ur an Ek sploit asi ( Roy alt i) y ang m enj adi bagian Daer ah sebagaim ana dim ak sud pada ayat ( 1) hur uf b, dibagi dengan r incian:

a. 16% ( enam belas per sen) unt uk pr ov insi y ang ber sangk ut an;

b. 32% ( t iga puluh dua per sen) unt uk kabupat en/ kot a penghasil; dan c. 32% ( t iga puluh dua per sen) unt uk

kabupat en/ kot a lainnya dalam pr ov insi y ang ber sangk ut an.

Ayat ( 3) Cuk up j elas

( 4) Bagian kabupat en/ kot a sebagaim ana dim ak sud pada ayat ( 3) hur uf c, dibagikan dengan por si yang sam a besar unt uk sem ua k abupat en/ k ot a dalam pr ov insi y ang ber sangk ut an.

Ayat ( 4) Cuk up j elas

Pa sa l 1 8 Pasal 18

( 1) Pener im aan Per ikanan sebagaim ana dim ak sud dalam Pasal 14 hur uf d t er dir i at as:

Ayat ( 1)

a. Pener im aan Pungut an Pengusahaan Per ik anan; dan

Hur uf a

Yang dim aksud dengan Pungut an Pengusahaan Perikanan adalah pungut an Negar a yang dikenakan kepada per usahaan perikanan I ndonesia yang m em per oleh I zin Usaha Perikanan ( I UP) , Alokasi Penangkapan I kan Penanam an Modal ( API PM) , dan Sur at I zin Kapal Pengangkut I kan ( SI KPI ) , sebagai im balan at as kesem pat an yang diberikan kepada Pem erint ah I ndonesia unt uk m elakukan usaha perikanan dalam wilayah perikanan Republik I ndonesia.

b. Pener im aan Pungut an Hasil

Per ikanan.

Hur uf b

Yang dim aksud dengan Pungut an Hasil Perikanan adalah pungut an Negar a yang dikenakan kepada perusahaan perikanan I ndonesia yang m elakukan usaha penangkapan ikan sesuai dengan Sur at Penangkapan I kan ( SPI ) yang diper oleh.

( 2) Dana Bagi Hasil dar i Pener im aan Negar a sekt or per ikanan sebagaim ana dim ak sud dalam Pasal 14 hur uf d dibagikan dengan por si yang sam a besar kepada k abupat en/ k ot a di selur uh I ndonesia.

(21)

Pa sa l 1 9 Pasal 19 ( 1) Pener im aan Per t am bangan Minyak Bum i

dan Gas Bum i yang dibagikan ke Daer ah adalah Pener im aan Negar a dar i sum ber daya alam Per t am bangan Minyak Bum i dan Gas Bum i dar i w ilayah Daer ah yang ber sangk ut an set elah dikur angi kom ponen paj ak dan pungut an lainnya.

Ayat ( 1)

Penerim aan Negar a dari sum ber daya alam sekt or Per t am bangan Minyak Bum i dan Gas Bum i berasal dari kegiat an Oper asi Per t am ina it u sendiri, kegiat an Kont r ak Bagi Hasil ( Pr oduct ion Shar ing Cont r act ) , dan kont r ak ker j a sam a selain Kont r ak Bagi Hasil.

Kom ponen Paj ak adalah paj ak- paj ak dalam kegiat an Per t am bangan Minyak Bum i dan Gas Bum i dan pungut an-pungut an lain sesuai dengan ket ent uan per undang- undangan. ( 2) Dana Bagi Hasil dar i Per t am bangan

Minyak Bum i sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 14 hur uf e angk a 2 sebesar 15% ( lim a belas per sen) dibagi dengan r incian sebagai ber ikut :

Ayat ( 2) Cuk up j elas

a. 3% ( t iga per sen) dibagikan unt uk pr ov insi y ang ber sangk ut an;

b. 6% ( enam per sen) dibagikan unt uk kabupat en/ kot a penghasil; dan c. 6% ( enam per sen) dibagikan unt uk

kabupat en/ kot a lainnya dalam pr ov insi y ang ber sangk ut an.

( 3) Dana Bagi Hasil dar i Per t am bangan Gas Bum i sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 14 hur uf f angk a 2 sebesar 30% ( t iga puluh per sen) dibagi dengan r incian sebagai ber ikut :

Ayat ( 3) Cuk up j elas

a. 6% ( enam per sen) dibagikan unt uk pr ov insi y ang ber sangk ut an;

b. 12% ( dua belas per sen) dibagikan unt uk kabupat en/ kot a penghasil; dan c. 12% ( dua belas per sen) dibagikan

unt uk kabupat en/ kot a lainny a dalam pr ovinsi ber sangkut an.

( 4) Bagian kabupat en/ kot a sebagaim ana dim ak sud pada ayat ( 2) hur uf c dan ayat ( 3) hur uf c, dibagikan dengan por si yang sam a besar unt uk sem ua kabupat en/ kot a dalam pr ov insi yang ber sangk ut an.

Ayat ( 4) Cuk up j elas

Pa sa l 2 0 Pasal 20

( 1) Dana Bagi Hasil dar i Per t am bangan Minyak Bum i dan Gas Bum i sebagaim ana dim ak sud dalam Pasal 14 hur uf e angka 2 dan hur uf f angk a 2 sebesar 0,5% ( set engah per sen) dialokasikan unt uk m enam bah anggar an pendidikan dasar .

(22)

( 2) Dana Bagi Hasil sebagaim ana dim ak sud pada ayat ( 1) dibagi m asing- m asing dengan r incian sebagai ber ik ut :

Ayat ( 2)

a. 0,1% ( sat u per sepuluh per sen) dibagikan unt uk pr ovinsi yang ber sangk ut an;

Hur uf a

Bagian unt uk pr ovinsi har us digunakan unt uk m enunj ang pem enuhan sar ana pendidikan dasar.

b. 0,2% ( dua per sepuluh per sen) dibagik an unt uk k abupat en/ k ot a penghasil; dan

Hur uf b Cuk up j elas c. 0,2% ( dua per sepuluh per sen)

dibagik an unt uk k abupat en/ k ot a lainny a dalam pr ov insi y ang ber sangk ut an.

Hur uf c Cuk up j elas

( 3) Bagian kabupat en/ kot a sebagaim ana dim ak sud pada ayat ( 2) hur uf c, dibagikan dengan por si yang sam a besar unt uk sem ua k abupat en/ k ot a dalam pr ov insi y ang ber sangk ut an.

Ayat ( 3) Cuk up j elas

Pa sa l 2 1 Pasal 21

( 1) Pener im aan Negar a dar i Per t am bangan Panas Bum i sebagaim ana dim ak sud dalam Pasal 14 hur uf g m er upakan Pener im aan Negar a Buk an Paj ak y ang t er dir i at as:

Ayat ( 1)

a. Set or an Bagian Pem er int ah; dan Hur uf a Cuk up j elas Hur uf b

Yang dim aksud dengan iur an t et ap adalah iur an yang dibayar kan kepada Negar a sebagai im balan at as kesem -pat an eksplor asi, st udi kelayakan, dan eksploit asi pada suat u wilayah ker j a. Yang dim aksud dengan iur an produksi adalah iur an yang dibayar kan kepada Negar a at as hasil yang diper oleh dar i usaha per t am bangan Panas Bum i. b. I ur an t et ap dan iur an pr oduk si.

( 2) Dana Bagi Hasil dar i Pener im aan Per t am bangan Panas Bum i yang dibagikan kepada Daer ah sebagaim ana dim ak sud dalam Pasal 14 hur uf g dibagi dengan r incian:

Ayat ( 2) Cuk up j elas

a. 16% ( enam belas per sen) unt uk pr ov insi y ang ber sangk ut an;

b. 32% ( t iga puluh dua per sen) unt uk kabupat en/ kot a penghasil; dan c. 32% ( t iga puluh dua per sen) unt uk

kabupat en/ kot a lainnya dalam pr ov insi y ang ber sangk ut an.

( 3) Bagian kabupat en/ kot a sebagaim ana dim ak sud pada ayat ( 2) hur uf c, dibagikan dengan por si yang sam a besar unt uk sem ua k abupat en/ k ot a dalam pr ov insi y ang ber sangk ut an.

(23)

Pasal 22 Pa sa l 2 2

Pem er int ah m enet apkan alok asi Dana Bagi Hasil yang ber asal dar i sum ber daya alam sesuai dengan penet apan dasar per hit ungan dan daer ah penghasil.

Ket ent uan lebih lanj ut m engenai penet apan dasar penghit ungan dan daer ah penghasil diat ur dalam Per at ur an Pem erint ah.

Pa sa l 2 3 Pasal 23

Dana Bagi Hasil yang m er upakan bagian Daer ah sebagaim ana dim ak sud dalam Pasal 11 disalur k an ber dasar k an r ealisasi pener im aan t ahun anggar an ber j alan.

Cuk up j elas

Pa sa l 2 4 Pasal 24

Ayat ( 1)

Penerim aan per t am bangan m inyak bum i dan gas bum i yang dibagihasilkan, penghit ungannya didasar kan pada r ealisasi har ga m inyak dan gas bum i. Realisasi har ga m inyak dan gas bum i t er sebut t idak m elebihi 130% ( ser at us t iga puluh per sen) dari asum si dasar har ga m inyak bum i dan gas bum i yang dit et apkan dalam APBN t ahun ber j alan.

( 1) Realisasi peny alur an Dana Bagi Hasil yang ber asal dar i sekt or m iny ak bum i dan gas bum i t idak m elebihi 130% ( ser at us t iga puluh per sen) dar i asum si dasar har ga m iny ak bum i dan gas bum i dalam APBN t ahun ber j alan.

( 2) Dalam hal Dana Bagi Hasil sek t or m iny ak bum i dan gas bum i sebagaim ana dim ak sud pada ay at ( 1) m elebihi 130% ( ser at us t iga puluh per sen) , penyalur an dilak uk an m elalui m ek anism e APBN Per ubahan.

Ayat ( 2)

Apabila realisasi harga m inyak bum i dan gas bum i m elebihi 130% ( serat us t iga puluh per sen) dari asum si dasar har ga m inyak bum i dan gas bum i yang dit et apkan dalam APBN t ahun ber j alan, kelebihan Dana Bagi Hasil ber asal dari penerim aan sekt or per t am bangan m inyak bum i dan gas bum i dibagikan ke Daer ah sebagai DAU t am bahan m elalui Penerim aan Dalam Negeri Net o dengan m enggunakan for m ulasi DAU.

Pa sa l 2 5 Pasal 25

Pelanggar an t er hadap ket ent uan sebagaim ana dim ak sud dalam Pasal 20 ay at ( 1) dan ay at ( 2) dikenakan sanksi adm inist r asi ber upa pem ot ongan at as penyalur an Dana Bagi Hasil sekt or m inyak bum i dan gas bum i.

Cuk up j elas

Pa sa l 2 6 Pasal 26

Ket ent uan lebih lanj ut m engenai Dana Bagi Hasil diat ur dengan Per at ur an Pem er int ah.

(24)

hasil, j angka w akt u pr oses penet apan, m ekanism e konsult asi dengan dew an yang ber t ugas m em berikan saran dan per t im bangan t er hadap kebij akan ot onom i daer ah, t at a car a penyalur an, pelapor an, dan per t anggungj aw aban. Ba gia n Ke t ig a

Pendapat an Dalam Negeri Net o adalah Penerim aan Negar a yang ber asal dari paj ak dan bukan paj ak set elah dikur angi dengan Penerim aan Negar a yang dibagihasilkan kepada Daer ah. ( 2) DAU unt uk suat u Daer ah dialok asik an dikur angi dengan kapasit as fiskal Daer ah.

Ayat ( 3) Pegaw ai Negeri Sipil Daer ah adalah gaj i pokok dit am bah t unj angan keluar ga dan t unj angan j abat an sesuai dengan per at ur an penggaj ian Pegaw ai Negeri Sipil.

Pa sa l 2 8 Pasal 28

( 1) Kebut uhan fiskal Daer ah m er upakan kebut uhan pendanaan Daer ah unt uk m elaksanakan fungsi lay anan dasar um um .

Ayat ( 1)

Yang dim aksud dengan layanan dasar publik ant ar a lain adalah penyediaan layanan kesehat an dan pendidikan, penyediaan infr ast r ukt ur, dan pengen-t asan m asyar akapengen-t dar i kem iskinan.

( 2) Set iap k ebut uhan pendanaan

sebagaim ana dim ak sud pada ayat ( 1) diukur secar a ber t ur ut - t ur ut dengan j um lah penduduk, luas w ilayah, I ndek s Kem ahalan Konst r uksi, Pr oduk Dom est ik Regional Br ut o per kapit a, dan I ndek s Pem bangunan Manusia.

Ayat ( 2)

Jum lah penduduk m erupakan var iabel yang m encerm inkan kebut uhan akan penyediaan layanan publik di set iap Daer ah.

Luas w ilayah m erupakan variabel yang m encerm inkan kebut uhan at as penyediaan sar ana dan pr asar ana per sat uan wilayah.

(25)

I ndek s Pem bangunan Manusia m er upakan var iabel yang m encerm inkan t ingkat pencapaian kesej aht er aan penduduk at as layanan dasar di bidang pendidikan dan kesehat an.

Kebut uhan pendanaan suat u Daer ah dihit ung dengan pendekat an t ot al pengeluar an r at a- r at a nasional. ( 3) Kapasit as fisk al Daer ah m er upak an

sum ber pendanaan Daer ah yang ber asal dar i PAD dan Dana Bagi Hasil.

Ayat ( 3) Cuk up j elas

Pa sa l 2 9 Pasal 29

Pr opor si DAU ant ar a daer ah pr ov insi dan k abupat en/ k ot a dit et apk an ber dasar k an im bangan kew enangan ant ar a pr ovinsi dan kabupat en/ kot a.

Cuk up j elas

Pa sa l 3 0 Pasal 30

( 1) DAU at as dasar celah fiskal unt uk suat u daer ah pr ovinsi sebagaim ana dim ak sud dalam Pasal 27 ayat ( 2) dihit ung ber dasar kan per kalian bobot daer ah pr ov insi y ang ber sangk ut an dengan j um lah DAU selur uh daer ah pr ovinsi.

Cuk up j elas

( 2) Bobot daer ah pr ov insi sebagaim ana dim ak sud pada ayat ( 1) m er upakan per bandingan ant ar a celah fiskal daer ah pr ovinsi yang ber sangkut an dan t ot al celah fiskal selur uh daer ah pr ovinsi.

Pa sa l 3 1 Pasal 31

( 1) DAU at as dasar celah fiskal unt uk suat u daer ah kabupat en/ kot a sebagaim ana dim ak sud dalam Pasal 27 ayat ( 2) dihit ung ber dasar kan per kalian bobot daer ah k abupat en/ k ot a y ang ber sangk ut an dengan j um lah DAU selur uh daer ah kabupat en/ kot a.

Cuk up j elas

( 2) Bobot daer ah kabupat en/ kot a sebagaim ana dim ak sud pada ayat ( 1) m er upakan per bandingan ant ar a celah fiskal daer ah kabupat en/ kot a yang ber sangk ut an dan t ot al celah fiskal selur uh daer ah kabupat en/ kot a.

Pa sa l 3 2 Pasal 32

( 1) Daer ah y ang m em ilik i nilai celah fisk al sam a dengan nol m ener im a DAU sebesar alokasi dasar .

Ayat ( 1)

(26)

Kapasit as Fiskal = Rp 100 m iliar Alokasi Dasar = Rp 50 m iliar Celah Fiskal = Kebut uhan Fiskal

– Kapasit as Fiskal = Rp 100 m iliar – Rp100 m iliar = 0

DAU = Alokasi Dasar

Tot al DAU = Rp 50 m iliar Ayat ( 2)

Dalam hal celah fiskal negat if m aka j um lah DAU yang dit erim a Daer ah adalah sebesar Alokasi Dasar set elah diperhit ungkan dengan celah fiskalnya. Cont oh perhit ungan :

Kebut uhan Fiskal = Rp 100 m iliar Kapasit as Fiskal = Rp 125 m iliar ( 2) Daer ah y ang m em ilik i nilai celah fisk al

negat if dan nilai negat if t er sebut lebih k ecil dar i alok asi dasar m ener im a DAU sebesar alokasi dasar set elah dikur angi nilai celah fisk al.

Alokasi Dasar = Rp 50 m iliar Celah Fiskal = Kebut uhan Fiskal

– Kapasit as Fiskal = Rp 100 m iliar – Rp

125 m iliar = Rp -25 m iliar ( negat if)

DAU = Alokasi Dasar +

Celah Fisk al Tot al DAU = Rp 50 m iliar + Rp

- 25 m iliar = Rp 25 m iliar

( 3) Daer ah y ang m em ilik i nilai celah fisk al negat if dan nilai negat if t er sebut sam a at au lebih besar dar i alok asi dasar t idak m ener im a DAU.

Ayat ( 3)

Cont oh per hit ungan : Celah Fiskal ( negat if) m elebihi Alokasi Dasar Kebut uhan Fiskal = Rp 100 m iliar Kapasit as Fiskal = Rp 175 m iliar Alokasi Dasar = Rp 50 m iliar Celah Fiskal = Kebut uhan Fiskal

– Kapasit as Fiskal = Rp 100 m iliar – Rp

175 m iliar = Rp-75 m iliar ( negat if)

DAU = Celah Fiskal +

Alokasi Dasar Tot al DAU = Rp- 75 m iliar + Rp

50 m iliar = Rp- 25 m iliar at au disesuaikan m enj adi Rp 0 ( nol)

Pa sa l 3 3 Pasal 33

Dat a unt uk m enghit ung k ebut uhan fiskal dan k apasit as fisk al sebagaim ana dim ak sud dalam Pasal 28 diper oleh dar i lem baga st at ist ik pem er int ah dan/ at au lem baga pem er int ah yang ber w enang m ener bit kan dat a yang dapat diper t anggungj aw abkan.

Cuk up j elas

Pa sa l 3 4 Pasal 34

Pem er int ah m er um usk an for m ula dan penghit ungan DAU sebagaim ana dim aksud

(27)

dalam Pasal 30, Pasal 31, dan Pasal 32 dengan m em per hat ikan per t im bangan dew an yang ber t ugas m em ber ik an sar an dan per t im bangan t er hadap k ebij ak an ot onom i daer ah.

Pa sa l 3 5 Pasal 35

Hasil penghit ungan DAU per pr ovinsi, kabupat en, dan kot a dit et apkan dengan Keput usan Pr esiden.

Cuk up j elas

Pa sa l 3 6 Pasal 36

( 1) Penyalur an DAU sebagaim ana dim ak sud dalam Pasal 35 dilak sanak an set iap bulan m asing- m asing sebesar 1/ 12 ( sat u per dua belas) dar i DAU Daer ah yang ber sangk ut an.

Cuk up j elas

( 2) Penyalur an DAU sebagaim ana dim ak sud pada ay at ( 1) dilak sanak an sebelum bulan ber sangk ut an.

Pa sa l 3 7 Pasal 37

Ket ent uan lebih lanj ut m engenai DAU diat ur dalam Per at ur an Pem er int ah.

Muat an Per at ur an Pem erint ah t ersebut ant ar a lain m engat ur bobot variabel, per sent ase im bangan DAU ant ar a pr ovinsi dan kabupat en/ kot a, dan t at a car a penyalur an.

Ba gia n Ke e m pa t D a n a Alok a si Kh u su s

Pa sa l 3 8 Pasal 38

Besar an DAK dit et apkan set iap t ahun dalam APBN.

Cuk up j elas

Pa sa l 3 9 Pasal 39

( 1) DAK dialokasik an kepada Daer ah t er t ent u unt uk m endanai kegiat an khusus yang m er upakan ur usan Daer ah.

Ayat ( 1)

Yang dim aksud dengan Daer ah t er t ent u adalah Daer ah yang m em enuhi krit er ia yang dit et apkan set iap t ahun unt uk m endapat kan alokasi DAK.

Dengan dem ikian, t idak sem ua Daer ah m endapat kan alokasi DAK.

( 2) Kegiat an k husus sebagaim ana dim ak sud pada ayat ( 1) sesuai dengan fungsi yang t elah dit et apk an dalam APBN.

Ayat ( 2)

(28)

kesehat an, par iwisat a, budaya, agam a, pendidikan dan perlindungan sosial.

Pa sa l 4 0 Pasal 40

( 1) Pem er int ah m enet apkan kr it er ia DAK y ang m eliput i k r it er ia um um , k r it er ia k husus, dan k r it er ia t ek nis.

Ayat ( 1) Cuk up j elas ( 2) Kr it er ia um um sebagaim ana dim ak sud

pada ay at ( 1) dit et apk an dengan m em per t im bangkan kem am puan Keuangan Daer ah dalam APBD.

Ayat ( 2)

Kr it eria um um dihit ung unt uk m elihat kem am puan APBD unt uk m em biayai kebut uhan- kebut uhan dalam r angka pem bangunan Daer ah yang dicerm inkan dari penerim aan um um APBD dikur angi dengan belanj a pegaw ai.

Kem am puan

Keuangan Daer ah = Penerim aan Um um APBD – belanj a pegaw ai Daer ah Pener im aan Um um = PAD + DAU +

( DBH – DBHDR) Belanj a

Pegaw ai Daer ah = Belanj a PNSD ( 3) Kr it er ia k husus sebagaim ana dim ak sud

pada ay at ( 1) dit et apk an dengan m em per hat ikan per at ur an per undang-undangan dan kar akt er ist ik Daer ah.

Ayat ( 3)

Yang dim aksud dengan per at ur an per undang- undangan adalah Undang-Undang yang m engat ur t ent ang kekhususan suat u Daer ah.

Yang dim aksud dengan kar akt erist ik Daer ah ant ar a lain adalah daer ah pesisir dan kepulauan, daer ah per bat asan dengan negar a lain, daer ah t er t inggal/ t er pencil, daer ah yang t er m asuk r aw an banj ir dan longsor, ser t a daer ah yang t erm asuk daer ah ket ahanan pangan.

( 4) Kr it er ia t eknis sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 1) dit et apkan oleh kem ent er ian Negar a/ depar t em en t ek nis.

Ayat ( 4)

Kr it eria t eknis ant ar a lain m eliput i st andar kualit as/ kuant it as konst r uksi, ser t a per kir aan m anfaat lokal dan nasional yang m enj adi indikat or dalam per hit ungan t ek nis.

Pa sa l 4 1 Pasal 41

( 1) Daer ah pener im a DAK w aj ib m eny ediak an Dana Pendam ping sekur ang- kur angnya 10% ( sepuluh per sen) dar i alokasi DAK.

Ayat ( 1) Cuk up j elas Ayat ( 2) Cuk up j elas ( 2) Dana Pendam ping sebagaim ana dim aksud

pada ayat ( 1) dianggar kan dalam APBD. ( 3) Daer ah dengan kem am puan fiskal

t er t ent u t idak diw aj ibk an m eny ediak an Dana Pendam ping.

Ayat ( 3)

(29)

Pa sa l 4 2 Pasal 42 Ket ent uan lebih lanj ut m engenai DAK diat ur

dalam Per at ur an Pem er int ah.

Muat an Per at ur an Pem erint ah t ersebut ant ar a lain krit eria um um , krit eria k husus, krit eria t ek nis, m ek anism e pengalokasian, t at a car a penyalur an, penganggar an di Daer ah, pem ant auan dan pengaw asan, evaluasi, dan pelapor an.

BAB V I I

LAI N - LAI N PEN D APATAN

Pa sa l 4 3 Pasal 43

Lain- lain Pendapat an t er dir i at as pendapat an hibah dan pendapat an Dana Dar ur at .

Cuk up j elas

Pasal 44 Pa sa l 4 4

( 1) Pendapat an hibah sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 43 m er upakan bant uan yang t idak m engik at .

Ayat ( 1)

Dalam m enerim a hibah, Daer ah t idak boleh m elakukan ikat an yang secar a polit is dapat m em pengar uhi kebij akan Daer ah.

( 2) Hibah k epada Daer ah yang ber sum ber dar i luar neger i dilakuk an m elalui Pem er int ah.

Ayat ( 2)

Pem berian hibah yang bersum ber dari luar negeri dit uangkan dalam naskah per j anj ian hibah yang dit andat angani oleh Pem erint ah dan pem beri hibah luar negeri.

Ayat ( 3)

Yang dim aksud dengan pem beri hibah dalam ayat ini adalah Pem erint ah selaku pihak yang m ener ushibahkan kepada Daer ah.

( 3) Hibah dit uangk an dalam suat u naskah per j anj ian ant ar a Pem er int ah Daer ah dan pem ber i hibah.

( 4) Hibah digunak an sesuai dengan naskah per j anj ian sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 3) .

Ayat ( 4)

Hibah yang dit erim a oleh Daer ah ant ar a lain dapat digunakan unt uk m enunj ang peningkat an fungsi pem erint ahan dan layanan dasar um um , ser t a pem ber dayaan apar at ur Daer ah.

Pa sa l 4 5 Pasal 45

Tat a car a pem ber ian, pener im aan, dan penggunaan hibah, baik dar i dalam neger i m aupun luar neger i diat ur dengan Per at ur an Pem er int ah.

Cuk up j elas

Pa sa l 4 6 Pasal 46

( 1) Pem erint ah m engalok asikan Dana Dar ur at yang ber asal dar i APBN unt uk keper luan m endesak yang diakibat kan oleh bencana nasional dan/ at au per ist iw a

Ayat ( 1)

(30)

luar biasa yang t idak dapat dit anggulangi oleh Daer ah dengan m enggunakan sum ber APBD.

nasional dan/ at au perist iw a luar biasa lainnya Pem erint ah m engalokasikan Dana Dar ur at yang ber sum ber dari APBN.

( 2) Keadaan y ang dapat digolongk an sebagai bencana nasional dan/ at au per ist iw a luar biasa dit et apk an oleh Pr esiden.

Ayat ( 2)

Yang dim aksud dengan bencana nasional dan at au perist iw a luar biasa lainnya adalah bencana yang m enim bulkan dam pak yang luas sehingga m engganggu kegiat an perekonom ian dan sosial.

Pa sa l 4 7 Pasal 47

( 1) Pem er int ah dapat m engalok asikan Dana Dar ur at pada Daer ah yang dinyat akan m engalam i k r isis solv abilit as.

Ayat ( 1)

Kr isis solvabilit as adalah kr isis keuangan berkepanj angan yang dialam i Daer ah selam a 2 ( dua) t ahun anggar an dan t idak dapat diat asi m elalui APBD.

( 2) Daer ah diny at akan m engalam i k r isis solvabilit as sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 1) ber dasar kan evaluasi Pem er int ah sesuai dengan per at ur an per undang-undangan.

Ayat ( 2) Cuk up j elas

( 3) Kr isis solv abilit as sebagaim ana dim ak sud pada ayat ( 1) dit et apkan oleh Pem er int ah set elah ber k onsult asi dengan Dew an Per w akilan Rak y at .

Ayat ( 3) Cuk up j elas

Pa sa l 4 8 Pasal 48

Ket ent uan lebih lanj ut m engenai Dana Dar ur at diat ur dengan Per at ur an Pem er int ah.

Muat an Per at ur an Pem erint ah t ersebut ant ar a lain m engat ur kr it eria penet apan bencana nasional at au perist iw a luar biasa, krit eria dan per syar at an pengaj uan, t at a car a penyalur an, dan per t anggung j aw abannya.

BAB V I I I PI N JAM AN D AERAH

Ba gia n Ke sa t u Ba t a sa n Pin j a m a n

Pa sa l 4 9 Pasal 49

( 1) Pem er int ah m enet apkan bat as m aksim al kum ulat if pinj am an Pem er int ah dan Pem er int ah Daer ah dengan m em per hat ikan keadaan dan pr akir aan per k em bangan per ek onom ian nasional.

Cuk up j elas

(31)

dar i Pr oduk Dom est ik Br ut o t ahun ber sangk ut an.

( 3) Ment er i Keuangan m enet apkan bat as m ak sim al k um ulat if pinj am an Pem er int ah Daer ah secar a keselur uhan selam bat -lam bat nya bulan Agust us unt uk t ahun anggar an ber ik ut nya.

( 4) Pengendalian bat as m ak sim al k um ulat if Pinj am an Daer ah sesuai dengan per at ur an per undang- undangan.

Pa sa l 5 0 Pasal 50

( 1) Daer ah t idak dapat m elak uk an pinj am an langsung k epada pihak luar neger i.

Ayat ( 1) Cuk up j elas ( 2) Pelanggar an t er hadap k et ent uan

sebagaim ana dim ak sud pada ayat ( 1) , dikenakan sanksi adm inist r at if ber upa penundaan dan/ at au pem ot ongan at as penyalur an Dana Per im bangan oleh Ment er i Keuangan.

Ayat ( 2)

Dana Perim bangan yang dapat dilakukan penundaan penyalur an dan/ at au pem ot ongan adalah Dana Bagi Hasil dan Dana Alokasi Um um .

Ba gia n Ke du a Su m b e r Pin j a m a n

Pa sa l 5 1 Pasal 51

( 1) Pinj am an Daer ah ber sum ber dar i: Ayat ( 1)

a. Pem er int ah; Hur uf a

Cuk up j elas b. Pem er int ah Daer ah lain; Hur uf b

Cuk up j elas c. lem baga keuangan bank ; Hur uf c

Cuk up j elas d. lem baga keuangan bukan bank; dan Hur uf d

Cuk up j elas

e. m asyar akat . Hur uf e

Yang dim aksud dengan m asyar akat adalah or ang pribadi dan/ at au badan yang m elakukan invest asi di pasar m odal.

( 2) Pinj am an Daer ah y ang ber sum ber dar i Pem er int ah sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 1) hur uf a diber ikan m elalui Ment er i Keuangan.

Ayat ( 2)

Pinj am an Daer ah yang ber sum ber dar i Pem erint ah berasal dari APBN at au pinj am an luar negeri Pem erint ah yang dit er uspinj am kan kepada Daer ah. ( 3) Pinj am an Daer ah y ang ber sum ber dar i

m asy ar ak at sebagaim ana dim ak sud pada ayat ( 1) hur uf e ber upa Obligasi Daer ah dit er bit k an m elalui pasar m odal.

(32)

Ba gia n Ke t ig a

Je n is da n Ja n gk a W a k t u Pin j a m a n

Pa sa l 5 2 Pasal 52

( 1) Jenis Pinj am an t er dir i at as : Ayat ( 1) a. Pinj am an Jangka Pendek;

b. Pinj am an Jangka Menengah; dan c. Pinj am an Jangka Panj ang.

Cuk up j elas

( 2) Pinj am an Jangka Pendek sebagaim ana dim ak sud pada ayat ( 1) hur uf a m er upakan Pinj am an Daer ah dalam j angka w akt u kur ang at au sam a dengan sat u t ahun anggar an dan kew aj iban pem bayar an kem bali pinj am an yang m eliput i pokok pinj am an, bunga, dan biaya lain selur uhnya har us dilunasi dalam t ahun anggar an yang ber sangk ut an.

Ayat ( 2)

Pinj am an j angka pendek t idak t er m asuk kr edit j angka pendek yang lazim t er j adi dalam per dagangan, m isalnya pelunasan kew aj iban at as pengadaan/ pem belian bar ang dan/ at au j asa t idak dilakukan pada saat bar ang dan at au j asa dim aksud dit erim a.

Yang t er m asuk biaya lain m isalnya biaya adm inist rasi, kom it m en, provisi, asur ansi, dan denda.

( 3) Pinj am an Jangka Menengah sebagaim ana dim ak sud pada ayat ( 1) hur uf b m er upakan Pinj am an Daer ah dalam j angk a w ak t u lebih dar i sat u t ahun anggar an dan kew aj iban pem bayar an k em bali pinj am an y ang m eliput i pok ok pinj am an, bunga, dan biaya lain har us dilunasi dalam kur un w akt u yang t idak m elebihi sisa m asa j abat an Kepala Daer ah yang ber sangk ut an.

Ayat ( 3) Cuk up j elas

( 4) Pinj am an Jangka Panj ang sebagaim ana dim ak sud pada ayat ( 1) hur uf c m er upakan Pinj am an Daer ah dalam j angk a w ak t u lebih dar i sat u t ahun anggar an dan kew aj iban pem bayar an k em bali pinj am an y ang m eliput i pok ok pinj am an, bunga, dan biaya lain har us dilunasi pada t ahun- t ahun anggar an ber ikut nya sesuai dengan per syar at an per j anj ian pinj am an yang ber sangkut an.

Ayat ( 4) Cuk up j elas

Ba gia n Ke e m pa t Pe n g gu n a a n Pin j a m a n

Pa sa l 5 3 Pasal 53

( 1) Pinj am an Jangka Pendek diper gunakan hanya unt uk m enut up kekur angan ar us kas.

Ayat ( 1) Cuk up j elas ( 2) Pinj am an Jangka Menengah diper gunakan

unt uk m em biayai penyediaan layanan um um y ang t idak m enghasilk an pener im aan.

Ayat ( 2)

(33)

( 3) Pinj am an Jangka Panj ang diper gunakan unt uk m em biay ai pr oy ek inv est asi y ang m enghasilkan pener im aan.

Ayat ( 3)

Yang dim aksud dengan m enghasilkan penerim aan adalah hasil penerim aan yang ber kait an dengan pem bangunan pr asar ana dan sar ana yang dibiayai dar i pinj am an yang ber sangkut an. ( 4) Pinj am an Jangka Menengah dan Jangk a

Panj ang w aj ib m endapat kan per set uj uan DPRD.

Ayat ( 4)

Perset uj uan DPRD dim aksud t erm asuk dalam hal pinj am an t er sebut dit er uspinj am kan kepada BUMD. Ba gia n Ke lim a

Pe r sy a r a t a n Pin j a m a n

Pasal 54

Pa sa l 5 4

Dalam m elak uk an pinj am an, Daer ah w aj ib m em enuhi per syar at an:

a. j um lah sisa Pinj am an Daer ah dit am bah j um lah pinj am an yang akan dit ar ik t idak m elebihi 75% ( t uj uh puluh lim a per sen) dar i j um lah pener im aan um um APBD t ahun sebelum nya;

Hur uf a

Yang dim aksud dengan penerim aan um um APBD t ahun sebelum nya adalah selur uh penerim aan APBD t idak t er m asuk Dana Alokasi Khusus, Dana Dar ur at , dana pinj am an lam a, dan penerim aan lain yang kegunaannya dibat asi unt uk m em biayai pengeluar an t er t ent u.

b. r asio kem am puan keuangan Daer ah unt uk m engem balikan pinj am an dit et apk an oleh Pem er int ah;

Hur uf b

Rasio kem am puan Keuangan Daer ah dihit ung ber dasar kan per bandingan ant ar a j um lah Pendapat an Asli Daer ah, Dana Bagi Hasil, dan Dana Alokasi Um um set elah dikur angi belanj a w aj ib dibagi dengan penj um lahan angsur an pokok, bunga, dan biaya lain yang j at uh t em po.

Yang dim aksud dengan belanj a w aj ib adalah belanj a pegaw ai dan belanj a anggot a DPRD.

{ PAD + DAU + ( DBH – DBHDR) } – Belanj a Waj ib DSCR

= Pok ok pinj am an + Bunga + Biay a Lain

> X

DSCR = Debt Ser vice Cover age Rat io at au Rasio Kem am puan Mem bayar Kem bali Pinj am an;

PAD = Pendapat an Asli Daer ah; DAU = Dana Alokasi Um um ; DBH = Dana Bagi Hasil; dan

DBHDR = Dana Bagi Hasil Dana Reboisasi.

c. tidak m em punyai t unggakan at as pengem balian pinj am an yang ber asal dar i Pem er int ah.

Hur uf c Cuk up j elas

Pa sa l 5 5 Pasal 55

( 1) Daer ah t idak dapat m em ber ikan j am inan at as pinj am an pihak lain.

(34)

( 2) Pendapat an Daer ah dan/ at au bar ang m ilik Daer ah t idak boleh dij adikan j am inan Pinj am an Daer ah.

( 3) Pr oy ek y ang dibiay ai dar i Obligasi Daer ah beser t a bar ang m ilik Daer ah yang m elekat dalam pr oyek t er sebut dapat dij adikan j am inan Obligasi Daer ah.

Ba gia n Ke e n a m Pr ose du r Pin j a m a n D a e r a h

Pa sa l 5 6 Pasal 56

( 1) Pem er int ah dapat m em ber ik an pinj am an kepada Pem er int ah Daer ah y ang dananya ber asal dar i luar neger i.

Cuk up j elas

( 2) Pinj am an kepada Pem er int ah Daer ah sebagaim ana dim ak sud pada ayat ( 1) dilak uk an m elalui per j anj ian pener usan pinj am an kepada Pem er int ah Daer ah.

( 3) Per j anj ian pener usan pinj am an sebagaim ana dim ak sud pada ayat ( 2) dilak ukan ant ar a Ment er i Keuangan dan Kepala Daer ah.

( 4) Per j anj ian pener usan pinj am an sebagaim ana dim ak sud pada ayat ( 3) dapat dinyat akan dalam m at a uang Rupiah at au m at a uang asing.

Ba gia n Ke t u j u h Obliga si D a e r a h

Pa sa l 5 7 Pasal 57

( 1) Daer ah dapat m ener bit k an Obligasi Daer ah dalam m at a uang Rupiah di pasar m odal dom est ik.

Cuk up j elas

( 2) Nilai Obligasi Daer ah pada saat j at uh t em po sam a dengan nilai nom inal Obligasi Daer ah pada saat dit er bit k an. ( 3) Pener bit an Obligasi Daer ah w aj ib

m em enuhi ket ent uan dalam Pasal 54 dan Pasal 55 ser t a m engik ut i per at ur an per undang- undangan di bidang pasar m odal.

( 4) Hasil penj ualan Obligasi Daer ah digunak an unt uk m em biay ai inv est asi sek t or publik y ang m enghasilk an pener im aan dan m em ber ik an m anfaat bagi m asyar ak at .

(35)

bunga dan pok ok Obligasi Daer ah t er k ait dan sisanya diset or kan ke kas Daer ah.

Pa sa l 5 8 Pasal 58

( 1) Dalam hal Pem er int ah Daer ah m ener bit k an Obligasi Daer ah, Kepala Daer ah t er lebih dahulu m endapat k an per set uj uan DPRD dan Pem er int ah.

Ayat ( 1) Cuk up j elas

( 2) Pener bit an Obligasi Daer ah dit et apk an dengan Per at ur an Daer ah.

Ayat ( 2) Cuk up j elas ( 3) Per set uj uan sebagaim ana dim ak sud pada

ayat ( 1) diber ikan at as nilai ber sih m ak sim al Obligasi Daer ah y ang ak an dit er bit kan pada saat penet apan APBD.

Ayat ( 3)

Yang dim aksud dengan nilai ber sih adalah t am bahan at as nilai nom inal Obligasi Daerah yang ber edar. Tam bahan nilai nom inal ini m erupakan selisih ant ar a nilai nom inal Obligasi Daer ah yang dit er bit kan dengan nilai nom inal obligasi yang dit arik kem bali dan dilunasi sebelum j at uh t em po dan obligasi yang dilunasi pada saat j at uh t em po selam a sat u t ahun anggar an. Pasal 59

Pa sa l 5 9

Pem er int ah t idak m enj am in Obligasi Daer ah. Ket ent uan ini m enegaskan bahw a segala risiko yang t im bul sebagai akibat dar i pener bit an Obligasi Daer ah t idak dij am in dan/ at au dit anggung oleh Pem erint ah.

Pa sa l 6 0 Pasal 60

Set iap Obligasi Daer ah sekur ang- k ur angnya m encant um kan:

Cuk up j elas a. nilai nom inal;

b. t anggal j at uh t em po; c. t anggal pem bay ar an bunga; d. t ingk at bunga ( k upon) ; e. fr ekuensi pem bayar an bunga; f. car a per hit ungan pem bay ar an bunga; g. ket ent uan t ent ang hak unt uk m em beli

k em bali Obligasi Daer ah sebelum j at uh t em po; dan

h. ket ent uan t ent ang pengalihan

k epem ilik an.

Pa sa l 6 1 Pasal 61

( 1) Per set uj uan DPRD m engenai pener bit an Obligasi Daer ah sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 58 ay at ( 1) m eliput i pem bayar an sem ua kew aj iban bunga dan pok ok y ang t im bul sebagai ak ibat pener bit an Obligasi Daer ah dim ak sud.

Ayat ( 1)

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kepedulian pedagang pasar terhadap lingkungan keraton, melihat daya tarik dari Pasar Kanoman itu sendiri

Pengguna data mengakui bahwa BPS tidak bertanggung jawab atas penggunaan data atau interpretasi atau kesimpulan berdasarkan penggunaan data apabila tidak diketahui atau

[r]

Secara umum polychaeta ditemukan melimpah baik pada area tambak maupun vegetasi mangrove kecuali pada vegetasi mangrove stasiun kedua yang hanya memiliki nilai kelimpahan

500.000.000,- (Lima ratus juta rupiah) Tahun Anggaran 2017, maka bersama ini kami Kelompok Kerja I Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Daerah Kabupaten Lamandau mengundang

(“apabila tidak ada peserta yang lulus evaluasi teknis, maka pelelangan dinyatakan gagal” ), maka Pokja KLP Kota Jayapura menetapkan pelelangan untuk paket pekerjaan

70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya, bagi peserta yang merasa berkeberatan atas penetapan pemenang tersebut diatas, diberikan kesempatan untuk mengajukan sanggahan

[r]