• Tidak ada hasil yang ditemukan

Religiusitas klub motor : studi tentang kegiatan keagamaan komunitas Klub Motor CB Mentos di Desa Menganti Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Religiusitas klub motor : studi tentang kegiatan keagamaan komunitas Klub Motor CB Mentos di Desa Menganti Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik."

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

MENTOS di desa Menganti Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik)

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana ilmu sosial

(S.Sos) dalam Bidang Sosiologi

Lailatur Rohma

NIM: B75213053

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

J U R U S A N I L M U S O S I A L PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Lailatur Rohma, 2017, Religiusitas Klub Motor (Studi Tentang Kegiatan Keagamaan Klub Motor CB MENTOS di desa Menganti Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik),Skripsi Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Kata Kunci : Religiusitas, dan klub motor CB

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah (1)Bagaimana bentuk-bentuk kegiatan klub motor di desa Menganti Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik? (2)Bagaimana Religiusitas klub motor CB MENTOS di desa Menganti Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik ? Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kegiatan keagamaan klub motor CB MENTOS (Menganti Top Speed) di desa Menagnti Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik.

Untuk menjawab permasalahan diatas menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data observasi dan wawancara. Teori yang digunakan dalam melihat fenomena yang terjadi pada religiusitas klub motor adalah teori Interaksionalisme Simbolik Herbert Mead.

Maka dari itu, penelitian tersebut dapat diperolah beberapa kesimpulan bahwa; (1) dapat di simpulkan bentuk-bentuk kegiatan klub motor CB MENTOS (Menganti Top Speed) adalah yang pada umumnya selalu dan wajib ada setiap libur panjang di dalam klub motor, dengan touring di beberapa daerah, bakti sosial, mengahadiri setiap pertemuan antar klub CB, ziarah kemakam wali Allah, melaksanakan sholat wajib pada saat perjalanan touring. Itulah sbuah bentuk-bentuk kegiatan klub CB MENTOS di desa Menganti ini.(2) Memang klub motor CB MENTOS (Menganti Top Speed) adalah klub motor yang masih bersifat religius, dengan adanya bebrapa kegiatan keagamaan seperti ziarah dan sholat

berjama’ah pada waktu perjalanan touring, bahkan sudah menjadi sebuah tradisi

(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN DAN PERTANGGUNG JAWABAN SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34

(8)

D. Tahap – Tahap Penelitian ... 36

E. Teknik Pengumpulan Data ... 37

F. Teknik Analisa Data ... 39

G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ... 40

BAB IV : PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Masyarakat di desa Menganti Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik . ………... 42

B. Religiusitas Klub Motor (Studi Tentang Kegiatan Keagamaan Klub Motor CB MENTOS di desa Menganti Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik)... 63

C. Klub Motor CB MENTOS dalam prespektif Teori Interaksionalisme Simbolik... 79

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 83

B. Saran ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 86

LAMPIRAN – LAMPIRAN ... 1. Pedoman Wawancara

2. Jadwal Penelitian

3. Surat Keterangan Penelitian

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Informan ... 35

Tabel 4.1 Batas Wilayah DesaMenganti ... 43

Tabel 4.2 Penduduk Menurut Jenis Kelamin ... 45

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Lambang/Logo CB Indonesia... 59

Gambar 1.2 Foto MarkasKlub CB MENTOS ... 66

Gambar 1.3 Foto BersamaKlub CB MENTOS... 68

Gambar 1.4 Foto Saat Proses Wawancara Dengan Arman ... 69

Gambar 1.5 Foto Logo Klub CB MENTOS ... 71

Gambar 1.6 Foto Motor Modifikasi ... 72

Gambar 1.7 Foto Saat Proses WawancaraDenganHabib ... 73

Gambar 1.8 Foto MusyawarahdanKopdar CB MENTOS ... 74

Gambar 1.9 FotoSaat Proses WawancaraDenganIbuYanti ….………... 75

(11)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada era saat ini semakin banyak masyarakat yang menggunakan sepeda motor dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Setiap sudut kota maupun desa dipadati oleh kendaraan dari pagi hingga malam hari. Pertumbuhan kepemilikan warga kota dan desa terhadap kendaraan roda dua sangat tinggi. Salah satu penyebab meningkatnya jumlah kendaraan roda dua adalah banyaknya Dealer motor yang menawarkan produk-produk berbagai merek dengan penawaran pembelian secara kredit tanpa uang muka ataupun dengan uang muka yang sangat terjangkau. Adanya penawaran yang sangat terjagkau ini memungkinkan sebagian besar masyarakat dapat dengan mudah memiliki jenis sepeda motor yang diinginkan.

Peningkatan kepemilikan kendaraan roda dua kalangan pemuda memicu beberapa orang untuk membentuk sebuah komunitas. Berawal dari kesamaan dan kecintaan terhadap merek motor yang dimiliki. Adanya kesamaan hobi dalam penggunaan sepeda motor mendorong munculnya komunitas-komunitas yang mengatasnamakan dirinya sebagai kelompok-kelompok pecinta motor dengan berbagai merek.

(12)

merupakan sebuah realita yang dihasilkan dari perkembangan sosial masyarakat yang semakin modern ini. Hal tersebut menimbulkan pemikiran sosial yang positif maupun negatif. Situasi yang berkembang saat ini menimbulkan pemikiran disebagian masyarakat bahwa klub motor telah menjadi mesin penghasil generasi yang disiplin dalam berlalu lintas ataupun sebaliknya menjadi generasi yang anarkis (bersifat negatif).

Hampir semua merek motor yang beredar dikalangan masyarakat Desa Menganti dikeluarkan oleh perusaahaan produksi sepeda motor seperti merek Honda mempunyai perkumpulan masing-masing seperti adanya klub motor CB, klub motor KING, klub motor Vespa dan sebagainya. Untuk menunjukkan identitas klub mereka, suatu klub motor memiliki kesadaran yang tinggi terhadap kepatuhan dalam berlalu lintas dan memilki atribut-atribut yang digunakan pada sepeda motor maupun dalam penggunaan seragam anggota klub tersebut.

(13)

dilakukan oleh klub sepeda motor seperti kegiatan bakti sosial, kerja bakti desa, dan lain sebagainya.

Dalam berjalannya sebuah klub motor ada seseorang yang memimpin supaya klub motor berjalan dengan baik. Kepemimpinan adalah masalah relasi dan pengaruh antara pemimpin dan yang di pimpin. Kepemimpinanan tersebut muncul dan berkembang sebagai hasil dari interaksi otomatis di antara pemimpin dan individu-individu yang dipimpin (ada relasi interpersonal). Kepemimpinan tersebut bisa atas dasar kekuasaan pemimpin untuk mengajak, mempengaruhi dan menggerakkan orang-orang lain guna melakukan sesuatu, demi pencapaian suatu tujuan tertentu. Dengan begitu pemimpin tersebut ada bila terdapat kelompok atau suatu organisasi. Maka keberadaan pemimpin itu selalau ada di tengah-tengah kelompoknya (anak buah, bwahan, rakyat).1 Tujuan dibentuknya sebuah pemimpin dalam klub motor supaya ada seseorang yang mempertanggungjawabkan sebuah klub motor yang sudah dibentuk, Pemimpin yang baik dan jujur akan membentuk klub yang baik, dalam klub motor terbentuk sebuah kegiatan dan aturan untuk semua anggota klub motor. Jika pemimpin dari klub motor membentuk kegiatan klub motor ke dalam arah religius maka terbentuklah klub motor yang baik dan religius kepada remaja yang mengikuti klub motor tersebut.

1

(14)

Di Desa Menganti Kecamatan Menganti kabupaten gresik para remaja laki-laki membentuk sebuah perkumpulan para pecinta motor yang dinamakan klub motor CB MENTOS, maksud dari CB MENTOS sendiri adalah CB Menganti Top Speed, awal pementukan komunitas motor tersebut dikarenakan banyak remaja di desa menganti yang mengagumi motor klasik CB, dari kecintaan para remaja dengan motor klasik CB maka terbentuklah komunitas CB MENTOS (Menganti Top Speed), dalam klub motor CB METOS tidak hanya motor CB yang boleh mengikuti komunitas tersebut, akan tetapi ada yang menggunakan motor megapro, GL dan lain sebagainya, motor laki-laki yang masih dalam produk motor Honda. Adanya klub motor CB Mentos banyak remaja laki-laki yang tertarik untuk mengikuti kmunitas klub motor tersebut.

Perilaku remaja dalam klub motor sering di pandang oleh masyrakat sebagai perilaku yang negatif tentang keberagamaan mereka. agama mempunyai peranan yang sangat besar dalam kehidupan manusia. Agama mempunyai fungsi dalam masyarakat. Istilah fungsi seperti kita ketahui, menunjukkan sumbangan yang diberikan agama atau lembaga sosial lainnya untuk mempertahankan (keutuhan) masyarakat sebagai usaha-usaha yang aktif dan berjalan terus menerus.2

Remaja yang mengikuti klub motor yang waktunya mereka habiskan setiap malam dengan berkumpul sesama anggota pencinta motor dan setiap libur panjang mereka habiskan waktunya dengan touring sesama klub motor hal ini tidak menutup

2

(15)

kemungkinan bahwa apa yang mereka peroleh banyak mereka dapatkan dalam klub pula. Hal ini yang menyebabkan besar pandangan mereka tentang Tuhan dan wujud perilakunya dalam kehidupan sehari-hari akan berbeda dengan sebuah klub yang mempunyai aturan tegas tentang perilaku dan sikap beragama.

Lingkungan yang bermaacam-macam adanya, akan memberikan kontribusi pada diri remaja. Kurang adanya kontrol sosial pada diri mereka menyebabkan banyak remaja yang berprilaku menyimpang.3 Ketika mereka banyak memperoleh masukan dari kalangan yang tingkat religiusitasnya rendah maka secara tidak langsung tingkat religiusitasnyapun masih rendah. Bagaimana pandangan mereka tentang Tuhan dan wujud perilakunya kemungkinan akan pasti berbeda dengan komunitas yang mempunyai kegiatan dan aturan yang religius. Kehidupan remaja yang kurangnya sistem aturan, besar kemungkinan merka pasti akan lebih leluasa untuk berbuat karena merka menganggap bahwa dirinya bebas tidak ada yang mengatur. Hal ini jelas akan berpengaruh pada cara pandang mereka tentang agama pada kehidupan mereka.

Dari pengamatan yang di ketahui oleh penulis, dari klub motor CB Mentos yang ada di desa Menganti Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik adanya kegiatan religius pada saat bulan romadhon dimana klub motor CB mengadakan tadarus bersama di musholah yang ada di desa Menganti, dan juga setiap kamis malam

3

(16)

jum’at klub motor CB MENTOS ziarah ke makam sunan giri Gresik bersama.

Dengan kegiatan yang pernah di lakukan oleh klub motor CB MENTOS pada saat bulan puasa, akankah setelah bulan puasa kegiatan religi masih akan di jalankan oleh klub motor.

Dengan pengetahuan yang telah diketaui oleh penulis dengan hal tersebut penulis ingin mengataui lebih jauh tentang kegiatan religius yang telah dibentuk dan kagiatan religius yang telah di jalankan oleh klub motor CB MENTOS. Penulis menggunakan judul “Religusitas Klub Motor (Studi Kasus Kegiatan Keagamaan

Klub Motor CB MENTOS di desa Menganti Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik)”. Dengan penulisan ini, penulis ingin agar masyarakat bisa memebedakan

mana komunitas yang baik maupun tidak.

(17)

sebaliknya (mengabaikan kewajiban agamanya). Jika pandangan masyrakat tidak benar bahwa klub motor tidak ada kegiatan dan aturan kearah religius maka remaja dalam klub motor menerapkan ajaran agama dalam klub.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka pertanyaandalam penulisan ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana bentuk-bentuk kegiatan klub motor CB MENTOS di desa Menganti Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik?

2. Bagaimana Religiusitas klub motor CB MENTOS di desa Menganti Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik ?

C. Tujuan Penelitian

Pertanyaan pada perumusan masalah penulisan ini, maka tujuan penulisan yang akan dicapai melalui penulisan ini adalah:

1. Mendeskripsikan kegiatan dari klub sepeda motor CB MENTOS.

2. Mendeskripsikan wujud religiusitas klub motor CB MENTOS.

D. Manfaat Penelitian

(18)

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penulisan ini diharapkan memberikan sumbangan pemikiran dan bahan pembelajaran berkenaan dengan religiusitas klub motor, serta menjadi bahan masukan terhadap pihak-pihak yang berkaitan.

2. Manfaat Praktis

Hasil penulisan ini diharapkan dapat berguna sebagai sumber informasi kepada masyarakat dan pihak-pihak yang berkaitan tentang kegiatab klub sepeda motor.

E. Definisi Konseptual

Penulis perlu kiranya membatasi sejumlah konsep yang diajukan dalam penulisan dalam judul “Religusitas Klub Motor (Studi Tentang Kegiatan Keagamaan Klub Motor CB MENTOS di desa Menganti Kecamatan Menganti

Kabupaten Gresik)” adalah yang mempunyai konsep-konsep sebagai berikut:

1. Religiusitas

Religiusitas adalah sikap hidup seseorang berdasarkan pada nilai-nilai yang diyakininya.4 Religiusitas merupakan suatu ekspresi yang ditampilkan, ekspresi religius ditemukan dalam budaya material, perilaku manusia, nilai, moral, hukum

4

(19)

dan sebagainya. Tidak ada aspek kebudayaan lain dari agama yang lebih luas pengaruh dan implikasinya dalam kehidupan manusia.5

Religiusitas seringkali diidentikan dengan keberagaman. Religiusitas di artikan sebagai sebarapa jauh pengetahuan, seberapa kokoh keyakinan, seberapa pelaksanaan ibadah, kaidah dan seberapa dalam penghayatan atas agama yang di anutnya. Bagi seorang muslim, religiusitas dapat diketahui dari seberapa jauh pengetahuan, keyakinan, pelaksanaan dan pengahayatan atas agama islam.

2. Klub Motor

Klub adalah suatu perkumpulan kendaraan sepeda motor yang hanya terdiri dari satu jenis motor, artinya motor yang lain tidak boleh bergabung kedalam club motor tersebut. Jadi klub merupakan sebuah perkumpulan yang terdiri dari satu varian atau satu jenis motor.6 Dan motor dalah sebuah kendaraan yang di pakai oleh seseorang untuk kebutuhan seseorang seperti pergi untuk perjalanan jauh maupun dekat supaya lebih cepat mencapai tujuan yang di tuju. Pada era saat ini motor tidak hanya dipakai untuk kebutuhan akan tetapi banyak remaja saat ini, motor di pakai buat bergaya dengan merek motor, model motor ataupun kecepatan motor yang di sukainya. Jadi klub motor adalah sekumpulan orang mempunyai hobi yang sama yakni sesama

5

Bustanuddin Agus, Agma dalam Kehidupan Manusia, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2006), hlm. 5

6

(20)

pecinta motor akan tetapi dengan batasan merek motor yang dipakai atau di sukai oleh remaja.

F. Sistematika Pembahasan

1. Bab I Pendahuluan

Penulis memberikan gambaran tentang latar belakang masalah yang di teliti, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, definisi konseptual dan sistematika pembahasan.

2. Bab II Kajian Teoritik

Meliputi kajian pustaka (beberapa referensi yang di gunakan untuk menelaah obyek kajian), kajian teori (teori yang digunakan untuk menganalisis masalah penulisan), dan penulis terdahulu yang relevan (referensi hasil penulisan oleh penulis terdahulu yang mirip dengan kajian penulis).

3. Bab III Metode Penelitian

(21)

4. Bab IV Penyajian Dan Analisis Data

Memuat data tentang pembahasan mengenai kegiatan keagamaan klub motor itu sendiri, apa saja aktivitas yang mereka lakukan dan bagaiman mana pendapat masyarakat terhadap klub motor yang telah terbentuk di desa.

5. Bab V

Yaitu penutup yang terdiri dari kesimpulan yang ditutup dengan saran.

DAFTAR PUSTAKA

(22)

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Penelitian Terdahulu

Ada beberapa penelitan yang berkaitan dengan klub akan tetapi dengan tujuan penulisan yang berbeda, dari masing-masing penulis memiliki keunikan sendiri dalam penulisannya, banyak penulisan mengenai klub motor akan tetapi dengan tujuan penulisan yang berbeda, disini meneliti tentang religiusitas klub motor CB MENTOS. Ada ktertarikan tersendiri untuk meneliti sebuah klub motor, yang dimana klub motor banyak dipandang orang negatif. Berkaitan dengan penulisan terdahulu, penulis mengambil beberapa skripsi diantaranya sebagai berikut.

1. Royan Prayudi dari Universitas Sumatra Utara Medan jurusan Departemen Sosiologi Fakutas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, yang ditulis pada tahun 2013 dalam skripsinya yang berjudul “Peran Klub Motor Dalam Pembentukan Prilaku Berkendaraan yang Aman”. Jenis penulisan adalah

(23)

memiliki emosi yang tidak stabil sehingga dapat membahayakan dri sendiri ataupun orang lain saat berkendara.1

Dari segi persamaan skripsi tersebut membahas tentang sebuah klub motor berkedara yang baik di dalam jalan raya, memtuhi marka jalan dan berkendara yang aman. Begitu juga dengan skripsi yang akan di teliti, membahas tentang klub motor dengan berkendara yang baik, dengan banyaknya anggota klub motor adalah seorang remaja yang emosionalnya masih belum stabil, adanya klub motor bisa memberi arahan yang positif terhadap remaja yang kebanyakan ugal-ugalan dalam berkendara. Dari segi perbedaan skripsi yang ditulis oleh Royan Prayudi lebih terfokus kepada pembentukan prilaku remaja yang mengikuti klub motor dengan berkendara yang aman. Klub motor sebagai pemebntukan perilaku remaja dengan member aturan-aturan dalam berkendara sehingga anggota-anggota yang mengikuti klub motor tersebut bisa tertib dalam berkendaraa. Sedangkan skripsi yang akan diteliti lebih fokus kearah religiusitas sebuah klub motor yang berada di desa Menganti Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik, dimana klub motor yang masih mempunyai kegiatan positif yakni kegiatan religi yang bisa mempengaruhi anggotanya supaya tidak meninggalkan kewajibannya sebagai seorang muslim dan salalu mengingat akan tuhannya.

1

(24)

2. Asri wulandari dari Universitas Muhammadiyah Surakarta jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika, yang ditulis pada tahun 2012 dalam skripsinya yang berjudul “Strategi Komunikasi Komunitas Klub Motor Dalam Pembentukan Citra”. Metode yang digunakan adalah

metode deskriptif kualitatif, dalam skripsi ini berisi tentang strategi komunikasi klub motor NewSniper (Solo Ninja Performance) dalam pembentukan citra, Dalam artian bagaimana cara komunitas klub motor NewSniper (Solo Ninja Performance) membentuk citra klub motor yang baik. Dengan adanya genk-genk motor yang telah meresahkan masyarakat, sehingga masyarakat berfikir sebuah kelompok motor semuanya adalah negatif yang merugikan masyarakat dan membuat masyarakat resah kerena tingkah laku sebuah komunitas motor, dengan hal ini komunitas NewSniper (Solo Ninja Permance) membentuk citra sebuah komunitas klub motor supaya masyarakat tidak berpandangan bahwa semua komunitas klub motor membawa dampak negatif.2

Dari segi persamaan sama-sama membahas tentang pandangan masyarakat terhadap klub motor. Dimana klub motor yang di anggap masyarakan sebagai perusak, anggapan kumpulan dari motor adalah perusak dan mengganggu masyarakat itu dari Geng motor, dari dulu geng motor terkenal sebagai kumpulan motor yang anarkis, yang selalu membuat onar di setiap tempat, dan selalu

2

(25)

mengganggu kelompok motor lainnya. Berbeda dengan klub motor dan komunitas motor, komunitas motor dan klub motor termasuk kumpulan motor yang baik, yang masih ada kegiatan sosial, membantu masyarakat yang ada di dekitar dan tidak meresahkan masyarakat.

Dari segi perbedaan penulisan yang di tulis oleh Asri Wulandari fokus kepada strategi komunikas yang dibentuk oleh komunitas klub motor, strategi yang di bentuk oleh komunitas klub motor untuk meyakinkan masyarakat bahwa klub motor yang di ikuti tidak bersifat negatif atau membuat masyarakat tidak nyaman, dengan membentuk strategi yang baik komunitas klub motor bisa meyakinkan msyarakat bahwa komunitas klub motor yang di ikuti adalah momunitas motor yang baik dengan itu bisa mengembalikan citra baik dalam komunitas motor NewSniper (Solo Ninja Permance). Sedangkan skripsi yang akan di teliti terfokus kepada kegiatan keagamaan di dalam klub motor CB MENTOS (Menganti Top Speed) yang berada di desa Menganti Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik.

3. Firman Mas’udi dari Universitas Hasanuddin Makasar jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, yang di tulis pada tahun 2014 dalam skripsinya yang berjudul “Komunitas Sepeda Motor” Suatu Kajian

(26)

cenderung diartikan dengan geng motor yang salalu membuat resah masyarakat dan ini berpengaruh terhadap reputasi komunitas motor itu sendiri. Padahal salah satu syarat utama untuk menjadi anggota komunitas motor adalah ketertiban dalam berkendara. Citra buruk yang diakibatkan oleh kehadiran geng-geng motor yang kerap meresahkan masyarakat ini menjadi tantangan bagi anggota komunitas sepeda motor yang ada di Makassar untuk tetap mempertahankan eksistensi kehadiran mereka di tengah-tengah masyarakat. Mengapa mereka terbentuk, siapa mereka, apa aktivitas mereka, dan bagaimana mereka mempertahankan komunitas mereka serta bagaimana pendapat masyarakat terhadap komunitas sepeda motor.3

Dalam hal persamaan antara skripsi “Komunitas Sepeda Motor” Suatu Kajian

Subkultur di Makassar dan judul yang akan di teliti adalah sama-sama membahas mengenai kegiatan kumpulan motor dan keyakinan masyarakat terhadap kumpulan motor. Komuitas dan klub motor tidak jauh berbeda dari segi perturan, kegiatan dan aktifitasnya hanya saja komunitas tidak terbatas dengan satu merek motor akan tetapi club terbatas dengan satu varian motor.

Dari segi perbedaan, skrpisi tersebut lebih fokus kepada Identitas Komunitas sepeda motor yang meyakinkan pandangan masyarakat terhadap komunitas motor mereka, bahwa komunitas yang di bentuk bukan seperti geng motor yang

3Firman Mas’udi

,“Komunitas Sepeda Motor” Suatu Kajian Subkultur di Makassar, (Makassar:

(27)

meresahkan masyarakat dan melanggar aturan lalulintas, akan tetapi sebuah komunitas yang memiliki aturan dan aktifitas yang baik, tidak mersahkan masyarakat dan teratur dalam berkendara. Sedangkan penulisan yang akan di teliti lebih fokus kepada kegiatan yang ada dalam klub motor, apakah kegiatan dalam klub motor lebih kearah religius ataukah sebaliknya.

(28)

mereka untuk beribadah atau belajar tentang agama, dimana mayoritas dari mereka beragama islam yang seharusnya menjalankan kewajibannya sebagai orang islam seperti sholat wajib ataukah membentuk kegiatan yang berbau islam.4

Dari paparan skripsi Religiusiatas Komunitas Anak Jalanan dari segi perbedaan dengan judul yang akan di teliti adalah skripsi tersebut fokus terhadap perilaku sosial keagamaan anak jalanan yang berada di terminal joyoboyo, sedangkan judul yang akan di teliti fokus terhadap religiusitas kegiatan dan aturan komunitas yang di bentuk oleh komunitas klub motor.

Dan dari segi persamaan skripsi dan judul yang akan di teliti sama-sama meneliti tentang religiusitas sebuah komunitas yang telah di bentuk oleh komunitas tersebut.

B. Kajian Pustaka

Dalam kajian pustaka ini penulis membahas tentang gambaran umum yang terkait dengan penulisan yakni :

1. Religiusitas

Religiusitas berasal dari bahasa latin religio yang berarti agama, kesalehan, jiwa keagamaan. Henkten Nopel mengartikan religiusitas sebagai keberagaman, tingkah laku keagamaan, karena religiusitas berkaitan dengan erat dengan segala hal

4

Nur Aisyah, Religiusitas Komunitas Anak Jalanan (studi tentang perilaku sosial keagamaan

(29)

tentang agama. Dalam pengertian lain Religi berakar dari katare ligare berarti mengikat yaitu merujukkan pada hal yang dirasakan sangat dalam, yang bersentuhan dengan keinginan seseorang yang menumbuhkan ketaatan dan memberikan imbalan atau mengikat seseorang dalam suatu masyarakat.5

Religiusitas secara umum dapat dikaitkan dengan agama oleh karenanya pengertian dari religiusitas dapat dirujukkan pada pengertian agama. Agama sendiri dapat diartikan sebagai sistem simbol, sistem keyakinan, sistem nilai dan sistem perilaku yang terlembagakan yang semuanya berpusat pada persoalan-persoalan yang dihayati sebagai sesuatu yang paling maknawi.6

Religiusitas adalah sikap hidup seseorang berdasarkan pada nilai-nilai yang diyakininya.7 Religiusitas merupakan suatu ekspresi yang ditampilkan, ekspresi religius ditemukan dalam budaya material, perilaku manusia, nilai, moral, hukum dan sebagainya. Tidak ada aspek kebudayaan lain dari agama yang lebih luas pengaruh dan implikasinya dalam kehidupan manusia.8

Religiusitas seringkali diidentikan dengan keberagaman. Religiusitas di artikan sebagai sebarapa jauh pengetahuan, seberapa kokoh keyakinan, seberapa

5

Fuad Nashori, Agenda Psikologi Islami, (Jogja: Pustaka Pelajar, 2002) hlm. 11

6

Ancok dan Suroso, Psikologi Islam: solusi atas problem-problem psikologi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008) hlm. 20

7

Abdul Hakim & Mubrok, Metodelogi Studi Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosadakarya Offset, 2004), hlm. 12

8

(30)

pelaksanaan ibadah, kaidah dan seberapa dalam penghayatan atas agama yang di anutnya. Bagi seorang muslim, religiusitas dapat diketahui dari seberapa jauh pengetahuan, keyakinan, pelaksanaan dan pengahayatan atas agama islam.

Ada bebarapa beberapa faktor yang mempengaruhi religiusitas, yaitu:

a. Pengaruh pendidikan atau pengajaran dan berbagai tekanan sosial (faktor sosial) yang mencakup semua pengaruh sosial dalam perkembangan sikap keagamaan, termasuk pendidikan orang tua, tradisi-tradisi sosial untuk menyesuaikan dengan berbagai pendapatan sikap yang disepakati oleh lingkungan.

b. Berbagai pengalaman yang dialami olehindividu dalam membentuk sikap keagamaan terutama pengalaman mengenai:

1) Keindahan, keselarasan dan kebaikan didunia lain (faktor alamiah)Adanya konflikmoral (faktor moral)

2) Pengalaman emosional keagamaan (faktor afektif)

c. Faktor-faktor yang seluruhnya atau sebagian yang timbul dari kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi, terutama kebutuhan-kebutuhan terhadap keamanan, cinta kasih, harga diri, dan ancaman kematian.9

2. Klub Motor

9

(31)

Klub adalah suatu perkumpulan kendaraan sepeda motor yang hanya terdiri dari satu jenis motor, artinya motor yang lain tidak boleh bergabung kedalam klub motor tersebut. Jadi klub merupakan sebuah perkumpulan yang terdiri dari satu varian atau satu jenis motor.10 Dan motor dalah sebuah kendaraan yang di pakai oleh seseorang untuk kebutuhannya seperti pergi untuk perjalanan jauh maupun dekat supaya lebih cepat mencapai tujuan yang di tuju. Pada era saat ini motor tidak hanya dipakai untuk kebutuhan akan tetapi banyak remaja saat ini, motor di pakai buat bergaya dengan merek motor, model motor ataupun kecepatan motor yang di sukainya. Jadi klub motor adalah sekumpulan orang mempunyai hobi yang sama yakni sesama pecinta motor akan tetapi dengan batasan merek motor yang dipakai atau di sukai oleh remaja.

Di Indonesia banyak berbagai kumupulan motor, yang di ketahui kumpulan motor di Indonesia adalah geng motor, klub motor dan komunitas motor. Dari berbagai kumpulan motor ada pengertian bebrapa kumpulan motor dan ciri-ciri dari kumpulan motor yakni :

a) Seperti yang pada umumnya di lihat oleh sebagian besar orang, geng motor di kenal sebagai kumpulan orang yang suka naik motor namun suka melanggar ketertiban jalan, oleh sebab itu geng motor sering dipandang oleh masyarakat sebagai kupulan motor yang anarkis, yang selalu

10

(32)

meresahkan masyarakat yang berada di sekitarnya. Oleh sebab itu geng motor lebih sering memiliki citra negatif karena ulah mereka sendiri yang suka berbuat keributan baik sesama geng motor ataupun dengan masyarakat umum.

cirri-ciri geng motor:

1. tidak memakai perlengkapan safety riding seperti helm, jacket, sarung tangan, dan sepatu

2. Membawa senjata, baik itu sajam (senjata tajam, entah itu mereka buat sendiri ataupun buatan pabrikan semacam parang, samurai, pisau lipat, maupun badik).

3. Muncul pada malam hari dan tanpa menyalakan lampu apapun. 4. Tidak ada kegiatan sosial.

5. Anggotanya berisikan para lelaki yang berpenampilan sangar, penjudi, pemabok, pembunuh, dan hobbinya merusak.

6. Kendaraan yang mereka gunakan hanyalah motor bodong, tanpa spion, sign kanan-kiri, lampu utama dan stop lamp. Motor dipaki berisik, mampu berlari kencang dan dapat digunakan untuk mencelakai orang lain.

(33)

varian atau jenis motor. Misalnya yang klub motor Honda CB maka yang boleh bergabung secara nyata adalah mereka yang punya motor Honda CB ataupun sejenisnya jadi motor yang lain tidak boleh masuk klub motor trsebut. Dalam organisasi klub motor trsebut ada aturan dan syarat yang harus di patuhi sebelum masuk klub motor tersebut.

Cirri-ciri Klub Motor :

1. Mengenakan perlengkapan berkendara sesuai dengan syarat safety riding yang telah disosialisasikan oleh pihak kepolisian.

2. Baik motor maupun pengendara atau pemiliknya sama-sama lengkap, dalam artian motor tidak bodong (lengkap surat-suratnya, seperti SIM, STNK dan BPKB). Modifikasi motornya pun tergolong safety dan nyaman.

3. Pada umumnya, sebuah club motor hanya terdiri dari satu merk motor dan atau satu tipe motor saja.

4. Memiliki tempat KOPDAR yang tetap dan berada di tengah keramaian, semisal di jalan protocol agar dapat dilihat khalayak luas. Selain itu juga agar dapat saling mengenal dengan sesama member club lain.

5. Melakukan touring secara terkoordinir dengan agenda yang jelas dan secara safety riding.

6. Sering melakukan kegiatan social semacam bakti social.

(34)

8. Memiliki tujuan dalam berkendara dengan peraturan yang jelas, tegas, sekalipun kadang tidak membebani member-membernya.

c) Terkadang susah ketika kita mencoba membedakan sebuah komunitas dan club motor. Memang, komunitas motor tidak jauh beda dengan club motor, sama-sama tidak melakukan kegiatan yang anarkis, rusuh, dan tawuran. Hanya saja, dari sisi safety riding, komunitas motor berbeda jelas dan lebih cenderung ke kegiatan touring atau memposisikan visi-misi atas kesepakatan membernya. Dan mereka tidak berpatokan pada satu merk pabrikan motor, dan atau tipe motor tertentu. Komunitas merupakan perkumpulan orang yang memiliki hobi yang sama, namun tidak terbatas pada satu jenis kendaraan saja artinya motor apapun bisa masuk untuk bergabung ke dalam komunitas.

Cirri-ciri Komunitas :

1. terdiri dari beberapa merk motor dan atau tipemotor, bebas dengan berbagai macam aliran.

2. Berdiri karena adanya kesatuan visi-misi yang terbentuk dalam suatu perkumpulan ornag-orang dalam satu kompleks, pabrikan, atau perusahaan dan intansi tertentu.

(35)

4. Ada persamaan dengan club motor dalam misi social karena sama-sama memiliki keinginan berbagi kepada sesama dalam kegiatan-kegiatan social dalam agenda mereka

5. Terkadang dalam barisan touring, mereka agak lambat karena banyaknya member atau karena efek modifikasi (seperti kondisi motor yang ceper, dll) 6. Dalam satu komunitas bisa juga terdiri dari beberapa club motor

7. Solidaritas adalah yang terutama, apapun motornya yang penting solid dan saling bekerjasama

8. Diklat member baru tidak anarkis, dan hanya sekedar pengenalan dalam komunitas tersebut dan sosialisasi akan peraturan yang berlaku dalam komunitas tersebut.

9. Member hanya sebatas komunitas, terbentuk karena seringnya ngumpul bareng dan berdasar keinginan untuk touring bareng, sehingga terbentuklah wadah untuk penyaluran hobby mereka.

10. Peraturan dan tujuannya jelas walaupun tidak membebani membernya.11

Dari bebagai macam pengertian mengenai kumpulan motor tersebut, seseorang bisa membdakan apa yang dimaksud geng motor, klub motor ataupun komunitas motor, dan juga sebagai perbandingan mana kelompok motor yang baik dan anarkis.

11

Taufiq, “Pebedaan geng motor,club motor dan komunitas motor.” Diakses pada tanggal 8

(36)

C. Kerangka Teoretik

Dalam penulisan ini penulis mencoba menganalisis teori interaksionalisme simbolik Herbert Mead tentang diri (Self). Menurut Mead pada dasarnya diri adalah kemampuan untuk menerima diri sendiri sebagai sebuah objek. Diri adalah kemampuan khusus untuk menjadikan subjek maupun objek. Diri mensyaratkan proses sosial, komunikasi antar manusia. Binatang dan bayi yang baru lahir tak mempunyai diri. Diri muncul dan berkembang melalui aktivitas dan antara hubungan sosial. Diri tidak terlibat dalam tindakan yang dilakukan karena kebiasaan.

Diri berhubungan secara dialektis dengan pikiran. Mead berpendapat bahwa tubuh bukanlah diri dan baru menjadi diri ketika pikiran telah berkembang. Diri adalah proses mental dan diri adalah proses sosial.12

Mekanisme umum perkembangan diri adalah refleksivitas atau kemampuan untuk menempatkan diri kita secara bawah sadar di tempat orang lain serta bertindak sebagaimana mereka bertindak. Akibatnya, orang mampu memeriksa diri mereka sendiri sebagaimana orang lain memeriksa diri mereka sendiri. Seperti yang dikatakan Mead :

Dengan cara merefleksikan, dengan mengembalikan pengalaman individu pada dirinya sendiri, keseluruhan proses sosial menghasilkan pengalaman individu yang terlibat di dalamnya; dengan cara demikian, individu bisa menerima sikap orang lain terhadap dirinya, individu secara sadar mampu

12

(37)

menyasuaikan dirinya sendiri terhadap proses sosial dan mampu mengubah proses yang di hasilkan dalam tindakan sosial tertentu dilihat dari sudut penyesuaian dirinya terhadap tindakan sosial itu.13

Dari hal tersebut yang diakatakan oleh Mead remaja yang berada di lingkungan dimana lingkungan tersebut mayoritas remaja menyukai sebuah motor klasik maka remaja yang lain akan menyesuaikan diri mereka untuk mengikuti kecintaan motor yang ada di lingkungan sekitar mereka. hal tersebut di karenakan tidakan sosial remaja dan tidakan tersebut di ikuti oleh remaja lain.

Mead sangat tertarik pada asal-usul diri. Ia melihat percakapan isyarat sebagai latarbelakan sebagai diri, karena dalam percakapan semacam itu tidak menyagkut dirinya sendiri sebagai objek. Mead menurut asal-usul diri melalui tahap dalam perkembangan masa anak-anak.

Tahap Bermain. Dalam tahap ini anak-anak mengambil sikap orang lain untuk

dijadikan sikapnya sendiri. Dalam tahap ini seorang anak bermain dengan peran-peran dari orang-orang yang dianggap paling penting olehnya. Misalnya anak laki-laki mungkin akan memainkan peran ayah anak wanita akan berperan sebagai ibu. Atau mereka juga dapat memainkan peran-peran lain di dalam masyarakat seperti guru, polisi, dan lain-lain. Dalam bermain ini, mereka coba mengambil peran orang lain. Meskipun ini hanya permainan. Tahap ini menjadi penting bagi perkembangan

13

(38)

anak karena melalui permainan itu, anak belajar untuk bertingkah laku sesuai degan harapan orang lain dalam status tertentu.

Tahap permainan. Dalam tahap ini, seorang anak terlibat dalam suatu tingkat

organisasi yang leboh tinggi. Para peserta dalam suatu pertandingan mampu menjalankan peran orang-orang yang berbeda secara serentak dan mengorganisasinya dalam suatu keseluruhan. Contohnya seprti seorang pemain bola yang sedang menggiring bola harus memperhitungkan posisi lawan, posisi kawan dan posisi dirinya sendiri sebelum ia memutuskan apa yang harus dibuat pada langkah berikutnya. Sementara itu, pemain yang sama itu harus juga memperhitungkan aturan-aturan umum tentang permainan bola kakisebelum ia bertindak pada langkah berikutnya. Dengan demikian maka dalam proses ini anak belajar sesuatu yang melibatkan orang banyak dan yang impersonal yaitu norma-norma.

Tahap bermain itu menghasilkan salah satu konsep terkenal Mead yakni the

generalized other (orang lain yang digeneralisir). Orang lain pada umumnya adalah

sikap seluruh komunitas. Kemampuan untuk memikirkan peran orang lain pada umumnya sangat mendasar bagi diri: “Baru ketika seseorang memasang sikap

(39)

Agar memiliki diri, orang harus menjadi anggota komunitas dan ia diarahkan oleh sikap yang sama dengan sikap komunitasnya. Kalau bermain hanya memerlukan diri yang terpilah-pilah, maka permainan memerlukan diri yang koheren.

Salah satu diskusi Mead yang paling penting tentangg diri adalah pembedaan antara I dan Me. Diri sebagai obyek dan subyek. Diri sebagai subyek di tunjukkan dengan I dan diri sebagai obyek di tunjukkan dengan Me.

Diantara I dan Me Mead sangat menekankan I karena empat alasan : 1. I adalah sumber utama sesuatu yang baru dalam proses sosial. 2. Mead yakin, di dalam “I” itulah nilai terpenting kita ditempatkan.

3. “I” merupakan sesuatu yang kita semua cari, perwujudan diri. I lah yang memungkinkan kita mengembangkan “kepribadian defintif”

4. Mead melihat suatu proses evolusioner dalam sejarah di mana manusia dalam masyarakat primitif lebih di dominasi oleh “me”, sedangkan dalam masyarakat modern komponen “I”nya lebih besar.

“I” bereaksi terhadap “me” yang merupakan serangkain sikap terorganisasi dari orang lain yang ia ambil menjadi sikapnya sendiri. Dengan kata lain, “me” adalah penerimaan orang lain yang pada umumnya. Berbeda dengan “I” orang menyadari “me”;”me” meliputi kesadaran tentang tanggung jawab. Seperti dikatakan Mead, “me” adalah individu biasa, konvensional. Konformis ditetukan oleh “me” yang kuat. Melalui “me”-lah masyarakat menguasai individu.

Mead melihat “I” dan “me” menurut pandangan paragmatis. “Me”

(40)

memungkinkan terjadinya perubahan masyarakat. Msyarakat mempunyai kemampuan menyesuaikan diri yang memungkinkannya berfungsi dan terus msnerus mendapatkan masukan baru untuk mencegah terjadinya stagnasi. “I” dan “me” dengan demikian adalah bagian dari keseluruhan proses sosial dan memungkinkan, baik individu maupun masyarakat, berfungsi secara lebih efektif. 14

Teori “I” dan “Me” ini digunakan penulis untuk melihat proses terbentuknya

Religiusitas pada komunitas klub motor. Apakah faktor “I” yang lebih dominan ataukah faktor “me” yang lebih dominan.

14

(41)

BAB III

METODE PENULISAN

A. Jenis Penilitian

Dalam pendekatan penulisan ini berbentuk kualitatif. Yang artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainnya. Sehingga yang menjadi tujuan dari penulisan kualitatif ini adalah ingin menggambarkan realita empirik di balik fenomena secara mendalam, rinci dan tuntas.

Menurut Taylor dan Bogdan Penulisan kualitatif dapat diartikan sebagai penulisan yang menghasilkan data deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun tertulis, dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang diteliti.1 Penulis buku penulisan kualitatif Denzin dan Lincoln juga menyatakan bahwa penulisan kualitatif adalah penulisan yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Dari segi pengertian ini, para penulis masih tetap mempersoalkan latar alamiah dengan maksud agar hasilnya dapat digunakan untuk menafsirkan fenomena dan yang dimanfaatkan untuk penulisan kualitatif adalah berbagai macam metode penulisan.

1

(42)

Dalam penulisan kualitatif metode yang biasanya dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan dokumen.2

Penggunaan pendekatan ini didasarkan atas tiga pertimbangan, yaitu:

Pertama, Pertimbangan teoritis, bahwa dalam penulisan ini penulis menggunakan teori Interaksionisme Simbolik , karena sesuai dengan permasalahan yang ada.

Kedua, pertimbangan praktis, bahwa pendekatan kualitatif akan lebih mempermudah penulis dalam melakukan penulisan, dimana penulis yang juga sebagai remaja di desa Menganti sehingga bisa mengetahui langsung dengan klub motor yang berada di desa Menganti.

Ketiga, pendekatan kualitatif lebih menekankan pada usaha menjawab pertanyaan penulisan, sebagaimana tertulis dalam rumusan masalah, dengan cara berfikir formal dan argumentatif3.

Jenis penulisan ini adalah jenis penulisan deskriptif. yakni suatu metode dalam meneliti suatu objek, suatu set objek, suatu sistem pemikiran pada masa sekarang. Tujuan dari penulisan deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta

2

Lexy J. Moleong, Metodologi Penulisan Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014), hlm. 5.

3

(43)

hubungan antar fenomena yang diselidiki. Penulisan deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tatacara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.4

Penulis mengunakan jenis penulisan kualitatif karena ada pertimbangan :

Pertama, jenis penulisan deskriptif merupakan bagian dari karakteristik pendekatan kualitatif. Dalam penulisan kualitatif dibutuhkan deskriptif dengan kata-kata atau gambar, dan bukan data yang berupa angka-angka.

Kedua, relevansi penulisan deskriptif dengan obyek penulisan, yakni karakteristik latar belakang masyarakat dan sistem sosial dalam klub Motor di desa Menganti Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik. Jenis penulisan ini diharapkan dapat menggambarkan fakta-fakta yang akurat sesuai dengan fenomena sosial yang ada.

4

(44)

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Adapun paparan mengenai lokasi penelitian dan waktu penelitian :

a. Lokasi Penelitian

Lokasi penulisan ini difokuskan di desa Menganti Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik. Adapun batas-batas wilayah Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik dengan batasan-batasan wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara : Desa wonokoyo

b. Sebelah Selatan : Desa Jangkung

c. Sebelah Barat : Desa Bringkang

d. Sebelah Timur : Desa Sidomulyo

Alasan di pilihnya wilayah desa Menganti karena desa Menganti di jadikan tempat berkumpulnya atau bescamp klub Motor CB MENTOS (Mengnati Top Speed).

b. Waktu Penulisan

(45)

C. Pemilihan Subyek Penulisan

Subjek dan informan dalam penulisan ini adalah seseorang yang mngikuti klub motor CB MENTOS yang berada di wilayah desa Menganti, dengan berbagai macam profesi dan latar belakang di Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik. Subyek penulisan yang dipilih oleh penulis sebagai informan guna melengkapi data-data lapangan ialah sebagai berikut.

5 Armand Anggota karyawan pabrik Menganti

6 Ferdi Anggota karyawan karoke Menganti

(46)

D. Tahap-Tahap Penelitian

Tahap penulisan secara umum terdiri dari tahap pralapangan, tahap pekerjaan lapangan, dan tahap analisis data.

 Tahap Pra-Lapangan

Ada tujuh tahap kegiatan yang harus dilakukan oleh penulis dalam tahapan ini, yaitu: menyusun rancangan penulisan, memilih lapangan penulisan, mengurus perizinan, menjajaki dan menilai lapangan, memilih dan memanfaatkan informan, menyiapkan perlengkapan penulisan, persoalan etika penulisan.

 Tahap Pekerjaan Lapangan

Di tahap pekerjaan lapangan di bagi atas tiga bagian, yaitu: memahami latar penulisan dan persiapan diri, memasuki lapangan, dan berperan serta sambil mengumpulkan data.

 Tahap Analisa Data

(47)

E. Teknik Pengumpulan Data

Penulisan kualitatif manusia menjadi instrumen dalam penulisan. Ciri khas penulisan ini tidak dapat dipisahkan dari pengamatan berperan serta. Maka penulis dalam menggali sejumlah data penulisan ini menggunakan beberapa tehnik pengumpulan data.

a. Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuisioner. Kalau wawancara dan kuisioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.

Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan,

Teknik penguimpulan data dengan observasi digunakan bila, penulisan berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.

(48)

observation, selanjutnya dari segi instrumentasi yang digunakan, maka observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak terstruktur.5

b. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila penulis ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila penulis ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennhya sedikit/kecil.

Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh penliti dalam menggunakan metode interview dan juga kuisioner (angket) adalah sebagai berikut.

1. bahwa subyek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri. 2. bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada penulis adalah benar dan dapat dipercaya.

3. bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan penulis kepadanya adalah sama dengan apa nyang dimaksudkan oleh penulis.

Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun menggunakan telepon.6

5

Sugiyono, Metode Penulisan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 145

6

(49)

c. Dokumentasi

Yakni pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Setelah dokumen itu diperoleh maka penulis akan melakukan kajian isi terhadap dokumen-dokumen tersebut. Kajian isi yang dimaksudkan disini, sebagaimana pendapat Weber, adalah metodologi penulisan yang memanfaatkan seperangkat prosedur untuk menarik kesimpulan yang dari sebuah buku atau dokumen.

F. Tehnik Analisis Data

Setelah penulis mengumpulkan sejumlah data yang terkait dengan religiusitas komubitas klub motor di desa Menganti Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik, maka segera penulis menganalisis data-data tersebut. Sedangkan tehnik analisis data yang akan digunakan penulis adalah tehnik analisis unvariant, yaitu uraian deskriptif tentang latar belakang subyek dan variabel yang diteliti dengan penyajian frekuensi, tabel, tabel silang, grafis dan sebagainya.

Penulis akan melakukan langkah-langkah sebagai berikut dalam menganalisis sejumlah data.

1. Reduksi data, yakni dengan jalan membuat abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman inti proses dan pertanyaan-pertanyaan perlu dijaga sehingga tetap di dalamnya.

(50)

data tabel dan tabel silang. . Hal ini dilakukan untuk sistematisasi data-data yang tertumpuk-tumpuk.

3. Pengambilan keputusan dan verifikasi. Dalam mengambil keputusan ini penulis berusaha mencari pola, tema, hubungan, persamaan, hipotesis dan sebagainya. Jadi, sebelum mengambil keputusan penulis menyusun seluruh data dalam satuan-satuan. Satuan-satuan data itu kemudian dikategorisasikan pada langkah berikutnya. Kategorisasi itu dilakukan dengan sambil menbuat koding. Setelah itu barulah penulis mengadakan pemeriksaan keabsahan data guna diambil suatu kesimpulan.7

G. Tehnik Pemeriksaan Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan konsep penting dalam penulisan. Penulisan ini benar-benar dapat dipertanggung jawabkan dari segala sisi jika penulis melaksanakan pemeriksaan terhadap keabsahan data secara cermat dengan tehnik yang akan diuraikan dalam subbab ini. Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan tehnik pemeriksaan yang didasarkan atas empat kriteria, yaitu derajat kepercayaan

(credibility) keterahlian (transferability), kebergantungan (dependability) dan

kepastian(confirmability).8

7

Ibid. hlm. 247-253.

8

(51)

BAB IV

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA

A. Masyarakat di desa Menganti Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik

(52)

Mengetahui keterangan atau penjelasan tentang suatu tempat atau daerah yang dijadikan sebagai objek penulisan sangatlah penting, agar penulis dan pembaca menegetahui keadaan sosial kemasyarakatan yang ada di tempat tersebut. Manfaat lain dari keterangan objek penulisan atau deskripsi obyek penulisan digunakan untuk membantu menjelaskan berbagai hal yang berkaitan dengan masyarakat yang menempatinya. Mulai dari keadaan geografis, demografi, perekonomian, keagamaan dan lain sebagainya.

selajutnya penulis, menuliskan informasi secara umum tentang keadaan lingkungan sosial kemasyarakatan daerah yang menjadi obyek penulisan, yaitu desa Menganti, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik. Berikut ini adalah ketarangan yang diperoleh berdasarkan data dari balai desa Mengati.

1. Letak Geografis

(53)

Tabel 4.1

Batas wilayah kecamatan Menganti

NO Batas Wilayah Nama tempat/ Wilayah

1 Utara Kecamatan Cerme

2 Selatan Kecmatan Driorejo

3 Barat Kecamatan Kedamean

4 Timur Kota Surabaya

Sumber: Monografi desa Mengenganti tahun 2016

Kecamatan Menganti mempunyai banyak desa dimana mayoritas masyarakat atau penduduknya bekerja sebagai petani padi dan pengusaha ayam. Menganti terdiri dari 22 desa, dan desa Mneganti termasuk dalam Kecamatan Menganti. Dahulu desa Menganti dikenal dengan industri anyaman rotan berupa keranjang, kursi, meja dan berbagai macam souvenir, akan tetapi dengan berkembanya zaman, kerajinan tersebut hilang begitu saja tidak adanya yang meneruskan, sehingga tidak ada lagi penegerajin anyaman di desa Menganti. Desa Menganti juga banyak bangunan komplek perumhan, yang dikenal daerah perumhan yang harganya relative terjangkau untuk masyarakat menengah ke bawah. Karena memang di Kecamatan Menganti banyak berdiri kompleks perumahan, yang letaknya strategis karena berbatasan langsung dengan wilayah Kota Surabaya.

(54)

Di tinjau dari akses jalan, desa Menganti memiliki akses jalan yang cukup luas dan keadaan jalannya pun bagus. Di wilayah desa Menganti tidak ada bangunan-bangunan gedung yang besar hanya di padati rumah-rumah masyarakat, bangunan sekolah dan rumah sakitpun tidak semegah seperti bangunan di kota, bangunan di desa melebar bukan meninggi, seperti halnya sekolah, bangunan sekolah di desa tidak menjulang tinggi sperti di kota, akan tetapi meluas dan melebar dan juga rumah sakit hanya sekedar bangunan rumah sakit yang tidak besar, desa Menganti tidak mempunyai rumah sakit, akan tetepi klinik pengobatan ataupun puskemas. Namun di sepanjang jalan wilayah Menganti sudah tidak banyak di tumbuhi pepohonan yang berfungsi untuk merendam cuaca panas. Desa Menganti juga bedekatan dengan pabrik industri yang terletak di sebalah barat desa Menganti, adanya pabrik industri membuat cuaca di desa menganti sangantlah panas saat siang hari, suhu panas di desa Menganti kurang lebih 33ºC.

2. Kondisi Demografis

(55)

Tabel 4.2

Penduduk menurut jenis kelamin

NO Jenis Kelamin Jumlah

1 Laki-laki 4732

2 Perempuan 4592

Sumber: Monografi desa Mengenganti tahun 2016

Jumlah penduduk di desa Mneganti adalah 9.324. Berdasarkan jenis kelamin jumlah penduduk di desa Menganti didominasi oleh jenis kelamin laki-laki.

Tabel 4.3

Penduduk menurut agama

NO Agama Jumlah

1 Islam 8959

2 Kristen 290

3 Katholik 60

4 Hindu -

5 Budha 15

6 Konghuchu -

Sumber: Monografi desa Menganti tahun 2016

(56)

3. Sosial Masyarakat

Keadaan sosial masyarakat di desa Menganti sangatlah bergam, di lihat dari pergaulan sehari-hari, masyarakat desa Menganti sangatlah rukun dan tidak ada masalah ataupun keributan. Kadaan suasana di desa Menganti termasuk ramai, hal tersebut di karenakan letak desa Menganti yang berdekatan dengan pasar. Kerukunan masyarakat desa Menganti bisa dilihat pada saat ada kegiatan acara hajatan sunatan, menikah dan lain sebagainya seorang tetangga di desa Menganti, yang berdekatan dengan rumah orang yang mempunyai hajat ikut serta untuk saling membantu tetangganya, selain hajatan warga desa menganti juga saling bergotong royong untuk membangun desanya lebih baik, lebih indah dan aman. serta pada saat sore hari masih dan banyak warga desa menganti berkumpul di depan rumah. Dengan hal tersebut bisa menjalin rasa kerukunan dan kekeluargaan antar sesama warga masyarakat. Meski status sosial masyarkat yang berbeda, warga desa Menganti tidak membeda-bedakan status sosial seseorang. Sikap sosial remaja di desa Menganti pun sangat baik, remaja di desa Menganti banyak yang bersikap sopan santun terhadap orang yang lebih tua, mereka sangat menghormati orang tua, meski tidak semua remaja desa Menganti tidak seperti itu akan tetapi mayoritas remaja desa menganti di pandang baik di desa lainnya.

2. Sosial Keagamaan

(57)

dengan masyarakat desa Menganti yang mengantu keyakinan agamanya masing-masing, dari 6 (enam) agamaan yang resmi ada 2 (dua) agama yang tidak ada penganutnya di desa Menganti, yakni hindu dan konghuchu. Akan tetapi mayoritas masyarakat desa Menganti menganut agama islam.

Perbedaan keyakinan tidak menjadi halangan untuk kehidupan sehari-hari masyarakat desa Menganti, karena meski masih ada perbedaan agama di desa Menganti selama ini tidak pernah ada konflik karena perbedaan keyakinan. Desa Menganti memiliki bebrapa tempat ibadah, akan tetapi hanya ada masjid dan musholah untuk agama islam, untuk agama Kristen, katholik, hindu, budha tidak ada tempat ibadahnya di wilayah desa menganti.

Selain tempat ibadah, di desa Menganti mempunyai lembaga yang terbentuk. Hal ini di bentuk oleh warga desa Mneganti untuk memperkuat agama yang di anut. Akan tetapi di desa Menganti hanya ada lembaga agama islam saja selain itu tidak ada lembaga yang tebentuk selain agama islam. Hal tersebut di karenakan mayoritas penduduk desa Menganti menganut agama Islam.

3. Perekonomian

(58)

Tidak hanya berdagang di pasar banyak warga desa menganti juga berdagang di rumah seperti berdagang nasi, toko sembako, dan juga mebuka warung WIFI yang digunakan anak remaja untuk nongkrong bareng bersama temen-temnnya.

Karena letak desa yang sangat strategis pereknomian warga desa Menagnti sangatlah stabil. Karena itu warga desa Menganti tidak perlu merantau kekota untuk mecari peluang kerja. Seperti kebanyakan desa yang mernatau kekota hanya untuk mengancari pekerjaan.

4. Pendidikan

(59)

a. Sejarah Masuknya Sepeda Motor di Indonesia

Sepeda motor di Indonesia pertama kali dimiliki oleh seorang berkebangsaan Inggris bernama John C. Potter pada tahun 1893. Sehari-hari J.C. Potter bekerja sebagai Masinis Pertama di pabrik gula Oemboel (baca: Umbul) Probolinggo, Jawa Timur. J.C. Potter juga dikenal sebagai penjual mobil yang mendapat kepercayaan Sunan Solo untuk mengurusi pengiriman mobil pertamanya dari Eropa.

Dalam buku Krèta Sètan (de duivelswagen) dikisahkan bagaimana John C. Potter memesan sendiri sepeda motor itu ke pabriknya, Hildebrand und Wolfmüller, di Muenchen, Jerman.

Sepeda motor itu tiba pada tahun 1893, satu tahun sebelum mobil pertama milik Sunan Solo (merk Benz tipe Carl Benz) tiba di Indonesia. Hal itu menjadikan J.C. Potter sebagai orang pertama di Indonesia yang menggunakan kendaraan bermotor. Selain itu, ada hal yang menarik apabila kita mengamati tahun kedatangan sepeda motor tersebut.

(60)

ketika sepeda motor komersial pertama di dunia ternyata langsung dikirim ke Indonesia pada tahun pertama pembuatannya. Terlebih lagi, baru dua tahun kemudian sepeda motor komersial pertama tersebut masuk Amerika Serikat. Jadi, sepeda motor yang pertama kali masuk Indonesia merupakan sepeda motor pertama di dunia juga.

Sepeda motor ini tidak menggunakan rantai dan roda belakang digerakkan langsung oleh kruk as (crankshaft). Meski berusia ratusan tahun, ternyata motor komersial pertama di dunia ini sudah mengusung teknologi yang sampai saat ini masih dipakai diantaranya adalah twin-silinder horizontal, 4 valve, berpendingin air, dan berkapasitas mesin besar yaitu 1.500 cc dengan bahan bakar bensin atau nafta. Namun, meski bermesin besar tetapi tenaga kuda yang dihasilkan hanya 2,5HP saja pada 240rpm. Selain itu, sepeda motor ini belum menggunakan persneling, belum menggunakan magnet, belum menggunakan aki (accu), belum menggunakan koil, dan belum menggunakan kabel listrik. Diperlukan waktu sekitar 20 menit untuk menghidupkan dan mestabilkan mesinnya.

(61)

Tantular di Sidoarjo dengan nomer inventaris 10.81 kategori IPTEK namun memberikan deskripsi yang berbeda, yaitu sebagai sepeda motor uap merk Daimler.

Pada 1899, di negeri ini juga sudah hadir sepeda motor listrik beroda tiga yang menggunakan tenaga baterai, yang bernama De Dion Bouton Tricycle buatan Perancis. Sepeda motor listrik beroda tiga itu juga digunakan untuk menarik wagon penumpang. Sepeda motor De Dion Bouton cukup terkenal di masanya. Sepeda motor lain terlihat pada tahun 1902 yang juga digunakan untuk menarik wagon yaitu sepeda motor Minerva buatan Belgia. Mesin Minerva saat itu juga dipesan dan digunakan pada merk motor lain sebelum bisa membuat mesin sendiri, diantaranya adalah Ariel Motorcycles di Inggris.

(62)

perusahaan yang tercatat menyediakan suku-suku cadang motor dan mobil (juga mengurus pesanan mobil-mobil Eropa maupun Amerika).

Pada tahun 1950, ribuan motor BMW masuk ke Indonesia dengan dua cara, yaitu lewat jalur pemerintah (hanya perwira yang diizinkan) dan lewat jalur swasta dengan membangun tempat pameran dan pemesanan. Di Bandung saat itu ada dua, yaitu NV Spemotri yang gedungnya saat ini menjadi Bank Niaga di Dago, dan CV Dennbarr di Simpang Lima Bandung. Yang paling banyak masuk Indonesia adalah BMW satu silinder 249 cc, yaitu R25, R26, dan R27. BMW menjadi semacam kendaraan resmi pembuka jalan acara kenegaraan seperti ketika mengawal masuknya bendera Merah Putih ke Bandung tanggal 28 September 1961. Varian langka BMW R51/2 500 cc keluaran 1952 diyakini hanya ada dua di Indonesia. Pada awal tahun 1960-an, skuter Vespa masuk Indonesia disusul dengan skuter Lambretta pada akhir tahun 1960-an. Pada masa itu, masuk pula sepeda motor asal Jepang, Honda, Suzuki, Yamaha, dan belakangan juga Kawasaki. Pada akhirnya, bagaimanapun, seperti juga terjadi di seluruh dunia, motor (mobil) Jepang akhirnya merajai pasar otomotif dunia.1

b. Kelompok Motor di Indonesia

Dari awal masuknya motor pertama ke Indonesia sampai saat ini banyak masyarakat Indonesia menggunakan kendaraan bermotor, sehingga banyak

1

Sugeng, “Sejarah Asal Mula Sepeda Motor di Indonesia.” Diakses pada tanggal 7 Mei 2013.

(63)

komunitas, klub motor ang eng motor. Awal mula terbentuknya kumpulan motor karena adanya geng motor yang banyak di kenal orang sebagai kumpulan motor yang berbahaya yang selalu membuat onar.

Awal masuknya gang motor di Indonesia adalah geng motor yang berada di bandung, Ada empat geng motor yang paling besar di Bandung yakni Moonraker , Grab on Road (GBR), Exalt to Coitus (XTC) dan Brigade Seven (Brigez). Keempat geng itu sama- sama eksis dan memiliki anggota di atas 1000 orang.

a. Moonraker. Inilah konon ruh dari semua geng motor di Bandung. Moonraker lahir pada tahun 1978. Sel-sel komunitas ini, dirajut oleh tujuh orang pemuda yang sama-sama hobi balap.

Nama “Moonraker” diambil dari salah satu judul film James Bond yang

kondang ketika itu. Awalnya mereka mengusung bendera berwarna putih-biru-merah dengan gambar palu arit di tengahnya. Namun, karena pemerintah Indonesia saat itu melarang ideologi tertentu yang identik komunisme (yang bersimbolkan palu arit), mereka lalu mengganti bendera kebanggaannya dengan warna merah-putih-biru, bergambar kelelawar. Gambar ini mereka

adopsi dari lambang “Hell Angel”, sebuah kelompok motor di Amerika

(64)

“Panglima Perang” mungkin terdengar unik dalam sebuah organisasi pencinta

motor. Istilah ini biasanya digunakan oleh lembaga keamanan atau kelompok bersenjata. Di Moonraker sendiri, Panglima Perang bertugas mengkoordinir anggota pada saat terjadi tawuran, atau sebagai pembuat keputusan pada saat terjadi bentrok dengan kelompok lain. Jika ada keputusan perang, informasi menyebar ke seluruh anggota paling lama dalam waktu 24 jam.

Bagi para pembangkang yang melanggar tata tertib organisasi, sudah disiapkan

tempat yang mereka sebut dengan nama “Sel 13,” semacam mahkamah

pengadilan. Tempat ini paling dihindari oleh semua anggota. Jangan mengharap sebuah proses hukum layaknya sebuah lembaga pengadilan. Di sini para pembangkang itu akan mendapat penyiksaan dari senior-seniornya.

b. XTC atau Exalt To Coitus lahir pada tahun 1982 oleh 7 orang pemuda. Belakangan nama itu diganti menjadi Exalt To Creativity, karena nama semula agak berbau porno. Mereka membawa bendera berwarna paling atas putih-biru muda-biru Tua. Di tengahnya ada gambar lebah yang melambangkan solidaritas antar anggota. Bila salah satu di antara mereka ada yang diserang, maka yang lainnya akan membela.

(65)

Anggota XTC, banyak anak-anak dari lingkungan TNI atau Polisi. Tak heran, jika terjadi perang senjata api banyak beredar. Geng motor identik dengan kekerasan itu karena aparat yang menciptakan. Geng motor memang sering main gebuk sembarangan. Geng motor memang sering merampas motor milik geng lain saat bentrok, istilahnya rampasan perang. Tapi motor itu langsung di bakar, tidak dijual atau dimiliki oleh salah satu dari geng motor tersebut,” kata

Iskandar. “Mungkin bagi polisi tindakan itu termasuk kriminal, tapi menurut

geng motor bukan.

c. Brigez lahir di SMUN 7 Bandung, sesuai dengan namanya Brigade Seven. Sejak masih embrio pada tahun 80-an geng ini merupakan rival terberat XTC. Awal terbentuknya tak lebih dari hanya sekadar kumpul-kumpul biasa. “Kami hanya ingin bebas menjalankan motor, tidak pakai helm, tidak pakai lampu apalagi rambu-rambu,” kata Ilmanul, salah satu pendiri Brigez. Dulu geng ini hanya beranggotakan tidak lebih dari 50 motor. Kini pengikutnya mencapai ribuan motor dan tersebar di berbagai daerah di Jawa Barat. Sistem pengorganisasiannya tidak jelas. Tidak ada pengurus, hanya ada ketua yang bertugas mengkoordinir saja.

(66)

Berbeda dengan XTC, Brigez identik dengan sikap anti birokrasi. Mereka menolak bersimbiosis dengan lembaga plat merah atau ormas bentukan kelompok politik tertentu. Menurut Ilmanul, lamaran dari Ormas Pemuda Pancasila untuk bergabung, ditolaknya mentah-mentah. Kalau pun ada anggotanya yang menjadi kader partai, itu lebih bersifat individu dan tidak membawa bendera Brigez. Bersamaan dengan Brigez, muncul pula Grab on Road (GBR). Yang berbeda, geng ini dilahirkan di lingkungan SMPN 2 Bandung. Mereka tak rikuh kebut-kebutan, sekalipun banyak yang belum pegang surat ijin mengemudi.

Kelompok ini mengidentifikasi diri dengan segala sesuatu berbau Jerman, paling tidak warna benderanya hitam-merah-kuning (urutan dari atas ke bawah). Meski lahir di SMPN 2 Bandung, anggota GBR beragam. Bukan hanya siswa atau alumni sekoah itu saja, tapi kalangan umum lain.

Supiana, Pebina Urusan Kesiswaan SMPN 2 Bandung, menolak sekolahnya

diidentikan dengan geng. “Tidak ada fakta bahwa GBR berdiri di SMPN 2,”

ujarnya. Namun ia membenarkan halaman sekolahnya dijadikan tempat bergerombol pada sekitar tahun 80-an.

(67)

d. Bersamaan dengan Brigez, muncul pula Grab on Road (GBR). Ada inisiasi lain untuk menjadi anggota senior, misalkan. Ia tidak cukup dengan berapa lama dia bergabung di geng itu, tapi butuh pembuktian bahwa orang itu berani melakukan hal yang paling beresiko sekalipun. Semakin tinggi resiko yang dia ambil, semakin tinggi pula penghormatan atas dirinya Senior adalah kedudukan penting bagi geng. Seorang senior mempunyai keleluasaan dalam hal apapun. Ia juga mempunyai hak menentukan keputusan terhadap para junior. Kedudukan senior bahkan lebih tinggi di atas ketua geng. Senior bisa memutuskan salah atau benar dan menghukum junior dengan caranya sendiri.2

Perlu dibedakan antara geng motor dengan klub Motor. Geng motor adalah kumpulan orang-orang pecinta motor yang doyan kebut-kebutan, tanpa membedakan jenis motor yang dikendarai. Sedangkan klub Motor biasanya mengusung merek tertentu atau spesifikasi jenis motor tertentu dengan perangkat organisasi formal, seperti HDC (Harley Davidson Club), Scooter (kelompok pecinta Vespa), kelompok Honda, kelompok Suzuki, Tiger, Mio.3

Klub motor dan komunitas motor hampir sama hanya saja klub motor kumpulan pencinta motor dengan terbatas satu varian motor (merek motor) sedangkan komunitas itu suatu kumpulan motor atau suatu kumpulan dengan hobi

2

Isfandi MD & Iwan Rasta, OUTSIDERS Kisah Para Penunggang Motor, (Tangerang : PT Kaurama Buana Antara, 2015), hlm. 61-68

3

(68)

yang sama dengan tidak dibatasi oleh satu varian motor, seperti seseorang yang hobi taouring keluar kota maka yang ada di dalam komunitas tersebut adalah semua orang yang mempunyai hobi touring.

Seperti yang sudah di jelaskan sebelumnya komunitas dan klub terbentuk karena adanya kesamaan hobi atau kecintaan terhadap suatu barang yang sama, dengan adanya rasa kecintaan terhadap suatu barang yang sama dan hobi yang sama maka terbentuklah sebuah perkumpulan yang mengatas namakan komunitas dan klub. Komunitas dan klub tidak jauh beda di dalam keorganisasiannya dan kegiatan-kegiatannya, dalam kegiatan komunitas dan klub banyak yang membawa dampak positif terhadap orang yang ada di sekitarnya. Dalam komunitas ataupun klub biasanya ada atribut-atribut yang digunakan sebagai simbol adanya komunitas dan klub, dengan adanya atribut-atribut seseorang bisa dengan mudah mengenali bahwa itu adalah komunitas ataupun klub yang telah di ikuti.

c.Berdirinya Klub CB di Idonesia

Di tengah gencarnya peluncuran motor baru, ternyata eksistensi Honda CB tidak hilang disapu jaman. Bahkan semangat eksklusifnya tetap terjaga. Padahal motor ini sendiri sudah stop produksi 27 tahun lalu. Di Indonesia, produksi Honda

CB berlangsung selama 10 tahun, dari 1971 hingga tahun 1981. “Pada jamannya

Gambar

Tabel 4.1 Batas Wilayah DesaMenganti .....................................................
Tabel 3.1 Tabel data Informan
Tabel 4.1
Tabel 4.3 Penduduk menurut agama
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini ialah mengetahui silabus yang digunakan untuk mengajar vokal klasik baik SMK N2 Kasihan juga jurusan musik ISI Yogyakarta, persiapan pengajar

Sementara rekapitulasi hasil penilaian tingkat kesehatan koperasi menggunakan rasio kecukupan modal di KSPS BMT Logam Mulia selama tahun 2012 dari bulan Januari

Dari hasil penelitian tentang Analisis Sikap Konsumen terhadap Atribut Produk Minuman Isotonik Merek Mizone di Kota Pekanbaru maka dapat diambil kesimpulan sebagai

Dari hasil analisis wawancara, ditemukan bahwa teks-teks yang ditulis oleh guru PPL mencerminkan pencapaian dari sudut pandang kategori profesional prestasi dari

Kegiat an Koordinasi Kegiat an Pengembangan Tanaman Tahunan Unt uk Fasilit asi Ident if ikasi Pendayagunaan Sumber Daya Tahun 2014 di Pusat dibiayai melalui DIPA Direkt orat

Premature ventricular contractions (PVCs) are early depolarizations begin in the ventricle instead of sinus node.1 Based on their frequency and occurrence, PVCs can be divided

Fungsi penggunaan bahasa gaul bahasa Mandarin dalam media sosial WeChat periode Agustus s.d Oktober 2015 yang peneliti temukan adalah fungsi ekspresi atau emotif,

Dari sisi pengeluaran disebabkan oleh Komponen Ekspor Luar Negeri yang memberikan andil sebesar 1,01 persen dan Komponen Konsumsi Rumahtangga dengan andil sebesar 0,94