• Tidak ada hasil yang ditemukan

HAK HAK PENONTO MUSLIM HARUS DILINDUNGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HAK HAK PENONTO MUSLIM HARUS DILINDUNGI"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

HAK-HAK PENONTO MUSLIM HARUS DILINDUNGI

Setiap bulan suci Ramadhan tiba, semua stasiun TV berlomba menayangkan acara yang bernuansa Islam. Banyak sekali program acara di TVRI maupun TV Swasta yang menyuguhkan aspirasi dan kebutuhan ummat Islam. Benarkah TV Islam telah hadir di negeri ini, dimanakah sesungguhnya posisi umat Islam dalam kasus ini. Benarkah umat Islam hanya dijadikan sebagai komoditi atau sebagai obyak pasar media, ataukah Program Ramadhan itu hanya kemasan sebagai bumbu, agar para pengusaha berbondong-bondong memasang pesan sponsor di TV.

Benarkah dalam hal ini umat Islam belum mampu mentransformasikan diri menjadi konsumen media yang bisa aktif menjadi subyek dan mampu mengkritisi setiap tayangan di TV?

Untuk menjawabnya, berikut kita ikuti wawancara Ton Martono dari SM dengan DR. Bambang Setiawan, seorang tokoh dan ahli dalam ilmu komunikasi, mantan ketua Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia, mantan ketua Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia, Direktur Penelitian LP3Y, Staf Pengajar tetap di Jurusan Komunikasi Fisipol UGM, Staf pengajar di Unika Atmajaya dan sekarang menjadi Direktur Akademi Komunikasi Indonesia.

Menurut ilmu komunikasi, bagaimana memahami gencarnya pesan-pesan Islam dalam tayangan Televisi pada bulan Ramadhan?

Bulan Ramadhan itu merupakan momentum yang sangat bagus, dan umat Islam lebih siap menerima pesan-pesan Islam pada bulan yang suci. Karena selama ini kita terlalu di sibukkan dalam bekerja dan mengerjakan aktivitas lain, sehingga sangat kurang khusuk dalam menjalani kegiatan dakwah Islam. Jadi memasuki bulan Ramadhan umat Islam nampak lebih siap mental dari pada hari-hari biasa, sehingga mereka juga berlomba untuk membersihkan diri dan berusaha mendalami agama selama satu bulan penuh. Karena itu ketika beberapa media massa termasuk tayangan Televisi yang menyuguhkan pesan-pesan dakwah Islam itu sangat efektif, selain melalui Masjid, Musholla dan tempat ibadah umat Islam. Jadi tayangan Televisi selama bulan Ramadhan itu sangat membantu mensosialisasikan kegiatan Dakwah Islam.

Dalam kaitan itu, bagaimana pengelolaan program di TV memandang penyiaran pesan-pesan Islam tersebut, apakah sebagai sosialisasi nilai-nilai agama atau hanya sekadar sebagai komoditi?

Saya kira kedua-duanya, ya sebagai bagian dari mensosialisasi nilai-nilai agama sekaligus juga sebagai komoditi, Memang pada bulan Ramadhan hampir semua TV melebihkan jam tayangnya dibanding dengan hari-hari biasa, karena disamping

menyiarkan dakwah Islam juga bisa untuk promosi menjual produk-produk yang Islami. Misalnya kosmetik yang Islami, peralatan shalat, busana muslim dan lain sebagainya.

(2)

Karena pemirsa TV di bulan Ramadhan itu sebagian besar beragama Islam, bisa juga dijadikan sebagai pasar, para sponsor nampaknya memanfaatkan momentum itu untuk pasang iklan. Nah soal sebagai konsumen aktif, hak-haknya memang harus dilindungi. Misalnya dari segi penampilan baik presenter maupun acaranya sendiri harus di sesuaikan dengan suasana Islamis selama bulan Ramadhan. Tapi sayangnya masih ada artis atau selebritis yang ketika jadi presenter memakai busana muslim, tetapi saat Ramadhan usai mereka memakai pakaian mini dan merangsang. Ini harus diperhatikan oleh manajer Televisi, itu namanya pemirsa hak-haknya dilindungi, jadi harus konsisten.

Benarkah mengkomunikasikan pesan Islam lewat televisi itu sangat efektif? Apa kelebihan dan kekurangannya bila dibandingkan dengan media lain non elektronik?

Yang paling efektif itu sebetunya yang tatap muka, justru yang bertatap muka itu bisa mampu untuk merubah sikap dan perilaku para pemirsanya. Sementara media masa seperti TV dan media lain juga bisa meningkatkan kesadaran kognitif dan

pengetahuannya bertambah, ilmunya bertambah itu belum tentu sikap dan perilakunya berubah, demikian juga sikap positif terhadap sesuatu belum tentu diikuti oleh perilaku. Jadi tatap muka itu sebenarnya yang bisa mengubah perilaku orang dibandingkan dengan media massa. Media massa ini memiliki cakupan audien yang luas sehingga belum tentu bisa mengubah perilaku. Nah yang baik adalah ada kombinasi antara keduanya yakni ada tatap mukanya ada media massanya, sama juga orang yang menjual coca cola, gencar memasang iklan coca cola di media juga ada yang datang langsung dan menyuruh orang untuk mencicipi coca cola. Jadi fungsi media massa dalam hal ini hanya sebatas

menyadarkan, menyebarkan ilmu pengetahuan, karena bukan jaminan sikapnya berubah.

Apakah pendekatan publik figur dengan menampilkan artis, pelawak, presenter dan sebagainya bisa membawa pesan Islam secara tepat atau malah justru bisa mengaburkan?

Dalam satu sisi, tayangan Televisi yang menampilkan selebritis itu memang untuk menarik penonton, dan biasanya orang suka melihat artis dalam tampilan acara TV, mereka mau menampilkan Islam atau bukan itu ada daya tariknya. Cuma sebaiknya selama bulan suci Ramadhan semua stasiun Televisi harus selektif dalam menampilkan sosok selebritis, apalagi menjadi presenter dalam acara menjelang buka dan makan sahur, harus dipilih yang benar-benar selebritis Islam seperti: Marisa Haq, Inneke Koes

Herawati, Neno Warisman, Astri Ivo dan lain sebagainya, dan jangan sampai perilaku artis itu tidak sesuai dengan apa yang dia ucapkan. Makanya Televisi harus selektif betul, jangan sampai ada artis yang memakai busana muslim di bulan Ramadhan selesai

Ramadhan memakai pakaian yang merangsang. Hal itu pengaruhnya kurang baik, karenanya tadi saya katakan bahwa pesan itu bukan hanya yang diucapkan saja, tetapi juga apa yang dilihat, yang dilihat akan dijadikan panutan ternyata perilakunya tidak konsisten. Jadi bagi saya soal selebritisnya tidak masalah, asal selektif dan konsisten.

(3)

Secara umum jam tayang di TV selama bulan suci Ramadhan sudah tepat, hanya pada saat umat Islam sedang melaksanakan shalat tarawih, sebaiknya kita menjalankan shalat tarawih tidak nonton TV, sekalipun acara di TV menayangkan ceramah keagamaan. Jadi momennya harus diperhatikan oleh pengelola program di Televisi, dan yang tepat dan sangat efektif ceramah agama sebaiknya diselenggarakan menjelang buka puasa atau menjelang waktu Maghrib, setelah Tarawih dan menjelang makan sahur hingga datang waktu Imsya’. Saat itu umat Islam bisa disuguhi ceramah agama dan penceramahnya supaya diusahakan dari kalangan ustadz yang menguasai di bidangnya, seperti K.H. Abdullah Gimnastiar, Amien Rais, Zainuddin MZ, Kosim Nurseha, Syafi’i Ma’arif, Hasyim Muzadi, Hidayat Nurwakhid, Komaruddin Hidayat, dan lain-lain.

Pada era sekarang, bagaimana seharusnya para pendakwah mengemas pesan-pesan Islam, apakah harus dengan cara menghibur lewat (musik, lawak, talk show, sandiwara) atau dengan cara serius seperti ceramah?

Sebenarnya itu hanya merupakan salah satu alternatif, bahwa adanya kemasan yang digabungkan dengan intertainmen itu bagus juga, bahkan di sela-sela ceramah ada selingan musik atau lawak yang Islami boleh juga, sebab kalau acaranya hanya ceramah melulu orang bosan juga karena monoton. Jadi menurut saya selingan itu caranya saja, sambil menghibur audiens nggak masalah, asal semua dikemas sesuai dengan nilai-nilai agama, jadi kombinasi keduanya itu bagus, dan tidak ada masalah. Hanya saja sekarang ini kritik terhadap seni belum seperti yang kita harapkan, mungkin karena umat Islam yang terjun dalam bidang kesenian sangat jarang dan hanya sedikit jumlahnya, sehingga perhatian tentang seni itu masih kurang diperhatikan. Saya kurang tahu kenapa kreatifitas dalam kesenian yang dilakukan oleh umat Islam itu hanya segelintir, apakah seni itu dianggap tabu ? Padahal kesenian itu bagian dari hidup kita yang sangat bermanfaat.

Apa kritik anda dalam acara Ramadhan di Televisi selama ini?

Acara TV di bulan Ramadhan selama ini kurang variatif, sebaiknya membuat program jangan mendadak, perlu dipersiapkan jauh sebelumnya, supaya tampilannya bisa bermutu sehingga pemirsa bisa menikmati. Nah untuk itu sekarang ada kewajiban bagi para seniman muslim untuk membicarakan hal ini, supaya mereka juga ikut berpartisipasi dalam menampilkan acara termasuk menampilkan kesenian yang Islami.

Apa harapan anda pada acara TV di bulan Ramadhan mendatang?

(4)

Sumber:

Referensi

Dokumen terkait

Prodia Widyahusada memberikan pelayanan yang cepat, efektif dan efisien sehingga pelanggan (pasien) tidak terlambat untuk mendapatkan penanganan medis atau dokter tidak

Demikian, penulis merasa sangat penting untuk dilakukannya sebuah penataan kembali kerangka hukum ekonomi syariah Indonesia, dalam hal ini yaitu Penulis menggagas

Hasil penelitian terdahulu yang sesuai dengan penelitian, diantaranya adalah penelitian dari Anggriani (2012) yang dilaksanakan pada siswa kelas VII di SMP N

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran persepsi peminum alkohol tentang dampak kesehatan pada peminum alkohol di dukuh Mendungan, Jenis penelitian yang

dalam meningkatkan kecerdasan visual spasial anak, hal ini sesuai dengan pengamatan melalui lembar observasi yang menunjukan hasil pencapaian belum maksimal, maka

tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 2 MST, tetapi berpengaruh nyata pada umur 3-5 MST dan berpengaruh nyata pada umur 6 MST dan perlakuan

Alat ini akan menerima data yang dikirim oleh PC yang menggunakan bluetooth dongle, di mana pada alat tersebut terdapat modul Bluetooth BTM0604C2P yang akan menerima data

Diketahui perbedaan nilai rerata perilaku lekat anak pra sekolah pada kelompok intervensi yang mengikuti terapi token ekonomi dengan kelompok kontrol sebelum dan