• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: MAKNA MEJA GANDONG ( Suatu Studi Antropologi-Budaya terhadap Adat Perkawinan di Paperu Kabupaten Maluku Tengah Propinsi Maluku )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: MAKNA MEJA GANDONG ( Suatu Studi Antropologi-Budaya terhadap Adat Perkawinan di Paperu Kabupaten Maluku Tengah Propinsi Maluku )"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

M

abupaten Maluku Tengah Propinsi Maluk

TESIS

Diajukan kepada:

ram Pascasarjana Magister Sosiologi Agama Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains

(2)
(3)
(4)

PERSEMBAHAN

Tesis ini kupersembahkan kepada

Mama tercinta Tabitha Ungirwalu dan Mama Tua Thresia Angwarmase

Untuk setiap kasih sayang, kepercayaan, air mata,

doa dan kerja kerasnya untuk kesuksesanku.

Papa tercinta Alexander Ungirwalu(Almarhum)

Meskipun yang teringat hanya setiap kenangan bersamamu,

tetapi semua itu menjadikanku kuat dan selalu tersenyum

menghadapi hidup ini.

Saudara-saudaraku

Esau A. Ungirwalu dan Abraham Ungirwalu

untuk setiap kasih persaudaraan sebagai adik dan kakak

Aku tahu, aku sampai disini

(5)

MOTTO

Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan

menuai dengan sorak-sorai.

Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih,

pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kupersembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai penolong dan sumber kekuatan, karena atas anugrah dan berkat-Nya sehingga

tesis yang berjudul : Makna Meja Gandong (Suatu studi Antropologi-Budaya Terhadap Adat Perkawinan di Negeri Paperu Kabupaten Maluku Tengah Propinsi Maluku)

Tesis ini mengarah pada sebuah pemahaman, bahwa masyarakat Maluku pada umumnya memiliki adat-istiadat dan budaya. Adat dan budaya ini merupakan sebuah

warisan yang mampu memberikan berbagai nilai positif misalnya saja dalam adat Meja Gandong ada nilai kekeuargaan, kebersamaan dan saling membantu.

Penulis menyadari bahwa tesis ini dapat diselesaikan berkat dari bantuan dari

banyak pihak. Karena itu, ucapan terima kasih patut diberikan kepada mereka yang berjasa dalam penyelesaian tesis (dan proses studi) ini :

1. Prof. John. A. Titaley, Th.D., selaku Rektor UKSW beserta seluruh pihak rektorat yang telah memberikan penulis kesempatan untuk berstudi di tempat ini dan mengisi lembar hidup penulis dengan berbagai pengalaman baru yang sarat makna

di sini. Semua fasilitas yang kemudahan selama berstudi sangat membantu penulis untuk mengembangkan diri

2. Prof. Dr. John Titaley dan Dr. Tobias Messakh, selaku dosen pembimbing yang

telah rela meluangkan waktu, pikiran, serta ilmu yang baik untuk penyelesaian tesis ini dan dimana saja penulis membutuhkan bantuan. Kepada mereka, penulis

(7)

3. Dr. Retnowati, selaku dosen wali studi atas berbagai nasihat dan dorongannya

selama penulis mengikuti studi dilembaga ini.

4. Pemerintah Negeri Paperu dan masyarakat Negeri yang telah membantu proses

dan Nasehat bagi penulis. Tuhan memberkati

7. Terima kasih buat keluarga Esau Batlajerry (om cau dan tante yati) yang telah banyak membantu penulis. Tuhan Memberkati

8. Mama tercinta, Tabitha Ungirwalu dan mama tua tercinta Tresia Angwarmase terimakasih karena doa, kasih sayang, didikan, kepercayaan dan pengorbanannya

sehingga penulis dapat menyelesaikan studi, dengan penyertaan dan kasih karunia Tuhan Yesus Kristus. Saudara-saudaraku yang kucinta, kukasihi Esau A. Ungirwalu, S. Pd dan Abraham Ungirwalu, S. Pd tidak lupa kedua Kk ipar Yanti

Luhukay, S. Pd dan Juliana Atua terima kasih untuk kasih persaudaraan, doa dan dukungan selama ini. Tuhan Yesus sayang katong semua.

9. Frits Gerit John Rupilele, S.T terima kasih untuk kasih sayang, cinta, motivasi, perhatian dan pengertiannya selama ini. Terima kasih untuk 4 tahun kebersamaan. Satu per satu doa dan harapan telah tercapai. Tuhan Yesus kiranya tetap menjaga

(8)

Seperti kata pepatah, “tak ada gading yang tak retak.” Apabila dalam penulisan ini terselip kesalahan dan kekurangan, penulis memohon maaf yang sedalam-dalamnya. Terima kasih.

Salatiga, Juni 2013

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin ... 31

Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur... 32

Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharia ... 32

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi Pemerintahan Negeri Paperu ... 35 Gambar 2. Struktur Organisasi Gereja Pada Jemaat GPM Paperu ... 48

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

(12)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Pembatasan Masalah ... 6

F. Metode Penelitian ... 7

1. Jenis Penelitian ... 7

2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 7

(13)

G. Defenisi istilah-istilah 9

H. Kerangka Penulisan ... 10

BAB II PENDEKATAN ANTROPOLOGIS TERHADAP PELAKSANAAN MAKAN BERSAMA ... 11

A. Pengertian Antropologi ... 11

B. Pengertian Budaya ... 12

C. Hubungan Antropologi dan Budaya ... 14

D. Masyarakat dan Kebudayaan ... 16

E. Ritual Makan Bersama dalam Masyarakat Suku Indian ... 17

BAB III HASIL PENELITIAN MEJA GANDONG DALAM ADAT ORANG PAPERU ... 22

A. Gambaran Umum Masyarakat Paperu ... 22

1. Latar belakang terbentuknya Negeri Paperu ... 22

a. Asal-usul orang Paperu ... 22

b. Terbentuknya Negeri Paperu ... 25

2. Letak Geografis ... 30

3. Iklim ... 31

4. Jumlah Penduduk ... 31

5. Mata Pencaharian ... 32

6. Pendidikan ... 33

7. Sistem Pemerintahan ... 34

(14)

9. Peranan Lembaga Pemerintah, Lembaga Agama, dan Lembaga Adat

... 38

10. Raja dalam Kehidupan Sosial Warga ... 40

11. Peranan Gereja dalam Kehidupan Sosial Warga ... 47

12. Peranan Lembaga Pendidikan dalam Lingkup Penduduk Setempat ... 52

B. Deskripsi Adat Meja Gandong ... 53

C. Deskripsi Adat Meja Gandong ... 54

D. Tata Cara Pelaksanaan Ritual Adat Meja Gandong ... 57

E. Makna Meja Gandong Bagi Orang Paperu ... 66

F. Sikap Orang Paperu Terhadap Adat Meja Gandong ... 69

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS ... 72

A. Makna Meja Gandong... 73

B. Sikap Orang Paperu Terhadap Adata Meja Gandong ... 81

BAB V PENUTUP ... 83

A. Kesimpulan ... 83

B. Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 86

(15)

ABSATRAK

Penelitian ini mengunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data dan sumber data berasal dari wawancara dan studi pustaka. Wawancara dilakukan kepada pemerintah desa, tua adat, tokoh masyarakat dan masyarakat.

Penelitian ini bertujuan menjawab permasalahan tentang apa makana meja gandong dalam kehidupan masyarakat Paperu. Meja gandong merupakan meja perekutuan orang bersaudara yang didalamnya mempererat tali persaudaraan. Meja gandong merupakan ketentuan adat yang harus dilakukan, ketaatan terhadap adat ini akan mengalami kebahagian dalam rumah tangga, usaha lancar dan sebagainya, akan tetapi jika adat meja gandong ini tidak dilakukan maka sebaliknya meraka akan mengalami sakit penyakit sampai pada kematian. Teori yang digunakan adalah berangkat dari tradisi makan bersama (Potlach) salah satu suku Indian di Amerika. Tradisi makan bersama pada suku Indian memiliki persamaan dan perbedaan dengan meja gandong pada masyarakat Paperu. Persamaan antara kedua tradisi ini terletak pada ritual makan bersama, namun perbedaannya terletak pada status dan kedudukan sosial. Dalam adat meja gandong semua masyarakat makan pada duduk pada meja yang sama, namun dalan ritual potlatchpembagian makanan sesuai dengan status dan kedudukan dalam masyarakat.

Berdasarkan hasil temuan dilapangan bahwa pemahaman tentang meja gandong ternyata ada dua hal; pertama, memperekat tali persaudaraan orang gandong, kedua, memperkenalkan istri kapada kelurga laki-laki. Selain itu juga dalam proses pelaksanaan adat meja gandong orang Paperu percaya bahwa roh para leluhur hadir dan turut menyatu dalam meja makan.

Gambar

Tabel  1. Jumah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin ...........................................
Gambar 2. Struktur Organisasi Gereja Pada Jemaat GPM Paperu .........................

Referensi

Dokumen terkait

Adat kain berkat ini adalah suatu ketentuan atau aturan adat sebagai wujud ucapan terima kasih dari seorang laki-laki ketika menikah dengan seorang perempuan yang

Pernahkah Gereja memberikan pembinaan bagi jemaat Nalahia dalam kaitannya dengan adat kain berkat di Nalahia.. Jika ada, apa bentuk-bentuk pembinaan

Upacara Alawau Amano terdiri dari tiga ritus yaitu: Pertama ritus alawau amano adalah ritus yang dilaksanakan sebagai bentuk terima kasih dari keluarga kepada masyarakat

Bagi masyarakat Nolloth penghormatan kepada nenek moyang atau leluhur mempunyai suatu prasyarat yang sangat penting, yaitu adanya suatu keyakinan bahwa sesungguhnya

Simbol-simbol yang digunakan mengandung nilai di dalamnya nilai kemanusiaan dan persekutuan karena adat dan tradisi tidak hanya diceritakan, tetapi juga disimbolkan ke

oleh pegawai pencatatan perkawinan, 191 maka dalam masyarakat Dayak Ngaju, perjanjian perkawinan tersebut disahkan atau dikukuhkan oleh mantir adat dan. diperkuat

Demikian Surat Perjanjian Kawin menurut Adat Dayak Ngaju Kalimantan Tengah ini dibuat dan ditandatangani bersama di atas materai, dihadapan Orang Tua/ahli waris,

tesis yang berjudul: Ritual Tiris Sopi Dalam Perkawinan Adat di Desa Romkisar,.. Kecamatan Mdona Hyera, Kabupaten Maluku Barat Daya