PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 41 TAHUN 2004
TENTANG
WAKAF
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa lembaga wakaf sebagai pranat a keagamaan yang memiliki
pot ensi dan manf aat ekonomi perlu dikel ola secara ef ekt if dan
ef isien unt uk kepent ingan ibadah dan unt uk memaj ukan
kesej aht eraan umum;
b. bahwa wakaf merupakan perbuat an hukum yang t elah lama hidup
dan dilaksanakan dalam masyarakat , yang pengat urannya belum
lengkap sert a masih t ersebar dalam berbagai perat uran
perundang-undangan;
c. bahwa berdasarkan pert imbangan sebagaimana dimaksud pada
huruf a dan huruf b, dipandang perlu membent uk Undang-Undang
t ent ang Wakaf ;
Mengingat : Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 29, dan Pasal 33 Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
Dengan perset uj uan bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
d
an
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA
- 2 -
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG WAKAF.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan :
1. Wakaf adalah perbuat an hukum wakif unt uk memisahkan
dan/ at au menyerahkan sebagian hart a benda mil iknya unt uk
dimanf aat kan selamanya at au unt uk j angka wakt u t ert ent u sesuai
dengan kepent ingannya guna keperluan ibadah dan/ at au
kesej aht eraan umum menurut syariah.
2. Wakif adal ah pihak yang mewakaf kan hart a benda miliknya.
3. Ikrar Wakaf adalah pernyat aan kehendak wakif yang diucapkan
secara lisan dan/ at au t ulisan kepada Nazhir unt uk mewakaf kan
hart a benda miliknya.
4. Nazhir adalah pihak yang menerima hart a benda wakaf dari Wakif
unt uk dikel ola dan dikembangkan sesuai dengan perunt ukannya.
5. Hart a Benda Wakaf adalah hart a benda yang memiliki daya t ahan
lama dan/ at au manf aat j angka panj ang sert a mempunyai nil ai
ekonomi menurut syariah yang diwakaf kan oleh Wakif .
6. Pej abat Pembuat Akt a Ikrar Wakaf , selanj ut nya disingkat PPAIW,
adalah pej abat berwenang yang dit et apkan oleh Ment eri unt uk
membuat akt a ikrar wakaf .
PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA
- 3 -
7. Badan Wakaf Indonesia adalah lembaga independen unt uk
mengembangkan perwakaf an di Indonesia.
8. Pemerint ah adalah perangkat Negara Kesat uan Republik Indonesia
yang t erdiri at as Presiden besert a para ment eri.
9. Ment eri adalah ment eri yang bert anggung j awab di bidang agama.
BAB II
DASAR-DASAR WAKAF
Bagian Pertama Umum
Pasal 2
Wakaf sah apabila dil aksanakan menurut syariah.
Pasal 3
Wakaf yang t elah diikrarkan t idak dapat dibat alkan.
Bagian Kedua Tuj uan dan Fungsi Wakaf
Pasal 4
Wakaf bert uj uan memanf aat kan hart a benda wakaf sesuai dengan
f ungsinya.
Pasal 5
Wakaf berf ungsi mewuj udkan pot ensi dan manf aat ekonomis hart a
benda wakaf unt uk kepent ingan ibadah dan unt uk memaj ukan
kesej aht eraan umum.
PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA
- 4 -
Bagian Ketiga Unsur Wakaf
Pasal 6
Wakaf dilaksanakan dengan memenuhi unsur wakaf sebagai berikut :
a. Wakif ;
b. Nazhir;
c. Hart a Benda Wakaf ;
d. Ikrar Wakaf ;
e. perunt ukan hart a benda wakaf ;
f . j angka wakt u wakaf .
Bagian Keempat Wakif
Pasal 7
Wakif meliput i :
a. perseorangan;
b. organisasi;
c. badan hukum.
Pasal 8
(1) Wakif perseorangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a
hanya dapat melakukan wakaf apabila memenuhi persyarat an :
a. dewasa;
b. berakal sehat ;
c. t idak t erhalang melakukan perbuat an hukum; dan
d. pemilik sah hart a benda wakaf .
(2) Wakif organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b
hanya dapat melakukan wakaf apabila memenuhi ket ent uan
organisasi unt uk mewakaf kan hart a benda wakaf milik organisasi
sesuai dengan anggaran dasar organisasi yang bersangkut an.
PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA
- 5 -
(3) Wakif badan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf c
hanya dapat melakukan wakaf apabila memenuhi ket ent uan
badan hukum unt uk mewakaf kan hart a benda wakaf milik badan
hukum sesuai dengan anggaran dasar badan hukum yang
bersangkut an.
Bagian Kelima
Nazhir
Pasal 9
Nazhir meliput i :
a. perseorangan;
b. organisasi; at au
c. badan hukum.
Pasal 10
(1) Perseorangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a hanya
dapat menj adi Nazhir apabila memenuhi persyarat an :
a. warga negara Indonesia;
b. beragama Islam;
c. dewasa;
d. amanah;
e. mampu secara j asmani dan rohani; dan
f . t idak t erhalang melakukan perbuat an hukum.
(2) Organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b hanya
dapat menj adi Nazhir apabila memenuhi persyarat an :
a. pengurus organisasi yang bersangkut an memenuhi persyarat an
nazhir perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1); dan
b. organisasi yang bergerak di bidang sosial, pendidikan,
kemasyarakat an, dan/ at au keagamaan Islam.
PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA
- 6 -
(3) Badan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c hanya
dapat menj adi Nazhir apabila memenuhi persyarat an :
a. pengurus badan hukum yang bersangkut an memenuhi
persyarat an nazhir perseorangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1); dan
b. badan hukum Indonesia yang dibent uk sesuai dengan perat uran
perundang-undangan yang berlaku; dan
c. badan hukum yang bersangkut an bergerak di bidang sosial,
pendidikan, kemasyarakat an, dan/ at au keagamaan Isl am.
Pasal 11
Nazhir mempunyai t ugas :
a. melakukan pengadminist rasian hart a benda wakaf ;
b. mengelola dan mengembangkan hart a benda wakaf sesuai dengan
t uj uan, f ungsi, dan perunt ukannya;
c. mengawasi dan melindungi hart a benda wakaf ;
d. melaporkan pelaksanaan t ugas kepada Badan Wakaf Indonesia.
Pasal 12
Dalam melaksanakan t ugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11,
Nazhir dapat menerima imbalan dari hasil bersih at as pengel olaan
dan pengembangan hart a benda wakaf yang besarnya t idak melebihi
10% (sepul uh persen).
Pasal 13
Dalam melaksanakan t ugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11,
Nazhir memperoleh pembinaan dari Ment eri dan Badan Wakaf
Indonesia.
PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA
- 7 -
Pasal 14
(1) Dalam rangka pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13,
Nazhir harus t erdaf t ar pada Ment eri dan Badan Wakaf Indonesia.
(2) Ket ent uan lebih lanj ut mengenai Nazhir sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11, Pasal 12, dan Pasal 13, diat ur
dengan Perat uran Pemerint ah.
Bagian Keenam Harta Benda Wakaf
Pasal 15
Hart a benda wakaf hanya dapat diwakaf kan apabil a dimiliki dan
dikuasai ol eh Wakif secara sah.
Pasal 16
(1) Hart a benda wakaf t erdiri dari :
a. benda t idak bergerak; dan
b. benda bergerak.
(2) Benda t idak bergerak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
meliput i :
a. hak at as t anah sesuai dengan ket ent uan perat uran
perundang-undangan yang berlaku baik yang sudah maupun yang belum
t erdaf t ar;
b. bangunan at au bagian bangunan yang berdiri di at as t anah
sebagaimana dimaksud pada huruf a;
c. t anaman dan benda l ain yang berkait an dengan t anah;
d. hak milik at as sat uan rumah susun sesuai dengan ket ent uan
perat uran perundang-undangan yang berlaku;
e. benda t idak bergerak lain sesuai dengan ket ent uan syariah dan
perat uran perundang-undangan yang berlaku.
PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA
- 8 -
(3) Benda bergerak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
adalah hart a benda yang t idak bisa habis karena dikonsumsi,
meliput i :
a. uang;
b. logam mulia;
c. surat berharga;
d. kendaraan;
e. hak at as kekayaan int elekt ual;
f . hak sewa; dan
g. benda bergerak lain sesuai dengan ket ent uan syariah dan
perat uran perundang-undangan yang berlaku.
Bagian Ketuj uh Ikrar Wakaf
Pasal 17
(1) Ikrar wakaf dilaksanakan oleh Wakif kepada Nadzir di hadapan
PPAIW dengan disaksikan oleh 2 (dua) orang saksi.
(2) Ikrar Wakaf sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyat akan
secara lisan dan/ at au t ulisan sert a dit uangkan dalam akt a ikrar
wakaf oleh PPAIW.
Pasal 18
Dalam hal Wakif t idak dapat menyat akan ikrar wakaf secara lisan
at au t idak dapat hadir dalam pelaksanaan ikrar wakaf karena al asan
yang dibenarkan oleh hukum, Wakif dapat menunj uk kuasanya
dengan surat kuasa yang diperkuat oleh 2 (dua) orang saksi.
PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA
- 9 -
Pasal 19
Unt uk dapat melaksanakan ikrar wakaf , wakif at au kuasanya
menyerahkan surat dan/ at au bukt i kepemilikan at as hart a benda
wakaf kepada PPAIW.
Pasal 20
Saksi dalam ikrar wakaf harus memenuhi persyarat an :
a. dewasa;
b. beragama Islam;
c. berakal sehat ;
d. t idak t erhalang melakukan perbuat an hukum.
Pasal 21
(1) Ikrar wakaf dit uangkan dalam akt a ikrar wakaf .
(2) Akt a ikrar wakaf sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling
sedikit memuat :
a. nama dan ident it as Wakif ;
b. nama dan ident it as Nazhir;
c. dat a dan ket erangan hart a benda wakaf ;
d. perunt ukan hart a benda wakaf ;
e. j angka wakt u wakaf .
(3) Ket ent uan lebih lanj ut mengenai akt a ikrar wakaf sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diat ur dengan Perat uran Pemerint ah.
PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA
- 10 -
Bagian Kedelapan
Peruntukan Harta Benda Wakaf
Pasal 22
Dalam rangka mencapai t uj uan dan f ungsi wakaf , hart a benda wakaf
hanya dapat diperunt ukan bagi :
a. sarana dan kegiat an ibadah;
b. sarana dan kegiat an pendidikan sert a kesehat an;
c. bant uan kepada f akir miskin, anak t erlant ar, yat im piat u, bea
siswa;
d. kemaj uan dan peningkat an ekonomi umat ; dan/ at au
e. kemaj uan kesej aht eraan umum lainnya yang t idak bert ent angan
dengan syariah dan perat uran perundang-undangan.
Pasal 23
(1) Penet apan perunt ukan hart a benda wakaf sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 22 dilakukan oleh Wakif pada pelaksanaan ikrar
wakaf .
(2) Dalam hal Wakif t idak menet apkan perunt ukan hart a benda
wakaf , Nazhir dapat menet apkan perunt ukan hart a benda wakaf
yang dilakukan sesuai dengan t uj uan dan f ungsi wakaf .
Bagian Kesembilan Wakaf dengan Wasiat
Pasal 24
Wakaf dengan wasiat baik secara lisan maupun secara t ert ulis hanya
dapat dilakukan apabila disaksikan oleh paling sedikit 2 (dua) orang
saksi yang memenuhi persyarat an sebagaimana dimaksud dalam Pasal
20.
PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA
- 11 -
Pasal 25
Hart a benda wakaf yang diwakaf kan dengan wasiat paling banyak 1/ 3
(sat u pert iga) dari j umlah hart a warisan set elah dikurangi dengan
ut ang pewasiat , kecuali dengan perset uj uan seluruh ahli waris.
Pasal 26
(1) Wakaf dengan wasiat dilaksanakan oleh penerima wasiat set elah
pewasiat yang bersangkut an meninggal dunia.
(2) Penerima wasiat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bert indak
sebagai kuasa wakif .
(3) Wakaf dengan wasiat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan t at a cara perwakaf an yang
diat ur dalam Undang-Undang ini.
Pasal 27
Dalam hal wakaf dengan wasiat t idak dilaksanakan oleh penerima
wasiat , at as permint aan pihak yang berkepent ingan, pengadilan
dapat memerint ahkan penerima wasiat yang bersangkut an unt uk
melaksanakan wasiat .
Bagian Kesepuluh
Wakaf Benda Bergerak Berupa Uang
Pasal 28
Wakif dapat mewakaf kan benda bergerak berupa uang melalui
lembaga keuangan syariah yang dit unj uk ol eh Ment eri.
PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA
- 12 -
Pasal 29
(1) Wakaf benda bergerak berupa uang sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 28 dilaksanakan oleh Wakif dengan pernyat aan kehendak
Wakif yang dilakukan secara t ert ulis.
(2) Wakaf benda bergerak berupa uang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dit erbit kan dalam bent uk sert if ikat wakaf uang.
(3) Sert if ikat wakaf uang sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dit erbit kan dan disampaikan ol eh lembaga keuangan syariah
kepada Wakif dan Nazhir sebagai bukt i penyerahan hart a benda
wakaf .
Pasal 30
Lembaga keuangan syariah at as nama Nazhir mendaf t arkan hart a
benda wakaf berupa uang kepada Ment eri selambat -lambat nya 7
(t uj uh) hari kerj a sej ak dit erbit kannya Sert if ikat Wakaf Uang.
Pasal 31
Ket ent uan lebih lanj ut mengenai wakaf benda bergerak berupa uang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28, Pasal 29, dan Pasal 30 diat ur
dengan Perat uran Pemerint ah.
BAB III
PENDAFTARAN DAN PENGUMUMAN HARTA BENDA WAKAF
Pasal 32
PPAIW at as nama Nazhir mendaf t arkan hart a benda wakaf kepada
Inst ansi yang berwenang paling lambat 7 (t uj uh) hari kerj a sej ak akt a
ikrar wakaf dit andat angani.
PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA
- 13 -
Pasal 33
Dalam pendaf t aran hart a benda wakaf sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 32, PPAIW menyerahkan :
a. salinan akt a ikrar wakaf ;
b. surat -surat dan/ at au bukt i-bukt i kepemilikan dan dokumen t erkait
lainnya.
Pasal 34
Inst ansi yang berwenang menerbit kan bukt i pendaf t aran hart a benda
wakaf .
Pasal 35
Bukt i pendaf t aran hart a benda wakaf sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 34 disampaikan oleh PPAIW kepada Nazhir.
Pasal 36
Dalam hal hart a benda wakaf dit ukar at au diubah perunt ukannya,
Nazhir melalui PPAIW mendaf t arkan kembali kepada Inst ansi yang
berwenang dan Badan Wakaf Indonesia at as hart a benda wakaf yang
dit ukar at au diubah perunt ukannya it u sesuai dengan ket ent uan yang
berlaku dal am t at a cara pendaf t aran hart a benda wakaf .
Pasal 37
Ment eri dan Badan Wakaf Indonesia mengadminist rasikan pendaf t aran
hart a benda wakaf .
Pasal 38
Ment eri dan Badan Wakaf Indonesia mengumumkan kepada
masyarakat hart a benda wakaf yang t elah t erdaf t ar.
PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA
- 14 -
Pasal 39
Ket ent uan lebih lanj ut mengenai PPAIW, t at a cara pendaf t aran dan
pengumuman hart a benda wakaf diat ur dengan Perat uran
Pemerint ah.
BAB IV
PERUBAHAN STATUS HARTA BENDA WAKAF
Pasal 40
Hart a benda wakaf yang sudah diwakaf kan dilarang :
a. dij adikan j aminan;
b. disit a;
c. dihibahkan;
d. dij ual ;
e. diwariskan;
f . dit ukar; at au
g. dialihkan dalam bent uk pengalihan hak lainnya.
Pasal 41
(1) Ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 huruf f
dikecualikan apabila hart a benda wakaf yang t elah diwakaf kan
digunakan unt uk kepent ingan umum sesuai dengan rencana umum
t at a ruang (RUTR) berdasarkan ket ent uan perat uran
perundang-undangan yang berlaku dan t idak bert ent angan dengan syariah.
(2) Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
hanya dapat dilakukan set elah memperoleh izin t ert ulis dari
Ment eri at as perset uj uan Badan Wakaf Indonesia.
(3) Hart a benda wakaf yang sudah diubah st at usnya karena ket ent uan
pengecualian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) waj ib dit ukar
dengan hart a benda yang manf aat dan nilai t ukar
sekurang-kurangnya sama dengan hart a benda wakaf semula.
PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA
- 15 -
(4) Ket ent uan mengenai perubahan st at us hart a benda wakaf
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diat ur
lebih lanj ut dengan Perat uran Pemerint ah.
BAB V
PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HARTA BENDA WAKAF
Pasal 42
Nazhir waj ib mengelola dan mengembangkan hart a benda wakaf
sesuai dengan t uj uan, f ungsi, dan perunt ukannya.
Pasal 43
(1) Pengelolaan dan pengembangan hart a benda wakaf oleh Nazhir
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 dilaksanakan sesuai dengan
prinsip syariah.
(2) Pengelolaan dan pengembangan hart a benda wakaf sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara produkt if .
(3) Dalam hal pengelolaan dan pengembangan hart a benda wakaf
yang dimaksud pada ayat (1) diperlukan penj amin, maka
digunakan lembaga penj amin syariah.
Pasal 44
(1) Dalam mengelola dan mengembangkan hart a benda wakaf , Nazhir
dilarang melakukan perubahan perunt ukan hart a benda wakaf
kecuali at as dasar izin t ert ulis dari Badan Wakaf Indonesia.
(2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat diberikan
apabila hart a benda wakaf t ernyat a t idak dapat dipergunakan
sesuai dengan perunt ukan yang dinyat akan dalam ikrar wakaf .
PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA
- 16 -
Pasal 45
(1) Dalam mengelola dan mengembangkan hart a benda wakaf , Nazhir
diberhent ikan dan digant i dengan Nazhir lain apabila Nazhir yang
bersangkut an :
a.
meninggal dunia bagi Nazhir perseorangan;b.
bubar at au dibubarkan sesuai dengan ket ent uan perat uran perundang-undangan yang berlaku unt uk Nazhir organisasi at auNazhir badan hukum;
c.
at as permint aan sendiri;d.
t idak mel aksanakan t ugasnya sebagai Nazhir dan/ at au melanggar ket ent uan larangan dalam pengel ol aan danpengembangan hart a benda wakaf sesuai dengan ket ent uan
perat uran perundang-undangan yang berlaku;
e.
dij at uhi hukuman pidana ol eh pengadilan yang t elah mempunyai kekuat an hukum t et ap.(2) Pemberhent ian dan penggant ian Nazhir sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan oleh Badan Wakaf Indonesia.
(3) Pengelolaan dan pengembangan hart a benda wakaf yang
dilakukan oleh Nazhir lain karena pemberhent ian dan penggant ian
Nazhir, dilakukan dengan t et ap memperhat ikan perunt ukan hart a
benda wakaf yang dit et apkan dan t uj uan sert a f ungsi wakaf .
Pasal 46
Ket ent uan lebih lanj ut mengenai pengel olaan dan pengembangan
hart a benda wakaf sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42, Pasal 43,
Pasal 44, dan Pasal 45 diat ur dengan Perat uran Pemerint ah.
PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA
- 17 -
BAB VI
BADAN WAKAF INDONESIA
Bagian Pertama Kedudukan dan Tugas
Pasal 47
(1) Dalam rangka memaj ukan dan mengembangkan perwakaf an
nasional, dibent uk Badan Wakaf Indonesia.
(2) Badan Wakaf Indonesia merupakan lembaga independen dal am
melaksanakan t ugasnya.
Pasal 48
Badan Wakaf Indonesia berkedudukan di ibukot a Negara Kesat uan
Republik Indonesia dan dapat membent uk perwakilan di Provinsi dan/
at au Kabupat en/ Kot a sesuai dengan kebut uhan.
Pasal 49
(1) Badan Wakaf Indonesia mempunyai t ugas dan wewenang :
a. melakukan pembinaan t erhadap Nazhir dalam mengelola dan
mengembangkan hart a benda wakaf ;
b. melakukan pengelolaan dan pengembangan hart a benda wakaf
berskala nasional dan int ernasional;
c. memberikan perset uj uan dan/ at au izin at as perubahan
perunt ukan dan st at us hart a benda wakaf; d. memberhent ikan dan menggant i Nazhir;
e. memberikan perset uj uan at as penukaran hart a benda wakaf ;
f . memberikan saran dan pert imbangan kepada Pemerint ah
dalam penyusunan kebij akan di bidang perwakaf an.
PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA
- 18 -
(2) Dalam melaksanakan t ugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Badan Wakaf Indonesia dapat bekerj asama dengan inst ansi
Pemerint ah baik Pusat maupun Daerah, organisasi masyarakat ,
para ahli, badan int ernasional, dan pihak lain yang dipandang
perlu.
Pasal 50
Dalam melaksanakan t ugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49,
Badan Wakaf Indonesia memperhat ikan saran dan pert imbangan
Ment eri dan Maj elis Ulama Indonesia.
Bagian Kedua Organisasi
Pasal 51
(1) Badan Wakaf Indonesia t erdiri at as Badan Pelaksana dan Dewan
Pert imbangan.
(2) Badan Pelaksana sebagaimana di maksud pada ayat (1) merupakan
unsur pelaksana t ugas Badan Wakaf Indonesia.
(3) Dewan Pert imbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan unsur pengawas pelaksanaan t ugas Badan Wakaf
Indonesia.
Pasal 52
(1) Badan Pelaksana dan Dewan Pert imbangan Badan Wakaf Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51, masing-masing dipimpin
oleh 1 (sat u) orang Ket ua dan 2 (dua) orang Wakil Ket ua yang
dipilih dari dan oleh para anggot a.
PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA
- 19 -
(2) Susunan keanggot aan masing-masing Badan Pelaksana dan Dewan
Pert imbangan Badan Wakaf Indonesia sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dit et apkan ol eh para anggot a.
Bagian Ketiga Anggota
Pasal 53
Jumlah anggot a Badan Wakaf Indonesia t erdiri dari paling sedikit 20
(dua puluh) orang dan paling banyak 30 (t iga pul uh) orang yang
berasal dari unsur masyarakat .
Pasal 54
(1) Unt uk dapat diangkat menj adi anggot a Badan Wakaf Indonesia,
set iap calon anggot a harus memenuhi persyarat an :
a. warga negara Indonesia;
b. beragama Islam;
c. dewasa;
d. amanah;
e. mampu secara j asmani dan rohani;
f . t idak t erhalang melakukan perbuat an hukum;
g. memiliki penget ahuan, kemampuan, dan/ at au pengalaman di
bidang perwakaf an dan/ at au ekonomi, khususnya di bidang
ekonomi syariah; dan
h. mempunyai komit men yang t inggi unt uk mengembangkan
perwakaf an nasional.
(2) Selain persyarat an sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ket ent uan mengenai persyarat an lain unt uk menj adi anggot a
Badan Wakaf Indonesia dit et apkan oleh Badan Wakaf Indonesia.
PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA
- 20 -
Bagian Keempat
Pengangkatan dan Pemberhentian
Pasal 55
(1) Keanggot aan Badan Wakaf Indonesia diangkat dan diberhent ikan
oleh Presiden.
(2) Keanggot aan Perwakilan Badan Wakaf Indonesia di daerah
diangkat dan diberhent ikan oleh Badan Wakaf Indonesia.
(3) Ket ent uan lebih lanj ut mengenai t at a cara pengangkat an dan
pemberhent ian anggot a sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) diat ur dengan perat uran Badan Wakaf Indonesia.
Pasal 56
Keanggot aan Badan Wakaf Indonesia diangkat unt uk masa j abat an
selama 3 (t iga) t ahun dan dapat diangkat kembali unt uk 1 (sat u) kali
masa j abat an.
Pasal 57
(1) Unt uk pert ama kali, pengangkat an keanggot aan Badan Wakaf
Indonesia diusulkan kepada Presiden oleh Ment eri.
(2) Pengusulan pengangkat an keanggot aan Badan Wakaf Indonesia
kepada Presiden unt uk selanj ut nya dilaksanakan oleh Badan Wakaf
Indonesia.
(3) Ket ent uan mengenai t at a cara pemilihan calon keanggot aan Badan
Wakaf Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diat ur oleh
Badan Wakaf Indonesia, yang pel aksanaannya t erbuka unt uk umum.
PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA
- 21 -
Pasal 58
Keanggot aan Badan Wakaf Indonesia yang berhent i sebelum berakhirnya
masa j abat an diat ur oleh Badan Wakaf Indonesia.
Bagian Kelima Pembiayaan
Pasal 59
Dalam rangka pelaksanaan t ugas Badan Wakaf Indonesia, Pemerint ah
waj ib membant u biaya operasional.
Bagian Keenam Ketentuan Pelaksanaan
Pasal 60
Ket ent uan lebih lanj ut mengenai susunan organisasi, t ugas, f ungsi,
persyarat an, dan t at a cara pemilihan anggot a sert a susunan
keanggot aan dan t at a kerj a Badan Wakaf Indonesia diat ur oleh Badan
Wakaf Indonesia.
Bagian Ketuj uh Pertanggungj awaban
Pasal 61
(1) Pert anggungj awaban pelaksanaan t ugas Badan Wakaf Indonesia
dilakukan melalui laporan t ahunan yang diaudit oleh lembaga
audit independen dan disampaikan kepada Ment eri.
(2) Laporan t ahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diumumkan
kepada masyarakat .
PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA
- 22 -
BAB VII
PENYELESAIAN SENGKETA
Pasal 62
(1) Penyelesaian sengket a perwakaf an dit empuh mel alui musyawarah
unt uk mencapai muf akat .
(2) Apabila penyelesaian sengket a sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
t idak berhasil, sengket a dapat disel esaikan melalui mediasi,
arbit rase, at au pengadilan.
BAB VIII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 63
(1) Ment eri melakukan pembinaan dan pengawasan t erhadap
penyelenggaraan wakaf unt uk mewuj udkan t uj uan dan f ungsi wakaf .
(2) Khusus mengenai pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Ment eri mengikut sert akan Badan Wakaf Indonesia.
(3) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) dilakukan dengan memperhat ikan saran dan pert imbangan
Maj elis Ulama Indonesia.
Pasal 64
Dalam rangka pembinaan, Ment eri dan Badan Wakaf Indonesia dapat
melakukan kerj a sama dengan organisasi masyarakat , para ahli, badan
int ernasional, dan pihak lain yang dipandang perlu.
PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA
- 23 -
Pasal 65
Dalam pelaksanaan pengawasan, Ment eri dapat menggunakan
akunt an publik.
Pasal 66
Ket ent uan lebih lanj ut mengenai bent uk pembinaan dan pengawasan
oleh Ment eri dan Badan Wakaf Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 63, Pasal 64, dan Pasal 65 diat ur dengan Perat uran
Pemerint ah.
BAB IX
KETENTUAN PIDANA DAN SANKSI ADMINISTRATIF
Bagian Pertama Ketentuan Pidana
Pasal 67
(1) Set iap orang yang dengan sengaj a menj aminkan, menghibahkan,
menj ual, mewariskan, mengalihkan dalam bent uk pengalihan hak
lainnya hart a benda wakaf yang t elah diwakaf kan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 40 at au t anpa izin menukar hart a benda
wakaf yang t elah diwakaf kan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
41, dipidana dengan pidana penj ara paling lama 5 (lima) t ahun
dan/ at au pidana denda paling banyak Rp 500. 000. 000, 00 (lima
rat us j ut a rupiah).
PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA
- 24 -
(2) Set iap orang yang dengan sengaj a mengubah perunt ukan hart a
benda wakaf t anpa izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44,
dipidana dengan pidana penj ara paling lama 4 (empat ) t ahun
dan/ at au pidana denda paling banyak Rp 400. 000. 000, 00 (empat
rat us j ut a rupiah).
(3) Set iap orang yang dengan sengaj a menggunakan at au mengambil
f asilit as at as hasil pengelolaan dan pengembangan hart a benda
wakaf melebihi j uml ah yang dit ent ukan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12, dipidana dengan pidana penj ara paling lama
3 (t iga) t ahun dan/ at au pidana denda paling banyak
Rp 300. 000. 000, 00 (t iga rat us j ut a rupiah).
Bagian Kedua Sanksi Administratif
Pasal 68
(1) Ment eri dapat mengenakan sanksi administ rat if at as pelanggaran
t idak didaf t arkannya hart a benda wakaf oleh lembaga keuangan
syariah dan PPAIW sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 dan
Pasal 32.
(2) Sanksi administ rat if sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa :
a. peringat an t ert ulis;
b. penghent ian sement ara at au pencabut an izin kegiat an di
bidang wakaf bagi lembaga keuangan syariah;
c. penghent ian sement ara dari j abat an at au penghent ian dari
j abat an PPAIW.
PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA
- 25 -
(3) Ket ent uan lebih lanj ut mengenai pelaksanaan sanksi administ rat if
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diat ur dengan
Perat uran Pemerint ah.
BAB X
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 69
(1) Dengan berlakunya Undang-Undang ini, wakaf yang dilakukan
berdasarkan ket ent uan perat uran perundang-undangan yangberlaku sebelum diundangkannya Undang-Undang ini, dinyat akan
sah sebagai wakaf menurut Undang-Undang ini.
(2) Wakaf sebagaimana dimaksud pada ayat (1) waj ib didaf t arkan dan
diumumkan paling lama 5 (lima) t ahun sej ak Undang-Undang inidiundangkan.
Pasal 70
Semua perat uran perundang-undangan yang mengat ur mengenai
perwakaf an masih t et ap berl aku sepanj ang t idak bert ent angan
dan/ at au belum digant i dengan perat uran yang baru berdasarkan
Undang-Undang ini.
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 71
Undang-Undang ini mulai berlaku pada t anggal diundangkan.
PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA
- 26 -
Agar set iap orang menget ahuinya, memerint ahkan pengundangan
Undang-Undang ini dengan penempat annya dalam Lembaran Negara
Republik Indonesia.
Disahkan di Jakart a
pada t anggal 27 Okt ober 2004
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
t t d.
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Diundangkan di Jakart a
pada t anggal 27 Okt ober 2004
MENTERI SEKRETARIS NEGARA
REPUBLIK INDONESIA,
t t d.
PROF. DR. YUSRIL IHZA MAHENDRA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2004 NOMOR 159
Salinan sesuai dengan aslinya
Deput i Sekret aris Kabinet Bidang Hukum dan Perundang-undangan,
t t d
PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA
P E N J E L A S A N
A T A S
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 41 TAHUN 2004
TENTANG
WAKAF
I. UMUM
Tuj uan Negara Kesat uan Republik Indonesia sebagaimana diamanat kan dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ant ara
lain adalah memaj ukan kesej aht eraan umum. Unt uk mencapai t uj uan t ersebut ,
perlu menggali dan mengembangkan pot ensi yang t erdapat dalam pranat a
keagamaan yang memiliki manf aat ekonomis.
Salah sat u langkah st rat egis unt uk meningkat kan kesej aht eraan umum, perlu
meningkat kan peran wakaf sebagai pranat a keagamaan yang t idak hanya
bert uj uan menyediakan berbagai sarana ibadah dan sosial, t et api j uga memiliki
kekuat an ekonomi yang berpot ensi, ant ara lain unt uk memaj ukan kesej aht eraan
umum, sehingga perlu dikembangkan pemanf aat annya sesuai dengan prinsip
syariah.
Prakt ik wakaf yang t erj adi dalam kehidupan masyarakat belum sepenuhnya
berj alan t ert ib dan ef isien sehingga dalam berbagai kasus hart a benda wakaf
t idak t erpelihara sebagaimana mest inya, t erlant ar at au beralih ke t angan pihak
ket iga dengan cara melawan hukum. Keadaan demikian it u, t idak hanya karena
kelalaian at au ket idakmampuan Nazhir dalam mengelola dan mengembangkan
hart a benda wakaf t et api karena j uga sikap masyarakat yang kurang peduli at au
belum memahami st at us hart a benda wakaf yang seharusnya dilindungi demi
unt uk kesej aht eraan umum sesuai dengan t uj uan, f ungsi, dan perunt ukan wakaf .
PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA
- 2 -
Berdasarkan pert imbangan di at as dan unt uk memenuhi kebut uhan hukum dalam
rangka pembangunan hukum nasional perlu dibent uk Undang-Undang t ent ang
Wakaf . Pada dasarnya ket ent uan mengenai perwakaf an berdasarkan syariah dan
perat uran perundang-undangan dicant umkan kembali dalam Undang-Undang ini,
namun t erdapat pula berbagai pokok pengat uran yang baru ant ara lain sebagai
berikut :
1. Unt uk mencipt akan t ert ib hukum dan administ rasi wakaf guna melindungi
hart a benda wakaf , Undang-Undang ini menegaskan bahwa perbuat an
hukum wakaf waj ib dicat at dan dit uangkan dalam akt a ikrar wakaf dan
didaf t arkan sert a diumumkan yang pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan
t at a cara yang diat ur dalam perat uran perundang-undangan yang mengat ur
mengenai wakaf dan harus dilaksanakan. Undang-Undang ini t idak
memisahkan ant ara wakaf -ahli yang pengelolaan dan pemanf aat an hart a
benda wakaf t erbat as unt uk kaum kerabat (ahli waris) dengan wakaf -khairi
yang dimaksudkan unt uk kepent ingan masyarakat umum sesuai dengan
t uj uan dan f ungsi wakaf .
2. Ruang lingkup wakaf yang selama ini dipahami secara umum cenderung
t erbat as pada wakaf benda t idak bergerak sepert i t anah dan bangunan,
menurut Undang-Undang ini Wakif dapat pula mewakaf kan sebagian
kekayaannya berupa hart a benda wakaf bergerak, baik berwuj ud at au
t idak berwuj ud yait u uang, logam mulia, surat berharga, kendaraan, hak
kekayaan int elekt ual , hak sewa, dan benda bergerak lainnya.
Dalam hal benda bergerak berupa uang, Wakif dapat mewakaf kan melalui
Lembaga Keuangan Syariah.
Yang dimaksud dengan Lembaga Keuangan Syariah adalah badan hukum
Indonesia yang dibent uk sesuai dengan perat uran perundang-undangan yang
berlaku yang bergerak di bidang keuangan syariah, misalnya badan hukum di
bidang perbankan syariah.
PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA
- 3 -
Dimungkinkannya wakaf benda bergerak berupa uang melal ui Lembaga
Keuangan Syariah dimaksudkan agar memudahkan Wakif unt uk mewakaf kan
uang miliknya.
3. Perunt ukan hart a benda wakaf t idak semat a-mat a unt uk kepent ingan sarana
ibadah dan sosial t et api j uga diarahkan unt uk memaj ukan kesej aht eraan
umum dengan cara mewuj udkan pot ensi dan manf aat ekonomi hart a benda
wakaf . Hal it u memungkinkan pengelolaan hart a benda wakaf dapat
memasuki wilayah kegiat an ekonomi dalam art i luas sepanj ang pengel olaan
t ersebut sesuai dengan prinsip manaj emen dan ekonomi Syariah.
4. Unt uk mengamankan hart a benda wakaf dari campur t angan pihak ket iga
yang merugikan kepent ingan wakaf , perlu meningkat kan kemampuan
prof esional Nazhir.
5. Undang-Undang ini j uga mengat ur pembent ukan Badan Wakaf Indonesia
yang dapat mempunyai perwakilan di daerah sesuai dengan kebut uhan.
Badan t ersebut merupakan lembaga independen yang melaksanakan t ugas
di bidang perwakaf an yang melakukan pembinaan t erhadap Nazhir,
melakukan pengel olaan dan pengembangan hart a benda wakaf berskala
nasional dan int ernasional, memberikan perset uj uan at as perubahan
perunt ukan dan st at us hart a benda wakaf , dan memberikan saran dan
pert imbangan kepada Pemerint ah dal am penyusunan kebij akan di bidang
perwakaf an.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup j elas
Pasal 2
Cukup j elas
PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA
- 4 -
Pasal 3
Cukup j elas
Pasal 4
Cukup j elas
Pasal 5
Cukup j elas
Pasal 6
Cukup j elas
Pasal 7
Yang dimaksud dengan perseorangan, organisasi dan/ at au badan hukum
adalah perseorangan warga negara Indonesia at au warga negara asing,
organisasi Indonesia at au organisasi asing dan/ at au badan hukum Indonesia
at au badan hukum asing.
Pasal 8
Cukup j elas
Pasal 9
Yang dimaksud dengan perseorangan, organisasi dan/ at au badan hukum
adalah perseorangan warga negara Indonesia, organisasi Indonesia dan/ at au
badan hukum Indonesia.
Pasal 10
Cukup j elas
Pasal 11
Cukup j elas
PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA
- 5 -
Pasal 12
Cukup j elas
Pasal 13
Cukup j elas
Pasal 14
Ayat (1)
Dalam rangka pendaf t aran Nazhir, Ment eri harus proakt if unt uk mendaf t ar
para Nazhir yang sudah ada dalam masyarakat .
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 15
Cukup j elas
Pasal 16
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Huruf a
Cukup j elas
Huruf b
Cukup j elas
PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA
- 6 -
Huruf c
Cukup j elas
Huruf d
Cukup j elas
Huruf e
Cukup j elas
Huruf f
Cukup j elas
Huruf g
Yang dimaksud benda bergerak lain sesuai dengan syariah dan
perat uran yang berlaku, ant ara lain mushaf , buku, dan kit ab.
Pasal 17
Cukup j elas
Pasal 18
Cukup j elas
Pasal 19
Penyerahan surat -surat at au dokumen kepemilikan at as hart a benda wakaf
oleh Wakif at au kuasanya kepada PPAIW dimaksudkan agar diperoleh
kepast ian keberadaan hart a benda wakaf dan kebenaran adanya hak Wakif
at as hart a benda wakaf dimaksud.
Pasal 20
Cukup j elas
PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA
- 7 -
Pasal 21
Cukup j elas
Pasal 22
Cukup j elas
Pasal 23
Cukup j elas
Pasal 24
Cukup j elas
Pasal 25
Cukup j elas
Pasal 26
Cukup j elas
Pasal 27
Yang dimaksud dengan pengadil an adalah pengadilan agama.
Yang dimaksud dengan pihak yang berkepent ingan ant ara lain para ahli waris,
saksi, dan pihak penerima perunt ukan wakaf .
Pasal 28
Yang dimaksud dengan Lembaga Keuangan Syariah adalah badan hukum
Indonesia yang bergerak di bidang keuangan syariah.
PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA
- 8 -
Pasal 29
Ayat (1)
Pernyat aan kehendak Wakif secara t ert ulis t ersebut dilakukan kepada
Lembaga Keuangan Syariah dimaksud.
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 30
Cukup j elas
Pasal 31
Cukup j elas
Pasal 32
Inst ansi yang berwenang di bidang wakaf t anah adalah Badan Pert anahan
Nasional.
Inst ansi yang berwenang di bidang wakaf benda bergerak selain uang adalah
inst ansi yang t erkait dengan t ugas pokoknya.
Inst ansi yang berwenang di bidang wakaf benda bergerak selain uang yang
t idak t erdaf t ar (unregist ered goods) adalah Badan Wakaf Indonesia.
Pasal 33
Cukup j elas
PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA
- 9 -
Pasal 34
Inst ansi yang berwenang di bidang wakaf t anah adalah Badan Pert anahan
Nasional.
Inst ansi yang berwenang di bidang wakaf benda bergerak selain uang adalah
inst ansi yang t erkait dengan t ugas pokoknya.
Inst ansi yang berwenang di bidang wakaf benda bergerak selain uang yang
t idak t erdaf t ar (unregist ered goods) adalah Badan Wakaf Indonesia.
Yang dimaksud dengan bukt i pendaf t aran hart a benda wakaf adalah surat
ket erangan yang dikeluarkan oleh inst ansi Pemerint ah yang berwenang yang
menyat akan hart a benda wakaf t elah t erdaf t ar dan t ercat at pada negara
dengan st at us sebagai hart a benda wakaf .
Pasal 35
Cukup j elas
Pasal 36
Inst ansi yang berwenang di bidang wakaf t anah adalah Badan Pert anahan
Nasional.
Inst ansi yang berwenang di bidang wakaf benda bergerak selain uang adalah
inst ansi yang t erkait dengan t ugas pokoknya.
Inst ansi yang berwenang di bidang wakaf benda bergerak selain uang yang
t idak t erdaf t ar (unregist ered goods) adalah Badan Wakaf Indonesia.
Pasal 37
Cukup j elas
PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA
- 10 -
Pasal 38
Yang dimaksud dengan mengumumkan hart a benda wakaf adalah dengan
memasukan dat a t ent ang hart a benda wakaf dalam regist er umum. Dengan
dimasukannya dat a t ent ang hart a benda wakaf dalam regist er umum, maka
t erpenuhi asas publisit as dari wakaf sehingga masyarakat dapat mengakses
dat a t ersebut .
Pasal 39
Cukup j elas
Pasal 40
Cukup j elas
Pasal 41
Cukup j elas
Pasal 42
Cukup j elas
Pasal 43
Ayat (1)
Cukup j elas
PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA
- 11 -
Ayat (2)
Pengelolaan dan pengembangan hart a benda wakaf dilakukan secara
produkt if ant ara lain dengan cara pengumpulan, invest asi, penanaman
modal, produksi, kemit raan, perdagangan, agrobisnis, pert ambangan,
perindust rian, pengembangan t eknologi, pembangunan gedung,
apart emen, rumah susun, pasar swalayan, pert okoan, perkant oran, sarana
pendidikan at aupun sarana kesehat an, dan usaha-usaha yang t idak
bert ent angan dengan syariah.
Yang dimaksud dengan lembaga penj amin syariah adalah badan hukum
yang menyelenggarakan kegiat an penj aminan at as suat u kegiat an usaha
yang dapat dilakukan ant ara lain melalui skim asuransi syariah at au skim
lainnya sesuai dengan ket ent uan perat uran perundang-undangan yang
berlaku.
Pasal 44
Cukup j elas
Pasal 45
Cukup j elas
Pasal 46
Cukup j elas
Pasal 47
Cukup j elas
PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA
- 12 -
Pasal 48
Pembent ukan perwakilan Badan Wakaf Indonesia di daerah dilakukan set elah
Badan Wakaf Indonesia berkonsult asi dengan pemerint ah daerah set empat .
Pasal 49
Cukup j elas
Pasal 50
Cukup j elas
Pasal 51
Cukup j elas
Pasal 52
Cukup j elas
Pasal 53
Cukup j elas
Pasal 54
Cukup j elas
Pasal 55
Cukup j elas
Pasal 56
Cukup j elas
PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA
- 13 -
Pasal 57
Cukup j elas
Pasal 58
Cukup j elas
Pasal 59
Cukup j elas
Pasal 60
Cukup j elas
Pasal 61
Cukup j elas
Pasal 62
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan mediasi adalah penyelesaian sengket a dengan
bant uan pihak ket iga (mediat or) yang disepakat i ol eh para pihak yang
bersengket a. Dalam hal mediasi t idak berhasil menyelesaikan sengket a,
maka sengket a t ersebut dapat dibawa kepada badan arbit rase syariah.
Dalam hal badan arbit rase syariah t idak berhasil menyelesaikan sengket a,
maka sengket a t ersebut dapat dibawa ke pengadil an agama dan/ at au
mahkamah syar’ iyah.
PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA
- 14 -
Pasal 63
Cukup j elas
Pasal 64
Cukup j elas
Pasal 65
Cukup j elas
Pasal 66
Cukup j elas
Pasal 67
Cukup j elas
Pasal 68
Cukup j elas
Pasal 69
Cukup j elas
Pasal 70
Cukup j elas
Pasal 71
Cukup j elas