PENGARUH SISTEM REKRUTMEN TERHADAP
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN
DENGAN PELATIHAN DAN PENANAMAN NILAI SPIRITUAL
SEBAGAI VARIABEL MODERATOR
DI UNIT
RETAIL
SYARIAH KOPONTREN HIDAYATULLOH
AS SAKINAH KEPUTIH SURABAYA
SKRIPSI
OLEH:
NANIK NUR BAITI
NIM: C04212071
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
SURABAYA
ABSTRAK
Skripsi yang berjudul “Pengaruh Sistem Rekrutmen terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Karyawan dengan Pelatihan dan Penanaman Nilai Spiritual
Sebagai Variabel Moderator di Unit Retail Syariah Kopontren Hidayatulloh As
Sakinah Keputih Surabaya” ini merupakan penelitian yang bertujuan mengetahui apakah terdapat pengaruh antara sistem rekrutmen terhadap produktivitas kerja
karyawan di Unit Retail Syariah Kopontren Hidayatullah As Sakinah Keputih
Surabaya, apakah terdapat pengaruh antara pelatihan terhadap produktivitas
kerja karyawan di Unit Retail Syariah Kopontren Hidayatullah As Sakinah
Keputih Surabaya, apakah terdapat pengaruh antara penanaman nilai spiritual
terhadap produktivitas kerja karyawan di Unit Retail Syariah Kopontren
Hidayatullah As Sakinah Keputih Surabaya, apakah pelatihan memoderasi hubungan antara sistem rekrutmen dan produktivitas kerja karyawan di Unit Retail Syariah Kopontren Hidayatullah As Sakinah Keputih Surabaya dan apakah pelatihan memoderasi hubungan antara sistem rekrutmen dan produktivitas kerja karyawan di Unit Retail Syariah Kopontren Hidayatullah As Sakinah Keputih Surabaya.
Metode penelitian yang diguanakan adalah kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, wawancara, observasi lapangan dan dokumentasi. Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan yang memenuhi kriteria responden, yaitu berjumlah 62 orang, namun data yang terkumpul dan layak uji hanya 79% dari jumlah sampel seluruhnya yaitu 49 orang karyawan. Untuk menganalisis data yang terkumpul, peneliti menggunakan uji hipotesis
regresi linier berganda, uji t dan uji variabel moderator menggunakan Moderate
Regression Analysis dengan pendekatan uji residual.
Hasil pengujian data penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh secara parsial antara sistem rekrutmen dan pelatihan terhadap
produktivitas kerja karyawan.Untuk sistem rekrutmen (X1), diperoleh thitung
((0.185 ttabel (2.014) dengan signifikasi 0.854 0.05 dan pada variabel
pelatihan (X2) diperoleh nilai thitung (1.276) nilai ttabel (2.014) dengan
signifikansi 0.209 0.05. Sementara pengujian pada penanaman nilai spiritual
(X3) diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara
penanaman nilai spiritual terhadap produktivitas kerja karyawan dengan nilai thitung (4.350) nilai ttabel (2.014) dan signifikasi 0.000 0.05. dan pada variabel penlatihan dan penanaman nilai spiritual sebagai variabel moderator didapatkan hasil bahwa kedua-duanya bukan merupakan variabel moderator, dimana tingkat signifikasi yang dihasilkan lebih dari 0.05, yaitu 0.119 dan 0.262.
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM ………... i
PERNYATAAN KEASLIAN ………. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ………... iii
PENGESAHAN ……….. iv
DAFTAR TRANSLITERASI ……….. xiv
BAB I PENDAHULUAN ………. 1
A. Latar Belakang Masalah ……… 1
B. Rumusan Masalah ……… 7
C. Tujuan Penelitian ……….. 8
D. Kegunaan Hasil Penelitian ……… 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ……….. 10
A. Landasan Teori ………. 10
B. Penelitian Terdahulu yang Relevan ………. 31
C. Kerangka Konseptual ……… 36
D. Hipotesis ……… 38
BAB III METODE PENELITIAN ………... 38
A. Jenis Penelitian ………. 38
B. Waktu dan Tempat Penelitian ……….. 38
C. Populasi dan Sampel Penelitian ……… 38
D. Variabel Penelitian ……… 38
E. Definisi Operasional ……… 40
F. Uji Validitas dan Reliabilitas ……….. 43
H. Teknik Pengumpulan Data ……… 45
I. Teknik Analisis Data ……… 47
BAB IV HASIL PENELITIAN ……… 55
A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ………... 55
B. Penyajian dan Analisis Data ……… 58
BAB V PEMBAHASAN ……….. 88
BAB VI PENUTUP ………. 95
A. Kesimpulan ……….. 95
B. Saran ………. 96
DAFTAR PUSTAKA ………. 98
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Semakin banyaknya kebutuhan manusia, menyebabkan semakin pesatnya
perkembangan yang terjadi pada usaha-usaha yang berperan sebagai penyedia
kebutuhan (produsen). Pada dasarnya segala sesuatu di alam adalah milik
Allah SWT. Sebagaimana surat Al A’raf ayat 128:
Musa berkata kepada kaumnya: "Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah; Sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah; dipusakakan-Nya kepada siapa yang dihendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. dan kesudahan
yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa."1
Ayat ini menjelaskan bahwa bumi adalah milik Allah dan segala yang
terjadi adalah atas kehendak-Nya, begitu juga dalam pengelolaan bumi ini
berhak untuk siapa saja yang dikehendaki-Nya. Pemenuhan kebutuhan
manusia dapat didapatkan dari pengelolaan bumi yang baik. Namun, tidak
semua manusia mampu mengelola bumi dengan baik. Setiap manusia
memiliki kemampuan dan memiliki peran tersendiri dalam kehidupan. Begitu
juga dalam bidang perekonomian, sebagian berperan sebagai produsen,
sebagian bertindak sebagai distributor dan sisanya menjadi konsumen.
1 Departemen Agama Republik Indonesia, Al Habsyah Al Qur’an Tafsir Per Kata Tajwid Kode
2
Saat ini untuk memenuhi kebutuhan hidup, manusia sudah tidak bisa
memanfaatkan alam sekitarnya. Mengingat bahwa kehidupan semakin
modern dan alam yang sudah tidak menjadi milik umum lagi. Wilayah
perkotaan yang memiliki masyarakat yang telah terbiasa hidup praktis
menjadikan perdagangan sebagai kegiatan yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari.
Pedagang adalah pekerjaan yang berhubungan dengan menjual dan
membeli barang untuk mendapat untung.2 Dalam perdagamgan, pedagang
biasa bertindak sebagai produsen yang merangkap sebagai distributor, dan
ada yang bertindak hanya sebagai distributor barang jadi atau yang biasa
disebut sebagai reseller. Pertemun seorang pedagang dan pembeli dinamakan
sebagai pasar. Secara sederhana, pasar adalah tempat fisik di mana pembeli
dan penjual berkumpul untuk membeli dan menjual barang.3 Salah satu
bentuk pasar tradisional yang dikemas secara modern dan nyaman adalah
berupa pusat perbelanjaan yang biasa disebut dengan supermarket.
Supermarket adalah bentuk retail business modern yang menganut
operasi swalayan, volume barang tinggi, laba sedikit dan biaya rendah. Bisnis
retailing ini mengkhususkan diri dalam menawarkan jenis produk makanan
dan minuman serta barang-barang untuk perawatan rumah tangga.4 Ciri
supermarket digambarkan dengan penataan barang yang berada di rak
2 Wahyu Dwi Sutami, “Strategi Rasional Pedagang Pasar Tradisional”, BioKultur, Vol.I, No.2
(Juli- Desember 2112), 128.
3 Philip Kotler dan Kevin Lane Kotler, Manajemen Pemasaran; Edisi Tiga Belas, Bob Sabran,
Jilid I (Jakarta: Erlangga, 2008), 8.
4 Philip Kotler, Principles of Marketing, Terjemahan oleh Damos Sihombing, Jilid 1, Edisi 12
3
terbuka dengan tujuan agar konsumen dapat memilih barang yang dibutuhkan
secara langsung. Hal ini diharapkan dapat memberikan kepuasan tersendiri
bagi konsumen. Pembayaran atas barang yang telah dipilih dilakukan di
bagian check out counter atau kasir.
Supermarket merupakan perdagangan barang secara retail (ecer).
Konsumen yang disasar oleh supermarket adalah konsumen akhir, mengingat
bahwa barang yang dijual secara ecer bukan borongan yang ditawarkan
ditempat tengkulak.
Semakin banyaknya supermarket yang berdiri di kota Surabaya
memberikan kepuasan tersendiri bagi konsumen. Hal ini dikarenakan semakin
banyaknya supermarket yang berdiri semakin banyak pula pilihan konsumen
untuk menentukan dimana mereka akan membelanjakan uangnya untuk
memenuhi kehidupan sehari-hari. Namun dengan semakin banyaknya
supermarket yang berdiri menjadikan pengelola supermarket untuk bekerja
keras agar bisa tetap bersaing dalam persaingan yang semakin ketat. Salah
satu hal yang harus diperhatikan oleh pengelola supermarket adalah kualitas
sumber daya manusia yang dimilikinya. Selaras dengan penelitian yang
dilakukan oleh Singgih Santoso tahun 2007 mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi konsumen untuk berbelanja di supermarket Carrefour di kota
Yogyakarta mendapatkan hasil bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi
konsumen untuk berbelanja di supermarket Carrefour di kota Yogyakarta
4
pertimbangan kepuasan emosional, salah satunya yaitu kepuasan pada
layanan yang diberikan oleh karyawan.5
Manusia memiliki peran penting dalam pencapaian tujuan perusahaan.
Semakin berkualitasnya tenaga kerja manusia yang dimiliki maka semakin
menguntungkan bagi perusahaan, maka pembinaan perusahaan kepada
karyawan dirasa penting untuk melahirkan sumber daya manusia profesional.
Manusia adalah sumber daya yang dapat dikembangkan dalam hal
kemampuan dan berpikir, sehingga dapat menjadi karyawan yang berkualitas
dan memiliki kinerja yang baik, kerja sama dan prestasi pada karyawan
dengan tujuan mencapai tingkat yang lebih optimal.
Salah satu supermarket yang telah dikenal di Surabaya Timur adalah
Supermarket As Sakinah. Supermarket ini merupakan koperasi Pesantren
Hidayatullah yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan nama sakinah
swalayan. Seiring berjalannya waktu supermarket ini semakin berkembang,
dan mempunyai cabang di banyak daerah, salah satunya di daerah Keputih
juga, yang berbentuk minimarket. Perbedaan minimarket dan supermarket ini
terletak pada produk yang dijual serta ukuran tempat yang digunakan.
Minimarket memiliki tempat yang lebih kecil dan produk yang lebih terbatas
dibandingkan supermarket. 6
5 Singgih Santoso. “Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Konsumen Untuk Berbelanja di
Supermarket Carrefour Yogyakarta”. Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis, Vol. 2, No. 1 (Universitas Kristen Duta Wacana, 2007).
6 Manajer Sumber Daya Manusia Bapak Khoirul Anam, Wawancara, Supermarket As Sakinah
5
Sesuai dengan latar belakang supermarket yang berkembang dalam
naungan sebuah pesantren, menjadikan supermarket sakinah sebagai tempat
perbelanjaan bernuansa Islam. Sumber daya alam yang dimiliki juga tidak
lepas dari syarat-syarat pegawai muslim. Dalam pemberdayaan sumber daya
manusia-nya supermarket sakinah juga mengadakan pelatihan dan
pengembangan berupa kegiatan-kegiatan spiritual yang diharapkan dapat
melatih dan memotivasi karyawannya untuk menjadi tenaga Islam
professional di masing-masing bidangnya sehingga dapat menyelesaikan
pekerjaan secara efektif dan efisien. Salah satu penanaman nilai spiritual
Islam yang dilakukan adalah pengaplikasian Q.S Al Jumuah ayat 11, yang
“Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli[1475]. yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”
[1475] Maksudnya: apabila imam telah naik mimbar dan muazzin telah azan di hari Jum'at, maka kaum muslimin wajib bersegera memenuhi panggilan muazzin itu dan meninggalakan semua
pekerjaannya.7
Mengingat bahwa seluruh tenaga kerja yang dimiliki berjenis kelamin
laki-laki mengharuskan supermarket dan minimarket As Sakinah untuk
menutup tokonya dan buka lagi saat sholat jumat selesai, yaitu dari jam
11:00–13:00. Selain pelatihan dan penanaman nilai spiritual Islam, kopontren
6
as sakinah sudah memiliki kriteria tersendiri dalam merekrut tenaga kerja
yang dibutuhkannya, dengan harapan yang sama yakni mendapatkan para
tenaga kerja yang ahli dan bertanggungjawab dunia akhirat.8
Simamora 1997:213, mengatakan bahwa hasil perekrutan yang baik
adalah terpilihnya karyawan yang memiliki keahlian tinggi yang dapat
bekerja dengan baik dan produktif. Karyawan yang memiliki keahlian tinggi,
akan membutuhkan lebih sedikit pelatihan dan pengembangan dari pada yang
tidak berkeahlian.9 Kegiatan pelatihan dan pengembangan untuk pegawai
dilaksanakan setelah pegawai menjadi salah satu bagian dari perusahaan.
Kegiatan ini pada umumnya bertujuan untuk menambah keahlian pegawai
sebagai penggerak perusahaan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.10
Berangkat dari usaha dan harapan pengelola dalam upaya meningkatkan
produktivitas kerja karyawan, penyusun ingin melakukan penelitian lebih
lanjut apakah perekrutan, pelatihan dan kegiatan rutin penanaman nilai-nilai
spiritual yang dilakukan menjadi faktor yang dapat memberi pengaruh secara
signifikan dalam peningkatan produktivitas kerja karyawannya? Dan apakah
pelatihan dan penanaman nilai spiritual yang dilakukan memperkuat
hubungan antara sistem rekrutmen dengan produktivitas keja karyawan?.
Sehingga penulis tertarik untuk mengajukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Sistem Rekrutmen Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja
8 Manajer Sumber Daya Manusia Bapak Khoirul Anam, Wawancara, Supermarket As Sakinah
Keputih Surabaya, 15 Desember 2015.
9 Meldona dan Siswanto, Perencanaan Tenaga Kerja (Malang: UIN Maliki Press, 2012), 119.
10
7
Karyawan dengan Pelatihan dan Penanaman Nilai Spiritual Sebagai Variabel
Moderator di Unit Retail Syariah Kopontren Hidayatulloh As Sakinah
Keputih Surabaya”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah adalah:
1. Apakah sistem rekrutmen berpengaruh secara signifikan terhadap
peningkatan produktivitas kerja karyawan di unit Retail Syariah
Koponten Hidayatullah As Sakinah Keputih Surabaya?
2. Apakah pelatihan berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan
produktivitas kerja karyawan di unit Retail Syariah Kopontren
Hidayatullah As Sakinah Keputih Surabaya?
3. Apakah penanaman nilai spiritual berpengaruh secara signifikan terhadap
peningkatan produktivitas kerja karyawan di unit Retail Syariah
Kopontren Hidayatullah As Sakinah Keputih Surabaya?
4. Apakah pelatihan memoderasi hubungan antara sistem rekrutmen dengan
peningkatan produktivitas kerja karyawan di unit Retail Syariah
Kopontren Hidayatullah As Sakinah Keputih Surabaya?
5. Apakah penanaman nilai spiritual Islam memoderasi hubungan antara
sistem rekrutmen dengan peningkatan produktivitas kerja karyawan di
unit Retail Syariah Kopontren Hidayatullah As Sakinah Keputih
8
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh sistem rekrutmen terhadap
peningkatan produktivitas kerja karyawan di unit Retail Syariah
Koponten Hidayatullah As Sakinah Keputih Surabaya
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pelatihan terhadap
peningkatan produktivitas kerja karyawan di unit Retail Syariah
Koponten Hidayatullah As Sakinah Keputih Surabaya
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh penanaman nilai spiritual
terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan di Unit Retail Syariah
Koponten Hidayatullah As Sakinah Keputih Surabaya
4. Untuk mengetahui dan menganalisis peran pelatihan dan penanaman nilai
spiritual sebagai moderasi hubungan antara sistem rekrutmen dengan
peningkatan produktivitas kerja karyawan di unit Retail Syariah
Koponten Hidayatullah As Sakinah Keputih Surabaya
5. Untuk mengetahui dan menganalisis peran penanaman nilai spiritual
sebagai moderasi hubungan antara sistem rekrutmen dengan peningkatan
produktivitas kerja karyawan di unit Retail Syariah Koponten
9
D. Kegunaan Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memiliki kegunaan untuk hal-hal
sebagai berikut:
1. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan bisa menjadi sumbangan keilmuan
dan dapat dijadikan sebagai bahan diskusi untuk memperluas pengetahuan
dan penelitian pada bidang Manajemen Sumber Daya Manusia khusunya
dalam perekrutan dan pengembangan sumber daya manusia untuk
meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
2. Kegunaan Praktis
Bagi kalangan akademis dan praktisi diharapkan dapat menunjang
penelitian selanjutnya yang akan bermanfaat sebagai bahan perbandingan
bagi penelitian lain. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan
masukan yang bermanfaat demi kemajuan kopontren hidayatullah as
Sakinah Sukolilo Surabaya. Dan sebagai bahan evaluasi kegiatan yang
digunakan, sebagai salah satu upaya meningkatkan produktivitas kerja
10 BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Pada penelitian ini, penulis membahas topik pada grand theory
Manajemen Sumber Daya Manusia yang variabelnya mencakup sistem
rekrutmen, pelatihan, penanaman nilai spiritual dan produktivitas kerja yang
akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Sistem Rekrutmen
a. Pengertian Rekrutmen
Rekrutmen merupakan suatu proses pencarian, mengadakan,
menenmukan, dan menarik para pelamar untuk dipekerjakan dalam
suatu organisasi.1 Selain itu, Wayne Mondy dalam bukunya
mengatakan bahwa perekrutan adalah proses menarik orang-orang pada
waktu yang tepat, dalam jumlah yang cukup dan dengan persyaratan
yang layak, untuk mengisi lowongan dalam organisasi.2 Ruki tahun
2006 mengatakan bahwa rekrutmen merupakan proses mencari dan
menarik (membujuk untuk melamar) pelamar yang memenuhi syarat
untuk mengisi jabatan/posisi tertentu yang lowong/kosong, yang telah
diidentifikasi dalam perencanaan sumber daya manusia.3
1 Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya…, 45.
2 Wayne Mondy, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bayu Airlangga, Jilid I Edisi 10 (Jakarta:
Erlangga, 2008), 132.
3 Meldona, Manajemen Sumber Daya Manusia: Perspektif Integratif (Malang: UIN Malang Press,
11
Sistem rekrutmen yang diterapkan setiap organisasi tentunya
berbeda-beda. Sistem rekrutmen yang di terapkan bertujuan untuk
memperoleh SDM berkualitas yang memenuhi syarat tiap organisasi
perusahaan. Guna memenuhi kebutuhan akibat penambahan jumlah
tenaga kerja, perusahaan harus menggunakan metode perekrutan
tenaga kerja yang efektif dan efisien.4
b. Sumber dan Metode Rekrutmen
Sumber dan Metode utama rekrutmen yang dapat digunakan adalah:
a) Internal
Sumber Internal yang dimaksud adalah perekrutan yang
dilakukan di dalam perusahaan. Hal yang dapat dilakukan
perusahaan adalah berupa promosi peningkatan jabatan, transfer
karyawan dari posisi pada tingkat tanggung jawab dan wewenang
yang sama, rotasi pekerjaan yaitu perputaran posisi karyawan
untuk sementara, dan pengaryaan dan memanggil kembali mantan
karyawan perusahaan.
Metode Internal yang dapat dilakukan perusahaan dapat
berupa: Job Posting (penawaran terbuka untuk suatau jabatan
tertentu), Skill Inventories (Daftar informasi keterampilan
karyawan berupa arsip-arsip yang tersimpan untuk memudahkan
identifikasi dan pertimbangan internal bobot yang diperlukan),
Referral (Rekomendasi dari karywan).
12
b) Eksternal
Sumber Eksternal adalah rekrutmen yang berasal dari luar
perusahaan. Hal yang biasa dilakukan perusahaan adalah pencarian
karyawan baru dari luar dengan berbagai metode pencarian.
Metode rekrutmen ekternal karyawan dapat berupa: Iklan Media
baik online, surat kabar dan sebagainya, Melalui agen penempatan
kerja, Lembaga pendidikan dan pelatihan, Organisasi
keahlian/profesi dan Serikat pekerja, perekrutan langsung ke
perguruan tinggi, open house guna menarik minat pelamar dengan
cara memperkenalkan perusahaan lebih dalam, dan meminta
bantuan konsultan manajemen.5
Tabel 2.1
Keunggulan dan Kelemahan Metode Rekrutmen Karyawan Internal
dan Eksternal6
Rekrutmen Internal Rekrutmen Ekternal Keunggulan:
a. Karyawan telah familiar dengan perusahaan
b. Biaya rekrutmen dan pelatihan lebih rendah
c. Meningkatkan moral dan motivasi karyawan
13
c. Faktor yang mempengaruhi
Setiap perusahaan memiliki metode tersendiri dalam melakukan
rekrutmen. Perusahaan hanya perlu memilih metode apa yang akan
digunakan agar proses rekrutmen dapat terjadi secara tepat, efektif
dan efisien. Hasil penelitian Flippo tahun 1984, memberikan hasil
bahwa metode penarikan yang efektif pada perusahaan asuransi dan
bank adalah berupa rekomendasi dan referensi dari karyawan sendiri
dibandingkan dengan penarikan yang melalui metode iklan. Perbedaan
ini disebabkan oleh jumlah informasi yang disampaikan, karena
karyawan yang lebih produktif dan lebih puas yang diangkat akan
memberikan informasi dalam jumlah yang lebih besar.
Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan
pilihan dari metode-metode yang ada, antara lain:
1) Biaya dan manfaat
2) Waktu yang diperlukan (efisien)
3) Kuantitas dan Kualitas rekrutmen (efektif)7
d. Interaksi Rekrutmen dengan Praktek Manajemen Sumber Daya
Manusia lainnya.
Sistem rekrutmen juga berinteraksi dengan kegiatan manajemen
sumber daya manusia lainnya. Terutama pada kegiatan seleksi,
evaluasi kerja, kompensasi, pelatihan dan pengembangan serta
14
hubungan karyawan. Seperti dijelaskan oleh Simamora 1997:213
pada gambar 2.1:8
Gambar 2.1 Interaksi Rekrutmen dengan Praktek Manajeemen Sumber Daya Manusia
2. Pelatihan
a. Pengertian Pelatihan
Rivai dan Simamora mengatakan bahwa pelatihan (training)
adalah proses sistematis pengubahan tingkah laku para karyawan
8
15
dalam suatu arah untuk meningkatkan upaya pencapaian
tujuan-tujuan organisasi.9 Pelatihan dilakukan untuk memberi pengetahuan
dan keterampilan yang dibutuhkan karyawan untuk pekerjaan saat ini.
Setelah pelaksanaan pelatihan, disisi lain juga terdapat
pengembangan. Pengembangan ini melibatkan pembelajaran yang
melampaui pekerjaan saat ini dan memiliki fokus jangka panjang, dari
peningkatan motivasi, kepuasan kerja yang akan berdampak baik pula
bagi pelanggan.10
b. Faktor-faktor pelatihan
Tidak ada strandar khusus dalam sebuah pelatihan, hal ini
tergantung pada organisasi yang melaksanakan. Namun, terdapat
beberapa faktor yang dapat memengaruhi sebuah metode pelatihan
serta pengembangan, yaitu:11
1) Cost effectiveness (efektifitas biaya)
2) Materi program yang dibutuhkan
3) Prinsip-prinsip pembelajaran
4) Ketetapan dan kesesuaian fasilitas
5) Kemampuan dan preferensi peserta pelatihan
6) Kemampuan dan preferensi instruksi pelatihan
16
c. Metode Pelatihan
Beberapa metode yang dapat digunakan untuk pelatihan dan
pengembangan, antara lain:
1) On the Job Training (OJT)
On the Job Training (OJT) disebut juga dengan pelatihan
dengan instruksi pekerjaan yaitu dengan cara pekerja atau calon
pekerja ditempatkan dalam kondisi pekerjaan riil, di bawah
bimbingan supervisor.
2) Rotasi pekerjaan
Adalah persilangan atau perputaran posisi kerja untuk
mendapatkan variasi kerja.
3) Magang
Magang melibatkan pembelajaran dari pekerja yang lebih
berpengalaman, dan dapat ditambah pada teknik off the job
training.
4) Ceramah kelas daan presentasi video
Ceramah adalah pendekatan terkenal karena menawarkan sisi
ekonomis dan material organisasi, tetapi partisipasi, umpan balik,
transfer dan repitisi sangat rendah.
5) Pelatihan vestibule
Pelatihan ini bertujuan untuk melakukan pelatihan yang tidak
17
karyawan di suatu wilayah terpisah dengan menyediakan peralatan
yang sama dengan yang digunakan dalam pekerjaan.
6) Permainan peran dan model perilaku
Permainan peran adalah alat yang mendorong peserta untuk
memerankan identitas lain yang bertujuan untuk menciptakan
lingkungan kerja kondusif bagi keanekaragaman tenaga kerja.
7) Case study
Metode kasus adalah metode pelatihan yang menggunakan
deskripsi tertulis dari suatu permasalahan riil yang dihadapi oleh
perusahaan. Pelaksanaan metode ini membutuhkan peranan
instruktur sebagai katalis dan fasilitator.
8) Simulasi
Permainan simulasi ini dibagi menjadi dua, yaitu simulasi
mekanik dan simulasi computer yang sering berupa games.
9) Belajar mandiri dan proses belajar terprogram
Materi instruksional yang direncanakan secara tepat dapat
digunakan untuk melatih dan mengembangkan para karyawan.
Teknik belajar mandiri berkisar pada cara manual sampai kaset
rekaman atau video.
10) Praktik laboratorium
Metode ini dirancang untuk meningkatkan keterampilan
18
kepekaan yang mencoba meningkatkan kepekaan seseorang
terhadap perasaan orang lain.
11)Pelatihan tindakan (action training)
Pelatihan ini terjadi dalam kelompok kecil yang berusaha
mencari solusi masalah nyata yang dihadapi perusahaan dengan
bantuan fasilitator baik dari dalam maupun dari luar perusahaan.
12)Role playing
Metode pelatihan tang menggabungkan antara metode kasus
dan metode program pengembangan sikap. Kesuksesan metode ini
tergantung pada kemampuan memainkan peran.
13)In basket technique
Cara kerja metode ini dengan memberikan materi informasi
untuk karyawan dalam bentuk email khusus. Peserta bertugas
untuk mengambil keputusan dan tindakan atas semua kasus yang
diberikan. Penilaiannya dari keputusan dan tindakan yang
diberikan oleh peserta.
14)Management games
Metode ini menekankan pada pengembangan kemampuan
problem solving.
15)Behaviour modeling
Metode ini merupakan salah satu proses yang bersifat
psikologis mendasar dengan pola-pola baru dari suatu perilaku
19
16)Outdoor oriented program
Program ini biasanya dilakukan di suatu wilayah yang
terpencil dengan melakukan kombinasi antara kemampuan di luar
kantor dengan kemampuan di ruang kelas. Program ini dikenal
dengan istilah outing, seperti arung jeram, mendaki gunung,
kopetisi tim, panjat tebing dan lain-lain. 12
d. Tujuan Pelatihan
Beberapa tujuan pengembangan dan pelatihan antara lain:
1) Meningkatkan penghayatan jiwa dan ideology
2) Meningkatkan produktivitas kerja
3) Meningkatkan kualitas kerja
4) Meningkatkan ketetapan perencanaan sumber daya manusia
5) Meningkatkan sikap moral dan semangat kerja
6) Meningkatkan rangsangan agar pegawai mampu berprestasi
7) Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja
8) Menghindari keusangan
9) Meningkatkan perkembangan pribadi pegawai.13
10) Pengisi gap antara kinerja karyawan baru yang telah diprediksi
dengan kinerja aktualnya.
11) Mempersiapkan karyawan untuk promosi jabatan yang akan
datang.14
12Ibid., 253 – 257.
13 Anwar Prabu Mangkunegara, Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
20
e. Hasil Pelatihan
Penilaian kesuksesan pelatihan yang paling tinggi yaitu berada
pada hasil pelatihan. Hasil pelatihan dapat diketahui melalui cara
membandingkan sebelum dan setelah dilakukan pelatihan. Hasil
pelatihan dapat berupa meningkat atau menurunnya produktivitas
kerja dan tingkat absensi karyawan.15
3. Penanaman Nilai Spiritual
a. Pengertian Nilai Spiritual
Nilai dalam Kamus Besar Indonesia sifat-sifat atau hal-hal yg
penting atau berguna bagi kemanusiaan.16 Spiritual berarti hal – hal
yang berhubungan dengan atau bersifat kejiwaan (rohani, batin),
spiritualisasi adalah pembentukan jiwa.17
Elkins menunjuk spiritualitas sebagai cara individu memahami
keberadaan maupun pengalaman dirinya. Bagaimana individu
memahami keberadaan maupun pengalamannya dimulai dari
kesadarannya mengenai adanya realitas transenden (berupa
kepercayaan terhadap Tuhan, atau apa pun yang dipersepsikan
individu sebagai sosok transenden) dalam kehidupan, dan dicirikan
oleh nilai-nilai yang dipegangnya.18
14
Meldona dan Siswanto, Perencanaan Tenaga…, 219-220.
15 Wilson Bangun, Manajemen Sumber…, 210.
16 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan Nasional, 2008), 1074.
17 Ibid.,1503.
18 Abdul Jalil, Spiritual Enterpreneurship: Transformasi Spiritual Kewirausahaan (Yogyakarta:
21
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penanaman
nilai spiritual adalah penanaman pada diri sendiri maupun orang lain
akan hal-hal penting mengenai segala sesuatu yang berdampak pada
jiwa melalui beberapa kegiatan yang merangsang kejiwaannya
sehingga berguna bagi kehidupan dalam segala aspek.
Dalam masalah ekonomi, hubungan spiritualitas agama sebagai
faktor ekonomi sudah diperhatikan secara serius. Hal ini didasarkan
pada ilmuwan muslim yang menyadari dan diperkuat dari hasil
kajiannya, bahwa kendala yang menjadi faktor ketertinggalan negara
Islam dari negara non-Islam adalah terletak pada nilai – nilai Islam
yang belum menjadi spirit untuk produktif.19
Hubungan agama dengan sektor usaha dan bisnis sudah sangat
jelas dicontohkan Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Mereka tidak
permah memisahkan antara bisnis dan nilai-nilai spiritual. Qur’an
surat Ad Dzariyat ayat 56:
Dalam ayat ini secara jelas dikatakan bahwa pada dasar manusia
diciptakan untuk beribadah. Ayat ini secara tersirat menjelaskan
bahwa segala sesuatu yang kita kerjakan harus diniatkan beribadah
kepada Allah SWT. Begitu juga dalam bekerja untuk memenuhi
19 Ibid., 31.
22
kebutuhan hidup. Banyak aspek normatif Islam yang dijelaskan dalam
Al Qur’an mulai dari perintah bersabar, sholat, berdzikir, bersyukur
dan bertawakal kepada-Nya.
Setelah menyimak aspek normatif yang dijelaskan dalam al
Qur’an dapat disimpulkan tiga peran penting spiritual dalam bisnis
atau kegiatan ekonomi, yaitu:
1) Daya kreasi, aspek spiritual diyakini dapat membuat manusia
mampu memahami pesan Ilahi, dan fisik mewujudkan dalam
tataran materi. Hal inilah yang kemudian dapat mendorong pribadi
seseorang menjadi kreatif dan produktif.
2) Fungsi Kontrol, kesadaran spiritual akan menghindarkan manusia
dari jebakan kesalahan yang dapat menghalangi rezeki. Kekuatan
spiritual akan membuat karyawan menjalankan pekerjaannya
dengan penuh moral. Spiritualitas akan mencegah pelakunya dari
sifat arogansi dari segala sesuatu yang telah dicapainya.
Spiritualitas juga akan meningkatkan sifat bertanggungjawab
karyawan karena ia berkeyakinan bahwa segala sesuatu yang
dilakukan di dunia ini akan dimintai pertanggungjawaban.
3) Stabilitator, spiritualitas menyadarkan pelakunya untuk
melibatkan kehadiran Allah mulai dari permulaan hingga akhir
23
baik dan menghindari segala bentuk kecurangan dan segala hal
yang dapat merugikan diri sendiri dan perusahaan.21
4. Produktivitas Kerja
a. Pengertian Produktivitas
Produktivitas berarti mental seseorang yang berpandangan bahwa
dalam bekerja hari ini hasilnya terus lebih baik dari pada kemarin,
demikian pula hasil hari esok harus lebih baik dari hari ini.22
“Klingner dan Nanbaldian menyatakan bahwa produktivitas adalah fungsi perkalian dari usaha pegawai (effort) yang didukung oleh motivasi yang tinggi, dengan kemampuan pegawai (ability), yang diperoleh melalui latihan-latihan. Produktivitas yang meningkat menunjukkan performasi yang baik dan akan
menjadi feedback bagi perusahaan atau motivasi pekerja pada
tahap berikutnya.”23
Produktivitas bukan ukuran produksi atau keluaran yang
diproduksi, tetapi produktivitas adalah ukuran seberapa baik kita
menggunakan sumber daya dalam pencapaian hasil yang diinginkan.
Produktivitas berhubungan dengan seberapa efektif pencapaian
prestasi dan seberapa efisien penggunaan sumber daya yang dipakai.24
Indeks produktivitas (IP) adalah perbandingan jumlah produksi
(output) dengan sumber daya yang digunakan (input).25
IP =
21 Ibid,. 35 – 36.
22Justine T Sirait, Memahami Aspek – aspek Pengolahan Sumber Daya Manusia dalam
Organisasi (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2006), 247.
23Faustino Cardoso Gomes, Manajemen Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: ANDI Yogyakarta,
2002), 164.
24
Beberapa kriteria untuk menilai produktivitas dan mutu
meliputi:26
1) Sisi input
Tingkat pendidikan dan pengetahuan yang tinggi
Sikap tentang mutu yang tinggi
Ketrampilan kerja tinggi
Pengalaman kerja luas
Kesehatan fisik prima
2) Sisi proses
Jumlah kesalahan yang rendah : mendekati nol
Jumlah karyawan yang keluar semakin rendah
Waktu kerja lembur bertambah
Ketidakhadiran karyawan semakin kecil
Kerusakan atau kesalahan rendah
Derajat respon tinggi
Biaya produksi perunit yang rendah
Kecermatan semakin tinggi
Kelengkapan proyek semakin tinggi
3) Sisi output
Kepuasan konsumen yang semakin tinggi
Peningkatan penjualan barang
26 TB Sjafri Mangkuprawira, “Kriteria Penilaian Produktivitas Dan Mutu”
25
Penerimaan dari investasi semakin meningkat
Output perkaryawan semakin tinggi
Nilai rupiah penjualan semakin meningkat
Keuntungan semakin besar
4) Sisi outcome
Pangsa pasar yang semakin besar
Penghasilan dari setiap pangsa semakin besar
Keluhan pelanggan pelanggan semakin kecil
Semakin besarnya peluang karir karyawan
Semakin besarnya peluang perusahaan untuk berkembang.
b. Faktor – faktor yang mempengaruhi produktivitas
1) Pendidikan dan Latihan
2) Gizi dan Kesehatan
3) Motivasi atau Kemauan
4) Kesempatan Kerja
5) Kemampuan Manajerial Pimpinan27
6) Keterampilan
7) Disiplin
8) Sikap dan Etika Kerja
9) Tingkat Penghasilan
10)Jaminan Sosial
11)Lingkungan dan Iklim kerja
26
12)Teknologi28
5. Produktivitas dalam Islam
Dalam pandangan Islam, bekerja adalah salah satu bentuk ibadah dan
kemalasan merupakan perbuatan tercela. Umar Bin Khattab pernah
menegur seseorang yang berdoa tanpa mau bekerja dan berusaha. Dalam
sebuah hadits riwayat Ahmad menyebutkan bahwa bekerja adalah jihad fii
sabilillah.
لج و زع ه ليبس ى د اجا ناك هلايع ىلع دك نم
“Sesungguhnya yang bekerja keras untuk mencari nafkah keluarganya,
maka ia adalah mujahid fii sabilillah.” (HR. Ahmad)29
Bekerja adalah hak setiap orang dan sekaligus sebagai kewajiban. Niat
melakukan pekerjaan dengan cara yang sah, halal dan bertujuan untuk
ridha Allah adalah visi misi bekerja yang harus di miliki oleh setiap
muslim. Dalam kehidupan saat ini, kebutuhan manusia semakin banyak
dan pemenuhannya juga tidak lepas dari peran manusia lainnya. Oleh
karena itu, saat ini jenis pekerjaan juga beragam. Setiap orang seharusnya
bekerja sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, sehingga pekerjaan
yang telah dibebankan kepadanya dapat terselesaikan dengan baik.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Az Zumar ayat 39:
28 Sedarmayanti, Pengembangan Kepribadian…, 12.
29 Veithzal Rivai, et al, Islamic Business and Economic Ethics; Mengacu pada Al Qur’an dan
27
Katakanlah: "Hai kaumku, Bekerjalah sesuai dengan keadaanmu, Sesungguhnya aku akan bekerja (pula), Maka kelak kamu akan
mengetahui.30
Dalam sebuah organisasi atau perusahaan terdapat tingkatan kerja
yang menempatkan seseorang sesuai dengan kemampuannya. Setiap orang
memiliki tugas tersendiri sebagai penggerak kegiatan organisasi atau
perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Keberhasilan sebuah
organisasi atau perusahaan tergantung pada output yang dihasilkan,
kualitas output yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan baik beupa barang
atau jasa tidak terlepas dari kualitas sumber daya alam yang dimilikinya.
Kualitas sumber daya alam yang dimaksudkan terletak pada kinerja atau
produktivitas kerja mereka. Syafi’I menyatakan bahwa untuk
meningkatkan kualitas produk pelayanan jasa dan mengungguli pesaing
harus dipilih karyawan yang memiliki produktivitas dan dedikasi tinggi.
Menurut Iqbal konsep Big-Q31 atau Total Quality terkait erat dengan
perintah Allah yang tertuang dalam Al-Qur’an pada Surat Taubah ayat 105
yang artinya “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta
orang-orang mu’min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan
kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”32
30
Departemen Agama Republik Indonesia, Al Habsyah Al Qur’an Tafsir …, 465
31 Big-Q adalah konsep yang berusaha meraih hasil terbaik pada pelayanan jasa/barang dengan
menyeimbangkan unsur manusia dan proses produksi agar dihasilkan produk yang baik. Saat ini dikenal dengan nama Total Quality.
32 Arnanda Aji Saputra, “Makna Produktivitas Sumber Daya Manusia Ditinjau dari Sudut
28
Sebagai seorang pekerja muslim, hendaknya mengedepankan prestasi
dan berusaha dengan sungguh-sungguh, harus mengakui kesalahan ketika
melakukan kesalahan harus cepat dirubah. Pepatah jawa mengatakan
“sepur mundur ora isin” yang bermakna melakukan perubahan sikap dan
karakter untuk lebih berdayasaing merupakan bagian dari ibadah jihad,
keberhasilan dan keberkahan bisnis tidak akan diperoleh tanpa melalui
perjuangan yang keras.33 Dalam ekonomi Islam, pespektif kerja dan
produktivitas adalah untuk mencapai tiga sasaran, yaitu:
a. Mencukupi kebutuhan hidup
b. Meraih Laba yang wajar
c. Menciptakan kemakmuran lingkungan sosial maupun alam
6. Pelatihan dan Penanaman Nilai Spiritual sebagai Penguat Hubungan Sistem Rekrutmen dengan Produktivitas
Perekrutan merupakam proses pencarian karyawan yang memenuhi
syarat dalam jumlah yang dibutuhkan. Sebelum proses penarikan
karyawan, manajemen sumber daya manusia mengawalinya dengan
analisis pekerjaan dan perencanaan sumber daya manusia. Kegiatan
perekrutan karyawan ini merupakan dasar dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan manajemen sumber daya manusia lainnya, seperti pelatihan,
33 R Lukman Fauroni, Model Bisnis Ala Pesantren; Filsafat Bisnis Ukhuwah Menembus
29
pengembangan, pemberian kompensasi dan pemeliharaan tenaga kerja.34
Beberapa tujuan pengembangan dan pelatihan antara lain:
12) Meningkatkan penghayatan jiwa dan ideology
13) Meningkatkan produktivitas kerja
14) Meningkatkan kualitas kerja
15) Meningkatkan ketetapan perencanaan sumber daya manusia
16) Meningkatkan sikap moral dan semangat kerja
17) Meningkatkan rangsangan agar pegawai mampu berprestasi
18) Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja
19) Menghindari keusangan
20) Meningkatkan perkembangan pribadi pegawai.35
Diantara sembilan tujuan pelatihan dan pengembangan di atas, lebih
banyak tujuan yang mengarah pada perbaikan pegawai dari segi psikologis.
Seiring berkembangnya Ekonomi Islam, Penanaman nilai Islam dalam
ranah bisnis menjadi perhatian beberapa perusahaan, dalam pengembangan
pegawainya, perusahaan menggunakan nilai-nilai keagamaan dalam
kegiatan rutin. Irwan Abdullah dalam peneltiannya tahun 1994 dengan
judul The Muslim Businessman of Jatianom, Religion Reform and
Economic Modernization in a Central Javanese Town mendapatkan hasil
bahwa kebenaran asumsi dalam ekonomi Islam bahwa perilaku ekonomi
dipengaruhi secara kuat oleh tingkat kualitas keimanan seseorang.
Semakin tinggi kualitas keimanan seseorang, maka semakin produktif
34Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya…, 140-141.
30
perilaku ekonomi dalam bisnisnya dan proporsional dalam perilaku
konsumsinya.36
Simamora mengatakan bahwa hasil perekrutan yang baik adalah
terangkatnya karyawan yang memiliki keahlian tinggi yang dapat bekerja
dengan baik dan produktif. Karyawan yang memiliki keahlian tinggi, akan
membutuhkan lebih sedikit pelatihan dari pada yang tidak berkeahlian.37
Salah satu tujuan lain dari pelatihan dan pengembangan adalah
mengurangi waktu belajar bagi karyawan baru untuk menjadi kompeten
dalam pekerjaannya. Seorang karyawan sering ditemukan dalam keadaan
belum memiliki keahlian dan kemampuan yang dibutuhkan. Penyebabnya
adalah:
a. Sistem seleksi karyawan yang kurang efektif, yaitu terdapat karyawan
yang terpilih yang tidak sesuai dengan prediksi sehingga menimbulkan
gap antara kinerja yang diprediksi dengan kinerja aktualnya.
b. Manajemen sengaja mengangkat karyawan yang tidak mempunyai
keahlian dan membutuhkan pelatihan untuk pekerjaan dasar. Hal ini
mungkin terjadi jika lowongan melebihi jumlah pelamar.
c. Seringkali perusahaan mengangkat karyawan yang memiliki bakat
untuk mempelajari berbagai pekerjaan rendah atau semiahli dan
memberikan pelatihan kepada karyawan tersebut untuk mendapatkan
keahlian khusus.38
31
Dari salah satu tujuan pelatihan dan pengembangan di atas
menunjukkan bahwa pelatihan dan pengembangan memiliki peran dalam
hubungan sistem rekrutmen dengan produktivitas kerja karyawan yang
telah terpilih. Peran pelatihan dan pengembangan menjadi pengisi gap
antara kinerja yang diprediksi oleh manajemen dengan kinerja aktual
karyawan yang telah lulus dalam penarikan. Peran pelatihan untuk mengisi
gap ini bertujuan untuk memperbaiki dan menambah keahlian karyawan
agar sesuai dengan prediksi manajemen sumber daya manusia dalam proses
perekrutan. Karyawan yang memiliki kualitas tinggi tetap membutuhkan
pelatihan untuk dapat memberikan hasil pekerjaan yang baik dan sesuai
dengan tujuan perusahaan, begitu juga dengan karyawan yang memiliki
kualitas rendah, karyawan ini lebih memerlukan pelatihan untuk menjadi
karyawan yang lebih ahli dan lebih produktif.
A. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Dalam penulisan skripsi ini, penulis bukan orang pertama yang
membahas tentang pengaruh sistem rekrutmen karyawan, pelatihan dan
penanaman nilai spiritual dalam peningkatan produktivitas karyawan. Berikut
adalah beberapa penelitian terdahulu yang membahas masalah yang sama,
yaitu:
1. Penelitian oleh Elza Septeriana pada tahun 2009 dari Program Studi
Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
yang berjudul Pengaruh Penerapan Sistem Rekrutmen SDM Terhadap
32
Penelitian ini membahas tentang prosedur penerimaan karyawan pada PT
BNI Syariah Cabang Padang. Dalam penelitian ini penulis mengupas
tuntas proses perekrutan karyawan dan menganalisis pengaruh perekrutan
terhadap kinerja karyawan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
perekrutan yang dilakukan masih mengacu pada perekrutan PT BNI
konvensional meskipun ada perbedaan pada tes pengetahuan perbankan
syariah. Dan hubungan sistem perekrutan terhadap kinerja diperoleh hasil
yang signifikan. Sehingga penulis menarik kesimpulan bahwa terjadinya
peningkatan pada kinerja karyawan juga dipengaruhi oleh sistem
perekrutan karyawan yang diterapkan oleh PT BNI Cabang Syariah
Padang. Perbedaan penelitian ini dari penelitian saya adalah terletak pada
tambahan variabel yaitu pelatihan dan penanaman nilai spiritual yang
berperan dalam peningkatan produktivitas karyawan.39
2. Tahun 2014, penelitian yang dilakukan oleh Karina Mustikasari dari Prodi
Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, IAIN Sunan
Ampel Surabaya, sekarang UIN Sunan Ampel Surabaya dengan judul
Peranan Kegiatan Spiritual dalam Pencapaian Prestasi Karyawan (Studi
Kasus pada PT Bank BNI Syariah Kantor Cabang Surabaya), dalam
penelitian ini penulis ingin mencari tahu peranan kegiatan spiritual yang
diadakan oleh bank syariah setiap hari, minggu atau bulannya terhadap
pencapaian prestasi karyawan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kegiatan spiritual yang menjadi rutinitas karyawan memiliki peran
39 Elza Septeriana, “Pengaruh Penerapan Sistem Rekrutmen SDM Terhadap Kinerja Karyawan
33
tersendiri dalam pengontrolan emosi karyawannya, penciptaan suasana
dan pendorong semangat karyawan untuk melaksanakan pekerjaannya
dengan sebaik-baiknya sehingga prestasi dapat tercapai. Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian yang akan saya lakukan adalah terletak
pada peran penanaman nilai spiritual yang dilakukan dalam
kegiatan-kegiatan Islami yang diadakan oleh perusahaan pada peningkatan
produktivitas karyawan. Selain itu, variabel yang ingin saya teliti tidak
hanya terletak pada kegiatan spiritualnya saja, melainkan dari proses
perekrutan dan pelatihan karyawan.40
3. Tahun 2015, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Sedigheh Tootian
Esfahani dan Ali Najafi dengan judul “The Relationship between
Spiritual Intelligence and Professional Ethics”. Populasi yang menjadi
objek penelitian adalah 400 karyawan organisasi pelayanan negara kota
Sari, Iran. Fokus penelitian ini pada pencarian hubungan antara
kecerdasan spiritual dengan etika professional yang dimiliki karyawan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif secara
signifikan antara kecerdasan spiritual dengan etika yang dimiliki
karyawan sehingga karyawan dapat bertindak professional dalam
pekerjaannya. 41 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang saya
lakukan adalah terletak pada objek penelitian serta pada variabel yang
40Karina Mustikasari, “Peranan Kegiatan Spiritual dalam Pencapaian Prestasi Karyawan (Studi
Kasus pada PT Bank BNI Syariah Kantor Cabang Surabaya),” (Skripsi--IAIN Sunan Ampel Surabaya, sekarang UIN Sunan Ampel Surabaya, 2014).
41 Sedigheh Tootian Esfahani, “The Relationship Between Spiritual Intelligence and Professional
34
digunakan. Persamaannya terletak pada pengaruh nilai spiritual yang
dapat memperbaiki kepribadian sehingga menjadi pribadi yang lebih baik
dan bertindak professional dalam bekerja.
4. Penelitian lain, yaitu pada tahun 2015, jurnal Erza Firdaus, Budiyanto
dan Djawoto dengan judul Pengaruh Pelatihan dan Pembinaan Terhadap
Kinerja Alumni Peserta Pelatihan Batik Sasirangan. Fokus penelitian ini
adalah mencari dampak pelatihan dan pembinaan yang dilakukan oleh
Batik Sasirangan pada kinerja alumni peserta pelatihan pengembangan
produktivitas masyarakat transmigrasi UPT Cahaya Baru Kabupaten
Barito Kuala yang berjumlah 132 orang, dengan pendidikan sebagai
variabel moderating. Hasil penelitian ini menunujukan pengaruh
signifikan secara parsial maupun simultan antara variabel. Meskipun
variabel pelatihan memiliki pengaruh yang lebih dominan dan variabel
pendidikan, secara signifikan memoderasi pengaruh antara pelatihan dan
pembinaan terhadap kinerja alumni.42 Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian saya terletak pada variasi variabel independen dan
persamaannya terletak pada variabel dependen berupa kinerja alumni
pelatihan yang bertujuan pada pengembangan produktivitas alumni.
5. Penelitian lainnya yaitu penelitian oleh Dian Affiva Asrul tahun 2011,
dengan judul Pengaruh Total Quality Management (TQM) dan Sistem
42Erza Firdaus, Budiyanto dan Djawoto, “Pengaruh Pelatihan dan Pembinaan Terhadap Kinerja
35
Pengukuran Kinerja Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Pelatihan
Sebagai Variabel Moderating Pada PT. Lampak Primula Indonesia.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menguji secara
empiris pengaruh Total Quality Management, sistem pengukuran kinerja
dan pelatihan terhadap kinerja manajerial beserta interaksinya pada PT.
Limpak Primula Indonesia. Variabel penelitian adalah Total Quality
Management (X1), sistem pengukuran kinerja (X2) dan pelatihan (X3)
sebagai variabel bebas dan Kinerja Manajerial sebagai variabel terikat
(Y). Sampel dalam penelitian ini adalah semua karyawan yang berjumlah
37 orang di PT. Limpak Primula Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa variabel Total
Quality Management (X1), sistem pengukuran kinerja (X2) dan pelatihan
(X3) berpengaruh positif signifikan terhadap Kinerja manajerial (Y) dan
variabel pelatihan (X3) tidak terbukti sebagai variabel moderator.43
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian saya adalah variabel
Independen dan variabel dependen yang digunakan. Persamaannya ada
pada variabel moderator yaitu pelatihan.
43 Dian Affiva Asrul, “Pengaruh Total Quality Management (TQM) dan Sistem Pengukuran Kinerja Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Pelatihan Sebagai Variabel Moderator Pada PT.
Lampak Primula Indonesia,” (Skripsi--Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
36
B. Kerangka Konseptual
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Penelitian
Kerangka konseptual menunjukkan hubungan antar variabel, setiap
hubungan diwakili oleh garis panah antar variabel, dengan penjelasan sebagai
berikut:
1. Sistem rekrutmen berpengaruh positif terhadap peningkatan produktivitas
kerja
2. Pelatihan memiliki berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja
3. Penanaman nilai spiritual berpengaruh positif terhadap produktivitas
kerja
4. Pelatihan menjadi variabel penguat hubungan antara sistem rekrutmen
dan produktivitas kerja
5. Penanaman nilai spiritual menjadi variabel penguat hubungan antara
sistem rekrutmen dengan produktivitas kerja X3:Penanaman
Nilai Spiritual X1: Sistem
Rekrutmen
Y: Peningkatan
Produktivitas Kerja
37
C. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan yang hendak dicapai
maka dugaan sementaranya, yaitu:
1. Hipotesis 1
Ho : b1 = 0 : Tidak terdapat pengaruh antara sistem rekrutmen terhadap
peningkatan produktivitas kerja.
Ha : b1 0 : Terdapat pengaruh positif antara sistem rekrutmen terhadap
peningkatan produktivitas kerja.
2. Hipotesis 2
Ho : b2 = 0 : Tidak terdapat pengaruh antara pelatihan terhadap
peningkatan produktivitas kerja.
Ha : b2 0 : Terdapat pengaruh positif antara pelatihan terhadap
peningkatan produktivitas kerja.
3. Hipotesis 3
H0 : b3 = 0 : Tidak terdapat pengaruh antara penanaman nilai spiritual
terhadap peningkatan produktivitas kerja
Ha : b3 0 : Terdapat pengaruh positif antara penanaman nilai spiritual
terhadap peningkatan produktivitas kerja
4. Hipotesis 4
Ho : b4 = 0 : Pelatihan tidak memoderasi sistem rekrutmen terhadap
peningkatan produktivitas kerja
Ha : b4 0 : Pelatihan memoderasi sistem rekrutmen terhadap
38
5. Hipotesis 5
Ho : b5 = 0 : Penanaman nilai spiritual tidak memoderasi sistem rekrutmen
terhadap peningkatan produktivitas kerja
Ha : b5 0 : penanaman nilai spiritual memoderasi sistem rekrutmen
38 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif. Permasalahan yang diambil
dalam penelitian ini adalah permasalahan asosiatif, yaitu suatu penyataan
penelitian yang bersifat menghubungankan dua varaibel atau lebih. Dan
hubungan yang diambil dalam penelitian ini adalah hubungan kausal, yaitu
hubungan yang bersifat sebab akibat.1
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember 2015 hingga selesai.
Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah di Unit Retail Syariah
Kopontren Hidayatullah As Sakinah Keputih Surabaya, dengan alamat Jalan
Arief Rahman Hakim No 32 dan No 100 Sukolilo, Surabaya.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Pada dasarnya populasi memiliki arti jumlah penduduk.2 Dalam sebuah
penelitian populasi berarti seluruh elemen atau anggota dari seluruh wilayah
yang menjadi sasaran penelitian atau meupakan keseluruhan (universum)
objek penelitian.3
1 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi (Bandung: Alfabeta, 1997), 38. 2 Ibid., 151.
3Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian; Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah, edisi I
39
Dalam penelitian ini populasinya adalah jumlah keseluruhan karyawan
yang dimiliki oleh Unit Retail Syariah Kopontren As Sakinah Keputih
Surabaya, yang berjumlah 76 orang. Suharsimi dalam bukunya menyatakan
bahwa:
“Sebagai ancer-ancer, jika peneliti mempunyai beberapa ratus subjek
dalam populasi, mereka dapat menentukan kurang lebih 25 - 30% dari jumlah subjek tersebut. Jika jumlah anggota subjek dalam populasi hanya meliputi 100 hingga 150 orang, dan dalam pengumpulan data peneliti menggunakan angket, sebaiknya subjek sejumlah itu diambil
seluruhnya.”4
Berdasarkan pendapat diatas memberikan gambaran kepada penulis
tentang berapa sampel yang harus diambil. Mengingat bahwa jumlah
keseluruhan karyawan yang menjadi populasi adalah 76 orang yang berarti
sampel terbaik yang diambil adalah keseluruhan populasi. Namun, karyawan
yang memiliki jabatan di bawah supervisor hanya berjumlah 62 orang
karyawan. Sehingga sampel dalam penelitian ini berjumlah 62 orang.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Bebas (Independent)
Variabel bebas adalah segala gejala dengan berbagai faktor yang
menjadi sebab atau yang member pengaruh kepada variabel terikat
(dependent). Dalam penelitian ini, variabel bebas yang dipakai adalah:
X1 = Sistem rekrutmen
4Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek., Edisi Revisi V (Jakarta:
40
X2 = Pelatihan
X3 = Penanaman nilai spiritual Islam
2. Variabel Moderator
Variabel moderator adalah variabel yang mempunyai pengaruh
ketergantungan yang kuat dengan hubungan variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel ini sebagai variabel yang mempengaruhi (memperkuat
atau memperlemah) hubungan antar keduanya. Dalam penelitian ini
variabel moderator yang dipakai adalah:
Z1 = Pelatihan
Z2 = Penanaman nilai spiritual
3. Variabel Terikat (dependent)
Variabel terikat adalah segala gejala yang dengan berbagai faktor
yang terjadi karena dipengaruhi oleh variabel lain. Dalam penelitian ini,
variabel terikat yang di bahas adalah peningkatan produktivitas kerja
karyawan unit Retail Syariah Kopontren Hidayatullah As Sakinah
Keputih Surabaya.
E. Definisi Operasional
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Sistem Rekrutmen, Pelatihan dan
Penanaman Nilai Spiritual Islam pada Karyawan terhadap Peningkatan
Produktivitas Kerja Karyawan di unit Retail Syariah Kopontren Hidayatulloh
41
yang terdapat di dalam judul hal ini digunakan untuk menghindari
kesalahpahaman pembaca dalam memahami hasil penelitian ini, antara lain:
1. Produktivitas Kerja Karyawan : kemampuan karyawan dalam berproduksi
dibandingkan dengan input yang digunakan, seorang karyawan dapat
dikatakan produktif apabila mampu menghasilkan barang atu jasa sesuai
dengan harapan dalam waktu yang singkat atau tepat. Adapun indikator
yang dipakai sebagai berikut :
a. Kualitatif, yaitu keseluruhan karakteristik produk dan jasa yang
meliputi marketing, engineering, manufacture , dan maintenance,
dalam mana produk dan jasa tersebut dalam pemakaianya akan sesuai
dengan kebutuhan dan harapan pelanggan.
b. Kuantitatif, yaitu jumlah kerja yang dilaksanakan oleh seseorang
pegawai dalam suatu periode tertentu.
c. Efektivitas Kerja, yaitu ukuran atau kualitas keberhasilan kerja yang
dicapai pegawai. Seseorang pegawai dinyatakan bekerja efektif jika ia
mampu mencapai tujuan dengan cara yang lebih baik dari standar
yang telah ditetapkan
d. Efisiensi Kerja, yaitu perbandingan terbaik antara suatu pekerjaan
yang dilakukan dengan hasil yang dicapai oleh pekerjaan tersebut
42
hasilnya yang meliputi pemakaian waktu yang optimal dan kualitas
cara kerja yang maksimal.5
2. Penanaman nilai – nilai spiritual Islam: serangkaian kegiatan berupa
sholat jamaah bersama minimal satu minggu sekali, melakukan pengajian,
pemutaran lagu rohani di lokasi kerja, serta penanaman nilai keislaman
melalui halaqoh, ceramah agama dan lainnya. Penanaman nilai islam
kepada para karyawan ini diharapkan dapat memberikan impact yang baik
bagi kepribadian karyawan sehingga dapat lebih bertanggung jawab dan
mempererat hubungan antar karyawan.
3. Pelatihan: kegiatan pendidikan jangka pendek yang diadakan oleh unit
retail Syariah kopontren as Sakinah Sukolilo Surabaya sebagai penambah
ilmu dan kemampuan karyawan, utamanya dalam kegiatan teknis.
Pelatihan yang diadakan oleh kopontren yaitu dengan mendatangkan ahli
materi yang akan menjadi narasumber untuk karyawan unit retail
kopontren as Sakinah. Adapun indikator pelatihan adalah:
a. Materi program yang dibutuhkan
b. Prinsip-prinsip pembelajaran
c. Ketetapan dan kesesuaian fasilitas
d. Kemampuan dan preferensi peserta pelatihan
e. Kemampuan dan preferensi instruksi pelatihan
f. Penerapan materi pelatihan6
5 Renindia Maharlin, “Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawan
43
4. Rekrutmen Karyawan: proses pencarian karyawan dengan syarat-syarat
terntentu guna mengisi kekosongan karyawan yang dibutuhkan oleh Unit
Retail Syariah Kopontren hidayatullah as Sakinah. Unit Retail Syariah
Kopontren hidayatullah as Sakinah memiliki persyaratan tersendiri dalam
pencarian karyawan baru, yaitu Laki-laki, Islam, disiplin, dapat mengaji,
tidak pernah meinggalkan sholat, memiliki kemampuan sesuai arahan
kerja masing – masing, dan memperhatikan hasil kerja masing – masing.
Dalam penelitian ini indikator variabel sistem rekrutmen, antara lain:
a. Waktu yang diperlukan (efisien)
b. Kuantitas dan Kualitas rekrutmen (efektif)7
c. Ketepatan penempatan karyawan
F. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat
ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.8 Koefisien validitas yaitu rxy, jika
besar koefisien validitas sebesar 1,0 maka bisa dikatakan kalau hasil
pengukuran semakin valid, namun pada kenyataannya suatu koefisien
validitas tidak akan pernah mencapai angka sempurna.9 Azwar (1999)
6
Meldona, Manajemen Sumber Daya…, 250.
7
Wilson Bangun, Manajemen Sumber… , 151-152.
44
mengatakan jika melakukan penelitian langsung terhadap korelasi bisa
digunakan batas nilai minimal korelasi yaitu 0,30.10
Cara pengujian validitas dengan menghitung korelasi antar skor
masing-masing pertanyaan dan skor total dengan menggunakan rumus
bivariate pearson (korelasi Produk Momen Pearson),11 dengan bantuan
SPSS.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indikator tingkat keandalan atau kepercayaan
terhadap suatu hasil pengukuran.12 Hasil pengukuran dipercaya jika dalam
beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang
sama diperoleh hasil yang sama dari waktu ke waktu selama aspek yang
diukur juga sama.13
Cara menghitung tingkat reliabilitas yaitu dengan menggunakan
rumus Alpha Cronbach. Adapun rumus penghitungannya adalah sebagai
berikut:
Dimana:
r11 = Koefisien reliabilitas instrumen
10 Duwi Priyanto, Mandiri Belajar SPSS: Statistical Product and Service Solution) untuk Analisis
Data dan Uji Statistik (Yogyakarta: Mediakom, 2009), 17.
11 Renindia Maharlin, “Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawan
Robinson Supermarket Samarinda,” eJournal Administrasi Bisnis, Vol 1, No 4 (2013), 304.
45
k = Jumlah butir pertanyaan
= Jumlah varians butir
= Varians total
Hasil pengujian dikatakan reliabel apabila nilai r Cronbach alpha
≥ 0,60. 14 Pengujian reliabilitas ini menggunakan SPSS.
G. Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data
sekunder. Sumber data primer didapatkan dari penyebaran kuesioner kepada
seluruh karyawan yang ada di bawah supervisor Unit Retail Syariah
Kopontren Hidayatullah As Sakinah Keputih Surabaya yang menjadi
populasi penelitian ini. Sumber data sekunder (pendukung) yaitu berupa
dokumen-dokumeen yang dimiliki oleh Kopontren Hidayatullah As Sakinah
Keputih Surabaya yang berkaitan dengan sistem perekrutan, pelatihan dan
penanaman nilai spiritual Islam pada seluruh karyawan yang dimilikinya.
H. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan metode-metode yang diharapkan dapat mengumpulkan
data secara terperinci dan baik, metode yang digunakan adalah:
14 Syofian Siregar, Statistik Deskriptif untuk Penelitian: Dilengkapi Perhitungan Manual dan
46
1. Kuesioner
Kuesioner adalah metode yang mengharuskan peneliti untuk
menyiapkan pertanyaan secara tertulis mengenai masalah yang ingin
diteliti. Skala pengukuran dalam penelitian ini adalah skala likert. Skala
likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.15
Setelah pertanyaan telah tersusun dengan baik dan valid, maka akan
disebarkan kepada seluruh sampel yang dipilih. Mengingat bahwa sampel
yang dipilih dalam penelitian ini adalah seluruh populasi yang memenuhi
kriteria, maka kuesioner ini akan disebarkan ke seluruh karyawan yang
memenuhi kriteria di Unit Retail Syariah Kopontren Hidayatullah As
Sakinah Keputih Surabaya.
2. Wawancara (interview)
Wawancara adalah metode pengumpulan data secara lisan yang di
dapat dari bercakap-cakap dengan bertatap muka dengan narasumber yang
dapat memberikan penjelasan kepada peneliti. Dalam penelitian ini,
metode wawancara yang dipakai berupa metode wawancara semi
tersetruktur dimana telah disiapkan beberapa pertanyaan yang diupayakan
dapat menggali informasi dari informan yang sebenar-benarnya namun
dengan cara yang tidak terlalu lentur sekaligus tidak kaku. Dowsett dalam
Rubin (1995) mengatakan bahwa wawancara semi terstruktur memiliki
power yang luar biasa, yang tidak dimiliki wawancara jenis lain atau