• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Media Video Audio Visual Modalitas Belajar untuk Siswa Kelas VIIIC SMP N 9 Salatiga T1 132010010 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Media Video Audio Visual Modalitas Belajar untuk Siswa Kelas VIIIC SMP N 9 Salatiga T1 132010010 BAB IV"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENGEMBANGAN

4.1. Hasil Pengembangan Produk

Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah video

audio visual modalitas belajar untuk siswa kelas VIIIC SMP N 9

Salatiga.

Model yang dikembangkan dalam membuat media video audio

visual ini merupakan inovasi dari pemberian materi yang biasanya

menggunakan metode ceramah saja. Namun seiring berkembangnya

teknologi media video audio visual sekarang menjadi media yang

serbaguna dan dapat digunakan di smartphone, komputer, handphone

dan laptop sebagai media informasi bagi konselor di sekolah.

Berdasarkan model tersebut, maka yang perlu dikembangkan adalah

media video audio visual. Pengembangan media video ini terdapat

pengertian modalitas belajar, ciri-ciri dari masing-masing modalitas

belajar, dan cara mengolah informasinya.

4.2. Pra Pengembangan

Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa dan pengamatan

penulis terhadap pemberian layanan bimbingan dan konseling di kelas

VIIIC SMP N 9 Salatiga pada Agustus 2013, banyak siswa yang tidak

(2)

menyerap atau mencerna dan mengingat materi yang disampaikan

oleh guru bimbingan dan koseling pada saat pemberian layanan

karena mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda. Mereka sudah

mengerti arti dari gaya belajar itu seperti apa tetapi mereka belum

mengerti gaya belajar mereka masing-masing. Sebagian dari mereka

dapat menyerap pelajaran yang disampaikan guru hanya dengan

mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru dengan cara

ceramah, tetapi sebagian lagi tidak memahami materi yang

disampaikan oleh guru tersebut.

4.3. Pengembangan

1. Melakukan Perencanaan

Dari kasus di atas penulis mempunyai gagasan untuk perlu

mengembangkan dan membuat sebuah media untuk “Pengembangan Media Video Audio Visual Modalitas Belajar untuk Siswa Kelas VIII

C SMP N 9 Salatiga”, yang nantinya melalui pengujian di SMP N 9 Salatiga diharapkan masyarakat luas pada umumnya dapat mengakses

secara cepat dan terjangkau oleh semua kalangan dan dimanapun

melalui media elektronik seperti Handphone, Smartphone, I-phone,

(3)

Tujuan pengembangan media video audio visual ini adalah

untuk memberi terobosan baru dalam penyampaian materi gaya

belajar dengan pemanfaatan tekhnologi dan informasi yang sudah ada.

Penyampaian materi dengan metode ceramah saja sudah tidak efektif

lagi dan tidak semua siswa dapat menerima informasi yang

disampaikan dengan cara ceramah saja. Maka dengan media video ini

pengguna tertarik untuk memperhatikan gambar, tulisan dan suara

serta pengguna nantinya akan mengetahui gaya belajarnya

masing-masing.

Rasional media video audio visual merupakan salah satu cara

yang digunakan untuk menyampaikan sebuah pesan atau informasi. Di

dalam video audio visual ini terdapat pesan-pesan atau informasi

tentang modalitas belajar, yang di pertajam dengan suara dan tulisan

dengan warna dan kemasan yang menarik sehingga para pengguna

dapat lebih tertarik untuk mendengarkan dan melihat video ini.

Dengan video audio visual ini siswa akan lebih memperhatikan

tentang pengertian modalitas velajar, berbagai macam ciri-ciri

modalitas belajar dan cara mengolah informasinya sehingga media

video audio visual merupakan terobosan baru dalam penyampaian

(4)

2. Mengembangkan bentuk awal produk

Produk yang dihasilkan dalam pengembangan ini adalah media

video audio visual modalitas belajar dalam DePorter. Media video

audio visual dirancang untuk memberikan pemahaman kepada siswa

tentang modalitas belajar siswa sehingga siswa dapat memahami

modalitas belajar yang dimilikinya dan bisa belajar dengan gaya

belajarnya masing-masing ataupun menggunakan modalitas belajar

yang lain. Video audio visual modalitas belajar berisi tentang

macam-macam modalitas belajar beserta ciri-ciri dari masing-masing

modalitas belajar tersebut dan cara dari modalitas belajar tersebut

mengolah informasi yang diterimanya. Pengembangan media video

audio visual ini dilaksanakan melalui layanan informasi bidang

bimbingan belajar yang disajikan dengan satuan layanan bimbingan

dan konseling (Satlan) beserta materi, petunjuk penggunaan media

video, dan naskah video modalitas belajar. Dengan media video audio

visual ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa pada khususnya dan

kalangan masyarakat pada umumnya.

Langkah penggunaan media video audio visual sangatlah

sederhana, dengan mengcopy video melalui Bluetooth, mengunduh di

internet seperti Youtube, Facebook, dan lain-lain ataupun mengcopy

secara manual melalui komputer. Dengan gambar tersebut pengguna

(5)

dan kebutuhan, Adapun cara pengoperasian video audio visual

sangatlah sederhana, dan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Gambar 4.1. Cara penyebaran dan pengoprasian media video audio visual

Dalam pembelajaran media video audio visual juga bisa

digunakan. Dalam menyampaikan layanan informasi guru

pembimbing harus menyediakan alat yang bisa mendukung jalannya

media video audio visual seperti ; Laptop, LCD, dan materi yang

harus disiapkan. Guru pembimbing juga harus menyiapkan beberapa

materi dan persiapan untuk mengajar, seperti Need Assesment untuk

siswa, Satlan, Materi pembelajaran dan juga alat evaluasi untuk

menilai keberhasilan dalam mengajar.

Media Video

Mengcopy File dengan Cara

1. Bluetooth

2. Copy file dengan manual melalui komputer

3. Mengunduh melalui internet

Cara Pengoperasian

Menampilkan video pada komputer, LCD/proyektor, handphone dan alat

(6)

4.4. Uji Coba

1. Melakukan Uji Ahli

Untuk memastikan bahwa media yang dibuat telah memenuhi

syarat kegunaan, kelayakan dan ketepatan, maka media tersebut harus

diuji terlebih dahulu. Pengujian media ini diuji oleh dua orang ahli

dari bidang bimbingan dan konseling serta ahli dalam bidang video.

Uji ahli ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 5 Mei 2014 bersama

Bapak Michael B Wenas sebagai ahli dari bidang video dan pada hari

Kamis, tanggal 8 Mei 2014 bersama Bapak Windrawanto sebagai ahli

dari bidang bimbingan dan konseling.

Berdasarkan hasil dari skala penilaian akseptabilitas (by the joint

committee on standards for educational evaluation dalam Handarini,

2000) yang disertakan, diperoleh hasil sebagai berikut :

a. Penilaian ahli terhadap aspek kegunaan

Indikator dari kegunaan media video audio visual modalitas

belajar ini terdiri dari dua aspek yaitu: 1) pemakaian produk dan

2) dampak media video. Data-data hasil penilaian ahli terhadap

aspek kegunaan dari media video audio visual modalitas belajar

(7)

Tabel 4.1. Penilaian Ahli Tentang Kegunaan Media Video

No Aspek Penilaian Ahli 1 Ahli 2

1 Bagaimana tingkat kebermanfaatan media video bagi konselor?

4 3

2 Bagaimana tingkat kebermanfaatan media video bagi siswa?

4 3

3 Seberapa besar manfaat media video dalam memenuhi kebutuhan siswa dalam layanan belajar?

4 2

4 Bagaimana kemanfaatan media video dalam membantu konselor memberikan materi?

4 3

5 Bagaimana tingkat kepentingan media video bagi konselor?

4 3

6 Bagaimana tingkat kepentingan media video bagi siswa?

4 3

7 Apakah media video ini cocok untuk siswa SMP kelas VIII?

3 2

8 Seberapa besar media video ini dapat membantu mengoptimalkan gaya belajar siswa?

3 2

Jumlah 30 21

Keterangan :

Skor 4 berarti sangat (bermanfaat, besar, penting, cocok, perlu, mudah, jelas, sesuai, lengkap, membantu)

Skor 3 berarti bermanfaat, besar, penting, cocok, perlu, mudah, jelas, sesuai, lengkap, membantu

Skor 2 berarti kurang (bermanfaat, besar, penting, cocok, perlu, mudah, jelas, sesuai, lengkap, membantu)

Skor 1 berarti tidak (bermanfaat, besar, penting, cocok, perlu, mudah, jelas, sesuai, lengkap, membantu)

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dijelaskan secara mode

(modus) kecenderungan hasil pemberian skor oleh ahli untuk

setiap item mengenai aspek kegunaan, dapat disumpulkan bahwa

(8)

ini berguna bila diterapkan untuk siswa SMP. Akan tetapi masih

perlu direvisi karena menurut ahli 2 pada item seberapa besar

manfaat media video dalam memenuhi kebutuhan siswa dalam

layanan belajar menyatakan kurang bermanfaat, item apakah

media video ini cocok untuk siswa SMP kelas VIII menyatakan

kurang cocok.

b. Penilaian ahli terhadap aspek kelayakan

Indikator dari aspek kelayakan meliputi dua aspek yaitu: 1)

kepraktisan media dan 2) keefektifan waktu dan tenaga.

Data-data hasil penilaian ahli terhadap aspek kelayakan dari media

video audio visual modalitas belajar secara lengkap dapat dilihat

pada tabel berikut

Tabel 4.2. Penilaian Ahli Tentang Kelayakan Media Video

No Aspek Penilaian Ahli 1 Ahli 2

1 Bagaimana tingkat kemudahan pelaksanaan langkah instruksi media video?

4 3

2 Apakah cukup waktu yang dibutuuhkan untuk menyampaikan materi menggunakan media video?

4 3

3 Seberapa besar tenaga yang dibutuhkan untuk menyampaikan materi dengan media video?

2 2

Jumlah 10 8

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dijelaskan secara mode

(modus) kecenderungan hasil pemberian skor oleh ahli untuk

setiap item mengenai aspek kelayakan, dapat disimpulkan bahwa

media video audio visual modalitas belajar layak untuk

(9)

c. Penilaian ahli terhadap aspek ketepatan

Indikator dari aspek ketepatan terdiri dari dua aspek yaitu:

1) ketepatan objek dan 2) ketepatan materi. Data-data hasil

penilaian ahli terhadap aspek ketepatan dari media video audio

visual modalitas belajar secara lengkap dapat dilihat pada tabel

berikut

Tabel 4.3. Penilaian Ahli Tentang Ketepatan Media Video

No Aspek Penilaian Ahli 1 Ahli 2

1 Bagaimana ketepatan media video ini? 4 3 2 Bagaimana ketepatan masing-masing tujuan

dengan materi?

4 2

3 Bagaimana ketepatan strategi pengajaran yang digunakan dalam penyampaian materi?

3 2

4 Bagaimana tingkat ketepatan langkah pelaksanaan media video?

3 3

5 Bagaimana tingkat ketepatan waktu pelaksanaan media video?

3 3

6 Bagaimana ketepatan penggunaan alat untuk menganalisis gaya belajar?

3 2

7 Bagaimana kejelasan materi dalam video? 4 3 8 Bagaimana kesesuaian antara judul dengan topik

dalam media video yang diberikan?

4 3

9 Seberapa tepatkah langkah-langkah penyajian materi?

3 2

10 Apakah langkah-langkah pelaksanaan media video mudah diterapkan oleh konselor?

4 3

11 Bagaimana kemudahan penerapan media video bagi siswa SMP?

4 3

12 Seberapa lengkap materi yang diberikan? 4 2 13 Bagaimana kesesuaian pilihan gambar-gambar

dengan materi yang diberikan?

3 2

14 Apakah bahasa yang terdapat dalam materi mudah dipahami oleh konselor?

4 3

15 Apakah bahasa yang terdapat dalam materi mudah dipahami oleh siswa SMP?

4 3

Jumlah 54 39

(10)

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dijelaskan secara mode

(modus) kecenderungan hasil pemberian skor oleh ahli untuk

setiap item tentang aspek ketepatan, media video audio visual

modalitas belajar ini masih kurang tepat karena menurut ahli 2

pada item ketepatan masing-masing tujuan dengan materi

menyatakan kurang tepat, item seberapa tepatkah

langkah-langkah penyajian materi menyatakan kurang tepat, item

seberapa lengkap materi yang diberikan menyatakan kurang

lengkap, item bagaimana kesesuaian pilihan gambar-gambar

dengan materi yang diberikan menyatakan kurang sesuai,

sehingga perlu ada perbaikan agar media video audio visual

sesuai dengan yang diharapkan. Perbaikan dilakukan sesuai

dengan saran dari ahli saat diskusi.

2. Melakukan revisi terhadap produk utama

Dalam hasil diskusi dengan ahli diperoleh kekurangan yang

harus di evaluasi oleh penulis, diperoleh juga saran-saran yang di

berikan yaitu:

1) Ahli 1

Saran dan masukan dari ahli 1 adalah sudah baik

dengan penambahan narasi. Visual juga sudah lebih baik.

(11)

audio dan visual. Kedepannya dapat dikembangkan menjadi

bentuk infografis.

2) Ahli 2

Saran dan masukan dari ahli 2 adalah tulisan per sheet

terlalu banyak dan pemilihan lagu kurang tepat jadi lebih

terkesan berisik.

Tabel 4.4. Saran dan Revisi

No Saran Revisi

1 Tulisan pada video terlalu

banyak per sheetnya

Tulisan pada video dikurangi

per sheetnya

2 Lagu tidak sesuai Memilih lagu yang sesuai

3 Seberapa besar manfaat media

video dalam memenuhi

kebutuhan siswa dalam

layanan belajar menyatakan

kurang bermanfaat

Merevisi video sesuai dengan

kebutuhan siswa.

4 Apakah media video ini cocok

untuk siswa SMP kelas VIII

menyatakan kurang cocok

Membuat video yang cocok

untuk siswa SMP kelas VIII

5 Ketepatan masing-masing

tujuan dengan materi

Memasukkan materi yang

(12)

menyatakan kurang tepat

6 Seberapa tepatkah

langkah-langkah penyajian materi

menyatakan kurang tepat

Membuat petunjuk penggunaan

media yang lebih baik.

7 Bagaimana kesesuaian pilihan

gambar-gambar dengan materi

yang diberikan menyatakan

kurang sesuai

Memilih gambar yang sesuai

dengan materi.

Dari saran-saran tersebut bisa menjadi bahan evaluasi sebelum

melangkah ke tahap selanjutnya.

3. Melakukan uji konselor sekolah

Dari berbagai tahapan uji coba, dalam uji konselor sekolah ini

dilakukan oleh beberapa guru BK yang ada di SMP N 9 Salatiga,

terdapat 3 ahli guru BK. Dalam pengujian ini menggunakan teknik

FGD (Focus Group Discution) dan dengan mengisi skala penilaian

akseptabilitas (by the joint committee on standards for educational

evaluation dalam Handarini, 2000) yang disertakan, pengujian yang

dilakukan dengan menjalankan atau mengeksekusi program. Video ini

dijalankan menggunakan laptop dan dilihat oleh ketiga guru BK.

Video ini digunakan untuk menyampaikan pesan bagi guru BK dalam

(13)

visual ini sangat banyak. Dengan media ini pengguna dapat secara

mudah mengakses video lewat berbagai media internet seperti

Youtube, Facebook, dan lain-lain. Dengan berbagai variasi gambar

yang lebih menarik maka pengguna dapat mengetahui pengertian

modalitas belajar, ciri-ciri modalitas belajar dan cara mengolah

informasinya.

Validasi ini dilaksanakan pada Hari Jum’at tanggal 16 Mei 2014 dilakukan oleh beberapa guru BK yang ada di SMP N 9 Salatiga,

terdapat 3 ahli guru BK yaitu Padminingsih, Susi Wahyuningrum, dan

Sri Lastuti.

a. Penilaian konselor sekolah terhadap aspek kegunaan

Indikator dari kegunaan media video audio visual modalitas

belajar ini adalah pemakaian produk. Data-data hasil penilaian

konselor sekolah terhadap aspek kegunaan dari media video audio

visual modalitas belajar secara lengkap dapat dilihat pada tabel

berikut

Tabel 4.5. Penilaian Konselor Sekolah Tentang Kegunaan Media Video

No Aspek Penilaian Guru

BK 1

Guru BK 2

Guru BK 3 1 Bagaimana tingkat kebermanfaatan

media video bagi siswa?

3 4 3

2 Seberapa besar manfaat media video dalam memenuhi kebutuhan siswa

(14)

3 Bagaimana kemanfaatan media video dalam membantu konselor

memberikan layanan?

4 4 3

4 Apakah media video cocok untuk siswa SMP kelas VIII?

4 4 3

Jumlah 15 14 12

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dijelaskan secara mode

(modus) kecenderungan hasil pemberian skor oleh konselor

sekolah di atas dapat disumpulkan bahwa dari aspek kegunaan

media video audio visual modalitas belajar ini berguna bila

diterapkan untuk siswa SMP.

b. Penilaian konselor sekolah terhadap aspek kelayakan

Indikator dari aspek kelayakan meliputi dua aspek yaitu: 1)

kepraktisan media dan 2) keefektifan waktu dan tenaga. Data-data

hasil penilaian konselor sekolah terhadap aspek kelayakan dari

media video audio visual modalitas belajar secara lengkap dapat

dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.6. Penilaian Konselor Sekolah Tentang Kelayakan Media Video

No Aspek Penilaian Guru

BK 1

Guru BK 2

Guru BK 3 1 Bagaimana tingkat kemudahan

penggunaan media video?

3 3 3

2 Bagaimana tingkat kemudahan pelaksanaan tahap pemberian media video?

4 3 3

3 Seberapa besar jumlah biaya yang diperlukan untuk memberikan materi menggunakan media video?

3 1 3

(15)

dibutuhkan untuk memberikan materi menggunakan media video?

5 Seberapa besar tenaga yang

dibutuhkan untuk memberikan materi menggunakan media video?

1 1 2

Jumlah 14 11 14

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dijelaskan secara mode

(modus) kecenderungan hasil pemberian skor oleh konselor

sekolah mengenai aspek kelayakan dapat disimpulkan bahwa

media video audio visual modalitas belajar layak untuk diterapkan

kepada siswa SMP.

c. Penilaian konselor sekolah terhadap aspek ketepatan

Indikator dari ketepatan media video audio visual modalitas

belajar ini adalah ketepatan rumusan tujuan dan prosedur.

Data-data hasil penilaian konselor sekolah terhadap aspek kegunaan

dari media video audio visual modalitas belajar secara lengkap

dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.7. Penilaian Konselor Sekolah Tentang Ketepatan Media Video

No Aspek Penilaian Guru

BK 1

Guru BK 2

Guru BK 3 1 Bagaimana kejelasan rumusan tujuan

khusus untuk media video?

(16)

umum untuk media video?

3 Bagaimana kesesuaian antara judul dan topik dengan materi yang diberikan?

3 3 3

4 Seberapa tepatkah langkah-langkah dalam penyajian materi?

3 3 3

5 Seberapa jelaskah materi yang diberikan?

3 4 3

6 Bagaimana kemudahan penerapan media video bagi siswa SMP?

3 3 3

7 Seberapa lengkap materi dalam media video yang diberikan?

4 3 3

8 Kesesuaian gambar-gambar dengan materi yang diberikan?

3 3 3

9 Bagaimana kesesuaian bahasa yang dipergunakan dalam media video?

3 3 3

10 Bagaimana kesesuaian huruf yang dipergunakan dalam media video?

4 4 3

11 Bagaimana kesesuaian penulisan yang dipergunakan dalam media video?

3 3 3

Jumlah 35 35 33

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dijelaskan secara mode (modus)

kecenderungan hasil pemberian skor oleh konselor sekolah

tentang aspek ketepatan, media video audio visual modalitas

belajar ini sudah tepat sehingga sudah bisa digunakan oleh guru

BK maupun siswa-siswi.

5. Melakukan revisi terhadap produk operasional

Setelah melakukan pengujian dan didapatkan saran–saran dari uji konselor sekolah, maka penulis mempertimbangkan saran-saran

tersebut dan memperbaiki kekurangan–kekurangan yang ada agar produk yang dikembangkan bisa dioperasikan dan layak digunakan.

(17)

1) Guru BK 2

Saran dan masukan dari guru BK 2 adalah pembuatan

video sudah baik dari segi visual maupun auditorinya tapi

lebih baik lagi kalau video lebih dibuat variasi dalam hal

visual.

2) Guru BK 3

Saran dan masukan dari guru BK 3 adalah tingkatkan

kemampuan untuk membuat media belajar melalui audio

visual.

Dari masukan guru BK diatas, tidak ada yang perlu untuk

direvisi karena media video audio visual modalitas belajar menurut

ketiga guru BK sudah bisa digunakan oleh guru BK.

4.5. Pembahasan Produk

Tujuan akhir penelitian ini adalah untuk menghasilkan media

video audio visual modalitas belajar, media ini terdapat pengertian

modalitas belajar, ciri-ciri dari masing-masing modalitas belajar dan

cara mengolah informasinya. Selain itu juga dapat menjadi terobosan

untuk menginformasikan tentang modalitas belajar dan diharapkan

(18)

yang sesuai dengan modalitas belajarnya. Dengan demikian

fihak-fihak terkait khususnya guru BK dimudahkan dalam

menginformasikan materi tentang modalitas belajar. Untuk

mengembangkan media ini, dilakukan langkah-langkah berikut: (1)

Identifikasi dan penetapan masalah, dalam pengumpulan data yang

pertama menggunakan wawancara dan observasi (2) Menyusun desain

produk sesuai kebutuhan (3) Melakukan validasi dengan ahli dan guru

Bimbingan dan Konseling (4) Melakukan perbaikan berdasarkan hasil

validasi.

Bagian pembahasan ini mengkaji proses pengembangan

produk. Pengkajian ini bertujuan untuk menjelaskan temuan-temuan

yang diperoleh selama proses pengembangan produk dengan teori

yang ada sehingga produk ini memiliki kekuatan ilmiah. Aspek yang

akan dikaji adalah: 1) pengembangan dan 2) uji coba produk.

Pertama adalah produk pengembangan. Produk akhir yang

dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini adalah media video

audio visual belajar yang berupa satlan berserta materi modalitas

belajar, petunjuk penggunaan media video audio visual, naskah video

audi visual, dan video audio visual modalitas belajar yang berisi

tentang pengertian modalitas belajar, ciri-ciri dari masing-masing

(19)

Teori mengenai modalitas belajar yang dijadikan dasar dalam

pengembangan produk ada teori dalam DePorter (2000). Menurut

DePorter (2000), modalitas belajar seseorang adalah kombinasi dari

bagaimana seseorang menyerap dan kemudian mengatur serta

mengolah informasi. Selanjutnya, secara umum ada dua kategori

tentang bagaimana seseorang belajar. Pertama, bagaimana seseorang

menyerap informasi dan kedua, cara seseorang mengatur dan

mengolah informasi tersebut.

Kedua adalah hasil uji coba produk. Uji coba produk terdiri

dari dua tahapa yaitu uji ahli dan uji konselor sekolah. Hasil uji ahli

terhadap produk yang dikembangkan menunjukkan bahwa media

video audio visual modalitas belajar ditinjau dari aspek kegunaan,

kelayakan dan ketepatan dapat dikembangkan lebih lanjut. Dari aspek

kegunaan disimpulkan bahwa media video audio visual modalitas

belajar berguna bila diterapkan untuk siswa SMP. Dari aspek

kelayakan disimpulkan bahwa media video audio visual modalitas

belajar layak untuk diterapkan dan dikembangkan. Dan dari aspek

ketepatan disimpulkan bahwa media video audio visual modalitas

belajar masih kurang tepat sehingga perlu ada perbaikan agar media

video audio visual sesuai dengan yang diharapkan.

Hasil penilaian konselor sekolah bahwa media video audio

(20)

diterapkan untuk siswa SMP. Ditinjau dari aspek kegunaan, hasil

penilaian konselor sekolah dapat disimpulkan bahwa media video

audio visual modalitas belajar berguna bila diterapkan untuk siswa

SMP. Dari aspek kelayakan dapat disimpulkan bahwa media video

audio visual modalitas belajar layak untuk diterapkan kepada siswa

SMP. Dari aspek ketepatan dapat disimpulkan bahwa media video

audio visual modalitas belajar sudah tepat sehingga sudah bisa

digunakan oleh guru BK maupun siswa-siswi.

Setelah melakukan pengujian terhadap media video audio

visual ini, penulis menghasilkan sebuah video audio visual modalitas

belajar yang dapat dijadikan sebagai media dalam pemberian layanan

bimbingan dan konseling di bidang bimbingan belajar. Sajian berupa

video audio visual modalitas belajar serta petunjuk penggunaan media

video audio visual, naskah video, satuan layanan bimbingan dan

konseling, dan lembar tugas siswa.

Gambar

Gambar 4.1. Cara penyebaran dan pengoprasian media video audio visual
Tabel 4.1. Penilaian Ahli Tentang Kegunaan Media Video
Tabel 4.2. Penilaian Ahli Tentang Kelayakan Media Video
Tabel 4.3. Penilaian Ahli Tentang Ketepatan Media Video
+5

Referensi

Dokumen terkait

I Gusti Lanang Bagus Wirajaya (1608611031) Putri Puspadiningrum

Hal ini sesuai dengan Wirakartakusumah (1992) yang menyatakan bahwa pencampuran bertujuan untuk mencampurkan satu atau lebih bahan dengan menambahkan satu bahan kedalam bahan

Peningkatan jumlah pengunjung perpustakaan (orang) 1.756.224 1.773.787 Sumber: Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Semarang Tahun 2015. Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota

[r]

PELATIHAN PEMBELAJARAN LESSON STUDY BAGI GURU-GURU SEKOLAH DASAR (SD) DI KABUPATEN KULON

[r]

Peserta yang ikut dalam pelatihan sebagian adalah bukan guru-guru Penjaskes melainkan guru kelas sehingga hasil yang didapatkan tidak maksimal. Kegiatan pelatihan tentang

Hal ini bukan menguatkan posisi budak dalam Islam, tetapi lebih pada peng- gambaran yang terjadi di masyarakat yang dihadapi oleh Ra- sulullah yang masih menganut sistem