Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II-2008 i
KAJIAN EKONOMI REGIONAL
PROPINSI SULAWESI SELATAN
Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II-2008 iii
Kata Pengantar
Sebagaimana diketahui dengan diberlakukannya UU No. 23 Tahun 1999 tentang tujuan Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 2004, tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Lebih lanjut, tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi bank.
Sejalan dengan Undang-Undang tersebut, Kantor Bank Indonesia (KBI) di daerah dalam era otonomi mempunyai peranan yang strategis, selain sebagai economic intelligence dan research unit di wilayah kerjanya. Dalam kaitan dengan peran tersebut, KBI bertugas untuk melakukan pengumpulan data dan informasi (antara lain melalui survei), dan melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi daerah secara terkini dan berkala.
Sejak tahun 2002 KBI Makassar telah melakukan Kajian terhadap Perkembangan Ekonomi Daerah secara triwulanan atau disingkat menjadi KER dengan cakupan daerah Sulawesi Selatan. Sejak ditetapkannya secara resmi pemisahan antara Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat) akan dipisahkan dan disampaikan dalam buku laporan yang terpisah. Adapun cakupan kajian (KER) tersebut adalah pada aspek makroekonomi, inflasi, moneter-perbankan-sistem pembayaran, keuangan daerah dan prospek ekonomi. Dalam perkembangannya, cakupan ini akan kami kembangkan terus sejalan dengan ketersediaan data ekonomi daerah yang kami peroleh.
Selanjutnya, informasi dan hasil kajian/riset tersebut akan disampaikan ke Kantor Pusat Bank Indonesia, sebagai masukan dalam formulasi kebijakan moneter. Disamping itu, hasil kajian tersebut diharapkan dapat bermanfaat bagi stakeholder Bank Indonesia di daerah antara lain: Pemerintah Daerah, DPRD, akademisi, pihak swasta dan kalangan masyarakat Iainnya.
Saran dan masukan dan semua pihak, sangat kami harapkan guna peningkatan kualitas laporan ini di masa mendatang. Perlu kami sampaikan pula penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu secara aktif dalam penyusunan laporan ini, dengan memberikan data dan informasi secara kontinyu, tepat waktu dan reliable. Selanjutnya, kami nantikan kerjasama tersebut dapat terus berlangsung di masa mendatang guna mendukung kesinambungan penyusunan laporan ini.
Makassar, Agustus 2008 BANK INDONESIA MAKASSAR
Ttd.
Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II-2008 v
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ~ iii
DAFTAR ISI ~ v
DAFTAR GRAFIK ~ vii
DAFTAR TABEL ~ viii
RINGKASAN EKSEKUTIF ~ 1
INDIKATOR EKONOMI PEKDA II-2008 ~17
BAB 1 PERKEMBANGAN KONDISI MAKRO EKONOMI ~ 19
1.1. Permintaan Daerah ~ 20
a. Konsumsi ~ 20
b. Investasi ~ 22
c. Net Perdagangan Eksternal ~ 23
1.2. Penawaran Daerah ~ 26
a. Sektor Pertanian ~ 27
b. Sektor Industri Pengolahan ~ 28
c. Sektor Perdagangan-Hotel-Restoran ~ 29
d. Sektor Jasa-jasa ~ 30
e. Sektor Angkutan-Komunikasi ~ 30
f. Sektor Keuangan-Sewa-Jasa Perusahaan ~ 31
g. Sektor Lainnya ~ 32
BOKS 1 : Program TFPPED : Menuju Tercapainya Kabupaten Luwu Utara
Sebagai Daerah Penghasil Kakao Terbaik di Indonesia
Tahun 2010 ~ 34
BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI ~ 35
2.1. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang ~ 36
2.2. Inflasi Kota Lainnya di Sulawesi Selatan ~ 42
Triwulan II-2008 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan
vi
BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN ~ 45
3.1. Perkembangan Moneter ~ 45
3.2. Perkembangan Perbankan ~ 46
3.2.1. Perkembangan Kelembagaan dan Aset Perbankan ~ 46
3.2.2. Perkembangan DPK dan Kredit/Pembiayaan Perbankan ~ 47
3.2.3. Intermediasi Perbankan Konvensional ~ 51
3.2.4. Kinerja Perbankan Syariah ~ 53
3.2.5. Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan BPR Syariah (BPRS) ~ 54
BAB 4 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN ~ 57
4.1. Aliran Uang Kartal Masuk dan Keluar ~ 57
4.2. Pemberian Tanda Tidak Berharga ~ 58
4.3. Perkembangan Uang Palsu yang Ditemukan ~ 58
4.4. Perkembangan Kliring dan RTGS ~ 59
BOKS 2 : Kebutuhan Masyarakat Kota Makassar Terhadap Uang
Pecahan Kecil ~ 62
BOKS 3 : Penerapan Mekanisme Setoran Bayaran Yang Baru ~ 64
BAB 5 KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN ~ 67
5.1. Ketenagakerjaan ~ 67
5.2. Kesejahteraan ~ 69
5.2.1. Nilai Tukar Petani ~ 69
5.2.2. Jumlah Penduduk Miskin ~ 70
BAB 6 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH ~ 71
BAB 7 OUTLOOK KONDISI EKONOMI DAN INFLASI ~ 73
7.1. Outlook Kondisi Makroregional ~ 73
Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Barat Triwulan I-2008 vii
Daftar Grafik
Grafik 1.1. Laju Pertumbuhan PDRB Sulawesi Selatan ~ 19 Grafik 1.2. Pertumbuhan Kredit Konsumsi ~ 21
Grafik 1.3. Indeks Keyakinan Konsumen ~ 22 Grafik 1.4. Prompt Indikator Kinerja Investasi ~ 23
Grafik 1.5. Arus Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Soekarno-Hatta Mks ~ 23 Grafik 1.6. Volume Ekspor Non Migas Sulsel ~ 24
Grafik 1.7. Volume Ekspor Nikel Sulsel ~ 24
Grafik 1.8. Perkembangan Harga Gandum di Pasar Internasional ~ 25 Grafik 1.9. Volume Impor Non Migas Sulsel ~ 25
Grafik 1.10. Perkembangan PDRB Riil : Perdagangan Antar Propinsi ~ 25 Grafik 1.11. Volume Ekspor Ikan dan Udang Sulsel ~ 27
Grafik 1.12. Prompt Indikator Kinerja Sektor Industri Pengolahan ~ 29 Grafik 1.13. Prompt Indikator Kinerja Subsektor Perdagangan
Besar dan Eceran ~ 29
Grafik 1.14. Prompt Indikator Kinerja Subsektor Angkutan ~ 31 Grafik 1.15. Nilai Tambah Bruto Bank Umum di Sulsel ~ 32 Grafik 1.16. Penjualan Listrik di Sulsel ~ 32
Grafik 1.17. Volume Ekspor Nikel Sulsel ~ 33
Grafik 1.18. Realisasi Pengadaan Semen di Sulsel ~ 33
Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi Kota Makassar ~ 35
Grafik 2.2. Harga CPO dan Jagung di Pasar Internasional ~ 37 Grafik 2.3. Perkembangan Inflasi Kelompok Bahan Makanan ~ 37 Grafik 2.4. Perkembangan Harga Beberapa Komoditi di Makassar ~ 37 Grafik 2.5. Perkembangan Inflasi Kelompok Sandang ~ 38
Grafik 2.6. Perkembangan Harga Emas ~ 39
Grafik 2.7. Perkembangan Inflasi Kelompok Perumahan ~ 39 Grafik 2.8. Perkembangan Inflasi Kelompok Makanan Jadi ~ 40 Grafik 2.9. Perkembangan Inflasi Kelompok Kesehatan ~ 40 Grafik 2.10. Perkembangan Inflasi Kelompok Transportasi ~ 41 Grafik 2.11. Perkembangan Inflasi Kelompok Pendidikan ~ 41
Grafik 3.1. Uang Giral dan Uang Kuasi di Sulsel ~ 45
Grafik 3.2. Penghimpunan Dana dan Penyaluran Kredit/Pembiayaan Bank di Sulsel ~ 48
Grafik 3.3. Kredit/Pembiayaan Mikro, Kecil dan Menengah (MKM) Bank Umum dan BPR/S di Sulsel ~ 49
Grafik 3.4. Penyaluran Kredit/Pembiayaan Bank Umum dan BPR/S Di Sulsel Berdasarkan Jenis Penggunaan ~ 50
Grafik 3.5. Pangsa Kredit/Pembiayaan Bank Umum dan BPR/S di Sulsel
Berdasarkan Sektor Ekonomi ~ 50
Grafik 3.6. Kolektibilitas Kredit/Pembiayaan Bank Umum di Sulsel ~ 51 Grafik 3.7. Net Interest Margin/NIM dan Laba/Rugi ~ 53
Grafik 3.8. Perkembangan Bank Umum Syariah di Sulsel ~ 54
Triwulan I-2008 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Barat
viii
Grafik 4.1. Aliran Uang Kartal di Depo KBI Makassar ~ 57 Grafik 4.2. Pemberian Tanda Tidak Berharga/PTTB ~ 58
Grafik 4.3. Proporsi Jumlah Lembar Uang Palsu Berdasarkan Pecahan ~ 59 Grafik 4.4. Transaksi Non Tunai Via RTGS ~ 59
Grafik 5.1. Persentase Penduduk Usia 15+ yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama ~ 68
Grafik 5.2. Jumlah Penduduk Miskin Sulsel ~ 70
Grafik 5.3. Persentase Jumlah Penduduk Miskin se-Sulampua per Maret 2008 ~ 70
Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan IV-2007 ix
Daftar Tabel
Tabel 1.1. Perkembangan PDRB Riil : Permintaan Daerah (y.o.y) ~ 20 Tabel 1.2. Konsumsi BBM Rumah Tangga di Sulawesi Selatan ~ 21 Tabel 1.3. Nilai Ekspor Komoditas Utama Sulsel ~ 24
Tabel 1.4 Perkembangan PDRB Riil : Penawaran Daerah (y.o.y) ~ 26
Tabel 1.5. Produksi dan Luas Panen Tanaman Bahan Makanan di Sulsel ~ 28 Tabel 1.6. Perkembangan PDRB Riil : Sektor Jasa-jasa ~ 30
Tabel 2.1. Inflasi Kelompok Barang dan Jasa (y.o.y) ~ 36 Tabel 2.2. Perbandingan Laju Inflasi Kota di Sulsel ~ 42
Tabel 2.3. Perbandingan Laju Inflasi Propinsi di Zona Sulampua ~ 42
Tabel 3.1. Perkembangan Kelembagaan Perbankan Sulsel ~ 46 Tabel 3.2. Aset Perbankan Sulsel Berdasarkan Kelompok ~ 47
Tabel 3.3. Penghimpunan Dana Bank Umum (Konvensional dan Syariah) di Sulsel ~ 48 Tabel 3.4. Penyaluran Kredit/Pembiayaan dan Dana Pihak Ketiga (DPK)
Per Kabupaten/Kota di Sulsel ~ 52
Tabel 4.1. Perkembangan Temuan Uang Palsu di Wilker KBI Makassar Trw. II-2008 ~ 58 Tabel 4.2. Perputaran Kliring dan Cek/BG Kosong ~ 60
Tabel 5.1. Penduduk Uasia 15+ Menurut Kegiatan Utama ~ 67 Tabel 5.2. Nilai Tukar Petani Sulsel Per Mei 2007-2008 ~ 69
Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II-2008 1
Ringkasan Eksekutif
GAMBARAN UMUM
Perekonomian daerah Sulawesi Selatan pada triwulan
II-2008 mengalami pertumbuhan sebesar 7,86% (y.o.y), lebih rendah
dibandingkan dengan pertumbuhan tahunan triwulan dibandingkan
dengan triwulan yang sama tahun lalu (triwulan II-2007) yang
sebesar 3,79% (y.o.y).
Laju inflasi tahunan di kota Makassar tercatat sebesar
11,98% (y.o.y), mengalami peningkatan dibandingkan baik dengan
laju inflasi tahunan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar
7,96% (y.o.y). Laju inflasi tahunan Makassar tersebut lebih tinggi
apabila dibandingkan dengan laju inflasi nasional yang tercatat
sebesar 11,03% (y.o.y). Peningkatan tersebut diperkirakan didorong
oleh adanya kebijakan pemerintah tentang kenaikan harga BBM
subsidi pada akhir Mei 2008.
Perkembangan perbankan secara umum mengalami
pertumbuhan positif. Hal tersebut ditandai dengan meningkatnya
dana masyarakat yang dihimpun perbankan, aset, dan Net Interest
Margin (NIM) yang lebih baik dibanding kinerja pada triwulan
sebelumnya. Dari sisi kegiatan intermediasi perbankan juga
mengalami pertumbuhan positif seiring dengan pertumbuhan
penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK).
Seiring mulai bergeraknya kegiatan perekonomian, nilai
transaksi pembayaran pada triwulan laporan ini mengalami kenaikan
dibanding nilai transaksi pembayaran pada triwulan sebelumnya.
Pada sistem pembayaran tunai, kenaikan yang cukup signifikan
terjadi pada jumlah aliran uang kartal yang keluar dari KBI Makassar
(outflow), mencerminkan peningkatan jumlah uang kartal yang
diminta masyarakat untuk memenuhi kegiatan ekonominya. Disisi
lain, indikator kenaikan permintaan uang kartal tersebut dapat pula
terkaitdengan peningkatan kebutuhan masyarakat memasuki tahun
ajaran baru. Laju inflasi tahunan di Kota
Triwulan II-2008 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan
2
Sementara itu, kenaikan nilai transaksi pembayaran non tunai
pada triwulan laporan juga terlihat meningkat dibandingkan triwulan
sebelumnya. Hal ini mengindikasikan bahwa pemahaman masyarakat
menunjukkan kecenderungan untuk meningkat terkait dengan
keamanan, kecepatan serta kemudahan melakukan transaksi
keuangan.
Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan (Sulsel) relatif belum
berdampak yang cukup signifikan terhadap peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Meskipun tingkat pengangguran terbuka
mengalami penurunan, namun tingkat kesejahteraan masyarakatnya,
terutama di sektor pertanian, masih relatif belum mengalami
perbaikan yang cukup signidikan. Struktur ketenagakerjaan di Sulsel
selama 2 tahun terakhir relatif tidak mengalami perubahan, dengan
sektor pertanian dan perdagangan yang masih merupakan mata
pencaharian utama penduduknya.
Berdasarkan data keuangan Pemerintah Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan, rencana anggaran pendapatan daerah pada tahun
anggaran 2008 tercatat sebesar Rp1,11 triliun. Apabila dibandingkan
dengan tahun 2007, terjadi peningkatan sebesar 26,03%.
Komponen anggaran pendapatan daerah terdiri dari Pendapatan Asli
Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Lain-Lain Pendapatan yang
Sah. Dari ketiga komponen pendapatan daerah tersebut, apabila
dibandingkan dengan tahun 2007 kenaikan tertinggi dicapai oleh
komponen PAD tercatat sebesar 38,24% kemudian diikuti oleh
komponen Dana Perimbangan tercatat sebesar 19,89%. Sementara
itu, komponen Lain-lain Pendapatan yang Sah mengalami penurunan
sebesar 90,97%.
PERKEMBANGAN KONDISI MAKROEKONOMI
Dari sisi permintaan, laju pertumbuhan regional secara umum
didukung oleh meningkatnya kinerja investasi yang tumbuh sebesar
27,84% (y.o.y) dengan sumbangan sebesar 4,90%. Peningkatan
kinerja investasi, salah satunya didorong dengan meningkatnya
kinerja di sektor bangunan, seperti pembangunan menara bosowa,
Kalla Tower dan lain-lain, yang merupakan salah satu bentuk
investasi di daerah. Selain itu perkembangan sektor industri
Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II-2008 3 pengolahan yang cukup meningkat menandakan adanya upaya
pengembangan usaha/investasi di Sulsel.
Dari sisi penawaran (sektoral), hampir seluruh sektor
mengalami perlambatan pertumbuhan dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya, kecuali terdapat 3 (tiga) sektor yang
mengalami peningkatan pertumbuhan dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya, yakni sektor bangunan, angkutan-komunikasi
dan jasa-jasa. Berdasarkan sumbangan sektoralnya, sektor
perdagangan-hotel-restoran tercatat sebagai penyumbang tertinggi
pertumbuhan, diikuti oleh sektor industri pengolahan serta sektor
bangunan. Namun demikian, pencapaian kinerja ekonomi daerah
pada triwulan laporan, jika dibandingkan dengan triwulan yang sama
tahun lalu (Triwulan II-2007), mengalami pertumbuhan yang lebih
tinggi hampir di semua sektor (kecuali sektor
pertambangan-penggalian dan sektor keuangan-persewaan-jasa perusahaan).
Peningkatan yang signifikan terjadi pada sektor bangunan yang
disebabkan adanya proyek-proyek pembangunan yang sedang
marak di Sulsel.
Kinerja perekonomian daerah pada triwulan II-2008 dari sisi
permintaan, mengalami perlambatan pertumbuhan tahunan apabila
dibandingkan dengan kinerja pada triwulan sebelumnya. Kondisi
tersebut terutama didorong oleh kontraksi pada kinerja konsumsi
dan perlambatan kinerja ekspor-impor. Sementara itu secara
triwulanan, peningkatan laju pertumbuhan ekonomi tersebut
didorong oleh peningkatan kinerja investasi dan konsumsi.
Sedangkan kinerja ekspor-impor tercatat masih mengalami kontraksi.
Pada triwulan laporan, kinerja konsumsi tercatat mengalami
kontraksi sebesar 0,09% (y.o.y) atau mengalami penurunan
dibanding triwulan I-2008 sebesar 2,21% (y.o.y) maupun triwulan
II-2007 sebesar 9,15% (y.o.y). Terjadinya kontraksi kinerja konsumsi
tersebut lebih didominasi oleh kontraksi pada konsumsi pemerintah
yang tercatat masih mengalami kontraksi sebagaimana juga pada
triwulan sebelumnya. Sementara komponen kinerja konsumsi lainnya
(rumah tangga dan nirlaba) mengalami pertumbuhan positif namun
lebih rendah dibanding pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya. Dari sisi penawaran (sektoral),
Triwulan II-2008 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan
4
Kegiatan investasi yang dilakukan oleh dunia usaha pada
triwulan II-2008 tercatat mengalami peningkatan. Pada triwulan
laporan, kinerja investasi tercatat sebesar 27,84% (y.o.y) atau
meningkat dibandingkan triwulan I-2008 sebesar 18,61% (y.o.y)
maupun triwulan II-2007 sebesar 11,60% (y.o.y). Terjadinya
peningkatan kinerja investasi pada triwulan laporan menggambarkan
makin membaiknya iklim investasi di wilayah Sulawesi Selatan
dengan adanya pembangunan beberapa mega proyek di Makassar
antara lain proyek pembangunan menara Bosowa, Kalla Tower,
Revitalisasi Karebosi, pembangunan Bandar Udara Hasanuddin
maupun beberapa rencana investasi lainnya yang mendorong
pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan tahun 2008 antara lain
pembangunan PLTU Punagaya di Jeneponto, investasi agribisnis di
Luwu Timur dari PT. Bio Synergy Fuel.
Secara keseluruhan, kinerja perdagangan ke luar Sulsel (baik
antar negara maupun antar propinsi) tercatat mengalami
perlambatan. Pada triwulan laporan, net perdagangan eksternal
tercatat tumbuh sebesar 45,0% (y.o.y) dengan sumbangan sebesar
3,03%, melambat dibandingkan triwulan I-2008 yang tercatat
sebesar 110,39% (y.o.y) dengan sumbangan sebesar 5,82%.
Perlambatan tersebut disumbangan oleh perdagangan ke antar
propinsi yang masih mengalami kontraksi sebesar 13,03% (y.o.y),
namun lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya tercatat
kontraksi sebesar 16,65% (y.o.y).
Dari sisi penawaran, secara tahunan tercatat sektor
bangunan, sektor angkutan-komunikasi dan sektor jasa-jasa tercatat
mengalami peningkatan lebih tinggi apabila dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya, sedangkan sektor-sektor lainnya tercatat
mengalami perlambatan. Pertumbuhan tertinggi terjadi di sektor
bangunan (konstruksi) yaitu tercatat sebesar 27,09% (y.o.y),
sedangkan pertumbuhan terendah terjadi di sektor pertanian 2,69%
(y.o.y).
Secara triwulanan (q.t.q), terdapat dua sektor yang tercatat
mengalami pertumbuhan yang lebih rendah dibanding triwulan
sebelumnya, yakni sektor pertambangan-penggalian dan sektor
keuangan-persewaan-jasa perusahaan. Secara keseluruhan
Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II-2008 5 pertumbuhan triwulanan Sulsel tercatat meningkat dari 0,74% pada
triwulan lalu menjadi 1,94% pada periode laporan. Sektor bangunan
tercatat mengalami pertumbuhan triwulanan tertinggi yaitu sebesar
9,75% (q.t.q) kemudian diikuti sektor angkutan-komunikasi sebesar
3,90% (q.t.q) dan sektor listrik-gas-air bersih sebesar 2,41% (q.t.q).
Pada triwulan laporan, kinerja sektor pertanian mengalami
perlambatan yaitu tercatat sebesar 2,69% (y.o.y), lebih rendah
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 10,60%
(y.o.y). Hampir semua subsektor di sektor pertanian mengalami
perlambatan bahkan subsektor tanaman perkebunan dan kehutanan
mengalami kontraksi masing-masing sebesar 6,43% dan 0,87%.
Satu-satunya subsektor yang mengalami pertumbuhan adalah
perikanan yang pada triwulan lalu tercatat sebesar 5,80% (y.o.y)
menjadi 12,55% (y.o.y) pada triwulan laporan. Pertumbuhan
subsektor perikanan ini ditandai dengan meningkatnya volume
ekspor komoditi perikanan (ikan dan udang).
Sektor industri pengolahan tercatat mengalami perlambatan
sebesar 10,70% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya yang tercatat sebesar 12,62% (y.o.y). Namun demikian,
kinerja sektor ini pada triwulan laporan, masih lebih tinggi
dibandingkan pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya yang
tercatat sebesar 10,60% (y.o.y). Angka pertumbuhan tersebut
disumbangkan oleh subsektor industri makanan-minuman-tembakau
dan industri semen. Kedua subsektor industri pengolahan tersebut
merupakan industri pengolahan yang mendominasi kegiatan
ekonomi di Sulsel.
Sektor perdagangan-hotel-restoran pada triwulan laporan
tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 11,80% (y.o.y) dengan
sumbangan terhadap total pertumbuhan sebesar 1,78%.
Pertumbuhan tersebut lebih rendah dibandingkan triwulan
sebelumnya yang tercatat sebesar 12,30% (y.o.y) dengan
sumbangan sebesar 1,89%. Semua subsektor di sektor ini tercatat
mengalami perlambatan, dengan pertumbuhan tertinggi diberikan
oleh subsektor perdagangan besar dan eceran yaitu sebesar 12,20%
(y.o.y) dengan sumbangan sebesar 1,66%. Pada triwulan laporan, kinerja
Triwulan II-2008 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan
6
Pada triwulan laporan sektor jasa-jasa mencatat peningkatan
yaitu pada triwulan laporan tercatat sebesar 5,34% (y.o.y) dengan
sumbangan terhadap total pertumbuhan adalah sebesar 0,61%,
lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar
4,70% (y.o.y) dengan sumbangan terhadap total pertumbuhan
sebesar 0,56%.
Sektor angkutan dan komunikasi pada triwulan laporan
tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 14,40% (y.o.y) dengan
sumbangan terhadap PDRB daerah sebesar 1,10% (y.o.y). Angka
pertumbuhan ini lebih tinggi jika dibandingkan triwulan sebelumnya
sebesar 13,80% (y.o.y) dengan sumbangan terhadap PDRB daerah
sebesar 1,07% (y.o.y). Pertumbuhan sektor ini didorong oleh
subsektor pengangkutan yang tercatat tumbuh sebesar 13,66%
(y.o.y) dengan sumbangan sebesar 0,83% (y.o.y).
Pertumbuhan sektor keuangan-sewa-jasa perusahaan
tercatat sebesar 6,33% (y.o.y), mengalami perlambatan
dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 8,98% (y.o.y).
Penyumbang utama kinerja sektor ini masih didominasi subsektor
Bank dengan pertumbuhan sebesar 3,92% (y.o.y) dengan
sumbangan terhadap pertumbuhan sebesar 0,11%, melambat
dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 8,98% (y.o.y) dengan
sumbangan terhadap pertumbuhan sebesar 0,29%.
Sektor listrik-gas-air bersih, tercatat mengalami perlambatan
pertumbuhan dimana pertumbuhan pada triwulan II-2008 tercatat
sebesar 12,94% (y.o.y) dengan sumbangan terhadap PDRB daerah
sebesar 0,12% (y.o.y). Angka pertumbuhan ini lebih rendah
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 13,83%
(y.o.y) dengan sumbangan sebesar 0,13%. Pertumbuhan sektor ini
didominasi oleh sumbangan subsektor listrik yaitu sebesar 0,12%
(y.o.y) dengan pertumbuhan tahunan sebesar 13,80% (y.o.y), lebih
rendah dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 14,69%
(y.o.y).
Sektor pertambangan-penggalian pada triwulan laporan
tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 3,45% (y.o.y) dengan
sumbangan terhadap PDRB daerah sebesar 0,35% (y.o.y).
Pertumbuhan sektor ini pada triwulan laporan mengalami
Pada triwulan laporan sektor jasa-jasa mencatat
Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II-2008 7 perlambatan dibanding triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar
9,38%. Perlambatan ini lebih disumbang oleh subsektor
pertambangan bukan migas yang pada triwulan laporan tumbuh
sebesar 2,09% (y.o.y) dengan sumbangan sebesar 0,19%,
sementara pada triwulan sebelumnya tumbuh 8,86% dengan
sumbangan sebesar 0,81%. Perlambatan subsektor dimaksud
ditandai dengan volume ekspor nikel Sulsel yang menurun sebesar
58,04% (y.o.y).
Sektor bangunan, pada triwulan laporan mengalami
pertumbuhan yang lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya, yang
tercatat tumbuh sebesar 27,09% (y.o.y) sedangkan pertumbuhan
pada triwulan sebelumnya sebesar 17,38% (y.o.y). Angka
pertumbuhan sektor ini tidak terlepas dari peranan subsektor industri
semen meskipun tidak seluruh hasil produksi semen digunakan
secara penuh di daerah ini. Salah satu faktor yang turut memicu
pertumbuhan sektor ini adalah berbagai proyek pembangunan yang
ada di Sulsel, terutama di kota Makassar.
PERKEMBANGAN INFLASI
Laju inflasi tahunan tertinggi masih terjadi pada kelompok
bahan makanan yang tercatat sebesar 20,25% (y.o.y) atau
mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang
tercatat sebesar 14,75% (y.o.y). Sedangkan laju inflasi tahunan
terendah terjadi pada kelompok pendidikan-rekreasi-olahraga yaitu
sebesar 5,90% (y.o.y).
Berdasarkan tahun kalender, laju inflasi kumulatif sampai
dengan akhir bulan Juni 2008 adalah sebesar 7,85% (y.t.d). Angka
ini lebih tinggi dibandingkan laju inflasi kumulatif pada periode sama
tahun 2007 yang tercatat sebesar 2,80% (y.t.d). Tekanan harga
kumulatif tertinggi terjadi di kelompok bahan makanan yaitu sebesar
15,49% (y.t.d) sedangkan yang terendah terjadi pada kelompok
pendidikan-rekreasi-olahraga yang tercatat sebesar 0,31% (y.t.d).
Secara umum, inflasi tahunan pada triwulan laporan ini
dipicu oleh adanya kebijakan pemerintah dalam menaikkan harga
BBM subsidi pada pertengahan triwulan laporan dan mulai
memasuki tahun ajaran baru pada akhir triwulan laporan. Kenaikan Sektor bangunan, pada
triwulan laporan mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi …..
Triwulan II-2008 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan
8
BBM subsidi tersebut telah direspon masyarakat pada saat
diumumkan adanya rencana untuk menaikkan BBM tersebut,
terutama oleh pelaku usaha kelompok bahan makanan. Kondisi
tersebut menyebabkan inflasi tahunan pada triwulan II-2008 lebih
tinggi dibanding triwulan sebelumnya. Berdasarkan laju inflasi
tahunan dari setiap kelompok barang dan jasa pada triwulan II-2008
di Makassar, secara berurutan dari yang terbesar hingga yang terkecil
adalah sebagai berikut :
Kelompok Bahan Makanan, pada triwulan II-2008 tercatat
inflasinya sebesar 20,25% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan triwulan
sebelumnya. Peningkatan kelompok ini sejalan dengan hasil survey
pemantauan harga (SPH) dimana beberapa komoditi yang termasuk
dalam kelompok ini mengalami kenaikan harga, terutama pada
komoditi beras, minyak goreng dan daging ayam ras.
Kelompok Sandang pada periode laporan mengalami inflasi
sebesar 11,13% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan triwulan
sebelumnya (12,42%; y.o.y). Peningkatan inflasi tahunan pada
kelompok ini diperkirakan disebabkan oleh masa tahun ajaran baru
yang tepat dimulai pada akhir triwulan laporan.
Kelompok Perumahan-Air-Listrik-Gas-Bahan Bakar, tercatat
mengalami pertumbuhan laju inflasi sebesar 8,40% (y.o.y), lebih
tinggi dibandingkan laju inflasi triwulan sebelumnya yang tercatat
3,85% (y.o.y). Diperkirakan peningkatan laju inflasi tahunan
kelompok ini didorong oleh kenaikan harga bahan bangunan, seperti
batu bata/batu, semen, pasir dan seng, seiring dengan meningkatnya
permintaan komoditi bahan bangunan untuk memenuhi kebutuhan
yang cenderung cukup tinggi pada sektor bangunan di Sulsel.
Kelompok Makanan Jadi-Minuman-Rokok-Tembakau,
mengalami inflasi tahunan sebesar 7,62% (y.o.y) pada triwulan
laporan, atau lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya yang
sebesar 8,14% (y.o.y). Diperkirakan komoditi yang menjadi
pendorong laju inflasi kelompok ini adalah rokok kretek dan rokok
kretek filter. Rokok kretek tersebut dipekirakan mengalami
perlambatan laju inflasi mengingat selama tahun 2008 telah terjadi 2
Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II-2008 9
Kelompok Kesehatan pada triwulan laporan mencatat
pertumbuhan laju inflasi tahunan sebesar 7,11% (y.o.y), lebih tinggi
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 5,31%
(y.o.y). Peningkatan laju inflasi tahunan kelompok ini diperkirakan
didorong oleh adanya penyesuaian tarif rumah sakit pada saat akhir
triwulan laporan. Selain tarif rumah sakit, komoditi lainnya yang
diperkirakan menjadi pendorong kenaikan laju inflasi tahunan
kelompok ini adalah sabun mandi.
Kelompok Transportasi-Komunikasi-Jasa Keuangan, pada
triwulan laporan mencatat pertumbuhan laju inflasi sebesar 6,77%
(y.o.y), lebih tinggi dibandingkan laju inflasi tahunan triwulan
sebelumnya yang tercatat sebesar 0,74% (y.o.y). Peningkatan laju
inflasi kelompok ini diperkirakan didorong oleh kenaikan harga
bensin (BBM Subsidi) yang mendorong terjadi penyesuaian harga
komoditi lainnya terutama angkutan umum (dalam dan luar kota dan
tarif taksi).
Kelompok Pendidikan-Rekreasi-Olahraga,tercatat mengalami
laju inflasi tahunan yang terendah dibandingkan kelompok lainnya.
Pada triwulan II-2008, kelompok ini tercatat mengalami inflasi
tahunan sebesar 5,90% (y.o.y), lebih rendah dibanding triwulan
sebelumnya yang tercatat 8,28% (y.o.y).
Perlambatan laju inflasi kelompok ini diperkirakan karena
penyesuaian uang pendidikan, terutama untuk SLTA dan perguruan
tinggi telah terjadi penyesuaian pada tahun ajaran sebelumnya, yaitu
pada awal triwulan III-2007.
Kota yang menjadi cakupan perhitungan inflasi di Sulsel bertambah
menjadi 4 kota, yaitu Makassar, Pare-pare, Palopo dan Watampone,
maka perhitungan inflasi di Sulsel mempergunakan inflasi dari
keempat kota tersebut.
Berdasarkan inflasi ke-empat kota di Sulsel, didapatkan
bahwa laju inflasi tahunan Sulsel tercatat sebesar 11,94%, lebih
tinggi dibandingkan laju inflasi tahunan pada triwulan sebelumnya
yang tercatat sebesar 7,96% (angka inflasi masih berdasarkan inflasi
tahunan kota Makassar yang menggunakan tahun dasar 2002). Laju
inflasi tersebut didominasi sumbangan inflasi tahunan kota Makassar
yang tercatat sebesar 10,53% (y.o.y), sementara sumbangan Kelompok Kesehatan pada
Triwulan II-2008 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan
10
terendah diberikan oleh kota Watampone yang tercatat mengalami
inflasi tahunan sebesar 18,91% (y.o.y).
Pada triwulan laporan, hanya 1 dari delapan propinsi di zona
Sulampua yang mengalami perlambatan laju inflasi tahunan bila
dibandingkan dengan laju inflasi tahunan triwulan sebelumnya, yaitu
propinsi Maluku Utara yang tercatat mengalami laju inflasi sebesar
12,25% (y.o.y) dari 12,94% (y.o.y). Laju inflasi tahunan terendah di
zona Sulampua pada triwulan laporan terjadi di propinsi Gorontalo
sedangkan laju inflasi tahunan tertinggi di zona Sulampua terjadi di
propinsi Papua yang tercatat sebesar 18,58% (y.o.y). Berdasarkan
bobot masing-masing propinsi tersebut maka didapatkan laju inflasi
tahunan zona Sulampua pada triwulan laporan sebesar 13,36%
(y.o.y), lebih tinggi dibanding laju inflasi tahunan triwulan
sebelumnya yang tercatat sebesar 8,48%. Laju inflasi tahunan
Sulampua sebesar 13,36% tersebut disumbang oleh propinsi Papua
sebesar 30% dari laju inflasi tahunan zona Sulampua.
PERKEMBANGAN PERBANKAN
Searah dengan membaiknya kinerja perbankan dalam
kegiatan penghimpunan dana dibandingkan triwulan sebelumnya,
komponen uang giral dan uang kuasi di masyarakat tercatat
mengalami peningkatan.
Dari sisi kelembagaan, kinerja bank umum pada triwulan
II-2008 tercatat mengalami peningkatan. Terhitung sejak bulan Mei
2008 terdapat penambahan satu bank yang beroperasi di Makassar,
yakni Bank Commonwealth. Sedangkan, jumlah BPR tidak
mengalami perubahan. Dengan demikian, secara keseluruhan jumlah
bank yang beroperasi di Sulawesi Selatan sampai dengan triwulan
laporan menjadi 37 bank umum dan 28 BPR/S. Sementara jika dilihat
dari jumlah kantornya, tercatat penambahan jumlah kantor bank dari
585 kantor pada triwulan I-2008 menjadi 638 kantor pada triwulan
II-2008.
Pada triwulan laporan, total aset perbankan mencapai
Rp32,92 triliun atau meningkat sebesar 5,33% dibandingkan
triwulan sebelumnya. Peningkatan aset perbankan itu diindikasikan
oleh peningkatan aset produktif berupa kredit/pembiayaan yang
Pada triwulan laporan, hanya 1 dari delapan propinsi di zona Sulampua yang mengalami ….
Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II-2008 11 diberikan perbankan kepada masyarakat. Hal ini ditandai dengan
meningkatnya pertumbuhan kredit/pembiayaan yang lebih tinggi
apabila dibandingkan dengan pertumbuhan simpanan DPK yang
dihimpun perbankan. Adapun pangsa terbesar dari total aset
perbankan terutama dari kelompok bank pemerintah yang tercatat
sebesar 62,120%, kemudian diikuti kelompok perbankan swasta dan
BPR masing-masing sebesar 37,11% dan 0,77%.
Meskipun alokasi pengeluaran masyarakat untuk pemenuhan
kebutuhan hidup cenderung mulai meningkat terkait dengan
tingginya harga barang dan jasa pasca kenaikan harga BBM, Dana
Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank umum pada triwulan
II-2008 tidak mengalami penurunan, bahkan meningkat. Kondisi
tersebut tercermin dari meningkatnya DPK yaitu sebesar 1,03% dari
Rp24,22 triliun pada triwulan sebelumnya menjadi Rp24,47 triliun
pada triwulan laporan.
Dilihat dari jenis simpanannya, peningkatan DPK tersebut
terjadi pada simpanan giro, sementara deposito dan tabungan
tercatat mengalami penurunan. Simpanan giro meningkat sebesar
Rp0,73 triliun atau tumbuh sebesar 15,45% (qtq), deposito Rp0,24
triliun atau turun sebesar 3,37% (qtq) dan tabungan Rp0,24 triliun
atau turun sebesar 1,94% (qtq). Dengan demikian komposisi DPK
pada triwulan II-2008 terdiri dari giro sebesar Rp5,46 triliun
(22,32%), deposito sebesar Rp6,97 triliun (28,47%) dan tabungan
sebesar Rp12,04 triliun (49,21%).
Sejalan dengan meningkatnya total aset perbankan pada
periode laporan, kredit/pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan
Sulawesi Selatan (Bank Umum dan BPR/S) juga mengalami
peningkatan, yaitu sebesar 5,89% dari Rp23,60 triliun pada triwulan
I-2008 menjadi Rp24,99 triliun pada triwulan laporan. Sementara
itu, DPK juga tercatat meningkat sebesar 2,54% yaitu dari Rp24,34
triliun menjadi Rp24,95 triliun. Tingginya pertumbuhan kredit/
pembiayaan dibandingkan dana yang berhasil dihimpun, mengakibat
LDR (Loan to Depot Ratio) tercatat sebesar 100,14%.
Berdasarkan segmentasi kredit/pembiayaannya, sebagian
besar kredit/pembiayaan perbankan Sulsel diklasifikasikan sebagai
kredit/pembiayaan Mikro, Kecil dan Menengah (MKM). Pangsa Berdasarkan segmentasi
Triwulan II-2008 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan
12
kredit/pembiayaan MKM dibandingkan total kredit/pembiayaan
adalah 55,82% atau sebesar Rp13,95 triliun (Bank Umum dan
BPR/S). Kredit/pembiayaan MKM tersebut meningkat 7,41% dari
Rp12,99 triliun pada triwulan lalu.
Berdasarkan kualitas kredit, jumlah kredit/ pembiayaan
bermasalah (NPLs) di wilayah Sulsel tercatat sebesar Rp2,24 triliun
(Bank Umum), meningkat 1,35% dibandingkan triwulan sebelumnya
sebesar Rp2,21 triliun. Terjadinya peningkatan NPLs ini diindikasikan
sebagai dampak dari tingginya tekanan biaya produksi dan
operasional yang dihadapi sektor riil pasca kenaikan harga BBM pada
pertengahan triwulan laporan, sehingga turut mempengaruhi
repaymentcapacity oleh debitur.
Pada periode laporan, NIM perbankan daerah tercatat
sebesar Rp954,98 miliar atau naik sekitar 11,91% dibandingkan
triwulan II-2007 yang sebesar Rp853,32 miliar. Apabila dilihat dari
komponennya, baik pendapatan bunga maupun biaya bunga
mengalami penurunan, meskipun aktiva produktif mengalami
peningkatan. Dibandingkan triwulan II-2007, pendapatan bunga
menurun 0,47% dari Rp1,36 triliun menjadi Rp1,35 triliun,
sedangkan biaya bunga menurun sebesar 21,46% dari Rp503,45
miliar menjadi Rp395,42 miliar. Sementara itu di sisi lain, aktiva
produktif meningkat sebesar 20,90% dari Rp20,76 triliun menjadi
Rp25,10 triliun.
Sebagai industri perbankan yang masih memiliki pangsa
relatif kecil, pada periode laporan bank umum syariah mencatat
pertumbuhan melambat apabila dibandingkan triwulan sebelumnya.
Hal ini nampak dari FDR (Financing to Deposit Ratio) yang
mencerminkan fungsi intermediasi perbankan syariah di Sulawesi
Selatan berkisar 140,68% atau lebih rendah dibandingkan triwulan
sebelumnya yang tercatat sebesar 155,65%.
Dari sisi kelembagaan, kinerja Bank Perkreditan Rakyat di
Sulawesi Selatan tercatat mengalami peningkatan. Pada bulan Mei
2008, terdapat penambahan satu kantor bank BPR yaitu BPR Pataru
Laba, Gowa. Dengan demikian jumlah jaringan kantor BPR yang
beroperasi hingga akhir triwulan laporan tercatat sebanyak 49 kantor
bank. Sedangkan jumlah BPR konvensional maupun syariah tercatat
Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II-2008 13 tidak mengalami perubahan sebagaimana triwulan sebelumnya
masing-masing sebanyak 22 BPR dan 6 BPRS.
Dari segi total aset perbankan, kelompok BPR/S mencatat
pertumbuhan sebesar 12,90%, lebih tinggi dibandingkan kelompok
bank pemerintah maupun swasta yang masing-masing tercatat
tumbuh sebesar 5,08% dan 5,60%. Total kredit/pembiayaan yang
berhasil disalurkan oleh BPR/S tercatat meningkat sebesar 23,41%
dari Rp185,54 miliar menjadi Rp228,99 miliar pada triwulan laporan.
Dari sisi penghimpunan dana, DPK BPR/S mencatat peningkatan
sebesar 11,72% dari Rp116,45 miliar pada triwulan lalu menjadi
Rp130,10 miliar pada triwulan laporan. Dengan demikian rasio
perbandingan kredit/pembiayaan dengan dana pihak ketiga (LDR)
BPR/S pada triwulan laporan tercatat mengalami peningkatan dari
170,48% menjadi 176,00%.
PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN
Pada triwulan laporan, KBI Makassar tercatat mengalami net
outflow. Pada triwulan II-2008, inflow mencapai Rp1.09,56 miliar
atau menurun 53,28% (qtq), sedangkan outflow mencapai
Rp1.818,95 miliar atau tumbuh 204,60% (qtq), sehingga terjadi net
outflow Rp727,39 miliar.
Pada triwulan II-2008, jumlah uang yang dimusnahkan
sebesar Rp718,36 miliar atau tumbuh 65,81%, mengalami
peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp1.325,10
miliar atau tumbuh 56,72% dari total inflow.
Perkembangan transaksi transfer masuk via RTGS pada
triwulan laporan mengalami peningkatan sebesar 7,03% dibanding
triwulan I-2008 yaitu dari Rp11,38 triliun menjadi Rp12,18 triliun.
Sementara apabila dibandingkan dengan triwulan II-2007, transaksi
transfer masuk mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu
sebesar 48,41% dari Rp8,21 triliun menjadi Rp12,18 triliun.
Sama dengan transaksi non tunai melalui BI-RTGS,
perkembangan transaksi non tunai melalui sistem kliring juga
mengalami peningkatan baik dari volume maupun nominal. Secara
triwulanan (qtq), nominal perputaran kliring tercatat meningkat
sebesar 14,88% dari Rp6,3 triliun pada triwulan I-2008 menjadi Perkembangan transaksi
Triwulan II-2008 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan
14
Rp7,3 trilyun pada triwulan laporan. Sedangkan rata-rata harian nilai
nominal perputaran kliring juga mencatat peningkatan dari
Rp105,78 miliar menjadi Rp121,52 miliar pada triwulan laporan.
Di sisi lain, rasio penolakan warkat (Cek/BG) kosong hingga
akhir triwulan laporan tercatat mengalami penurunan baik dari
volume maupun nominalnya dibandingkan triwulan I-2008. Rasio
rata-rata jumlah warkat yang ditolak pada triwulan laporan sebesar
0,91%, lebih rendah dibanding triwulan I-2008 yang tercatat sebesar
1,95%. Sementara berdasarkan nilai nominalnya, rasio rata-rata
warkat yang ditolak mengalami penurunan menjadi sebesar 0,89%
dibandingkan dengan triwulan I-2008 yang tercatat sebesar 0,92%.
PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN
Jumlah angkatan kerja di Sulsel selama Februari 2007 –
Februari 2008 mengalami kenaikan, meski mengalami penurunan
tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) yang cukup tipis.
Jumlah penduduk miskin di Sulsel per Maret 2008 tercatat
sebesar 13,34% dari jumlah penduduknya atau sebesar 1.031,7 ribu
orang. Dari jumlah tersebut, 14,62% berada di daerah perkotaan
sedangkan sisanya berada di daerah pedesaan. Persentase pangsa
jumlah penduduk miskin di perkotaan tersebut mengalami
peningkatan dibanding Maret 2007 yang tercatat sebesar 14,10%
dari jumlah penduduk miskin pada tahun tersebut.
Apabila dibandingkan dengan provinsi se-Sulampua,
persentase jumlah penduduk miskin di Sulsel tercatat urutan ketiga
terendah setelah provinsi Sulawesi Utara (10,10%) dan Maluku
Utara (11,28%). Sedangkan persentase jumlah penduduk miskin
tertinggi di Sulampua tercatat sebesar 37,08% yaitu di provinsi
Papua. Sementara jumlah penduduk miskin se-Sulampua tercatat
sebesar 1,80% dari total penduduk Indonesia.
KEUANGAN DAERAH
Hingga semester I-2008, realisasi anggaran PAD tercatat
berkisar pada angka Rp0,51 triliun atau mencapai 54,42%. Dari
komponen PAD, tercatat bahwa realisasi Bagian Laba Hasil Daerah
telah mencapai di atas 100%, kemudian diikuti oleh komponen
Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II-2008 15 Pendapatan Pajak Daerah yang realisasinya mencapai 52,25%.
Sementara itu realisasi komponen Pendapatan Retribusi Daerah
masih dibawah 50% yaitu sebesar 34,85%.
Hingga semester I-2008, realisasi belanja daerah baru
mencapai 24,43% atau sebesar Rp0,40 triliun. Masih rendahnya
realisasi pencapain tersebut lebih disebabkan oleh beberapa hal
antara lain situasi dan kondisi perekonomian yang menjadi semakin
transparan sebagai efek dari berlakunya era reformasi yang
mendorong Pemda untuk lebih berhati-hati dalam mengeluarkan
atau mencairkan dana anggaran, adanya peraturan baru yang
mengharuskan pembahasan RAPBD di tingkat Depdagri sebelum
disahkan menjadi APBD yang cukup memakan waktu sehingga
memperlambat proses pengesahan APBD maupun pelaksanaannya.
OUTLOOK PEREKONOMIAN DAERAH
Kinerja ekonomi daerah pada triwulan III-2008 diperkirakan
mengalami perlambatan. Hal ini disebabkan karena melambatnya
kinerja sektor pertambangan-penggalian. Di sisi permintaan, sumber
utama perlambatan ekonomi adalah kinerja ekspor yang cenderung
belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Berdasarkan
kondisi tersebut, diperkirakan perekonomian Sulsel akan mengalami
pertumbuhan pada kisaran 5,8% ± 1% (y.o.y). Adapun kondisi
stabilitas ekonomi daerah akan mengalami sedikit tekanan yang
menyebabkan pencapaian laju inflasi akan berkisar pada kisaran
11,2% ± 1% (y.o.y). Kondisi ini disebabkan oleh peningkatan
konsumsi rumah tangga seiring pelaksanaan ibadah puasa dan
persiapan hari raya Idul Fitri serta adanya kecenderungan pelaku
usaha untuk melakukan penyesuaian harga paska kenaikan harga
Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II-2008 17
INDIKATOR EKONOMI DAN PERBANKAN TRIWULAN
PROPINSI SULAWESI SELATAN
a. INFLASI dan PDRB
1 2 3 4 1 2
MAKRO
- Sulawesi Selatan 143.79 144.52 149.42 148.62 155.23 110.83
- Sulawesi Utara 146.30 145.68 150.70 155.91 157.53 111.64
- Gorontalo 143.85 144.52 149.16 155.89 155.83 108.85
- Papua 165.54 165.78 166.65 174.07 185.37 116.81
- Maluku 138.32 139.03 142.33 143.87 148.07 110.68
- Sulawesi Tengah 153.78 156.67 159.17 165.29 167.75 109.64
- Sulawesi Tenggara 160.75 164.30 164.53 169.36 174.28 112.86
- Maluku Utara 148.58 151.63 152.31 160.24 167.79 112.14
- Sulawesi Selatan 6.68 5.11 6.98 5.71 7.96 11.94 - Sulawesi Utara 6.98 6.47 7.82 10.12 7.68 13.18 - Gorontalo 3.55 5.07 5.97 7.02 8.33 9.73 - Papua 11.75 9.21 8.08 10.34 11.98 18.58 - Maluku 5.62 3.08 6.03 5.85 7.05 11.97 - Sulawesi Tengah 6.64 5.56 5.94 8.13 9.08 10.20 - Sulawesi Tenggara 10.72 9.74 7.43 7.53 8.42 13.19 - Maluku Utara 4.98 7.17 6.78 10.43 12.93 12.25
1. Pertanian 2,845,009.16 3,095,058.73 3,158,937.74 3,127,310.59 3,146,663.70 3,178,381.21 2. Pertambangan dan Penggalian 985,463.19 1,033,035.78 1,018,403.38 1,053,857.45 1,077,926.58 1,068,678.54 3. Industri Pengolahan 1,361,873.52 1,413,158.13 1,458,851.72 1,507,506.53 1,533,781.04 1,564,349.73 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 94,653.38 97,698.76 101,283.16 107,245.71 107,741.86 110,338.54 5. Konstruksi/Bangunan 451,644.42 457,822.88 484,010.35 545,132.21 530,151.50 581,844.48 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 1,504,390.80 1,544,963.36 1,601,303.93 1,665,652.61 1,689,479.28 1,727,308.40 7. Angkutan dan Komunikasi 757,607.41 782,972.39 830,990.38 873,042.72 862,124.93 895,726.33 9. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 622,252.84 641,103.90 649,318.07 669,467.87 678,146.92 681,704.05 10. Jasa-jasa 1,158,396.58 1,177,482.98 1,185,197.73 1,210,503.70 1,212,857.54 1,240,314.81
2.42 3.79 7.41 11.12 10.81 7.86
580.22
895.99 701.84 688.06 547.25 411.61 229.20
273.74 345.06 389.68 294.44 244.86 85.32
80.68 112.20 87.13 141.35 162.28 192.36
192.01 332.40 229.12 240.29 212.47 2008
*) Perkiraan KBI Mks
Volume Impor Non Migas (Ribu Ton) Nilai Impor Non Migas (USD Juta) Nilai Ekspor Non Migas (USD Juta) Volume Ekspor Non Migas (Ribu Ton) Laju Inflasi Tahunan (y.o.y;%)
PDRB - Harga Konstan (Juta Rp)
Pertumbuhan PDRB (y.o.y;%)
2007 INDIKATOR
Triwulan II-2008 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan 18
LANJUTAN ... INDIKATOR EKONOMI DAN PERBANKAN TRIWULAN
PROPINSI SULAWESI SELATAN
B. PERBANKAN
1 2 3 4 1 2
Total Aset (Rp. Miliar) 26,257.44 27,777.69 29,223.42 31,117.17 31,027.55 33,702.13
Tabungan 9,418.68 10,840.0210,207.50 12,785.99 12,280.13 13,412.84
Giro 4,301.35 4,710.53 4,933.21 5,060.05 4,730.08 5,329.27
Deposito 6,881.22 6,942.20 6,929.73 6,753.50 7,208.57 7,251.24
- Modal Kerja 7,409.26 8,410.42 8,983.06 9,754.97 10,843.6610,039.66
- Konsumsi 7,900.75 8,594.73 9,340.04 9,862.76 11,282.5410,573.04
- Investasi 5,907.93 6,086.83 5,954.48 6,028.58 5,929.49 6,147.38
- Modal Kerja 7,095.60 7,747.52 8,514.33 9,322.74 9,564.90 10,887.91
- Konsumsi 7,854.44 8,561.08 9,261.13 9,795.89 3,419.37 3,724.91
- Investasi 3,353.19 3,562.85 3,442.89 3,325.74 11,496.4710,435.99
9,843.88
10,819.61 11,500.38 12,137.45 12,806.15 14,557.58
- Modal Kerja 123.53 135.16 216.27 218.35 249.25 227.589
- Investasi 37.77 34.13 34.54 31.52 27.18 159.034
- Konsumsi 262.23 349.39 308.99 349.91 383.40 1043.081
- Modal Kerja 1,072.88 1,156.25 1,194.44 1,258.75 1,341.78 1632.413
- Investasi 378.32 436.74 457.23 427.26 423.14 454.084
- Konsumsi 1,713.17 1,894.50 2,163.32 2,315.29 2,510.31 2608.585
- Modal Kerja 3,257.37 3,577.86 3,734.49 3,971.01 4,062.10 4319.39
- Investasi 676.80 769.70 767.73 753.71 862.25 981.808
- Konsumsi 2,321.81 2,465.89 2,623.38 2,811.67 2,946.73 3131.597
7.91% 7.67% 7.41% 5.33% 5.67% 4.34%
4.14% 3.48% 2.85% 2.41% 2.59% 2.04%
139.87
151.58 178.57 205.50 224.77 268.92
Tabungan 28.67 31.60 34.54 42.07 43.79 51.26
Giro - - - - -
Deposito 50.98 56.69 63.35 71.71 72.66 78.83
- Modal Kerja 47.15 45.03 58.27 64.15 70.90 78.86
- Konsumsi 59.00 74.53 87.60 102.04 9.15 8.87
- Investasi 1.59 4.70 9.18 8.85 118.48 141.23
107.74
124.26 155.05 175.04 198.52 228.97
8.63 7.82 0.08 0.05
135.27% 140.73% 158.40% 153.84% 170.48% 176.00%
Catt. * (<Rp. 50 Juta)
** (Rp. 50 < X < Rp. 500 Juta) *** (>Rp. 500 Juta)
1 2 3 4 1 2
BANK UMUM SYARIAH
772.97
841.84 968.58 1,027.42 1,192.26 1,258.13
392.56
413.89 487.05 530.92 584.39 653.04
Tabungan 170.33 186.64 212.87 219.64 256.04 286.46
Giro 52.15 52.21 72.96 56.94 77.43 80.33
Deposito 170.08 175.04 201.22 254.33 250.93 286.25
678.87
721.88 792.26 858.27 909.58 929.52
- Modal Kerja 293.07 308.71 352.13 379.27 392.20 413.91
- Konsumsi 236.38 260.54 302.46 341.61 137.25 86.97
- Investasi 149.42 152.64 137.66 137.39 380.13 428.64
172.93% 174.42% 162.66% 161.66% 155.65% 142.34%
2008
2008
Rasio NPL gross (%) Rasio NPL nett (%)
INDIKATOR
Kredit UMKM (Rp. Triliun) BPR
Total Aset (Rp. Triliun)
Kredit - dsr. Lokasi Proyek (Rp. Miliar) D P K (Rp. Miliar)
INDIKATOR
D P K (Rp. Miliar)
2007
LDR
Kredit - dsr. Lokasi Proyek (Rp. Miliar)
L D R
NPL UMKM gross (%) L D R
BANK UMUM :
NPL UMKM nett (%)
Kredit - dsr. Lokasi Bank (Rp. Miliar)
Kredit UMKM (Rp. Miliar) Kredit Mikro* (Rp. Miliar)
Kredit Kecil ** (Rp. Miliar)
Kredit Menegah *** (Rp. Miliar)
LDR
2007
Total Aset (Rp. Miliar) D P K (Rp. Miliar)
19 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2008
Bab 1
Perkembangan Kondisi
Makroekonomi
Perekonomian daerah Sulawesi Selatan pada triwulan II-2008 mengalami pertumbuhan sebesar 7,86% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya sebesar 10,81% (y.o.y), namun lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun lalu (triwulan II-2007) yang sebesar 3,79% (y.o.y).
Dari sisi permintaan, laju pertumbuhan regional secara umum didukung oleh meningkatnya kinerja investasi yang tumbuh sebesar 27,84% (y.o.y) dengan sumbangan sebesar 4,90%. Peningkatan kinerja investasi, salah satunya didorong dengan meningkatnya kinerja di sektor bangunan, seperti pembangunan menara bosowa, Kalla Tower dan lain-lain, yang merupakan salah satu bentuk investasi di daerah. Selain itu perkembangan sektor industri pengolahan yang cukup meningkat menandakan adanya upaya pengembangan usaha/investasi di Sulsel.
Dari sisi penawaran (sektoral), hampir seluruh sektor mengalami perlambatan pertumbuhan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, kecuali terdapat 3 (tiga) sektor yang mengalami peningkatan pertumbuhan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, yakni sektor bangunan, angkutan-komunikasi dan jasa-jasa. Berdasarkan sumbangan sektoralnya, sektor perdagangan-hotel-restoran tercatat sebagai penyumbang tertinggi pertumbuhan, diikuti oleh sektor industri pengolahan serta sektor bangunan. Namun demikian, pencapaian kinerja ekonomi daerah pada triwulan laporan, jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun lalu (Triwulan II-2007), mengalami pertumbuhan yang
Grafik 1.1. Laju Pertumbuhan PDRB Sulawesi Selatan
9.56
8.99
9.09
6.09
2.90 2.42
3.79
7.41 11.12
10.81
7.86
2.23
1.49 3.34
-1.06
-0.83
1.01 4.72
2.39
2.59
0.74
1.94
-2.00 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00
4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
2006 2007 2008
y.o.y
q.t.q
Sumber : KBI Makassar & BPS Sulsel
20 Triwulan II - 2008 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan
lebih tinggi hampir di semua sektor (kecuali sektor pertambangan-penggalian dan sektor keuangan-persewaan-jasa perusahaan). Peningkatan yang signifikan terjadi pada sektor bangunan yang disebabkan adanya proyek-proyek pembangunan yang sedang marak di Sulsel.
1.1 Permintaan Daerah
Kinerja perekonomian daerah pada triwulan II-2008 dari sisi permintaan, mengalami perlambatan pertumbuhan tahunan apabila dibandingkan dengan kinerja pada triwulan sebelumnya. Kondisi tersebut terutama didorong oleh kontraksi pada kinerja konsumsi dan perlambatan kinerja ekspor-impor. Sementara itu secara triwulanan, peningkatan laju pertumbuhan ekonomi tersebut didorong oleh peningkatan kinerja investasi dan konsumsi. Sedangkan kinerja ekspor-impor tercatat masih mengalami kontraksi.
Tabel 1.1. Perkembangan PDRB Riil : Permintaan Daerah (y.o.y)
I'07 II'07 I'08 II'08 * I'07 II'07 I'08 II'08 *
1 Konsumsi 8.82 9.15 2.21 -0.09 1.36 2.82 -5.60 0.51
a. Konsumsi Rumah Tangga 6.51 7.10 4.35 1.95 0.53 2.58 -3.44 0.23
b. Konsumsi Nirlaba 4.41 6.41 7.83 7.04 1.68 3.31 -6.71 2.55
c. Konsumsi Pemerintah 17.45 16.58 -5.07 -7.03 4.23 3.59 -12.66 1.46
2 Investasi 8.15 11.60 18.61 27.84 3.58 4.40 8.27 12.52
a. Pembentukan Modal 5.38 8.04 17.57 19.02 0.66 3.65 2.77 4.93
b. Perubahan Stok 94.00 119.84 36.04 159.58 102.60 16.97 392.31 123.19
3 Net Ekspor Impor -17.32 1.26 27.91 28.91 -10.88 33.62 53.78 -7.91
a. Ekspor 27.91 3.14 28.39 7.33 -18.06 16.73 -1.27 -2.42
b. Impor 65.67 17.89 16.29 0.83 -19.02 14.24 -9.88 -0.95
2.42 3.79 10.81 7.86 1.01 4.72 0.74 1.94
1 Konsumsi 6.40 6.58 1.70 -0.07 1.05 2.17 -4.25 0.36
a. Konsumsi Rumah Tangga 3.67 3.96 2.55 1.12 0.31 1.52 -1.99 0.12
b. Konsumsi Nirlaba 0.03 0.04 0.05 0.04 0.01 0.02 -0.04 0.02
c. Konsumsi Pemerintah 2.70 2.59 -0.90 -1.23 0.73 0.64 -2.22 0.22
2 Investasi 1.36 1.90 3.29 4.90 0.62 0.78 1.45 2.37
a. Pembentukan Modal 0.87 1.27 2.93 3.14 0.11 0.61 0.48 0.87
b. Perubahan Stok 0.49 0.62 0.36 1.76 0.51 0.17 0.97 1.50
3 Net Ekspor Impor -5.34 -4.69 5.82 3.03 -0.65 1.77 3.53 -0.79
a. Ekspor 9.16 1.45 11.64 3.35 -9.13 6.86 -0.61 -1.15
b. Impor 14.51 6.14 5.82 0.32 -8.48 5.09 -4.14 -0.36
2.42 3.79 10.81 7.86 1.01 4.72 0.74 1.94
Sumber : KBI Makassar dan BPS Sulsel Catatan: * angka perkiraan KBI Makassar
Sumbangan Total (%) Pertumbuhan Total (%)
KETERANGAN Sumbangan (%; q.t.q) KETERANGAN Pertumbuhan (%; y.o.y) Pertumbuhan (%; q.t.q)
Sumbangan (%; y.o.y) PERIODE
a. Konsumsi
21 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2008
Kinerja konsumsi rumah tangga di Sulawesi Selatan tercatat tumbuh sebesar
1,95% (y.o.y) dengan sumbangan sebesar 1.12% (y.o.y). Angka pertumbuhan tersebut melambat dibandingkan triwulan I-2008 (sebesar 4,35% (y.o.y) dengan sumbangan sebesar 2,55%) maupun angka pertumbuhan pada triwulan II-2007 (yang tercatat sebesar 7,10% (y.o.y) dengan sumbangan sebesar 3,96%). Pertumbuhan kinerja konsumsi pada triwulan laporan tersebut disumbang oleh kinerja konsumsi non makanan.
Salah satu indikator yang sejalan dengan perlambatan konsumsi rumah tangga terlihat dari data konsumsi Bahan Bakar Minyak
(BBM) rumah tangga di Sulsel selama triwulan laporan tercatat menurun dibandingkan dengan triwulan lalu. Pertumbuhan konsumsi BBM rumah tangga di Sulsel untuk triwulan II-2008 tercatat 1,78% (y.o.y), lebih rendah dibanding pertumbuhan konsumsi BBM pada triwulan lalu yang tercatat sebesar 21,38%.
Selain itu, kontraksi pertumbuhan kinerja konsumsi juga ditandai dengan penurunan pertumbuhan kredit/ pembiayaan yang diberikan perbankan untuk keperluan konsumsi. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan kredit/pembiayaan pada triwulan laporan tercatat sebesar 5,88% atau menurun dibandingkan dengan triwulan I-2008 sebesar
6,55% maupun dibandingkan dengan triwulan II-2007 sebesar 29,07%.
Berdasarkan hasil Survei Konsumen yang dilakukan di Kota Makassar dan sekitarnya pada triwulan laporan menunjukkan kurangnya tingkat keyakinan masyarakat terhadap kondisi ekonomi Sulsel, yang ditandai dengan indeks keyakinan konsumen masih lebih rendah dibanding dengan indeks keyakinan konsumen pada triwulan I-2008. Meski pada akhir triwulan laporan, indeks keyakinan konsumen menunjukkan peningkatan namun secara rata-rata masih menunjukkan tingkat yang lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya maupun triwulan II-2007. Kondisi tersebut menggambarkan bahwa masyarakat cenderung menahan/mengurangi konsumsinya terkait kenaikan BBM subsidi pada bulan Mei 2008.
Tabel 1.2. Konsumsi BBM Rumah Tangga di Sulawesi Selatan (dalam ribuan liter)
I II I II I II
Minyak Tanah 57,690 58,020 59,520 56,850 3.17% -2.02%
Elpiji 743,012 783,223 912,411 799,364 22.80% 2.06%
TOTAL 841,243800,702 971,931 856,214 21.38% 1.78%
Sumber : Pertamina Sulselbar
2007 2008 y.o.y
KETERANGAN
Grafik 1.2. Pertumbuhan Kredit Konsumsi (Nominal dalam Rp triliun)
0 2 4 6 8 10 12
Q II-06 Q III-06 Q IV-06 Q I-07 Q II-07 Q III-07 Q IV-07 Q I-08 Q II-08
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35%
Kredit Konsumsi Pertumbuhan q-t-q Pertumbuhan y-o-y
22 Triwulan II - 2008 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Grafik 1.3. Indeks Keyakinan Konsumen
85 90 95 100 105 110 115 120 125
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
2006 2007 2008
In
d
e
k
s
Ketepatan waktu pembelian (konsumsi) barang tahan lama
Sumber : KBI Makassar Survei Konsumen
-20 40 60 80 100 120 140
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
2006 2007 2008
In
d
eks
Indeks Keyakinan Konsumen
60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
2006 2007 2008
In
d
e
k
s
Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini Ketersediaan lapangan kerja saat ini
Sumber : KBI Makassar Survei Konsumen
Selain perlambatan kinerja konsumsi rumah tangga, perlambatan laju konsumsi daerah juga dipicu oleh melambatnya kinerja konsumsi pemerintah yang pada triwulan laporan tercatat kontraksi sebesar 7,03% (y.o.y) dengan sumbangan sebesar kontraksi 1,23%, melambat dibandingkan triwulan I-2008 yang tercatat sebesar kontraksi 5,07% (y.o.y) dengan sumbangan pertumbuhan sebesar kontraksi 0,90%. Konsumsi pemerintah ini juga tercatat menurun dibandingkan dengan triwulan II-2007 yang tercatat tumbuh 16,58% (y.o.y) dengan sumbangan pertumbuhan sebesar 2,59%.
b. Investasi
23 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2008
Udara Hasanuddin maupun beberapa rencana investasi lainnya yang mendorong pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan tahun 2008 antara lain pembangunan PLTU Punagaya di Jeneponto, investasi agribisnis di Luwu Timur dari PT. Bio Synergy Fuel.
Beberapa prompt indikator yang relatif menunjukkan pertumbuhan kinerja investasi di daerah adalah sebagai berikut :
Grafik 1.4. Prompt Pertumbuhan Kinerja Investasi
Volume Impor Barang Modal Sulsel
-0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0
2 3 4 1 2 3 4 1 2
2007 2008 R ibu To n -120% -100% -80% -60% -40% -20% 0% 20% 40% 60% 80% Volume Impor Brg Modal
y.o.y
Sumber : BI Mks
Realisasi Pengadaan Semen di Sulsel
-30% -20% -10% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70%
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
2004 2005 2006 2007 2008
-50 100 150 200 250 300 350 400 Th ou s a n d s
Sulsel q-t-q y-o-y
c. Net Perdagangan Eksternal
Secara keseluruhan, kinerja perdagangan ke luar Sulsel (baik antar negara maupun antar propinsi) tercatat mengalami perlambatan. Pada triwulan laporan, net perdagangan eksternal tercatat tumbuh sebesar 45,0% (y.o.y) dengan sumbangan sebesar 3,03%, melambat dibandingkan triwulan I-2008 yang tercatat sebesar 110,39% (y.o.y) dengan sumbangan sebesar 5,82%. Perlambatan tersebut disumbangan oleh perdagangan ke antar propinsi yang masih mengalami kontraksi sebesar 13,03% (y.o.y), namun lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya tercatat kontraksi sebesar 16,65% (y.o.y).
Perlambatan kinerja net perdagangan eksternal tersebut dapat dilihat melalui arus bongkar muat barang melalui pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar, yang merupakan salah satu pintu keluar masuk Sulsel.
Sedangkan perdagangan antar negara tumbuh sebesar 3,59% (y.o.y), lebih rendah dibanding
Grafik 1.5. Arus Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Soekarno Hatta Mks, Sulsel
(1,000) (500) -500 1,000 1,500 2,000
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
2006 2007 2008
Ribu T o n -1000% -800% -600% -400% -200% 0% 200% Sumber : Pelindo IV
Muat (E) Bongkar (I)
24 Triwulan II - 2008 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan
pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 41,14% (y.o.y). Perlambatan kinerja perdagangan antar negara tersebut relatif didorong oleh kontraksi pertumbuhan ekspor antar negara, yaitu sebesar 16,03% (y.o.y) dengan sumbangan sebesar kontraksi 6,00% atau mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya tercatat tumbuh sebesar 7,82% (y.o.y) dengan sumbangan sebesar 2,58%.
Terjadinya perlambatan ini searah dengan perkembangan nilai volume ekspor pada triwulan II-2008, yang tercatat mengalami penurunan sebesar kontraksi 10,55% (y.o.y) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 28,47% (y.o.y). Penurunan volume ekspor tersebut tercatat sebesar 28,89 ribu ton, yaitu dari 273,74 ribu ton menjadi sebesar 244,86 ribu ton pada triwulan laporan. Terjadinya penurunan volume ekspor ini diperkirakan disebabkan adanya penurunan produksi bijih nikel yang merupakan komoditas utama ekspor Sulsel. Pada triwulan laporan, volume ekspor nikel menurun 58,04% dibanding volume ekspor pada triwulan II-2007, yaitu dari 23,81 ribu ton menjadi 9,99 ribu ton juta.
Grafik 1.6. Volume Ekspor Non Migas Sulawesi Selatan -100 200 300 400 500 600 700
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
2006 2007 2008
Volume Ekspor y.o.y
Sumber : BI Mks
Grafik 1.7. Volume Ekspor Nikel Sulawesi Selatan -20 40 60 80 100 120 140
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
2006 2007 2008
R ibu t on -100% -50% 0% 50% 100% 150% 200% 250% 300% 350% 400%
Volume Ekspor Nikel y.o.y
Berdasarkan komoditasnya, komoditas bijih nikel, kopi dan udang yang mengalami penurunan produksi. Secara total, beberapa komoditas ekspor utama Sulsel mengalami penurunan dibanding ekspor pada triwulan II-2007.
Untuk kinerja impor
tercatat juga mengalami perlambatan, dimana pada triwulan laporan tumbuh sebesar 0,83% (y.o.y) dengan sumbangan sebesar 0,32%, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar
Tabel 1.3. Nilai Ekspor Komoditas Utama Sulsel (FOB juta USD)
Komoditas TRW II-07 TRW II-08 Pertumbuhan
Nikel 23.81 9.99 -58.04%
Kakao 38.89 51.05 31.25%
Kopi 0.63 0.59 -6.56%
Ikan 1.78 2.43 36.66%
Udang 2.96 2.90 -1.78%
TOTAL 68.07 66.97 -1.62%
sumber: Bank Indonesia
25 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2008
16,29% (y.o.y) dengan sumbangan sebesar 5,82%. Terjadinya perlambatan tersebut dipicu oleh kinerja perdagangan impor antar negara yang mengalami kontraksi sementara impor antar propinsi mengalami perlambatan.
Kinerja impor antar negara pada triwulan laporan kontraksi sebesar 49,15% (y.o.y) dengan sumbangan sebesar kontraksi 6,84%. Kontraksi pada kinerja impor antar negara ini diperkirakan karena meningkatnya harga komoditas di pasar internasional yang mempengaruhi volume impor barang dari luar negeri. Seperti pada komoditas gandum, yang mengalami penurunan volume impor sebesar 11,72% (y.o.y) dari 154,80 ribu ton menjadi 136,64 ribu ton.
Sementara kinerja impor antar propinsi pada triwulan laporan tumbuh sebesar 28,60% (y.o.y) dengan sumbangan sebesar 7,17%, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 50,36% (y.o.y) dengan sumbangan sebesar 11,54%.
Grafik 1.10. Perkembangan PDRB Riil : Perdagangan Antar Propinsi (Rp triliun)
(3.00) (2.00) (1.00) -1.00 2.00 3.00 4.00
II'05 III'05 IV'05 I'06 II'06 III'06 IV'06 I'07 II'07 III'07 IV'07 I'08 II'08
Keluar ke Prop. Lain Masuk dr Prop. Lain Net Keluar (Masuk)
Grafik 1.9. Volume Impor Non Migas Sulawesi Selatan
-50 100 150 200 250 300 350 400
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
2006 2007 2008
-60% -40% -20% 0% 20% 40% 60% 80% 100% Volume Impor
y.o.y
Sumber : BI Mks
Grafik 1.8. Perkembangan Harga Gandum di Pasar Internasional
-200 400 600 800 1,000 1,200
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
2006 2007 2008
26 Triwulan II - 2008 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan
Untuk kegiatan perdagangan barang dan jasa antar provinsi, pada triwulan laporan secara netto (net keluar – masuk) masih mengalami defisit (perdagangan masuk lebih besar dibanding perdagangan keluar) yang tercatat sebesar Rp1,49 triliun atau kontraksi sebesar 13,03% (y.o.y) dibandingkan dengan defisit pada triwulan yang sama tahun lalu. Penurunan defisit tersebut diperkirakan disebabkan karena adanya pengaruh meningkatnya harga komoditas di pasar internasional.
1.2 Penawaran Daerah (Sektoral)
Dari sisi penawaran, secara tahunan tercatat sektor bangunan, sektor angkutan-komunikasi dan sektor jasa-jasa tercatat mengalami peningkatan lebih tinggi apabila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, sedangkan sektor-sektor lainnya tercatat mengalami perlambatan. Pertumbuhan tertinggi terjadi di sektor bangunan (konstruksi) yaitu tercatat sebesar 27,09% (y.o.y), sedangkan pertumbuhan terendah terjadi di sektor pertanian 2,69% (y.o.y).
Dari sisi sumbangan, penyumbang pertumbuhan terbesar pada triwulan laporan adalah sektor perdagangan-hotel-restoran yang tercatat sebesar 1,78% (y.o.y), meskipun sektor ini mengalami perlambatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Tingginya sumbangan pertumbuhan pada sektor ini masih disumbangkan oleh subsektor perdagangan besar dan eceran yang tercatat sebesar 1,66% (y.o.y).
Tabel 1.4. Perkembangan PDRB Riil : Penawaran Daerah (y.o.y)
I'07 II'07 I'08 II'08 * I'07 II'07 I'08 II'08 *
1 Pertanian -3.11 2.02 10.60 2.69 1.24 8.79 0.62 1.01
2 Pertambangan & Penggalian 5.53 7.60 9.38 3.45 -2.69 4.83 2.28 -0.86
3 Industri Pengolahan 1.12 2.72 12.62 10.70 -0.09 3.77 1.74 1.99
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 5.57 3.63 13.83 12.94 2.23 3.22 0.46 2.41
5 Bangunan 4.23 3.52 17.38 27.09 -1.74 1.37 -2.75 9.75
6 Perdagangan, Hotel & Restoran 6.68 8.49 12.30 11.80 1.10 2.70 1.43 2.24
7 Angkutan dan Komunikasi 5.78 7.69 13.80 14.40 -0.03 3.35 -1.25 3.90
8 Keuangan, Persewaan & Js Perusahaan 13.43 10.62 8.98 6.33 0.50 3.03 1.30 0.52
9 Jasa-jasa 1.99 -4.48 4.70 5.34 7.25 1.65 0.19 2.26
Pertumbuhan Total (%) 2.42 3.79 10.81 7.86 1.01 4.72 0.74 1.94
1 Pertanian -0.95 0.62 3.08 0.81 0.36 2.56 0.18 0.29
2 Pertambangan & Penggalian 0.54 0.74 0.95 0.35 -0.28 0.49 0.22 -0.09
3 Industri Pengolahan 0.16 0.38 1.76 1.48 -0.01 0.52 0.24 0.28
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0.05 0.03 0.13 0.12 0.02 0.03 0.00 0.02
5 Bangunan 0.19 0.16 0.80 1.21 -0.08 0.06 -0.14 0.48
6 Perdagangan, Hotel & Restoran 0.99 1.22 1.89 1.78 0.17 0.41 0.22 0.35
7 Angkutan dan Komunikasi 0.43 0.57 1.07 1.10 0.00 0.26 -0.10 0.31
8 Keuangan, Persewaan & Js Perusahaan 0.77 0.62 0.57 0.40 0.03 0.19 0.08 0.03
9 Jasa-jasa 0.24 -0.56 0.56 0.61 0.81 0.20 0.02 0.25
Sumbangan Total (%) 2.42 3.79 10.81 7.86 1.01 4.72 0.74 1.94 Sumber : BPS Sulsel, Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
Catatan: * angka sementara
Sumbangan (%; q.t.q) LAPANGAN USAHA Pertumbuhan (%, y.o.y)
Sumbangan (%, y.o.y) LAPANGAN USAHA
27 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2008
Secara triwulanan (q.t.q), terdapat dua sektor yang tercatat mengalami pertumbuhan yang lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya, yakni sektor pertambangan-penggalian dan sektor keuangan-persewaan-jasa perusahaan. Secara keseluruhan pertumbuhan triwulanan Sulsel tercatat meningkat dari 0,74% pada triwulan lalu menjadi 1,94% pada periode laporan. Sektor bangunan tercatat mengalami pertumbuhan triwulanan tertinggi yaitu sebesar 9,75% (q.t.q) kemudian diikuti sektor angkutan-komunikasi sebesar 3,90% (q.t.q) dan sektor listrik-gas-air bersih sebesar 2,41% (q.t.q).
Berd