• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIAPAPUN PRESIDENNYA, TAK BISA BANGUN DE... 39KB Jun 13 2011 06:28:16 AM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SIAPAPUN PRESIDENNYA, TAK BISA BANGUN DE... 39KB Jun 13 2011 06:28:16 AM"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

SIAPAPUN PRESIDENNYA, TAK BISA BANGUN DEMOKRASI EKONOMI

Fenomena tumbuhnya kehidupan demokrasi di Indonesia ditandai dengan pelaksanaan pemilu 1999 dan pemilihan Presiden secara langsung 2004. Apakah pasca Pemilihan Presiden

mendatang kemandirian bangsa dalam berekonomi, berhukum dan berpolitik benar-benar bisa diwujutkan? Untuk menjawabnya berikut kita ikuti wawancara Ton Martono dari SM dengan Kwik Kian Gie, mantan Staf Atase Kebudayaan KBRI di Den Haag, Ketua Yayasan Witteveen Dekker Indonessia Scholarship, Anggota Badan Pekerja MPR RI, Ketua Balitbang DPP PDIP mantan Menko Ekuin RI, masa Pemerintahan Gus Dur, mantan Wakil Ketua MPR RI, sekarang menjabat sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional / kepala Bappenas.

Pemilu l999 menjadi pertanda hidupnya kembali demokrasi di Indonesia, apa bedanya dengan Pemilu 2004 sekarang ini?

Sangat menggembirakan, karena pemilu 2004 suasananya jauh lebih tenang, sehingga ketika pemilu itu dimulai ternyata masyarakat berpartisipasi aktif tanpa ada yang golput. Kalau hal itu dibandingkan dengan pelaksanaan pemilu di negara-negara yang sangat majupun Indonessia termasuk berhasil, karena pelaksanaan di negara-negara besar hanya sekitar 30-40 persen yang memilih, sementara di Indonesia justru mencapai sekitar 80 persen. Jadi hal itu merupakan sesuatu yang luarbiasa, padahal tidak ada yang menekan supaya mereka menggunakan hak pilihnya dan itu dilakukan secara sekarela. Lalu kemudian sangat menggembirakan adalan tenang dan tertib tidak ada bentrokan dan permusuhan antara Parpol yang satu dengan yang lain. Bahkan disetiap TPS setelah masyarakat melakukan pencoblosan banyak yang tinggal disana ikut menyaksikan penghitungan suara, bahkan ketika yang disebut namanya merupakan idolanya mereka melakukan tepuk tangan serentak dan bergembira. Jadi saya kira ini merupakan satu suasana yang sangat menggembirakan.

Bagaimana menurut anda hubungan yang ideal antara pemilu legislatif dengan eksekutif, apakah ada dilema kesenjangan antara hasil pemilu legislatif dengan pemilu eksekutif?

Kedua-duanya sangat baik. Dan itu mencerminkan perkembangan demokrasi yang kadarnya cukup besar walaupun beayanya juga sangat besar. Menurut saya sebenarnya tidak usah dipisah antara pemilu legislatif dengan eksekutif. Pemilu itu dijadikan satu sosialisasinya jadi satu dan memilihnya cukup sekali saja, sehingga tidak menghambur-hamburkan uang negara. Walaupun dalam pemilu 2004 ini dipisah antara legislatif dengan eksekutif supaya perkembangan

demokrasinya lebih besar, tetapi dalam pelaksanaannya ternyata belum kesana. Karena itu setiap presiden terpilih walaupun dipilih secara langsung oleh rakyat yang tidak ada hubungannya dengan partai politik, tetapi kalau Presiden itu mau bekerja dengan baik dan benar, dia harus tetap memperhitungkan kekuatan legislatif yang ada di DPR. Sebab kalau tidak, dengan kondisi multi partai yang ada sekarang ini mau tidak mau dia harus melakukan koalisi. Koalisi itu didasarkan atas kekuatan di dalam partai supaya tidak saling menjatuhkan. Memang tidak mudah karena ada aturan konstitusi. Tetapi toh presiden itu bisa dijatuhkan kalau mau, tetapi kalau sulit dijatuhkan setidaknya akan diganggu terus. Nah disini hakekat demokrasi sangat sulit

(2)

sebenarnya bagian dari demokrasi. Pedagang sapi yang tidak mau demokrasi itu merupakan beaya besar yang harus dibayar. Sekarang yang perlu dijaga dalam menentukan koalisi itu jangan sampai mengorbankan dua hal. Pertama adalah platform presiden itu jangan dikorbankan demi koalisi tetapi demi kualitas, kalaupun dia menghendaki dukungan dari parpol tertentu, dan parpol itu mengajukan beberapa menteri yang tidak kapabel, maka dia harus katakan tidak dengan alasan-alasan yang masuk akal, atau parpol itu juga diminta untuk mengajukan sebuah calon yang bukan dari anggota partai itu tetapi ada hubungan batin dengan parpol tersebut.

Menurut Anda sesungguhnya aspirasi yang sejati dari rakyat itu bisa diketahui melalui apa, bisakah instrumen parpol bisa dipakai untuk mengetahui hal itu?

Bisa, dan yang menggembirakan lagi adalah pada tahun l999, sebelumnya hasil pemilu itu memberikan kepada PDI, ketika itu belum menjadi PDI Perjuangan mendapatkan suara sekitar 12 persen sebagai parpol terkecil. Tetapi di tahun l999 PDIP memperoleh tambahan suara mencapai 34 persen yang sekaligus menjadi PDIP menjadi partai yang terbesar. Begitu mendominasi di DPR apalagi ketika Ibu Mega menjadi Presiden itu lalu kader-kader PDIP menjadi lupa daratan, lalu aji mumpung dan menyalahgunakan kekuasaan dan saya teriak keras ketika itu, ini PDIP kader-kadernya banyak yang korup. Nah sekarang kalau mau memperbaiki masih ada waktu, tetapi kalau besok diselenggarakan pemilu pasti hancur, itu sudah berkali-kali saya peringatkan kalau besok tidak direspon secara positif maka akan menui sebaliknya. Nah disinilah saya lalu dicaci maki oleh kader-kader PDIP. Nah akhirnya sebelum pemilu 5 April 2004 ada seminar yang diselenggarakan oleh Kompas, dalam seminar itu saya ditanya dan saya lalu memberikan komentar “ Rakyat Indonesia ini bodo apa pintar” ada kecenderungan bahwa rakyat Indonesia itu bodoh, nah kalau rakyat Indonesia itu bodoh tidak bisa menjadikan PDIP sebagai partai besar, walaupun dalam pemilu sebelumnya menjadi partai yang tertekan dan terintimidasi. Tetapi begitu dibebaskan mereka memberikan pilihan bahwa PDIP paling baik, tetapi pada pemilu l997 mereka masih merasa PDI yang terbaik, tetapi sekarang PDIP tidak menjadi partai yang terbesar karena merosot banyak suaranya, karena itu saya dicaci-maki lagi. Ternyata sebelum pemilu DPP PDIP sendiri, mengadakan penilaian bahwa akan memperoleh 42 persen suara. Dalam penilaian DPP itu saya mengatakan tidak bisa mencapai 42 persen paling-paling hanya sekitar 20 persen saja, saya dicaci maki lagi. Tapi yang ingin saya katakan bahwa itu sebenanrnya proses perkembangan demokrasi dan terbukti bahwa rakyat tidak bodoh lagi.

Mengapa demokrasi politik di Indonesia tidak segera diikuti dengan terwujudnya demokrasi ekonomi? Dan titik strategi mana yang bisa diberdayakan agar demokrasi ekonomi dapat segera diwujudkan?

Kalau hal itu masalahnya lain lagi. Jadi rakyat ini memiliki pilihan partai mana yang terbaik dan figur mana yang sesuai dengan nuraninya untuk menjadi Presiden, tetapi rakyat tidak

(3)

mengundang investasi bagaimana kondisi keamanannya, dan para investor selalu mengeluhkan tentang faktor tersebut. Bagaimana mau menegakkan keamanan kalau gaji aparat keamanan aja tidak mencukupi, dia mesti mencari tambahan dengan menyalahgunakan kekuatan dan

kekuasaan. Jadi sebenarnya demokrasi itu bisa terwujud kalau KKN itu berkurang terus menerus, karena KKN adalah merupakan sumber dari segala sumber kehancuran negara ini. Memang secara teknis ekonomi kalau investasi asing itu besar maka penghasilan negara juga akan besar. Padahal investor asing yang ada di bumi Indonesia ini sifatnya hanya mengeruk kekayaan alam, dan kekayaan alam itu dibawa dan mereka memperoleh keuntungan yang luar biasa. Ada juga yang mengatakan bahwa kalau PDB itu meningkat dari 3 persen menjadi 7 persen maka bisa menguntungkan, akan tetapi PDB (Produk Domistik Brutto) artinya barang dan jasa yang diproduksi oleh seluruh bangsa, dan PDB itu tidak perlu ada hubungannya dengan pemberian lapangan kerja karena itu bisa dilakukan oleh pabrik-pabrik yang sangat modern yang tidak menyerap lapangan kerja. Jadi lagi-lagi elitnya semdiri yang tidak terlampau mengetahui. Nah mengenai keadilan, sebenarnya ketidakadilan yang paling besar adalah ada pada petani.

Petaninyapun bisa kita ciutkan menjadi petani beras dan itu merupakan ketidakadilan yang luar biasa, karena petani beras itu yang memberikan beras kepada seluruh rakyat bangsa ini, dan para petani beras itulah ternyata yang termiskin. Mengapa bisa jadi demikian karena bagian terbesar 80 persen adalah para buruh tani yang menggarap lahannya para tuan tanah negeri. Nah nereka ini menggarap lahan dan hanya memperoleh upah padinya hanya 2/5 yang 3/5 dikuasaI oleh tuan tanah. Nah disinilah letaknya ketidakadilan yang luarbiasa itu. Nah sepanjang para petani itu memiliki lahan sendiri hanya seluas 0,3 s.d 0,5 hektar sekarang dalam kondisi seperti ini mereka tidak bisa berbuat lain selain menanam padi karena modalnya tetap dikuasai oleh tuan tanah. Nah para elit tidak memahami ketidakadilan ini. Lalu solusinya bagaimana? Saya harapkan Presiden terpilih dalam putaran kedua nanti harus membuat landreform, lahan mana yang penggunaannya tidak boleh dialihkan untuk membangun shopping, mall dan sebagainya. Tetapi lahan pertanian itu harus tetap dipertahankan, sementara lahan milik tuan tanah yang tidak tergarap itu harus diambil atau dijual kepada pemerintah sehingga pemerintah bisa membagi kepada para penggarap. Seandainya pemerintah bersama DPR sepakat maka tanah atau lahan yang tidak tergarap itu harus dibeli paksa tentunya dengan harga yang standar. Setelah lahan itu dikuasai oleh pemerintah kemudian diserahkan kepada rakyat untuk menggarap dengan cara lebih adil. Nah sayangnya calon Presiden kita ini belum menyentuh sampai sejauh itu.

Lalu apakah dengan pemilihan Presiden sekarang ini bisa diharapkan demokrasi ekonomi di Indonesia dapat terwujud?

(4)

porak poranda keuangan bangsa kita adalah jumlah hutang luar negeri yang sangat besar. Banyak pembayaran yang sudah jatuh tempo dan tidak boleh ditunda. Sementara utang dalam negeri yang dipaksakan oleh IMF untuk membayar hutang bank yang rusak itu hingga 530 trilyun rupiah. Dan yang ironis ternyata lembaga-lembaga internasional dengan elit bangsa kita itu justru menutup-nutupi dengan berbagai indikator, misalnya bahwa utang itu tidak menjadi masalah, karena utang dalam negeri dan luar negeri kalau dinyatakan dalam persen itu merosot terus. Kemudian akhirnya itu menjadi sebuah ukuran yang menjadi pegangan umum, dan ukuran itu tidak ada relevansinya dengan ukuran untuk membayar, walaupun merupakan bagian kecil dari PDB tetapi pemerintah tidak akan mampu membayar. Tidak cuma itu sekarang ini sumber daya alam kita yang melimpah itu ada dimana ternyata sudah ditangan bangsa asing semua. Kita ini sudah menjadi importir minyak, hutan-hutan kita sudah gundul, dalam kondisi yang demikian masih ada illegal logging, ikan ikan kita di laut sudah banyak dicuri, pasir-pasir kita sudah dicuri, kan habis kekayaan alam kita lama-lama. Di samping itu yang juga sangat memprihatinkan adalah hutang-hutang kita tiap tahun terus menumpuk dari negara-negara CGI, dari Bank Dunia, dan lain-lain sudah menumpuk sekitar 70 milyar US dollar. Nah hutang kita ternyata lebih besar dari infrstrukturnya, kan gawat Indonesia ini. Bahkan Departemen Keuangan RI sendiri yang mengumumkan bahwa aset negeri lebih kecil dibanding dengan jumlah hutang kita.

Karena kekuatan asing di negeri ini lebih kuat, maka mereka sangat mudah mendikte bangsa kita untuk melakukan apa saja. Bahkan bangsa asing itu sekarang sudah berani melakukan intimidasi, melakukan penindasan, melakukan perbudakan dan lain sebagainya. Jadi intinya bangsa asing di Indoneia itu telah melakukan penghisapan luar biasa tanpa menjajah. Hal ini tidak pernah disadari oleh para elit kita bahkan kepada calon Presiden sendiri juga belum memahami dahsyatnya penghisapan secara besar-besaran.

Kalaupun presiden terpilih yang akan datang apakah memiliki keberanian untuk menghentikan penghisapan itu, karena memiliki sebuah resiko besar, karena mereka akan mengunakan seluruh kekuatannya untuk mempersulit jalannya pemerintahan, jadi menurut saya presiden yang akan datang belum tentu bisa menghentikan penghisapan tersebut. Tetapi saya kira pers memiliki peranan yang cukup penting untuk mempublikasikan masalah tersebut, agar rakyat mengetahui masalah bangsa yang sebenarnya.

Melihat fenomena tadi apa solusinya sehingga kemandirian bangsa ini dalam berekonomi, berhukum dan berpolitik bisa diwujudkan?

(5)

katanya dididik dan seteruanya, itulah namanya fantasi. Karena para elit tidak mau mengecek nilai atau angka-angka yang sebenarnya.

Jadi solusinya menurut saya yang pertama adalah mental KKN itu harus dilenyaplan. Untuk itu KKN nya harus diberantas, dan pemberantasannya tidak kasuistis, tetapi lingkungan

keseluruhannya harus diperbaiki secara menyeluruh. Kalau kita ambil contoh ekstrim, Jerman waktu jaman Hitler berkuasa mengumpulkan seluruh ilmuwan untuk memikirkan cara-cara bagaimana membunuh orang Yahudi yang jumlahnya 1 juta lebih itu dengan cara yang sangat efisien dalam waktu hanya 10 menit. Nah lalu teknologinya dikembangkan untuk memikirkan hal-hal seperti itu, kemudian setelah berhasil membunuhnya, lalu bagaimana memproses mayat-mayatnya itu sampai menjadi barang-barang konsumsi dan mereka sudah menemukannya. Mayatnya di proses secara otomatis, yakni rambutnya dibuat selimut, kulitnya menjadi kap lampu dan tulang-tulangnya dibuat kancing baju. Walaupun hal ini tidak bisa difahami oleh masyarakatnya tetapi bisa terjadi. Kemudian ketika membuat kelinci percobaan tidak dengan binatang tetapi dengan manusia, misalnya orang hidup tiba-tiba dipatahkan tilangnya lalu mencoba disambung lagi , dipatah lagi dan disambung lagi sampai berhasil, setelah berhasil orang tersebut ditembak mati. Jadi kalau negara kita mau memberantas KKN ya uji cobanya harus drastis dan dilakukan uji coba terus menerus sampai berhasil, mampukah presiden kita melakukan hal itu kita tunggu saja.

Benarkah sinyalemen anda tentang intervensi asing dalam pemilihan presiden didukung didukung dengan data dan benar-benar bisa mempengaruhi hasil pemilihan di Indonesia?

Ya dan betul. Bukankah hal ini merupakan satu simbol dari ketergantungan mental kita terhadap kekuatan asing, tentu para elit kita sudah faham.

Lalu apa harapan anda terhadap pemilihan Presiden putaran kedua nanti, kaitanya dengan masa depan demokrasi di Indonesia?

Harapan saya, agar presiden terpilih nanti bisa memahami betul-betul tentang problematika bangsa ini, lalu segera mengambil langkah-langkah untuk memperbaikinya. Kemudian kita harus memiliki kemandirian untuk mengolah kekayaan alam ini untuk kepentingan rakyat banyak. Untuk semua itu Presiden terpilih harus berani melakukan pemberantasan KKN di Indonessia ini secara tuntas hingga ke akar-akarnya, karena semua problematika bangsa ini muaranya pada KKN. Ton.

Sumber:

Referensi

Dokumen terkait

KU.00.003/075.a/MPH/I/2012 tanggal 16 Januari 2012 tentang Penetapan Pemenang Pelelangan Pekerjaan PENGADAAN DAN PEMASANGAN VHF-APP dengan total HPS Rp.. INTAN ELOK

Berdasarkan hasil pengujian Alpha yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa aplikasi sudah berjalan cukup maksimal, tetapi tidak menutup kemungkinan dapat

 Surat keterangan dari Pengadilan Negeri/Tata Niaga tidak dilampirkan yang berhubungan dengan surat pernyataan tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak sedang dalam

[r]

Perubahan pola sirkulasi global atmosfer yang menyertai kejadian La Niña secara tipikal adalah kebalikan perubahan pola sirkulasi global atmosfer yang menyertai kejadian El

Algebraic reduction can result in multi-level circuits with even fewer logic gates and fewer inputs to the logic gates.. A

Abstrak — Perancangan fasilitas tunggu transportasi umum di Surabaya ini dilakukan untuk mengakomodasi kebutuhan kota Surabaya akan tempat menunggu transportasi

Untuk mengetahui apakah algoritma improved apriori dapat mengoptimalisasi waktu dalam pencarian pola pembelian pelanggan maka dilakukan pengujian dengan cara