PROGEEDING
,ff
il
l$[Jl?i:l
#I
u
ui
1"5fl,
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN
KARAKTER
DALAM MEMBANGUN
BANGSA
Tim PenYusun
1.
Sismono La Ode2.
Dwi SiswoYo3.
Apritia Tina LidYasarip-#&#
f-S
iko
uog
PROCEEDTNG
S e mi nar
tkr!31.{-{I{
(mn)
Uniuerciras rrte geri yo gyakarra" r M p[ EM ENTAS r pEN D r D
r
r(Ar
innnrrrn
onurr,l
rvririisiN
c u 1,r BAN G
SA'
Cetakan l, Agustus 2012
penyunting: Sismono La Ode
Tata Letak Ariani, S.pd.T. desain Sampul: Ariani, S.pd.T.
lsBN 978-602_991 92-1 -9
diterbitkan oleh IKAUNy press
Alamat
Graha Alumni Kantor IKA UNy Kampus Ulrly Karangmalan g, yogyakarta
Tetp/Faks: (021 4) 552060 e-mail: [email protected]
Perpustakaan Nasional: Katalog dalam Terbitan (KdT)
1.
SAMBUTAN REKTORUNY
V2.
SAMBUTAN KETUA IKAUNY
VII3.
SAMBUTAN KETUA PANITIA SEMINAR NASIONALDAN TEMU
ALUMNI
VIII4.
DAFTARISI
XKeynote Speaker
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK MEMBANGUN
BANGSA
:-
1Pemakalah Utama
1.
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTERDALAM MEMBANGUN
BANGSA
72.
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAMilffi;';il;
ilffi
133.
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTERDALAM
SETTINGMASYARAKAT
BANTUL
2g
4.
PENDIDIKAN KARAKTER DALAMSETTING KELUARGA DAN
MASYARAKAT
27 Pemakalah pendamping
1'
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTERDALAM PERSPEKTIF
HUMANIORA
33
2'
IMPLEI/IENTASI PENDIDIKAN KARAKTERDALAM KEGTATAN Dr
'EK,LAH
DAN
KAMPUS
473.
PENDIDIKAN KARAKTER DALAMKELUARGA
554,
POLA ASUH OTORITATIFSEBAGAI SARANA PEMBENTUKANKARAKTER ANAK DALAM SET-Z/VG
KELUARGA
655.
TRANSFORMASI NILAI AGAMA ISLAM DALAMKELUARGA
756.
OPTIMALISASI PERAN ORANGTUA DALAM CHARACTER BTJILDINGANAK
DALAM SETTING
KELUARGA
877.
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAMKELUARGA: STUDI KASUS
SUKU SAMIN DI DUKUH BOMBONG DESA BATUREJO
KECAMATAN SUKOLILO
KABUPATEN PATI PROVINSI
JAWA
TENGAH
103B.
PENANAMAN NILAI.NILAI MORAL ANAK USIADINI
MELALUI KEGIATAN BERCERITABERTEMA CERITA RAKYAT BUDAYA
LOKAL
1179.
IMPLEMENIASI PENDIDIKAN KARAKTERMELALUI PEMANFAATAN MEDIA AUDIO
PAUD
12910.
MEMBANGUN KARAKTERANAK MELALUI KESAAITUNAN
BERBAHASA
139
11'
PENGEMBANGAN PENDIDIKANKARAKTER DI SEKOLAH
DASAR
151
12.
OPTIMALISASI PEMBENTUKANKARAKTER DAN KEDISIPLINAN SISWA
SEKOLAH DASAR
MELALUI PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN
KESEHATAN
161
13.
MENUMBUHKAN KARAKTERANAK MELALUI PEMBELAJARAN SASTRA DI
SEKOLAH
Yr#S;B:.X,:Ntr:*ltbH
r3
TMSAR
_
173Ifif,. PET{AfTAMAN
SEIF
EFFICACYMAHASISWA CALONGURU IPA SEKOLAH DASAR MELALUI REDESAIN
5E
LEARNINGCYCLE
183Iilffi- PB{IITIGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN DAN MEMBANGUN
KARAKTER KERJA MELALUI
PEIIBELA"'ARAN BERBASIS LESSON
STIJDY
197iln. ERAN
PENDIDIKAN SAINS DALAM PEMBENTUKAN PESERTADIDIK YANG
RELIGIUS
2071I7- IITPLEMENTASI PENDIDIKAN
KARAKTER PEMBENTUKAN AKHLAK MULTA PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK MELALUI PROGRAM
sTToI-AH
21g
IIIC. IMPLEMENTASI PENDIDIKAN
KARAKTER AKHLAK MULIA PESERTA DIDIK DI
SEKOLAH TilEI.ALUI PROSES PELAJARAN BAHASA
INDONESIA
231
II9.
PERAN PENTING TENAGA ADMINISTRASISEKOLAH DALAM PENGUATAN BUDAYA SEKOLAH UilTUK IMPLEMENTASI PENDIDIKAN
KARAKTER
241
&[
UPAYA PENGEMBALIAN PENDIDIKANKARAKI-ER PESERTA DIDIK YANG HILANG DAN
IMPLEMENTASINYA DI
SEKOLAH
253gI-
BAHANAJAR MEMBACA CERITA FIKSI REALISTIK BERBASIS KECERDASAN SPIRITUAL
UIIITUK PENGEMBANGAN
KARAKTER
263[P.
PENANAMAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN BAHASAINDONESIA YANG
MENYENANGKAN
273SASTRA ANAK SEBAGAI IIT/IPITIUTruTASI PENDIDIKAN
KARAKTER DALAM SETTING
SEKOLAH
29785.
MEMBANGUN KARAKTER PESERTA DIDIK MELALUI SEKOLAH SIAGABENCANA
gO726.
WOODBALL SEBAGAI MEDIA PENGEMBANGAN KARAKTER SISWA DALAMPENDIDIKAN
JASMANI
31727.
PEMBELAJARAN PENCAKSILAT DI SEKOLAH SEBAGAISUMBER NILAI DALAM PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER
BANGSA
32728.
KIAT PELAJARAN SEJARAH YANGBERKARAKTER
$7
29.
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTERDI INDONESIA DALAM SETING
SEKOLAH
34930.
PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK MELALUIPENGEMBANGAN OLAHRAGA
REKREASI
36131.
MODEL PENDIDIKAN KARAKTER BAGI ANAKBERKEBUTUHAN KHUSUS UNTUK
KEMANDIRIAN
HIDUP
36932'
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAMPEIL{BELAJARAN tpA
(sAtNS)
-
38133'
MEMBANGUN KECERDASAN SOSIAL PESERTA DIDIK DISEKOLAH MENENGAH ATAS
MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
JASMANI
-
3g7 p4.UNTUK
MEMBANGUN
KARAKTER
PESERT
DI
SIMPLEMENTASI
PENDIDIKAN
BUDI
Abstrak
Terdapat berbagai kondisi faktual
di
sekolah dan masyarakat yang menyebabkanpendidikan budi pekerti mendesak atau urgen diimplementasikan
di
sekolah, misalnya kurangnya pemahanran peserta didik tentang etika dan tata karma, sering dilupakannyanilai-nilai kejujuran, seringnya terjadi pelanggaran disiplin, kurang menghargai perbeclaan, rendahnya semangat pengembangan diri, dan menurunnya integritas antara kata dan
tin-dakan. Fungsi pendidikan budi pekerti adalah sebagai pedoman bersikap dan berperilaku,
acuan berinteraksi dengan orang lain, acuan menilai suatu tindakan baik atau buruk, se-bagai filter terhadap nilai-nilai negatif, sebagai dasar bagi penertihan kehidupan sekolah,
dan rambu-rambu berisi anjuran larangan dan sanksi. Strategi implementasi pendidikan budi pekerti dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya: kegiatan kerohanian secara
rutin, kerja bakti di sekolah, upacara bendera, lomba olah raga antarkelas, peraturan tata
tertib, penyelenggaraan mata pelajaran budi pekerti, penggunaan seragam sekolah, tata kerapian penampilan (rambut, perhiasan, dll.).
Kata l<unci: Budi pekerti, karakter, peserta didik.
Pendahuluan
Dewasa ini masyarakat pendidikan sedang menghadapi t arrtarrg flberat yang meru-pakan konvergensi dari berbagai dampak globalisasi. Situasi global dunia yang didu-kung oleh perkembangan teknologi komunikasi berbasis komputer secara massif, telah menciptakan gejala umum bahwa peserta didik di sekolah sangat mudah mendapatkan
terpaarr informasi dari media. Giliran berikutnya pola perilaku peserta didik mengalami
banyak perubahan.
Nilai-nilai
tata karma, sopan santun yang bersumber dad budaya lokal yang sebelumnya dijunjungtitgg,
oleh masyarakat, ada kecenderungan mulai di-lupakan.I(ondisi
faktual menunjukkan kurangnya pemahaman pesertadidik
tentang etika dan tatakarma, sedng dilupakannya nilai-nilai kejujuran, seringnya terjad.ipelang-garan disiplin, kurang menghatgai petbedaan, rendahnya semaflgat pengembangan diri,
dan menurunnya integrtt^s arLt^r^ kata dan tindakan.
Berbagai masalah sebagai dampak globalisasi hanya dapat diatasi dengan solusi
286
yang berbasis peningkatan kualitas
maflu-sia, khususnya berbasis pada peningkatan
penguasaan
ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni(pteks)
dan morulfbudi pekerti.Selama
ini
pendidikan
cenderungdiatikan
aktivitasuntuk
mempersiapkan anak-anak dan pemudauntuk
memasuki kehidupan masyankat orang dewasa dan dunia kerja. Aktivitas pendidikan.didomi-nasi oleh
kegiatan belajar mengajat disekolah. Arah ya-ng akan dituju oleh
pros-es
pendidikanitu
biasanya terjabarkan ke dalam kudkutum.Dilihat
dad kuriku-lum yang umum diberlakukan dewasa ini, menunjukkan bahwz orientasi pendidikan sarigat didonrinasioleh mata
pelajararryang bertujuan
untuk
mengembangkanaspek
penguasaan Ipteks/keilmuanf ak-Iiyah. Sedangkan yang berorientasi padapengembangarmoralf budi pekerti
/
ru,k-Ity ah hanya sedikit sekali diberikan.
Permasalahaflny^ adalah bahwa pen-didikan
yaflg
mengutamakan pengajannIpteks
melupakan pendidikanbudi
pe-kerti akan menghasilkan
profil
pcsertacli-dik
yang huatdi
Ipteks namun lemah di moral. Unggul di cipta tetapi lemah di rasadan karsa.
I(alau
sudah demikian, ketika berinteraksi di masyarakat maupun di du-nia kerja, para pemudahanya pandai atauterampil dalam
ilmu
dan teknologi, tetapig g
p moral dan etika. Akibatnya ciptati-dak dipandu oleh rasa dan karsa. ILmu
ti-dak dipandu etika dan tindakan. Akliyah
tidak
dipandu nakliyah dan amaTtah. Halini
berbahaya, ketika Ipteksitu
diimpte-mentasikan dalam dunia kerja, maka Ipteksitu
akantidak
dikendalikan atau dikawal oleh mcral budi pekerti sehingga serakah,merusak, nrerugikan bangsa.
Dengandernikian kelemahan kualitas sumberdaya manusia justru disebabkan oleh
rendahn-y a kecakapan budi
pekeri.
Dalam Undang-undang
No. 20
Ta-hun 2003 tentang Sistem Pendidikan Na-sional, pasal 3 ditegaskan bahwa: "Pendi-dikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang b ermartabatdalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,bertuiuan
untuk
berkembangnya potensi pesertadidik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhiak mulia, sehagbetil-mu,
cakap, kreatif, mandiri, dan meniadi warga Negara yang demokratisseta
ber-tanggung jawab". Dengan demikiansan-gat jelas bahwa undang-undang
ini
men-gamanatkan dan menegaskan artipelting
pendidikan kecakapan
budi
pekerti pam peseta didik.Sementara
itu
dalamUU
Sisdiknas,Bab
I
Umum, dinyatakan bahwa gerakanteformasi
di
Indonesia
secta
umuln menuntut diterapkannya prinsipdemokra-si, desentralisasi, keadilan, dan menjunjung tinggi moral dan hak azasr manusia dalam
kehidupan
berbangsa
dan
bernegara.Dalam hubungannya dengan pendidikan,
pdnsip-prinsip
tersebut akan membawadampak yang mendasar pada manajemen, kebi)akan operasional, dan
kinerja
sat,tan pendidikan (sekolah).Tuntutan
tersebutmenyangkut pembaharuan
penyeleng-gar^afi pendidikan, bahwa
manajemen,kebijakan opemsional, dan kinerja satuan
di
sekolah yang tercermin dalamkine{a
semua komponen pendidikan
untuk
ter-ciptanya pribadi-pdbadi peserta didik yang berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur. I(omponen-komponen tersebutmelipu-ti:
proses pembelajaran, pengemb^rLgai: kudkulum, pembinaan kesiswaan, penge-Iolaan s t^rta- pra;satafla, pemanfaatan dan.pemberdayaan ketenagaan, pengaturari administrasi dan penciptaan suasana seko-lah yang kondusif.
Era
reformasi memberi makna bagi pengembanganpendidikan
di
Indone-sia, ialah agar pengembangan pendidikan
ditata kembali
dan
dilaksanakan secarakomprehensif
sesuaidengan
dinamikapetubahan sosial budaya
di
masyarakat. Odentasi pengembangan pendidikan ha-tus senantiasa terkait dengan visi pemban-gunall suatu bangsa.Hal
ini
disebabkan, secarateodtis
terdapatpola
hubungan timbal balik antara variabel pembangunandan pendidikan. Pembangunan yang suk-ses memedukan dukungan pendidikan,
sebaliknya pendidikan akan sukses apabila proses pembangunan nasional juga ber-proses secara memadai.
Pembangunafl
y^ng
betpusat
padamanusia secara konseptual adalah pem-bangunan dari, oleh, dan
untuk
manusia.Tujuan pembangunan
bukan
saja untuk terbebasnya manusia dari kebodohan dan kemiskinan, tetapiuntuk
pengembangan kualitas manusia secara utuh dan komplit. Iptek dan moral. Oleh karena itu pemban-gunantidak
hanya betodentasi pada pe-tubahankuantitatif
yaitu ptoduk-produk matedal yang berguna untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi manusia, meiainkan yanglebih penting
adalah muaranya keatah perubahan
kualitatif
(being) sehinggasetiap
individu
dapat berkembang sesuaidengan potensi dirinya secara
komplit
la-hiriah-batiniah,
pengetahuan-keterampi-lan-moral, fisrk-mental. Arnanat konstitusi sebagaimana tercantum dalam pasal 31ay*
Q)
UUD
1945, menugaskan kepada pemetintah untuk mengusahakan dan me-nyelenggarakansatu
sistem
pendidikannasional
yang
meningkatkan keimanaadan ketakwaan serta
akllak
mulia
dalamrungka rn encerdaskan kehidupan bangsa.
Pendidikan
Budi
Pekerti
Di
dalam kehidupan bermasyarakat, terdapat banyak sekali norma sosial yaogmengatur
watga
masyamkat argatber-pedlaku dan
berinteraksi dengan oranglain
secarabaik
dan h,armonis. Salahsa-tunya
dinamakanbudi
pekerti.
Bahkanbudi
pekerti
luhut
merupakan kearifan Iokal yang mengandung nilai-niiai univer-sal. Memposisikan nilai-nilaibudi
peketi
dalam perilaku
hidup
sehari-had, akanmewujudkan kepribadian
y^ng
berkuali-tls:
tangap (peka), tutug(tlh^fl
uji),
danung-go u (dapat diandalkan).
Pendidikan budi pekerti pada hakekat-nya, adalah merupakan usaha sistematis
untuk
memantapkanpendidikan
budipekerti
dalam rangka pembinaan akhlak mulia, termasuk etika dan estetika sejakdioi
di
kalangan pesertadidik.
ptogrampendidikan kecakapan budi pekerti dapat dilakukan seiring bahkan simultan dalam
program
pembelajarandalam
mengem-bangkan potensi peserta
didik
baik yang menyangkut olah otak, olah hati, olah rasadan olah raga.
Secara Etimologis,
budi
pekettibcr-asal dan kata
budi
dan pekerti. I(ata budi berasal dan budyang dalam bahasapikiran dan kecerdasan. .,pekerti,, berarti aktualisasi, penampilan, pelaksanaa
fl,
at^upedlaku. Dengan demikian, secaraetimol_ ogis
budi
pekerti berarti penampilan diri(aktualisasi diri) yang berbudi.
Secara leksikal,
budi peketti
beratti tingkah laku, perangai, akhiak, dan watak. Istilah budi pekerti dalam kosa kata Arabadalzh akhlalq dalam kosa kata.Latra/yu_
nani adalah etika dan dalambahasa inggds
etbics. Secara konsepsionaf
budi
pekertiadalah
budi
yang dipekertikan (diopera_sionalkan, diaktualisasikan,
ataa
dilak_ sanakan)dalam kehidupan
sehad_hari,yang mencerminkan
jat
dttt,keluarga, ma_syarakrt, dan bangsa. Secara operasional,
budi
pekerti merupakan perilakupositif
yang
tercermin dalam kata,
perbuatan,pikiran,
sikap, perasaan, keinginan, danhasil karya. Balitbang Depdiknas (2005) menjelaskan bahwa
budi
pekerti
secarakonsepsional adalah bud.i yang dipeker_
tikan
(dioperasionalkan, diaktualisasikanatau dilaksanakan) dalam kehidupan se_ hari-had dalam kehidupan
ptibadi,
seko_Lah, masyankat, bangsa dan negaru.
Budi
pekerti
secara
operasional merupakan suatuperilaku
positif
yang dilakukan melalui kebiasaan.Artinya
ses_eorang diajarkan sesuatu yang baik mulai
dari masa kecil sampai dewasa melalui lati_
han-latihan dan keteladanan, misalnya cara berpakaian, cara berdandan (berhias), cara
bertamu, cara berbicata, car^ bertelepon, cara menyapa
dan
menghormai
orangLa:n, cara bersikap menghadap
i
tama, caramakan dan
minum,
c^ta nrasuk dan ke_luar rumah dan sebagainya.
Budi
peketti yang mempunyaiarti
yang sangat jelas, yaitu: petbuatan(Pekert|
yorg
dilandasiatau dilahirkan oleh pikiran yang jemih dan
baik (Ruch).
I)cngiin
delinisi yang rcranratgamblang dan sederhaaa dan
tidak
rnu_luk-muluk, setiap orang dalam menjalani kehidupan
ini
semestinya dengan mudahdan
arif
dapat menedma tuntunan budipekerti.
Budi pekerti untuk
melakukanhal-hal yang patut, baik dan benar.
IQiau
seseorangberbudi
pekerti, maka jalai. kehidupan palingtidak
tentu. selamat, sehingga
dap*
be*iprah
menu_ju
ke kesuksesan hidup, kerukunan antarsesama dan berada dalam koridor perilaku yang baik. Sebaliknya, seseorang melang_
gat
prinsip-prinsip
budi
pekeru,
maLaakan mengalami
hal-hal
yangtidak
nya_man,
dad
yang
sifatnyaringan, sepeti
ddak
disenangl oranglain,
sampai yang berat seperti: melakukan pelanggaran hu_kum sehing ga dapatdipidana.
Pendidikan budr pekerti sedng juga diasosiasikan dengan tata kratna, sopan_
santun, dan etiket yang bedsikan kebiasaan sopafl santun yang disepakati dalam ling_
kungan petgaulan antar manu sia. Tata l<ra_
ma
terdiri
atas kata tata dan l<tama. Tata berarti adat,norma,
a1Jtafl, nilai. I(ramaberarti sopan santun, kelakuan, tindakan perbuatan. Dengan demikian tata k*ama
bemrti
adat sopan santun yang menjadibagyan dad kehidupan manusia.
Dalam
menerapkannilainilai
budipekerti
dalam kehidupansedng te{adi
benturan-benturannilai
dan norma_nor_m"
y^ng.lirasakanoleh
watga masyara_kat. Apa
yang dahulu
dianggap benarmungkin
sekatang sudah menjadi salah.Apa yang dulu dianggap tabu dibicarakan sekarang sudah menjadi suatu yang lum_ rah. Misalnya berbicara masalah pacaral. Dahulu yang boleh berpacaran hanyalah anak-anak muda yang sudah bekerja, atau
Tetapi
Sekatang, z^rnantelah
berubah.Siswa SMP sudah banyak yang mengenal
p^caran, bahkan kalau
tidak
berpacatan dianggap ketinggalan zarnan.Jadi
yang dipedukandi
sini
adalah norma_norrna budipekeri
yang luhur yang tidak usang, rnelainkan tetap relevan untuk mengar,valagat perilaku rcmaja,termasuk. dalam
ber_
p^canfi berada dalamkoridor norma budi
pekeni.
Secara konsepsional pendidikanbudi pekerti rnerupakan:
1) Usaha sadar untuk menyiapkan peserta
didik menjadi manusia seutuhnya yang berbudi
luhur
dalam segenap peranandan
perilakunyadi
masayang
akandatang.
2)
Upaya
pembentukan,
pengemban_gan,
peningkatan, pemeliharaafl, dan perbaikan pedlaku peserta diclik agarmampu melaksanakan tugas_tugas ke_ hidupannya secara selaras, serasi, seirn_
bang lahir-batin, jasmani_rohani, mate_ rial-spiritual, dan individu_sosial.
3)
Upaya pendidikanuntuk
membenhrkpese.rra
didik
rnenjadipdbadi
seutuh_ rtya yaflg berbudi pekerti luhurmelalui kegiatan
bimbingan,
pengajaran danlatihan.
kultur,
berupa ucapan, perbuatan, sikap,pikiran,
perasaan,ke{a,
danhasil
karya berdasarkan nilai-nilai agarna serta normadan moral luhur bangsa
Menutut Deal Savage
&
Armstrong(1996:1,}4)imlture is d.efined as tbe con$ella_
tion
of
ualzes, beli{s and institutions unique togruen group of peoptd,. Hal ini beratti, bahwa
kultur
adalahrangkai4nflai,
l.epffg Lya;rn,dan adat yang unik yang dimiliki oleh seke_
lompok
masyankat Schein,E.H.
(19g5), menjelaskankultur
sebagai ..suatu pola asunisi dasar hidup yang diyakini bersama:yang dicrptakan, diketemukan atau dikem_ bangkan oleh sekelompok masyarakat dan dapat digunakan mengatasi persoalan hid_
up
mereka, oleh karenanya uajarkan danditurunkan dad generasi ke generasi
seb_
agai pegangm perdaku, betpikir, dan msa
kebersamaan di antara mereka,,. Sementa_
ta
itu
dalamUU
Sisdiknas, BabI
Umurn,d.inyatakan bahwa gerakan
reformasi
di Indonesia secara urnummenufltut
d.iter_apkannya pdnsip demokrasi, desentralisa_ si, keadilan, dan menjunjung
tinggi
nilai_ nilai budaya dan hak azasi manusiadalarn
kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan
budi
pekerti merupakan proses pendidikan yang melibatkan aspekkognitif, emosi dan 6sik (untuk mendapat_
kan kecerdasan intelektual, emosiond
dm
spiritual) setta mendekatkan anak didik pada alam sekitat dan kehidupan nyata di
masyarakat Sehubungan dengan
itu
maka jelaslah bahwa pendid.ikanbudi
pekertitidak
dapat mengubahbudi peketti
ses_ eofang sec ta "mstafl,,, tetapi memerlukanproses yang terus menerus @ukan hanya dalam ruangan kelas saja).
Dengan demikian dapat
dikatakanbahwa
secara
operasional, pendidikanbudi
pekerti
merupakan
urpayr untuk rnembekali peserta didik rnelalui berbagaibentuk
kegiatan birnbingan,p"rguiurun,
pendampingan, pendid"ikandan
latihan selama perturnbuhan dan perkernbangandirinya
sebagai bekalbagi
-rru
d.prr,_nya, agar merniliki hati nurani yang bersih,
berperangai baik, serta rnenjaga kesusilaan
dalam melaksanakan kewajiban terhadap Tuhan dan terhadap sesafna mahluk,
se_
hingga terbentuk pribadi seutuhnya yang
tercermin pada
kebiasaanperilak.r'doi
Strategi lmplementasi
rr
I
i l
kan
Budi
Pekerti
Implernentasi pendidikan
budi
pe_kerti
di
sekolah, dapat dilakukan denganstrategi
monolitik, integrati(
otodidak,maupun internalisasi.
Monolitik,
artinyabahwa pendidikan
budi
pekerti
dilak_sanakan dengan cara menampilkan mata pelajaran yang
berdiri
sendiri
di
dalamkurikulum
sekolah.."Misalnya, meniadisalah satu mata p elajaran Calarrkelompok
muatan lokal. l)engan sistern
I(TSp
yangbedaku
sekarang, secarateodtis
sangatmemungkinkan implementasi pendidikan budi pekerti dilaksanakan dengan sftategi monolitik karena sekolah memiliki otoritas untuk meflyusun kudkulurn sesuai dengan
visi dan misi sekolah. Sebenarnya, asalkan ada kemauan, sekolah dapat berinisiatif sendiri menambahkan matapelajaran budi pekerti daiam kurikulum.
Ini
dimungkink_an
karenaKTSP
memberi kelonggaran kepada sekolahuntuk
mengembangkan kurikulum sesuai kebutuhan. I{endalanyaadalah pada kondisi faktual bahwa kuriku_
lum
di
sekolah sudah padat, sehinggadi-angg p kurang relevan apabiamenambah mata pelalaran baru.
Strategi
integratif,
merupakan caraperyampaian materi pendidikan budi pe_
kerti
diintegrasikanke
dalam
berbagaimata
pelaja*:aflyang
relevan, misalnya dalamnata
pelajann
Agama, pancasila,I(ewargane garaan,
Ilmu
pengetahuan So_sial, dan sebagainya. Strategi integratif
ini
menuntut
kesungguhandan
komitrnen,sehingga peflguasaan rnateri pendidikan budi pekerti menjadi salah satu indikator
dalam evaluasi hasil pembelajarun.
Otodidak, berarti siswa belajar send_
iti
nilai-nilaibudi
pekerti tanpa bantuan guru. Dalamhal
ini
segala kondisi yangada di sekolah maupun di masyarak atpada
hakikatnya rnerupakan
sumber
belajatyang penting bagi siswa. I.Jamrrn strategi otodidak
ini
memiliki
kelemahan, karena mungkin saja siswabelajx
sendiri nilai_ni_ lar yangberkembang di masyarakat, sedan_gkan
nilai-nilai
tetsebuttidak
selamanyasesuai dengan
kriteda budi
pekerti yang baik.Sttategi interrr2[s25[ ialah penanaman
nitai-nilai bud.i
pekerti
ke
dalam fikjtan ataukepdbadiat,
sehingga meniadi kes_adatdn dan kebenar
afi
y^rtg.lilaksaoakan dalam kehidupan sehari-hari. Cara,yarg
ditempuh adalah dengan pembiasaan. Ha_
sil penelitian yang dilakukan penulis
e}ll)
mengungkap bahwa seluruh sekolah sarn_
pel sudah rnengimplementasikan pendidi_ kan budi
pekeri.
Strategi pendidikan budi pekertidi
sekolah dilakukan dengan ber_ bagai kegiat^n atau aktivitas yang relevandengan kebutuhan, sumber daya manusia,
fasiJitas, dan kondisi di sekolah tersebut.
Bedkut
ini
dikemukakan bebempacontoh
kegiatan yang strategisuntuk
al_tematif
wahzna implementasi pendidikanbudi pekeni.
/
)
Kegiatan kero h anian se cara ruti n. I(egiatanini
dirnaksudkanuntuk
membedkan kesempatan kepada siswa guna mem_peroleh
pengetahuan nilai_nilai budipekerti
yang bersumber
dari
a)arunagarna yang dianutnya. penekanan ke_ gpatanini bahwa aktivitas manusia pada
hakikatnya selalu dalam penilaian oleh Tuhan Yang Maha l(uasa. Apabila akti_
vitas yang dilakukan sesuai dengan aja_
ran ag ma, maka aktivitas itu dipujikan
dan
mendapat rewardberupa
pahala. Namun apabila tidak sesuai d,engan aja_ran agama, tindakan tersebut berdosa.
ii
.
2)
lVarung kelujuran. Dewasaini
banyaksekolah membuka "waruflg kejujuran",
ialah
sebuahwarung yang
berlokasidi
sekolah yang menyediakan makan-an, minuman dan betbagai keperluan sekolahdan
dikelola
dengan sistemt^flpa
peniagav/anmg.
Penguniungmengambil
"batang
dagangarr" dan membayatnyasendiri
di
meja
kasir.Uang kembalian iuga mengambil
send-tli.
Pelajaranbudi
pekerti yang dapat kitaambil
dart adanya warang kgi@uranadzJah pelajarar.
nilai-nilai
kejuiutan. Meskipuntidak
ada penjaga watung, tetapi siswa harus jujur, karena semuapetbuatan adz yang mengawasi yaitu Tuhan.
3)
Kerja bakti di sekolah.liegpatan ini untukmenanamkan
nilai-nilai
budi
pekerti terutama terkait dengan nilai ke{ asarn ,tolong menolong, dan tanggungjawab.
4)
Upacara bendera.Upacara
bendem metupakan wahana yangbaik
untuk implementasinilalnilai
budi
pekerti khususnyauntuk
membentul<karak-ter
kebangsaan dan kebanggaanhid-up
berbangsa,yaitu
kebanggaan dan penghormatan tethadap simbol-simbolnegara yang meliputi: bendeta dan lagu kebangsaan,
pemimpin
flegata, sertabahasa nasional.
5)
larnba olah raga antarkelas.I(egiatanini
sangat
baik untuk
menanamkan nilai sportivitas, kedisiplinan, dan sikap siapmenaflg siap kalah secara ksatria.
6)
Peraturan tata tertib sekolah. Setiapseko-Iah
memiJikitata
tettib
sebagaiper-atlrr
nberperilaku (rule of nnduct). Siswasebagai
watga
sekolah berkewajibanuntuk
menjuniungtinggi tata
tettib ittr, baikitu
tata tertib berpakaian, tata tertib peminf aman buku petpustakaan,tata tertib ujian, dan sebagainya. Jangan
pemah merasa bangga ketika melang-gar tatz-
tetib
sekolah, justru sehatus-nya merasa betsalah, dantidak
men-gulanginya lagl. Banyak sekolah yang menempkan peraturan, melatang siswamembawa alat komunrkasi (b andp b o ne).
Hal
ini
disebabkan sedngnyat*irdi
penyalahgunaan bandphone dengarrrse-gal a mtcam fa silitas / fi turnya.
7)
Visi
dan rnisi sekolab. Dalam kaitannya dengan Pendidikan Budi Pekerti, makavisi
sekolah yang bernuansabudi
pe-kerti
metupakan imajinasi motal yang menggambatkanptofil
sekolah yang diinginkandi
masa datang. Imajinasike
Cepansepeti
itu
selalu diwarnaioleh
peluang dant^fltaflg
fl
yangdi-yakini
akan
te\adi
di
masa datang.Ibarzt seotang pemuda, mungkin
men-cka-
cittkan
bagaimma keluarga yang diinginkan ketika suatu saatia
sudah menginjak usiatua. Mungkin
terbay-angkan memiliki seorang istd yangsa-bar
dan setia, anak-anak yang cerdas,shaleh
dan betbakti
padaorang
tua,mempetoleh
peke{aan yang
bag:s,penghasilan yang cukup,
rumah
yang nyaman dengan tetangga yangtukun
dan
seterusnya.Analog
dengan itu, mungkinkita
mengimaiinasikan seko-lah yang bennutu bagus, diminati olehmasyarakat, memiliki iumlah guru yang cukup dengan kualitas yang baik,
fasili-tas sekolah yang baik, dan pesetta didik )rang mencerminkan
pedlaku
akhlak mulia di tengah-tengah masyarakat.8)
Seragam sekolalt. Setiappelaix
henda-knya berpakaian dan berdandan sesuaidengan peraturan sekolah. Setiap siswa
pan-tas. Selain
itu,
tampak kurang panias jika pelajar bersolek secara berlebihan. Tampak kurang pantas jika pelajar pu_fti
memakai perhiasan secara berlebi_han. Hal
itu
akan menirnbulkan kesanseolah-olah kita menjadi ..etalase,,
ber_
jalan.
9) Tata kebersiban fasilitas sekolab seperti ka_
.
mar..kecil dan taman.I(arnar kecil
dan tarnafl, merupakan fasilitas yang pent_ing
di
sekolah. ICta harus merawat se_baik-baiknya fasilitas
iru.
Namun
ke_rryata nrrya masih banyak kamar kecil
di
sekolahy^ng
tampakjorok,
karenaorang
tidak
menviram
secukupnyasetelah selesai menggunak anflya. selain
itu, banyak pula tisu bertebaran di sana.
Adapula coreton-coretan di dinding ka_
mar mandi. Sehingga dinding itu sudah
beralih fungsi menjadi tempat beradu argumentasi melalui tulisan, dan gam_
bar. I(ebanyakan tulisan
dan
gambaritu
tidak
sopan.Hal
ini
tentu
sangatmerugikan kita semua, karena kebersi_
han kamar kecil menjadi indikator yang
mencitrakan kesadaran kebersihan pe_
milik dan penghuninya.
Esensi strategi pendidikan
budi
pe_kerti ialah
sebuahpencadan
metode_metode pendekatan kepada peserta didik untuk dapat menyampaikan materi pen_ didikan budi pekerti melalui proses yang
cerdas, santun, dan tidak
mengindoktrina-si. Pendidikan
budi
pekerti dimaksudkan untuk menciptakan situasi kehidupan danbudaya sekolah
yang
dapat menunjang terwujudnya proses pembelajar^n yang kondusif. Pendidikan budipekeri
dimak_sudkan sebagai upay^ pencerahan dan pemuliaan peselta
didik
sehin gga dalam kehidupan sehari-har.i pesertadidik
dapatmenunjukkan kualitas
budi
pekertt
yangunggul, baik dalam bersikap, berucap, dan
betindak
dilam
menciptakaniklim
dankultur
sekolah ya;Lrg dapat menunjang ke_ gSatan pernbelajaran dan pendidi,kanefek-tif.
i
Mated pendidikan budi peketti brg,
nilai-nilai yang dijunjung
tings
oleh seko_ lah dan masyarakal.yang meliputi nitaiket_
,
akwaan, kebangsaan, sopan santun
per_
l
gaulan,kejujuran,kedisiplinan,ketettiban,,
kerapian, dan
nilai-nilaiyangmengandung
l
i,
semangat belajat dan motivasi
memikir_
llt,il
kan masa depan yang lebih
baik.
l
;i,
Untuk
sftategi pendidikanbudi
pe-
,
:lketti
di
sekolah dapat dilakukanmelalui
il
,ttga tatarunyattu:
a.
Pengembangan pada tatarzn spirit dannilai-nilai yang
meliputi spirit
dan ni_tai-nilai keimanan dan ketakwaan, ket_
erbukaan, kejujuran, semangat hidup
beLajar, menyadari
diri
sendfui danke_
beradaan orang lain, persatuan dan ke_
satuan,
untuk
selalu bersikap dan pn_ sangkapositif,
disiplin
diri,
tanggungjawab dan kebersamaan.
b.
Pengemb^ngznpada
t^t^ran
teknis, yaitu:1)
Struktur organisasi sekolah,2)
Deskripsi tugas sekolah,3)
Tata tettib guru,4)
Tata tertib siswa,5)
Standarsistem
pernbelajaran yangharus diikuti guru dan siswa,
6)
Hubunganformal
daninformal
an_tat
kepala sekolah,guru dan
teiag
kependidikan
at^u
sesama
gurudan
tenaga kependidikan termasuk hubungan dengan siswa,7)
Berbagai sanksi bagi siswa yang tidak8)
Betbagai program kerja dalam rurgka membinakeimrn2l
dan
keakwaan siswa terhadapTuhan Yang
MahaEsa,
9)
Berbagai program
kerja
sekolahdalam rangka
membiaskan siswamelakukan pemecahan masalah,
10)Berbagai
progmm
ekstrakurikulerreng
dapat menumbuhkembangkan keiujuran, kedisiplin an, rasa tanggungiasiab, semangat hidup, persatuan dan kesatuan,
11)Berbagai strategi belaiar dan pembe-lzjatan yang mendorong siswa agar semangat belajar, dan
72)Berbagar
^tutafl
perawatan danke-bersihan fisik sekolah.
c.
Pengemb^ng^npadz t^t^rafl
sosial,pengembangan pada tata;rafl sosial
ini
merupakan proses implementasi dan
institusionalisasi, selutuh kebijakan dan abrr^n teknis yang dikembangkan ber-dasarkan spfuit dan nilai-nilai sehingga
menjadi kebiasaan (work habits) di
seko-lah dan di luar sekolah.
Simpulan
I(ondisi
faktualdi
sekolah dan ma-syarakat yang menyebabkan pendidikanbudi
pekerti mendesak atau urgendlak-sanakan adalah:
kuangnya
pemahamansiswa tentang etika dan tatakatma, sedng dilupakannya nilai-nilai kejujuran,
sering-nya tetjadi
pelanggarandisiplin,
kurang menghargai perbedaan, rendahnyaseman-gat pengembangan
diri,
dan menurunnya integritas afltar^ kata dan tindakan. Fakta di masyarakat menunjukkan seringnya ter-jadi tawuran pelaja4 siswa membolos padajam pelajaran, dan sebagainya, semuanya
menegaskan bahwa pendidikan
budi
pe-kerti
mendesak dan penting untuhdilak-sanakan.
Penetapan pendidikan budi pekerti di sekolah memiiiki berbagai fungsi pentlng, meliputi: sebagai pedoman bersikap dan
berperilaku, acuan bednteraksi
denganorang lain, acuan menilai suatu tindakan baik atau butuk, sebagai filter terhadap ni-lai-nilai negatif, sebagai dasat bagi pema-haman dan penertiban kehidupan sekolah,
rambu-rambu berisi anjuran larangzr, dar,
sanksi.
Daftar
Pustaka
Ahmad Sonhadji. (2008).
Alternatf
Pery-empurnaan Pen babaraan Penlelengraon Pendidikan di Sekolab MenengahKg'ura-an.
@ttp.//www.
Depdiknas. go.id/ sikep/issue/SENTRAl /F1 8.htrnl).Butdet,
F.
C.
(1972). Instructional SlsterzDeuelopment
for
Vocational andTechni-cal Training. New Jersey: Engleu'ood Cliffs.
FasliJalal. (2005). Kebiakan
MONE
dalamMeningkatkan Kaalitas Perudidikan bagi
Anak-anak Berkebutuhan Khusus di
In-donesia,Simposium Internasional ten-tang
Inclusion
andthe
Removalof
Barders to Leaming,
Bukit
tinggi, 26-
29 September 2005.DePorter. (1999). Quantum Teacbing Men-praktekkan quantum learnirug
di
ruangkelas.
Terjemahan
Ary
Nilandad. Bandung: Mizar, Media Utama.Malley,
M.
C. (2000). Creating Comrnitment.New
Yotk
John \X/iley&
Sons, Inc. Newstrom, J.W and Davis,K.
(1997).Or-ganiryttional Behaaior. New Delhi: Tata
McGraw-Hiil
Company Limited.