• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SISTEM REKRUTMEN TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DENGAN PELATIHAN DAN PENANAMAN NILAI SPIRITUAL SEBAGAI VARIABEL MODERATOR DI UNIT RETAIL SYARIAH KOPONTREN HIDAYATULLOH AS SAKINAH KEPUTIH SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH SISTEM REKRUTMEN TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DENGAN PELATIHAN DAN PENANAMAN NILAI SPIRITUAL SEBAGAI VARIABEL MODERATOR DI UNIT RETAIL SYARIAH KOPONTREN HIDAYATULLOH AS SAKINAH KEPUTIH SURABAYA."

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SISTEM REKRUTMEN TERHADAP

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN

DENGAN PELATIHAN DAN PENANAMAN NILAI SPIRITUAL

SEBAGAI VARIABEL MODERATOR

DI UNIT

RETAIL

SYARIAH KOPONTREN HIDAYATULLOH

AS SAKINAH KEPUTIH SURABAYA

SKRIPSI

OLEH:

NANIK NUR BAITI

NIM: C04212071

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

SURABAYA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Sistem Rekrutmen terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Karyawan dengan Pelatihan dan Penanaman Nilai Spiritual

Sebagai Variabel Moderator di Unit Retail Syariah Kopontren Hidayatulloh As

Sakinah Keputih Surabaya” ini merupakan penelitian yang bertujuan mengetahui apakah terdapat pengaruh antara sistem rekrutmen terhadap produktivitas kerja

karyawan di Unit Retail Syariah Kopontren Hidayatullah As Sakinah Keputih

Surabaya, apakah terdapat pengaruh antara pelatihan terhadap produktivitas

kerja karyawan di Unit Retail Syariah Kopontren Hidayatullah As Sakinah

Keputih Surabaya, apakah terdapat pengaruh antara penanaman nilai spiritual

terhadap produktivitas kerja karyawan di Unit Retail Syariah Kopontren

Hidayatullah As Sakinah Keputih Surabaya, apakah pelatihan memoderasi hubungan antara sistem rekrutmen dan produktivitas kerja karyawan di Unit Retail Syariah Kopontren Hidayatullah As Sakinah Keputih Surabaya dan apakah pelatihan memoderasi hubungan antara sistem rekrutmen dan produktivitas kerja karyawan di Unit Retail Syariah Kopontren Hidayatullah As Sakinah Keputih Surabaya.

Metode penelitian yang diguanakan adalah kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, wawancara, observasi lapangan dan dokumentasi. Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan yang memenuhi kriteria responden, yaitu berjumlah 62 orang, namun data yang terkumpul dan layak uji hanya 79% dari jumlah sampel seluruhnya yaitu 49 orang karyawan. Untuk menganalisis data yang terkumpul, peneliti menggunakan uji hipotesis

regresi linier berganda, uji t dan uji variabel moderator menggunakan Moderate

Regression Analysis dengan pendekatan uji residual.

Hasil pengujian data penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh secara parsial antara sistem rekrutmen dan pelatihan terhadap

produktivitas kerja karyawan.Untuk sistem rekrutmen (X1), diperoleh thitung

((0.185 ttabel (2.014) dengan signifikasi 0.854 0.05 dan pada variabel

pelatihan (X2) diperoleh nilai thitung (1.276) nilai ttabel (2.014) dengan

signifikansi 0.209 0.05. Sementara pengujian pada penanaman nilai spiritual

(X3) diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara

penanaman nilai spiritual terhadap produktivitas kerja karyawan dengan nilai thitung (4.350) nilai ttabel (2.014) dan signifikasi 0.000 0.05. dan pada variabel penlatihan dan penanaman nilai spiritual sebagai variabel moderator didapatkan hasil bahwa kedua-duanya bukan merupakan variabel moderator, dimana tingkat signifikasi yang dihasilkan lebih dari 0.05, yaitu 0.119 dan 0.262.

(7)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ………... i

PERNYATAAN KEASLIAN ………. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ………... iii

PENGESAHAN ……….. iv

DAFTAR TRANSLITERASI ……….. xiv

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Rumusan Masalah ……… 7

C. Tujuan Penelitian ……….. 8

D. Kegunaan Hasil Penelitian ……… 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ……….. 10

A. Landasan Teori ………. 10

B. Penelitian Terdahulu yang Relevan ………. 31

C. Kerangka Konseptual ……… 36

D. Hipotesis ……… 38

BAB III METODE PENELITIAN ………... 38

A. Jenis Penelitian ………. 38

B. Waktu dan Tempat Penelitian ……….. 38

C. Populasi dan Sampel Penelitian ……… 38

D. Variabel Penelitian ……… 38

E. Definisi Operasional ……… 40

F. Uji Validitas dan Reliabilitas ……….. 43

(8)

H. Teknik Pengumpulan Data ……… 45

I. Teknik Analisis Data ……… 47

BAB IV HASIL PENELITIAN ……… 55

A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ………... 55

B. Penyajian dan Analisis Data ……… 58

BAB V PEMBAHASAN ……….. 88

BAB VI PENUTUP ………. 95

A. Kesimpulan ……….. 95

B. Saran ………. 96

DAFTAR PUSTAKA ………. 98

(9)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Semakin banyaknya kebutuhan manusia, menyebabkan semakin pesatnya

perkembangan yang terjadi pada usaha-usaha yang berperan sebagai penyedia

kebutuhan (produsen). Pada dasarnya segala sesuatu di alam adalah milik

Allah SWT. Sebagaimana surat Al A’raf ayat 128:

Musa berkata kepada kaumnya: "Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah; Sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah; dipusakakan-Nya kepada siapa yang dihendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. dan kesudahan

yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa."1

Ayat ini menjelaskan bahwa bumi adalah milik Allah dan segala yang

terjadi adalah atas kehendak-Nya, begitu juga dalam pengelolaan bumi ini

berhak untuk siapa saja yang dikehendaki-Nya. Pemenuhan kebutuhan

manusia dapat didapatkan dari pengelolaan bumi yang baik. Namun, tidak

semua manusia mampu mengelola bumi dengan baik. Setiap manusia

memiliki kemampuan dan memiliki peran tersendiri dalam kehidupan. Begitu

juga dalam bidang perekonomian, sebagian berperan sebagai produsen,

sebagian bertindak sebagai distributor dan sisanya menjadi konsumen.

1 Departemen Agama Republik Indonesia, Al Habsyah Al Qur’an Tafsir Per Kata Tajwid Kode

(10)

2

Saat ini untuk memenuhi kebutuhan hidup, manusia sudah tidak bisa

memanfaatkan alam sekitarnya. Mengingat bahwa kehidupan semakin

modern dan alam yang sudah tidak menjadi milik umum lagi. Wilayah

perkotaan yang memiliki masyarakat yang telah terbiasa hidup praktis

menjadikan perdagangan sebagai kegiatan yang dibutuhkan untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari.

Pedagang adalah pekerjaan yang berhubungan dengan menjual dan

membeli barang untuk mendapat untung.2 Dalam perdagamgan, pedagang

biasa bertindak sebagai produsen yang merangkap sebagai distributor, dan

ada yang bertindak hanya sebagai distributor barang jadi atau yang biasa

disebut sebagai reseller. Pertemun seorang pedagang dan pembeli dinamakan

sebagai pasar. Secara sederhana, pasar adalah tempat fisik di mana pembeli

dan penjual berkumpul untuk membeli dan menjual barang.3 Salah satu

bentuk pasar tradisional yang dikemas secara modern dan nyaman adalah

berupa pusat perbelanjaan yang biasa disebut dengan supermarket.

Supermarket adalah bentuk retail business modern yang menganut

operasi swalayan, volume barang tinggi, laba sedikit dan biaya rendah. Bisnis

retailing ini mengkhususkan diri dalam menawarkan jenis produk makanan

dan minuman serta barang-barang untuk perawatan rumah tangga.4 Ciri

supermarket digambarkan dengan penataan barang yang berada di rak

2 Wahyu Dwi Sutami, “Strategi Rasional Pedagang Pasar Tradisional”, BioKultur, Vol.I, No.2

(Juli- Desember 2112), 128.

3 Philip Kotler dan Kevin Lane Kotler, Manajemen Pemasaran; Edisi Tiga Belas, Bob Sabran,

Jilid I (Jakarta: Erlangga, 2008), 8.

4 Philip Kotler, Principles of Marketing, Terjemahan oleh Damos Sihombing, Jilid 1, Edisi 12

(11)

3

terbuka dengan tujuan agar konsumen dapat memilih barang yang dibutuhkan

secara langsung. Hal ini diharapkan dapat memberikan kepuasan tersendiri

bagi konsumen. Pembayaran atas barang yang telah dipilih dilakukan di

bagian check out counter atau kasir.

Supermarket merupakan perdagangan barang secara retail (ecer).

Konsumen yang disasar oleh supermarket adalah konsumen akhir, mengingat

bahwa barang yang dijual secara ecer bukan borongan yang ditawarkan

ditempat tengkulak.

Semakin banyaknya supermarket yang berdiri di kota Surabaya

memberikan kepuasan tersendiri bagi konsumen. Hal ini dikarenakan semakin

banyaknya supermarket yang berdiri semakin banyak pula pilihan konsumen

untuk menentukan dimana mereka akan membelanjakan uangnya untuk

memenuhi kehidupan sehari-hari. Namun dengan semakin banyaknya

supermarket yang berdiri menjadikan pengelola supermarket untuk bekerja

keras agar bisa tetap bersaing dalam persaingan yang semakin ketat. Salah

satu hal yang harus diperhatikan oleh pengelola supermarket adalah kualitas

sumber daya manusia yang dimilikinya. Selaras dengan penelitian yang

dilakukan oleh Singgih Santoso tahun 2007 mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi konsumen untuk berbelanja di supermarket Carrefour di kota

Yogyakarta mendapatkan hasil bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi

konsumen untuk berbelanja di supermarket Carrefour di kota Yogyakarta

(12)

4

pertimbangan kepuasan emosional, salah satunya yaitu kepuasan pada

layanan yang diberikan oleh karyawan.5

Manusia memiliki peran penting dalam pencapaian tujuan perusahaan.

Semakin berkualitasnya tenaga kerja manusia yang dimiliki maka semakin

menguntungkan bagi perusahaan, maka pembinaan perusahaan kepada

karyawan dirasa penting untuk melahirkan sumber daya manusia profesional.

Manusia adalah sumber daya yang dapat dikembangkan dalam hal

kemampuan dan berpikir, sehingga dapat menjadi karyawan yang berkualitas

dan memiliki kinerja yang baik, kerja sama dan prestasi pada karyawan

dengan tujuan mencapai tingkat yang lebih optimal.

Salah satu supermarket yang telah dikenal di Surabaya Timur adalah

Supermarket As Sakinah. Supermarket ini merupakan koperasi Pesantren

Hidayatullah yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan nama sakinah

swalayan. Seiring berjalannya waktu supermarket ini semakin berkembang,

dan mempunyai cabang di banyak daerah, salah satunya di daerah Keputih

juga, yang berbentuk minimarket. Perbedaan minimarket dan supermarket ini

terletak pada produk yang dijual serta ukuran tempat yang digunakan.

Minimarket memiliki tempat yang lebih kecil dan produk yang lebih terbatas

dibandingkan supermarket. 6

5 Singgih Santoso. “Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Konsumen Untuk Berbelanja di

Supermarket Carrefour Yogyakarta”. Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis, Vol. 2, No. 1 (Universitas Kristen Duta Wacana, 2007).

6 Manajer Sumber Daya Manusia Bapak Khoirul Anam, Wawancara, Supermarket As Sakinah

(13)

5

Sesuai dengan latar belakang supermarket yang berkembang dalam

naungan sebuah pesantren, menjadikan supermarket sakinah sebagai tempat

perbelanjaan bernuansa Islam. Sumber daya alam yang dimiliki juga tidak

lepas dari syarat-syarat pegawai muslim. Dalam pemberdayaan sumber daya

manusia-nya supermarket sakinah juga mengadakan pelatihan dan

pengembangan berupa kegiatan-kegiatan spiritual yang diharapkan dapat

melatih dan memotivasi karyawannya untuk menjadi tenaga Islam

professional di masing-masing bidangnya sehingga dapat menyelesaikan

pekerjaan secara efektif dan efisien. Salah satu penanaman nilai spiritual

Islam yang dilakukan adalah pengaplikasian Q.S Al Jumuah ayat 11, yang

“Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli[1475]. yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”

[1475] Maksudnya: apabila imam telah naik mimbar dan muazzin telah azan di hari Jum'at, maka kaum muslimin wajib bersegera memenuhi panggilan muazzin itu dan meninggalakan semua

pekerjaannya.7

Mengingat bahwa seluruh tenaga kerja yang dimiliki berjenis kelamin

laki-laki mengharuskan supermarket dan minimarket As Sakinah untuk

menutup tokonya dan buka lagi saat sholat jumat selesai, yaitu dari jam

11:00–13:00. Selain pelatihan dan penanaman nilai spiritual Islam, kopontren

(14)

6

as sakinah sudah memiliki kriteria tersendiri dalam merekrut tenaga kerja

yang dibutuhkannya, dengan harapan yang sama yakni mendapatkan para

tenaga kerja yang ahli dan bertanggungjawab dunia akhirat.8

Simamora 1997:213, mengatakan bahwa hasil perekrutan yang baik

adalah terpilihnya karyawan yang memiliki keahlian tinggi yang dapat

bekerja dengan baik dan produktif. Karyawan yang memiliki keahlian tinggi,

akan membutuhkan lebih sedikit pelatihan dan pengembangan dari pada yang

tidak berkeahlian.9 Kegiatan pelatihan dan pengembangan untuk pegawai

dilaksanakan setelah pegawai menjadi salah satu bagian dari perusahaan.

Kegiatan ini pada umumnya bertujuan untuk menambah keahlian pegawai

sebagai penggerak perusahaan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.10

Berangkat dari usaha dan harapan pengelola dalam upaya meningkatkan

produktivitas kerja karyawan, penyusun ingin melakukan penelitian lebih

lanjut apakah perekrutan, pelatihan dan kegiatan rutin penanaman nilai-nilai

spiritual yang dilakukan menjadi faktor yang dapat memberi pengaruh secara

signifikan dalam peningkatan produktivitas kerja karyawannya? Dan apakah

pelatihan dan penanaman nilai spiritual yang dilakukan memperkuat

hubungan antara sistem rekrutmen dengan produktivitas keja karyawan?.

Sehingga penulis tertarik untuk mengajukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Sistem Rekrutmen Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja

8 Manajer Sumber Daya Manusia Bapak Khoirul Anam, Wawancara, Supermarket As Sakinah

Keputih Surabaya, 15 Desember 2015.

9 Meldona dan Siswanto, Perencanaan Tenaga Kerja (Malang: UIN Maliki Press, 2012), 119.

10

(15)

7

Karyawan dengan Pelatihan dan Penanaman Nilai Spiritual Sebagai Variabel

Moderator di Unit Retail Syariah Kopontren Hidayatulloh As Sakinah

Keputih Surabaya”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah adalah:

1. Apakah sistem rekrutmen berpengaruh secara signifikan terhadap

peningkatan produktivitas kerja karyawan di unit Retail Syariah

Koponten Hidayatullah As Sakinah Keputih Surabaya?

2. Apakah pelatihan berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan

produktivitas kerja karyawan di unit Retail Syariah Kopontren

Hidayatullah As Sakinah Keputih Surabaya?

3. Apakah penanaman nilai spiritual berpengaruh secara signifikan terhadap

peningkatan produktivitas kerja karyawan di unit Retail Syariah

Kopontren Hidayatullah As Sakinah Keputih Surabaya?

4. Apakah pelatihan memoderasi hubungan antara sistem rekrutmen dengan

peningkatan produktivitas kerja karyawan di unit Retail Syariah

Kopontren Hidayatullah As Sakinah Keputih Surabaya?

5. Apakah penanaman nilai spiritual Islam memoderasi hubungan antara

sistem rekrutmen dengan peningkatan produktivitas kerja karyawan di

unit Retail Syariah Kopontren Hidayatullah As Sakinah Keputih

(16)

8

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh sistem rekrutmen terhadap

peningkatan produktivitas kerja karyawan di unit Retail Syariah

Koponten Hidayatullah As Sakinah Keputih Surabaya

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pelatihan terhadap

peningkatan produktivitas kerja karyawan di unit Retail Syariah

Koponten Hidayatullah As Sakinah Keputih Surabaya

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh penanaman nilai spiritual

terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan di Unit Retail Syariah

Koponten Hidayatullah As Sakinah Keputih Surabaya

4. Untuk mengetahui dan menganalisis peran pelatihan dan penanaman nilai

spiritual sebagai moderasi hubungan antara sistem rekrutmen dengan

peningkatan produktivitas kerja karyawan di unit Retail Syariah

Koponten Hidayatullah As Sakinah Keputih Surabaya

5. Untuk mengetahui dan menganalisis peran penanaman nilai spiritual

sebagai moderasi hubungan antara sistem rekrutmen dengan peningkatan

produktivitas kerja karyawan di unit Retail Syariah Koponten

(17)

9

D. Kegunaan Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memiliki kegunaan untuk hal-hal

sebagai berikut:

1. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan bisa menjadi sumbangan keilmuan

dan dapat dijadikan sebagai bahan diskusi untuk memperluas pengetahuan

dan penelitian pada bidang Manajemen Sumber Daya Manusia khusunya

dalam perekrutan dan pengembangan sumber daya manusia untuk

meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

2. Kegunaan Praktis

Bagi kalangan akademis dan praktisi diharapkan dapat menunjang

penelitian selanjutnya yang akan bermanfaat sebagai bahan perbandingan

bagi penelitian lain. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan

masukan yang bermanfaat demi kemajuan kopontren hidayatullah as

Sakinah Sukolilo Surabaya. Dan sebagai bahan evaluasi kegiatan yang

digunakan, sebagai salah satu upaya meningkatkan produktivitas kerja

(18)

10 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Pada penelitian ini, penulis membahas topik pada grand theory

Manajemen Sumber Daya Manusia yang variabelnya mencakup sistem

rekrutmen, pelatihan, penanaman nilai spiritual dan produktivitas kerja yang

akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Sistem Rekrutmen

a. Pengertian Rekrutmen

Rekrutmen merupakan suatu proses pencarian, mengadakan,

menenmukan, dan menarik para pelamar untuk dipekerjakan dalam

suatu organisasi.1 Selain itu, Wayne Mondy dalam bukunya

mengatakan bahwa perekrutan adalah proses menarik orang-orang pada

waktu yang tepat, dalam jumlah yang cukup dan dengan persyaratan

yang layak, untuk mengisi lowongan dalam organisasi.2 Ruki tahun

2006 mengatakan bahwa rekrutmen merupakan proses mencari dan

menarik (membujuk untuk melamar) pelamar yang memenuhi syarat

untuk mengisi jabatan/posisi tertentu yang lowong/kosong, yang telah

diidentifikasi dalam perencanaan sumber daya manusia.3

1 Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya…, 45.

2 Wayne Mondy, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bayu Airlangga, Jilid I Edisi 10 (Jakarta:

Erlangga, 2008), 132.

3 Meldona, Manajemen Sumber Daya Manusia: Perspektif Integratif (Malang: UIN Malang Press,

(19)

11

Sistem rekrutmen yang diterapkan setiap organisasi tentunya

berbeda-beda. Sistem rekrutmen yang di terapkan bertujuan untuk

memperoleh SDM berkualitas yang memenuhi syarat tiap organisasi

perusahaan. Guna memenuhi kebutuhan akibat penambahan jumlah

tenaga kerja, perusahaan harus menggunakan metode perekrutan

tenaga kerja yang efektif dan efisien.4

b. Sumber dan Metode Rekrutmen

Sumber dan Metode utama rekrutmen yang dapat digunakan adalah:

a) Internal

Sumber Internal yang dimaksud adalah perekrutan yang

dilakukan di dalam perusahaan. Hal yang dapat dilakukan

perusahaan adalah berupa promosi peningkatan jabatan, transfer

karyawan dari posisi pada tingkat tanggung jawab dan wewenang

yang sama, rotasi pekerjaan yaitu perputaran posisi karyawan

untuk sementara, dan pengaryaan dan memanggil kembali mantan

karyawan perusahaan.

Metode Internal yang dapat dilakukan perusahaan dapat

berupa: Job Posting (penawaran terbuka untuk suatau jabatan

tertentu), Skill Inventories (Daftar informasi keterampilan

karyawan berupa arsip-arsip yang tersimpan untuk memudahkan

identifikasi dan pertimbangan internal bobot yang diperlukan),

Referral (Rekomendasi dari karywan).

(20)

12

b) Eksternal

Sumber Eksternal adalah rekrutmen yang berasal dari luar

perusahaan. Hal yang biasa dilakukan perusahaan adalah pencarian

karyawan baru dari luar dengan berbagai metode pencarian.

Metode rekrutmen ekternal karyawan dapat berupa: Iklan Media

baik online, surat kabar dan sebagainya, Melalui agen penempatan

kerja, Lembaga pendidikan dan pelatihan, Organisasi

keahlian/profesi dan Serikat pekerja, perekrutan langsung ke

perguruan tinggi, open house guna menarik minat pelamar dengan

cara memperkenalkan perusahaan lebih dalam, dan meminta

bantuan konsultan manajemen.5

Tabel 2.1

Keunggulan dan Kelemahan Metode Rekrutmen Karyawan Internal

dan Eksternal6

Rekrutmen Internal Rekrutmen Ekternal Keunggulan:

a. Karyawan telah familiar dengan perusahaan

b. Biaya rekrutmen dan pelatihan lebih rendah

c. Meningkatkan moral dan motivasi karyawan

(21)

13

c. Faktor yang mempengaruhi

Setiap perusahaan memiliki metode tersendiri dalam melakukan

rekrutmen. Perusahaan hanya perlu memilih metode apa yang akan

digunakan agar proses rekrutmen dapat terjadi secara tepat, efektif

dan efisien. Hasil penelitian Flippo tahun 1984, memberikan hasil

bahwa metode penarikan yang efektif pada perusahaan asuransi dan

bank adalah berupa rekomendasi dan referensi dari karyawan sendiri

dibandingkan dengan penarikan yang melalui metode iklan. Perbedaan

ini disebabkan oleh jumlah informasi yang disampaikan, karena

karyawan yang lebih produktif dan lebih puas yang diangkat akan

memberikan informasi dalam jumlah yang lebih besar.

Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan

pilihan dari metode-metode yang ada, antara lain:

1) Biaya dan manfaat

2) Waktu yang diperlukan (efisien)

3) Kuantitas dan Kualitas rekrutmen (efektif)7

d. Interaksi Rekrutmen dengan Praktek Manajemen Sumber Daya

Manusia lainnya.

Sistem rekrutmen juga berinteraksi dengan kegiatan manajemen

sumber daya manusia lainnya. Terutama pada kegiatan seleksi,

evaluasi kerja, kompensasi, pelatihan dan pengembangan serta

(22)

14

hubungan karyawan. Seperti dijelaskan oleh Simamora 1997:213

pada gambar 2.1:8

Gambar 2.1 Interaksi Rekrutmen dengan Praktek Manajeemen Sumber Daya Manusia

2. Pelatihan

a. Pengertian Pelatihan

Rivai dan Simamora mengatakan bahwa pelatihan (training)

adalah proses sistematis pengubahan tingkah laku para karyawan

8

(23)

15

dalam suatu arah untuk meningkatkan upaya pencapaian

tujuan-tujuan organisasi.9 Pelatihan dilakukan untuk memberi pengetahuan

dan keterampilan yang dibutuhkan karyawan untuk pekerjaan saat ini.

Setelah pelaksanaan pelatihan, disisi lain juga terdapat

pengembangan. Pengembangan ini melibatkan pembelajaran yang

melampaui pekerjaan saat ini dan memiliki fokus jangka panjang, dari

peningkatan motivasi, kepuasan kerja yang akan berdampak baik pula

bagi pelanggan.10

b. Faktor-faktor pelatihan

Tidak ada strandar khusus dalam sebuah pelatihan, hal ini

tergantung pada organisasi yang melaksanakan. Namun, terdapat

beberapa faktor yang dapat memengaruhi sebuah metode pelatihan

serta pengembangan, yaitu:11

1) Cost effectiveness (efektifitas biaya)

2) Materi program yang dibutuhkan

3) Prinsip-prinsip pembelajaran

4) Ketetapan dan kesesuaian fasilitas

5) Kemampuan dan preferensi peserta pelatihan

6) Kemampuan dan preferensi instruksi pelatihan

(24)

16

c. Metode Pelatihan

Beberapa metode yang dapat digunakan untuk pelatihan dan

pengembangan, antara lain:

1) On the Job Training (OJT)

On the Job Training (OJT) disebut juga dengan pelatihan

dengan instruksi pekerjaan yaitu dengan cara pekerja atau calon

pekerja ditempatkan dalam kondisi pekerjaan riil, di bawah

bimbingan supervisor.

2) Rotasi pekerjaan

Adalah persilangan atau perputaran posisi kerja untuk

mendapatkan variasi kerja.

3) Magang

Magang melibatkan pembelajaran dari pekerja yang lebih

berpengalaman, dan dapat ditambah pada teknik off the job

training.

4) Ceramah kelas daan presentasi video

Ceramah adalah pendekatan terkenal karena menawarkan sisi

ekonomis dan material organisasi, tetapi partisipasi, umpan balik,

transfer dan repitisi sangat rendah.

5) Pelatihan vestibule

Pelatihan ini bertujuan untuk melakukan pelatihan yang tidak

(25)

17

karyawan di suatu wilayah terpisah dengan menyediakan peralatan

yang sama dengan yang digunakan dalam pekerjaan.

6) Permainan peran dan model perilaku

Permainan peran adalah alat yang mendorong peserta untuk

memerankan identitas lain yang bertujuan untuk menciptakan

lingkungan kerja kondusif bagi keanekaragaman tenaga kerja.

7) Case study

Metode kasus adalah metode pelatihan yang menggunakan

deskripsi tertulis dari suatu permasalahan riil yang dihadapi oleh

perusahaan. Pelaksanaan metode ini membutuhkan peranan

instruktur sebagai katalis dan fasilitator.

8) Simulasi

Permainan simulasi ini dibagi menjadi dua, yaitu simulasi

mekanik dan simulasi computer yang sering berupa games.

9) Belajar mandiri dan proses belajar terprogram

Materi instruksional yang direncanakan secara tepat dapat

digunakan untuk melatih dan mengembangkan para karyawan.

Teknik belajar mandiri berkisar pada cara manual sampai kaset

rekaman atau video.

10) Praktik laboratorium

Metode ini dirancang untuk meningkatkan keterampilan

(26)

18

kepekaan yang mencoba meningkatkan kepekaan seseorang

terhadap perasaan orang lain.

11)Pelatihan tindakan (action training)

Pelatihan ini terjadi dalam kelompok kecil yang berusaha

mencari solusi masalah nyata yang dihadapi perusahaan dengan

bantuan fasilitator baik dari dalam maupun dari luar perusahaan.

12)Role playing

Metode pelatihan tang menggabungkan antara metode kasus

dan metode program pengembangan sikap. Kesuksesan metode ini

tergantung pada kemampuan memainkan peran.

13)In basket technique

Cara kerja metode ini dengan memberikan materi informasi

untuk karyawan dalam bentuk email khusus. Peserta bertugas

untuk mengambil keputusan dan tindakan atas semua kasus yang

diberikan. Penilaiannya dari keputusan dan tindakan yang

diberikan oleh peserta.

14)Management games

Metode ini menekankan pada pengembangan kemampuan

problem solving.

15)Behaviour modeling

Metode ini merupakan salah satu proses yang bersifat

psikologis mendasar dengan pola-pola baru dari suatu perilaku

(27)

19

16)Outdoor oriented program

Program ini biasanya dilakukan di suatu wilayah yang

terpencil dengan melakukan kombinasi antara kemampuan di luar

kantor dengan kemampuan di ruang kelas. Program ini dikenal

dengan istilah outing, seperti arung jeram, mendaki gunung,

kopetisi tim, panjat tebing dan lain-lain. 12

d. Tujuan Pelatihan

Beberapa tujuan pengembangan dan pelatihan antara lain:

1) Meningkatkan penghayatan jiwa dan ideology

2) Meningkatkan produktivitas kerja

3) Meningkatkan kualitas kerja

4) Meningkatkan ketetapan perencanaan sumber daya manusia

5) Meningkatkan sikap moral dan semangat kerja

6) Meningkatkan rangsangan agar pegawai mampu berprestasi

7) Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja

8) Menghindari keusangan

9) Meningkatkan perkembangan pribadi pegawai.13

10) Pengisi gap antara kinerja karyawan baru yang telah diprediksi

dengan kinerja aktualnya.

11) Mempersiapkan karyawan untuk promosi jabatan yang akan

datang.14

12Ibid., 253 257.

13 Anwar Prabu Mangkunegara, Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

(28)

20

e. Hasil Pelatihan

Penilaian kesuksesan pelatihan yang paling tinggi yaitu berada

pada hasil pelatihan. Hasil pelatihan dapat diketahui melalui cara

membandingkan sebelum dan setelah dilakukan pelatihan. Hasil

pelatihan dapat berupa meningkat atau menurunnya produktivitas

kerja dan tingkat absensi karyawan.15

3. Penanaman Nilai Spiritual

a. Pengertian Nilai Spiritual

Nilai dalam Kamus Besar Indonesia sifat-sifat atau hal-hal yg

penting atau berguna bagi kemanusiaan.16 Spiritual berarti hal hal

yang berhubungan dengan atau bersifat kejiwaan (rohani, batin),

spiritualisasi adalah pembentukan jiwa.17

Elkins menunjuk spiritualitas sebagai cara individu memahami

keberadaan maupun pengalaman dirinya. Bagaimana individu

memahami keberadaan maupun pengalamannya dimulai dari

kesadarannya mengenai adanya realitas transenden (berupa

kepercayaan terhadap Tuhan, atau apa pun yang dipersepsikan

individu sebagai sosok transenden) dalam kehidupan, dan dicirikan

oleh nilai-nilai yang dipegangnya.18

14

Meldona dan Siswanto, Perencanaan Tenaga…, 219-220.

15 Wilson Bangun, Manajemen Sumber…, 210.

16 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa

Departemen Pendidikan Nasional, 2008), 1074.

17 Ibid.,1503.

18 Abdul Jalil, Spiritual Enterpreneurship: Transformasi Spiritual Kewirausahaan (Yogyakarta:

(29)

21

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penanaman

nilai spiritual adalah penanaman pada diri sendiri maupun orang lain

akan hal-hal penting mengenai segala sesuatu yang berdampak pada

jiwa melalui beberapa kegiatan yang merangsang kejiwaannya

sehingga berguna bagi kehidupan dalam segala aspek.

Dalam masalah ekonomi, hubungan spiritualitas agama sebagai

faktor ekonomi sudah diperhatikan secara serius. Hal ini didasarkan

pada ilmuwan muslim yang menyadari dan diperkuat dari hasil

kajiannya, bahwa kendala yang menjadi faktor ketertinggalan negara

Islam dari negara non-Islam adalah terletak pada nilai – nilai Islam

yang belum menjadi spirit untuk produktif.19

Hubungan agama dengan sektor usaha dan bisnis sudah sangat

jelas dicontohkan Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Mereka tidak

permah memisahkan antara bisnis dan nilai-nilai spiritual. Qur’an

surat Ad Dzariyat ayat 56:

Dalam ayat ini secara jelas dikatakan bahwa pada dasar manusia

diciptakan untuk beribadah. Ayat ini secara tersirat menjelaskan

bahwa segala sesuatu yang kita kerjakan harus diniatkan beribadah

kepada Allah SWT. Begitu juga dalam bekerja untuk memenuhi

19 Ibid., 31.

(30)

22

kebutuhan hidup. Banyak aspek normatif Islam yang dijelaskan dalam

Al Qur’an mulai dari perintah bersabar, sholat, berdzikir, bersyukur

dan bertawakal kepada-Nya.

Setelah menyimak aspek normatif yang dijelaskan dalam al

Qur’an dapat disimpulkan tiga peran penting spiritual dalam bisnis

atau kegiatan ekonomi, yaitu:

1) Daya kreasi, aspek spiritual diyakini dapat membuat manusia

mampu memahami pesan Ilahi, dan fisik mewujudkan dalam

tataran materi. Hal inilah yang kemudian dapat mendorong pribadi

seseorang menjadi kreatif dan produktif.

2) Fungsi Kontrol, kesadaran spiritual akan menghindarkan manusia

dari jebakan kesalahan yang dapat menghalangi rezeki. Kekuatan

spiritual akan membuat karyawan menjalankan pekerjaannya

dengan penuh moral. Spiritualitas akan mencegah pelakunya dari

sifat arogansi dari segala sesuatu yang telah dicapainya.

Spiritualitas juga akan meningkatkan sifat bertanggungjawab

karyawan karena ia berkeyakinan bahwa segala sesuatu yang

dilakukan di dunia ini akan dimintai pertanggungjawaban.

3) Stabilitator, spiritualitas menyadarkan pelakunya untuk

melibatkan kehadiran Allah mulai dari permulaan hingga akhir

(31)

23

baik dan menghindari segala bentuk kecurangan dan segala hal

yang dapat merugikan diri sendiri dan perusahaan.21

4. Produktivitas Kerja

a. Pengertian Produktivitas

Produktivitas berarti mental seseorang yang berpandangan bahwa

dalam bekerja hari ini hasilnya terus lebih baik dari pada kemarin,

demikian pula hasil hari esok harus lebih baik dari hari ini.22

“Klingner dan Nanbaldian menyatakan bahwa produktivitas adalah fungsi perkalian dari usaha pegawai (effort) yang didukung oleh motivasi yang tinggi, dengan kemampuan pegawai (ability), yang diperoleh melalui latihan-latihan. Produktivitas yang meningkat menunjukkan performasi yang baik dan akan

menjadi feedback bagi perusahaan atau motivasi pekerja pada

tahap berikutnya.”23

Produktivitas bukan ukuran produksi atau keluaran yang

diproduksi, tetapi produktivitas adalah ukuran seberapa baik kita

menggunakan sumber daya dalam pencapaian hasil yang diinginkan.

Produktivitas berhubungan dengan seberapa efektif pencapaian

prestasi dan seberapa efisien penggunaan sumber daya yang dipakai.24

Indeks produktivitas (IP) adalah perbandingan jumlah produksi

(output) dengan sumber daya yang digunakan (input).25

IP =

21 Ibid,. 35 36.

22Justine T Sirait, Memahami Aspek – aspek Pengolahan Sumber Daya Manusia dalam

Organisasi (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2006), 247.

23Faustino Cardoso Gomes, Manajemen Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: ANDI Yogyakarta,

2002), 164.

(32)

24

Beberapa kriteria untuk menilai produktivitas dan mutu

meliputi:26

1) Sisi input

 Tingkat pendidikan dan pengetahuan yang tinggi

 Sikap tentang mutu yang tinggi

 Ketrampilan kerja tinggi

 Pengalaman kerja luas

 Kesehatan fisik prima

2) Sisi proses

 Jumlah kesalahan yang rendah : mendekati nol

 Jumlah karyawan yang keluar semakin rendah

 Waktu kerja lembur bertambah

 Ketidakhadiran karyawan semakin kecil

 Kerusakan atau kesalahan rendah

 Derajat respon tinggi

 Biaya produksi perunit yang rendah

 Kecermatan semakin tinggi

 Kelengkapan proyek semakin tinggi

3) Sisi output

 Kepuasan konsumen yang semakin tinggi

 Peningkatan penjualan barang

26 TB Sjafri Mangkuprawira, “Kriteria Penilaian Produktivitas Dan Mutu”

(33)

25

 Penerimaan dari investasi semakin meningkat

 Output perkaryawan semakin tinggi

 Nilai rupiah penjualan semakin meningkat

 Keuntungan semakin besar

4) Sisi outcome

 Pangsa pasar yang semakin besar

 Penghasilan dari setiap pangsa semakin besar

 Keluhan pelanggan pelanggan semakin kecil

 Semakin besarnya peluang karir karyawan

 Semakin besarnya peluang perusahaan untuk berkembang.

b. Faktor – faktor yang mempengaruhi produktivitas

1) Pendidikan dan Latihan

2) Gizi dan Kesehatan

3) Motivasi atau Kemauan

4) Kesempatan Kerja

5) Kemampuan Manajerial Pimpinan27

6) Keterampilan

7) Disiplin

8) Sikap dan Etika Kerja

9) Tingkat Penghasilan

10)Jaminan Sosial

11)Lingkungan dan Iklim kerja

(34)

26

12)Teknologi28

5. Produktivitas dalam Islam

Dalam pandangan Islam, bekerja adalah salah satu bentuk ibadah dan

kemalasan merupakan perbuatan tercela. Umar Bin Khattab pernah

menegur seseorang yang berdoa tanpa mau bekerja dan berusaha. Dalam

sebuah hadits riwayat Ahmad menyebutkan bahwa bekerja adalah jihad fii

sabilillah.

لج و زع ه ليبس ى د اجا ناك هلايع ىلع دك نم

“Sesungguhnya yang bekerja keras untuk mencari nafkah keluarganya,

maka ia adalah mujahid fii sabilillah.” (HR. Ahmad)29

Bekerja adalah hak setiap orang dan sekaligus sebagai kewajiban. Niat

melakukan pekerjaan dengan cara yang sah, halal dan bertujuan untuk

ridha Allah adalah visi misi bekerja yang harus di miliki oleh setiap

muslim. Dalam kehidupan saat ini, kebutuhan manusia semakin banyak

dan pemenuhannya juga tidak lepas dari peran manusia lainnya. Oleh

karena itu, saat ini jenis pekerjaan juga beragam. Setiap orang seharusnya

bekerja sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, sehingga pekerjaan

yang telah dibebankan kepadanya dapat terselesaikan dengan baik.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Az Zumar ayat 39:

28 Sedarmayanti, Pengembangan Kepribadian…, 12.

29 Veithzal Rivai, et al, Islamic Business and Economic Ethics; Mengacu pada Al Qur’an dan

(35)

27

Katakanlah: "Hai kaumku, Bekerjalah sesuai dengan keadaanmu, Sesungguhnya aku akan bekerja (pula), Maka kelak kamu akan

mengetahui.30

Dalam sebuah organisasi atau perusahaan terdapat tingkatan kerja

yang menempatkan seseorang sesuai dengan kemampuannya. Setiap orang

memiliki tugas tersendiri sebagai penggerak kegiatan organisasi atau

perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Keberhasilan sebuah

organisasi atau perusahaan tergantung pada output yang dihasilkan,

kualitas output yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan baik beupa barang

atau jasa tidak terlepas dari kualitas sumber daya alam yang dimilikinya.

Kualitas sumber daya alam yang dimaksudkan terletak pada kinerja atau

produktivitas kerja mereka. Syafi’I menyatakan bahwa untuk

meningkatkan kualitas produk pelayanan jasa dan mengungguli pesaing

harus dipilih karyawan yang memiliki produktivitas dan dedikasi tinggi.

Menurut Iqbal konsep Big-Q31 atau Total Quality terkait erat dengan

perintah Allah yang tertuang dalam Al-Qur’an pada Surat Taubah ayat 105

yang artinya “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta

orang-orang mu’min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan

kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu

diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”32

30

Departemen Agama Republik Indonesia, Al Habsyah Al Qur’an Tafsir …, 465

31 Big-Q adalah konsep yang berusaha meraih hasil terbaik pada pelayanan jasa/barang dengan

menyeimbangkan unsur manusia dan proses produksi agar dihasilkan produk yang baik. Saat ini dikenal dengan nama Total Quality.

32 Arnanda Aji Saputra, “Makna Produktivitas Sumber Daya Manusia Ditinjau dari Sudut

(36)

28

Sebagai seorang pekerja muslim, hendaknya mengedepankan prestasi

dan berusaha dengan sungguh-sungguh, harus mengakui kesalahan ketika

melakukan kesalahan harus cepat dirubah. Pepatah jawa mengatakan

“sepur mundur ora isin” yang bermakna melakukan perubahan sikap dan

karakter untuk lebih berdayasaing merupakan bagian dari ibadah jihad,

keberhasilan dan keberkahan bisnis tidak akan diperoleh tanpa melalui

perjuangan yang keras.33 Dalam ekonomi Islam, pespektif kerja dan

produktivitas adalah untuk mencapai tiga sasaran, yaitu:

a. Mencukupi kebutuhan hidup

b. Meraih Laba yang wajar

c. Menciptakan kemakmuran lingkungan sosial maupun alam

6. Pelatihan dan Penanaman Nilai Spiritual sebagai Penguat Hubungan Sistem Rekrutmen dengan Produktivitas

Perekrutan merupakam proses pencarian karyawan yang memenuhi

syarat dalam jumlah yang dibutuhkan. Sebelum proses penarikan

karyawan, manajemen sumber daya manusia mengawalinya dengan

analisis pekerjaan dan perencanaan sumber daya manusia. Kegiatan

perekrutan karyawan ini merupakan dasar dalam melaksanakan

kegiatan-kegiatan manajemen sumber daya manusia lainnya, seperti pelatihan,

33 R Lukman Fauroni, Model Bisnis Ala Pesantren; Filsafat Bisnis Ukhuwah Menembus

(37)

29

pengembangan, pemberian kompensasi dan pemeliharaan tenaga kerja.34

Beberapa tujuan pengembangan dan pelatihan antara lain:

12) Meningkatkan penghayatan jiwa dan ideology

13) Meningkatkan produktivitas kerja

14) Meningkatkan kualitas kerja

15) Meningkatkan ketetapan perencanaan sumber daya manusia

16) Meningkatkan sikap moral dan semangat kerja

17) Meningkatkan rangsangan agar pegawai mampu berprestasi

18) Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja

19) Menghindari keusangan

20) Meningkatkan perkembangan pribadi pegawai.35

Diantara sembilan tujuan pelatihan dan pengembangan di atas, lebih

banyak tujuan yang mengarah pada perbaikan pegawai dari segi psikologis.

Seiring berkembangnya Ekonomi Islam, Penanaman nilai Islam dalam

ranah bisnis menjadi perhatian beberapa perusahaan, dalam pengembangan

pegawainya, perusahaan menggunakan nilai-nilai keagamaan dalam

kegiatan rutin. Irwan Abdullah dalam peneltiannya tahun 1994 dengan

judul The Muslim Businessman of Jatianom, Religion Reform and

Economic Modernization in a Central Javanese Town mendapatkan hasil

bahwa kebenaran asumsi dalam ekonomi Islam bahwa perilaku ekonomi

dipengaruhi secara kuat oleh tingkat kualitas keimanan seseorang.

Semakin tinggi kualitas keimanan seseorang, maka semakin produktif

34Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya…, 140-141.

(38)

30

perilaku ekonomi dalam bisnisnya dan proporsional dalam perilaku

konsumsinya.36

Simamora mengatakan bahwa hasil perekrutan yang baik adalah

terangkatnya karyawan yang memiliki keahlian tinggi yang dapat bekerja

dengan baik dan produktif. Karyawan yang memiliki keahlian tinggi, akan

membutuhkan lebih sedikit pelatihan dari pada yang tidak berkeahlian.37

Salah satu tujuan lain dari pelatihan dan pengembangan adalah

mengurangi waktu belajar bagi karyawan baru untuk menjadi kompeten

dalam pekerjaannya. Seorang karyawan sering ditemukan dalam keadaan

belum memiliki keahlian dan kemampuan yang dibutuhkan. Penyebabnya

adalah:

a. Sistem seleksi karyawan yang kurang efektif, yaitu terdapat karyawan

yang terpilih yang tidak sesuai dengan prediksi sehingga menimbulkan

gap antara kinerja yang diprediksi dengan kinerja aktualnya.

b. Manajemen sengaja mengangkat karyawan yang tidak mempunyai

keahlian dan membutuhkan pelatihan untuk pekerjaan dasar. Hal ini

mungkin terjadi jika lowongan melebihi jumlah pelamar.

c. Seringkali perusahaan mengangkat karyawan yang memiliki bakat

untuk mempelajari berbagai pekerjaan rendah atau semiahli dan

memberikan pelatihan kepada karyawan tersebut untuk mendapatkan

keahlian khusus.38

(39)

31

Dari salah satu tujuan pelatihan dan pengembangan di atas

menunjukkan bahwa pelatihan dan pengembangan memiliki peran dalam

hubungan sistem rekrutmen dengan produktivitas kerja karyawan yang

telah terpilih. Peran pelatihan dan pengembangan menjadi pengisi gap

antara kinerja yang diprediksi oleh manajemen dengan kinerja aktual

karyawan yang telah lulus dalam penarikan. Peran pelatihan untuk mengisi

gap ini bertujuan untuk memperbaiki dan menambah keahlian karyawan

agar sesuai dengan prediksi manajemen sumber daya manusia dalam proses

perekrutan. Karyawan yang memiliki kualitas tinggi tetap membutuhkan

pelatihan untuk dapat memberikan hasil pekerjaan yang baik dan sesuai

dengan tujuan perusahaan, begitu juga dengan karyawan yang memiliki

kualitas rendah, karyawan ini lebih memerlukan pelatihan untuk menjadi

karyawan yang lebih ahli dan lebih produktif.

A. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Dalam penulisan skripsi ini, penulis bukan orang pertama yang

membahas tentang pengaruh sistem rekrutmen karyawan, pelatihan dan

penanaman nilai spiritual dalam peningkatan produktivitas karyawan. Berikut

adalah beberapa penelitian terdahulu yang membahas masalah yang sama,

yaitu:

1. Penelitian oleh Elza Septeriana pada tahun 2009 dari Program Studi

Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

yang berjudul Pengaruh Penerapan Sistem Rekrutmen SDM Terhadap

(40)

32

Penelitian ini membahas tentang prosedur penerimaan karyawan pada PT

BNI Syariah Cabang Padang. Dalam penelitian ini penulis mengupas

tuntas proses perekrutan karyawan dan menganalisis pengaruh perekrutan

terhadap kinerja karyawan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

perekrutan yang dilakukan masih mengacu pada perekrutan PT BNI

konvensional meskipun ada perbedaan pada tes pengetahuan perbankan

syariah. Dan hubungan sistem perekrutan terhadap kinerja diperoleh hasil

yang signifikan. Sehingga penulis menarik kesimpulan bahwa terjadinya

peningkatan pada kinerja karyawan juga dipengaruhi oleh sistem

perekrutan karyawan yang diterapkan oleh PT BNI Cabang Syariah

Padang. Perbedaan penelitian ini dari penelitian saya adalah terletak pada

tambahan variabel yaitu pelatihan dan penanaman nilai spiritual yang

berperan dalam peningkatan produktivitas karyawan.39

2. Tahun 2014, penelitian yang dilakukan oleh Karina Mustikasari dari Prodi

Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, IAIN Sunan

Ampel Surabaya, sekarang UIN Sunan Ampel Surabaya dengan judul

Peranan Kegiatan Spiritual dalam Pencapaian Prestasi Karyawan (Studi

Kasus pada PT Bank BNI Syariah Kantor Cabang Surabaya), dalam

penelitian ini penulis ingin mencari tahu peranan kegiatan spiritual yang

diadakan oleh bank syariah setiap hari, minggu atau bulannya terhadap

pencapaian prestasi karyawan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

kegiatan spiritual yang menjadi rutinitas karyawan memiliki peran

39 Elza Septeriana, “Pengaruh Penerapan Sistem Rekrutmen SDM Terhadap Kinerja Karyawan

(41)

33

tersendiri dalam pengontrolan emosi karyawannya, penciptaan suasana

dan pendorong semangat karyawan untuk melaksanakan pekerjaannya

dengan sebaik-baiknya sehingga prestasi dapat tercapai. Perbedaan

penelitian ini dengan penelitian yang akan saya lakukan adalah terletak

pada peran penanaman nilai spiritual yang dilakukan dalam

kegiatan-kegiatan Islami yang diadakan oleh perusahaan pada peningkatan

produktivitas karyawan. Selain itu, variabel yang ingin saya teliti tidak

hanya terletak pada kegiatan spiritualnya saja, melainkan dari proses

perekrutan dan pelatihan karyawan.40

3. Tahun 2015, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Sedigheh Tootian

Esfahani dan Ali Najafi dengan judul “The Relationship between

Spiritual Intelligence and Professional Ethics”. Populasi yang menjadi

objek penelitian adalah 400 karyawan organisasi pelayanan negara kota

Sari, Iran. Fokus penelitian ini pada pencarian hubungan antara

kecerdasan spiritual dengan etika professional yang dimiliki karyawan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif secara

signifikan antara kecerdasan spiritual dengan etika yang dimiliki

karyawan sehingga karyawan dapat bertindak professional dalam

pekerjaannya. 41 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang saya

lakukan adalah terletak pada objek penelitian serta pada variabel yang

40Karina Mustikasari, “Peranan Kegiatan Spiritual dalam Pencapaian Prestasi Karyawan (Studi

Kasus pada PT Bank BNI Syariah Kantor Cabang Surabaya),” (Skripsi--IAIN Sunan Ampel Surabaya, sekarang UIN Sunan Ampel Surabaya, 2014).

41 Sedigheh Tootian Esfahani, “The Relationship Between Spiritual Intelligence and Professional

(42)

34

digunakan. Persamaannya terletak pada pengaruh nilai spiritual yang

dapat memperbaiki kepribadian sehingga menjadi pribadi yang lebih baik

dan bertindak professional dalam bekerja.

4. Penelitian lain, yaitu pada tahun 2015, jurnal Erza Firdaus, Budiyanto

dan Djawoto dengan judul Pengaruh Pelatihan dan Pembinaan Terhadap

Kinerja Alumni Peserta Pelatihan Batik Sasirangan. Fokus penelitian ini

adalah mencari dampak pelatihan dan pembinaan yang dilakukan oleh

Batik Sasirangan pada kinerja alumni peserta pelatihan pengembangan

produktivitas masyarakat transmigrasi UPT Cahaya Baru Kabupaten

Barito Kuala yang berjumlah 132 orang, dengan pendidikan sebagai

variabel moderating. Hasil penelitian ini menunujukan pengaruh

signifikan secara parsial maupun simultan antara variabel. Meskipun

variabel pelatihan memiliki pengaruh yang lebih dominan dan variabel

pendidikan, secara signifikan memoderasi pengaruh antara pelatihan dan

pembinaan terhadap kinerja alumni.42 Perbedaan penelitian ini dengan

penelitian saya terletak pada variasi variabel independen dan

persamaannya terletak pada variabel dependen berupa kinerja alumni

pelatihan yang bertujuan pada pengembangan produktivitas alumni.

5. Penelitian lainnya yaitu penelitian oleh Dian Affiva Asrul tahun 2011,

dengan judul Pengaruh Total Quality Management (TQM) dan Sistem

42Erza Firdaus, Budiyanto dan Djawoto, “Pengaruh Pelatihan dan Pembinaan Terhadap Kinerja

(43)

35

Pengukuran Kinerja Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Pelatihan

Sebagai Variabel Moderating Pada PT. Lampak Primula Indonesia.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menguji secara

empiris pengaruh Total Quality Management, sistem pengukuran kinerja

dan pelatihan terhadap kinerja manajerial beserta interaksinya pada PT.

Limpak Primula Indonesia. Variabel penelitian adalah Total Quality

Management (X1), sistem pengukuran kinerja (X2) dan pelatihan (X3)

sebagai variabel bebas dan Kinerja Manajerial sebagai variabel terikat

(Y). Sampel dalam penelitian ini adalah semua karyawan yang berjumlah

37 orang di PT. Limpak Primula Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian

yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa variabel Total

Quality Management (X1), sistem pengukuran kinerja (X2) dan pelatihan

(X3) berpengaruh positif signifikan terhadap Kinerja manajerial (Y) dan

variabel pelatihan (X3) tidak terbukti sebagai variabel moderator.43

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian saya adalah variabel

Independen dan variabel dependen yang digunakan. Persamaannya ada

pada variabel moderator yaitu pelatihan.

43 Dian Affiva Asrul, “Pengaruh Total Quality Management (TQM) dan Sistem Pengukuran Kinerja Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Pelatihan Sebagai Variabel Moderator Pada PT.

Lampak Primula Indonesia,” (Skripsi--Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa

(44)

36

B. Kerangka Konseptual

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Penelitian

Kerangka konseptual menunjukkan hubungan antar variabel, setiap

hubungan diwakili oleh garis panah antar variabel, dengan penjelasan sebagai

berikut:

1. Sistem rekrutmen berpengaruh positif terhadap peningkatan produktivitas

kerja

2. Pelatihan memiliki berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja

3. Penanaman nilai spiritual berpengaruh positif terhadap produktivitas

kerja

4. Pelatihan menjadi variabel penguat hubungan antara sistem rekrutmen

dan produktivitas kerja

5. Penanaman nilai spiritual menjadi variabel penguat hubungan antara

sistem rekrutmen dengan produktivitas kerja X3:Penanaman

Nilai Spiritual X1: Sistem

Rekrutmen

Y: Peningkatan

Produktivitas Kerja

(45)

37

C. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan yang hendak dicapai

maka dugaan sementaranya, yaitu:

1. Hipotesis 1

Ho : b1 = 0 : Tidak terdapat pengaruh antara sistem rekrutmen terhadap

peningkatan produktivitas kerja.

Ha : b1 0 : Terdapat pengaruh positif antara sistem rekrutmen terhadap

peningkatan produktivitas kerja.

2. Hipotesis 2

Ho : b2 = 0 : Tidak terdapat pengaruh antara pelatihan terhadap

peningkatan produktivitas kerja.

Ha : b2 0 : Terdapat pengaruh positif antara pelatihan terhadap

peningkatan produktivitas kerja.

3. Hipotesis 3

H0 : b3 = 0 : Tidak terdapat pengaruh antara penanaman nilai spiritual

terhadap peningkatan produktivitas kerja

Ha : b3 0 : Terdapat pengaruh positif antara penanaman nilai spiritual

terhadap peningkatan produktivitas kerja

4. Hipotesis 4

Ho : b4 = 0 : Pelatihan tidak memoderasi sistem rekrutmen terhadap

peningkatan produktivitas kerja

Ha : b4 0 : Pelatihan memoderasi sistem rekrutmen terhadap

(46)

38

5. Hipotesis 5

Ho : b5 = 0 : Penanaman nilai spiritual tidak memoderasi sistem rekrutmen

terhadap peningkatan produktivitas kerja

Ha : b5 0 : penanaman nilai spiritual memoderasi sistem rekrutmen

(47)

38 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif. Permasalahan yang diambil

dalam penelitian ini adalah permasalahan asosiatif, yaitu suatu penyataan

penelitian yang bersifat menghubungankan dua varaibel atau lebih. Dan

hubungan yang diambil dalam penelitian ini adalah hubungan kausal, yaitu

hubungan yang bersifat sebab akibat.1

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember 2015 hingga selesai.

Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah di Unit Retail Syariah

Kopontren Hidayatullah As Sakinah Keputih Surabaya, dengan alamat Jalan

Arief Rahman Hakim No 32 dan No 100 Sukolilo, Surabaya.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Pada dasarnya populasi memiliki arti jumlah penduduk.2 Dalam sebuah

penelitian populasi berarti seluruh elemen atau anggota dari seluruh wilayah

yang menjadi sasaran penelitian atau meupakan keseluruhan (universum)

objek penelitian.3

1 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi (Bandung: Alfabeta, 1997), 38. 2 Ibid., 151.

3Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian; Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah, edisi I

(48)

39

Dalam penelitian ini populasinya adalah jumlah keseluruhan karyawan

yang dimiliki oleh Unit Retail Syariah Kopontren As Sakinah Keputih

Surabaya, yang berjumlah 76 orang. Suharsimi dalam bukunya menyatakan

bahwa:

“Sebagai ancer-ancer, jika peneliti mempunyai beberapa ratus subjek

dalam populasi, mereka dapat menentukan kurang lebih 25 - 30% dari jumlah subjek tersebut. Jika jumlah anggota subjek dalam populasi hanya meliputi 100 hingga 150 orang, dan dalam pengumpulan data peneliti menggunakan angket, sebaiknya subjek sejumlah itu diambil

seluruhnya.”4

Berdasarkan pendapat diatas memberikan gambaran kepada penulis

tentang berapa sampel yang harus diambil. Mengingat bahwa jumlah

keseluruhan karyawan yang menjadi populasi adalah 76 orang yang berarti

sampel terbaik yang diambil adalah keseluruhan populasi. Namun, karyawan

yang memiliki jabatan di bawah supervisor hanya berjumlah 62 orang

karyawan. Sehingga sampel dalam penelitian ini berjumlah 62 orang.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Bebas (Independent)

Variabel bebas adalah segala gejala dengan berbagai faktor yang

menjadi sebab atau yang member pengaruh kepada variabel terikat

(dependent). Dalam penelitian ini, variabel bebas yang dipakai adalah:

X1 = Sistem rekrutmen

4Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek., Edisi Revisi V (Jakarta:

(49)

40

X2 = Pelatihan

X3 = Penanaman nilai spiritual Islam

2. Variabel Moderator

Variabel moderator adalah variabel yang mempunyai pengaruh

ketergantungan yang kuat dengan hubungan variabel bebas dan variabel

terikat. Variabel ini sebagai variabel yang mempengaruhi (memperkuat

atau memperlemah) hubungan antar keduanya. Dalam penelitian ini

variabel moderator yang dipakai adalah:

Z1 = Pelatihan

Z2 = Penanaman nilai spiritual

3. Variabel Terikat (dependent)

Variabel terikat adalah segala gejala yang dengan berbagai faktor

yang terjadi karena dipengaruhi oleh variabel lain. Dalam penelitian ini,

variabel terikat yang di bahas adalah peningkatan produktivitas kerja

karyawan unit Retail Syariah Kopontren Hidayatullah As Sakinah

Keputih Surabaya.

E. Definisi Operasional

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Sistem Rekrutmen, Pelatihan dan

Penanaman Nilai Spiritual Islam pada Karyawan terhadap Peningkatan

Produktivitas Kerja Karyawan di unit Retail Syariah Kopontren Hidayatulloh

(50)

41

yang terdapat di dalam judul hal ini digunakan untuk menghindari

kesalahpahaman pembaca dalam memahami hasil penelitian ini, antara lain:

1. Produktivitas Kerja Karyawan : kemampuan karyawan dalam berproduksi

dibandingkan dengan input yang digunakan, seorang karyawan dapat

dikatakan produktif apabila mampu menghasilkan barang atu jasa sesuai

dengan harapan dalam waktu yang singkat atau tepat. Adapun indikator

yang dipakai sebagai berikut :

a. Kualitatif, yaitu keseluruhan karakteristik produk dan jasa yang

meliputi marketing, engineering, manufacture , dan maintenance,

dalam mana produk dan jasa tersebut dalam pemakaianya akan sesuai

dengan kebutuhan dan harapan pelanggan.

b. Kuantitatif, yaitu jumlah kerja yang dilaksanakan oleh seseorang

pegawai dalam suatu periode tertentu.

c. Efektivitas Kerja, yaitu ukuran atau kualitas keberhasilan kerja yang

dicapai pegawai. Seseorang pegawai dinyatakan bekerja efektif jika ia

mampu mencapai tujuan dengan cara yang lebih baik dari standar

yang telah ditetapkan

d. Efisiensi Kerja, yaitu perbandingan terbaik antara suatu pekerjaan

yang dilakukan dengan hasil yang dicapai oleh pekerjaan tersebut

(51)

42

hasilnya yang meliputi pemakaian waktu yang optimal dan kualitas

cara kerja yang maksimal.5

2. Penanaman nilai – nilai spiritual Islam: serangkaian kegiatan berupa

sholat jamaah bersama minimal satu minggu sekali, melakukan pengajian,

pemutaran lagu rohani di lokasi kerja, serta penanaman nilai keislaman

melalui halaqoh, ceramah agama dan lainnya. Penanaman nilai islam

kepada para karyawan ini diharapkan dapat memberikan impact yang baik

bagi kepribadian karyawan sehingga dapat lebih bertanggung jawab dan

mempererat hubungan antar karyawan.

3. Pelatihan: kegiatan pendidikan jangka pendek yang diadakan oleh unit

retail Syariah kopontren as Sakinah Sukolilo Surabaya sebagai penambah

ilmu dan kemampuan karyawan, utamanya dalam kegiatan teknis.

Pelatihan yang diadakan oleh kopontren yaitu dengan mendatangkan ahli

materi yang akan menjadi narasumber untuk karyawan unit retail

kopontren as Sakinah. Adapun indikator pelatihan adalah:

a. Materi program yang dibutuhkan

b. Prinsip-prinsip pembelajaran

c. Ketetapan dan kesesuaian fasilitas

d. Kemampuan dan preferensi peserta pelatihan

e. Kemampuan dan preferensi instruksi pelatihan

f. Penerapan materi pelatihan6

5 Renindia Maharlin, “Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawan

(52)

43

4. Rekrutmen Karyawan: proses pencarian karyawan dengan syarat-syarat

terntentu guna mengisi kekosongan karyawan yang dibutuhkan oleh Unit

Retail Syariah Kopontren hidayatullah as Sakinah. Unit Retail Syariah

Kopontren hidayatullah as Sakinah memiliki persyaratan tersendiri dalam

pencarian karyawan baru, yaitu Laki-laki, Islam, disiplin, dapat mengaji,

tidak pernah meinggalkan sholat, memiliki kemampuan sesuai arahan

kerja masing – masing, dan memperhatikan hasil kerja masing – masing.

Dalam penelitian ini indikator variabel sistem rekrutmen, antara lain:

a. Waktu yang diperlukan (efisien)

b. Kuantitas dan Kualitas rekrutmen (efektif)7

c. Ketepatan penempatan karyawan

F. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat

ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.8 Koefisien validitas yaitu rxy, jika

besar koefisien validitas sebesar 1,0 maka bisa dikatakan kalau hasil

pengukuran semakin valid, namun pada kenyataannya suatu koefisien

validitas tidak akan pernah mencapai angka sempurna.9 Azwar (1999)

6

Meldona, Manajemen Sumber Daya…, 250.

7

Wilson Bangun, Manajemen Sumber… , 151-152.

(53)

44

mengatakan jika melakukan penelitian langsung terhadap korelasi bisa

digunakan batas nilai minimal korelasi yaitu 0,30.10

Cara pengujian validitas dengan menghitung korelasi antar skor

masing-masing pertanyaan dan skor total dengan menggunakan rumus

bivariate pearson (korelasi Produk Momen Pearson),11 dengan bantuan

SPSS.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indikator tingkat keandalan atau kepercayaan

terhadap suatu hasil pengukuran.12 Hasil pengukuran dipercaya jika dalam

beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang

sama diperoleh hasil yang sama dari waktu ke waktu selama aspek yang

diukur juga sama.13

Cara menghitung tingkat reliabilitas yaitu dengan menggunakan

rumus Alpha Cronbach. Adapun rumus penghitungannya adalah sebagai

berikut:

Dimana:

r11 = Koefisien reliabilitas instrumen

10 Duwi Priyanto, Mandiri Belajar SPSS: Statistical Product and Service Solution) untuk Analisis

Data dan Uji Statistik (Yogyakarta: Mediakom, 2009), 17.

11 Renindia Maharlin, “Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawan

Robinson Supermarket Samarinda,” eJournal Administrasi Bisnis, Vol 1, No 4 (2013), 304.

(54)

45

k = Jumlah butir pertanyaan

= Jumlah varians butir

= Varians total

Hasil pengujian dikatakan reliabel apabila nilai r Cronbach alpha

0,60. 14 Pengujian reliabilitas ini menggunakan SPSS.

G. Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data

sekunder. Sumber data primer didapatkan dari penyebaran kuesioner kepada

seluruh karyawan yang ada di bawah supervisor Unit Retail Syariah

Kopontren Hidayatullah As Sakinah Keputih Surabaya yang menjadi

populasi penelitian ini. Sumber data sekunder (pendukung) yaitu berupa

dokumen-dokumeen yang dimiliki oleh Kopontren Hidayatullah As Sakinah

Keputih Surabaya yang berkaitan dengan sistem perekrutan, pelatihan dan

penanaman nilai spiritual Islam pada seluruh karyawan yang dimilikinya.

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan metode-metode yang diharapkan dapat mengumpulkan

data secara terperinci dan baik, metode yang digunakan adalah:

14 Syofian Siregar, Statistik Deskriptif untuk Penelitian: Dilengkapi Perhitungan Manual dan

(55)

46

1. Kuesioner

Kuesioner adalah metode yang mengharuskan peneliti untuk

menyiapkan pertanyaan secara tertulis mengenai masalah yang ingin

diteliti. Skala pengukuran dalam penelitian ini adalah skala likert. Skala

likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang

atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.15

Setelah pertanyaan telah tersusun dengan baik dan valid, maka akan

disebarkan kepada seluruh sampel yang dipilih. Mengingat bahwa sampel

yang dipilih dalam penelitian ini adalah seluruh populasi yang memenuhi

kriteria, maka kuesioner ini akan disebarkan ke seluruh karyawan yang

memenuhi kriteria di Unit Retail Syariah Kopontren Hidayatullah As

Sakinah Keputih Surabaya.

2. Wawancara (interview)

Wawancara adalah metode pengumpulan data secara lisan yang di

dapat dari bercakap-cakap dengan bertatap muka dengan narasumber yang

dapat memberikan penjelasan kepada peneliti. Dalam penelitian ini,

metode wawancara yang dipakai berupa metode wawancara semi

tersetruktur dimana telah disiapkan beberapa pertanyaan yang diupayakan

dapat menggali informasi dari informan yang sebenar-benarnya namun

dengan cara yang tidak terlalu lentur sekaligus tidak kaku. Dowsett dalam

Rubin (1995) mengatakan bahwa wawancara semi terstruktur memiliki

power yang luar biasa, yang tidak dimiliki wawancara jenis lain atau

Gambar

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Penelitian
Tabel 4.1  Karakteristik Responden
Tabel 4.3 Item indikator Efektivitas Sistem Rekrutmen
  Tabel 4.5 Item Indikator Instruktur
+7

Referensi

Dokumen terkait

Data yang dikumpulkan dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari data hasil observasi yang dilakukan guru kolaborator dan teman sejawat untuk mengetahui

Untuk menjaga kredibilitas hasil penelitian ini dapat dilakukan validasi sebagai berikut: (1) trianggulasi, (2) member check, dan (3) pendapat para ahli. HASIL

kolum B boleh dijelaskan sebagai benar pada tingkat keyakinan (level of confidence) 95%. Nilai ‘sig’ perlulah sentiasa diterjemah terlebih dahulu sebelum melihat kepada

Peserta akan memilih secara acak 1 dari 3 jenis hiragana yang telah disediakan dan akan diberi waktu selama 20 menit pengerjaanD. 15 menit untuk latihan dan 5 menit

Perbankan Syari’ah Dikaitkan Dengan fatwa Dewan Syari’ah Nasional Dalam Tujuan Negara Kesejahteraan, Disetasi, Universitas Padjadjaran, Bandung, 2011, hlm.. menilai dan

Dengan adanya bimbingan teknis (Bimtek) bagi guru, kepala sekolah dan pengawas di Kota Jayapura, diharapkan mampu meningkatkan pemahaman, penguasaan, kemampuan guru

RKA - SKPD 2.2.1 Rincian Anggaran Belanja Langsung Menurut Program dan Per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah.. RKA - SKPD 3.1 Rincian Penerimaan Pembiayaan Daerah

melalui pengembangan dapat memperkenalkan produk baru pengembangan berbasis dan mempengaruhi tingkat penjualan dan pendapatan desa Sidoharjo.karena itu untuk